jurnal skripsi pengaruh fluktuasi kurs valuta asing dan indeks
TRANSCRIPT
JURNAL SKRIPSI
Pengaruh Fluktuasi Kurs Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia
(BEI)
Latar Belakang
Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua
dasawarsa terakhir ini dimana jarak geografis dan budaya suatu negara dengan
negara lainnya semakin menyempit. Kemajuan di bidang teknologi informasi,
komunikasi, dan transportasi telah mendorong perusahaan untuk melakukan
ekspansi, baik dalam negaranya sendiri, maupun berkembang menjadi
perusahaan multinasional yang memungkinkan perusahaan memiliki anak
perusahaan di beberapa negara. Kenyataan ini sudah berjalan dan sudah
banyak di lakukan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat atau
negara – negara Eropa yang telah mengubah paradigma perdagangannya.
Adanya interaksi perdagangan internasional atau perusahaan multinasional
akan membutuhkan alat pembayaran yang bisa diterima oleh masing-
masing negara. Khususnya kurs mata uang Amerika Serikat yaitu
kurs dollar Amerika (USD) dikarenakan diterima di berbagai negara dan
kurs mata uang negara – negara Eropa yaitu kurs Euro yang saat ini
digunakan sebagai mata uang tunggal oleh negara – negara Eropa.
Dalam kenyataannya fluktuasi kurs mata uang asing dapat
mempengaruhi perekonomian di Indonesia. Selain kurs mata uang asing, hal
lain yang mempengaruhi perekonomian di Indonesia yaitu perkembangan
indeks harga saham diberbagai dunia khususnya Indeks Harga Saham
Dow Jones (DJIA), dan juga perkembangan perekonomian di negara-negara
Asia Tenggara khususnya Singapore (Singapore Exchange (SSI)) yang akan
mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apabila kurs mata
uang asing (US dollar dan Euro), serta Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA)
dan Indeks Harga Saham yang ada di Asia Tenggara meningkat akankah
perekonomian Indonesia juga meningkat khususnya Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mencari tahu
hubungan-hubungan antara Kurs Valuta Asing, Indeks Harga Saham Luar
Negeri dan Indeks Harga Saham Gabungan di BEI baik berhubungan positif
maupun negatif, maka penulis memilih judul “Pengaruh Fluktuasi Kurs
Valuta Asing dan Indeks Harga Saham Luar Negeri Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari skripsi ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh kurs dollar Amerika terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
2. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh kurs Euro terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
3. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh Indeks Saham Dow Jones
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
4. Bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh Singapore Exchange terhadap
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
Menurut Sunariyah (2004 : 4), pasar modal secara umum adalah suatu
sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank
komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan
surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah
suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan
saham-saham, obligasi-obligasi, dan sejenis surat berharga lainnya dengan
memakai jasa para perantara pedagang efek.
Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2004 : 1), pasar modal adalah pasar
untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
Menurut Dr. Siswanto Sudomo (1990), yang dimakskud dengan Pasar
Modal adalah pasar tempat diterbitkan serta diperdagangkan surat – surat
berharga jangka panjang khususnya obligasi dan saham.
Keputusan Presiden (Kepres) No. 52 Tahun 1976 tentang Pasar
Modal Bab I pasal 1 dimana disebutkan “ Pasar Modal adalah bursa efek
seperti yang dimaksud dalam Undang – Undang No. 15 Tahun 1952 (
Lembaran Negara, Tahun 1952 No. 67 )”. Jadi Pasar Modal adalah bursa
– bursa perdagangan di Indonesia yang didirikan untuk perdagangan uang
dan efek.
Pengertian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks Harga adalah suatu angka yang digunakan untuk
membandingkan suatu peristiwa dibandingkan dengan suatu peristiwa
lainnya.
Angka Indeks Harga Saham adalah angka – angka yang menjadi
ukuran situasi pasar modal, yang dapat digunakan untuk membandingkan
peristiwa dan sebagai alat analisis.
Indeks Harga Saham Gabungan adalah gabungan harga saham
perusahan emiten yang bertransaksi di Bursa Efek Jakarta.
Indeks Harga Saham Gabungan adalah suatu nilai yang digunakan
untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di bursa
efek. Maksud dari gabungan seluruh saham ini adalah kinerja saham yang
dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa
tersebut. (Sunariyah SE, MMsi, 2003, 126).
Pengertian Kurs Valuta Asing
Valuta Asing atau yang disingkat dengan kata “Valas” secara bebas dapat
diartikan sebagai mata uang yang dikeluarkan dan digunakan sebagai alat
pembayaran yang sah di Negara lain.
Secara lebih luas Valuta Asing dapat juga diartikan sebagai seluruh
kewajiban terhadap mata uang asing yang dapat dibayar di luar negeri,
baik berupa simpanan pada bank di luar negeri maupun kewajiban dalam
mata uang asing.
US Dollar atau Dollar Amerika Serikat
US Dollar menjadi mata uang utama dunia sejak akhir Perang Dunia
II hingga saat ini. Hal ini dapat dimengerti mengingat pada saat itu
perekonomian di Negara Eropa hancur akibat perang dan dilain
pihak tanah Amerika tidak tersentuh oleh perang tersebut walaupun
Amerika ikut serta dalam peperangan tersebut. Dengan digelarnya
konferensi internasional mengenai sistem yang nilai tukar diadakan
di Bretton Woods, New Hampshire Amerika Serikat pada tahun
1944 yang menandai dimulainya Fixed Exchange Rate System
semakin mengukuhkan peran mata uang US Dollar sebagai mata
uang utama dunia. Perjalanan waktu juga menunjukkan US Dollar
sebagai mata uang cukup stabil walau dalam keadaan krisis
sekalipun.
EURO
Merupakan mata uang gabungan negara Eropa. Mata uang Euro
pertama kali diluncurkan pada tahun 1999 sebagai mata uang tunggal
Eropa yang menggantikan 11 (sebelas) mata uang Negara Eropa.
Euro diluncurkan sebagai usaha negara – negara Eropa untuk
menciptakan satu mata uang dunia yang menyaingi US Dollar.
Objek Penelitian
Dalam skripsi ini, penulis menggunakan objek penelitian nilai penutupan
IHSG di BEI, mata uang asing yaitu US Dollar yang merupakan mata uang negara
Amerika dan Euro yang merupakan mata uang yang dipergunakan di sebagian besar
negara – negara Eropa dan Indeks Harga Saham Asing.
Penulis menggunakan kedua mata uang tersebut sebagai objek karena kedua
mata uang tersebut memiliki kestabilan nilai tukar yang cukup tinggi dan digunakan
sebagai mata uang untuk transaksi perdagangan internasional. Sementara Indeks
Harga Saham Asing yang digunakan adalah Indeks Harga Saham Dow Jones
(DJIA), Singapore Exchange (SSI). Penulis menggunakan data IHSG di BEI dan
kurs jual mata uang US Dollar dan Euro serta Indeks Harga Saham Asing dari tahun
2006 - 2008.
Data atau Variabel yang digunakan
Penulis menggunakan data nilai penutupan IHSG di BEI, kurs jual US
Dollar dan Euro serta Indeks Harga Saham Asing dari tahun 2006 - 2008. Data –
data tersebut kemudian diolah dengan menggunakan metode regresi linier berganda
menggunakan SPSS.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Variabel bebas atau independen (variabel X), yaitu Kurs mata uang
asing dan Indeks Harga Saham Asing.
2. Variabel terikat atau dependen (variabel Y), yaitu nilai penutupan IHSG
di BEI
Metode Pengumpulan Data
Riset Kepustakaan
Merupakan riset dengan mencari dan mengumpulkan data sekunder yang
diperoleh dari buku-buku, Internet serta sumber lainnya yang berhubungan
dengan masalah yang akan dibahas.
Alat analisis yang Digunakan
Metode analisis yang digunakan dalam penulisan ini adalah dengan cara
perhitungan statistic dengan menggunakan aplikasi SPSS dengen metode statistic
dan uji hipotesis regresi berganda.
Teknik Pengolahan Data
a. Parametric Correlations Analysis
Prosedur yang digunakan pada statistik parametik dilandasi oleh
asumsi-asumsi tertentu antara lain bahwa data harus berdistibusi, data
yang digunakan berupa data kuantitatif dengan skala pengukuran
interval dan rasio, alat statistik yang termasuk dalam statistik parametrik
adalah analisis regresi, korelasi, analisis varians dan uji perbandingan.
b. Regresi Linier Berganda
Pengertian Regresi Linier Berganda
Regresi berganda merupakan alat yang digunakan untuk menentukan
persamaan regresi.
Regresi berganda merupakan alat yang digunakan untuk menentukan
persamaan regresi yang menunjukkan hubungan antara variabel
dependen yang ditentukan dengan dua atau lebih variabel independen.
Regresi berganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana,
karena dalam menganalisa suatu hubungan keterkaitan antara
varibelnya, tidak hanya satu variabel bebas saja, tetapi banyak variabel
lainnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data Penelitian
Data tahun 2006
Bulan IHSG USD EUR DJIA SSI 1 1232.32 9395 11361.03 10.6 18.85 2 1230.66 9230 10932.5 10.72 18.52 3 1322.97 9075 10892.78 10.66 18.91 4 1464.41 8775 10989.5 10.92 19.87 5 1330 9220 11858.43 10.82 20.69 6 1310.26 9300 11822.21 10.8 21.01 7 1351.65 9070 11567.55 10.86 18.88 8 1431.26 9100 11676.31 11.02 16.78 9 1534.61 9235 11731.81 11.32 18.71
10 1582.63 9110 11584.81 11.59 20.67 11 1718.96 9165 12068.04 11.85 21.07 12 1805.52 9020 11858.22 12.08 19.41
Data tahun 2007
Bulan IHSG USD EUR DJIA SSI 1 1757.26 9090 11771.22 12.05 20.5 2 1740.97 9160 12106.44 11.91 21.01 3 1830.92 9118 12184.4 11.95 22.39 4 1999.17 9083 12392.47 12.63 21.18 5 2084.32 8828 11855.23 13.07 20.07 6 2139.28 9054 12163.67 12.99 20.18 7 2348.67 9186 12599.14 13.05 17.18 8 2194.34 9410 12862.58 13.11 16.69 9 2359.21 9137 12938.09 13.56 17.6
10 2643.49 9103 13143.01 13.65 18.12 11 2688.33 9376 13829.7 13.42 16.34 12 2745.83 9419 13759.82 13.4 14.34
Data tahun 2008
Bulan IHSG USD EUR DJIA SSI 1 2627.25 9291 13789.31 12.6 11.65 2 2721.94 9051 13739.04 12.4 12.26 3 2447.3 9217 14558.79 12.43 15.75 4 2304.52 9234 14372.29 12.83 15.31 5 2444.35 9318 14460.22 12.54 13.14 6 2349.1 9225 14563.12 11.46 11.39 7 2304.51 9118 14212.28 11.43 14.46 8 2165.94 9153 13495.24 11.54 15.54 9 1832.51 9378 13751.46 10.75 13.37
10 1256.7 10995 14083.07 10.25 7.55 11 1241.54 10950 15680.34 10 5.66 12 1355.41 10950 15441.22 9.8 8.15
Deskripsi Hasil Penelitian
Descriptive Statistics
1913.8364 506.16743 369320.5278 522.54862 36
12835.98 1311.80213 3611.8350 1.08645 3616.7556 4.17824 36
IHSGUSDEURDJIASSI
Mean Std. Deviation N
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa jumlah data yang
dimasukkan dalam pengujian sebanyak 36 dan rata-rata IHSG sebesar 1913,8364
dengan standar deviasi sebesar 506,16743; rata-rata USD sebesar 9320,5278 dengan
standar deviasi sebesar 522,54862; rata-rata Euro sebesar 12835,9817 dengan
standar deviasi sebesar 1311,80213; rata-rata DJIA sebesar 11,8350 dengan standar
deviasi sebesar 1,08645; rata-rata SSI sebesar 16,7556 dengan standar deviasi
sebesar 4.17824.
Uji Asumsi Klasik
Dalam analasis regresi, terdapat asumsi yang harus dipenuhi sehingga
persamaan regresi yang dihasilkan valid untuk memprediksi. Asumsi ini biasa
disebut dengan uji asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas,
uji multikolenearitas, uji autokorelasi dan uji heterokedastisitas.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji
normalitas perlu dilakukan untuk memenuhi asumsi bahwa data yang digunakan
terdistribusi secara normal. Distribusi normal data adalah dimana data memusat
pada nilai rata-rata dari data tersebut.
Berikut hasil uji normalitas dari penelitian yang dilakukan :
210-1-2-3
Regression Standardized Residual
8
6
4
2
0
Freq
uenc
y
Mean =4.37E-15�Std. Dev. =0.926�
N =36
Histogram
Dependent Variable: IHSG
1.00.80.60.40.20.0
Observed Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: IHSG
Dari grafik output kita bisa melihat bahwa data yang digunakan
terdistribusi normal dengan bentuk histogram yang hampir sama dengan bentruk
distribusi normal. Selain dengan histogram, kita juga bisa melihat uji normalitas
dengan menggunakan grafik PP Plots. Suatu data akan terdistribusi secara normal
jika nilai probabilitas yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas
pengamatan. Pada grafik PP Plots, kesamaan antara nilai probabilitas harapan dan
probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan
perpotongan atanra nilai probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Dari
grafik terlihat bahwa nilai plot PP terletak disekitar garis diagonal, sehingga bisa
diartikan bahwa distribusi data adalah normal.
Uji Multikolinearitas
Asumsi kedua yang harus dipenuhi adalah bahwa variabel yang dipilih
terbebas dari gejala multikolinearitas. Gejala multikolinearitas adalah gejala
korelasi antarvariabel independen. Gejala ini ditunjukkan dengan korelasi yang
signifikan antarvariabel independen. Apabila terjadi gejala multikolinearitas, salah
satu langkah untuk memperbaiki model adalah dengan menghilangkan variabel dari
model regresi, sehingga bisa dipilih model yang paling baik
Berikut hasil uji multikolinearitas dari penelitian yang dilakukan :
Coefficientsa
1519.911 831.179 1.829 .077-.497 .061 -.513 -8.096 .000 .330 3.031.164 .031 .424 5.216 .000 .201 4.987
305.401 23.632 .656 12.923 .000 .514 1.944-41.171 10.617 -.340 -3.878 .001 .172 5.803
(Constant)USDEURDJIASSI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: IHSGa.
Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa keseluruhan variable independen
dinyatakan lulus uji multikolinearitas, yaitu nilai VIF <10 dan Tolerance > 0.10,
yang artinya variabel-variabel independen bebas dari gejala multikolinearitas atau
korelasi antar variabel indipenden.
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan pengujian asumsi dalam regresi dimana
variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Maksud berkorelasi
dengan diri sendiri adalah bahwa nilai dari variabel dependen tidak berhubungan
dengan nilai variabel itu sendiri, baik nilai periode sebelumnya atau nilai periode
sesudahnya. Untuk mendeteksi adanya gejala autokorelasi, ukuran yang digunakan
adalah bahwa nilai dari Durbin-Watson adalah mendekati 2.
Berikut hasil uji autokorelasi dari penelitian yang dilakukan : Model Summary(b)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson
1 .979(a) .959 .954 108.94981 1.584 a Predictors: (Constant), SSI, DJIA, USD, EUR b Dependent Variable: IHSG
Dari hasil diatas nilai Durbin-Watson (DW) yang diperoleh adalah
sebesar 1.584 atau nilai DW mendekati 2. Dengan hasil tersebut kita bisa lihat
bahwa tidak terjadi autokorelasi pada variabel dependen yang digunakan pada
penelitian ini.
Uji Heterokedastisitas
Asumsi terakhir dalam uji asumsi klasik adalah asumsi
heterokedastisitas. Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana
varians dari residual tidak sama untuk pengamatan ke pengamatan yang lain. Salah
satu uji untuk menguji heterokedastisitas adalah dengan melihat nilai Sig dimana
nilai Sig < 0.05 diasumsikan bahwa varians residual tidak sama (heterokedastisitas)
sedangkan sebaliknya nilai Sig > 0.05 diasumsikan bahwa varians residual sama
dari pengamatan ke pengamatan (homokedastisitas).
Berikut hasil uji heterokedastisitas dari penelitian yang dilakukan :
Coefficientsa
1519.911 831.179 1.829 .077-.497 .061 -.513 -8.096 .000 .330 3.031.164 .031 .424 5.216 .000 .201 4.987
305.401 23.632 .656 12.923 .000 .514 1.944-41.171 10.617 -.340 -3.878 .001 .172 5.803
(Constant)USDEURDJIASSI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: IHSGa.
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh varians data yang digunakan lulus uji heterokedastisitas, dimana nilai Sig < 0.05. yang artinya bahwa varians residual tidak sama untuk satu pengamatan dengan pengamatan lainnya.
Persamaan Regresi
Pengolahan regresi berganda dilakukan dengan metode backward. Pada
metode ini akan dieliminasi variabel-variabel yang memiliki nilai signifikan besar.
Batas nilai signifikan yang digunakan adalah < 0,05.
Coefficientsa
1519.911 831.179 1.829 .077-.497 .061 -.513 -8.096 .000 .330 3.031.164 .031 .424 5.216 .000 .201 4.987
305.401 23.632 .656 12.923 .000 .514 1.944-41.171 10.617 -.340 -3.878 .001 .172 5.803
(Constant)USDEURDJIASSI
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: IHSGa.
Persamaan umum regresi :
Y = a + (b1X1) + (b2X2)
Dari hasil output SPSS didapat persamaan regresi :
Y = 1519,911 -0,497X1 + 0,164X2 + 305,401X3 -41,171X4
Keterangan :
a = konstanta
b = koefisien
X1 = USD
X2 = EUR
X3 = DJIA
X4 = SSI
Uji Hipotesa Penelitian
Hipotesis yang akan di uji meliputi pengaruh variabel-variabel
indipenden terhadap variabel dependen secara simultan dan parsial. Pengujian
parsial menggunakan uji t, yaitu dengan membandingkan nilai t tabel dengan t
hitung. Sedangkan pengujian secara simultan menggunakan uji F, yaitu dengan
membandingkan F tabel dan F hitung.
Dari hasil uji T dan uji F didapat hasil sebagai berikut : - Nilai t tabel sebesar 1,690 (df : 35, α :5%) sedangkan nilai t hitung sebesar -
8.096. Nilai t hitung yang lebih kecil dati t tabel, maka keputusan yang
diambil adalah menerima hipotesis pertama, yang artinya bahwa
FluktuasiUSD tidak memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap IHSG.
- Nilai t tabel sebesar 1,690 (df : 35, α :5%) sedangkan nilai t hitung sebesar
5,216. Nilai t hitung yang lebih besar dati t tabel, maka keputusan yang
diambil adalah menerima hipotesis kedua, yang artinya bahwa Fluktuasi
Euro memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap IHSG.
- Nilai t tabel sebesar 1,690 (df : 35, α :5%) sedangkan nilai t hitung sebesar
12,923. Nilai t hitung yang lebih besar dati t tabel, maka keputusan yang
diambil adalah menerima hipotesis kedua, yang artinya bahwa Fluktuasi
DJIA memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan terhadap IHSG.
- Nilai t tabel sebesar 1,690 (df : 35, α :5%) sedangkan nilai t hitung sebesar -
3,878. Nilai t hitung yang lebih kecil dati t tabel, maka keputusan yang
diambil adalah menerima hipotesis yang pertama, yang artinya bahwa
Fluktuasi SSI tidak memiliki pengaruh secara parsial dan signifikan
terhadap IHSG.
- Nilai F tabel sebesar 2,68 (df : 4 , 31) sedangkan nilai F hitung sebesar
181,112. Nilai F hitung yang lebih besar dari F tabel, maka keputusan yang
diambil adalah menerima hipotesis yang kedua, yang artinya bahwa seluruh
variabel independen yang dipakai dalam model regresi memiliki pengaruh
secara simultan dan signifikan terhadap IHSG.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dilakukan,
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
Dari kelima variable yang terdiri dari 4 variabel independen (nilai tukar
mata uang asing dan indeks harga saham luar negeri) dan 1 variabel dependen
(nilai IHSG) dapat diketahui bahwa Indeks Harga Saham Dow Jones (DJIA)
paling besar pengaruhnya terhadap IHSG dalam persamaan regresi. Sementara
itu dalam pengujian secara parsial, untuk valuta asing Euro lebih mempengaruhi
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara signifikan dibandingkan dengan
US dollar. Hal ini menunjukkan bahwa mulai terjadi pergeseran kepercayaan
masyarakat Indonesia dalam mempergunkan valuta asing untuk perdagangan
Internasional. Sementara untuk Indeks Harga Saham Luar Negeri, Indeks Harga
Saham Dow Jones (DJIA) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) sedangkan Indeks Harga Saham Singapore
Exchange (SSI) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG).