jurnal sakinah nur fadillah

Upload: muhammad-afwan

Post on 10-Oct-2015

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ISOLASI SENYAWA POLISAKARIDA DAN EKSTRAK INTRASELULER DARIALGA EMAS Nitzschia sp.SEBAGAI ANTIJAMUR DAN ANTIOKSIDAN

    Sakinah Nur Fadillah, Abdul Rauf Patong, Ahyar AhmadJurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

    Universitas Hasanuddin Makassar

    ABSTRAK

    Nitzschia sp. memiliki senyawa bioaktif berupa antijamur dan antioksidan. Nitzschia sp.diperoleh dari Balai Budidaya Air Payau Takalar. Nitzschia sp. dikultivasi terlebih dahulu,kemudian dilakukan sentrifugasi untuk memisahkan filtrat dan biomassa. Ekstrak intraselulerdiisolasi dari biomassa dengan menggunakan metanol, dan polisakarida diisolasi dari filtratdengan menggunakan etanol. Biomassa, ekstrak intraseluler dan polisakarida dari Nitzschia sp.dilakukan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dan vitamin C digunakansebagai standar. Uji aktivitas antijamur dengan metode difusi agar menggunakan jamur Candidaalbicans dan Malassezia furfur. Biomassa, ekstrak intraseluler, dan polisakarida memilikiaktivitas antioksidan dengan nilai IC50, masing-masing 144,91 g/mL, 94,49 g/mL, dan 96,86g/mL dan vitamin C sebesar 3,67 g/mL. Ekstrak intraseluler dan polisakarida dari Nitzschiasp. mampu menghambat pertumbuhan Candida albicans. Diameter zona hambatan ekstrakintraseluler terhadap pertumbuhan jamur uji Candida albicans pada konsentrasi1000 5000 ppm masing-masing sebesar 8,4 mm, 9,6 mm, 10,5 mm, 10,95 mm, dan 11,7 mm,sedangkan diameter zona hambatan dari polisakarida Nitzschia sp. pada konsentrasi 1000 3000ppm sebesar 8,8 mm, 9,1 mm, dan 10,4 mm.

    Kata kunci : Antijamur, Antioksidan, Ekstrak intraseluler, Nitzschia sp., Polisakarida.

    ABSTRACT

    Nitzschia sp. has the bioactive compound as antifungal and antioxidant. Nitzschia sp. wasobtained from Balai Budidaya Air Payau Takalar. Nitzschia sp. was cultivated first, then wascentrifugated to separate its filtrate and the biomass. Intracellular extract was isolated from thebiomass using methanol, and the polysaccharide was isolated from the filtrate using ethanol. Theantioxidant bioassay was conducted using DPPH toward the biomass, the intracelluler extract,and the polysaccharide from the Nitzschia sp. and the vitamin C was used as a standard. Theantifungal bioassay was conducted using the Candida albicans and the Malassezia furfur withagar difusion method. The IC50 of the biomass, the intracelluler extract, the polysaccharide, andthe vitamin C were 144,91 g/mL, 94,49 g/mL, 96,86 g/mL and 3,67 g/mL, respectively.The intracelluler extract and the polysaccharide of Nitzschia sp. were able to inhibit theCandida albicans growth. The inhibitory zones of the intracelluler extract towards theCandida albicans growth on 1000 - 5000 ppm were 8,4 mm, 9,6 mm, 10,5 mm, 10,95 mm, and11,7 mm, respectively. On the other hand, the inhibitory zones of the polysaccharide on1000 3000 ppm were 8,8 mm, 9,1 mm, and 10,4 mm, respectively.

  • Keywords: Antifungal, Antioxidant, Intracelluler extract, Nitzschia sp., Polysaccharide.

    PENDAHULUAN

    Potensi bahan alam Indonesia,khususnya tumbuh-tumbuhan merupakansumber bahan obat yang telah dikenal sejakjaman dahulu sebagai obat tradisional.Sampai saat ini tumbuhan danmikroorganisme masih merupakan salahsatu sumber bahan obat modern. Penelitianterhadap organisme di Indonesia, khususnyadalam kaitan pencarian senyawa bioaktifmasih dalam tahap permulaan. Beberapapenelitian yang telah dilakukan diantaranyamengenai pengujian antibakteri berbagaijenis rumput laut, spong dan koral lunak,polisakarida dari mikroalga, asam lemakomega-3 dari ikan lemuru (Udin dkk.,2001).

    Seiring perkembangan bioteknologimikroalga, sejumlah penelitian mulaiditujukan untuk menghasilkan produkbermanfaat yang bernilai tinggi diantaranyasebagai sumber bahan kimia yang dapatmenghasilkan produk seperti gliserol,vitamin, protein, pigmen, enzim, dan bahan-bahan bioaktif lain. Bahan-bahan bioaktifyang telah diketahui dapat dihasilkan darimikroalga yaitu antioksidan, toksin, bahanobat-obatan, dan zat pengatur pertumbuhan(Kabinawa 1994).

    Mikroalga sebagai salah satukomoditi hasil perairan dewasa ini telahmenjadi alternatif untuk dikembangkankarena memiliki potensi yang besar untukdimanfaatkan. Mikroalga merupakan jasadrenik dengan tingkat organisasi sel termasukdalam tumbuhan tingkat rendah. Mikroalgadikelompokkan dalam filum Thallophytakarena tidak memiiki akar, batang, dan daunsejati, namun memiliki zat pigmen klorofilyang mampu melakukan fotosintesis

    (Kabinawa, 2001). Selain itu, air dankarbon dioksida dengan adanya energi suryadari matahari dan garam-garam hara dapatmenghasilkan senyawa organik sepetikarbohidrat. Karena kemampuannyamembentuk zat organik dari zat anorganik,maka disebut sebagai produsen primer(Nontji, 1993 dalam Yudha, 2008 ).

    Mikroalga umumnya mengandungkomponen aktif yang dapat dimanfaatkandalam bidang farmasi, bahan tambahanpakan, kosmetik. Berbagai potensimikroalga yang telah diteliti memilikiaktivitas antibakteri (Challouf dkk., 2012,Kusmiyati dan Agustini, 2007, Nugraheni,2001, Setyaningsih dkk., 2011, Yudha,2008,); antihiperglikemik (Rahman, 2011);antitumor dan antimikroba (Taksin dkk.,2010, Setyaningsih dkk., 2012); antioksidan(Arad dkk., 1985, Goh dkk., 2010, Lee dkk.,2009).

    Salah satu jenis mikroalga yangmemiliki potensi dalam bidang farmasiadalah Nitzschia sp. Mikroalga Nitzschia spmemiliki komponen aktif yang dapatdimanfaatkan sebagai antibakteri(Panggabean, dkk 1998). Beberapa jenisNitzschia juga telah dilaporkan memilikisenyawa antibakteri diantaranya yaituNitzschia palatea (Zajic, 1970 dalamPanggabean dkk., 1998), dan Nitzschiaovalis (De La Noue dan De Pauw, 1988).

    Nitzschia sp. telah dilaporkanmemiliki senyawa antibakteri. sepertisenyawa polisakarida yang memilikiaktivitas bioaktif sebagai antibakteri yangmenunjukkan kemampuan dari mikroalgatersebut menghambat pertumbuhan bakteriuji, yaitu B. subtilis, Pseudomonas sp. danE. coli (Panggabean dkk., 1998). Senyawapolisakarida juga telah ditemukan

  • mempunyai aktivitas antioksidan sepertisenyawa polisakarida sulfat dariPorphyridium (Arad, dkk., 1985). Mikroalgajuga mampu menghasilkan metabolitsekunder berupa ekstrak intraseluler(Stewart, 1974 dalam Setyaningsih, 2004).Ekstrak intraseluler dari mikroalga jugamemiliki aktivitas seperti antibakteri danantijamur (Setyaningsih dkk., 2004).

    METODOLOGI PENELITIAN

    Bahan Penelitian

    Bahan-bahan yang digunakan padapenelitian ini adalah alga emas(Nitzschia sp.) yang merupakan koleksi dariBudidaya Air Payau Takalar, media F(Guillard), spiritus, media, larutan DPPH(1,1-difeil-2-pikrilhidrazil), media PDA(Potato Dextose Agar), pelarut metanol,pelarut etanol, etil asetat, HCl 30%, larutanNaCl, vitamin C, asam formiat, H2SO4akuades, silica gel, nystatin, canesten,BaCl2, -naftol, H2SO4, kertas saing bahanuji proksimat (kjeltab jenis selenium, asamborat 2% yang menggunakan indikatorbromcherosol green methyl red (1:2),n-heksana), bahan uji fitokimia (pereaksiWagner, kloroform, anhidrat asetat, serbukmagnesium, amil alkohol, larutan FeCl3),kertas saring Whatman No.42,, paper disc,jamur Candida albicans dan Malasseziafurfur.

    Alat Penelitian

    Flask atau akuarium, pompaaeroator, lampu luxmeter, filter keramik,vial, spoit, lemari pendingin, magneticstrirrer, inkubator, desikator, freeze dryer,rotary vacuum evaporator, ultrasonikasi,mikro pipet, pH meter, neraca analitik,mikroskop, pinset, mistar geser, cawan petri,labu semprot, rak tabung, statif, buret,inkubator, ose bulat, bulb, pipet skala, pipetfilter, pembakar spiritus, spektrofotometer

    UV, alat gelas yang umum digunakan dalamlaboratorium,

    Prosedur Penelitian

    Persiapan Bahan Baku

    Nitzschia sp. dikultivasi terlebihdahulu dalam media F (Guillard), diberiaerasi dan diinkubasi dalam suhu ruangandan diberi penerangan dengan intensitas2000 luks. Sebanyak 200 ml biakan starterNitzschia sp. (yang sudah disiapkansebelumnya dalam volume 1500 ml)diinokulasikan ke dalam media tersebut.Selama kultivasi dilakukan perhitungankonsentrasi sel. Perhitungan konsentrasi selmikroalga dilakukan untuk membuat kurvapertumbuhan mikroalga. Perhitungan inidilakukan tiap hari dengan metodemikroskopis langsung.

    Perhitungan Jumlah Sel

    Perhitungan konsentrasi selmikroalga dilakukan untuk membuat kurvapertumbuhan mikroalga. Perhitungan inidilakukan tiap hari dengan mengunakanmikroskop dan hemasitometer.

    Jumlah sel dalam 4 kotakJumlah sel = x 104

    Jumlah kotak (4)

    Isolasi Ekstrak Intraseluler

    Biomassa dipanen pada fasestasioner dengan cara disentifugasi selama10 menit dengan sentrifuse 10.000 rpm.Biomassa diekstraksi dengan pelarutmetanol dengan perbandingan 1 : 25 (b/v),kemudian dilakukan pemecahan sel denganmenggunakan ultrasonikasi, dihomogenisasidalam Erlenmeyer 100 ml dengan magneticstirrer (50 rpm, 24 jam) pada suhu ruang,disaring dengan Whatman no. 42 sehinggadihasilkan filtrat berwarna hijau (ekstrakintraseluler). Ekstrak kasar dipekatkandengan rotary vacum evaporator (35-37 oC,

  • 100 rpm) hingga volumenya menjadi 5 mldan dikeringkan dalam desikator.

    Isolasi Senyawa Polisakarida

    Filtrat mikroalga diekstraksi menjadiekstrak polisakarida berdasarkan modifikasidari metode Ebube dkk. (1992) (Panggabeandkk, 1998). Pelarut etanol ditambahkandengan perbandigan 1 : 2 (v/v) dan dikocokhingga terbentuk endapan putih(polisakarida). Endapan polisakarida danfiltrat polisakarida dipisahkan dengansentrifuse (10.000 rpm, 30 menit).

    Ekstrak polisakarida dikeringkandalam desikator kemudian dikeringkandalam freeze dryer pada suhu -20 oC selama8 jam. Hasil pengeringan beku kemudianditambahkan metanol dengan perbandingan1 : 25 (b/v) dalam botol Erlenmeyer 100mL. kemudian dilakukan pengadukanselama 24 jam dengan kecepatan 100 rpmdengan menggunakan magnetic stirrer, dandikeringkan menggunakan desikator.

    Selanjutnya dilakukan analisiskomposis biomassa Nitzschia sp.diantaranya kadar air, kadar abu, kadarprotein, kadar lemak, kadar karbohidrat, danuji fitokimia diantaranya alkaloid, flavonoid,steroid, saponin, dan fenol hidrokuinon.Penyiapan Uji Fungi

    Peremajaan Fungi Uji

    Fungi Candida albicans yang berasaldari biakan murninya diambil 1 osekemudian diinokulasikan dengan caradigoreskan pada medium PDA miringselanjutnya diinkubasi selama 1 x 24 jampada suhu kamar. Untuk kulturMalassezia furfur digunakan medium PDAmiring dengan waktu inkubasi 3 - 5 haripada suhu kamar (Darwis, 2007).

    Pembuatan Suspensi Fungi Uji

    Fungi uji yang telah diremajakandisuspensikan dengan menggunakan larutanNaCl 0,9%, steril dengan menggunakan osebulat kemudian diukur transmitannya pada75% dengan menggunakan spektrofotometerpada panjang gelombang 580 nm, sebagaiblanko digunakan NaCl 0,9% (Darwis,2007).

    Uji Aktivitas Antijamur

    Untuk pengujian aktivitas antijamur,Candida albicans dan Malassezia furfurdiremajakan pada media PDA miring selama3 x 24 jam pada suhu 37oC dihasilkan kolonijamur kemudian diambil 1 ose dandihomogenkan dalam larutan NaCl 0,9 %,setelah itu dilakukan pengenceran suspensejamur uji hingga diperoleh transmitan 75%terhadap blanko. Diinkubasi pada cawanpetri yang mengandung media PDA.

    Ekstrak sampel masing-masingdibuat dalam lima konsentrasi yaitu 1000ppm, 2000 ppm, 3000 ppm, 4000 ppm, dan5000 ppm. Setelah itu paper discdimasukkandalam masing-masing ekstraksampel, kemudian diletakkan diatas cawanpetri yang mengandung biakan jamur,diinkubasi selama 3 x 24 jam pada suhu37 oC kemudian diukur zona hambatandengan menggunakan mistar geser.

    Uji Kuantitatif Aktivitas Antioksidandengan Metode DPPH

    Ekstrak dilarutkan dalam metanoldan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu

  • 10, 30, dan 50 ppm sebanyak masing-masing 10 mL. ke dalam masing-masinglarutan ditambahkan 1 mL larutan DPPH 1mM dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama30 menit, selanjutnya diukur pada panjanggelombang 515 nm. Sebagai blankodigunakan metanol dan DPPH 1 mM. untukpembanding digunakan asam askorbat(vitamin C) (konsentrasi 2, 4, 6 ppm).

    Persentase hambatan (I%) dihitungberdasarkan persamaan berikut :

    Nilai hambatan dan konsentrasiekstrak diplot masing-masing pada sumbu xdan y, dan persamaan garis yang diperolehdigunakan untuk menghitung InhibitionConcentration 50% (IC50) (Kuntorini, danAstuti, 2010).

    Pembahasan

    Kultivasi Nitzschia sp.

    Kultivasi Nitzschia sp. dilakukanselama 12 hari. Selama waktu tersebut,Nitzschia sp. menunjukkan adanyapertumbuhan sel yang ditandai dengansemakin pekatnya warna kultur. Warna inidisebabkan oleh kandungan pigmen padakelas Bacillariophyta dalam hal ini Nitzschiasp. berwarna kuning lebih banyak daripadapigmen berwarna hijau (Arinardi dkk.,1994). Semakin lama waktu kultivasi makasemakin pekat pula warna kultur Nitzschiasp. Hasil kultivasi pada penelitian inimenunjukkan bahwa kultur hari ke-12 lebihpekat jika dibandingkan dengan hari ke-1dan ke-6. Perubahan warna kultur Nitzschiasp. pada setiap periode dapat dilihat padaGambar 1.

    Gambar 1. Kultivasi Nitzschia sp.

    (a) 1 hari, (b) 6 hari, (c) 10 hari, (d) 12 hari

    Kultivasi Nitzschia sp. dipengaruhioleh kondisi lingkungan. Perubahan kondisilingkungan dan nutrisi akan berpengaruhpada pertumbuhan Nitzschia sp. denganmedia Guiilard. Media Guillard merupakanmedia umum yang digunakan untuk kulturNitzschia sp. agar pertumbuhannya optimal(Widyaningsih dkk., 2012,Panggabean dkk., 1998)

    Kurva Pertumbuhan Nitzschia sp.

    Pola pertumbuhan Nitzschia sp.mengikuti pola pertumbuhan jasad reniklainnya yang terdiri dari fase adaptasi (faselag), fase logaritmik, fase stasioner, dan fasekematian. Pertumbuhan mikroalga di dalamkultur biasanya tidak mengalami fase lagbila kondisi lingkungannya sudah sesuaidengan lingkungan sebelumnya(Panggabean dan Sutomo, 2000). Penentuanpola pertumbuhan Nitzschia sp. dilakukandengan cara menghitung jumlah selmikroalga setiap hari dengan menggunakanhaemositometer yang diamati denganmenggunakan mikroskop. Kultur Nitzschiasp. setiap hari diambil sebanyak 1 mL, untukmenghitung kepadatan selnya. Perhitungankepadatan sel dihentikan pada hari keduabelas, dimana kepadatan selnyamenunjukkan penurunuan dan tidak lagi.

  • Gambar 2. Kurva Pertumbuhan Nitzschia sp.

    Berdasarkan kurva di atas, faselogaritmik (fase log) terjadi pada hari ke-1sampai hari ke-5, yang ditandai denganterjadinya peningkatan jumlah sel secaralogaritmik atau eksponensial. Fase stasionerterjadi pada hari ke-6 samapai hari ke-7,dimana tidak ada penambahan jumlahpopulasi mikroalga (Panggabean danSutomo, 2000). Fase stasioner terjadi akibatketerbatasan intensitas cahaya yang mampudiserap oleh mikroalga. Jumlah energicahaya yang mampu diserap melaluifotosintesis berkaitan dengan konsentrasi selyang semakin melimpah hingga akhir faselog. Setelah konsentrasi sel mencapaimaksimal, jumlah biomassa tetap sampainutrisi dalam medium dan inhibitor menjadifaktor pembatas (Lee dan Shen, 2004). Faseterakhir adalah fase kematian yang terjadipada harike-8 sampai ke-12, dimanapopulasi mikroalga telah menurun(Panggabean dan Sutomo, 2000).

    Isolasi Senyawa Polisakarida dan EkstrakIntraseluler Nitzschia sp.

    Kultur Nitzschia sp. dipanen padahari ke-7 yang merupakan fase stasioner,kemudian dilakukan sentrifugasi untukmemisahkan biomassa dengan media kultur.Sentrifugasi merupakan proses pemisahan

    yang menggunakan gaya sentrifugal drivingforce untuk memisahkan padatan dan cairan.Proses pemisahan ini didasarkan padaukuran partikel dan perbedaan densitas darikomponen yang akan dipisahkan (Grimadkk., 2003). Penelitian Panggabean dkk.(1998), menunjukkan bahwa prosessentrifugasi dengan kecepatan tinggi secaraefektif dapat memisahkan mikroalga daricairan medianya.

    Menurut penelitian Panggabean dkk.(1998), secara umum produksi polisakaridaterus meningkat dari waktu ke waktu.Produksi polisakarida meningkat pada fasestasioner. Kondisi pertumbuhan yang baikakan menentukan kandungan polisakaridasebagai hasil fotosintesis.

    Ekstrak intraseluler diisolasi daribiomassa dengan menambahkan pelarutmetanol p.a. Biomassa kering yangdiperoleh sebanyak 2 gram digunakan untukanalisis proksimat dan 1,545 gramdigunakan untuk mengisolasi ekstrakintraseluler. Setelah dilakukan isolasiekstrak intraseluler, diikuti denganpemecahan sel menggunakan ultrasonikasi,dan penguapan, diperoleh berat ekstrakintraseluler sebesar 1,156 gram per beratkering atau sekitar 74,82 % per berat keringbiomassa.

    Komposisi Biomassa Nitzschia sp.

    Analisis komposisi biomassaNitzschia sp. yang dilakukan meliputi kadarabu, kadar protein, kadar lemak dan kadarkarbohidrat. Hasil uji komposisi biokimiabiomassa Nitzschia sp. dapat dilihat padaTabel 1.

  • Komponen Aktif Biomassa dan EkstrakIntraseluer Nitzschia sp.

    Uji fitokimia dilakukan untukmengetahui adanya kandungan senyawametabolit sekunder yang diharapkanmemiliki aktivitas antijamur danantioksidan. Berdasarkan hasil penelitian,biomassa dan ekstrak intraseluler dariNitzschia sp. mengandung komponen aktifberupa alkaloid, steroid, dan fenolhidrokuinon.

    Uji Aktivitas AntijamurBerdasarkan hasil penelitian,

    antijamur dari biomassa, polisakarida, danekstrak intraseluler Nitzschia sp.menunjukkan adanya aktivitas antijamurdari polisakarida dan ekstrak intraseluler, halini ditandai dengan terbentuknya zonabening yang merupakan zona hambatan daripetumbuhan jamur uji.

    Gambar Zona hambat ekstrak dari Nitzschiasp. terhadap bakteri ujiCandida albicans, (A) polisakarida, (E)ekstrak intraseluler, (C) canesten, (N)nystatin.

    Dari data pada Tabel 3, polisakaridadari Nitzschia sp. mampu menghambatpertumbuhan jamur uji Candida albicanspada konsentrasi 1000 3000 ppm dengandiameter hambatan masing-masing 8,8 mm,9,6 mm, dan 10,4 mm, namun padakosnsetntrasi 4000 5000 ppm polisakaridatidak mampu mengahambat pertumbuhanjamur uji Candida albicans, hal ini didugapada konsentrasi 3000 ppm, polisakaridasudah menunjukkan konsentrasi maksimumuntuk dijadikan sebagai antijamur. Padakonsentrasi 1000 - 5000 ppm, PolisakaridaNitzschia sp. belum mampu menghambatpertumbuhan jamur uji Malassezia furfur,yang ditandai dengan tidak adanya zonabening yang terbentuk. Jika dibandingkandengan diameter zona bening kontrol positifNystatin potensi hambatan untukpolisakarida pada konsentrasi 1000 3000ppm masing-masing sebesar 91,30 %, 91,45%, dan 86,95 %, sedangkan potensihambatan terhadap kontrol positif Canesten

  • masing-masing sebesar 64,23 %, 22,58 %,dan 24,35 %.

    Mekanisme kerja penghambatanpolisakarida terhadap pertumbuhan jamur ujiCandida albicans diduga dengan merusakdinding sel jamur. Hal ini sesuai denganpernyataan Pelczar dan reid. (1997) (dalamBudiarti, 2007) yang menyatakan padaumumnya zat antijamur bekerja denganmerusak dinding sel jamur, sehinggamenyebabkan dinding sel lisis. Zat antijamurberikatan kuat dengan sterol yang terdapatpada membran sel jamur. Ikatan inimengakibatkan kebocoran membran sel,sehingga terjadi kehilangan beberapa bahanintrasel dan menyebabkan kerusakan yangtetap pada sel jamur.

    Ektrak intraseluler merupakanmetabolit sekunder yang dihasilkan olehmikroalga (Stewart, 1974 dalamSetyaningsih, 2004). Dari data pada Tabel 3,ekstrak intraseluler mampu menghambatpertumbuhan jamur uji Candida albicansdengan konsentrasi 1000 5000 ppm.Semakin tinggi konsentrasi semakin besarzona bening yang terbentuk. Padakonsentrasi 1000 - 5000 ppm diameter zonahambatnya sebesar 8,4 mm, 9,6 mm, 10,5mm, 10,95 mm, dan 11,7 mm. Adapunpotensi hambatan ekstrak intraseluler padamkonsentrasi 1000 - 5000 ppm tehadapkontrol positif Nystatin masing-masingsebesar 91,30 %, 96,48 %, 87,79 %, 85,54%, dan 88,63 %, sedangkan terhadap kontrolpositif Canestan masing-masing sebesar61,31 %, 23,82 %, 24,59 %, 24,67 %, dan24,48 %. Berdasarkan diameter zona beningyang terbentuk dapat disimpulkan bahwasemakin besar konsentrasi ekstrakintraseluler semakin besar daya hambat, halini sesuai dengan pernyataan Panggabean(1998) yang menyatakan bahwa semakinbesar konsentrasi semakin besar pula dayahambat ekstrak intraseluler terhadap bakteriuji.

    Kandungan alakoid dan fenolhidrokuinon pada ekstrak intraseluler didugasebagai penyebab ekstrak intraselulerNitzschia sp. mampu menghambatpertumbuhan jamur uji. Hal ini sesuaidengan pernyataan Bakrie dan Afifi. (2006)yang menyatakan bahwa senyawa yangmemiliki gugus fungsi seperti hidroksil,karbonil, dan lakton telah banyak dilaporkanbersifat antimikroba, antiprotozoa danantialergi. Ekstrak intraseluler dari Nitzschiasp. diisolasi dengan menggunakan pelarutmetanol hal inilah yang mengakibatkankecilnya zona hambat terhadap pertumbuhanjamur uji. Hal ini sesuai dengan pernyataanHazimah dkk. (2013) bahwa metanolmerupakan pelarut universal yang dapatmelarutkan hampir sebagian besarkomponen senyawa yang terdapat dalamdaun Plectranthus amboinicus sehinggakonsentrasi senyawa antimikroba terlalukecil.

    Uji Aktivitas AntioksidanMetode DPPH mengukur

    kemampuan suatu senyawa antioksidandalam menangkap radikal bebas.Kemampuan penangkapan radikalberhubungan dengan kemampuan komponensenyawa dalam menyumbangkan elektronatau hidrogen. Setiap molekul yang dapatmenyumbangkan elektron atau hidrogenakan bereaksi dan akan memudarkan DPPH(Naik dkk., 2003 dalam Nihiati dkk., 2008 ).

    Berdasarkan hasil penelitian,biomassa kering, polisakarida, dan ekstrakintraseluler dari Nitzschia sp. menunjukkankemampuannya mengikat radikal bebas.Pengukuran aktivitas antioksidan ekstrakdilakukan pada panjang gelombang 515 nmyang merupakan panjang gelombangmaksimum DPPH. Adanya aktivitasantioksidan dari sampel mengakibatkanterjadinya perubahan warna DPPH dalammetanol yang semula berwarna ungu pekatmenjadi kuning pucat, biru, atau ungu muda,

  • tergantung dari jenis dan aktivitas senyawaantioksidan yang terkandung dalam ekstrak(Chow dkk., 2003 dalam Tamat dkk., 2007).

    Aktivitas antioksidan dari ekstrakdinyatakan dalam persen penghambatannyaterhadap radikal DPPH. Persentasepenghambatan ini didapatkan dari perbedaanserapan antara absorban sampel yang diukurdengan spektrofotometer UV-Vis(Konturini dan Astuti, 2010). Nilaipersentase penghambatan dan konsentrasidibuat dalam bentuk grafik untukmemperoleh persamaan regresi yangdigunakan untuk menghitung nilai IC50.Menurut Nihiati dkk. (2008), jika IC50 < 50ppm, maka daya antioksidan sangat kuat,IC50 50 100 ppm daya antiokidan kuat,IC50 101 150 ppm daya antioksidansedang, dan IC50 > 150 ppm dayaantioksidan lemah. Berikut tabel nilai %inhibisi dan IC50 dari ketiga ekstrakNitzschia sp. dan vitamin C sebagaipembanding.

    Aktivitas Antioksidan Biomassa danEkstrak Intraseluler Nitzschia sp.

    Biomassa Nitzschia sp. diperolehdari hasil sentrifugasi kultur biakanNitzschia sp. Dari data pada Tabel 4, padakonsentrasi 10 ppm biomassa Nitzschia sp.belum mampu mengikat radikal bebas, pada

    konsentrasi 30 dan 50 ppm persentasehambatan biomassa Nitzschia sp. sebesar8,82 % dan 14, 70 %. Nilai IC50 dari ekstrakbiomassa sebesar 144,91 /mL, sedangkanpada ekstrak intraseluler Nitzschia sp.,persentase hambatan pada konsentrasi 10,30, dan 50 ppm masing-masing sebesar11.76 %, 23,59 %, dan 29,41 % dengan nilaiIC50 sebesar 94,49 g/mL. Berdasarkan nilaiIC50, biomassa memiliki aktivitasantioksidan yang sedang sedangkan aktivitasantioksidan esktrak intraseluler Nitzschia sp.kuat. Jika dibandingkan denganvitamin C, biomassa dan ekstrak intraselulerperbedaan nilai IC50 sangat jauh. Nilai IC50vitamin C sebesar 3,67 g/mL. Nilai inimenandakan daya antioksidan vitamin Csangat kuat.

    Biomassa dan ekstrak intraselulerdari Nitzschia sp. memiliki aktivitasantioksidan diduga karena mengandungalkaloid, hal ini diperkuat pada pengujianalkaloid, biomassa positif mengandungalkaloid. Pada pembuatan larutan ujibiomassa digunakan metanol sebagaipelarut, penambahan metanol sebagaipelarut diduga menarik senyawa alkaloidsehingga mampu mengikat radikal bebasdari DPPH. Hal ini sesuai denganpernyataan Hazimah dkk. (2013) yangmenyatakan bahwa adanya senyawametabolit sekunder dalam ekstrak mampumenangkap radikal bebas. DPPH. Alkaloidmerupakan salah satu senyawa yangmemiliki aktivitas antioksidan (Nurjannahdkk., 2011, Ginting dkk., 2013). Selainalkaloid, biomassa dan ekstrak intraselulerjuga mengandung senyawa fenolhidrokuinon, Fenol hidrokuinon jugamemiliki aktivitas antioksidan (Rastuti danPurwati, 2012, Kuntorini dan Astuti, 2010).Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapatdikatakan bahwa ekstrak intraselulerberpotensi untuk dikembangkan sebagaipenghasil senyawa antioksidan, sedangkanbiomassa yang dihasilkan berpotensi untuk

  • dijadikan pangan fungsional karena terdapatkomponen biokimia dan komponen aktifyang dapat dimanfaatkan.

    Aktivitas Antioksidan SenyawaPolisakarida Nitzschia sp.

    Beberapa penelitian sebelumnyamenunjukkan polisakarida sulfat darialga berpotensi untuk dijadikan sebagaiantioksidan (Souza, dkk., 2011,Govindam, dkk., 2012). Berdasarkan datapada Tabel 4, polisakarida Nitzschia spmemiliki aktivitas antioksidan dengan nilaiIC50 sebesar 96,86 g/mL. Berdasarkannilai IC50 tersebut, polisakarida dariNitzschia sp. memilki aktivtivitasantioksidan yang kuat. Tetapi jikadibandingkan dengan vitamin C, dayaaktivitas antioksidan polisakarida sulfatmasih rendah. Hubungan antara strukturpolisakarida sulfat dari alga dan mekanismeantioksidan belum pernah dijelaskan (Yedkk., 2008 dalam Nariyoshi dkk., 2013).Molekul polisakarida sulfat memilikikemampuan untuk menghentikan reaksiradikal bebas dan mampu menghambatkerusakan sel yang disebabkan olehkelebihan radikal bebas (Zhao dkk., 2005dalam Nariyoshi dkk., 2013).

    KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil penelitian yangtelah dilakukan, maka dapat disimpulkanbahwa:1. Jumlah polisakarida yang dihasilkan

    sebanyak 0,629 gram/250 mL, biomassakering sebanyak 3,545 gram/3 L, danekstrak intraseluler sebanyak1,156 gram/2 gram biomassa.

    2. Nitzschia sp. mengandung bahan aktifantijamur berupa polisakarida danekstrak intraseluler yang mampumenghambat pertumbuhan jamurCandida albicans, tetapi tidakberpengaruh pada Malassezia furfur.

    Biomassa belum mampu menghambatkedua jamur uji tersebut.

    3. Biomassa, ekstrak intraseluler, danpolisakarida Nitzschia sp., memilikiaktivitas antioksidan dengan nilai IC50masing-masing sebesar 144,91 g/mL,94,49 g/mL, dan 96,86 g/mL.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arad, S.M., Adda, M., dan Cohen, E., 1985.The Potential of Productionof Sulfated Polysaccharides fromPorphyridium, Plant and Soil,(online) 89, 117-127,http://link.springer.com/article/10.1007%2FBF02182238?LI=true,Diakses Tanggal 9 Maret 2013.

    Arinardi, O.H., Sutomo, S.A., Yusuf,Triimaningsih, E., Asnaryanti, danRiyono, 2007, The Academy ofNatural Sience, (Online)(http://diatom.ansp.org/taxaservice/ShowTaxon1.ashx?naded_id=48538, Diakses Tanggal 5 Februari2013 17.54 WITA).

    Bakrie, A.G., dan Afifi, A.U., 2006,Evaluation of Antimicrobial Activityof Selected Plant Extracts by RapidXTT Colorimetry and BacterialAnumeration, Journal of MicrobicalMethod, (online), 68 : 19-25,http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16831479, Diakses Tanggal 9Februari 2014.

    Budiarti, R., 2007, Pemanfaatan LengkuasMerah (Alpina purpurata K.Schum) sebagai Bahan Antijamurdalam Sampo, Skripsi, InstitutPertanian Bogor, Bogor.

    Challouf, R., Ben, D.R., Omrane, H.,Ghozzi, K., dan Ben, O.H., 2012,Antibacterial, antioxidant andCytotoxic Activities of Extractfrom the Thermophilic Green Alga,Cosmaium sp., African Journal ofBiotechnology, (online), 11 (8),

  • http://www.academicjournals.org/ajb/PDF/pdf2012/11Oct/Challouf%20et%20al.pdf, Diakses Tanggal12 Februari 2013.

    Darwis, U., 2007, Bioaktivitas Antibakteridan Antifungi dari Spons lanthellaflabeliformis, Sripsi tidakdipublikasikan, UniversitasHasanuddinn, Makassar.

    De La Noue, J., dan N, De Pauw., 1988, ThePotential of Microalgalbiotechnology : A Review ofProduction and Uses ofMicroalgae, Biotecnol Adv, 6 (4),Diakses tanggal 13 Oktober 2012.

    Ginting, B., Barus, T., Marpaung, L.,Simanjuntak, P., 2013, Isolasi danPenentuan Aktivitas AntioksidanTotal Alkaloid Daun Pala (Myristicafragrans Houtt), Makalah Disajikandalam Prosiding Seminar NasionalYusuf Benseh, Medan : LIPI.Medan, 2013.

    Goh, S-H., Yussof, F.M., Loh, S-P., 2010, AComparisson of the AntioxidantProperties and Total Phenolic in aDiatom, Chaetoceros sp. and aGreen Microalga, Nannochloropsissp., Journal of AgriculturalScience, 2 (3),http://www.ccsenet.org/jas,Diakses Tanggal 15 Desember2012.

    Grima, E.M., Belarbi, E.H., Fernandez,F.G.A., Median, A.R., dan Chisty,Y., 2003, Recovery of MicroalgalBiomass and Metaboliites : ProcessOption and Economics.Biotechnology Advanced, (online),http://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0734975002000502,20, 491-515.

    Hazimah, teruna, H.Y., Jose, C., 2013,Aktivitas Antioksidan dan

    Antimikrobial dari EkstrakPlectranthus amboinicus, JurnalPenelitian Farmasi Indonesia,(online), I (2) : 39-42,ejournal.unri.ac.id/index.php/FPFI/article/.../1234, Diakses Tanggal 9Februari 2014.

    Kabinawa I.N.K., 1994, Kultr Mikroalga :Aspek dan Prospek, MakalahDisajikan dalam Prosiding SeminarNasional Bioteknologi Mikroalga,Bogor : Puslitbang-Biotek, LIPI.Bogor, 1994.

    Kuntorini, E.M., dan Astuti, M.D., 2010,Penetuan Aktivitas AntioksidanEkstrak Etanol Bulbus BawangDayak (Eleutherine AmericanaMerr.), Sains dan Terapan Kimia,(online), 4 (1) : 15 22,ejournal.unlam.ac.id/index.php/jstk/article/.../377, Diakses Tanggal 10februari 2014.

    Kusmiyati, Agustini, N.W.S., 2006,Aktivitas Antibakteri dariMikroalga Porphyridiumcruentum, Biodiversitas, (online) 8(1), 48-53,http://biodiversitas.mipa.uns.ac.id/D/D0801/D080110.pdf, DiaksesTanggal 12 Januari 2013.

    Lee, Y.K., dan Shen, H., 2004, BasicCultiring Techniques, Handbook ofMicroalgae Culture : Biotechnologyand Applied Phycology, (online),www.researchgate.net/publication/.../d912f513b1e1ba0250.pdf, UnitedKingdom : Blackwell PublishingCompany.

    Nihiati, I.A., Hertiani, T., dan Rohman, T.,2008, Daya antioksidan ekstraketanol rimpang temu kunci(Boesenbergia pandurata (Roxb.)Schlecth) dengan metodepenangkapan radikal bebas DPPH(1,1-difenil-2-pikrilhidrazil),

  • Majalah Obat Tradisional, (online),13 (45) : 101 108,http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/59triana_temu%20kunci%20fix.pdf,Diakses Tanggal 12 Februari 2014.

    Nugraheny, N., 2001, Ekstraksi BahanAntibakteri dari Diatom LautSkeletonema costatum dan PotensiDaya Hambatnya Terhadap Vibriosp., Skripsi Program StudiTeknologi Hasil Perikanan,Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan, Institut Pertanian Bogor.

    Nurjannah, Izzati, L., Abdullah, A., 2011,Aktivitas Antioksidan danKomponen Bioaktif Kerang Pisau(Solen spp), Ilmu Kelautan,(online), 16 (3), 119-124, Diaksespada tanggal 13 April 2013.

    Panggabean, L.M.G., 2007, Koleksi KulturMikroalgae, Oseano, (online)XXXII (2), 11-20,http://www.oseanografi.lipi.go.id/sites/default/files/oseana_xxxii(2)11-20.pdf, Diakses Tanggal 2Februari 2013.

    Panggabean, L.M.G., Santoso, J.,Setyaningsih, I., dan Santioso, E.,1998, Senyawa Antibakteri dariNitzchia sp., Makalah disajikandalam Prosiding SeminarBioteknologi Kelautan Indonesia,LIPI, Jakarta 15 Oktober.

    Rahman, D.A., 2011, AktivitasAntihiperglikemik dari Biomassadan Polisakarida EkstraselulerPorphyridium cruentum sebagaiInhibitor -Glukosidase, Skripsi,Institut Pertanian Bogor, Bogor.

    Rastuti, U., dan Purwati, 2012, UjiAktovitas Antioksidan Ekstrak DaunKalba (Albiza falcataria) denganMetode DPPH (1,1-Difenil-2-pikrilhidrazil) dan IdentifikasiSenyawa Metabolit Sekundernya,Molekul, (online), 7 (1) : 33-42,

    jmolekul.com/?download=7.1.33.pdf, Diakses Tanggal 10 Februari 2014.

    Setyaningsih, I., Desniar, Purnamasari, E.,2012, Antimikroba dariChaetoceros gracilis yangDikultivasi dengan LamaPenyinaran Berbeda, JurnalAkuatika, (online) III (2),http://jurnal.unpad.ac.id/akuatika/article/view/1619, Diakses Tanggal5 Desenber 2012.

    Tamat, S.R., Wikanta, T., Maulina, L.S.,2007, Aktivitas Antioksidan danToksisitas Senyawa Bioaktif dariEkstrak Rumput Laut Hijau Ulvareticula Forsskal, Jurnal IlmuKefarmasian Indonesia, (online) 5(1), 31-36, http://jifi.ffup.org/wp-content/uploads/2012/03/5.-lina-31-36.pdf, Diakses Tanggal 10Oktober 2012.

    Udin, L.Z., Nurhayati,Y., Budiwati, T.A.,Karossi, A.T., dan Manuputy, A.,2001, Potensi Antibakteri dariBakteri yang bersimbiose denganSpong Dysidea cinera(Keller),MAkalah Disajikan dalamProsiding Seminar Nasional XKimia dalam Industri danLingkungan, Yogyakarta, 7November.

    Widianingsih, Hartati, R., Endrawati, H., M,H., 2012, Kajian Kadar Total Lipiddan Kepadatan Nitzchia sp. yangDikultur dengan Salinitas yangBerbeda, Jurnal Ilmu Kelautan,Makalah disajikan dalam ProsidingSeminar Nasional Tahunan Ke-IIHasil-Hasil Penelitian Perikanandan Kelautan, Semarang, 4Oktober.

    Yudha, A.P., 2008, senyawa Antibakteri dariMikroalga Dunaliella sp. padaUmur Panen yang Berbeda,Skripsi, Institut Pertanian Bogor,Bogor.