jurnal reading stase anestesi
TRANSCRIPT
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
1/22
LAPORAN JOURNAL READING
Manajemen cairan pada pasien trauma : Pendekatan restriktif vs i!era
Veena Chatrath, Ranjana Khetarpal, Jogesh Ahuja
Department of Anaesthesia and Critical Care, Government Medical College,
Amritsar, Punjab, India
Pem!im!in"
Dr#Nav$ %p#An
Disusun &e' :
Arina D$"a Putri ()*)+,,)+)-.
/epaniteraan /inik Anestesi
0akutas /ed&kteran Universitas Pem!an"unan Nasi&na 12eteran3 Jakarta
Ruma' %akit Persa'a!atan
Jakarta
Peri&de )4 Okt&!er 5 ,) N&vem!er ,+)*
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
2/22
Manajemen cairan pada pasien trauma : Pendekatan
restriktif vs i!era
Veena Chatrath, Ranjana Khetarpal, Jogesh AhujaDepartment of Anaesthesia and Critical Care, Government Medical College,
Amritsar, Punjab, India
Abstrak
Trauma adalah penyebab utama ematian di dunia, dan hampir !"#
ematian pada trauma terjadi aibat ehilangan darah$ %ejumlah
ea&atiran muncul mengenai elayaan prinsip lasi resusitasi ristaloid
agresif pada syo hemoragi pada trauma$ 'eberapa studi terbaru
menunjuan bah&a pemulihan volume di a&al padabeberapa macam trauma
sebelum hemostasis muncul dapat mempercepat elihangan darah,
hipotermia, dan oagulopati delusional$ (lasan ini membahas emajuan dan
perubahan protocol resusitasi cairan dan transfusi untu penanganan syo
hemoragi pada trauma$ )onsep resusitasi cairan bervolume rendah yang
dienal sebagai hipotensi permisif mencegah efe samping dari resusitasi
cairan a&al yang agresif sementara mempertahanan level perfusi jaringan
&alau lebih rendah dari normal, tetapi adeuat untu periode yang pende$
*ipotensi permisif adalah bagian dari strategi resusitasi pengendalian, yang
mana targetnya adalah perdarahan esaserbasi$ +lemen dari strategi ini
adalah hipotensi permisif, resusitasi ristaloid minimal, ontrol hipotermia,
pencegahan asidosis, penggunaan produ darah di a&al untu meminimalisir
oagulopati$
Kata kunci : Resusitasi kontrol kerusakan, resusitasi cairan, protocol transfusi
massif, hipotensi permisif
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
3/22
Pen"enaan
Secara global, kecelakaan berkontribusi sebagai penyebab 10% kematian dan 15%
kecacatan pada masa hidup yang tersisa.[1] Penelitian terakhir menjelaskan baha kecelakaan
berkontribusi 1!"1#% pada total kematian di $ndia. ecelakaan lalu lintas menempatkan beban
besarpada sector kesehatan dalam hal penanganan prehospital, penanganan akut, dan
rehabilitasi. &enurut '(), kecelakaan lalu lintas adalah enam penyebab utama kematian di
$ndia dengan bagian besar pada raat inap6 kematian, kecacatan dan kehilangan sosial ekonomi
pada populasi muda dan usia pertengahan. ebanyakan dari kematian tersebut terjadi akibat
keputusan yang buruk dan ketidaksesuaian inter*ensi. +iperkirakan 10"0% kematian dapat
dicegah dengan kontrol perdarahan yang lebih baik. Perdarahan aal pada - jam setelah cedera
merupakan penyebab kematian terbesar yang dapat dicegah. (al ini mengarahkan tim medis
untuk mengin*estigasi apakah perubahan dalam praktek dapat mengurangi mortalitas setelah
trauma berat.
Setelah empat decade terakhir, pendekatan standar kepada korban trauma, yang
mengalami hipotensi dengan curiga perdarahan adalah pemberian sejumlah besar cairan seaal
dan secepat mungkin. ujuan utama dari strategi tindakan ini adalah pengembalianyang cepat
pada *olume intra*ascular dan tanda *ital kearah normal dan mempertahankan per/usi organ
*ital. airan $ ber*olume tinggi untuk ketidakstabilan hemodinamiktelah digunakan sebagai
standarpada sebagian besar sistem penanganan prehospital seperti 2d*anced rauma 3i/e
Support 423S. Penelitian laboratorium dan percobaan klinis terbaru menge*aluasi e/ikasi
guidline ini menyarankan pada keadaan hemoragi tidak terkontrol, resusitasi cairan yang agresi/
dapat berbahaya, berpengaruhpada peningkatan *olume hemorgi dan selanjutnya mengarah
mortalitas yang lebih besar#
+alam menyusun strategi resusitasi beberapa pertanyaan harus dijaab
6 7agaimana resiko hipo*olemia pada pasien trauma8
6 2pa itu cedera resusitasi8
6 Strategi resusitasi cairan apa yang tersedia8
6 3iberal *ersus restrikti/ 4terbatas
6 2dakah beberapa rekomendasi dari literatur8
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
4/22
ita perlu memahami pato/isiologi dari trauma dan syok hemoragik. (al ini bisa jelaskan
sebagai kondisi yang mengancam nyaa dengan tanda penyebaran oksigen yang tidak adekuat
pada organ *ital yang nantinya mempengaruhi kebutuhan metabolic. ekanan +arah Sistol 90
mm(g biasanya menandai hipotensi dan syok, bagaimanapun penyebaran oksigen bergantung
pada kardiak output daripada kehilangan darah yang tidak jelas, dan hubungan ini berlanjut
menjadi bukti ketika lebih dari setengan *olume sirkulasi hilang atau jika kehilangnannya
berlangsung cepat. 7anyak pasien akan mempertahankan nadi dan tekanan darah alaupun
setelah kehilangan sejumlah besar darah dan hipoksia jaringan. ondisi ini dikenalsebagai syok
kriptik dan berhubungan dengan meningkatnya kematian.
Cedera Resusitasi
Parameter lain yang perlu dipahami adalah cedera resusitasi. Pada keadaan trauma
permeabilitas kapiler meningkat, mengarah ke kehilangan cairan intra*ascular menuju ke ruang
intersistial. Selanjutnya, asidosis yang dihasilkan dari trauma signi/ikan merusak /ungsi jantung#
+alam menangani pasien dengan kristaloid dalam jumlah besar dapat mengarah kepada
pembengkakan seluler dan menghasilkan kerusakan.airan menyebabkan koagulopati dilusional,
gangguan pembekuan dari peningkatan tekanan darah, menurunnya *iskositas darah, dan edema
intersistial. erdapat peningkatan resiko dari respiratory distress syndromedan multi organ
failure.:esusitasi dengan kristaloid dalam jumlah besar mengakibatkan komplikasi pada
gastrointestinal dan jantung, ekstermitas meningkatnya tekanan kompartemen, dan gangguan
koagulasi. Sindrom kompartemen abdomenjelas terbukti merupakan hasil dari resusitasi
kristaloid dalam jumlah besar. Sindrom kompartemen abdomen sekunderterjadi pada pasien
tanpa cedera abdomen yang medasari, memiliki ; 50% mortalitas dan jelas berhubungan dengan
strategi resusitasi cairan yang terlalu agresi/.
Patofisiologi Hypovolemic Microcirculation
(ipo*olemia dan kehilangan darah menyebabkan per/usi yang inadekuat pada
mikrosirkulasi yang mengarah pada kekuranganketersediaan oksigen dalam memenuhi
keperluan /os/oriladi oksidati/ mitokondria. &ikrosirkulasi yang adekuat didasari pada /ungsi
komponen yang berbeda pada mikrosirkulasi. Sel darah merah dan sel darah putih, sel
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
5/22
endothelial dan sel otot polos ber/ungsi secara harmonis untuk memastikan aliran darah
mikrosirkulasi cukup untuk mengangkut oksigen ke jaringan. ungsi dari omponen ini
dipengaruhioleh hipovolemia$ Pemberian cairan untu memperbaii
hipovolemia dapat memodulasi fungsi sirulasi miro dengan berbagai
meanismeAliran ini meningat dengan ditingatanpengisian dari
pembuluh darah yang menghasilan teanan pasa dan meningatan
teanan mirosirulasi$ Cairan juga mengubah hemorheology darah dengan
menurunan visositas yang juga meningatan aliran darah$
'agaimanapun, hemodilusi berlebihan dapat menyebaban tabraanpada
mirosirulasi dan merusaosigenasi regional jaringan$ +fe ini dapat
berbedadiantara sistem organ yang berbeda$
Koagulasi dan trauma
)elaninan oagulasi pada trauma memilii pato-siologi yang omples
termasu ativasi atau disfungsi generasi -brinatau eduanya, disfungsi
endothelium dan platelet, inhibisi relatif oleh pembentuan pembeuan
stabiloleh jalur antioagulan dan -brinoliti dan bai onsumsiatau inhibisi
oleh protease oagulasi$ Pergeseran cairanterasosiasi dengan ehilangan
darah, infusi ristaloid dan transfusi paced red cells berontribusi padaoagulopati dilusional$ *ipotermia dan asidosis juga berontribusi epada
oagulopati dan ehilangan darah yang berlanjut$ )ehilangan darah aut
atau sel darah merah yang diiuti oleh syo nampanya menjadi fator
terpenting dalam terjadinya oagulopati$ Hess et all ./"0 terlah menyaranan
disaranan dalam revie& merea bah&a enam pemicu utama oagulopati
pada trauma 1 trauma jaringan, syo, hemodilusi, hipotermia, asidiemia, dan
peradangan$
%trategi alternative pada resusitasi a&al adalah resusitasi terbatas
atau resusitasi hipotensif$ Dua strategi yang berbeda telah berembang
untu mencegah gangguan beuandan oagulopati dilusional$ 2esusitasi
yang terlambat, dimana cairan diambilhingga pendarahan sepenuhnya
terontrol$ *ipotensi permisifyang edua, dimana cairan telah diberian,
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
6/22
tetapi ahir dari resusitasiadalah sesuatu yang urang dari tensi normal$
Pendeatan ini memberiansebuah meanisme untu mencegah efe
merugianyang berasosiasi dengan resusitasi a&al yang agresif$ *ipotensi
permisifadalah sebutan untuuntu mendesripsian egunaan terapi
cairan restritifterutama pada pasien trauma yang mengalami peningatan
teanan darah sistemi tanpa mencapai normotensi$ *al ini menyiratan
bah&a mempertahananperfusi mesripun menurun dari isaran -siologis
normal, adalah adeuat dalam periode yang pende$ )onsep ini tida
terecuali terapi melalui cairan intravena3 inotropic atau vasopressor, satu4
satunya pembatasanadalah untu mencegah penormalan teanan darah
secara lengap dalam ontes dimana ehilangan darah dapat meningat$
Pemilihan waktu dan Pencapain Resusitasi dalam Syok emoragik
Pendekatan restriktif versus liberal
Penduungresusitasi ristaloid yang agresif menunjuan bah&a
manfaat teoritis dari menormalan bahan super normalisasi teanan darian
dan penghantaran osigen adalah sangat jelas$)euntungan termasu
pengembalian ehilangan osigen, pembersihan asidosis, oresi de-cit
cairan estrasel$ 'agaimanapun, buti terbaru 5terutama dalam contoh
perdarahan ta terontrol6 menyaranan resusitasi yang premature atau
agresif dapat mengarah epada mencabut pembeuan muda dan delusional
oagulopati, yang mana menghasilan peningatan hemoragi dan mortalitas$
Penelitian terahir melaporan bah&a penanganan cairan yang terlalu
agresif mempercepa erusaan hepatoselulersementara yang lain
menjelasan bah&a resusitasi cairan yang lebih perlahan memba&a
peningatan pada imunitas dimediasi sel$ 'eberapa penelitian telah
menunjuan bah&a resusitasi cairan secepatnya dapat peningatan tingat,
volume, dan durasi dari perdarahan$ %ebelum membahas data pada strategi
resusitasi restritif, hal ini perlu digariba&ahi bah&a semua strategi yang
hipotensi yang diperbolehan tentu saja merupaan ontraindiasi pada
pasien dengan traumatic brain injury.*al ini telah menunjuan bah&a setiap
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
7/22
ejadian hipotensi dapat menimbulan dua ali emunginan mortalitas
pada populasi pasien ini$
Pada eadaan perdarahan ta terontrol pada pasien dengan
bersamaan dengantraumatic brain injury5T'I6 dari hipotensi adalah sangat
pentingseperti teanan darah sistoli 7 8" mm*g yang berhubungan
dengan hasil ahir yang buru$ Infus sejumlah ecil cairan5/""49"" ml6
untu menjaga teanan darah sistoli diatas 8" mm*g 5buti Grade I6$
)onsep dari hipotensi permisifharusnya dipahami dengan bai pada pasien
dengan hipertensi arterial ronis, carotid stenosis, angina pectoris, dan
fungsi renal disompromised!
Membahas embali resusiitasi cairan yang agresif mengiuti teori
:percobaan Matto;< pada /88= oleh 'icel et al$./>0 Para peneliti melauan
sebuah percobaan prospetif tunggal membandingan antara resusitasi
cairan yang disegeraan dan terlambat pada >8? orang de&asa dengan lua
tusu$ %eluruh pasien menunjuan teanan darah sistol 7 8" mm*g pada
eadaan prehospital$ %ebanya 9"! dari 9?8 pasien 5@"#6 yang menerima
resusitasi cairan yang terlambat dibandingan dengan /8! dari !"8 pasien
59#6 yang menerima resusitasi cairan lebih a&al 5P B "$=6$ umlah pasien
yang memilii satu atau lebih ri&ayat ompliasi setelah operasi lebih
rendah pada pasien yang diberi resusitasi cairan lebih lambat daripada
pasien yang diberi resusitasi cairan lebih a&al$ %eitar 9!# dengan !"#$
'eberapa penelitian sebelum dan seja penelitian ini telah gagal
mendemonstrasian euntungan dari resusitasi cairan yang agresif sebelum
stabilisasi cedera secara meanis pada elangsungan hidup$ Terdapat pula
buti yang mengarah pada mengembalian teanan darah earah normal
dengan menggunaan resusitasi cairan sebelum dilauan operasi bahan
dapat memperburu elangsungan hidup$
Pada penelitian tahun 9""9 yang dilauan oleh Dutton et al$, //"
pasien dengan syo hemoragi yang diaca dan dibagi dalam dua grup
dengan teanan darah sistol /"" mm*g dan target @" mm*g$ Terapi
cairan ditargetan menjadi tujuan ahir$ Merea menggunaan teni
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
8/22
pemberian 9>"4>"" ml bolus untu menangani hipotensi$ %ayangnya merea
menemuan teanan darah cenderung berubah4ubah dengan bolus,
menyebaban untu sulit menjaga anga yang diinginan dengan tepat$
%ebagai hasil, untu //" pasien yang teraca, secara umum memilii
teanan darah /"" mm*g dalam protocol restritif dan //= mm*g dalam
elompo standar 5P 7 "$""/6$ Pasien yang bertahan hidup setara dengan
89$@# dan = diantaranya meninggal pada setiap grup$./0
%ampalis et al$./@0 merevie& hasil ahir dari 9"@ pasien trauma yang
menerima cairan intravena dibandingan dengan 9/@ pasien elompo
ontrol tanpa cairan intravena$ )oresi dibuatuntu jenis elamin, usia, dan
meanisme cedera dan anga eparahan cedera$ Pasien yang menerima
resusitasi cairan di tempat memilii mortalitas yang lebih besar daripada
elompo ontrol, terutama jia terapi cairan diombinasian dengan
eadaan prehospital yang lebih panjang$ Merea membandingan eadaan
prehospital yang 7 !" menit dengan !" menit$ Dalam salah satu
elompo, penggunaan cairan intravena ditempat tida menunjuan
hubungan dengan peningatan mortalitas yang signi-an$
Pada /8?, 'lair et al$./?0 melaporan bah&a insiden perdarahan
berulang telah menurun pada pasien dengan perdarahan gastrointestinal
yang mendapatan transfusi lebih a&al dipotong5P 7 "$"/6$ dengan data
yang urang relatif, sebuah ulasan dari Cochrane./80 muncul sebuah
onlusi bah&a tida terdapat buti untu atau terhadap volume a&al
resusitasi pada perdarahan ta terontrol$ Penelitian ini tida
membandingan satu oloid dengan yang lainnya atau ristaloid hipertonis
dengan ristaloid isotonis$
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
9/22
diperlukan percobaan terkontrol acak untuk membuat strategi resusitasi cairan yang paling
e/ekti/.
Sebuah percobaan yang dilakukan urner et al.,[0] pada 1!09 pasien trauma diacak
untuk mendapatkan atau tidak mendapatkan terapi cairan pada periode prehospital menunjukan
10.=% mortalitas pada kelompok dengan pemberian cairan diaal dan 9.#% pada kelompok
tanpa atau dengan pemberian cairan yang terlambat. (al ini merekomendasikan baha daripada
mengkonsentrasikan protocol terapi cairan, ser*is ambulans harusnya mencegah keterlambatan
dan mempercepat pemindahan pasien ke rumah sakit.
Penelitian 2nne &orrison et al.[1] menunjukkan baha strategi resusitasi hipotensi
mengurangi kebutuhan trans/use dan koagulopati pasca operasi parah pada trauma dengan syok
hemoragik. (al ini menunjukkan baha resusitasi hipotensi/ adalah strategi yang aman pada
populasi pasien trauma danresusitasi hipotensi pada interaoperatif MAP >" mm*g
tida meningatan mortalitas dalam !" hari seperti yang dibandingan
dengan target MAP > mm*g$ *al ini menurunan resio mortalitas a&al
pascaoperasi pada perdarahan oagulopati dan tida memperpanjang lama
&atu pera&atan di IC($
Evaluasi Departemen Emergensi pada Pasien Syok
)etia pasien trauma datang untu triase, merea harus dinilai dengancepat untu memastian memilii resio atau sedang mengalami syo$
Pasien trauma harus segera diamanan jalan napas, pernapasan, dan
sirulasinya oleh tim trauma, juga mengontrol perdarahan dan meloalisasi
trauma dengan penilaian sonogra- terfous pada trauma E ;4ray dada$.Table
I0
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
10/22
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
11/22
Resustiasi kontrol kerusakan [27]
)oagulopati pada trauma telah muncul pada banya pasien saat
merea di IGD, dan berdampa pada manajemennya$ Penanganan
oagulopati pada syo hemoragi buan lagi hanya tanggung ja&ab doter
bedah dan doter intesivetetapi tindaan inisiasi juga merupaan lingup
dari para linisi darurat$ Tindaan ini merupaan bagian penting yang dienal
sebagai damage control resuscitation 5DC26
ata >trias mematikan? digunakan untuk mendeskripsikan kombinasikoagulopati akut,
hipotermia, dan asidosis yang tampak pada pasien trauma perdarahan. (ipoper/usi mengarah ke
penurunan hantaran oksigen, perubahan pada metabolism anaerob, produksi laktat, dan asidosis
metabolik. &etabolisme anaerob membatasi produksi panas edogen, eksaserbasi hipotermia yang
disebabkan oleh paparan dan resusitasi cairan dingin dan darah yang terburu"buru. Sebuah
penelitian retrospekti/ besar telah menunjukan baha suhu tubuh @ !5? merupakan sebuah
predictor independen atas mortalitas akibat trauma mayor.
Pemahaman tentang mekanisme koagulopati, asidosis, dan hipotermia atau >rias
&ematikan? menjadi dasar dari +:. +: mengarahkan ketiga komponen dari rias &ematikan
dan mengintegrasikan hipotensi permisi/, resusitasi hemostatic, dan operasi pengendalian
kerusakan. +alam rangka mengurangi syok hipo*olemik yang terdiagnosa dengan mengenali
pola dari trias A kulit lembab dingin, lemah atau nadi tidak teraba dan keadaan mental yang
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
12/22
abnormal pada asidosis, hipotensi, dan hipotermia perlu diarahkan pula. 2sidosis dengan de/icit
basa lebih dari - mmolB3 adalah de/ek /isiologi predominan yang merupakan hasil dari
hipoper/usi yang persisten. p( @ C. dikaitkan dengan penuruan kontraktilitas dan kardiak
output, *asodilatasi, hipotensi, bradikardia, disaritmia, dan penurunan aliran darah ke hepar dan
ginjal. (ipotermia juga berkaitan dengan mortalitas yang tinggi. Dika suhu @ 9-.50?E
hipokoagulability terjadi. 7agaimanapun, pendekatan pengendalian kerusakan cocok untuk
sekelompok pasien tertentu. 2sensio et al [C] mengidenti/ikasi karakteristik perioperati*e yang
terprediksi dari >sindrom perdarahan? dimana pengendalian kerusakan lebih pantas.
/&mp&nen dari Resusitasi Pen"endaian /erusakan
Hipotensi Permisif
ujuannya adalah untuk membiarkan tekanan darah subnormal untuk menimialisir
perdarahan hemoragik.
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
13/22
terkahir mengindikasikan penggantian dengan EEP segar dan platelet konsentrasi pada aal
manajemen trauma mencegah e/ek delusional dan telah ditandai meningkatkan perdarahan
koagulopati pada pasien trauma. :esusitasi hemostatic yang agresi/ harus di kombinasikan
dengan kontrol agresi/ dari perdarahan. 2sam traneGamat, sebagai anti/ibrinolitik, diberikan pada
semua pasien dengan perdarahan tidak terkontrol yang membutuhkan trans/usi darah.
Sebagaimana percobaan :2S(" pada 010 untuk e*aluasi pada peran asam
traneGamat, 0.000 pasien yang diacak menerima asam traneGamat atau kontrol. 2sam
traneGamat secara signi/ikan menurunkan resiko kematian 4odd ratio 0.91, P F 0.00!5 dan
kematian dari hemoragik 4): 3 0.#5, P @ 0.001 tanpa peningkatan apapun pada komplikasi
tromboembolik.
Operasi pengendalian kerusakan
)perasi pengendalian kerusakan dide/inisikan sebagai pengorbanan anatomi normal
terencana bersi/at sementara untuk mempertahankan /isiologi penting. $ni adalah konsep dimana
operasi aal menjadi bagian dari proses resusitasi daripada bagian proses pengobatan [!0,!1].
(al ini mengandung ! bagian termasuk laparotomi pembuka, resusitasi $< dan pengoperasian
selanjutnya sebagai resusitasi de/initi*e[!]. )perasi pengendalian kerusakan adalah strategi
operasi yang bertujuan mengembalikan /isiologi normal ketimbang integritas anatomi. (anya
ketika pasien menjadi stabil secara /isiologis dimana terapi operasi akhir dimulai. Proses ini
bermaksud untuk membatasi paparan /isiologis pada lingkungan yang tidak stabil,
memungkinkan resusitasi dan hasil yang lebih baik pada pasien trauma yang sakit kritis.
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
14/22
Pendekatan multidisiplin pada manajemen luka kritis, guideline Hropa yang terbaru [!!]
merokemendasikan F
'aktu yang berlalu antara cedera dan operasi harus diminimalkan untuk pasien
yang sangat membutuhkan operasi kontrol perdarahan 4Irade $2
Pasien dengan syok hemoragik dan sumber perdarahan yang teridenti/ikasi harus
melakukan prosedur kontrol perdarahan kecuali tindakan resusitasi aal berhasil 4Irade
$7
Pencitraan aal 4E2S atau computed tomography untuk mendeteksi cairan pada
pasien yang curiga memiliki trauma torso 4Irade $7. Dika E2S porisit/, harus diikuti
dengan inter*ensi sesegera mungkin.
arget tekanan darah sistolik #0"100 mm(g hingga perdarahan besar berhenti
dalam tahap aal tanp 7$ 4Irade $. Pendekatan lo *olume adalah kontraindikasi
pada 7$ sebagai tekanan per/usi yang adekuat adalah penting untuk memastikan
oksigenasi pada sentral ner*us sistem yang terluka.
arget &2P -5 mm(g atau lebih, dikontrol dengan resusitasi hipotensi/.
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
15/22
Iunakan tourniJuet untuk perdarahan yang membahayakan nyaa dari cedera
ekstermitas terbuka pada keadaan sebelum operasi.
Kormo*entilasi aal pada pasien trauma jika tidak ada tanda"tanda dari serebral
hematom. ekanan parsial yang rendah dari ) arteri pada saat pasien masuk ke ruang
emergensi berhubungan dengan keadaan yang lebih buruk pada pasien dengan 7$.
(iper*entilasi dan hipokapnia menyebabkan *asokonstriksi intens dengan penurunan
aliran darah otak dan per/usi jaringan yang tidak seimbang.
Syok hemoragik dapat diidenti/ikasi dari sumber perdarahan A penanganan aal
prosedur penanganan perdarahan secepatnya
Perhitungan serum laktat dan de/icit basa untuk mengukur dan memonitor sejauh
mana perdarahan dan syok 4Irade $7. Serum laktat adalah parameter diagnostic dan
prognostic syok hemoragik. Dumlah laktat yang di produksi oleh glikosisis anaerob
merupakan parameter indirek dari cadangan oksigen, hipoper/usi jaringan, dan keparahan
dari syok hemoragik. +e/icit basa memberikan estimasi indirek dari asidosis yang terjadi
akibat per/usi yang tak seimbang. Pengukuran laktat berulang menunjukan indeG
prognostic yang dapat dipercaya untuk pasien dengan syok sirkulasi.
+: harus digunkan untuk pasien dengen cedera parah dengan tanda syok
hemoragik dalam, tanda dari perdarahan dan koagulopati akti/, hipotermia, asidosis,
cedera anatomi berat yang tidak dapat diakses.
ristaloid harus digunakan diaal untuk pasien trauma perdarahan 4Irade $7.
airan hipertonis dipertimbangkan untuk pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil
4Irade 7. Penambahan koloid dipertimbangkan dengan batas yang ditentukan pada
setiap cairan pada pasien dengan hemodinamik tak stabil 4Irade .
Pemberian EEP di aal pada pasien dengan perdarahan massi/ 4Irade $7.
Platelet digunakan untuk mempertahankan jumlah diatas >" F /"8E 5Grade IC6$
Tetaplah menjaga jumlahnya diatas /"" F /"8E pada pasien denan
multiple trauma yang mengalami perdarahan berat atau cedera ota
traumatis 5Grade 9C6 Pemberian 2sam traneGamat 10"15mgBkg diikuti dengan pengin/usan1"5
mgBkgBjam 4Irade $7
arget hemoglobin adalah C"# gm%
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
16/22
&onitoring kalsium ion selama trans/usi massi/ 4Irade $. alsium klorida perlu
diberikan jika kalsium ion le*el rendah atau perubahan HI yang menunjukan
hypokalemia 4Irade
Karakter Cairan resusitasi yang optimal
&enurut remblay Lcairan yang optimal untuk resusitasi adalah menggabungkan *olume
ekspansi dan kepasitas kemampuan darah membaa oksigen, tanpa kebutuhan untuk cross"
match atau resiko penularan penyakit. Sebagai tambahan, hal itu akan mengembalikan dan
menjaga komposisi normal dan distribusi kompartemen cairan dalam tubuhM. &elihat lebih jauh,
cairan yang ideal akan mengkombinasikan semua hal itu dengan e/ek imun dan koagulasi yang
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
17/22
positi/ dan menjadi tahan lama, portable, dan murah. idak ada pilihan cairan yang saat ini
mendekati kriteria ideal. Standar resusitasi trauma sebagaimana dide/inisikan 23S termasuk
in/use cairan ringer laktat [!5], yang mana merupakan campuran yang termasuk dua stereo"
isomer dari laktat +"laktat dan 3"laktat. airan normal juga banyak digunakan dengan ringer
laktat untuk resusitasi pada syok hemoragik, tapi hal ini berasosiasi denga asidosis
hiperkloremik, ketika diberikan dalam jumlah besar [1!].
airan hipertonis dan cairan hipertonis deGtran solution 4(S+ juga telah digunakan
sebagai penanganan untuk peningkatan cairan intra kranial dan terapi aal untuk 7$.
Penanganan aal (S+ dapat mengarah ke peningkatan serum biomarker pada cedera otak. api
saat ini, tidak ada bukti yang menyatakan apakah (S atau (S+ memberi man/aat signi/ikan
pada terapi aal pada pasien dengan 7$.
Secata tradisional tidak terdapat peran koloid pada resusitasi trauma karena e/ek samping
yang terkait. Ielatin telah dihubungkan dengan ana/ilaksis dan signi/ikan natremia. Duga
menyebabkan hipotensi paradoksikal akibat pelepasan bradikinin oleh kontaminan.[!5]
koagulopati adalah kompilasi yang biasa muncul pada syok hemoragik. :esusitasi yang
berhubungan dengan hemodilusi dapat mengubah hemostasis dengan menurukan konsentrasi
protein pembekuan. Penggunaan kristaloid telah dianggap tidak memiliki e/ek negati*e pada
koagulasi kecuali pada disebabkan hemodilusi. ristaloid tidak memiliki e/ek samping tertentu
pada /ungsi ginjal kecuali tidak dapat mengembalikan *olume darah dengan memadai.
7agaimanapun, koloid memiliki e/ek buruk pada /ungsi ginjal. Pada pasien dengan
de/icit cairan yang berlebihan, /iltrasi glomerulus pada koloid hipertonis 4deGtran, 10% hydroGyl
ethyl starch 4(HS, 0% albumin dapat menyebabkan hiper*ikos urin dan stasis aliran tubulus
yang menghasilkan obstruksi pada lumen tubular. [!-,!C] Ielatin tidak punya e/ek merusak yang
signi/ikan pada ginjal. [!-,!C]
ontro*ersi mengenai penggunaan kristaloid *ersus koloid pada resusitasi telah
diperdebatkan selama bertahun"tahun. 2nalisis data ochrane terakhir mengenai kristaloid*ersus koloid yang dipublikasikan pada 01! baha resusitasi yang menggunakan koloid dengan
kristaloid mengurangi resiko kematian pada pasien dengan trauma, luka bakar atau setelah
operasi. Penggunaan (HS juga dapat meningkatkan mortalitas.[!#] ochrane mengambil
kesimpulan baha penggunaan koloid tidak berhubungan dengan peningkatan ketahanan hidup,
dianggap lebih mahal ketimbang kristaloid, dan sulit bila melihat penggunaan keduanya pada
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
18/22
praktik dianggap sama.[!9] Percobaan klinis lebih lanjut pada penggunaan koloid perlu melihat
dengan benar potensinya demi keuntungan pasien.
Pendekatan standar pada korban trauma adalah dengan melakukan in/use kristaloid dalam
*olume besar seaal dan secepat mungkin. airan yang paling e/isien untuk digunakan masih
diperdebattkan. 7eberapa pilihan telah dirangkum dalam table dibaah
/esimpuan
Perdebatan berlanjut dalam hal manajemen cairan pada trauma. Syok hemoragik
merupakan penyebab aal dari morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Prosedur yang
memakan aktu di lapangan harus dihindari, dan percepatan transport pada penanganande/initi*e harus diutamakan. Pemilihan cairan belum terbukti berpengaruh pada hasil akhir
trauma, bagaimanapun resusitasi kristaloid dalam jumlah besar perlu dihindari. +engan tidak
adanya 7$, target sistolik adalah C0"90 mm(g, tekanan peri/er dalam kasus perdarahan tak
terkontrol harus dicapai. Kormotensi harus dicapai pada keadaan 7$. 2sam traneGamat harus
diberikan pada pasien dengan trauma penetrasi yang membutuhkan trans/usi. &P dengan rasio
tetap haris diberikan. Pasien dengan trauma penetrasi yang mendapatkan penanganan de/initi*e
segera dapat dapat menggunakan operasi pengendalian kerusakan. Sementara +: memerlukan
studi lebih lanjut, literature aal nampak menjanjikan.
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
19/22
Daftar Pustaka
1. Iururaj I. :oad tra//ic deaths, injuries and disabilities in $ndiaF urrent scenario. Katl &ed D
$ndia 00#N1F1="0.
. (olcomb D7, &c&ullin K:, Pearse 3, aruso D, 'ade H, )etjen"Ierdes 3, et al. auses o/
death in
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
20/22
1=. Shah D, hiu ', Scalea &, arlson +H. +etrimental e//ects o/ rapid /luid resuscitation
on hepatocellular /unction and sur*i*al a/ter hemorrhagic shock. Shock 00N1#F="C.
15. 7ickell '(, 'all &D Dr, Pepe PH, &artin ::, Iinger E, 2llen &, et al. $mmediate *ersus
delayed /luid resuscitation /or hypotensi*e patients ith penetrating torso injuries. K Hngl D
&ed 199=N!!1F1105"9.
1-. +utton :P, &ackenQie E, Scalea &. (ypotensi*e resuscitation during acti*e hemorrhageF
$mpact on in"hospital mortality. D rauma 00N5F11=1"-.
1C. Sampalis DS, amim (, +enis :, 7oukas S, :uest S2, Kikolis 2, et al. $ne//ecti*eness o/ on"
site intra*enous linesF $s prehospital time the culprit8 D rauma 199CN=!F-0#"15.
1#. 7lair S+, Dan*rin S7, &collum K, Ireenhalgh :&. H//ect o/ early blood trans/usion on
gastrointestinal haemorrhage. 7r D Surg 19#-NC!FC#!"5.
19. an $, 7unn E, :oberts $, '() Pre"(ospital rauma are Steering ommittee. iming
and *olume o/ /luid administration /or patients ith bleeding. ochrane +atabase Syst :e*
00!N!F+00=5.
0. urner D, Kicholl D, 'ebber 3, oG (, +iGon S, Rates +. 2 randomiQed controlled trial o/
prehospital intra*enous /luid replacement therapy in serious trauma. (ealth echnol 2ssess
000N=F1"5C.
1. &orrison 2, arrick &&, Korman &2, Scott 7I, 'elsh ED, sai P, et al. (ypotensi*e
resuscitation strategy reduces trans/usion reJuirements and se*ere postoperati*e
coagulopathy in trauma patients ith hemorrhagic shockF Preliminary results o/ a
randomiQed controlled trial. D rauma 011NC0F-5"-!.
. 7eekley 2. +amage control resuscitationF 2 sensible approach to the eGsanguinating
surgical patient. rit are &ed 00#N!-FS-C"C=.
!. :angarajan , Subramanian 2, Pandey :&. +eterminants o/ mortality in trauma patients
/olloing massi*e blood trans/usion. D Hmerg rauma Shock 011N=F5#"-!.
=. (annon . rauma blood managementF 2*oiding the collateral damage o/ trauma
resuscitation protocols. (ematology 2m Soc (ematol Hduc Program 010N010F=-!"=.
5. Dansen D), homas :, 3oudon &2, 7rooks 2. +amage control resuscitation /or patients ith
major trauma. 7&D 009N!!#Fb1CC#.
-. &artin :S, ilgo P+, &iller P:, (oth DD, &eredith D', hang &. $njury"associated
hypothermiaF 2n analysis o/ the 00= national trauma data bank. Shock 005N=F11="#.
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
21/22
C. 2sensio D2, &c+u//ie 3, Petrone P, :oldan I, Eorno ', Iambaro H, et al. :eliable *ariables
in the eGsanguinated patient hich indicate damage control and predict outcome. 2m D Surg
001N1#FC=!"51.
#. :iskin +D, sai , :iskin 3, (ernandeQ"7oussard , Purtill &, &aggio P&, et al. &assi*e
trans/usion protocolsF he role o/ aggressi*e resuscitation *ersus product ratio in mortality
reduction. D 2m oll Surg 009N09F19#"05.
9. :2S(" trial collaborators, Shakur (, :oberts $, 7autista :, aballero D, oats , et al.
H//ects o/ traneGamic acid on death, *ascular occlusi*e e*ents, and blood trans/usion in
trauma patients ith signi/icant haemorrhage 4:2S("F 2 randomised, placebocontrolled
trial. 3ancet 010N!C-F!"!.
!0. (irshberg 2, She//er K, 7arnea ). omputer simulation o/ hypothermia during Ldamage
controlM laparotomy. 'orld D Surg 1999N!F9-0"5.
!1. Sagra*es SI, oschlog H2, :otondo &E. +amage control surgery he intensi*ist?s role. D
$ntensi*e are &ed 00-N1F5"1-.
!. (su D&, Pham K. +amage control in the injured patient. $nt D rit $lln $nj Sci 011N1F--"C.
!!. :ossaint :, 7ouillon 7, erny , oats D, +uranteau D, EernTndeQ"&ondUjar H, et al.
&anagement o/ bleeding /olloing major traumaF 2n updated Huropean guideline. rit are
010N1=F:5.
!=. remblay 3K, :iQoli S7, 7renneman E+. 2d*ances in /luid resuscitation o/ hemorrhagic
shock. an D Surg 001N==F1C"9.
!5. +utta :, hatur*edi :. Eluid therapy in trauma. &2DE$ 010N--F!1"-.
!-. 7ouglU 2, (arrois 2, +uranteau D. :esuscitati*e strategies in traumatic hemorrhagic shock.
2nn $ntensi*e are 01!N!F1.
!C. 7oldt D. olume replacement in the surgical patient +oes the type o/ solution make a
di//erence8 7r D 2naesth 000N#=FC#!"9!.
!#. 7oldt D. Eluid choice /or resuscitation o/ the trauma patientF 2 re*ie o/ the physiological,
pharmacological, and clinical e*idence. an D 2naesth 00=N51F500"1!.
!9. Perel P, :oberts $, er . olloids *ersus crystalloids /or /luid resuscitation in critically ill
patients. ochrane +atabase Syst :e* 01!NF+0005-C.
=0. Shires I, 7roder 3, Steljes P, 'illiams SD, 7roder +, 7arber 2H. he e//ect o/
shock resuscitation /luids on apoptosis. 2m D Surg 005N1#9F#5"91.
-
7/26/2019 Jurnal Reading Stase Anestesi
22/22
=1. 2lam (7, Sun 3, :u// P, 2ustin 7, 7urris +, :hee P. H" and P"selectin eGpression depends
on the resuscitation /luid used in hemorrhaged rats. D Surg :es 000N9=F1=5"5.
=. ochrane $njuries Iroup 2lbumin :e*ieers. (uman albumin administration in critically ill
patientsF Systematic re*ie o/ randomised controlled trials. 7&D 199#N!1CF!5"=0.
=!. S2EH Study $n*estigators, 2ustralian and Ke ealand $ntensi*e are Society linical
rials Iroup, 2ustralian :ed ross 7lood Ser*ice, Ieorge $nstitute /or $nternational (ealth,
&yburgh D, ooper +D, et al. Saline or albumin /or /luid resuscitation in patients ith
traumatic brain injury. K Hngl D &ed 00CN!5CF#C="#=.