jurnal persepsi

Upload: frayen-blaugrana

Post on 15-Oct-2015

50 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Hasil Penelitian

PERANAN ANGGOTA KELOMPOK TANI DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA TUAPANAF KECAMATAN TAKARI KABUPATEN KUPANG

Richard D. Faah, Ir. Leta R. Levis, M.Rur. Mnt dan Ir. Selfius. P. N. Nainiti, M.Sc

ABSTRACTThe research was conducted in the village of Tuapanaf Takari Sub district Kupang district from July to September 2013. The aim were to (1) Determine the role of members of farmer groups in rice farming activities (2) The contraints factors faced by farmer in fieldrice farming activitiesThe method used in this study was survey method. There were 60 farmers were selected randomly. The primary data were collected by interviews the farmers based on the questionnaires, while the secondary date gained from the relevant stackholders. To reach first goal, date collected were analyzed descriptively, while the second goal analyzed qualitatively.These result are :(1) The role of members of farmer groups in the implementation of rice farming in the village Tuapanaf, was quite high with the average score of 3,7 or 75,8%. In detail from the 60 members of farmer groups of respondents, the were 51 people (85%) had a higher role in the rice farming activities. Then, there were 7 farmers (11,7%) had a moderate role, meanwhile only 2 (3,3 %) had a very haigh role in the rice farming activities. Elements of the role of members of farmer groups in the providing of facilities and production input were the biggest contribution as 87,9% for rice farming activities, in the contrary with the goverment was the level of 49,8% to the rice farming activities. (2) the constraints factors found from this study were undomesticate animal and lack of capatil reqording to coordinate with the goverment, disemination of information, farmer group planing teaching aplication of technology, providing facilities and input production.

ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang pada bulan Juli sampai dengan September tahun 2013 dengan tujuan untuk : (1) mengetahui peranan anggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah (2) Kendala-kendala yang dihadapi anggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 60 dari 150 orang anggota kelompok tani secara acak sederhana. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer diperoleh melelui wawancara langsung dengan responden yang berpedoman pada daftar pertanyaan sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan judul penelitian. Untuk mengetahui tujuan pertama data dianalisis secara deskriptif yakni analisis peranan dengan menggunakan skala likert sedangkan tujuan kedua digunakan metode deskriptif kualitatif.Hasil penelitian adalah : (1) Peranan anggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Tuapanaf, sudah tergolong tinggi dengan pencapaian skor rata-rata adalah 3,7 atau sebesar 75,8%. Hal ini terbukti dari 60 orang anggota kelompok tani responden, terdapat 51 orang (85%) mempunyai peranan tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah kemudian terdapat 7 orang (11,7%) yang mempunyai peranan sedang dan hanya 2 orang (3,3%) saja yang mempunyai peranan sangat tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah. Unsur peranan anggota kelompok tani dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi memberikan sumbangan paling besar yaitu 87,9 % bagi pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah, sebaliknya unsur melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah memberikan sumbangan paling sedikit yaitu 49,8 %. (2) hampir semua petani mengakui bahwa kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan usahatani adalah masalah ternak liar dan keterbatasan modal yang diperlukan dalam mencari dan penyebarluasan informasi, perencanaan kegiatan kelompok, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi dan penyediaan fasilitas dan sarana produksi.

PENDAHULUANSebagian besar wilayah di Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki potensi yang mendukung dalam pengembangan komoditi padi sawah. Berdasarkan data luas lahan sawah di provinsi NTT pada tahun 2010 menunjukkan bahwa luas lahan 182.565 Ha dengan total produksi 238.655 ton beras/tahun yang merupakan kontribusi dari semua Kabupaten di NTT (Badan Pusat Statistik Propinsi NTT, 2011).Padi sebagai komoditi unggulan tanaman bahan makanan memainkan peranan penting di Kabupaten Kupang. Kabupaten Kupang bukan penghasil padi terbesar, namun hasil survei, menunjukan bahwa luas lahan sawah pada tahun 2011 untuk Kabupaten Kupang adalah seluas 12,145 Ha. Dengan luas lahan sawah yang ada maka produktifitas padi sawah di Kabupaten Kupang pada tahun 2011 sebesar 34,9 Kw/Ha yang merupakan kontribusi dari beberapa kecamatan di Kabupaten Kupang dan salah satunya, adalah Kecamatan Takari yang luas areal persawahannya adalah 559 Ha dengan produktifitas padi sawah sebanyak 36,5 Kw/Ha (Badan Pusat Statistik Propinsi NTT, 2012).Tingginya produktifitas padi sawah di atas menunjukkan keberhasilan para petani padi sawah di Kabupaten Kupang. Keberhasilan itu sangat didukung oleh tersedianya sarana yang digunakan oleh petani dalam usahatani padi sawah seperti petani yang bekerja dalam kelompok tani. Salah satu kelembagaan yang dikembangkan dalam rangka mewujudkan swadaya petani adalah kelompok tani yang merupakan kelompok kerja yang diharapkan berfungsi sebagai penyebar inovasi kepada para petani. Kelompok tani merupakan wadah bersama bagi petani dalam rangka mengelola usahatani serta semua persoalan usahatani, wadah untuk proses belajar bagi petani dalam melaksanakan kegiatan usahatani secara maksimal dan dalam meningkatkan produksi (Anonim, 2003).Dengan melihat kondisi petani yang mempunyai peran begitu besar namun masih jauh dari yang diharapkan yaitu menjadi petani mandiri, maka kinerja kelompok tani dalam memberikan wadah pembelajaran bagi petani perlu ditingkatkan. Seperti halnya di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang, pembinaan kelompok tani di Desa Tuapanaf diarahkan untuk memberdayakan para anggotanya agar memiliki kekuatan mandiri seperti mampu menerapkan inovasi, mampu memanfaatkan asas skala ekonomi dan mampu menghadapi resiko usaha, sehingga mampu melaksanakan kegiatan usahataninya secara optimal dan memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak. Untuk itu petani perlu berkelompok (Nurmayati, 2011). Dengan terbentuknya kelompok tani di Desa Tuapanaf, maka pengorganisasian setiap kegiatan seperti pelaksanaan kegiatan panca usahatani, pengadaan sarana produksi dan penerapan teknologi akan lebih mudah terencana dan terealisasi, serta masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan usahatani dengan mudah dapat terselesaikan. Dan dengan adanya kelompok tani ini, petani di desa Tuapanaf mendapat arahan dari penyuluh pertanian yang disampaikan melalui kontak tani sehingga mampu menghadapi beberapa masalah yang ditemui dan diharapkan dengan bergabungnya petani dalam suatu kelompok akan memberikan motivasi pada para petani untuk lebih meningkatkan produksinya. Namun demikian seberapa besar peranan anggota kelompok tani dalam mendorong kegiatan usahataninya merupakan hal yang perlu di teliti guna mencari jawabannya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan angggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah dan kendala-kendala apa yang dihadapi angggota kelompok tani dalam proses peningkatan produksi padi sawah di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang.

METODE PENELITIANKerangka PemikiranDalam kegiatan usahatani padi sawah, petani membutuhkan wadah agar dapat berinteraksi dalam melakukan suatu kepentingan bersama dan mencapai tujuan yang diinginkan, sehingga para petani tersebut tergabung dalam satu wadah yang disebut kelompok tani.Di dalam kelompok tani terdapat kemungkinan besar petani untuk belajar sambil berbuat sehingga diharapkan selama mereka menghimpun diri dalam kelompok taninya, mereka juga ikut serta dalam serangkaian kegiatan usaha tani padi sawah.Hal inilah yang terjadi pada sebagaian besar kelompok tani di Desa Tuapanaf dinama anggota kelompok tani memiliki peranan yang terdiri dari peranan kelompok tani dalam melakukan perencanaan kegiatan untuk penyediaan sarana produkasi, menerapkan teknologi panca usahatani, mencari dan menyebarluaskan informasi serta melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah/instansi terkait. Dengan adanya peranan anggota kelompok tani maka kendala-kendala /masalah-masalah yang dihadapi dapat teratasi dengan baik sehingga kegiatan usahatani padi sawah berjalan lancar .Dengan kata lain berhasil atau tidaknya sangat bergantung pada keikutsertaan para petani dalam melaksanakan peranan tersebut.

Metode Pengumpulan Data Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan dasar pertimbangan bahwa lokasi tersebut merupakan salah satu daerah sentra produksi padi sawah. Selain itu, daerah ini terdapat kelompok tani yang aktif dan telah lama terbentuk. Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang pada bulan Juli 2013 sampai dengan bulan September 2013. Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.

Model dan Analisis DataData yang diperoleh ditabulasi sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk menjawab tujuan pertama yaitu peranan anggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani akan digunakan analisis secara deskriptif. Dimana pengukurannya dengan menggunakan skala Likert yaitu pemberian skor terhadap responden atas pertanyaan yang diajukan.Untuk mecari skor ratarata setiap responden adalah dengan rumus sebagai berikut (Levis, 2007): Kemudian untuk mengetahui dalam kategori mana peranan responden berada adalah dengan rumus sebagai berikut :

Untuk mengetahui peranan setiap responden maka dapat digunakan rumus (Levis, 20013):

Tujuan kedua mengenai kendala apa yang dihadapi petani dalam pelaksanaan usahatani, akan digunakan metode deskriptif kualitatif atau berusaha untuk menghasilkan data berupa gambaran atau lukisan secara nyata.

HASIL DAN PEMBAHASANGambaran Umum Lokasi PenelitianSecara administratif, Desa Tuapanaf termasuk dalam wilayah Kecamatan Takari, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Hueknutu Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Oelnainino Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Benu dan Desa Noelmina Sebelah Barat berbatasan dengan Desa TaniniLuas wilayah Desa Tuapanaf secara keseluruhan adalah 20 km2 . jarak antara Desa Tuapanaf ke Kota Kecamatan adalah 10 km, Jarak ke kota Kabupaten adalah 72 km dan jarak ke Kota Propinsi adalah 95 km. Jumlah penduduk Desa Tuapanaf adalah 3756 jiwa. Jumlah penduduk pria 1827 jiwa dan jumlah penduduk wanita 1929 jiwa. Mata pencaharian pokok pada umumnya adalah bertani.

Karakteristik Responden 1. Umur Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur Di Desa TuapanafNoKelompok Usia (Tahun)Jumlah (Jiwa)Presentase (%)

1.0 1400

2.15 554676,67

3.> 551423,33

Jumlah 60100

Hasil Analisis Data Primer, 20132. Tingkat PendidikanTabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal dan Non Formal di Desa TuapanafNo

Jenis Dan Tingkat PendidikanJumlah (Jiwa)Presentase (%)

1Pendidikan Formal

Tidak Sekolah--

SD3965

SMP1118,33

SMA/SMK1016,67

Perguruan Tinggi--

Jumlah 60100

2Pendidikan Non Formal

Penyuluhan/Pelatihan5795

Tidak pernah mengikuti35

Jumlah 60100

Hasil Analisis Data Primer, 20133. Luas Lahan Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Di Desa TuapanafNoLuas Lahan (Are)Jumlah Responden (Jiwa)Presentase (%)

1. 0,5 Ha2440

2.> 0,5 1,0 Ha2846,67

3.> 1,0 Ha813,33

Jumlah 60100

Hasil Analisis Data Primer, 2013

4. Jumlah Tanggungan KeluargaTabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan Keluarga Di Desa TuapanafNoBanyaknya TanggunganJumlah Responden (Jiwa)Presentase (%)

1.< 3 orang2236,67

2.3 5 orang2643,33

3.> 5 orang1220

Jumlah 60100

Hasil Analisis Data Primer, 2013Peranan Anggota Kelompok Tani dalam Pelaksanaan Kegiatan Usahatani Padi SawahBerdasarkan hasil penelitian, bahwa pencapaian skor rata-rata peranan anggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang adalah 3,7 atau sebesar 75,8%. Dengan kata lain, peranan anggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Tuapanaf tergolong tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa anggota kelompok tani memiliki peranan yang baik. Atau para anggota kelompok dapat mencapai keberhasilan kelompok secara baik. Distribusi anggota kelompok tani berdasarkan peranan dapat dilihat pada tabel berikut :Tabel 7. Distribusi peranan aggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang berdasarkan pencapaian skor maksimum tahun 2013NoKategori Peranan Aggota Kelompok Tani Pencapaian Skor MaksimumFrekwensiPersentase (%)

1Sangat rendah20 36--

2Rendah36 52--

3Sedang52 68711,7

4Tinggi68 845185

5Sangat tinggi84 10023,3

Jumlah 60100

Hasil Analisis Data Primer, 2013Berdasarkan Tabel 7 di atas maka diketahui bahwa 11,7% atau 7 orang petani responden mempunyai peranan sedang terhadap pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah, 85% atau 51 orang petani responden mempunyai peranan tinggi dan hanya 3,3% atau 2 orang petani responden yang mempunyai peranan sangat tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah. Hal ini menunjukan bahwa rata-rata petani responden mempunyai respon yang tinggi terhadap hal tersebut. Tingkat peranan anggota kelompok tani dalam kategori tersebut di atas merupakan akumulasi skor yang diperoleh dari setiap unsur peranan anggota kelompok tani. Sumbangan masing-masing unsur peranan terhadap tingkat pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang disajikan pada Tabel 8 berikut ini.Tabel 8. Distribusi persentase unsur-unsur peranan anggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang tahun 2013No

Unsur-Unsur Peranan Anggota Kelompok TaniJumlah SkorRata-rataPersentase (%)Pencapain skor Rata-rata

1Penerapan teknologi panca usahatani1721

245,9

82,0

4,0

2Penyediaan fasilitas dan sarana produksi1318

263,6

87,9

4,3

3Pencarian dan penyebaran informasi863

215,8

71,9

3,5

4Merencanakan kegiatan kelompok882

220,5

73,5

3,6

5Melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah448

149,3

49,8

2,4

Hasil Analisis Data Primer, 2013Jika dicermati sumbangan masing-masing unsur (Tabel 8) terhadap peranan anggota kelompok tani, diperoleh data bahwa unsur peranan anggota kelompok tani dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi memberikan sumbangan paling besar yaitu 87,8 % dengan pencapaian skor rata-rata adalah 4,3.Berikutnya adalah unsur peranan anggota kelompok tani dalam penerapan teknologi panca usahatani yang memberikan sumbangan cukup besar pula bagi tingkat peranan anggota kelompok tani yaitu 81,9 % dengan pencapaian skor rata-rata 4,0. Sumbangan unsur sebesar 73,5 % dengan pencapaian skor rata-rata 3,6 merupakan sumbangan dari unsur merencanakan kegiatan kelompok.Unsur peranan anggota kelompok tani dalam pencarian dan penyebaran informasi memberikan sumbangan sebesar 71,9 % dengan pencapaian skor rata-rata 3,5. Sumbangan unsur paling sedikit adalah unsur melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah/instansi terkait yaitu 49,7 % dengan pencapaian skor rata-rata 2,4.

Kendala Yang Dihadapi Anggota Kelompok Tani Dalam Pelaksanaan Kegiatan Usahatani Padi SawahDalam pelaksanaan kegiatan usahatani selalu saja ada hambatan atau kendala dalam pelaksanaanya. Seperti halnya pada kelompok tani di Desa Tuapanaf Kecamatan Takari Kabupaten Kupang, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahataninya terdapat hambatan atau kendala yang dapat menghambat para anggotanya melaksanakan kegiatan usahataninya, seperti : kegiatan dalam mencari dan penyebarluasan informasi, perencanaan kegiatan kelompok, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi dan penyediaan fasilitas dan sarana produksi yang hampir semua disebabkan karena keterbatasan modal. Selain itu juga masalah yang sering menyulitkan para petani adalah ternak liar seperti kambing, sapi dan babi. Ternak liar tersebut selalu meresahkan para petani karena ternak-ternak tersebut merusakan pagar yang dibuat para petani kemudian merusakan tanaman padi sawah mereka.1. Keterbatasan Modal : Modal harus direncanakan untuk menunjang kegiatan yang akan kita lakukan. Keterbatasan modal merupakan kendala yang sangat berpengaruh dalam pelaksanaan kegiatan usahatani, karena modal merupakan faktor dominan dalam melakukan kegiatan usahatani, baik dalam hal penyediaan fasilitas dan sarana produksi maupun penerapan teknologi panca usahatani. Seperti halnya pada kendala yang dihadapi pada setiap kegiatan anggota kelompok tani di Desa Tuapanaf yang hampir semua karena keterbatasan modal. Hal ini dilihat dari jumlah anggota kelompok tani responden yang berjumlah 60 orang, yaitu pada kegiatan :

a. Mencari dan Penyebaran Informasi : Dari hasil wawancara dengan responden, kendala yang dihadapi dalam mencari dan penyebaran informasi yaitu kurangnya informasi yang diperoleh dari penyuluh pertanian karena kurang aktifnya anggota kelompok tani mencari informasi selain itu kurangnya jadwal pertemuan rutin untuk memperoleh informasi, sehingga kontak tani mengalami kesulitan dalam mencari dan menyebarkan informasi kepada anggota kelompok tani. Selain itu dari informasi yang disampaikan oleh PPL maupun kontak tani masih ada beberapa anggota yang tidak menanggapi informasi yang disampaikan, hal ini disebabkan informasi mereka peroleh tidak yang sesuai dengan kondisi di lapangan.

b. Perencanaan Kegiatan Kelompok : Kendala yang dihadapi dalam merencanakan kegiatan kelompok yaitu kurangnya sumberdaya manusia pada kelompok untuk menyusun suatu perencanaan kegiatan, dan adanya perbedaan pendapat antara anggota kelompok, sehingga menyulitkan kontak tani dalam merencanakan dan menyusun kegiatan kelompok, seperti halnya pada kegiatan pertemuan, ada anggota yang berhalangan hadir, selain itu kendala yang dihadapi dalam perencanaan kegiatan kelompok yaitu keterbatasan modal, ini terlihat pada rencana varietas yang digunakan karena ada sebagian anggota kelompok yang tidak memiliki cukup modal untuk membeli varietas yang telah ditentukan dalam perencanaan kegiatan kelompok.c. Melakukan Koordinasi Dengan Pihak Pemerintah : Kendala yang dihadapi dalam melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah yaitu tingkat kemampuan anggota kelompok untuk melakukan koordinasi masih lemah dan kurangnya respon dari pihak pemerintah kepada anggota kelompok tani untuk memperhatikan mereka dalam hal bantuan modal, sehingga anggota kelompok tani kurang aktif atau tidak mau melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah dan juga kurang mendapatkan bimbingan dari petugas pemerintah setempat dalam hal bantuan dana dan sarana produksi.

d. Penerapan Teknologi : Kendala yang dihadapi kelompok tani dalam penerapan teknologi yaitu kurangnya modal para anggota kelompok sehingga kelompok tani sulit menerapkan semua teknologi usahatani dalam pelaksanaan kegiatan usahataninya karena memerlukan modal atau dana yang cukup besar untuk memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan seperti kebutuhan akan sarana produksi dan penerapan teknologi panca usaha.

e. Penyediaan Fasilitas dan Sarana Produksi : Kendala yang dihadapi dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi yaitu kurangnya modal atau dana yang dimiliki anggota kelompok tani untuk menyediakan fasilitas dan sarana produksi dalam melaksanakan kegiatan usahataninya, dan kurangnya bantuan dari pihak pemerintah setempat baik dalam hal bantuan modal atau pun peralatan dan sarana produksi yang dibutuhkan anggota kelompok

KESIMPULAN DAN SARANKesimpulanBerdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : Secara umum peranan anggota kelompok tani dalam pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah di Desa Tuapanaf, Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, sudah tergolong tinggi dengan pencapaian skor rata-rata adalah 3,7 atau sebesar 75,8 %. Hal ini terlihat dari 60 orang anggota kelompok tani responden, terdapat 51 orang (85%) mempunyai respon peranan yang tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah kemudian terdapat 7 orang (11,7%) yang mempunyai respon sedang dan hanya 2 orang (3,3%) saja yang mempunyai respon sangat tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah. Selanjutnya pada pencapaian jumlah skor rata-rata sebesar 75,8% atau setara dengan peranan yang tinggi. Unsur peranan anggota kelompok tani dalam penyediaan fasilitas dan sarana produksi memberikan sumbangan paling besar yaitu 87,9 % bagi pelaksanaan kegiatan usahatani padi sawah, sebaliknya unsur melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah memberikan sumbangan paling sedikit yaitu 49,8 %. Dari hasil wawancara dengan responden, dapat disimpulkan bahwa hampir semua petani menghadapi masalah yang sama yakni masalah keterbatasan modal, seperti pada kegiatan dalam mencari dan penyebarluasan informasi, perencanaan kegiatan kelompok, melakukan koordinasi dengan pihak pemerintah, penerapan teknologi dan penyediaan fasilitas dan sarana produksi. Kemudian masalah ternak liar seperti kambing, sapi dan babi.

SaranBerdasarkan kesimpulan di atas serta temuan lain dalam penelitian ini maka dapat disarankan bahwa: Sebaiknya anggota kelompok tani Siaga lebih berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan usahatani dan berusahatani secara diversifikasi, yaitu melakukan lebih dari satu jenis usaha, seperti berusaha di komoditi padi, palawija dan ada juga yang berusaha di bidang peternakan, guna mendapatkan modal tambahan untuk berusahatani, sehingga dapat mengatasi kendala utama dalam pelaksanaan kegiatan usahatani yaitu keterbatasan modal, sehingga kegiatan usahatani mereka dapat berjalan dengan lancar dan sekaligus dapat meningkatkan produksi dan pendapatan mereka.Untuk masalah ternak liar, perlu dilakukan sosialisasi yang berkelanjutan tentang pentingnya perkandangan ternak dilihat dari aspek-aspek seperti: Aspek pertanian : Produktifitas kegiatan usahatani akan menurun. Aspek sosial: Hubungan kekeluargaan dan kekerabatan yang terganggu akibat kesalah pahaman Aspek kesehatan: Lingkungan hidup sekitar menjadi kotor atau tercemar akibat kotoran ternak

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2003. Peranan Kelompoktani Dalam Ketahanan Pangan. Diakses melalui http//www. Situs hijau. co.id dalam www.google.com pada tanggal 30 Februari 2013.Anonim, 2011. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Pengambilan Keputusan. Diakses melalui http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30758/4/Chapter%2011.pdf dalam www.google.com pada tanggal 20 September 2013.Badan Pusat Statistik Propinsi NTT, 2012. Nusa Tenggara Timur dalam angka 2012. Kupang.Badan Pusat Statistik Propinsi NTT, 2012. Kabupaten Kupang Dalam Angka 2012. Kupang.Badan Pusat Statistik Propinsi NTT, 2012. Kecamatan Takari Dalam Angka 2012. Kupang.Badan Pusat Statistik Propinsi NTT, 2012. Statistik Pertanian Kabupaten Kupang Tahun 2012. Kupang.Binsasi. 2007. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Anggota Kelompok Tani Binaan Yayasan Mitra Tani Mandiri di Desa Manabas Kecamatan Miomafo Timur Kabupaten TTU. Skripsi Fakultas Pertanian Undana. Kupang.Herman, S. 1988. Kebangkitan Kelompok Tani, Satuan Pengendali Bimas. Deptan JakartaLevis, L.R. 2002. Role of Agricultural Extension Workers in Horticultural Agribusiness in East Nusa Tenggara Province Indonesia.Thesis by Research MIA, Curtin University of Technology, Perth, WA, AustraliaLevis, L.R. 2007. Metode Penelitian Sosial Kualitatis Dan Kuantitatif. Diklat kuliah MPS, Faperta UNDANA.Levis, L.R. 2013. Metode Penelitian Perilaku Petani. Penerbit Ledalero. Maumere.Mosher, A. T. 1991. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Yasa Guna. Jakarta.7