jurnal penelitian tindakan dan pendidikan

20
JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN 2020, Vol. 6, No. 2, 13 – 32 Artikel Penelitian Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD Rosadi * Sekolah Dasar Negeri 2 Karangan Putih Kelua, Tabalong, Kalimantan Selatan Histori artikel: Pengiriman April 2020 Revisi Mei 2020 Diterima Juni 2020 ABSTRAK Kemampuan guru di SDN 2 Karangan Putih dalam melaksanakan pembelaja- ran tergolong rendah. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, dil- aksanakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan menerapkan model super- visi dengan teknik Cross Observation. Penelitian ini bertujuan untuk menge- tahui peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran 5 M melalui supervisi akademik teknik Cross Observation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif mengikuti prosedur Penelitian Tinda- kan Sekolah (PTS) dimulai perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini meliputi data kulaitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan dokumentasi atau hasil pengamatan terhadap guru. Data dianalisis dengan teknik penilaian dan prosentasi. Subjek penelitian adalah semua guru yang melaksanakan kuriku- lum 2013 berjumlah 6 orang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Supervisi Akademik dengan teknik Cross Observation dapat meningkatkan komampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran 5M. Peningkatan terlihat pada siklus I per- temuan 1, rata-rata nilai peserta 63,33 dengan kriteria cukup meningkat pada pertemuan 2 menjadi 67,50 dengan kriteria cukup. Siklus II pertemuan 1 rata-rata nilai peserta 75,00 dengan kriteria baik meningkat pada per- temuan 2 menjadi 84,20 dengan kriteria baik. Peningkatan ketuntasan ter- lihat pada siklus I pertemuan 1, belum ada yang tuntas, meningkat pada per- temuan 2 menjadi 2 orang (33,33%). Siklus II pertemuan 1 yang tuntas sebanyak 4 orang (66,67%) meningkat pada pertemuan 2 menjadi 5 orang (83,33%). Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat disimpul- kan bahwa model Supervisi Akademik dengan teknik Cross Observation dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran 5M di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong. Keywords: Pembelajaran 5M, cross observation *Corresponding author: [email protected] Pendahuluan Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar di kelas masih dijumpai banyak guru mengalami berbagai kendala, terutama berkaitan dengan cara mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar atau penggunaan variasi metode mengajarnya, pengelolaan kelas, penggunaan alat-alat pelajaran, mendorong kreativitas siswa dalam memecahkan masalah, menyusun secara metodis kegiatan guru dan kegiatan siswa, menyusun dengan baik tes-tes subyektif dan obyektif, mengetahui secara nyata segi- segi positif dan negatif dalam proses pembela- jaran yang dilakukan serta pelayanan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar (Dimyati dan Mudijono, 2006). Untuk mengatasi berbagai masalah di atas maka kepala sekolah perlu menindaklanjutinya dengan mengadakan supervisi akademik. Su- pervisi akademik ini dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung berbagai perma- salahan yang dihadapi dan sekaligus mem- berikan saran, masukan, informasi dan moti- vasi kepada guru yang bersangkutan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajarnya (Sahertian, 2000).

Upload: others

Post on 21-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN 2020, Vol. 6, No. 2, 13 – 32

Artikel Penelitian

Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

Rosadi *

Sekolah Dasar Negeri 2 Karangan Putih Kelua, Tabalong, Kalimantan Selatan Histori artikel: Pengiriman April 2020 Revisi Mei 2020 Diterima Juni 2020

ABSTRAK

Kemampuan guru di SDN 2 Karangan Putih dalam melaksanakan pembelaja-ran tergolong rendah. Untuk meningkatkan kemampuan tersebut, dil-aksanakan Penelitian Tindakan Sekolah dengan menerapkan model super-visi dengan teknik Cross Observation. Penelitian ini bertujuan untuk menge-tahui peningkatan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran 5 M melalui supervisi akademik teknik Cross Observation. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif mengikuti prosedur Penelitian Tinda-kan Sekolah (PTS) dimulai perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Jenis data dalam penelitian ini meliputi data kulaitatif dan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, dan dokumentasi atau hasil pengamatan terhadap guru. Data dianalisis dengan teknik penilaian dan prosentasi. Subjek penelitian adalah semua guru yang melaksanakan kuriku-lum 2013 berjumlah 6 orang. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Supervisi Akademik dengan teknik Cross Observation dapat meningkatkan komampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran 5M. Peningkatan terlihat pada siklus I per-temuan 1, rata-rata nilai peserta 63,33 dengan kriteria cukup meningkat pada pertemuan 2 menjadi 67,50 dengan kriteria cukup. Siklus II pertemuan 1 rata-rata nilai peserta 75,00 dengan kriteria baik meningkat pada per-temuan 2 menjadi 84,20 dengan kriteria baik. Peningkatan ketuntasan ter-lihat pada siklus I pertemuan 1, belum ada yang tuntas, meningkat pada per-temuan 2 menjadi 2 orang (33,33%). Siklus II pertemuan 1 yang tuntas sebanyak 4 orang (66,67%) meningkat pada pertemuan 2 menjadi 5 orang (83,33%). Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah ini dapat disimpul-kan bahwa model Supervisi Akademik dengan teknik Cross Observation dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran 5M di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong.

Keywords: Pembelajaran 5M, cross observation

*Corresponding author: [email protected]

Pendahuluan Latar Belakang Masalah

Dalam proses belajar mengajar di kelas masih dijumpai banyak guru mengalami berbagai kendala, terutama berkaitan dengan cara mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar atau penggunaan variasi metode mengajarnya, pengelolaan kelas, penggunaan alat-alat pelajaran, mendorong kreativitas siswa dalam memecahkan masalah, menyusun secara metodis kegiatan guru dan kegiatan siswa, menyusun dengan baik tes-tes subyektif dan obyektif, mengetahui secara nyata segi-

segi positif dan negatif dalam proses pembela-jaran yang dilakukan serta pelayanan terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar (Dimyati dan Mudijono, 2006).

Untuk mengatasi berbagai masalah di atas maka kepala sekolah perlu menindaklanjutinya dengan mengadakan supervisi akademik. Su-pervisi akademik ini dimaksudkan untuk mengetahui secara langsung berbagai perma-salahan yang dihadapi dan sekaligus mem-berikan saran, masukan, informasi dan moti-vasi kepada guru yang bersangkutan untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajarnya (Sahertian, 2000).

Page 2: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 14 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

Supervisi akademik pada dasarnya adalah suatu proses pembimbingan dari pihak yang berkompeten kepada guru-guru dan para per-sonalia sekolah lainnya yang langsung me-nangani belajar para siswa, untuk memper-baiki situasi belajar mengajar, agar para siswa dapat belajar secara efektif dengan prestasi belajar yang semakin meningkat (Arikunto, 2004).

Istilah pembimbingan mengacu kepada usaha yang bersifat manusiawi, demokratis dan tidak otoriter, yang dilakukan oleh pihak yang memiliki kompetensi dalam bidang yang disupervisi. Memperbaiki situasi bekerja dan belajar secara efektif mengandung makna bekerja dan belajar secara berdisiplin, ber-tanggungjawab dan memenuhi akuntabilitas (Ngalim Purwanto, 2011).

SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Ka-bupaten Tabalong para guru pada umumnya kurang memperhatikan tentang pentingnya membuka proses pembelajaran. Dari hasil su-pervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sendiri menunjukkan bahwa dalam membuka proses pembelajaran sering kali tidak dil-aksanakan secara lengkap dan langsung ke ma-salah inti pembelajaran.

Seharusnya dalam membuka proses pem-belajaran sangat perlu dilakukan dengan baik, agar siswa lebih siap untuk menjalani proses pembelajaran, memiliki motivasi belajar yang kuat dan memiliki konsentrasi dam proses pembelajaran.

Menurut Kurikulum 2013, dalam melaksanakan proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok atau sering disebut kegiatan 5M (Kemendikbud, 2014) yaitu :

1. Mengamati 2. Menanya

3. Mengumpulkan informasi/eksperimen. 4. Mengasosiasikan/mengolah informasi. 5. Mengkomunikasikan. Kelima hal di atas tidak sepenuhnya dil-

akukan oleh guru-guru SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong.

Untuk mengatasi kekurangan tersebut, peneliti melakukan penelitian tindakan sekolah dengan cara cross observation, yakni para guru melakukan observasi silang dengan

sesama guru di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong. Melalui cara ini diharapkan kualitas mengajar guru meningkat khususnya dalam kegiatan inti pelajaran. Di sini guru di samping sebagai obyek observasi, juga sebagai subyek karena dilakukan secara observasi silang. Guru diharapkan tidak merasa secara langsung dibina oleh kepala sekolah, namun di sisi lain sudah terbina dengan adanya obeservasi dan refleksi bersama guru-guru dan kepala sekolah sebagai peneliti. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan berikut : 1. Sejauh manakah kemampuan guru SDN 2

Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong dalam melaksanakan proses pembelajaran menerapkan 5M ?

2. Apakah cross observation dapat meningkatkan kemampuan guru SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong dalam menerapkan proses pembelajaran dengan pola 5M ?

Rencana Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah direncanakan melalui observasi silang. Peneliti bersama guru melakukan observasi terhadap guru yang sedang mengajar dengan fokus pelaksanaan dalam membuka proses pembelajaran. Secara bergantian guru yang diobservasi juga punya tugas mengobservasi temannya yang mengajar. Dengan demikian semua guru ikut terlibat semuanya. Hasil observasi kemudian didiskusikan. Peneliti yang ikut dalam diskusi juga bisa memberikan masukan saat refleksi. Hasil yang sudah disepakati kemudian dievaluasi lagi yang kemungkinan ada kesulitan yang belum bisa terpecahkan. Hal-hal yang belum terpecahkan akan didiskusikan kembali dalam kelompok yang sesuai dengan keperluan. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan ingin :

Page 3: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 15 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

1. Untuk mengetahui kemampuan guru SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong dalam melaksanakan proses pembelajaran 5M.

2. Untuk mengetahui apakah melalui cross observation dapat meningkatkan kemampuan guru SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong dalam melaksanakan proses pembelajaran 5M.?

Manfaat Penelitian

Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan hasilnya dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkompeten terutama : 1. Memberi motivasi kepada kepala sekolah

untuk menyusun kebijakan yang strategis dan terencana dalam mengelola sekolah, agar dari tahun ke tahun kualitas mengajar guru terus meningkat.

2. Dapat memacu semangat guru dalam kegiatan belajar mengajar secara profesional, yang dimulai dengan cross observation tentang cara membuka proses pembelajaran.

3. Pengawas Sekolah dalam membina guru yang menjadi tanggung jawabnya agar setiap sekolah dapat melaksanakan cross observation yang bukan hanya terbatas pada cara membuka proses pembelajaran, tapi juga dapat dikembangkan pada kegiatan lainnya.

Kajian Teori Proses Pembelajaran

Agar mutu pendidikan sesuai dengan apa yang seharusnya dan apa yang diharapkan oleh masyarakat, maka perlu ada suatu standar yang dijadikan pedoman. Dalam Undang-Undang Nomr 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat (1) disebutkan "Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala ". Untuk itu setiap sekolah secara bertahap dibina untuk menuju kepada pencapaian standar yang ditetapkan. Acuan itu bersifat nasional, baik dilihat dari aspek masukan, proses, maupun lulusannya. Dengan demikian standar mutu

pendidikan nasional merupakan acuan minimal yang harus dicapai oleh setiap satuan pendidikan.

Salah satu dari delapan standar nasional pendidikan adalah standar proses. Dalam hal ini Menteri Pendidikan Nasional telah mengaturnya seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang standar proses. Walaupun perturan tersebut sudah berusia lebih dari enam tahun, namun pelaksanaannya di berbagai daerah cukup banyak kendala yang bervariasi.

Dalam proses pembelajaran selalu ada tiga tahap, yakni pertama kegiatan pendahuluan atau membuka proses pembelajaran, kegiatan inti, dan kegiatan penutup (Dikbud, 2013).

1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan atau

membuka pelajaran diharapkan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terdiri dari:

a. Menyiapkan siswa secara psikis untuk mengikuti proses pembelajaran

b. Mengajukan pertanyaan dengan mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari

c. Menjelaskan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai

d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.

e. Memberikan arahan agar siswa termotivasi mengikuti proses pembelajaran

2. Kegiatan Inti Kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, meotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan harkat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru

Page 4: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 16 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemod-elan/demontrasi oleh guru, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pen-gecekan dan pemberian umpan balik, dan lati-han lanjutan kepada peserta didik.

Dalam setiap kegiatan guru harus mem-perhatikan kompetensi yang terkait dengan si-kap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain, yang tercantum dalam silabus dan RPP.

Berikut ini adalah contoh aplikasi dari kelima kegiatan belajar sebagai berikut:

a. Mengamati Dari kegiatan mengamati, guru membuka

secara luas dan bervariasi kesempatan peserta didik untuk melakukan pengamatan melalui kegiatan; melihat, menyimak, mendengar, dan membaca. Guru memfasilitasi peserta didik un-tuk melakukan pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca, mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau obyek.

b. Menanya Dalam kegiatan mengamati guru membuka

kesempatan secara luas kepada peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dibaca, atau dilihat.

c. Mengumpulkan informasi Tindak lanjut dari bertanya adalah meng-

gali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Untuk itu peserta didik dapat membuka buku yang lebih banyak, memperhatikan fenomena atau oyek yang lebih teliti atau bahkan melakukan eksperimen. Dari kegiatan tersebut terkumpul sejumlah informasi.

d. Mengasosiasikan Informasi tersebut menjadi dasar bagi

kegiatan berikutnya yaitu memperoses infor-masi untuk menemukan keterkaitan satu infor-masi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi dan bahkan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan.

e. Mengkomunikasikan hasil Kegiatan berikutnya adalah menuliskan

atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disam-paikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok pe-serta didik tersebut.

3. Kegiatan Penutup. Dalam kegiatan penutup, guru bersam-

sama peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan secara konsisten dan ter-program, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk kegiatan remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberika tugas baik individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Cross Observation

Observasi kelas merupakan salah satu teknik dalam supervisi. Dalam teknik ini seorang observer (pengamat) meninjau, mengamati, memperhatikan dan mencatat data dan fakta baik kuantitatif maupun kualitatif yang berkaitan secara langsung maupun tidak dengan proses belajar mengajar di kelas. Data objektif yang diperoleh observer selanjutnya dijadikan sebagai landasan bagi pengambilan kebijakan oleh guru dan pimpinan sekolah da-lam rangka pencapaian tujuan belajar.

Secara harfiah, observasi mengandung arti see and notice (lihat dan catat), atau watch carefully (melihat, memperhatikan secara seksama). Dari sini dapat dipahami bahwa kegiatan observasi kelas lebih mengutamakan kerja mata dan kerja telinga dalam memahami hal-hal yang muncul, tampak dan berkembang di kelas. Sedangkan cross observation dalam penelitian ini adalah observasi silang, yaitu guru-guru saling melakukan observasi di saat temannya mengajar khususnya pada saat kegiatan pendahuluan.

Dalam hal ini Arikunto (2002) menegas-kan bahwa dalam menggunakan metode ob-servasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan diteliti.

Pengamatan kelas sebaiknya dilakukan dengan menggunakan lembaran observasi ke-las untuk memperoleh hasil pengamatan yang akurat dan objektif (Sahertian, 2000). Penilaian harus dilakukan secara terbuka dengan pen-jelasan kepada guru yang bersangkutan

Page 5: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 17 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

mengenai norma penilaian dan unsur¬unsur yang dinilai serta kriterianya. Misalnya per-siapan tertulis: apakah yang dinilai kerapihan bekerjanya, keteraturan susunannya, kelengkapan bagian-bagian atau komponennya (Rifai, 1987).

a. Tujuan Observasi Observasi kelas dimaksudkan sebagi

teknik atau cara untuk memahami keadaan ke-las dengan melakukan pengamatan dan pen-catatan terhadap fakta¬-fakta kuantitatif dan kualitatif, baik secara langsung maupun tidak langsung yang berhubungan dengan dan mempengaruhi proses belajar mengajar. Hasil akhir dari observasi kelas adalah diperolehnya sejumlah bahan pokok untuk menyusun kon-sep dan langkah-langkah perbaikan proses belajar mengajar di waktu mendatang.

Pada dasarnya tujuan observasi sangat di-pengaruhi oleh tujuan pokok supervisi. Namun secara khusus perlu ditekankan bahwa tujuan observasi kelas bukanlah mencari-cari dan menilai kelemahan dan kesalahan guru; melainkan menemukan masalah dan menen-tukan solusi guna membantu pencapaian tujuan atau hasil belajar secara lebih maksimal.

Atas dasar pemahaman seperti itu, secara spesifik sebagai contoh-observasi diarahkan untuk memahami dan mencatat hal-hal beri-kut: 1) Apakah kegiatan guru dalam membuka

pembelajaran di kelas telah sesuai dengan kurikulum, sesuai dengan tujuan pendidi-kan, serta sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.

2) Usaha-usaha apakah yang telah dilakukan guru dan prinsip-prinsip psikologi apakah yang dipakai olehnya dalam memotivasi dan membimbing belajar murid-murid.

3) Cara-cara apakah yang ditempuh untuk menemukan, mendiagnosa dan remedi kesulitan-kesulitan belajar murid. Dengan demikian observer pada

hakikatnya adalah seorang pendidik yang sekaligus seorang supervisor pendidikan da-lam arti yang sesungguhnya. Dia juga sosok yang berwibawa dan mampu menjadi panutan. Namun pada saat yang sama ia juga seorang yang cerdas dan mampu berperan sebagai

problem-solver (bukan problem-marker) dan sebagainya.

b. Tahap-Tahap Observasi Tahap-tahap observasi ada tiga macam,

yaitu: pra observasi, pelaksanaan observasi, dan pasca observasi. Ketiga tahap observasi di atas berikut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Pra Observasi

Pra observasi merupakan tahap perencanaan observasi. Langkah-langkah yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan adalah waktu pelaksanaan observasi, distribusi sasaran observasi, lokasi (kelas) yang hendak diobservasi, pendekatan dan ragam/jenis ob-servasi yang akan digunakan, serta instrumen observasi yang dipakai. 2) Pelaksanaan Observasi

Langkah penting yang pertama ditempuh observer pada tahap ini adalah menciptakan prakondisi observasi. Langkah ini ditunjukkan dengan penciptaan suasana kerja yang akrab antara supervisor dengan guru, pengenalan latar belakang guru, pengenalan latar belakang murid, atau hal-hal serupa lainnya.

Selain hal di atas perencanaan atau per-siapan observasi hendaknya juga memper-hatikan sikap observer yang harus dimain-kannya, lama waktu observasi serta catatan-catatan yang hendak disusun. 3) Pasca Observasi

Langkah penting pada tahap ini adalah mengolah semua data dan fakta yang telah terkumpul melalui instrumen, sehingga siap disajikan untuk dianalisis dan atau didokumen-tasikan. Hipotesis

Mengacu kepada kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut “Jika dilakukan cross observation, dalam supervisi maka kemam-puan guru dalam melaksanakan proses pem-belajaran dengan 5M di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan kelua akan meningkat". Metodologi

Metodologi yang baik membawa peneliti kearah pencapaian tujuan dengan baik (Dalle, 2010). Penelitian ini menggunakan metode cross observation atau observasi silang. Guru mengamati rekan guru yang sedang mengajar

Page 6: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 18 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

terutama saat membuka proses pembelajaran. Dalam mengamati guru dapat melihat keku-rangan bila ada dan sekaligus dapat belajar dari kelebihan rekannya yang sedang mengajar. A. Setting Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Ka-bupaten Tabalong. SDN 2 Karangan Putih mem-iliki guru berjumlah 10 orang yang dibagi men-jadi 8 rombongan belajar. Penelitian difokus-kan pada pembelajaran kurikulum 2013 yang terdiri dari guru kelas I, II, III, IV, V dan kelas VI. B. Prosedur Penelitian

Penelitian Tindakan Sekolah merupakan pengembagan dari Penelitian Tindakan Kelas. Dengan demikian desain penelitiannya juga banyak yang sama dengan desain Penelitian Tindakan Kelas. Model Kurt Lewin bahwa satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu : 1) perencanaan (planning), 2) aksi atau tindakan (acting), 3) observasi (observing), dan 4) re-fleksi (reflecting) (Wibawa, 2003). Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai beri-kut.

Gambar 1. Spiral Penelitian Tindakan Sekolah Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yaitu : 1. Siklus I a. Perencanaan Peneliti mengumpulkan para guru untuk menjelaskan tujuan penelitian dan apa saja yang harus dikerjakan guru. Tugas guru mengajar seperti biasa sesuai dengan jadwal pelajaran yang telah ada. Tugas guru untuk

mengobservasi itu yang perlu disampaikan kepada para guru. Dalam perencanaan ini sekaligus menyiapkan lembar observasi dan cara pengisiannya. b. Pelaksanaan Guru mengajar dengan mata pelajaran sesuai dengan jadwal. Pada kesempatan ini dikoordinasikan dengan guru yang akan melakukan observasi, sehingga guru yang mengajar dan pengamat sama-sama siap. Perlu juga disiapkan tempat duduk bagi pengamat di belakang siswa. Dan apabila pengamat berhalangan, maka akan digantikan langsung oleh kepala sekolah sebagai peneliti. c. Observasi Pengamat mengisi lembar observasi tentang kegiatan guru dalam membuka proses pembelajaran, serta mengisi instrumen yang berupa lembar observasi yang telak disiapkan. d. Refleksi Hasil isian instrument dianalisis. Pada tahap ini dicarikan solusi secara bersama oleh para guru serta peneliti juga dimungkinkan untuk memberi masukan. Hasil refleksi ini akan diprogramkan pada siklus II. 2. Siklus II Pada siklus II ini terdiri 4 tahap seperti siklus I yaitu mulai dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hanya saja materinya merupakan kelanjutan dari siklus I. Akhir siklus II ini dilaksanakan refleksi lagi. Cara Penggalian Dan Analisa Data 1. Penggalian Data Untuk menggali data aspek pelaksanaan guru dalam membuka proses pembelajaran dengan cara mengisi lembar observasi dengan cara memberi tanda cek. Kemudian mengisi skor yang diperoleh pada setiap aspek. Penghitungan skor sebagai berikut. a. Apabila tidak melaksanakan skor yang

diperoleh adalah 0. b. Melaksanakan dengan kualitas kurang

mendapat skor 1. c. Melaksanakan dengan kualitas cukup

mendapat skor 2 d. Melaksanakan dengan kualitas baik

mendapat skor 3. e. Melaksanakan dengan kualitas amat baik

mendapat skor 4. 2. Analisis Data a. Teknik Penilaian Teknik ini diawali dengan kegiatan penskoran terhadap jumlah pernyataan pada aspek kegiatan membuka pelajaran yang

Page 7: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 19 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

dibuat/disepakati. Skor dianalisis untuk mengetahui hasil pemahaman/kemampuan guru-guru SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua dalam membuka pelajaran. Penskoran dihitung dengan rumus: Nilai = Skor Perolehan x 100 Skor Maksimal b. Teknik Persentase Teknik ini digunakan untuk mengetahui persentase ketuntasan kemampuan guru dalam membuka pelajaran dengan menggunakan rumus Jumlah Guru Tuntas Secara Perorangan Persentase = x 100% Jumlah Guru Keseluruhan

Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan dari penelitian tindakan ini adalah apabila rata-rata guru dalam membuka proses pembelajaran mendapat skor rata-rata 75 mencapai ≥75% dengan kriteria baik. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan pada guru SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong, tentang peningkatan kemampuan kompetensi guru mengajar khususnya menerapkan 5M melalui supervisi teknik cross observation. Setelah melakukan penelitian, data yang diperoleh tentang pelaksanaan pembelajaran dikelas khususnya penerapan 5M dalam pembelajaran, akan diuraikan secara rinci pada bab ini. Data terdiri atas tindakan dan temuan serta refleksi tindakan yang telah diperoleh dari dua siklus tindakan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Data dari setiap siklus akan diuraikan secara terpisah agar terlihat perbedaan, persamaan, dan perubahan dari setiap siklus yang telah dilaksanakan. Pembahasan difokuskan pada pelaksanaan cross observation untuk meningkatkan kemampuan guru di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong dalam melaksanakan pembelajaran khususnya penerapan 5M. Hasil Penelitian Paparan data hasil penelitian diuraikan berdasarkan siklus tindakan pembelajaran. Pa-paran data tersebut disesuaikan dengan masa-lah penelitian, mencakup data membuka pem-belajaran dikelas dengan menggunakan cross observation. Dengan blangko pengamatan,

guru di nilai dalam pembelajaran untuk menge-tahui kekurangan dan kelemahan dalam mengajar. 1. Siklus I Pertemuan 1

Data dan temuan hasil penelitian siklus I pertemuan 1 disajikan berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru dalam membuka pelajaran. a. Tahap Perencanaan

Peningkatan kemampuan guru dalam membuka pelajaran diwujudkan dalam ben-tuk peraktik langsung. Pelaksanaan membuka pembelajaran dilakukan pada waktu guru memulai pelajaran dengan waktu yang relatif singkat. Guru yang di amati pada siklus I per-temuan 1 adalah semua guru kelas yang mengajar di kelas masing-masing.

Pada tahap ini peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Mengadakan sosialisasi (Rabu, 22 Januari

2020) kepada guru-guru yang menjadi subyek penelitian tentang maksud dan tujuan dari kegiatan penelitian

2) Menetapkan data guru yang akan di-observasi

3) Menetapkan jadwal bersama pelaksanaan cross observation yang disesuaikan dengan jadwal mengajar masing-masing guru

4) Menyiapkan instrumen pengamatan yang terkait dengan penilaian tahapan mem-buka pembelajaran bersama guru-guru yang menjadi subyek penelitian

5) Menjelaskan perangkat yang harus dik-umpul sebelum pengamatan dan penilaian yang perlu diketahui oleh guru yang ter-dapat pada lembar pengamatan untuk penilaian pelaksanaan membuka pem-belajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan penelitian terfokus pada mem-

buka pembelajaran terdiri dari 5 indikator. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini untuk meningkatkan kemam-puan guru dalam melaksanakan pembelajaran di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Ka-bupaten Tabalong. Untuk mencapai tujuan ter-sebut dilakukan observasi silang (cross obser-vation).

Pelaksanaan peningkatan kemampuan guru dalam membuka pelajaran dengan

Page 8: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 20 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

menggunakan pengamatan pada guru SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong. Siklus I dilaksanakan satu kali per-temuan masing-masing guru, untuk pertemuan I dilaksanakan mulai pada hari Rabu tanggal 22 Januari 2020 sampai dengan Rabu, 29 Januari 2020 dan untuk pertemuan II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 Pebruari 2020 sam-pai dengan Senin, 7 Pebruari 2020.

Berdasarkan perencanaan yang terurai di depan, penggunaan observasi cross observa-tion untuk peningkatan kemampuan guru da-lam membuka pelajaran. Untuk lebih jelasnya kegiatan cross observation pada pelaksanaan pembelajaran (kegiatan inti) ini diuraikan ber-dasarkan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Temu Awal Sebelum masuk kelas pengamat

melakukan hal-hal sebagai berikut: a) Mengadakan pertemuan melakukan di-

alog singkat dengan guru yang akan di-amati, terkait dengan kesiapan guru tersebut untuk diamati.

b) Meminta perangkat pelaksanaan pem-belajaran dengan penerapan 5M yang disiapkan guru untuk diamati dan di-analisis.

c) Memperlihatkan instrumen pengama-tan untuk dipahami oleh guru.

d) Memberi kesempatan kepada guru un-tuk menanyakan atau memberi tangga-pan hal-hal yang belum jelas berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan.

2) Masuk kelas Setelah terjadi kesepakatan dan me-

mahami tentang kegiatan yang akan dilakukan, maka bersama-sama pula masuk kelas dengan mengambil peran dan tugas masing-masing yaitu guru mengajar layaknya seorang pengajar dan pengamat berperan/bertugas se-bagaimana layaknya seorang pengamat.

c. Observasi

Pengamat melakukan observasi terhadap guru yang sedang mengajar dengan fokus pelaksanaan dalam proses pembelajaran dengan penerapan 5M. Secara bergantian guru yang diobservasi juga punya tugas men-gobservasi temannya yang mengajar. Dengan demikian semua guru ikut terlibat semuanya. Di bawah ini disampaikan cara kerja cross ob-servation yaitu:

Tabel 1. Pembagian Tugas Pengamatan pada Kegiatan Cross Observation Siklus I Pertemuan 1

No. Pengamat (Observer) Kls Guru yang Diamati Kls Waktu

1 Badariah I Illi Yahudin VI 22 Januari 2020 2 Masruna II Juhrianor V 23 Januari 2020

3 Novita sari III Ida Anisa IV 24 Januari 2020

4 Ida Anisa IV Badariah I 23 Januari 2020 5 Juhriannor V Masruna II 22 Januari 2020

6 Illi Yahudin VI Novita sari III 24 Januari 2020

Hasil observasi kemudian didiskusikan. Peneliti yang ikut dalam diskusi juga bisa memberikan masukan saat refleksi. Hasil yang sudah disepakati kemudian dievaluasi lagi yang kemungkinan ada kesulitan yang belum bisa terpecahkan. Hal-hal yang belum terpecahkan akan didiskusikan kembali dalam kelompok yang sesuai dengan keperluan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disepakati/dibuat bersama. Pada tahap ini dilakukan pengamatan/observasi yang diikuti dengan penilaian terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi berupa instrument pengamatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I pertemuan 1, maka dihasilkan data sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Kegiatan Cross Observation Kelas Siklus I Pertemuan 1

Page 9: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 21 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

No Aspek yang dinilai Skor yang diperoleh guru

a b c d e f

1 Mengamati (guru membuka secara luas dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan)

3 3 2 3 3 2

2 Menanya (guru membuka secara luas kepada siswa untuk bertanya)

2 3 2 3 3 2

3 Mengumpulkan informasi (guru mengarahkan siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber)

3 2 3 2 3 3

4 Mengasosiasikan (guru membimbing siswa untuk memperoses informasi).

2 3 2 2 3 3

5 Mengkomunikasikan hasil (guru membimbing siswa untuk menuliskan atau menceritakan apa yang sudah ditemukan)

3 2 3 2 2 2

Jumlah 13 13 12 12 14 12

Rata-rata 2,6 2,6 2,4 2,4 2,8 2,4

Persentasi 65 65 60 60 70 60

Kriteria C C C C C C Rata-Rata Persentasi/Kriteria 63,33/Cukup

Persentasi ketuntasan 0%

Keterangan a. Illi Yahudin a. Badariah b. Juhrinor b. Masruna c. Ida Anisa f. Novita Sari

Karegori Nilai :

Kategori Nilai Aktivitas Guru

Keterangan Indikator

Pen-capaian

90 - 100 Amat Baik (A) 4

75 - 89 Baik (B) 3

51 - 74 Cukup (C) 2

0 - 50 Kurang (D) 1 Selanjutnya hasil kegiatan Cross Observation diperjelas pada grafik berikut ini :

Gambar 2. Grafik prosentasi cross observation siklus I Pertemuan 1

Nilai kemampuan guru (Illi Yahudin) dalam melaksakan pelajaran pada pertemuan I ini mendapat nilai 13 dengan rata–rata 2,6 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membuka pelajaran adalah menanya dan mengasosiasikan. Nilai kemampuan guru (Juhrianor) dalam melaksanakan pelajaran pada pertemuan I ini mendapat nilai 13 dengan rata–rata 2,6 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki adalah mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan. Nilai kemampuan guru (Ida Anisa) dalam melaksakan pelajaran pada pertemuan I ini mendapat nilai 12 dengan rata–rata 2,4 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membuka pelajaran adalah mengamati, menanya dan mengasosiasikan. Nilai kemampuan guru (Badariah) dalam melaksanakan pelajaran pada pertemuan I ini mendapat nilai 12 dengan rata–rata 2,4 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki adalah mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan hasil.

Nilai kemampuan guru (Masruna) dalam melaksakan pelajaran pada pertemuan I ini mendapat nilai 14 dengan rata–rata 2,8 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membimbing siswa untuk menuliskan atau menceritakan apa yang sudah ditemukan. Nilai kemampuan guru (Novita

a b c d e f

65 65

60 60 70 60

Novita Sari

Masruna

Badariah

Ida Anisa

Juhrianor

Illi Yahudin

Page 10: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 22 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

Sari) dalam melaksanakan pelajaran pada pertemuan I ini mendapat nilai 12 dengan rata–rata 2,4 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki adalah membuka secara luas dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan. Membuka secara luas kepada siswa untuk bertanya dan membimbing siswa untuk menuliskan atau menceritakan apa yang sudah ditemukan.

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 6 orang guru yang diamati ternyata semuanya memiliki kriteria cukup. 2. Siklus I Pertemuan 2

Data dan temuan hasil penelitian siklus I pertemuan 2 disajikan berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru dalam membuka pelajaran. a. Tahap Perencanaan

Peningkatan kemampuan guru dalam membuka pelajaran diwujudkan dalam ben-tuk peraktik langsung. Pelaksanaan membuka pembelajaran dilakukan pada waktu guru memulai pelajaran dengan waktu yang relatif singkat. Guru yang di amati pada siklus I per-temuan 2 adalah semua guru kelas yang mengajar di kelas masing-masing.

Pada tahap ini peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Mengadakan sosialisasi (Senin, 17 Januari

2020) kepada guru-guru yang menjadi subyek penelitian tentang maksud dan tujuan dari kegiatan penelitian

2) Menetapkan data guru yang akan di-observasi

3) Menetapkan jadwal bersama pelaksanaan cross observation yang disesuaikan dengan jadwal mengajar masing-masing guru

4) Menyiapkan instrumen pengamatan yang terkait dengan penilaian tahapan membuka pembelajaran bersama guru-guru yang menjadi subyek penelitian

5) Menjelaskan perangkat yang harus dikumpul sebelum pengamatan dan penilaian yang perlu diketahui oleh guru yang terdapat pada lembar pengamatan untuk penilaian pelaksanaan membuka pembelajaran

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Kegiatan penelitian terfokus pada

membuka pembelajaran terdiri dari 5 indikator. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini untuk

meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan observasi silang (cross observation). Pelaksanaan peningkatan kemampuan guru dalam membuka pelajaran dengan menggunakan pengamatan pada guru SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong. Siklus I pertemuan 2 dilaksanakan mulai hari Selasa tanggal 28 Januari 2020 sampai dengan hari Kamis tanggal 30 Januari 2020.

Berdasarkan perencanaan yang terurai di depan, penggunaan observasi cross observation untuk peningkatan kemampuan guru dalam membuka pelajaran. Untuk lebih jelasnya kegiatan cross observation pada pelaksanaan pembelajaran (kegiatan inti) ini diuraikan berdasarkan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Temu Awal

Sebelum masuk kelas pengamat melakukan hal-hal sebagai berikut:

a) Mengadakan pertemuan melakukan dialog singkat dengan guru yang akan diamati, terkait dengan kesiapan guru tersebut untuk diamati.

b) Meminta perangkat pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan 5M yang disiapkan guru untuk diamati dan dianalisis.

c) Memperlihatkan instrumen pengamatan untuk dipahami oleh guru.

d) Memberi kesempatan kepada guru un-tuk menanyakan atau memberi tangga-pan hal-hal yang belum jelas berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan.

e) Masuk kelas Setelah terjadi kesepakatan dan

memahami tentang kegiatan yang akan dilakukan, maka bersama-sama pula masuk kelas dengan mengambil peran dan tugas masing-masing yaitu guru mengajar layaknya seorang pengajar dan pengamat berperan/bertugas sebagaimana layaknya seorang pengamat. c. Observasi

Pengamat melakukan observasi terhadap guru yang sedang mengajar dengan fokus pelaksanaan dalam proses pembelajaran dengan penerapan 5M. Secara bergantian guru yang diobservasi juga punya tugas mengobservasi temannya yang mengajar. Dengan demikian semua guru ikut terlibat

Page 11: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 23 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

semuanya. Di bawah ini disampaikan cara kerja cross observation yaitu : Tabel 3. Pembagian Tugas Pengamatan pada Kegiatan Cross Observation Siklus I Pertemuan 2

No. Pengamat (Observer) Kls Guru yang Diamati Kls Waktu

1 Badariah I Juhrianor V 28 Januari 2020

2 Masruna II Ida Anisa IV 29 Januari 2020

3 Novita sari III Illi Yahudin VI 30 Januari 2020

4 Ida Anisa IV Masruna II 28 Januari 2020

5 Juhriannor V Novita Sari III 30 Januari 2020

6 Illi Yahudin VI Badariah I 29 Januari 2020

Hasil observasi kemudian didiskusikan. Peneliti yang ikut dalam diskusi juga bisa memberikan masukan saat refleksi. Hasil yang sudah disepakati kemudian dievaluasi lagi yang kemungkinan ada kesulitan yang belum bisa terpecahkan. Hal-hal yang belum terpecahkan akan didiskusikan kembali dalam kelompok yang sesuai dengan keperluan. Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah disepakati/dibuat bersama. Pada tahap ini dilakukan pengamatan/observasi yang diikuti dengan penilaian terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi berupa instrument pengamatan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I pertemuan 2, maka dihasilkan data sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Kegiatan Cross Observation Kelas Siklus I Pertemuan 2

No Aspek yang dinilai Skor yang diperoleh guru

a b c d e f

1 Mengamati (guru membuka secara luas dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan)

3 3 2 3 3 2

2 Menanya (guru membuka secara luas kepada siswa untuk bertanya)

3 3 2 3 3 3

3 Mengumpulkan informasi (guru mengarahkan siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber)

3 2 3 2 4 2

4 Mengasosiasikan (guru membimbing siswa untuk memperoses informasi).

3 3 3 2 3 2

5 Mengkomunikasikan hasil (guru membimbing siswa untuk menuliskan atau menceritakan apa yang sudah ditemukan)

3 2 3 3 2 3

Jumlah 15 13 13 13 15 12 Rata-rata 3,0 2,6 2,6 2,6 3,0 2,4

Prosentasi 75 65 65 65 75 60

Kriteria B C C C B C

Rata-Rata Persentasi/Kriteria 67,50/Cukup Persentasi Ketuntasan 33,33%

Keterangan a. Illi Yahudin c. Badariah d. Juhrinor d. Masruna e. Ida Anisa g. Novita Sari

Karegori Nilai :

Kategori Nilai Aktivitas Guru

Keterangan Indikator

Pencapaian

90 - 100 Amat Baik (A) 4 75 - 89 Baik (B) 3

51 - 74 Cukup (C) 2

Page 12: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 24 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

0 - 50 Kurang (D) 1

Selanjutnya hasil kegiatan Cross Observation diperjelas pada grafik berikut ini : Gambar 3. Grafik prosentasi cross observation

siklus I Pertemuan 2

Nilai kemampuan guru (Illi Yahudin) dalam melaksakan pelajaran pada pertemuan 2 ini mendapat nilai 15 dengan rata–rata 3,0 (kriteria baik). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membuka pelajaran adalah membuka secara luas kepada siswa untuk bertanya. Nilai kemampuan guru (Juhrianor) dalam melaksanakan pelajaran pada pertemuan 2 ini mendapat nilai 13 dengan rata–rata 2,6 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membuka pelajaran adalah mengumpulkan informasi dan mengkomunikasikan hasil. Nilai kemampuan guru (Ida Anisa) dalam melaksakan pelajaran pada pertemuan 2 ini mendapat nilai 13 dengan rata–rata 2,6 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membuka pelajaran adalah mengamati dan menanya. Nilai kemampuan guru (Badariah) dalam melaksanakan pelajaran pada pertemuan 2 ini mendapat nilai 13 dengan rata–rata 2,6 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membuka pelajaran adalah mengasosiasikan dan mengkomunikasikan hasil. Nilai kemampuan guru (Masruna) dalam melaksakan pelajaran pada pertemuan 2 ini mendapat nilai 15 dengan rata–rata 3,0 (kriteria baik). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membuka pelajaran adalah mengamati dan menanya. Nilai kemampuan guru (Novita Sari) dalam melaksanakan pelajaran pada pertemuan 2 ini mendapat nilai 12 dengan rata–rata 2,4 (kriteria cukup). Aspek yang perlu diperbaiki guru ini dalam membuka pelajaran adalah mengasosiasikan dan mengkomunikasikan hasil.

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan

bahwa dari 6 orang guru yang diamati ternyata sudah ada 2 orang guru (33,33%) yang mem-iliki kriteria baik.

d. Refleksi

Setelah observasi diatas dilakukan, maka langkah selanjutnya kepala sekolah, pengamat, dan guru yang diobservasi melakukan refleksi dan evaluasi. Keberhasilan apa saja yang sudah dicapai dan kendala-kendala apa yang dihadapi selama tindakan berlangsung. Kemudian men-cari solusi terbaik untuk mengatasi kendala yang dihadapi.

Adapun hasil refleksi tentang kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran secara umum baru mencapai kriteria baik, serta indikator keberhasilan yang sudah di-capai adalah 33,33% dengan kriteria cukup. Berdasarkan data selama melakukan pengamatan ada beberapa temuan yang dapat dijadikan bahan evaluasi, yaitu: 1) Siswa kurang maksimal dalam melakukan

pengamatan 2) Siswa belum banyak menggali dan

mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.

3) siswa belum terbiasa untuk menuliskan atau menceritakan apa yang sudah ditemukan Setelah penilaian hasil pengamatan

disampaikan kepada guru, kemudian dilakukan diskusi dengan guru, maka tindakan dan alternatif yang mungkin dapat dilakukan untuk pelaksanaan siklus II adalah: 1) Guru membuka secara luas dan memberi

kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan, misal memperlihatkan tentang obyek yang relevan dengan pembelajaran

2) guru mengarahkan siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.

3) Guru memotivasi/ membimbing siswa untuk berani menuliskan atau menceritakan apa yang sudah ditemukan

2. Siklus II Pertemuan 1

Pada siklus II ini juga membuat langkah-langkah seperti halnya pada siklus I. Pada si-klus II ini diadakan perbaikan strategi kegiatan tindakan agar dapat mencapai indikator keber-hasilan. Pada siklus II memuat kegiatan a)

a b c d e f

7565

65 65 7560

Novita Sari

Masruna

Badariah

Ida Anisa

Juhrianor

Page 13: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 25 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

perencanaan, b) pelaksanaan, c) Observasi, dan d) Refleksi. a. Perencanaan

Pada prinsipnya hal-hal yang harus di-rencanakan/disiapkan di siklus II pertemuan 1 ini pada dasarnya sama dengan yang di-rencanakan/persiapan di siklus I. Hanya saja sedikit berbeda yaitu perencanaan pada siklus II adalah membuat rencana tindakan dengan memperhatikan hasil repleksi dan evaluasi pada siklus I. Hal ini diharapkan agar pelaksa-naan siklus II ada peningkatan. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah menyam-paikan jadwal dan penilaian yang perlu diketahui guru dalam kegiatan tindakan siklus II.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah tindakan pada siklus II pertemuan 1, kegiatan yang dilakukan sama dengan siklus I. Perencanaan yang telah dirancang kemudian dilaksanakan. Adapun pelaksanaan siklus II pertemuan 1 dil-aksanakan dari tanggal 1 Pebruari 2020 s.d 5 Pebruari 2020. Kegiatan siklus II pertemuan 1 meliputi:

a. Temu Awal

a) Melakukan suasana akrab, terbuka, dan menyenangkan dengan guru yang akan di amati

b) Melakukan wawancara singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesiapan guru untuk di amati

c) Menyampaikan jadwal dan penilaian yang perlu diketahui guru dalam instru-ment supervisi

d) Mengumpulkan perangkat administrasi yang terkait dengan kegiatan melaksanakan pembelajaran yang mengarah pada 5M.

b. Masuk Kelas a) Kepala sekolah dan pengamat bersama

guru memasuki ruang kelas b) Supervisor bersama pengamat

melakukan penilaian dan pengamatan terhadap proses kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan lembar penilaian melaksanakan proses pembelajaran.

c. Observasi

Seperti halnya pada pelaksanaan siklus I, Observasi dilakukan dengan silang. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disampaikan cara kerja cross observation sebagai berikut :

Tabel 5. Pembagian Tugas Pengamatan pada Kegiatan Cross Observation Siklus II Pertemuan 1

No. Pengamat (Observer) Kls Guru yang Diamati Kls Waktu

1 Badariah I Ida Anisa IV 3 Pebruari 2020 2 Masruna II Illi Yahudin VI 4 pebruari 2020

3 Novita sari III Juhrianor V 5 Pebruari 2020

4 Ida Anisa IV Novita Sari III 3 Pebruari 2020

5 Juhriannor V Badariah I 5 Pebruari 2020 6 Illi Yahudin VI Masruna II 4 Pebruari 2020

Berdasarkan data hasil observasi yang dil-akukan pengamat pada siklus II pertemuan 1 dihasilkan data sebagai berikut. Tabel 6. Hasil Kegiatan Cross Observation Kelas Siklus II Pertemuan 1

No Aspek yang dinilai Skor yang diperoleh guru

a b c d e f

1 Mengamati (guru membuka secara luas dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan)

3 3 2 3 3 2

2 Menanya (guru membuka secara luas kepada siswa untuk bertanya)

3 3 3 3 4 3

3 Mengumpulkan informasi (guru mengarahkan siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber)

4 3 3 3 3 3

Page 14: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 26 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

4 Mengasosiasikan (guru membimbing siswa untuk memperoses informasi).

3 3 3 3 3 3

5 Mengkomunikasikan hasil (guru membimbing siswa untuk menuliskan atau menceritakan apa yang sudah ditemukan)

3 3 3 3 3 3

Jumlah 16 16 14 15 16 13

Rata-rata 3,2 3,2 2,8 3,0 3,2 2,6

Persentasi 80 80 70 75 80 65 Kriteria B B C B B C

Rata-Rata Persentasi/Kriteria 75,0/Baik

Persentasi Ketuntasan 66,67%

Keterangan a. Illi Yahudin a. Badariah b. Juhrinor b. Masruna c. Ida Anisa c. Novita Sari

Karegori Nilai :

Kategori Nilai Aktivitas Guru

Keterangan Indikator

Pencapaian

90 - 100 Amat Baik (A) 4

75 - 89 Baik (B) 3

51 - 74 Cukup (C) 2

0 - 50 Kurang (D) 1

Selanjutnya hasil kegiatan Cross

Observation diperjelas pada gambar grafik berikut ini : Gambar 4. Grafik prosentasi croos observation

siklus II Pertemuan 1 Nilai kemampuan guru (Illi Yahudin)

dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 ini mendapat nilai 16 dengan rata–rata 3,2 dari 5 indikator yang dinilai untuk semua aspek mencapai nilai dengan sebutan baik.

Nilai kemampuan guru (Juhrianor) dalam membuka pelajaran pada siklus II pertemuan 1 ini mendapat nilai 16 dengan rata–rata 3,2 dari 5 indikator yang dinilai untuk semua aspek mencapai nilai dengan sebutan baik.

Nilai kemampuan guru (Ida Anisa) dalam membuka pelajaran pada siklus II pertemuan 1

ini mendapat nilai 14 dengan rata–rata 2,8 (kriteria cukup). Aspek yang perlu ditingkatkan pada poin mengamati dan menanya.

Nilai kemampuan guru (badariah) dalam membuka pelajaran pada siklus II pertemuan 1 ini mendapat nilai 15 dengan rata–rata 3,0 dari 5 indikator yang dinilai untuk semua aspek mencapai nilai dengan sebutan baik.

Nilai kemampuan guru (Masruna) dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 ini mendapat nilai 16 dengan rata–rata 3,2 dari 5 indikator yang dinilai untuk semua aspek mencapai nilai dengan sebutan baik.

Nilai kemampuan guru (Novita Sari) dalam membuka pelajaran pada siklus II pertemuan 1 ini mendapat nilai 13 dengan rata–rata 2,6 dari 5 indikator yang dinilai membuka secara luas dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan perlu perbaikan. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 6 orang guru yang diamati yang memiliki kriteria baik 4 orang (66,67%). 3. Siklus II Pertemuan 2

Pada pertemuan 2 ini juga membuat langkah-langkah seperti halnya pada pertemuan 1. Pada pertemuan 2 ini diadakan perbaikan strategi kegiatan tindakan agar lebih dapat mencapai indikator keberhasilan. a. Perencanaan

Pada prinsipnya hal-hal yang harus di-rencanakan/disiapkan di siklus II pertemuan 2 ini pada dasarnya sama dengan yang di-rencanakan/persiapan di siklus I. Hanya saja sedikit berbeda yaitu membuat rencana tinda-kan dengan memperhatikan hasil repleksi dan evaluasi pada pertemuan 1. Hal ini diharapkan agar pelaksanaan siklus II pertemuan 2 ada peningkatan. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah menyampaikan jadwal dan penilaian

a b c d e f

80 80

70 75 8065

Novita Sari

Masruna

Badariah

Ida Anisa

Juhrianor

Page 15: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 27 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

yang perlu diketahui guru dalam kegiatan tindakan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Langkah-langkah tindakan pada siklus II pertemuan 2, kegiatan yang dilakukan sama dengan siklus I. Perencanaan yang telah dirancang kemudian dilaksanakan. Adapun pelaksanaan siklus II pertemuan 2 dil-aksanakan dari tanggal 8 Pebruari 2020 s.d 12 Pebruari 2020. Kegiatan siklus II pertemuan 2 meliputi:

a. Temu Awal a) Melakukan suasana akrab, terbuka, dan

menyenangkan dengan guru yang akan di amati

b) Melakukan wawancara singkat tentang hal-hal yang berkaitan dengan kesiapan guru untuk di amati

c) Menyampaikan jadwal dan penilaian yang perlu diketahui guru dalam instru-ment supervisi

d) Mengumpulkan perangkat administrasi yang terkait dengan kegiatan melaksanakan pembelajaran yang mengarah pada 5M.

b. Masuk Kelas a) Kepala sekolah dan pengamat bersama

guru memasuki ruang kelas b) Supervisor bersama pengamat

melakukan penilaian dan pengamatan terhadap proses kegiatan membuka pelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan lembar penilaian melaksanakan proses pembelajaran.

c. Observasi

Seperti halnya pada pelaksanaan siklus I, Observasi dilakukan dengan silang. Untuk lebih jelasnya, di bawah ini disampaikan cara kerja cross observation sebagai berikut.

Tabel 7. Pembagian Tugas Pengamatan pada Kegiatan Cross Observation Siklus II Pertemuan 2

No. Pengamat (Observer) Kls Guru yang Diamati Kls Waktu

1 Badariah I Ida Anisa III 10 Pebruari 2020 2 Masruna II Illi Yahudin II 11 pebruari 2020

3 Novita sari III Juhrianor I 12 Pebruari 2020

4 Ida Anisa IV Novita Sari VI 10 Pebruari 2020

5 Juhriannor V Badariah V 11 Pebruari 2020 6 Illi Yahudin VI Masruna IV 12 Pebruari 2020

Berdasarkan data hasil observasi yang dil-akukan pengamat pada siklus II pertemuan 2 dihasilkan data sebagai berikut. Tabel 8. Hasil Kegiatan Cross Observation Kelas Siklus II Pertemuan 2

No Aspek yang dinilai Skor yang diperoleh guru

a b c d e f

1 Mengamati (guru membuka secara luas dan memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengamatan)

3 4 3 4 4 2

2 Menanya (guru membuka secara luas kepada siswa untuk bertanya)

4 3 3 4 4 3

3 Mengumpulkan informasi (guru mengarahkan siswa menggali dan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber)

3 3 3 4 4 3

4 Mengasosiasikan (guru membimbing siswa untuk memperoses informasi).

3 3 3 3 4 3

5 Mengkomunikasikan hasil (guru membimbing siswa untuk menuliskan atau menceritakan apa yang sudah ditemukan)

4 3 4 3 4 3

Jumlah 17 16 16 18 20 14

Page 16: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 28 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

Rata-rata 3,4 3,2 3,2 3,6 4,0 2,8 Persentasi 85 80 80 90 100 70

Kriteria B B B A A C

Rata-Rata Persentasi/Kriteria 84,2/Baik

Persentasi Ketuntasan 83,33%

Keterangan a. Illi Yahudin c. Badariah b. Juhrinor d. Masruna c. Ida Anisa f. Novita Sari

Karegori Nilai :

Kategori Nilai Aktivitas Guru

Keterangan Indikator

Pencapaian

90 - 100 Amat Baik (A) 4

75 - 89 Baik (B) 3 51 - 74 Cukup (C) 2

0 - 50 Kurang (D) 1

Selanjutnya hasil kegiatan Cross

Observation diperjelas pada gambar grafik berikut ini : Gambar 5. Grafik prosentasi croos observation

siklus II Pertemuan 2 Nilai kemampuan guru (Illi Yahudin)

dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 ini mendapat nilai 17 dengan rata–rata 3,4 dari 5 indikator yang dinilai untuk aspek mengamati, mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan mencapai nilai dengan sebutan baik, serta aspek menanya dan mengkomunikasikan hasil mencapai nilai amat baik dengan prosentasi keterlaksanaan 85% dengan kategori “baik”.

Nilai kemampuan guru (Juhrianor) dalam membuka pelajaran pada siklus II pertemuan 2 ini mendapat nilai 16 dengan rata–rata 3,2 dari 5 indikator yang dinilai untuk aspek menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan hasil mencapai nilai dengan sebutan baik, serta aspek mengamati mencapai nilai amat baik dengan prosentasi keterlaksanaan 80% dengan kategori “baik”.

Nilai kemampuan guru (Ida Anisa) dalam membuka pelajaran pada siklus II pertemuan 2 ini mendapat nilai 16 dengan rata–rata 3,2 dari 5 indikator yang dinilai untuk aspek mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, dan mengasosiasikan mencapai nilai dengan sebutan baik, serta aspek mengkomunikasikan hasil mencapai nilai amat baik dengan prosentasi keterlaksanaan 80% dengan kategori “baik”.

Nilai kemampuan guru (Badariah) dalam membuka pelajaran pada siklus II pertemuan 2 ini mendapat nilai 18 dengan rata–rata 3,6 dari 5 indikator yang dinilai untuk aspek mengasosiasikan dan mengkomunikasikan hasil mencapai nilai dengan sebutan baik, serta aspek mengamati, menanya, mengumpulkan informasi sudah mencapai nilai amat baik dengan prosentasi keterlaksanaan 90% dengan kategori “Amat baik”.

Nilai kemampuan guru (Masruna) dalam melaksanakan pembelajaran pada siklus II pertemuan 2 ini mendapat nilai 20 dengan rata–rata 4,0 dari 5 indikator yang dinilai untuk aspek mengamati, mengumpulkan informasi dan mengasosiasikan mencapai nilai dengan sebutan baik, serta aspek menanya dan mengkomunikasikan hasil mencapai nilai amat baik dengan prosentasi keterlaksanaan 100% dengan kategori “amat baik”.

Nilai kemampuan guru (Novita Sari) dalam membuka pelajaran pada siklus II pertemuan 2 ini mendapat nilai 14 dengan rata–rata 2,8 dari 5 indikator yang dinilai untuk aspek menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan dan mengkomunikasikan hasil mencapai nilai dengan sebutan baik, serta aspek mengamati mencapai nilai cukup dengan prosentasi keterlaksanaan 70% dengan kategori “cukup”. Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dari 6 orang guru yang diamati ternyata sudah 3 orang memiliki kriteria “baik” dan 2 oranga memiliki kriteria “amat baik”, serta 1 orang memiliki kriteria “cukup”. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa hasil pengamatan terhadap guru dalam membuka pelajaran menggunakan 5M sudah mencapai keberhasilan dengan prosentasi ketercapaian 83,33%.

a b c d e f

85 80

80 90 10070

Novita Sari

Masruna

Badariah

Ida Anisa

Juhrianor

Page 17: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 29 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

d. Refleksi

Hasil refleksi tentang kemampuan guru dalam membuka pembelajaran secara umum sudah mencapai kriteria amat baik. Keempat orang guru sudah mencapai kriteria amat baik. Artinya bahwa indikator ketercapaian dalam penelitian ini (83,33%) sudah melebihi atau lebih besar dari indikator yang ditetapkan yaitu minimal 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan penelitian tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Seiring dengan meningkatnya kemampuan guru dalam membuka pembelajaran di kelas, Berarti bahwa pelaksanaan supervisi dengan teknik cross observation ternyata efektif ter-bukti bahwa kemampuan guru dalam membuka pembelajaran semakin meningkat. Pembahasan

Hasil supervisi pada siklus I belum men-capai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan (ketuntasannya ≥ 75%) karena guru mampu mencapai nilai kualitas kriteria baik hanya 25%. Dengan kata lain masih ban-yak komponen yang belum optimal dil-aksanakan guru.

Berdasarkan hasil refleksi siklus I, maka diputuskan supaya guru lebih mengoptimalkan aspek-aspek yang masih dirasa kurang pada si-klus II. Hal ini berdampak pada meningkatnya kemampuan guru dalam membuka pembelaja-ran.

Sebagai gambaran tentang keberhasilan dalam pelaksanaan supervisi dengan teknik cross observation dapat dilihat pada tabel berkut: Tabel 9. Data Ketuntasan Siklus I dan Siklus II

Siklus

Kriteria Frekwensi

Persentasi

Keterangan

I

Amat baik 0 0

Tidak Tuntas

Baik 2 33,33

Cukup 4 66,67 Kurang 0 0

Jumlah 6 100

II

Amat baik 2 33,33

Tuntas Baik 3 50,00

Cukup 1 16,67

Kurang 0 0

Jumlah 6 100

Kemudian dari tabel tersebut diperjelas pada

diagram berikut ini :

Gambar 6. Grafik keberhasilan siklus I dan siklus II

Dari tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa hasil kemampuan guru dalam membuka pelajaran pada siklus I terdapa 2 orang guru (33,33%) yang mencapai kriteria baik. Selan-jutnya setelah diadakan perbaikan pada pelaksanaan siklus II ternyata banyak mem-bawa perubahan. Hal ini terbukti pada Siklus II mampu meningkatkan yaitu siklus I yang semula guru meningkat pada siklus II menjadi 5 orang atau sebesar 83,33%

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa supervisi dengan teknik cross observation ternyata dapat meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan penerapan 5M. Semua guru yang telah disupervisi mengalami perubahan dalam melaksanakan pembelajaran dengan baik. Ini terbukti dengan penilaian oleh kepala sekolah dan pengamat selaku supervisor.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pembelajaran ber-dasarkan penelitian tindakan ini adalah se-bagai berikut:

1. Orang yang mengamati guru yang mengajar tidak sebagai penilai, tetapi sebagai rekan kerja yang siap mem-bantu guru tersebut.

2. Selama pelaksanaan supervisi di kelas, guru tidak mengangggap supervisor se-bagai penilai, karena sebelum pelaksa-naan supervisi, guru dan supervisor te-lah berdiskusi mengenai permasalahan yang ada dalam pembelajaran tersebut

3. Supervisor mencatat semua peristiwa yang terjadi dalam pembelajaran, baik yang positif maupun yang negatip

Siklus I Siklus II

0 0

4

1

2

3

0

2Kurang

Cukup

Baik

Amat baik

Page 18: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 30 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

4. Jika ada guru yang melaksanakan ku-rang jelas dalam menyapaikan aspek pembukaan pembelajaran, supervisor memberikan contoh yang riil kepada guru tersebut.

Penjelasan diatas sesuai dengan pendapat Depdiknas (1994) bahwa supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh guru dan sekolah agar mereka dapat mening-katkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Pen-dapat senada menurut Lazarus (1992) menga-takan bahwa supervisi merupakan rangsangan, bimbingan atau bantuan yang diberikan kepada guru-guru agar kemampuan profe-sional mereka makin berkembang sehingga situasi belajar mengajar makin efektif dan efesien.

Supervisi dengan teknik yang dilakukan di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua juga memberikan dampak positif terhadap kemam-puan guru dalam membuka pembelajaran yang telah ditentukan sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa. Hal ini juga didukung oleh keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Semua kegiatan yang di-rencanakan telah terlaksana dengan baik ka-rena pelaksanaan yang efektif dan efesien.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpul-kan bahwa indikator keberhasilan yang ditetapkan yakni minimal 75% telah tercapai, karena 83,33% guru mampu mencapai nilai kualitas kemampuan baik dan amat baik pada kegiatan melaksanakan pembelajaran. Simpulan dan Saran

Berdasarkan uraian penelitian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa melalui su-pervisi dengan teknik cross observation pada proses belajar mengajar khususnya membuka pelajaran di SDN 2 Karangan Putih Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong dapat meningkat-kan kemampuan guru dalam membuka pelaja-ran. Lebih rinci lagi dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Supervisi dengan teknik cross observa-tion dapat meningkatkan kemampuan guru dalam membuka pelajaran. Hal ini terbukti dengan hasil kemampuan guru dalam melaksanakan proses pelajaran pada siklus I dari nilai rata–rata semua guru masih dalam kondisi kriteria cukup pada pertemuan 1 meningkat setelah di lakukan perbaikan keku-

rangan guru dari aspek yang perlu di-perbaiki menjadi 33,33 atau kriteria baik pada pertemuan 2. Selanjutnya da-lam siklus II dari nilai rata–rata semua guru 66,67 atau kriteria baik pada per-temuan 1 meningkat setelah di lakukan perbaikan kekurangan guru dari aspek yang perlu diperbaiki menjadi 83,33 atau kriteria amat baik pada pertemuan 2.

2. Supervisi dengan teknik cross observa-tion merupakan langkah yang tepat un-tuk membantu guru meningkatkan kompetensi dalam mengajar melak-snakana pembelajaran. Hal ini terbukti dengan hasil kemampuan guru dalam membuka pelajaran pada siklus I ke-tuntasan guru 0% pada pertemuan 1 meningkat setelah di lakukan perbai-kan kekurangan guru dari aspek yang perlu diperbaiki menjadi 33,33% pada pertemuan 2. Selanjutnya dalam siklus II ketuntasan guru 66,67% pada pertemuan 1 meningkat setelah di lakukan perbaikan kekurangan guru dari aspek yang perlu diperbaiki men-jadi 83,33% pada pertemuan 2.

Ada beberapa saran dari peneliti yang di-harapkan dapat membangun dan mendukung kualitas guru di SDN 2 Karangan Putih Kecama-tan Kelua Kabupaten Tabalong pada khususnya dan seluruh lembaga pendidikan pada umumnya, diantaranya:

1. Dalam suatu sekolah hendaknya dil-akukan supervisi rutin untuk mem-bantu guru mengatasi kekuranganya dalam mengajar.

2. Kepala sekolah hendaknya terus meningkatkan kompetensi guru khu-susnya hal-hal yang terkait dengan proses belajar mengajar.

References Arikunto, S. (2004). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta Arikunto, S. (2002). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi

Aksara Dalle, J. (2010). Metodologi umum penyelidikan reka bentuk

bertokok penilaian dalaman dan luaran: Kajian kes sistem pendaftaran siswa Indonesia. Thesis PhD Universiti Utara Malaysia

Depdiknas, 1994. Supervisi dalam Pendidikan. Jakarta. Rineksa Cipta

Dikbud. (2013). Pembelajaran yang Menyenangkan. Jakarta. Pusat Perbukuan

Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Kemendikbud. (2014). Permendikbud Terbaru tentang Kurikulum 2013

Page 19: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 31 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020

Lazarus. (1992). Teknik-Teknik Supervisi bagi kepala Sekolah. Bandung. Sinar baru

Ngalim Purwanto, M. (2011). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007. Standar Proses

Rifai. (1987). Fungsi Pengamatan di Dalam Kelas oleh Guru. Semarang: IKIP Semarang

Sahertian. (2000). Supervisi Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan

Nasional Wibawa, B. (2003). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas

Page 20: JURNAL PENELITIAN TINDAKAN DAN PENDIDIKAN

Rosadi, 2020 / Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran 5M melalui Cross Observation di SD

JPTP |Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 32 Volume 6 | Nomor 2 | Juni | 2020