jurnal pendidikan guru madrasah ibtidaiyah

62

Upload: others

Post on 14-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
Page 2: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

(JPGMI) AL-MULTAZAM

Volume 4, Nomor 1, Mei 2018

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-MULTAZAM

STIT AL-MULTAZAM

LAMPUNG BARAT

Page 3: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

DEWAN REDAKSI

Penanggung Jawab

Ketua STIT Al-Multazam : Dedi Irawan, S.E., M.E.Sy.

Ketua Dewan Editor

Jafar Sodik, M.Si.

Mitra Bestari

Prof. Dr. Tulus Suryanto (IAIN Raden Intan)

Dr. Fauzi, S.E., M.Kom., Akt., CA. (STMIK Pringsewu)

Andino Maseleno S.T. M.Eng. Ph.D. (STMIK Pringsewu)

Trisnawati, M.Pd (STMIK Pringsewu)

Moh. Masrur, M.Pd (STIT Pringsewu)

Abdul Hamid, M.Pd (STIT Pringsewu)

Komite Pelaksana

Ade Irfan Setiawan, S.Kom

Didi Kurniadi, M.T.I.

Muhammad Idris, M.Pd.

STIT AL-MULTAZAM

Jl.Jendral Sudirman Kota Baru Wates Kec. Balik Bukit

Kab. Lampung Barat - Lampung

Tlpn. 07287255099

www.stitmultazam.ac.id

Page 4: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

DAFTAR ISI

Halaman Cover ..................................................................................... i

Dewan Redaksi ..................................................................................... ii

Daftar Isi .............................................................................................. iii

TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA TERHADAP

PELAYANAN SMK PGRI 1 TANGERANG ............................................. .....1-22 Didi Kurnaedi

1, Aep Gumiwa

2

IMPLEMENTASI APLIKAIS PENGHAFAL HURUF

BERBASIS ANDROID DI MADRASAH IBTIDAIYAH

AL FAJAR PRINGSEWU ............................................................................ ....23-32 Ahmad Ikhwan

1, M. Agus Badruzaman Al Khoir

2, Muhamad Muslihudin

3

THE RELEVANCE OF THE 2013 CURRICULUM FOR PRIMARY

SCHOOLS: A PSYCHOLOGICAL REVIEW................................................33-42 Trisnawati

1, Novi Ayu Kristiana Dewi

2, Tri Wahyudi

3, Muhammad Idris

4

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS VII MTs MIFTAHUL ULUM

LAMPUNG BARAT (Studi Kasus pada Mata Pelajaran Bahasa Arab) . ....43-51 Rendy Rinaldy Saputra

1, Hendra Laksono

2, Helda Rina

3

PENGARUH MEDIA PROJECTOR LIQUID CRYSTAL DISPYLAY

(LCD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA IPA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 03 WAY MENGAKU ......................................... ....52-59

Liyan Desi Yulia1, Siti Komariah

2, Dedi Irawan

3

JPGMI

Al Multazam

Volume

4

Nomor

1

Mei

2018

Halaman

1-59

pISSN : 2477-1848

eISSN : 2580-1759

Page 5: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

1

TINGKAT KEPUASAN ORANG TUA TERHADAP PELAYANAN

SMK PGRI 1 TANGERANG

Didi Kurnaedi1, Aep Gumiwa

2

1Sistem Informasi, STMIK PGRI Tangerang

2SMK PGRI 1 Tangerang

1,2Jl. Perintis Kemerdekan II Tangerang Banten

E-mail : [email protected], [email protected]

2

ABSTRAK

Sekolah sebagai lembaga pendidikan publik harus melayani pendidikan berkualitas khususnya

Bagi orang siswa, agar orang siswa merasa puas dengan pelayanan dan menunjukkan loyalitas

mereka sikap terhadap sekolah Penelitian ini dilakukan di SMK PGRI 1 Tangerang untuk

mengetahui efeknya dari kualitas layanan dengan kepuasan orang tua siswa dan pengaruhnya

terhadap loyalitas orang tua siswa terhadap sekolah. Sampel penelitian ini adalah 543 orang tua

siswa SMK PGRI 1 Tangerang kelas I, II dan III dari 1147 populasi. Penelitian ini

menggunakan metode Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap dan persepsi masyarakat tentang kepuasan orang tua terhadap pelayanan. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa; (1) Kualitas pelayanan di SMK PGRI 1 Tangerang memiliki

dampak positif dan signifikan bagi orang tua siswa SMK PGRI 1 Tangerang kepuasan. (2)

Kepuasan orng tua siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas.

Keyword : Orang Tua siswa, pelayanan, SMK PGRI 1 Tangerang

ABSTRACT

Schools as lay educational institutions should provide a quality education especially for

students, so that the students are satisfied with the ritual and show their attitude of loyalty to the

school. This research is run in SMK PGRI 1 Tangerang to know the influence of service quality

with satisfaction of student and their influence to loyalty mother to father of school. The sample

of this study is 543 students of SMK PGRI 1 Tangerang class I, II and III as many as 1147

residents. This study uses a Likert Scale method used to measure the attitudes, opinions and

perceptions of a person or group of people about social phenomena. Likert scale is used to

measure public attitudes and perceptions about the satisfaction of the mother father with the

reverence. The decision indicates that; (1) The quality of the service in SMK PGRI 1 Tangerang

has a positive and significant impression for the mother of the students of SMK PGRI 1

Tangerang. (2) The satisfaction of the mother or student has a positive and significant

impression on loyalty.

Keywords: Student Parent, homemade, SMK PGRI 1 Tangerang

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Persaingan dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan dasar sudah mulai

dirasakan oleh setiap lembaga pendidikan. Hal ini terlihat dari besarnya animo warga

masyarakat yang tertarik untuk memasukkan putra-putrinya ke sekolah yang memiliki

Page 6: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

2

kualitas baik.Salah satu upaya mewujudkan kualitas pendidikan yang baik, dilakukan

oleh SMK PGRI 1 Tangerang.

Keberhasilan suatu jasa atau layanan pendidikan dalam mencapai tujuan yang

telah ditentukan itu tergantung pada pelanggannya, hal ini dapat diartikan sekolah

sebagai lembaga pendidikan berusaha memberikan layanan yang berkualitas kepada

pelanggannya. Pelanggan menjadi hal yang sangat penting dalam suatu lembaga

pendidikan, hal ini dikarenakan lembaga pendidikan tidak dapat berdiri tanpa adanya

pelanggan. Dalam dunia pendidikan, menurut Rahma & Hartoyo (2010:2) “peserta

didik dan orang tua peserta didik disebut sebagai pengguna jasa pendidikan atau

pelanggan”.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha memberikan layanan yang

berkualitas kepada pelanggan. Peningkatan layanan pendidikan terus diupayakan untuk

memenuhi kepuasan pelanggan.

Kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan dalam

memberikan layanan.

Menurut Tse &Wilson (dalam Nasution, 2004:44) “kepuasan dan ketidakpuasan

pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau

diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk

yang dirasakan setelah pemakaian”. Pelanggan akan merasa tidak puas apabila hasilnya

tidak sesuai dengan harapan. Ketidakpuasan pelanggan terhadap layanan yang diberikan

oleh sekolah diyakini sebagai salah satu faktor yang menyebabkan sekolah tersebut

semakin lama jumlah peserta didik semakin menurun, tentunyasangat merugikan

sekolah.Hal ini akan berbanding terbalik apabila pelanggan merasa puas dengan layanan

yang diberikan oleh sekolah, maka pelanggan akan terus menggunakan jasa pendidikan

dan memberikan informasi yang baik-baik kepada orang lain mengenai lembaga

pendidikan tersebut.

Bentuk layanan yang diberikan sekolah kepada siswa perlu diterapkan seperti

yang telah dijelaskan diatas. Jika layanan pendidikan yang diberikan sekolah

memuaskan dan dapat diterima dengan baik oleh para siswa, maka dengan sendirinya

siswa akan menunjukkan sikap yang loyal terhadap sekolah. Jones dan Sanser dalam

Hurriyati (2005) yang mempelajari persiapan penerapan berbagai kesempatan

perdagangan di era globalisasi, berpendapat bahwa yang menjadi tumpuan perusahaan

untuk tetap mampu bertahan hidup adalah pelanggan-pelanggan yang loyal. Perusahaan

Page 7: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

3

dituntut agar mampu memupuk keunggulan kompetitifnya masing-masing melalui

upaya-upaya yang kreatif, inovatif serta efisien. Demikian halnya dengan instansi

sekolah, yang seharusnya selalu mengembangkan kreatifitas dan efisiensi dalam layanan

terhadap siswa.

Kepuasan konsumen adalah faktor terpenting dalam mengembangkan proses dan

membangun hubungan dengan konsumen (Karna, 2004). Sekolah perlu menyadari arti

pentingnya kualitas layanan pendidikan, dengan memberikan layanan pendidikan yang

sesuai dengan apa yang diharapkan oleh orang tua pada umumnya dan siswa pada

khususnya.

Berhasilnya sebuah lembaga pendidikan salah satunya melalui kepuasan siswa

dan orang tua sebagai konsumennya. Kepuasan konsumen yaitu siswa dan orang tua

sangat penting karena memberikan manfaat bagi sekolah yaitu dapat menimbulkan

loyalitas konsumen. Tjiptono (2001), berpendapat bahwa kepuasan pelanggan dapat

menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan yang memberikan

kualitas memuaskan.

1.2. Rumusan Permasalahah

a. Bagaimana tingkat kepuasan orang tua terhadap pelayanan pendidikaan

yang disediakan oleh SMK PGRI 1 Tangerang.

b. Apa saja faktor-faktor yang dominan terhadap tingkat kepuasan orang tua

siswa/i terhadap pelayanan pendidikan di SMK PGRI 1 Tangerang

1.3. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui tingkat kepuasan orang tua terhadap pelayanan pendidikaan

yang disediakan oleh SMK PGRI 1 Tangerang.

b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang dominan terhadap tingkat kepuasan orang

tua terhadap pelayanan pendidikan di SMK PGRI 1 Tangerang.

1.4. Manfaat Penelitian

a. Dapat memberikan masukan kepada SMK PGRI 1 Tangerang dalam

meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan serta menjadi bahan evaluasi bagi

SMK PGRI 1 Tangerang.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah bagi orang tua

untuk menyampaikan keinginan dan saran kepada sekolah yang berkaitan

dengan kebutuhan pendidikan yang diharapkan.

Page 8: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

4

II. LANDASAN TEORI

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian Nurul Agustin Liana (2013), Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Kepuasan Orang Tua Peserta Didik Terhadap Layanan Pendidikan, mendeskripsikan

faktor yang empengaruhi kepuasan, mengetahui tingkat kepuasan, dan faktor yang

paling dominan mempengaruhi kepuasan orang tua peserta didik terhadap layanan

pendidikan di SMK PGRI 1 Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kuantitatif dengan rancangan penelitian analisis faktor. Penelitian Harun Alrasid (2015),

Kepuasan Orang Tua Siswa Terhadap Layanan Pendidikan Lembaga SMK PGRI 1

Tangerang Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta, Pendekatan penelitian

menggunakan kuantitatif dan jenis penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah

seluruh orang tua siswa SMK PGRI 1 Tangerang sebanyak 138. Sampel diambil

berdasarkan rumus Isaac and Michael dengan sampling error 5% sehingga didapatkan

sampel sejumlah 100 orang. Teknik pengumpulan data dengan angket dan dokumentasi.

Uji validitas menggunakan professional judgement oleh dosen pembimbing kemudian

dilanjutkan dengan rumus Korelasi Product Moment dari Karl Pearson dan uji

reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Teknik analisis data menggunakan

univariate analysis of the satisfaction atributes yaitu analisis dengan cara memetakan

distribusi frekuensi pada aspek-aspek kepuasan

2.2. Teori Pendukung

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan diartikan sebagai proses

pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses, cara,

perbuatan mendidik (2007:263). Sementara menurut UU RI No 20 Tahun 2003,

pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya , masyarakat,

bangsa, dan Negara.

Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat. Pendidikan dapat diperoleh dari berbagai pihak,

salah satunya adalah melalui satuan pendidikan. Menurut UU RI No 20 Tahun 2003,

satuan pendidikan adalah sekelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan

Page 9: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

5

pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis

pendidikan.

Dari berbagai definisi pendidikan di atas dapat diketahui bahwa pendidikan

adalah proses atau cara yang dilakukan seseorang untuk mengubah tingkah laku dan

memperoleh pengetahuan guna mengembangkan diri dalam menghadapi tantangan

zaman yang terus berkembang. Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan

pendidikan dari tingkat yang paling dasar, yaitu pendidikan anak usia dini sampai

dengan perguruan tinggi.

Kualitas layanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan

konsumen (Tjiptono, 2007).

Parasuraman dan kawan-kawan (1994), mengemukakan lima dimensi pokok

kualitas layanan, yaitu: (1) Tangibles (bukti terukur), menggambarkan fasilitas fisik,

perlengkapan, dan tampilan dari personalia serta kehadiran para pengguna. (2)

Reliability (keandalan), merujuk kepada kemampuan untuk memberikan layanan yang

dijanjikan secara akurat dan handal. (3) Responsiveness (daya tanggap), yaitu kesediaan

3 untuk membantu pelanggan serta memberikan perhatian yang tepat. (4) Assurance

(jaminan), merupakan karyawan yang sopan dan berpengetahuan luas yang memberikan

rasa percaya serta keyakinan. (5) Empathy (empati), mencakup kepedulian serta

perhatian individual kepada para pengguna. Menurut Kotler (2000) dan Supranto

(2001), kepuasan konsumen adalah perasaan seseorang yang puas atau sebaliknya

setelah membandingkan antara kenyataan dan harapan yang diterima dari sebuah

produk barang atau jasa. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara

kenyataan dengan harapan.

Gremler dan Brown dalam Hasan (2008) berpendapat bahwa loyalitas adalah

pelanggan yang tidak hanya membeli ulang suatu barang dan jasa, tetapi juga

mempunyai komitmen dan sikap yang positif terhadap perusahaan jasa, misalnya

dengan merekomendasikan orang lain untuk membeli.

Menurut Kotler dan Armstong (2008), bahwa loyalitas berasal dari pemenuhan

harapan atau harapan konsumen, sedangkan ekspektasi sendiri berasal dari pengalaman

pembelian terdahulu oleh konsumen, opini dari teman dan kerabat, janji atau informasi

dari pemasar atau pesaing.

Page 10: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

6

Sekolah berkualitas sangat erat hubungannya dengan pemberian pelayanan

pendidikan yang bermutu, dan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kualitas itu, maka

sekolah berkualitas harus merujuk kepada PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standat

Nasional Pendidikan di Indonesia meliputi : 1) standar isi, 2) standar kompetensi

lulusan, 3) standar proses, 4) standar sarana dan prasarana, 5) Standar pengelolaan, 6)

Standar pendidik dan tenaga kependidikan, 7) standar pembiayaan, dan 8) standar

penilaian (Depdiknas, 2006). Tercapainya kualitas dari kedelapan standar itu kemudian

berujung kepada layanan pendidikan kepada peserta didik dan masyarakat serta

stakeholder pendidikan sebagai bagian dari konsumen pendidikan.

III. METODE PENELITIAN.

3.1. Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan racangan analisis

faktor. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah orang tua peserta didik

SMK PGRI 1 Tangerang. Alat utama pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

angket atau kuesioner yang disusun berdasarkan Konsep pengukuran Skala Likert.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket tertutup. Peneliti

menggunakan angket ini agar mempermudah responden untuk menjawab.

Hal ini sejalan dengan pendapat Wiyono (2007:50) yang mengemukakan

kuesioner tertutup (closed questionnaire) adalah “kuesioner yang disusun dengan

menyediakan pilihan jawaban lengkap, sehingga reponden tinggal memberi tanda pada

jawaban yang dipilih”.

Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis faktor dan deskriptif.

Sugiyono (2011:147) menyatakan, statistik deskriptif adalah “statistik yang digunakan

untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang

telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang

berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Menurut Supranto (2010:26), “analisis faktor merupakan analisis untuk

menemukan variabel baru yang disebut faktor yang jumlahnya lebih sedikit

dibandingkan dengan jumlah variabel asli”. Teknik analisis ini digunakan untuk

mengetahui atau melacak beberapa faktor dari beberapa indikator yang mempengaruhi

kepuasan orang tua peserta didik terhadap layanan pendidikan di SMK PGRI 1

Tangerang.

Page 11: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

7

3.2. Instrumen Data

Menurut Sugiyono (2009: 148), instrumen penelitian adalah suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati. Menurut

Suharsimi Arikunto (2005: 101), instrumen adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti, dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Berdasarkan definisi tersebut maka dalam

penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah kuesioner atau angket.

Skala likert menurut Sugiyono (2010:93) adalah sebagai berikut : “Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial.” Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka

responden harus menggambarkan, mendukung pernyataan. Untuk digunakan jawaban

yang dipilih. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan

Tabel 1. Skala Penilaian Untuk Pernyataan Positif dan Negatif

No Keterangan Skor

Posistif

Skor

Negatif

Skor

1.

2.

3.

4.

5.

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

81 – 100

66 – 80

50 – 65

30 – 49

< 30

(Sumber Sugiono,2010:94)

Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap dan persepsi masyarakat tentang kepuasan orang tua terhadap

pelayanan.

Berdasarkan jawaban responden selamjutnya akan diperoleh satu kecenderungan

atas jawaban responden tersebut. Kuisioner yang dibagikan dilakukan menggunkan

skala Likert. Maka perhitungan indeks jawaban responden dilakukan dengan rumus

sebagai berikut :

Nilai Indeks = ((F1x1)+(F2x2)+(F3x3)+(F4x4)+(F5x5)/5

Dimana :

Page 12: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

8

F1 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 1 (sangat kurang)

F2 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 2 (kurang)

F3 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 3 (cukup)

F4 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 4 (baik)

F5 adalah frekuensi jawaban responden yang menjawab 5 (sangat baik)

3.3. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu data yang

diperoleh secara langsung dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang

menjadi sample untuk mengetahui tanggapan tentang penelitian yang akan diteliti.

Selain itu data primer juga meliputi dokumen-dokumen perusahaan berupa sejarah

perkembangan perusahaan, struktur organisasi, dan data-data statistik mengenai jumlah

pegawai dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian ini. a. Data Primer Definisi

yang diungkapkan oleh Sugiyono (2008:402) data primer adalah “Data primer adalah

sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.” b. Data

Sekunder Definisi data sekunder menurut Sugiyono (2009:137)sebagai berikut :

“Sumber sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dengan cara membaca,

mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-

buku, serta dokumen perusahaan.” Data Sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung, contohnya dari literatur-literatur, buku-buku laporan yang erat hubungannya

dengan masalah yang diteliti. Berdasarkan penjelasan di atas, maka sumber data dalam

penelitian ini adalah sumber data primer dan data sekunder.

3.3.2. Teknik Penentuan Data

1. Populasi Pengertian populasi menurut Sugiyono (2010:80) mengemukakan

mengenai populasi yaitu: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.

Berdasarkan pengertian di atas, populasi merupakan obyek atau subyek yang

berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan

masalah dalam penelitian maka yang menjadi populasi sasaran dalam penelitian

ini adalah orang tua siswa sebanyak 542 orang

Page 13: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

9

2. Sampel Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara

(hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada obyek tertentu.

Karena obyek dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel

yang diambil dari populasi tersebut. Pengertian sampel menurut Sugiyono

(2009:215) adalah sebagai berikut: ”Sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dari pengertian yang telah

dikemukakan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Sedangkan Metode penentuan sampel adalah cara pengumpulan data yang hanya

mengambil sebagian elemen populasi atau karakteristik yang ada dalam populasi.

Metode yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah sensus.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Responden

Untuk mendapatkan gambaran mengenai orang tua yang menjadi responden

dalam penelitian ini, sebagai berikut :

Tabel 2. Jumlah Responden

No Keterangan Frekuensi Presntase

1. Jumlah

Populasi

937 100%

2. Jumlah

Sampel

542 58%

Sumber : data primer yang telah di olah

Berdasarkan tabel 2 diatas, jumlah keseluruhan orang tua siswa kelas X, XI dan

XII berjumlah 1147 siswa, sampel di ambil pada tanggal 22 Oktober 2017 pada saat

pengambilan raport mid semester, populasi yang terdaftar di kurangi siswa kelas XI AP

dan XI AK berjumlah 937 siswa, yang menjadi sampel berjumlah 542 siswa

Dalam menganalisis kepuasan orang tua ini penulis meggunakan metode Linkert untuk

mengetahui tingkat kepuasan orang tua, sesuai dengan pilihan jawaban dan skornya,

maka untuk mendapatkan rata-rata tingkat kepuasan dengan menggunakan rumus:

JSK

RK = --------

JK

Sumber:Wibowo (2005)

Page 14: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

10

RK = Rata-Rata Kepuasan

JSK = Jumlah Skor Kuesioner

JK = Jumlah Kuesioner

Sedangkan untuk menentukan tingkat kepuasan menggunakan model yang

didefinisikan oleh Kaplan dan Norton dengan tingkatan sebagai berikut :

Tabel 3. Presentase Nilai

Jawaban Keterangan

80% - 100%

60% - 79.99%

40% - 59,99%

20% - 39,99%

0% - 19,99%

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

Dengan Penentuan tingkat kepuasan seperti diatas untuk tingkat kepuasan pengguna

terhadap kepuasan orang tua diperoleh rata-rata tingkat kepuasan berdasarkan domain

adalah sebagi berikut:

Tabel 4. Perubahan intelektual pada siswa

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

1. Terjadinya perubahan intelektual pada anak saya

selama belajar di sekolah ini 133 371 35 1 2 542

Jumlah 665

1484 105 2 10 2266

2266

RK = --------- = 83,62

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

83,62 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam terjadinya

perubahan intelektual pada anak saya selama belajar di sekolah ini.

Tabel 5. Pengembangan Ketrampilan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

2. Sekolah mengembangkan ketrampilan yang telah dimiliki 134 338 68 2 0 542

Page 15: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

11

anak saya

Jumlah 670 1352 204 4 0 2230

2230

RK = --------- = 82,29

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

82,29 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam terjadinya

Sekolah mengembangkan ketrampilan yang telah dimiliki anak saya.

Tabel 6. Pengembangan Ketrampilan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

3. Terjadinya perubahan etika, sopan-santun dan budi pekerti

pada diri anak saya selama menjadi siswa sekolah ini 167 298 66 9 2 542

Jumlah 835 1192 198 18 10 2253

2253

RK = --------- = 83,14

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

83,14 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam terjadinya

Terjadinya perubahan etika, sopan-santun dan budi pekerti pada diri anak saya selama

menjadi siswa sekolah ini.

Tabel 7. Membentuk Kepribadian

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

4. Sekolah membentuk kepribadian yang baik

pada diri anak saya 119 315 103 4 1 542

Jumlah 595 1260 309 8 5 2177

2177

RK = --------- = 80,33

2710

Page 16: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

12

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai 820,33

pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah

membentuk kepribadian yang baik pada diri anak saya .

Tabel 8. Peka terhadap kesulitan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

5 Sekolah membentuk pribadi anak saya

agar peka terhadap kesulitan orang lain 109 291 129 13 0 542

Jumlah 545 1164 387 26 0 2122

2122

RK = --------- = 78,30

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

78,30 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Baik. Sehingga hal ini

menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah

membentuk pribadi anak saya agar peka terhadap kesulitan orang lain.

Tabel 9. Ektrakulikuler

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

6 Pelajaran ekstrakurikuler memiliki daya tarik untuk diikuti

anak saya 142 263 130 6 1 542

Jumlah 710 1052 390 12 5 2169

2169

RK = --------- = 80,04

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

80,04 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

Page 17: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

13

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik Pelajaran

ekstrakurikuler memiliki daya tarik untuk diikuti anak saya .

Tabel 10. Penyalur minat dan bakat

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

7 Pelajaran ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat

dan bakat anak saya 233 216 87 4 2 542

Jumlah 1165 864 261 8 10 2308

2308

RK = --------- = 85,17

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

85,17 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Pelajaran

ekstrakurikuler menjadi sarana penyalur minat dan bakat anak saya .

Tabel 11. Lulusan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

8 Sekolah menghasilkan lulusan dengan ciri khas kepribadian

yang baik 208 276 54 3 1 542

Jumlah 1040 1104 162 6 5 2317

2317

RK = --------- = 85,50

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

85,50 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah

menghasilkan lulusan dengan ciri khas kepribadian yang baik.

Tabel 12. Kompetensi Lulusan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

9 Lulusan sekolah ini memiliki kompetensi yang lebih baik

dibandingkan sekolah lain 243 243 54 2 0 542

Jumlah 1215 972 162 4 0 2353

Page 18: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

14

2353

RK = --------- = 80,33

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

86,63 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Lulusan

sekolah ini memiliki kompetensi yang lebih baik dibandingkan sekolah lain .

Tabel 13. Kbm

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

10 Sekolah selalu dapat melangsungkan proses

belajar mengajar dengan lancar 262 228 51 1 0 542

Jumlah 1310 912 153 2 0 2377

2377

RK = --------- = 87,71

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

820,33 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan

menurut Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah selalu

dapat melangsungkan proses belajar mengajar dengan lancar .

Tabel 14. Standar Pendidikan

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

11 Sekolah memakai sistem pendidikan yang sesuai dengan

standar pendidikan yang sedang berlaku 265 237 38 1 1 542

Jumlah 1325 948 114 2 5 2394

2394

RK = --------- = 88,34

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

88,34 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Page 19: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

15

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah

memakai sistem pendidikan yang sesuai dengan standar pendidikan yang sedang

berlaku

Tabel 15. Nilai Sikap

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

12 Sistem belajar di sekolah ini menekankan pada serangkaian

pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, sikap dan nilai-nilai

keagamaan

253 237 51 1 0 542

Jumlah 1265 948 153 2 0 2368

2368

RK = --------- = 87,38

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

87,38 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sistem belajar

di sekolah ini menekankan pada serangkaian pengetahuan, ketrampilan, kemampuan,

sikap dan nilai-nilai keagamaan.

Tabel 16. Budaya Sekolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

13 Sekolah membangun suatu budaya

sekolah 215 237 87 3 0 542

Jumlah 1075 948 261 6 0 2290

2290

RK = --------- = 84,50

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

84,50 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah

membangun suatu budaya sekolah.

Page 20: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

16

Tabel 17. Program Sekolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

14 Sekolah membuat program yang berbeda dengan sekolah

lain 216 250 75 1 0 542

Jumlah 1080 1000 225 2 0 2307

2307

RK = --------- = 85,15

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

85,15 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah

membuat program yang berbeda dengan sekolah lain.

Tabel 18. Ciri khas sekolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

15 Ciri khas sekolah yang berbasis teknologi informasi 312 193 34 1 2 542

Jumlah 1560 772 102 2 10 2446

2446

RK = --------- = 90,26

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

90,26 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Ciri khas

sekolah yang berbasis teknologi informasi.

Tabel 19. Membentuk Kepribadian

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

16 Sekolah meningkatkan peribadatan siswa 267 210 60 3 2 542

Jumlah 1335 840 180 6 10 2371

2371

RK = --------- = 87,49

2710

Page 21: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

17

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

87,49 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Sekolah

meningkatkan peribadatan siswa.

Tabel 20. Pelayanan Guru

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

17 Pelayanan guru di sekolah 238 244 57 1 2 542

Jumlah 1190 976 171 2 10 2349

2349

RK = --------- = 86,68

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

86,68 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Pelayanan guru

di sekolah.

Tabel 21. Pelayanan Tata Usaha

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

18 Pelayanan tata usaha di sekolah 195 250 92 4 1 542

Jumlah 975 1000 276 8 5 2264

2264

RK = --------- = 83,54

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

83,54 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Pelayanan tata

usaha di sekolah.

Page 22: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

18

Tabel 22. Pelayanan Kepala sekolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

19 Pelayanan Kepala Sekolah dan

pembantunya 248 225 64 4 1 542

Jumlah 1240 900 192 8 5 2345

2345

RK = --------- = 86,53

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

86,53 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Pelayanan

Kepala Sekolah dan pembantunya.

Tabel 8. Komunikasi seolah

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

20 Komunikasi sekolah dan orang

tua siswa 188 242 97 14 1 542

Jumlah 940 968 291 28 5 2232

2232

RK = --------- = 82,36

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

82,36 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Komunikasi

sekolah dan orang tua siswa.

Tabel 8. Membentuk Kepribadian

No Penyataan SB S C K SK Jumlah

21 Hubungan kekeluargaan sekolah dan orang

tua 216 215 98 11 2 542

Jumlah 1080 860 294 22 10 2266

Page 23: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

19

2266

RK = --------- = 83,62

2710

Berdasarkan hasil perhitungan jumlah rata-rata tingkat kepuasan diperoleh nilai

83,62 pada domain kinerja sistem dan bila dipadukan dengan tingkat kepuasan menurut

Kaplan dan Norton, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan orang tua

terhadap SMK PGRI 1 Tangerang termasuk dalam kategori Sangat Baik. Sehingga hal

ini menunjukkan indikasi yang positif yaitu orang tua sangat baik dalam Hubungan

kekeluargaan sekolah dan orang tua.

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai tingkat kepuasan orang tua

terhadap layanan pendidikan lembaga SMK PGRI 1 Tangerang, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pada aspek kepuasan orang tua terhadap SMK PGRI 1 Tangerang, berdasarkan

akumulasi perolehan skor (rating) tertinggi diperoleh pada aspek Ciri khas sekolah

yang berbasis teknologi informasi adapun skor terendah dicapai pada aspek Sekolah

membentuk pribadi anak saya agar peka terhadap kesulitan orang lain, masing-

masing yaitu 90,26 dan 78,30. Selain itu mayoritas orang tua siswa/resonden sudah

merasa sangat puas / sangat baik dengan layanan pendidik di SMK PGRI 1

Tangerang.

2. Secara spesifik, penelitian ini mengungkapkan bahwa pihak sekolah diharapkan

oleh para orang tua untuk lebih tanggap dengan keinginan, harapan, dan keluhan

pada orang tua. Sejalan dengan itu, para oran tua juga mengharapkan pihak sekolah

memiliki perhatian dan kepedulian dengan apa yang di sampaikan para oran tua

siswa.

3. Pimpinan sekolah juga diharapkan para orang tua untuk terus mengemukakan

pentingnya layanan pendidikan yang baik kepada para staf, gedung sekolah yang

representatif, peralatan sekolah yang mencukupi, guru dan staf sekolah yang

profesional dalam bidang pekerjaannya.

Page 24: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

20

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka disarankan kepada pihak sekolah untuk terus

menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan orang tua siswa, tanggap dengan apa

yang menjadi keluhan orang tua siswa, menyediakan sarana prasarana yang memadai

sesuai dengan apa yang profesional di bidangnya. Untuk penelitian selanjutnya

diharapkan untuk menggali dan menggembangkan berbagai indikator lain untuk bisa

diuji sebagai bagian dari manifes variabel yang digunalan dalam penelitian.

Daftar Pustaka

Liana, Nuruk Agustin, 2016, Analisis Faktor Yang mempengaruhi kepuasan orang tua

peserta didik terhadap layanan pendidikan, Jurnal Manajemen Pendidikan Volume

25 Nomor 1 Maret, Jakarta

Kotler, P & Amstrong, G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran Edisi12 Jilid 1. Jakarta:

Erlangga.

Prianto, Agus, 2011, Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan orang tua siswa

terhadap layanan pendidikan di sekolah, Jurnal Aplikasi Manajemen Volome 9

Nomor 31 Bulan Mei, STKIP PGRI, Jakarta

Supranto. 2006. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa

Pasar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Suryosubroto. 2004. Manejemen Pendidikan di Sekolah. Jakarta: Rineka. Cipta

Sutojo. 2003. Penataan Ruang Dalam Pengembangan Kota Baru.Jakarta: BPPT.

Tedjawati, dkk. 2010. Pengembangan Model Pendidikan Anak Usia Dini Percontohan.

Jakarta: Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi Pendidikan Badan Penelitian dan

Pengembangan Pendidikan

Wiyono, B. B. 2007. Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

Action Research. (Burhanuddin, Ed) Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Malang.

Page 25: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

21

IMPLEMENTASI APLIKAIS PENGHAFAL HURUF BERBASIS

ANDROID DI MADRASAH IBTIDAIYAH AL FAJAR

PRINGSEWU

Ahmad Ikhwan

1, M. Agus Badruzaman Al Khoir

2, Muhamad Muslihudin

3

1STMIK MITRA Lampung

2,3 Prodi Sistem Informasi STMIK Pringsewu Lampung

Jl. Wisma Rini No. 09 pringsewu Lampung

E-mail : [email protected], [email protected], [email protected]

ABSTARK

Madrasah Ibitidaiyah yang sering di sebut MI merupakan sekolah setingkat Sekolah

Dasar dibawah naungan kementerian agama. MI Al Fajar Pringsewu merupakan

madrasah yang intens mendidik siswanya dengan konsep pendidikan ahlak mulia

berpengetahuan luas dan menerapkan teknologi dalam beberapa mata pelajaran agar

memudahkan pemahaman dan penghafalan. Salah satu teknologi yang di kembangkan

adalah Aplikasi pengenal huruf dengan berbasis Android. Dalam aplikasi ini di

kenalkan tiga konsep penghafalan huruf yaitu Hijaiyah (Arab), Hiragana (Japan) dan

Alfabet. Dengan menguji coba Aplikasi ini di dapatkan hasil bawana sistem berbaias

Androin dapat mempermudah hafalan siswa Madrasah Ibtidaiyah Al Fajar Pringsewu.

Kata Kunci : Aplikasi, Huruf, MI Al Fajar, Pringsewu, Android

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Smartphone sudah menjadi salah satu sarana teknologi yang sering di gunakan hampir

setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Menristekdikti mengatakan angka pengguna

smartphone di indoensia kini mencapai sekitar 25% dari total penduduk atau sekitar 65

juta orang adalah pengguna smartphone (Indonesia 2017). Dari 51,7 juta pengguna

internet mobile, sekitar 46 juta adalah pengguna aplikasi mobile dan 40 juta adalah

pengguna situs mobile. Angka itu membuktikanpengguna aplikasi mobile lebih banyak

dari mereka yang mengakses situs mobile(TribunNews 2017). Dan seiring banyaknya

pengguna smartphone, hal ini di manfaatkan sebagian orang sebagai media dalam

belajar.Salah satu media belajar yang di cari pengguna smarphone adalah aplikasi

penghafal huruf. Berdasarkan hal tesebut membuat sebagian orang mencoba mencari

cara menghafal huruf yang mudah dengan smartphone mereka.

Hasil penelitian Aplikasi adalah media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi

ponsel untuk membuat lebih interaktif dan komunikatif. Dalam penelitian mereka

menghasilkan aplikasi bernama Iqradroid, Iqradroid adalah aplikasi pembelajaran huruf

Page 26: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

22

hijaiah yang menggunakan metode iqra dan di gunakan sebagaisaranapembelajaran

membaca Alquran. Aplikasi Iqradroid bertujuan membantu anak-anak mengenal huruf-

huruf hijaiah. Memiliki fitur penjelasan pengucapan dalam bahasa Indonesia,

pembedaan harakat dan menulis huruf hijaiah (Hendra and Ramadhany 2015).

Berdasarkan penelitianya Di SMK Kartika proses belajar mengajar menggunakan

metode lama yang menggunakan alat-alat tulis seperti buku, kertas, pensil dan pena

menjadi penyebab kejenuhan bagi siswa dalam proses belajar-

mengajar.penelitianmereka menghasilkan aplikasi animasi interaktif berbasis android

yang bertujuan memberikan cara belajar mengajar yang lebih menarik dan

menyenangkan antara siswa dan guru (Hidayatun, Rosmiati, and Purnama 2018).

Berdasarkan teknologi seperti smartphone, Ipad, Tablet PC, dan lain sejenisnya semakin

banyak. Hal itu di karnakan penggunaanya praktis dan mudah di bawa kemana-mana.

Pada anak usia pada usia anak umur 3-6 tahun saat mereka ada dalam masa

pertumbuhan yang pesat, penggunaan aplikasi edukasi dapat meningkatkan pola pikir

kreatif dan menambah pengetahuan yang lebih maju dalam proses belajar (Putra,

Nugroho, and Puspitarini 2016).

Pada hasil penelitian sebelumnyamasing-masing aplikasi mengenalkan satu jenis huruf

yaitu huruf arab atau huruf jepang. Sedangkan dalam penelitian ini aplikasi akan

memuat beberapa huruf asing didalam satu aplikasi dan memiliki tampilan simple

yangmudah di mengerti sehingga membantu pengguna dari pelajar anak-anak maupun

dewasa yang berkeinginan menghafal huruf bisa dengan mudah

menggunakanya.Aplikasi ini juga menggunakan tampilan iqra sebagai metode

mengenalkan huruf-huruf yang akan di hafal.

Seiring pertumbuhan zaman, perkembangan teknologi semakin berkembang seperti

penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran. Metode pembelajaran masa lalu

yang melibatkan papan tulis, kertas, pensil dan pulpen dapatmenjadi media

pembelajaran yang menghasilkan kejenuhan bagi para pelajar.

Berdasarkan uraian masalah di atas, peneliti membuat aplikasi penghafal huruf berbasis

android sebagai media pembelajaran yang memberikan kemudahan pengguna dalam

mempelajari huruf atau aksara asing dengan mudah kapanpun dan di manapun

menggunakan smartphone mereka.

Page 27: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

23

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakan di atas maka rumusan masalah yang di ambil adalah

bagaimana cara memberikan kemudahan belajar menghafal huruf yang baik dan

menjangkau banyak orang?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang ingin di capai yaitu:

1. Membuat aplikasi penghafal huruf berbasis android.

2. Membantu memberikan metode belajar yang baru kepada pengguna untuk

menghafal huruf.

3. Membatu memberikan kemudahan belajar kepada pengguna dalam menghafal

huruf.

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu:

1. Memberikan para pelajar atau pengguna kemudahan dalam belajar menghafal

huruf.

2. Memberikan pelajar atau pengguna metode menghafal yang tidak mudah

memberikan kejenuhan bagi penggunanya.

3. Memberikan metode belajar yang moderen memalui aplikasi android yang dapat

di gunakan di manapun dan kapanpun oleh pengguna android.

II. LANDASAN TEORI

2.1. Konsep Sistem Informasi

(Widianto 2014) Sistem merupakan kumpulan komponen-komponen yang saling

berkaitan antar unsur satu dan yang lainya. (Muslihudin and Larasati 2014) Informasi

merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna untuk penerimanya,

memiliki nilai nyata dan dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekaran atau

yang akan datang(Muslihudin, Wulandari, and Mei Listiarini 2017).

2.2. Hafalan

Hafalan menurut KBBI adalah sesuatu yang di hafalkan, berasal dari kata hafal yang

berarti telah masuk dalam ingatan atau dapat di ucapkan di luar kepala tanpa melihat

buku catatan sehingga seseorang tidak dapat di katakana hafal jika ia tidak dapat

Page 28: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

24

mengucapkan kembali suatu materi yang sudah di pelajari tanpa menggunakan bantuan

alat (Syedara 2016).

2.3. Bahasa

Syamsu Yusuf (2007). Bahasa merupakan sarana berkomunikasi dengan orang lain.

Dalam pengertian mencangkup semua cara untuk berkomunikasi, dimana pikiran dan

perasaan dinyatakan dalam bentuk lambang atau symbol untuk mengungkapkan suatu

pikiran. Nurbiana Dhieni (2014). Dalam bukunya mengatakan bahasa adalah salah satu

factor dasa yang membedakan manusia dengan hewan. dengan bahasa sebuah individu

dapat hidup bersama orang lain, saling membantu dan dapat memposisikan diri sebagai

mahluk yang berbudaya (Rusyanti 2013).

2.4. Aplikasi

Aplikasi merupakan suatu subkelas perangkat komputer yang memanfaatkan

kemampuan langsung Komputer untuk melakukan tugas yang pengguna inginkan. Di

bandingkan dengan perangkat lunak system yang mengintegrasikan berbagai

kemampuan komputer tetapi tidak secara langsung menerapkan kemampuan tersebut

untuk mengerjakan tugas yang memberikan keuntungan kepada pengguna (Hartati et al.

2017)

2.5. Android

(Hozeng and Syam 2017) Android adalah sistem operasi yang berbasis Linux untuk

telepon seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. (Eko Sulistiyo Wibowo, Adhi

Susanto 2014) Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk

menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam peranti bergerak.

Ada beberapa jenis aplikasi pengembangan android diantaranya sebagai berikut :

1. Game Maker Studio

Game Maker Studio merupakan sebuah aplikasi yang di khususkan untuk

membuat game 2D dan memiliki penggunaan yang simple dan cocok di gunakan

untuk pemula. Aplikasi ini memiliki dukungan untuk membuat aplikasi seperti

Windows, iOS, HTML5, Linux dan Android

2. GML (Game Maker Language)

GML merupakan bahasa pemograman yang di pakai pada aplikasi game maker

atau game maker studio, bahasa GML memiliki sangat banyak atribut dan

Page 29: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

25

variable yang bisa di gunakan. walau begitu bahasa ini sangat simple dan mudah

di gunakan

3. Pengertian Android

Teguh Arifianto (2011). Android adalah perangkat bergerak pada system

informasi untuk telepon seluler yang berbasis linux. Hermawan (2011). Android

adalah OS mobile yang tumbuh ditengah OS lainya seperti i-Phone OS,

Windows Mobile, Symbian, dan lain sejenisnya. Akan tetapi OS ini berjalan

dengan memprioritaskan aplikasi inti yang di bangun sendiri tanpa melihat

potensi yang cukup besar dari aplikasi ketiga (Akhmad 2016).

III. METODE PENELITIAN

3.1. Pengumpulan Data

1. Observasi Peneliti melakukan pengamatan terhadap pengguna android dan

aplikasi untuk menganalisis kebutuhan seperti huruf bahasa apa yang banyak di

butuhkan untuk di hafal.

2. Pustaka Peneliti mengumpulkan data berupa teori dan informasi lainya yang

berkaitan dengan penelitian untuk di gunakan sebagai prefensi maupun bahan

penelitian.

3.2. Metode Pengembangan Sistem

(Muhammad Muslihudin 2016), SDLC (System Development Life Cycle), merupakan

proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model metodologi yang digunakan

untuk mengembangkan sistem-sistem tersebut. SDLC juga merupakan pola yang

diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak SLDC memiliki tahap-tahap

yaitu analis, desain, koding, implementasi dan perawatan sistem.

3.3. Alur Penelitian

Alur penelitian di mulai dengan menentukan objek penelitian yang akan di ambil, dan

hasil di dapat adalah aplikasi penghafal huruf berbasis android. jika objek penelitian di

terima. Selanjutnya meneliti mengumpulkan data-data yang merupakan kumpulan teori,

masalah dan refensi yang di gunakan dalam penelitian. Data di olah dan di analisa, jika

data di terima, tahap selanjunya adalah pembuatan aplikasi sebagai yang akan menjadi

hasil dari penelitian ini lalu di implementasikan.Flowchartalur penelitian sebagai

berikut:

Page 30: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

26

Gambar 2. Flowchartalur penelitian

IV. PEMBAHASAN

4.1. Perancangan Sistem

Perancangan aplikasi penghafal huruf di gambarkan dalam Use Case sebagai berikut:

Gambar 3. Use Case

Page 31: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

27

4.2. Desain Antar Muka

Desain aplikasi penghafal huruf sebagai berikut:

Gambar 4 Desain Loading

Gambar 5 Desain Menu Pilih Huruf

4.3. Implementasi

Dari hasil desain aplikasi penghafal huruf, di hasilkan aplikasi penhafal huruf sebagai

berikut:

Gambar 6. Tampilan Loading

Page 32: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

28

Gambar 7. Tampilan Menu Pilih Huruf

Gambar 8. Tampilan Bantuan Cara Membaca Huruf

4.4. Analisa Spesifikasi Software dan Hardware

Dalam pembangunan aplikasi penghafal huruf ini di perlukan berbagai peralatan untuk

mendukung dalam perancangan pembangunan dan pengujian aplikasi penghafal huruf,

aspek-aspek yang di perlukan adalah sebagai berikut:

1. Perangkat lunak

Software yang di butuhkan dalam pembangunan aplikasi penghafal huruf yaitu:

-Windows 7

-Aplikasi Game Maker Studio

-Aplikasi Adobe Photoshop CC

-Aplikasi Corel Draw X7

Page 33: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

29

-Android

2. Perangkat keras

Hardware yang di butuhkan dalam pembangunan aplikasi penghafal huruf

sebagai berikut:

-Hardisk minimal 500Gb

-Memory 2 Gb

-Prosesor minimal AMD

-Android OS minimal 2.3 Gingerbread

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan penelitian yang peneliti lakukan, di dapat kesimpulan

sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian di dapatkan aplikasi penghafal huruf.

2. Dengan aplikasi penghafal huruf dapat memberikan metode baru pada pengguna

untuk menghafal huruf.

3. Dengan aplikasi penghafal huruf dapat membatu kemudahan penghafal huruf

dalam hal waktu, tempat dan pengeluaran di karnakan tidak perlu membeli buku.

4. Dengan aplikasi penghafal huruf dapat memberikan metode belajar yang tidak

membosankan dan modern.

5.2. Saran

Berdasarkan analisis dan penelitian yang peneliti lakukan pada aplikasi penghafal

huruf, penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Aplikasi ini masih jauh dari sempurna, di karnakan hal itu di harap aplikasi ini

dapat terus di kembangkan untuk kebutuhan dunia pendidikan.

2. Aplikasi di harap dapat di kembangkan dalam bentuk lain seperti Windows Pc,

Website dan Mac OS.

Daftar Pustaka

Akhmad, SP. 2016. “Pengertian Android Yang Benar Menurut Para Ahli.”

Eko Sulistiyo Wibowo, Adhi Susanto, Wing Wahyu Winarno. 2014. “Kesiapan

Page 34: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

30

Pengguna Intranet Berbasis Android Di Kementerian Perindustrian.”

SEMNASTEKNOMEDIA 2(1): 31–36.

Hartati, Sri et al. 2017. “Sistem Aplikasi Educhat Stmik Pringsewu Berbasis Android

Sebagai Media Komunikasi Dan Informasi.” Jurnal Teknosi UNAND 3(1): 143–52.

Hendra, Kgs M, and Adinda Ramadhany. 2015. “Rancang Bangun Aplikasi

Pembelajaran Iqra Berbasis Android.” Jurnal Momentum 17(1): 1–9.

Hidayatun, Nunung, Mia Rosmiati, and M Reggy Purnama. 2018. “Animasi Interaktif

Berbasis Android Untuk Mengenal Huruf Hiragana Katakana.” 10(1).

Hozeng, Suryadi, and Asrul Syam. 2017. “Aplikasi Pengenalan Kebudayaan Khas

Toraja ( UKIRAN ) Berbasis Android.” SEMNASTEKNOMEDIA 5(1): 55–60.

Indonesia, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik. 2017.

“Smartphone Rakyat Indonesia.” 12 Januari 2017.

Muhammad Muslihudin, Oktafianto. 2016. Analisi Dan Perancangan Sistem Informasi

Menggunakn Model Terstruktur Dan UML. Yogyakarta: Andi Offset.

Muslihudin, Muhamad, and Anggun Larasati. 2014. “Perancangan Sistem Aplikasi

Penerimaan Mahasiswa Baru Di Stmik Pringsewu Menggunakan Php Dan Mysql.”

Jurnal TAM ( Technology Acceptance Model ) 3(1): 12–23.

Muslihudin, Muhamad, Wulandari Wulandari, and Mei Listiarini. 2017. “Perancangan

Aplikasi Business Berbasis Business to Consumer (B2C) Pada Wisata Kuliner

Khas Lampung.” Jurnal Keuangan dan Bisnis 15(1): 54–69.

Putra, Dian Wahyu, A. Prasita Nugroho, and Erri Wahyu Puspitarini. 2016. “Game

Edukasi Sebagai Media Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini.” Inform 1(1):

1–8.

Rusyanti, Hetty. 2013. “Pengertian Bahasa Menurut Ahli.” Teori Bahasa 2(1).

Syedara. 2016. “Pengertian Hafalan.”

TribunNews. 2017. “Inilah Jumlah Pengguna Internet Pakai Smartphone Dan Aplikasi

Mobile Terpopuler Di Indonesia.” ribun Jogja.

Widianto. 2014. “Sistem Informasi Potensi Desa (Study Kasus Desa Wayngison -

Pagelaran).” Proseding KMSI 2(1): 36–43.

Page 35: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

31

THE RELEVANCE OF THE 2013 CURRICULUM FOR PRIMARY

SCHOOLS: A PSYCHOLOGICAL REVIEW

Trisnawati1, Novi Ayu Kristiana Dewi

2, Tri Wahyudi

3, Muhammad Idris

4

1,2,3Prodi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu Lampung

4Prodi Pendidikan Manjeman Islam, STIT Pringsewu Lampung

E-Mail : [email protected],

[email protected]

ABSTRACT

Education in Indonesia several times already suffered changes curriculum and the latest

curriculum is the curriculum 2013 which applied in 2013. Curriculum 2013 completion

the curriculum before. One is the approach used, that is thematic integrative approach.

Thematic integrative learning is intertwining learning that uses the theme to associate

multiple subjects so as to provide meaningful experiences to students. This integration

of material in thematic learning very appropriate with the integrative view of

developmental psychology of Gestalt which refers to a sense that the whole is more

meaningful than the parts. Besides the Gestalt theories, thematic integrative learning is

also relevance with the theories of knowledge acquisition phase learners that’s

constructivism theory which underlying of the role that experience or connections with

students' learning environment.

Keywords: curriculum 2013, thematic integrative, gestalt, constructivism

ABSTRAK

Pendidikan di Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan kurikulum dan yang

terbaru adalah kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada tahun 2013. Kurikulum

2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Salah satunya adalah

pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran tematik integratif.

Pembelajaan tematik integratif adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema

untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman

bermakna kepada siswa. Integrasi materi dalam pembelajaran tematik integratif ini

sangat sesuai dengan pandangan psikologi perkembangan Gestalt yang mengacu pada

pengertian bahwa keseluruhan lebih bermakna daripada bagian-bagian. Disamping teori

Gestalt, pembelajaran tematik integratif ini juga sesuai dengan teori tahap perolehan

pengetahuan siswa yaitu teori kontruktivisme yang didasari oleh peran pengalaman atau

koneksi dengan suasana lingkungan belajar siswa.

Kata kunci: kurikulum 2013, tematik integratif, gestalt, konstruktivisme

1. PENDAHULUAN

Dunia pendidikan Indonesia sudah beberapa kali mengalami perubahan

kurikulum dan yang terbaru adalah kurikulum 2013. Kurikulum adalah seperangkat

Page 36: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

32

rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang

digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu (UU Sisdiknas, 2003). Kurikulum 2013 sudah dirancang sejak

tahun 2012 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan atau sering disingkat

Kemendikbud untuk Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah

Menengah Atas (SMA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) tersebut telah

diselenggarakan mulai tahun 2013, meskipun saat ini tidak diterapkan secara

menyeluruh oleh semua sekolah.

Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan

capaian pendidikan. Orientasi Kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan

keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan

aapengetahuan (knowledge). Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 20 Tahun 2003

sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35: kompetensi lulusan merupakan

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan

sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Hal ini sejalan pula dengan

pengembangan kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004

dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Salah

satunya adalah pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran tematik

integrative (tematik-terpadu) untuk SD/MI. Hal ini dijelaskan dalam Lampiran

Permendikbud RI No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtdaiyah bahwa untuk proses pembelajaran pada jenjang

SD/MI dari kelas 1 hingga kelas VI menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.

Pembelajaran tematik-terpadu tematik integrative merupakan pendekatan pembelajaran

yang memadukan bebagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai

tema (Madjid, 2014:49). Karakteristik pembelajaran tematik integrative ini tampaknya

merupakan terobosan cerdas karena relevan dengan perkembangan psikologis siswa

SD/MI. Relevansi tersebut bisa dilihat dari pemaduan berbagai mata pelajaran ke dalam

satu tema, model pembelajaran melalui pengalaman konkret dan bermakna, serta

pengintegrasian ranah kognitif, afektif dan psikomotor dalam kegiatan pembelajaran.

II. PEMBAHASAN

2.1. Pembelajaran Tematik Integratif

Page 37: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

33

Kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif

dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan

pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran

ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu

integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi

berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan

alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi

makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika,

Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di

sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain

memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata

pelajaran lainnya (Depdiknas, 2013: 137).

Sebagai suatu model pembelajaran, pembelajaran tematik memiliki

karakteristik-karakteristik sebagai berikut (Depdiknas 2006):

1. Berpusat pada siswa.

2. Memberikan pengalaman langsung.

3. Pemisahan matapelajaran tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran.

5. Bersifat fleksibel.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan

1. Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk

atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu

akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Ada tiga tokoh

yang mempelopori Teori Gestalt yaitu Max Wertheimer, Kurt Koffka dan Wolfgang

Kohler.

Suatu konsep yang penting dalam teori Gestalt adalah tentang “insight”, yaitu

pemahaman terhadap hubungan antar bagian dalam suatu situasi permasalahan dan

menganggap bahwa Insight adalah inti dari pembentukan tingkah laku. Insight yang

merupakan inti dari belajar menurut teori gestalt, memiliki ciri-ciri sebagai berikut

(Lentera, 2012).

Page 38: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

34

1) Kemampuan Insight seseorang tergantung kepada kemampuan dasar orang,

sedangkan kemampuan dasar itu tergantung kepada usia dan posisi yang

bersangkutan dalam kelompok (spesiesnya).

2) Insight dipengaruhi atau tergantung kepada pengalaman masa lalunya yang

relevan.

3) Insight tergantung kepada pengaturan dan penyediaan lingkungannya.

4) Pengertian merupakan inti dari insight. Melalui pengertian individu akan dapat

memecahkan persoalan. Pengertian itulah yang dapat menjadi kendaraan dalam

memecahkan persoalan lain pada situasi yang berlainan.

5) Apabila insight telah di peroleh,maka dapat digunakan untuk menghadapi

persoalan dalam situasi lain.

Insight barulah berfungsi bila ada persepsi terhadap masalahnya. Hilgard dalam

Suryabrata (1984:302-304) memberikan enam macam sifat khas belajar dengan insight,

yaitu:

a) Insight itu dipengaruhi oleh kemampuan dasar

b) Insight itu dipengaruhi oleh pengalaman belajar masa lampau yang relevan,

c) Insight tergantung kepada pengaturan secara eksperimental,

d) Insight itu didahului oleh suatu periode mencoba-coba,

e) Belajar yang dengan Insight itu dapat diulangi,

f) Insight yang telah sekali didapatkan dapat dipergunakan untuk menghadapi

situasi-situasi yang baru.

Ada delapan prinsip belajar menurut teori Gestalt (Hidayai Nur Titin: 2011), yaitu:

1) belajar berdasarkan keseluruhan

2) belajar adalah suatu proses perkembangan,

3) siswa sebagai organisme keseluruhan,

4) terjadinya transfer,

5) belajar adalah reorganisasi pengalaman,

6) belajar dengan insight,

7) belajar lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan

siswa,

8) belajar berlangsung terus-menerus.

2. Teori Belajar Konstruktivisme

Page 39: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

35

Teori belajar konstruktivisme ini dipelopori oleh Jean Piaget. Piaget berpendapat

bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan

lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan

kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan

aktif berinteraksi dengan lingkungannya.

Teori Piaget sangatlah memiliki peranan penting dalam dunia pendidikan secara

umum. Dalam pembelajaran teori piaget mewarnai bentuk-bentuk model, pendekatan,

dan strategi pembelajaran yang dilaksanakan. Hal ini tampak dalam kegiatan

pembelajaran yang menginginkan adanya student centered, yang dengan aktivitasnya

mampu mebangun pengetahuan dengan memperhatikan perbedaan individual tanpa

mengesampingkan interaksi sosial.

Piaget lebih menekankan kepada perkembangan intelektual yang didalamnya

dijelaskan empat tahapan yang harus dilalui oleh seorang anak dalam mencapai

tingkatan berpikir formal yaitu tahap sensori motor, tahap pra operasi, tahap operasi

konkrit, dan tahap operasi formal (Joko Winarto, 2011).

a. Tahap Sensori Motor (0-2 tahun)

Bagi anak yang berada pada tahap ini, pengalaman diperoleh melalui

perbuatan fisik (gerakan anggota tubuh) dan sensori (koordinasi alat indera). Ia

mulai mampu untuk melambangkan objek fisik ke dalam simbol-simbol,

misalnya mulai bisa berbicara meniru suara kendaraan.

b. Tahap Pra Operasi (2-7 tahun)

Tahap ini adalah tahap persiapan untuk pengorganisasian operasi konkrit.

Pada tahap ini pemikiran anak lebih banyak berdasarkan pada pengalaman

konkrit daripada pemikiran logis, sehingga jika ia melihat obyek-obyek yang

kelihatannya berbeda, maka ia mengatakannya berbeda pula.

c. Tahap Operasi Konkrit (7-11 tahun)

Anak-anak yang berada pada tahap ini umumnya sudah berada di Sekolah

Dasar. Umumnya mereka telah memahami operasi logis dengan bantuan benda-

benda konkrit. Kemampuan ini terwujud dalam memahami konsep kekekalan,

kemampuan untuk mengklasifikasi dan serasi dan mampu memandang suatu

objek dari sudut pandang yang berbeda secara objektif.

d. Tahap Operasi Formal (11 tahun hingga dewasa)

Priode operasi formal ini disebut juga priode operasi hipotetik-deduktif

Page 40: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

36

yang merupakan tahapan tertinggi dari perkembangan intelektual dimana anak-

anak sudah dapat memberikan alasan dengan menggunakan lebih banyak

symbol atau gagasan dalam cara berpikirnya.

3. Kesesuain Pendekatan Tematik Integratif Dengan Aspek Psikologi Peserta

Didik

Suatu pendekatan pembelajaran harus berkaitan dengan psikologi perkembangan

peserta didik dan psikologi belajar (Hergenhahn, 2008:23). Psikologi perkembangan

diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi yang diberikan kepada siswa agar

tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik.

Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran

tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa harus mempelajarinya.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses

belajar secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh

pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai

pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami

konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang

telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt,

termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan

berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.

Pendekatan Tematik Integratif ini digunakan di SD dari kelas I sampai kelas VI

SD. Pembelajaran-pembelajaran di kelas awal tentu masih mengacu pada pra

operasional dan pada pembelajaran kelas atas sudah memasuki tahap Operasi Kongkret

sesuai teori perkembangan kognitif Piaget. Pembelajaran tematik lebih menekankan

pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing).

Pengalaman belajar seperti ini akan mempengaruhi kebermaknaan belajar siswa.

Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur-unsur konseptual menjadikan

proses pembelajaran lebih efektif. Kaitan konseptual antar mata pelajaran yang

dipelajari akan membentuk skema, sehingga siswa akan memperoleh keutuhan dan

kebulatan pengetahuan. Selain itu, dunia anak adalah dunia nyata dan tingkat

perkembangan mental anak selalu dimulai dari tahap berpikir nyata dalam kehidupan

sehari-hari yang memandang objek yang ada di sekelilingnya secara utuh. Untuk itu,

pembelajaran hendaknya dari lingkungan terdekat, yaitu mulai dari diri sendiri

Page 41: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

37

kemudian dikembangkan kepada keluarga dan sekolah (Susanto, 2013:72). Sehingga

penerapan pembelajaran tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena

sesuai dengan tahap perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai

satu keutuhan.

III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Salah

satunya adalah pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran tematik

integratif. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang

mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai

tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,

keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai

konsep dasar yang berkaitan.

Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses

belajar secara aktif dalam proses pembelajaran melalui pengalaman langsung siswa

akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan

konsep lain yang telah dipahaminya. Dari kaitan konseptual ini siswa akan memperoleh

keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Selain itu, dengan penerapan pembelajaran

tematik di sekolah dasar akan sangat membantu siswa, karena sesuai dengan tahap

perkembangannya siswa yang masih melihat segala sesuatu sebagai satu keutuhan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebijakan penetapan pendekatan pembelajaran

tematik-terpadu dengan segala prinsip dan karakteristiknya ternyata relevan dengan

kebutuhan dan karakteristik perkembangan peserta didik SD.

3.2. Saran

1. Di kurikulum 2013, kompetensi dasar yang wajib diberikan guru di dalam kelas

sudah meliputi ranah cognitive, psicomotor dan affective. Oleh karena itu, nanti

guru tidak bisa lagi hanya mengajarkan knowledge ataupun menempelkan

karakter. Tetapi harus secara holistik ke tiga ranah tersebut diajarkan ke siswa,

sehingga siswa dapat memiliki pengalaman belajar yang memungkinkan mereka

bisa mengkontruksi kemampuannya sendiri.

2. Dalam pendekatan tematik integratif pembelajaran yang dituju adalah

penguasaan kompetensi yang menyeluruh, tidak ada satu gurupun yang akan

Page 42: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

38

mampu memberikan pengajarannya. Jadi dalam penagajaran guru juga dituntut

untuk memiligga bisa memberikan pembelajaran kepada siswanya secara team

teaching.

3. Apabila sekolah akan menambahkan kemampuan lain seperti kemampuan

teknologi informasi kepada siswa, kompetensi dasar kemampuan tersebut bisa

diintegrasikan ke dalam tema-subtema yang ada. Materi, indikator, aktifitas dan

penilaian pembelajaran tentu harus menyesuaikan.

Daftar Pustaka

Depdiknas. (2006). Model Pembelajaran Tematik Kelas Awal Sekolah Dasar. Jakarta:

Puskur Balitbang

Depdiknas. (2013). Kurikulum 2013: Kompetensi Dasar Sekolah (SD)/Madrasah

Ibtidaiyah. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Hergenhahn, B.R,. (2008). Theories of learning. Jakarta: Kencana Prenanda Media

Group

Lentera. (2012). Belajar Menurut Pandangan Teori Gestalt.

(http://lenterakecil.com/belajar-menurut-pandangan-teori-gestalt/ Diunduh pada

tanggal 03 Mei 2013).

Madjid, A. (2014). Pembelajaran Tematik-Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Permendikbud RI Nomor 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

KurikulumSekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah

Suryabrata, S. (2004). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Madjid, A. (2014).Pembelajaran Tematik-Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hidayati, T.N. (2011). Implementasi Teori Belajar Gestalt Pada Proses Pembelajaran.

Jurnal Falasifa. Vol. 2 No. 1 Maret 2011

Winarto, J. (2011). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget dan Implementasinya

dalam Pendidikan. (online): http://edukasi.kompasiana.com/2011/03/12/teori-

perkembangan-kognitif-jean-piaget-dan-implementasinya-dalam-pendidikan-

346946.html diakses 6 Mei 2013.

Page 43: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

39

Muyasaroh, I. (2016). Penanaman Nilai Moral Melalui Metode Bercerita Di Raudhatul

Athfal Raudhatul Islah Margosari Pagelaran Utara Pringsewu. JPGMI (Jurnal

Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Al-Multazam), 1(1), 61-67.

Trisnawati, T., Waziana, W., Andewi, W., Puastuti, D., & Nagara, E. S. (2017). Rme:

An Alternative Learning In Improving Mathematical Communication Of High

School Students. Proceeding ICSTIEM 2017, 1(1).

Page 44: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

40

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI

BELAJAR SISWA KELAS VII MTs MIFTAHUL ULUM LAMPUNG

BARAT (Studi Kasus pada Mata Pelajaran Bahasa Arab)

Rendy Rinaldy Saputra1, Hendra Laksono

2, Helda Rina

3

1,2,3Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, STIT Al Multazam, Lampung

Jalan Jendral Sudirman Kota Baru Wates, Kec. Balik Bukit Lampung Barat

Email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi

siswa kelas VII MTs Miftahul Ulum Lampung Barat. Pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode

regresi guna melihat pengaruh antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Berdasarkan perhitungan antara indeks motivasi belajar dengan prestasi belajar

menggunakan metode regresi linier sederhana diperoleh kesimpulan bahwa terdapat

pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa Kelas VII MTs

Miftahul Ulum Lampung Barat, hal ini dapat dilihat dari nilai R pada hasil tersebut

0,850 yang artinya variabel motivasi memiliki pengaruh yang kuat terhadap prestasi

siswa. Sedangkan nilai KD yang diperoleh dalam perhitungan tersebut sebesar 85%

yang dapat diartikan bahwa variabel motivasi memiliki kontribusi pengarih sebesar

75,3% terhadap variabel prestasi siswa sedangkan 13% lainnya dipengaruhi oleh

faktor-faktor lain.

Kata Kunci : Motivasi Belajar, Prestasi Belajar

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan guna mencerdaskan

kehidupan bangsa dan ketercapaian hasil pendidikan yang baik tentu akan sangat

dipengaruhi oleh mutu pendidikan itu senidiri. Karenanya, diperlukan suatu upaya

peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan secara terus menerus. Keberhasilan

peningkatan mutu pendidikan dapat dilihat dalam sberbagai aspek yang salah satunya

adalah dengan adanya peningkatan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari nilai

penguasaan materi pelajaran dan kemampuan memecahkan masalah. Prestasi siswa

merupakan suatu bagian yang tidak dapat terpisahkan dengan kegiatan pembelajaran.

Hal ini dikarenakan prestasi belajar merupakan tolak ukur keberhasilan seseorang dalam

Page 45: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

41

menjalani proses pembelajaran. Keberhasilan seseorang dalam menjalani proses

pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berasal dari dalam diri

siswa itu sendiri (faktor internal) dan ada juga yang berasal dari luar diri siwa (faktor

eksternal). Faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal) yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya adalah pemanfaatan sarana belajar

disekolah, dengan pemanfaatan sarana belajar yang tepat dapat memberikan hasil yang

optimal bagi siswa dalam menyerap materi yang disampaikan dan akan mampengaruhi

prestasi belajar siswa. Sarana belajar disekolah sebagai penunjang proses pembelajaran

terdiri dari ruang belajar yang mendukung kegiatan pembelajaran.

Dalam beberapa penelitian, dinyatakan bahwa Salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi siswa adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, siswa akan

belajar lebih keras, ulet, tekun dan memiliki dan memiliki konsentrasi penuh dalam

proses belajar pembelajaran. Dorongan motivasi dalam belajar merupakan salah satu hal

yang perlu dibangkitkan dalam upaya pembelajaran di sekolahl ini diperkuat dengan

pernyataan Soemanto, W (2003) yang menyatakan bahwa pengenalan seseorang

terhadap prestasi belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang

sudah dicapai maka siswa akan lebih berusaha meningkatkan prestasi belajarnya.

Dengan demikian peningkatan prestasi belajar dapat lebih optimal karena siswa tersebut

merasa termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar yang telah diraih sebelumnya.

Selain itu, dalam penelitian lain diketakan juga bahwa terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan antara motivasi belajar terhadap prestasi belajar pada siswa. Hal ini

senada dengan pernyataan Rizkiyana, A. (2014) yang menyatakan bahwa Terdapat

pengaruh signifikan motivasi belajar terhadap prestasi belajar di SMK Barunawati

Surabaya. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi belajar maka akan semakin tinggi pula

prestasi belajar siswa.

Berdasarkan penyataan yang telah diungkapkan dalam beberapa penelitian

terdahulu, dapat disumpulkan bahwa motivasi belajar merupakan salahsatu faktor yang

dapat menunjang prestasi siswa. Karenanya, penulis tertarik untuk melakukan suatu

penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi belajar siswa terhadap

prestasi siswa di MTs Miftahul Ullum Lampung Barat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, indetifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka

dibentuk rumusan masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian yaitu seberapa

Page 46: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

42

besar pengruh motivasi belajar terhadap presatasi siswa di MTs Miftahul Ullum

Lampung Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah khasanah pengetahuan bagi mahsiswa

STIT Al Multazam Lampung Barat Khususnya terkait dengan konsep motivasi

belajar dan prestasi belajar siswa.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau tambahan wawasan

bagi para pendidik terkait dengan upaya meningkatkan mutu pembelajaran.

2. LANDASAN TEORI

2.1 Belajar dan Pembelajaran

Morgan (dalam Purwanto, 2007 : 84 ) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu

aktifitas kearah perubahan tingkah laku melalui interaksi individu terhadap lingkungan.

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa baik secara internal,

eksternal maupun melalui pendekatan belajar seperti yang dikatakan Muhibin (2006 :

132) bahwa faktor yang memperngaruhi belajar siswa dibedakan menjadi 3 macam

yaitu :

a) Faktor internal yakni keadaan kondisi jasmani dan rohani dalam diri siswa

meliputi :

Aspek psiologis yakni kondisi umum jasmani dantonus (tegangan otot)

menandai tingkat kebugaran tubuh dan sendi – sendinya, dapat

mempengarhui semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran

Aspek psikologis uakni kondisi kejiwaan siswa yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa.

b) Faktor eksternal yakni kondisi lingkungan disektira siswa yang meliputi :

Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staff administrasi, dan teman

teman sekelas yang dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.

Lingkunan non-sosial seperti gedung sekolah, rumah tempat tinggal siswa,

dan alat alat belajar yang digunakan.

c) Faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi

dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar.

Page 47: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

43

Winaputra (2007:1), mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kegiatan yang

dilakukan untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan intensitas dan kualitas

belajar pada diri peserta didik. Berdasarkan definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa

belajar merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh individu guna memperoleh

perubahan sedangkan pembelajaran merupakan suatu proses yang dilaksanakan guna

memaksimalkan kegiatan belajar. Hal ini senada dengan pendaat Aqib ( 2013 : 66) yang

menyatakan bahwa proses pembelajaran adalah upaya sistematis yang dilakukan guru

untuk mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

2.2 Motivasi

Zainun (2000 : 95) menjelaskan motivasi ialah proses atau faktor yang mendorong

orang untuk bertindak atau berperilaku dengan cara tertentu, dengan dasar manusia

mudah diberikan motivasi karena jika kebutuhannya terpenuhi maka seseorang akan

mempunyai motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.

Sedangkan Sartain (dalam Purwanto,2007:61) mengatakan bahwa motivasi adalah suatu

pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku

terhadap suatu tujuan. Tujuan adalah yang membatasi atau menentukan tingkah laku

organisme itu.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat dikatakan bahwa motivasi merupakan suatu

aspek dalam diri manusia yang mampu memberikan dorongan guna melaksanakan

sesuatu. Jika dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran, motivasi merupakan suatu faktor

yang terbilang penting bagi para siswa karena dengna adanya motivasi yang tinggi akan

mempengaruhi semangat belajar yang tentunya akan meningkatkan prestasi siswa itu

sendiri. Hal ini senada dengan pernyataan Sardiman (2001:85) yang menyatakan bahwa

Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi

belajarnya.

Sardiman (2001 : 89) mengelompokkan motivasi kedalam dua kategori yaitu

motivasi intrisik yang merupakan motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dari dalam diri seseorang sudah ada dorongan

untuk melakukan sesuatu, dan motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan

Page 48: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

44

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Adapun indikator motivasi belajar

siswa menurut Aritonang (2008 : 14) adalah :

a) Ketekunan dalam belajar

b) Ulet dalam menghadapi kesulitan

c) Minat dan ketajaman perhatian dalam belajar

d) Berprestasi dalam belajar

e) Mandiri dalam belajar

2.3 Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan suatu hasil penilaian guru terhadap murid-muridnya

setelah melakukan kegiatan belajar mengajar dalam kurun waktu tertentu. Prestasi

belajar sebagai suatu hasil yang dapat dicapai tentunya mengacu kepada tujuan dari

pelaksanaan pendidikan tersebut. Hal ini senada dengan pernyataan Poerwanto (1987 :

28) yang mendefinisikan prestasi belajar sebagai hasil-hasil belajar yang telah diberikan

oleh guru kepada murid dosen kepada mahasiswa dalam waktu tertentu.

Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu proses pembelajaran, perlu

dilakukan kegiatan pengukuran (evaluasi). Pengukuran hasil belajar siswa merupakan

tingkatan nilai yang menunjukkan pada taraf dimana siswa itu menguasai materi yang

dipelajarinya. Hal ini sesuai dengan pendapat Etek dan Yusuf (1994 : 116) yang

mendefinisikan evaluasi sebagai usaha mengetahui tingkat (kadar) kemampuan murid-

murid, dan sampai taraf mana mereka menyerap pelajaran yang diberikan. Setelah

diukur melalui evaluasi maka hasil pengukurannya tersebut dinyatakan dalam bentuk

nilai yang memiliki tingkatan tertentu dengan kriteria yang pada umumnya digunakan.

Dengan kata lain, prestasi siswa akan dikatakan baik apabila telah melewati batas

kriteria kelulusan.

3 METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian

regresi yang merupakan suatu metode statistik yang dilakukan untuk melihat pengaruh

suatu variabel dengna variabel yang lain. Dan dalam penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui pengaruh variabel motivasi terhadap prestasi belajar siswa.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII MTs Miftahul Ullum

Lampung Barat yang berjumlah 18 orang. berdasarkan pendapat Arikunto (1989 : 56)

Page 49: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

45

yang menyatakan bahwa untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang

dari 100 lebih baik diambil semua, dan jika jumlah populasinya besar dapat diambil

antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Dengan demikian, dikarenakan jumlah populasi

dalam objek penelitan adalah dibawah 100 (18) siswa, maka penulis menggunakan

sampel total dalam penelitian (penelitian populasi)

Variabel independen dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar siswa dengan 5

indikator sebagaimana yang diungkapkan oleh Aritonang (2008 : 14) kemudian disusun

dalam bentuk instrumen angket (skala likert) dengan jumlah 10 soal. Angket ini terlebih

dahulu diuji validitas dan reliabilitas sebelum dipakai di lapangan. Sedangkan variabel

dependen yaitu nilai tes formatif mata pelajaran Bahasa Arab yang berasal dari data

dokumentasi rata-rata prestasi belajar siswa dalam pembelajaran.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah teknik analisis regersi.

Menurut Mas’ud (2004 : 96) analisis regresi ialah analisis yang dilakukan untuk

mengetahui pengaruh hubungan (asoisasi) antara dua variabel yakni variabel X

(independen) dan variabel Y (dependen) dengan persamaan :

Y = α + β X + et

Dimana:

Y = Variabel dependen (Prestasi Belajar)

X = Variabel independen (motivasi)

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

e = Variabel lain yang tidak diteliti atau dimasukkan dalam model

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

H0 : Tidak terdapat pengaruh yang positif dan sginifikan antara variabel motivasi (X)

terhadap variabel prestasi siswa (Y)

Ha : Terdapat pengaruh yang positif dan sginifikan antara variabel motivasi (X)

terhadap variabel prestasi siswa (Y)

4 PEMBAHASAN

Berdasarkan data yang diperoleh dengan menyebarkan kuisioner (angket), tahapan

analisis dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS 16 For

Windows dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4.1 : Model Sumary

Page 50: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

46

Model Summary

Mod

el

R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .922a .850 .841 3.14751

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI

Sumber : data primer diolah

Berdasarkan tabel 4.1, diperoleh nilai koefisisen korelasi (R) sebesar 0,922. Nilai R

mengindikasikan seberapa besar hubungan antar variabel yang diteliti dan jika merujuk

pada Somantri dan Muhidin ( 2006 : 214) nilai R pada penleitian ini berada dikisaran

0.90 – 1.00 yang dapat diartikan bahwa hubungan antar ke dua variable dalam kategori

“sangat kuat”. Berdasarkan tabel 4.1 juga diperoleh nilai koefisien determinasi R^2

sebesar 0.850 yang berarti bahwa 85% prestasi siswa dipengaruhi motivasi, dan sisanya

(15%) dipengaruhi oleh faktor lain.

Tabel 4.2 : Anova

ANOVAb

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1 Regressio

n 899.269 1 899.269 90.773 .000

a

Residual 158.509 16 9.907

Total 1057.778 17

a. Predictors: (Constant), MOTIVASI

b. Dependent Variable: PREASTASI

Sumber : Data Primer diolah

Tabel 4.2 merupakan analisis yang digunakan untuk menentukan taraf signifikansi dan

linearitas dari regresi. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai signifikansi sebesar

0.000 yang berarti lebih kecil dari kriteria signifikansi (0.05). Dengan demikian, model

persamaan regresi data penelitian signifikan yang artinya model regresi memenuhi

kriteria linearitas.

Tabel 4.3 : Analisis Regresi Linear Sederhana

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 47.681 3.279 14.541 .000

MOTIVA

SI .896 .094 .922 9.527 .000

a. Dependent Variable: PREASTASI

Sumber ; Data Primer Diolah

Page 51: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

47

Tabel 4.3 digunakan untuk melakukan uji hipotesis serta membangun model regresi.

Adapun kriteria uji hipotesis adalah :

Tolak H0 jika nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel

Terima H0 jika nilai t hitung lebih kecil dari nilai t tabel

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh nilai t hitung sebesar 9.257 yang jika dibandingkan

dengan nilai t tabel pada db 16 dan taraf nyata 0.025 (2.119) diperolah hasil t hitung

(9.257) > t tabel (2.119). hal ini menunjukkan bahwa kita tidak memiliki cukup bukti

untuk menerima H0 (Ha diterima) yang dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

yang positif dan sginifikan antara variabel motivasi (X) terhadap variabel prestasi siswa

(Y).

Bedasarkan tabel 4.3 juga diperoleh persamaan regresi

Dari persamaan regresi siatas dapat simpulkan beberapa hal diantaranya :

α = 47,681 memiliki makna jika motivasi dianggap konstan maka prestasi siswa

adalah sebesar 47,681%

β = 0,896 memilik makna jika motivasi ditingkatkan 1%, maka prestasi siswa akan

meningkat sebesar 0,896%

Nilai koefisien regresi pada tabel 4.3 bernilai positif (+) memilik makna bahwa

motivasi berpengaruh positif terhadap prestasi siswa. Dengan demikian dapat kita

simpulkan bahwa peningkatan motivasi belajar siswa akan berpengaruh langsung

terhadap peningkatan prestasi siswa.

5 PENUTUP

Berdasarkan latar belakang serta hasil analisis yang telah diperoleh dalam penelitian,

dapati disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Motivasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi siswa kelas VII MTs Miftahul

Ullum Lampung Barat.

2. Koefisien regresi bernilai positif (+) memilik makna bahwa motivasi berpengaruh

positif terhadap prestasi siswa. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa

peningkatan motivasi belajar

Page 52: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

48

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1989. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Bumi Aksara

Aritonang, Keke T. 2008. Minat dan Motivasi dalam Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa. Jurnal Pendidikan Penabur –No.10/Tahun ke-7/Juni 2008

Aqib, Zainal. 2013. Model – Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung : Yrama Widya

Buchari, Zainun. 2000. Manajemen dan Motivasi. Jakarta : Balai Aksara

Ghullam, H., dan Agustina, L. 2012. Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap

Presatsi Belajar IPA di Sekolah Dasar( Studi Kasus terhadap Siswa Kelas IV

SDN Tarumanagara Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya). Bandung : Jurnal

penelitian pendidikan. Vol 12, No 1.

Mas’ud, Fuad. 2004. Survai Diagnosis Operasional, konsep dan aplikasi. Semarang :

BP Undip

Poerwanto, Ngalim. 1987. Teknik – Teknik Evaluasi. Remadja Karya : Jakarta

Purwanto. 2007. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Pustaka Belajar

Riyanto. 2012. Pemanfaatan Internet dan Motivasi Belajar Terhadap Presatsi Belajar

Siswa Kelas X ( studi Kasus pada Kompetensi Keahlian Elektronika Industri di

SMK Muda PatriaKalasan ). Skripsi, Fakultas Tekhnik Universitas Negeri

Yogyakarta.

Rizkiana, Atya. 2014. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua, Motivasi Belajar,

Disiplin Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pada Siswa Smk Barunawati

Surabaya. Surabaya : Jurnal Ekonomi Pendidikan dan Kewirausahaan, Vol 02. No

2.

Sardiman. A.M. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Grafindo

Persada

Soemanto, Wasty. 2003. Psikologi Pendidikan. Malang : Rineka Cipta.

Somantri, A. dan Muhidih. A. Sambas. 2006. Aplikasi Statistika dalam Penelitian.

Bandung : Pustaka Setia Bandung

Syah, Muhibin. 2006. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Grafindo Persada

Udin S. Winaputra, dkk. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Universitas

Terbuka

Yusuf, T. dan Yurnalis, E. 1994. Keragaman Evaluasi dan Metode Penerapan Jiwa

Agama. Indhi Hillco : Jakarta

Page 53: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

49

PENGARUH MEDIA PROJECTOR LIQUID CRYSTAL DISPYLAY

(LCD) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA IPA SISWA

KELAS IV SD NEGERI 03 WAY MENGAKU

Liyan Desi Yulia1, Siti Komariah

2, Dedi Irawan

3

1,2Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, STIT Al Multazam, Lampung

3Prodi Manajemen Pendidikan Islam, STIT Pringsewu, Lampung

Jalan Jendral Sudirman Kota Baru Wates, Kec. Balik Bukit Lampung Barat

E-mail: [email protected]

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Media Projector LCD (Liquid

Crystal Display) Terhadap Hasil Belajar Siswa IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 03 Way

Mengaku. Penelitian ini merupakan penelitian penelitian kuantitatif dengan

menggunakan metode penelitian Quasi Eksperimen. Desain penelitian yang digunakan

adalah posttest-only control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang

masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan

kelompok lain tidak. Kelompok eksperimen diberi perlakuan menggunakan media

projector LCD, sedangkan kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran secara

langsung. Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas yaitu media projector

LCD, dan variabel terikat yaitu hasil belajar IPA. Teknik pengumpulan data

menggunakan tes hasil belajar IPA. Teknik analisis data menggunakan uji-t untuk

menguji pengaruh penggunaan media projector LCD terhadap hasil belajar IPA. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan rata-rata nilai post- test kelompok

eksperimen sebesar 78,75 lebih tinggi daripada rata-rata kelompok kontrol sebesar 69.

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh data uji-t post-test hasil belajar IPA kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan nilai sig. (2- tailed) 0,000 < 0,05. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yang artinya ada perngaruh yang

signifikan antara post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan media

projector LCD terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 03 Way Mengaku.

Kata Kunci : Projector LCD, Hasil Belajar IPA

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan tidak lepas dari pengaruh teknologi. Perkembangan teknologi informasi

telah mempengaruhi penggunaan berbagai jenis media, sebagai alat bantu dalam proses

pembelajaran. Nasution, (2012: 99). Para pengajar mulai menggunakan berbagai jenis

media yang disesuaikan dengan tuntutan perkembangan untuk semua mata pelajaran.

Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses

Page 54: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

50

penyampaian pesan dari sumber pesan ke penerima pesan melalui saluran atau media

tertentu. Proses komunikasi harus diciptakan dan diwujudkan melalui kegiatan

penyampaian pesan, tukar menukar pesan atau informasi dari setiap pengajar kepada

pembelajar atau sebaliknya (Sanaky, 2013:11). Pesan atau informasi yang disampaikan

dapat berupa pengetahuan, keahlian, ide, pengalaman, dan sebagainya. Melalui proses

komunikasi, pesan dapat diterima, diserap, dan dihayati oleh penerima pesan. Maka

agar tidak terjadi kesalahan dalam proses komunikasi, perlu digunakan sarana yang

dapat membantu proses komunikasi yang disebut media. Dalam pembelajaran dikelas,

media, alat, sarana/fasilitas dapat digunakan untuk memperlancar proses komunikasi

pembelajaran yang disebut dengan media pembelajaran.

Penggunaan media dalam pembelajaran harus sesuai dengan materi pelajaran,

karena tidak semua media dapat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran

dengan baik kepada siswa. Tujuan pembelajaran bisa tidak tercapai karena

menggunakan media pembelajaran yang tidak sesuai. Selain menyesuaikan dengan

materi ajar, penggunaan media juga perlu memperhatikan tujuan pembelajaran, jumlah

peserta didik dan sarana prasarana yang digunakan di sekolah tersebut.

Salah satu mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar adalah Ilmu Pengetahuan

Alam. IPA di SD menjadi salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk

diberikan kepada siswa sebagai bekal kehidupan di masyarakat. Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja. Pelaksanaan pembelajaran IPA haruslah

dilaksanakan dalam suasana yang kondusif dalam arti kegiatan pembelajaran yang

dilakukan bersifat aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Untuk menciptakan

suasana belajar yang kondusif, guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam

memilih pendekatan, model, maupun metode yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran sehingga keberhasilan tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal.

Dengan adanya perkembangan teknologi, media pembelajaran sekarang menjadi

lebih bervariasi, ada beberapa kelompok media yang dapat digunakan dalam proses

pembelajaran. Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran

dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu: media hasil teknologi cetak, media

hasil teknologi audio visual, media hasil teknologi berdasarkan komputer, dan media

hasil gabungan teknologi cetak dan komputer Arsyad, 2011: 29).

Page 55: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

51

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus menuntut kita mengikuti

perkembangan IPTEK, media pengajaran yang digunakan bagi mata pelajaran IPA

dapat berwujud media pembelajaran yang diaplikasikan dengan media Audio Visual,

seperti Proyektor LCD (Liquid Cristal Dispay). Proyektor LCD adalah suatu jenis

proyektor video untuk menampilkan video, gambar atau data komputer di layar atau

permukaan datar lainnya. Tujuan dari penggunaan media pembelajaran pada mata

pelajaran IPA dengan Proyektor LCD ini adalah untuk mewujudkan pembelajaran yang

Aktif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Inovatif. Hal ini bertujuan untuk

memperjelas penyajian guru dalam menyampaikan materi pelajaran, mempersingkat

waktu sehingga memberikan dampak yang lebih baik bagi hasil belajar siswa.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, indetifikasi masalah serta pembatasan masalah, maka

rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “apakah terdapat pengaruh penggunaan

media projector LCD terhadap hasil belajar IPA Kelas IV SD Negeri 03 Way

Mengaku?”

1.3 Tujuan Penelitian

1. Secara teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang pendidikan yang berkaitan dengan penggunaan media dalam

pembelajaran siswa khususnya media proyektor LCD.

2. Secara praktis

Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangsih dalam rangka meningkatkan

kualitas dan menjadi solusii dalam mengatasii masalah pembelajaran.

2. LANDASAN TEORI

Arsyad (2011: 5) mengungkapkan bahwa media adalah komponen sumber belajar

atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang

dapat merangsang siswa untuk belajar. Rusman (2012: 162), mengungkapkan bahwa

media pembelajaran merupakan alat yang memungkinkan siswa untuk mengerti dan

memahami sesuatu dengan mudah untuk mengingatnya dalam waktu yang lama

dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan

ceramah tanpa alat bantu atau media pembelajaran.

Page 56: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

52

Dradjat (2014: 39) menyatakan media itu ada yang berupa alat-alat yang dicetak

dan alat-alat elektronik yang digunakan untuk menyampaikan isi pelajaran. Alat-alat

tercetak seperti buku, majalah, koran, dan buletin. Dan alat elektronik berupa over head

projector. Sedangkan menurut Sanaky (2013:57) ada beberapa jenis media dan yang

sering digunakan diantaranya: 1) media cetak; 2) media pameran; 3) media yang

diproyeksikan; 4) rekaman audio; 5) video dan vcd; 6) komputer.

Media dalam kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu hal yang sangat

diperlukan dan digunakan saat-saat ini. Dengan bantuan media tersebut, pembelajaran

yang diharapkan baik, cepat, dan tepat akan terwujud. Melihat saat ini tidak sedikit

jumlah para guru yang masih belum mengggunakan media dalam kegiatan mengajar

dan pembelajarannya. Hal tersebut menyebapkan proses waktu yang lama dalam

memahami materi pada siswanya. Dengan bantuan media dalam kegiatan belajar

mengajar, tentunya maka hasil dari proses tersebut akan berjalan lebih baik

dibandingkan dengan yang tidak menggunakan media. Ditambah macam-macam media

saat ini tipenya sangat beragam. Selain itu dalam proses belajarpun siswa akan lebih

tertarik, antusias, menghilangkan rasa mengantuk, bahkan senang dengan kegiatan

belajar yang diamana guru mereka hanya mengajarkan metode-metode yang sudah lama

atau konvensional.

Saat ini, teknologi sudah semakin maju perkembangannya, semua aktivitas yang

dilakukan semua orangpun saat ini lebih praktis, mudah dan cepat dalam

menyelesaikannya, maka tidak salah para pengajar memanfaatkan serta menggunakan

teknologi dan alternatif terbaru lainnya tersebut sebagai bahan untuk dijadikan media

dalam pembelajaran atau dalam proses mengajar kepada siswa. Jika dalam proses

pembelajaran menggunakan bantuan media yang mendukung, maka hal tersebut dapat

membantu siswa lebih semangat dan senang dalam proses mereka belajar, hal itu

dikarenakan adanya pembelajaran yang baru dan hal ini juga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran adala media

Proyektor Licuid Crystal Display (LCD). Projector LCD jenis ini merupakan salah satu

alat optik dan elektronik dengan sistem optik yang efisien, menghasilkan cahaya amat

terang tanpa mematikan atau menggelapkan lampu ruangan, sehingga dapat

memproyeksikan tulisan, gambar atau tulisan dan gambar yang dipancarkan dengan

baik ke layar. Projector jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan

Page 57: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

53

teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya, dengan fungsi sama yaitu

Overhead Projector (OHP) karena pada OHP datanya masih berupa tulisan pada plastik

transparansi atau kertas bening. Media ini dapat menampilkan gambar maupun video,

dengan media ini diharapkan pembelajaran akan menjadi lebih menarik untuk disimak

dan mudah dipahami. Proses pembelajaran yang dilaksanakan lebih menyenangkan dan

menjadikan siswa lebih termotivasi untuk belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar

melalui penggunaan media projector LCD tersebut.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 03 Way Mengaku dengan subjek

penelitiannya siswa kelas IV semester genap tahun ajaran 2016/2017. Populasi

penelitian ini adalah semua siswa kelas IV Negeri 03 Way Mengaku. Sampel penelitian

ini adalah siswa kelas IVa dan IVb SD Negeri 03 Way Mengaku. Kelas IVa merupakan

kelas eksperimen dengan jumlah siswa 24 orang dan Kelas IVb sebagai kelas kontrol

dengan jumlah siswa 25 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah

purposive sampling yaitu penentuan sampel dengan petimbangan khusus sehingga layak

dijadikan sampel.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode

penelitian Quasi Eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah posttest-only

control design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih

secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok lain tidak.

Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang

tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012:76).

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes. Dalam penelitian ini

post-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa setelah mendapatkan

perlakuan. Bentuk tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa adalah soal

pilihan ganda. Tahap analisis data dalam penelitian ini terdiri atas 2 tahap, yaitu uji

prasyarat dan uji hipotesis. Dalam uji prasyarat, terdapat uji normalitas dan uji

homogenitas. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu sampel berasal

dari populasi berdistribusi normal atau tidak, sedangkan uji homogenitas dilakukan

untuk mengetahui apakah populasi memiliki variansi yang homogen atau tidak. Uji

normalitas menggunakan uji Lilliefors, sedangkan uji homogenitas dengan uji Levene.

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t, adapun data yang diuji adalah nilai

post-test hasil belajar IPA siswa. Setelah kedua kelompok penelitian dinyatakan

Page 58: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

54

memiliki kemampuan awal sama, selanjutnya dilakukan pemberian perlakuan terhadap

kedua kelompok penelitian. Kelompok pertama diberikan perlakuan dengan

pembelajaran menggunakan media projector LCD, sedangkan kelompok kedua dengan

model langsung.

4. PEMBAHASAN

Setelah kedua kelompok penelitian dinyatakan memiliki kemampuan awal sama,

selanjutnya dilakukan pemberian perlakuan terhadap kedua kelompok penelitian.

Kelompok pertama diberikan perlakuan dengan menggunakan media projector LCD,

sedangkan kelompok kedua dengan model langsung. Dalam penelitian ini, setelah

masing-masing kelompok mendapatkan perlakuan berbeda, selanjutnya diadakan post-

test hasil belajar IPA untuk mengetahui kemampuan kedua kelompok tersebut setelah

mendapatkan perbedaan perlakuan. Berikut sajian data post-test hasil belajar IPA

masing-masing kelompok penelitian.

Tabel 1. Distribusi frekuensi hasil post-test kelompok eksperimen

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Sangat baik 11 45,8 %

Baik 9 37,5%

Cukup 4 16,7%

Kurang 0 0 %

Sangat kurang 0 0 %

Jumlah 24 100%

Rata-rata 78,75

Berdasarkan tabel 1 di atas, dapat diketahui bahwa post-test hasil belajar IPA kelas

ekperimen diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,75. Nilai rata-rata 78,75 masuk dalam

kriteria baik. Nilai tertinggi sebesar 85 dengan kriteria sangat baik, dan nilai terendah

sebesar 60 dengan kriteria cukup. Peserta didik yang memperoleh kriteria sangat baik

sebesar 45,8%, kriteria baik sebesar 37,5%, dan kriteria cukup sebesar 16,7 %.

Tabel 2. Distribusi frekuensi hasil post-test kelompok control

Kriteria Frekuensi Persentase (%)

Sangat baik 0 0

Baik 15 60%

Cukup 9 36%

Kurang 1 4 %

Sangat kurang 0 0 %

Jumlah 25 100%

Page 59: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

55

Rata-rata 69

Berdasarkan tabel 2 di atas, dapat diketahui bahwa post-test hasil belajar IPA

kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata sebesar 69. Nilai rata-rata 69 masuk dalam kriteria

cukup. Nilai tertinggi sebesar 80 dengan kriteria baik, dan nilai terendah sebesar 50

dengan kriteria kurang. Peserta didik yang memperoleh kriteria sangat baik sebesar 0%,

kriteria baik sebesar 60%, kriteria cukup sebesar 36 %, dan kriteria kurang 4%.

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh menggunakan media

projector LCD, sedangkan kelompok kedua dengan model langsung terhadap hasil

belajar IPA, maka dilakukan uji hipotesis. Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan

uji prasyarat analisis data yang meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Uji

normalitas pada penelitian ini menggunakan Kolmogrov-Smirnov. Data dikatakan

berdistribusi normal apabila harga koefisien Asymptotic Sig pada output Kolmogorov-

Smirnov tes lebih besar daripada nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5% (0,05).

Tabel 3. Uji Normalitas Kelas Eksperimen dan kelas Kontrol

Hasil Belajar Kolmogorov-

Smirnov

Asymp- Sig

(2-tailed) Kesimpulan

Kelas Eksperimen 1,326 0,59 Berdistribusi normal

Kelas Kontrol 1,027 0,242 Berdistribusi normal

Berdasarkan pada tabel 3, pada kelas eksperimen diperoleh nilai Asymp Sig

Kolmogorov-Smirnov post-test hasil belajar IPA sebesar 0,59 > 0,05. Pada kelas kontrol

diperoleh nilai Asymp Sig Kolmogorov-Smirnov post-test hasil belajar IPA sebesar

0,242 > 0,05. Data dikatakan berdistribusi normal apabila output Kolmogorov-Smirnov

harga koefisien Asymptotic Sig > dari nilai alpha yang ditentukan, yaitu 5% (0,05).

Hasil tersebut menunjukkan data post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol

berdistribusi normal. Setelah dilakukan uji normalitas maka langkah selanjutnya adalah

uji homogenitas. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan Uji Levene. Hasil

uji homogenitas data hasil dapat dilihat pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.116 1 47 .735

Berdasarkan pada tabel 4, diperoleh nilai Sig. pada Levene Statistic test hasil belajar

IPA kelas eksperimen-kontrol 0,735 > 0,05. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

bahwa data kelas eksperimen dan data kelas kontrol bersifat homogen (sama).

Page 60: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

56

Langkah selanjutnya setelah dilakukan uji prasyarat analisis data adalah uji

hipotesis. Uji hipotesis dilakukan terhadap data nilai post-test hasil belajar IPA kedua

kelompok penelitian untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA

siswa antara yang diajar dengan menggunakan LCD dan model langsung. Uji hipotesis

pada penelitian ini menggunakan uji-t (t-test) dengan tujuan untuk mengetahui ada

tidaknya perbedaan yang signifikan antara post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen

dengan kelas kontrol. Hasil uji-t post-test dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.7 Uji t Post-Test Hasil Belajar IPA

Data T Df Sig.

(2-tailed) Kesimpulan

Hasil Belajar IPA 4,193 47 0,000 Ho ditolak

Uji-t (t-test) post-test menggunakan bantuan software SPSS 16 for windows,

diperoleh data uji-t post-test hasil belajar IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol

dengan nilai sig. (2- tailed) 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak

dan H1 diterima yang artinya ada perngaruh yang signifikan antara post-test hasil belajar

IPA kelas eksperimen dan kelas kontrol. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan media projector LCD dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil

belajar.

5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t

diperoleh nilai sig.(2- tailed) 0,000 < 0,05. Nilai rata-rata siswa yang diberi perlakuan

dengan dengan menggunakan LCD yaitu 78,75 sedangkan siswa yang diberi perlakuan

model langsung yaitu 69. Sehingga dapat disimpulkan bahwa 𝐻0 ditolak dan 𝐻1

diterima yang artinya ada perngaruh yang signifikan antara penggunaan media projector

LCD terhadap hasil belajar.

5.2 Saran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media projector LCD dapat mempengaruhi

hasil belajar siswa, untuk itu disarankan bagi guru untuk dapat memanfaatkan media

Page 61: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

57

LCD yang telah disediakan sekolah dalam pelaksanaan proses pembelajaran IPA pada

materi yang sesuai.

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dradjat, Zakiah. (2014). Metode Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumii

Aksara

Nasution. (2012). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer Mengembangkan

Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfabeta.

Sanaky. (2013). Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

R&D. Bandung: Alfabeta.

Page 62: JURNAL PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

JPGMI, Vol. 4, No. 1 2018 Hal [1-59] ISSN : 2477-1848

58