jurnal mahasiswa farhana aulia c0208022
DESCRIPTION
FilologiTRANSCRIPT
Hikayat Qamaruzzaman:
Suntingan Teks dan Analisis Sastra Fantastik
Oleh: Farhana Aulia
C0208022
AbstrakPenelitian naskah lama dalam dunia sastra selalu menarik untuk
dikaji, terlebih dalam rangka upaya penyelamatan dokumen budaya. Seperti halnya pada penelitian ini mengkaji naskah Hikayat Qamaruzzaman (HQ), sebuah kisah tentang percintaan kaum bangsawan Melayu. Penelitian ini bertujuan untuk kembali menghadirkan naskah kepada pembaca dalam bentuk suntingan teks dengan tulisan yang lebih mudah dibaca. Tidak hanya suntingan teks, analisis sastra fantastik pun dilakukan untuk mengkaji teks HQ. Unsur fantastik dalam teks HQ yang melibatkan dunia supranatural dan natural menjadi titik berat kajian teks. Selain itu, upaya mengungkap relevansi isi teks dengan konteks kekinian berupa konsep hipnotis masa lalu menjadikan penelitian ini memiliki makna tersendiri.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah naskah Hikayat Qamaruzzaman berkode MS 34. Naskah ini tersimpan di Pustaka Digital Manuskrip Melayu yang dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan. Teknik analisis data menggunakan dua metode yaitu metode penyuntingan naskah dan metode pengkajian teks. Metode penyuntingan naskah dalam penelitian ini adalah metode penyuntingan naskah tunggal dengan edisi standar, sedangkan metode pengkajian teks yang digunakan adalah metode analisis sastra fantastik dan relevansi teks HQ. Teknik penarikan simpulan menggunakan teknik induktif.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks HQ dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi, dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2 penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan. Teks HQ dapat digolongkan sebagai sub-genre marvelous. Unsur supranatural berupa jin dan ketidaksadaran tokoh dalam mempertemukan kisah cinta anak raja merupakan keunikan cerita yang berkaitan dengan konsep hipnotis masa lalu. Pemanfaatan kondisi tidak sadar manusia untuk melakukan sesuatu hal dalam teks HQ terdapat relevansi yang kuat dengan konsep hipnotis modern. Meskipun pada kenyataannya, hipnotis pun membawa nilai positif dan negatif bagi masyarakat penggunanya.
Kata Kunci: Hikayat Qamaruzzaman, suntingan teks, sastra Fantastik, konsep hipnotis.
1
1. Pendahuluan
Filologi merupakan satu disiplin ilmu yang diperlukan untuk satu upaya
yang dilakukan terhadap peninggalan tulisan masa lampau dalam rangka kerja
menggali nilai-nilai masa lampau (Siti Baroroh Baried, et. al , 1994: 2).
Peninggalan tulisan tersebut merupakan naskah-naskah klasik yang menjadi
objek kajian utama pada ilmu filologi. Namun sekarang ini, sudah semakin
jarang orang yang tertarik meneliti naskah. Faktor mahalnya biaya, sulitnya
akses, perlunya ketelitian dan kecermatan, serta lamanya waktu penelitian
menyebabkan naskah jarang dilirik peneliti. Akan tetapi, usaha yang sulit
tersebut tidak akan sia-sia untuk jangka waktu yang panjang karena naskah
merupakan dokumen budaya yang harus segera diselamatkan.
Naskah yang dijadikan objek pada penelitian ini adalah Hikayat
Qamaruzzaman (selanjutnya disebut HQ). Naskah ini ditulis dengan huruf
Arab- Melayu, pada tahun 1324 H atau 1905 M. Naskah ini tersimpan di Pusat
Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur
yang terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital
ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Sumber data
diperoleh dengan cara mengunduh file yang tersedia dalam website tersebut.
Naskah HQ merupakan cerita yang berjenis hikayat. Judul yang disebutkan
dalam naskah, menunjukkan bahwa naskah ini berjenis hikayat. Hikayat ini
adalah sebuah cerita yang disadurkan dari kesusastraan Arab yang tidak
diketahui nama pengarangnya.
Sisi menarik dari karya HQ ini di antaranya ada beberapa hal, di
antaranya yaitu pertama, naskah HQ merupakan naskah klasik yang berbahasa
Melayu dengan huruf Arab-Melayu yang sudah tidak dipahami lagi oleh
kebanyakan orang. Kedua, naskah masih dalam keadaan baik dan utuh baik
secara fisik maupun isi sehingga masih layak untuk dikaji. Ketiga, naskah HQ
berisi kisah percintaan kaum bangsawan atau anak raja pada masa lampau
yang melibatkan kekuatan jin dan alam bawah sadar tokoh dalam menyatukan
keduanya untuk saling bercinta (HQ, 1905: 5—10). Pengisahan tentang unsur
kekuatan supranatural yang dihadapkan pada realitas dan logika, membuat
peneliti tergugah untuk mengkaji naskah ini dengan kajian sastra fantastik. Di
samping itu, kajian dengan analisis sastra fantastik menjadi pembahasan yang
2
menarik apabila dihadapkan pada konteks kekinian seputar hipnotis seperti
yang dikisahkan dalam naskah HQ. Kelima, naskah ini mempunyai penyajian
teks yang khas.
Berdasarkan latar belakang masalah seperti yang telah dikemukakan di
atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana
suntingan teks HQ? (2) Bagaimana analisis struktur sastra fantastik teks HQ?
(3) Bagaimana relevansi teks HQ apabila dianalisis melalui unsur fantastik
berupa konsep hipnotis?
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut (1) Menyediakan
suntingan teks naskah HQ yang baik dan benar, (2) Mengungkapkan struktur
sastra fantastik teks HQ, (3) Mengungkapkan relevansi teks HQ apabila
dianalisis melalui unsur fantastik berupa hipnotis. Selain itu, penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat secara teoritis dalam berbagai bidang, di
antaranya dapat menyediakan suntingan teks naskah HQ, memperkaya
khazanah penelitian dalam bidang filologi, memaparkan kehidupan sosial
berupa hikayat kaum bangsawan Islam, serta menyediakan sumber referensi
dari karya Sastra Melayu yang berkaitan dengan ilmu supranatural maupun
metafisika tentang hipnotis.
2. Metode Penelitian
Metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk
mencapai sesuatu maksud, baik dalam ilmu pengetahuan maupun bidang
lainnya (Poerwadarminta, 1976: 649). Bisa juga dikatakan bahwa metode
merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu
kegiatan dalam pencapaian tujuan tertentu. Kegiatan yang dimaksudkan di
sini adalah penelitian. Dengan demikian, metode penelitian adalah cara-cara
berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik-baik untuk mengadakan
penelitian, dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian (Sutrisno Hadi, 1993:
124).
2.1 Jenis Penelitian dan Objek Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang membicarakan kemungkinan
untuk memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan
data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisa dan
3
menginterpretasikan (Winarno Surakhmad, 1982: 174). Maksudnya
adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata atau kalimat dan bukan
angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan kualitatif (Lexy
J. Moleong. 1990: 6).
Setiap penelitian memiliki objek yang diteliti. Objek penelitian ini
adalah suntingan teks HQ dan struktur sastra fantastik pada naskah HQ.
2.2 Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian ini adalah naskah Hikayat Qamaruzzaman
berkode MS 34. Tebal halaman naskah berjumlah 67 halaman, berupa
foto digital berformat pdf. Naskah ini tersimpan di Pusat Dokumentasi
Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur yang
terdapat dalam Pustaka Digital Manuskrip Melayu. Perpustakaan digital
ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Website ini
diakses peneliti pada 28 November 2011.
2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
kepustakaan (library research). Teknik pustaka adalah teknik yang
menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data (Edi
Subroto, 2007: 47). Data penelitian yang dipakai berupa kata, kalimat
dan paragraf atau pernyataan yang terdapat dalam naskah HQ.
Pengumpulan data dengan berbagai tekniknya harus benar-benar
sesuai dan tepat untuk menggali data yang diperolehnya (H.B.
Sutopo, 2002 : 78).
Tahapan pengumpulan data pada penelitian ini yaitu sebagai
berikut.
2.3.1 Pencarian Informasi
Peneliti berusaha mendapatkan informasi mengenai naskah
yang akan dijadikan sumber data penelitian. Informasi ini
diperoleh dari inventarisasi naskah dengan studi katalog.
Pelacakan dilakukan pada katalog terbitan dan katalog online.
Katalog yang dimaksud adalah katalog online Digital Library of
Malay Manuscripts (Pustaka Digital Manuskrip Melayu). Katalog
4
terbitan yang diteliti yaitu Indonesian Manuscripts in Great
Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in
British Public Collections; Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh,
Catalogue of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection; Katalog
Naskah Buton Koleksi Abdul Mulku Zahari; Catalogue of Malay
and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden
University and Other Collections in the Netherlands (volume one);
Malay Manuscripts a Bibliographical Guide; Katalog Induk
Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpusnas RI; Katalogus
Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Departemen P dan K; dan
Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia.
Dari pembacaan katalog ini, didapatkan informasi tentang
naskah HQ yang tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi
Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur. Perpustakaan digital
ini dapat diakses pada www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my.
2.3.2 Pencetakan Data
Tahapan setelah pencarian informasi adalah tahap pencetakan
data. Tahap pencetakan dilakukan dengan cara mencetak file foto
digital naskah. Setelah itu, naskah dicetak dengan cara print file
unduhan. Naskah yang telah dicetak ke dalam lembar cetakan ini
dilakukan agar memudahkan peneliti dalam mengkaji naskah
terutama saat penyuntingan teks. Sebelum melakukan proses
pencetakan, terlebih dahulu dilakukan pengunduhan naskah.
Langkah yang dilakukan setelah pencetakan data adalah
mendeskripsikan naskah. Deskripsi naskah ini sangat diperlukan untuk
menjelaskan atau memberi gambaran tentang seluk-beluk naskah. Selain
itu, deskripsi sangat berperan untuk mengetahui karakter naskah. Data
yang disajikan tentang pendeskripsian naskah HQ ini mengacu pada dua
sumber, yaitu Kodikologi Melayu Indonesia (Sri Wulan Rujiati Mulyadi,
1994: 38-42) dan deskripsi naskah yang terdapat dalam Katalogisasi dan
Konservasi Naskah-naskah Jawa di Surakarta sebagai Upaya
Penyelamatan Intangible Asset Bangsa (Asep Yudha Wirajaya, 2007:5).
5
2.4 Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tahapan sesuai
dengan yang diterapkan dalam ilmu filologi. Metode dalam bidang
filologi memiliki kekhasan yang tidak dimiliki ilmu lain. Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
2.4.1 Metode Penyuntingan Teks
Metode penyuntingan dalam penelitian ini adalah metode
penyuntingan naskah tunggal edisi standar. Edisi standar ialah
penyuntingan dengan disertai pembetulan kesalahan-kesalahan
kecil dan ketidakkonsistenan. Ejaan yang digunakan ialah ejaan
yang baku (standar). Kesalahan-kesalahan diberi komentar yang
dicatat dalam aparat kritik (Bani Sudardi, 2003: 59-61).
Metode penyuntingan naskah tunggal dilakukan karena
berdasarkan inventarisasi naskah, diketahui bahwa naskah HQ
merupakan naskah salinan dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa
naskah ini bukan naskah tunggal. Akan tetapi, mengingat jarak,
tenaga, waktu yang terbatas serta keterjangkauan naskah HQ, maka
peneliti memutuskan untuk menggunakan metode naskah tunggal
dalam penelitian ini. Naskah yang terjangkau oleh peneliti hanya
terdapat satu edisi naskah dari Pustaka Digital Manuskrip Melayu,
sehingga perbandingan naskah tidak memungkinkan untuk
dilakukan.
Penyuntingan naskah tunggal pada penelitian ini
menggunakan metode edisi standar. Sebagaimana yang
diungkapkan di atas, hal-hal yang perlu dilakukan dalam edisi
standar antara lain sebagai berikut (Edwar Djamaris, 2006: 28).
a. Teks ditransliterasikan
b. Kesalahan teks dibetulkan
c. Diberi catatan perbaikan/perubahan
d. Diberi komentar, tafsiran (informasi di luar teks)
e. Teks dibagi dalam beberapa bagian
f. Disusun daftar kata sukar
2.4.2 Metode Pengkajian Teks
6
Pengkajian teks ini digunakan beberapa metode untuk
mendukungnya.
a. Metode Struktural Sastra Fantastik
Pengkajian teks ini dilakukan dengan mendeskripsikan
struktur sastra fantastik. Analisis struktur sastra fantastik teks
HQ menggunakan metode struktural. Kajian dilakukan pada
identifikasi story discourse (meliputi aspek wacana dan
kronologis), dekor realis, tokoh, penokohan, narator, dan
kejadian-kejadian aneh (Risnawati, 2010: 29) yang terdapat
pada naskah HQ. Kemudian dilanjutkan dengan
pengelompokan ke dalam subgenre. Hal ini berdasarkan teori
sastra fantastik yang dikemukakan oleh Tzvetan Todorov
dalam buku Apsanti Djokosujatno (2005: 51—70).
b. Metode Analisis Isi (Content Analysis)
Penelitian ini menggunakan analisis isi atau content
analysis. Analisis isi tentang relevansi teks berkaitan dengan
konsep hipnotis. Pembacaan relevansi isi naskah dalam hal
ini ditinjau dari segi konteks kekinian unsur fantastik berupa
hipnotis. Untuk memahami sebuah teks agar teks itu
bermakna sesuai dengan konteks kekinian sesuai dengan
situasi ketika teks itu ditulis, tidak dapat dilepaskan kaitannya
dengan ilmu lain (Istadiyantha, 2010: 5). Bagian ini
memungkinkan pengembangan penelitian filologi dengan
berbagai disiplin ilmu.
Menurut Suwardi Endraswara (2003: 160), analisis isi
digunakan apabila peneliti hendak mengungkap, memahami
dan menangkap pesan yang terkandung dalam sebuah karya.
Manfaat suatu teks dapat diketahui setelah teks itu dapat
dipahami isinya. Dengan menggunakan pendekatan mutakhir
dan relevan dengan masalah kekinian, akan menempatkan
filologi sesuai dengan arus perkembangan zaman dan
perkembangan ilmu pengetahuan.
2.5 Teknik Penarikan Simpulan
7
Setelah melakukan penelitian, maka peneliti mengambil simpulan
atas hasil dari analisis dan interpretasi data yang dilengkapi dengan
saran-saran. Penarikan simpulan sangat berguna dalam merangkum hasil
akhir suatu penelitian. Selain sebagai landasan rumusan pengambilan
keputusan bagi pihak peneliti, simpulan juga digunakan sebagai bahan
acuan penelitian selanjutnya. Dalam penelitian ini, penarikan simpulan
dilakukan secara induktif, yaitu penarikan simpulan dengan berpikir
berdasarkan pengetahuan yang bersifat khusus ke pengetahuan yang
bersifat umum.
3. Hasil dan Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini meliputi suntingan teks dan analisis
sastra fantastik. Suntingan teks secara lengkap dapat dilihat pada skripsi yang
disusun oleh peneliti di Universitas Sebelas Maret. Sebagaimana diuraikan
sebelumnya, metode penyuntingan yang digunakan adalah metode
penyuntingan naskah tunggal dengan edisi standar.
Sebelum dilakukan penyuntingan, terlebih dahulu dilakukan transliterasi
pada naskah HQ. Transliterasi ini menggunakan pedoman transliterasi yang
disusun oleh Istadiyantha, sesuai dengan sistem yang terdapat dalam artikel
Pedoman Transliterasi Arab Latin (Istadiyantha, 2010: 1—3) dalam
www.istayn.file.wordpress.com. Akan tetapi, pedoman transliterasi ini juga
terdapat penambahan serta pengurangan pada huruf Arab Melayu serta
tambahan huruf Melayu (Bani Sudardi, 2003: 17—18).
Suntingan teks HQ melewati beberapa tahapan dalam pelaksanaannya.
Berikut merupakan tahap-tahap dalam menyunting naskah HQ.
3.1 Inventarisasi Naskah
Berdasarkan inventarisasi naskah yang telah dilakukan melalui
studi katalog dapat diketahui bahwa teks HQ merupakan teks salinan
dari Malaysia. Hal ini berarti bahwa naskah ini bukan naskah tunggal.
Peneliti mendapati terdapat bagian berupa foto dan penyebutan judul
naskah serta kode yaitu Hikayat Qamaruzzaman MS 34. Selain katalog
online, dalam inventarisasi naskah juga digunakan katalog terbitan.
Katalog terbitan sebagaimana disebutkan dalam teknik pengumpulan
data (lihat hal. 5).
8
3.2 Deskripsi Naskah
Di dalam katalog Pustaka Digital Manuskrip Melayu pada halaman
1 atau sampul naskah digital disebutkan bahwa judul naskah adalah
Hikayat Qamaruzzaman. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam teks
yaitu ‘Sebuah Hikayat Qamaruzzaman’ (HQ, 1905:2). Naskah ini
tersimpan di Pusat Dokumentasi Melayu, Koleksi Dewan Bahasa dan
Pustaka, Kuala Lumpur. Perpustakaan digital ini dapat diakses pada
www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my. Nomor inventarisasi naskah
disebutkan dalam halaman pertama naskah digital yaitu, MS 34. Nomor
ini merupakan nomor inventarisasi yang terdapat dalam katalog online
Pustaka Digital Manuskrip Melayu.
Naskah tersimpan dalam bentuk format PDF, dengan nama file
hikayat qamaruzzaman.pdf. Naskah HQ memiliki ukuran file 11980
kilobytes. Naskah HQ ini hanya terdiri dari satu teks serta merupakan
cerita yang berjenis hikayat. Judul yang disebutkan dalam naskah,
menunjukkan bahwa naskah ini berjenis hikayat. Selain itu, bahasa yang
digunakan pada naskah HQ adalah bahasa Arab dan bahasa Melayu.
Akan tetapi, informasi tempat penulisan, penyalin maupun pemilik
naskah tidak terdapat dalam teks.
Di bagian tanggal penulisan tidak tercantum jelas dalam teks,
namun terdapat kolofon yang tertulis dalam bagian akhir naskah.
Terdapat informasi tahun penyalinan naskah, yaitu tahun 1324 H atau
1905 M.
Berdasarkan kondisi naskah HQ melalui foto digitalnya, diketahui
bahwa keadaan naskah digital HQ sangat baik. Tulisan dapat dengan
mudah dan jelas dibaca. Warna kertas terlihat agak kuning kecoklatan
dikarenakan usia naskah yang sudah memiliki umur di atas 50 tahun.
Bahan yang digunakan dalam penulisan naskah HQ adalah kertas. Tidak
terdapat cap kertas dalam naskah ini. Dominasi warna tinta hitam dan
sebagian warna merah.
Status kelengkapan naskah juga menunjukkan naskah ini lengkap,
dengan ditandai letak catchword yang sesuai pada setiap halamannya
serta struktur cerita lengkap. Akan tetapi terdapat beberapa bagian
9
naskah yang sedikit terhapus. Seperti pada halaman 11, 20, 28, 29, dan
40. Akan tetapi, hal ini tidak membuat peneliti menemukan kendala
berarti dalam membaca teks.
Naskah HQ ini memiliki 67 halaman, mencakup sampul depan.
Terdapat penambahan penulisan halaman dengan menggunakan pensil di
bagian bawah naskah. Informasi ini merupakan tambahan dari pengelola
website dan sangat membantu peneliti dalam melakukan pembacaan
naskah.
Jumlah baris tiap halaman berbeda-beda. Rata-rata berkisar 26
baris tiap halaman. Selain jumlah baris, jumlah halaman yang ditulis
yaitu 66 halaman. Tidak terdapat halaman pelindung serta kuras. Ukuran
halaman pada tiap halaman naskah HQ ini berbeda-beda. Rata-rata
menunjukkan angka panjang = 61 cm dan lebar = 38 cm. Ukuran pias
pun berbeda-beda pada setiap halaman naskah. Hal ini peneliti
indikasikan karena format digital foto naskah dimungkinkan telah
melalui pemotongan ataupun penyesuaian tata letak yang berbeda di
setiap digitalisasi naskah di tiap halamannya.
Di bagian penulisan, terdapat satu kolom halaman untuk penulisan
narasi cerita dan dua kolom halaman untuk penulisan sya’ir pelengkap
narasi cerita. Penomoran halaman merupakan tambahan dari kodikolog
atau penyedia layanan website naskah HQ. Penomoran halaman
dilakukan dengan menambahkan tulisan angka halaman di bawah foto
naskah.
Naskah HQ menggunakan tulisan dengan aksara Arab. Jenis
hurufnya berukuran sedang dan tebal, dengan keadaan tulisan yang
mudah dan jelas terbaca. Jarak antarhuruf pun renggang. Warna tulisan
menggunakan tinta warna hitam dan merah. Tanda koreksi pada naskah
HQ terdapat di beberapa halaman yaitu halaman 20, 24, 46, dan 66.
Dalam naskah ini tidak terdapat pungtuasi atau tanda baca. Namun,
hanya sebagian kecil saja yang menggunakan harokat/tanda baca
khususnya dalam aksara Arab yang berbahasa Arab. Hiasan huruf dan
ilustrasi pun tidak terdapat dalam naskah.
Pada naskah HQ terdapat iluminasi di beberapa bagian naskah.
Iluminasi merupakan hiasan bingkai yang biasanya terdapat pada
10
halaman awal dan mungkin juga pada halaman akhir (Sri Wulan Rujiati
Mulyadi, 1994: 69). Bentuk iluminasi pada naskah HQ berupa gambar
sulur bunga dan daun. Iluminasi terdapat pada halaman 2—8, 17—18,
21—22, 26, 29—30, 34, 36, 38—39, 41—45, 49, 52, 55, 58, dan 59—
61.
Kolofon naskah berada di bagian halaman paling belakang naskah
di akhir teks. Kolofon ini tidak menunjukkan nama penulis, nama
penyalin, dan tempat penyalinan. Akan tetapi hanya memuat informasi
tentang angka tahun. Tahun yang tertera yaitu 1324 H.
Catatan ciri kepemilikan resmi naskah terlihat dari logo Dewan
Bahasa dan Pustaka Malaysia. Logo ini terletak di pojok bawah sisi
kanan tiap halaman naskah. Catatan lain yang terdapat dalam naskah
yaitu catchword. Naskah HQ memiliki catchword atau alihan pada
setiap halaman naskah pada ujung pias sebelah kiri. Meskipun demikian,
terdapat halaman tanpa catchword karena penulisan berupa sya’ir.
Penulisan sya’ir berbentuk kolom berbeda, sehingga tidak terdapat kata
alihan.
3.3 Kritik Teks
Secara keseluruhan, di dalam teks HQ ditemukan lima bentuk
kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan. Berikut penjelasan
mengenai lima bentuk kesalahan salin tulis (Bani Sudardi: 2003: 56).
1. Lakuna adalah pengurangan atau penghilangan huruf, kata, frasa,
kalimat, dan paragraf pada teks.
2. Adisi adalah penambahan huruf, kata, frasa, kalimat, dan paragraf
pada teks.
3. Substitusi adalah penggantian huruf, kata, frasa, kalimat, dan
paragraf pada teks.
4. Transposisi adalah pemindahan letak huruf, kata, frasa, kalimat,
dan paragraf pada teks.
5. Ditografi adalah perangkapan huruf, kata, frasa, klausa, kalimat,
dan paragraf pada teks.
Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan
ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan
11
salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin
tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi,
dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2
penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan.
4. Analisis Sastra Fantastik
Cerita fantastik menekankan rasionalitas, mempermainkan nalar dengan
kebimbangan untuk memilih antara penjelasan natural (rasional) dan
penjelasan supranatural, serta tidak mempertentangkan kebaikan dengan
kejahatan. Cerita fantastik tidak pernah mempermasalahkan apakah si
makhluk supranatural mempunyai masalah eksistensial atau tidak. Cerita
fantastik termasuk dalam kategori “seni untuk seni”, yang membebaskan diri
dari semua beban, seperti puisi (Apsanti Djokosujatno, 2005: 82)
Analisis sastra fantastik pada naskah HQ dilakukan berdasarkan
pembacaan unsur instrinsik teks HQ. Melalui pembacaan unsur instrinsik
tersebut diketahui bahwa terdapat unsur fantastik yang mendominasi yaitu
pengaruh kekuatan supranatural dalam penyatuan cinta anak raja. Kekuatan
supranatural tersebut berupa kekuatan jin yang dapat membuat tokoh tidak
sadar dan di bawah pengaruh ketaksadaran tokoh menimbulkan perasaan cinta
yang luar biasa. Selain itu, kekuataan supranatural lain berasal dari cincin
yang dikisahkan dalam teks tertukar dapat menjadi simbol bentuk kecintaan
yang dirasakan kedua tokoh utama.
Unsur instrinsik sastra fantastik dilakukan melalui kajian motif fantastik,
dekor realis, narator, dan kejadian aneh pada teks HQ. Berdasarkan hal
tersebut, diketahui bahwa motif fantastik memperoleh nilai berkat faktor
penceritaan. Terdapat hal atau informasi yang pada awalnya meloncat dan
menimbulkan kebimbangan, namun dijelaskan selanjutnya dalam cerita bahwa
hal ini terjadi karena makhluk supranatural berupa jin.
Melalui kajian unsur-unsur di atas, teks HQ dapat digolongkan sebagai
sub-genre marvelous. Genre ini merujuk pada penceritaan yang akan datang,
artinya masih melibatkan gejala yang tidak atau belum pernah terjadi,
sehingga hukum alam yang baru harus dibuat untuk memperhitungkan gejala
supranatural tersebut. Karakteristik teks HQ tersebut benar-benar murni
imajiner dengan peristiwa fantastik sebagai dasar setting-nya menjadi
12
indikator minimum marveolus. Penghadiran cerita jin dan cincin berkekuatan
merupakan motif fantastik yang ditemukan dalam teks HQ.
5. Relevansi Teks HQ
Teks HQ memiliki unsur supranatural yang melibatkan jin sehingga
menyebabkan pengaruhnya meliputi manusia dalam keadaan tidak sadar. Hal
inilah yang membuat peneliti tergugah untuk mengkaji konsep hipnotis dalam
teks HQ dan masa kini. Peneliti mengasumsikan bahwa terdapat hubungan
atau relevansi dengan konteks kekinian mengenai pemanfaatan kondisi tidak
sadar manusia untuk melakukan sesuatu hal antara kisah Qamaruzzaman
dengan konsep hipnotis.
Hipnotis pada masa lalu sangat erat dengan dunia sihir, perdukunan,
paranormal. Rentang waktu yang berlalu menjadikan ilmu tentang sihir
berkembang seiring pesatnya ilmu pengetahuan. Pada kondisi tertentu,
fenomena hipnotis yang marak ini dapat diungkap lebih mendalam tentang
kesejarahan dan hubungannya dengan dunia gaib dan sihir di masa lampau.
Hal ini melibatkan beberapa elemen, di antaranya agama, ilmu pengetahuan,
kesehatan, psikologi, metafisika, dan seni.
Hypnosis sebenarnya tidak benar-benar membuat seseorang dalam
kondisi tidur, walaupun dalam beberapa kasus terutama dalam hypnosis
panggung kita melihat orang ditidurkan oleh penghipnotisnya, yang terjadi
adalah di mana kondisi suyet (objek) berpindah dari kondisi sadar ke kondisi
bawah sadar. Hipnotis kini marak digunakan sebagai salah satu alternatif
penyelesaian masalah mulai dari masalah hiburan, kesehatan, hingga masalah
pengasuhan anak. Akan tetapi, ilmu yang seharusnya digunakan dengan baik
ini dimanfaatkan oleh orang tidak bertanggungjawab untuk kejahatan.
Hipnotis jika dikaji lebih memiliki keterkaitan dengan apa yang
dikisahkan dalam teks HQ. Hipnotis secara tradisional diungkapkan dengan
tokoh supranatural yang melibatkan jin sehingga menyebabkan pengaruhnya
meliputi manusia dalam keadaan tidak sadar. Pemanfaatan kondisi tidak sadar
manusia untuk melakukan sesuatu hal dalam teks HQ tentang kisah
Qamaruzzaman terdapat relevansi yang kuat dengan konsep hipnotis masa
kini atau hipnotis modern. Meskipun pada kenyataannya, hipnotis pun
membawa nilai positif dan negatif bagi masyarakat penggunanya.
13
6. Penutup
Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks HQ dapat diperoleh simpulan
sebagai berikut.
(1) Secara keseluruhan, ditemukan bentuk kesalahan salin tulis dan
ketidakkonsistenan penulisan dalam teks HQ yaitu berupa 198 kesalahan
salin tulis dan 9 ketidakkonsistenan penulisan. Bentuk kesalahan salin
tulis perinciannya yaitu 63 lakuna, 78 adisi, 43 substitusi, 7 ditografi,
dan 7 transposisi, sedangkan ketidakkonsistenan penulisan terdiri dari 2
penulisan kata ulang, 5 penulisan kata, dan 2 penulisan ejaan.
(2) Teks HQ dapat digolongkan sebagai sub-genre marvelous. Berdasarkan
kajian motif fantastik, dekor realis, narator, dan kejadian aneh pada teks
HQ, dapat diperoleh bahwa motif fantastik memperoleh nilai berkat
faktor penceritaan. Terdapat unsur fantastik yang mendominasi yaitu
pengaruh kekuatan supranatural dalam penyatuan cinta anak raja.
Kekuatan supranatural tersebut berupa kekuatan jin yang dapat membuat
tokoh tidak sadar dan di bawah pengaruh ketaksadaran tokoh
menimbulkan perasaan cinta yang luar biasa. Selain itu, cincin yang
dikisahkan dalam teks tertukar dapat menjadi simbol bentuk kecintaan
yang dirasakan kedua tokoh utama. Ada hal atau informasi yang pada
awalnya berlubang dan menimbulkan kebimbangan, namun dijelaskan
selanjutnya dalam cerita bahwa hal ini terjadi karena makhluk
supranatural berupa jin. Karakteristik teks HQ tersebut benar-benar
murni imajiner dengan peristiwa fantastik sebagai dasar setting-nya
menjadi indikator minimum marveolus.
(3) Hipnotis memiliki keterkaitan dengan apa yang dikisahkan dalam teks
HQ. Hipnotis secara tradisional diungkapkan dengan tokoh supranatural
yang melibatkan jin sehingga menyebabkan pengaruhnya meliputi
manusia dalam keadaan tidak sadar. Pemanfaatan kondisi tidak sadar
manusia untuk melakukan sesuatu hal dalam teks HQ tentang kisah
Qamaruzzaman terdapat relevansi yang kuat dengan konsep hipnotis
masa kini atau hipnotis modern. Meskipun pada kenyataannya, hipnotis
pun membawa nilai positif dan negatif bagi masyarakat penggunanya.
14
7. Daftar Pustaka
Achadiati Ikram, et.al., 2001. Katalog Naskah Buton: Koleksi Abdul Mulku Zahari. Jakarta: Manassa - Yayasan Obor Indonesia.
Amir Sutaarga, et.al. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Dep. P dan K. Jakarta: Departemen P & K.
Apsanti Djokosujatno. 2005. Cerita Fantastik dalam Perspektif Genetik dan Struktural. Jakarta: Djambatan.
Asep Yudha Wirajaya. 2007. “Katalogisasi dan Konservasi Naskah-naskah Jawa di Surakarta sebagai Upaya Penyelamatan Intangible Asset Bangsa”. Laporan Penelitian Beasiswa Unggulan Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Sekretariat Jenderal Depdiknas. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Bani Sudardi. 2003. Penggarapan Naskah. Surakarta: BPSI.
Behrend, T. E. (Ed.). 1998. Katalog Induk Naskah-Naskah Nusantara Jilid 4 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia-Ecole Francaise D’Extreme orient.
Edi Subroto. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
Edwar Djamaris. 2006. Metode Penelitian Filologi. Cetakan Kedua. Jakarta: CV Manasco.
H.B. Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press.
Howard, Joseph H. 1966. Malay Manuscripts a Bibliographical Guide. Kuala Lumpur: University of Malaya Library.
Lexy J. Moleong. 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Loir, Henri Chambert dan Oman Fathurahman. 1999. Panduan Koleksi Naskah-Naskah Indonesia Sedunia: World Guide to Indonesian Manuscript Collections. Jakarta: Ecole Francaise D’Extreme Orient dan Yayasan Obor Indonesia.
Oman Fathurahman dan Munawar Holil. 2007. Katalog Naskah Ali Hasjmy Aceh, Catalog of Aceh Manuscripts: Ali Hasjmy Collection. Tokyo: Tokyo Universities of Foreign Studies.
Poerwadarminta, W. J. S. 1976. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
15
Ricklefs, M.C & P. Voorhoeve. 1977. Indonesian Manuscripts in Great Britain: A Catalogue of Manuscripts in Indonesian Languages in British Public Collections. London: Oxford University Press.
Risnawati. 2010. Representasi Fantasi Enam Cerpen Dalam Kumpulan Cerpen "Dunia di Kepala Alice" Karya Ucu Agustin Analisis Struktur Fantastik Dan Semiotika.( Skripsi). Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya.
Siti Baroroh Baried, et.al. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas (BPPF) Seksi Filologi, Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.
Sri Wulan Rujiati Mulyadi. 1994. Kodikologi Melayu di Indonesia (Lembar Sastra Edisi Khusus No. 24). Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Suwardi Endraswara. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: CAPS.
Wieringa, E. P. (Ed). 1998. Catalogue of Malay and Minangkabau Manuscripts: in the Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands (volume one). Leiden: Legatum Warnerianum in Leiden University Library.
Winarno Surakhmad. 1984. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Sumber Internet
Istadiyantha. 2010. “Pedoman Transliterasi Arab Latin”. (www.istayn.file.wordpress.com) diakses peneliti pada 27 Juli 2012.
__________. 2010. “Problematika Penelitian Filologi”. (www.istayn.file.wordpress.com) diakses peneliti pada 27 Juli 2012.
Website Pustaka Digital Manuskrip Melayu. “Hikayat Qamaruzzaman MS 34.” (www.mymanuskrip.fsktm.um.edu.my.) diakses peneliti pada 28 November 2011.
16