jurnal kinerja kependidikan vol. 3, no.1 pissn 2715 7741
TRANSCRIPT
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
229 Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information
Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google Classroom Pada Materi Dimensi Tiga
Mugiono
Mugiono adalah Guru pada SMA Negeri 2 Banda Aceh Email : [email protected]
Abstrak
Penelitian yang berjudul “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Melalui Aplikasi Google Classroom Pada Materi Dimensi Tiga, bertujuan
untuk mendeskripsikan Motivasi Belajar dan aktivitas belajar Siswa Melalui
Aplikasi Google Classroom Pada Materi Dimensi Tiga Di Kelas XII IPS-1
SMA Negeri 2 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2020/202. Subjek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Banda Aceh pada
tahun ajaran 2020-2021, sebanyak 33 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-
laki dan 16 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data dengan cara
menghitung kategori motivasi belajar siswa dan aktivitas siswa dari setiap
siklusnya. Dari hasil pengolahan data diperoleh pada siklus I siswa perolehan
skor rata-rata motivasi belajar siswa 63.26 dan meningkat menjadi 72.79
pada siklus II. Begitu juga persentase siswa yang memiliki kategori motivasi
belajar sangat tinggi meningkat menjadi 1 siswa, kategori tinggi menjadi 21
siswa, kategori sedang 11 siswa, dan kategori rendah 1 siswa. meningkatkan
aktivitas siswa selama pembelajaran daring pada materi dimensi tiga di kelas
XII IPS-1 SMA Negeri 2 Banda Aceh dikategorikan dengan baik. Dapat
disimpulkan melalui aplikasi Google Classroom dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada materi dimensi tiga di kelas XII IPS-1 SMA
Negeri 2 Banda Aceh tahun pelajaran 2020/2021.
Kata kunci : pembelajaran daring, google classroom, dimensi tiga
PENDAHULUAN
Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan mencanangkan gerakan merdeka belajar sebagai upaya meningkatkan
kualitas pendidikan. Gerakan ini tidak sepenuhnya berjalan mengingat mewabahnya
coronavirus disease (Covid-19) di Indonesia. Hal ini mengakibatkan terjadinya
perubahan arah kebijakan pemerintah baik di tingkat pusat sampai pemerintah daerah.
Pemerintah pusat mengajurkan masyarakat untuk tetap dirumah dan menjaga jarak guna menekan penyebaran virus Covid-19. Kebijakan pemerintah tersebut juga berlaku di
dunia pendidikan yang memaksa sekolah untuk melakukan perubahan dari
pembelajaran tatap muka menjadi belajar dari rumah atau pembelajaran daring
sebagaimana tertuang dalam Surat Edaran nomo 15 Tahun 2020 tentang pedoman
penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat penyebaran coronavirus
disease (Covid-19).
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 230
Pembelajaran daring yang menjadi solusi di masa pandemi juga harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Jamaluddin dkk (2020:4) mengatakan
pembelajaran daring dengan tatap muka melalui aplikasi menjadi hal yang paling
menguntungkan guna memutus penyebaran Covid-19 serta menjaga kesehatan
keselamatan jiwa guru dan siswa dari terpaparnya virus tersebut. Selanjutnya
Kemdikbud (2020) mengatakan pembelajaran daring memberikan sebuah pengalaman
belajar yang sangat bermakna, tidak menjadi beban dalam menyelesaikan semua
kurikulum untuk kelulusan, pembelajaran dititikberatkan pada pengembangan
kecakapan hidup yaitu tentang pandemi Covid-19 dan pembelajaran tugas dapat
divariasi antar siswa, mengikuti bakat dan minat serta keadaan masing-masing termasuk
meninjau kembali kesenjangan fasilitas belajar yang dimiliki dirumah. Pelaksanaan
pembelajaran daring membawa perubahan yang sangat signifikan pada sistem
pendidikan. Perubahan terjadi pada materi yang diajarkan, sistem penilaian, media
pembelajaran, serta kondisi guru dan siswa saat pembelajaran.
Selama ini, pelaksanaan pembelajaran daring SMA Negeri 2 Banda Aceh
dilaksanakan melalui sosial media whatsapp. Pembelajaran dilaksanakan secara online
(daring) melalui media sosial berbasis whatsapp dengan menggunakan fitur whhatsapp
grup. Penggunaan whatsapp memiliki kelemahan, guru tidak dapat berinteraksi tatap
muka langsung pada aplikasi tersebut. Hal ini mengakibatkan siswa merasa malas
mengikuti pembelajaran terutama pembelajaran matematika. Sekitar 40 % siswa tidak
memberikan tanggapan apapun pada grup whatsapp, mereka kurang termotivasi untuk
belajar dengan menggunakan whatsapp. Sebanyak 6 siswa tidak pernah mengikuti
pembelajaran di grup Whatsapp. Sehingga peneliti menilai pengunaan grup whatsapp
kurang efektif. Untuk itu, peneliti memilih alternatif lain dengan menggunakan google
classroom dengan harapan dapat memotivasi siswa dalam belajar matematika.
Aplikasi Google Classroom
Google Classroom merupakan aplikasi buatan Google yang diciptakan untuk
memudahkan pembelajaran online atau pembelajaran daring. Hakim (2016:2)
mengatakan bahwa Google Classroom adalah aplikasi layanan internet yang disediakan
oleh Google sebagai sebuah sistem e-learning. Pengguna aplikasi ini harus mempunyai
akun di Google. Selain itu google classroom hanya bisa digunakan oleh sekolah yang
mempunyai google apss for education. Dengan demikian google classroom merupakan
suatu aplikasi yang disediakan oleh google for education untuk menciptakan ruang
kelas dalam dunia maya (Rio Erwan Pratama dan Sri Mulyati, 2020).
Google Classroom didesain untuk mempermudah atau membantu guru dan peserta didik melaksanakan pembelajaran secara mendalam. Google Classroom
memudahkan guru untuk membuat kelas belajar online sehingga guru dapat
membagikan atau mengelompokkan bahan ajar dan tugas tanpa menggunakan kertas.
Penggunaan Google Classroom akan membuat pembelajaran menjadi lebih efektif, guru
dan siswa dapat setiap saat bertatap muka melalui kelas online Google Classroom.
Siswa juga dapat berperan aktif di dalam kelas online tersebut dengan cara belajar,
menyimak, mengirim tugas, memberikan tanggapan, berdiskusi mengenai materi yang
Mugiono, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google,…………………………………………………………………………………...
Page 229-246
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 231
di sampaikan oleh guru. Afriyanti (2018:2) mengatakan Google Classroom merupakan
sistem manajemen pembelajaran untuk sekolah-sekolah dengan tujuan memudahkan
pembuatan, pendistribusian, dan penilaian tugas secara paperless, serta dapat berperan
sebagai media yang dapat digunakan oleh guru dan peserta didik untuk menciptakan
kelas online, dimana guru dapat memberikan pengumuman maupun tugas ke peserta
didik secara langsung dapat diterima oleh peserta didik tersebut.
Menurut Janzen M dan Mary dalam Iftakhar (2016:13) menyatakan bahwa
kelebihan dari aplikasi Google Classroom antara lain yaitu:
1) Mudah digunakan karena desain google kelas sengaja menyederhanakan antarmuka
instruksional dan opsi yang digunakan untuk tugas pengiriman dan pelacakan;
komunikasi dengan keseluruhan kursus atau individu juga disederhanakan melalui
pemberitahuan pengumuman dan email.
2) Menghemat waktu karena ruang kelas google dirancang untuk menghemat waktu
dengan mengintegrasikan dan mengotomatisasi penggunaan aplikasi google
lainnya, termasuk dokumen, slide, dan spreadsheet, proses pemberian distribusi
dokumen, penilaian formatif, dan umpan balik disederhanakan.
3) Berbasis cloud. Google classroom menghadirkan teknologi yang lebih profesional
dan otentik untuk digunakan dalam lingkungan belajar karena aplikasi google
mewakili sebagian besar alat komunikasi perusahaan berbasis cloud yang
digunakan di seluruh angkatan kerja profesional.
4) Fleksibel karena aplikasi ini mudah diakses dan dapat digunakan oleh infrastruktur
dan siswa di lingkungan belajar tatap muka dan lingkungan online sepenuhnya. Hal
ini memungkinkan para pendidik untuk mengeksplorasi dan memengaruhi metode
pembelajaran yang dibalik lebih mudah serta mengotomatisasi dan mengatur
distribusi dan pengumpulan tugas serta komunikasi dengan jangkauan luas.
5) Gratis dikarenakan google kelas sendiri sudah dapat digunakan oleh siapapun untuk
membuka kelas asalkan memiliki akun gmail. Selain itu dapat mengakses semua
aplikasi lainnya, seperti Drive, Documents, Spreadsheet, Slides, dan lain-lain.
Cukup dengan mendaftar ke akun google.
6) Ramah seluler. Itulah mengapa google classroom dirancang agar responsif. Mudah
digunakan pada perangkat mobile manapun.
Sedangkan tidak semua aplikasi dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dan
diterima oleh pengguna. Berikut kekurangan dari aplikasi google classroom:
1) Google classroom yang berbasis web mengharuskan siswa dan guru untuk
terkoneksi dengan jaringan internet.
2) Pembelajaran berupa individual sehingga mengurangi pembelajaran sosial siswa.
3) Apabila siswa tidak kritis dan terjadi kesalahan materi akan berdampak pada
pengetahuannya.
4) Membutuhkan spesifikasi hardware, software dan jaringan internet yang tinggi. .
Khairunnisa (2020:12) menjelaskan langkah-langkah pembuatan Google
Classroom yang dibedakan penggunaannya antara guru dan siswa. Google Classroom
dapat di akses dengan menggunakan komputer dan smartphone. Berikut langkah-
langkah membuat Google Classroom menggunakan komputer
1. Guru
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 232
a. Buka www.classroom.google.com lalu klik Sign In untuk memulai membuka
ruang kelas pada Google Classroom. Atau dapat dilakukan dengan membuka
email gmail kemudian pilih tab sebelah kanan atas.
b. Klik lanjutkan untuk memulai membuat kelas dengan menggunakan Google
Classroom
c. Untuk selanjutnya akan diminta memilih peran apakah sebagai seorang siswa
atau guru, klik “saya sebagai guru”. Kemudian, untuk memulai membuat kelas
digital pilihan tanda (+) yang ada ditab, selanjutnya tuliskan nama kelas,
kemudian klik (buat) untuk memulai kelas baru
d. Jika berhasil, tampilan selanjutnya yaitu laman dashboard pada Classroom
e. Pada tab Siswa klik undang siswa untuk bergabung ke kelas dengan cara
menampilkan kode kelas.
f. Pada tab aliran klik tanda (+) untuk menambahkan tugas, pengumuman, video,
materi tugas, dan sebagainya.
g. Klik pilih tema pada sudut kanan atas untuk menambah atau merubah gambar
tema pada kelas Google Classroom.
h. Pada tab tentang, guru dapat menambah deskripsi mengenai ruang kelas,
pengaturan kalender dan folder Google Drive
2. Siswa
a. Buka www.classroom.google.com lalu klik Sign In untuk memulai membuka
ruang kelas pada Google Classroom. Atau dapat dilakukan dengan membuka
email gmail kemudian pilih tab sebelah kanan atas.
b. Klik lanjutkan untuk memulai menggunakan Classroom
c. Untuk selanjutnya akan diminta memilih peran apakah sebagai seorang siswa
atau guru, klik “saya sebagai siswa”. Kemudian, lakukan pendaftaran atau
gabung kelas dengan cara klik tanda (+) dan klik gabung dengan kelas.
d. Masukkan kode kelas sesuai dengan kelas atau mata pelajaran yang diikuti
e. Jika berhasil, tampilan selanjutnya yaitu laman dashboard pada Classroom
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Google Classroom
adalah suatu aplikasi yang dirancang untuk mempermudah interaksi guru dan siswa
dalam dunia maya. Aplikasi ini memberikan kesempatan kepada guru untuk
mengekplorasi gagasan keilmuan yang dimiliki oleh siswa. Guru memiliki keleluasaan
waktu untuk membagikan kajian keilmuan dan memberikan tugas mandiri kepada siswa
selain itu, guru dapat juga membuka ruang diskusi bagi para siswa secara online.
Namun demikian, terdapat syarat mutlak dalam mengaplikasikan Google Classroom
yaitu membutuhkan akses internet yang mumpuni. Google Classroom merupakan aplikasi buatan Google yang diciptakan untuk
memudahkan pembelajaran online atau pembelajaran daring. Hakim (2016:2)
mengatakan bahwa Google Classroom adalah aplikasi layanan internet yang disediakan
oleh Google sebagai sebuah sistem e-learning. Google Classroom didesain untuk
mempermudah atau membantu guru dan peserta didik melaksanakan pembelajaran
secara mendalam. Google clasroom mampu meningkatkan kerjasama dan komunikasi.
Salah satu manfaat paling penting dari menggunakan Google Classroom adalah
Mugiono, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google,…………………………………………………………………………………...
Page 229-246
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 233
kolaborasi online yang efisien. Guru dapat mengirimkan pemberitahuan ke peserta atau
siswa mereka untuk memulai diskusi online atau memberitahu mereka tentang kegiatan
pembelajaran online tertentu. Dengan kelebihan yang dimilikinya, google classroom
digarapkan mampu meningkatkan motivasi belajar matematika siswa selama masa
pandemi Covid-19.
Berdasarkan uraian di atas, penulis melaksanakan penelitian untuk
meningkatkan motivasi siswa dengan judul " Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Melalui Aplikasi Google Classroom Pada Materi Dimensi Tiga Di Kelas XII IPS-
1 SMA Negeri 2 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2020/2021". Dengan tujuan untuk
mendeskripsikan peningkatan motivasi belajar siswa melalui aplikasi Google
Classroom pada materi dimensi tiga di kelas XII IPS 1 SMA Negeri 2 Banda Aceh
tahun pelajaran 2020-2021.
METODOLOGI PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Banda Aceh yang beralamat Jl.
Twk Hasyim Banta Muda Kelurahan Mulia Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, dimana siklus I dan II dilaksanakan pada tanggal 20
Juli 2020 dan 3 Agustus 2020.
Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada SMA Negeri 2 Banda Aceh dengan subjek
penelitian siswa kelas XII IPS 1 tahun pelajaran 2020/ 2021 yang berjumlah 33 siswa,
terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. Pengambilan subjek penelitian
ini berdasarkan observasi peneliti selaku guru di kelas tersebut yang melihat
rendahnyamotivasi belajar matematika siswa khususnya pada masa pandemi Covid 19.
Teknik Pengumpulan Data
Secara umum teknik pengumpulan data terdiri teknik nontes. Adapun teknik
pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari instrumen pengumpulan data berupa :
1. Angket Motivasi Siswa
Instrumen ini berupa angket yang mengukur motivasi belajar siswa selama
masa pandemi Covid 19. Pada masing-masing item terdapat empat kategori pilihan
jawaban berupa sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Angket ini
diberikan kepada siswa kelas X IIPS tahun pelajaran 2020/ 2021 untuk mengukur
besarnya motivasi belajar matematika siswa khususnya pada masa pandemi ini.
Tabel 1
Indikator Penilain Motivasi Belajar Pada Penelitian
Indikator Sub Indikator
Tekun dalam
mengerjakan tugas
1. Senang mengerjakan tugas
2. Bersungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas
3. Teliti dalam mengerjakan tugas
Ulet dalam
menghadapi
1. Tidak mudah putus asa
2. Tidak mudah puas dengan hasil yang dicapai
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 234
Kesulitan
Minat terhadap
masalah belajar
1. Kebiasaan dalam mengikuti proses belajar
2. Semangat dalam belajar
3. Menyukai tantangan dalam belajar
Mandiri dalam
belajar
1. Mengerjakan tugas tanpa bantuan orang lain
2. Menyelesaikan kesulitan tanpa bantuan orang lain
Dorongan dalam
Belajar
1. Dorongan baik dari dalam maupun luar siswa
2. memiliki rasa ingin tahu
Kegiatan yang
menarik dalam
belajar
1. Siswa cukup kreatif dalam menciptakan suasana
belajar
2. siswa mampu belajar dalam kelompok.
Dimodifikasi dari Amanda (2015)
2. Lembaran observasi
Lembar observasi merupakan lembaran pengamatan yang digunakan peneliti
selaku guru untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran daring melalui aplikasi
Google Classroom di kelas XII IPS 1 tahun pelajaran 2020/2021.
Adapun yang diamati melalui lembaran observasi adalah aktivitas siswa dalam
pembelajaran seperti mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru pada Google
Clasroom, menanggapi pertanyaan yang diberikan pada Google Classroom , ,
bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada guru/teman pada Google Classroom,
menarik kesimpulan suatu konsep/prosedur.
Teknik Analisis Data
Hasil pengamatan dalam penelitian ini dianalisis secara statistik deskriptif. Data
yang akan dianalisis diperoleh dari jawaban responden terhadap angket yang diberikan.
Pada masing-masing item pertanyaan terdapat empat kategori jawaban yaitu sangat
setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju dengan pedoman penskoran sebagai
berikut :
Tabel 2
Skala Jawaban Angket
No Pertanyaan Positif (+)
Jawaban Nilai
1 Sangat setuju (SS) 4
2 Setuju (S) 3
3 Tidak Setuju (TS) 2
4 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Rentangan penilain pada skala motivasi belajar dalam penelitian ini mewakili 5
kriteria motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah, dan sangat
rendah. Penentuan interval kriteria ditentukan dengan rumus : Presentase maksimal : ( 4
/ 4) x 100 % = 100 %, Presentase minimal : ( 1 / 4) x 100 % = 25 %, Range : 100 - 25
Mugiono, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google,…………………………………………………………………………………...
Page 229-246
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 235
= 75, Panjang interval kelas : 75 / 5 = 15 %. Sehingga kriteria mengikuti interval
sebagai berikut :
Tabel 3
Interval Score
Interval Skor Kategori
86 ≤ skor ≤ 100 Sangat tinggi
71 ≤ skor ≤ 85 Tinggi
56 ≤ skor ≤ 70 Sedang
41 ≤ skor ≤ 55 Rendah
25 ≤ skor ≤ 40 Sangat Rendah
Penilaian kriteria ini selanjutnya dibandingkan pada setiap perolehan kriteria
siswa pada setiap siklusnya, serta dapat menjelaskan kondisi-kondisi lain yang terjadi
selama proses pembelajaran daring sehingga dapat diketahui peningkatan motivasi
belajar siswa kelas XII IPS-1SMA Negeri 2 Banda Aceh.
Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan
berhasil apabila tercapainya peningkatan motivasibelajar siswa pada masa pandemi
Covid-19 yang awalnya sangat rendah menjadii tinggi. Dengan peningkatan motivasi
belajar tersebut diharapkan siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa khususnya
pada masa pandemi Covid-19 serta mampu beradaptasi dalam pembelajaran daring yang
dilaksanakan oleh sekolah.
Prosedur Penelitian
Secara rinci tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari 2 siklus,
yaitu:
Siklus I
Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah:
a. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran , materi pembelajaran berupa modul, video pembelajaran serta uraian
tugas tentang materi dimensi tiga yang akan dipelajari pada siklus I dengan
menggunakan aplikasi Google Classroom.
b. Membuat tutorial penggunaan aplikasi Google Classrom kepada siswa.
c. Menyiapkan angket motivasi siswa dengan menggunakan google form
d. Lembar pengamatan aktifitas siswa yang berisi tentang keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran daring. Pengamatan ini dilaksanakan oleh peneliti dan teman
sejawat pada saat pembelajaran daring berlangsung.
Pelaksanaan tindakan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun yaitu melalui aplikasi Google Classrom pada materi dimensi tiga pada
kelas XII IPS-1 SMA Negeri 2 Banda Aceh.
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 236
Pengamatan dan Evaluasi
Pengamatan terhadap aktivitas siswa dilakukan oleh peneliti dan teman sejawat
selaku observer. Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, setelah
dilakukan pengamatan peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang telah
berlangsung pada siklus I.
Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan tindakan dan
motivasi siswa dalam mengikuti pembeljaran daring melalui aplikasi Google Classrom.
Peneliti dan pengamat melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
telah berlangsung untuk mengetahui kekurangan/ kelemahan sehingga berguna untuk
perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus II
Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan adalah:
a. Menindaklanjuti hasil reflesi pada pada pelaksanaan siklus I
b. Menyusun perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran , materi pembelajaran berupa modul, video pembelajaran serta uraian
tugas tentang materi dimensi tiga yang akan dipelajari pada siklus I dengan
menggunakan aplikasi Google Classroom.
c. Membuat tutorial penggunaan aplikasi Google Classrom kepada siswa.
d. Menyiapkan angket motivasi siswa dengan menggunakan google form
e. Lembar pengamatan aktifitas siswa yang berisi tentang keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran daring. Pengamatan ini dilaksanakan oleh peneliti dan teman
sejawat pada saat pembelajaran daring berlangsung.
Pelaksanaan tindakan mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang
telah disusun yaitu melalui aplikasi Google Classrom pada materi dimensi tiga pada
kelas XII IPS-1 SMA Negeri 2 Banda Aceh
Pengamatan, Evaluasi, Analisi dan refleksi
Pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung, setelah dilakukan
pengamatan peneliti melakukan evaluasi terhadap pembelajaan yang telah berlangsung
pada siklus II
Refleksi dilakukan untuk melihat keseluruhan proses pelaksanaan tindakan dan
motivasi belajar siswa. Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung pada siklus II untuk mengambil kesimpulan yang telah
didapatkan selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II.
Berikut bagan pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan di
SMA Negeri 2 Banda Aceh disajikan pada gambar 1 berikut :
Mugiono, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google,…………………………………………………………………………………...
Page 229-246
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 237
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Perencanaan dan Pelaksanaan Siklus I
Perencanaan pembelajaran daring siklus I dimulai dengan membuat tutorial
penggunaan aplikasi Google Classroom yang akan digunakan saat pembelajaran
berlangsung. Selanjutnya peneliti juga mempersiapkan bahan ajar berupa modul dan
video pembelajaran yang akan dibagikan kepada seluruh peserta didik. Selain itu,
peneliti juga menyusun instrumen penilaian motivasi belajar siswa yang akan dibagikan
pada akhir siklus I.
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan dua kali pertemuan dengan alokasi
waktu masing-masing 2 x 30 menit. Pada akhir pelaksaan tindakan siklus I peneliti akan
memberikan angket untuk melihat motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan
pembelajaran daring melalui aplikasi Google Classroom berlangsung. Pelaksanaan
tindakan pada pertemuan pertama dan kedua sebagai berikut:
1. Pertemuan Pertama
Pembelajaran daring pertemuan pertama masih dilaksanakan dengan
menggunakan grup whatsapp. Hal ini dikarenakan peserta didik belum dikenalkan
dengan aplikasi Google Classroom. Penggunaaan Google Classroom akan peneliti
jelaskan dengan memberikan modul atau tutorial penggunaannya melalui grup
wahtsapp. Sebelum peneliti memberikan tutorial dan menjelaskan penggunaan Google
Classroom kepada peserta didik, peneliti melakukan absen kepada peserta didik dengan
meminta peserta didik untuk menuliskan nama dengan memberikan komentar pada grup
whatsapp.
Selanjutnya peneliti mengirimkan tutorial penggunaan Google Classroom pada
grup whatsapp kepada peserta didik untuk dibaca dan dipelajari terlebih dahulu. Setelah
peserta didik mempelajarinya, peneliti meminta peserta didik untuk mendaftar akun
Google Classroom masing-masing pada aplikasi Google Classroom yang dapat di
download pada playstore handphone mereka. Setelah semua peserta didik melakukan
pendaftaran akun, peneliti mengirimkan link kelas Google Classroom kepada peserta
didik agar mereka dapat masuk ke dalam kelas belajarnya pada aplikasi Google
Classroom.
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 238
Setelah semua siswa memasuki kelas, peneliti mengarahkan siswa untuk
berkomunikasi dengan memberikan komentar tentang kesiapan mereka belajar pada
pertemuan pertama ini. Setelah semua berkomentar, peneliti menjelaskan tentang materi
yang akan dipelajari pada beberapa pertemuan ke depan tentang dimensi tiga.
Selanjutnya peneliti memberikan motivasi dengan menjelaskan kegunaan materi
dimnesi tiga pada kehidupan sehari-hari. Peneliti juga menjelaskan tujuan pembelajaran
yang ingin dicapai pada materi dimensi tiga.
Setelah itu, peneliti meminta siswa untuk melakukan video conference yang ada
pada fitur Google Classroom dengan cara menginvite peserta didik dalam conference.
Setelah semua terinvite, peneliti menjelaskan materi yang akan dipelajari paa pertemuan
selanjutnya. Peneliti juga menginformasikan kepada peserta didik bahwa pertemuan
selanjutnya akan dilaksanakan dengan menggunakan aplikasi Google Classroom.
Akhirnya peneliti menutup peremuan daring dengan mengucapkan salam.
2. Pertemuan Kedua
Sebelum pembelajaran daring pertemuan kedua dimulai, peneliti lebih dulu
menginformasikan kepada peserta didik melalu grup whatsapp untuk mengakses Google
Classroom. Pelaksanaan pembelajaran daring pertemuan kedua dilakukan melalui
aplikasi Google Classroom. Selanjutnya peneliti mengecek kehadiran peserta didik pada
pembelajaran pertemuan kedua ini. Peneliti kemudian menyampaikan informasi tentang
materi yang akan dipelajari yaitu jarak antar titik. Peneliti memotivasi peserta didik
dengan menjelaskan penggunaan jarak antar titik dalam pengkuran sehari-hari.
Selanjutnya peneliti memberikan materi singkat berupa video yang
menggambarkan ilustrasi jarak antar titik dalam sebuah koordinat. Selanjutnya peneliti
memberikan modul yang telah disiapkan untuk diplejari secara mandiri oleh peserta
didik sebelum dijelaskan nantinya. Setelah modeul selesai dibaca, selanjutnya peneliti
melalkukan video conference untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan
sebelumnya.
Pada pertemuan kedua ini, terlihat peserta didik sudah mulai antusias untuk
melaksanakan pembelajaran dengan memberi tanggapan kepada peneliti tentang materi
yang dipelajari. Namun demikian, masi terdapat beberapa siswa yang kurang aktif
dalam pembelajaran. Mereka belum termotivasi mengikuti pembelajaran. Peserta didik
belum terbiasa melaksanakan pembelajaran dengan aplikasi Google Classroom.
Selanjutnya peneliti memberikan tugas mandiri kepada peserta didik untuk dikerjakan
baik secara individu maupun kelompok. Peneliti memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengerjakan tugas sampain akhir pembelajaran. Sebelum pembelajaran diakhiri, peneliti menginformasikan tentang materi yang
akan dipelajari pada minggu depan. Selanjutnya peneliti meminta peserta didik mengisi
angket motivasi siwa pada google form yang telah disiapkan untuk mengetahui tingkat
motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran daring siklus I. Adapn hasil
penilaian angket motivasi belajar siswa dapat disajikan pada tabel 4 berikut :
Mugiono, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google,…………………………………………………………………………………...
Page 229-246
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 239
Tabel 4
Motivasi belajar siswa pada siklus I No Kode Siswa Skor Persentase Kategori
1 Siswa-1 30 62.50 Sedang
2 Siswa-2 32 66.67 Sedang
3 Siswa-3 38 79.17 Sedang
4 Siswa-4 26 54.17 Rendah
5 Siswa-5 35 72.92 Tinggi
6 Siswa-6 25 52.08 Rendah
7 Siswa-7 26 54.17 Rendah
8 Siswa-8 32 66.67 Sedang
9 Siswa-9 29 60.42 Sedang
10 Siswa-10 31 64.58 Sedang
11 Siswa-11 25 52.08 Rendah
12 Siswa-12 26 54.17 Rendah
13 Siswa-13 34 70.83 Tinggi
14 Siswa-14 35 72.92 Tinggi
15 Siswa-15 32 66.67 Sedang
16 Siswa-16 30 62.50 Sedang
17 Siswa-17 26 54.17 Rendah
18 Siswa-18 25 52.08 Rendah
19 Siswa-19 24 50.00 Rendah
20 Siswa-20 34 70.83 Tinggi
21 Siswa-21 34 70.83 Tinggi
22 Siswa-22 35 72.92 Tinggi
23 Siswa-23 25 52.08 Rendah
24 Siswa-24 32 66.67 Sedang
25 Siswa-25 31 64.58 Sedang
26 Siswa-26 30 62.50 Sedang
27 Siswa-27 38 79.17 Tinggi
28 Siswa-28 32 66.67 Sedang
29 Siswa-29 33 68.75 Sedang
30 Siswa-30 27 56.25 Rendah
31 Siswa-31 31 64.58 Sedang
32 Siswa-32 30 62.50 Sedang
33 Siswa-33 27 56.25 Rendah
Rata-rata 30.36 63.26 Sedang
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 33 siswa, terdapat 7 siswa
memiliki kategori motivasi tinggi, 15 siswa memiliki kategori motivasi sedang, dan 11
siswa memiliki motivasi rendah. Untuk itu, perlu adanya usaha untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa sehingga jumlah siswa yang memiliki kategori motivasi rendah
menjadi berkurang atau sedikit.
Observasi Siklus I
Pada tahap observasi, peneliti bersama dengan teman sejawat melakukan
observasi terhdapa pembelajaran daring yang telah dilaksanakan. Hasil observasi ini
digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap pembelajaran daring siklus I,
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 240
dan memperbaiki pembelajaran pada siklus selanjutnya. Adapun aktivitas siswa selama
pembelajaran daring siklus I disajikan pada tabel berikut :
Tabel 5
Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus I
Aspek Pengamatan Aktivitas Siswa
Jumlah Siswa Yang
Melakukan Aktivitas
Pertemuan I Pertemuan II
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
pada Google Clasroom 22 siswa 24 siswa
Menanggapi pertanyaan yang diberikan pada
Google Classroom 23 siswa 24 siswa
Bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada
guru/teman pada Google Classroom 22 siswa 23 siswa
Menarik kesimpulan suatu konsep/prosedur
22 siswa 26 siswa
Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa yang melakukan aktivitas meningkat
dimana aktivitas mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru pada Google Clasroom
dari 22 siswa menjadi 24 siswa, menanggapi pertanyaan yang diberikan pada Google
Classroom ari 23 siswa menjadi 24 siswa, bertanya/menyampaikan pendapat/ide
kepada guru/teman pada Google Classroom dari 22 siswa menjdai 23 siswa, menarik
kesimpulan suatu konsep/prosedur dari 22 siswa menjadi 26 siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa tergolong baik, walaupun ada beberapa siswa yang
tidak melakukan aktivitas selama pembelajaran.
Refleksi Siklus I
Tahap refleksi dilakukan berdasarkan pelaksanaan tindakan dan observasi. Dari
hasil pelaksanaan tindakan dan observasi diketahui motivasi belajar siswa masih
tergolong rendah. Hal ini ditandai dengan jumlah siswa yang masih meiliki tingkat
motivasi rendah sebesar 11 siswa, 15 siswa tergolong pada tingkat motivasi sedang, dan
7 siswa pada tingkat motivasi tinggi.
Berdasarkan hal di atas, maka perlu pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada
siklus II guna meningkatkan motivasi belajar siswa. Adapun refleksi yang peneliti
lakukan sebagai upaya meningkatkan motivasi siswa pada siklus II adalah :
1. Peneliti berusaha melaksanakan pembelajaran daring melalui Google Classroom
dengan lebih baik.
2. Peneliti membuat modul dan video yang lebih bagus sehingga siswa menarik untuk
mengikutinya.
3. Peneliti berusaha membangun komunikasi yang baik dengan siswa pada saat
pembelajarn daring berlangsung.
4. Peneliti juga melakukan pengawasan lebih pada saat pembelajarandaring
berlangsung.
Mugiono, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google,…………………………………………………………………………………...
Page 229-246
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 241
Perencanaan dan Pelaksanaan Siklus II Perencanaan pembelajaran daring siklus II dimulai dengan membuat tutorial
penggunaan aplikasi Google Classroom yang akan digunakan saat pembelajaran
berlangsung. Selanjutnya peneliti juga mempersiapkan bahan ajar berupa modul dan
video pembelajaran yang akan dibagikan kepada seluruh peserta didik. Selain itu,
peneliti juga menyusun instrumen penilaian motivasi belajar siswa yang akan dibagikan
pada akhir siklus I
1. Pertemuan Pertama
Pembelajaran daring siklus II dimulai dengan memberikan salam serta
memeriksa kehadiran peserta didik. Peneliti kemudian menyampaikan informasi tentang
materi yang akan dipelajari yaitu jarak titik ke garis. Peneliti memotivasi peserta didik
dengan menjelaskan penggunaan jarak titik ke garis dalam pengukuran sehari-hari.
Selanjutnya peneliti memberikan materi singkat berupa video yang
menggambarkan ilustrasi jarak titik ke garis dalam sebuah koordinat. Selanjutnya
peneliti memberikan modul yang telah disiapkan untuk diplejari secara mandiri oleh
peserta didik sebelum dijelaskan nantinya. Setelah modeul selesai dibaca, selanjutnya
peneliti melalkukan video conference untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan
sebelumnya.
Pada pertemuan pertama, terlihat peserta didik sudah mulai antusias untuk
melaksanakan pembelajaran dengan memberi tanggapan kepada peneliti tentang materi
yang dipelajari. Peserta didik sudah terarah mengikuti pembelajaran daring melalui
aplikasi Google Classroom. Sebagian besar siswa sudah mulai aktif dalam
pembelajaran. Peserta didik sudah termotivasi mengikuti pembelajaran. Mereka mulai
tertarik untuk berdiskusi dengan sesamanya. Selanjutnya peneliti memberikan tugas
mandiri kepada peserta didik untuk dikerjakan baik secara individu maupun kelompok.
Peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas
sampain akhir pembelajaran.
Sebelum peneliti akhiri pembelajaran, peneliti memberikan merangkum materi
yang telah dipelajari. Selanjutnya peneliti menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Peneliti juga meminta peserta didik untuk
mempelajari tentang materi selanjutnya. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
2. Pertemuan Kedua.
Pembelajaran daring siklus II dimulai dengan memberikan salam serta
memeriksa kehadiran peserta didik. Peneliti kemudian menyampaikan informasi tentang
materi yang akan dipelajari yaitu titik ke bidang. Peneliti memotivasi peserta didik
dengan menjelaskan penggunaan jarak titik ke bidang dalam pengukuran sehari-hari.
Selanjutnya peneliti memberikan materi singkat berupa video yang
menggambarkan ilustrasi jarak titik ke bidang dalam sebuah koordinat. Selanjutnya
peneliti memberikan modul yang telah disiapkan untuk diplejari secara mandiri oleh
peserta didik sebelum dijelaskan nantinya. Setelah modeul selesai dibaca, selanjutnya
peneliti melakukan video conference untuk menjelaskan materi yang telah disampaikan
sebelumnya.
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 242
Pada pertemuan pertama, terlihat peserta didik sudah mulai antusias untuk
melaksanakan pembelajaran dengan memberi tanggapan kepada peneliti tentang materi
yang dipelajari. Peserta didik sudah terarah mengikuti pembelajaran daring melalui
aplikasi Google Classroom. Sebagian besar siswa sudah mulai aktif dalam
pembelajaran. Peserta didik sudah termotivasi mengikuti pembelajaran. Mereka mulai
tertarik untuk berdiskusi dengan sesamanya. Selanjutnya peneliti memberikan tugas
mandiri kepada peserta didik untuk dikerjakan baik secara individu maupun kelompok.
Peneliti memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengerjakan tugas
sampain akhir pembelajaran.
Sebelum peneliti akhiri pembelajaran, peneliti memberikan merangkum materi
yang telah dipelajari. Selanjutnya peneliti menginformasikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Peneliti juga meminta peserta didik untuk
mempelajari tentang materi selanjutnya. Peneliti mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Sebelum pembelajaran diakhiri, peneliti meminta peserta didik mengisi angket
motivasi siwa pada google form yang telah disiapkan untuk mengetahui tingkat motivasi
belajar siswa setelah pelaksanaan pembelajaran daring siklus II. Adapn hasil penilaian
angket motivasi belajar siswa dapat disajikan pada tabel 6 berikut :
Tabel 6
Motivasi belajar siswa pada siklsu II No Kode Siswa Skor Persentase Kategori
1 Siswa-1 32 66.67 Sedang
2 Siswa-2 35 72.92 Tinggi
3 Siswa-3 39 81.25 Tinggi
4 Siswa-4 29 60.42 Sedang
5 Siswa-5 36 75.00 Tinggi
6 Siswa-6 38 79.17 Tinggi
7 Siswa-7 28 58.33 Sedang
8 Siswa-8 33 68.75 Sedang
9 Siswa-9 33 68.75 Sedang
10 Siswa-10 35 72.92 Tinggi
11 Siswa-11 28 58.33 Sedang
12 Siswa-12 29 60.42 Sedang
13 Siswa-13 38 79.17 Tinggi
14 Siswa-14 39 81.25 Tinggi
15 Siswa-15 37 77.08 Tinggi
16 Siswa-16 35 72.92 Tinggi
17 Siswa-17 30 62.50 Sedang
18 Siswa-18 31 64.58 Sedang
19 Siswa-19 26 54.17 Rendah
20 Siswa-20 37 77.08 Tinggi
21 Siswa-21 39 81.25 Tinggi
22 Siswa-22 40 83.33 Tinggi
23 Siswa-23 29 60.42 Sedang
Mugiono, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google,…………………………………………………………………………………...
Page 229-246
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 243
24 Siswa-24 38 79.17 Tinggi
25 Siswa-25 37 77.08 Tinggi
26 Siswa-26 38 79.17 Tinggi
27 Siswa-27
45 93.75 Sangat
Tinggi
28 Siswa-28 38 79.17 Tinggi
29 Siswa-29 39 81.25 Tinggi
30 Siswa-30 34 70.83 Tinggi
31 Siswa-31 38 79.17 Tinggi
32 Siswa-32 37 77.08 Tinggi
33 Siswa-33 33 68.75 Sedang
Rata-rata 34.94 72.79 Tinggi
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 33 siswa, terdapat 1 siswa
memiliki kategori motivasi sangat tinggi, 20 siswa memiliki kategori motivasi siswa
tinggi, 11 Siswa memiliki motivasi sedang, dan 1 siswa memiliki motivasi rendah.
Observasi Siklus II
Pada tahap observasi, peneliti bersama dengan teman sejawat melakukan
observasi terhdapa pembelajaran daring yang telah dilaksanakan. Hasil observasi ini
digunakan sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap pembelajaran daring siklus II.
Adapun aktivitas siswa selama pembelajaran daring siklus II disajikan pada tabel 7
berikut :
Tabel 7.
Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran Siklus I
Aspek Pengamatan Aktivitas Siswa
Jumlah Siswa Yang
Melakukan Aktivitas
Pertemuan I Pertemuan II
Mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru
pada Google Clasroom 32 siswa 33 siswa
Menanggapi pertanyaan yang diberikan pada
Google Classroom 29 siswa 32 siswa
Bertanya/menyampaikan pendapat/ide kepada
guru/teman pada Google Classroom 29 siswa 31 siswa
Menarik kesimpulan suatu konsep/prosedur
29 siswa 30 siswa
Berdasarkan tabel di atas, jumlah siswa yang melakukan aktivitas meningkat
dimana aktivitas mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru pada Google Clasroom
dari 32 siswa menjadi 33 siswa, menanggapi pertanyaan yang diberikan pada Google
Classroom ari 29 siswa menjadi 32 siswa, bertanya/menyampaikan pendapat/ide
kepada guru/teman pada Google Classroom dari 29 siswa menjdai 31 siswa, menarik
kesimpulan suatu konsep/prosedur dari 29 siswa menjadi 30 siswa. Hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa sudah baik.
Refleksi Siklus II
Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi terhadap pembelajaran daring yang
telah dilaksanakan pada siklus II. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, peningkatan
motivasi belajar siswa mengalami peningkatan dimana jumlah siswa yang memiliki
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 244
motivasi rendah berkurang menjadi 1 siswa. Sedangkan untuk kategori sedang dan
tinggi mengalami peningkatan masing-masing memiliki kategori motivasi sangat tingg
sebanyak 1 siswa, memiliki kategori motivasi tinggi sebanyak 21 siswa, memiliki
motivasi sedang sebanyak 11 Siswa. Selain itu, aktivitas siswa juga meningkat dimana
aktivitas mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru pada Google Clasroom dari 32
siswa menjadi 33 siswa, menanggapi pertanyaan yang diberikan pada Google
Classroom dari 29 siswa menjadi 32 siswa, bertanya/menyampaikan pendapat/ide
kepada guru/teman pada Google Classroom dari 29 siswa menjdai 31 siswa, menarik
kesimpulan suatu konsep/prosedur dari 29 siswa menjadi 30 siswa. Adapun refleksi
siklus II adalah :
1. Peneliti selaku guru telah melaksanakan pembelajaran daring dengan baik sehingga
siswa termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran daring melalui Google
Classroom.
2. peneliti selaku guru telah melaksanakan pembelajaran melalui Google Classroom
yang dapat meningkatkan aktivitas siswa selam pembelajaran daring.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan sebagai upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII IPS-1 SMA Negeri 2 Banda Aceh
melalui aplkasi Google Classroom memperoleh hasil yang maksimal. Hal ini ditandai
dengan meningkatnya motivasi belajar siswa dari siklus I dan siklus II.
Peningkatan motivasi belajar siswa yang awalnya sangat rendah diakibatkan
ketidaktepatan media pembelajaran yang digunakan. Penggunaan media belajar grup
Whatsapp yang peneliti nilai kurang tepat disebabkan oleh kurangnya fitur yang
dimiliki aplikasi tersebut. Ketidaktepatan tersebut membuat siswa malas dan tidak
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Untuk itu, peneliti melaksanakan tindakan
melalui aplikasi Google Classroom.
Setelah pelaksanaan tindakan siklus I melalui Google Classroom, siswa mulai
termotivasi untuk belajar. Perolehan persentase motivasi belajar pada siklsu I sebanyak
7 siswa memiliki kategori motivasi tinggi, 15 siswa memiliki kategori motivasi sedang,
dan 11 siswa memiliki motivasi rendah. Meskipun demikian, perolehan rata-rata skor
motivasi siswa masih tergolong rendah. Karenanya perlu dilakukan pembelajaran daring
siklus II sebagai upaya memperbaiki pembelejaran daring pada siklus I.
Pada siklus II, perolehan skor atau persentase motivasi belajar siswa mengalami
peningkatan. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari banyaknya perolehan kategori
motivasi sangat tinggi sebanyak 1 siswa, kategori motivasi siswa tinggi sebanyak 20 siswa, kategori motivasi sedang sebanyak 11 siswa, dan 1 siswa memiliki motivasi
rendah. Peningakatan motivasi belajar siswa digambarkan pada tabel 8 berikut :
Mugiono, Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Aplikasi
Google,…………………………………………………………………………………...
Page 229-246
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 245
Tabel 8
Katagori Motivasi Siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Kategori Jumlah siswa
Siklus I Siklus II
Sangat tinggi - 1 siswa
Tinggi 7 siswa 20 siswa
Sedang 15 siswa 11 siswa
Rendah 11 siswa 1 siswa
Sangat Rendah - -
Selanjutnya untuk aktivitas siwa juga mengalami peningkatan dari siklus I dan
siklus II. Peningkatan aktivitas siswa seiring dengan peningkatan motivasi belajar siswa
selama pelaksanaan pembelajaran siklus I dan siklus II. Dengan demikian penggunaan
aplikasi Google Classroom dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada materi
dimensi tiga di kelas XII IPS1 SMA Negeri 2 Banda Aceh.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada
penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Penggunaan aplikasi Google Classroom dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
pada materi dimensi tiga di kelas XII IPS-1 SMA Negeri 2 Banda Aceh, dimana
pada siklus I perolehan skor rata-rata motivasi belajar siswa 63.26 dan meningkat
menjadi 72.79 pada siklus II. Begitu juga persentase siswa yang memiliki kategori
motivasi belajar sangat tinggi meningkat menjadi 1 siswa, kategori tinggi menjadi
21 siswa, kategori sedang 11 siswa, dan kategori rendah 1 siswa.
2. Penggunaan aplikasi Google Classroom juga meningkatkan aktivitas siswa selama
Pebelajaran daring pada materi dimensi tiga di kelas XII IPS-1 SMA Negeri 2
Banda Aceh
DAFTAR PUSTAKA
Rio Erwan Pratama dan Sri Mulyati, 2020, Pembelajaran Daring dan Luring pada Masa
Pandemi Covid-19, Jurnal Gagasan Pendidikan Indonesia, Vol.1, No.2, 2020, pp.
49-59 p-ISSN 2721-9240, e-ISSN 2722-0982 49
Afrianti, W. E. 2018. Penerapan Google Classroom Dalam Pembelajaran Akuntansi
(Studi Pada Program Studi Akuntansi Universitas Islam Indonesia).
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Elyas, Ananda Hadi., 2018, Penggunaan Model Pembelajaran E-Learning Dalam
Meningkatkan Kualitas Pembelajara. Jurnal Warta, Edisi : 56 April 2018
Hakim, Abdul Barir. 2016. Efektifitas Penggunaan E-Learning Moodle , Google
Classroom Dan Edmodo.” I-Statement 2, no. 1
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and
Educational Scientific Information
Vol. 3, No.1,
Mei 2021
pISSN 2715–7741
eISSN 2715–7423
Jurnal Kinerja Kependidikan
Facilities of Educator Career and Educational Scientific Information 246
Iftakhar, Shampa. 2016. Google Classroom: What Works an How?. Journal of
Education and Social Sciences. Vol 3.
Jamaluddin, D., Ratnasih, T., Gunawan, H., & Panjiah, E. 2020. Pembelajaran Daring
Masa Pandemik Covid-19 Pada Calon Guru: Hambatan, Solusi, dan Proyeksi.
Karya Tulis Ilmiah, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UIN
Sunan Gunung Djati, 1-8
Johar, Rahmah. 2006. Modul Strategi Belajar Mengajar. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Syiah Kuala: Banda Aceh.
Khairunnisa. 2020. Analisis Pemanfaatan Aplikasi Google Classroom Sebagai Media
Pembelejaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. UMSU Medan.
Munir. 2012. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Pribadi, Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : PT. Dian Rakyat
Ratumanan. 2004. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.
Riyanto, yatim. 2010. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi Bagi Pendidik
Dalam Implementasi Pembelajaran Yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajwali Pers
Santrock. J.W. 2003. Adolescence. Madison: Brown Publishers.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja
Rosdakarya
Suryabrata, Sumadi. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Uno, Hamzah B. 2010. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Winkel, W.S dan MM. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Jakarta : Gramedia