jurnal c-pap dan baby incubator ario w. putra
TRANSCRIPT
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
1/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) dan Baby Incubator
Disusun Oleh Ario Wahyubudi P. 081311733045
Prodi S1- Teknobiomedik, Fakultas Sains & Teknologi
Universitas Airlangga – Surabaya
Abstrak
Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) merupakan perawatan yang menggunakan tekanan udara ringan
untuk menjaga saluran udara tetap terbuka. Inkubator bayi merupakan sebuah tempat tertutup yang suhu
lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan bayi yang juga membutuhkan
kelembaban yang stabil sehingga kondisi di dalamnya tetap terjaga sesuai dengan yang diinginkan. Kelahiran
premature memiliki peningkatan resiko komplikasi. Resiko akan meningkat pada saat bayi lahir lebih awal.
Banyaknya komplikasi pada kelahiran premature dapat ditanggapi kepada bagian Neonatal Intensive Care Unit
(NICU).
Kata Kunci : CPAP, Inkubator, NICU
I. PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kini
telah menjadi sesuatu yang sangat erat dan tak
terpisahkan dari kehidupan manusia pada abad ini.
Dengan teknologi, manusia dapat dengan mudah
melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Hampir di segala bidang, teknologi telah menempati
peranan penting bagi manusia tak terkecuali pada
bidang kesehatan. Sebagai bukti bahwa teknologi
berperan dalam bidang medis adalah dengan
adanya fasilitas dan peralatan medis yang akan
membantu meningkatkan kualitas pelayanan di
bidang kesehatan baik bersifat diagnostik,
terapeutik, ataupun terapi.
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan dokter dan
paramedis akan suatu alat semakin meningkat.
Salah satunya adalah penanganan pada bayi yang
lahir premature dengan menggunakan CPAP
(Continuous Positive Airway Pressure) dan Baby
Incubator. CPAP merupakan suatu alat yang
sederhana untuk mempertahankan tekanan positif
pada saluran napas neonatus selama pernafasan
spontan dan efektif untuk tatalaksana respiratorydistress pada neenatus. Sedangkan Baby Inkubator
merupakan sebuah tempat tertutup yang suhu
lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu
untuk menghangatkan bayi yang juga
membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
2/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
kondisi di dalamnya tetap terjaga sesuai dengan
yang diinginkan.
II. PEMBAHASAN
A.1. Pengenalan secara umum C-PAP
Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP)
merupakan suatu alat untuk mempertahankan
tekanan positif pada saluran napas neonatus selama
pernafasan spontan. CPAP merupakan suatu alat
yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana
respiratory distress pada neenatus dan CPAP secara
khusus digunakan oleh pasien yang mengalami
masalah pada saluran pernafasan seperti gangguan
tidur. Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat
menurunkan kesulitan bernafas, mengurangi
ketergantungan terhadap oksigen, membantu
memperbaiki dan mempertahankan kapasitas
residual paru, mencegah obstruksi saluran nafasbagian atas, dan mecegah kollaps paru, mengurangi
apneu, bradikardia, dan episode sianotik, serta
mengurangi kebutuhan untuk dirawat di Ruangan
intensif. Beberapa efek fisiologis dari CPAP antara
lain :
1. Mencegah kolapsnya alveoli paru dan atelektasis
2. Mendapatkan volume yang lebih baik dengan
meningkatkan kapasitas residu fungsional
3. Memberikan kesesuaian perfusi, ventilasi yang
lebih baik dengan menurunkan pirau intra
pulmonar
4. Mempertahankan surfaktan
5. Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkandiameternya
6. Mempertahankan diafragma.
INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI
Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory
distress pada neonatus yang merupakan indikasi
penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi :
1. Frekuansi nafas > 60 kali permenit
2. Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai
parah
3. Retraksi nafas
4. Saturasi oksigen < 93% (preduktal).
5. Kebutuhan oksigen > 60%
6. Sering mengalami apneu Semua bayi cukup bulan
atau kurang bulan, yang menunjukkan salah satu
kriteria tersebut diatas, harus dipertimbangkan
untuk menggunakan CPAP.
Bayi yang lahir sebelum minggu ke 37 dari
gestasi dipastikan premature dan kadang-kadang
dikatakan dalam kondisi preemie. Ibu yang
melahirkan bayi premature sering merasa ketkutan
dan ragu-ragu. Kelahiran premature memiliki
peningkatan resiko komplikasi. Resiko akan
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
3/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
meningkat pada saat bayi lahir lebih awal.
Banyaknya komplikasi pada kelahiran premature
dapat ditanggapi kepada bagian Neonatal Intensive
Care Unit (NICU). Keistimewaan CPAP adalah dapat
digunakan pada pasien-pasien yang tidak
terintubasi. Beberapa gangguan nafas atau
respiratory distress yang dapat diatasi dengan
mempergunakan CPAP antara lain :
1. Bayi kurang bulan dengan Respiratory Distress
Syndrom
2. Bayi dengan Transient Takipneu of the Newborn
(TTN)
3. Bayi dengan sindroma aspirasi mekoneum
4. Bayi yang sering mengalami apneu dan
bradikardia karena kelahiran kurang bulan
5. Bayi yang sedang dalam proses dilepaskan dari
ventilator mekanis
6. Bayi dengan penyakit jalan nafas seperti trakeo
malasia, dan bronkitis
7. Bayi pasca operasi abdomen Adapun beberapa
kondisi respiratory distress pada neonatus, tetapi
merupakan kontraindikasi pemasangan CPAPantara lain :
1. Bayi dengan gagal nafas, dan memenuhi kriteria
untuk mendapatkan support ventilator
2. Respirasi yang irreguler
3. Adanya anomali kongenital
4. Hernia diafragmatika
5. Atresia choana
6. Fistula tracheo-oeshophageal
7. Gastroschisis
8. Pneumothorax tanpa chest drain
9. Trauma pada nasal, yang kemungkinan dapat
memburuk dengan pemasangan nasal prong
10. Instabilitas cardiovaskuler, yang akan lebih baik
apabila memdapatkan support ventilator
11. Bayi yang lahir besar, yang biasanya tidak dapat
mentoleransi penggunaan CPAP, sehingga
menimbulkan kelelahan bernafas, dan
meningkatkan kebutuhan oksigen CPAP ini
digunakan pada bayi prematur yang mengalami
permasalahan pernafasan untul membantu
memperoleh udara masuk ke organ paru-paru.
KOMPLIKASI PEMASANGAN CPAP
Pemasangan nasal CPAP pada beberapa kasus
dapat mengakibatkan komplikasi. Komplikasi
pemasangan CPAP antara lain :
1. Cedera pada hidung, misalnya erosi pada
septal nasi, dan nasal snubbing.
Penggunaan nasal prong atau masker CPAP
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
4/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
dapat mengakibatkan erosi pasa septal nasi,
sedangkan penggunaan CPAP dalam jangka waktu
yang lama dapat mengakibatkan snubbing hidung
2. Pneumothorak. Kejadian Pneumothorak dapat
terjadi karena proses penyakit dari Respiratory
Distress Syndrom ( karena alveolar yang over
distensi) , dan angka kejadian tersebut meningkat
dengan penggunaan CPAP.
3. Impedasi aliran darah paru. Terjadi karena
peningkatan resistensi vaskularisasi paru, dan
penurunan cardiac output, yang disebabkan oleh
peningkatan tekanan inthorakal karena penggunaan
CPAP yang tidak sesuai.
4. Distensi abdomen. Pada kebanyakan neonatus
tekanan spingkter oeshiphagus bagian bawah cukup
baik untuk dapat menahan distensi abdomen karena
tekanan CPAP. Tetapi distensi abdomen dapatterjadi sebagai komplikasi dari pemaangan CPAP.
Resiko terjadinya distensi abdomen dapat
berkurang dengan pemasangan orogastric tube
(OGT)
5. Nasal prong atau masker pada CPAP dapat
menyebabkan ketidaknyamanan bayi, yang dapat
menyebabkan agitasi dan kesulitan tidur pada bayi.
Konsultan dokter anak merawat bayi yang
menerima bantuan CPAP harus berpengalaman
dalam pengelolaan bayi untuk menerima CPAP.
Ketika bayi kita dinyatakan premature dan harus
dirawat secara khusus di Neonatal Intensive Care
Unit (NICU), kita sebagai orang tua baru mungkin
masih bingung dengan istilah NICU. Bagaimana
metode perawatannya dan apa yang harus
dilakukan sebagai orang tua? Banyak sekali istilah-
istilah asing yang muncul ketika anak kita
mendapatkan perawatan. Ditengah kebingungan,
kita juga sering kaget melihat banyaknya alat medis
yang mengelilingi si kecil. Super Premature
mengajak para orang tua berkenalan dengan alat-
alat utama yang ada di NICU untuk menyupportperkembangan hidup si kecil. Pada umumnya, bayi
yang baru lahir akan dirawat sesuai dengan level
perawatannya. Yaitu level 1,2, dan 3.
Level 1 adalah bayi yang terlahir sehat sehingga
bisa mendapatkan perawatan gabung dengan
Ibunya untuk menunjang ASI eksklusif.
Yang termasuk level 2 adalah :
perawatan bayi bermasalah yang memerlukan
perawatan khusus yang terbagi menjadi
dalam ruangan infeksi dan non infeksi. Bayi yang
termasuk dalam level ini adalah
- bayi dengan hiperbilirubinemia yang memerlukan
terapi sinar maupun transfusi tukar, bayi
berat badan lahir rendah (BB 1500-kurang dari 2500
gram) atau sangat rendah (BB kurang
dari 1500 gram)
- bayi kurang bulan (umur kehamilan di bawah 34-
36 minggu) yang memerlukan perawatan
dalam incubator
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
5/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
- bayi yang tidak dapat atau tidak boleh diberikan
minum peroral, sehingga harus
diberikan infus intravena,
- bayi yang membutuhkan terapi oksigen, tetapi
belum memerlukan alat bantu nafas mekanis,
misalnya bayi dengan distres/gangguan nafas,
riwayat lahir tidak langsung menangis
- bayi dengan gejala hipoglikemia (kadar gula darah
rendah) atau ibu dengan riwayat
diabetes mellitus
- bayi dengan riwayat tindakan persalinan yang
menyebabkan trauma bayi lahir, misalnya
dengan forcep atau vacum ekstraksi
- bayi sakit tersangka infeksi sedang-berat yang
memerlukan pemberian antibiotika secara
intravena dan nutrisi intravena.
Sedangkan NICU termasuk dalam level 3, yaitu
perawatan bayi sakit kritis atau belum stabil
yang memerlukan support alat bantu nafas mekanik
(Bubble Nasal CPAP atau Ventilator
mekanik), tindakan operatif maupun pemberian
obat-obatan atau tindakan intervensi khusus. Yang
harus dirawat di level 3 adalah :
- bayi dengan sindroma gawat nafas derajat 3 dan 4
yang memerlukan support alat bantu
nafas mekanik (Bubble Nasal CPAP atau Ventilator
mekanik), Aspirasi air ketuban
(Meconeum Aspiration Syndrome) atau janin
menghirup mekonium yang tercampur dengan
cairan ketuban,
- bayi berat badan lahir amat / sangat rendah
(kurang dari 1200 gram), atau bayi dengan
umur kehamilan kurang dari 34 minggu yang belum
mendapatkan obat kematangan paru.
- bayi dengan kelainan kongenital yang
membutuhkan tindakan operatif, misalnya
bayi dengan obstruksi saluran pencernaan, hernia
diafragmatika, omfalokel, penyakit
jantung bawaan, perforasi usus, atresia anii, dll.;
- perawatan bayi pasca operasi besar yang
membutuhkan support ventilator mekanik. Bayi
yang membutuhkan intervensi invasif, misalnya
pemberian surfaktan, transfusi tukar,
pemasangan akses umbilikal, pemasangan akses
vena dalam dan akses arteri, ventilator
mekanik. Konsep perawatan NICU didesain dengan
mengacu pada standar internasional didukung
dengan fasilitas dan alat-alat yang lengkap, seperti
ventilator mekanik, nasal bubble CPAP, neopuff,
blue light therapy, portable rontgenography,
echocardiography dll. Standar internasional untuk
NICU antara lain :
1. Ancillary Needs
2. Administrative Space
3. Ambient Lighting in infant Care Areas (V)
4. Procedure Lighting in Infant Care Areas (V)
5. Illumination of Support Areas
6. Daylighting
7. Floor Surfaces (V)
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
6/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
8. Wall Surface
9. Countertops, Casework, and Cabinetry
10. Ceiling Finishes
11. Ambient Temperature and Ventilatio
12. Noise Abatement
13. Safety/Infant Security
PERLENGKAPAN CPAP
Sistem CPAP sendiri terdiri dari 3 komponen yaitu:
1. Sebuah sirkuit yang mengalirkan gas terus
menerus, untuk diisap. Sunber oksigen dan
udara bertekanan yang menghasilkan gas
untuk dihirup. Pencampur oksigen yang
memungkinkan gas dapat diberikan sesuai
FiO2 yang sesuai. Sebuah flow meter yang
mengkontrol kecepatan aliran terus
menerus dari gas yang dihirup ( biasanya
dipertahankan pada kecepatan 5-7 liter ).
Sebuah humidifier yang melembabkan dan
menghangatkan gas yang dihirup.
2. Sebuah alat untuk menghubungkan sirkuit
ke saluran nafas neonatus. Dalam prosedur
ini , nasal prong merupakan metode yang
paling banyak digunakan.
3. Sebuah alat untuk menghasilkan tekanan
positif pada alat sirkuit. Tekanan positif
dalam sirkuit dapat dicapai denganmemasukkan pipa ekspirasi bagian distal
dalam larutan asam asetat 0,25% sampai
kedalaman yang diharapkan ( 5cm) atau
katup CPAP
Gambar 2. Bagian-bagian CPAP
Suatu sistem CPAP yang baik mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Pipanya fleksibel dan ringan sehingga
pasien bisa mengubah posisi dengan mudah
2. Mudah dilepas dan ditempel
3. Resistensinya rendah, sehingga pasien bisa
bernafas dengan spontan
4. Relatif tidak invasive
5. Sederhana dan mudah dipahami, oleh
semua pemakai
6. Aman dan efektif dari segi biaya.
Seperti penggunaan alat kesehatan lainnya
penggunaan CPAP juga harus memperhatikan
standard kebersihan dan keamanan. Menjaga
kebersiha jalan nafas bayi merupakan kunci
keberhasilan tatalaksana paru yang baik. Mencuci
tangan yang benar sebelum menyantuh prong atau
pipa CPAP, adalah suatu keharusan. Ujung selalng
yang lain yang tidak digunakan juga harus bersih.,
dan harus dijauhkan dari lantai atau tempat yang
tidak bersih lainnya.
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
7/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
Cara pemasangan CPAP adalah sebagai berikut :
1. Tempelkan selang oksigen dan udara ke
pencampur dan flow meter, lalu hubungkan
ke alat pengatur kelembapan. Pasang floemeter antara 5-10 liter
2. Tempelkan satu selang ringan , lemas dan
berkerut ke alat pengatur kelembapan.
Hubungkan probe kelembapan, dan suhu
ke selang kerut yang masuk ke bayi.
Pastikan probe suhu tetap diluar inkubator
atau tidak di dekat sumber panas dari
penghangat.
3. Siapkan satu botol air steril di dekat alat
pengatur kelembapan
4. Jaga kebersihan ujung selang
Untuk menghubungkan sistem ini ke bayi,
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Posisikan bayi dan naikkan kepala tempat
tidur 30 0
2. Hisap lendir dari mulut, hidung, dan
faring. Pastikan bayi tidak mengalami
atresia choana
3. Letakkan gulungan kain dibawah bahubayi, sehingga leher bayi dalam posisi
ekstensi untuk menjaga jalan nafas tetap
terbuka.
4. Lembabkan prong dengan air steril atau
Nacl 0,9% sebelum memasukkannya
kedalam hidung bayi. Masukkan dengan
posisi lengkungan kebawah. Sesuaikan
sudut prong dan kemudian sesuaikan
selang kerut dengan posisi yang sesuai.
5. Masukkan pipa Orogastrik (OGT) dan
lakukan aspirasi isi perut, kita boleh
membiarkan pipa lambung tetap
ditempatnya untuk mencegah distensi
lambung
6. Pergunakan topi untuk menjaga kehangatan
bayi
7. Setelah bayi nyaman dan stabil dengan
CPAP, barulah kita melakukan fiksasi agar
nasal prong tidak bergeser dari tempatnya.
Gambar 3. Contoh Penggunaan Bubble CPAP
Selama penggunaan CPAP hendaknya kita
mengevaluasi tanda vital bayi , sistem
kardiovaskuler ( perfusi sentral, perifer, tekanan
darah), respon neurologis ( tonus otot, kesadaran
dan respon terhadap stimulasi), gastrointestinal (
distensi abdomen, visible loops dan bising usus).
Hisap lendir harus selalu dilakukan dari rongga
hidung, mulut, faring dan perut setiap 2-4 jam,
sesuai dengan kebutuhan. Meningkatnya upaya
nafas, kebutuhan oksigen, dan insiden apneu atau
bradikardi, dapat disebabkan karena adanya lendir
berlebih. Untuk melunakkan konsistemsi lendir
dapat digunakan NaCl 0,9%.
Selama penggunaan CPAP kita harus selalu
memantau apakah alat selalu berfungsi dengan baik,
dan tidak terjadi perburukan pada kondisi bayi yang
mengharuskan kita menghentikan penggunaan
CPAP. Berikut adalah kondisi-kondisi yang
mengindikasikan kegagalan penggunaan CPAP dan
memerlukan ventilasi mekanis :
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
8/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
1. FiO2 > 60 %
2. PaCO2 > 60mmHG
3. Asidosis metabolik menetap dengan defisit
basa > -8
4. Terlihat retraksi yang semakin lama
semakin meningkat dan menunjukkan
kelelahan pada bayi
5. Sering mengalami apneu dan bradikardia
6. Pernafasan yang irreguler
Apabila terjadi kondisi tersebut, maka kita harus
mempertimbangkan untuk melakukan intubasi dan
support ventilasi mekanik.
A.4 Resiko yang dapat terjadi pada penggunaan C-
PAP
• Mask Leaks
Beberapa faktor dapat menyebabkan kebocoran pada
masker. Jika masker C-PAP mengalami kebocoran udara,
maka suplai udara yang dibutuhkan tidak cukup.
Kebocoran pada masker dapat menyebabkan kulit
disekitar area muka dan mata mengalami iritasi.
Kebocoran yang sangat kecil tidak dapat menghentikan
mesin untuk memproduksi suplai udara yang tepat
jumlahnya. Akan tetapi, kebocoran yang sangat kecil
dapat menyebabkan suara bising yang menggangu.
• Air Pressure Problems
Tekanan udara dari C-PAP membuat penderita
mengalami kesulitan bernafas atau dapat tersedak atau
tercekik. Beberapa orang menahan aliran udara, yang
dapat menyebabkan bersendawa. Jika terdapat
masalah pada aliran udara dari C-PAP, dapat
digunakan “ramp” pada CPAP yang dapat secara
perlahan "ramp up" dari tekanan udara yang rendah
menuju ke tekanan udara yang dibutuhkan untuk menjaga
jalan nafas tetap terbuka
• Mask Removal
Untuk memperoleh keseluruhan manfaat dari C-PAP,
maka harus tetap digunakan selama saat tidur. Beberapa
penderita melepaskan masker C-PAP ketika saat tidur.
Jika terjadi hal tersebut maka dapat dilakukan tindakan
dengan cara :
Masker yang sesuai dengan kontur wajah
penderita.
Menggunakan mesin CPAP yang memiliki
pelembab yang memungkinkan pengobatan
lebih nyaman dan menghentikan pelepasan
masker
Menggunakan tali pada dagu utnuk
menahan masker tetap pada tempatnya
Beberapa mesin C-PAP dilengkapi dengan alarm
yang dapat menyebabkan kebisingan jika maskerdilepaskan.
• Noise
Kebanyakan mesin C-PAP yang baru cukup ramah
terhadap kebisingan (tenang). Kebisingan yang
ditimbulkan sangat lebut dan berirama. Jika suara
bising yang ditimbulkan mengganggu, filter udara
yang menyebabkan mesin tidak bekerja sedemikian
maka harus diperiksa secara berkala agar bekerja
sebagaimana semestinya.
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
9/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
Jika mesin C-PAP berkerja sebagaimana
semestinya, akan tetapi suara bising tetap
mengganggu, dapat dibantu dengan penggunaan
earplugs atau mesin white-noise sound
B.1. Pengenalan secara umum Inkubator Bayi
Sebelum penemuan inkubator, perawatan bayi,
termasuk bayi prematur, adalah tanggung jawab
ibu, dan dokter tidak mungkin untuk mengambil
banyak tanggung jawab untuk mengurus setiap
bayi. Kebanyakan bayi terlahir di rumah, yang
menciptakan situasi di mana dokter tidak selalu ada
untuk merawat bayi. Secara umum, dokter "tidak
dalam posisi untuk memperluas tanggung jawab
langsung mereka untuk bayi yang baru lahir".
Karena dengan situasi ini, tingkat kematian dari bayi
yang lahir prematur yang sangat tinggi, sebanyak 85
persen.
Baby incubator adalah tempat penyimpanan bayi
yang baru lahir, Suhu didalam bayi incubator
disesuaikan dengan suhu tubuh ibunya yaitu sekitar
36-37C, perlengkapan sebuah baby incubator pada
umumnya terdiri dari sensor suhu, heater, dan
sistem alarm (buzzer). Setting suhu dilakukan
dengan menekan tombol pemilihan (keypad) dan
ditampilkan pada LCD, sehingga sensor suhu
digunakan IC LM35 yang mendeteksi suhu didalam
incubator.
Informasi mengenai efek samping inkubator yang
dapat menyebabkan dampak buruk terhadap
kesehatan bayi sempat mencuat pemberitaannya
beberapa waktu lalu. Tak ayal hal ini membuat resah
beberapa orangtua yang bayinya sedang dirawat di
incubator. Selama ini, inkubator digunakan para
dokter untuk menjaga kondisi bayi yang prematur
dalam beberapa minggu. Fungsi utama alat ini
adalah menjaga supaya udara hangat tetap
menyelimuti tubuh bayi. Namun begitu,
penggunaan mesin penggerak atau motor telah
menimbulkan medan magnet di sekitar alat dan
tempat bayi.
Seperti yang kita ketahui, suhu tubuh yang
normal adalah 36,5375°C pada pemeriksaan suhu
aksila atau ketiak. Sedang kondisi suhu tubuh di
bawah normal, yaitu di bawah 36,5°C. Nah,
inkubator berfungsi untuk menjaga agar bayi tetap
mendapatkan suhu yang stabil. Tapi, inkubator
harus dipantau dengan ketat jangan sampai
suhunya terlalu tinggi atau rendah.
Bila suhu terlalu tinggi atau panas maka gejala
yang akan tampak pada si bayi adalah kulit
tubuhnya menjadi merah dan menjadi pucat karena
kehilangan cairan. Akibatnya, bayi mengalami
shock dan tekanan darahnya turun drastis. ”Kalau
inkubatornya terlalu panas, padahal suhu tubuh
bayi diharapkan 37,5 derajat Celcius, mungkin adayang korslet atau ada yang error di alatnya. Jika ini
terjadi bisa saja kulit bayi melepuh.
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
10/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
B.3 Prinsip Kerja Baby Incubator
Incubator perawatan adalah alat yang berfungsiuntuk merawat bayi premature atau mempunyai
berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara
memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan
kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalam
kandungan ibu. Adapun nama lain dari baby
incubator, diantaranya :
• Infant Incubator
• Cuff
• Pemanas Bayi
Baby incubator mempunyai sirkulasi yang
terkontrol atau mempunyai kelembaban relatif dan
isolasi untuk melindungi bayi dari kontaminasi
udara dari luar. Hal ini diperlukan bagi bayi
premature, karena sangat rawan terhadap masalah
pernapasan dan masalah masalah yangbersangkutan dengan kesehatan bayi tersebut. Suhu
yang dibutuhkan dalam perawatan bayi antara
32°C-37°C.
B.2. Bagian-Bagian Pesawat Baby Incubator
• Heater : Berfungsi untuk menghasilan
suhu panas pada baby incubator
• Blower : Berfungsi untuk
mendistribusikan panas ke seluruh
bagian alat.• Kontrol : Temperature dan kelembapan
aliran udara
• Display / indicator : sebagai tampilan
• Alarm : Sebagai tanda apabila terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan.
• Chamber : tempat bayi di inkubasi
B.3. Blok Diagram Alat
Keterangan :
1. Power Supply
Power supply atau catu daya adalah
sebuah peralatan penyedia tegangan atau
sumber daya untuk peralatan elektronika
dengan prinsip mengubah tegangan listrik
yang tersedia dari jaringan distribusi
transmisi listrik ke level yang diinginkan
sehingga berimplikasi pada pengubahan
daya listrik. Dalam sistem pengubahan
daya, terdapat empat jenis proses yang telah
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
11/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
dikenal yaitu sistem pengubahan daya AC
ke DC, DC ke DC, DC ke AC, dan AC ke AC.
Masing masing sistem pengubahan
memiliki keunikan aplikasi tersendiri, tetapi
ada dua yang implementasinya kemudian
berkembang pesat dan luas yaitu sistem
pengubahan AC ke DC (DC power supply)
dan DC ke DC (DC-DC converter) .
Gambar 2 . Rangkaian Power Supply
2. Heater (Pemanas Elemen)
Heater adalah sebuah objek yang
memancarkan panas atau menyebabkan tubuh lain
untuk mencapai suhu yang lebih tinggi. Dalam
dunia medis alat ini digunakan dalam beberapa
peralatan medis, diantaranya Auto Claf, Oven, Baby
Inkubator dan peralatan lainnya. Mengingat fungsi
dari heater adalah memancarkan panas, hal ini
dimanfaatkan sebagai salah satu komponen utama
pada incubator bayi, yang prinsip kerjanya
dipadukan dengan pengontrol suhu sehingga nilai
kegunaanya menjadi lebih efisien.
3. Pengontrol Suhu
Pengontrol suhu adalah komponen alat
yang digunakan sebagai parameter terhadap suhu
yang terjadi pada sebuah ruangan. Dalam incubator
bayi pengontrol suhu digunakan sebagai komponen
pengatur tehadap suhu yang terjadi pada ruang
incubator, yang tentunya pengontrol suhu ini
dihubungkan pada heater sehingga ketika suhu
ruangan sudah mencapai tingkat batasan,
pengontrol suhu akan bekerja dan heater otomatis
akan mati.
B.4. Cara Kerja Blok Diagram
Tegangan dari PLN 220VAC digunakan untuk
mensupplay tegangan kipas, dan input tegangan
trafo stepdown yang kemudian oleh rangkaian
power supply dirubah menjadi tegangan 12V, 6V,
dan 5VDC yang digunaan untuk mensupplay
tegangan blok rangkaian lainnya. Saat tegangan
PLN masuk maka motor kipas dan heater akan aktif
dimana kerja motor fan ini dideteksi oleh sensor Fan.
Jika kipas tidak bekerja sebagaimana mestinya maka
indicator kipas akan ON. Push Button digunakan
untuk menentukan suhu yang akan dikehendaki
(suhu setting) dan sebagai inputan bagi
microcontroller. Microcontoler berfungsi untuk
mengendalikan atau mengontrol semua rangkaian.
Sedangkan sensor suhu berfungsi untuk menyensor
suhu udara dalam ruangan dan besarnya tegangan
output dari sensor akan disangga oleh rangkaian
penguat. Kemudian tegangan dari penguat akan
masuk ke blok ADC dimana blok ini berfungsi
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
12/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
untuk mengubah tegangan analog menjadi
tegangan digital dan data dari ADC akan masuk ke
microcontroller. Di mikrocontroler semua data
diolah untuk mengatur kerja keseluruhan pesawat
baby incubator. Duli sensor berfungsi untuk
mensensor perubahan suhu yang extrim. Jika suhu
tiba-tiba berubah lebih/berkurang 30C dari suhu
setting, maka indicator alarm akan aktif.
B.5 Resiko yang dapat terjadi pada penggunaan
Baby Incubator
Adanya error yang dapat terjadi pada Baby
Incubator yang disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya :
• Materials of construction
• Engineering diagrams
• Mode of operations
• Power source
• Heating and cooling mechanism
• Air controlled versus baby controlled
• Supplementary gas connectors
• Functionality
• Physical durability and robustness
• Environmental conditions for proper
operations
• Performance
• Temperature control
• Accuracy
• Rise Time
• Variability
• Undershoot/Overshoot
• Air Flow
• Velocity
• Flow rates
• Supplementary Gas control
• Connectors
• Mixing/Concentrations
• Safety features
• Weight capacity
• Electrical
• Restraints
• Alarms
• Fire protection
• Sensors
• Lockout
Thermo-netralitas merupakan salah satu
faktor lingkungan utama yang mempengaruhi
kelahiran premature atau kelahiran bayi dengan
berat badan rendah (neonatus) yang harus dirawatdalam incubator. Perbedaan suhu yang signifikan di
dalam inkubator menyebabkan bayi (neonatus)
kehilangan panas, hipotermia dan apnea, yang
berhubungan erat dengan aliran udara dan
kecepatan udara. (Pemodelan instrumentasi
terhadap bayi secara anatomi yang benar telah
dirancang menggunakan sistem laser scanner tiga
dimensi dan mesin prototipe yang cepat.) Visualisasi
aliran menunjukkan bahwa skala besar aliran udara
berputar diproduksi di dalam ruangan, dan
sejumlah kecil, pusaran statis ditemukan di daerah
antara saluran masuk udara dan neonatus.
Pengukuran panas pada kawat menunjukkan
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
13/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
bahwa kecepatan udara sepanjang lubang panjang
tidak seragam. Komputasi dinamika fluida
menunjukkan suhu yang relatif seragam dari sekitar
34˚C pada aspek anterior neonatus dan suhu
tertinggi 36,1˚ C di ketiak kanan dan selangkangan.
Medan aliran dari visualisasi aliran udara,
pengukuran panas pada kawat dan komputasi
dinamika fluida yang sangat mirip, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Pusaran kecil yang
diproduksi antara neonatus dan kasur dapat
mengganggu transfer panas konvektif dan terjadinpenguapan dari bayi (neonatus). Oleh karena itu
penting untuk menghilangkan pusaran sekitar
neonatus dalam desain baby inkubator.
KESIMPULAN
CPAP merupakan suatu alat yang sederhana
dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress
pada neenatus dan CPAP secara khusus digunakanoleh pasien yang mengalami masalah pada saluran
pernafasan seperti gangguan tidur. Penggunaan
CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan
kesulitan bernafas, mengurangi ketergantungan
terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan
mempertahankan kapasitas residual paru,
mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan
mecegah kollaps paru, mengurangi apneu,
bradikardia, dan episode sianotik, serta mengurangi
kebutuhan untuk dirawat di Ruangan intensif.
Selama penggunaan CPAP hendaknya kita
mengevaluasi tanda vital bayi, sistem
kardiovaskuler ( perfusi sentral, perifer, tekanan
darah), respon neurologis ( tonus otot, kesadaran
dan respon terhadap stimulasi), gastrointestinal (
distensi abdomen, visible loops dan bising usus).
Hisap lendir harus selalu dilakukan dari rongga
hidung, mulut, faring dan perut setiap 2-4 jam,
sesuai dengan kebutuhan. Meningkatnya upaya
nafas, kebutuhan oksigen, dan insiden apneu atau
bradikardi, dapat disebabkan karena adanya lendir
berlebih. Untuk melunakkan konsistemsi lendir
dapat digunakan NaCl 0,9%. Selama penggunaan
CPAP kita harus selalu memantau apakah alat selaluberfungsi dengan baik, dan tidak terjadi perburukan
pada kondisi bayi yang mengharuskan kita
menghentikan penggunaan CPAP.
Baby Incubator adalah alat yang berfungsi
untuk merawat bayi premature atau mempunyai
berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara
memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan
kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalam
kandungan ibu.
Pada umumnya system penghangat atau cara
kerja Baby Incubator terbagi 2, yaitu memakai heater
dengan lampu pijar dan heater dengan element, dan
yang kami jelaskan di atas merupakan Baby
Incubator yang menggunakan cara kerja dengan
heater element.
-
8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra
14/14
TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA
Leelawong M, Holland A. Neonatal nasal cpap device
redesign. Journal [serial on the Internet].
Quinsland Maternity Neonatal a Clinical Guideline
program. Management of neonatal respiratory distress
incorporating the administration of continuous positive
airway pressure. Queensland: State of Queensland (
Queensland health ); 2009. p. 1-19.
Continous possitive airway pressure (cpap) nursing
guideline. Journal [serial on the Internet]. 2012 : 1.0
Roberts C, Parker T, Algert C, Bowen J, Nassar N. Trends
in use of neonatal cpap: A population-based study. BMC
pediatrics. 2011;11(89):1-7.
Roehr C, Schmalish A, Proquitte R, Wauer R. Use of
continous positive airway pressure (CPAP) in neonatal
units, a survey of current preferences and practice in
germany. Eur J Med Res. 2007 26 April;12:139-44.
Bomont R, Cheema I. Use of nasal continuos positive
airway pressure during neonatal transfers. Arch Dis Child
Fetal Neonatal 2006;91:85-9.
Americans Academy of , American Heart Assosiation. The
use of cpap in a grunting newborn. In: Mc Gowan J, editor.
NRP instructor update: AAP, AHA; 2012.
http://ek4sangkar.blogspot.co.id/2011/10/baby-
incubator.html (diakses pada tanggal 18 Januari 2016
pukul 16.12 WIB)
http://makalahartikelkodeetikduniakesehatan.blogspot.
com/2010/03/definisi-serta-fungsi-vacum.html(diakses
pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 16.12 WIB)
http://amedevice.blogspot.com/2010/06/incubator-
perawatan.html(diakses pada tanggal 18 Januari 2016
pukul 16.12 WIB)
http://www.ebme.co.uk/articles/clinical-engineering/9-
baby-incubation(diakses pada tanggal 26 Januari 2016
pukul 23.50 WIB)