jurnal c-pap dan baby incubator ario w. putra

Upload: arioputra95

Post on 07-Jul-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    1/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) dan Baby Incubator

    Disusun Oleh Ario Wahyubudi P. 081311733045

    Prodi S1- Teknobiomedik, Fakultas Sains & Teknologi

    Universitas Airlangga – Surabaya

     Abstrak

    Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP) merupakan perawatan yang menggunakan tekanan udara ringan

    untuk menjaga saluran udara tetap terbuka. Inkubator bayi merupakan sebuah tempat tertutup yang suhu

    lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu untuk menghangatkan bayi yang juga membutuhkan

    kelembaban yang stabil sehingga kondisi di dalamnya tetap terjaga sesuai dengan yang diinginkan. Kelahiran

    premature memiliki peningkatan resiko komplikasi. Resiko akan meningkat pada saat bayi lahir lebih awal.

    Banyaknya komplikasi pada kelahiran premature dapat ditanggapi kepada bagian Neonatal Intensive Care Unit

    (NICU).

    Kata Kunci : CPAP, Inkubator, NICU

    I. PENDAHULUAN

    Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kini

    telah menjadi sesuatu yang sangat erat dan tak

    terpisahkan dari kehidupan manusia pada abad ini.

    Dengan teknologi, manusia dapat dengan mudah

    melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.

    Hampir di segala bidang, teknologi telah menempati

    peranan penting bagi manusia tak terkecuali pada

    bidang kesehatan. Sebagai bukti bahwa teknologi

    berperan dalam bidang medis adalah dengan

    adanya fasilitas dan peralatan medis yang akan

    membantu meningkatkan kualitas pelayanan di

    bidang kesehatan baik bersifat diagnostik,

    terapeutik, ataupun terapi.

    Seiring berjalannya waktu, kebutuhan dokter dan

    paramedis akan suatu alat semakin meningkat.

    Salah satunya adalah penanganan pada bayi yang

    lahir premature dengan menggunakan CPAP

    (Continuous Positive Airway Pressure) dan Baby

    Incubator. CPAP merupakan suatu alat yang

    sederhana untuk mempertahankan tekanan positif

    pada saluran napas neonatus selama pernafasan

    spontan dan efektif untuk tatalaksana respiratorydistress pada neenatus. Sedangkan Baby Inkubator

    merupakan sebuah tempat tertutup yang suhu

    lingkungannya dapat diatur pada suhu tertentu

    untuk menghangatkan bayi yang juga

    membutuhkan kelembaban yang stabil sehingga

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    2/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    kondisi di dalamnya tetap terjaga sesuai dengan

    yang diinginkan.

    II. PEMBAHASAN

    A.1. Pengenalan secara umum C-PAP

    Continuous Positive Airway Pressure (C-PAP)

    merupakan suatu alat untuk mempertahankan

    tekanan positif pada saluran napas neonatus selama

    pernafasan spontan. CPAP merupakan suatu alat

    yang sederhana dan efektif untuk tatalaksana

    respiratory distress pada neenatus dan CPAP secara

    khusus digunakan oleh pasien yang mengalami

    masalah pada saluran pernafasan seperti gangguan

    tidur. Penggunaan CPAP yang benar terbukti dapat

    menurunkan kesulitan bernafas, mengurangi

    ketergantungan terhadap oksigen, membantu

    memperbaiki dan mempertahankan kapasitas

    residual paru, mencegah obstruksi saluran nafasbagian atas, dan mecegah kollaps paru, mengurangi

    apneu, bradikardia, dan episode sianotik, serta

    mengurangi kebutuhan untuk dirawat di Ruangan

    intensif. Beberapa efek fisiologis dari CPAP antara

    lain :

    1. Mencegah kolapsnya alveoli paru dan atelektasis

    2. Mendapatkan volume yang lebih baik dengan

    meningkatkan kapasitas residu fungsional

    3. Memberikan kesesuaian perfusi, ventilasi yang

    lebih baik dengan menurunkan pirau intra

    pulmonar

    4. Mempertahankan surfaktan

    5. Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkandiameternya

    6. Mempertahankan diafragma.

    INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI

    Ada beberapa kriteria terjadinya respiratory

    distress pada neonatus yang merupakan indikasi

    penggunaan CPAP. Kriteria tersebut meliputi :

    1. Frekuansi nafas > 60 kali permenit

    2. Merintih ( Grunting) dalam derajat sedang sampai

    parah

    3. Retraksi nafas

    4. Saturasi oksigen < 93% (preduktal).

    5. Kebutuhan oksigen > 60%

    6. Sering mengalami apneu Semua bayi cukup bulan

    atau kurang bulan, yang menunjukkan salah satu

    kriteria tersebut diatas, harus dipertimbangkan

    untuk menggunakan CPAP.

    Bayi yang lahir sebelum minggu ke 37 dari

    gestasi dipastikan premature dan kadang-kadang

    dikatakan dalam kondisi  preemie. Ibu yang

    melahirkan bayi premature sering merasa ketkutan

    dan ragu-ragu. Kelahiran premature memiliki

    peningkatan resiko komplikasi. Resiko akan

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    3/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    meningkat pada saat bayi lahir lebih awal.

    Banyaknya komplikasi pada kelahiran premature

    dapat ditanggapi kepada bagian Neonatal Intensive

    Care Unit (NICU). Keistimewaan CPAP adalah dapat

    digunakan pada pasien-pasien yang tidak

    terintubasi. Beberapa gangguan nafas atau

    respiratory distress yang dapat diatasi dengan

    mempergunakan CPAP antara lain :

    1. Bayi kurang bulan dengan Respiratory Distress

    Syndrom

    2. Bayi dengan Transient Takipneu of the Newborn

    (TTN)

    3. Bayi dengan sindroma aspirasi mekoneum

    4. Bayi yang sering mengalami apneu dan

    bradikardia karena kelahiran kurang bulan

    5. Bayi yang sedang dalam proses dilepaskan dari

    ventilator mekanis

    6. Bayi dengan penyakit jalan nafas seperti trakeo

    malasia, dan bronkitis

    7. Bayi pasca operasi abdomen Adapun beberapa

    kondisi respiratory distress pada neonatus, tetapi

    merupakan kontraindikasi pemasangan CPAPantara lain :

    1. Bayi dengan gagal nafas, dan memenuhi kriteria

    untuk mendapatkan support ventilator

    2. Respirasi yang irreguler

    3. Adanya anomali kongenital

    4. Hernia diafragmatika

    5. Atresia choana

    6. Fistula tracheo-oeshophageal

    7. Gastroschisis

    8. Pneumothorax tanpa chest drain

    9. Trauma pada nasal, yang kemungkinan dapat

    memburuk dengan pemasangan nasal prong

    10. Instabilitas cardiovaskuler, yang akan lebih baik

    apabila memdapatkan support ventilator

    11. Bayi yang lahir besar, yang biasanya tidak dapat

    mentoleransi penggunaan CPAP, sehingga

    menimbulkan kelelahan bernafas, dan

    meningkatkan kebutuhan oksigen CPAP ini

    digunakan pada bayi prematur yang mengalami

    permasalahan pernafasan untul membantu

    memperoleh udara masuk ke organ paru-paru.

    KOMPLIKASI PEMASANGAN CPAP

    Pemasangan nasal CPAP pada beberapa kasus

    dapat mengakibatkan komplikasi. Komplikasi

    pemasangan CPAP antara lain :

    1. Cedera pada hidung, misalnya erosi pada

    septal nasi, dan nasal snubbing.

    Penggunaan nasal prong atau masker CPAP

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    4/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    dapat mengakibatkan erosi pasa septal nasi,

    sedangkan penggunaan CPAP dalam jangka waktu

    yang lama dapat mengakibatkan snubbing hidung

    2. Pneumothorak. Kejadian Pneumothorak dapat

    terjadi karena proses penyakit dari Respiratory

    Distress Syndrom ( karena alveolar yang over

    distensi) , dan angka kejadian tersebut meningkat

    dengan penggunaan CPAP.

    3. Impedasi aliran darah paru. Terjadi karena

    peningkatan resistensi vaskularisasi paru, dan

    penurunan cardiac output, yang disebabkan oleh

    peningkatan tekanan inthorakal karena penggunaan

    CPAP yang tidak sesuai.

    4. Distensi abdomen. Pada kebanyakan neonatus

    tekanan spingkter oeshiphagus bagian bawah cukup

    baik untuk dapat menahan distensi abdomen karena

    tekanan CPAP. Tetapi distensi abdomen dapatterjadi sebagai komplikasi dari pemaangan CPAP.

    Resiko terjadinya distensi abdomen dapat

    berkurang dengan pemasangan orogastric tube

    (OGT)

    5. Nasal prong atau masker pada CPAP dapat

    menyebabkan ketidaknyamanan bayi, yang dapat

    menyebabkan agitasi dan kesulitan tidur pada bayi.

    Konsultan dokter anak merawat bayi yang

    menerima bantuan CPAP harus berpengalaman

    dalam pengelolaan bayi untuk menerima CPAP.

    Ketika bayi kita dinyatakan premature dan harus

    dirawat secara khusus di Neonatal Intensive Care

    Unit (NICU), kita sebagai orang tua baru mungkin

    masih bingung dengan istilah NICU. Bagaimana

    metode perawatannya dan apa yang harus

    dilakukan sebagai orang tua? Banyak sekali istilah-

    istilah asing yang muncul ketika anak kita

    mendapatkan perawatan. Ditengah kebingungan,

    kita juga sering kaget melihat banyaknya alat medis

    yang mengelilingi si kecil. Super Premature

    mengajak para orang tua berkenalan dengan alat-

    alat utama yang ada di NICU untuk menyupportperkembangan hidup si kecil. Pada umumnya, bayi

    yang baru lahir akan dirawat sesuai dengan level

    perawatannya. Yaitu level 1,2, dan 3.

    Level 1 adalah bayi yang terlahir sehat sehingga

    bisa mendapatkan perawatan gabung dengan

    Ibunya untuk menunjang ASI eksklusif.

    Yang termasuk level 2 adalah :

    perawatan bayi bermasalah yang memerlukan

    perawatan khusus yang terbagi menjadi

    dalam ruangan infeksi dan non infeksi. Bayi yang

    termasuk dalam level ini adalah

    - bayi dengan hiperbilirubinemia yang memerlukan

    terapi sinar maupun transfusi tukar, bayi

    berat badan lahir rendah (BB 1500-kurang dari 2500

    gram) atau sangat rendah (BB kurang

    dari 1500 gram)

    - bayi kurang bulan (umur kehamilan di bawah 34-

    36 minggu) yang memerlukan perawatan

    dalam incubator

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    5/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    - bayi yang tidak dapat atau tidak boleh diberikan

    minum peroral, sehingga harus

    diberikan infus intravena,

    - bayi yang membutuhkan terapi oksigen, tetapi

    belum memerlukan alat bantu nafas mekanis,

    misalnya bayi dengan distres/gangguan nafas,

    riwayat lahir tidak langsung menangis

    - bayi dengan gejala hipoglikemia (kadar gula darah

    rendah) atau ibu dengan riwayat

    diabetes mellitus

    - bayi dengan riwayat tindakan persalinan yang

    menyebabkan trauma bayi lahir, misalnya

    dengan forcep atau vacum ekstraksi

    - bayi sakit tersangka infeksi sedang-berat yang

    memerlukan pemberian antibiotika secara

    intravena dan nutrisi intravena.

    Sedangkan NICU termasuk dalam level 3, yaitu

    perawatan bayi sakit kritis atau belum stabil

    yang memerlukan support alat bantu nafas mekanik

    (Bubble Nasal CPAP atau Ventilator

    mekanik), tindakan operatif maupun pemberian

    obat-obatan atau tindakan intervensi khusus. Yang

    harus dirawat di level 3 adalah :

    - bayi dengan sindroma gawat nafas derajat 3 dan 4

    yang memerlukan support alat bantu

    nafas mekanik (Bubble Nasal CPAP atau Ventilator

    mekanik), Aspirasi air ketuban

    (Meconeum Aspiration Syndrome) atau janin

    menghirup mekonium yang tercampur dengan

    cairan ketuban,

    - bayi berat badan lahir amat / sangat rendah

    (kurang dari 1200 gram), atau bayi dengan

    umur kehamilan kurang dari 34 minggu yang belum

    mendapatkan obat kematangan paru.

    - bayi dengan kelainan kongenital yang

    membutuhkan tindakan operatif, misalnya

    bayi dengan obstruksi saluran pencernaan, hernia

    diafragmatika, omfalokel, penyakit

     jantung bawaan, perforasi usus, atresia anii, dll.;

    - perawatan bayi pasca operasi besar yang

    membutuhkan support ventilator mekanik. Bayi

    yang membutuhkan intervensi invasif, misalnya

    pemberian surfaktan, transfusi tukar,

    pemasangan akses umbilikal, pemasangan akses

    vena dalam dan akses arteri, ventilator

    mekanik. Konsep perawatan NICU didesain dengan

    mengacu pada standar internasional didukung

    dengan fasilitas dan alat-alat yang lengkap, seperti

    ventilator mekanik, nasal bubble CPAP, neopuff,

    blue light therapy, portable rontgenography,

    echocardiography dll. Standar internasional untuk

    NICU antara lain :

    1. Ancillary Needs

    2. Administrative Space

    3. Ambient Lighting in infant Care Areas (V)

    4. Procedure Lighting in Infant Care Areas (V)

    5. Illumination of Support Areas

    6. Daylighting

    7. Floor Surfaces (V)

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    6/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    8. Wall Surface

    9. Countertops, Casework, and Cabinetry

    10. Ceiling Finishes

    11. Ambient Temperature and Ventilatio

    12. Noise Abatement

    13. Safety/Infant Security

    PERLENGKAPAN CPAP

    Sistem CPAP sendiri terdiri dari 3 komponen yaitu:

    1. Sebuah sirkuit yang mengalirkan gas terus

    menerus, untuk diisap. Sunber oksigen dan

    udara bertekanan yang menghasilkan gas

    untuk dihirup. Pencampur oksigen yang

    memungkinkan gas dapat diberikan sesuai

    FiO2 yang sesuai. Sebuah flow meter yang

    mengkontrol kecepatan aliran terus

    menerus dari gas yang dihirup ( biasanya

    dipertahankan pada kecepatan 5-7 liter ).

    Sebuah humidifier yang melembabkan dan

    menghangatkan gas yang dihirup.

    2. Sebuah alat untuk menghubungkan sirkuit

    ke saluran nafas neonatus. Dalam prosedur

    ini , nasal prong merupakan metode yang

    paling banyak digunakan.

    3. Sebuah alat untuk menghasilkan tekanan

    positif pada alat sirkuit. Tekanan positif

    dalam sirkuit dapat dicapai denganmemasukkan pipa ekspirasi bagian distal

    dalam larutan asam asetat 0,25% sampai

    kedalaman yang diharapkan ( 5cm) atau

    katup CPAP

    Gambar 2. Bagian-bagian CPAP

    Suatu sistem CPAP yang baik mempunyai

    karakteristik sebagai berikut :

    1. Pipanya fleksibel dan ringan sehingga

    pasien bisa mengubah posisi dengan mudah

    2. Mudah dilepas dan ditempel

    3. Resistensinya rendah, sehingga pasien bisa

    bernafas dengan spontan

    4. Relatif tidak invasive

    5. Sederhana dan mudah dipahami, oleh

    semua pemakai

    6. Aman dan efektif dari segi biaya.

    Seperti penggunaan alat kesehatan lainnya

    penggunaan CPAP juga harus memperhatikan

    standard kebersihan dan keamanan. Menjaga

    kebersiha jalan nafas bayi merupakan kunci

    keberhasilan tatalaksana paru yang baik. Mencuci

    tangan yang benar sebelum menyantuh prong atau

    pipa CPAP, adalah suatu keharusan. Ujung selalng

    yang lain yang tidak digunakan juga harus bersih.,

    dan harus dijauhkan dari lantai atau tempat yang

    tidak bersih lainnya.

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    7/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    Cara pemasangan CPAP adalah sebagai berikut :

    1. Tempelkan selang oksigen dan udara ke

    pencampur dan flow meter, lalu hubungkan

    ke alat pengatur kelembapan. Pasang floemeter antara 5-10 liter

    2. Tempelkan satu selang ringan , lemas dan

    berkerut ke alat pengatur kelembapan.

    Hubungkan probe kelembapan, dan suhu

    ke selang kerut yang masuk ke bayi.

    Pastikan probe suhu tetap diluar inkubator

    atau tidak di dekat sumber panas dari

    penghangat.

    3. Siapkan satu botol air steril di dekat alat

    pengatur kelembapan

    4. Jaga kebersihan ujung selang

    Untuk menghubungkan sistem ini ke bayi,

    langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

    1. Posisikan bayi dan naikkan kepala tempat

    tidur 30 0

    2. Hisap lendir dari mulut, hidung, dan

    faring. Pastikan bayi tidak mengalami

    atresia choana

    3. Letakkan gulungan kain dibawah bahubayi, sehingga leher bayi dalam posisi

    ekstensi untuk menjaga jalan nafas tetap

    terbuka.

    4. Lembabkan prong dengan air steril atau

    Nacl 0,9% sebelum memasukkannya

    kedalam hidung bayi. Masukkan dengan

    posisi lengkungan kebawah. Sesuaikan

    sudut prong dan kemudian sesuaikan

    selang kerut dengan posisi yang sesuai.

    5. Masukkan pipa Orogastrik (OGT) dan

    lakukan aspirasi isi perut, kita boleh

    membiarkan pipa lambung tetap

    ditempatnya untuk mencegah distensi

    lambung

    6. Pergunakan topi untuk menjaga kehangatan

    bayi

    7. Setelah bayi nyaman dan stabil dengan

    CPAP, barulah kita melakukan fiksasi agar

    nasal prong tidak bergeser dari tempatnya.

    Gambar 3. Contoh Penggunaan Bubble CPAP

    Selama penggunaan CPAP hendaknya kita

    mengevaluasi tanda vital bayi , sistem

    kardiovaskuler ( perfusi sentral, perifer, tekanan

    darah), respon neurologis ( tonus otot, kesadaran

    dan respon terhadap stimulasi), gastrointestinal (

    distensi abdomen, visible loops dan bising usus).

    Hisap lendir harus selalu dilakukan dari rongga

    hidung, mulut, faring dan perut setiap 2-4 jam,

    sesuai dengan kebutuhan. Meningkatnya upaya

    nafas, kebutuhan oksigen, dan insiden apneu atau

    bradikardi, dapat disebabkan karena adanya lendir

    berlebih. Untuk melunakkan konsistemsi lendir

    dapat digunakan NaCl 0,9%.

    Selama penggunaan CPAP kita harus selalu

    memantau apakah alat selalu berfungsi dengan baik,

    dan tidak terjadi perburukan pada kondisi bayi yang

    mengharuskan kita menghentikan penggunaan

    CPAP. Berikut adalah kondisi-kondisi yang

    mengindikasikan kegagalan penggunaan CPAP dan

    memerlukan ventilasi mekanis :

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    8/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    1. FiO2 > 60 %

    2. PaCO2 > 60mmHG

    3. Asidosis metabolik menetap dengan defisit

    basa > -8

    4. Terlihat retraksi yang semakin lama

    semakin meningkat dan menunjukkan

    kelelahan pada bayi

    5. Sering mengalami apneu dan bradikardia

    6. Pernafasan yang irreguler

    Apabila terjadi kondisi tersebut, maka kita harus

    mempertimbangkan untuk melakukan intubasi dan

    support ventilasi mekanik.

    A.4 Resiko yang dapat terjadi pada penggunaan C-

    PAP

    • Mask Leaks

    Beberapa faktor dapat menyebabkan kebocoran pada

    masker. Jika masker C-PAP mengalami kebocoran udara,

    maka suplai udara yang dibutuhkan tidak cukup.

    Kebocoran pada masker dapat menyebabkan kulit

    disekitar area muka dan mata mengalami iritasi.

    Kebocoran yang sangat kecil tidak dapat menghentikan

    mesin untuk memproduksi suplai udara yang tepat

     jumlahnya. Akan tetapi, kebocoran yang sangat kecil

    dapat menyebabkan suara bising yang menggangu.

    • Air Pressure Problems

    Tekanan udara dari C-PAP membuat penderita

    mengalami kesulitan bernafas atau dapat tersedak atau

    tercekik. Beberapa orang menahan aliran udara, yang

    dapat menyebabkan bersendawa. Jika terdapat

    masalah pada aliran udara dari C-PAP, dapat

    digunakan “ramp” pada CPAP yang dapat secara

    perlahan "ramp up" dari tekanan udara yang rendah

    menuju ke tekanan udara yang dibutuhkan untuk menjaga

     jalan nafas tetap terbuka

    • Mask Removal

    Untuk memperoleh keseluruhan manfaat dari C-PAP,

    maka harus tetap digunakan selama saat tidur. Beberapa

    penderita melepaskan masker C-PAP ketika saat tidur.

    Jika terjadi hal tersebut maka dapat dilakukan tindakan

    dengan cara :

    Masker yang sesuai dengan kontur wajah

    penderita.

    Menggunakan mesin CPAP yang memiliki

    pelembab yang memungkinkan pengobatan

    lebih nyaman dan menghentikan pelepasan

    masker

    Menggunakan tali pada dagu utnuk

    menahan masker tetap pada tempatnya

    Beberapa mesin C-PAP dilengkapi dengan alarm

    yang dapat menyebabkan kebisingan jika maskerdilepaskan.

    • Noise

    Kebanyakan mesin C-PAP yang baru cukup ramah

    terhadap kebisingan (tenang). Kebisingan yang

    ditimbulkan sangat lebut dan berirama. Jika suara

    bising yang ditimbulkan mengganggu, filter udara

    yang menyebabkan mesin tidak bekerja sedemikian

    maka harus diperiksa secara berkala agar bekerja

    sebagaimana semestinya.

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    9/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

     Jika mesin C-PAP berkerja sebagaimana

    semestinya, akan tetapi suara bising tetap

    mengganggu, dapat dibantu dengan penggunaan

    earplugs atau mesin white-noise sound

    B.1. Pengenalan secara umum Inkubator Bayi

    Sebelum penemuan inkubator, perawatan bayi,

    termasuk bayi prematur, adalah tanggung jawab

    ibu, dan dokter tidak mungkin untuk mengambil

    banyak tanggung jawab untuk mengurus setiap

    bayi. Kebanyakan bayi terlahir di rumah, yang

    menciptakan situasi di mana dokter tidak selalu ada

    untuk merawat bayi. Secara umum, dokter "tidak

    dalam posisi untuk memperluas tanggung jawab

    langsung mereka untuk bayi yang baru lahir".

    Karena dengan situasi ini, tingkat kematian dari bayi

    yang lahir prematur yang sangat tinggi, sebanyak 85

    persen.

    Baby incubator adalah tempat penyimpanan bayi

    yang baru lahir, Suhu didalam bayi incubator

    disesuaikan dengan suhu tubuh ibunya yaitu sekitar

    36-37C, perlengkapan sebuah baby incubator pada

    umumnya terdiri dari sensor suhu, heater, dan

    sistem alarm (buzzer). Setting suhu dilakukan

    dengan menekan tombol pemilihan (keypad) dan

    ditampilkan pada LCD, sehingga sensor suhu

    digunakan IC LM35 yang mendeteksi suhu didalam

    incubator.

    Informasi mengenai efek samping inkubator yang

    dapat menyebabkan dampak buruk terhadap

    kesehatan bayi sempat mencuat pemberitaannya

    beberapa waktu lalu. Tak ayal hal ini membuat resah

    beberapa orangtua yang bayinya sedang dirawat di

    incubator. Selama ini, inkubator digunakan para

    dokter untuk menjaga kondisi bayi yang prematur

    dalam beberapa minggu. Fungsi utama alat ini

    adalah menjaga supaya udara hangat tetap

    menyelimuti tubuh bayi. Namun begitu,

    penggunaan mesin penggerak atau motor telah

    menimbulkan medan magnet di sekitar alat dan

    tempat bayi.

    Seperti yang kita ketahui, suhu tubuh yang

    normal adalah 36,5375°C pada pemeriksaan suhu

    aksila atau ketiak. Sedang kondisi suhu tubuh di

    bawah normal, yaitu di bawah 36,5°C. Nah,

    inkubator berfungsi untuk menjaga agar bayi tetap

    mendapatkan suhu yang stabil. Tapi, inkubator

    harus dipantau dengan ketat jangan sampai

    suhunya terlalu tinggi atau rendah.

    Bila suhu terlalu tinggi atau panas maka gejala

    yang akan tampak pada si bayi adalah kulit

    tubuhnya menjadi merah dan menjadi pucat karena

    kehilangan cairan. Akibatnya, bayi mengalami

    shock dan tekanan darahnya turun drastis. ”Kalau

    inkubatornya terlalu panas, padahal suhu tubuh

    bayi diharapkan 37,5 derajat Celcius, mungkin adayang korslet atau ada yang error di alatnya. Jika ini

    terjadi bisa saja kulit bayi melepuh.

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    10/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    B.3 Prinsip Kerja Baby Incubator

    Incubator perawatan adalah alat yang berfungsiuntuk merawat bayi premature atau mempunyai

    berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara

    memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan

    kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalam

    kandungan ibu. Adapun nama lain dari baby

    incubator, diantaranya :

    • Infant Incubator

    • Cuff

    • Pemanas Bayi

    Baby incubator mempunyai sirkulasi yang

    terkontrol atau mempunyai kelembaban relatif dan

    isolasi untuk melindungi bayi dari kontaminasi

    udara dari luar. Hal ini diperlukan bagi bayi

    premature, karena sangat rawan terhadap masalah

    pernapasan dan masalah masalah yangbersangkutan dengan kesehatan bayi tersebut. Suhu

    yang dibutuhkan dalam perawatan bayi antara

    32°C-37°C.

    B.2. Bagian-Bagian Pesawat Baby Incubator

    • Heater : Berfungsi untuk menghasilan

    suhu panas pada baby incubator

    • Blower : Berfungsi untuk

    mendistribusikan panas ke seluruh

    bagian alat.• Kontrol : Temperature dan kelembapan

    aliran udara

    • Display / indicator : sebagai tampilan

    • Alarm : Sebagai tanda apabila terjadi hal-hal yang

    tidak diinginkan.

    • Chamber : tempat bayi di inkubasi

    B.3. Blok Diagram Alat

    Keterangan :

    1. Power Supply

    Power supply atau catu daya adalah

    sebuah peralatan penyedia tegangan atau

    sumber daya untuk peralatan elektronika

    dengan prinsip mengubah tegangan listrik

    yang tersedia dari jaringan distribusi

    transmisi listrik ke level yang diinginkan

    sehingga berimplikasi pada pengubahan

    daya listrik. Dalam sistem pengubahan

    daya, terdapat empat jenis proses yang telah

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    11/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    dikenal yaitu sistem pengubahan daya AC

    ke DC, DC ke DC, DC ke AC, dan AC ke AC.

    Masing masing sistem pengubahan

    memiliki keunikan aplikasi tersendiri, tetapi

    ada dua yang implementasinya kemudian

    berkembang pesat dan luas yaitu sistem

    pengubahan AC ke DC (DC power supply)

    dan DC ke DC (DC-DC converter) .

    Gambar 2 . Rangkaian Power Supply

    2. Heater (Pemanas Elemen)

    Heater adalah sebuah objek yang

    memancarkan panas atau menyebabkan tubuh lain

    untuk mencapai suhu yang lebih tinggi. Dalam

    dunia medis alat ini digunakan dalam beberapa

    peralatan medis, diantaranya Auto Claf, Oven, Baby

    Inkubator dan peralatan lainnya. Mengingat fungsi

    dari heater adalah memancarkan panas, hal ini

    dimanfaatkan sebagai salah satu komponen utama

    pada incubator bayi, yang prinsip kerjanya

    dipadukan dengan pengontrol suhu sehingga nilai

    kegunaanya menjadi lebih efisien.

    3. Pengontrol Suhu

    Pengontrol suhu adalah komponen alat

    yang digunakan sebagai parameter terhadap suhu

    yang terjadi pada sebuah ruangan. Dalam incubator

    bayi pengontrol suhu digunakan sebagai komponen

    pengatur tehadap suhu yang terjadi pada ruang

    incubator, yang tentunya pengontrol suhu ini

    dihubungkan pada heater sehingga ketika suhu

    ruangan sudah mencapai tingkat batasan,

    pengontrol suhu akan bekerja dan heater otomatis

    akan mati.

    B.4. Cara Kerja Blok Diagram

    Tegangan dari PLN 220VAC digunakan untuk

    mensupplay tegangan kipas, dan input tegangan

    trafo stepdown yang kemudian oleh rangkaian

    power supply dirubah menjadi tegangan 12V, 6V,

    dan 5VDC yang digunaan untuk mensupplay

    tegangan blok rangkaian lainnya. Saat tegangan

    PLN masuk maka motor kipas dan heater akan aktif

    dimana kerja motor fan ini dideteksi oleh sensor Fan.

     Jika kipas tidak bekerja sebagaimana mestinya maka

    indicator kipas akan ON. Push Button digunakan

    untuk menentukan suhu yang akan dikehendaki

    (suhu setting) dan sebagai inputan bagi

    microcontroller. Microcontoler berfungsi untuk

    mengendalikan atau mengontrol semua rangkaian.

    Sedangkan sensor suhu berfungsi untuk menyensor

    suhu udara dalam ruangan dan besarnya tegangan

    output dari sensor akan disangga oleh rangkaian

    penguat. Kemudian tegangan dari penguat akan

    masuk ke blok ADC dimana blok ini berfungsi

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    12/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    untuk mengubah tegangan analog menjadi

    tegangan digital dan data dari ADC akan masuk ke

    microcontroller. Di mikrocontroler semua data

    diolah untuk mengatur kerja keseluruhan pesawat

    baby incubator. Duli sensor berfungsi untuk

    mensensor perubahan suhu yang extrim. Jika suhu

    tiba-tiba berubah lebih/berkurang 30C dari suhu

    setting, maka indicator alarm akan aktif.

    B.5 Resiko yang dapat terjadi pada penggunaan

    Baby Incubator

    Adanya error yang dapat terjadi pada Baby

    Incubator yang disebabkan oleh beberapa faktor,

    diantaranya :

    • Materials of construction

    • Engineering diagrams

    • Mode of operations

    • Power source

    • Heating and cooling mechanism

    • Air controlled versus baby controlled

    • Supplementary gas connectors

    • Functionality

    • Physical durability and robustness

    • Environmental conditions for proper

    operations

    • Performance

    • Temperature control

    • Accuracy

    • Rise Time

    • Variability

    • Undershoot/Overshoot

    • Air Flow

    • Velocity

    • Flow rates

    • Supplementary Gas control

    • Connectors

    • Mixing/Concentrations

    • Safety features

    • Weight capacity

    • Electrical

    • Restraints

    • Alarms

    • Fire protection

    • Sensors

    • Lockout

    Thermo-netralitas merupakan salah satu

    faktor lingkungan utama yang mempengaruhi

    kelahiran premature atau kelahiran bayi dengan

    berat badan rendah (neonatus) yang harus dirawatdalam incubator. Perbedaan suhu yang signifikan di

    dalam inkubator menyebabkan bayi (neonatus)

    kehilangan panas, hipotermia dan apnea, yang

    berhubungan erat dengan aliran udara dan

    kecepatan udara. (Pemodelan instrumentasi

    terhadap bayi secara anatomi yang benar telah

    dirancang menggunakan sistem laser scanner tiga

    dimensi dan mesin prototipe yang cepat.) Visualisasi

    aliran menunjukkan bahwa skala besar aliran udara

    berputar diproduksi di dalam ruangan, dan

    sejumlah kecil, pusaran statis ditemukan di daerah

    antara saluran masuk udara dan neonatus.

    Pengukuran panas pada kawat menunjukkan

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    13/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    bahwa kecepatan udara sepanjang lubang panjang

    tidak seragam. Komputasi dinamika fluida

    menunjukkan suhu yang relatif seragam dari sekitar

    34˚C pada aspek anterior neonatus dan suhu

    tertinggi 36,1˚ C di ketiak kanan dan selangkangan.

    Medan aliran dari visualisasi aliran udara,

    pengukuran panas pada kawat dan komputasi

    dinamika fluida yang sangat mirip, baik secara

    kualitatif maupun kuantitatif. Pusaran kecil yang

    diproduksi antara neonatus dan kasur dapat

    mengganggu transfer panas konvektif dan terjadinpenguapan dari bayi (neonatus). Oleh karena itu

    penting untuk menghilangkan pusaran sekitar

    neonatus dalam desain baby inkubator.

    KESIMPULAN

    CPAP merupakan suatu alat yang sederhana

    dan efektif untuk tatalaksana respiratory distress

    pada neenatus dan CPAP secara khusus digunakanoleh pasien yang mengalami masalah pada saluran

    pernafasan seperti gangguan tidur. Penggunaan

    CPAP yang benar terbukti dapat menurunkan

    kesulitan bernafas, mengurangi ketergantungan

    terhadap oksigen, membantu memperbaiki dan

    mempertahankan kapasitas residual paru,

    mencegah obstruksi saluran nafas bagian atas, dan

    mecegah kollaps paru, mengurangi apneu,

    bradikardia, dan episode sianotik, serta mengurangi

    kebutuhan untuk dirawat di Ruangan intensif.

    Selama penggunaan CPAP hendaknya kita

    mengevaluasi tanda vital bayi, sistem

    kardiovaskuler ( perfusi sentral, perifer, tekanan

    darah), respon neurologis ( tonus otot, kesadaran

    dan respon terhadap stimulasi), gastrointestinal (

    distensi abdomen, visible loops dan bising usus).

    Hisap lendir harus selalu dilakukan dari rongga

    hidung, mulut, faring dan perut setiap 2-4 jam,

    sesuai dengan kebutuhan. Meningkatnya upaya

    nafas, kebutuhan oksigen, dan insiden apneu atau

    bradikardi, dapat disebabkan karena adanya lendir

    berlebih. Untuk melunakkan konsistemsi lendir

    dapat digunakan NaCl 0,9%. Selama penggunaan

    CPAP kita harus selalu memantau apakah alat selaluberfungsi dengan baik, dan tidak terjadi perburukan

    pada kondisi bayi yang mengharuskan kita

    menghentikan penggunaan CPAP.

    Baby Incubator adalah alat yang berfungsi

    untuk merawat bayi premature atau mempunyai

    berat badan lahir rendah (BBLR), dengan cara

    memberikan suhu dan kelembapan yang stabil dan

    kebutuhan oxygen sesuai dengan kondisi dalam

    kandungan ibu.

    Pada umumnya system penghangat atau cara

    kerja Baby Incubator terbagi 2, yaitu memakai heater

    dengan lampu pijar dan heater dengan element, dan

    yang kami jelaskan di atas merupakan Baby

    Incubator yang menggunakan cara kerja dengan

    heater element.

  • 8/18/2019 Jurnal C-pap Dan Baby Incubator Ario w. Putra

    14/14

    TUGAS PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)diBALAI PENGAMAN FASILITAS KESEHATAN (BPFK) SURABAYA

    DAFTAR PUSTAKA

    Leelawong M, Holland A. Neonatal nasal cpap device

    redesign. Journal [serial on the Internet].

    Quinsland Maternity Neonatal a Clinical Guideline

    program. Management of neonatal respiratory distress

    incorporating the administration of continuous positive

    airway pressure. Queensland: State of Queensland (

    Queensland health ); 2009. p. 1-19.

    Continous possitive airway pressure (cpap) nursing

    guideline. Journal [serial on the Internet]. 2012 : 1.0

    Roberts C, Parker T, Algert C, Bowen J, Nassar N. Trends

    in use of neonatal cpap: A population-based study. BMC

    pediatrics. 2011;11(89):1-7.

    Roehr C, Schmalish A, Proquitte R, Wauer R. Use of

    continous positive airway pressure (CPAP) in neonatal

    units, a survey of current preferences and practice in

    germany. Eur J Med Res. 2007 26 April;12:139-44.

    Bomont R, Cheema I. Use of nasal continuos positive

    airway pressure during neonatal transfers. Arch Dis Child

    Fetal Neonatal 2006;91:85-9.

    Americans Academy of , American Heart Assosiation. The

    use of cpap in a grunting newborn. In: Mc Gowan J, editor.

    NRP instructor update: AAP, AHA; 2012.

    http://ek4sangkar.blogspot.co.id/2011/10/baby-

    incubator.html (diakses pada tanggal 18 Januari 2016

    pukul 16.12 WIB)

    http://makalahartikelkodeetikduniakesehatan.blogspot.

    com/2010/03/definisi-serta-fungsi-vacum.html(diakses

    pada tanggal 18 Januari 2016 pukul 16.12 WIB)

    http://amedevice.blogspot.com/2010/06/incubator-

    perawatan.html(diakses pada tanggal 18 Januari 2016

    pukul 16.12 WIB)

    http://www.ebme.co.uk/articles/clinical-engineering/9-

    baby-incubation(diakses pada tanggal 26 Januari 2016

    pukul 23.50 WIB)