jurnal analisis petrogafi batuan vulkanik

10
1 GEOLOGI DAN ANALISI PETROGRAFI BATUAN VULKANIK DI DAERAH JERUKLEGI DAN SEKITARNYA, KECAMATAN JERUKLEGI, KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA TENGAH GEOLOGY AND ANLYSIS PETROGRAPHIC VOLCANIC ROCK AT JERUKLEGI AND ITS SURROUNDINGS AREAS JERUKLEGI DISTRICT, CILACAP REGENCY, CENTRAL JAVA PROVINCE Gabriel Pereira, S.T., Arie Noor Rakhman S.T, M.T.,dan Dr.Sri Mulyaningsih S.T, M.T. Teknik Geologi IST AKPRIND, Jln. Kalisahak No. 28 Yogyakarta, Indonesia Email : [email protected], [email protected] Intisari Batuan vulkanik yang terdapat pada daerah lokasi penelitian tidak terlepas dari tatanan tektonik penunjaman lempeng samudra di bawah lempeng benua. Salah satu batuan vulkanik yang ada pada daerah penelitian tuf dan lava. Tuf merupakan salah satu produk dari gunung api dengan tipe letusan eksplosif dan lava merupakan magama yang mengalir mengikuti rekahan ke permukaan bumi dan mendingin dengan cepat karena kontaminasi langsung dengan udara sehingga membeku secara cepat. Salah satu cara untuk mengetahui struktur, tekstur dan komposisi dengan menganilisis di bawah mikroskop sehingga untuk bisa menentukan struktur, tekstur dan komposisi. Kata kunci : struktur, tekstur,komposisi. Abstract Volcanic rocks are found in the areas where research can not be separated from the order tectonic subduction ocean under the continental plate. One of the volcanic rocks that exist in the study area tuff and lava. Tuff is one of the products of the volcano with the type of explosive eruptions and lava is flowing magama follow fractures to the earth's surface and cools quickly due to direct contamination with air so rigid quickly. One way to determine the structure, texture and composition with menganilisis under a microscope so as to be able to determine the structure, texture and komposis. Keywords: structure, texture, composition. Pendahuluan Penelitian dilakukan dengan pemetaan terlebih dahulu untuk mengamati aspek stratigrafi, geomorfologi, struktur geologi, sejarah geologi. Adanya batuan vulkanik yang tersebar luas di daerah penelitian yang menunjukkan potensi minyak bumi, maka tulisan ini menyajikan bahasan permeabilitas batupasir formasi Kerek sebagai reservoir minyak bumi, dari hasil pengukuran permeabilitas yang dilakukan akan diperoleh seberapa baik batupasir formasi kerek sebagai reservoir. Daerah penelitian dibatasi oleh koordinat 07 o 32’30’’ LS – 07 o 37’30’’ LS dan 109 o 00’00” BT – 109 o 05’00” BT, terletak dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah (gambar 1).

Upload: delsia

Post on 13-Dec-2015

54 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

analisis batuan vulkanik, jurnal skripsi tipe I, gabriel pereira, ST

TRANSCRIPT

Page 1: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

1

GEOLOGI DAN ANALISI PETROGRAFI BATUAN VULKANIK DI DAERAH JERUKLEGI DAN SEKITARNYA, KECAMATAN JERUKLEGI,

KABUPATEN CILACAP, PROVINSI JAWA TENGAH

GEOLOGY AND ANLYSIS PETROGRAPHIC VOLCANIC ROCK AT JERUKLEGI AND ITS SURROUNDINGS AREAS JERUKLEGI DISTRICT,

CILACAP REGENCY, CENTRAL JAVA PROVINCE

Gabriel Pereira, S.T., Arie Noor Rakhman S.T, M.T.,dan Dr.Sri Mulyaningsih S.T, M.T. Teknik Geologi IST AKPRIND, Jln. Kalisahak No. 28 Yogyakarta, Indonesia

Email : [email protected], [email protected]

Intisari Batuan vulkanik yang terdapat pada daerah lokasi penelitian tidak terlepas dari

tatanan tektonik penunjaman lempeng samudra di bawah lempeng benua. Salah satu batuan vulkanik yang ada pada daerah penelitian tuf dan lava. Tuf merupakan salah satu produk dari gunung api dengan tipe letusan eksplosif dan lava merupakan magama yang mengalir mengikuti rekahan ke permukaan bumi dan mendingin dengan cepat karena kontaminasi langsung dengan udara sehingga membeku secara cepat. Salah satu cara untuk mengetahui struktur, tekstur dan komposisi dengan menganilisis di bawah mikroskop sehingga untuk bisa menentukan struktur, tekstur dan komposisi. Kata kunci : struktur, tekstur,komposisi.

Abstract

Volcanic rocks are found in the areas where research can not be separated from the order tectonic subduction ocean under the continental plate. One of the volcanic rocks that exist in the study area tuff and lava. Tuff is one of the products of the volcano with the type of explosive eruptions and lava is flowing magama follow fractures to the earth's surface and cools quickly due to direct contamination with air so rigid quickly. One way to determine the structure, texture and composition with menganilisis under a microscope so as to be able to determine the structure, texture and komposis. Keywords: structure, texture, composition.

Pendahuluan Penelitian dilakukan dengan

pemetaan terlebih dahulu untuk mengamati aspek stratigrafi, geomorfologi, struktur geologi, sejarah geologi. Adanya batuan vulkanik yang tersebar luas di daerah penelitian yang menunjukkan potensi minyak bumi, maka tulisan ini menyajikan bahasan permeabilitas batupasir formasi Kerek sebagai reservoir minyak bumi, dari hasil pengukuran permeabilitas yang

dilakukan akan diperoleh seberapa baik batupasir formasi kerek sebagai reservoir. Daerah penelitian dibatasi oleh koordinat 07o32’30’’ LS – 07o37’30’’ LS dan 109o 00’00” BT – 109 o 05’00” BT, terletak dalam wilayah pemerintahan Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah (gambar 1).

Page 2: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

2

Gambar .1 Peta indeks dan lokasi penelitian (penulis, 2015)

Geologi

1. Regional Secara regional daerah

penelitian masuk didalam Peta Geologi Regional Lembar Banyumas yang terletak pada beberapa lajur fisiografi yaitu Lajur Depresi jawa dan Randublatung (Bemmelen, 1949).

Dalam Geologi Lembar Banyumas, Jawa (Asikin dkk, 1992) daerah pada lembar Banyumas dapat dibedakan atas beberapa satuan morfologi, yaitu dataran rendah, dataran tinggi, perbukitan rendah dan perbukitan bergelombang.

Dalam Geologi Lembar Banyumas, Jawa (Asikin dkk, 1982) batuan tertua yang tersingkap pada daerah penelitian adalah Formasi halang (Tmph) yang berumur Miosen Tengah, yang terendapkan dalam lingkungan darat, tersebar luas di daerah penelitian Jeruklegi. Ciri litologi terdiri dari napal dan tuf. Formasi ini tidak selaras dengan satuan lava andesit dan lava basalt yang berumur Miosen Tengah-pliosen Awal, yang terendapkan dalam lingkungan darat. Formasi halang di daerah penelitan adalah produk dari gunung api dengan litilogi penyusun tuf halus ketebalan 225m, tuf sedang ketebalan 225m, lava basalt dengan ketebalan 475m dan lava andesit dengan ketebalan 175m.

2. Daerah penelitian

Geomorfologi daerah penelitian berdasarkan Zuidam (1983) terdiri atas 3 satuan geomorfologi, yaitu: satuan perbukitan struktural terdenudasi terdiri dari 2 subsatuan yaitu Subsatuan Geomorfik Blok Sesar (S1), Subsatuan Geomorfik Gawir Sesar (S2), Satuan Geomorfik Perbukitan Terkikis (D1), Satuan Geomorfik Fluvial terdiri dari 3 yaitu Subsatuan Tubuh Sungai (F2), Subsatuan Dataran Banjir (F7) dan Subsatuan Geomorfik Dataran Alluvial (F1). (gambar 2). Stadia sungai di daerah penelitian berumur muda- dewasa dengan stadia daerah sampai dewasa. Pola aliran daerah penelitian yaitu subdendritik, subparalel dan paralel.

Batuan daerah penelitian dibagi menjadi 5 satuan batuan tidak resmi (gambar 2) dari yang tua sampai yang muda berdasarkan umur fosil yang terdapat dalam batuan: satuan Lava Andesit (Miosen Tengah-Pliosen Awal), satuan Lava Basalt (Miosen Akhir-Pliosen Awal), satuan Tuf Sedang (Miosen Tengah-Pliosen Awal), satuan Tuf Halus (Miosen Tengah-Pliosen Awal), dan Endapan Aluvial (gambar 2 dan 3).

Page 3: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

3

Gambar 2. Peta geologi lokasi penelitian (penulis, 2015)

Struktur geologi daerah

penelitian melingkupi struktur sesar-sesar mendatar (sesar mendatar kiri arah tenggara-barat laut, timur laut-barat

daya dan utara selatan). dan lipatan (sinklin dan antiklin arah timur barat) yang dikontrol oleh gaya kompresi dengan arah selatan-utara.

Gambar 3. Hubungan stratigrafi lokasi penelitian dengan stratigrafi regional

Page 4: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

4

Dasar Teori

Kata gunung api atau vulkano berasal dari bahasa Italia yaitu kata “vulcano” yang berarti Dewa Api (penjaga pada tubuh gunung api). Dalam bahasa Belanda “vulkaan” yang berarti gunung api. Dalam bahasa Inggris: volkanologi berasal dari kata “volcanology”, yaitu volcano (gunung api) dan logos (ilmu). Jadi, di Indonesia dapat menyebutnya ilmu gunung api, vulkanologi atau volkanologi, namun penyebutan harus secara konsisten (Mulyaningsih, 2013).

Vulkanologi atau volkanologi adalah salah satau ilmu dalam ilmu-ilmu kebumian yang mempelajari seluk beluk gunung apian. Ruang lingkup vulkanologi ini meliputi proses geologi yang membentuk gunung api, mekanisme aktivitas gunung api, matrial yang dihasilkan oleh gunung api, dan implikasi (positif dan negatif) akibat keberadaan gunung api.

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma di dalam permukaan bumi atau pembekuan lava di permukaan bumi. Secara genesa, batuan beku dapat dibagi menjadi tiga yaitu batuan beku yang membeku di dalam permukaan bumi (plutonik), sebagai produk intrusi minor (hipabisal), dan yang membeku di permukaan bumi (vulkanik).

Salah satu yang menjadi pokok bahasan disini adalah batuan vulkanik. Berdasarkan proses pembekuannya batuan vulkanik dikelompokan menjadi dua bagian yaitu: batauan beku ekstrusi batuan piroklastik. Berkaitan dengan judul penelitian maka akan membahas mengenai beberapa konsep dasar batuan vulkanik. Batuan vulkanik adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil dari kegiatan gunungapi. Kegiatan gunungapi diartikan sebagai proses keluarnya magma dari dalam bumi ke permukaan. Batuan vulkanik dapat dikenal melalui dari tekstur, struktur dan komposisi mineral. Tekstur batuan vulkanik memberikan informasi mengenai proses pembekuan magma dan struktur batuan vulkanik mencirikan batuan tersebut intrusi atau ekstrusi,

sedangkan komposisi mineral pada batuan vulkanik berkaitan dengan warna

batuan dan asal magma batuan. Ciri fisik batuan gunung api

dengan keberadaan dari segala tatanan tektonik lingungan pengendapan dari berbagai lingkungan seperti pada lingkungan laut maupun lingkungan darat. Matrial gunung api yang di endapkan di lingkungan laut memiliki ciri fisik (struktur atau tekstur) dan komposisi mineral tertentu, begitu pula dengan material gunung api yang diendapkan di lingkungan darat. Komposisi dan jenis material gunung api dapat dilihat pada table

Tabel 1. Nama-nama hasil aktivitas gunung api secara deskriptif Fisher dan Schmincke,

(1984) dalam Mulyaningsih, (2013)

Fasies gunung api dapat dikenal dengan baik pada gunung api tipe komposit atau gunung api yang dibentuk oleh proses subduksi. Fasies gunung api dapat dikelompokan dengan didasarkan pada aktivitas dan mekanisme pengendapan material gunung api, tipe dan komposisi material gunung api, serta geomorfologinya. Menurut Bogie dan Mackenzie (1998) dalam Mulyaningsih, (2013) gunung api komposit dapat terbagi kedalam empat fasies, yaitu pusat gunung api, proksimal, medial dan distal (gambar 4). sesuai dengan batasan fasies gunung api, yakni sejumlah ciri litologi batuan gunungapi pada suatu lokasi tertentu.

Page 5: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

5

Gambar 4. Pembagian fasies gunung api kerucut berdasarkan material penyusunnya (Bogie dan Mackenzie, 1998 dalam Mulyaningsih 2013)

Model Fasies Gunung Api ini dapat dipakai ke dalam tipe gunung api komposit seperti gunung api muda (Selamat) yang terdapat di daerah penelitian. Berdasarkan stratigrafi, gunung api dibagi menjadi 4 Fasies yaitu: 1. Fasies pusat 2. Fasies proximal 3. Fasies medial 4. Fasies distal 1. Fasies pusat gunung api berada pada bagian pusat gunung api, adalah lokasi aktivitas gunung api berlangsung. Fasies pusat gunung api ini masih lengkap dengan tubuhnya dan memiliki geomorfologi kawah atau kaldera atau kuba lava gunung api. litologi penyusun adalah intrusi dangkal, batuan teraltrasi, aglomerat dan breksi koignibrit (endapan jatuhan balistik), leher gunung api (volcanic necks), sill, retas, dan kubah bawah permukaan (cryptodomes). Selain itu, karena daerah bukaan mulai dari conduit atau diatrema sampai dengan kawah merupakan lokasi terbentuknya fluida hidrotermal, maka hal itu mengakibatkan terbentuknya mineral ubahan atau bahkan mineralisasi. Apabila erosi di fasies ini sangat lanjut, batuan berumur tua yang mendasari gunung api juga dapat tersingkap. 2. Fasies proksimal berada tubuh/lereng bagian paling atas dari kerucut gunung api. morfologi pada fasies ini sangat miring, dengan kemiringan lereng mencapai 600. Pola aliran yang berkembang adalah paralel dengan tubuh sungai intermiten dan

lemnah-lembah yang begitu dalam. Struktur yang berkembang pada fasies ini dalah sesar-sesar turung dan litologi yang tersusun adalah lava. 3. Fasies medial berada pada tubuh/lereng bagian bawah hingga kaki gunung api. fosil gunung api, bagian ini kadang-kadang telah hilang atau tertutup oleh endapan/batuan yang lebih muda, dari gunung api bawah laut. Morfologi pada fasies ini dengan kemiringan lereng 80-300, dan pola aliran subparalel-subdentritik. Sedangkan struktur geologi yang pada fasies ini adalah sesar-sesar mendatar hingga oblik. Litologi penyusun adalah breksi lahar perselingan dengan endapan abu gunung api/tuf. 4. Fasies distal berada pada daerah kaki hingga daratan gunung api, dengan kemiringan lereng yang sangat landau, yaiti 00-80. Fosil gunung api sudah tidak ada lagi karen sudah ditutup oleh sedimen atau batuan yang numpang diatasnya. Pola pengaliran pada fasies ini adalah dentritik dengan sungai yang mengalir sepanjang masa. Litologi yang menyusun adalah umumnya berupa tuf.

Dalam metode analisis petrografi batuan vulkanik penulis menggunakan klasifikasi Travis (1955) dimana dalam klasifikasi tersebut untuk menentukan tekstur, struktur dan komposisi mineral yang terkandung dalam batuan tersebut, dan juga untuk menentukan jenis plagioklas. 1. Struktur batuan vulkanik a. Masif: padat dan ketat; tidak

menunjukkan adanya lubang-lubang keluarnya gas; dijumpai pada batuan lava andesit

Gambar 5. Struktur masif sayatan petrografi nikol sejajar LP 8 penulis (2015)

Page 6: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

6

b. Skoria: dijumpai lubang-lubang keluarnya gas dengan susunan yang tidak teratur; dijumpai pada bagian luar batuan ekstrusi dan intrusi dangkal, terutama batuan vulkanik: andesit dan basalt

Gambar 6. Struktur berongga sayatan petrografi nikol sejajar LP 41 penulis (2015)

2. Tekstur batuan vulkanik a. Tekstur porfiritik yaitu tekstur

batuan beku yang ditunjukkan oleh susunan fenokris-fenokris yang tidak sejenis seperti plagioklas; piroksen yang tertanam dalam massa dasar gelas.

Gambar 7. Tekstur porfiritik sayatan petrografi nikol sejajar LP 41 penulis (2015)

b. Tekstur trakitik dicirikan oleh

susunan tekstur batuan beku dengan kenampakan adanya orientasi mineral arah orientasi adalah arah aliran. Berkembang pada batuan ekstrusi / lava, intrusi dangkal seperti dike dan sill

c. Tekstur intersertal yaitu tekstur batuan beku yang ditunjukkan oleh susunan intersertal antar kristal plagioklas; mikrolit plagiklas

yang berada di antara / dalam massa dasar gelas interstitial.

d. Tekstur ofitik yaitu tekstur batuan beku yang dibentuk oleh mineral plagioklas yang tersusun secara acak dikelilingi oleh mineral piroksen atau olivine. Jika plagioklasnya lebih besar dan dililingi oleh mineral ferromagnesian, maka membentuk tekstur subofitic Metode analisis sudut

pemadaman plagioklas yang mengikuti “Hukum Albit” memiliki bidang kembaran sejajar dengan bidang (010). Untuk mengukur sudut pemedaman, carilah kristal plagioklas yang terpotong tegak lurus bidang (010) atau sejajar sumbu B, yang dicirikan oleh:

1. Garis-garis perpotongan antara bidang komposisi dengan bidang sayatan (garis-garais kembaran) nampak jelas dan tajam.

2. Bila garis kembaran diletakan sejajar dengan benang silang sama dan mergak maka semua lembar kembaran memberikan warna interferensi yang sama dan merata.

Cara mencari sudut pemadaman:

1. Posisi garis kembaran mineral sejajar dengan benang silang vertical, dalam kondisi warna interferensi sama dan merata catat skala noniusnya (X0).

2. Putar meja objek searah jarum jam, sampai mineral dalam keadaan gelap maksimum, catat skala noniusnya (X1). (X0-X1 = P).

3. Lakukan hal yang sama dengan memutar meja objek berlawanan dengan arah jarum jam, sampai memdapat gelap maksimum (X2). (X0-X2 = Q).

(𝑋𝑜 − 𝑋1) + (𝑋𝑜 − 𝑋2)

2= 𝑆

Page 7: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

7

4. Masukan harga sudut pemedaman (S) kedalam kurva Michel Levy sebagai ordinatnya. Kemudian Tarik garis horizontal hingga memotong kurva yang ada (Gambar 8).

Gambar 8. Kurva analisis plagioklas sayatan ptrografi menurut Michel Levy (1983)

Hasil dan Pembahasan

Analisis petrografi merupakan pendiskipsian mineral dengan mengunakan sayatan tipis (thin section) dengan standar pembuatan sayatan tipis

yang baku/internasional dan menggunakan alat bantu mikroskop polarisasi. Analisis petrografi ini dilakukan untuk mengetahui mineral yang menyusun batuan tersebut beserta teksturnya secara akurat, dalam mengelompokkan dan penamaan suatu batuan ke dalam kelompok tertentu. Kemudian dibuat tabel dan untuk visualisasi dibuat foto mikroskopik sayatan tipis batuan (lampiran petrografi). Selanjutnya data tersebut di atas diinterpretasi untuk menentukan kelompok/jenis batuan atau klasifikasi batuannya. Hasil analisis petrografi kemudian digabungkan dalam bentuk tabel beserta nama batuan, komposisi mineral, dan urutan satuan batuan Tabel 17 berikut ini merupakan hasil analisis petrografi batuan vulkanik.

Tabel 2. Hasil sayatan petrografi daerah penelitian

Lp Plagio

klas

Pirok

sen

Horn

blend

Kuars

a

Olivin Gelas Opak Kristal Nama

batuan

2 28% 28% 34% 10% 56% Crystal tuff

108 3% 89% 8% Virtic tuff

40 14% 4% 78% 4% Virtic tuff

46 2% 89% 9% Virtic tuff

94 4% 89% 7% Virtic tuff

105 3% 89% 8% Virtic tuff

8 50% 17% 7% 20% 6% Basalt

9 40% 18% 12% 26% 4% Andesit

21 56% 20% 20% 4% Basalt

24 50% 20% 19% 11% Basalt

110 57% 20% 19% 4% Basalt

14 32% 12% 8% 28% 4% Basalt

15 46% 20% 10% 20% 4% Basalt

37 41% 17% 35% 7% Andesit

41 46% 18% 8% 22% 6% Andesit

Analisis struktur batuan Dari analisis struktur batuan

vulkanik di daerah Jeruklegi Dusun

Buluruempang, pada satuan lava basalt LP 15 pada umumnya berstruktur masif. Hal ini menunjukkan tidak ada aliran dalam masa dasar batuan dan magma

Page 8: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

8

yang memiliki kandungan gas yang rendah.

Analisis tekstur batuan

Dari hasil analisis batuan vulkanik di daerah Jeruklegi Dusun Bulurempang satuan lava basalt bertekstur porfiritik, derajat kristalisasi hipokristalin, bentuk kristal subhedral-anhedral dan hubungan antar kristal inequigranular. Hal ini menunjukkan bahawa proses kristalisasi magma yang berjalan dengan lambat sehingga fenokris yang terdapat dalam tekstur porfiritik lebih besar dari pada masa dasar seperti gelas.

Analisis komposisi batuan

Komposisi batuan vulkanik di daerah penelitian Dusun Bulurempang dengan komposisi mineral plagioklas bytownite Ca, ortho piroksen (Mg, Fe)2

Si2 06 dan gelas vulkanik Si adalah magma yang sifatnya basa karena mineral-mineral yang di jumpai dalam batuan vulkanik lava basalt yang kaya akan Ca karena proses kristalisasi magma berada di zona kovergen. Batuan vulkanik yang terdapat pada daerah penelitian umumnya magma yang berkomposisi basa. Seperti yang diketahui, bahwa pulau Jawa terletak pada zona konvergen. Yang menghasilkan busur vulkanik atau vulkanik arc di pulau jawa. Akibat dari aktivitas tektonik tersebut, menghasilkan magma yang sifatnya Ca-Alkalin (intermediet basa). Hal ini mengakibatkan banyaknya terbentuk mineral-mineral Ca-Alkalin seperti piroksen dan Ca plagioklas.

Sedangkan pada batuan piroklastik pada umumnya berkomposisi gelas dan Kristal, hal ini menunjukkan bahwa akibat dari erupsi freatik, tubuh lava yang menyusun tubuh gunung api yang kaya akan komposisi gelas hancur yang bercampur denga abu gunung api sehingga menghasilkan tuf yang kaya akan gelas dan Kristal.

Gambar 9. Syatan petrografi di daerah Bulurempang LP 15 (Foto penulis, 2015)

Analisis struktur batuan Dari analisis struktur batuan

vulkanik di daerah Jeruklegi Dusun Tembelang, pada satuan lava basalt LP 9 dengan struktur masif. Hal ini menunjukkan tidak ada aliran dalam masa dasar batuan karena pelepasan magma memiliki kandungan gas yang rendah

Analisis tekstur batuan

Dari hasil analisis batuan vulkanik di daerah Jeruklegi Dusun Tembelang satuan lava basalt bertekstur porfiritik, derajat kristalisasi hipokristalin, bentuk kristal subhedral-anhedral dan hubungan antar kristal inequigranular. Bahwa proses kristalisasi magma yang berjalan dengan lambat sehingga fenokris yang terdapar dalam tekstur porfiritik lebih besar dari pada masa dasar seperti gelas.

Analisis komposisi batuan

Komposisi batuan vulkanik di daerah penelitian Dusun Tembelang dengan komposisi mineral plagioklas andesine Ca, klino piroksen (Mg, Fe)2

Si2 06 dan gelas vulkanik Si adalah magma yang sitanya basa karena mineral-mineral yang di jumpai dalam batuan vulkanik lava basalt yang kaya akan Ca karena proses kristalisasi magma berada di zona kovergen. Batuan vulkanik yang terdapat pada daerah penelitian umumnya magma yang berkomposisi basa. Seperti yang diketahui, bahwa pulau Jawa terletak pada zona konvergen. Yang

Page 9: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

9

menghasilkan busur vulkanik atau vulkanik arc di pulau jawa. Akibat dari aktivitas tektonik tersebut, menghasilkan magma yang sifatnya Ca-Alkalin (intermediet basa). Hal ini mengakibatkan banyaknya terbentuk mineral-mineral Ca-Alkalin seperti piroksen Ca plagioklas.

Gambar 10. Syatan petrografi di dusun Tembelang LP 9 (Foto penulis, 2015)

Keterangan : 1. Plagioklas 2 .Piroksen 3.

Min opak 4. Gelas Volkanik

Gambar 11 sayatan petrografi LP 12

DISKRIPSI MIKROSKOPIS: Sayatan tipis batuan beku,

warna abu-abu gelap, struktur massif, tekstur porfiritik, ukuran mineral 0,08- 1.5 mm, bentuk subhedra-anhedral, terdiri dari plagioklas, piroksen, mineral opak, dan gelas volkanik.

DISKRIPSI MINERAL:

1. Plagioklas (56%), sebagai kristal (30%) putih-abu-abu, indek bias n>nkb, relief, bentuk subhedral-anhedral, An 88 (jenis Bytownite), sebagai massa dasar (26%) berukuran 0,08- 1.5 mm , An 86 (jenis Bytownite), tersebar merata dalam sayatan.

2. Piroksen klino (20%), sebagai kristal (14%) coklat, abu-abu kehijauan, indek bias n>nkb, relief tinggi, pleokroisme lemah, bentuk subhedral- anhedral, ukuran 0,08-0,7mm. hadir sebagai masa dasar ( 6%)

3. Mineral opak (4%), hitam, isotrop relief tinggi, ukuran <0,08-0,1 mm, subangular.

4. Gelas volkanik (20%), tidak bewarna, pengamatan dengan cross nikol bewarna gelap, dengan Keping gips bewarna ungu muda berkabut.

Nama : Basalt (Travis, 1955)

Keterangan : 1. Kuarsa 2. Min opak 3. Gelas vulkanik (hampir merata)

1

2

3

4

1

2

Page 10: JURNAL analisis petrogafi batuan vulkanik

10

Gambar 12 sayatan petrografi LP 94 Deskripsi Mikroskopis :

Warna abu-abu keputihan , tekstur klastik, ukuran butir debu- pasir halus (0,01-0,08 mm), komposisi terdiri dari gelas vulkanik, plagioklas, kwarsa dan mineral opak. Tampak sebagian besar gelas . Deskripsi Mineral : 1. Kuarsa (4%) : abu-abu

keputihan, relief rendah, indeks bias n>nkb, berukuran 0,05–0,07mm, pemadaman bergelombang, bentuk menyudut tanggung.

2. Mineral opak (7%) : Warna hitam, kedap cahaya, berukuran (0,06-0,08) mm, penyebaran tidak merata.

3. Gelas Vulkanik (89%) : abu-abu kehitaman, nikol silang berwarna gelap, dengan keping gip, berwarna violet, sebagian telah lapuk menjadi lempung. Nama Batuan : Vitric tuff

(Pettijohn, 1975)

Kesimpulan Dari hasil analisis petrografi batuan vulkanik penulis menggunakan klasifikasi Travis (1955) dan Pettijohn (1975). Dengan klasifikasi ini akan menentukan mineral-mineral yang terkandungan dalam batuan tersebut sebagai acuan untuk menentukan nama

batuan.

Daftar Pustaka Asikin, dkk, 1992. Peta Geologi Lembar

Banyumas, Jawa. Skala 1:100.000. Puslitbang Geologi, Bandung.

Mulyaningsih. S., 2013, Vulkanologi,

Jurusan Teknik Geologi IST AKPRIND

Travis B.R. 1955. The Rock Bok.

QuarterlyofoThe Colorado Sch ol of Mines.

Zuidam, R.W. Van, 1983, Guide to

Geomorphologic Aeral Photographic Interpretation and Mapping, Section of Geology and Geomorphology, ITC, Enschede, The Netherlands