jurnal abdimas tgd - ojs.trigunadharma.ac.id
TRANSCRIPT
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
ISSN : - (Media Online)
Page | 8
Pemanfaatan Web and Mobile Based Test Untuk Optimalisasi Ujian Online dan Metode
Multi RNG Sebagai Pola pengacakan Soal Di SMAIP Adzkia Dalam Menghadapi
Masa Pandemi Covid-19
Dicky Nofriansyah 1, Jaka Prayudha 2, Saiful Nurarif 3
Iskandar Zulkarnain 4 , Muhammad Syahril 5
1,2,5Program Studi Sistem Informasi, STMIK Triguna Dharma 3,4Program Studi Sistem Komputer, STMIK Triguna Dharma
Email : [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected], 4 [email protected], 5 [email protected],
Abstrak
Pandemi Covid-19 mengakibatkan sekolah-sekolah melaksanakan pembelajaran daring. Seluruh
elemen pembelajaran dilaksanakan secara daring baik penyampaian materi ajar, tugas, maupun ujian.
Sekolah-sekolah saat ini banyak mempersiapkan Learning Management System (LMS) salah satunya
adalah ujian online. Ujian online ini dibutuhkan agar pelaksanaannya dapat di lakukan secara daring di
rumah siswa. Ujian online ini dapat menyelesaikan permasalahan orang tua dan siswa di dalam upaya
menerapkan protokol kesehatan yaitu menghindari kerumunan. Ujian online yang dilakukan juga
mengadopsi Metode Multi Random Number Generator yang diharapkan dapat melakukan pengacakan
soal sehingga siswa yang ujian pada waktu bersamaan tidak dapat bekerjasama dikarena soal yang
muncul berbeda satu dengan yang lain pada waktu yang sama. Hasil dari pengabdian masyarakat ini
adalah sebuah manajemen sistem pembelajaran yang mampu mengatasi masalah sekolah, orang tua,
dan siswa dalam proses ujian harian, ujian mingguan, ujian tengah semester dan ujian semester.
Diharapkan manajemen sistem pembelajaran yang dibangun menjadi solusi bagi sekolah-sekolah yang
menerapkan pembelajaran secara daring.
Kata kunci: Covid-19, Sekolah Daring, Web Based Test, Ujian Online, LMS
Abstract
The Covid-19 pandemic has forced schools to carry out online learning. All elements of learning are
carried out online, both delivery of teaching materials, assignments, and exams. Many schools are
currently preparing a Learning Management System (LMS), one of which is online exams. This online
exam is needed so that its implementation can be done online at the student's home. This online exam
can solve the problems of parents and students in an effort to implement health protocols, namely
avoiding crowds. The online exams carried out also adopt the Multi Random Number Generator
Method which is expected to be able to randomize questions so that students taking exams at the same
time cannot work together because the questions that appear are different from one another at the
same time.The result of this community service is a learning system management that is able to
overcome the problems of schools, parents, and students in the process of daily exams, weekly exams,
midterm exams and semester exams. It is hoped that the management of the learning system that is
built will be a solution for schools that implement online learning.
Keywords: Covid-19, Online School, Web Based Test, Online Exam, LMS
1. PENDAHULUAN
Di tengah gelombang pandemi global, ada peningkatan e-learning yang belum pernah terjadi
sebelumnya. Pada 1 April, hampir 1.5 miliar anak di 173 negara yang mengalami kendala
pembelajaran akibat Coronavirus (Covid-19) selain itu terdapat banyak penutupan sekolah. Penutupan
sekolah karena COVID-19 telah membawa gangguan signifikan pada pendidikan di seluruh Eropa.
Bukti yang muncul dari beberapa negara berpenghasilan tertinggi di kawasan ini menunjukkan bahwa
pandemi menimbulkan kerugian pembelajaran dan peningkatan ketidaksetaraan. Untuk mengurangi
dan membalikkan efek negatif jangka panjang, negara-negara berpenghasilan menengah-bawah yang
kurang makmur lainnya, yang kemungkinan akan terkena dampak lebih parah, perlu menerapkan
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 9
program pemulihan pembelajaran, melindungi anggaran pendidikan, dan bersiap menghadapi
guncangan di masa depan dengan “membangun kembali lebih baik(Rahmah, 2015).
Pada puncak pandemi, 45 negara di kawasan Eropa dan Asia Tengah menutup sekolahnya,
berdampak pada 185 juta siswa. Mengingat situasi yang tiba-tiba, guru dan administrasi tidak siap
untuk transisi ini dan dipaksa untuk segera membangun sistem pembelajaran jarak jauh darurat. Salah
satu keterbatasan pembelajaran jarak jauh darurat adalah kurangnya interaksi pribadi antara guru dan
siswa. Dengan siaran, ini sama sekali tidak mungkin. Namun, beberapa negara menunjukkan inisiatif
dengan menggunakan metode lain untuk meningkatkan pengalaman pendidikan jarak jauh, termasuk
media sosial, email, telepon, dan bahkan kantor pos.
Kegiatan yang melibatkan kelompok masyarakat, seperti pergi ke sekolah, bekerja dan
beribadah, kini mulai dibatasi. Pemerintah telah menghimbau dan mengeluarkan aturan kerja, belajar
dan sholat di rumah untuk mengurangi jumlah pasien terpapar COVID-19 dan menurunkan prevalensi
di Indonesia. Menteri Nadym Anwar Makalim mengumumkan Surat Edaran Nomor tentang Satuan
Pendidikan Tahun 2020 dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 tentang Penyelenggaraan Pekerjaan
Pendidikan di Masa Darurat Wabah. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara online untuk mencegah
penyebaran penyakit virus corona (Covid19). Dampak pandemi Covid 19 di Indonesia membuat
pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang secara resmi menghapuskan ujian nasional (UN) pada
tahun 2020(Zulkarnain et al., 2020). Dari tingkat dasar (SD) hingga studi sekolah menengah (SMA)
dibebaskan dari ujian. Pemerintah menghapuskan ujian nasional (UN) sebagai langkah awal untuk
menekan penyebaran virus Covid-19 dan mempermudah siswa sehingga ada upaya literasi
digital(Rahmah, 2015),(Chan & Chiu, 2017).
Upaya literasi digital untuk kondisi saat ini sangatlah penting dikarenakan pendidikan
membutuhkan media untuk menyampaiakan materi secara kompleks kepada pelajar(Supratman &
Wahyudin, 2017). Banyak penelitian-penelitian yang telah dan sedang dilakukan terkait literasi digital
pada bidang pendidikan. Mengenai pengembangan keterampilan literasi digital dari masing-masing
peserta, tabel 3 merangkum tingkat literasi digital sebelum dan sesudah penyelesaian penceritaan
digital oleh tiga peserta. Secara umum, kompetensi digital (Tingkat I) meningkat dari yang muncul
dari dasar atau kompeten, dan dari dasar ke advanced; penggunaan digital (Tingkat II) meningkat dari
yang baru ke tingkat dasar atau kompeten, dan transformasi digital (Tingkat III) meningkat dari yang
baru ke tingkat dasar atau kompeten(Hodges et al., 2020).
Di Indonesia, literasi digital dan pendidikan literasi TIK dilakukan dalam kurikulum TI di
sekolah untuk teknis keterampilan dan blog atau portal informal untuk pengetahuan umum dalam TIK.
Karena pembelajar perlu menjadi pembelajar mandiri dalam lingkungan yang dibentuk oleh TIK, tidak
dapat dihindari bahwa mereka akan didorong untuk beradaptasi dengan semakin kompleksnya lanskap
TIK. Namun, implementasinya dibatasi oleh masalah ekonomi Indonesia, rumit oleh kuantitas dan
kualitas infrastruktur TIK yang terbatas, dan rendahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat
tentang TIK(Dhawan, 2020).
Indonesia menghadapi era digital dengan lebih dari 43 juta akun Facebook pada Januari 2012
dan 19 juta akun di Twitter, lonjakan hampir 400% hanya dalam satu tahun (Matt,Abud: 2012) .
Terkait dengan fakta ini, ada proyeksi yang menyatakan bahwa jumlah penetrasi gadget di Indonesia
akan melampaui jumlah orang Indonesia. Sejalan dengan tren peningkatan utilitas gadget, akses
Internet menjadi dinamis dan praktis. Survei oleh PEW Research Center (2013) menyatakan bahwa
data kepemilikan smartphone di Indonesia pada rentang usia 18-29 tahun mencapai 18%, dan 9%
dalam rentang usia 30-49 tahun. Statistik ini menunjukkan bahwa warga negara Indonesia telah
mengadopsi teknologi digital dengan media digital berbasis internet yang diakses melalui gadget,
khususnya ponsel. Literasi digital dalam konteks utilitas perangkat digital dapat disimpulkan sebagai
moderat cenderung tinggi. Seiring dengan kemampuan ini, pengguna gadget harus disertai dengan
pemahaman bagaimana menggunakan teknologi digital dengan bijaksana(Orabona, 2019).
Dalam pelaksanaan pembelajaran, selain pemilihan model pembelajaran yang tepat tetapi juga
sebagai pengajar tentunya harus dapat memilih media pembelajaran juga yang tepat. Untuk kondisi
saat ini, media pembelajaran memiliki peranan yang amat penting dalam penyajian informasi dan
pengetahuan terkait pembelajaran. Media ini bisa media dalam bentuk cetak atau aplikasi daring.
Melihat dari perkembangan yang ada media yang banyak di adopsi saat ini adalah media online yang
secara realtime dapat di akses. Pemanfaatan media pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 10
pembelajaran pada tingkatan perguruan tinggi, tetapi seiring perkembangan zaman sudah melingkupi
seluruh aspek dan jenjang pendidikan dari taman kanak-kanak sampai pendidikan tinggi.
Kebijakan yang dicanangkan pemerintah Indonesia untuk merespon pandemi adalah dengan
menerapkan prinsip social distancing di seluruh lapisan masyarakat. PSBB (Pembatasan Sosial Utama)
juga berlaku di beberapa kota besar di Indonesia. Hal ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus
ini. Kebijakan ini berdampak besar pada proses pembelajaran dunia pendidikan Indonesia, khususnya
siswa SMA. Penerapan social distancing di sekolah dasar dan menengah, sekolah menengah atas dan
konferensi akan berlanjut hingga kondisi yang menguntungkan dan aman dinyatakan. Sekolah
diliburkan selama pandemi, namun proses pendidikan dan pembelajaran harus tetap berjalan agar
siswa tidak terlambat dalam menimba ilmu dari pendidik. Untuk institusi yang telah melakukan
transisi untuk menggunakan 100% sumber daya online, siswa dapat berharap untuk belajar
menggunakan kombinasi sumber daya teknologi mutakhir tanpa perlu bepergian untuk menghadiri
kuliah, ujian, atau sesi diskusi langsung(Rasmitadila et al., 2020).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi
(Kemendikbud) telah menyusun kebijakan terkait ujian kenaikan pangkat yang dilaksanakan pada saat
wabah Covid-19. Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud),
mencontohkan sekolah boleh saja memiliki ujian akhir semester (UAS), tetapi tidak ada bentuk ujian
yang mewajibkan penerimaan siswa. Prosedur UAS dikecualikan berdasarkan kapasitas sekolah.
Pemberitahuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyebutkan bahwa
kenaikan pangkat dapat berupa rapor sekolah dan daftar prestasi sebelumnya. Selain itu, sekolah dapat
menyerahkan pekerjaan rumah secara online dan mengikuti ujian secara online. Bentuk penilaian lain
juga diperbolehkan selama dilakukan secara langsung(Adnan & Anwar, 2020).
Ujian akhir semester dan akhir semester dirancang untuk mendorong kegiatan belajar yang
bermakna. Pembelajaran online mungkin merupakan pengalaman yang benar-benar baru bagi siswa-
siswa di sekeolah. Tetapi kondisi pandemi saat ini mengharuskan setiap sekolah untuk mengikuti
pelaksanaan pembelajaran secara daring salah satu adalah ujian secara daring dan hal ini juga
diterapkan di SMA Islam Plus Adzkia. SMA Islam Plus Adzkia yang merupakan satu-satunya sekolah
menengah atas yang fokus untuk meluluskan siswanya di Sekolah Kedinasan, Tahfidz Qur’an,
Kewirausahaan dan Kuliah Keluar Negeri. Salah satu yang menjadi masalah di sekolah ini adalah
teknik pelaksanaan ujian yang efektif dari sebelumnya yang menggunakan google classroom menjadi
konsep web based test.
Mekanisme Web Based Test (WBT) sangat mudah, dengan hanya mengklik opsi yang tepat
untuk soal tertentu. Format pertanyaan seperti pertanyaan pilihan berganda pada umumnya. Misalnya
meng-Klik pilihan A jika jawabannya A atau klik D jika jawabannya D. Metode evaluasi terdiri dari
pemberian nilai negatif pada jawaban yang salah, sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Ada dua
cara untuk mengakhiri tes: 1. Tunggu sampai waktu habis, yang berarti pertanyaan akan otomatis
ditutup ketika waktu habis, jadi tidak perlu melakukan apapun. Biasanya layar akan memperingatkan
ketika waktunya kurang dari 3 menit, tetapi periksa dulu apakah jawabannya pasti, lalu periksa apakah
telah melakukan kesalahan dan 2. Akhiri tes dengan mengklik selesai(Roever, 2006).
Tes Berbasis Web dapat di artikan sebagai sebuah aplikasi yang digunakan untuk melakukan
evaluasi. Karakteristik dari WBT ini hampir sama dengan tes pada umumnya. Yang membedakan
antara konsep WBT dan yang lain adalah pada perspektif penyampaiannya. Kalau konsep
konvensional menggunakan konsep paperless tetapi kalau WBT sudah mneggunakan aplikasi yang
terintegrasi seperti konsep skoring atau koreksi direct langsung dilakukan oleh komputer(Roever,
2001).
Terdapat ada beberapa jenis model WBT yaitu : (1) Open Mode Test. Model ini merupakan
model dimana setiap orang dapat mengakses dan mengikutinya tanpa perlu adanya verifikasi atau
registrasi terlebih dahulu. (2) Controlled Mode Test Model ini hampir sama dengan Model Terbuka,
tapi dalam model ini peserta tes hanya diperuntukkan bagi end user atau pengguna yang sudah
terverifikasi ditandai dengan mampu mengakses username dan passwordnya secara benar. (3)
Supervision Mode Test. Konsep dari model ini terdapat Supervisor yang dapat mengidentifikasi
peserta tes untuk diautentikasi Dan (4) Managed Mode Model. Pada model ini biasanya tes dilakukan
secara tersentralisasi dimana biasanya pada model ini di atur oleh organisasis. Dalam model ini
biasanya membutuhkan staff atau operator untuk mengaktualisasikan dan mengoperasikan model tes
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 11
ini. Dalam aplikasi ujian online ini mengadopsi metode Multi Random Number Generator (MRNG).
Multiplicative RNG merupakan pembangkit bilangan acak yang banyak digunakan dalam program
komputer. Bilangan acak yang dibangkitkan oleh komputer (bersifat acak semu), dibangkitkan
menggunkan rumus matematika yang dikerjakan berulang-ulang sesuai kebutuhan(Lambić et al.,
2018).
2. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanaan Web Based Test ini di awali dengan kerjasama kemudian tim membangun aplikasi
ujian onlinenya. Adapun model pengembangan dari perangkat lunak ini adalah model air terjun seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Waterfall Algorithm.
Adapun mekanisme dalam pelaksanaan pengabdian masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1. Admin Akademik
Adapun mekanisme pelaksanaa pengabdian masyarakat adalah pertama admin akademik
memberikan setingan jadwal ujian di dashboard admin seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2. Interface be smart school.
Kemudian pada dashboar admin akan terlihat, bahwasanya jenis ujian akhir semester (UAS 2021)
telah di tambahkan seperti terlihat pada gambar di 3 di bawah ini:
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 12
Gambar 3. Tampilan data jenis ujian
Kemudian dari admin akademik menginputkan jenis soal dari ujian akhir semester tersebut seperti
terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4. Tampilan halaman kategori
Data soal dari masing-masing paket ujian semester akan diinputkan soalnya, kemudian
dikumpulkan untuk dilaksanakan ujian daring seperti gambar di bawah ini.
Gambar 5. Tampilan data soal
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 13
Selanjutnya pihak admin akademik menginputk data siswa yang dapat diizinkakn mengikut ujian
berbasis web based test seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 6.Tampilan jadwal
2. Siswa
Untuk siswa yang melaksanakan ujian secara daring harus mengakses https://smaipadzkia.sch.id/
kemudian melakukan login atau mahasiswa mendownload SMAIP Adzkia di playstore.
Gambar 7. Tampilan login akun
Kemudian siswa mengakses Ujian atau Kuis yang ditampil dihalaman siswa tersebut seperti terlihat
pada gambar di bawah ini:
Gambar 8.Tampilan halaman kuis
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 14
Untuk selanjutnya siswa melaksanakan ujian atau kuis dan terlihat seperti gambar di bawah ini:
Gambar 9. Tampilan halaman ujian harian
Dan setelah melakukan ujian hasil ujian dari setiap siswa akan terlihat baik kelulusan dan
kegagalan siswa saat mengerjakan soal tersebut seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 10. Tampilan halaman pembahasan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukannya pengabdian kepada masyarakat dan dilaksanakan ujian daring, terdapat
banyak hal positif yang didapatkan diantaranya adalah siswa terlihat bisa konsentrasi dan banyak
waktu untuk mengerjakan soal seperti terlihat pada dokumentasi pelaksanaan ujian di bawah ini:
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 15
Gambar 11.Dokumentasi
Dari pengabdian masyarakat ini juga terlihat juga tingkat analisis pre-test dan post-test siswa di
kelas eksperimen (pengabdan masyarakat) seperti terlihat pada tabel dan gambar di bawah ini:
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pre-Test Dari Data Kelas Kontrol
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Persentase Frekuensi Absolut (%)
1 45 - 50 10 31.25
2 51 - 56 5 15.625
3 57 - 63 5 15.625
4 64 - 69 0 0
5 70 - 75 12 37.5
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Post-Test Dari Data Kelas Eksperimen
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Persentase Frekuensi Absolut (%)
1 65 - 71 8 25.00
2 72 - 78 7 21.88
3 79 - 85 10 31.25
4 86 - 92 5 15.63
5 93 -100 2 6.25
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 16
Dan berikut ini adalah histogram dari masing-masing kelas Eksperimen baik pre-test
dan post-test.
Gambar 12. Hasil Pre post
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pengabdian masyarakat ini dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Metode MRNG sangat tepat dalam melakukan pengacakan soal pada waktu yang bersamaan
2. Ujian Daring dapat mempermudah sekolah dan guru untuk memantau hasil ujian secara realtime
3. Ujian Daring merupakan solusi sekolah dalam tata kelola pembelajaran menghadapi masa
pandemi Covid-19.
5. SARAN
Adapun saran yang diberikan dalam pengembangan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu:
1. Sekolah-sekolah lain dapat mengadopsi model ujian ini dalam membantu proses pembelajaran
2. Peneliti berikutnya dapat mengembangkan LMS yang ada
6. UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada STMIK Triguna Dharma dan SMAIP Adzkia yang
telah memberi dukungan financial dan moril terhadap publikasi dan pengabdian masyarakat ini.
DAFTAR PUSTAKA Adnan, M., & Anwar, K. (2020). Ed606496. 2(1), 2–8.
Chan, B. S. K., & Chiu, T. K. F. (2017). Digital Literacy Learning In Higher Education Through
Digital Storytelling Approach. Journal of International Education Research, 13(1), 1–16.
http://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1144564.pdf
Dhawan, S. (2020). Online Learning: A Panacea in the Time of COVID-19 Crisis. Journal of
Educational Technology Systems, 49(1), 5–22. https://doi.org/10.1177/0047239520934018
Hodges, C., Moore, S., Lockee, B., Trust, T., & Bond, A. (2020). Remote Teaching and Online
Learning. Educause Review, 1–15. https://er.educause.edu/articles/2020/3/the-difference-
between-emergency-remote-teaching-and-online-
learning%0Ahttps://er.educause.edu/articles/2020/3/the-difference-between-emergency-remote-
teaching-and-
Lambić, D., Janković, A., & Ahmad, M. (2018). Security Analysis of the Efficient Chaos Pseudo-
random Number Generator Applied to Video Encryption. Journal of Electronic Testing, 34(6),
709–715. https://doi.org/10.1007/s10836-018-5767-0
JURNAL ABDIMAS TGD Vol.1, No.1 Juli 2021. pp: 8-17
https://ojs.trigunadharma.ac.id/index.php/adbimasiptek Page | 17
Orabona, F. (2019). A Modern Introduction to Online Learning. http://arxiv.org/abs/1912.13213
Rahmah, A. (2015). Digital Literacy Learning System for Indonesian Citizen. Procedia Computer
Science, 72, 94–101. https://doi.org/10.1016/j.procs.2015.12.109
Rasmitadila, Aliyyah, R. R., Rachmadtullah, R., Samsudin, A., Syaodih, E., Nurtanto, M., &
Tambunan, A. R. S. (2020). The perceptions of primary school teachers of online learning during
the covid-19 pandemic period: A case study in Indonesia. Journal of Ethnic and Cultural Studies,
7(2), 90–109. https://doi.org/10.29333/ejecs/388
Roever, C. (2001). Concerns with Computerized Adaptive Oral Proficiency Assessment. Language
Learning & Technology, 5(2), 84–94. http://llt.msu.edu/vol5num2/roever/default.html
Roever, C. (2006). Validation of a web-based test of ESL pragmalinguistics. Language Testing, 23(2),
229–256. https://doi.org/10.1191/0265532206lt329oa
Supratman, L. P., & Wahyudin, A. (2017). Digital Media Literacy to Higher Students in Indonesia.
International Journal of English Literature and Social Sciences, 2(5), 51–58.
https://doi.org/10.24001/ijels.2.5.7
Zulkarnain, Z., Heleni, S., & Thahir, M. (2020). Digital literacy skills of math students through e-
learning in COVID-19 era: A case study in Universitas Riau. Journal of Physics: Conference
Series, 1663(1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1663/1/012015