jurding recurrent aphthous stomatitis
TRANSCRIPT
JOURNAL READING
Recurrent Aphthous Stomatitis:Do We Know What Patients Are Using
to Treat the Ulcers?(Stomatitis Aphthosa Berulang:
Apakah Kita Tahu Apa Yang Pasien Gunakan Untuk Mengobati Lesi Ulkus?)
Oleh: Adie Bastian
FebrianaDarwati
Luqman Hakiem
IDENTITAS JURNAL
• PENULIS:Faleh A. Sawair, F.D.S., R.C.S. (Eng.), Ph.D.
• ASAL JURNAL:- Nama jurnal: THE JOURNAL OF ALTERNATIVE AND COMPLEMENTARY MEDICINE- Volume: 16- Halaman: 651–655
• TAHUN PENERBITANtahun 2010
DEFINISI
Stomatitis aphthous berulang (RAS) ditandai dengan sakit berulang, ulkus kecil, dengan batas eritem. Tingkat prevalensi berkisar antara 5% sampai 60% tergantung pada kelompok etnis dan sosial ekonomi. Penyebab RAS tidak diketahui
TUJUAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan prevalensi dan jenis perawatan yang digunakan oleh pasien dengan stomatitis aphthous berulang (RAS), dan mempelajari sumber-sumber informasi tentang perawatan yang digunakan.
PENDAHULUAN
RASA SAKIT
•SAKIT SEKALI•PENDERITAAN BERULANG
KESULITAN
•BERBICARA•MENGUNYAH•MENELAN
KWALITAS
HIDUP
•MENGALAMI PENURUNAN•BELUM ADA PENGOBATAN KURATIF
PENGOBATAN YANG BIASA DILAKUKAN
•Self Limiting DiseaseDIBIARKAN SAJA
•Pengobatan fisik (operasi, ablasi sinar), anti inflamasi, anti mikroba, analgetik, imunoupresan
KONVENSIONAL
•Tahini (minyak wijen), Glycyrrhiza glabra, kulit merah pohon mangrove, aloe vera, lemon, air garam hangat
ALTERNATIVE
DESIGN DAN METODE
• Design penelitian ini adalah penelitian observasional dengan metode survei cross-sectional. Subjek 530 mahasiswa yang memiliki riwayat RAS dan sedang belajar di Universitas Yordania, Amman.
INKLUSI DAN EKSKLUSI
1. Inklusi- Mahasiswa Universitas Yordania di Amman periode bulan Mei dan September 2008- Pernah mengalami sariawan yang berulang
2. Eksklusi- Tidak disebutkan
TEKNIK SAMPLING
1. Tidak melakukan perhitungan besar sampel yang representatif
2. Teknik sampling yang dilakukan cenderung mengarah pada teknik konsekutif sampling (memilih secara acak yang sesuai dengan kriteria inklusi)
UJI STATISTIK
• SPSS for Windows versi 16.0 (SPSS Inc, Chicago, IL). Frekuensi distribusi, X2 test dan uji t digunakan untuk membandingkan perbedaan antara kelompok
LANGKAH PENELITIAN
1. Memilih responden secara acak2. Wawancara face to face meliputi:
- Sudah pernah sariawan? Dicocokan dengan gambar stomatitis apthous- jika ya, apakah diobati?- jika diobati, pakai apa?- dari mana mendapatkan informasi cara pengobatan tersebut?- apakah pengobatan tersebut membawa manfaat?
3. Bertanya tenang data demografi4. Uji statistik
HASIL
• Dari 530 pasien, 267 (50,4%) telah mencoba pengobatan RAS. Dari mereka yang mengobati RAS, 86 (32,2%) telah menggunakan pengobatan alternatif (ATs). Topikal anestesi / analgesik, obat kumur antiseptik, dan steroid topikal merupakan 84,5% dari obat-obatan konvensional yang digunakan.
DARI MEREKA YANG MENGGUNAKAN ATS:
1. 34 (39,5%) Tahini (minyak cengkeh)2. 21 (24,4%) garam / garam dan air hangat3. 7 (8.1%) menggunakan lemon / lemon dan
garam
SUMBER INFORMASI PENGOBATAN
• Kerabat (44,6%)• Praktisi medis (22,9%)• Dokter gigi (9,4%)
KESIMPULAN
1. Adanya prevalensi tinggi penggunaan Ats untuk RAS di Yordania.
2. Perlu edukasi kepada pasien RAS untuk menentukan pilihan pengobatan yang tersedia untuk mengurangi penderitaan mereka dan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
3. Penyedia layanan kesehatan seperti praktisi medis dan apoteker harus memberikan edukasi yang lebih baik dalam mendiagnosis dan pengobatan penyakit ini.
4. Uji lebih lanjut diperlukan untuk menguji manfaat potensial dari Ats, seperti tahini / minyak wijen dalam pengobatan RAS.
CRITICAL APPRAISAL1. Kata dalam judul sudah < 12 kata, namun kurang
representatif2. Abstrak terdiri dari 4 elemen, namun jumlah kata melebihi
250 kata, yakni 299 kata3. Latarbelakang terdiri dari 3 paragraf, seharusnya cukup 2
paragraf4. Design dan metode, populasi penelitian, kriteria inklusi-
eksklusi tidak jelas, teknik sampling lemah/tidak representatif
5. Uji statistik tidak jelas untuk uji t6. Merupakan study observasional yang tidak memenuhi
standar, tidak dapat digeneralisasikan pada populasi target
SEKIAN
TERIMA KASIHMATUR SUWUN