januari 2021 ringkasan eksekutif...2020 saat natal dan tahun baru. di tengah pandemi yang eskalatif,...

13
Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 1 Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF Kasus Covid-19 secara kumulatif telah mencapai 100 juta kasus di global dan menembus 1 juta kasus di Indonesia pada 26 Januari 2021. Secara global, kenaikan kasus dari 50 juta menjadi 100 juta terjadi dalam waktu kurang dari 3 bulan. Dari total kematian di dunia yang telah melebihi 2,1 juta, di Indonesia jumlah kematian telah mencapai 28 ribu. Seiring dengan kasus yang masih tereskalasi, 71,3 juta dosis vaksin telah disuntikan di dunia, sementara Indonesia hingga 26 Januari mencapai 172 ribu dosis. Pemerintah akan terus memperkuat program vaksinasi baik dari segi ketersediaan vaksin, vaksinator, infrastruktur pendukung serta pembiayaan. Vaksinasi global memberikan optimisme pemulihan ekonomi global yang ditunjukkan oleh penguatan Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur global pada level ekspansi di tingkat 53,8. Selain itu, hampir semua harga komoditas global sudah kembali pada level pre-pandemi, kecuali minyak mentah. Sentimen di sektor keuangan global membaik dicerminkan dari indeks volatilitas pasar saham maupun pasar obligasi yang stabil dan cenderung menurun. IMF merevisi lebih optimis proyeksi ekonomi global yang diperkirakan berkontraksi sebesar 3,5% pada tahun 2020 akan pulih pada tingkat 5,5% untuk tahun 2021 dan 4,2% pada tahun 2022. Kondisi di pasar keuangan domestik relatif kondusif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2020 ditutup pada level 5.979, atau meningkat 9,4% dibandingkan November 2020, walaupun masih terkontraksi 10,9% (ytd) dibandingkan akhir tahun 2019. Kinerja pasar obligasi pemerintah cukup baik yang terlihat dengan adanya penurunan imbal hasil instrumen SBN untuk tenor 10 Tahun ke level 5,89 serta yield SBN tenor 5 tahun yang ditutup di level 5,21. Sepanjang bulan Desember 2020 total aliran modal asing keluar di pasar saham dan obligasi tercatat sebesar Rp0,6 Triliun, atau berbalik arah dibandingkan aliran modal asing yang masuk di bulan November 2020 sebesar Rp19 Triliun. Nilai tukar Rupiah ditutup pada tingkat Rp.14.105/USD atau mengalami penguatan sebesar 0,2% dari bulan sebelumnya. Posisi cadangan devisa tercatat sebesar USD135,9 miliar atau setara dengan kapasitas pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Untuk mendukung pemulihan ekonomi, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (7DRR) sebesar 3,75%, namun level tersebut belum mampu meningkatkan intermediasi perbankan. Pertumbuhan kredit terus menunjukkan penurunan sebesar -1,7% (yoy) di bulan November. Perlambatan kredit terjadi di semua jenis kredit baik untuk modal kerja, investasi dan konsumsi, masing-masing sebesar -3,8% (yoy), 0,2% (yoy) dan -0,2% (yoy). . Laju inflasi Desember 2020 mencapai 1,68% (yoy) atau 0,45% (mtm), meningkat dari angka November. Laju inflasi melanjutkan tren peningkatan didorong oleh mulai pulihnya permintaan menjelang akhir tahun di tengah kenaikan harga pangan karena berkurangnya stok. Secara keseluruhan, pandemi Covid-19 berdampak pada terbatasnya permintaan domestik terutama di periode Hari Besar Keagamaan Nasional sepanjang 2020, seperti Ramadhan, Lebaran, dan Natal sehingga laju inflasi 2020 tercatat sangat rendah. Peningkatan laju inflasi sejalan dengan pergerakan indikator konsumsi rumah tangga yang menunjukkan penguatan. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada pada posisi 96,5, menguat dibanding bulan sebelumnya dan Indeks Penjualan Eceran (RSI) naik 2,87% (mtm), walaupun masih mengalami kontraksi 20,66% (yoy). Penjualan listrik sedikit menurun sebesar -0,2% namun meningkat 4,6% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya karena aktivitas masyarakat yang mulai meningkat di luar rumah. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada triwulan IV-2020 telah mengarah pada perbaikan. Indikator PMTB bangunan, yaitu penjualan semen dan PMTB mesin dan perlengkapan yaitu impor barang modal, meningkat dibandingkan bulan November, walaupun indikator PMTB kendaraan yang ditunjukkan oleh penjualan mobil niaga kembali melemah di bulan Desember. Realisasi belanja modal Pemerintah tahun 2020 sebesar Rp188,8 triliun atau 137,5% dari pagu dalam Perpres 72 tahun 2020, dimana realisasi belanja modal dialokasikan pada pembangunan sarana dan prasarana kesehatan. Selain itu, realisasi investasi pada triwulan IV-2020 mencapai Rp214,7 triliun atau tumbuh sebesar 3,1% (yoy) dan secara kumulatif realisasi investasi langsung mencapai Rp826,3 triliun atau 101,1% terhadap target investasi tahun 2020 yaitu sebesar Rp817,2 triliun. Indikator Konsumsi Pemerintah pada bulan Desember 2020 meningkat. Realisasi belanja negara yang telah mencapai 2.589,9 triliun atau 94,6% dari total anggaran belanja negara berdasarkan Perpres 72 tahun 2020 tumbuh 12,2% dibandingkan realisasi tahun lalu. Capaian belanja negara tersebut didorong belanja pemerintah pusat, utamanya oleh peningkatan realisasi belanja bantuan sosial, dukungan untuk dunia usaha melalui belanja lainnya, serta peningkatan belanja barang.

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 1

Januari 2021

RINGKASAN EKSEKUTIF

• Kasus Covid-19 secara kumulatif telah mencapai 100 juta kasus di global dan menembus 1 juta kasus di Indonesia pada 26 Januari 2021. Secara global, kenaikan kasus dari 50 juta menjadi 100 juta terjadi dalam waktu kurang dari 3 bulan. Dari total kematian di dunia yang telah melebihi 2,1 juta, di Indonesia jumlah kematian telah mencapai 28 ribu. Seiring dengan kasus yang masih tereskalasi, 71,3 juta dosis vaksin telah disuntikan di dunia, sementara Indonesia hingga 26 Januari mencapai 172 ribu dosis. Pemerintah akan terus memperkuat program vaksinasi baik dari segi ketersediaan vaksin, vaksinator, infrastruktur pendukung serta pembiayaan.

• Vaksinasi global memberikan optimisme pemulihan ekonomi global yang ditunjukkan oleh penguatan Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur global pada level ekspansi di tingkat 53,8. Selain itu, hampir semua harga komoditas global sudah kembali pada level pre-pandemi, kecuali minyak mentah. Sentimen di sektor keuangan global membaik dicerminkan dari indeks volatilitas pasar saham maupun pasar obligasi yang stabil dan cenderung menurun. IMF merevisi lebih optimis proyeksi ekonomi global yang diperkirakan berkontraksi sebesar 3,5% pada tahun 2020 akan pulih pada tingkat 5,5% untuk tahun 2021 dan 4,2% pada tahun 2022.

• Kondisi di pasar keuangan domestik relatif kondusif, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2020 ditutup pada level 5.979, atau meningkat 9,4% dibandingkan November 2020, walaupun masih terkontraksi 10,9% (ytd) dibandingkan akhir tahun 2019. Kinerja pasar obligasi pemerintah cukup baik yang terlihat dengan adanya penurunan imbal hasil instrumen SBN untuk tenor 10 Tahun ke level 5,89 serta yield SBN tenor 5 tahun yang ditutup di level 5,21.

• Sepanjang bulan Desember 2020 total aliran modal asing keluar di pasar saham dan obligasi tercatat sebesar Rp0,6 Triliun, atau berbalik arah dibandingkan aliran modal asing yang masuk di bulan November 2020 sebesar Rp19 Triliun. Nilai tukar Rupiah ditutup pada tingkat Rp.14.105/USD atau mengalami penguatan sebesar 0,2% dari bulan sebelumnya. Posisi cadangan devisa tercatat sebesar USD135,9 miliar atau setara dengan kapasitas pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

• Untuk mendukung pemulihan ekonomi, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (7DRR) sebesar 3,75%, namun level tersebut belum mampu meningkatkan intermediasi perbankan. Pertumbuhan kredit terus menunjukkan penurunan sebesar -1,7% (yoy) di bulan November. Perlambatan kredit terjadi di semua jenis kredit baik untuk modal kerja, investasi dan konsumsi, masing-masing sebesar -3,8% (yoy), 0,2% (yoy) dan -0,2% (yoy).

• . Laju inflasi Desember 2020 mencapai 1,68% (yoy) atau 0,45% (mtm), meningkat dari angka November. Laju inflasi melanjutkan tren peningkatan didorong oleh mulai pulihnya permintaan menjelang akhir tahun di tengah kenaikan harga pangan karena berkurangnya stok. Secara keseluruhan, pandemi Covid-19 berdampak pada terbatasnya permintaan domestik terutama di periode Hari Besar Keagamaan Nasional sepanjang 2020, seperti Ramadhan, Lebaran, dan Natal sehingga laju inflasi 2020 tercatat sangat rendah.

• Peningkatan laju inflasi sejalan dengan pergerakan indikator konsumsi rumah tangga yang menunjukkan penguatan. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada pada posisi 96,5, menguat dibanding bulan sebelumnya dan Indeks Penjualan Eceran (RSI) naik 2,87% (mtm), walaupun masih mengalami kontraksi 20,66% (yoy). Penjualan listrik sedikit menurun sebesar -0,2% namun meningkat 4,6% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya karena aktivitas masyarakat yang mulai meningkat di luar rumah.

• Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) pada triwulan IV-2020 telah mengarah pada perbaikan. Indikator PMTB bangunan, yaitu penjualan semen dan PMTB mesin dan perlengkapan yaitu impor barang modal, meningkat dibandingkan bulan November, walaupun indikator PMTB kendaraan yang ditunjukkan oleh penjualan mobil niaga kembali melemah di bulan Desember. Realisasi belanja modal Pemerintah tahun 2020 sebesar Rp188,8 triliun atau 137,5% dari pagu dalam Perpres 72 tahun 2020, dimana realisasi belanja modal dialokasikan pada pembangunan sarana dan prasarana kesehatan. Selain itu, realisasi investasi pada triwulan IV-2020 mencapai Rp214,7 triliun atau tumbuh sebesar 3,1% (yoy) dan secara kumulatif realisasi investasi langsung mencapai Rp826,3 triliun atau 101,1% terhadap target investasi tahun 2020 yaitu sebesar Rp817,2 triliun.

• Indikator Konsumsi Pemerintah pada bulan Desember 2020 meningkat. Realisasi belanja negara yang telah mencapai 2.589,9 triliun atau 94,6% dari total anggaran belanja negara berdasarkan Perpres 72 tahun 2020 tumbuh 12,2% dibandingkan realisasi tahun lalu. Capaian belanja negara tersebut didorong belanja pemerintah pusat, utamanya oleh peningkatan realisasi belanja bantuan sosial, dukungan untuk dunia usaha melalui belanja lainnya, serta peningkatan belanja barang.

Page 2: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 2

PEREKONOMIAN GLOBAL Covid-19 masih menjadi ancaman nyata baik bagi dunia maupun

Indonesia. Di dunia, kasus Covid-19 telah mencapai milestone

100 juta kasus kumulatif, dengan jumlah kematian melebihi 2,1

juta. Eskalasi kasus ini nampak dari pertambahan kasus dari 50

menjadi 100 juta yang hanya membutuhkan waktu kurang dari 3

bulan, jauh melebihi 50 juta kasus pertama yang terjadi dalam 10

bulan. Pelaksanaan vaksinasi global yang sudah dilakukan lebih

dari 55 negara memberi harapan besar akan percepatan

penyelesaian pandemi dan pemulihan aktivitas sosial ekonomi.

Namun demikian, vaksinasi merupakan sebuah proses kompleks

yang memiliki tantangan tinggi termasuk bagi negara maju.

Sekitar 71,3 juta dosis vaksin telah disuntikan di dunia, dengan

AS dan Tiongkok sebagai yang tertinggi. Namun secara jangkauan

populasi, Israel, UEA, Bahrain dan Inggris menjadi yang terdepan.

Sama halnya dengan kondisi global, perkembangan Covid-19 di

Indonesia juga mencapai milestone baru yakni akumulasi kasus

yang sudah melewati 1 juta pada tanggal 26 Januari 2021.

Eskalasi kasus Covid-19 di Indonesia membuat kasus aktif terus

meningkat hingga mencapai lebih dari 163 ribu dengan tingkat

kematian harian yang juga cenderung meningkat dan perlu

diwaspadai. Perkembangan Covid-19 ini memberi ancaman pada

fasilitas dan tenaga kesehatan di berbagai wilayah Indonesia.

Pemerintah terus berkomitmen untuk meningkatkan fasilitas

kesehatan dan tenaga kesehatan, sambil terus memperkuat

testing, tracing dan treatment (3T) dan meningkatkan disiplin

3M.

Pada tanggal 13 Januari 2021, Indonesia sudah memulai vaksinasi

Covid-19, dengan Presiden Joko Widodo sebagai penerima vaksin

pertama yang diikuti dengan tenaga kesehatan sebagai kelompok

prioritas. Vaksinasi tersebut dilakukan setelah vaksin Sinovac

mendapat izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat

dan dan Makanan serta dinyatakan halal oleh Majelis Ulama

Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk terus

mengintensifkan vaksinasi yang rencananya akan diberikan pada

181,5 juta penduduk yang memenuhi syarat secara gratis.

Pemerintah akan memperkuat persiapan baik dari segi

ketersediaan vaksin, vaksinator, infrastruktur pendukung serta

pembiayaan. Bloomberg memantau bahwa hingga 26 Januari

2021 Indonesia sudah melakukan vaksinasi sekitar 172 ribu dosis.

Vaksinasi global memberikan optimisme pada pemulihan

ekonomi global. Tren perbaikan global terus nampak pada

berbagai indikator. Purchasing Manager Index (PMI) Manufaktur

global terus menunjukkan penguatan level ekspansi di tingkat

53,8. Sebuah capaian yang kuat meskipun beberapa negara

kembali melakukan restriksi ketat. Hal ini juga menunjukkan

bahwa aktivitas sosial ekonomi global secara umum sudah

melakukan penyesuaian dengan kenormalan baru. Peningkatan

produksi dan permintaan mendorong penguatan harga-harga

komoditas khususnya pada harga CPO, Batu Bara dan Logam.

Hampir semua harga komoditas global sudah kembali pada level

pre-pandemi, kecuali minyak mentah. Ekonomi Tiongkok yang

tetap tumbuh positif serta momentum pemulihan manufaktur di

berbagai dunia menjadi faktor pendorong situasi ini.

Momentum pemulihan global yang berlanjut serta vaksinasi

global juga mendorong perbaikan sentimen di sektor keuangan

global. Indeks volatilitas pasar saham maupun pasar obligasi

stabil dan cenderung menurun. Kepercayaan di sektor keuangan

juga mendapat dorongan positif dari Pemerintahan baru AS serta

terjaganya stimulus di berbagai dunia. Sejalan dengan stabilitas

ini, aliran modal ke negara berkembang meningkat dan

mendorong apresiasi nilai tukar emerging market, termasuk

Indonesia. Volatilitas di pasar keuangan global harus terus

dipantau mengingat situasi pandemi yang masih terjadi yang

dapat memberi tekanan.

Page 3: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 3

Pada Januari 2021, IMF melakukan revisi proyeksi pertumbuhan

ekonomi global di tengah ketidakpastian yang luar biasa.

Ekonomi global diproyeksikan akan berkontraksi sebesar 3,5%

pada tahun 2020 dengan negara maju berkontraksi sebesar 4,9%

dan negara berkembang berkontraksi sebesar 2,4%. Angka

tersebut 0,9 pp lebih tinggi daripada proyeksi sebelumnya yang

mencerminkan momentum pemulihan yang lebih kuat dari

perkiraan pada paruh kedua tahun 2020. Adapun kekuatan

pemulihan di berbagai negara sangat bervariasi tergantung pada

fasilitas kesehatan, efektivitas dukungan kebijakan, cross-

country spillovers, dan karakteristik struktural. Sementara itu

untuk tahun selanjutnya, ekonomi global diperkirakan akan pulih

pada tingkat 5,5% (naik 0,3 pp) untuk tahun 2021 dan 4,2% pada

tahun 2022. Revisi naik pada proyeksi 2021 mencerminkan

ekspektasi dari penguatan aktivitas yang didukung oleh vaksinasi

dan dukungan kebijakan tambahan di beberapa negara besar.

PERKEMBANGAN PASAR KEUANGAN DAN NILAI TUKAR

Kinerja Pasar Saham dan Surat Berharga Negara

Pada akhir tahun 2020 kondisi di pasar keuangan domestik

relatif kondusif, meskipun masih terdapat tekanan akibat

tingginya kasus covid-19 dalam negeri. Indeks Harga Saham

Gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2020 ditutup pada level

5.979, atau meningkat 9,4% dibandingkan penutupan bulan

November 2020. Namun jika dibandingkan akhir tahun 2019,

kinerja IHSG masih mengalami kontraksi sebesar 10,9% (ytd).

Laju peningkatan IHSG di bulan Desember tertahan dengan

adanya sentimen negatif oleh investor merespon penerapan

kebijakan PSBB Baru di DKI Jakarta serta pengetatan aktivitas

masyarakat menjelang libur natal dan tahun baru. Akibatnya, di

bulan Desember investor asing mencatatkan arus modal keluar

di pasar saham sebesar Rp4 Triliun, atau berbalik dari kondisi

bulan November yang mencatat arus modal masuk sebesar

Rp3,4 trilliun. Terjadinya ouflow ini turut mendorong penurunan

porsi kepemilikan asing di pasar saham di akhir tahun 2020

menjadi 49,9% atau menurun dibandingkan akhir 2019 yang

sebesar 51,9%.

Sementara itu, kinerja pasar obligasi pemerintah cukup baik di

tengah masa pandemi covid-19 ini, yang terlihat dengan

adanya penurunan imbal hasil instrumen SBN untuk tenor 10

Tahun ke level 5,89 serta yield SBN tenor 5 tahun yang ditutup

di level 5,21. Penurunan yield SBN tersebut menandakan masih

tingginya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian

domestik ke depan.

Penurunan yield juga disertai dengan turunnya risiko surat

berharga Indonesia di pasar global yang terlihat dari indikator

Credit Default Swap (CDS) 5 Tahun yang turun ke level 67,8 atau

hampir pulih ke level akhir tahun 2019 yang berada pada level

67,7. Namun di sisi lain, terjadi penurunan aliran modal masuk

investor asing di pasar SBN di bulan Desember yang tercatat

sebesar Rp3,4 Triliun. Berdasarkan perkembangan tersebut,

porsi keseluruhan kepemilikan asing di SBN Tradable pada akhir

tahun 2020 menurun menuju kisaran 25,16% atau turun cukup

dalam dibandingkan porsi akhir tahun 2019 yang sebesar

38,57%. Selain disebabkan adanya penurunan nominal SBN yang

dimiliki oleh investor asing, hal ini juga diakibatkan adanya

kenaikan porsi Bank Indonesia di SBN tradable sebagai dampak

pelaksanaan program burden sharing antara pemerintah dan

Bank Indonesia.

Memasuki bulan Januari 2021, kinerja pasar keuangan

domestik mampu meneruskan tren peningkatan meskipun

masih dibayangi kenaikan kasus covid-19. Faktor positif dalam

negeri berasal dari perkembangan program vaksinasi yang mulai

dilaksanakan pada pertengahan Januari yang mendorong

optimisme investor terhadap pemilihan ekonomi yang lebih

cepat. Selain itu, volatilitas pasar keuangan global yang relatif

stabil pasca pelantikan Presiden Joe Biden di Amerika Serikat

turut mendorong aliran modal masuk ke pasar keuangan dalam

negeri. Di pasar saham, IHSG masih dalam tren peningkatan ke

level 6.258,6 sampai dengan 25 Januari 2021, atau meningkat

4,7% dibandingkan akhir tahun 2020 dan investor asing

mencatatkan net-inflow sebesar Rp11,4 Triliun. Sementara di

pasar obligasi, pergerakan yield masih berada di level yang

rendah dengan masing-masing berada di level 5,26 untuk yield

SBN tenor 5 Tahun dan 6,27 untuk yield SBN tenor 10 Tahun.

Investor asing juga masih mencatatkan net-inflow di pasar SBN

sebesar Rp6,5 Triliun hingga 21 Januari 2021.

Kinerja Arus Modal dan Nilai Tukar

Berdasarkan perkembangan di pasar saham dan pasar SBN, di

sepanjang bulan Desember 2020 total aliran modal asing keluar

di pasar saham dan obligasi tercatat sebesar Rp0,6 Triliun, atau

berbalik arah dibandingkan aliran modal asing yang masuk di

bulan November 2020 sebesar Rp19 Triliun. Secara keseluruhan

di tahun 2020, investor asing mencatatkan neto penjualan (net

foreign selling) sebesar Rp139,3 Triliun, masing-masing di pasar

Page 4: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 4

saham tercatat net ouflow sebesar Rp47,8 Triliun hingga 18

Desember 2020 investor nonresiden masih mencatatkan net

outflow di pasar keuangan domestik sebesar Rp138,6 Trilliun dan

net ouflow di pasar obligasi sebesar Rp87,9 Triliun. Sementara

hingga 25 Januari 2021 tercatat total arus masuk di pasar saham

dan SBN meningkat mencapai Rp17,9 Triliun.

Di akhir bulan Desember, nilai tukar Rupiah masih mampu

mencatatkan apresiasi jika dibandingkan penutupan di bulan

November. Pada akhir tahun 2020, nilai tukar Rupiah ditutup

pada tingkat Rp.14.105/USD atau mengalami penguatan sebesar

0,2% dari bulan sebelumnya. Secara year to date nilai tukar

Rupiah mengalami pelemahan 1,5% dibanding akhir tahun 2019.

Nilai tukar rata rata tahun 2020 mencapai Rp.14.574/USD atau

meningkat dibandingkan rata-rata tahun 2019 yang sebesar

Rp14.146,3. Ke depan, diperkirakan pergerakan nilai tukar masih

dalam tren penguatan sejalan dengan optimisme perkembangan

program vaksinasi di dalam negeri serta perkembangan program

vaksinasi yang sudah dilakukan di beberapa negara. Meskipun

demikian, perlu diwaspadai adanya tekanan baik dari global dan

dalam negeri, di antaranya dari perkembangan mutasi virus baru

covid-19 serta kenaikan kasus covid-19 global dan di dalam

negeri.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir tahun 2020 tercatat

sebesar USD135,9 miliar, mengalami kenaikan dibandingkan

posisi akhir November sebesar USD133,6 miliar. Cadangan

devisa ini juga meningkat cukup tinggi jika dibandingkan posisi

di akhir tahun 2019 yang sebesar USD129,2 miliar.

Posisi cadangan devisa bulan Desember tersebut setara dengan

kapasitas pembiayaan 10,2 bulan impor atau 9,8 bulan impor dan

pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas

standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Perkembangan cadangan devisa di bulan Desember ini di

antaranya dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri

pemerintah serta penerimaan pajak dalam bentuk valas.

Perkembangan Moneter dan Perbankan

Kebijakan suku bunga rendah masih diterapkan oleh negara-

negara utama dunia untuk tetap mendukung pemulihan

ekonomi. Hal ini juga masih dilakukan oleh Bank Indonesia

dengan tetap mempertahankan suku bunga acuan (7DRR)

sebesar 3,75%. Penurunan suku bunga acuan ini tentunya

mendorong penurunan suku bunga pinjaman antarbank, suku

bunga simpanan dan suku bunga kredit. Bahkan selama beberapa

bulan terakhir, suku bunga PUAB sudah berada dibawah suku

bunga acuan (7DRR). Hal ini menunjukkan likuiditas bank yang

melimpah. Penurunan suku bunga simpanan dan kredit lebih

besar dibandingkan tahun sebelumnya. Namun penurunan suku

bunga simpanan tetap lebih besar dari penurunan suku bunga

kredit. Suku bunga simpanan turun lebih besar di tenor jangka

pendek. Sama seperti bulan sebelumnya, perbankan masih

menjaga suku bunga simpanan untuk tenor yang lebih panjang

demi menjaga likuiditasnya.

Walaupun suku bunga kredit berada dalam tren yang menurun

selama beberapa waktu ini, namun hal tersebut belum mampu

memulihkan fungsi intermediasi perbankan. Pertumbuhan kredit

terus menunjukkan pelemahan dan tetap berada di zona negatif.

Di bulan November, pertumbuhan kredit semakin turun dan

mencapai -1,7% (yoy). Perlambatan kredit tersebut terjadi di

semua jenis kredit baik untuk modal kerja, investasi dan

konsumsi, masing-masing sebesar -3,8% (yoy), 0,2% (yoy) dan -

0,2% (yoy). Kredit modal kerja semakin terkontraksi di antara

kredit lainnya. Dilihat dari sektornya, dominasi kredit masih

untuk sektor perdagangan dengan share di bulan November

sebesar 27,7% dan sektor manufaktur sebesar 22,1%. Sedangkan

kontributor kontraksi pertumbuhan terbesar didorong oleh

kredit ke sektor perdagangan, sektor industri pengolahan, dan

sektor jasa keuangan dan asuransi. Beberapa sektor masih

menunjukkan pertumbuhan yang positif di antaranya kredit ke

sektor konstruksi, sektor pertanian, dan sektor transportasi dan

pergudangan.

Page 5: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 5

Di sisi lain, pertumbuhan dana simpanan berada dalam tren yang

meningkat walau di bulan November sedikit melambat.

Pertumbuhan dana simpanan mencapai 11,3% (yoy) terutama

didorong oleh kelompok nominal simpanan di atas Rp5 miliar,

yang merupakan simpanan perusahaan besar dan kelompok

masyarakat berpendapatan tinggi. Sementara kelompok

simpanan antara Rp2 - 5 miliar mengalami pertumbuhan lebih

rendah dibanding tahun 2019 dikarenakan terjadi pergeseran

preferensi masyarakat dari tabungan menuju instrumen

keuangan dengan imbal hasil lebih tinggi seperti obligasi yang

diindikasikan oleh peningkatan kepemilikan obligasi pemerintah

oleh individu.

Dengan adanya peningkatan pertumbuhan dana simpanan

sementara kredit terus melemah maka rasio loan to deposit juga

semakin turun. Dengan masih melimpahnya likuiditas,

perbankan masih meningkatkan portfolionya di instrument

keuangan/surat berharga. Di bulan Oktober, alokasi dana

perbankan ke surat berharga mencapai 17%. Perbankan juga

memegang porsi di SBN sekitar 39% di bulan November. Porsi ini

turun di bulan Desember kemungkinan dikarenakan

merealisasikan laba, namun kembali meningkat di bulan Januari

2021.

Secara umum kondisi

perbankan cukup baik yang

ditunjukkan dengan masih

stabilnya Capital Adequacy

Ratio (CAR). Namun perlu

menjadi perhatian bahwa

terjadi penurunan CAR bank

buku I pada bulan Oktober yang

menunjukkan permodalan yang tergerus. Selain itu, tingkat Non

Performing Loan (NPL) juga relatif stabil walaupun terdapat

sedikit peningkatan di bank buku II dan IV.

Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan di bulan Desember melanjutkan tren positif

selama delapan bulan terakhir dengan mencatatkan surplus

sebesar USD2,1 miliar, dengan komposisi surplus nonmigas

sebesar USD2,56 miliar dan defisit migas sebesar USD0,46 miliar.

Surplus di bulan Desember ini tentunya menambah surplus

secara kumulatif sepanjang tahun 2020 menjadi sebesar

USD21,74 miliar yang terdiri dari surplus neraca nonmigas

sebesar USD27,69 miliar dan defisit neraca migas sebesar

USD5,95 miliar. Di sepanjang tahun 2002, migas masih terus

mencatatkan defisit walaupun mengecil sementara nonmigas

terus mencatatkan surplus dengan nilai yang cukup besar,

kecuali pada bulan April dimana nonmigas mencatatkan defisit

sebesar USD81,7 juta. Defisit tersebut dikarenakan mulai

meningkatnya pandemi Covid-19 dimana banyak negara

melakukan lockdown, demikian juga dengan Indonesia yang

mulai menerapkan pembatasan sosial berskala besar.

Ekspor bulan Desember 2020 tercatat sebesar USD16,5 miliar,

tumbuh positif dibandingkan bulan sebelumnya. Perbaikan

ekspor di bulan Desember membuat pertumbuhan secara

tahunan meningkat menjadi menjadi 14,6% (yoy). Hal ini

mendorong perbaikan defisit ekspor sepanjang tahun ini yang

sebelumnya sebesar -4,2% (ytd) di bulan November menjadi -

2,6% (ytd) di bulan Desember. Perbaikan juga terjadi di sisi

impor. Impor bulan Desember tercatat sebesar USD14,4 miliar,

meningkat cukup tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Peningkatan ini membuat laju defisit impor di bulan Desember

membaik dari sebelumnya sebesar -17,46% (yoy) atau -18,91%

(ytd) di bulan November menjadi -0,5% (yoy) atau -17,3%.

Sepanjang tahun 2020, ekspor

mengalami pertumbuhan

sebesar -2,6% (ytd) dimana

lebih didukung oleh perbaikan

harga komoditas nonmigas.

Kenaikan harga non migas

tersebut mengkompensasi

turunnya jumlah permintaan,

sementara untuk ekspor migas, baik harga ataupun volume

masih mengalami tekanan. Di sisi impor, penurunan sebesar

17,3% (ytd) disebabkan baik oleh faktor harga maupun volume,

baik untuk nonmigas maupun migas. Penurunan harga migas

cukup signifikan dibanding penurunan harga di nonmigas,

sementara penurunan secara volume hampir sama antara migas

Page 6: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 6

dan nonmigas.

Apabila dilihat dari komoditasnya, beberapa komoditas utama

ekspor masih menunjukkan pertumbuhan yang cukup tinggi

seperti lemak dan minyak nabati/hewani (HS15), besi dan baja

(HS72), serta logam mulia/perhiasan (71). Peningkatan espor

minyak hewan/nabati dan logam mulia masih didorong oleh

kenaikan harga sementara volume mengalami kontraksi.

Sementara itu, kenaikan ekspor besi dan baja didorong oleh

meningkatnya jumlah permintaan walaupun secara harga

mengalami tekanan. Di sisi impor, mayoritas komoditas

mengalami penurunan baik disebabkan harga dan volume

seperti mesin dan peralatan mekanis (HS84), besi dan baja

(HS72) serta bahan kimia organik (HS29). Sementara komoditas

mesin dan perlengkapan elektrik (HS85) juga mengalami

kontraksi volume, namun sedikit tertolong dengan kenaikan

harga, demikian juga dengan komoditas plastik dan barang dari

plastik (HS39).

Apabila dilihat secara sektoral, sepanjang tahun 2020, ekspor

pertanian meningkat cukup signifikan sebesar 13,9% (ytd).

Namun proporsi ekspor pertanian yang hanya 2,5% dari total

ekspor, belum mampu mengangkat kinerja ekspor secara

keseluruhan. Ekspor sektor manufaktur bertumbuh positif

walaupun belum terlalu signifikan yaitu sebesar 2,9% (ytd). Laju

defisit ekspor sektor pertambangan mengalami perlambatan

setelah ekspor di bulan Desember membaik. Ekspor sektor

pertambangan tumbuh sebesar -20,7% (ytd) di tahun 2020

setelah beberapa waktu terus mengalami kontraksi. Berdasarkan

penggunaannya, semua impor berdasarkan jenis penggunaan

masih mengalami penurunan walaupun impor di bulan

Desember mengalami perbaikan. Impor bahan baku/penolong

yang merupakan input produksi masih terkontraksi sebesar

16,7% (ytd).

Hal ini menunjukkan bahwa sisi supply masih lemah. Impor

barang modal juga masih terkontraksi sebesar 18,3% (ytd),

sementara impor barang konsumsi turun sebesar 10,9% (ytd).

Walaupun masih mengalami penurunan, impor di bulan

November dan Desember menunjukkan peningkatan. Hal ini

diharapkan menjadi sinyal awal ekonomi domestik bergerak.

PERKEMBANGAN HARGA

Laju inflasi Desember 2020 mencapai 1,68% (yoy), meningkat

dari angka November sebesar 1,59% (yoy). Laju inflasi

melanjutkan tren meningkat yang didorong oleh mulai pulihnya

permintaan menjelang akhir tahun di tengah kenaikan harga

pangan karena berkurangnya stok. Pada Desember 2020, laju

inflasi bulan ke bulan mencapai 0,45% (mtm). Pandemi Covid-19

masih berdampak pada terbatasnya permintaan menjelang akhir

tahun yang bertepatan dengan perayaan Natal dan Tahun Baru.

Wabah Covid-19 juga telah menyebabkan terbatasnya

permintaan domestik, terutama di periode Hari Besar

Keagamaan Nasional sepanjang 2020, seperti Ramadan, Lebaran,

dan Natal sehingga laju inflasi 2020 tercatat sangat rendah.

Secara umum sepanjang tahun 2020, tren melambat masih

dicerminkan oleh inflasi beberapa kelompok pengeluaran

nonpangan meskipun terdapat kenaikan yang signifikan pada

kelompok pangan. Tren meningkat telah terjadi sejak September

pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau dipengaruhi

oleh faktor musim tanam di akhir tahun seiring dengan

permintaan pangan yang mulai pulih. Sementara untuk

kelompok lainnya cenderung mengalami perlambatan sepanjang

tahun 2020. Hal ini terjadi pada komoditas tahan lama, seperti

sandang, furnitur, perlengkapan rumah tangga, dan jasa-jasa,

seperti jasa pendidikan, perumahan, rekreasi. Kelompok

kesehatan sempat mengalami peningkatan hingga pertengahan

tahun, namun kembali melambat sampai akhir 2020. Kelompok

transportasi juga sempat meningkat pada periode Mei-Agustus

sebagai dampak dari kebijakan Pemerintah dalam membatasi

pergerakan masyarakat sehingga berdampak pada pembentukan

tarif transportasi. Namun, hingga akhir tahun kelompok

transportasi kembali melambat. Secara spasial, laju inflasi di

sebagian besar daerah di Indonesia berada pada kisaran 0 - 2%

pada 2020. Hal ini menunjukkan rendahnya inflasi akibat

turunnya permintaan dan daya beli masyarakat terjadi di seluruh

wilayah Indonesia.

Komponen inflasi inti masih mengalami tren perlambatan hingga

akhir tahun 2020 mencerminkan masih terbatasnya permintaan

masyarakat akibat pandemi. Pada Desember 2020, laju inflasi inti

mencapai 1,60% (yoy), sedikit menurun dari angka November

yang mencapai 1,67% (yoy). Masih lemahnya daya beli

masyarakat di sepanjang 2020 tergambar dari tren penurunan

inflasi yang terjadi sejak awal pandemi di Indonesia. Nilai tukar

Rupiah yang stabil dan harga komoditas global yang masih relatif

rendah juga mendorong terbatasnya dampak imported inflation.

Meskipun pertumbuhan uang beredar mengalami tren

meningkat sepanjang tahun 2020, laju inflasi inti berada pada

tingkat yang rendah sejalan dengan pertumbuhan kredit

konsumsi yang juga masih sangat rendah. Secara umum, inflasi

harga barang-barang nonpangan dan jasa-jasa mengalami tren

penurunan, seperti pada komoditas sandang dan keperluan

rumah tangga, jasa perumahan, pendidikan, perawatan jasmani,

dan kebutuhan leisure.

Berbeda dengan tren inflasi inti, inflasi komponen volatile food

masih melanjutkan tren peningkatan sebagai dampak menipis

Page 7: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 7

menipisnya stok pangan di tengah mulai naiknya permintaan

pada akhir tahun 2020.

Laju inflasi volatile food mencapai 3,62% (yoy), naik dari angka

November yang mencapai 2,41% (yoy). Secara musiman,

kenaikan harga pangan secara historis terjadi pada masa

menjelang akhir tahun seiring masuknya periode musim tanam

dan penghujan. Naiknya intensitas hujan di beberapa daerah

mendorong kenaikan harga pangan disebabkan oleh

menurunnya produksi dan kendala distribusi akibat bencana

alam. Selain dari sisi produksi, naiknya permintaan pangan

menjelang Natal dan Tahun Baru di tengah masa pemulihan

ekonomi juga mendorong kenaikan harga-harga kebutuhan

pangan. Beberapa komoditas mulai menunjukkan peningkatan

harga, seperti produk hortikultura dan hasil unggas. Meskipun

begitu, inflasi pangan masih terkendali, didukung oleh berbagai

kebijakan yang ditempuh oleh Pemerintah untuk menjaga

ketersediaan pasokan. Terjaganya inflasi pangan menjadi salah

satu kunci penting dalam pengendalian inflasi dan proses

pemulihan ekonomi nasional.

Sementara untuk inflasi administered price, laju inflasi Desember

mencapai 0,25% (yoy), lebih rendah dari angka November yang

mencapai 0,56% (yoy). Meskipun menjelang Natal dan Tahun

Baru permintaan transportasi tetap mengalami kenaikan, namun

kenaikan tarif yang cukup besar terjadi hanya pada angkutan

udara. Berbeda dengan pola historis yang kenaikannya didorong

oleh peningkatan tarif kereta api dan angkutan antarkota.

Penurunan laju inflasi administered price juga didorong oleh

faktor kebijakan pembatasan sosial dan syarat tes untuk

perjalanan jarak jauh sehingga menyebabkan mobilitas

masyarakat antardaerah menjadi lebih terbatas.

PERKEMBANGAN SEKTOR RIIL : PERKEMBANGAN KINERJA PERDAGANGAN, TRANSPORTASI, DAN PARIWISATA

Indikator sektor perdagangan di Bulan November - Desember

2020 memberikan sinyal beragam, tetapi secara umum

menunjukkan pergerakan sektor ini secara perlahan menuju

zona positif dari titik terdalam masa pandemi Covid-19. Kinerja

yang membaik dari bulan sebelumnya terjadi pada penjualan

mobil penumpang dan mobil niaga, serta impor barang

konsumsi.

Penjualan Kendaraaan

Kinerja penjualan mobil yang terdiri dari mobil penumpang dan

mobil niaga secara bulanan di pasar dalam negeri jelang akhir

tahun kembali menorehkan kenaikan pertumbuhan walau masih

dalam zona negatif. Pada periode November 2020, dibandingkan

dengan bulan sebelumnya secara wholesales (pabrik ke dealer)

penjualan mobil naik 9,8% menjadi 49.018 unit dari 53.844 unit.

Sementara di penjualan ritel naik 21,2% menjadi 56.106 unit dari

bulan Oktober 46.284 unit. Total penjualan tersebut sekaligus

menjadi yang tertinggi semenjak industri otomotif nasional

mengalami kontraksi akibat pandemi virus corona pada April

2020. Sementara penjualan sepeda motor kembali mengalami

kontraksi pertumbuhan, dengan penjualan hanya sejumlah

237.035 unit atau turun sekitar 25,4% dari penjualan pada bulan

sebelumnya yang membukukan angka 317.830. Bila

dibandingkan dengan penjualan pada bulan November tahun

lalu yang mencapai 547.684 unit, pertumbuhan penjualan

sepeda motor mengalami kontraksi sebesar 56,7%. Berbagai

strategi bisnis untuk mendorong penjualan belum mampu

memperbaiki kinerja pertumbuhan.

Indeks Penjualan Riil

Kinerja penjualan eceran secara bulanan pada Desember 2020

tumbuh 2,9 persen (mtm), didorong oleh peningkatan

permintaan masyarakat pada saat hari besar keagamaan

nasional (Natal) serta tahun baru. Seluruh kelompok memiliki

pertumbuhan positif, terutama pada kelompok peralatan

informasi dan komunikasi serta perlengkapan rumah tangga

lainnya. Namun demikian, secara tahunan penjualan eceran pada

Desember 2020 masih dalam zona kotraksi pertumbuhan dengan

tumbuh -20,7 persen (yoy), lebih dalam dibanding bulan

November sebesar -16,3 persen (yoy).

Page 8: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 8

Penurunan penjualan tahunan terutama terjadi pada

subkelompok sandang dan kelompok peralatan informasi dan

komunikasi masing-masing -60,9 % (yoy) dan -38,4% (yoy).

Impor Barang Konsumsi

Impor Barang Konsumsi pada November masih dalam level

kontraksi, tetapi dengan arah pergerakan yang lebih baik

dibanding bulan sebelumnya. Jika dilihat secara klasifikasi BEC,

terlihat perbaikan pada bulan November terjadi karena adanya

pertumbuhan positif secara bulanan pada komponen barang

konsumsi, kecuali untuk komponen impor mobil penumpang

yang masih negatif.

Indikator Transportasi

Indikator transportasi penumpang dan logistik di November 2020

mulai memberi sinyal perbaikan kinerja sejalan dengan

peningkatakan kepercayaan masyarakat menggunakan

transportasi di masa pandemi. Sektor transportasi dan logistik

sendiri memiliki andil 4,40% terhadap total PDB pada Q3-2020,

dengan dominasi andil dari subsektor angkutan darat dan

logistik. Pembatasan mobilitas masyarakat dan pembatasan

protokol batas jumlah penumpang (75%), berdampak langsung

pada demand sektor ini. Jasa transportasi dan jasa logistik secara

umum berperan penting karena efisiensi logistik akan

berdampak terhadap daya saing produk dan komoditas, maupun

tingkat kesejahteraan masyarakat.

Pengangkutan Penumpang

Jumlah penumpang angkutan udara yang diberangkatkan pada

November 2020 mulai menunjukkan adanya tren peningkatkan.

Penumpang angkutan udara domestik yang diberangkatkan pada

November 2020 sebanyak 3,0 juta orang, naik 33,43 persen

dibanding bulan sebelumnya. Jumlah penumpang domestik

terbesar melalui Bandara Soekarno Hatta dan angkutan udara

internasional terjadi di Bandara Ngurah RaiDenpasar. Untuk

penumpang angkutan laut dalam negeri, yang diberangkatkan

pada November 2020 tercatat 1,2 juta orang, naik 9,34 persen

dibanding Oktober 2020 dengan kenaikan jumlah penumpang

tertinggi terjadi di Pelabuhan Belawan diikuti Tanjung Priok dan

Makassar. Sementara itu untuk jumlah penumpang kereta api,

yang berangkat pada November 2020 sebanyak 13,7 juta orang

atau naik 14,95 persen dibanding bulan sebelumnya. Namun, bila

dibandingkan dengan periode sebelum pandemi Covid-19 atau di

tahun 2019, pertumbuhan pengangkutan penumpang dengan

berbagai moda masih terjadi penurunan yang cukup tajam.

Pengangkutan Barang

Sejalan dengan kenaikan pertumbuhan pengangkutan

penumpang, pertumbuhan pengangkutan barang di bulan

November 2020 juga mengalami kenaikan meski angkutan

barang udara yang masih berada di level kontraksi. Jumlah

barang yang diangkut oleh moda angkutan laut di bulan

November 2020 naik 0,22 % menjadi 27,4 juta ton dibanding

bulan sebelumnya. Jumlah barang yang diangkut kereta api di

bulan November 2020 mengalami peningkatan sebesar 19,45

persen menjadi 4,6 juta ton dibanding bulan sebelumnya.

Perbaikan kinerja pengangkutan barang memiliki kaitan erat

dengan kinerja sektor lainnya, seperti perdagangan, manufaktur,

dan pertambangan di bulan November, selain itu peningkatan

aktivitas e-commerce turut mendorong jasa pengiriman barang

dan permintaan pergudangan logistik.

Indikator Pariwisata

Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) masih

belum pulih seiring dengan kebijakan pembatasan kunjungan

wisman untuk non-essential travel akibat pendemi Covid19,

mesikupun demikian Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel

berbintang di Indonesia menunjukkan tren perbaikan. Pemulihan

sektor pariwisata masih tergantung pada penanganan Covid-19

yang masih diliputi ketidakpastian meskipun program vaksinasi

telah dijalankan di beberapa negara. Pada tanggal 1 s.d. 14

Januari 2021 pemerintah memutuskan untuk melakukan

penutupan sementara kedatangan WNA untuk mencegah varian

baru COVID-19 yang pertama dideteksi di Inggris, yang kemudian

diperpanjang hingga tanggal 25 Januari 2021.

Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara

Berdasarkan data BPS, wisatawan mancanegara yang berkunjung

ke Indonesia pada November 2020 sebesar 175.313 kunjungan.

Page 9: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 9

Kunjungan ini tercatat meningkat 13,90% dibandingkan dengan

bulan sebelumnya yang sebanyak 153,9 ribu, tetapi menurun

86,31% dibandingkan November 2019 yang sebanyak 1,3 juta

kunjungan. Wisman paling banyak masuk ke Indonesia melalui

jalur darat sebesar 88,6 ribu atau 50% dari total wisman ke

Indonesia. Sementara sisanya masuk melalui jalur laut sebanyak

43,3 ribu dan udara 43,4 ribu. Pembatasan aktivitas karena

pandemi covid-19 menyebabkan masih rendahnya kunjungan

wisatawan dari mancanegara.

Berdasarkan asal negara, kunjungan wisman didominasi oleh

wisman dari Timor Leste yang mencapai 72,9 ribu atau 41,61%

dari total kunjungan wisman bulan November 2020. Selain itu,

wisman yang berasal dari Malaysia berjumlah 23,75%, dan China

3,72%. Tingginya jumlah wisman yang menggunakan jalur darat

dan juga yang berasal dari Timor Leste dan Malaysia

dibandingkan jalur dan asal lainnya, menunjukkan data wisman

tersebut masih didominasi oleh kegiatan lintas di perbatasan

negara.

Tingkat Okupansi Hotel Berbintang

Tingkat okupansi atau Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel

berbintang mencapai 40,14% pada November 2020. TPK

tersebut mengalami penurunan sebesar 18,44 poin jika

dibandingkan dengan TPK pada bulan November 2019 yang

tercatat sebesar 58,58%. Sementara jika dibandingkan dengan

bulan Oktober 2020 yang tercatat sebesar 37,48%, TPK justru

mengalami kenaikan sebesar 2,66%. Kenaikan TPK ini didorong

oleh tren staycation selama pandemi Covid-19. Masyarakat yang

telah bosan untuk melakukan aktivitas di rumah dari mulai kerja,

ibadah, dan juga sekolah dari rumah ingin melakukan

penyegaran atau refreshing. Staycation menjadi alternatif untuk

solusi tersebut, dengan tinggal dan melakukan aktivitas di hotel

tanpa harus keluar kota dan dapat merasakan pengalaman yang

baru.

Jika dilihat berdasarkan regional. TPK tertinggi pada November

2020 tercatat di Provinsi Lampung sebesar 59,14%, diikuti oleh

Provinsi Gorontalo sebesar 58,80%, dan Provinsi Kalimantan

Tengah sebesar 58,21%. Sebaliknya, persentase TPK terendah

tercatat di Provinsi Bali sebesar 9,32%. Bali sebagai destinasi

wisata yang sangat bergantung pada wisatawan mancanegara

sangat mengalami tekanan selama pandemi, karena kunjungan

wisman selama masa pandemi yang turun drastis. Beberapa

provinsi yang pada awal pandemi mencatat TPK sangat rendah

seperti Yogyakarta (5,36%), dan Sumatera Barat (9,09%)

bertahap mulai menunjukkan perbaikan. Pada November 2020

TPK Yogyakarta tercatat sebesar 44,99% dan Sumatera Barat

sebesar 47,49%. Hal tersebut berbeda dengan yang terjadi di

Bali, karena ketergantungan atas wisman untuk provinsi

Yogyakarta dan Sumatera Barat tidak sebesar Bali, sehingga

masih dapat mengandalkan wisatawan domestik. Jika melihat

dari klasifikasi hotel yang ada di Indonesia, Hotel Bintang 3

memiliki TPK paling tinggi yaitu sebesar 42,03%. Kemudian posisi

tertinggi kedua adalah Hotel Bintang 4 sebesar 41,91%.

Sedangkan Hotel Bintang 1, Bintang 2, dan Bintang 5 berturut-

turut adalah 29,03%, 28,99%, dan 35,37%.

PERKEMBANGAN SEKTOR RIIL : INDIKATOR PERTUMBUHAN EKONOMI

Indikator Konsumsi Rumah Tangga

Indikator Konsumsi rumah tangga pada bulan Desember

menunjukkan penguatan optimisme konsumen yang tercermin

pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 96,5 dibanding

bulan sebelumnya yang sebesar 92,0. Keyakinan konsumen

menguat di seluruh kategori tingkat pengeluaran. Perbaikan

keyakinan konsumen pada November 2020 didorong oleh

menguatnya persepsi akan kondisi ekonomi saat ini dan

ekspektasi ke depan. Persepsi terhadap kondisi ekonomi yang

membaik saat ini didukung oleh aspek ketersediaan lapangan

kerja, penghasilan, dan ketepatan waktu pembelian barang

tahan lama. Ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke

depan meningkat dilihat dari ketersediaan lapangan kerja.

Indeks Penjualan Eceran (RSI) pada bulan Desember 2020 sudah

keluar dari titik terendah di bulan November. Pada bulan

Desember RSI naik 2,87% (mtm), namun tetap berkontraksi

20,66% (yoy). Dibanding kuartal III 2020, RSI kuartal IV masih

berkontraksi 5,68% atau - 17,39% bila dibanding kuartal yang

tahun 2019. Pelemahan RSI ini merupakan hal yang wajar dalam

Page 10: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 10

siklus tahunan konsumsi. Konsumsi makanan dan minuman yang

merupakan porsi terbesar dalam konsumsi rumah tangga (42%)

pada bulan Desember meningkat 2,41% (mtm) namun

berkontraksi 12,32 bila dibanding Bulan Desember tahun lalu.

Sementara itu penjualan mobil penumpang terus menanjak di

bulan Desember ini, penjualannya sudah mencapai 74% dari

keadaan pra-pandemi di bulan Maret 2020. Sementara itu

penjualan sepeda motor menunjukkan penurunan sejak Bulan

Oktober 2020 dimana ini juga merupakan siklus musiman seperti

yang terjadi tahun lalu. Penjualan sepeda motor dan mobil

penumpang dari PT Astra di kuartal IV 2020 ini masing-masing

terkontraksi 49,8% (yoy) dan 41,8% (yoy). Secara kuartal ke

kuartal (qtq) penjualan sepeda motor mengalami kontraksi

20,6%, sedangkan penjualan mobil tumbuh 44,0%.

Penjualan listrik untuk golongan rumah tangga di Bulan

Desember 2020 mengalami sedikit penurunan bila dibandingkan

bulan November yang menunjukkan masyarakat kembali

beraktivitas di luar rumah. Konsumsi listrik yang merupakan

bagian dari konsumsi RT untuk perumahan dan peralatan RT di

bulan Desember ini berkontraksi 0,2% (mtm) namun meningkat

4,6% bila dibandingkan bulan Desember 2019.

Kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto (Investasi)

Menutup tahun 2020, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

pada triwulan IV-2020 telah mengarah kepada perbaikan secara

terbatas dibandingkan dengan triwulan III-2020 yang ditandai

dengan membaiknya beberapa indikator terutama yang

berhubungan dengan impor. Indikator PMTB seperti impor

barang modal dan impor besi dan baja telah mengalami

perbaikan meskipun masih di teritori negatif. Komponen PMTB

bangunan bergerak menguat yang ditandai dengan konsumsi

semen domestik per-Desember 2020 yang meningkat tipis

dibandingkan dengan realisasi November.

Pada bulan Desember, konsumsi semen yang pada bulan

November mengalami perbaikan sebesar -13,9% (YoY), kembali

mengalami perbaikan sebesar -12,1% (YoY). Hingga bulan

Desember 2020, konsumsi semen tahunan terkontraksi sebesar

10,4% (YoY). Sementara impor Besi dan Baja sebagai indikator

PMTB bangunan juga mengalami perbaikan dari bulan Oktober

ke bulan bulan November sebesar -34,2% (YoY) berlanjut ke

bulan Desember sebesar -9,4% (yoy) atau 14,7% (mtm). Secara

tahunan, impor besi dan baja tahun 2020 mengalami kontraksi

sebesar 34,0% (yoy).

Demikian pula impor barang modal sebagai indikator PMTB

Mesin dan Perlengkapan mengalami perbaikan yang cukup

signifikan. Setelah pada bulan November mengalami perbaikan

menjadi sebesar -2,9% (YoY), pada bulan Desember menjadi

sebesar 3,17% (YoY) atau 3,89% (mtm). Perbaikan indikator ini

sangat mempengaruhi pertumbuhan PMTB Mesin dan

Perlengkapan di triwulan IV-2020 ini. Namun secara tahunan

masih mengalami kontraksi pada 2020 sebesar 16,7% (YoY).

Penjualan mobil niaga sebagai indikator PMTB Kendaraan pada

Page 11: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 11

bulan November mengalami perbaikan setelah mengalami

pelemahan pada bulan Oktober.

Pada Bulan Desember pertumbuhan penjualan mobil niaga

kembali mengalami perlambatan yaitu sebesar -28,2% (YoY) atau

-8,7% (mtm). Pertumbuhan tersebut mengakibatkan secara

tahunan, pertumbuhan penjualan mobil niaga tahun 2020

mengalami kontraksi sebesar 41,5% (YoY).

Selain itu, indikator lainnya yang digunakan untuk memperkirakan

pertumbuhan PMTB secara keseluruhan adalah realisasi belanja

modal Pemerintah Pusat. Pada bulan Desember, pertumbuhan

penyerapan belanja modal pemerintah pusat mencapai 42%

(YoY), sementara secara tahunan, pertumbuhan penyerapan

belanja modal pemerintah pusat tahun 2020 adalah sebesar 6,2%

(YoY) Realisasi belanja modal tahun 2020 sebesar Rp188,8 triliun

atau mencapai 137,5% dari pagu APBN menurut Perpres 72 tahun

2020. Sebagian realisasi belanja modal dialokasikan untuk

mendukung penanganan Covid-19 dan Program Pemulihan

Ekonomi Nasional (PEN), termasuk pembangunan sarana dan

prasarana kesehatan. Realisasi belanja modal belanja modal juga

meningkat untuk membangun sarana dan prasarana kesehatan

Pusat dan TNI/Polri, pengadaan peralatan pertahanan/

keamanan, serta dukungan pengaadaan tanah untuk Proyek

Strategis Nasional (PSN).

Indikator lainnya yang digunakan untuk memperkirakan

pertumbuhan PMTB secara keseluruhan adalah realisasi

investasi langsung atau penanaman modal baik dari luar negeri

(Penanaman Modal Asing/PMA) maupun dari dalam negeri

(Penanaman Modal Dalam Negeri/PMDN). Realisasi investasi

pada triwulan IV-2020 mencapai Rp214,7 triliun atau tumbuh

sebesar 3,1% (YoY), yang terdiri dari realisasi PMA sebesar

Rp111,1 triliun atau tumbuh sebesar 5,5% (YoY) dan PMDN

sebesar Rp103,6 triliun atau tumbuh sebesar 0,6% (YoY).

Secara kumulatif realisasi investasi langsung mencapai Rp826,3

triliun atau mencapai 101,1% terhadap target investasi tahun

2020 yaitu sebesar Rp817,2 triliun. Pengesahan UU Cipta Kerja

dan adanya kepastian akan dimulainya program vaksinasi

nasional mampu memberikan sinyal positif dalam meningkatkan

kepercayaan investor di akhir tahun terutama bagi investor

dalam negeri. Penurunan PMA di Indonesia relatif jauh lebih

rendah dibandingkan dengan penurunan investasi dunia yang

diprediksi oleh United Nations Conference on Trade and

Development (UNCTAD) akan mencapai 40% di tahun 2020. Hal

ini menunjukan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi

masih cukup tinggi.

Sektor Konstruksi pada triwulan IV-2020 diperkirakan masih

mengalami kontraksi sebesar 3.5% (YoY). Pertumbuhan positif

masih sulit dicapai karena BUMN Konstruksi dan Jasa Konsultasi

Konstruksi telah memangkas capex-nya hingga lebih dari 50%

dari target semula sebagai respon antisipasi terhadap pandemi

Covid-19. Namun, kondisi triwulan IV2020 diperkirakan sedikit

lebih baik dibanding triwulan III-2020 sebagai dampak dari

dilanjutkannya berbagai proyek infrastruktur termasuk proyek

strategis nasional.

Sektor Real Estate masih berada di teritori positif, mengalami

peningkatan dibandingkan triwulan III-2020 yaitu sebesar 2,1%

(YoY). Peningkatan ini didorong dari sisi demand properti

residensial yang ditunjukkan oleh peningkatan KPR/ KPA

menjelang akhir tahun. Penurunan suku bunga KPR oleh

beberapa bank, dan penawaran bunga fix untuk jangka waktu

tertentu menjadi salah satu faktor yang dapat menarik

permintaan masyarakat. Permintaan properti komersil masih

terbatas baik sewa maupun jual, utamanya pada apartemen,

hotel dan convention hall akibat kebijakan pembatasan aktivitas

masyarakat. Dari sisi supply, hingga akhir Desember 2020,

Page 12: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 12

Pemerintah telah merealisasikan Program Sejuta Rumah

mencapai 965.000 unit terdiri dari pembangunan rumah

untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak

772.324 unit dan rumah untuk non-MBR sebanyak 192.893

unit.

Kinerja Konsumsi Pemerintah

Indikator Konsumsi Pemerintah pada bulan Desember 2020

menunjukkan realisasi belanja negara secara kumulatif

Januari - Desember telah mencapai 2.589,9 triliun atau

94,6% dari total anggaran belanja negara berdasarkan

Perpres 72 tahun 2020, tumbuh 12,2% dibandingkan

realisasi tahun lalu yang sebesar Rp2.309,6 triliun.

Sementara pendapatan negara mencapai Rp1.633,6 triliun.

Capaian belanja negara tersebut didorong belanja

pemerintah pusat, utamanya disebabkan peningkatan

realisasi belanja bantuan sosial, dukungan untuk dunia

usaha melalui belanja lainnya, serta peningkatan belanja

barang. Belanja pemerintah pusat sepanjang tahun 2020

mencapai Rp1.827,4 triliun yang tumbuh 22,1% (yoy)

dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Sementara itu

Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) mencapai Rp762,5

triliun atau mengalami penurunan sebesar 6,2% (yoy).

Realisasi belanja pegawai tahun 2020 mencapai Rp380,2 triliun

(94,2% dari pagu anggaran berdasarkan Perpres 72), atau

tumbuh 1,1% (yoy). Terutama dipengaruhi adanya perubahan

kebijakan pembayaran THR dan gaji ke-13 serta menurunnya

belanja untuk honorarium, vakasi, dan tunjangan karena

sebagian PNS melakukan pekerjaannya dari rumah (WFH).

Sementara itu, realisasi Belanja Barang sampai akhir tahun 2020

sebesar Rp417,6 triliun, tumbuh cukup tinggi mencapai 24,9%

(yoy), mencapai 152,9% terhadap pagu anggaran berdasarkan

Perpres 72 2020. Belanja barang di tahun 2020 terutama

digunakan untuk penanganan Covid-19 baik di bidang kesehatan

maupun bantuan pemerintah berupa bantuan langsung kepada

masyarakat umum, guru maupun pelaku usaha mikro, kecil dan

menengah, maupun bantuan gaji para pekerja yang

pendapatannya di bawah 5 juta.

Meskipun realisasi APBN sampai dengan akhir tahun tumbuh

12,2% dibanding tahun 2019, dan defisit APBN yang meningkat

signifikan, konsumsi pemerintah pada tahun 2020 diperkirakan

akan mengalami sedikit megalami kontraksi sebesar 0,5% (yoy).

Hal ini tak terlepas dari berubahnya prioritas pemerintah dengan

memperbanyak anggaran untuk mendukung konsumsi

masyarakat. Selain itu, penerapan new normal dan working from

home dalam kegiatan administrasi pemerintahan turut berperan

dalam menurunnya pengeluaran konsumsi pemerintah.

Page 13: Januari 2021 RINGKASAN EKSEKUTIF...2020 saat Natal dan Tahun Baru. Di tengah pandemi yang eskalatif, momen vaksinasi yang telah mulai dilakukan memperbesar harapan mengakhiri pandemi

Laporan Ekonomi & Keuangan Bulanan / Monthly Report 13

Pengarah : Kepala Badan Kebijakan Fiskal Penanggung Jawab : Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Penyusun : Thomas NPD Keraf, Yasir Niti Samudro, Roni Parasian, Rahadian Zulfadin, Lilik Surya, Iis Iskandar, Raditiyo Harya Pamungkas, Dwi Anggi Novianti, Dedy Sunaryo, Immanuel Bekti Hartanto, Restu Rinayanti, Johan Zulkarnain, Andi Yoga, Wignyo Parasian, Yayu Andini, Ika Kartika Sari, Wiranda Baihaqi, Dimas Nurdy, Adi Triyono, Dessy Kusumawardani, Rizki Saputri, Ilham Satriyo N., Hilda Choirunnisyah

Layout : Patria Yoga Asmara Sumber Data : CEIC, BPS, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan

Dokumen ini disusun hanya sebatas sebagai informasi. Semua hal yang relevan telah dipertimbangkan untuk memastikan informasi ini benar, tetapi tidak ada jaminan bahwa informasi tersebut akurat dan lengkap serta tidak ada kewajiban yang timbul terhadap kerugian yang terjadi atas tindakan yang dilakukan dengan mendasarkan pada laporan ini. Hak cipta Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.