jam vol 14 no 2 agustus 2003.pdf - website stie · pdf filedirektur jendral pendidikan tinggi...

78
ISSN 0853-1269 - Akreditasi No. 118/DIKTI/Kep/2001 Rp7.500,- ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN: PENGUJIAN SIGNALING HYPOTHESIS DI BURSA EFEK JAKARTA Indah Kurniawati, SE., M.Si. PENGARUH MODAL SOSIAL PADA KINERJA ANGGOTA ORGANISASI (KASUS UNTUK KARYAWAN SETINGKAT STAF PADA SEBUAH PERUSAHAAN OTOMOTIF DI JAWA TENGAH) Wisnu Prajogo, SE., MBA. UTANG ATAU EKUITAS: PENGUJIAN EMPIRIS PECKING ORDER HYPOTHESIS Drs. Baldric Siregar, MBA., Akuntan PELAKSANAAN AKTIVITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) MELALUI OUTSOURCING Dra. Sri Haryani, M.Si. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT Rizmah Nurchasanah, SE., Akuntan dan Wiwin Rahmanti, SE., M.Com. PENGARUH FRAMING PADA KEPUTUSAN INVESTASI DALAM PERSPEKTIF INDIVIDU-KELOMPOK: PENGUJIAN EMPIRIS ATAS FUZZY-TRACE THEORY Amril Arifin, SE., M.Si. A G 3 0 U S 0 2 T U S

Upload: phamkien

Post on 05-Feb-2018

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

ISSN 0853-1269 - Akreditasi No. 118/DIKTI/Kep/2001 Rp7.500,-

ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDENTERHADAP ABNORMAL RETURN:

PENGUJIAN SIGNALING HYPOTHESIS DI BURSA EFEK JAKARTAIndah Kurniawati, SE., M.Si.

PENGARUH MODAL SOSIAL PADA KINERJA ANGGOTA ORGANISASI(KASUS UNTUK KARYAWAN SETINGKAT STAF PADA SEBUAH PERUSAHAAN

OTOMOTIF DI JAWA TENGAH)Wisnu Prajogo, SE., MBA.

UTANG ATAU EKUITAS: PENGUJIAN EMPIRIS PECKING ORDER HYPOTHESISDrs. Baldric Siregar, MBA., Akuntan

PELAKSANAAN AKTIVITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)MELALUI OUTSOURCING

Dra. Sri Haryani, M.Si.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDIT Rizmah Nurchasanah, SE., Akuntan dan Wiwin Rahmanti, SE., M.Com.

PENGARUH FRAMING PADA KEPUTUSAN INVESTASI DALAM PERSPEKTIFINDIVIDU-KELOMPOK: PENGUJIAN EMPIRIS ATAS FUZZY-TRACE THEORY

Amril Arifin, SE., M.Si.

AG 30US 02T US

Page 2: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

Editorial Staff Jurnal Akuntansi Manajemen (JAM)

Editor in ChiefDjoko Susanto

STIE YKPN Yogyakarta

Managing EditorSinta Sudarini

STIE YKPN Yogyakarta

Editors

Al. Haryono Jusup Indra Wijaya KusumaUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Arief Ramelan Karseno Jogiyanto H.MUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Arief Suadi MardiasmoUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Basu Swastha Dharmmesta SoeratnoUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Djoko Susanto Su’ad HusnanSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Enny Pudjiastuti SuwardjonoSTIE YKPN Yogyakarta Universitas Gadjah Mada

Gudono Tandelilin EduardusUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Harsono Zaki BaridwanUniversitas Gadjah Mada Universitas Gadjah Mada

Editorial SecretaryRudy Badrudin

STIE YKPN Yogyakarta

Editorial OfficePusat Penelitian STIE YKPN Yogyakarta

Jalan Seturan Yogyakarta 55281Telpon (0274) 486160, 486321 Fax. (0274) 486081

(http://v2.stieykpn.ac.id/jurnal)

Page 3: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

DARI REDAKSI

Pembaca yang terhormat,Selamat berjumpa kembali dengan Jurnal

Akuntansi Manajemen (JAM) STIE YKPNYogyakarta Edisi Agustus 2003. Kami telahmelakukan beberapa perubahan tampilan dan isi JAM.Di samping perubahan-perubahan tersebut, kami jugamemberikan kemudahan bagi para pembaca dalammengarsip dalam bentuk file artikel-artikel yang telahdimuat pada edisi JAM sebelumnya dengan caramengakses artikel-artikel tersebut di website STIEYKPN Yogyakarta (www://stieykpn. ac.id). Semua itukami lakukan sebagai konsekuensi ilmiah dengan telahTerakreditasinya JAM berdasarkan Surat KeputusanDirektur Jendral Pendidikan Tinggi DepartemenPendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 118/DIKTI/ Kep/2001.

Dalam JAM Edisi Agustus 2003 ini, disajikan6 artikel sebagai berikut: Analisis PengaruhPengumuman Deviden Terhadap Abnormal Return:Pengujian Signaling Hypotesis di Bursa Efek Jakarta;Pengaruh Modal Sosial pada Kinerja Anggota

Organisasi (Kasus untuk Karyawan Setingkat Staf padaSebuah Perusahaan Otomotif di Jawa Tengah); Utangatau Ekuitas: Pengujian Empiris Pecking OrderHypotesis; Pelaksanaan Aktivitas Sumber DayaManusia (SDM) Melalui Outsourcing; Analisis Faktor-Faktor Penentu Kualitas Audit; dan Pengaruh Fram-ing pada Keputusan Investasi dalam PerspektifIndividu-Kelompok: Pengujian Empiris atas Fuzzy-Trace Theory.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semuapihak yang telah memberikan kontribusi padapenerbitan JAM Edisi Agustus 2003 ini. Harapan kamimudah-mudahan artikel-artikel pada JAM tersebutdapat memberikan nilai tambah informasi danpengetahuan dalam bidang Akuntansi, Manajemen,dan Ekonomi Pembangunan bagi para pembaca.Selamat menikmati sajian kami pada edisi ini dansampai jumpai pada edisi Desember 2003 denganartikel-artikel yang lebih menarik.

REDAKSI.

Page 4: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDEN TERHADAP ABNORMAL RETURN:PENGUJIAN SIGNALING HYPOTHESIS DI BURSA EFEK JAKARTA

Indah Kurniawati, SE., M.Si.1

PENGARUH MODAL SOSIAL PADA KINERJA ANGGOTA ORGANISASI(KASUS UNTUK KARYAWAN SETINGKAT STAF PADA SEBUAH PERUSAHAAN

OTOMOTIF DI JAWA TENGAH)Wisnu Prajogo, SE., MBA.

13

UTANG ATAU EKUITAS: PENGUJIAN EMPIRIS PECKING ORDER HYPOTHESISDrs. Baldric Siregar, MBA., Akuntan

23

PELAKSANAAN AKTIVITAS SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)MELALUI OUTSOURCING

Dra. Sri Haryani, M.Si.35

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KUALITAS AUDITRizmah Nurchasanah, SE., Akuntan dan Wiwin Rahmanti, SE., M.Com.

47

PENGARUH FRAMING PADA KEPUTUSAN INVESTASI DALAM PERSPEKTIFINDIVIDU-KELOMPOK: PENGUJIAN EMPIRIS ATAS FUZZY-TRACE THEORY

Amril Arifin, SE., M.Si.67

DAFTAR ISI

Page 5: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

1

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

ABSTRACT

Small businesses in Indonesia have already provedthat

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATANTERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDENANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDENANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDENANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDENANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN DEVIDENTERHADAP TERHADAP TERHADAP TERHADAP TERHADAP ABNORMAL RETURNABNORMAL RETURNABNORMAL RETURNABNORMAL RETURNABNORMAL RETURN:::::

PENGUJIAN PENGUJIAN PENGUJIAN PENGUJIAN PENGUJIAN SIGNALING HYPOTHESISSIGNALING HYPOTHESISSIGNALING HYPOTHESISSIGNALING HYPOTHESISSIGNALING HYPOTHESISDI BURSA EFEK JAKARTADI BURSA EFEK JAKARTADI BURSA EFEK JAKARTADI BURSA EFEK JAKARTADI BURSA EFEK JAKARTA

Indah Kurniawati *)

*) Indah Kurniawati, SE., M.Si., adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta.

ABSTRACT

Dividend Announcement has been a debatable andpuzzling phenomenon for financial theorits, for there isinconsistency between the theory and practice. Theo-retically, Dividend announcement will increase the profitfor investors, while in practice, some empirical evi-dences show that market tends to react differently tothe announcement of Devidend.The Objective of this study is to investigate the impactof dividend announcement for abnormal return on themarket reaction. This study investigates whether in-vestors respond differently to signaling hyphothesis.Sample consist of 25 stocks performing the dividendduring the period 1992-1996.The Examination of market reaction of dividend an-nouncement made use of Single Index Model (WilliamSharpe, 1963) and correcting the beta bias made use ofFowler and Rorke Method (1983) with four lags andfour leads.The results of this study show that the dividendannouncement is positively responded statistically andsignificntly responded by the market around the dateof dividend announcement. So, this empirical resultssupport the hypothesis signalling.

Keyword: dividend announcements, abnormal return,beta corrected, signalling hypothesis.

PENDAHULUAN

Kebijakan deviden sampai saat ini masih merupakanteka-teki yang masih terus diperdebatkan. Perbedaanitu berkisar tentang apakah deviden dapat dikatakansebagai good news atau bad news bagi para pemegangsaham atau investor, atau dengan kata lain bahwadapatkah deviden itu dijadikan sebagai sinyal tentangnilai perusahaan (value of firm) di masa sekarang danmasa yang akan datang.

Deviden dianggap memiliki sinyal yang baik dandapat dipercaya. Manajer perusahaan menggunakandeviden sebagai salah satu sarana untukmenginformasikan kepada pasar mengenai prospekmasa depan perusahaan. Harapan investor mengenaiprospek masa depan perusahaan dapat mempengaruhinilai perusahaan. Harapan investor ini tergantung padainformasi yang mereka peroleh mengenai perusahaantersebut.Hal ini berdasarkan bahwa investor akanmenganggap deviden sebagai sinyal yang bagus jikaperusahaan memiliki kebijakan meningkatkandevidennya. Sebaliknya, investor akan menganggap

Page 6: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

2

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

deviden sebagai sinyal prospek masa depanperusahaan yang kurang cerah, jika perusahaanmenurunkan devidennya. Perubahan harga sahamkarena pembagian deviden yang tidak stabil inimenunjukkan bahwa pengumuman devidenmengandung informasi (Brigham dan Gapenski, 1999).

Pengujian secara empiris terhadappengumuman deviden telah banyak dilakukan denganhasil yang tidak konsisten. Pettit (1972) menemukanbahwa pasar melakukan reaksi yang sangat cepatterhadap pengumuman peningkatan atau penurunandeviden. Namun, Watts (1973) menemukan bahwaperubahan deviden hanya membawa informasi yangsedikit mengenai laba masa depan perusahaan dantidak ditemukan abnormal return di sekitarpengumuman deviden. Healy dan Palepu (1988)menguji sampel 131 perusahaan yang membayardeviden pertamakalinya dan 172 perusahaan yangmenghapus deviden pertamakalinya antara tahun 1969dan 1980. Temuannya menunjukkan bahwa kebijakanperusahaan untuk membayar atau menghapus devidenpertamakalinya ditafsirkan oleh pasar sebagai ramalanperusahaan mengenai peningkatan dan penurunan labamasa depan. Hal ini mendukung hipotesis kandunganinformasi deviden yang diajukan oleh Miller &Modigliani (1961).

Hasil yang berbeda ditemukan oleh Gonedes(1978) yang melakukan penelitian terhadap 285perusahaan, selama kurun waktu 1946 –1972.Temuannya menunjukkan bahwa deviden tidakmemiliki kandungan informasi karena tidak memberikansinyal perubahan laba di masa depan.

Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembalireaksi pasar terhadap pengumuman dividen sahamyang dilakukan oleh emiten. Penelitian ini difokuskanpada respon pasar terhadap pengumuman dividenmeningkat dan pengumuman dividen menurun yangditandai dengan adanya abnormal return di seputartanggal pengumuman dividen tersebut. Khusus untukreaksi pasar yang diukur dengan menggunakan ab-normal return, penelitian ini juga akan melihatsignifikansi respon dari para pelaku di pasar modaltersebut.

PERUMUSAN MASALAH

1. Apakah pengumuman deviden akan direspon olehpara pelaku pasar modal di Bursa Efek Jakarta?

2. Apakah pasar melakukan reaksi yang positifterhadap pengumuman deviden yang meningkat?

3. Apakah pasar melakukan reaksi yang negatifterhadap pengumuman deviden yang menurun?

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSANHIPOTESIS

Kebijakan deviden mempengaruhi return yangdibagikan kepada para pemegang saham dalam jangkapanjang.Ada dua pendekatan mengenai kebijakandeviden tersebut yakni:1 Sebagai kebijakan pendanaan jangka panjang.

Pendekatan ini berpandangan bahwa laba setelahpajak yang diperoleh perusahaan merupakansumber dana jangka panjang. Pembagian devidenmengurangi sumber dana jangka panjang yangdapat biasanya digunakan untuk mendanaipengembangan usaha. Oleh karena itu, pembagiandeviden akan mengakibatkan terjadinya penekananpada perkembangan usaha atau memaksa pencairandana ekstern. Jika perusahaan memiliki rencanapengembangan usaha yang cukup bagus makasumber dana dari dalam perusahaan perluditingkatkan

(2 Sebagai kebijakan untuk memaksimumkan nilaiperusahaan.Pendekatan ini berpandangan bahwa kebijakandeviden mempunyai pengaruh yang kuat terhadapharga pasar dari saham yang beredar. Oleh karenaitu, manajer dituntut untuk membagikan devidensebagai reward yang diharapkan oleh seorang in-vestor untuk membeli saham tersebut.

Sementara itu, ada tiga pandangan mengenaikebijakan deviden ini yaitu:1 Deviden tidak relevan.

Pandangan ini disampaikan oleh Modigliani danMiller (MM) pada tahun 1996. MM berpendapat

Page 7: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

3

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

bahwa kebijakan deviden tidak relevan, karenadeviden sama sekali tidak mempengaruhi nilaiperusahaan atau biaya modalnya. Nilai perusahaantergantung pada kebijakan nilai investasi asetnya,bukan pada besarnya laba yang dibagi sebagaideviden atau besarnya laba yang tidak dibagikepada para investor. Oleh karena itu, tidak akanpernah ada kebijakan deviden optimal karena setiapshareholder dapat menciptakan kebijakandevidennya sendiri. Hal ini disebabkan karena jikaperusahaan tidak membayarkan deviden,shareholder dapat menciptakan sendiri dengan caramenjual sahamnya. Sebaliknya, jika perusahaanmembagikan deviden yang lebih tinggi darikeinginan investor, maka investor dapatmenggunakan deviden yang tidak diinginkantersebut untuk membeli tambahan sahamperusahaan. Sehingga apabila investor bisamenjual dan membeli saham untuk menentukankebijakan devidennya sendiri tanpa menimbulkanpajak atau biaya-biaya lainnya, maka kebijakandeviden perusahaan menjadi tidak relevan lagi. Olehkarena itu, investor yang menginginkan tambahandeviden harus mencadangkan biaya komisi untukmenjual saham dan membayar pajak atas capitalgains, sedangkan investor yang tidakmenginginkan deviden harus membayar pajak atasdeviden yang tidak diinginkan dan mencadangkanbiaya komisi untuk membeli saham. Adanya pajakdan biaya komisi tersebut, maka kebijakan devidenmenjadi tidak relevan,

2 Deviden dapat meningkatkan kesejahteraanpemegang saham.Teori yang dikemukakan oleh Gordon (1959) danLitnert (1956) ini biasa disebut dengan teori bird-in-the-hand. Gordon dan Litnert berpendapatbahwa pembagian deviden lebih baik daripada capi-tal gain, karena investor memaqndang satu burungdi tangan lebih berharga dibandingkan seribuburung di udara sehingga perusahaan semestinyamenawarkan dividen yield yang lebih tinggi.

3 Deviden menurunkan tingkat kesejahteraanpemegang sahamTeori ini dikemukakan oleh Litzenberger danRamaswamy pada tahun 1979. Pandangan inimenyatakan bahwa investor lebih menyukai re-tained earnings dibandingkan dengan deviden, hal

ini disebabkan karena pertimbangan pajak yangdikenakan terhadap capital gain lebih rendah. Teoriini menyarankan agar perusahaan membagikandeviden yang rendah jika ingin memaksimalkan nilaisahamnya. Para investor lebih menyukaipembagian deviden yang lebih rendahdibandingkan yang tinggi karena pajak daricapital gains maksimum pada rate 20%, sedangkanpajak dari pendapatan deviden pada rate di atas39,6%. Oleh karena itu, kesejahteraan investor(yang memiliki sebagian besar saham dan menerimasebagian besar deviden) terletak pada kesenanganmereka untuk menguasai perusahaan danmenanamkan kembali earnings mereka dalam bisnis.Pertumbuhan earnings akan mengarah pada hargasaham yang lebih tinggi, dan pajak capital gainsakan digantikan oleh pajak deviden yang lebihtinggi.Selain itu, pajak tidak dibayar sampai gainssaham terjual. Karena efek nilai waktu, pajak yangdibayar dimasa yang akan datang mempunyaieffective cost yang lebih rendah daripada pajakyang dibayarkan saat ini. Jika saham dimilikiseseorang hingga dia meninggal, maka tidak akanada pajak capital gains yang ditanggung. Karenakeuntungan pajak ini, investor lebih suka menguasaisebagian besar earnings mereka di perusahaan.Sehingga, investor akan bersedia membayar lebihbanyak untuk perusahaan yang low-payoutdibandingkan untuk perusahaan yang high-payout.

Selain ketiga teori tersebut, teori signaling dancontracting dapat juga digunakan untuk menjelaskanmasalah deviden. Kedua teori ini bertentangan dalammenjelaskan manfaat kebijakan deviden. Teorisignaling menganggap bahwa informasi deviden dapatberarti good news bagi investor karena perusahaanmempunyai free cash flow dari hasil operasi perusahaanyang akan dibagi, sementara teori contractingmenganggap bahwa informasi tersebut adalah badnews, karena menunjukkan ketidakmampuanmanajemen melakukan reinvestasi atas adanya freecash flow yang dimiliki perusahaan.

Teori signaling dalam sains komunikasi,digunakan dalam disiplin sains akuntansi untukmenjelaskan dan memprediksi pola perilaku komunikasimanajer kepada publik. Teori signaling dalam akuntansisalah satu fungsinya adalah untuk menilai adanya

Page 8: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

4

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

informasi private. Dalam pasar modal, pelaku pasarmelakukan keputusan ekonomi dengan dasar informasipublikasian, pengumuman, konferensi pers, danfilling kepada regulator. Namun demikian, para manajermasih tetap mempunyai informasi privat yang memuatnilai perusahaan yang sebenarnya.

Informasi private kadang-kadang meng-indikasikan bahwa nilai perusahaan lebih tinggi dariyang terefleksikan dalam harga saham saat ini. Upayamanajer untuk meningkatkan kemakmuran pemegangsaham adalah dengan mengkomunikasikan good newskepada pasar untuk meningkatkan harga saham.

Pada perkembangannya, signaling theoryditerapkan untuk mengakses informasi private darimanajemen. Beberapa riset empiris mencatatpemanfaatan pola kebijakan deviden meningkat(dividend-signalling-theory) sebagai proksi penilaianarus kas masa depan perusahaan. Beberapa literaturfinance juga menjelaskan kebijakan open-marketrepurchases (OMR-signalling theory) sebagai signalbahwa harga saham emiten underpriced.

Berbagai teori tersebut membuat devidenmenjadi sesuatu yang menarik untuk diteliti. Perbedaantemuan riset selama ini diberbagai tempatmengindikasikan bahwa riset empiris yang berkaitandengan deviden memang mempunyai domain teori yangberbeda. Hasil berbagai riset tersebut jugamengindikasikan perbedaan pandangan masyarakattentang deviden. Berikut ini diuraikan beberapa hasilriset empiris.

Watts (1973) menguji proposisi bahwapengetahuan tentang deviden sekarang akanmeningkatkan prediksi tentang laba di masa yang akandatang. Watts menguji apakah laba tahun ke depandapat dijelaskan oleh laba dan deviden tahun sekarangatau laba dan deviden satu tahun sebelumnya.Berdasarkan pengujian terhadap 310 perusahaan daritahun 1946-1967. Hasil temuannya menunjukkan bahwa10% yang mempunyai koefisien marjinal.

Gonedes (1976) menguji secara empiris duasinyal potensial perusahaan, yaitu perubahan devidendan komponen extraordinary laba akuntansi. Sampelyang digunakan 285 perusahaan yang merupakan “in-formation sample”, dan 208 perusahaan sebagai “con-trol sample” dengan periode tahun 1946-1972. Hasilpenelitiannya menunjukkan bukti yang tidak konsistendengan pandangan bahwa deviden atau sinyal item-

item extraordinary merefleksikan informasi oleh sinyallaba dalam periode yang sama.

Benartzi et al. (1997) meneliti 255 pengumumandeviden menurun dan 4249 pengumuman devidenmeningkat dalam periode 1979-1991. Hasil risetnyamenunjukkan bahwa untuk jangka pendek yaitu tigahari di sekitar pengumuman deviden terdapat reaksipasar yang signifikan. Temuannya juga menunjukkanjuga menunjukkan hubungan yang positif danproporsional antara return tidak normal (abnormalreturn) dengan deviden. Adapun pengujian tentanghubungan antara perubahan laba sebelumpengumuman deviden dengan perubahan deviden,ditemukan bahwa perusahaan yang menaikkan devidenpada tahun t-0 mempunyai peningkatan laba yangsignifikan pada tahun t-1 dan t-0, sedangkan pengujianmengenai hubungan perubahan deviden denganprofitabilitas perusahaan di masa yang akan datang,menunjukkan korelasi yang tidak signifikan.

Penelitian yang telah dilakukan di Indonesiaadalah penelitian yang dilakukan oleh Suparmono (2000)terhadap pengumuman deviden di Bursa Efek Jakarta(BEJ) selama kurun waktu 1991-1998. Hasil temuannyamenunjukkan pengumuman deviden direaksi oleh parapelaku pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnor-mal return. Selain itu, investor di BEJ lebih bereaksiterhadap good news dibandingkan bad news. Hasil lainyang penting dari penelitiannya Suparmono adalahkenaikan deviden selalu diawali dengan kenaikan laba.Hal ini berarti manajer di Indonesia menaikkan devidensetelah yakin kinerja perusahaan telah mengalamipeningkatan. Penelitian yang dilakukan olehSuparmono ini belum mempertimbangkan Bursa EfekJakarta sebagai pasar yang tipis.

Berdasarkan argumentasi dan temuan empirisdi atas, diturunkan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H1 : Pasar bereaksi positif terhadap pengumumandeviden yang meningkat di Bursa Efek Jakarta

Teori kandungan informasi deviden me-nyebutkan bahwa pasar menganggap penurunandeviden sebagai sinyal penurunan kinerja perusahaansaat ini maupun prospeknya di masa yang akan datang.Pasar akan bereaksi negatif terhadap perusahaan yangmenurunkan deviden.

Page 9: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

5

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

Lintner ( 1956) berargumen bahwa kenaikandeviden merupakan sinyal dari manajemen mengenaikepercayaaan mereka bahwa laba akan mengalamipeningkatan secara permanen di masa depan.Pemberian sinyal ini membutuhkan cost, maka hanyaperusahaan yang berprospek yang mampumenanggungnya. Apabila sinyal tersebut diberikanoleh perusahaan yang tidak berprospek makaperusahaan tersebut tidak akan mampu menanggungsignaling cost, yang pada gilirannya justru akanmerugikan investor, sehingga apabila kenaikan devidentersebut berasal dari perusahaan yang berprospekekonomis, maka pasar akan beraksi secara positif dansebaliknya, jika perusahaan menurunkan deviden makapasar akan bereaksi secara negatif.

Berdasarkan argumentasi dan temuan empirisdi atas diturunkan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Pasar bereaksi negatif terhadap pengumumandeviden yang menurun di Bursa Efek Jakarta.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan event study dengan windowsperiods 11 hari perdagangan yaitu pengujianberdasarkan pengamatan harga saham lima hari sebelumtanggal pengumuman, pada saat pengumuman, danlima hari setelah tanggal pengumuman. Lamanyaestimation period yang digunakan adalah seratus harisebelum event windows.

Sampel yang digunakan dalam penelitian inidiambil secara purposive sampling, sehingga sampelpenelitian berasal dari populasi yang memenuhi kriteriatertentu yang sesuai dengan penelitian ini. Kriteriapemilihan sampel tersebut sebagai berikut:1. Saham terdaftar dan aktif diperdagangkan di Bursa

Efek Jakarta2. Mengumumkan deviden yang meningkat dan

menurun dalam periode pengamatan .3. Tidak mengumumkan atau mengeluarkan kebijakan

lain seperti stock split, right issue, bonus shares(saham bonus) atau pengumuman lainnya diperiode windows.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalahdata deviden per saham dan data harga saham dari

perusahaan-perusahaan yang mengumumkanpembagian deviden selama periode 1992-1996. Datayang diperlukan merupakan data sekunder yangdiperoleh dari Bursa Efek Jakarta. Sampel yangdiperoleh dibersihkan dari pengumumn stock split,stock deviden, pengumuman merger dan akuisisi danpengumuman laba untuk menghindari confoundingeffect.

Berdasarkan beberapa kriteria tersebut di atasmaka diambil 25 perusaaahaan yang mengumumkandeviden meningkat dan 25 perusahaan yangmengumumkan deviden menurun. Model yangdigunakan dalam penelitian ini adalah Single IndexModel digunakan oleh William Sharpe, 1963)

Pasar Modal di Indonesia khususnya Bursa EfekJakarta merupakan pasar modal yang perdagangannyatidak sinkron. Hal ini terjadi karena Bursa Efek Jakartamerupakan pasar yang transaksi perdagangannyajarang terjadi atau disebut dengan pasar yang tipis (thinmarket) sehingga harus disesuaikan terlebih dahulukarena mengandung bias. Hartono dan Surianto (1999)melakukan penelitian mengenai bias yang terjadi diBursa Efek Jakarta. Kesimpulan yang diperoleh adalahmetode beta koreksi Fowler dan Rorke (1983) denganperiode koreksi empat lead dan empat lags. Metode inidianggap paling mampu untuk mengoreksi bias beta diBursa Efek Jakarta.

Mengestimasi beta dengan metode koreksiFowler dan Rorke

Rit = ai + b-4 Rmt-4 + b-3 Rmt-3 + b-2 Rmt-2 + b-1Rmt-1 + b0 Rmt + b4 Rmt+4 + b3 Rmt+3 + b2

Rmt+2 + b1 Rmt+1 + eit

Besarnya beta perusahaan ke-i yang telahdikoreksi dapat dihitung dengan rumus sebagai breikut(Arif dan Johnson, 1990):

bi = W4bi-4 + W3bi-3+ W2bi-2+ W1bi-1+ b0 +W1bi+1+ W2bi+2 + W3bi+3 + W4bi+4

Bobot yang digunakan untuk mengalikankoefisien-koefisien regresi untuk empat lead dan empatlag dihitung dengan rumus sebagai berikut (Arif danJohnson, 1990):

Page 10: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

6

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

W1 = 1 + 2r1 + 2r2 + 2r3 + 2 r41 + 2r1 + 2r2 + 2r3 + 2r4

W2 = 1 + 2r1 + 2r2 + r3 + r41 + 2r1 + 2r2 + 2r3 + 2r4

W3 = 1 + 2r1 + r2 + r3 + r41 + 2r1 + 2r2 + 2r3 + 2r4

W4 = 1 + r1 + r2 + r3 + r41 + 2r1 + 2r2 + 2r3 + 2r4

Besarnya r1, r2, r3, r4, diperoleh dari persamaanregresi sebagai berikut (Hartono dan Surianto, 1999)

Rmt = ai + r1Rmt-1 + r2Rmt-2 +r3Rmt-3 + r4Rmt-4 + et

Pengujian abnormal return saham

Abnormal return sering disebut sebagai excess returnuntuk suatu saham pada perioda tertentu. Abnormalreturn ini merupakan selisih return yangsesungguhnya terjadi pada suatu perioda dengan re-turn yang diharapkan (expected return) pada periodatersebut (Peterson, 1989). Persamaan matematisnyasebagai berikut :

AR it = Rit – E (Rit)

Penentuan besarnya return saham yangdiharapkan E (Rit) menggunakan market model yangdigunakan Brown and Warner (1985) dalam event study

E (Rit) = αααααi + β + β + β + β + βi Rm

Tujuan pengujian signifikansi abnormal returnini adalah untuk melihat signifikansi abnormal returnsecara statistik. Signifikansi tidak sama dengan nolapabila bertanda positif berarti dianggap sebagai beritayang baik, sedangkan apabila memiliki tanda negatifdianggap sebagai berita yang buruk. T-test inidilakukan denagn cara mencari standarisasi dari nilaiabnormal return dengan nilai kesalahan standarestimasinya (standard error of the estimate) untukmasing-masing sekuritas, sedangkan cara yangdigunakan untuk menentukan kesalahan standarestimasi berdasarkan deviasi standar return harian padaperiode estimasi. Adapun model tersebut dapatdirumuskan:

2

)2

1

−=∑−

T

RtRijKSE

i

tji

PENGUJIAN EMPIRIS DAN HASIL

A. Pengujian Reaksi Pasar terhadap PerusahaanYang Mengumumkan Deviden Meningkat

Reaksi pasar terhadap pengumuman deviden meningkatpada perusahaan ini ditunjukkan oleh adanya abnor-mal return di seputar tanggal pengumuman deviden.Hasil perhitungan mean abnormal return danCummulative abnormal return pada perusahaan besaryang menjadi sampel penelitian selam periode peristiwa(windows period) tercantum pada tabel di bawah ini:

Page 11: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

7

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

Tabel 1Hasil Perhitungan mean abnormal return dan cumulative abnormal returnpada perusahaan yang mengumumkan deviden meningkat (25 perusahaan)

Hasil pengolahan SPSS

Hari ke-t Mean abnormal return Cummulative abnormal return-5 0,0007556 0,0007556-4 0,0007596 0,0015152-3 0,0007648 0,00228-2 0,0007688 0,0030488-1 0,000754 0,00380280 0,0007536 0,00455642 0,0007512 0,00530763 0,000748 0,00605564 0,0007524 0,0068085 0,0007532 0,00756125 0,0007368 0,008298

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapat dilihatbahwa pada hari t+5 sampai t-5 terdapat abnormal re-turn positif. Terlihat dari h-5 menuju h-1, reaksi pasaryang positif tersebut semakin meningkat, hal inimengindikasikan bahwa sebenarnya perusahaan yangmengumumkan deviden meningkat ini telah memberikan

00,0010,002

0,0030,0040,0050,006

0,0070,0080,009

hari ke-t

MA

R/C

AR Mean Abnormal return

CummulativeAbnormal return

sinyal yang positif yang diterbitkan ke para pelaku dipasar modal, selain itu hal ini juga mengindikasikanbahwa perusahaan yang mengumumkan devidensecara meningkat, dianggap oleh pasar memiliki kinerjayang lebih bagus daripada perusahaan yangmengumumkan deviden yang stabil atau bahkan

Page 12: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

8

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

menurun. Akan tetapi pada hari pengumuman deviden,pasar melakukan reaksi yang menurun, hal ini terlihatdari abnormal return yang diterima oleh pasar padahari t-0 sampai hari t+2 yang mengalami penurunanabnormal return . Meskipun pada hari t+3 menuju harit+4, abnormal return mengalami kenaikan. Sementaraitu pada hari t+5 return saham kembali bergerak turunyang ditandai dengan adanya abnormal return yangnegatif. Respon pasar yang menurun ini adakemungkinan pasar memberikan underestimateterhadap perusahaan yang mengumumkan deviden

meningkat di mana peningkatan pembayaran devidentersebut tidak signifikan. Tetapi secara garis besarperusahaan tetap memberikan respon yang positifterhadap perusahaan yang mengumumkan devidenmeningkat.

Pengujian hipotesis pertama menggunakan ujistatistis t-test yang bertujuan untuk melihat signifikansiabnormal return yang ada di periode peristiwa.Signifikansi ini merupakan signifikansi abnormal re-turn secara statistis tidak sama dengan nol. Hasilpengujian signifikansi ini telihat pada tabel berikut:

Tampak pada tabel bahwa nilai t-hitung dari harit-5 sampai t+5 menunjukkan angka yang lebih kecil darit-tabel yakni sebesar 1,708. Hal ini menunjukkan bahwareaksi pasar terhadap perusahaan yang mengumumkandeviden meningkat, tidak signifikan meskipun reaksinyapositif yang ditunjukkan dengan adanya abnormalreturn yang positif.

Tabel 2Hasil pengujian signifikansi abnormal return selama windows period

Hari ke-t Mean Abnormal return t-hitung Keterangan-5 0,0007556 0,147376 Tidak Signifikan-4 0,0007596 -8607,322 Tidak Signifikan-3 0,0007648 1,003379 Tidak Signifikan-2 0,0007688 1,305565 Tidak Signifikan-1 0,000754 0,917825 Tidak Signifikan0 0,0007536 -2,168919 Tidak Signifikan1 0,0007512 -4,856559 Tidak Signifikan2 0,000748 1,120864 Tidak Signifikan3 0,0007524 -1,05623 Tidak Signifikan4 0,0007532 0,457005 Tidak Signifikan5 0,0007368 1,518039 Tidak Signifikan

B. Pengujian Reaksi Pasar Terhadap PerusahaanYang Mengumumkan Deviden Menurun

Reaksi pasar terhadap pengumuman deviden menurunpada perusahaan ini ditunjukkan oleh adanya abnor-mal return di seputar tanggal pengumuman deviden.Hasil perhitungan mean abnormal return danCummulative abnormal return pada perusahaan besaryang menjadi sampel penelitian selam periode peristiwa(windows period) tercantum pada tabel di bawah ini:

Page 13: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

9

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

Tabel 3Hasil Perhitungan mean abnormal return dan cumulative abnormal return

pada perusahaan yang mengumumkan deviden menurun (25 perusahaan)

Hasil pengolahan SPSS

Hari ke-t Mean abnormal return Cummulative abnormal return-5 0,0010704 0,0010704-4 0,0010636 0,002134-3 0,0010672 0,0032012-2 0,0010684 0,0042696-1 0,0010668 0,00533640 0,0010716 0,0064081 0,0010696 0,00747762 0,0010708 0,00854843 0,0011052 0,00965364 0,0011242 0,01077785 0,0011496 0,0119274

00,0010,0020,0030,0040,0050,0060,0070,0080,009

hari ke-t

MA

R/C

AR Mean Abnormal return

CummulativeAbnormal return

Berdasarkan tabel dan grafik di atas dapatdilihat bahwa pada hari t-5 sampai t+2 abnormal re-turn yang terdapat dipasar modal menunjukkan nilaiyang tidak stabil, meskipun abnormal return nya masihbernilai positif. Sementara itu pada hari t+2 sampai harit+5 abnormal return yang dapat diterima oleh parapelaku pasar mengalami peningkatan yang positif.

Reaksi pasar yang positif tersebut semakin meningkat,hal ini mengindikasikan bahwa para pelaku pasar telahmemiliki asymetry information yang menyebabkanpasar melakukan reaksi yang tidak sesuai dengankondisi yang sesungguhnya atau dengan kata lain, parapelaku di pasar modal lebih memfokuskan padapengumuman yang lain, bukan pada pengumuman

Page 14: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

10

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

deviden yang menurun atau para pelaku pasar tidakmemperhatikan penurunan tersebut.Tetapi secara garisbesar perusahaan tetap memberikan respon yangpositif terhadap perusahaan yang mengumumkandeviden menurun.

Untuk pengujian hipotesis kedua dilakukandengan pengujian statistik yaitu melihat signifikansiabnormal return yang ada di periode peristiwa. Untukhal tersebut digunakan pengujian t (t-test). Hasilpengujian tersebut tercantum pada tabel berikut ini:

Tabel 4Hasil pengujian signifikansi abnormal return selama windows period

Hari ke-t Mean Abnormal return t-hitung Keterangan-5 0,0010704 -1,307627043 Tidak Signifikan-4 0,0010636 -0,410983454 Tidak Signifikan-3 0,0010672 1,065674942 Tidak Signifikan-2 0,0010684 -15811,04604 Tidak Signifikan-1 0,0010668 -0,348945346 Tidak Signifikan0 0,0010716 2,609171201 Signifikan1 0,0010696 2,166053214 Signifikan2 0,0010708 1,180576671 Tidak Signifikan3 0,0011052 -2,227923026 Tidak Signifikan4 0,0011242 -2,32054516 Tidak Signifikan5 0,0011496 -1,783870206 Tidak Signifikan

Tampak pada tabel bahwa nilai t-hitung dari harit-5 sampai t-1 menunjukkan angka yang lebih kecil darit-tabel yakni sebesar 1,708. Hal ini menunjukkan bahwareaksi pasar terhadap perusahaan yang mengumumkandeviden menurun , tidak signifikan meskipun reaksinyadi hari t-3 positif yang ditunjukkan dengan adanyaabnormal return yang positif. Sedangkan pada t-0 dansehari setelah pengumuman deviden tersebut, abnor-mal return positif yang diperoleh para pelaku pasarmenunjukkan hal yang signifikan. Sementara itu padahari hari berikutnya yakni t+2 sampai t+5, abnormalreturn yang terjadi di bursa efek Jakarta menunjukkanketidaksignifikannya.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian reaksi pasarterhadap pengumuman deviden dapat disimpulkanbahwa pasar di Bursa Efek Jakarta melakukanrespon terhadap pengumuman deviden baikpada pengumuman deviden meningkat ataupun

pengumuman deviden menurun. Hal ini menunjukkanbahwa para pelaku pasar dapat menangkap sinyal yangdiberikan oleh perusahaan emiten yang mengumumkanpengumuman tersebut, dimana ternyata pengumumandeviden tetap dianggap sebagai sinyal yangmenunjukkan kondisi kinerja keuangan perusahaanyang bagus meskipun pengumuman deviden tersebutmerupakan pengumuman deviden yang menurun. Halini terlihat pada adanya abnormal return yang positifdisekitar tanggal pengumuman deviden baik devidenyang meningkat atau deviden menurun. Meskipunsecara keseluruhan reaksi pasar tersebut menunjukkanreaksi yang tidak signifikan. Hal ini disebabkan karenapara pelaku pasar masih menganggap bahwapengumuman deviden yang menunjukkan kebijakandeviden pada perusahaan tersebut sebenarnya tidakmempengaruhi nilai perusahaan sehingga tidakmempengaruhi kemakmuran pemegang saham.Sehingga penelitian ini mendukung pada teori MMyang dikemukakan oleh Miller dan Modigliani padatahun 1961.

Page 15: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

11

Jam STIE YKPN - Indah Kurniawati Analisis Pengaruh Pengumuman ......

DAFTAR PUSTAKA

Aharony, Joseph dan Itzak Swary, 1980, “Quar-terly Dividends and Earnings An-nouncement and Stockholders Return :An Empirical Analysis”, The Journal ofFinance 35 (Maret) 1-12

Amsari, M. Ishak, 1993., Pengaruh Devidenterhadap Harga Saham di Pasar ModalIndonesia, Tesis S-2, UGM.

Benartzi, Shlomo, Roni Michaely dan RichardH Thealer, “Do Changes in Dividend Sig-nal the Future or the past?”, The Jour-nal if Finance 32 (Juli) : 1007 – 12034

Brooks, Raymond M, 1996, :”Changes inAsymetric Information at Earning andDividend Announcements:” Journal ofBusiness, Finance & Accounting 23(April) : 359 – 378

Christie, William G. 1994. “ Are Dividend Omis-sions Truly the Cruelest Cut off all ?”,Journal of Financial and QuantitativeAnalysis 29 ( September ) : 359_480

Darmadji Tjiptono & Hendy M.F., “Pasar Modaldi Indonesia”, Salemba Empat, Jakarta,2001.

Firth, Michael. 1996. “ Dividend changes, ab-normal return and Intra-Industry FirmValuation “, Journal of Financial andQuantitative Analysis 31 ( Juni) : 189-211

Fitrianti, Tetet dan Jogiyanto Hartono, 2000. “Analisis Korelasi Pokok IOS denganrealisasi pertumbuhan, KebijakanPendaan dan Deviden”. Makalahdisampaikan pada SNA III di Jakartatanggal 5 September 2000.

Gonedes, Nicholas J. 1978 “ Corporate Signal-ling, External Accounting and CapitalMarket Equilibrium : Evidence on Divi-dend, Income and Extraordinary Items“, Jounal of Accounting Research 16 (Spring ): 26-79

Gordo, MJ.,” Dividends, earnings and Stockprices”, Review of Economics and Sta-tistics, May 1959

Hartono, Jogiyanto dan Surianto. 2000. “ Biasin beta values and Its correction : Em-pirical Evidence from the Jakarta StockExchange, Gajah Mada InternationalJournal of Business 2 ( September ) :337-350

Lintern, J.,” Distribution of Incomes of Corpo-ration among dividends, retained earn-ings and taxes”, American EconomicsReview, 1956

Hartono, Jogiyanto. 1999. Teori Portfolio danAnalisis Investasi edisi pertama,Yogyakarta : BPFE UGM

Miller,M.H and Modigliani.” Dividend policy,growth and the valuation of shares”,journal of Business, October 1961

Miller,m.h and M.S Scholes,” Dividends andtaxes” , Journal of financial econom-ics, Desember 1978.

Suparmono. 2000. “ Dividend AnnouncementEffects on Stock Return : A test of Sig-nalling Hyphotesis in the IndonesianStock Market “, Gajah Mada Interna-tional Journal of Business 2 ( Septem-ber ) : 351-368

Watts,R.L,” The Information Content of Divi-dends,” Journal of Business 46 ( April1973)

Page 16: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

13

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

ABSTRACT

Small businesses in Indonesia have already provedthat

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATANTERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

PENGARUH MODAL SOSIALPENGARUH MODAL SOSIALPENGARUH MODAL SOSIALPENGARUH MODAL SOSIALPENGARUH MODAL SOSIALPADA KINERJA ANGGOTA ORGANISASIPADA KINERJA ANGGOTA ORGANISASIPADA KINERJA ANGGOTA ORGANISASIPADA KINERJA ANGGOTA ORGANISASIPADA KINERJA ANGGOTA ORGANISASI

(KASUS UNTUK KARYAWAN SETINGKAT STAF(KASUS UNTUK KARYAWAN SETINGKAT STAF(KASUS UNTUK KARYAWAN SETINGKAT STAF(KASUS UNTUK KARYAWAN SETINGKAT STAF(KASUS UNTUK KARYAWAN SETINGKAT STAFPADA SEBUAH PERUSAHAAN OTOMOTIFPADA SEBUAH PERUSAHAAN OTOMOTIFPADA SEBUAH PERUSAHAAN OTOMOTIFPADA SEBUAH PERUSAHAAN OTOMOTIFPADA SEBUAH PERUSAHAAN OTOMOTIF

DI JAWA TENGAH)DI JAWA TENGAH)DI JAWA TENGAH)DI JAWA TENGAH)DI JAWA TENGAH)Wisnu Prajogo *)

*) Wisnu Prajogo, SE., MBA., adalah Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta sedang menempuh pendidikan Program DoktorManajemen pada Program Pascasarjana UGM.

ABSTRACT

Recently, social capital gains its popularity. Most re-search in this area investigated the effect of social capi-tal to organizational level of performance. This articletries to fill the gap by examining the effect of socialcapital to individual performance. The results findstrong support for the effect of cognitive dimension ofsocial capital to in-role performance and the effect ofrelational dimension of social capital to extra-role per-formance, but only weak support for the effect of rela-tional dimension of social capital to in-role performance.

Keywords: social capital, in-role performance, extra-role performance)

Konsep modal sosial (social capital) sedangberkembang saat ini. Beberapa periset telah menelitidampak keberadaan modal sosial dalam organisasi.Mereka menemukan bahwa modal sosial yang kuat akanmempengaruhi kompensasi eksekutif (Belliveau,O’Reilly, & Wade, 1996), kualitas modul kuliah (Chua,2002), kemajuan karir (Gabbay & Zuckerman, 1998),adopsi pengetahuan (Kraatz, 1998), kelangsunganhidup organisasi (Pennings, Lee, & Witteloostuijn,1998), inovasi dalam organisasi (Tsai & Ghoshal, 1998),dan keuntungan ekonomi (Uzzi, 1997). Dalam hal ini,

belum ditemukan penelitian yang secara khususmeneliti pengaruh modal sosial pada kinerja anggotaorganisasi secara individual. Tulisan ini akan mencobamengisi ceruk yang masih kosong dengan menelitipengaruh modal sosial pada kinerja anggota organisasi.

LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

Modal sosial seringkali diartikan secara berbeda.Beberapa periset menyatakan modal sosial merupakancommunity-level attribute, meskipun ada periset yangmemperlakukan modal sosial sebagai pendekatan yangberorientasi pada individu (Glaeser et al., 1999). Hal inimenyebabkan modal sosial dikatakan sebagai konsepyang memiliki makna yang sangat elastis / wonderfullyelastic term (Adler & Kwon, 2002).

Keberagaman definisi modal sosial muncul dariperbedaan tingkat analisis yang menjadi fokus paraperiset. Narayan dan Cassidy (2001) yang memilikifokus pada tingkat analisis makro, membagi modal sosialmenjadi beberapa dimensi yang meliputi: karakteristikkelompok (group characteristics), norma yangmengikat (generalized norms), kebersamaan (togeth-erness), pergaulan sehari-hari (everyday sociability),hubungan dalam network (network connections),kesukarelaan (volunteerism), dan kepercayaan (trust).

Page 17: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

14

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

Di sisi lain, Nahapiet dan Ghoshal (1998) berfokus padatingkat analisis individu dalam menyusun dimensimodal sosial menjadi dimensi struktural, dimensirelasional, dan dimensi kognitif.

Adler dan Kwon ( 2002) melakukan sintesis ataskonsep modal sosial yang berasal dari berbagaiperspektif dan memberikan definisi modal sosial sebagaiberikut: “Social capital is the goodwill available to indi-viduals or groups. Its source lies in the structure andcontent of the actor’s social relations. Its effects flowfrom the information, influence, and solidarity it makesavailable to the actor”.

Ada tiga hal yang dapat ditekankan dari definisitersebut. Pertama, modal sosial bisa dimiliki olehindividu maupun kelompok. Kedua, sumber modalsosial terletak pada hubungan sosial yang dimiliki olehindividu maupun kelompok. Ketiga, efek modal sosialberkaitan dengan informasi, pengaruh, dan solidaritasyang dimiliki individu atau kelompok yangmemungkinkan individu atau kelompok tersebutmendapat keunggulan tertentu dan dapat berkinerjadengan lebih baik.

Tulisan ini menggunakan definisi Nahapiet danGhoshal (1998) karena sesuai dengan tingkat analisisindividual yang menjadi fokus tulisan ini. Merekamembagi modal sosial menjadi tiga dimensi yangmeliputi dimensi struktural, dimensi relasional, dandimensi kognitif. Dimensi struktural merupakan polahubungan antar orang dan interaksi sosial yang adadalam organisasi. Dimensi struktural memiliki maknabahwa posisi seseorang dalam struktur interaksi akanmemberinya keuntungan tertentu. Dengan demikian,seseorang yang memiliki interaksi yang baik denganrekan kerjanya akan berkinerja dengan lebih baik.Adanya interaksi yang baik akan sangat kondusif untukkerjasama yang baik antaranggota organisasi. Interaksiyang baik akan mengakibatkan intensitas hubungankerja yang semakin baik dan menumbuhkan kedekatanantarkaryawan. Dengan demikian, seseorang akan lebihmudah mendapatkan bantuan dan dukungan dari rekankerjanya, misalnya seseorang akan bisa salingmengakses sumberdaya dan informasi dengan sesamarekan kerja. Hal ini akan memperlancar proses kerjaanggota organisasi, yang akan membuat anggotaorganisasi tersebut berkinerja dengan lebih baik.

Dimensi relasional merupakan asset yangdiciptakan dan tumbuh dalam hubungan antaranggota

organisasi yang mencakup kepercayaan (trust) dankelayakan dipercaya (trustworthiness). Kepercayaanadalah atribut yang melekat dalam suatu hubungan.Kelayakan dipercaya merupakan atribut yang melekatpada individu yang terlibat dalam hubungan tersebut.Makin tinggi tingkat kepercayaan antarrekan kerjadalam suatu organisasi, orang-orang dalam organisasitersebut dikatakan memiliki tingkat kelayakan dipercayayang tinggi. Dalam kondisi saling mempercayai yangtinggi, orang akan lebih mampu bekerja dengan lebihbaik dalam suatu social exchange dalam bentuk kerjasama dengan orang lain. Dengan demikian, dimensirelasional juga akan mempengaruhi proses kerjaseseorang, sehingga akan membuat orang bekerjadengan lebih baik.

Dimensi kognitif merupakan sumberdaya yangmemberikan representasi dan interpretasi bersama,serta menjadi sistem makna (system of meaning) antarpihak dalam organisasi. Nahapiet dan Ghoshal (1998)mendefinisikan dimensi ketiga ini sebagai shared lan-guages (codes), shared narratives dan shared visionyang memfasilitasi pemahaman tentang tujuan kolektifdan cara bertindak dalam suatu sistem sosial. Sharedlanguages (codes) dan shared narratives merupakansarana orang berdiskusi dan bertukar informasi dalammenjalankan proses kerjanya. Jika ada shared lan-guages (codes) dan shared narratives, komunikasiantara anggota organisasi akan lebih baik dan terbuka.Shared languages (codes) dan shared narratives jugaakan mempengaruhi persepsi anggota organisasi.Adanya shared languages (codes) dan shared narra-tives akan menciptakan persepsi yang sama antaranggota organisasi yang akan mempercepat proseskomunikasi untuk menunjang kinerja. Umumnyadimensi kognitif dalam bentuk shared languages(codes) dan shared narratives akan mengarah kepemahaman yang sama tentang tujuan organisasi(shared vision). Jika anggota organisasi memilikipemahaman yang sama tentang tujuan organisasi,mereka akan bisa bekerja dengan lebih baik.

Keberadaan unsur-unsur modal sosial tersebutakan membuat anggota organisasi berkinerja denganlebih baik. Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis utamapenelitian ini sebagai berikut:H1 : Dimensi-dimensi modal sosial berpengaruh

positif langsung pada kinerja anggotaorganisasi.

Page 18: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

15

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

METODE PENELITIAN

Subyek Penelitian dan Metode Pencarian Data

Subyek penelitian ini adalah karyawan dengan tingkatstaf pada suatu perusahaan otomotif yang berlokasi diJawa Tengah. Perusahaan ini merupakan perusahaaninduk dari berbagai unit usaha yang bernaung dibawahnya. Pengumpulan data dilakukan dengan carasurvey (pengedaran kuesioner) pada karyawantersebut.

Prosedur pengambilan sampel dilakukandengan cara snowball sampling (Neuman, 2000). Snow-ball sampling merupakan bagian dari non-probabi-listic sampling yang dilakukan saat perisetmengedarkan kuesioner pada beberapa orang kunci,yang kemudian orang-orang kunci ini akanmendistribusikan kuesioner tersebut ke lebih banyakresponden lagi. Prosedur ini dilakukan karena

kebijakan perusahaan tidak mengizinkan perisetmendatangi sendiri unit-unit yang ada, tetapi kuesionerharus diserahkan ke bagian HRD (Human ResourceDevelopment). Bagian HRD kemudian mengedarkankuesioner ke manajer unit-unit non produksi (unitproduksi tidak dilibatkan karena saat penelitian inidilakukan, unit produksi masih dalam kesibukan yangsangat tinggi). Manajer unit-unit non produksi tersebutkemudian mengedarkan kuesioner ke bawahannya yangmemiliki posisi staf.

Sejumlah 150 kuesioner diedarkan denganpemberitahuan adanya bingkisan untuk tiap kuesioneryang kembali. Hal ini dilakukan untuk meningkatkanresponse rate. Setelah minggu kedua, 107 kuesionerkembali, sehingga dicapai tingkat respon / responserate sebesar 71,3%. Dari 107 yang terisi, 3 kuesionertidak dimasukkan dalam analisis karena terlalu banyakdata yang tidak terisi. Data demografis respondenuntuk kuesioner yang diolah dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 Data Demografis Responden

KATEGORI KLASIFIKASI JUMLAHJenis Kelamin Laki-laki 40

Perempuan 64Usia Kurang dari 25 tahun 25

25 - 30 tahun 4731-35 tahun 2236 - 40 tahun 7Lebih dari 40 tahun 3

Status Perkawinan Kawin 53Tidak kawin 51

Pendidikan Terakhir SMU 25D1 5D3 29S1 39S2 6

Masa Kerja Kurang dari 5 tahun 715 - 10 tahun 24Lebih dari 10 tahun 9

Page 19: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

16

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

Tabel 1 menunjukkan adanya keseimbanganproporsi jenis kelamin dan status perkawinan. Proporsiyang hampir seimbang juga terjadi untuk tingkatpendidikan, khususnya untuk tingkat pendidikan SMU,D3, dan S1. Tiga kondisi seimbang tersebut merupakanhal yang baik karena proporsi yang seimbang berkaitandengan keterwakilan secara proporsional dari tiapkelompok responden yang ada. Dari sisi masa kerja,mayoritas responden merupakan pekerja memiliki masakerja 1-5 tahun, dan hanya 9 dari 104 responden yangmemiliki masa kerja di atas 10 tahun. Hal ini menunjukkanbahwa mayoritas responden baru mulai berkarir diperusahaan. Pada posisi ini, intensitas hubungandengan sesama rekan kerja mulai terbentuk, sehinggakaryawan memiliki cukup informasi untuk mengisikuesioner dengan baik. Oleh karena itu dikatakanbahwa karakteristik responden yang ada cukup baikdan menunjang penelitian.

Variabel dan Pengukurannya

Variabel yang dijelaskan (dependent variable) dalampenelitian ini adalah kinerja anggota organisasi yangdiukur dengan in-role performance dan extra-roleperformance (Podsakof et al., 1982; MacKenzie et al.,1999, 2001). In-role performance merupakan ukurankinerja yang terkait langsung dengan pekerjaanseseorang yang mencakup beberapa item pertanyaan:apakah anggota organisasi melaksanakan pekerjaanlebih dari yang disyaratkan, apakah anggota organisasimenentukan sasaran kerja tinggi untuk diri sendiri,apakah anggota organisasi mencapai sasaran yangsudah ditentukan sebelumnya, dan apakah anggotaorganisasi menggunakan waktu kerja secara efektif.Reliabilitas instrumen in-role performance yang diukurdengan koefisien cronbach alpha pada penelitianterdahulu adalah 0,93 (Podsakof et al., 1982).

Extra-role performance merupakan perilakutertentu dalam bekerja yang tidak menjadi bagian dalamdeskripsi kerja, tidak terkait pada sistem penggajian,tapi dipercaya bisa meningkatkan pelaksanaan fungsiorganisasi menjadi lebih efektif. Extra-role performancemencakup helping behavior (terdiri dari altruism dancourtesy), civic virtue, dan sportmanship (MacKenzieet al., 1999). Altruism merupakan semangat mauberkorban yang ditunjukkan dengan kesediaan orangyang secara sukarela membantu orang lain dalam

melaksanakan pekerjaannya dan memecahkan masalahyang terkait dengan pekerjaan tersebut. Courtesyadalah perilaku yang dilakukan untuk menghindariterjadinya masalah dan menghindari konflik. Civic vir-tue adalah perilaku yang menunjukkan bahwaseseorang bertanggung jawab, peduli, danberpartisipasi pada kegiatan-kegiatan yang ada dalamorganisasi. Sportmanship adalah kesediaan karyawanuntuk mentoleransi dan tidak mengeluh atas kondisi-kondisi yang tidak ideal dalam organisasi. Reliabilitasinstrumen yang diukur dengan koefisien cronbach al-pha pada penelitian-penelitian sebelumnya adalah 0,69;0,89; 0,68 untuk helping behavior, 0,70; 0,82; 0,83 untukcivic virtue, dan 0,87; 0,84; 0,83 untuk sportmanship(MacKenzie et al., 1999, 2001). Penelitian inimenggabung helping behavior, civic virtue, dan cour-tesy menjadi satu variabel tunggal extra-role perfor-mance.

Variabel penjelas (independent variable) dalampenelitian ini adalah modal sosial yang akan diukurdengan tiga dimensi modal sosial seperti yangdikemukakan Nahapiet dan Ghoshal (1998) denganmengadopsi item-item pertanyaan yang dikembangkanoleh Chua (2002). Reliabilitas instrumen yang diukurdengan koefisien cronbach alpha pada penelitiansebelumnya adalah 0,89 untuk dimensi struktural, 0,88untuk dimensi relasional, dan 0,90 untuk dimensikognitif (Chua, 2002).

Skala yang digunakan untuk seluruh instrumendiseragamkan menjadi kisaran 1-5. 1 dengan penjelasanbahwa responden sangat tidak setuju dengan itempernyataan tertentu, 3 netral, dan 5 dengan penjelasanbahwa responden sangat setuju dengan itempernyataan tertentu.

Uji validitas untuk seluruh instrumen dilakukandengan analisis faktor dengan menetapkan dua faktorsebagai faktor ekstraksinya. Hal ini dilakukan untukmelihat apakah item-item yang ada benar-benar loadke satu faktor, sehingga item-item ini benar-benar validuntuk mengukur konstraknya. Dalam hal ini, hanyaitem-item yang load ke faktor 1 akan diikutkan keanalisis selanjutnya. Item-item untuk tiap instrumenyang load ke faktor 1 dengan factor loading minimal0,45 akan diuji dengan reliability analysis. Hasil ujireliabilitas menghasilkan beberapa nilai alpha sepertiterdapat dalam tabel 2.

Page 20: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

17

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosedur Pengolahan Data dan Statistik Deskriptif

Periset membuat nilai komposit untuk seluruh variabelyang digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk tigavariabel dimensi modal sosial (dimensi struktural,dimensi relasional, dan dimensi kognitif) dan dua

Tabel 2Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

INSTRUMEN ALPHADimensi struktural modal sosial 0,4738Dimensi relasional modal sosial 0,7862Dimensi kognitif modal sosial 0,6330In-role performance 0,5869Extra-role performance 0,7245

variabel kinerja (in-role performance dan extra-roleperformance). Pemilihan metoda komposit dilakukandengan pertimbangan bahwa metoda kompositmerupakan perhitungan rata-rata tertimbang denganmemperhatikan bobot (factor score) untuk tiap itemyang ada. Statistik deskriptif dan korelasi antar variabelterdapat dalam tabel 3 dan 4.

Tabel 3Statistik Deskriptif atas Data Komposit

N Minimum Maximum Mean Std. DeviationSTRUKTUR 104 2.500 5.000 3.86538 .600286RELASI 104 2.192 4.435 3.44670 .411407KOGNITIF 104 .848 2.120 1.43363 .290879INROLE 104 1.87 4.08 3.1513 .41303EXROLE 104 2.60 4.26 3.4130 .39076Valid N (listwise)

Descriptive Statistics

Page 21: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

18

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

Tabel 4Matriks Korelasi atas Data Komposit

Correlations

1 .442** .347** .210* .215*. .000 .000 .032 .029

104 104 104 104 104.442** 1 .295** .290** .431**.000 . .002 .003 .000104 104 104 104 104

.347** .295** 1 .375** .205*

.000 .002 . .000 .037104 104 104 104 104

.210* .290** .375** 1 .419**

.032 .003 .000 . .000104 104 104 104 104

.215* .431** .205* .419** 1

.029 .000 .037 .000 .104 104 104 104 104

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

STRUKTUR

RELASI

KOGNITIF

INROLE

EXROLE

STRUKTUR RELASI KOGNITIF INROLE EXROLE

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

Berdasarkan matriks korelasi tersebut tampak bahwatidak ada nilai korelasi yang melebihi 0,8 yangmenandakan adanya multikolinearitas. Dengandemikian, data yang ada bebas dari multikolinearitas.

Hasil Pengolahan Data dengan Regresi

Data yang sudah teruji validitas, reliabilitas, dankebebasannya dari multikolinearitas kemudian diujidengan regresi. Pengujian regresi dilakukan untukmeneliti pengaruh tiap dimensi modal sosial pada duaukuran kinerja. Model penelitian dan hasilnya terdapatdalam bagan 1.

Page 22: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

19

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

Bagan 1Model Penelitian tentang Hubungan Modal Sosial dan Kinerja

Pada bagan 1, tampak ada enam arah panah pengaruhdimensi-dimensi modal sosial pada ukuran-ukurankinerja. Panah yang putus-putus merupakan hubunganyang diduga ada, tapi tidak signifikan walau dengantingkat signifikansi yang paling longgar (0,1). Panah

yang tipis merupakan hubungan yang signifikan padatingkat 0,1. Panah yang tebal merupakan hubunganyang signifikan pada tingkat 0,01. Secara lebih rinci,hasil regresi dinyatakan dalam tabel 5 dan 6.

Tabel 5 menunjukkan bahwa dimensi kognitifmodal sosial memiliki pengaruh signifikan yang kuat(0,01) pada in-role performance. Dimensi relasionalmodal sosial juga memiliki pengaruh signifikan pada

in-role performance, walaupun dengan tingkatsignifikansi yang sangat longgar (0,1). Variabel penjelaslain yaitu dimensi struktural modal sosial tidak memilikipengaruh signifikan dengan in-role performance.

KINERJA

IN-ROLE PERFORMANCE

EXTRA-ROLE PERFORMANCE

DIMENSI KOGNITIF:

Shared languages (codes), shared narratives dan shared vision

DIMENSI RELASIONAL:

Kepercayaan & Kelayakan Dipercaya

DIMENSI STRUKTURAL:

Interaksi Sosial

MODAL SOSIAL

Tabel 5Hasil Regresi dengan In-Role Performance sebagai Variabel Dependen

Coeficients a

1. (Constant) 1.810 .344 5.270 .000STRUKTUR 1.227- 02 .072 .018 .171 .865RELASI .190 .103 .190 1.848 .067KOGNITIF .444 .139 .313 3.188 .002

Unstandardized StandardizedCoeficients Coeficients

Model B Std. Error Beta t Sig

a. Dendent Variabel: INROLE

Page 23: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

20

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

Tabel 6 menunjukkan bahwa hanya dimensirelasional modal sosial yang memiliki pengaruhsignifikan (bahkan pada tingkat signifikansi yangsangat kuat sebesar 0,01) pada extra-role performance.Dua variabel independen lain yaitu dimensi strukturaldan dimensi relasional modal sosial tidak memilikipengaruh signifikan pada kinerja yang diukur denganextra-role performance.

Pembahasan

Riset-riset terdahulu belum ada yangmengkaitkan modal sosial dengan ukuran kinerja in-role performance dan extra-role performance.Mayoritas penelitian terdahulu tentang modal sosialmenggunakan ukuran kinerja berbasis organisasi(Chua, 2002; Kraatz, 1998; Pennings, Lee, &Witteloostuijn, 1998; Tsai & Ghoshal, 1998; dan Uzzi,1997). Hanya riset yang dilakukan oleh Belliveau,O’Reilly, & Wade (1996) dan Gabbay & Zuckerman(1998) yang menggunakan ukuran kinerja berbasisindividu. Dengan demikian, belum ditemukan risetempiris yang meneliti secara khusus hubungan modalsosial dengan ukuran kinerja berbasis individu sepertiin-role performance dan extra-role performance.

Pengaruh dengan tingkat signifikansi yangsangat kuat dimensi kognitif modal sosial pada in-roleperformance bisa dipahami dalam konteks deskripsikerja, karena in-role performance adalah ukuran kinerjayang berorientasi pada apa yang sebenarnya dihadapiorang dalam kehidupan kerjanya. Dengan demikian,

semakin orang memahami deskripsi kerjanya dan apayang ingin dicapai organisasi, orang tersebut akanbekerja dengan lebih baik. Yang menarik adalah dimensirelasional modal sosial juga mempengaruhi in-role per-formance, walaupun pengaruhnya sangat lemah. Halini menjadi menarik karena in-role performance padaprinsipnya lebih berkaitan dengan ukuran kinerjapribadi seseorang dan kurang terkait dengan orang lain.Aspek in-role performance ini seharusnya lebihdipengaruhi dari sisi orang itu sendiri, daripadadipengaruhi dari sisi hubungannya dengan rekankerjanya. Ternyata penelitian ini memberi dukunganpada hubungan dimensi relasional dengan in-role per-formance ini walaupun dengan tingkat signifikansilonggar. Hal ini bisa diartikan bahwa ternyata tetap adapengaruh aspek trust dan trustworthiness pada in-roleperformance, walaupun pengaruhnya sangat lemah.

Penelitian ini menyatukan helping behavior,civic virtue, dan sportmanship menjadi satu variabeltunggal extra-role performance. Penelitian inimenemukan dukungan kuat pada pengaruh dimensirelasional modal sosial pada extra-role performance.Hal ini bisa dijelaskan dalam konteks bahwa extra-roleperformance sangat berkaitan dengan hubungan antarindividu dalam kehidupan kerjanya, misalnya: seberapajauh orang mau membantu rekan kerjanya dan seberapajauh orang memiliki keinginan untuk mendindari konflikdengan rekan kerja. Pola hubungan yang sangat terkaitdengan rekan kerja akan dipengaruhi oleh tingginyatingkat trust dan trustworthiness yang merupakandimensi relasional modal sosial. Tapi, sifat hubungan

Tabel 6Hasil Regresi dengan Extra-Role Performance sebagai Variabel Dependen

Coeficients a

1. (Constant) 1.913 .322 5.946 .000STRUKTUR 4.791E-03 .067 .007 .071 .943RELASI .383 .097 .403 3.969 .000KOGNITIF .113 .131 .084 .862 .391

Unstandardized StandardizedCoeficients Coeficients

Model B Std. Error Beta t Sig

a. Dendent Variabel: EXROLE

Page 24: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

21

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

yang semacam itu, akan tidak dipengaruhi oleh dimensikognitif dan struktural dalam modal sosial yang dimilikiseseorang.

SIMPULAN, KELEMAHAN RISET, DAN SARANRISET MENDATANG

Simpulan

Riset ini bertujuan mengungkap pengaruhdimensi-dimensi modal sosial pada dua ukuran kinerja.Dengan menggunakan regresi atas nilai komposit untuktiap variabel, riset ini menemukan dua arah hubunganyang cukup penting. Pertama, ada pengaruh langsungdengan signifikansi yang sangat kuat dimensi kognitifmodal sosial pada kinerja yang diukur dengan in-roleperformance. Kedua, ada pengaruh langsung dengansignifikansi yang sangat kuat dimensi relasional modalsosial pada kinerja yang diukur dengan extra-role per-formance. Riset ini juga menemukan pengaruh dengansignifikansi lemah dimensi relasional modal sosial padain-role performance.

Kelemahan dan Saran untuk Riset Mendatang

Kelemahan utama riset ini adalah pada penggunaansingle source dalam kuesioner yang memintaresponden mengisi informasi untuk variabel penjelasdan variabel yang dijelaskan. Hal ini menyebabkan

munculnya common method variance yang sulitdihindari jika data diperoleh dari satu sumber. Com-mon method variance akan muncul jika respondencenderung mengisi kuesioner secara konsisten untukvariabel penjelas dan variabel yang dijelaskan. Hal iniakan berakibat adanya hasil penelitian yang tidakmenggambarkan kondisi yang riil karena data untukvariabel penjelas dan variabel yang dijelaskan sudahdiusahakan untuk konsisten.

Kelemahan kedua terkait dengan sifat surveyyang membuat periset tidak bisa mengetahui siapa yangsebenarnya mengisi kuesioner dan seberapa seriuspengisian ini dilakukan. Meskipun hasil reliabilitas danvaliditas menunjukkan hasil yang cukup baik, namunperlu disadari bahwa ada aspek-aspek yang tidak bisadikendalikan periset yang melakukan survey.

Dengan mempertimbangkan bahwa modalsosial sangat mempengaruhi kinerja anggotaorganisasi, riset mendatang perlu mengeksplorasi lebihlanjut faktor-faktor yang membentuk ataumempengaruhi modal sosial. Selain itu, riset mendatangjuga perlu mengeksplorasi adanya sifat anteseden-konsekuen untuk tiap dimensi modal sosial. Risetmendatang juga perlu menggunakan data sekunderberupa data penilaian kinerja dari bagian personaliaatau data kinerja non-persepsi (seperti gaji untuk proksikinerja), untuk menghindari adanya common methodvariance.

DAFTAR BACAAN

Adler, P.S., & Kwon, S.W. 2002. Social Capital:Prospects for A New Concept. Acad-emy of Management Review, 27(1):17-40.

Belliveau, M.A., O’Reilly, C.A. III, & Wade, J.B.1996. Social Capital at The Top: Effectsof Social Similarity and Status on CEOCompensation. Academy of Manage-ment Journal, 39: 1568-1593.

Chua, A. 2002. The Influence of Social Interac-tion on Knowledge Creation. Journal ofIntellectual Capital, 3(4): 375-392.

Coleman, J.S. 1988. Social Capital in the Cre-ation of Human Capital. American Jour-nal of Sociology, Supplement S95-S120.

Couto, R.A. 1997. Social Capital and Leader-ship. Working Paper at the Academy ofLeadership Press.

Page 25: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

22

Jam STIE YKPN - Wisnu Prajogo Pengaruh Modal Sosial ......

Gabbay, S.M., & Zuckerman, E.W. 1998. SocialCapital and Opportunity in R&D: TheContingent Effect of Contact Density onMobility Expectation. Social ScienceResearch, 27: 189-217.

Glaeser, E.L., Laibson, D., Scheinkman, J.A., &Soutter, C.L. 1999. What is Social Capi-tal? The Determinants of Trust and Trust-worthiness. Working Paper 7216 at theNational Bureau of Economic Re-search. Available at the: http://www.nber.org/papers/w7216.

Hargadon, A., & Sutton, R.I. 1997. Technol-ogy Brokering and Innovation in a Prod-uct Development Firm. AdministrativeScience Quarterly, 42: 716-749.

Kraatz, M.S. 1998. Learning By Association?Interorganizational Networks and Adap-tation to Environmental Change. Acad-emy of Management Journal, 41: 621-643.

MacKenzie, S.B., Podsakoff, P.M., & Rich, G.A.2001. Transformational and Transac-tional Leadership and Sales Performance.Journal of the Academy of MarketingScience, 29(2): 115-134.

MacKenzie, S.B., Podsakoff, P.M., & Paine, J.B..1999. Do Citizenship Behaviors MatterMore for Managers Than for Sales-people. Journal of the Academy of Mar-keting Science, 27(4): 390-410.

Nahapiet, J., & Ghoshal, S. 1998. Social Capital,Intellectual Capital, and The Organiza-tional Advantage. Academy of Manage-ment Review, 23(2): 242-266.

Narayan, D., & Cassidy, M.F. 2001. A Dimen-sional Approach to Measuring SocialCapital: Development and Validation of

a Social Capital Inventory. Current So-ciology, 49(2): 59-102.

Pennings, J.M., Lee, K., & Witteloostuijn, A.V.1998. Human Capital, Social Capital, andFirm Dissolution. Academy of Manage-ment Journal, 41(4): 425-440.

Podsakoff, P.M., Todor, W.D., & Skov, R. 1982.Effecfts of Leader Contingent andNoncontingent Reward and PunishmentBehaviors on Subordinate Performanceand Satisfaction. Academy of Manage-ment Journal, 25: 810-821.

Tsai, W., & Ghoshal, S. 1998. Social Capital andValue Creation: The Role of IntrafirmNetwork. Academy of ManagementJournal, 44(4): 464-476.

Uzzi, B. 1997. Social Structure and Competitionin Interfirm Networks: The Paradox ofEmbeddedness. Administrative ScienceQuarterly, 464-478.

Page 26: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

23

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

ABSTRACT

Small businesses in Indonesia have already provedthat

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATANTERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

UTANG ATAU EKUITAS:UTANG ATAU EKUITAS:UTANG ATAU EKUITAS:UTANG ATAU EKUITAS:UTANG ATAU EKUITAS:PENGUJIAN EMPIRISPENGUJIAN EMPIRISPENGUJIAN EMPIRISPENGUJIAN EMPIRISPENGUJIAN EMPIRIS

PECKING ORDER HYPOTHESISPECKING ORDER HYPOTHESISPECKING ORDER HYPOTHESISPECKING ORDER HYPOTHESISPECKING ORDER HYPOTHESIS

Baldric Siregar *)

*) Drs. Baldric Siregar, MBA., Akuntan adalah Dosen Tetap STIE YKPN Yogyakarta.

ABSTRACT

It is argued that the information asymmetry that existsbetween a firm’s managers and the market necessitatesa pecking order when choosing among the availablesources of fund. According to the pecking order hy-pothesis, internally generated funds are the firm’s firstchoice followed by debt as a second choice and theuse of equity as a last resort. The announcement of astock issue drives down the stock price because in-vestors believe managers are more likely to issue whenshares are overpriced. Therefore firms prefer internalfinance since funds can be raised without sending ad-verse signals. If external finance is required, firms is-sue debt first and then equity. This paper examined therelative size of the estimated coefficients on the vari-ous equity and debt variables in a regression modelthat attempted to explain how the annual changes infirm assets had been financed. As expected, the pat-tern of coefficients was found to be consistent withthe pecking order hypothesis predictions in which re-tained earnings is preferred over debt and debt is pre-ferred over new share issues to outsiders.

PENDAHULUAN

Modigliani dan Miller (MM) (1958) menyatakan bahwastruktur modal tidak relevan dalam penentuan nilai

perusahaan. Manajer tidak dapat mengubah nilaiperusahaan melalui manipulasi struktur modal. Unsuryang relevan dalam penentuan nilai perusahaan adalahjumlah dan risiko arus kas investasi dan aktivitas operasiperusahaan. Teori struktur modal MM ini dipandangkurang realistis karena sesungguhnya manajer dapatmengubah nilai perusahaan melalui struktur modal,melalui pendanaan utang atau ekuitas. Dua teoristruktur modal modern, trade-off hypothesis dan peck-ing order hypothesis, menyatakan bahwa strukturmodal berpengaruh terhadap nilai perusahaan (Babudan Jain, 1998).

Berdasarkan trade-off hypothesis, perusahaantidak akan mencapai nilai yang optimal apabila semuapendanaan adalah utang atau tidak ada utang dalamstruktur modal. Karena itu, perusahaan dapatmenentukan target rasio utang (debt ratio) yang opti-mal dan berusaha melakukan substitusi utang keekuitas dan ekuitas ke utang sampai dengan nilaiperusahaan optimal. Nilai perusahaan yang optimaladalah posisi struktur modal yang menunjukkanmanfaat pajak atas setiap tambahan rupiah utang samabesarnya dengan kenaikan biaya kebangkrutan ataspenambahan rupiah utang tersebut (Jensen danMeckling, 1976).

Kelemahan pokok trade-off hypothesis terletakpada dua hal, yaitu mengabaikan asimetri informasi dansulitnya melakukan substitusi utang ke ekuitas dan

Page 27: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

24

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

ekuitas ke utang. Myers dan Majluf (1984) menyatakanbahwa dengan adanya asimetri informasi, emisi sahambaru merupakan berita buruk (bad news) karena manajertermotivasi mengeluarkan saham hanya apabila sahamperusahaan overpriced. Bukti empiris telahmenunjukkan bahwa pengumuman emisi saham barumenyebabkan harga saham turun secara tajam (Asquithdan Mullins, 1986; Masulis dan Korwar, 1986;Mikkelson dan Partch, 1986). Secara praktik, substitusiutang ke ekuitas atau sebaliknya tidaklah mudah danmelibatkan biaya transaksi yang mahal. Biaya transaksidan pajak emisi saham baru bisa mencapai 50% daridana baru yang diperoleh (Baskin, 1989). Karena adanyakelemahan trade-off hypothesis tersebut, Myers danMajluf (1984) mengenalkan proposisi tentang teoristruktur modal yang sekarang dikenal dengan namapecking order hypotesis. Menurut pecking order hy-pothesis, hirarki pendanaan perusahaan mengutamakandana internal daripada dana eksternal. Apabila danainternal tidak cukup, perusahaan lebih mengutamakanutang daripada emisi saham baru.

Sesuai dengan uraian di atas, paper inibertujuan untuk menginvestigasi apakah manajerperusahaan berperilaku seperti yang diteorikan dalampecking order hypothesis, yaitu melakukan hirarkipendanaan dengan mengutamakan pendanaan inter-nal daripada pendanaan eksternal serta mengutamakanpendanaan melalui utang daripada emisi saham baruapabila pendanaan internal tidak mencukupi. Paper inidiorganisasikan ke dalam lima bagian, yaitu:pendahuluan, kajian literatur dan pengembanganhipotesis, metode penelitian, hasil dan analisis, sertakesimpulan.

REVIEW LITERATUR DAN PENGEMBANGANHIPOTESIS

Penentuan struktur modal yang optimal telah menjadiisu krusial dalam literatur keuangan sejak Modiglianidan Miller (MM) mengenalkan proposisi tentangketidakrelevanan struktur modal dalam rangkapemaksimalan nilai perusahaan pada tahun 1958.Berdasarkan teori MM, manajer tidak dapat mengubahnilai perusahaan melalui manipulasi struktur modal. Nilaiperusahaan tidak akan berubah dengan atau tanpautang. Unsur yang relevan dalam penentuan nilaiperusahaan adalah aktiva riil, yaitu jumlah dan risiko

arus kas yang berasal dari investasi dan aktivitasoperasi perusahaan (Modigliani dan Miller, 1958).

Dalam kondisi dunia nyata, teori MM yangmenyatakan bahwa struktur modal tidak relevan untukmenentukan nilai perusahaan kurang realistis. Dalamjumlah moderat, penggunaan utang dapatmeningkatkan nilai perusahaan (Baskin, 1989).Menyadari adanya kelemahan teori MM, berbagaipihak mencoba memodifikasi teori tersebut denganmengakomodasi manfaat pajak (tax banefits) dan biayakebangkrutan (bankruptcy cost) karena perusahaanmenggunakan utang. Teori struktur modal yangmengakomodasi trade-off antara manfaat pajak danbiaya kebangkrutan karena utang dikenal sebagaitrade-off hypothesis (Jensen dan Meckling, 1976).Berdasarkan trade-off hypothesis, struktur modalperusahaan yang optimal menggambarkankeseimbangan antara manfaat pajak dan biayakebangkutan karena perusahaan memiliki utang. Utangmenyebabkan perusahaan memperoleh manfaat pajakkarena biaya bunga yang dibayar dapat dikurangkandari penghasilan kena pajak. Sedangkan biayakebangkrutan merupakan biaya administrasi, biayahukum, biaya keagenan, dan biaya monitoring untukmencegah perusahaan dari kebangkrutan.

Dengan trade-off hypothesis, setiap perusahaandapat menentukan target rasio utang yang optimal.Rasio utang yang optimal ditentukan berdasarkantrade-off antara manfaat dan biaya karena memilikiutang. Secara prinsip, perusahaan membutuhkanpendanaan ekuitas baru apabila rasio utang perusahaantersebut di atas target dan menambah utang apabilarasio utang perusahaan tersebut di bawah target(Marsh, 1982). Perusahaan tidak akan mencapai nilaiyang optimal apabila semua pendanaan adalah utangatau jika sama sekali tidak ada utang dalam strukturmodal. Riset yang dilakukan oleh Togart (1977) sertaJaviland dan Harris (1984) menemukan bukti empirisbahwa manajer memang berusaha untuk mencapai rasioutang yang ditargetkan (target debt ratio). Perusahaandiasumsikan dapat melakukan substitusi dari utangmenjadi ekuitas atau dari ekuitas menjadi utang sampaidengan nilai perusahaan maksimum. Nilai perusahaanyang optimum adalah titik yang menunjukkan manfaatpajak atas setiap tambahan rupiah utang sama besarnyadengan kenaikan biaya kebangkrutan atas penambahanrupiah utang tersebut (Jensen dan Meckling, 1976).

Page 28: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

25

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

Permasalahan yang muncul adalah apakah cukup ma-terial untuk membandingkan antara manfaat pajakdengan biaya kebangkrutan. Manfaat pajak relatifmudah ditentukan, sedangkan biaya kebangkrutanrelatif sulit ditentukan; bahkan apabila ada, jumlah biayakebangkrutan relatif tidak signifikan. Selain itu,substitusi antara utang ke ekuitas dan ekuitas ke utanghanya mungkin dilakukan apabila biaya substitusitersebut rendah (Baskin, 1989; Watson dan Wilson,2002).

Ada dua kelemahan pokok trade-off hypothesis,yaitu teori ini mengabaikan adanya asimetri informasidan besarnya biaya untuk melakukan substitusi utangke ekuitas atau ekuitas ke utang. Trade-off hypothesismengasumsikan manajer dan investor memilikiinformasi yang sama tentang nilai perusahaan;kenyataannya manajer memiliki informasi lebih banyak.Sesuai dengan yang disebutkan oleh Akerlof (1970),pasar menderita kerugian karena adanya asimetriinformasi. Asimetri informasi tidak hanya menghambatkemampuan perusahaan menambah modal melaluiemisi saham baru, melainkan juga membatasi aksespendanaan hanya kepada laba ditahan (retainedearnings). Myers dan Majluf (1984) menyatakan bahwadengan adanya asimetri informasi, emisi ekuitas secararasional diinterpretasikan sebagai berita buruk, karenamanajer termotivasi mengeluarkan ekuitas apabilasaham perusahaan overpriced. Bukti empiris telahmenunjukkan bahwa pengumuman emisi saham barumenyebabkan harga saham turun secara tajam (Asquithdan Mullins, 1986; Masulis dan Korwar, 1986;Mikkelson dan Partch, 1986). Hal di atas menjadipenyebab pokok mengapa perusahaan relatif jarangmelakukan emisi saham baru (Baxter dan Cragg, 1970;Taub, 1975; dan Marsh, 1982).

Selain asimetri informasi, biaya pajak dan biayatransaksi substitusi utang ke ekuitas dan ekuitas keutang juga mempengaruhi perilaku manajer dalammenentukan struktur modal. Peningkatan saham barumenyebabkan peningkatan pembayaran dividen olehperusahaan. Peningkatan pembayaran dividenmenyebabkan peningkatan biaya pajak penghasilanpribadi. Dengan demikian, implikasi pengeluaran sahambaru adalah meningkatnya biaya pajak penghasilanpribadi dan biaya komisi bagi perusahaan. Peningkatanbiaya pajak penghasilan dan biaya komisi karenaadanya pengeluaran saham baru bisa mencapai 50%

dari dana baru yang diperoleh (Baskin, 1989; Watsondan Wilson, 2002).

Dengan adanya kelemahan trade-off hypothesis, Myers dan Majluf (1984) mengenalkan proposisitentang struktur modal yang sekarang dikenal dengannama pecking order hypotesis. Menurut peckingorder hypothesis, pendanaan internal merupakanpilihan pertama. Penggunaan dana internal bertujuanuntuk menghindari permasalahan yang berkaitandengan pendanaan eksternal seperti turunnya hargasaham dengan adanya emisi saham baru serta berbagaipembatasan dalam kontrak utang. Namun perludiketahui bahwa pendanaan internal sangat terbatas.Pecking order hypothesis mengusulkan bahwa padasaat dana internal tidak cukup, perusahaan lebihmengutamakan utang sebelum ekuitas. Ide dasarpecking order hypothesis sangat sederhana, yaituperusahaan membutuhkan dana eksternal karena danainternal tidak cukup. Adanya asimetri informasimembatasi pendanaan eksternal melalui saham baru,dengan demikian utang menjadi pendanaan yang dipilih(Myers dan Majluf, 1984). Selain itu, biaya transaksiemisi utang lebih murah dari biaya transaksi emisi saham(Baskin, 1989). Babu dan Jain (1998) menguraikan adaempat alasan mengapa perusahaan lebih menyukaimengeluarkan utang daripada saham baru, yaitu (1)adanya manfaat pajak atas pembayaran bunga, (2)biaya transaksi pengeluaran utang lebih murah daripadabiaya transaksi emisi saham baru, (3) lebih mudahmendapatkan pendanaan utang daripada pendanaansaham, serta (4) kontrol manajemen lebih besar denganadanya utang baru daripada dengan adanya sahambaru.

Berdasar uraian teori di atas, hipotesis yang diujidalam penelitian ini adalah (1) perusahaan lebihmenyukai pendanaan utang daripada pendanaanekuitas dalam rangka pertumbuhan perusahaan dan (2)perusahaan lebih mengutamakan pendanaan internaldaripada pendanaan eksternal dalam rangkapertumbuhan perusahaan.

METODE RISET

Sampel dan Data

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaanmanufaktur yang terdaftar di BEJ (Bursa Efek Jakarta)

Page 29: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

26

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

untuk periode lima tahun, yaitu tahun 1992 sampaidengan tahun 1996 sebanyak 141 perusahaan. Sampelyang digunakan adalah perusahaan manufaktur untukmenghindari bias karena banyaknya regulasi yangterkait, khususnya bagi bank dan lembaga keuanganlainnya. Selain itu, jumlah perusahaan manufaktur yangterdaftar di BEJ juga relatif banyak. Sedangkanpemilihan periode waktu dibatasi sampai dengan tahun1996 untuk menghindari bias karena adanya krisisekonomi yang dimulai sejak tahun 1997. Data yangdiperoleh untuk kepentingan penelitian ini dariperusahaan-perusahaan sampel meliputi: aktiva, utangjangka pendek, utang jangka panjang, laba bersihsetelah pajak, dividen tunai, ekuitas, dan pengeluaransaham baru. Pengolahan data dilakukan secara pooledcross sectional. Jumlah pengamatan yang berhasildiperoleh tampak pada Peraga 1.

“LDit = (LDit – LDit-1)/ASit-1“NSit = (NSit – NSit-1)/ASit-1PRit = (NIit – CDit)/ASit-1“SDit = (SDit – SDit-1)/ASit-1

Keterangan:ASit = total aktiva perusahaan i pada periode t.ASit-1 = total aktiva perusahaan i pada periode t-1.DBit = total utang perusahaan i pada periode t.DBit-1 = total utang perusahaan i pada periode t-1.EQit = total ekuitas perusahaan i pada periode t.EQit-1 = total ekuitas perusahaan i pada periode t-1.LDit = total utang jangka panjang perusahaan i pada

periode t.LDit-1 = total utang jangka panjang perusahaan i pada

periode t-1.NSit = total saham baru perusahaan i pada periode t.NSit-1 = total saham baru perusahaan i pada periode t.NIit = total laba bersih perusahaan i pada periode t.CDit = total dividen tunai perusahaan i pada

periode t.SDit = total utang jangka pendek perusahaan i pada

periode t.SDit-1 = total utang jangka pendek perusahaan i pada

periode t-1.

Model Empiris

Pengujian kedua hipotesis dilakukan denganregresi berdasarkan model yang pernah digunakan olehWatson dan Wilson (2002). Hipotesis pertama yangmenyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai untukpendanaan utang daripada pendanaan ekuitas dalamrangka pertumbuhan perusahaan diuji dengan modelsebagai berikut:

“AS = ái + â1”DBit + â2"EQit + ei

........... Persamaan 1

Keterangan“ASit = perubahan total aktiva perusahaan i

periode t.“DBit = perubahan total utang perusahaan i

periode t.“EQit = laba bersih setelah dikurangi dividen tunai

perusahaan i periode t.

Variabel Dan Pengukurannya

Variabel dependen dalam penelitian ini adalahpertumbuhan perusahaan yang diproksikan olehperubahan aktiva dari tahun ke tahun (“AS).Sedangkan variabel independen dalam penelitian inimeliputi perubahan utang (“DB), perubahan ekuitas(“EQ), perubahan utang jangka panjang (“LD),perubahan modal saham (“NS), laba ditahan (PR), danperubahan utang jangka pendek (“SD). Semua variabeldideflasi dengan aktiva awal tahun. Variabel-variabeltersebut diukur dengan formula sebagai berikut:

“ASit = (ASit – ASit-1)/ASit-1“DBit = (DBit – DBit-1)/ASit-1“EQit = (EQit – EQit-1)/ASit-1

Peraga 1: Jumlah Pengamatan

Tahun Pengamatan1992 781993 1241994 1241995 1241996 141Total 591

Page 30: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

27

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

ái = koefisien konstanta.â1 & â2 = koefisien variabel independen.eit = faktor gangguan dalam persamaan regresi.

Model di atas mencoba untuk melihat ukuranrelatif koefisien pendanaan utang dan pendanaanekuitas. Pecking order hypothesis dapat didukungsecara empiris apabila koefisien perubahan utang lebihbesar dari koefisien perubahan ekuitas (â1 > â2). Tetapiperlu diketahui bahwa walaupun koefisien â1 tidak lebihbesar daripada koefisien â2 belum tentu bahwa peck-ing order hypothesis tidak valid karena ekuitasmengandung unsur pendanaan internal (laba ditahan)dan pendanaan eksternal (modal saham). Hal ini akandikaji lebih lanjut dalam persamaan 2 dan persamaan 3.

Hipotesis kedua yang menyatakan bahwaperusahaan mengutamakan pendanaan internaldaripada pendanaan eksternal dalam rangkapertumbuhan, diuji dengan model sebagai berikut:

“AS = ái + â1”DBit + â2PRit + â3"NSit + eit

……………Persamaan 2

Keterangan“ASit = perubahan total aktiva perusahaan i

periode t.“DBit = perubahan total utang perusahaan i

periode t.PRit = laba bersih setelah dikurangi dividen tunai

perusahaan i periode t.“NSit = perubahan saham baru perusahaan i

periode t.ái = koefisien konstanta.â1, â2, & â3 = koefisien variabel independen.eit = faktor gangguan dalam persamaan regresi.

Persamaan 2 merupakan pengembangan lebihlanjut dari persamaan 1 dengan memisahkan labaditahan dari ekuitas. Laba ditahan suatu periode dilihatdari adanya pertambahan (pengurangan) laba ditahankarena laba (rugi) dan adanya pembagian dividen tunai.Hal ini perlu dilakukan karena dengan pecking orderhypothesis, manajer lebih mengutamakan penggunaanlaba ditahan daripada utang.

Pecking order hypothesis menyatakan bahwaurutan pertama pendanaan yang diutamakan olehmanajer adalah pendanaan internal. Apabila pendanaaninternal tidak cukup, maka manajer lebih memilih utangdaripada pengeluaran saham baru. Apabila peckingorder hypothesis valid, maka persaman 2 akanmenghasilkan koefisien laba ditahan lebih besardaripada koefisien perubahan utang dan koefisienperubahan utang akan lebih besar daripada koefisienperubahan modal saham (â2 > â1 > â3).

Pecking order hypothesis untuk hirarki antar-utang memang tidak ada. Namun demikian dalampenelitian ini juga akan diinvestigasi sumber utangmanakah yang diutamakan manajer dalam pendanaan,utang jangka pendek atau utang jangka panjang.Apabila persamaan 2 dikembangkan untukmengakomodasi klasifikasi utang dalam model makadiperoleh persamaan 3 sebagai berikut:

“AS = ái + â1”SDit + â2"LDit + â3PRit + â4"NSit + eit

……………Persamaan 3

Keterangan“ASit = perubahan total aktiva perusahaan i

periode t.“SDit = perubahan total utang jangka pendek

perusahaan i periode t.“LDit = perubahan total utang jangka panjang

perusahaan i periode t.PRit = laba bersih setelah dikurangi dividen tunai

perusahaan i periode t.“NSit = perubahan saham baru perusahaan i

periode t.ái = koefisien konstanta.â1, â2, â3, & â4 = koefisien variabel independen.eit = faktor gangguan dalam persamaan regresi.

Selain untuk menginvestigasi jenis utang yangdiutamakan oleh perusahaan sebagai sumberpendanaan, persamaan 3 juga bertujuan untukmemperoleh bukti lebih lanjut apakah hipotesis 1 danhipotesis 2 didukung secara konsisten. Apabila peck-ing order hypothesis valid, maka koefisien laba ditahan,koefisien perubahan jangka pendek, atau koefisien

Page 31: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

28

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

perubahan utang jangka panjang akan lebih besar darikoefisien perubahan modal saham. Selain itu, koefisienlaba ditahan akan lebih besar dari koefisien perubahanutang jangka pendek atau koefisien perubahan utangjangka panjang.

HASIL DAN ANALISIS

Pengujian Asumsi Klasik

Karena analisis yang digunakan dalampenelitian ini adalah regresi linier, maka diperlukanpengujian asumsi klasik terlebih dahulu. Asumsi klasikyang diuji meliputi multikolinieritas, otokorelasi,dan heteroskedastisitas. Regresi linier klasikmengasumsikan bahwa tidak terjadi multikolinieritas

sempurna, yaitu hubungan linier nyata yang cukupbesar antar-variabel independen dalam suatu modelregresi. Uji multikolinieritas bertujuan untukmemperoleh keyakinan bahwa tidak terjadi korelasiyang besar antar-variabel independen yang dapatmengganggu interpretasi. Pengujian untuk mendeteksiada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan toler-ance value dan VIF (variance inflation factor).Multikolinieritas antarvariabel independen diasumsikantidak terjadi apabila nilai tolerance value lebih dari 10%dan nilai VIF tidak lebih dari 10. (Hair et. al., 1998).Peraga 2 menunjukkan bahwa tolerance value minimal79,2% (jauh di atas 10%) dan nilai VIF maksimal 1,263(jauh di bawah 10). Hal ini menunjukkan bahwa tidakterjadi multikolinieritas sempurna dalam regresi yangdigunakan yang dapat mengganggu interpretasi.

Peraga 2: Colinearity Statistics

Persamaan 1 Persamaan 2 Persamaan 3Variabel Tolerance VIF Tolerance VIF Tolerance VIFÄDB 0.843 1.187 0.839 1.192 —— ——ÄEQ 0.843 1.187 —— —— —— ——ÄSD —— —— —— —— 0.792 1.263ÄLD —— —— —— —— 0.819 1.220PR —— —— 0.851 1.176 0.851 1.176ÄNS —— —— 0.818 1.223 0.818 1.223

Asumsi regresi linier klasik yang lain adalahtidak terdapat otokorelasi dalam model regresi. Ujiotokorelasi dilakukan untuk menentukan apakah terjadikorelasi antar-pengganggu pada suatu periode (t)dengan kesalahan pada periode sebelumnya (t-1). Ada/tidaknya otokorelasi dalam model regresi dideteksiberdasarkan uji Durbin-Watson (DW). Rule of thumbyang lazim digunakan adalah apabila nilai DW berkisar2 maka diasumsikan tidak terjadi otokorelasi (Gujarati,1995). Peraga 3 menunjukkan bahwa nilai DW berkisar2 (1,763 untuk persamaan 1; 1,798 untuk persamaan 2;dan 1,979 untuk persamaan 3) yang berarti bahwa modelregresi tidak mengandung otokorelasi yang dapatmengganggu interpretasi.

Peraga 3: Durbin-Watson

Persamaan 1 Persamaan 2 Persamaan 31.763 1.798 1.797

Uji heteroskedastisitas ditujukan untukmengetahui apakah varian residual dari suatupengamatan terhadap pengamatan lainnya sama/konstan. Pengujian asumsi heteroskedastisitasdilakukan dengan Uji Glejser, yaitu denganmeregresikan nilai absolut residual (ARES) sebagaivariabel dependen terhadap semua variabel independen

Page 32: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

29

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

yang diteliti. Terdapat/tidaknya heteroskedastisitasdilihat berdasarkan signifikan/tidaknya hubunganantar-variabel independen dengan ARES pada tingkatalpha 5%. Apabila tidak signifikan pada alpha 5%,maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

heteroskedastisitas Gujarati (1995). Peraga 4menunjukkan bahwa heteroskedastisitas tidak terjadikarena tidak ada hubungan variabel independendengan ARES yang signifikan.

Persamaan 1 Persamaan 2 Persamaan 3 Variabel Correlation

Coefficient Sig.

(2-tailed) Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

Correlation Coefficient

Sig. (2-tailed)

ΔDB ΔEQ ΔSD ΔLD PR ΔNS

0.037 0.015 ---- ---- ---- ----

0.364 0.716 ---- ---- ---- ----

0.024 ---- ---- ----

0.025 0.011

0.560 ---- ---- ----

0.623 0.785

---- ----

0.025 0.020 -0.039 -0.001

---- ----

0.623 0.635 0.340 0.979

Peraga 4: Korelasi Variabel Independen dengan ARES

Pengujian Hipotesis

Peraga 5 menunjukkan deskripsi statistik berupajumlah pengamatan, nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, dan standar deviasi setiap variabel. Ada sebanyak591 pengamatan selama lima tahun. Variabel perubahan

aktiva memiliki nilai minimum sebesar -0,44258, nilaimaksimum sebesar 9,60195, nilai rata-rata sebesar0,3456642, dan standar deviasi sebesar 0,6218022. Nilaiminimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standardeviasi variabel - variabel lain dapat dilihat padaPeraga 5.

Peraga 5: Deskripsi Statistik

Variabel N Minimum Maximum Mean Std. DeviationÄAS 591 -.44258 9.60195 .3456642 .6218022ÄDB 591 -.45067 6.57257 .1713087 .3866039ÄEQ 591 -.52062 2.85025 .1793226 .3509276ÄSD 591 -.55207 3.93191 .1089145 .2605075ÄLD 591 -.63761 2.64066 6.239414E-02 .2029336PR 591 -.26594 1.08574 6.661698E-02 .1243481ÄNS 591 -.42357 2.60810 .1127056 .2891261

Page 33: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

30

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

Persamaan 1 menghasilkan bukti bahwa kedua alternatifpendanaan, utang dan ekuitas, berpengaruh secarasignifikan terhadap pertumbuhan aktiva dengan tingkatsignifikansi jauh di bawah 5% (0,000), nilai F yang tinggi(21.336,314), serta adjusted R2 sebesar 96,8%. PadaPeraga 6 tampak koefisien perubahan utang dankoefisien perubahan ekuitas. Pecking order hypoth-esis memprediksi bahwa perusahaan mengutamakan

Peraga 6: Hasil Pengujian Hipotesis 1Persamaan 1: “AS = ái + â1”DBit + â2"EQit + eit

pendanaan utang daripada ekuitas. Dalam peragatersebut terlihat bahwa koefisien perubahan utangadalah 1,057 dan koefisien perubahan ekuitas adalah0,936. Konsisten dengan pecking order hypothesis,koefisien perubahan utang lebih besar daripadakoefisien perubahan ekuitas. Berdasarkan temuan ini,hipotesis pertama dapat didukung.

Persamaan 2 menghasilkan bukti bahwapendanaan internal (laba ditahan) dan pendanaaneksternal (utang dan ekuitas) berpengaruh secarasignifikan terhadap pertumbuhan aktiva dengan tingkatsignifikansi di bawah 5% (0,000) dan nilai F 16.073,082,serta adjusted R2 sebesar 94,8%. Koefisien perubahanutang, koefisien laba ditahan, dan koefisien perubahanmodal saham yang dihasilkan persamaan 2 tampak padaPeraga 7. Pecking order hypotesis memprediksi bahwa

perusahaan terlebih dahulu menggunakan pendanaaninternal baru kemudian pendanaan eksternal. DalamPeraga 7 terlihat bahwa koefisien berbagai alternatifpendanaan adalah sebesar 1,137 untuk pendanaan labaditahan, 1,052 untuk pendanaan eksternal utang, dan0,881 untuk pendanaan eksternal modal saham baru.Seperti diprediksi, pecking order hypothesis dapatdidukung dengan lebih besarnya koefisien laba ditahan,koefisien perubahan utang, dan koefisien perubahan

(Constant) -3.292E-03 .003 -.955 .3401 ADB 1.057 .008 .018 125.474 .000

AEQ .936 .009 .190 100.898 .000

Unstandardized StandardizedCoeficients Coeficients

Model B Std. Error Beta t Sig

a. Dendent Variabel: INROLE

Peraga 7: Hasil Pengujian Hipotesis 2Persamaan 2: “AS = ái + â1”DBit + â2PRit + â3"NSit + eit

(Constant) -9.635E-03 .003 -2.899 .004ADB 1.052 .008 .654 132.368 .000

2 AEQ .936 .009 .190 100.898 .000PR 1.137 0.25 .227 46.317 .000ANS .881 .011 .410 81.858 .000

Unstandardized StandardizedCoeficients Coeficients

Model B Std. Error Beta t Sig

a. Dendent Variabel: INROLE

Page 34: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

31

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

modal saham secara berturut-turut. Temuan inimemperkuat temuan sebelumnya dalam persamaan 1.Berdasarkan hasil riset ini, hipotesis 2 dapat didukung.

Persamaan 3 merupakan pengembangan daripersamaan 2 dengan memecah utang ke dalam utangjangka pendek dan utang jangka panjang. Persamaanini ditujukan untuk mengetahui apakah perusahaanmengutamakan jenis pendanaan utang tertentu. Selainitu, persamaan 3 juga dimaksudkan untuk mengujikonsistensi hasil pada persamaan 1 dan persamaan 2.Seperti diprediksi, pendanaan utang jangka pendek,utang jangka panjang, laba ditahan, dan modal sahamberpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhanperusahaan dengan signifikansi 0,000, nilai F sebesar12.034,815, serta adjusted R2 sebesar 94,8%. Peraga 8menunjukkan besarnya koefisien berbagai alternatifpendanaan, yaitu 1,137 untuk laba ditahan, 1,054 untukutang jangka pendek, 1,050 untuk utang jangkapanjang, dan 0,881 untuk modal saham. Tampakkonsisten dengan pecking order hypothesis bahwaketiga jenis pendanaan (laba ditahan, utang jangkapendek, dan utang jangka panjang) lebih diutamakanoleh perusahaan daripada modal saham yangditunjukkan oleh koefisien ketiga jenis pendanaantersebut lebih besar dari koefisien pendanaan modalsaham. Hasil temuan ini mendukung temuansebelumnya dalam persamaan 1 dan persamaan 2 sertamemperkuat dukungan terhadap hipotesis 1 danhipotesis 2. Selain itu, hasil persamaan 3 jugamenunjukkan bahwa perusahaan mengutamakan

pendanaan utang jangka pendek daripada pendanaanutang jangka panjang, walaupun tidak ada peckingorder hypothesis antar-utang. Adanya perbedaankoefisien antara utang jangka pendek dengan utangjangka panjang, maka dapat dikatakan bahwa hirarkipendanaan antar-utang juga ada. Apabila danaeksternal dibutuhkan, maka preferensi utamaperusahaan adalah pendanaan melalui utang jangkapendek. Apabila utang jangka pendek tidak mencukupi,maka preferensi berikutnya secara berturut-turut adalahutang jangka panjang dan modal saham.

SIMPULAN

Asimetri informasi menghambat akses perusahaan kependanaan saham baru. Investor beranggapan bahwaemisi saham baru merupakan sinyal buruk karenaperusahaan mengeluarkan saham pada saat sahamperusahaan di bursa overpriced. Pengorbanan atasadanya asimetri informasi adalah menurunnya hargasaham perusahaan pada saat diumumkannya emisisaham baru. Hal inilah yang menjadi dasar bagi Myersdan Majluf (1984) mengajukan proposisi teoritis tentangpecking order hypothesis. Berdasarkan teori ini,perusahaan mengutamakan pendanaan internaldaripada pendanaan eksternal. Apabila pendanaan in-ternal tidak cukup, perusahaan mengutamakanmengeluarkan utang daripada emisi saham baru.

Penelitian ini berusaha untuk mencari jawabanempiris apakah manajer perusahaan berperilaku seperti

Peraga 8: Pengujian Hipotesis 1 dan Hipotesis 2Persamaan 3: “AS = ái + â1”SDit + â2"LDit + â3PRit + â4"NSit + eit

(Constant) -9.662E-03 .003 -2.901 .004ADB 1.054 .012 .441 86.712 .000

3 AEQ 1.050 .015 .343 68.478 .000PR 1.137 0.25 .227 46.277 .000ANS .881 .011 .410 81.787 .000

Unstandardized StandardizedCoeficients Coeficients

Model B Std. Error Beta t Sig

a. Dendent Variabel: INROLE

Page 35: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

32

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

yang diteorikan dalam pecking order hypothesisberdasarkan besaran relatif koefisien berbagai alternatifpendanaan terhadap pertumbuhan perusahaan.Temuan empiris menunjukkan bahwa koefisienpendanaan laba ditahan (dana internal) lebih besardaripada koefisien pendanaan utang atau saham baru(dana eksternal); koefisien pendanaan utang lebih besardari koefisien emisi saham. Temuan ini konsistendengan pecking order hypothesis yang dikembangkanoleh Myers dan Majluf (1984). Selain itu, dalam riset inijuga ditemukan bukti empiris bahwa perusahaanmengutamakan pendanaan utang jangka pendekdaripada pendanaan utang jangka panjang.Ada beberapa keterbatasan riset ini yang dapatdijadikan sebagai dasar perbaikan riset selanjutnya.

Pertama, sampel perlu dibedakan menjadi perusahaanyang pemiliknya sekaligus manajer (closely held com-pany) dan perusahaan yang pemiliknya bukan manajerkarena disinyalir bahwa investor potensial menghadapiasimetri informasi lebih besar pada perusahaan yangpemiliknya sekaligus manajer. Kedua, sampel hanyameliputi satu industri, yaitu industri manufaktur,sehingga tidak dapat diketahui apakah hirarkipendanaan juga terjadi pada industri lain. Agar hasilpenelitian lebih dapat digeneralisasi, maka sampelsebaiknya juga melibatkan perusahaan dari industri lainselain industri manufaktur. Ketiga, waktu penelitianperlu diperpanjang lebih dari lima tahun untukmengetahui bagaimana kecenderungan hirarkipendanaan dalam jangka panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Akerlof, George A. (1970). “The Market for Lem-ons: Quality Uncertainty and the Mar-ket Mechanism.” The Quarterly Jour-nal of Economics. August: 488-500.

Asquith, F. D. dan Mullins, D. W. (1986). “Eq-uity Issues and Offering Dilution.” Jour-nal of Financial Economics. January:61-89.

Babu, Suresh dan Jain, P. K. (1998). “EmpiricalTesting of Pecking Order Hypothesiswith Reference to Capital Structure Prac-tices in India.” Journal of FinancialManagement & Analysis. July-Decem-ber: 63-74.

Baskin, Jonathan (1989). “An Empirical Investi-gation of the Pecking Order Hypoth-esis.” Financial Management. Spring:26-35.

Baxter, N. dan Cragg, J. (1970). “CorporateChoice Among Long-term Financing In-struments.” Review of Economics andStatistics. August: 225-235.

Gujarati, D. N. (1995). Basic Econometrics. In-ternational Edition. Singapore: McGraw-Hill.

Hair, Josep F.; Anderson, Rolph E.; Tatham,Ronald L.; dan Black, William C. (1998).Multivariate Data Analysis with Read-ings. Fifth Edition. Upper Saddle River,New Jersey: Prentice Hall International,Inc.

Javiland, A. dan Harris, R. (1984). “CorporateBehavior in Adjusting to Capital Struc-ture and Dividend Targets: An Econo-metric Study.” Journal of Finance.March: 127-145.

Jensen, Michael. C. dan Meckling, W. (1976).“Theory of the Firm: Managerial Behav-ior. Agency Cost, and Ownership Struc-ture.” Journal of Financial Economics.Volume 3: 305-360.

Marsh, P. (1982). “The Choice Between Debtand Equity: An Empirical Study.” Jour-nal of Finance. March: 121-144.

Page 36: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

33

Jam STIE YKPN - Baldric Siregar Utang atau Ekuitas ......

Masulis, R. W. dan Korwar, A. N. (1986). “Sea-soned Equity Offerings.” Journal of Fi-nancial Economics. January: 91-118.

Mikkleson, W. H. dan Partch, M. M. (1986).“Valuation Effects of Security Offeringsand the Issuance Process.” Journal ofFinancial Economics. January: 31-60.

Modigliani, F. dan Miller, M. (1958). ‘The Costof Capital, Corporation Finance, and theTheory of Investment.” American Eco-nomic Review. June: 261-297.

Myers, S. C. dan Majluf, N. S. (1984). “CoporateFinancing and Investment Decisionswhen Firms Have Information that In-vestors Do not Have.” Journal of Fi-nancial Economics. June: 187-221.

Taub, A. (1975). “Determinants of the Firm’sCapital Structure.” Review of Econom-ics and Statistics. October: 410-416.

Togart, R. (1977). “A Model of Corporate Fi-nancing Decisions.” Journal of Finance.June: 117-161.

Watson, Robert dan Wilson, Nick (2002). “Smalland Medium Size Enterprises Financing:A Note on Some of the Empirical Impli-cations of a Pecking Order.” Journal ofBusiness Finance & Accounting. April:557-578.

Page 37: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

35

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

*) Dra. Sri Haryani, M.Si., adalah Dosen Tetap Akademi Manajemen Perusahaan YKPN Yogyakarta.

ABSTRAK

Sampai saat ini, outsourcing Sumberdaya Manusia(SDM) merupakan aktivitas perusahaan yangkontroversial. Pihak manajemen perusahaan setujuuntuk mengadakan outsourcing SDM karenamanfaatnya untuk menurunkan biaya, mendapatkanjasa SDM yang lebih baik, dan sifatnya yang fleksibel.Meskipun begitu pihak manajemen sendiri jugamengkritik outsourcing, karena dapat menurunkanmotivasi dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan.Berdasarkan sudut pandang karyawan, sebagian besartidak menginginkan outsourcing SDM. Merekamenginginkan untuk mengerjakan sendiri semuaaktivitas SDM. Karyawan operasional memandangoutsourcing dapat menyebabkan kehilangan pekerjaan,sedangkan pihak manajemen menimbulkan ketakutanakan hilangnya pengendalian. Meskipun demikian, adasebagian karyawan maupun manajemen yang setujuuntuk mengadakan outsourcing, karena denganoutsourcing akan menjamin kelangsungan hidupperusahaan dalam jangka panjang. Bagi masyarakat,outsourcing menarik karena adanya kesempatan untukbekerja di perusahaan vendor yang selanjutnya akanmelayani perusahaan-perusahaan yang membutuhkanjasa SDM.

Dalam wacana ke depan, outsourcing akan semakinbanyak diterapkan baik di perusahaan kecil maupunbesar. Tulisan ini mencoba memaparkan tentangoursourcing secara lebih komprehensif. Selain itu,dalam beberapa bulan terakhir ini outsourcing banyakdikupas media-media dan menjadi topik pembahasanoleh pihak pekerja dan serikat pekerjanya sendiri,pengusaha, dan pemerintah. Outsourcing masuk dalamrancangan undang-undang yang akan diterapkan diIndonesia, namun pihak karyawan dan serikat pekerjamerasa outsourcing merugikan mereka, sementara pihakpengusaha menganggap bahwa outsourcingmerupakan keharusan dalam memenangkan persaingan.Dalam hal ini, pemerintah berperan mengatur agarpraktik outsourcing cukup “fair” bagi kedua belahpihak, dan untuk sementara menangguhkanpemberlakukan Undang-undang yang mengaturoutsourcing.

Kata kunci: outsourcing, vendor, core competence.

PENDAHULUAN

Intensitas persaingan dari waktu ke waktu semakinmeningkat. Sementara itu landasan daya saing jugamengalami pergeseran. Kalau pada awalnya landasan

ABSTRACT

Small businesses in Indonesia have already provedthat

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATANTERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

PELAKSANAAN AKTIVITASPELAKSANAAN AKTIVITASPELAKSANAAN AKTIVITASPELAKSANAAN AKTIVITASPELAKSANAAN AKTIVITASSUMBER DAYA MANUSIA (SDM)SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)SUMBER DAYA MANUSIA (SDM)

MELALUI MELALUI MELALUI MELALUI MELALUI OUTSOURCINGOUTSOURCINGOUTSOURCINGOUTSOURCINGOUTSOURCING

Sri Haryani *)

Page 38: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

36

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

daya saing terletak pada penguasaan teknologi, modalyang besar, dan pada beberapa industri tertentu denganproteksi pemerintah. Pada saat ini, perusahaan-perusahaan meletakkan daya saingnya padaSumberdaya Manusia (SDM) yang dimilikinya (Haryani:2001, hal.48). Terlebih lagi pada industri yangmendasarkan pada pengetahuan (knowledge base in-dustry) seperti software, informasi, dan lembagapendidikan. Keberhasilan perusahaan ditentukan olehSDM yang memiliki/membawa ilmu pengetahuantersebut, yang mencakup pengetahuan, keterampilan,dan kemampuan (Bohlander etc. :2001: p.4).

Selain fenomena pergeseran daya saing,tekanan persaingan juga menyebabkan beberapaperusahaan berhasil memenangkan persaingan danbeberapa yang lain gagal dalam persaingan. Merekayang berhasil memenangkan persaingan akanmempunyai kesempatan yang semakin besar untukberkembang, sedangkan perusahaan-perusahaan yangkurang kuat daya saingnya terpaksa harus melakukanrestrukturisasi atau melakukan penciutan (downsizing).Mereka yang lemah daya saingnya ini kemudianmenyadari bahwa di perusahannya terlalu banyakkaryawan atau terdapat beberapa karyawan yang tidaksesuai kemampuannya dengan yang dibutuhkanperusahaan saat ini.

Dalam upaya untuk menyeimbangkan antarasupply dan demand SDM dalam posisi perusahaan yangbaru, perusahaan membuat keputusan SDM.Keputusan-keputusan yang biasanya diambil olehperusahaan antara lain meliputi: (a) memberlakukanpensiun dini, (b) merumahkan sementara beberapakaryawan yang iddle, (c) membuat kontrak kerja baru,(d) melakukan leasing, dan (e) outsourcing. Sesuaidengan judul artikel ini yang ingin memaparkan lebihjauh mengenai outsourcing, maka pembahasanselanjutnya adalah mengenai outsourcing.

PENGERTIAN OUTSOURCING

Secara umum outsourcing berarti mengambil ataumenggunakan sumberdaya dari luar perusahaan untukdimanfaatkan di dalam perusahaan. Dengan demikian,konsep outsourcing ini bukan hanya menyangkut SDM

saja, tetapi juga untuk sumberdaya yang lain. Berkaitandengan outsourcing SDM, untuk menyamakanpersepsi maka akan dibahas pengertian outsourcingSDM dan beberapa pengertian yang mirip ataupengertian yang oleh umum dianggap sama, yaknikaryawan kontrak dan leasing.

Perusahaan mempekerjakan karyawan kontraksesuai dengan kontrak yang dibuat antara perusahaandengan karyawan yang bersangkutan. Dalam kasustertentu, kontrak juga dapat dibuat antara pihakperusahaan dengan serikat pekerja yang manakaryawan tersebut menjadi anggotanya. Karyawankontrak ini biasanya mempunyai tugas yang terbatas,yang biasanya tertuang dalam kontrak. Hubunganantara pihak perusahaan dengan karyawan tersebutbersifat jangka pendek, transaksional, dan berfokuspada prosedur dan ketentuan-ketentuan yang mengaturhubungan keduanya. Berdasarkan sudut pandangperusahaan, kontrak kerja ini mengurangi bebaninvestasi dan pengembangan SDM.

Berbeda dengan karyawan kontrak, karyawanleasing (employee leasing) dikelola oleh agen ataubiro, termasuk penarikan, penggajian, penilaian kinerja,pemberian tunjangan-tunjangan, dan PemutusanHubungan Kerja (PHK). Di samping itu, hubunganantara perusahaan dengan karyawan dalam jangkapanjang. Dalam kasus tertentu, perusahaanmemberhentikan karyawannya untuk kemudiandiserahkan kepada agen atau kadang-kadang pengelolatertentu (misalnya yayasan pensiun). Selanjutnya,perusahaan tersebut menggunakan karyawan yangdiberhentikan tadi, tetapi pengelolaannya ada di tanganagen atau yayasan pensiun. Perusahaan tinggalmenggunakan dan sebagai konsekuensinyaperusahaan memberikan upah karyawan dan jasapengelolaan kepada agen tersebut.

Outsourcing adalah mempekerjakan karyawandari luar perusahaan untuk mengerjakan tugas-tugasyang dapat dilakukan oleh pihak perusahaan itu sendiri(Bohlander etc.: 2001: p.18). Hubungan antaraperusahaan dengan pihak vendor sebagai penyediajasa SDM dapat bersifat temporal tetapi ada pula yangbersifat relatif jangka panjang. Dalam praktiknya,banyak sekali pekerjaan-pekerjaan yang semula

Page 39: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

37

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

dikerjakan oleh karyawan perusahaan sekarangdialihkan kepada karyawan di luar perusahaan.Misalnya, perusahaan mempekerjakan jasa akuntanuntuk mengerjakan laporan keuangan, mengundangbiro/agen periklanan untuk menangani masalah iklan,meminta programmer dari software firm untukmenyusun sistem pengolahan data dan sisteminformasi, dan meminta ahli hukum untuk membantumenangani masalah-masalah perusahaan yangberhubungan dengan hukum dan perundang-undangan.

ALASAN-ALASAN DILAKUKANNYA OUTSOUR-CING

Pada prinsipnya semua aktivitas SDM dapatdi”outsourcing”. Namun, karena alasan-alasantertentu dan untuk mendapatkan competitive advan-tage, ada aktivitas yang tetap harus dilakukan sendirioleh perusahaan yang bersangkutan. Selain itu aktivitasSDM juga dapat di outsourcing atau bahkandihilangkan (elimined). Kebijakan perusahaanterhadap semua aktivitas SDM-nya dapat digambarkansebagai berikut.

Pertama-tama, perusahaan melakukaninventarisasi aktivitas SDM. Apabila dilihat dariaktivitas SDM sehari-hari, maka inventarisasi akanmenghasilkan kegiatan-kegiatan seperti: penarikan (re-cruitment), integrasi, pelatihan, penggajian, sampaipelepasan (PHK). Selain itu, aktivitas SDM juga dapatdibedakan/dikelompokkan berdasar sifatnya sehinggaada aktivitas yang bersifat administratif, pelayanan (ser-vice delivery), dan strategik.

Berdasarkan semua aktivitas SDM tersebutkemudian masing-masing dianalisis apakah memberikannilai tambah (value added) atau tidak. Untuk analisisnilai tambah, pengelompokkan aktivitas SDMdidasarkan pada sifatnya. Berdasarkan ketiga aktivitastersebut yang memberikan nilai tambah terbesar yaituaktivitas strategik sebesar 60% dari total nilai tambah,sumbangan nilai tambah yang kedua berasal daripelayanan (service delivery) sebesar 30%, dan terakhir

ALL HR Activities

NOAddValue ? ELIMINATE

YES

WorldClass ?

StrategicCore

Competence ?OUTSOURCE

NO

YES

YES

REENGINEER

- to “World Class”- cost- cycle time- customer satisfaction

NO

Sumber: Spencer, etc.:1995.P.13.

D - I - Y (?)

Page 40: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

38

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

aktivitas yang sumbangannya paling kecil adalahadministrasi yaitu sebesar 10% (Spencer etc.:1995. p.17).Aktivitas yang bersifat administratif meliputi:pencatatan aktivitas SDM baik yang rutin maupuninsidental, compliance yaitu memenuhi peraturan/ketentuan yang berlaku, dan aktivitas-aktivitas yangberhubungan dengan birokrasi.

Aktivitas yang tidak memberikan nilai tambahakan dihilangkan. Melihat kondisi bahwa tidak adaaktivitas SDM yang tidak memberikan nilai tambah,konsep ini kemudian dipertajam lagi menjadi aktivitasyang nilai tambahnya relatif kecil akan dihilangkan.Berdasarkan gambar di atas, aktivitas yang paling besarkemungkinannya untuk dihilangkan adalah aktivitasadministratif. Selanjutnya, konsep penghilanganaktivitas ini juga diperlebar lagi menjadi aktivitastersebut tidak dilakukan dengan tenaga manusia, tetapidiganti dengan tenaga mesin atau otomatisasi.

Namun, untuk aktivitas yang memberikan nilaitambah perlu dianalisis lebih lanjut, yaitu apakahaktivitas tersebut termasuk berkualitas dunia (worldclass) atau tidak. Konsep world class ini dikaitkandengan persaingan global yang dihadapi olehperusahaan-perusahaan saat ini. Perusahaan yangaktivitas SDM-nya memberikan nilai tambah dengankualitas dunia, sampai pada kesimpulan bahwa aktivitastersebut sebaiknya dilakukan sendiri oleh perusahaan.Perusahaan lain tidak dapat mengerjakan pekerjaan itusebaik perusahaannya atau hanya sama baiknyadengan perusahaan.

Apabila aktivitas SDM tersebut bukanberkualitas world class, maka analisis akan dilanjutkanapakah aktivitas itu merupakan core competence bagiperusahaannya atau tidak. Apabila bukan merupakancore competence, maka aktivitas itu di “outsource” kepihak vendor. Kalau aktivitas administratif sudahdihilangkan atau dikerjakan dengan mesin, kemudianaktivitas yang merupakan core competence direenginering, maka aktivitas yang berhubungandengan service delivery diputuskan untuk dikerjakanoleh vendor melalui outsourcing. Reengineringaktivitas-aktivitas SDM dimaksudkan agar sesuaidengan kebutuhan perusahaan, misalnya agar aktivitasSDM menjadi berkualitas dunia, sehingga biayanyalebih murah, waktunya menjadi lebih cepat, atau untukmeningkatkan kepuasan konsumen.

Selain apa yang dijelaskan di atas, ada alasanlain yang menyebabkan perusahaan sampai padakeputusan atau suatu perusahaan merasa perlumelakukan outsourcing SDM. Secara garis besar, alasanoutsourcing SDM dikelompokkan menjadi dua, yaitualasan yang bersifat operasional dan alasan yangbersifat strategik.1. Alasan yang bersifat operasional

Pertama akan dibahas alasan operasional yangantara lain: evolusi fungsi SDM, perlunya SDMdengan keahlian khusus, teknologi informasi SDM,kapasitas SDM perusahaan, dan penggunaan ven-dor untuk negosiasi.a. Tahap evolusi dari fungsi SDM

Secara umum fungsi SDM akan terdiri dariperencanaan SDM, penarikan, integrasi danpemeliharaan, kompensasi, pengembangan, danPHK. Dalam situasi tertentu, pada perusahaanyang baru berdiri dan perusahaan skala kecil,yang mana fungsi SDM belum berkembang ataufungsi SDM sedang disusun kembali, makakeseluruhan fungsi itu tidak dapat dipenuhi.Pada situasi seperti ini perusahaan akanmelakukan outsourcing SDM.Beberapa perusahaan skala besar, seringmelakukan outsourcing SDM meskipun tidaksebanyak kedua jenis perusahaan di atas yaituperusahaan skala kecil dan perusahaan yangsedang melakukan reorganisasi. Dalam pe-rusahaan skala besar, pekerjaan yang ditanganibanyak dan kompleks, karyawan dari waktu kewaktu mempunyai load (beban kerja) yang relatifkonstan sehingga untuk semua jenis pekerjaanmasih efisien untuk dikerjakan sendiri. Padaperusahaan skala kecil dan baru berdiri bebankerja relatif sedikit, sehingga terdapat iddle ca-pacity SDM. Dalam perusahaan yang berbentukkorporat/korporasi, iddle capacity SDM dapatdimanfaatkan di unit bisnis lainnya.

b. Perlunya SDM dengan keahlian khususPerkembangan ilmu SDM yang sangat cepatmenuntut SDM di dalam perusahaan untukmeng “update” keterampilan dan ke-mampuannya. Konsekuensinya, pengem-bangan SDM harus terus menerus dilakukan

Page 41: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

39

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

kepada staf-stafnya. Namun, karena SDM didalam perusahaan mempunyai tugas-tugas ru-tin, seringkali tidak dapat mengikutiperkembangan SDM di luar. Di samping itu,perusahaan seringkali mempunyai prioritasutama yang berhubungan dengan bisnis intinya(core business), yang menyebabkanpengembangan SDM saat itu bukan menjadipriotitas utamanya. Kalau bukan menjadiprioritas, sedikit sekali jumlah karyawan yangdikembangkan atau bahkan beberapa karyawandalam satu tahun tidak mendapat kesempatanpengembangan sama sekali.Lebih dari itu, dalam kasus-kasus tertentu SDMdi luar perusahaan mempunyai kemampuanyang lebih baik. Misalnya, dalam hal pengisianpajak, staf keuangan perusahaan memangmampu mengisi SPT pajak. Namun, outsourcingdari staf yang berasal dari Dinas Pajak atau dariKonsultan Pajak akan lebih memahami selukbeluk pengisian pajak.

c. Teknologi informasi SDMTeknologi Informasi SDM juga mempengaruhipraktik outsourcing SDM. Saat ini, beberapavendor menyusun jaringan informasi keperusahaan-perusahaan, sehingga perusahaandapat men”download” informasi yangdibutuhkan. Selain itu, perusahaan juga dapatmelakukan komunikasi (chating) dengan ven-dor mengenai masalah-masalah SDM yangdihadapinya. Manajer SDM menjadi well-in-formed dengan perkembangan ilmu SDM dandapat menerapkan dengan mengambil informasiyang disediakan oleh vendor. Menurut hasilsurvei, beberapa eksekutif SDM menyatakanbahwa pada saat mereka mulai bekerja denganvendor, mereka harus memikirkan kembali semuaproses SDM sehingga terkait dengan sisteminformasi yang tersedia saat ini (Greer etc.:1999:p.65).

d. Tekanan waktuOutsourcing memungkinkan eksekutif SDMuntuk mengendalikan isu-isu yang sensitifdengan cepat tanpa harus kehilangan

kesempatan untuk melayani pelanggan. Padasituasi seperti ini tidak memungkinkan bagiperusahaan untuk melakukan semua fungsiSDM secara internal, misalnya pada saatperusahaan memutuskan membuka cabang barudalam jumlah yang relatif besar, melebihi jumlahcabang yang sudah ada.

e. Kapasitas SDM perusahaanKapasitas perusahaan yang terbatas seringkalimenjadi alasan dilakukannya outsourcing SDM,terutama dalam situasi-situasi unpredictable.Misalnya, adanya kemungkinan kelangkaanbahan baku dan pemogokan yang dapatmenyebabkan instabilitas perusahaan. Untukdapat bertahan dalam kondisi kelangkaan bahanbaku, perusahaan dapat menghentikanoutsourcing SDM, dengan implikasipermasalahan yang lebih sederhana.Demikian pula apabila dilihat adanyakemungkinan pemogokan secara besar-besaran,seperti perusahaan penerbangan Garuda yangmenghadapi kemungkinan pemogokan parapilotnya. Antisipasi dapat dilakukan denganoutsourcing sejumlah pilot dari luar perusahaan.Pilot yang berasal dari vendor ini secaramanajemen berhubungan dengan vendornya,selanjutnya pihak vendor yang berhubungandengan perusahaan penerbangan. Rantai inilahyang mengamankan perusahaan penerbangandari ancaman mogok pilotnya.Outsourcing juga dilakukan apabila perusahaanberoperasi dengan kapasitas penuh, sementaraperusahaan tidak mempunyai staf cadangan.Untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek,perusahaan melakukan outsourcing SDM.

f. Penggunaan vendor dalam negosiasiOutsourcing juga dilakukan oleh perusahaandalam bernegosiasi. Dalam praktiknya tidaksemua manajer puncak atau direktur berasal daridalam perusahaan, sehingga perusahaanmenarik karyawan level manajer dari luarperusahaan. Kebiasaan bahwa negosiasidilakukan oleh pihak perusahaan dengan calonkaryawannya menjadi tidak efektif, karena pihak

Page 42: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

40

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

yang mewakili perusahaan secara strukturalberada pada posisi yang lebih rendah denganpihak calon karyawan.Dalam kasus penarikan karyawan level manajerini negosiasi sebaiknya dilakukan oleh pihakvendor. Wakil dari pihak perusahaan tidak perlumerasa underdog, karena calon akan menempatiposisi yang lebih tinggi. Selanjutnya vendorinilah yang akan menentukan diterima tidaknyacalon dan berapa besar gaji yang layakuntuknya.

2. Alasan yang bersifat strategikPada bagian kedua ini akan dibahas alasan yangbersifat strategik, yang menyebabkan suatuperusahaan melakukan outsourcing SDM. Alasan-alasan tersebut yaitu: desentralisasi, penguranganbirokrasi, dan adanya kebijakan internal perusahaan.a. Desentralisasi

Desentralisasi berarti memberikan sebagianwewenang kepada staf di tingkat yang lebihrendah. Melalui outsourcing SDM, perusahaanmemberikan sebagian wewenang manajer SDMkepada pihak luar untuk mengambil keputusan-keputusan tertentu. Pengambilan keputusanoleh pihak luar ini diharapkan lebih bersifat busi-ness oriented, karena pengambilan keputusanSDM secara internal seringkali diwarnaiperasaan “tidak enak” atau “sama-sama enak”.Namun, desentralisasi ini juga dapat dilakukandengan memberikan wewenang pengambilankeputusan SDM kepada manajer lini dan manajermadya untuk mengambil keputusan-keputusanrutin,sedangkan manajer puncak berkonsentrasipada pengambilan keputusan strategik.

b. Pengurangan birokrasiSalah satu alasan outsourcing adalahmengurangi tingkat birokrasi. Birokrasidipandang oleh sebagian ahli kurangmenguntungkan perusahaan, karenamenyebabkan kurangnya fleksibilitasdepartemen SDM dalam menghadapipersaingan. Manajemen dengan sistem birokrasimenekankan pada kebutuhan akan hierarki yangditetapkan dengan ketat untuk mengaturaktivitas-aktivitas dengan jelas. Sistem birokrasi

ini sesuai untuk perusahaan dengan skala besardengan jumlah karyawan yang mencapai ribuanorang. Dengan demikian, aktivitas dan tujuanmasing-masing karyawan dipikirkan secararasional dan pembagian tugas untuk masing-masing karyawan dinyatakan secara jelas.Dalam pasar persaingan global di tahun 1990-an, perusahaan-perusahaan seperti GeneralElectric dan Xerox memandang bahwa sistembirokrasi menyebabkan mereka kurang fleksibel,sehingga mereka mengganti sistem birokrasi inidengan konstelasi tim, pembentukan proyek-proyek, dan aliansi yang selalu berubah dengansasaran yang memunculkan kreativitaskaryawan (Stonner etc.: 1996: p. 37-38). Selainitu, pengurangan birokrasi juga dapat dilakukandengan outsourcing. Karena ukuran dan fokusmereka, perusahaan outsourcing mampumenyediakan jasa dengan lebih cepatdibanding apabila jasa itu harus dipenuhisendiri oleh perusahaan.

c. Kebijakan internalAdanya kebijakan internal, downsizing, yangdibuat perusahaan menyebabkan perusahaanharus mengurangi jumlah karyawannya. Jumlahkaryawan yang sedikit namun kegiatanperusahaan relatif tetap mengharuskanperusahaan menggunakan karyawan tersebutuntuk berbagai tugas. Dengan demikian,karyawan yang ada harus lebih bersifat genera-lis. Selanjutnya untuk melakukan tugas-tugaskhusus yang tidak dipahami dengan baik olehkaryawan yang ada, perusahaan menggunakanoutsourcing.

MANFAAT DAN KELEMAHAN OUTSOURCING

Setelah memahami tentang outsourcing dan alasan-alasan yang menyebabkan perusahaan sampai padakeputusan outsourcing, perlu dipaparkan pula apamanfaat dan kelemahan perusahaan yang melakukanoutsourcing. Outsourcing diharapkan dapatmeningkatkan fleksibilitas perusahaan, menurunkanbiaya overhead, dan memungkinkan untukmendapatkan keuntungan dari pemanfaatan ahli yangtidak dimiliki oleh perusahaan. Konsep fleksibilitas ini

Page 43: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

41

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

dapat diperoleh dari dua cara, yaitu fleksibilitaskoordinasi dan fleksibilitas sumber daya (Bohlanderetc.:2001: p.127). Fleksibilitas koordinasi diperolehmelalui realokasi sumberdaya sesuai dengankebutuhannya secara cepat. Melalui sistem informasi,manajer dapat mengantisipasi kegiatan atau proyek-proyek yang akan datang, memprediksi kondisiperekonomian, mengenali gerakan yang mungkin akandilakukan oleh pesaing, dan sebagainya. Sementara itu,manajer SDM dapat mengendalikan jumlah karyawandengan menambah atau menguranginya, melatihkaryawan sehingga keterampilannya sesuai dengankebutuhan yang disyaratkan, dan mengubah bentukinsentif yang sesuai dengan tujuan dan situasi yangdihadapi.

Fleksibilitas yang kedua diperoleh darikaryawan-karyawan yang dapat mengerjakan tugasyang berbeda-beda dengan baik. Untuk mendapatkankaryawan yang seperti ini perlu dilakukan cross-train-ing yaitu karyawan diberi pelatihan yang berbeda-beda,dilakukan rotasi jabatan atau dipindah dari satupekerjaan ke pekerjaan lain, dan dengan membentuktim-tim kerja untuk melakukan tugas tertentu.

Salah satu tujuan dilakukannya outsourcingSDM adalah penghematan biaya. Hal ini konsistendengan pandangan manajemen tentang alokasisumberdaya sebagai salah satu landasan daya saing.Implikasi dari pandangan ini adalah semua aktivitasyang tidak berhubungan dengan daya saing tersebutseharusnya dioutsourcing, sepanjang vendormemberikan jasa pada harga atau dengan biaya yanglebih murah.

Penurunan biaya ini dapat bertentangan denganmasalah economic of scale. Untuk perusahaan-perusahaan dengan skala besar seperti Unilever danCoca Cola, yang mana operasi SDM secara internalsangat besar, maka penggunaan vendor secaraekonomis kurang menguntungkan. Di samping itu,dalam kasus vendor penyedia jasa SDM ini jumlahnyasedikit dan mendominasi pasar, maka tidak akandiperoleh penghematan biaya yang berarti. Namun hasilstudi akhir-akhir ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menggunakan vendor untukoutsourcing SDM mendapatkan manfaat penurunanbiaya dibanding apabila pekerjaan itu dikerjakan sendirioleh pihak perusahaan.

Untuk beberapa aktivitas SDM, perusahaanmemutuskan untuk dikerjakan dengan outsourcing.Sebagai contoh, beberapa perusahaan mampumenyelesaikan masalah program pemberhentiankaryawan (PHK) dengan biaya yang lebih murah. Disamping itu, program ini biasanya merupakan negosiasiyang sangat “alot” sehingga membutuhkan waktu yangrelatif lama. Demikian pula pemberian tunjangankesehatan bagi karyawan dan program asuransi, secaraumum vendor mampu memberikan jasa yang lebih baikdengan biaya yang lebih murah.

Penurunan risiko juga dapat dicapai melaluioutsourcing. Untuk perusahaan-perusahaan denganskala kecil yang tidak mempunyai staf yang memahamimasalah perpajakan dengan baik, sementara kesalahandalam pelaporan pajak dapat dikenai sanksi.Perusahaan akan melakukan outsourcing tenaga yangmampu membantu penyusunan laporan keuanganperusahaan sehingga sesuai dengan ketentuan pajakyang berlaku.

Departemen SDM seringkali tidak mempunyaifokus strategi yang jelas, karena departemen inidisibukkan oleh aktivitas operasional sehari-hari. Agardepartemen ini dapat memfokuskan pada strategichuman resource, perusahaan perlu meng-”outsourcing” kan aktivitas SDM yang bersifat rutin.Dalam hal ini aktivitas SDM yang di”outsourcing”meliputi pekerjaan-pekerjaan administratif seperti:rekapitulasi kehadiran, penjadwalan cuti, pengitungangaji, dan implementasi program pelatihan. Jadi,outsourcing ini hanya merupakan transformasi proseske arah strategic human resource.

Secara umum, perkembangan outsourcingmemancing tumbuhnya perusahaan penyedia jasasekaligus memancing minat perusahaan untukmemenuhi kebutuhan tenaga kerjanya melaluioutsourcing. Minat terhadap outsourcing ini terutamadipicu oleh keinginan manajer puncak untukmemfokuskan aktivitasnya pada kompetensi inti (corecompetence) sehingga menjadi yang terbaik dalamindustrinya. Perhatian manajer lebih ditujukan untukmendapatkan kompetensi inti, sedangkan aktivitas-aktivitas pendukungnya dilakukan oleh pihak lain. Olehkarena itu, penting bagi perusahaan yangmeng”outsourcing” untuk memilih vendor yang benar-benar kapabel.

Page 44: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

42

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

Berdasarkan sudut pandang bisnis, hal iniberdampak pada meningkatnya kebutuhan perusahaanakan jasa-jasa seperti: cleaning service, keamanan,katering, dan programmer melalui outsourcing.Fenomena ini membuka peluang usaha bagi para en-trepreneur untuk memulai bisnis baru dibidang jasaoutsourcing.

Outsourcing juga menimbulkan beberapamasalah SDM, seperti: adanya karyawan yangkehilangan pekerjaan, karena pekerjaannya sekarangdilakukan oleh pihak luar. Karyawan yang berpotensikehilangan pekerjaan dan bahkan yang kehilanganpekerjaan akan menurun motivasi kerjanya. Motivasikerja yang rendah ini berdampak pada penurunanproduktivitas perusahaan secara total. Untukmeminimalkan kerugian/masalah di atas, para manajerSDM harus bekerja sama untuk mendefinisikan danmengkomunikasikan rencana outsourcing danmembantu karyawan untuk mengidentifikasikesempatan kerja yang tersedia bagi mereka

Karyawan outsourcing dapat dikatakanmempunyai dua atasan, yaitu atasan di perusahaanvendor dan atasan di perusahaan di mana ia dipekerja-kan. Karena atasannya dua, dapat mengakibatkanterjadinya perintah yang diberikan oleh kedua atasantersebut bertentangan yang selanjutnya menimbulkankebingungan (ambiguitas). Untuk menangani masalahini dapat dibuat aturan/prosedur yang mengaturkaryawan outsourcing hanya bertanggung jawabsecara langsung masalah pekerjaannya kepada atasandi perusahaan di mana ia dipekerjakan. Di samping itu,atasan di perusahaan di mana ia dipekerjakanmelakukan penilaian kinerja karyawan outsourcing.

PEDOMAN OUTSOURCING SDM

Agar outsourcing memberikan hasil yang optimal,perusahaan yang akan melakukan outsourcing harusmemperhatikan pedoman pelaksanaan outsourcing.Secara umum pedoman pelaksanaan outsourcing terdiridari lima langkah: yaitu pembuatan keputusanoutsourcing, pemilihan dan negosiasi dengan vendor,mengelola masa transisi, mengelola hubungan denganvendor, dan monitoring kinerja vendor.

1. Pembuatan keputusan outsourcingBerdasarkan bagan yang dikembangkan oleh

Spencer dapat dilihat adanya aktivitas SDM yangharus dikerjakan sendiri, di”reenginering”, dandi”outsourcing”. Aktivitas yang di”outsourcing”adalah aktivitas yang bukan merupakan core compe-tence dan bukan berkualitas world class. Di sampingitu, outsourcing juga harus memperhatikan penurunanbiaya dengan pemberian jasa yang lebih baik.

Beberapa perusahaan yang meskipun secarakonseptual dapat melakukan outsourcing, yang manaaktivitas tersebut bukan merupakan core competence,bukan world class, dengan biaya yang harus dibayarke vendor lebih murah sedangkan jasa yang diberikanlebih baik, namun perusahaan memutuskan untukmengerjakan sendiri aktivitas tersebut. Alasanperusahaan adalah karena karyawan perusahaan setiaphari berada di lingkungan perusahaan maka merekalahyang lebih mampu mengerjakan dan menyelesaikanpermasalahan perusahaan. Lebih dari itu, mereka jugaberasumsi bahwa meskipun staf yang dikirim oleh ven-dor mempunyai kualifikasi yang lebih baik, namunmereka tidak memahami mekanisme yang ada diperusahaan sebaik mereka yang berasal dari dalamperusahaan itu sendiri.

Keinginan untuk mengerjakan sendiri semuaaktivitas SDM-nya diperkuat oleh keinginan manajeruntuk mengendalikan bawahannya. Manajer bidang,termasuk manajer SDM, seringkali tidak menginginkankehilangan pengendalian terhadap bawahannya.Apabila perusahaan menyerahkan sebagianaktivitasnya pada karyawan dari luar, ada kemungkinankehilangan pengendalian terhadap karyawan dari luartersebut. Karyawan outsourcing lebih taat kepadaatasan di perusahaan vendor, sehingga hanya dapatdikendalikan oleh atasan dari perusahaan vendor saja.

Berdasarkan keberatan-keberatan menggu-nakan karyawan outsourcing, kemudian munculpertanyaan: kapan perusahaan sampai pada keputusanuntuk melakukan outsourcing? Pertama, pada saatmanajer menekankan pentingnya kualitas SDMterhadap kelangsungan hidup perusahaan, sementarainternal SDM tidak tersedia. SDM merupakan competi-tive advantage yang sulit ditiru dan bersifat lestari

Page 45: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

43

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

(Haryani: 2001: hal.52). Hanya perusahaan yangmempekerjakan SDM yang berkualitas yang akanunggul dalam persaingan. Terlebih pada perusahaanyang mendasarkan pada pengetahuan (knowledgebase) seperti perusahaan-perusahaan yang bergerakdi bidang informasi, software, dan farmasi maka perankualitas SDM sangat dominan.

Aspek finansial menjadi alasan keduadilakukannya outsourcing. Penurunan biaya denganmendapatkan kualitas jasa yang lebih baik jugamerupakan salah satu daya saing. Perusahaan akanmempunyai total biaya yang lebih rendah, sehinggabarang dan jasa yang dihasilkan dapat dijual denganharga yang lebih rendah pula. Di satu sisi, kualitasbarang dan jasa tersebut tetap dipertahankan.

Perusahaan yang sedang mengalamireorganisasi, khususnya downsizing, juga memerlukanoutsourcing SDM. Perusahaan akan cenderungmempertahankan karyawan yang bersifat generalis,memahami banyak hal, sehingga dapat mengerjakanbanyak jenis pekerjaan. Aktivitas yang sangat spesifikdapat dilakukan oleh karyawan yang berasal dari ven-dor.

2. Pemilihan vendorBelum pernah dilakukan dalam suatu penelitian,

apakah kebutuhan karyawan outsourcingmenyebabkan munculnya perusahaan vendor atausebaliknya, munculnya perusahaan vendormenyebabkan perusahaan melakukan outsourcingSDM. Namun yang pasti, perkembangan vendor dariwaktu ke waktu semakin meningkat jumlahnya. Jasayang ditawarkan juga semakin beragam, bahkan ven-dor yang semula bersifat generalis mulai mengarah padapenyediaan jasa yang bersifat khusus/spesialis.

Pertanyaan selanjutnya, vendor seperti apayang harus dipilih oleh perusahaan. Pertama adalahvendor yang menyediakan jasa yang dibutuhkanperusahaan. Hal ini terkait dengan berkembangnyavendor yang menyediakan jasa yang lebih khusus,daripada waktu-waktu sebelumnya. Misalnya, vendoryang menyediakan karyawan khusus pertambangan.

Langkah kedua yaitu memilih vendor yangmempunyai keunggulan tertentu. Seperti halnya parapenjual, masing-masing vendor akan berusaha menarikpemakai (konsumen) dengan keunggulan tertentu,

misalnya kualitas jasa yang lebih baik, harga yang lebihmurah, atau switching cost (biaya yang harusditanggung apabila perusahaan akan berganti ven-dor) yang lebih rendah. Berdasarkan ketiga daya tarikini, disesuaikan mana yang menjadi prioritasperusahaan.

Langkah ketiga yaitu melihat reputasiperusahaan vendor secara umum di mata konsumen.Reputasi dapat diketahui dari komentar-komentarperusahaan yang pernah menggunakan jasanya ataudari pembicaraan umum tentang perusahaan tersebut.

3. Mengelola masa transisiSetelah perusahaan menentukan perusahaan

vendor yang digunakan, selanjutnya adalahmempersiapkan masa transisi. Masa transisi ini sulitkarena adanya dua kelompok dengan sikap yangberbeda. Di satu sisi, pihak internal perusahaan dengansikap resistance to change, mereka sudah terbiasa dansudah nyaman dengan apa yang dilakukan dan apayang terjadi di perusahaan. Sekarang ada orang baruatau orang luar masuk. Secara otomatis akanmengganggu kenyamanan yang selama ini merekarasakan.

Di sisi lain, karyawan vendor membutuhkansikap penerimaan dari pihak internal perusahaan.Karena di dalam ada resistance to change, merekakurang dapat menerima karyawan vendor. Menghadapisituasi seperti ini karyawan dari luar tersebut dapatmerasa inferior karena tidak diterima atau sebaliknyamerasa superior karena dibutuhkan oleh perusahaan.Kedua sikap ini kurang baik dalam menjalin kerja samateam.

Dalam masa transisi juga potensial terjadinyakonflik karena vendor kurang competence danketidakmampuan vendor memenuhi harapan dankeinginan perusahaan (Greer: 1999: p.67). Untukmenghindari masalah ini selain dinyatakan tugas-tugasyang harus dikerjakan vendor, harus dinyatakandengan jelas harapan dan keinginan perusahaan besertasanksi-sanksi yang diberikan apabila salah satu pihaktidak menepati kesepakatan.

4. Mengelola hubungan dengan vendorKarena tujuan perusahaan yang melakukanoutsourcing SDM adalah mendapatkan keuntungan

Page 46: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

44

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

dari pihak luar, maka perusahaan harus mengelolahubungannya dengan pihak vendor. Permasalahanyang sering muncul yaitu apabila terjadi pemutusanhubungan dengan vendor, sementara kesepakatankerja belum berakhir (masih dalam kesepakatan kerja).Dalam jangka pendek, perusahaan pemakai akankesulitan untuk mendapatkan vendor pengganti.Kalaupun vendor pengganti tersedia dengan segera,vendor pengganti ini tidak langsung menggantikantugas-tugas yang ditinggalkan oleh vendorsebelumnya. Karyawan dari vendor baru perlupenyesuaian dan proses belajar.

Masalah dapat muncul pada situasi yang manaperusahaan vendor mengirim orang-orang ahli keperusahaan. Karena karyawan dari perusahaan ven-dor terbukti mempunyai competency yang baik, makaperusahaan berminat untuk menariknya menjadikaryawan tetap. Karyawan yang bersangkutanbiasanya tertarik, karena imbalan gaji yang lebih tinggidan adanya jaminan keamanan kerja. Namun, hubungandengan vendor di masa yang akan datang akanterganggu.

5. Memonitor kinerja vendor

Monitoring kinerja vendor dapat dikelompokkanmenjadi dua, yaitu yang berhubungan denganpekerjaan yang dilakukan oleh karyawan vendortersebut dan monitoring kinerja vendor secarakeseluruhan. Karyawan yang berasal dari vendor perludimonitor kinerjanya. Hal ini sejalan dengan tujuanuntuk mendapatkan keuntungan yang berasal darimempekerjakan karyawan dari luar.

Pertama-tama yang harus dilakukan dalam tahapmonitoring yaitu menentukan standar kinerja bagikaryawan outsourcee. Setelah standar kinerjaditentukan, kemudian dikomunikasikan ataudisosialisasikan kepada mereka. Setelah merekamemahami standar tersebut, perusahaan menentukanwaktu pemberlakuannya. Selain itu diberitahukan pulaadanya evaluasi terhadap kinerja mereka. Hasil evaluasikinerja kemudian disampaikan kepada karyawan yangbersangkutan sebagai umpan balik. Hasil evaluasikinerja ini juga disampaikan kepada perusahaan ven-

dor, untuk kebijakan internal mereka, misalnya dalampenggajian, penghargaan, atau pelatihan.

Monitoring kinerja juga dilakukan terhadapperusahaan vendor secara keseluruhan, untuk melihatapakah vendor memberikan jasa atau pelayanan sepertiyang diharapkan oleh perusahaan. Apakah vendormengirimkan orang-orang yang cukup competence,sehingga mampu mengerjakan aktivitas yangdibebankan kepadanya? Dan terakhir, apakah vendormempunyai reputasi baik di mata konsumen danmasyarakat secara umum?

SIMPULAN

Outsourcing menjadi hal penting yang harus dikuasaioleh manajemen perusahaan, baik yang memutuskanuntuk melakukan outsourcing SDM maupun yangtidak, karena outsourcing merupakan salah satualternatif perusahaan untuk menjalankan semuaaktivitas SDM-nya. Outsourcing memberikan beberapamanfaat seperti: meningkatkan fleksibilitas,menurunkan biaya, menurunkan risiko, dan fokusstrategi.

Namun, outsourcing juga tidak mudah untukditerapkan begitu saja di perusahaan, karena adanyaresistance to change baik dari pihak manajemenmaupun karyawan operasional. Pihak manajemenmenolaknya karena adanya kemungkinan akankehilangan pengendalian terhadap karyawanoutsourcee, sedangkan karyawan operasional karenaadanya kemungkinan akan kehilangan pekerjaan. Hasilinterview terhadap beberapa manajer SDMmenunjukkan bahwa manfaat yang diperoleh darioutsourcing lebih besar dibanding biaya dankelemahan-kelemahannya. Oleh karena itu, outsourcingdapat dijadikan salah satu landasan daya saing yangberasal dari faktor SDM.

Bagi perusahaan yang memutuskan untukmelakukan outsourcing SDM, perlu memahamilangkah-langkah pelaksanaan outsourcing. Pertama,menentukan aktivitas yang akan di”outsourcing”,yakni yang bukan berkualitas dunia (world class) danbukan merupakan core competence. Perusahaan jugaperlu memilih vendor yang mampu menyediakan jasa

Page 47: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

45

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

yang dibutuhkan dengan biaya murah. Setelahvendor terpilih, perlu mempersiapkan pihak in-ternal untuk menerima karyawan outsourcee.Kontrak dengan vendor perlu disusun dengancermat, sehingga memenuhi harapan dan

keinginan perusahaan. Selama kontrak berlangsungperlu membina hubungan baik dengan vendor, danmelakukan evaluasi kinerja karyawan outsourceemaupun perusahaan vendor secara umum.

DAFTAR PUSTAKA

Bohlander, George, Snell Scott, & ArthurSherman (2001), Managing Human Re-source, South-Western College Publish-ing, United State.

Greer, R. Charles., Youngblood A. Stuart., &David A. Gray (1999), “Human ResourceManagement Outsourcing: The Make orBuy Decision”, Academy of Manage-ment Executive, Volume 13, Nomor 3.

Haryani, Sri (2000), “Pemberdayaan BUMNMelalui Reposisi SumberdayaManusia”, Utilitas, Nomor 10/tahunke-8.

Spencer, M. Lyle (1995), Reenginering HumanResource, John Wiley & Sons, Inc., NewYork.

Stonner, A.F. James, Freeman, R. Edward, &Daniel R. Gilbert, Jr. (1995), Management,Sixth Edition, Prentice Hall, Inc., NewJersey.

Page 48: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

46

Jam STIE YKPN - Sri Haryani Pelaksanaan Aktivitas Sumber Daya Manusia......

Page 49: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

47

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

ABSTRACT

Small businesses in Indonesia have already provedthat

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATANTERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTUANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTUANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTUANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTUANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTUKUALITAS AUDITKUALITAS AUDITKUALITAS AUDITKUALITAS AUDITKUALITAS AUDIT

Rizmah Nurchasanah *)

Wiwin Rahmanti **)

*) Rizmah Nurchasanah, SE., Akt., adalah alumnus Fakultas Ekonomi UGM.**) Wiwin Rahmanti, SE., M.Com., adalah Dosen Tetap Fakultas Ekonomi UGM.

ABSTRACT

This study is motivated by the strong competitionamong professional audit service provider firms. Toget more competitive advantage, the audit quality mustbe increased. Unfortunately, the determinant of auditquality can not only be done through audit standards.The audit clients, as a user of auditing service, alsodetermine the audit quality since customer / client ori-ented strategies have become an important way to in-crease the growth of the firms.The purposes of this research are to obtain the factorsthat determine the quality of audit and to obtain itssignificance in affecting audit quality. Another rpurposeis to obtain the differences between auditors’ percep-tion and clients’ perception about the factors whichaffect the quality of audit.The objects of this research are public accountantsthat work in public accounting firms and their clients(firms) as users of audit service in Yogyakarta. As re-spondents, they were asked about eight factors thatdetermine the audit quality.The result shows that: (1) The experience of an auditand the executives involvement (partner / manager)are factors that significantly determine the audit qual-ity; (2) The understanding of client’s industry, the re-

sponsiveness to client’s needs, the obedient of gen-eral audit standard, from the public accounting firm,the audit committee involvement, the independence ofaudit members of public accountant, and the commu-nication between the audit team and client’s manage-ment are factors that not significantly determine theaudit quality.Another result shows that there is no significant dif-ferences between public accountant’s perception andclient’s perception that the eight factors are factorsthat determine the audit quality.

Key Words: Audit Quality, The experience of an audit;The understanding of client’s industry; The respon-siveness to client’s needs; The obedient of generalaudit standard; The executives involvement from thepublic accounting firm; The audit committee involve-ment; The independence of audit members of CPA;and The communication between the audit team andclient’s management

PENDAHULUAN

Indonesia saat ini sedang mengalami pemulihanekonomi setelah terkena krisis sejak 1997. Krisisekonomi tersebut timbul sebagai akibat buruknya

Page 50: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

48

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

sistem ekonomi yang sarat dengan korupsi, kolusi, dannepotisme (KKN) pada masa orde baru. Hal inimenyebabkan munculnya krisis kepercayaan pelaku-pelaku ekonomi untuk berpartisipasi dan mengambilperan dalam kegiatan ekonomi. Oleh karena itu,dibutuhkan suatu institusi yang dapat mengembalikankepercayaan masyarakat secara umum kepada pelaku-pelaku ekonomi sehingga mereka merasa aman danbersemangat untuk berpartisipasi dan mengambil perandalam kegiatan ekonomi. Dalam hal ini, peran auditorindependen (akuntan publik) sangat dibutuhkansebagai pemberi opini atas kewajaran dan kelayakankegiatan operasional suatu perusahaan dan lembagaekonomi lainnya, yang tercermin dalam laporankeuangan yang telah diauditnya.

Semakin meningkatnya peran auditorindependen (akuntan publik) dalam perekonomianmenjadi suatu hal yang penting bagi Kantor AkuntanPublik (KAP) untuk selalu meningkatkan kualitas jasaaudit yang diberikannya. Terlebih lagi persaingan diantara organisasi bisnis yang bergerak di sektor jasatelah menajam, termasuk persaingan di antara KAP.Kehadiran tenaga asing di dalam pasar audit lokalmembuat persaingan tersebut semakin tajam. Olehkarena itu, tenaga akuntan lokal harus mampumenyediakan jasa dengan kualitas yang tidak kalahdengan tenaga asing (Salamun, 1999).

Kualitas pelaksanaan audit mengacu padastandar umum, standar pekerjaan lapangan dan standarpelaporan (IAI-SPAP, 2001:150.1). Sutton (1993)mengatakan bahwa pada umumnya, kualitas audit selaluditinjau dari pihak auditor dan pengguna jasa akuntanpublik. Penelitian tentang kualitas jasa audit telahbanyak dilakukan oleh para peneliti di antaranya DeAngelo (1981), Mock dan Samet (1982), Schroeder(1986), Sutton dan Lampe (1990), Ders dan Giroux (1992),Carcello, et. al. (1992), Sutton (1993), Aldhizer III, et. al.(1995), dan Lennox (1999) yang meneliti kualitas auditdari aspek auditor. Sedangkan penelitian kualitas auditdari aspek klien, antara lain Fried dan Schiff (1981),Behn, et. al. (1997), dan Muhammad Ishak (2000).

Higgins dan Ferguson (1991) menjelaskanbahwa ada beberapa praktik untuk mengevaluasikualitas perusahaan akuntansi, termasuk jasa audit.Sutton (1993) mendeteksi faktor-faktor yangberpengaruh terhadap kualitas audit. Hasil penelitian

Sutton menunjukkan bahwa faktor-faktor yangmempengaruhi kualitas audit adalah faktor-faktor yangberhubungan dengan lingkungan klien. Carcello (1992)menyimpulkan faktor pengalaman, memahami industriklien, respon atas kebutuhan klien, dan taat padastandar umum audit adalah faktor-faktor penentukualitas audit. Sedangkan Behn et al (1997) menyatakanbahwa faktor pengalaman audit, memahami industriklien, respon atas kebutuhan klien, taat pada standarumum audit serta keterlibatan pimpinan KAP dan komiteaudit memiliki hubungan positif dengan kepuasan klien.Di Indonesia, Muhammad Ishak (2000) meneliti enamfaktor penentu kualitas audit yang sama denganpenelitian Behn et. al., yaitu faktor pengalaman audit,memahami industri klien, respon atas kebutuhan klien,taat pada standar umum audit, keterlibatan pimpinanKAP, dan keterlibatan komite audit.

Berdasarkan studi literatur dan penelitian-penelitian terdahulu tersebut peneliti terdorong untukmelakukan penelitian yang mencoba mengungkapkandelapan faktor penentu kualitas audit, yaitu (1)pengalaman audit, (2) pemahaman terhadap industriklien, (3) responsif terhadap kebutuhan klien, (4)ketaatan pada standar umum audit, (5) keterlibatanpimpinan KAP, (6) keterlibatan komite audit, (7)independensi anggota-anggota tim audit, dan (8)komunikasi tim audit dan manajemen klien. Penelitianini juga mencoba mengungkapkan sejauh manapengaruh setiap faktor terhadap kualitas audit darisudut pandang akuntan publik sebagai praktisi dandari sudut pandang perusahaan klien sebagaipengguna jasa akuntan publik , serta membandingkanpersepsi akuntan publik dengan persepsi klien tentangfaktor-faktor yang menentukan kualitas audit.

Penelitian ini merupakan modifikasi daripenelitian yang dilakukan oleh Behn, et. al., (1997) danMuhammad Ishak (2000) yang meneliti tentang persepsiklien terhadap faktor-faktor penentu kualitas audit,dengan menambah dua faktor penentu kualitas audit,yaitu independensi anggota-anggota tim audit dankomunikasi tim audit dan manajemen klien. Respondendalam penelitian ini juga merupakan modifikasi daripenelitian yang dilakukan oleh Behn, et. al., (1997) danMuhammad Ishak (2000) yang memilih klien sebagairespondennya, dengan menambah satu kelompokresponden yaitu akuntan publik sebagai penyedia jasa.

Page 51: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

49

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

Penelitian yang dilakukan peneliti tentang faktor-faktoryang menentukan kualitas audit tidak hanya dipandangdari satu aspek klien saja, tetapi juga dari aspek akuntanpublik.

TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

menentukan kualitas audit dan sejauh manapengaruh setiap faktor terhadap kualitas audit.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaanpersepsi antara akuntan publik dengan klienterhadap faktor-faktor penentu kualitas audit.

LANDASAN TEORI

Kualitas Audit

Pertumbuhan ekonomi suatu perusahaanutamanya dipengaruhi oleh kualitas produk atau jasayang dihasilkan perusahaan tersebut. Kualitasmerupakan salah satu strategi yang akan menunjangkeberhasilan bisnis dan memperkuat kemampuanbersaing (Krajewski dan Ritzman, 1996 : 13). Oleh karenaitu, konsep kualitas masih menjadi topik yang menarikmeskipun sudah sering dibicarakan sejak dulu (Reevesdan Bednon, 1994).

Tidak mudah untuk menggambarkan danmengukur kualitas jasa secara obyektif denganbeberapa indikator. Kualitas jasa adalah sebuah konsepyang sulit dipahami dan kabur, sehingga kerap kaliterdapat kesalahan dalam menentukan sifat kualitasnya(Parasuraman, et. al., 1985). Hal ini terbukti daribanyaknya penelitian yang menggunakan dimensikualitas jasa dengan cara yang berbeda-beda.Walaupun demikian, Cheney (1993) menyatakan bahwapenelitian terhadap kualitas jasa tetap pentingmengingat meningkatnya tuntutan konsumen terhadapkualitas jasa yang mereka beli sebagai salah satukekuatan bersaing perusahaan. Seperti jenis jasalainnya, kualitas jasa audit juga sukar untuk diukursecara obyektif dan sukar ditentukan dimensinya ataufaktor-faktor yang dapat menentukan kualitas audit.Hal ini dibuktikan dengan digunakannya berbagaidimensi kualitas audit yang berbeda-beda olehbeberapa peneliti.

Tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitasaudit. Tidak adanya definisi yang pasti mengenaikualitas audit disebabkan tidak adanya pemahamanumum mengenai faktor penyusun kualitas audit (Sutton,1993). Sutton menjelaskan bahwa ada perbedaanpersepsi mengenai kualitas audit. Namun, para penelitimemiliki kesamaan pendapat mengenai pengukurankualitas audit. Pengukuran kualitas audit tersebutmembutuhkan kombinasi antara ukuran hasil danukuran proses. Pengukuran hasil lebih banyakdigunakan karena pengukuran proses tidak dapatdiobservasi secara langsung. Sedangkan pengukuranhasil biasanya mengunakan surogasi besar firmaaudit.

Behn, et. al., (1997) melaporkan, ada beberapapenelitian tentang dimensi kualitas audit, di antaranya,TJ. Mock dan M. Samet (1982) yang mengidentifikasilima karakteristik kunci kualitas audit, yaituperencanaan, administrasi, prosedur, penilaian, danperilaku auditor. Tahun 1986, hasil penelitian Schroedermenunjukkan lima faktor penting penentu kualitas au-dit, yaitu perhatian partner dan manajer KAP dalamaudit, perencanaan dan pelaksanaan, komunikasi timaudit dan manajemen klien, independensi anggota timaudit, dan menjaga kemutahiran audit.

Faktor-faktor Penentu Kualitas Audit

1. Pengalaman Melakukan Audit (Faktor A)

Auditor selalu melakukan pertimbangan dalammenjalankan tugasnya. Pengalaman yang dimiliki au-ditor dalam melakukan audit dapat menjadikanpertimbangan auditor berkualitas (Libby dan Trotman,1993). Ketchend dan Strawser (1998) menyatakanbahwa auditor dikatakan memperoleh pengalaman jikaia telah melakukan audit lebih dari dua tahun. Auditoryang berpengalaman memiliki keunggulan di antaranyadalam hal 1) mendeteksi kesalahan, 2) memahamikesalahan secara akurat, dan 3) mencari penyebabkesalahan (Tubbs, 1992). Pengalaman akanmenghasilkan pengetahuan dan pengetahuan tersebuttersimpan di memori auditor (Ho dan May, 1993),sehingga memori auditor memainkan peran pentingpada kualitas pertimbangannya (Jhonson, 1994).Berdasarkan hal tersebut di atas, dapat disimpulkanbahwa pengalaman auditor dapat menentukan kulitas

Page 52: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

50

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

audit melalui pengetahuan dan keunggulan-keunggulan yang diperolehnya dari pengalamannyamelakukan audit.

2. Memahami Industri Klien (Faktor B)

Shockley dan Holt (1983) menyatakan bahwa memahamiindustri klien dapat menjadi sumber kualitas audit. Halini berdasarkan hasil penelitian mereka yangmenemukan bahwa para bankir yang menjadi sampelpenelitian mereka, cenderung membedakan KAPberdasarkan pada pasar dalam industri perbankan yangdipahami KAP. Auditor perlu memahami industri bisnisklien agar auditor mampu mengidentifikasi kejadian danpraktek bisnis yang menurutnya akan sangatberpengaruh pada laporan keuangan klien (Gupta, 1991:29-30). Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP) tahun2001: 318.1, menegaskan hal yang sama, bahwa dalammelaksanakan audit atas laporan keuangan, auditorharus memperoleh pengetahuan tentang bisnis yangcukup (terutama bisnis klien) untuk memungkinkanauditor mengidentifikasi dan memahami peristiwa,transaksi dan praktik, yang menurut pertimbangan au-ditor, kemungkinan berdampak signifikan atas laporankeuangan atau atas laporan pemeriksaan atau laporanaudit. Pendapat yang sama dikatakan oleh Walo (1995)dan Woolf (1997 : 11) bahwa auditor tidak hanyamemperhatikan akun-akun dalam laporan keuangan,tetapi juga memperhatikan keadaan dan lingkunganbisnis klien. Selain dapat membuat auditor lebihberkualitas, memahami industri klien juga bergunauntuk memberi masukan agar klien beroperasi secaralebih efisien (Wolk dan Wootton, 1997).

3. Responsif Atas Kebutuhan Klien (Faktor C)

Penilaian kualitas jasa dapat dilakukan denganmemahami kebutuhan pengguna jasa (Parasuramandalam Glynn dan Barnes, 1996 : 147). Banyak halpenting yang dibutuhkan manajemen dalam rangkamencapai keunggulan bersaing. Selain dana, waktujuga telah menjadi unsur penting dalam bersaing(Borthick dan Roth dalam Young, 1994 : 151).

Ders dan Giroux (1996) dalam penelitiannyamenemukan bahwa audit fee (berhubungan denganpenggunaan dana klien) dan audit hours (waktu yangdigunakan auditor) berhubungan secara signifikan

dengan kualitas audit. Mahon (1989 : 181) dalam suatuinterview oleh pihak klien-kliennya, menyimpulkanbahwa faktor yang membuat klien memutuskanpilihannya terhadap suatu KAP adalah kesungguhanKAP tersebut memperhatikan kebutuhan kliennya,seperti kebutuhan waktu dan dana.

4. Taat pada Standar Umum (Faktor D)

Kredibilitas auditor tergantung pada dua hal yaitukemungkinan auditor mendeteksi kesalahan yang ma-terial dan kesalahan penyajian, serta kemungkinan au-ditor akan melaporkan apa yang ditemukannya (Elitzurdan Falk, 1996). Kedua hal tersebut mencerminkanterlaksananya standar umum, sebab, berdasarkan SPAPtahun 2001 : 150.1, seorang auditor harus memilikikeahlian dan pelatihan teknis yang cukup,independensi dalam sikap mental, dan menggunakankemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksamasebagai syarat dari mutu pelaksanan audit.

Auditor harus memiliki keahlian dan kecermatanagar dapat mendeteksi kesalahan. Pencapaian keahliantersebut dimulai dengan pendidikan formal, yangdiperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnyadalam praktik audit (SPAP, 2001 : 210.1). Ahli diartikansebagai ahli akuntansi dan auditing (SPAP, 2001 : 210.1)dan cermat menekankan pada pencarian tipe-tipekesalahan yang mungkin ada melalui sikap hati-hati(Mautz dan Syaraf, 1961 : 157). Sikap independensibermakna bahwa auditor tidak mudah dipengaruhi(SPAP, 2001 : 220.1). Dengan sikap independensi yangdimiliki auditor, maka ia akan melaporkan berbagai halyang ditemukannya selama proses pelaksanaan audit.

5. Keterlibatan Pimpinan KAP (Faktor E)

Pimpinan memiliki peran yang sangat besar dalamperbaikan kinerja (Kolb, 1995). Edgett dan Egan (1995)menyatakan bahwa perbaikan kinerja berguna untukmenjaga dan memperbaiki bisnis yang berfokus padakonsumen. Perbaikan kinerja yang terus-menerus dapatdilakukan dengan komunikasi yang harmonis.Kepuasan berkomunikasi yang diterima oleh seluruhpekerja akan berdampak pada prokdutivitas (Clampittdan Downs, 1995). Varona (1995) juga menyimpulkanbahwa pimpinan puncak memiliki korelasi yang lebihkuat dibanding supervisor terhadap komitmen

Page 53: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

51

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

organisasi. Berdasarkan uraian di atas, dapatdisimpulkan bahwa pimpinan puncak dapat menaikkankinerja dan komitmen organisasi, sehingga kualitas jasayang dihasilkan juga meningkat.

6. Keterlibatan Komite Audit (Faktor F)

Komite audit diperlukan dalam suatu organisasi bisnisantara lain dikarenakan dapat mengawasi proses auditdan memungkinkan terwujudnya kejujuran pelaporankeuangan (Menon dan Williams, 1994). Namun, fungsikomite audit tersebut dapat terlaksana dengan baik jikakomite audit bekerja secara efektif. Oleh karena itu,American institute of CPAs yang disadur oleh McMullen dan Raghunandon (1996) merekomendasikanperlunya peningkatan keefektifan komite audit untukmemperbaiki kualitas pelaporan keuangan. Denganadanya komite audit yang efektif, auditor dapatmengantisipasi dan membantu manajemen menghindardari masalah-masalah pelaporan keuangan. Berdasarkanuraian di atas, keterlibatan komite audit dalampelaksanaan audit akan dapat membantu auditor danakan menambah kualitas audit. Oleh karenanya, banyakKAP yang membantu kliennya dalam pembentukankomite audit (Menon dan Williams, 1994).

7. Independensi Anggota Tim Audit (Faktor G)

Mautz dan Sharaf (1961) menyatakan bahwa auditormemiliki tanggung jawab kepada klien, masyarakat,kolega, dan diri sendiri demi kelanjutan profesi dan jasayang diberikan. Untuk dapat menjalankankewajibannya, ada tiga komponen yang harus dimilikioleh auditor yaitu kompetensi, independensi, dan dueprofessionel care. Seorang auditor dapat menghasilkanlaporan audit yang berkualitas jika auditor tersebutmelaksanakan pekerjaannya secara profesional.Kualitas audit diartikan sebagai probabiliitas seorangauditor menemukan dan melaporkan adanyapenyelewengan tergantung pada kemampuan teknikalauditor, kemudian untuk melaporkannya tergantungindependensi auditor terhadap klien (De Angelo,1981)

Independensi merupakan suatu standar audit-ing yang penting, karena opini akuntan independenbertujuan untuk menambah kredibilitas laporankeuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntantersebut tidak independen terhadap kliennya, maka

opininya tidak akan memberikan tambahan apapun(Mautz dan Sharaf, 1993 ; 246)

Untuk dapat memenuhi kualitas audit yang baikmaka auditor dalam menjalankan profesinya sebagaipemeriksa harus berpedoman pada kode etik akuntan,standar profesi dan standar akuntansi keuangan yangberlaku di Indonesia. Setiap auditor harusmempertahankan integritas dan objektivitas dalammelaksanakan tugasnya, dengan bertindak jujur, tegas,tanpa pritensi dan harus independen, sehingga diadapat bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan ataupermintaan pihak tertentu untuk memenuhi kepentinganpribadinya (Khomsiah dan Indriantoro, 1998)

Berdasarkan SPAP, audit yang dilaksanakanauditor dapat dikatakan berkualitas, jika memenuhiketentuan atau standar pengauditan. Standarpengauditan mencakup mutu profesional (professionalqualities) auditor, independensi, pertimbangan (judge-ment) yang digunakan dalam pelaksanaan audit danpenyusunan laporan audit. Jadi, independensimerupakan salah satu standar pengauditan yang harusdipenuhi agar audit yang dilaksanakan auditorberkualitas.

8. Komunikasi Tim Audit dan Manajemen Klien(Faktor H)

Praktik yang terbaik yang dapat dilakukan KAP untukmenjaga independensi dan profesionalismenya jikaberhadapan dengan penentuan ketepatan penggunaanprinsip-prinsip akuntansi oleh klien adalah denganmelakukan komunikasi dengan dewan direksi ataumanajemen klien dan komite audit (Glazer dan Febion,1997).

SPAP tahun 2001 : 360.1, menyatakan bahwaselama melakukan audit atas laporan keuangan, audi-tor perlu membangun hubungan kerja yang bersifatkonstruktif dengan manajemen untuk mewujudkan au-dit yang efektif dan efisien. Hubungan kerja yangkonstruktif ini dapat dibangun dengan adanyakomunikasi yang baik antara tim audit dan manajemenklien sehingga audit yang efektif dan efisien dapatterwujud dan kualitas audit dapat meningkat.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkanbahwa komunikasi antara tim audit dan menajemen kliendapat mempengaruhi kualitas audit.

Page 54: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

52

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :HA1 : Pengalaman audit menentukan kualitas au

dit secara signifikan.HA2 : Pemahaman terhadap industri klien

menentukan kualitas audit secara signifikan.HA3 : Responsif terhadap kebutuhan klien

menentukan kualitas audit secara signifikan.HA4 : Ketaatan pada standar umum audit

menentukan kualitas audit secara signifikan.HA5 : Keterlibatan pimpinan KAP menentukan

kualitas audit secara signifikan.HA6 : Keterlibatan komite audit menentukan kualitas

audit secara signifikan.HA7 : Independensi anggota-anggota tim audit

menentukan kualitas audit secara signifikan.HA8 : Komunikasi tim audit dan manajemen klien

menentukan kualitas audit secara signifikan.HA9 : Terdapat perbedaan signifikan antara persepsi

akuntan publik dengan persepsi klien terhadapfaktor pengalaman audit sebagai faktor penentukualitas audit

HA10 : Terdapat perbedaan signifikan antara persepsiakuntan publik dengan persepsi klien terhadapfaktor pemahaman terhadap industri kliensebagai faktor penentu kualitas audit

HA11 : Terdapat perbedaan signifikan antara persepsiakuntan publik dengan persepsi klien terhadapfaktor responsif terhadap kebutuhan kliensebagai faktor penentu kualitas audit

HA12 : Terdapat perbedaan signifikan antara persepsiakuntan publik dengan persepsi klien terhadapfaktor ketaatan pada standar umum auditsebagai faktor penentu kualitas audit

HA13 : Terdapat perbedaan signifikan antara persepsiakuntan publik dengan persepsi klien terhadapfaktor keterlibatan pimpinan KAP sebagaifaktor penentu kualitas audit

HA14 : Terdapat perbedaan signifikan antara persepsiakuntan publik dengan persepsi klien terhadapfaktor keterlibatan komite audit sebagai faktorpenentu kualitas audit

HA15 : Terdapat perbedaan signifikan antara persepsiakuntan publik dengan persepsi klien terhadap

faktor independensi anggota-anggota tim au-dit sebagai faktor penentu kualitas audit

HA16 : Terdapat perbedaan signifikan antara persepsiakuntan publik dengan persepsi klien terhadapfaktor komunikasi tim audit dan manajemenklien sebagai faktor penentu kualitas audit

METODOLOGI PENELITIAN

Populasi

Populasi penelitian ini adalah akuntan publik yangberpraktik sebagai auditor, yaitu yang melakukanpengujian terhadap laporan keuangan dan perusahaan-perusahaan pengguna jasa akuntan publik tersebut(klien KAP) di Yogyakarta. Alasan pemilihan tersebutadalah akuntan publik melakukan pemeriksaan terhadaplaporan keuangan dan memberikan pendapat atas dasarhasil pemeriksaan tersebut, sehingga mereka terlibatdalam penentuan kualitas audit. Akuntan publik sebagaipenyedia jasa selalu mengutamakan kualitas jasa yangdiberikannya. Klien KAP berupa perusahaan-perusahaan selaku pembeli jasa selalu mengharapkanbahwa jasa yang dibelinya memiliki kualitas yang tinggimeskipun masing-masing perusahaan memiliki persepsiyang tidak sama terhadap kualitas jasa audit.

Responden akuntan publik diwakili oleh audi-tor independen yang berprofesi sebagai auditorindependen dan bekerja di Kantor Akuntan Publik(KAP). Responden tidak dibatasi oleh jabatan auditorpada KAP (partner, auditor senior dan auditor junior),sehingga semua auditor yang bekerja di KAP dapatdiikutsertakan sebagai responden.

Responden perusahaan klien KAP diwakili olehmanajer keuangan, kontroller, kepala bagian keuangan,atau kepala bagian akuntansi. Pemilihan respondenberdasar pada alasan bahwa mereka merupakanindividu yang tepat untuk melakukan evaluasi kinerjaKAP mengingat bahwa mereka selalu berhubungandengan KAP ketika KAP melakukan audit dan merekajuga melakukan koordinasi atas kerja mereka denganKAP.

Sampel

Sampel auditor dan klien KAP yang digunakan dalampenelitian dipilih secara purposive dari seluruh auditor

Page 55: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

53

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

dan klien KAP di Yogyakarta. Kualifikasi untuk dipilihmenjadi sampel bagi kelompok responden auditor yaituauditor yang telah bekerja di KAP selama minimal 2tahun dan bekerja pada KAP di Yogyakarta. Sedangkankualifikasi bagi kelompok responden klien KAP yaitu

perusahaan di Yogyakarta yang telah menggunakanjasa akuntan publik minimal 2 tahun.Tabel berikut memberikan gambaran tentang jumlahkuesioner yang disebarkan dan yang kembali, sertadapat digunakan untuk kepentingan analisis:

Kelompok responden Kuesioner yang Kuesioner yang Tingkat Kuesioner yangdisebar kembali pengembalian bisa digunakan

Auditor 45 34 75,55% 31Perusahaan pengguna 50 38 76% 32jasa akuntan publik

Tabel 1Rincian Jumlah Kuesioner

Sumber: data primer

Variabel Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuanmemberikan gambaran mengenai faktor-faktor yangmenentukan kualitas audit auditor independen di In-donesia. Terdapat dua golongan variabel dalampenelitian ini, yaitu kualitas audit sebagai variabel terikat(dependent variable) dan kedelapan faktor yangmenentukan kualitas audit, yaitu (1) pengalaman audit,(2) pemahaman terhadap industri klien, (3) responsifterhadap kebutuhan klien, (4) ketaatan pada standarumum audit, (5) keterlibatan pimpinan KAP, (6)keterlibatan komite audit (7) independensi anggota-anggota tim audit, dan (8) komunikasi tim audit danmanajemen klien, sebagai variabel bebas (independentvariable).

Teknik Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini, kulitas audit ditentukan olehdelapan faktor. Berdasarkan delapan faktor tersebutdijabarkan menjadi 38 item pertanyaan dan 1 pertanyaantentang kualitas audit. Masing-masing faktor memilikijumlah item pertanyaan yang bervariasi. Setiap itemdinilai dengan menggunakan skala Likert 5 alternatifpilihan, yaitu : (1) STS = sangat tidak setuju ; (2) TS =tidak setuju ; (3) R = ragu-ragu ; (4) S = setuju ; dan (5)SS = sangat setuju.

Teknik Pengembangan Instrumen

Instrumen yang dimaksud dalam penelitian ini adalahalat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Datadikumpulkan melalui instrumen berupa kuesioner yangterdiri dari 2 bagian. Bagian pertama berisi sejumlahpertanyaan yang bersifat umum, yaitu data demografiresponden. Bagian kedua berisi sejumlah pertanyaanyang berhubungan dengan faktor-faktor penentukualitas audit.

Pengiriman kuesioner dilakukan denganmemberikan kuesioner tersebut secara langsungkepada responden di Yogyakarta. Peneliti melakukanpenjemputan kembali setelah selang beberapa hari dariwaktu pemberian kuesioner. Kuesioner yang telah diisioleh responden kemudian diseleksi terlebih dahulu agarkuesioner yang tidak lengkap pengisiannya tidakdisertakan dalam analisis.

Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini, digunakan analisis statistik yangmeliputi:1. Korelasi Pearson untuk pengujian validitas dan

Cronbach Alpha untuk pengujian reliabilitas.2. Regresi Linier Berganda digunakan untuk menguji

pengaruh ke delapan faktor penentu kualitas auditterhadap kualitas audit (menguji hipotesis 1-8).

Page 56: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

54

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

Metode regresi linier berganda ini meliputi:1) Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk menguji

persentase total variasi dalam variabel dependenyang dapat dijelaskan oleh variabel-variabelindependen dalam model penelitian ini.

2) Uji t digunakan untuk menguji pengaruh darimasing-masing variabel bebas terhadap variabeltidak bebas.

3. Uji U Mann-Whitney digunakan untuk mengujihipotesis komparatif dua sampel independen biladatanya berbentuk ordinal (menguji hipotesis 9-16).

ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Sebelum dikirim kepada responden, kuesioner tersebutdiujicobakan terlebih dahulu (pretest) dengan mengujivaliditas dan reliabilitasnya.

Pengujian Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakahpertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner telah sesuaimengukur konsep yang dimaksud (Sekarcn, 1992).Pengujian validitas dilakukan dengan mengkorelasikansetiap item petanyaan dengan total nilai setiap variabel.Korelasi setiap pertanyaan dengan total nilai variabeldilakukan dengan uji korelasi Pearson.

Hasil perhitungan validitas variabel kualitasaudit melalui bantuan program SPSS v.10, dapatdisimpulkan dalam tabel 2 berikut:

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Tabel 2 menunjukkan ada 7 item (B2, C4, C5, D1, D2,D4, dan H5) variabel kualitas audit dinyatakan tidakvalid, karena nilai r hasil 7 item tersebut lebih kecildaripada r tabel (0,239).Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengujikestabilan dan konsistensi instrumen dalam mengukurkonsep. Selain itu, pengujian reliabilitas dilakukanuntuk membantu menetapkan kesesuaian pengukur.Pengujian reliabilitas setiap variabel dilakukan denganteknik Cronbach Alpha.Hasil perhitungan reliabilitas variabel kualitas auditmelalui bantuan program SPSS v.10, dapat disimpulkandalam tabel 3 berikut:

C1 0, 3849 ValidC2 0, 3803 ValidC3 0, 5557 ValidC4 0,1093 Tidak ValidC5 0,1644 Tidak ValidC6 0, 3355 ValidD1 0,1543 Tidak ValidD2 -0,1403 Tidak ValidD3 0, 4185 ValidD4 0,1770 Tidak ValidD5 0, 7212 ValidD6 0, 4799 ValidD7 0, 7253 ValidE1 0,4280 ValidE2 0,7012 ValidE3 0,6765 ValidE4 0,6145 ValidF1 0,4022 ValidF2 0,3424 ValidF3 0,3076 ValidF4 0,4014 ValidG1 0,3137 ValidG2 0,4891 ValidG3 0,6836 ValidH1 0, 5092 ValidH2 0, 5953 ValidH3 0, 4225 ValidH4 0, 5738 ValidH5 0,2379 Tidak Valid

Tabel 2Hasil Uji Validitas

No item Nilai validitas KesimpulanA1 0,5135 ValidA2 0,5969 ValidA3 0,6464 ValidA4 0,3684 ValidB1 0,3457 ValidB2 0,0388 Tidak ValidB3 0,4833 ValidB4 0,4279 ValidB5 0,5049 Valid

Page 57: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

55

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

Hasil perhitungan Cronbach Alphamenunjukan bahwa Berdasarkan tabel 3 dapat diketahuibahwa ke delapan variabel berpredikan reliabel, sebabsetiap faktor mempunyai nilai Cronbach Alpha lebihbesar dari 0,5 (Siegel, 1985).

2. Pengujian Hipotesis 1-8:

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi KualitasAudit

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktorapa saja yang mempengaruhi kualitas audit. Di sampingitu, penelitian ini juga ingin mengetahui faktor manakah

Tabel 3Hasil Uji Reliabilitas

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Variabel Bebas Alpha Keterangan

Faktor A 0,6882 ReliabelFaktor B 0, 6531 ReliabelFaktor C 0, 6201 ReliabelFaktor D 0,7771 ReliabelFaktor E 0,7879 ReliabelFaktor F 0,5510 ReliabelFaktor G 0,6644 ReliabelFaktor H 0, 7267 Reliabel

di antara faktor tersebut yang paling berpengaruhsignifikan terhadap kualitas audit.

Metode regresi linier berganda digunakan untukmenguji hipotesis 1-8 yang diajukan pada penelitianini, sedangkan uji hipotesisnya menggunakan ujibersama-sama (uji F) dan uji parsial (uji t). Pada prosespengolahan data, perhitungan-perhitungan yang adadilakukan oleh komputer dengan menggunakan pro-gram SPSS v.10.1. R-square (R2)

Besarnya kontribusi seluruh faktor yangmenentukan kualitas audit ditunjukkan oleh angka R-Square (R2) yaitu 0,471 atau 47,1%. Artinya bahwa kedelapan faktor penentu kualitas audit yang digunakandalam penelitian ini secara bersama mampu memberikankontribusi terhadap kualitas audit sebesar 47,1%.Sedangkan variabel bebas lainnya yang tidakdimasukkan dalam model penelitian ini kontribusinyasebesar 52,9%.2. Uji hipotesis

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh darimasing-masing variabel bebas yaitu faktor-faktor yangmenentukan kualitas audit terhadap kualitas audit.Langkah pertama yang harus dilakukan adalahmembandingkan antara thitung dengan ttabel pada tarafnyata 5%. Jika ttabel (2,00) lebih kecil daripada thitung danp-value- lebih kecil dari 0,05, maka variabel bebastersebut berpengaruh signifikan terhadap kualitas au-dit. Adapun hasil analisis dapat dilihat pada tabelberikut ini:

Page 58: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

56

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

Berdasarkan tabel 4 di atas terlihat bahwa tidaksemua variabel bebas mempunyai thitung lebih besardibandingkan dengan ttabel. Jadi pada taraf nyata 5%,faktor-faktor yang mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kualitas audit adalah pengalamanaudit dan keterlibatan pimpinan KAP.

Selanjutnya untuk melihat faktor mana yangpaling dominan mempengaruhi kualitas audit adalahdengan melihat nilai koefien regresi masing-masingvariabel bebas. Faktor keterlibatan pimpinan KAPmemiliki koefisien regresi terbesar. Hal ini berarti bahwadari dua variabel bebas yang signifikan mempengaruhikualitas audit dalam model ini, faktor keterlibatanpimpinan KAP mempunyai pengaruh yang palingsignifikan terhadap kualitas audit. Hal ini dikarenakanbaik pengguna jasa akuntan publik maupun auditor itusendiri mempunyai persepsi bahwa pimpinan memilikiperan yang sangat besar dalam perbaikan kinerja yangdilakukan dengan komunikasi yang harmonis.

Tabel 4Nilai thitung, p-value, dan koefisien regresi

Masing-masing Variabel Bebas Pada Taraf Nyata 5%

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer.Ket *): PMA = Pengalaman Melakukan Audit, MIK = Memahami Industri Klien, RKK = Responsif atas KebutuhanKlien, TSU = Taat pada Standar Umum, KPK = Keterlibatan Pemimpin KAP, KKA = Keterlibatan Komite Audit,IATA = Independensi Anggota Tim Audit, KTAMK = Komunikasi Tim Audit dan Manajemen Klien

3. Pengujian Hipotesis 9-16

Perbedaan Persepsi Tentang Faktor-faktor PenentuKualitas Audit

Selanjutnya pada bagian ini akan diuji perbedaanpersepsi antara akuntan publik dengan pengguna jasaakuntan publik terhadap faktor-faktor yang menentukankualitas audit. Alat uji yang digunakan untuk melihatperbedaan persepsi antara akuntan publik denganpengguna jasa akuntan publik terhadap faktor-faktoryang menentukan kualitas audit adalah uji Mann-Whitney. Alat uji ini termasuk uji non parametrik untukmembandingkan suatu hal dari dua populasi yangindependen. Jika nilai p-value lebih kecil dari 0,05 makapersepsi diantara dua populasi yang independentersebut signifikan berbeda.Hasil pengujian mengenai perbedaan persepsi antaraakuntan publik dengan pengguna jasa akuntan publikterhadap masing-masing faktor yang menentukankualitas audit ditunjukan pada tabel 5 berikut ini:

Variabel Bebas*) thitung p-value Keterangan Koefisien

Regresi Keterangan

PMA MIK RKK TSU KPK KKA IATA

KTAMK

2,169 0,890 0,670 0,367 3,357 0,005 0,693 0,251

0,034 0,378 0,506 0,715 0,001 0,996 0,492 0,802

Signifikan (HO1 ditolak) Tidak signifikan (HO2 diterima) Tidak signifikan (HO3 diterima) Tidak signifikan (HO4 diterima) Signifikan (HO5 ditolak) Tidak signifikan (HO6 diterima) Tidak signifikan (HO7 diterima) Tidak signifikan (HO8 diterima)

0,205 0,120 0,092 0,046 0,339 0,001 0,076 0,030

Hub positif Hub positif Hub positif Hub positif Hub positif Hub positif Hub positif Hub positif

il l h i

Page 59: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

57

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

Sumber: Hasil Pengolahan Data Primer

Berdasarkan tabel 5 terlihat bahwa semua variabelbebas mempunyai nilai p-value lebih besar dari 0,05.Hasil ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaanpersepsi yang signifikan antara akuntan publik denganpengguna jasa akuntan publik mengenai kedelapanfaktor tersebut sebagai faktor penentu kualitas audit.

Jika dilihat dari jumlah ranking dari tiap-tiap datafaktor pengalaman audit, faktor responsif terhadapkebutuhan klien, faktor ketaatan pada standar umumaudit, dan faktor keterlibatan pimpinan KAP, klien KAP(pengguna jasa akuntan publik) mempunyai jumlahranking yang lebih besar dibandingkan dengan akuntanpublik. Hal ini berarti bahwa keempat faktor tersebutmenurut persepsi pengguna jasa akuntan publik relatiflebih penting dalam menentukan kualitas auditdibandingkan dengan persepsi akuntan publik.

Sedangkan, jumlah ranking dari tiap-tiap datafaktor pemahaman terhadap industri klien, faktorketerlibatan komite audit, faktor independensi anggota-anggota tim audit, serta faktor komunikasi tim auditdan manajemen klien, akuntan publik mempunyaijumlah ranking yang lebih besar dibandingkan denganpengguna jasa akuntan publik. Hal ini berarti bahwa

keempat faktor tersebut menurut persepsi akuntanpublik relatif lebih penting dalam menentukan kualitasaudit dibandingkan dengan persepsi pengguna jasa.

SIMPULAN

1. Faktor pengalaman audit dan faktor keterlibatanpimpinan KAP mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kualitas audit dengan faktorketerlibatan pimpinan KAP yang berpengaruh pal-ing signifikan terhadap kualitas audit.

2. Faktor pemahaman terhadap industri klien, faktorresponsif terhadap kebutuhan klien, faktor ketaatanpada standar umum audit, faktor keterlibatan komiteaudit, faktor independensi anggota-anggota timaudit, serta faktor komunikasi tim audit danmanajemen klien, tidak mempunyai pengaruh yangsignifikan terhadap kualitas audit.

3. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikanantara akuntan publik dengan pengguna jasaakuntan publik mengenai ke delapan faktor tersebutsebagai faktor-faktor penentu kualitas audit.

Tabel 5Nilai p-value, Sum of Ranks Akuntan Publik (i), dan Sum of Ranks Klien KAP (ii)

Masing-masing Variabel Bebas Pada Taraf Nyata 5%

Variebel Bebas

P value

Keterangan Akt.

Publik

Klien Keterangan

Faktor A

Faktor B

Faktor C

Faktor D

Faktor E

Faktor F

Faktor G

Faktor H

0,759

0,136

0,329

0,893

0,739

0,312

0,075

0,460

tidak berbeda persepsi

tidak berbeda persepsi

tidak berbeda persepsi

tidak berbeda persepsi

tidak berbeda persepsi

tidak berbeda persepsi

tidak berbeda persepsi

tidak berbeda persepsi

970,0

1098,0

922,0

982,5

968,0

1063,5

1119,0

1045,0

1046,0

918,0

1094,0

1033,5

1048,0

952,5

897,0

971,0

lebih penting menurut Klien

lebih penting menurut Akt Publik

lebih penting menurut Klien

lebih penting menurut Klien

lebih penting menurut Klien

lebih penting menurut Akt Publik

lebih penting menurut Akt Publik

lebih penting menurut Akt Publik

Page 60: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

58

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

4. Faktor pemahaman terhadap industri klien, faktorketerlibatan komite audit, faktor independensianggota-anggota tim audit, serta faktor komunikasitim audit dan manajemen klien menurut persepsiakuntan publik relatif lebih penting dalammenentukan kualitas audit dibandingkan denganpersepsi pengguna jasa.

5. Faktor pengalaman audit, faktor responsif terhadapkebutuhan klien, faktor ketaatan pada standarumum audit, dan faktor keterlibatan pimpinan KAPmenurut persepsi pengguna jasa akuntan publikrelatif lebih penting dalam menentukan kualitasaudit dibandingkan dengan persepsi akuntanpublik.

6. Temuan pada penelitian ini konsisten dengan hasilpenelitian sebelumnya oleh Behn et al (1997) danMuhammad Ishak (2000) yang menunjukkan bahwakeenam faktor yaitu faktor pengalaman audit, faktorpemahaman terhadap industri klien, faktor responsifterhadap kebutuhan klien, faktor ketaatan padastandar umum audit, faktor keterlibatan pimpinanKAP, dan faktor keterlibatan komite audit merupakanfaktor penentu kualitas audit. Namun, karenapenelitian ini merupakan modifikas dari penelitianterdahulu, maka terdapat beberapa temuan lainnya.Temuan tersebut yaitua Dua faktor tambahan (faktor independensi

anggota-anggota tim audit, serta faktorkomunikasi tim audit dan manajemen klien) yangsecara bersama-sama dengan enam faktorlainnya mempunyai pengaruh yang signifikanterhadap kualitas audit.

b Terdapat dua faktor (dari delapan faktor) yangmempunyai pengaruh signifikan terhadapkualitas audit yaitu faktor pengalaman audit danfaktor keterlibatan pimpinan KAP.

c Tidak terdapat perbedaan persepsi yangsignifikan antara akuntan publik denganpengguna jasa akuntan publik mengenai kedelapan faktor tersebut sebagai faktor-faktorpenentu kualitas audit.

IMPLIKASI

Untuk mendukung peningkatan hubungan kerjadengan pihak klien (perusahaan-perusahaan pengguna

jasa akuntan publik), mencapai keunggulan bersaingmelalui kualitas audit, serta memberi masukan kepadaIAI Kompartemen Akuntan Publik, berdasarkan hasilpenelitian ini disarankan :1. Keterlibatan pimpinan KAP secara aktif mulai dari

awal hingga akhir penugasan perlu diwujudkan.Keterlibatan pimpinan KAP ini memberikanpengaruh paling dominan terhadap kualitas audit.Keterlibatan pimpinan KAP dapat berupapelaksanaan review terhadap hasil review supervi-sor secara periodik dan kunjungan ke tempatpemeriksaan.

2. Pengalaman melakukan audit bagi akuntan publik(terutama pimpinan KAP, supervisor dan auditorsenior) perlu ditekankan. Pengalaman akuntanpublik tersebut dapat menentukan kulitas auditmelalui pengetahuan dan keunggulan-keunggulanyang diperoleh dari pengalamannya melakukanaudit.

KETERBATASAN

1. Populasi dalam penelitian ini hanya terbatas padaperusahaan-perusahaan pengguna jasa akuntanpublik yang berada di Yogyakarta. Banyakperusahaan-perusahaan lain (perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta,perusahaan-perusahaan yang berada di kota-kotabesar lain) yang juga menggunakan jasa akuntanpublik. Oleh karenanya, populasi tersebut belumlengkap. Untuk itu, dalam penelitian selanjutnyadengan menggunakan responden yang berasal dariperusahaan-perusahaan yang terdaftar di BursaEfek Jakarta dan perusahaan-perusahaan yangberada di kota-kota besar lain akan memberikontribusi yang lebih untuk menarik kesimpulan atasfaktor-faktor yang dapat menentukan kualitas au-dit.

2. Penelitian ini hanya meneliti delapan faktor penentukualitas audit (faktor pengalaman audit, faktorpemahaman terhadap industri klien, faktor responsifterhadap kebutuhan klien, faktor ketaatan padastandar umum audit, faktor keterlibatan pimpinanKAP, faktor keterlibatan komite audit, dan aktorindependensi anggota-anggota tim audit, sertafaktor komunikasi tim audit dan manajemen klien)

Page 61: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

59

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

yang secara bersama-sama mampu memberikankontribusi terhadap kualitas audit sebesar 47,1%.Penelitian ini tidak mengungkapkan variabel bebaslainnya yang berkontribusi sebesar 52,9% terhadap

DAFTAR PUSTAKA

Aldhizer III, George R ; John R. Miller & Joseph; F. Moraglio, 1995. Common Attributesof Quality Audits. Journal of Accoun-tancy, January.

Behn, Bruce K, Joseph V. Carcello, Dona R.Hermonson, and Roger H. Hermonson.1997. The Determinants of Audit ClientSatisfaction Among Clients of Big 6Firms. Accounting Horizons. (March)vol.11 (I) : 7-24.

Carcello, J.V., R.H. Hermanson, and N.T. McGrath, 1992. Audit Quality Attributes :The Perceptions of audit partners, pre-pares, and financial statement users. Au-diting : A Journal of Practice & Theory11 (Spring) 1-15.

Cronin, Joseph J., and Steven A. Taylor. 1992.Measuring Service Quality : A Reexami-nation and Extention, Journal of Mar-keting. Vol 7 (2) : 19 - 25.

De Angelo, L. E, 1981, Auditor Size and AuditQuality. Journal of Accounting & Eco-nomics.

Ders, Donald R. Jr & Gary A Girroux, 1992. De-terminants of Audit Quality in the Pub-lic Sector, The Accounting Review, Vol.67, No. 3

Ders, Romy and Gary Giroux. 1996. The Effectof Auditor Change on Audit Fees, Au

dit Hours, and Audit Quality, Journal ofAccounting and Public Policy. Vol15 :55 - 76.

Elitzur, Romy and Harm Faus. 1996. PlannedAudit Quality. Journal of Accountingand Public Policy, Vol. 15 : 247 - 269.

Fred N Kerlinger & Elazar J. Pedhazur. 1973. Mul-tiple Regression in Behavioral Re-search, Holt, Rinehart & Winston, Inc.New York, Page 1-100.

Glazer, Alan S. and Sheri L. Fabian. 1997. BestPractices for CPA Firms. Journal of Ac-countancy. (September) : 93 - 97.

Grant, Julia, Robert Bricker, and RimmaShiptsova. 1996. Audit Quality andProffetional Self - Regulation. A SocialDilemma Perspective and Laboratory In-vestigation. Auditing. (Spring). Vol. 15 :142 - 156.

Higgins, Lexis F. and Jeffry M. Ferguson. 1991.Practical Approaches for Evaluating theQuality Dimentions of Professional Ac-counting Services. Journal of Profes-sional Services Marketing. Vol. 7 (1) : 3- 17.

Ho, Joanna L. and Robert G. May. 1993. Audi-tors’ Causal Probability Judgements inAnalitical Procedures for Audit Plan-ning. Behavioral Research in Account-ing. Vol. 5 : 78 - 100.

kualitas audit. Oleh karena itu, pada penelitianselanjutnya diharapkan mampu mengungkapkanvariabel bebas tersebut.

Page 62: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

60

Jam STIE YKPN - Rizmah dan Wiwin Analisis Faktor-faktor ......

Johnson, Eric N. 1994. Auditor memory for Au-dit Evidence : Effects of Group Assis-tance, Time Delay and Memory Task.Auditing : A Journal of Practice andTheory. (spring) Vol. 13 No. 1 : 36 - 56.

Ketchand, Alice A and Jerry R. Strawser. 1998.The Existence of Multiple Measure ofOrganizational Commitment and Experi-ence-Related Differences in a PublicAccounting Setting, Behavioral Re-search in Accounting. Vol. 10 : 109 - 137.

Khomsiah & Nur Indriantoro, 1998. PengaruhOrientasi Etika terhadap Komitmen danSensitivitas Etika Auditor Pemerintah diDKI Jakarta. Journal Riset AkuntansiIndonesia. Vol. No. 1

Lennox S. Clive, 1999, Audit Quality & AuditorSize : An Evaluation of Reputation andDeep Pockets Hypotheses. Journal ofBussiness Finance & Accounting, 26(7) & (8). Sept/Oct

Mauts, RK & H. A. Sharaf, 1961 : The Philoso-phy of Auditing, American AccountingAssociation, Sarasota.

Mock, T.J., and M. Samet, 1982. A multi atributemodel for Audit Evaluation

Muhammad Ishak. 2000. Analisis Faktor-Faktor Penentu Kualitas AuditMenurut Persepsi Klien. Tesis S-2, Uni-versitas Gadjah Mada.

Parasuraman, A,. Zeithaml, Valarie. A, and Berry,L.L. 1988. Servgual : A Multiple ItemScale foe Measuring Consumer Percep-tions of Service Quality. Journal of Re-tailing, 64 (Spring)

Sekaran, Uma. 1984. Research Methods for Busi-ness, Southern illiois University atCarbondale.

Siegel, Sidney. 1985. Statistik Non-ParametrikUntuk Ilmu-Ilmu Sosial. PT Gramedia,Jakarta.

Sugiyono. 1999. Statistik Nonparametris. CVAlfabeta, Bandung

Sutton, Steven G. 1993. Toward and Understand-ing of the Factors Affecting the Qualityof the Audit Process. Decision Sciences.Vol. 24 : 88 - 105.

Tubbs, Richard M. 1992. The Effect of Experi-ence on the Auditors’ organization andAmount of Knowledge. The Account-ing Review. (October), Vol. 67 No. 4 : 783- 801.

Page 63: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

61

Jam STIE YKPN -Amril Arifin Pengaruh Framing ......

ABSTRACT

Small businesses in Indonesia have already provedthat

ANALISIS PENGARUH TEKANAN KETAATANTERHADAP JUDGMENT AUDITOR

Hansiadi Yuli Hartanto1)

Indra Wijaya Kusuma2)

PENGARUH PENGARUH PENGARUH PENGARUH PENGARUH FRAMING FRAMING FRAMING FRAMING FRAMING PADA KEPUTUSANPADA KEPUTUSANPADA KEPUTUSANPADA KEPUTUSANPADA KEPUTUSANINVESTASI DALAM PERSPEKTIFINVESTASI DALAM PERSPEKTIFINVESTASI DALAM PERSPEKTIFINVESTASI DALAM PERSPEKTIFINVESTASI DALAM PERSPEKTIF

INDIVIDU-KELOMPOK:INDIVIDU-KELOMPOK:INDIVIDU-KELOMPOK:INDIVIDU-KELOMPOK:INDIVIDU-KELOMPOK:PENGUJIAN EMPIRISPENGUJIAN EMPIRISPENGUJIAN EMPIRISPENGUJIAN EMPIRISPENGUJIAN EMPIRIS

ATAS ATAS ATAS ATAS ATAS FUZZY-TRACE THEORYFUZZY-TRACE THEORYFUZZY-TRACE THEORYFUZZY-TRACE THEORYFUZZY-TRACE THEORY

Amril Arifin *)

*) Amril Arifin, SE., M.Si., adalah Dosen Tetap STIE YPUP Makassar.

ABSTRACT

Gudono dan Hartadi (1998) yang menguji ketepatanteori prospek dalam menjelaskan efek framing untukkasus Indonesia, menginspirasikan pengujian teorialternatif yaitu fuzzy-trace theory yang dikemukakanoleh Reyna dan Brainerd (1991). Penelitian denganeksperimen ini bertujuan untuk mengetahui apakahterdapat pengaruh framing dalam pembuatankeputusan investasi pada individu maupun kelompokdan juga menguji kemampuan fuzzy-trace theory dalammenjelaskan pengaruh framing. Penelitian inimelibatkan 42 mahasiswa Program Magister Sains,Universitas Gadjah Mada. Hasil penelitian inimenjelaskan kemampuan fuzzy-trace theory dalammenjelaskan efek framing, dan memperlihatkan adanyabias akibat pengaruh framing baik pada individumaupun kelompok.

Keywords: framing, fuzzy-trace theory, keputusanindividu-kelompok

PENDAHULUAN

Banyak penugasan akuntansi mengharuskan paraakuntan untuk membuat pertimbangan dalammengumpulkan dan menyediakan informasi bagi para

manajer untuk digunakan dalam pengambilankeputusan. Ada kemungkinan bahwa para manajermemutuskan atau membenarkan keputusan merekaberdasarkan informasi akuntansi yang disediakan tanpamemperhatikan kandungan informasinya sehinggakeputusan managerial yang dihasilkan daripenyimpangan seperti itu mengakibatkan kerugian padaperusahaan dan para pemegang saham (Ashton danAshton, 1995). Jadi, mengidentifikasi dampak dari carapengemasan informasi akuntansi merupakan suatulangkah kritis dalam memahami bagaimana seharusnyainformasi akuntansi dikumpulkan dan disediakan untukmemaksimalkan nilai perusahaan.

Pengaruh frame atau framing adalah sebuahfenomena yang menunjukkan bahwa para pembuatkeputusan akan merespon dengan cara yang berbedapada permasalahan keputusan yang sama jika masalahtersebut disajikan dalam format yang berbeda(Kuhberger, 1998; Levin et. al., 1998). Teori prospekmerupakan salah satu teori yang mencoba menjelaskanpengaruh framing (Kahneman dan Tversky, 1979;Tversky dan Kahneman, 1981). Teori ini mendukungbanyak penemuan dalam penelitian akuntansi, akantetapi hasil yang tidak konsisten dalam beberapaliteratur psikologi akhir-akhir ini (Schneider, 1992)memberi inspirasi para peneliti untuk menjelaskanketerbatasan penggunaan teori prospek dalammenjelaskan pengaruh framing.

Page 64: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

62

Jam STIE YKPN - Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Teori alternatif untuk menganalisa pengaruhframing dikembangkan pada awal tahun 1990an (Reynadan Brainerd, 1990; Reyna dan Brainerd, 1991a; Reynadan Brainerd, 1991b). Fuzzy-trace Theorymengasumsikan bahwa pembuat keputusan lebihmemilih untuk menggunakan penyederhanaan dalampenyajian informasi, kecuali jika pembuat keputusantidak bisa menyederhanakan pilihan keputusan dalaminfromasi yang kompleks. Fuzzy-trace theory telahdigunakan untuk menguji pengaruh framing dalampembuatan berbagai pilihan bersiko standar (Reynadan Brainerd 1991a; Reyna dan Ellis, 1994). Penelitianterakhir dari Chang et. al. (2002) menemukan bahwafuzzy-trace theory lebih dapat menjelaskan pengaruhframing dalam pengambilan keputusan akuntansimanajerial, dibandingkan dengan teori prospek.

Sementara itu dalam beberapa hasil penelitiantentang pengambilan keputusan, terdapat indikasibahwa keputusan kelompok sebagai hasil interaksianggota kelompok menghasilkan sebuah risky shift2

dalam pembuatan keputusan, sementara penelitianyang lain menemukan beberapa penyimpangan.Kebanyakan penelitian mendukung group-inducedshift theory yang menyatakan bahwa interaksikelompok mengarahkan keputusan kelompok lebihekstrim daripada keputusan individu (Rutledge danHarrel, 1994).

Kebanyakan penelitian pembuatan keputusandalam domain akuntansi memfokuskan pada pembuatankeputusan oleh individu. Banyak kritik ataskeberadaaan penelitian yang memfokuskan padapembuatan keputusan oleh individu dalam lingkunganyang didominasi oleh pembutan keputusan kelompok(Arnold dan Sutton, 1997). Pertimbangan masalahkeputusan kelompok perlu dipertimbangkan dengandua alasan. Pertama, keputusan pengalokasiansumberdaya (investasi) dan evaluasi kinerja dibuat olehkelompok manajer bukan olah para manajer secaraperorangan (Anthony dkk., 1989). Kedua, konsistendengan yang pertama, para peneliti akuntansimanajemen telah menyebutkan pentingnya menelitifenomena akuntansi manajemen dari perspektifkelompok (Libby dan Luft, 1993).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secaraempiris mengenai (1) pengaruh framing dalampembuatan keputusan investasi oleh individu dankelompok, (2) perbedaan keputusan investasi oleh

individu dan kelompok, (3) kemampuan teori dari fuzzy-trace theory dalam menjelaskan pengaruh framing.Selanjutnya uraian paper ini dikelompokkan sebagaiberikut.

TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGANHIPOTESIS

Keputusan Individu-Kelompok

Penelitian tentang perbandingan keputusan kelompokdan keputusan pradiskusi dalam pemilihan resikodimulai oleh penelitian Stoner (1961). Hasilpenelitiannya menemukan bahwa keputusan kelompokcenderung lebih ekstrim daripada keputusan pradiskusiindividu dan dalam arah yang sama. Beberapapenelitian berikutnya yang dilakukan oleh Moscovicidan Zavalloni (1969) dan Myer dan Lamm (1976)menemukan hasil yang konsisten dengan penelitianStoner (Isenberg, 1986). Hasil penelitian tersebutmenunjukkan terjadinya pergeseran keputusanpradiskusi individu dengan keputusan kelompok.

Pergeseran keputusan individu kelompokdikenal dengan the risk-shift phenomena (RSP).Fenomena risk-shift dapat dijelaskan oleh teoripolarisasi kelompok. Polarisasi kelompok terjadi ketikaadanya pergeseran dalam pengambilan resiko antarakeputusan individu dan kelompok atau ketika posisipradiskusi awal anggota kelompok dapatmempengaruhi diskusi kelompok selanjutnya dalampembuatan keputusan (Isenberg, 1986). Sejumlah teoritelah dikembangkan untuk menjelaskan hal-hal yangmungkin mempengaruhi keputusan kelompok. Wallachdkk. (1964) mengembangkan diffusion of responsibil-ity theory yang menyatakan bahwa pergeserankeputusan terjadi karena tidak ada seorangpun yangbertanggungjawab atas keputusan kelompok. Hasilpenelitian Brown (1965) menunjukkan bahwa individusecara kultural hanya ingin menanggung risiko setidak-tidaknya sama dengan risiko yang ditanggung olehorang lain.

Hasil dari studi-studi polarisasi kelompok jugamenemukan bahwa keputusan kelompok cenderunglebih ekstrim dalam arah yang sama dengan keputusanrata-rata (praduskusi) individu (Rutledge dan Harrell,1994). Isenberg (1986) melakukan sebuah telaah kritikaldan meta analisis tentang polarisasi kelompok, hasil

Page 65: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

63

Jam STIE YKPN -Amril Arifin Pengaruh Framing ......

studinya memberikan dukungan kuat adanya pengaruhinformasional dan perbandingan interpersonal terhadapterjadinya polarisasi kelompok. Teori pengaruhinformasional (informational influence theory)menjelaskan bagaimana pemrosesan informasi dapatmempengaruhi polarisasi kelompok. Diskusi kelompokdapat menyebabkan para individu mengubahkeputusannya kearah yang sama dengan keputusanpradiskusi mereka karena diskusi tersebutmenghadapkan para individu dengan argumen-argumen persuasif yang mendukung ke arah tersebut.Burnstein, dalam Naim (1998) menyatakan bahwakepersuasifan suatu argumen atau informasi ditentukanoleh faktor-faktor seperti kebaruan dan validitasinformasi.

Penjelasan teoritis kedua adalah teoriperbandingan sosial (social comparison theory). Teoriini menyatakan bahwa para individu secara kontinyumenekankan untuk lebih mempersepsikan dalammerepresentasikan diri sendiri dalam suatu cara yangdiinginkan secara sosial (socially favorable). Paraanggota kelompok harus secara kontinyu memprosesinformasi tentang bagaimana orang lainmempresentasikan diri sendiri dan menyesuaikanpresentasi-diri mereka sendiri berdasarkan hal itu.Interaksi kelompok mengkondisikan anggotanya untukmembandingkan posisi mereka dengan anggota lainnyadalam kelompok (Isenberg, 1986)

Kebanyakan penelitian keputusan kelompokdalam organisasi bisnis memfokuskan pada group-in-duced shift theory. Schultz dan Reckers (1981) mengujiposisi pengambilan resiko (risk taking) oleh individudibandingkan kelompok dalam mengungkapkan losscontingencies. Penelitiannya menyimpulkan bahwapergeseran keputusan yang terjadi tidak signifikan,walaupun Schultz dan Reckers (1981, p.494)mengindikasikan bahwa assignment atas subyek terjadibias, yang mungkin dapat menjadi penjelasan atas lackhasil penelitiaanya. Solomon (1982) membandingkanspesifikasi distribusi probabilitas individu dengan tigaanggota kelompok. Hasilnya mengindikasikan bahwakeputusan kelompok lebih ekstrim dibandingkandengan keputusan individu. Hasil ini konsisten denganpenelitian sebelumnya. Johnson (1994) meneliti tentangreview kertas kerja auditor yang dilakukan secara indi-vidual dan berkelompok. Hasil penelitiannyamenunjukkan bahwa kelompok auditor lebih akurat dan

lebih baik dalam melakukan koreksi atas kesalahanmemori daripada auditor individual. Reckers danSchultz (1993) membandingkan individu versuskelompok dalam hal penelitian resiko kecurangan. Hasilpenelitiannya menemukan bahwa kelompok lebih patuhdalam menerapkan standar akuntansi daripada individu.Stocks dan Harrell (1995) membanduingkan kinerjaindividu dan kelompok dalam penggunaan rasiokeuangan untuk menilai kesulitan keuangan (financialstress). Hasil penelitannya menunjukkan bahwakelompok lebih mampu memanfaatkan informasi rasio-rasio keuangan dalam menilai kesulitan keuanganperusahaan. Hasil penelitiannya ini konsisten denganpenelitian terdahulu.

Trotman dkk. (1983) membandingkan individudengan kelompok dalam hal sistem pengendalian in-ternal. Hasilnya menemukan bahwa respon kelompokberada pada rata-rata dibandingkan respon individu.Hasil ini tidak konsisten dengan penelitian sebelumnya.

Pengaruh Framing dan Masalah Penyakit AsiaTversky dan Kahneman (1981) menggunakan masalahpenyakit Asia dalam menjelaskan pengaruh framing

Permasalahan 1:Bayangkan bahwa Amerika Serikat sedangmempersiapkan upaya pemberantasan penyakitAsia yang sangat berbahaya, yang diduga bisamembunuh 600 orang. Dua program alternatif untukmemberantas penyakit tersebut telah diusulkan,masing-masing program memiliki konsekuensisebagai berikut:

Jika program A dipilih, 200 orang akan bisadiselamatkan.Jika program B dipilih, probabilitas 600 orang yangakan diselamatkan adalah 1/3, sedangkanprobabilitas tak seorangpun bisa diselamatkanadalah 2/3.Alternatif yang mana dari kedua program tersebutyang anda sukai?

Permasalahan 2:

Mempunyai permasalahan yang sama denganmasalah pertama, namun program altenatif yangditawarkan adalah:

Page 66: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

64

Jam STIE YKPN - Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Jika program C dipilih, 400 orang akan meninggal.Jika program D dipilih, probabilitas tak seorangpunmeninggal adalah 1/3, sedangkan probabilitassemuanya akan meninggal adalah 2/3.

Alternatif yang mana dari kedua program tersebutyang anda sukai?

Pada permasalahan 1, yang menggunakansusunan kata positif (akan diselamatkan), Tversky danKahneman (1981) mencatat bahwa mayoritas subyek(72%) lebih menyukai program A, yang secara pastimenyelamatkan 200 orang. Pilihan ini berada dalamdaerah keuntungan (gain domain) yaitu akandiselamatkan, subyek mereka lebih menyukai programA (program tanpa risiko) dari pada memilih program B(berisiko) yang menawarkan probabilitas 1/3, untukmenyelamatkan 600 orang (28%). Menurut expectedutility theory (Friedman dan Savage 1948), program Cdan D, pada permasalahan 2, yang menggunakansusunan kata negatif (akan meninggal) adalah samadengan Program A dan B pada permasalahan 1. Akantetapi, kebanyakan subyek lebih menyukai program D(78%) dibandingkan program C (22%). Hal inilah yangdisebut pengaruh framing, yaitu ketika suatu masalahyang sama dengan frame yang berbeda dapatmengakibatkan pembalikan pilihan atau pilihan yangberbeda. Tversky dan Kahneman (1979) menggunakanteori prospek sebagai kerangka untuk menjelaskanfenomena ini.

Menurut teori prospek, selama pembuatkeputusan mempersiapkan analisis prospek, secarakeseluruhan telah terjadi dua tahapan. Pada tahappertama adalah proses editing psikologis, yangberlangsung dalam rangka untuk mengorganisirprospek, sedangkan pada tahap kedua yaituperumusan kembali pilihan, penyederhanaan pilihandan evaluasi. Sepanjang tahap editing, suatu titikreferen yang bersifat netral, yang ditetapkan nilainyasebesar nol, akan menghasilkan keputusan daripenggambaran deviasi positif atau negatif (keuntunganatau kerugian). Unsur pengcodean dari proses editingdapat diwakili oleh suatu fungsi nilai hipotetisberbentuk S, sebagai hasil penilaian subyektif pembuatkeputusan, yang mana kurva tersebut cekung pada saatdi atas titik referen dan cembung pada saat di bawahtitik referen. Dengan bentuk kurva seperti itu, seseorang

akan merasakan seolah-olah nilai kekalahan sejumlahuang tertentu dalam suatu taruhan lebih besar daripadanilai kemenangan sejumlah uang yang sama. Itulahsebabnya dalam situasi rugi (losses) orang cenderunglebih nekat dalam menanggung risiko (risk-seeking),karena kegagalan lebih lanjut akan menghasilkan nilaisubyektif lebih rendah dibandingkan keberhasilan.

Pada permasalahan dengan frame positif padaprogram A dan B yaitu akan diselamatkan akanmendorong kearah suatu acuan bahwa “penyakit akanmembunuh 600 orang”. Dalam masalah ini, seorangpembuat keputusan merasa hasil Program A dan Bsebagai keuntungan (yaitu untuk menyelamatkanhidup) dan mempunyai tendensi menghindari risiko,dengan memilih program A (yaitu, 200 orang akandiselamatkan) oleh karena kecekungan dari fungsi nilaibentuk S. Dalam permasalahan 2, menggunakan framenegatif (akan meninggal), sehingga pembuat keputusanmerasa hasil kedua program (C dan D) sebagai kerugian.Jika pembuat keputusan lebih mengambil risiko,terhadap kecembungan dari fungsi nilai bentuk S, makadiramalkan memilih Program D karena alternatif inimenawarkan sepertiga kesempatan, yaitu tidak ada or-ang yang akan mati.

Fuzzy-Trace Theory

Reyna dan Brainerd (1990) menemukan Fuzzy-TraceTheory (FTT) sebagai alternatif dalam menjelaskanpengaruh framing. Teori ini berbeda dengan teoriprospek, FTT mengasumsikan individu lebih memilihuntuk menggunakan alasan yang menyederhanakanpenyajian informasi (intisari) (Reyna dan Brainerd1991a). Menurut FTT, ketika pembuat keputusansedang menyandi informasi secara kata demi kata,mereka menyadap pola global dari informasi yangdipresentasikan dan kemudian secara mentalmenghadirkan keputusan pada tingkat yang berbeda.Ketidakjelasan terhadap rangkaian kata demi kata ini,memungkinkan pembuat keputusan menghasilkanpembalikan pilihan.

Reyna dan Brainerd (1991a, 1995) menggunakanFTT untuk menjelaskan efek framing klasik (penyakitAsia). Ketika informasi kwantitatif tersedia, pembuatkeputusan mengintisarikan pilihan menjadi “lebih” atau“kurang” dibanding dengan pilihan lainnya untukmembedakan pilihan tersebut. Ketika pilihan

Page 67: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

65

Jam STIE YKPN -Amril Arifin Pengaruh Framing ......

memasukkan hasil nol (tidak ada orang yangdiselamatkan), intisari pilihan kemudian menjadi“beberapa” dengan “tidak ada” atau “ada” dengan“tidak ada”. Karenanya, menurut FTT, pembedaanyang tak jelas dari pilihan di permasalahan penyakitAsia dapat dinyatakan sebagai berikut:

Program A : Sebagian orang akan diselamatkan.

Program B : Sebagian orang akan diselamatkan atautak seorangpun akan diselamatkan.

Program C : Sebagian orang akan meninggal.

Program D : Tidak ada orang yang akan meninggalatau sebagian orang akan meninggal.

Berdasarkan FTT, untuk membuat sebuahpilihan antara program A dan B, “sebagian orang akandiselamatkan” adalah hal yang sama bagi keduaalternatif, dan perbedaan terpusat pada “takseorangpun akan diselamatkan.” Karenanya, pembuatkeputusan lebih memilih program A. Dalammemperbandingkan program C dengan program D,“sebagian orang akan mati” adalah hal yang sama bagikedua alternatif, oleh karena itu, individu memusatkanpada bagian yang berbeda, yaitu “tidak ada orang akanmeninggal,” dan lebih memilih program D. Bukti yangjelas di dalam studi Reyna dan Brainerd (1991a, 1995),menemukan bahwa pemindahan semua angka-angkadari permasalahan penyakit Asia dan menggantikannyadengan ungkapan yang tidak jelas tidak menghapuskanefek framing.

Stone dkk., (1994) menyimpulkan bahwa fuzzy-trace theory adalah lebih baik dalam menjelaskan efekframing. Beberapa penelitian lainnya dalam judgmentdan pengambilan keputusan, juga menggunakan FTTuntuk menyelidiki keterlibatan pemikiran denganprobabilitas kondisional (Wolfe 1995), stereotypessosial (Davidson 1995), dugaan motivasional(Klaczynski dan Fauth 1997), dan berbagai jenis

pengurangan, termasuk pemikiran kausal (Klaczynskidan Narasimhan 1998).

Penelitian tentang keputusan kelompok padaumumnya menemukan bahwa interaksi kelompok akanmempertinggi kecenderungan keputusan awal anggotakelompok. Interaksi kelompok menyebabkan anggotakelompok untuk memindahkan posisi pengambilanrisiko lebih jauh dari titik netral tetapi dalam arah yangsama (Isenberg, 1986; Rutledge dan Harrel, 1994).Sebagai contoh, Isenberg (1986) menyatakan bahwakeputusan anggota kelompok secara individual beradapada rata-rata dan cenderung moderat, diskusikelompok menghasilkan kecendrungan yang lebihekstrim dalam arah yang sama dengan keputusananggota kelompok secara individual.

Hasil penelitian tentang keputusan kelompokmenyatakan bahwa pengaruh framing akan menjadiekstrim untuk kelompok dibandingkan dengan individu.Paese dkk., (1993) menemukan bahwa jika frame yangsama disodorkan kepada subyek individu dankelompok, pengaruh framing menjadi lebih besar padakelompok daripada individu. Hasil penelitian Naim(1998) menemukan bahwa pengaruh framing lebih besarterhadap keputusan kelompok daripada individu ketikamenilai hasil-hasil yang sukses (successful outcomes),hasil penelitian ini konsiten dengan penelitianterdahulu.

Negative-frame dapat mendorong perilakucenderung untuk mengambil resiko dan positive-framemendorong perilaku menghindari risiko. Dalam kontekskeputusan investasi, informasi yang disajikan secaranegative-frame akan mempengaruhi peningkatanpreferensi risiko oleh individu, sedangkan kelompokdiprediksikan akan menunjukkan preferensi yang lebihbesar terhadap risiko daripada individu. Pada kondisipositive-frame, individu diperkirakan menunjukkanpenurunan preferensi terhadap risiko begitu jugadengan kelompok akan menunjukkan penurunanpreferensi atas risiko, interaksi ini dapat dilihat padaGambar 1.

Page 68: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

66

Jam STIE YKPN - Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Value

Losses Gains

Group’s Value Function: Less Slope (Less Risk) than Individual’s for gains

Individual’s Value Function

Individual’s Value Function

Group’s Value Function: Greater Slope (More Risk) than Individual’s for losses

Gambar 1Kurva S

Framing :

Fuzzy-trace Theory

Tipe Pembuat Keputusan : 1. Individu 2. Kelompok

Keputusan Investasi

Gambar 2Model Skematis Penelitian

Framing :

Sumber: Rutledge dan Harrel. 1998.

Page 69: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

67

Jam STIE YKPN -Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Secara ringkas, fuzzy-trace theorymengasumsikan individu lebih memilih untukmenggunakan alasan yang menyederhanakanpenyajian informasi (intisari). Maka, hipotesis padapenelitian ini adalah sebagai berikut :H1 : Menurut FTT, ketika penyajian informasi dalam

pembuatan keputusan dinyatakan dalam gain-domain/positif-frame, individu akan memilihkeputusan yang kurang berisiko (less-risky)daripada keputusan yang berisiko. Ketikapenyajian informasi dalam pembuatankeputusan dinyatakan dalam loss-domain/negative-frame, individu akan memilihkeputusan yang berisiko daripada keputusanyang kurang berisiko.

H2 : Menurut FTT, ketika penyajian informasi dalampembuatan keputusan dinyatakan dalam gain-domain/positif-frame, kelompok akan memilihkeputusan yang kurang beresiko (less-risky)daripada keputusan yang berisiko. Ketikapenyajian informasi dalam pembuatankeputusan dinyatakan dalam loss-domain/negative-frame, kelompok akan memilihkeputusan yang berisiko daripada keputusanyang kurang berisiko.

H3 : Menurut FTT, ketika penyajian informasi dalampembuatan keputusan dinyatakan dalam

gain- domain/positi f-frame ,keputusan kelompok kurang berisiko (less-risky) daripada keputusan individu.

H4 : Menurut FTT, ketika penyajian informasi dalampembuatan keputusan dinyatakan dalam loss-domain/negative-frame, keputusan kelompoklebih berisiko (more-risky) daripada keputusanindividu.

METODOLOGI PENELITIAN

Subyek Penelitian

Penelitian ini melibatkan 42 mahasiswa Semester I danII, Jurusan Akuntansi, Program Magister Sains, Uni-versitas Gadjah Mada. Menurut penelitian Gudono danHartadi (1998), mahasiswa diharapkan dapat mewakili

keadaan yang ada, karena mahasiswa tidak berbedasecara signifikan dengan para pelaku bisnis dalammenyelesaikan tugas pengambilan keputusan.

Berdasarkan 42 responden, 21 orang berjeniskelamin Pria, dan 21 Wanita. Rata-rata umur respondenadalah 29,2 tahun, dengan usia minimum adalah 23tahun sedangkan usia maksimum adalah 45 tahun. Datademografi lainnya adalah pengalaman kerja yangberhubungan dengan persepsi diri partisipan yangdisesuai dengan penelitian ini, dengan rata-rata 1.14tahun sedangkan pengalaman kerja maksimum adalah11 tahun dan minimum adalah 0.

Desain Penelitian

Eksperimen ini menggunakan within-subjects designdengan faktorial 2x2 (Tabel 1). Dua variabel independenyaitu framing dan tipe pembuat keputusan, sedangkanvariabel dependennya adalah keputusan investasi.Framing terdiri atas FTT (gain-domain/positive-frame)dan FTT (loss-domain/negative-frame). Tipekeputusan terdiri atas individu dan kelompok,sedangkan variabel dependennya adalah keputusaninvestasi

Tabel 1Desain Eksperimen 2 x 2

(Framing x Tipe Pembuat Keputusan)

Partisipan diproyeksikan sebagai corporatecontroler yang diminta memberikan saran/rekomendasikepada general manajer, perihal investasi peralatanuntuk mencegah pencemaran limbah. Eksperimen akandibagi menjadi dua tahap, masing-masing adalah: padatahap pertama, individu membuat keputusan investasi,kemudian pada tahap kedua, kelompok membuatkeputusan investasi seperti yang disajikan pada Tabel2 (lampiran).

FramingPositive Frame Negative Frame

Tipe PembuatKeputusan :

Individu Perlakuan 1 Perlakuan 2Kelompok Perlakuan 3 Perlakuan 4

Page 70: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

68

Jam STIE YKPN - Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahinstrumen yang dipakai dalam penelitian Chang et. al.,(2002) dan selanjutnya dikembangkan oleh peneliti.Kasus yang diberikan yaitu responden berperansebagai corporate controller pada suatuperusahaan. Eksperimen meminta responden untukmerekomendasikan pilihan kepada General Managertentang investasi berupa pembelian peralatan yang barudengan berpedoman pada pengumuman standarperlindungan lingkungan yang baru dikeluarkan olehpemerintah. Responden juga diminta menentukantingkat keyakinan atas pilihan mereka dan juga dapatmenulis komentar pada halaman yang telah disediakan.

Prosedur Eksperimen

Sebelum eksperimen dimulai peneliti menjelaskanterlebih dahulu akan pentingnya reponden untukmempersepsikan diri sebagaimana pada kasus yangdiberikan, masing-masing responden menerima imbalandari peneliti untuk penelitian ini. Eksperimen pertama,instrumen secara acak dibagikan kepada respondenkemudian disediakan waktu selama 10 menit untukmengisi instrumen yang diberikan, setelah membacakasus, responden menentukan pilihan atas option yangdiberikan, kemudian menentukan tingkat keyakinan ataspilihan mereka, setelah itu responden mengisi datademografi yang ada pada lembar terakhir kuesioner.

Pada eksperimen kedua, instrumen yang telahdinomori oleh peneliti dibagikan kepada responden,penomoran itu menentukan pembagian groupresponden, masing-masing responden dikelompokkandua sampai tiga orang dalam sebuah group/kelompok.Selama 15 menit waktu yang diberikan, sebelumresponden menentukan pilihan, mereka dimintaberdiskusi sesama angota dalam group, kemudianmembuat pilihan serta tingkat keyakinan akan pilihanmereka. Eksperimen ditutup dengan penjelasan daripeneliti akan maksud dari penelitian ini, pada sesi inimenimbulkan banyak pertanyaan dari responden, halini menunjukkan ketertarikan responden akanpenelitian ini.

Variabel Penelitian

Variabel independen dalam penelitian ini terdiridari framing dan tipe pembuat keputusan. Framingberkaitan dengan bagaimana cara suatu fakta atauinformasi diungkapkan (Tversky dan Kahneman, 1979,1981; Rutledge dan Harrel, 1994; Gudono dan Hartadi,1998). Dalam penelitian ini menggunakan fuzzy-tracetheory yang menjelaskan efek framing, yang diuji padagain-domain/positive-frame dan loss-domain/nega-tive frame. Tipe pembuat keputusan didefinisikansebagai pelaku dalam pembuatan keputusan investasi,yaitu secara individu atau secara kelompok. Kasus akandiselesaikan terlebih dahulu oleh individu, kemudiandiselesaikan secara kelompok.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalahkeputusan investasi, yang didefenisikan sebagai suatukondisi dimana partisipan diminta memberi rekomendasikepada general manager yang harus mengambilkeputusan investasi. Pengukuran rekomendasi inididasarkan pada hasil dari penyelesaian studi kasusyang dilakukan oleh partisipan, dalam bentuk pemilihanoption kemudian tingkat keyakinan atas pilihan darioption tersebut.

Metode Analisis Data

Pengujian Chi-Square dilakukan untuk melihat apakahterdapat perbedaan antara individu dan kelompok dalammemberikan rekomendasi atas option yang diberikan.Kemudian sebagai analisis tambahan, karena selaindiminta memberi rekomendasi, responden juga dimintauntuk memilih tingkat risiko atas rekomendasi yangmereka berikan. Peneliti menggunakan Analysis of Co-variance (ANCOVA), dengan opsi pilihan dariresponden sebagai variabel dependen, dan pilihanrisiko dari responden sebagai suatu covariate.

HASIL PENELITIAN

Pengujian H1 dilakukan untuk mengetahui apakah adaperbedaan keputusan yang dibuat oleh individu jikainformasi investasi disajikan dalam gain-domain/posi-tive-frame dan ketika informasi disajikan dalam loss-domain/negative-frame (lihat Tabel 3 lampiran)

Page 71: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

69

Jam STIE YKPN -Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Nampak pada tabel 3, ketika pilihan dinyatakandalam gain-domain/positive frame, dari 20 partisipanindividu, 16 partisipan memilih opsi A (kurang berisiko)dan sisanya 4 partisipan memilih opsi B (berisiko). Dapatdikatakan 80% individu memilih alternatif yang kurangberesiko (Opsi A) ketika informasi keputusan disajikandalam gain-domain/positive-frame.

Pada sisi lain ketika pilihan dinyatakan dalamloss-domain/negative-frame, dari 22 partisipan, 4(18.2%) partisipan memilih opsi A, dan 18 (81.8%)partisipan memilih opsi B. Dengan demikian, 81.8%individu memilih alternatif yang berisiko ketikainformasi keputusan disajikan dalam loss-domain/negative-frame. Hasil Chi-Square=16.050, p=0.000pada tabel 3-statistical test 1 menandakan adanyaperbedaan dalam pengambilan keputusan oleh individu,ketika informasi keputusan disajikan dalam gain-do-main/positive-frame dan loss-domain/negative-frame.Temuan ini mendukung H1. Pengujian H2 dilakukanuntuk mengetahui apakah ada perbedaan keputusanyang dibuat oleh kelompok jika informasi investasidisajikan dalam gain-domain/positive-frame dan ketikainformasi disajikan dalam loss-domain/negative-frame.

Hasil yang sama dengan individu jugaditunjukkan pada pengujian kelompok (tabel 3). Padagain-domain/frame-positif secara ekstrim 20 partisipan(100%) memilih opsi A (kurang beresiko), dan padaloss-domain/negative-frame 2 (9.1%) partisipanmemilih opsi A, dan 20 (90.9%) partisipan memilih opsiB. Hasil Chi-Square=34.711, p=0.000 pada tabel 3-sta-tistical test 1 menunjukkan adanya perbedaanpengambilan keputusan pada kelompok, ketikainformasi keputusan disajikan dalam gain-domain/positive-frame dan loss-domain/negative-frame. Hasilini mendukung H2 serta menunjukkan kemampuanfuzzy-trace theory dalam menjelaskan efek framing padapengambilan keputusan investasi.

Pengujian H3 dan H4 dilakukan untukmengetahui apakah ada perbedaan keputusan yangdibuat pada individu dan kelompok jika informasiinvestasi disajikan dalam gain-domain/positive-framedan ketika informasi disajikan dalam loss-domain/nega-tive-frame.

Hasil Chi-Square=4.444, p=0.035 yangditunjukkan pada tabel 3-statistical test 2,menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalampengambilan keputusan antara individu dan kelompok

ketika informasi keputusan disajikan dalam gain-do-main/positive-frame, yaitu keputusan kelompok akankurang berisiko dibanding keputusan kelompok.Temuan ini mendukung H3. Pada sisi lain, ketikainformasi keputusan disajikan dalam loss-domain/negative-frame tidak terdapat perbedaan antarakeputusan yang dibuat oleh individu maupunkelompok, hal ini dapat dilihat pada tabel 3-statisticaltest 2 dengan nilai Chi-Square=0.772, p=0.380. Temuanini menolak H4.

Analisis Tambahan

Fuzzy-trace theory menunjukkan bahwa jika pilihandapat disederhanakan, maka akan terdapat efek fram-ing (Chang et al., 2002). Hal tersebut juga diungkapkanoleh Wang (1996); Sickar dan Highouse (1998) yangmenemukan bahwa pemilihan risiko atau tingkatkeyakinan sama halnya dengan framing, jugamerupakan faktor yang berpengaruh dalampengambilan keputusan. Untuk membuktikan prediksifuzzy-trace theory ini maka dilakukan analisis tambahanmenggunakan ANCOVA, dengan memasukkan pilihanrisiko responden sebagai suatu covariate. Hasil yangditunjukkan dalam tabel 4 mendukung prediksi ini, yaitukeberadaan efek framing sekaligus menunjukkankemampuan Fuzzy-Trace Theory dalam menjelaskanefek framing. Hasil pada tabel 4 yaitu nilai p = 0.221untuk tingkat keyakinan dan p = 0.000 untuk pengaruhframing, menunjukkan bahwa pilihan tingkat risikoresponden dalam membuat keputusan bukanmerupakan faktor yang berpengaruh, tetapi sangatdipengaruhi oleh efek pembingkaian atau framing (lihattabel 4 lampiran).

Diskusi dan simpulan

Untuk menentukan teori manakah yang terbaik dalammenjelaskan efek framing di dalam pembuatan suatukeputusan yang terkait dengan akuntansi, dalam halini adalah akuntansi managerial, tentunya dibutuhkanpengujian yang jauh lebih spesifik. Penelitian iniberhasil menemukan kemampuan dari fuzzy-trace theorydalam menjelaskan efek framing baik pada individumaupun kelompok. Analisis tambahan denganmenggunakan ANCOVA manambah additional powerdalam menjelaskan hasil penemuan ini.

Page 72: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

70

Jam STIE YKPN - Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Pada perbedaan keputusan antara kelompok danindividu, ketika informasi disajikan dalam gain-do-main/positive-frame, hasilnya memperlihatkan bahwapengaruh framing menjadi lebih besar pada kelompokdaripada individu. Perbedaan ini menunjukkanterjadinya polarisasi kelompok. Hasil ini konsistendengan penelitian Paese et. al., (1993), Rutledge danHarrell (1994), dan Haryanto (2000). Namun ketikainformasi keputusan disajikan dalam loss-domain/negative-frame, perbedaan keputusan antara individudan kelompok tidak memperlihatkan adanya polarisasikelompok. Hasil ini berbeda dengan beberapapenelitian sebelumnya. Hal ini bisa disebabkan olehdesign penelitian dengan menggunakan within-sub-jects design, sehingga memungkinkan adanya halo ef-fect yang dapat mempengaruhi sensitivitas partisipanketika kasus diberikan lagi pada kelompok. Bowditchdan Buono (1990) serta Seamon et. al., (2002),mengungkapkan bahwa pemberian informasi secaraberulang-ulang (repetition) memang bisamempengaruhi persepsi sesorang dan perilakunya.

Ada keterbatasan yang perlu diungkapkan padapenelitian ini. Oleh karena ini adalah sebuah eksperimensehingga validitas eksternal penelitian ini sangatterbatas, ditambah lagi kasus yang diberikan tidakbersifat umum yaitu mengenai pengendalian polusiterhadap lingkungan, yang merupakan masalah yangbelum menjadi perhatian pada negara ini.

Keterbatasan tersebut di atas dapat menjadiacuan dalam penelitian di masa mendatang, dan sebagaitambahan riset di masa mendatang juga dapat lebihmenyediakan metode yang lebih baik denganmembandingkan secara langsung kemampuan Pros-pect theory dan Fuzzy-trace theory, termasukpenggunaan between-subjects design untukmenghindari adanya halo effect. Begitu juga denganinstrumen yang digunakan dapat mengunakan kasusyang berbeda, kasus pengenaan denda pada penelitianini mungkin akan berbeda jika memakai kasus yanglainnya.

REFERENSI

Anthony, R.N. and V. Govindarajan, 2001. Man-agement Control Systems, 10th Ed. Bos-ton: McGraw-Hill.

Arkes, H. 1991. Costs and benefits of judgmenterrors. Psychological Bulletin 110: 486-498.

Ashton, R H. and A. H. Ashton. 1995. Perspec-tives on judgment and decision-makingresearch In accounting and auditing. InJudgment and Decision-Making Re-search in Accounting and Auditing.Edited by R. H. Ashton, and A. H.Ashton New York. NY: Cambridge Uni-versity Press.

Bazerman M.H. 1984. The Relevance ofKahmeman and Tversky’s Concept of

Framing to Organizational Behavior.Journal of Management 10: 333-343.

Biyanto, Frasto. 2001. Hubungan PembingkaianInformasi Anggaran, Tanggungjawab,dan Pengalaman terhadap PilihanKeputusan pada Investasi Berisiko. TesisPasca Sarjana UGM.

Bowditch, J.L. and A.F. Buono. 1990. A Primeron Organizational Behavior. Singapore:John Wiley & Sons.

Brown, R. 1965. Social Psychology (New York.NY: Free Press of Glencoe).

Christensen, Larry B. 1988. Experimental Meth-odology. 4th Ed. Allyn and Bacon

Chang Janie C., Yen, Sin-Hui, and Duh, Rong-Ruey. 2002. An Empirical Examination of

Page 73: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

71

Jam STIE YKPN -Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Competing Theories to Explain theFramung Effect in Accounting-RelatedDecisions. Behavioural Research In Ac-counting 14: 35-64

Emby, C. and D. Finley. 1997. Debiasing framingeffects in auditors’ internal control judg-ments and testing decisions. Contem-porary Account-ing Research 14: 55-57.

Friedman. M.. and L. J. Savage. 1948. The utilityanalysis of choices involving risks.Journal of Political Economy 56: 279-304.

Gudono dan Hartadi. 1998. Apakah TeoriProspek Tepat untuk Kasus Indonesia?:Sebuah Replikasi Penelitian Tversky danKahneman. Jurnal Riset Akuntansi In-donesia, 1(1): 29-42.

Haryanto. 2000. Pengaruh Framing dan JabatanMengenai Informasi Investasi padaKeputusan Individu-Kelompok: SuatuEksperimen Semu. Tesis Pasca SarjanaUGM

Hofstede, G. and M.H. Bond. 1988. TheConfucius Connection: From CulturalRoots to Economic Growth. Organiza-tional Dynamics. pp. 5-21

lsenberg, D .J., 1986. Group Polarization: A Criti-cal Review and Meta-Analysis. Journalof Personality and Social Psychology(June): 1141-1151.

Johnson. P. E., K. Jamal, and R. G. Berryman.1991. Effects of framing on auditor deci-sions. Organizational Behavior andHuman Decision Processes 50: 75- 105.

Kahneman, D. and A. Tversky. 1979. ProspectTheory: An Analysis of Decision Un-der Risk. Econometrica 47 (2): 263-291.

Klaczynski, P. A., and G. Narasimham. 1998. Rep-resentations as mediators of ado-lescentdeductive reasoning. DevelopmentalPsychology 34: 865-881.

Kuhberger, A. 1998. The influence of framingon risky decisions: A meta-analy-sis. Or-ganizational Behavior and Human De-cision Processes 75: 23-55.

___________, 1995. The framing of decisions:A new look at old problems. Organiza-tional Behaviour and Human DecisionProcesses 32: 230-240

Levin, I. P., S. L. Schneider, and G. J. Gaeth. 1998.All frames are not created equal: A ty-pology and critical analysis of framingeffects. Or-ganizational Behavior andHuman Decision Processes 76: 149-188.

Libby, R. and J. Luft. 1993. Determinant of Judg-ment Performance in Accounting Set-ting: Ability, Knowledge, Motivation,and Environment. Accounting Organi-zation and Society: 425-450.

Li. S. 1998. Can the conditions governing theframing effect be deter-mined? Journalof Economic Psychology 19: 133-153.

Mandel, David R. 2001. Gain-Loss Framing andChoice: Separating Outcome Formula-tions from Descriptor Formulations. Or-ganizational Behavior and Human De-cision Processes Vol. 85, No. 1, May, pp.56–76, 2001

Myers, D. G., and H. Lamm. 1976, ‘The GroupPolarization Phenomena,”Psy-chological Bulletin 83, pp. 602—627.

Moscovici. S. and M. Zavallon. 1969, ‘The Groupas A Polarizer of Attitudes,” Journal of

Page 74: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

72

Jam STIE YKPN - Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Personality and Social Psychology 12,pp. 125—135.

Naim, Ainun.1998. Individual and Group Per-formance Evaluation Decision: A Test

on An Interaction Between Outcome In-formation and Group Polarization.Jurnal RisetAkuntansi Indonesia, 1(1):67-83.

O’Clock, P., and K. Devine. 1995. An Investiga-tion of framing and firm size on theauditor’s going concern decision. Ac-counting and Busi-ness Research 25: 197—207.

Paese, P. W., M. Bieser, and M.E. Tubbs. 1993.Framing Effects and Choice Shifts inGroup Decision Making. Organiza-tional Behavior and Human DecisionProcesses. 56: 149-165.

Reyna. V. F., and C. J. Brainerd. 1990. Fuzzy pro-cessing In transitivity development. An-nual of Operations Research 23: 37-63.

__________., and C. J. Brainerd. 199la. Fuzzy-trace theory and framing effects Inchoice: Gist extraction, truncation, andconversion. Journal of Be-havioralDecision Making 4: 249-262.

__________., and C. J. Brainerd. 199lb. Fuzzy-trace theory and children’s acquistionof mathematical and scientific concepts.Learning and Individual Dif-ferences 3:27-59.

__________., and S. C. Ellis. 1994. Fuzzy-tracetheory and framing effects in chlldrensrisky decision making. PsychologicalScience 5:275-279.

__________., and C. J. Brainerd. 1995. Fuzzy-trace theory: An interim syn-thesis.Learning and Individual Differences7:1-75.

Rutledge. R. W. and A.M. Harrell. 1994. TheImpact of Responsibility and Framingof Budgetary Information on GroupShifts. Behavioral Research in Ac-counting. 6: 93-109.

_____________. 1995. The ability to moder-ate recency effects through framing ofmanagement accounting information.Journal of Managerial Issues VII: 27-40.

Schultz, J.J. and P.M.J. Reckers, 1981. The Im-pact of Group Processing on SelectedAudit Disclosure Decisions. Journal ofAccounting Research 19: 482-501.

Schneider, S. L. 1992. Framing and conflict: As-piration level contin-gency, the statusquo, and current theories of riskychoice. Journal of Experimental Psy-chology: Learning, Memory, and Cog-nition 18:1040-1057.

Seamon, John G., Luo, Chun R., Schwartz,Michael A., 2002. Repetition can havesimilar or different effects on accurateand false recognition. Journal ofMemory and Language. Feb 2002

Sekaran, U. 2000. Research Methods for Busi-ness—A Skill Building Approach.Third Edition. John Wiley & Sons Inc.

Sickar, M.J., and S. Highhouse. 1998. Lookingcloser at the effects of framing on riskychoice: An item response theory analy-sis. Organizational Behavior and Hu-man Decision Processes 75: 75-91.

Page 75: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

73

Jam STIE YKPN -Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Solomon, 1. 1982. Probability Assessment ByIndividual Auditor and Audit Teams: AnEmpirical Investigation. Journal of Ac-counting Research. 20: 689-710.

Stone, E. R., F. Yates, and A. M. Parker. 1994.Risk communication: Absolute versus

relative expressions of low-probabilityrisks. Organi-zational Behavior andHuman Decision Processes 60: 387-408.

Stoner, J. A. F. 1961, “A Comparison of Indi-vidual and Group Decisions In-volvingRisk.” Unpublished thesis (Massachu-setts Institute of Tech-nology. SloanSchool of Management.

Trotman, K. T., P.W. Yetton, and I.R. Zimmer.1982. Individual and Group Judgment

of Internal Control System. Journal ofAccounting Research 21:289-292.

Tversky, A. and D. Kahneman. 1981. The Fram-ing of Decision and The Psychology ofChoice. Science Volume 211(30): 453-458.

Wang, X. T., 1996. Framing effects: Dynamicsand task domain. Organiza-tional Be-havior and Human Decision Processes68: 145-157.

Wallach, M. A., N. Kogan, and D. D. Bem. 1964,“Diffusion of Responsibility and Levelof Risk Taking in Groups,” Journal ofAbnormal and Social Psychology 6911964), pp. 263—274.

Whyte, G. 1989. Groupthink Reconsidered.Academy of Management Review 14 :40-56.

Footnotes:

2) Risky shiftadalah pergeseran keputusan yang dibuat olehpembuat keputusan ketika membuat keputusansecara individual dan ebagai anggota kelompok(keputusan kelompok). Istilah “risky shifts“seringkali disebut dengan istilah “group-inducedshift“ atau “group shift“ (Rutledge dan Harrel,1994).

Page 76: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

74

Jam STIE YKPN - Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Group & Kriteria

1 a Partisipan diproyeksikan sebagai corporate controlIndividu yang diminta memberi rekomendasi kepadaFraming General Manager dalam memilih dua option peralatanPositif

b Informasi investasi yang diberikan disajikan dalamgain-domain/positive-frame yaitu adanya potensi menyelamatkan denda beberapa ratus jutarupiah, jika membeli peralatan option A

2 a Partisipan diproyeksikan sebagai corporate controlIndividu yang diminta memberi rekomendasi kepadaFraming General Manager dalam memilih dua option peralatanNegatif

b Informasi investasi yang diberikan disajikan dalamloss-domain/negative-frame yaitu adanya potensi terkena denda beberapa ratus juta rupiahjika membeli peralatan option A

3 a Partisipan diproyeksikan sebagai kelompokKelompok corporate control yang diminta memberi rekomendasi Framing kepada General Manager dalam memilih Positif dua option peralatan

b Informasi investasi yang diberikan disajikan dalamgain-domain/positive-frame yaitu adanya potensi menyelamatkan denda beberapa ratus jutarupiah, jika membeli peralatan option A

4 a Partisipan diproyeksikan sebagai kelompokKelompok corporate control yang diminta memberi rekomendasi Framing kepada General Manager dalam memilih Negatif dua option peralatan

b Informasi investasi yang diberikan disajikan dalamloss-domain/negative-frame yaitu adanya potensi terkena denda beberapa ratus juta rupiahjika membeli peralatan option A

Tabel 2Desain Eksperimen

Perlakuan

Page 77: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

75

Jam STIE YKPN -Amril Arifin Pengaruh Framing ......

Certain Risky Certain RiskyOption Option Option Option

Individu 16 (80%) 4 (20%) 4 (18.2%) 18 (81.8%) 16.050 0.000

Kelompok 20 (100%) 0 (0%) 2 (9.1%) 20 (90.9%) 34.711 0.000

Statistical Test 2Cross Tabulations

Chi-Square

p

Tabel 3

Chi-Square p

4.444 0.772

Cross TabulationsStatistical Test 1

Fuzzy-TraceTheoryJumlah (Persentase) dari Subjek (Individu dan Kelompok)

yang memilih masing-masing Alternatif dalam Eksperimen 1 dan 2

0.035 0.380

FramingPositive Negative

Fuzzy-Trace Theory

Source Mean Square df F p

Risk Preference (Tingkat Keyakinan) 0.648 1 1.523 0.221

Framing (FTT) 45.820 1 107.642 0.000

Tabel 4

ANCOVA

Page 78: JAM Vol 14 No 2 Agustus 2003.pdf - WEBSITE STIE · PDF fileDirektur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen ... perusahaan untuk membayar atau menghapus deviden ... biaya komisi untuk

KEBIJAKAN EDITORIALJurnal Akuntansi & Manajemen

Format Penulisan

1. Naskah adalah hasil karya penulis yang belum pernah dipublikasikan di media lain.2. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris yang baik dan benar.3. Naskah diketik di atas kertas ukuran kwarto (8.5 x 11 inch.) dengan jarak 2 spasi pada satu permukaan dan

diberi nomor untuk setiap halaman.4. Naskah ditulis dengan menggunakan batas margin minimal 1 inch untuk margin atas, bawah, dan kedua sisi.5. Halaman pertama harus memuat judul, nama penulis (lengkap dengan gelar kesarjanaan yang disandang),

dan beberapa keterangan mengenai naskah dan penulis yang perlu disampaikan (dianjurkan dalam bentukfootnote).

6. Naskah sebaiknya diawali dengan penulisan abstraksi berbahasa Indonesia untuk naskah berbahasa Inggris,dan abstraksi berbahasa Inggris untuk naskah berbahasa Indonesia. Abstraksi berisi keyword mengenaitopik bahasan, metode, dan penemuan.

7. Penulisan yang mengacu pada suatu referensi tertentu diharuskan mencantumkan bodynote dalam tandakurung dengan urutan penulis (nama belakang), tahun, dan nomor halaman. Contoh penulisan:a Satu referensi:

(Kotler 1997, 125)b. Dua referensi atau lebih:

(Kotler & Armstrong 1994, 120; Stanton 1993, 321)c. Lebih dari satu referensi untuk penulis yang sama pada tahun terbitan yang sama:

(Jones 1995a, 225) atau (Jones 1995b, 336; Freeman 1992a, 235)d. Nama pengarang telah disebutkan dalam naskah:

(Kotler (1997, 125) menyatakan bahwa .......e. Referensi institusi:

(AICPA Cohen Commission Report, 1995) atau (BPS Statistik Indonesia, 1995)8. Daftar pustaka disusun menurut abjad nama penulis tanpa nomor urut. Contoh penulisan daftar pustaka:

Kotler, Philip and Gary Armstrong, Principles of Marketing, Seventh Edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.,1996

Indriantoro, Nur. “Sistem Informasi Strategik; Dampak Teknologi Informasi terhadap Organisasi dan KeunggulanKompetitif.”KOMPAK No. 9, Februari 1996; 12-27.

Yetton, Philip W., Kim D. Johnston, and Jane F. Craig.”Computer-Aided Architects: A Case Study of IT andStrategic Change.”Sloan Management Review (Summer 1994): 57-67.

Paliwoda, Stan. The Essence of International Marketing. UK: Prentice-Hall, Ince., 1994.

Prosedur Penerbitan

1. Naskah dikirim dalam bentuk print-out untuk direview oleh Editors JAM.2. Editing terhadap naskah hanya akan dilakukan apabila penulis mengikuti kebijakan editorial di atas.3. Naskah yang sudah diterima/disetujui akan dimintakan file naskah dalam bentuk disket kepada penulis

untuk dimasukkan dalam penerbitan JAM.4. Koresponden mengenai proses editing dilakukan dengan Managing Editor5. Pendapat yang dinyatakan dalam jurnal ini sepenuhnya pendapat pribadi, tidak mencerminkan pendapat

redaksi atau penerbit.Surat menyurat mengenai permohonan ijin untuk menerbitkan kembali ataumenterjemahkan artikel dan sebagainya dapat dialamatkan ke Editorial Secretary.