jakarta food security summit 5 - katadata
TRANSCRIPT
Direktur Utama Bank BRI
Jakarta, 25 September 2020
BEI
Jakarta Food Security Summit – 5Kamar Dagang & Industri Indonesia (KADIN)
INDONESIA TO TAP DOMESTIC MARKET“Pemulihan Ekonomi Nasional untuk Mendukung Ketahanan Pangandan Meningkatkan Kesejahteraan Petani, Peternak & Nelayan”
Jakarta, 18 November 2020
SunarsoDirektur Utama Bank BRI
42
,8
42
,5
41
,7
40
,8
40
,8
40
,1
38
,3 39
,7
38
,7
38
,139
,9
37
,9
36
,5
35
,2
34
,6
33
,2
31
,7
31
,9
30
,5
29
,5
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah (Jt, Orang) Share (%) 13,9
13,513,4 13,4 13,3
13,5 13,5
13,2
12,812,7
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
…Share Sektor Pertanian terhadapPDB mengalami Penurunan, hingga pada 2019 mencapai
12,9%......
…sebanyak 38,1 juta atau 29,5% angkatan kerja Indonesia berada di Sektor
Pertanian…..
Share Sektor Pertanian Terhadap ProdukDomestik Bruto (PDB,%) (2010-2019)
Angkatan Kerja di Sektor Pertanian(2010-2019)
Sumber: SPI dan Internal
*Sektor Pertanian (Agricultures, Hunting, Forestry, Fisher)
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
OC
T-
09
NO
V-
09
DE
C-
09
JA
N-
10
FE
B-
10
MA
R-
10
AP
R-
10
MA
Y-
10
JU
N-
10
JU
L-
10
AU
G-
10
SE
P-
10
OC
T-
10
NO
V-
10
DE
C-
10
JA
N-
11
FE
B-
11
MA
R-
11
AP
R-
11
MA
Y-
11
JU
N-
11
JU
L-
11
AU
G-
11
SE
P-
11
OC
T-
11
NO
V-
11
DE
C-
11
JA
N-
12
FE
B-
12
MA
R-
12
AP
R-
12
MA
Y-
12
JU
N-
12
JU
L-
12
AU
G-
12
SE
P-
12
OC
T-
12
NO
V-
12
DE
C-
12
JA
N-
13
FE
B-
13
MA
R-
13
AP
R-
13
MA
Y-
13
JU
N-
13
JU
L-
13
AU
G-
13
SE
P-
13
OC
T-
13
NO
V-
13
DE
C-
13
JA
N-
14
FE
B-
14
MA
R-
14
AP
R-
14
MA
Y-
14
JU
N-
14
JU
L-
14
AU
G-
14
SE
P-
14
OC
T-
14
NO
V-
14
DE
C-
14
JA
N-
15
FE
B-
15
MA
R-
15
AP
R-
15
MA
Y-
15
JU
N-
15
JU
L-
15
AU
G-
15
SE
P-
15
OC
T-
15
NO
V-
15
DE
C-
15
JA
N-
16
FE
B-
16
MA
R-
16
AP
R-
16
MA
Y-
16
JU
N-
16
JU
L-
16
AU
G-
16
SE
P-
16
OC
T-
16
NO
V-
16
DE
C-
16
JA
N-
17
FE
B-
17
MA
R-
17
AP
R-
17
MA
Y-
17
JU
N-
17
JU
L-
17
AU
G-
17
SE
P-
17
OC
T-
17
NO
V-
17
DE
C-
17
JA
N-
18
FE
B-
18
MA
R-
18
AP
R-
18
MA
Y-
18
JU
N-
18
JU
L-
18
AU
G-
18
SE
P-
18
OC
T-
18
NO
V-
18
DE
C-
18
JA
N-
19
FE
B-
19
MA
R-
19
AP
R-
19
MA
Y-
19
JU
N-
19
JU
L-
19
AU
G-
19
SE
P-
19
OC
T-
19
NO
V-
19
DE
C-
19
JA
N-
20
FE
B-
20
MA
R-
20
AP
R-
20
ME
I-
20
JU
N-
20
JU
L-
20
AG
T-
20
SE
P-
20
OK
T-
20
(Oktober 2020 : 102,25)
102,25
This is a sample text. Insert your desired text here. This is a
sample text. Insert your desired text here.
Peningkatan yield per hektar menjadi pendorong utama meningkatnya produksi beras, berasal dari
meningkatnya mekanisasi dan perbaikan yield benih01
This is a sample text. Insert your desired text here. This is a
sample text. Insert your desired text here.
Dari segi area panen, data menunjukkan angka yang meningkat terutama di Indonesia yang meningkat paling tinggi di 18 tahun
terakhir sebesar 1,2% menjadi 14.2 juta hektar diikuti oleh Thailand yang meningkat 0,9% menjadi 11,4 juta hektar.02
Source: FAO, OECD, World Bank
• Produktivitas negara-negara penghasil beras utama
4,3
1,9
2,8
1,7
2,8 2,6
5,2
2,9
3,8
2,2
4,3
3,5
-
1,0
2,0
3,0
4,0
5,0
6,0
Tiongkok India Indonesia Thailand Vietnam Dunia
(ton/ha panen)
2000 2008 2018 2028F
• Luas areal panen beras negara-penghasil beras utama dan dunia.
Source: FAO-OECD Agriculture Outlook
30,0
44,7
11,8 9,9
7,7
29,5
45,2
14,2 11,4
7,4
-
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
35,0
40,0
45,0
50,0
Tiongkok India Indonesia Thailand Vietnam
(Juta hektar)
2000 2008 2018 2028F
• Source: FAO, OECD, World Bank
• Neraca beras negara-negara penghasil beras utama
2,1 1,6
(1,3)
6,8
3,2
(0,6)
(3,3)
16,2
(0,5)
11,8
7,9
0,0
(5,0)
-
5,0
10,0
15,0
20,0
Tiongkok India Indonesia Thailand Vietnam Dunia
(Juta ton)
2000 2008 2018 2028F
Thailand dan Vietnam memiliki luas areal di bawah Indonesia, namun dapat menjadi eksportir beras karena memiliki jumlah
penduduk (konsumsi) yang lebih sedikit dari total produksi03This is a sample text. Insert your desired text here. This is a
sample text. Insert your desired text here.
This is a sample text. Insert your desired text here. This is a
sample text. Insert your desired text here.
Rata-rata penghasilan petani maksimal tanpa
memperhitungkan BTK sejumlah Rp. 1,8 jt/bulan,
masih dibawah rata-rata UMR Nasional pada tahun
2017 yang berada di Rp. 2,7 jt/bulan
01
This is a sample text. Insert your desired text here. This is a
sample text. Insert your desired text here.
Biaya terbesar untuk pertanian beras adalah:
a. Tenaga kerja (46,8% dari total biaya)
b. Sewa lahan (25,6% dari total biaya)
02
Penghasilan rata-rata Petani Padi per hektar masih di bawah UMR Nasional
SUMATERA
1.183,82 m2KALIMANTAN
2.437,41 m2
JAWA
1.466,88 m2 BALI & NUSA TENGGARA
1.753,10 m2
SULAWESI
2.157,52 m2
MALUKU
401,17 m2
PAPUA
5382,17 m2
Petani di Indonesia rata-rata memiliki sawah jauh di bawah 1 hektar
Source: bps.go.id (tahun 2018)
1. Kejelasan Tata Ruang
Nasional
(Darat dan Laut)
3. Pola Pengusahaan
Pertanian
2. Infrastruktur
8. Forecasting Monitoring
Neraca Produksi & Stock
Notional
9. Industri Berbasis
Pertanian
7. Aspek Keuangan
(komersial/subsidi)
6. Supply Chain
Management
Strategi
Pembangunan
Pertanian yang
Visioner dan
Integratif
4. Kelembagaan
Pertanian
5. Riset & Teknologi
tepat guna
Untuk Jangka Panjang strategi pembangunan pertanian harus
visioner dan integratif.
Visoner: Strategi pertanian tidak hanya untuk rentang waktu 1
tahunan atau 5 tahunan. Bila diperlukan blue print strategi
pembangunan pertanian minimal hingga 50 tahun yang akan
datang, dengan pertimbangan aspek – aspek, antara lain:
A. Aspek Demografi (proyeksi jumlah penduduk, rata-rata IQ
yang dituju, rata-rata tinggi badan, kualitas hidup)
B. Aspek Daya Saing Tenaga Kerja.
C. Pola Konsumsi dan Jenis Makanan Masyarakat
D. Strategi Produksi Pangan
E. Pola Perubahan Pertanian Pangan /(Mempertahankan
Mozaik Farming yag kurang efisien / Corporate farming /
Integrasi korporasi dan individu)
F. Sistem Logistik Pertanian
G. Neraca Pangan Nasional
H. Industri Berbasis Produk Pertanian
Untuk mewujudkan Strategi yang visoner maka harus dilakukan
secara Terintegrasi antara Sistem pertanian nasional dengan
sistem pendukung lainnya (Integratif) termasuk dengan
Kementerian atau Kelembagaan terkait.
Source: Bulog
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian:Tiga Pilar Ketahanan Pangan Bulog
Semakin Melebarnya Perbedaan Harga Beras Domestik dan Global
Source: OECD
Distribusi beras harus berasal dari penyerapan gabah hasil panen petani dan CBP harusdijaga
•CBP perlu dijaga minimal 2,5 juta ton (per Mei 2020 1,4 juta ton), untuk mengantisipasiketahanan pahan nasional selama minimal 1 bulan.
•Tidak dapat mengandalkan mekanisme pasar secara penuh, dan tetap diperlukan intervensinegara terutama pada saat penurunan harga di musim panen dan selama peningkatan hargadi musim kemarau
Inpres No. 5/2015 oleh Pemerintah diperlukan penyempurnaan
•Instrumen dan mekanisme kebijakan untuk pengadaan gabah dan beras dapat dilakukanpenyempurnaan; terutama karena produksi beras dan pola konsumsi berbeda antar daerahdan budaya.
•Kebijakan harus mampu meningkatkan kualitas pangan dengan cara memberikan rujukanharga yang berbeda berdasarkan tingkat kualitas yang berbeda.
Pengelolaan CBP harus menjadi lebih fleksibel
•CBP seharusnya didasarkan pada kebutuhan cadangan minimum bukan berdasarkanketersediaan anggaran.
•Anggaran dapat ditransfer dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah melalui Dana AlokasiKhusus (DAK), sehingga dapat disesuaikan untuk masing – masing daerah melalui APBD.
Bulog berperan penting untk menjaga stabilitas harga melalui stock Cadangan Beras Pemerintah (CBP)
Harga beras nasional vs internasional tahun 2006
Source: LPEM FEB UI
Kebijakan impor beras harus didukung oleh validitas data yang akurat
Key Takeaways
• Overestimasi data beras dapat menyebabkan pemerintah mengambilkebijakan yang salah dalam menentukan impor beras.
• Impor beras sempat dilarang pada tahun 2005, kemudian laranganini diperpanjang hingga akhir tahun 2006, karena pemerintah merasastok beras masih cukup.
• Kemudian hal ini digunakan sebagai dasar spekulasi para pedagangberas untuk menimbun beras, sehingga stok beras semakin langka.
• Terjadi kenaikan harga beras sebesar 27% dalam setahun, dan 10.4%setelah keputusan pemerintah untuk menunda impor beras.
2 metode untuk meningkatkan validitas data areal lahan pertanian
1• Metode subjektif yang memerlukan judgement dari petani atau ahli.
• Petani akan menentukan tingkat rasio tanam tertentu untuk menghitung luas lahan yang
telah ditanam.
• Metode ini cenderung menghasilkan data yang overestimate agar luas panen terlihat
lebih besar.
• Namun, metode ini pernah digunakan di negara maju karena pola tanam yang seragam
dan sistem pertanian yang mekanis.
EYE SAMPLING
2• Metode objektif yang menggunakan perangkat teknologi dan kaidah statistik yang
terstandarisasi.
• Metode ini telah digunakan oleh BPS sejak tahun 2018 dengan menggunakan teknologi
satelit untuk menentukan titik sampel lahan yang akan diuji.
• Hasil yang diperoleh lebih merefleksikan keadaan nyata, tidak overestimate
• Namun, metode ini memerlukan peralatan teknologi yang lengkap dan juga jaringan
internet yang mencukupi. Tantangannya ada pada daerah-daerah terpencil di Indonesia
yang masih kesulitan mengakses sinyal internet.
KERANGKA SAMPLE AREA
TRADITIONAL FARMING
LAND SCARCITYFUTURISTIC FARMING
PERTANIAN PRESISI
TECHNOLOGY DISRUPTION
• Produktivitas rendah
• Membutuhkan lahanyang luas
• Intensifikasi per
satuan luas dan
satuan waktu
• Input & Output yang presisi.
• Agro-digital urban farming
• Bio-Technology Farming
• Lab-grown Food
12
3
• Pada tahun 2017, MPP nasional untuk beras adalah 25.35% yang dikontribusi oleh distributor (11.83%) dan pedagang eceran (12.09%). Kemudian, pada tahun 2018, MPP nasionalturun menjadi 20.83% yang disumbang oleh pedagang grosir (7.72%) dan pedagang eceran (12.17%). Terjadi pergeseran penyumbang MPP nasional terbesar dari distributor kepedagang grosir.
• Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan proporsi stok beras yang dijual ke sesama pelaku distribusi dari 75% menjadi 54% untuk distributor. Namun, sebaliknya stok beras yangdijual ke sesama pelaku distribusi dari pedagang grosir meningkat dari 52% menjadi 70%.
• Disamping itu, jumlah rantai distribusi juga menentukan tingkat MPP yang ada di daerah. Semakin banyak rantai distribusi maka MPP akan meningkat.
• Struktur pasar oligopoli antara grosir (penjual) dan pedagang eceran (pembeli), dan juga oligopsoni antara pedagang pengepul (penjual) dan pedagang grosir (pembeli) jugamempengaruhi besarnya MPP di pedagang grosir.
• Diperlukan adanya inovasi untuk memotong rantai distribusi misalnya melalui e-commerce
Rantai distribusi yang relatif panjang menyebabkan Margin Perdagangan dan Pengangkutan (MPP) masih tinggi
0
5
10
15
20
25
30
DK
I Jak
arta
Jaw
a Te
nga
h
Kep
ula
uan
Ria
u
Jaw
a B
arat
Kal
iman
tan
Tim
ur
Sum
ater
a B
arat
Ria
u
Jam
bi
Kal
iman
tan
Uta
ra
Ace
h
DI Y
ogy
akar
ta
Kep
ula
uan
Ban
gka
Bel
itu
ng
Sula
wes
i Ten
ggar
a
Pap
ua
Bar
at
Mal
uku
Uta
ra
Bal
i
Lam
pu
ng
Ban
ten
Mal
uku
Pap
ua
Kal
iman
tan
Ten
gah
Nu
sa T
engg
ara
Bar
at
Sula
wes
i Ten
gah
Kal
iman
tan
Bar
at
Sula
wes
i Sel
atan
Sula
wes
i Uta
ra
Jaw
a Ti
mu
r
Sum
ater
a U
tara
Sum
ater
a Se
lata
n
Sula
wes
i Bar
at
Go
ron
talo
Nu
sa T
engg
ara
Tim
ur
Ben
gku
lu
Kal
iman
tan
Sel
atan
Source: BPS
Untuk meningkatkan demand dan mempercepat hilirisasi industri, penggunaan teknologi melalui platform e-commerce menjadi solusi, diimbangi peningkatan diversifikasi produk pangan dan transfer teknologi dan pengetahuan bagi petani.
• Source: PangananDotCom, Shopee
• Interface Website TaniFund• Interface Website TaniHub
• Interface Website PangananDotCom pada Shopee
• Pengembangan agregator bisnis yang memungkinkan pembelian langsung
dari petani menggunakan e-commerce;
• Pendalaman industri atau menambah nilai komoditas pangan, down-
streaming dan diversifikasi produk pangan,
• Pemanfaatan produk sampingan dari industri pengolahan makanan, seperti
dedak dan produk olahan komoditas pangan lainnya;
• Diversifikasi konsumsi makanan dengan mendorong insentif kebijakan
pangan lokal dan transfer teknologi untuk pemrosesan makanan lokal lebih
lanjut, dan
• Pemanfaatan kearifan lokal untuk penambahan nilai makanan,
pengembangan industri kuliner dan peningkatan gizi masyarakat, dan
pengembangan UMKM serta kewirausahaan pedesaan.
Source: TaniHub Source: TaniFund
This is a sample text. Insert your desired text
here. This is a sample text.
Investasi keStartup Fintech
Channeling P2P Lending denganStartup Fintech
Penyaluran Kredit
Pertanian per Sub Sektor(Rp Triliun)
Total Penyaluran kredit pertanian sebesar
Rp 137,9 triliun terdistribusi ke dalam
sub sektor pertanian, perikanan dan
perternakan. Komposisi sub sektor
pertanian sebesar 82,4%
Total Penyaluran KUR s.d Sept 2020
sebesar Rp 90,10 triliun dengan
distribusi ke sektor pertanian (incl.
perikanan) sebesar Rp 30,5 triliun
atau 34%
Catatan: Data per 30 September 2020
7,65
113,7
16,56
Perikanan Pertanian Peternakan
Rp 137,9 T
Penyaluran KUR BRI
Rp 90,10 T
32%
2%
12%
40%
14%
Pertanian Perikanan Industri Pengolahan Perdagangan Jasa lainnya