iut akhmad said h1c110038
DESCRIPTION
IUTTRANSCRIPT
Ilmu Ukur Tambang 2014
1.1. Pengertian Ilmu Ukur Tambang
Istilah survei biasanya dirancukan dengan istilah observasi dalam
pengertian sehari-hari. Pada hal kedua istilah tersebut mempunyai pengertian
yang berbeda, walaupun keduanya merupakan kegiatan yang saling
berhubungan. Menurut kamus Webster, pengertian survei adalah suatu kondisi
tertentu yang menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orang – orang
yang bertanggung jawab atau yang tertarik.
Menurut Singarimbun (1991, p.3) survei yaitu “penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data yang pokok”. Sedangkan menurut suhermin (dalam blognya
suhermin.blogspot.com) survei adalah aktivitas untuk mengestimasi sesuatu
(seperti : jumlah orang, persepsi atau pesan-pesan tertentu).
Dari berbagai devinisi tentang survei tersebut di atas dapat di simpulkan
bahwa survei merupakan suatu aktivitas atau kegiatan penelitian yang dilakukan
untuk mendapatkan suatu kepastian informasi (seperti : jumlah orang, persepsi
atau pesan-pesan tertentu), dengan cara mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok.
Survei tambang atau biasa disebut dengan ilmu ukur tambang telah
dilakukan sejak zaman dulu. Pada proses penggalian benda-benda purbakala
membuktikan bahwa zaman dulu orang sudah menggunakan metode survei
bawah tanah meskipun masih sederhana.
Penemuan pertama survei bawah tanah berasal dari Hero da Alexandria
(abad 1 SM). Alat yang dipakai Hero dinamakan dengan Diopter yang sekarang
disebut dengan teodolit sederhana. Hasil karyanya memuat tentang orientasi
bawah tanah dengan menggunakan dua buah tali unting-unting dan metode
pemecahan beberapa masalah pengukuran. Dengan ditemukannya kompas
magnetik, merupakan era baru bagi teknik orientasi survei bawah tanah.
Buku-buku tentang survei bawah tanah dan survei tambang pada
umumnya baru terbit pada abad 18 di Rusia. The First Fundamentals of
Metallurgy and Mining oleh Mikhail Lomonosov, ilmuwan terkenal telah
dipublikasikan pada tahun 1763. Bab V dalam bukunya Mine Measurements
Akhmad Said Page 1H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
membahas masalah survei tambang. Lomonosov, seperti halnya Agricola,
menyarankan penggunaan kompas gantung dan setengah busur lingkaran.
Dalam industri pertambangan menurut survei pemetaan yang lebih
akurat, tidak lagi seperti peta lama yang dihasilkan dari pengukuran dengan
kompas yang kasar. Teodolit dan sipat datar dibuat pertama kali pada
pertengahan abad 18. Pada saat itu geometri analit telah digunakan juga untuk
penyelesaian masalah survei.
Seorang Rusia, Prof. Olyshev dan seorang Jerman Prof Weisbach adalah
pemuka tentang ilmu pengukuran pada zamannya. Hal ini penting untuk diingat
karena akhir-akhir ini survei petambangan terus berkembang seiring dengan
jejak yang dirintis oleh kedua orang tersebut diatas. Prinsip tetap sama hanya
peralatan yang digunakan sekarang sudah semakin canggih.
1.2. Kegunaan Ilmu Ukur Tambang
Kegunaan dari mempelajari mata kuliah ilmu ukur tambang ini adalah
sebagai berikut:
1. Menyajikan secara grafis (rencana atau bagian dari rencana) pekerjaan
pertambangan dan sebagai gambaran penyebaran bahan galian serta struktur
kenampakan muka bumi.
2. Memecahkan berbagai macam permasalahan dalam ilmu ukur tambang
seperti eksplorasi, eksploitasi dan kontruksi.
3. Mengetahui kemajuan arah penggalian serta besar tonase penggalian.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam ilmu ukur tambang adalah
sebagai berikut:
1. Pembacaan sudut vertikal atau horisontal, benang silang, pita ukur dan lain-
lain sangat diperlukan.
2. Daerah pengukuran yang dilakukan pengukuran tidak terlalu sulit agar pada
saat pemasangan instrumen dapat dilakukan maupun pada saat pengukuran.
3. Menggunakan plumbobs dengan tali penggantungnya pada titik station
sehingga untuk penetapannya tidak sulit daripada pengukuran permukaan.
Akhmad Said Page 2H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
1.3. Ilmu Ukur Tambang pada Tambang Bawah Tanah
Ilmu ukur tambang pada tambang bawah tanah (Underground Surveying)
adalah suatu kegiatan kerja yang harus dilakukan dalam beberapa pekerjaan
tambang bawah tanah untuk mengetahui dan memperoleh data tentang
kedudukan lubang bukaan terhadap peta topography yang ada, gambaran lubang-
lubang tambang (peta tambang dan kemajuan arah penggalian serta besar tonase
penggalian didalam stope.
Peta ukur tambang ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan daerah
kerja tambang dengan batas daerah pertambangan, sehingga dapat diperoleh
suatu keterangan untuk menetapkan arah penggalian lebih lanjut, untuk
menghitung berapa besar material (ore) yang telah digali dan kemungkinan
berapa banyak ore yang akan digali, jugauntuk memperoleh data dari daerah
kerja tambang menurut grafik yang mungkin dibuat, apabila diadakan suatu
penambahan kerja yang effisien. Survey ukur tambang ini juga dapat mengetahui
pit limit dari penambangan.
1.4. Metode Pengukuran Ilmu Ukur Tambang
1. Pembacaan Sudut Horizontal
Secara definisi sudut horizontal adalah merupakan sudut yang
dibentuk oleh selisih dari dua arah. Besaran Sudut dapat ditentukan dari
selisih pembacaan skala lingkaran yang terdapat pada arah yang berbeda
tersebut, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Pengukuran satu
sudut terdiri dari empat cara yaitu:
a. Pengukuran sudut tunggal
Sudut tunggal merupakan satu sudut yang terbentuk dari dua
arah. Pengukuran dilakukan dengan sekali pembacaan skala lingkaran
terhadap masing-masing arah.
b. Pengukuran sudut seri rangkap
Akhmad Said Page 3H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
Pengukuran sudut horizontal dilakukan dua kali terhadap sudut
tunggal dalam keadaan teropong pada keadaan biasa (B) dan luar biasa
(LB).
c. Pengukuran sudut repetisi
Pengukuran sudut repetesi adalah merupakan pengukuran sudut
tunggal yang dilakukan berulang kali dengan penguncian bacaan skala
tertentu terhadap arah yang pertama.
d. Pengukuran sudut reiterasi
Cara Reiterasi adalah pengukuran sudut tunggal dengan cara
repetisi (pengulangan) dengan penambahan suatu sudut tertentu pada
skala pembacaan skala horizontal.
Kemudian ada juga melakukan pengukuran dengan beberapa cara
sebagai berikut:
a. Pembacaan Langsung
Teleskop disetel di belakang sasaran Dengan plat pada nol
menggunakan penjepit bawah, kemudian teleskop dibalik ke depan
sasaran menggunakan penjepit atas sehingga sudut terbaca. Instrumen
terbagi dr 0-360 Dengan arah ke kanan diukur searah jarum jam.
b. Defleksi
Teleskop di set di belakang sasaran Dengan posisi jarum pada
titik nol menggunakan penjepit bwh kemudian teleskop dibalik ke
depan sasaran menggunakan penjepit atas dan vernier akan terbaca.
Instrumen terbagi dr 0-180 pada akhir. Sudut yang terbaca merupakan
sudut defleksi/deviasi dari titik tembak ke kiri/kanan dari salah satu titik
akhir.
c. Dengan Bearing
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran Dengan piringan
yang telah disetel pada benang terakhir subjek yang terbaca pada
stasiun sebelumnya menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalik ke
Akhmad Said Page 4H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek
tembakan terbaca pada piringan. Instrumen terbagi dalam beberapa
kuadran seperti sebuah kompas Dengan titik 0 pada U-S dan titik 90
pada T-B.
d. Dengan Azimuth
Teleskop dibalik dan diset di belakang sasaran dengan setting
piringan pada azimuth terakhir subjek seperti pembacaan dari station
sebelumnya dengan menggunakan penjepit bawah, teleskop dibalikan
ke sasaran tembakan menggunakan penjepit atas dan bearing subjek
tembakan terbaca dari piringan. Instrumen terbagi dr 0-360 ke arah
kanan/searah jarum jam. Sesudah mengambil FS piringan yang ada
dikiri dijepit dan dengan menggunakan posisi seperti ini tanpa seting
ulang kecuali harus melaksanakan pengambilan BS pada station
berikutnya.
e. Dengan Repetisi
Teleskop yang berada pada posisi normal diset ke belakang
sasaran dengan piringan pada posisi nol memakai penjepit bawah,
kemudian tanpa loncatan dibalik kedepan sasaran tembakan
menggunakan penjepit atas dan sudut terbaca dari piringan tambang
dicatat, selanjutnya tanpa diset ulang pembacaan 2 dilakukan.
Pembacaan sudut dpt diulang pada saat pembacaan ke 2 kapan saja
diinginkan. Vernier dibaca pada akhir pengukuran dan sudut ini berbeda
nomor repetisinya, dimana sudut antara subjek sudut terakhir harus
sesuai dengan setting pertama. Instrumen terdiri dr 0-360 ke arah kanan.
2. Bearing
Suatu sudut yang diukur ke kiri/kanan antara garis utara, selatan
dengan titik tertentu.
3. Azimuth
Suatu sudut yang diukur dari titik utara ke suatu titik tertentu
menurut arah jarum jam. Pembacaan sudut vertikal sudut vertikal didapat
Akhmad Said Page 5H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
dengan menghubungkan jarak miring peta untuk menentukan jarak
horizontal dan vertikal antara pojok - pojok pada akhir pencatatan. Sudut
vertikal diukur langsung dimana sudut yang ada diatas/bawah garis
horizontal diukur hanya 1 kali.
Arah Utara dalam suatu peta merupakan informasi penting untuk
mempelajari situasi peta dengan cara menyesuaikan arah Utara peta dengan
arah Utara di lapangan, sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
menentukan arah-arah lainnya.
Arah Utara peta (Utara grid/grid north, dan Utara kisi) adalah arah
Utara yang sejajar arah Utara sumbu Y dari sistim koordinat siku-siku dua
dimensi (Sistem Koordinat Cartesian).
Azimuth Peta adalah sudut mendatar yang dimulai dari sumbu Y dan
diakhiri pada ujung garis yang menghubungkan antara dua titik (yang akan
diukur azimuth petanya) dan besarnya ditunjukkan oleh angka pembacaan
busur derajat yang diperoleh.
Penentuan azimuth peta ini dapat dilaksanakan dengan dua cara:
a. Menghitung azimuth peta dari dua titik di peta yang diketahui koordinat
gridnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan azimuth peta dengan
ketelitian sampai detik dan digunakan untuk penentuan azimuth awal
atau akhir dari pengukuran poligon.
b. Pengukuran menggunakan busur derajat. Penentuan azimuth dua titik
dapat dilakukan dengan pengukuran langsung menggunakan busur
derajat dimana sudut yang diukur antara Utara peta dengan arah garis
antara dua titik.
Azimuth geografi adalah sudut mendatar yang dimulai dari meridian
(yang melalui titik yang akan diukur azimuthnya) berputar ke kanan (searah
jarum jam dan diakhiri pada ujung garis yang menghubungkan antara dua
titik (yang akan diukur azimuth geografinya). Penentuan azimuth geografi
suatu garis dengan pengamatan matahari adalah mengukur azimuth matahari
dari titik pengamat (P) dan mengikatkan azimuth matahari ke azimuth
Akhmad Said Page 6H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
sasaran dipermukaan bumi dengan cara mengukur sudut horizontal antara
arah matahari dan arah titik sasaran, yang akan ditentukan azimuthnya.
1.5. Peralatan Yang digunakan dalam survei atau ukur tambang
Peralatan dari surveyor tambang umumnya berbeda dari yang
dipergunakan untuk pekerjaan dipermukaan hanya sedikit modifikasi,
sebagaimana yang telah disebutkan dalam pendahuluan. Sebetulnya, peralatan
survey yang sederhana biasanya dapat memuaskan digunakan pada bawah tanah.
Dengan kata lain, jika intrumen khusus di desain untuk pekerjaan bawah tanah
dapat digunakan, pekerjaan lebih sesuai dan lebih cepat selesainya.
Perkembangan dari instrumen pengukuran tambang telah secara luas
lebih meningkat beberapa tahun. Hal itu sungguh-sungguh dibahas sejak berapa
abad yang lalu saat pertama kali instrument dibuat. (Scott, 1898,1899, 1903 ;
Davis. 1900, p. 803 ; Hoskold, 1901, 1904 ; Withers ; 1956) Di masa modern
mereka kembali menyempurnakannya.
Laporan singkat pembahasan dari instrument dan peralatan dikehendaki
untuk latihan pada pengukuran tambang. Memberikan fakta bahwa surveyor
tambang adalah sangat sering engineer tambang dan oleh karena itu variasi dari
kewajiban umum engineer untuk menyelenggarakan semua peralatan cukup
untuk latihan permukaan (surface) dan bawah tanah (underground) termasuk
didalamnya.
1. Transit (Instrument)
Perbedaan prinsip antara sebutan instrument biasa dan instrument
tambang adalah bahwa mempunyai batas/akhir, dibuat tahan terhadap air dan
debu, dan dilengkapi dengan full vertical circle, dengan kunci. Beberapa
instrumen dari luar negeri memiliki penghalus yang tinggi dan lensa mata
serta alat pengatur micrometer untuk Shaft Plumbing. (Cooke, 1925, p.402).
a. Tipe Instrument
Instruments tambang dibuat oleh Perusahaan America sangat
memuaskan untuk dipergunakan pada survey bawah tanah (underground
Akhmad Said Page 7H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
survey) dan survey permukaan (surface survey) biasanya dihadapkan
pada engineer tambang. Untuk semua pekerjaan biasa skala Horizontal
diperlukan ketelitian sampai 1 menit. Gambar 2.1a dan 2.1b
menunjukkan ketepatan. Jika pengukuran menggunakan system
triangulasi, ketelitian pembacaan dikehendaki 30 detik atau kurang.
Gambar 1.1 Piringan dan skala putar yang sesuai untuk instrument tambang
(Keuffel & Esser
Gambar 1.2
Akhmad Said Page 8H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
Tipe Instrument Optik (3600)
Gambar 1.3 Tipe Instrument Pengukuran Tambang
(a : Keuffel & Esser ; b : Gurley ; c : Berger )
Akhmad Said Page 9H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
Gambar 1.4 Tipe Instrument Optik
(a: Theodolith (Keffel & Esser) ; b: Thedolith (Wild Heerbrugg) ; c: Instrument (Lietz )
Gambar 1.5 di bawah ini menunjukkan penyetelan kaki Tripod,
harus terjamin/terkunci setelah semua kaki lurus (dalam keadaan stabil,
kuat dan aman ) bukan penyetelan untuk satu kaki. Jika pembuatan
tepat, tipe dari tripod ini adalah sangat memuaskan untuk semua kecuali
mungkin lebih banyak pekerjaan yang lebih tepat.
Gambar 1.5 Penyetelan tripod
b. Perawatan dari Instrument Tambang
Karena instrument digunakan dibawah tanah maka instrument
tambang memerlukan perawatan yang lebih daripada instrument yang
dipergunakan di permukaan. Jalan lintasan tambang di bawah permukaan
seringkali sangat terbatas ukurannya. Harus diperhatikan, Oleh karena itu
latihan agar instrument tidak terbentur, khususnya sejak seringnya
transportasi keluar dari box. Prosedur yang aman dalam perawatan
instrument adalah jangan membawa instrument dengan diapit, selain itu
permukaan yang sangat basah dan berdebu yang biasanya dijumpai di
Akhmad Said Page 10H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
bawah tanah. Oleh karena itu, setelah instrument selesai digunakan harus
dikeringkan dan dibersihkan dari pengaruh air dan debu. Dalam
perawatan jangan sampai menggores lensa. Jika instrument yang
digunakan tidak tahan terhadap air dan debu maka akan memerlukan
waktu interval frekuensi pembersih dan ketelitian dalam pembersihan.
2. Level (Sipat Datar)
Banyak engineer lebih suka menentukan elevasi bawah tanah dengan
menggunakan perbedaan ketinggian, dimana dalam praktek sering tidak
mengikuti teorinya. Hal tersebut menyebabkan perlu untuk menarik garis
ketinggian. Untuk tujuan ini biasanya digunakan Dumpy level lebih
memberikan kepuasan. Setelah persiapan ketinggian, instrument secara
otomatis langsung melihat garis ketinggian.
Gambar 1.6 Dumpy Level (Keuffel & Esser)
Akhmad Said Page 11H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
Gambar 1.7 Zeiss Self-Levelling Level (Keuffel & Esser)
a. Rod (Rambu)
Untuk pekerjaan bawah tanah, karena ruangan yang terbatas maka
rambu ukur yang digunakan harus lebih pendek dari tinggi lubang bukaan
(lebih pendek dari yang dipergunakan di permukaan). Biasanya digunakan
rambu yang berukuran panjang 5 sampai dengan 6.5 ft dan dapat
diperpanjang sampai 9 atau 12 ft. Pembacaan dengan menggunakan rambu
pola Philadelphia yang ditunjukkan pada gambar 1.8 dimana tiap foot
diberi tanda merah yang berguna dan lebih mudah membacanya.
Gambar 1.8Level Rod (Keuffel & Esser)
1.6. Kompas
Untuk survey daerah yang terbatas, ada dua tipe kompas yang lazim
digunakan yaitu : kompas ayun dan tali (String Hanging) seperti yang terlihat
pada gambar 1.9, digunakan pada lubang bukaan atau pada vein yang tipis dan
tidak beraturan. Gambar 1.10 menunjukkan Kompas Brunton.
Akhmad Said Page 12H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
Gambar 1.9Kompas Ayun dan Tali (Keuffel & Esser)
Gambar 1.10Kompas Brunton (Keuffel & Esser)
1.7. Pita Ukur atau Meteran
Pita Ukur yang digunakan pada pekerjaan bawah tanah berbeda dengan
pita ukur yang dipergunakan pada pengukuran dipermukaan. Ada tiga jenis pita
ukur :
a) Pita ukur baja ukuran 200 ft x 3/8 in dengan skala ukur digulung
dipergunakan untuk setting stasiun ukur dan melakuknan pekerjaan dengan
teliti.
Akhmad Said Page 13H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
b) Pita ukur 300-400 ft dengan skla ditandai setiap 5-10 ft dipergunakan untuk
pengukuran dipermukaan.
c) Pita Ukur 6-8 ft dipergunakan untuk pengukuran offset, tinggi instrument (HI)
dan Tinggi Penembakan (HS).
Untuk pekerjaan yang tidak memerlukan keakuratan seperti pada
pengukuran stope atau pekerjaan pada hancuran batuan dan untuk pekerjaan
geologi dipergunakan pita ukuran tenun (anyaman) metallic, dengan skala ukur
sampai sampai puluhan feet.
1.
2.
Gambar 1.11Pita Ukur
1.8. Unting-unting ( Plumb Bob )
Gambar 1.12 Dibawah ini menunjukkan tipe unting-unting (plum Bob)
yang dipergunakan pada pekerjaan tambang bawah tanah.
Akhmad Said Page 14H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
Gambar 1.12Plumb Bob
1.9. Lampu Penerangan
Sebagian besar tambang yang berskala besar menggunakan lampu listrik
bertenaga battery alkaline atau acid asam termasuk juga tambang batubara.
Adapun beberapa kerugiannya yaitu :
1. Lampu battery lebih berat dari lampu karbit, sebaiknya memiliki ikat
pinggang extra untuk tempat battery.
2. Lampu battery harus diisi setiap hari tetapi surveyor masih membutuhkan
lampu karbit saat mereka bekerja di daerah terpencil yang jauh dari jaringan
listrik.
1.10. Kaca Pembesar ( Reading Glass )
Kaca Pembesar yang sering dipergunakan ditunjukkan pada gambar
1.13 dibawah ini. Kaca Pembesar ini menggunakan lensa berdiameter 1 inch
dan berbingkai kuning serta memiliki pembesaran sampai dengan 5 kali.
1.11. Station dan pengait (Spad)3. Station dan pengait ( Spad )
Penempatan station bawah tanah biasanya di atap terowongan.
Pembuatan lubangnya dengan dibor baik menggunakan bor tangan maupun
bor mesin. Penyumbat kayu dimasukkan kedalam lubang tersebut dan sering
pula lubang tempat memasukkan kayu digunakan lubang pemboran bekas
peledakan.
Akhmad Said Page 15H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
Gambar 1.13Penggunaan Pengait
4. Tempat Peralatan ( Equipment Pack ) dan Peralatan Kantor
1.12. Tempat Peralatan (Equipment Pack) dan Peralatan Kantor
Tempat peralatan seharusnya berisi :
a). Sebuah pita ukur baja ukuran 200 ft
b). Sebuah pita ukur anyaman metallic 100 ft
c) Small ax
d) Single Jack ( alat bor ) dan alat bor kecil ( diameter 1 inch )
e) Beberapa unting-unting atau Plumb Bob
f) Tali Plumb Bob Extra
g) Beberapa alat untuk menutup sambungan dengan saluran compressor.
h) Beberapa tongkat pancang ( lihat gambar 2.17h )
i) Kotak yang berisi pengait dan mata sekrup
j) Beberapa paku
k) Beberapa tali menila panjang yang panjangnya 10 ft ¼ Inch
l) Kain katun tipis
Akhmad Said Page 16H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
1.13. Istilah-istilah yang harus dipahami dalam ilmu ukur tambang
1. Pengertian Sudut
Dalam ilmu ukur tambang, ada beberapa istilah sudut yang harus
dipahami dan dimengerti, yaitu :
a) Bearing
Bearing didefinisikan sebagai sudut yang diukur dari arah kanan atau
kiri diantara garis Utara-Selatan ke titik yang diinginkan. Besarnya nilai
dari bearing adalah 900 yang diukur dari arah Nort-East, North-West, Soth-
East, dan South-West. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut
ini :
North
NW Bearing SE Bearing
West East
SW Bearing SE Bearing
Akhmad Said Page 17H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
South
Gambar 1.14Bearing
Dari gambar di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1) Northeast (NE) bearing adalah pengukuran sudut dari arah kanan (East)
ke arah utara (besarnya maksimum 900).
1) NorthWest (NW) bearing adalah pengukuran sudut dari arah kiri (West)
ke arah utara (besarnya maksimum 900).
2) Southeast (SE) bearing adalah pengukuran sudut dari arah kanan (East)
ke arah Selatan (besarnya maksimum 900).
3) SouthWest (SW) bearing adalah pengukuran sudut dari arah kiri (West)
ke arah Selatan (besarnya maksimum 900).
b) Azimuth
Azimuth didefinisikan sebagai sudut yang diukur secara menerus,
dari titik Utara atau titik Selatan (Bernilai 00) sebagai acuannya, yang
diukur searah dengan arah jarum jam (ke kanan), yang besarnya sudut
maksimal adalah 3600. Titik awal dari pengukuran Azimuth ini dapat
dimulai dari arah Utara sebagai titik yang bernilai 00 atau arah Selatan
sebagai titik yang bernilai 00.
1) Pengukuran Azimuth dengan titik awal pada arah Utara
Pengukuran sudut dengan titik awal arah utara, dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
North (00/3600)
4
1
D D’ C
B A=A’
Akhmad Said Page 18H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
West (2700) East (900)
X
C’ B’
3 South (1800) 2 A,B,C,D = Azimuth Angles A’,B’,C’,D’ = Corresponding Bearing Angles
Gambar 1.15Azimuth Dengan Arah Pengukuran Dari Utara
Dari gambar diatas, kita dapat melihat bahwa Sudut A
mempunyai nilai kurang dari 900 ; sudut B mempunyai nilai lebih besar
dari 900 tetapi kurang dari 1800 ; sudut C mempunyai nilai lebih besar
dari 1800 tetapi kurang dari 2700 ; dan sudut D mempunyai nilai lebih
besar dari 2700 tetapi kurang dari 3600. Sudut 3600 membawa kita
kembali ke arah Utara (North) atau azimuth 00. Perlu diingat bahwa
definisi dari azimuth diukur searah dengan arah jarum jam dan bernilai
3600.
2) Pengukuran Azimuth dengan titik awal pada arah Selatan
Pada dasarnya pengukuran azimuth dengan titik awal pada
arah Selatan sama dengan pengukuran azimuth dengan titik awal pada
arah Utara, hanya saja berbeda pada letak nilai 00-nya. Dimana nilai 00
pada pengukuran dengan titik awal pada arah Selatan terletak pada titik
Selatan.
Akhmad Said Page 19H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
Istilah –istilah lubang bukaan
1 Shaft adalah lubang bukaan vertikal atau disebut juga dengan sumuran.
2 Tunnel ( Terowongan ) adalah lubang bukaan mendatar atau sedikit miring yang
dibuat di dalam tanah dan menembus dikedua lereng gunung.
3 Adit ( Terowongan Buntu ) adalah lubang bukaan mendatar atau hampir
mendatar yang menghubungkan tambang bawah tanah dengan permukaan bumi
dan hanya menembus di sebelah kaki bukit saja.
4 Cros Cut ( Terowongan Silang ) adalah lubang bukaan mendatar atau sedikit
miring yang dibuat di bawah tanah dan arahnya memotong urat bijih ( vein )
yang akan di tambang. Biasanya berada pada posisi tegak lurus dengan jurus
atau strike dari vein tersebut.
5 Drift ( Terowongan Jurus ) adalah lubang bukaan mendatar atau sedikit miring
yang dibuat di bawah tanah dan arahnya sejajar sejajar dengan urat bijih ( vein )
yang akan ditambang.
6 Level adalah lubang bukaan mendatar atau sedikit miring yang digali di bawah
tanah dengan jarak yang teratur dan berhubungan langsung dengan shaft. Level
Akhmad Said Page 20H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
biasnya diberi nomor sesuai dengan lataknya dari permukaan tanah atau
ketinggiannya.
7 Winze adalah lubang bukaan yang digali dari dasar/ lantai lubang bukaan ke arah
bawah yang fungsinya untuk menghubungkan level satu dengan level yang
lainnya.
8 Raise adalah lubang bukaan yang digali dari atap lubang bukaan ke arah atas
yang fungsinya untuk menghubungkan level satu dengan level yang lainnya.
9 Inclined shaft adalah shaft yang di buat miring atau sumuran miring.
ISTILAH – ISTILAH DALAM PENGUKURAN
1. BM : Bench Mark
2. BS : Backsight Station
3. FS/SO : Foresight Station/ Station Oreintation
4. HA : Horizontal angle
5. HD : Horizontal Distance
6. HI : Height of Instrument
7. HP/ HS : Height of Point/ Height of Shot = Target height
8. IS : Instrument Station
9. L : Left
10. R : Right
11. SD : Slope Distance
12. TP : Turning Point
13. VA : Vertical Angle
14. VD : Vertical Distance
Akhmad Said Page 21H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
15. SO (Stake Out) : Menentukan posisi titik yang diinginkan (koordinat
diketahui, tapi posisi titik di lapangan belum diketahui)
16. Centering : kegiatan menghorizontalkan instrument sebelum melakukan
penembakan, bias juga disebut Levelling
17. Tilt : proses selanjutnya dari centering
18. Out of range : Alat tidak bias menangkap target karena posisi alat tidak
horizontal (tidak center)
19. Point (Pt.) : titik yang diukur
20. Comm. Out : Mentransfer data hasil pengukuran ke komputer
Station Orientation ada 3, yaitu Backsight, Station Coordinate (tempat alat berdiri),
dan foresight station. Hubungan antara ketiganya dijelaskan dengan gambar berikut
ini.
Cara Menentukan Backsight Station
1. By Coordinate
Memasukkan data koordinat yang diketahui
2. By Angle
Jika koordinat tidak diketahui, pengutaraan menggunakan alat kompas/sunto,
kemudian titik diukur dengan jarak (distance) dan angle (sudut) tertentu.
Akhmad Said Page 22H1C110038
Ilmu Ukur Tambang 2014
DAFTAR PUSTAKA
Anobim. 2014. Ilmu Ukur Tambang. http://iptekduniapertambangan.blogspot. com/2011/12/ilmu-ukur-tambang.html (diakses tanggal 25 Maret 2014 pukul 21.15 WITA)
Anonim. 2014. Ilmu Ukur Tambang. http://www.scribd.com (diakses tanggal 25 Maret 2014 pukul 21.05 WITA)
Anonim. 2014. Sejarah Ilmu Ukur Tambang. http://www.scribd. com . (diakses pada tanggal 25 Maret 2014 pukul 20.51 WITA)
Akhmad Said Page 23H1C110038