its undergraduate 16586 2206100040 paper
TRANSCRIPT
-
8/16/2019 ITS Undergraduate 16586 2206100040 Paper
1/8
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Studi Pembangunan PLTU 2x60 MW di Kabupaten Pulang Pisau
Kalimantan Tengah Dalam Kaitannya Dengan Krisis Energi
Kalimantan Tengah
Alvin Andituahta Singarimbun – 2206 100 040
Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh NopemberKampus ITS, Keputih - Sukolilo, Surabaya – 60111
Email : [email protected]
AbstrakSetiap tahun pertumbuhan penduduk selalu membuat
dampak pada kelistrikan.Dampak yang paling nyata ialah pertumbuhan kebutuhan energi listrik di daerah suatu
daerah. Dengan bertambahnya penduduk di suatu daerah,maka secara langsung akan menambah jumlah pelanggan
listrik di daerah tersebut dan juga juga terjadi
perkembangan di berbagai sektor, termasuk industri. Olehkarena itu pembangunan pembangkit baru juga
diperlukan demi penyediaan energi listrik yang memadai. Namun di daerah Kalimantan Tengah pertambahan penduduk tidak diimbangi dengan pertambahan jumlah
pembangkit yang ada. Keadaan umur pembangkiteksisting yang sudah tua serta adanya ketergantunganterhadap minyak bumi sebagai bahan bakar pembangkitmengakibatkan krisis energi listrik. Oleh karena itudengan dibangunnya PLTU Pulang Pisau2x60,diharapkan dapat mengatasi krisis energi listrik yang
terjadi saat ini.
Kata kunci : Kebutuhan Energi Listrik, PLTU,Kalimantan Tengah
1. PENDAHULUAN
Propinsi Kalimantan Tengah merupakan salah satu propinsi yang mengalami masalah dengan penyediaanenergi listrik.Di propinsi ini, kebutuhan energi listrik
penduduknya mencapai 170 MW tetapi keadaan pembangkit-pembangkit listriknya yang tidak memadaiuntuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut.
Ketidakmampuan ini disebabkan pembangkit-pembangkityang digunakan di Kalimantan Tengah kebanyakanadalah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) yang
berdaya kecil dan telah menjalani proses operasi yangcukup lama sehingga tidak bisa bekerja dengan baik lagi.Hal ini menyebabkan Kalimantan Tengah mengalamikrisis energi yang ditandai dengan seringnya pemadaman
bergilir di wilayah ini.Untuk mengatasi masalah krisis energi tersebut maka
dilakukanlah sistem interkoneksi antara propinsiKalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.Interkoneksiini dilakukan karena propinsi Kalimantan Selatan telah
memiliki PLTU Asam-Asam yang berdaya 2x60MW.Dengan adanya PLTU Asam-Asam ini diharapakanmampu memasok energi listrik bagi kedua propinsi,
Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Namun pada kenyataannya, sistem interkoneksi antaraKalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah belum bisa
menuntaskan masalah krisis energi untuk wilayah
Kalimantan Tengah sendiri karena keadaan PLTU Asam-Asam yang akhir-akhir ini tidak bisa bekerja secaramaksimal.
Oleh karena itu, untuk menyelesaikan masalahmengenai energi listrik ini maka direncanakanlah
pembangunan PLTU Batubara berdaya 2x60 MW di
Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah.Pemilihan pembangkit berjenis PLTU ini didasarkan
atas alasan bahwa pembangkit jenis ini memiliki dayakeluaran yang besar, lebih besar daripada daya keluaranPLTD, serta keberadaan bahan bakarnya (Batubara) yang
bisa didapatkan dengan mudah di Kalimantan Tengah
karena di propinsi ini ditemukan beberapa lokasi yangmemiliki potensi batubara yang baik dan telah dilakukan
penambangan. Oleh karena itu, pembangunan PLTU
Batubara di propinsi Kalimantan Tengah ini dianggapsebagai investasi yang menguntungkan.
2. TEORI PENUNJANG
2.1 Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang akandibangun merupakan PLTU berkapasitas 2x60 MW yangmenggunakan bahan bakar batubara. Batubara ini dibakar
untuk membangkitkan panas dan uap pada boiler . Uaptersebut kemudian dipakai untuk memutar turbin yangdikopelkan langsung dengan sebuah generator sinkron.
Setelah melewati turbin, uap yang bertekanan dan bertemperatur tinggi tadi muncul menjadi uap bertekanandan bertemperatur rendah. Panas yang disadap olehkondensor menyebabkan uap berubah menjadi air yangkemudian dipompakan kembali menuju boiler . Sisa panas
yang dibuang oleh kondensor mencapai setengah jumlah panas semula yang masuk. Hal ini menyebabkan efisiensiPLTU hanya sekitar 30%.
2.2 Metode Peramalan Kebutuhan Listrik
Peramalan kebutuhan listrik merupakan suatu cara
untuk memperhitungkan perkiraan kebutuhan listrik ditahun yang akan datang. Peramalan ini dapat dilakukandengan berbagai cara antara lain dengan metode regresi
linear berganda dan metode DKL 3.01.Metode regresi linear berganda adalah suatu metode
dengan menggunakan model matematika, di mana
terdapat suatu variabel Y yang dicari dengan
memperhatikan beberapa variabel X yang dikalikandengan koefisien-koefisiennya. Hasil-hasil dari regresi
-
8/16/2019 ITS Undergraduate 16586 2206100040 Paper
2/8
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
linear berganda ini akan menghasilkan grafik lurus yang
terus naik berdasarkan sumbu mendatar.Sedangkan metode DKL 3.01 merupakan metode
yang merupakan model peramalan yang dikembangkan
oleh PLN. Metode peramalan ini digunakan untukmenyusun perkiraan dengan model sektoral yaitu metodegabungan antara kecenderungan ekonometris dan analitis.
Perkiraan kebutuhan tenaga listrik model sektoraldigunakan untuk menyusun perkiraan kebutuhan tenagalistrik pada tingkat wilayah. Pendekatan yang digunakan
dalam menghitung kebutuhan listrik adalah denganmengelompokkan pelanggan menjadi lima sektor yaitusektor rumah tangga, sektor bisnis, sektor publik, dan
sektor industri.
2.3 Aspek Ekonomi Pembangkit
Tiap pembangkit listrik mempunyai harga energilistrik yang berbeda-beda yang besarnya bervariasitergantung pada biaya pembangunan, perawatan dan
biaya operasi dari pembangkit listrik tersebut. Secara
umum harga energi yang dihasilkan suatu pembangkitlistrik dihitung dengan parameter-parameter yang
diperlukan, yaitu :1. Biaya pembangkitan per kW2. Biaya pengoperasian per kWh
3. Biaya perawatan per kWh4. Suku bunga5. Depresiasi
6. Umur operasi7. Daya yang dibangkitkan
Dengan parameter-parameter seperti yang
tesebut di atas, maka dapat dihitung harga energi listriktiap kWh yang dibangkitkan oleh suatu pembangkit
tenaga listrik.Tinjauan opsi energi dari aspek ekonomi pada pembahasan ini didasarkan atas biaya modal pembangkitan yang dikeluarkan dalam pemanfaatanenergi alternatif menjadi energi listrik, yaitu biaya
pembangkitan dan harga energi. Metode perhitunganyang digunakan adalah metoda perhitungan biaya
pembangkitan tahunan, terdiri dari tiga komponen biaya,
yaitu:1. Biaya investasi modal (capital cost)2. Biaya bahan bakar (fuel cost)3. Biaya operasi dan perawatan (O&M cost)
2.4 Analisa Investasi
Sebelum suatu proyek dilaksanakan perlu dilakukananalisa dari investasi tersebut sehingga akan diketahuikelayakan suatu proyek dilihat dari sisi ekonomi
investasi. Ada beberapa metode penilaian proyekinvestasi, yaitu:a. Net Present Value (NPV)
Jika nilai NVP positif, maka investasi layakdilaksanakan dan jika nilai NVP bernilai negativ investasitidak layak dilaksanakan.
b. Internal Rate of Return (IRR)
Proyek layak diterima apabila IRR lebih besar darisuku bunga di bank dan tidak layak dilaksanakan apabila
nilai IRR lebih kecil atau sama dengan suku bunga.
c. Benefit Cost Ratio
Benefit Cost Ratio adalah persentase pertumbuhankeuntungan selama setahun, yang dapat dicari
berdasarkan keuntungan pada tahun tersebut.
Investasi
(tahun t)BennefitBCR =
d. Payback Periode
Payback periode adalah lama waktu yang dibutuhkanagar nilai investasi yang dinvestasikan dapat kembalidengan utuh.
CIFanual
Costinvestment PP =
3. KEADAAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN
TENGAH
3.1 Posisi Geografis Propinsi Kalimantan Tengah
Gambar 3.1 Peta Propinsi Kalimantan Tengah
Propinsi Kalimantan Tengah secara geografis terletakdi daerah khatulistiwa, yaitu 0°45 LU, 3°30 LS, 111 ° BT
dan 116° BT.Batas-batas wilayah dari propinsi Kalimantan Tengah
adalah sebagai berikut:
• Utara: Propinsi Kalimantan Timur, PropinsiKalimantan Barat
• Timur: Propinsi Kalimantan Timur, PropinsiKalimantan Selatan
• Selatan: Laut Jawa
• Barat: Propinsi Kalimantan Barat
3.2 Kabupaten Pulang Pisau
Gambar 3.2 Letak Kabupaten Pulang Pisau di
Propinsi Kalimantan TengahKabupaten Pulang Pisau adalah salah satu kabupaten di
propinsi Kalimantan Tengah. Ibu kota kabupaten ini
-
8/16/2019 ITS Undergraduate 16586 2206100040 Paper
3/8
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
terletak di Pulang Pisau. Kabupaten ini memiliki luas
wilayah 8.977 km! dan berpenduduk sebanyak 111.488 jiwa (sensus 2000).Kabupaten Pulang Pisau memiliki batas-batas wilayah
sebagai berikut:
" Sebelah Utara berbatasan dengan KabupatenGunung Mas
" Sebelah Selatan berbatasan dengan laut Jawa
"
Sebelah Timur berbatasan dengan KabupatenKapuas
" Sebelah Barat berbatasan dengan KabupatenKatingan dan Kota Palangka Raya
3.3 Sosial Ekonomi di Propinsi Kalimantan Tengah
Tahun 2008 PDRB atas dasar harga berlaku yang
digunakan untuk konsumsi rumah tanggasebesar 17.079,08 milyar rupiah., meningkat 9,78%dibanding tahun lalu. Sedangkan berdasarkan harga
konstan 2000, sebesar 7.676,47 milyar rupiah ataumeningkat sebesar 0,89%.Kontribusi konsumsi rumahtangga dalam penggunaan PDRB tahun 2008 adalah
sebesar 45,90%. Kemudian disusul oleh pembentukanmodal tetap 39,27%, ekspor barang dan jasa 36,43%.
4. PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU)
PULANG PISAU 2x60 MW
4.1 Kondisi Ketenagalistrikan di Kalimantan Tengah
Saat Ini
Pada umumnya sistem kelistrikan di KalimantanTengah masih belum bekerja sebagaimana yangdiharapkan.Hal ini ditunjukkan dengan masih terjadinya
pemadaman bergilir.Pemadaman bergilir ini terjadikarena kekurangan ketersediaan listrik yang disebabkan
oleh kurang pembangunan infrastruktur bidang energilistrik di wilayah kalteng.
Sistem penyaluran listrik di Kalimantan Tengah
merupakan jaringan terinterkoneksi dengan jaringanKalimantan Selatan. Walaupun terinterkoneksi, terdapat
beberapa wilayah yang memakai sistem terisolasi antara
lain Sampit, Pangkalan Bun, Buntok, Muara Teweh,Kuala Pembuang dan Kasongan. Keadaan beban puncakuntuk wilayah Kalimantan Tengah dan KalimantanSelatan (Sistem Terinterkoneksi) pada tahun 2008 adalah
sebesar 351 MW dengan produksi sebesar 1.940 GWh.Sistem Kalselteng merupakan sistem jaringan listrik yang
terbesar di wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan
Selatan. Terhitung energi yang diserap berada padakisaran 80,47% dari produksi energi total.
Pembangkit-pembangkit listrik yang dimiliki PT.PLN (Persero) cabang Kalimantan Tengah sendirisemuanya berjenis PLTD dengan total daya mampu
sebesar 60,72 MW.Berikut ini merupakan tabel neracadaya untuk sistem Kalimantan Tengah.
Tabel 4.1 Neraca Daya Kalimantan Tengah
TahunDaya Mampu
(MW)Beban Puncak (MW)
2004 60,72 43,42
2005 60,72 45,23
2006 60,72 46,92
2007 60,72 53,162008 60,72 50,49
2009 60,72 51,29
Sumber: Statistik PLN)
4.2 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk dan Pasokan
Tenaga Listrik
Dari hasil perhitungan metode regresi linear berganda,maka dapat dibuat tabel proyeksi pertumbuhan pendudukserta pertumbuhan jumlah konsumen energi listrik per
kelompok untuk tiap tahun dan juga perkembanganPDRB tiap tahun sebagai berikut.
Tabel 4.2 Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per
Kelompok PelangganKalimantan Tengah(GWh)di
Kalimantan TengahBerdasarkan Metode Regresi
Linear Berganda
TahunRumah
TanggaBisnis Industri Publik Total
2010 325,9 94,88 28,39 51,21 500,38
2011 340,46 100,63 29,49 54 524,58
2012 355,01 106,37 30,58 56,79 548,75
2013 369,56 112,12 31,68 59,6 572,96
2014 384,12 117,86 32,78 62,39 597,15
2015 398,67 123,61 33,87 65,19 621,34
2016 413,22 129,35 34,97 67,99 645,53
2017 427,78 135,09 36,06 70,78 669,71
2018 442,33 140,84 37,16 73,58 693,91
2019 456,88 146,58 38,25 76,38 718,09
2020 471,43 152,33 39,35 79,17 742,28
2021 485,99 158,07 40,45 81,97 766,48
2022 500,54 163,81 41,54 84,77 790,66
2023 515,09 169,56 42,64 87,57 814,86
2024 529,65 175,3 43,74 90,36 839,05
2025 544,2 181,05 44,83 93,16 863,24
2026 558,75 186,79 45,93 95,96 887,43
2027 573,31 192,54 47,02 98,75 911,62
2028 587,86 198,28 48,12 101,55 935,81
2029 602,41 204,02 49,22 104,35 960
2030 616,97 209,77 50,31 107,14 984,19
2031 631,52 215,51 51,41 109,94 1008,38
2032 646,07 221,26 52,5 112,74 1032,57
2033 660,62 227 53,6 115,53 1056,76
2034 675,18 232,75 54,7 118,33 1080,95
2035 689,73 238,49 55,79 121,13 1105,14
(Sumber: Hasil Perhitungan)
-
8/16/2019 ITS Undergraduate 16586 2206100040 Paper
4/8
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Sedangkan hasil perhitungan dengan metode DKL
3.01 disajikan pada tabel 4.3.Tabel 4.3 Proyeksi Konsumsi Energi Listrik per
Kelompok Pelanggan(GWh) di Kalimantan Tengah
Berdasarkan Metode DKL 3.01
TahunRumahTangga
Bisnis Industri Publik Total
2010 396,44 89,19 27,29 53,53 566,45
2011 429,79 94,93 28,39 56,62 609,74
2012 464,37 100,68 29,49 59,71 654,26
2013 500,26 106,43 30,59 62,79 700,07
2014 537,31 112,18 31,69 65,89 747,08
2015 575,58 117,93 32,79 68,98 795,28
2016 615,16 123,68 33,88 72,08 844,79
2017 655,89 129,42 34,98 75,17 895,47
2018 697,93 135,16 36,07 78,26 947,43
2019 741,09 140,92 37,17 81,35 1000,54
2020 785,57 146,66 38,26 84,48 1054,95
2021 831,18 152,42 39,36 87,54 1110,49
2022 877,99 158,15 40,46 90,63 1167,24
2023 926,02 163,9 41,55 93,73 1225,20
2024 975,39 169,65 42,65 96,82 1284,52
2025 1025,97 175,39 43,75 99,91 1345,03
2026 1042,82 180,19 45,50 103,24 1371,76
2027 1084,18 185,78 46,71 106,37 1423,04
2028 1125,54 191,37 47,91 109,50 1474,33
2029 1166,89 196,96 49,12 112,63 1525,61
2030 1208,25 202,55 50,33 115,76 1576,89
2031 1249,61 208,14 51,53 118,89 1628,18
2032 1290,97 213,73 52,74 122,03 1679,46
2033 1332,33 219,31 53,94 125,16 1730,75
2034 1373,69 224,90 55,15 128,29 1782,03
2035 1415,04 230,49 56,36 131,42 1833,32
(Sumber: Hasil Perhitungan)Dengan melihat hasil proyeksi menurut metode
regresi linear berganda dan metode DKL 3.01, dapatdilihat bahwa pertumbuhan total konsumsi energi listrikdengan menggunakan metode regresi linear berganda
sebesar 2,24 %, sedangkan dengan menggunakan metodeDKL 3.01 pertumbuhan total konsumsi energi listrik
adalah 2,88 %. Sedangkan total konsumsi energi listrik pada tahun 2035 dengan menggunakan metode regresi
sebesar 1105,14 Gwh dan dengan metode DKL sebesar
1833,32 Gwh, sehingga selisihnya sebesar 728,18 Gwh.
4.3 Pengaruh PLTU Pulang Pisau 2x60 MW
Terhadap Kelistrikan Kalimantan Tengah
Proyek PLTU Pulang Pisau 2x60 MW diperkirakanselesai pada tahun 2012, maka dengan mengasumsikan
pada tahun 2012 PLTU Pulang Pisau mulai memasokdaya ke kelistrikan Kalimantan Tengah yang secaraotomatis akan memperngaruhi neraca daya Kalimantan
Tengah. Pengaruh tersebut ditunjukkan pada tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4 Proyeksi Neraca Daya Kalimantan Tengah
Setelah PLTU Beroperasi
Tahu
n
Daya
Mampu
(MW)
Beban
Puncak
(MW)
Selisih
(MW)
Reserve
Margin
Keterang
an
2010 60,72 52,09 8,63 1,165675 defisit
2011 60,72 52,88 7,84 1,14826 defisit
2012 180.72 53,68 127,04 3,366617 surplus
2013 180.72 54,47 126,25 3,31779 surplus
2014 180.72 55,27 125,45 3,269767 surplus
2015 180.72 56,07 124,65 3,223114 surplus
2016 180.72 56,86 123,86 3,178333 surplus
2017 180.72 57,66 123,06 3,134235 surplus
2018 180.72 58,46 122,26 3,091345 surplus
2019 180.72 59,25 121,47 3,050127 surplus
2020 180.72 60,05 120,67 3,009492 surplus
2021 180.72 60,84 119,88 2,970414 surplus
2022 180.72 61,64 119,08 2,931862 surplus
2023 180.72 62,44 118,28 2,894299 surplus
2024 180.72 63,23 117,49 2,858137 surplus
2025 180.72 64,03 116,69 2,822427 surplus
2026 180.72 64,83 115,89 2,787598 surplus
2027 180.72 65,62 115,1 2,754038 surplus
2028 180.72 66,42 114,3 2,720867 surplus
2029 180.72 67,21 113,51 2,688886 surplus
2030 180.72 68,01 112,71 2,657256 surplus
2031 180.72 68,81 111,91 2,626362 surplus
2032 180.72 69,60 111,12 2,596552 surplus
2033 180.72 70,39 110,33 2,56741 surplus
2034 180.72 71,19 109,53 2,538559 surplus
2035 180.72 71,99 108,73 2,510349 surplus
-
8/16/2019 ITS Undergraduate 16586 2206100040 Paper
5/8
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
Dengan merujuk pada tabel di atas, kriteria defisit atau
surplus energi menurut PT. PLN (Persero) dijelaskandengan reverse margin yang dirumuskan sebagai berikut:
Puncak Beban
MampuDaya MarginReverse =
Dimana:Reserve Margin < 1,2 termasuk defisit
Reverse Margin > 1,2 termasuk surplus
4.4 Perencanaan Pembangunan PLTU Pulang Pisau
4.4.1 Lokasi Pembangunan PLTU Pulang Pisau
Lokasi proyek pembangunan PLTU Pulang Pisau ini berada di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir,
Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Situs berada pada sekitar titik astronomi 114
o 16’ 27’’ BT dan
4o 11’ 18’’ LS. Letak proyek ini dapat dicapai melalui
jalan darat maupun air, dalam hal ini sungai KahayanKetinggian topografi adalah 2 m di atas permukaan laut(dpl). Kebutuhan air secara teknis akan diambil dari
Sungai Kahayan yang panjangnya mencapai 600 km dan
melewati situs pembangunan PLTU.
Gambar 3.3 Letak Proyek PLTU Pulang Pisau 2x60
MW
PLTU Pulang Pisau dibangkitkan dengan menggunakan
bahan bakar batubara yang kebutuhannya akan dipasoksecara utama dari Kalimantan Tengah sendiri (dariwilayah Kutai Atas, antara Kalimantan Tengah danKalimantan Timur). Karena mudahnya jangkauan jarakantara situs PLTU dan wilayah produksi batubara maka
batubara ditransportasikan melalui jalur darat.
4.4.2 Analisa Teknis Bagian PLTU Pulang Pisau
a. Boiler
Kalori yang masuk boiler = fuel supply x heating
value
= 35.000 x 4200= 147.000.000 kkal/jam
Efisiensi boiler = 85%
Kalori keluar boiler = kalori masuk boiler x efisiensi= 147.000.000 x 85 %
= 124.950.000 kkal/jam
b. Turbin
Efisiensi thermodinamika = 50%Kalori masuk turbin = kalori keluar boiler xefisiensi thermodinamika
= 124.950.000 x 50%= 62.475.000 kkal/jamEfisiensi turbin = 85%
Kalori keluar turbin = Kalori masuk turbin xefisiensi turbin= 62.475.000 x 85%
= 53.103.750 kkal/jam
c.
Generator
Kalori masuk generator = Kalori keluar turbinEfisiensi generator = 90%
Kalori masuk generator = Kalori masuk generator xefisiensi generator= 53.103.750 x 90%
= 47.793.375 kkal/jam
d. Transformator
Transformator yang digunakan adalah transformator3 fasa dengan tegangan primer 10.5 kV dantegangan sekunder 150 kV.
4.4.3 Analisa Ketersediaan Batubara Propinsi
Kalimantan Tengah
Secara umum, kondisi kekayaan alam propinsi
Kalimantan Tengah cukup melimpah, terutama mengenaikekayaan bahan tambang batubara.Hanya saja potensi
batubara ini belum dimanfaatkan secara sempurna untukkebutuhan di dalam propinsi Kalimantan Tengah
sendiri.Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa pentingnya dibangun PLTU di propinsi ini.Data
mengenai ketersediaan batubara di Kalimantan Tengahdisajikan pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Penyebaran Batu bara di Kalimantan
Tengah
PLTU Pulang Pisau yang akan dibangun memilikikapasitas 2x60 MW dengan faktor kapasitas sebesar 0,8.Pembangkit ini menggunakan bahan bakar batu bara
berkalori rendah 4.200 Kcal/kg dengan konsumsi batubara rata-rata 613.200 ton/tahun. Sehinggadidapatkan hasil perhitungan pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Pemakaian Bahan Bakar PLTU Pulang
Pisau 2x60 MW
No Perhitungan PLTU Batu bara
1 Energi listrik per tahun(KWh/tahun)
840.960.000
2 Kebutuhan bahan bakar per tahun 613.200.000
H YP OT HE TI C I NF ER RE D I ND IC AT ED M EA SU RE D T OT AL
1 3 4 5 6 7 8
1 KAWANAI - 25.00 - - 25.00
2 SUALANG - - - -
3 S. MONTALAT, JL. HPH PT SURYA 40.00 - - - 40.00
4 LAHAI/BARITO UTARA - 18,642,000.00 - - 18,642,000.00
5 BUNTOK, S. BERAKAR (BATUAH), S. TAKUAN (PURI) 50.00 - - - 50.00
6 PURUKCAU, TANJUNG BANA, TUHUP, S. LAUNG, TAHUJUAN, S. 110.00 - - - 110.00
7 PETAK BAHANDANG, KA. KURUN, TB. TABIRAH 22.54 - - - 22.54
8 S. SUKOI 60.00 - - - 60.00
9 S. HANGAI, S. ANAN 7.90 - - - 7.90
10 S. SANTILIK, S. PEMATANG 12.40 - - - 12.40
11 PENDAHARA 1.10 - - - 1.10
12 BEKANON 13.40 - - - 13.40
13 RIAM DURIAN, PANGKALANBUN - 33.52 - - 33.52
14 J ELUTUNG, S. LEMO, S. JULOI 13.55 25.00 - - 38.55
15 SAMPIRANG, MUARA DAN - 500.00 - - 500.00
16 ABANG, LAMPUNUT 26.00 - - - 26.00OTAL 356.89 18642583.52 18,642,940.41
NO LOCATIONRESOURCES (TON)
-
8/16/2019 ITS Undergraduate 16586 2206100040 Paper
6/8
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
(kg)
3 Kebutuhan energi kalor (kkal/thn) 2.575.440.000.000
No Perhitungan PLTU Batu bara
4 Kebutuhan batubara untuk produksi 1 kwh (kg/kWh)
0,73
5 Kebutuhan bahan bakar selama 25tahun (kg)
15.330.000.000
6 Prosentase pemakaian bahan bakardari cadangan bahan bakar yangtersedia (%)
82,2295
(Sumber: Hasil Perhitungan)
4.5Analisa Harga Energi
Hasil perhitungan yang telah dilakukan mengenai biaya pembangkitan energi listrik oleh PLTU Pulang
Pisau disajikan pada tabel 4.6.Harga pembangkitan energilistrik ini dibedakan berdasarkan harga-harga suku bunga
yang berlaku di Indonesia.
Tabel 4.6 Biaya Pembangkitan Energi Listrik
PerhitunganSuku Bunga
6% 9 % 12 %
Biaya Pembangkitan(US$ / kW)
625 625 625
Umur Operasi (Tahun) 25 25 25
Kapasitas (MW) 120 120 120
Biaya Bahan Bakar(US$ / kWh)
0,06163 0,06163 0,06163
Biaya O & M (US$ /kWh)
0,0012842 0,0012842 0,0012842
Biaya Modal (US$ /kWh)
0,0069742 0,0090788 0,011371
Biaya Total (US$ /kWh)
0,0367784 0,038883 0,0411752
Investasi (jutaUS$) 75 75 75
(sumber: hasil perhitungan)
Dari hasil perhitungan NPV dan IRR, didapat harga jual
0,06 US$/kWh dan 0,07 US$/kWh yang layak untuk pembangkit. Dengan memperhatikan nilai suku bungaterendah dan harga jual terendah, maka dipilih suku
bunga 6% dan harga jual 0,06 US$/kWh.
Hal yang memiliki andil sangat besar dalammenentukan harga jual listrik adalah tingkat konsumsienergi listrik masyarakat. Biaya pembangkitan totaldengan tingkat suku bunga (i) akan menjadi acuan untuk
menentukan harga jual listrik.Besarnya biaya pembangkitan total akan dibandingkan dengan hargaenergi listrik yang dapat dikonsumsi masyarakat.Untuk
mengetahui seberapa besar daya beli energi listrikmasyarakat Kalimantan Tengah, digunakan datakelistrikan dan kependudukan Propinsi Kalimantan
Tengah sebagai acuan dalam analisis.
Pengeluaran per kapita = Rp 624.790,00/kapitaDiasumsikan 1 rumah tangga ada 4 anggota keluarga
sehingga didapat :
Pengeluaran Rumah Tangga
= 4 x Rp 624.790,00/kapita= Rp 2.499.160,00
Sedangkan pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi
energi listrik rata-rata adalah 10%.Maka pengeluaranrumah tangga untuk energi listrik adalah Rp. 249.916,00.Dengan sambungan daya pelanggan pada 900 VA maka
dengan power factor 0,8 didapat sambungan daya dalamwatt adalah :
900 VA x 0,8 = 0,72 kW
Dengan faktor beban 96,10 %, maka konsumsi listrikdalam 1 bulan didapat :kWh/bulan = 0,72 kW x 30(hari) x 24 (jam) x Load Factor
kWh/bulan = 0,72 kW x 30(hari) x 24(jam) x 0,9610kWh/bulan = 498,18 kWh/bulan
Dengan biaya beban sebesar Rp. 20.000 (sesuai
Peraturan Mentri ESDM No: 07 tahun 2010 mengenaiTarif Dasar Listrik) dan tarif TDL rumah tangga untukwilayah Propinsi Kalimantan Tengah adalah 605seperti
pada tabel di bawah :
Tabel 4.7Harga Jual Listrik Rata-rata per Sektor di
Kalimantan Tengah
(Sumber: Statistik PLN)Maka didapat biaya sebesar = 498,18kWh x Rp. 605
= Rp. 301.398,90Dengan penjumlahan biaya beban sebesar Rp. 20.000didapat total biaya sebesar Rp. 321.398,90. Maka daya
beli listrik rumah tangga diperoleh dari perbandinganantara total biaya energi listrik dengan pengeluaran untukenergi listrik, kemudian dikalikan dengan rata-rata tarif
dasar listrik di Propinsi Kalimantan Tengah, maka:
kWh/470,44Rp.605Rp.321.398,90Rp.
249.916,00Rp.=!
Dengan harga pembangkitan total pada suku bunga:- i = 6 % sebesar Rp. 338,36/kWh
- i = 9% sebesar Rp. 357,72/kWh ataupun,- i = 12% sebesar Rp. 378,81/kWh
Sehingga menunjukkan bahwa harga jual listrik PLTUPulang Pisau masih di bawah daya beli masyarakat.
4.6 Analisa Investasi Pembangkit
4.6.1 Net Present Value (NPV)
Metode ini menghitung jumlah nilai sekarang denganmenggunakan Discount Rate tertentu dan kemudian
membandingkannya dengan investasi awal dan selisihnyadisebut NPV. Apabila NPV tersebut positif, maka usulan
investasi tersebut diterima dan apabila negatif makausulan investasi tersebut ditolak. Berikut ini adalah hasil
perhitungan NPV berdasarkan suku bunga 6%, 9% dan
-
8/16/2019 ITS Undergraduate 16586 2206100040 Paper
7/8
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
12% serta harga jual energi US$ 0,06/kWh dan US$
0,07/kWh.
Tabel 4.8 Net Present Value PembangkitSuku
Bunga
Harga Jual
(US$/kWh)
NPV (US$)
6%0,06 78.014.305,26
0,07 180.142.071,61
9% 0,06 13.626.758,990,07 92.100.526,17
12%0,06 -29.566.104,81
0,07 33.093.674,73
4.6.2 Internal Rate of Return (IRR)
Suatu proyek investasi dianggap layak jika IRR lebihtinggi atau sama dengan biaya modal/tingkat suku bunga.
Sebaliknya, jika IRR lebih rendah dari biayamodal/tingkat suku bunga maka proyek tersebut tidaklayak dibangun.Berikut ini adalah hasil perhitungan IRR
berdasarkan suku bunga 6%, 9% dan 12% serta harga jualenergi US$ 0,06/kWh dan US$ 0,07/kWh.
Tabel 4.9 Internal Rate of Return Pembangkit
Harga Listrik
(US$/kWh)
Internal Rate of Return (%)
i = 6% i = 9 % i = 12 %
0,06 16 11 6
0,07 27 23 18
4.6.3 Benefit Cost Ratio(BCR)
Benefit Cost Ratio merupakan persentase pertumbuhan keuntungan selama setahun, yang dapatdicari berdasarkan keuntungan pada tahun tersebut.
Berikut ini adalah hasil perhitungan BCR berdasarkansuku bunga 6%, 9% dan 12% serta harga jual energi US$0,06/kWh dan US$ 0,07/kWh pada tahun pertama.
Tabel 4.10 Benefit Cost Ratio Pembangkit
Harga Listrik
(US$/kWh)
Benefit Cost Ratio (%)
i = 6% i = 9 % i = 12 %
0,06 7,528 5,519 3,448
0,07 12,553 10,405 8,204
4.6.4 Payback Periode
Payback Periode menunjukkan lama waktu yangdibutuhkan agar nilai investasi dapat kembali denganutuh. Berikut ini adalah hasil perhitungan payback
periode berdasarkan suku bunga 6%, 9% dan 12% sertaharga jual energi US$ 0,06/kWh dan US$ 0,07/kWh.
Tabel 4.11 Payback Periode Pembangkit
Suku
Bunga
Harga Jual
(US$/kWh)
Payback Periode
(tahun)
6%0,06 13
0,07 8
9%0,06 17
0,07 9
12%0,06 26
0,07 11
4.7 Analisa Pembangunan PLTU Pulang Pisau
Berdasarkan Aspek Lingkungan
Pembangunan PLTU Pulang Pisau 2x60 MW KabupatenPulang Pisau diperkirakan akan menimbulkan dampak
positif maupun beberapa dampak terhadap komponenlingkungan pada setiap kegiatan, yaitu:
a) Tahap Pra Konstruksi
Kegiatan pembebasan lahan dapat menimbulkan
dampak penting berupa keresahan sosial yangmenjurus pada gangguan kamtibmas apabila tidakdiperoleh kesesuaian ganti rugi lahan.
b) Tahap Konstruksi
Kegiatan pembangunan PLTU Pulang Pisau 2x60
MW dapat menimbulkan dampak penting terhadapkomponen lingkungan seperti berikut: Kualitasudara menurun, kebisingan, kerusakan prasarana
jalan, penurunan kualitas air sungai akibat kegiatanmobilisasi alat & bahan, emisi gas buang daritransportasi dan lain sebagainya.
c) Tahap Operasi
Kegiatan PLTU Pulang Pisau 2 x 60 MW selama
beroperasi diperkirakan menimbulkan dampakseperti berikut:
• Abrasi, sedimentasi dan gangguan lainnya.Abrasi dan sedimentasi dapat diatasi dengan
pengerukan lumpur secara berkala.Pemberdayaan kelompok nelayan perludilakukan seperti pemberian hibah berbentuk
bantuan bahan pokok dengan subsidi (raskin)kemudian berlanjut pada program pemberdayaandengan tujuan agar mereka bisa hidup mandiri
serta memperbaiki fasilitas nelayan.
• Penurunan kualitas air sungai. Lapisan bawah
tempat penimbunan batubara dibuat kedap airserta daerah tersebut dilengkapi dengan saluranair pengumpul. Penanggulangan ceceran minyakdilakukan pembuatan unit penangkap minyak.Limbah bahan air pendingin boiler diatasi
dengan pendinginan air bahang dengan prinsipheat transfer .
• Kualitas udara akibat kegiatan penimbunan
batubara, proses pembakaran batubara sertatiupan angin dari penimbunan batubara. Untuk
mengurangi penurunan kualitas udarahendaknya dilakukan penyemprotan pada saat
penumpahan batubara, pembuatan green barier,
penerapan teknologi pengolahan udara denganmenggunakan electrostatic precipitator .
• Untuk menghindari kebisingan, turbin diletakandi ruangan tertutup serta penanaman pohondisekitar lokasi turbin.
• Adanya kebijakan mengenai carbon tax yang
harus diterima oleh pembangkit yangmenggunakan bahan bakar fosil. Carbon tax
atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan pajak karbon ini mengharuskan pembangkituntuk membayar sejumlah biaya yang dianggap
-
8/16/2019 ITS Undergraduate 16586 2206100040 Paper
8/8
Proceeding Seminar Tugas Akhir Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS
sebagai denda karena telah melepaskan sejumlah
karbon (CO2) ke atmosfer bumi dan pajak inidihitung berdasarkan banyaknya lepasan CO2 tersebut.
d) Tahap Pasca Operasi
Pada tahap ini dampak yang ditimbulkannya antara
lain adanya pemutusan hubungan kerja dan tanah
bekas pembangkit menjadi tanah yang tandus ataugersang sehingga perlu untuk segera dilakukan
pengelolaan tanah tersebut.
5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telahdilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Pemakaian total untuk PLTU berkisar di atas 80%dari total batubara yang terdapat di KalimantanTengah. Dengan potensi batubara yang ada ini, maka
dapat dipastikan realisasi pembangunan PLTUPulang Pisau 2 x 60 MW tidak akan mengalamikesulitan dalam hal penyediaan batubara selama 25
tahun operasinya.
2. Dari hasil peramalan dengan metode regresi linear berganda dan metode DKL 3.01, didapatkesimpulan bahwa rata-rata hasil perhitungan DKL
3.01 lebih tinggi daripada regresi linear berganda.Hal ini dikarenakan metode DKL 3.01menggunakan persaaan yang berbeda untuk setiapkelompok konsumen.
3. Setelah selesai dibangun tahun 2010,PLTU Pulang
Pisau 2x60 MW mampu mengatasi krisis listriksampai tahun 2035.
4. Dari segi investasi pembangunan pembangkit iniakan sangat menguntungkan, pada harga jual energi
US$ 0,06/kWh dan US$ 0,07/kWh dan pada suku bunga 6%, 9% dan 12%. Khusus untuk suku bunga12%, penjualan akan menghasilkan laba jika dijualdengan harga US$ 0,07/kWh atau di atasnya.
5. Dari segi lingkungan pembangunan PLTU ini akan
berdampak positif dan negatif. Dampak positifnyaantara lain: pengangguran semakin berkurang,karena penduduk setempat banyak yang bekerja di
PLTU tersebut, selain itu pemadaman listrik tidakakan dirasakan kembali. Namun dampak negatifyang terjadi antara lain: gangguan kamtibnas saat
proses ganti rugi terjadi, polusi udara semakinmeningkat, kebisingan di sekitar area PLTU jugasemakin meningkat.
5.2 Saran
1. Diperlukan koordinasi antara pemerintahan dengan penyedia listrik nasional mengenai harga energi
primer, sehingga kebijakan yang diambil tidakmemberatkan salah satu pihak.
2. Penting untuk dilakukan beberapa langkah efisiensi
pembangkit agar biaya pokok dapat dikurangisehingga harga jual listrik menjadi lebih murah.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
pemanfaatan energi terbarukan untuk pembangkitlistrik sehingga didapatkan alternatif untukdiversifikasi dan mendapatkan harga energi yang
lebih kompetitif untuk jangka panjang
DAFTAR PUSTAKA
[1]. Marsudi, Djiteng., ”Pembangkitan Energi Listrik.Jakarta: Erlangga”. 2005
[2]. Abdul Kadir, “Energi”, Jakarta: UI Press, 1982
[3]. Abdul Kadir, “Energi: Sumber Daya, Inovasi, TenagaListrik dan Potensi Ekonomi”. Jakarta: PenerbitUniversitas Indonesia
[4]. Djoko Santoso, M. “Diktat Kuliah PembangkitTenaga Listrik”. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. 2006
[5]. Aris Munandar, “Teknik Tenaga Listrik”, jilid 2Pradya Pratama, 1982
[6]. M. Rashid, Power Electronics Handbook, Academic
Press, 2001[7]. J Supratno,”Statistik Teori dan Aplikasi”, Jakarta:
Erlangga.
[8]. Berrie, T.W.,Electrycity Economics and Planning,Peter Peregrinus Ltd. IEEE Power Series 16, 1992.
[9]. Mahmudsyah Syarifuddin. Ir. M.Eng., “Kenaikan
Harga BBM dan Problematikanya, Serta DiversivikasiEnergi Menghadapi Era Pengurangan Subsidi BBM”,Seminar, ITS- Surabaya, 24 April 2002
[10]. Mega, “Analisa Pembangunan PLTU Janeponto 2 X125 MW untuk Mengatasi Krisis Ketenagalistrikan diSulawesi Selatan dan Tenggara”, Tugas Akhir ,
Jurusan Teknik Elektro FTI-ITS, Surabaya, 2008[11]. PT.PLN (Persero), “RUPTL PLN 2010-2019 Revisi”,
Jakarta: 2010
[12]. ..., Pemerintah Kabupaten Pulang Pisau , 2010
[13]. ..., ”Profil Pulang Pisau”,
, 2010[14]. ..., Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah , 2010
[15]. ..., Badan Pusat Statistik ,2010
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir pada tanggal 28Agustus 1988 di sebuah kota kecil di
Kalimantan Tengah yang bernamaPangkalan Bun, dari pasangansuami-istri Waris Singarimbun dan
Nonnia Harianja. Penulis yang bernama lengkap Alvin AndituahtaSingarimbun ini kemudian
mengenyam pendidikan dari bangkuTK hingga SMA di kota kelahirannya, Pangkalan Bun.Akhirnya setelah lulus SMA, penulis diterima di Institut
Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dengan
jurusan Teknik Elektro pada tahun 2006. Penulisakhirnya mengambil konsentrasi pada bidang studi
Sistem Tenaga.