issn no. 2355-9292 jurnal sangkareang mataram 1

5
ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 1 http://www.untb.ac.id/Desember-2016/ Volume 2, No. 4, Desember 2016 SEROEPIDEMIOLOGY OF AVIAN INFLUNENZA H5N1 SUBTYPE IN BATS AS RESERVOIR THAT WILD LIVE IN LOMBOK ISLAND Oleh : Kholik, Lalu Faesal Fajri Dosen Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Tenggara Barat Abstract : Avian Influenza is a zoonotic disease. Bat had been reported as reservoir of Avian Influenza disease. The Purpose of this research is to explain about the Bats as reservoir of Avian Influenza H5N1 subtype Virus that wild live in Lombok Island. Descriptive Cross sectional Study with purposive sampling method was used in this research. The Population Targets in this research are the Four Bat Caves in Lombok (Tanjung Ringgit Bat Cave, Lembah Sempage Bat Cave, Pujut Bat Cave, and Ganggelang Bat Cave). The Bats was cuptured by net trap and sera was collected from Brachialis vein and than examination by Haemaglutination Inhibition Test (HI Test) to known Geometric Mean Titer (GMT) of Avian Influenza H5N1 subtype titer in RSHV Banyumulek. The Result showed 53 antibody positive against Avian Influenza H5N1 subtype Virus among 55 sera of bats was collected (96%) with GMT value is 23.68 - 29.32. This research describe that antibody of Avian Influenza H5N1 subtipe was detected in sera in the bats in Lombok Island with high titer. It is possible false positives when HI testing for their sialic acid residues on serum. serum treatment with Receptor Destroyer Enzyme (RDE) was needed for inactivation of non-specific inhibitors like Non-antibody molecules present in serum that are capable of binding to the influenzavirus HA. Keywords: Avian Influenza (AI), Bats, Lombok Islan PENDAHULUAN Kalelawar sebagai reservoir berbagai virus RNA yang hidup liar di alam di Indonesia dapat berperan dalam distribusi penyakit pada manusia dan hewan.Para peneliti menyatakan bahwa 70% pathogen yang menginfeksi manusia berasal dari hewan (Chan et al., 2013). Kalelawar yang hidup liar di alam baik jenis pemakan buah ataupun jenis pemakan serangga telah dipercaya dapat menjadi reservoir dari berbagai macam virus RNA.Kalelawar merupakan hewan mamalia unik karena kalelawar dapat terbang, bermigrasi, dan apabila terserang penyakit bersifat asimtomatis.Kehidupan kalelawar yang unik tersebut oleh para peneliti dihubungkan dengan penyebaran beberapa jenis virus RNA. Beberapa jenis virus RNA yang telah dijumpai pada kalelawar sebagai reservoir antara lain adalah virus Rabies, virus Lyssa, virus Nipah, virus Menangle, virus Tiomans, virus SARS dan virus Ebola dan virus influenza. Kalelawar sebagai reservoir beberapa virus RNA tersebut terdistribusi secara luas di berbagai negara di dunia termasuk di Indonesia, termasuk di pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Penelitian tentang deteksi virus Avian Influenza subtipe H5N1 pada kalelawar di Indonesia masih minim baik secara serologis maupun molekuler, sampai saat ini seroepidemiologi dari virus Avian Influenza subtipe H5N1 tersebut pada kalelawar sebagai reservoir yang hidup liar di pulau Lombok masih belum bisa dijelaskan. Pulau Lombok yang beriklim tropis, menurut data dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada tahun 2015 bertemperatur maksimum berkisar antara 31,4 33,1 °C dan minimum berkisar antara 22,2 22,8 °C. Temperatur tertinggi terjadi pada bulan Oktober dan terendah pada bulan Januari. Kelembaban rata- rata yang relatif tinggi antara 79,80 - 80,90 persen. Iklim tropis tersebut akan mendukung pertumbuhan mikroorganisme termasuk virus yang berhubungan dengan kesehatan manusia. Kasus penyakit Avian influenza subtipe H5N1 pada unggas telah dilaporkan sudah menyebar di Lombok Tengah, Timur dan Kota Mataram dengan 18 kasus unggas yang terinfeksi (Dispet dan Keswan, 2013). Fakta tersebut menyatakan bahwa walaupun timbulnya kasus Avian Influenza subtipe H5N1 pada unggas terbilang kecil, namun kemungkinan untuk menular kemanusia dapat terjadi. Sejarah telah membuktikan akan peran kalelawar sebagai reservoir berbagai virus RNA. Sampai saat ini kalelawar telah dipercaya dapat menjadi reservoir beberapa penyakit baru atau penyakit yang dulu ada kemudian muncul kembali (reemerging deseases).Kasus penyakit Avian Influenza subtipe H5N1 yang terdapat pada kalelawar belum diyakini tentang keberadaan virus

Upload: others

Post on 13-Jan-2022

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 1

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 1

http://www.untb.ac.id/Desember-2016/ Volume 2, No. 4, Desember 2016

SEROEPIDEMIOLOGY OF AVIAN INFLUNENZA H5N1 SUBTYPE IN BATS AS RESERVOIRTHAT WILD LIVE IN LOMBOK ISLAND

Oleh :

Kholik, Lalu Faesal FajriDosen Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Nusa Tenggara Barat

Abstract : Avian Influenza is a zoonotic disease. Bat had been reported as reservoir of Avian Influenzadisease. The Purpose of this research is to explain about the Bats as reservoir of Avian Influenza H5N1subtype Virus that wild live in Lombok Island. Descriptive Cross sectional Study with purposive samplingmethod was used in this research. The Population Targets in this research are the Four Bat Caves inLombok (Tanjung Ringgit Bat Cave, Lembah Sempage Bat Cave, Pujut Bat Cave, and Ganggelang BatCave). The Bats was cuptured by net trap and sera was collected from Brachialis vein and thanexamination by Haemaglutination Inhibition Test (HI Test) to known Geometric Mean Titer (GMT) ofAvian Influenza H5N1 subtype titer in RSHV Banyumulek. The Result showed 53 antibody positiveagainst Avian Influenza H5N1 subtype Virus among 55 sera of bats was collected (96%) with GMT valueis 23.68 - 29.32. This research describe that antibody of Avian Influenza H5N1 subtipe was detected insera in the bats in Lombok Island with high titer. It is possible false positives when HI testing for theirsialic acid residues on serum. serum treatment with Receptor Destroyer Enzyme (RDE) was needed forinactivation of non-specific inhibitors like Non-antibody molecules present in serum that are capable ofbinding to the influenzavirus HA.

Keywords: Avian Influenza (AI), Bats, Lombok Islan

PENDAHULUAN

Kalelawar sebagai reservoir berbagai virusRNA yang hidup liar di alam di Indonesia dapatberperan dalam distribusi penyakit pada manusiadan hewan.Para peneliti menyatakan bahwa 70%pathogen yang menginfeksi manusia berasal darihewan (Chan et al., 2013). Kalelawar yang hidupliar di alam baik jenis pemakan buah ataupun jenispemakan serangga telah dipercaya dapat menjadireservoir dari berbagai macam virusRNA.Kalelawar merupakan hewan mamalia unikkarena kalelawar dapat terbang, bermigrasi, danapabila terserang penyakit bersifatasimtomatis.Kehidupan kalelawar yang uniktersebut oleh para peneliti dihubungkan denganpenyebaran beberapa jenis virus RNA. Beberapajenis virus RNA yang telah dijumpai padakalelawar sebagai reservoir antara lain adalah virusRabies, virus Lyssa, virus Nipah, virus Menangle,virus Tiomans, virus SARS dan virus Ebola danvirus influenza. Kalelawar sebagai reservoirbeberapa virus RNA tersebut terdistribusi secaraluas di berbagai negara di dunia termasuk diIndonesia, termasuk di pulau Lombok NusaTenggara Barat. Penelitian tentang deteksi virusAvian Influenza subtipe H5N1 pada kalelawar diIndonesia masih minim baik secara serologismaupun molekuler, sampai saat iniseroepidemiologi dari virus Avian Influenza subtipeH5N1 tersebut pada kalelawar sebagai reservoir

yang hidup liar di pulau Lombok masih belum bisadijelaskan.

Pulau Lombok yang beriklim tropis, menurutdata dari Badan Meteorologi Klimatologi danGeofisika (BMKG) pada tahun 2015 bertemperaturmaksimum berkisar antara 31,4 – 33,1 °C danminimum berkisar antara 22,2 – 22,8 °C.Temperatur tertinggi terjadi pada bulan Oktoberdan terendah pada bulan Januari. Kelembaban rata-rata yang relatif tinggi antara 79,80 - 80,90 persen.Iklim tropis tersebut akan mendukungpertumbuhan mikroorganisme termasuk virus yangberhubungan dengan kesehatan manusia. Kasuspenyakit Avian influenza subtipe H5N1 padaunggas telah dilaporkan sudah menyebar diLombok Tengah, Timur dan Kota Mataram dengan18 kasus unggas yang terinfeksi (Dispet danKeswan, 2013). Fakta tersebut menyatakan bahwawalaupun timbulnya kasus Avian Influenza subtipeH5N1 pada unggas terbilang kecil, namunkemungkinan untuk menular kemanusia dapatterjadi.

Sejarah telah membuktikan akan perankalelawar sebagai reservoir berbagai virus RNA.Sampai saat ini kalelawar telah dipercaya dapatmenjadi reservoir beberapa penyakit baru ataupenyakit yang dulu ada kemudian muncul kembali(reemerging deseases).Kasus penyakit AvianInfluenza subtipe H5N1 yang terdapat padakalelawar belum diyakini tentang keberadaan virus

Page 2: ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 1

2 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292

Volume 2, No. 4, Desember 2016 http://www.untb.ac.id/Desember-2016/

tersebut pada kalelawar, namun kejadian virusInfluenza H17 dan H3N2 telah ditemukan padakalelawar jenis Sturnira lilium recently danNyctalus noctula (Chan et al, 2013).Mengingat bahwa kalelawar mempunyai perananpenting dalam penyebaran penyakit yang berakibatfatal bagi umat manusia, apabila tidak dilakukanpenelitian tentang kalelawar sebagai reservoirvirus Influenza di Lombok maka antisipasi akanterjadi timbulnya penyakit yang disebabkan olehvirus Avian Influenza yang bersifat zoonosissehingga akan mengancam jiwa bangsa Indonesia,khususnya kesehatan masyarakat Lombok. SelainHal tersebut timbulnya kasus Avian Influenza padahewan atau manusia akan mempengaruhipandangan masyarakat dunia terhadap PulauLombok yang merupakan pusat pariwisata danpeternakan di Indonesia, yang otomatis akanberpengaruh terhadap pendapatan masyarakatLombok dan devisa Negara.Berdasarkan fakta di negara lain yang menyatakankalelawar dapat menjadi reservoir penyakit virusInfluenza, penelitian tentang kalelawar sebagaireservoir Virus Avian influenza subtipe H5N1 yanghidup liar di pulau Lombok yang bebasis serologisdapat menjadi solusi awal dalam pemetaanpenyakit yang berkaitan dengan keselamatanmanusia dan hewan

MATERI DAN METODE

a. Materi

Jenis penelitian ini adalah epidemiologideskriptif. Rancangan penelitian ini adalahepidemiologi deskriptif berbasis perhitungan(Descriptive studies based on rates). Epidemiologideskriptif berbasis perhitungan (Descriptive studiesbased on rates) adalah studi deskriptif yangbertujuan untuk mengetahui kuantitas penyakitdalam polpulasi melalui pengukuran insidensi,prevalensi, mortalitas dan frekuensi suatu penyakitdalam polpulasi (Stevenson, 2012).

Sampel penelitian berupa serum kalelawaryang diambil pada populasi kalelawar di beberapadaerah yang telah ditentukan.Pengambilan sampelmenggunakan non probabilitas dengan metodePurposive sampling.Purposive sampling adalahmetode pengambilan sampel dengan pertimbangantertentu. Sampel diambil dengan pertimbanganpengamatan lapangan, penelitian terdahulu tentangkalelawar dan in formasi masyarakat sekitar pulauLombok terhadap sarang kalelawar pada goa-goadengan populasi terbanyak. Penentuan tempatpengambilan sampel dapat dideskripsikan sebagaiberikut: 1) Goa Kalelawar di Kecamatan TanjungRinggit Kabupaten Lombok Timur; 2) GoaKalelawar di Kecamatan Narmada Kabupaten

Lombok Barat; 3) Goa Kalelawar di KecamatanPujut Kabupaten Lombok Tengah; 4) GoaKalelawar di Kecamatan Gangga KabupatenLombok Utara. Besar sampel adalah 96 sampel,dihitung menggunakan rumus infinite population.

Bahan- bahan untuk koleksi sampel adalahsebagai berikut: EDTA, Alkohol 70%. Bahanyang digunakan uji Haemeaglutination Inhibitiontest (HI) dan Haemeaglutination Inhibition test(HI) adalah sebagai berikut: sampel serum, antigenspesifik, alkohol 70%, aquadest steril, Red BloodCell (RBC) ayam 1%, Phosphat Buffer Saline(PBS), Antigen AI

Alat-alat penelitian adalah sebagai berikut :Net trap kit, Tabung darah, cotton bud, cooler box,gunting, kertas label, marker, masker, spuit 1cc danjarum 26G dan konikel 15 ml, Plate dengan 96sumuran, Tip biru, Tip kuning, Reservoir, Pipetmikro.

Penelitian dilikukan di pulau Lombok yangdiasumsikan terdapat virusAvian InfluenzasubtypeH5N1 pada kalelawar. Pengujian dan Analisissampeldilaksanakan di Laboratoium UPTD RumahSakit Hewan dan Laboratorium Veteriner, DinasPeternakan dan Kesehatan Hewan ProvinsiNTB.Waktu penelitian berdasarkan Jadwal dariDIKTI. Lama penelitian ini sesuai dengan jadwalDIKTI selama 10 bulan.

b. Metode Penelitian

Sampel serum dipreparasi dengan mengambilserum dari tabung darah.Sebelum dilakukanpengujian, serum harus mendapat perlakuan khususdengan melakukan inaktivasi untuk menghilangkansubstansi non spesifik dari sampel serum yangmampu mengaglutinasi eritrosit (WHO, 2002).Serum diinaktivasi pada suhu 560C selama 30menit sampai 1 jam.

Uji hambatan hemaglutinasi (HI) adalahpemeriksaan serologis yang membuktikanpembentukan antibodi spesifik hemaglutinin (HA)dari virus Influenza dalam serum darah. Sampelyang diperiksa adalah serum darah kalelawar. Padapenelitian kali ini pengujian yang digunakan adalahuji hambatan hemaglutinasi dengan menggunakanRBC ayam 1 % dan inaktivasi pada sampel serumyang akan diperiksa.

Sebelum pengujian uji hambatanhemaglutinasi (HI), dilakukan retirasi antigenuntuk mendapatkan titer 22 HAU.Pada uji iniantigen yang digunakan adalah antigen standartvirus virus Influenza subtype H5N1.Prosedur untukretitrasi antigen empat HA unit adalah pengisian 25µl PBS ke dalam lubang microplate nomor satusampai nomor lima, kemudian antigen yang telahdiencerkan menjadi empat HA unit dimasukkanpada lubang nomor satu sebanyak 25 µl.

Page 3: ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 1

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 3

http://www.untb.ac.id/Desember-2016/ Volume 2, No. 4, Desember 2016

Selanjutnya dilakukan pengenceran serial denganmengambil 25 µl dari lubang nomor sampai lubangnomor empat, sisa 25 µl dibuang. Pada lubangnomor lima digunakan sebagai kontrol negatif.Selanjutnya semua lubang ditambah dengan RBCayam 1 % sebanyak 25 µl. Setelah itu inkubasidalam suhu kamar selama 30 menit. Bilapengenceran antigen empat HA tepat, maka padalubang nomor satu dan dua akan terjadi aglutinasi(OIE, 2005). Prosedur dalam uji HI mikroteknikdiawali dengan memasukkan 25 µl PBS kedalamtiap lubang microplate “V”, kecuali lubang padabaris A (A1-A12). Sampel serum yang telahmendapatkan perlakuan dimasukkan kedalam barisA (A1-A12) sebanyak 25 µl, kemudian dibuatpengenceran secara serial dengan cara mengambil25 µl dari baris A kemudian dituang ke baris B dandicampur hingga merata, selanjutnya dari baris Bdiambil 25 µl dan dimasukkan ke baris C, demikianseterusnya sampai lajur H. Sisa 25 µl dibuang.Khusus untuk kolom 11 dan 12, pengenceran hanyadilakukan sampai baris G karena lubang H11 danH12 digunakan untuk kontrol. Selanjutnya semualubang microplate diisi dengan antigen standartvirus virus Influenza subtype H5N1 22 HAUsebanyak 25 µl, kecuali pada lubang H11 antigen22 HAU diganti dengan PBS sebanyak 25 µl.Lubang H11 ini tidak ada antigen didalamnya,sehingga eritrosit tidak mengalami aglutinasi. Olehkarena tidak ada aglutinasi yang terjadi maka titikini digunakan sebagai kontrol positif, sedangkanpada H12 tidak diberi serum, tetapi diberi antigensehingga eritrosit yang ditambahkan akanmengalami aglutinasi, oleh karena itu lubang inidigunakan sebagai kontrol negatif. Selanjutnyasemua lubang diisi dengan eritrosit ayam 1 %sebanyak 25 µl, kemudiandiinkubasi pada suhuruang selama 30 menit . Langkah terakhirdilakukan penentuan titer HI dari antiserum yangdiperiksa (OIE, 2005). Reaksi hambatanhemaglutinasi (HI) akan dinyatakan denganterjadinya pengendapan eritrosit pada dasar lubangmicroplate “V” yang terlihat seperti pada kontrol.

HASIL PENELITIAN

a. Hasil Survey Lapangan

Hasil penelitian ini merupakan hasil kemajuanpelaksaaan penelitian sampai bulan November2016.Hasil survey penentuan titik lokasipengambilan sampel pada penelitian ini terbagimenjadi 4 titik berbasis goa kalelawar yangtersebar pada 4 Kabupaten di Pulau Lombok., goa-goa tersebut antara lain:Goa Kalelawar diKecamatan Tanjung Ringgit Kabupaten LombokTimur (8.9610 S, 116,2940 E), Goa Kalelawar diKecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat

(8.53990 S, 116,2770 E), Goa Kalelawar diKecamatan Pujut Kabupaten Lombok Tengah(8.8870 S, 116,2540 E), Goa Kalelawar diKecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara(8.3400 S, 116,2200 E).

b. Hasil Koleksi dan Pengujian Sampel

Pengambilan sampel dilakukan melalui venabrachilais dan apabila untuk terminasi melaluiintracardiac. Hasil rekapitulasi sementarapengembilan sampel serum dan pengujian sampelserum dapat dilihat pada pada Tabel 4.1 di bawahini:

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Pengambilan SampelSerum Kalelawar

Lokasi ∑Sampel

∑ Positif(%)

Titer Antibodi(GMT)

GoaKalelawar diKecamatan

Gangga

23 23 (100%) 29.32

GoaKalelawar diKecamatan

TanjungRinggit

26 26 (100%) 27.55

GoaKalelawar diKecamatan

PujutGoa

KalelawarKecamatanNarmada

1

5

1 (100%)

3 (60%)

27

23.68

Total 55 53 (96%) 26.887

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasilpengujian serum darah kalelawar dengan terhadapmetode Hemaglutination Inhibition Test (HI)Mikroteknik pada Virus Avian Influenza SubtipeH5 menunjukkan bahwa seluruh Kelelawar yangterdapat pad empat Goa di Kabupaten Lombokdidapatkan tantibodi Virus Avian Influenza dengandata sebagai berikut; Kalelawar Goa Kalelawar diKecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utarasebesar 100% dengan Geometric Mean Titer =29.32 , Goa Kalelawar di Kecamatan TanjungRinggit Kabupaten Lombok Timursebesar100%dengan Geometric Mean Titer = 27.55 , GoaKalelawar di Kecamatan Pujut Kabupaten LombokTengah sebesar 100%dengan Geometric MeanTiter = 27.55 , dan Goa Kalelawar LembahSempage di Kecamatan Narmada KabuptenLombok Barat sebesar 60% dengan GeometricMean Titer = 23.68

Morfologi kalelawar pada empat (4) Goa

Page 4: ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 1

4 | Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-9292

Volume 2, No. 4, Desember 2016 http://www.untb.ac.id/Desember-2016/

Kalelawar yang target pengambilan untuk serumpada Tabel 1 diatas dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini :

Morfologi kalelawar: a) Ukuran Megachiropterasp, b) Ukuran Microchiroptera sp

Gambar diatas menunjukkan bahwa ukurankalelawar Megachiroptera sp yang merupakankalelawar pemakan buah mencapai panjang sekitar43 cm, sedangkan Microchiroptera spyangmerupakan kalelawar pemakan seranggamempunyai panjang sekitar 26 cm.

PEMBAHASAN

Hasil deteksi antibodi virus Avian Influenzasubtipe H5N1 pada kalelawar di Pulau Lombokdengan Haemeaglutination Inhibition test (HI) padaempat Goa Kalelawar yaitu antara lain: GoaKalelawar di Tanjung Ringgit Kabupaten LombokTimur,Goa Kalelawar di Kecamatan PujutKabupaten Lombok Tengah, Goa Kalelawar diKecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara danGoa Kalelawar Lembah Sempage di KecamatanSuranadi Kabupten Lombok Barat menunjukkan 96% Kalelwar telah didapatkan antibodi Virus AvianInfluenza. Hal ini berkorelsi dengan penelitian yangmenyatakan bahwa telah terdeteksi antibodi virusAvian Influaenza subtipe H5N1 pada kalelawarbuah yang bersal dari Kalimantan pada tahun 2012sebesar 30,2 % (Sulistianti, 2014). Hal inimenunjukkan bahwa Kalelawar dapat menjadireservoir dari virus influenza dengan asimtomatis,sejak ditemukan keberadaan virus tersebut padakalelawar yellow-shouldered di Guatemala.Dengangen HA pada virus Influenza telah mengalamiperubahan menjadi H17, sementara untuk gen NAmasih tidak berbeda dengan gen virus Influenza Apada umumnya (Tong et al, 2011). Hasil analisis

antibody pada penelitian menunjukkan bahwaseluruh Kelelawar yang terdapat pada empat Goayang menjadi target pengambilan sampel diKabupaten Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB)mengandung titer yang protektif terhadap VirusAvian Influenza dengan variansi Geometric MeanTiter (GMT) antra 23.68 - 29.32. Hal iniberdasarkan penyataanOffice de Epizootis (OIE)dalam OIE Terrestrial Manual yang menyatakanbahwa interpretasi uji serum Avian Influenzamenggunakan HI test dinyatakan positif apabilatiter antibody avian influenza pada serum samadengan 16 (24) atau lebih (OIE, 2015), hanya padasampel dari Goa Kalelawar Lembah Sempage diKecamatan Narmada Kabupten Lombok Barat yangdidapatkan 3 positif dari lima sampel yang di ujidengan nilai Goa Kalelawar Lembah Sempage diKecamatan Suranadi Kabupten Lombok Barat. Halini menunjukkan Kelelawar merupakan hewanmamalia yang dapat menagkap virus avianinfluenza melalui reseptor α 2,6 glycan danmembentuk antibody. Kalelawar yang mempunyaimelalui reseptor α 2,6 glycan tentu akanberpengaruh terhadap penyebaran penyakit AvianInfluenza. Hal ini menunjukkan bahwa Kalelawardapat menjadi reservoir dari virus influenza denganasimtomatis.

Analisis kemungkinan yang paling pokok darihasil penelitian yang menyatakan 96% kalelawarterdapat antibody Virus Avian Influenza H5N1dengan nilai Geometric Mean Titer (GMT) yangtinggi yaitu mencapai 29.32, dimungkinkan akibatadanya molekul inhibitor non spesifik yang dapatmenghasilkan hasil positif palsu pada ujiHemaglutinasi Inhibition(HI). Serum mamaliadapat mengandung residu asam sialat yangmerupakan reseptor virus Avian Influenza sehinggaberkompetisi dengan reseptor pada sel darah merahdalam mengikat virus tersebut sehingga sel darahmerah tidak teraglutinasi. Hal ini dapat dicegahdenagan pemberian Receptor Destroyer Enzyme(RDE) pada serum kalaelawar yang akan di Uji HI,sehingga untuk menginaktivasi molekul inhibitornon spoesifik tersebut sehingga tidak terjadi positifpalsu saat pengujian HI (WHO, 2013).

Hasil tentang sub ordo Kalelawar padapenelitian ini yang termasuk sub ordoMegachiropteradan sub ordo Microchiroptera, halini sesuai dengan penelitian yang menyatakanbahwa ditemukan telah kelelawar sub ordoMegachiropteradan sub ordo Microchiroptera telahmenempati gua di Pulau Lombok seperti, TamanSuranadi (Gua Batu Kota), Gua Gale-Gale(Lombok Tengah), Gua Kenculit (LombokTengah), Gua Raksasa (Lombok Timur), GuaPantai Surga (Lombok Timur) dan gua gangga(Lombok Utara) (Fajri dkk., 2014). Hal ini terjadi

b

a

Page 5: ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram 1

ISSN No. 2355-9292 Jurnal Sangkareang Mataram| 5

http://www.untb.ac.id/Desember-2016/ Volume 2, No. 4, Desember 2016

karena Pulau Lombok beriklim tropis dan kayaakan buah dan serangga sebagai sebagai makanandari kalelawar tersebut.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:1. Antibodi virus Avian Influenza subtipe H5N1

telah terdeteksi pada Kalelawar sub ordoMegachiroptera dan sub ordo Microchiropterayang terdapat dalam Goa-goa Kalelawar diPulau Lombok sebesar 96 % (53 positif dari 55total sampel yang terkumpul) dengan kadarGeometric Mean Titre (GMT) mempuanyaikadar yang tinggi dan protektif yaitu dengannilai 23.68 - 29.32 .

2. Kadar antibodi virus Avian Influenza subtipeH5N1 pada kalelawar di Pulau Lombokberdasarkan uji Geometric Mean Titre (GMT)mempuanyai kadar yang tinggi dengan nilai29.32, dimungkinkan terdapat molekulinhibitor non spesifik sehingga menghasilkanpositif palsu pada uji HI yang memerlukanpemberian Receptor Destroyer Enzyme (RDE)untuk menginaktivasi molekul inhibitor nonspesifik pada serum kalelawar

DAFTAR PUSTAKA

BMKG. 2015. Analisis Dan Prakiraan Curah HujanProvinsi Nusa Tenggara Barat. Buleteinedisi Januari

Chan, J.F.., To, K.K., Tse1, H., Jin, D and Yuen,K. Interspecies transmissionandemergence of novel viruses:lessonsfrom bats and birds. 2013. Trends inMicrobiology Reviewes. 21(10): 544 -555

Dispet dan Keswan. 2013. Peta Kasus PHM. www.disnakkeswan.ntbprov.go.id

Fajri S, R., Agil A, I., Hadiprayitno G, 2014.Kekayaan Spesies Kelelawar OrdoChiroptera Di Gua Wilayah Selatan PulauLombok, Nusa Tenggara Barat. ProgramPascasarjana Magister Pendidikan IPAUniversitas Mataram dan Program StudiPendidikan Biologi FKIP UniversitasMataram

OIE., 2015. Avian Influenza, chapter 2.3.4,terestrial manual 2015.http://www.oie.int/fileadmin/Home/eng/Health_standards/tahm/2.03.04_AI.pdf,diakses tanggal 2 Juni 2015.

(OIE) Office International des Epizooties 2005.Manual of Diagnosis Test andVaccinesfor Terestrial Animals. (www.oie.int).[diakses pada 08 April 2010].

Stevenson, M. 2012. An Introduction to VeterinaryEpidemiologi. EpiCentre, IVABS.Massey University, Palmerston North,New Zealand

Sulistiani, E. 2014. Seroprevalensi Virus AvianInfluenza subtype H5 pada Kalelawar diKalimantan [Skripsi]. FakultasKedokteran Hewan Universitas AirlanggaSurabaya

Tong, S., Zhu,X., Li,Y., Shi,M., Zhang,J.,Bourgeois,M., Yang,H., Chen,X.,Recuenco,S., Gomez,J., Chen,L.M.,Johnson,A., Tao,Y., Dreyfus,C., Yu,W.,McBride,R., Carney,P.J., Gilbert,A.T.,Chang,J., Gu,Z., Davis,C.T.,Paulson,J.C., Stevens,J., Rupprecht,C.E.,Holmes,E.C., Wilson,I.A., Donis, R.O.2013. New World Bats Harbor DiverseInfluenza A Viruses. PLOS Pathogens.10: 1-10.

WHO. 2013. Cumulative number of confirmedhuman cases for avian influenzaA(H5N1) reported to WHO, 2003-2013.Geneva, Switzerland

WHO. 2013. Laboratory Procedures: Serologicaldetection of avian influenza A(H7N9)virus infections by turkeyhaemagglutination-inhibition assay.http://www.who.int/entity/influenza/gisrs_laboratory/cnic_serological_diagnosis_hai_a_h7n9_20131220.pdf