isolasi piperina

11
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA ISOLASI PIPERINA DARI LADA PUTIH Disusun oleh : Kelompok D-3 1. Florencia Rustan 1120004 2. Dicky Pranajaya 1120018 3. Ni Putu Ayu Deviana Gayatri 1120034 4. Sherlie Christianto 1120047 5. Eirene Azali Pramasetio 1120054 6. Winny Yauri 1120088 Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (UBAYA)

Upload: deviana-gayatri

Post on 02-Oct-2015

10 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

pharmacognosy

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

ISOLASI PIPERINA DARI LADA PUTIH

Disusun oleh :

Kelompok D-3

1. Florencia Rustan

1120004

2. Dicky Pranajaya

1120018

3. Ni Putu Ayu Deviana Gayatri1120034

4. Sherlie Christianto

1120047

5. Eirene Azali Pramasetio 1120054

6. Winny Yauri

1120088

Laboratorium Fitokimia

Fakultas Farmasi Universitas Surabaya (UBAYA)

Semester Gasal 2014-20151. TujuanPraktikum Melakukan ekstraksi serbuk lada putih dengan cara soxhletasi Memperoleh kristal kuning piperina dari lada putih

Melakukan identifikasi dari kristal kuning piperina yang diperoleh2. Bahan, Alat, danMetode2.1. Bahan

Serbuk lada putih, etanol 95%, kalium hidroksida (KOH) 10% dalam etanol, aseton, fase gerak kloroform : metanol (3 : 1), penampak noda Dragendorf, aquadem.2.2. AlatSoxhlet, water bath, labu alas bulat, corong kaca, kertas saring, botol coklat, beaker glass, gelas ukur, lempeng KLT silika gel 6F 254, chamber, aluminium foil, alat thiele, spektrofotometer UV2.3. Metode Kerja

3. Hasil dan Pembahasana. Ekstraksi Lada Putih

Proses isolasi piperina diawali dengan ekstraksi lada putih dengan metode soxhletasi. Mula-mula ditimbang serbuk lada putih 25 gram. Lalu serbuk dimasukkan ke dalam alat soxhlet yang sudah dilapisi dengan kertas saring berbentuk tabung dan ditambahkan pelarut etanol 95% sebanyak 150 ml (sampai serbuk lada putih terendam seluruhnya. Soxhlet kemudian dihubungkan dengan condenser, lalu waterbath dinyalakan dan keran serta pompa air dinyalakan juga. Proses soxhletasi berlangsung selama 2 jam. Ektsrak yang terbentuk ditampung di dalam labu alas bulat. Setelah proses soxhletasi selesai, ekstrak kemudian disaring dengan corong kaca dan kertas saring, kemudian dimasukkan ke dalam botol coklat dan didiamkan selama 1 minggu.

Gambar 3.1. Susunan alat soxhletasi

b. Isolasi Piperina dari LadaPutih

Pemekatan ekstrak dilakukan pada minggu berikutnya dengan memanaskan ekstrak dalam cawan porselen di atas water bath hingga volume ekstrak tersisa 40 ml. Residu kemudian ditambahkan larutan KOH 10% dalam pelarut alkohol sebanyak 10 ml, dan didiamkan selama 15 menit. Endapan yang terbentuk lalu disaring dan dibuang. Filtrat ditampung dalam beaker glass dan ditutup dengan aluminium foil lalu disimpan di dalam lemari es selama 24 jam. Namun karena kristal belum terbentuk setelah didiamkan selama 24 jam, praktikan kembali mendiamkan kristal selama 2 minggu. Dua minggu berikutnya, filtrat yang bercampur dengan kristal jarum berwarna kuning disaring dengan corong Buchner, untuk kemudian dilakukan rekristalisasi dengan menuangkan aseton pada kristal kuning piperina. Kristal kuning piperina yang didapat kemudian ditimbang dan dihitung kadar (%) piperina dalam serbuk lada putih. Berdasarkan hasil praktikum, bobot kristal piperina yang diperoleh adalah 0,2987g.Kadar piperina = QUOTE

Gambar 3.2. Struktur kimia piperina Gambar 3.3. Kristal kuning piperinac. IdentifikasiPiperina

Selanjutnya, dilakukan beberapa identifikasi terhadap kristal kuning piperina, yang terdiri dari kromatografi lapis tipis (KLT), uji penentuan titik lebur, dan penentuan panjang gelombang maksimum ((max) dengan spektrofotometer UV-Visible. Adapun hasil identifikasi yang diperoleh praktikan yaitu :1) Kromatografi lapis tipis (KLT), dilakukan dengan menggunakan fase diam lempeng KLT silikagel GF 254, fase gerak kloroform : metanol (3 : 1), dan cuplikan kristal piperin yang sudah dilarutkan dalam 2 ml etanol 70%. Setelah chamber jenuh, dan cuplikan sudah ditotolkan pada lempeng (berjarak 1,5 cm dari bagian bawah lempeng), lempeng dimasukkan kedalam chamber, dilakukan proses KLT hingga dicapai batas fase gerak (0,5 cm dari bagian atas lempeng). Setelah itu, lempeng diamati pada sinar UV 365 nm, dan didapatkan noda berfluoresensi warna biru. Lempeng juga disemprot dengan penampak noda Dragendorf, yang merupakan penampak noda untuk golongan alkaloid. Pereaksi Dragendorf dibuat dengan cara mencampurkan 0,8 gram bismuth subnitrat dengan 10 ml asama setat dan 40 ml air. Larutan ini kemudian dicampur dengan larutan yang dibuatdari 8 gram kalium iodide dalam 20 ml air. Sebelum digunakan, 1 volume campuran ini diencerkan dengan 2,3 volume campuran 20 ml asam asetat glacial dan 100 ml air. Pereaksi ini berwarna jingga. Karena piperina termasuk golongan alkaloid, maka memberikan hasil positif berupa warna jingga pada noda, setelah disemprot dengan penampak noda Dragendorf.Perhitungan Rf Piperina :

Rf = Rf piperina (noda I) = = 0,825

Rf piperina (noda II) = = 0,806

Gambar 3.4. Pembuatan pereaksi Dragendrof dan reaksi alkaloid dengan Dragendorf2) Penentuan Titik Lebur Piperina, untuk uji ini digunakan alat untuk menentukan titik lebur (Gambar 3.5.). Sedikit kristal piperina diletakkan di atas kaca tipis berbentuk lingkaran, lalu diletakkan di bagian (a) pada alat. Di atas bagian (a) terdapat sumber panas untuk menyinari kristal (b). Pada sumber panas (b) tersebut terdapat sejenis lensa, yang dapat digunakan untuk melihat kondisi kristal selama pemanasan berlangsung. Suhu pada penentuan titik lebur diamati dengan menggunakan termometer (c). Suhu yang dicatat selama identifikasi ada 2, yaitu suhu saat kristal piperina pertama kali tampak melebur, yaitu pada suhu 118oC dan suhu saat kristal piperina melebur seluruhnya, yaitu pada 127oC.

Gambar 3.5. Alat untuk menentukan titik lebur3) Penentuan ((max) dengan spektrofotometer UV-Visible Identifikasi ini dilakukan dengan melarutkan kristal piperina sebanyak 0,051 g dalam etanol p.a. sampai 100 ml (510ppm). Kemudian, dilakukan pengenceran terhadap larutan tadi sebanyak 2 kali. Hasil pengenceran tersebut kemudian dimasukkan dalam kuvet dan dibaca serapan (absorbansi) terbesarnya untuk ditentukan ( maksimumnya.

a) Pengenceran 1 = 2 ml larutan kristal piperina ditambah etanol p.a. ad 20ml (50,1 ppm)---> absorbansi tidak teramati oleh alat karena konsentrasi larutan terlalu pekat.b) Pengenceran 2 =0,5 ml hasil pengenceran 1 ditambah air ad 5 ml (5,01 ppm)-----> A=0,302 ((max = 246,20 nm). 3. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum isolasi dan identifikasi piperina dari lada putih, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a) Simplisia serbuk lada putih yang digunakan positif mengandung piperina sebanyak 1,19%b) Diperoleh kristal piperina berbentuk jarum dan berwarna kuning sebanyak 0,2987 gram

c) Hasil uji KLT menhasilkan noda berwarna jingga setelah penyemprotan penampak noda Dragendorf dan juga memberikan fluoresensi biru pada sinar UV 365nm. Hal ini menunjukkan bahwa cuplikan mengandung senyawa piperina (golongan alkaloida).

d) Titik lebur piperina yang diperoleh 1180C-1270Ce) Panjang gelombang maksimal ((max = 246,20 nm) dengan aabsorbansi (A=0,302) 4. DaftarPustakaDepartemen Kesehatan RI. 1987. Analisis Obat Tradisional, Jilid I.Stahl, E. 1969. Thin-Layer Chromatography. Springe-Verlag, Berlin Heidelberg, New

York.LAMPIRAN

Flouresensibirudaripiperinapadasinar UV 365 nm

Noda berwarnajinggasetelahdisemprotpereaksiDragendorf

(b)

(c)

(a)

8