isi

120
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan dewasa ini tengah mendapat sorotan yang sangat tajam berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu ”hidup” di abad ke-21. 1 Dengan begitu, pendidikan sebagai sumber daya insani, sepatutnya mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya baik secara kualitas maupun kuantitas. Peningkatan mutu pendidikan berarti peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu perlu dilakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari waktu ke waktu tanpa henti. Pelaksanaan pembaruan dalam hal ini hendaknya memperhatikan metafora John F. Kennedy yaitu ”,,,Change is a way of life. Those who look to 1 Degeng, Landasan dan Wawasan Pendidikan (Malang : Lembaga Pengembangan dan Pendidikan (LP3), 2001),h.10. 1

Upload: asep-januzaj-egok

Post on 15-Jan-2016

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

isi makalah

TRANSCRIPT

Page 1: isi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan dewasa ini tengah mendapat sorotan yang sangat

tajam berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia

yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu ”hidup” di abad ke-

21.1 Dengan begitu, pendidikan sebagai sumber daya insani, sepatutnya

mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya

baik secara kualitas maupun kuantitas.

Peningkatan mutu pendidikan berarti peningkatan kualitas sumber daya

manusia. Untuk itu perlu dilakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari

waktu ke waktu tanpa henti. Pelaksanaan pembaruan dalam hal ini hendaknya

memperhatikan metafora John F. Kennedy yaitu ”,,,Change is a way of life.

Those who look to the past or present will miss the future.”2Metafora tersebut

pantas diterjemahkan dalam kepentingan reformasi pendidikan bahwa kita

harus tetap berpegang pada tantangan masa depan yang penuh dengan

persaingan global.

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan

mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan

berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem Pendidikan Nasional

1Degeng, Landasan dan Wawasan Pendidikan (Malang : Lembaga Pengembangan dan Pendidikan (LP3), 2001),h.10.2Suyanto, Refleksi dan Reformasi Pendidikandi Indonesia Memasuki Melenium III (Yogjakarta : Adicita Karya Nusa, 2000) h.3.

11

Page 2: isi

senantiasa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang

terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.3

Seperti yang telah diketahui bahwa pendidikan merupakan usaha agar

manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melelui proses pembelajaran

atau cara lain yang dikenal dan diakui masyarakat. Dalam UU RI tentang

system pendididkan nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003,disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,bertujuan dan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kteatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratisdan bertanggung jawab4.

Kaitannya dengan pendidikan, cita-cita pendidikan nasional tersebut

mengindikasikan bahwa proses pembelajaran sebagai komponen penting dari

system pendidikan nasisonal,memiliki konstribusi yang cukup besar. Aktifitas

pembelajaran didalam kelas merupakan komponen subtansial yang

menyuguhkan berbagai materi pelajaran dengan tujuan mengembangkan dan

membina kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, dalam konteks

ini,penting dilakukan inovasi dalam pembelajaran yang selama ini

dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Bentuk inovasi ini salah satunya

melalui penerapan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan

sarana penyampai pesan agar pesan dapat lebih dimengerti sehingga tujuan

interaksi guru dan siswa dapat tercapai. Secara spesifik, tujuan pembelajaran

dapat dicapai siswa dengan baik. Seperti dalam pembelajaran matematika,

3 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006) h.4.

4 Undang-Undang System Pendidikan Nasional, dalam www.sisdiknas.go.id, diambil tanggal 5 Februari 2014,pukul 08.00 WITA.

2

Page 3: isi

guru dapat memanfaatkan media untuk membelajarkan siswa mengenai

berbagai topik matematika. Dengan media, siswa akan lebih mudah

memahami materi matematika yang abstrak. Siswa akan merasa lebih dekat

dengan konsep tersebut. Siswa dapat memahami isi pesan yang terkandung

dalam setiap materi yang dipelajari, menghubungkan konsep dengan fakta

lapangan, ataupun menggunakan kosep itu untuk pemecahan masalah.

Pendekya, dengan media guru dan siswa akan mampu melaksanakan

pembelajaran dengan efektif dan efisien khususnya pembelajaran matematika

materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Kontras dengan kondisi ideal seperti yang dipaparkan di atas,

pembelajaran matematika yang berlangsung di SDN Penimpoh Desa

Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengahjustru

masih jauh dari harapan. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan,

peserta didik rata-rata belum mampu melakukan operasi hitung dengan baik,

terutama operasi hitung bilangan bulat. Siswa masih kesulitan menjumlahkan

atapun mengurangi bilangan bulat terutama yang berbeda tanda operasi seperti

bilangan bulat negatif ataupun bilangan bulat positif. Bahkan ada beberapa

siswa yang tidak mengerti sama sekali tentang konsep dasar bilangan bulat.

Apalagi pembelajaran yang berlangsung tidak menggunakan media

pembelajaran. Guru hanya memanfaatkan buku paket dan menjelaskan secara

langsung di papan tulis. Siswa kemudian diberikan PR sebagai pengayaan

untuk pendalaman materi di rumah masing-masing.

3

Page 4: isi

Berdasarkan keadaan di atas, dapat dilihat bahwa sejatinya memang

harus ada sentuhan lain yang harus dilibatkan dalam pembelajaran.

Pembelajaran harus didasarkan pada apa yang dapat di lihat dan dirasakan

siswa secara real atau kongkrit. Bukan hanya konsep-konsep abstrak yang

berujung pada kegiatan hafalan bukan pemahaman. Untuk itu, peran sentral

media pembelajaran harus di optimalkan. Seperti pada penggunaan media

pembelajaran garis bilangan untuk memaksimalkan pemahahaman siswa pada

operasi hitung bilangan bulat. Kaitannya dengan hal ini, peneliti tertarik untuk

menggali lebih dalam tentang keterlibatan media pembelajaran, dalam hal ini

media garis bilangan dalam pelajaran matematika dan sekaligus peneliti

jadikan judul penelitian yaitu MENINGKATKAN KEMAMPUAN

BERHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA GARIS

BILANGAN PADA SISWAKELAS IV SDN PENIMPOH DESA

PENGADANG KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN

LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015”

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester

gasal tahun pelajaran 2014/2015 SDN penimpoh desa Pengadang Kecamatan

Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Penggunaan

Media Garis Bilangan Dapat Meningkatkan Kemampuan Berhitung Bilangan

4

Page 5: isi

Bulat Siswa Kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk Meningkatkan

Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Menggunakan Media Garis Bilangan

PadaSiswaKelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain:

1. Bagi Siswa

a. Dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa

b. Dapat mengingkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran

matematka secara umum

2. Bagi Guru

a. Dapat menambah pengetahuan guru mengenai penggunaan media garis

bilangan dalam meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat

siswa

b. Dapat menjadi bahan pertimbangan dan rujukan guru dalam

melakukan evaluasi perkembangan kognitif siswa kaitannya mata

pelajaran matematika secara keseluruhan.

3. Bagi Sekolah

Dapat memperkaya informasi pihak sekolah mengenai teknis

pembelajaran matematika di dalam kelas khususnya tentang kemampuan

5

Page 6: isi

berhitung bilangan bulat siswa sehingga dapat dilakukan langkah dan

perumusan kebijakan yang tepat kaitannya dengan kemajuan dan

perkembangan sekolah.

4. Bagi Peneliti

a. Dapat memberikan pengalaman secara langsung sebagai calon guru

tentang bagaimana penggunaan media garis bilangan dalam

meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa

b. Dapat menjadi rujukan penelitian selanjutnya.

6

Page 7: isi

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran Garis Bilangan

1. Konsep Media Pembelajaran Matematika

Media berasal dari bahasa Latin ” Medium” yang secara harafiah

berarti “ tengah, perantara atau pengantar”. Dengan kata lain, media

adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada

penerima pesan. Dalam aktifitas pembelajaran media dapat diartikan

sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam

interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.5

Menurut Briggs media adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar. Misalnya:

buku, kaset, film, dan sebagainya. Adapun pendapat dari National

Education Association bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi

baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya, media hendaknya

dapat memanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.6

Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathein” atau

“Mathenein” yang artinya mempelajari. Menurut Nasution (1980:2) yang

dikutip oleh Subarinah matematika diduga memiliki hubungan yang erat

5 Puput Fathurrohman, M. Sobari Sutikno, Strategi Belajar Mengajar” strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melelui penanaman konsep umum dan islami”, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010)., h. 65.6 Dhienidkk,Metode Pengembangan Bahasa,(Jakarta : Universitas

Terbuka,2012),.h.10.2.

77

Page 8: isi

dengan kata sansekerta ”Medha” atau “Widya” yang artinya kepandaian,

pengetahuan atau intelegensi. Menurut Johnson dan Myklebust,

Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk

mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan,

sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.7

Oleh karena itu,Media pembelajaran Matematika adalah sarana

yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika agar dapat

menarik perhatian peserta didik untuk mempermudah dan mempercepat

penyampaian informasi dari pendidik kepada peserta didik supaya tujuan

pembelajaran tercapai.

2. Karakteristik Media Pembelajaran Matematika

Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari

segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya.

Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan

kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan

keterampilan pemilihan media pengajaran.Di samping itu, memberikan

kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media

pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami

karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan

cenderung bersikap spekulatif.8

7 Rosma Hartiny Sam’s, Model Penelitian Tindakan Kelas,(Yogyakarta: Teras, 2010),. h.11.8Bahri Djamarah,Syaiful, dkk,Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rineka Cipta, 2010),.h.124-127.

8

Page 9: isi

Menurut Gerlach & Ely ada tiga ciri media yang dapat membantu

proses kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu :

a. Ciri Fiksatif

Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,

menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.

Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan

media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Dengan ciri

fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi

pada satu waktu tertentu ditrsanportasikan tanpa mengenal waktu.Ciri ini

amat penting bagi guru karena kejadian yang telah direkam atau

disimpan dengan format media dapat digunakan setiap saat.

b. Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian dimungkinkan karena media memilki

ciri manipulatif.Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat

disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik

pengambilan gambar time- lapse recording.Disamping dapat dipercepat,

suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali

hasil suatu rekaman video.

Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil

rekaman dapat menghemat waktu. Kemampuan media dari ciri

manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila

terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau

pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan

9

Page 10: isi

penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan

menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak

diinginkan.

c. Ciri Distributif

Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau

kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian

tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus

pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi

direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali

pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau

digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi

yang telah direkam akan terjamin sama dengan yang aslinya.9

3. Pengertian Garis Bilangan

Garis bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan

sejumlah titik jarak dari satu titik ke titik lain sama panjang. Pada

setiap titik tertulis satu bilangan, bilangan-bilangan itu merupakan

rangkaian bilangan berurutan dari bilangan negartif terkecil di sebelah

kiri nol sampai dengan terbesar paling kanan angka nol.10

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa garis

bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan titik-titik yang

berjarak sama, pada setiap titik tertulis satu bilangan yang berurutan

dari blangan negatif terkecil disebelah kiri nol sampai dengan positif

9 Arsyad ,Azhar, Media Pembelajaran,(Jakarta : Rajawali Pers, 2010),h.12-14.10Shamsudin Baharin,Kamus Matematika Bergambar untuk SD,(Jakarta: Grasindo,2007),h.42.

10

Page 11: isi

terbesar disebelah kanan nol.

Gambar 1 :Garis Bilangan Bulat

4. Penggunaan Media Garis Bilangan Dalam PembelajaranMatematika

Menurut Karso untuk menjelaskan sebagian pengerjaan hitung

pada bilangan bulat, akan kita gunakan garis bilangan, karena dengan

garis bilangan ini akan memudahkan anak dalam memahami pengerjaan

hitung. Dalam menggunakan garis bilangan ini sebaiknya kita

menyiapkan kapur atau spidol berwarna, sehingga warna untuk

lambang bilangan pada garis bilangan dengan lambang bilangan yang

menunjukkan langkah-langkah pengerjaannya berbeda.11 Dalam

penjumlahan ditunjukkan dengan melangkah ke sebelah kanan atau

maju dan langkah padagaris bilangan dengan arah panah kekanan,

sedangkan pengurangan dengan melangkah kesebelah kiri atau mundur

dalam langkah garis bilangan dengan arah panah ke kiri.12

a. Penjumlahan bilangan bulat pada garis bilangan adalah sebagai

berikut.

1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Contoh : 2 +3 =……

11Karso,PendidikanMatematika I,(Jakarta: Depdikbud,1998),.h.6.15.12Nur Akhsin,Matematika untuk Kelas IV SD/MI,(Klaten: Cempaka Putih,2006),h.169.

11

Page 12: isi

23

-2

4

5

-7

Gambar 2 :Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Dari titik 0, melangkah 2satuan kekanan sampai bilangan 2. Dari

titik 2, melangkah 3satuan kekanan sampai pada bilangan 5. Garis

bilangan tersebut menunjukkan, 2 +3 =5

2) Penjumlahan bilangan bulat negatifdengan bilangan bulat positif.

Contoh : -2 +4 =……

Gambar 3 :Penjumlahan bilangan bulat positifdengan bilanganbulat negatif

Dari titik 0, melangkah 2satuan kekiri sampai padabilangan -2.

Dari titik -2, melangkah 4 satuan kekanan sampai pada bilangan

2.

3) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Contoh : 5 + (-7) =….

12

Page 13: isi

-2 -2

xxviii

-7

4

Gambar 4 :Penjumlahan bilangan bulat positifdengan bilanganbulat negatif.

Dari titik 0, melangkah 5satuan kekanan sampai pada bilangan 5.

Dari titik 5, melangkah 7satuan kekiri sampai pada bilangan -2,

Garis bilangan tersebut menunjukkan, 5 + (-7)=-2

4) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.

Contoh : -2 + (-2) =…..

Gambar 5 :Penjumlahan bilangan bulat negatifdenganbilangan bulat negatif

Dari titik 0, melangkah 2satuan kekiri sampai pada bilangan -2.

Dari titik -2, melangkah2 satuan kekiri sampai pada bilangan -4.

Garis bilangan tersebut menunjukkan, -2 +(-2)=-4

b. Pengurangan bilangan bulat padagaris bilangan adalah sebagai

berikut

1) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

positif.

Contoh : 4 – 7 =….

13

Page 14: isi

-3 -2

2 -2

Gambar 6 :Pengurangan bilangan bulat positifdengan bilanganbulat positif

Dari titik 0, melangkah 4 satuan kekanan sampai pada bilangan

4. Dari titik 4, melangkah 7 satuan kekiri sampai pada bilangan -

3. Garis bilangan tersebut menunjukkan 4 – 7 =-3.

2) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

positif.

Contoh : -2 – 3 =…….

Gambar 7 :Pengurangan bilangan bulat negatifdengan bilanganbulat positif.

Dari titik 0, melangkah 2satuan kekiri sampai pada bilangan -2

Dari titik -2, melangkah 3 satuan kekiri sampai pada bilangan -5

Garis bilangan tersebut menunjukkan -2 – 3 = -5

3) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat

negatif.

Contoh : 2 – (-2) =…….

14

Page 15: isi

-1-3

-6 -78

Gambar 8 :Pengurangan bilangan bulat positifdengan bilanganbulat negatif

Dari titik 0, melangkah 2 satuan kekanan sampai pada bilangan

2. Dari titik 2, melangkah 2 satuan kekanan sampai pada

bilangan 4. Garis bilangan tersebut menunjukkan 2 – (-2)=4.

4) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat

negatif.

Contoh : -1 – (-3)=….

Gambar 9 :Pengurangan bilangan bulat negatifdenganbilangan bulat negatif.

Dari titik 0, melangkah 1satuan kekiri sampai pada bilangan -1.

Dari titik -1, melangkah 3 satuan kekanan sampai pada bilangan

2. Garis bilangan tersebut menunjukkan, -1 – (-3)=2

3) Pengerjaan Hitung Campuran dengan Garis Bilangan

Contoh :

8 – 7 + (-6)=…. +…..=…..

Gambar 10 :Hitung Campuran Bilangan Bulat

Dari titik nol, melangkah 8 satuan kekanan sampai bilangan 8. Dari titik 8,

melangkah 7satuan kekiri sampai bilangan 1. Dari titik 1, melangkah 6

15

Page 16: isi

satuan kekiri sampai bilangan -5. Jadi : 8-7+(-6)= -5

16

Page 17: isi

B. Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat

1. Pengertian Berhitung

Menurut David Glover In Arith Maticyouaddsubtract multy

play anddevide numbers. Aritmatika berhubungan dengan

menjumlah, mengurang, mengali dan membagi bilangan.Menurut

Purwodarminto, berhitung adalah mengerjakan hitungan

(menjumlahkan, mengurangkan, dsb).13Menurut Nurkhasanah dan

Didik Tumianto berhitung adalah mengerjakan hitungan.14Secara

singkat berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa berhitung adalah cabang Matematika yang berhubungan

dengan perhitungan yang menyangkut penjumlahan, pengurangan,

perkaliandan pembagian.

2. Kemampuan Berhitung

Menurut Nyimas Aisyah, dkk kemampuan berhitung

merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan

sehari- hari, dapat dikatakan bahwa semua aktifitas kehidupan semua

manusia memerlukan kemampuan ini.15 Menurut Dewa Ketut Sukardi

bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan

13Poerwadarminta,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta. Balai Pustaka,1993),.h.311.14Nur Khasanah dan Didik Tumianto. 2007. Kamus Besar Bergambar BahasaIndonesia UntukSD&SMP. (Jakarta:PT. BinaSaranaPustaka,2007),.h.243.15Nyimas Aisyah, dkk.Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.(Dirjen Dikti DepartemenPendidikan Nasional,2007),h.6.5.

17

Page 18: isi

penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung.16

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan

bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan

penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung yang

diperlukan dalam semua aktifitas kehidupan manusia sehari-hari.

3. Bilangan Bulat

Bilangan adalah jumlah atau kuantitas anggota suatu

himpunan benda yang tertentu atau hasil suatu jawaban dari

pertanyaan yang menyangkut jumlah tertentu. Sedangkan bilangan

bulat adalah suatu himpunan bilangan yang terdiri atas bilangan

negatif, nol dan bilangan positif.17

Bilangan adalah suatu idea. Sifatnya abstrak, bilangan bukan

simbol atau lambang dan bukan pula lambang bilangan. Bilangan

memberikan keterangan mengenai banyaknya anggota suatu

himpunan. Sedangkan bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari

bilangan asli atau bilangan bulat positif, bilangan nol, dan lawan

bilangan asli atau bilangan bulat negatif serta himpunannya biasanya

dilambangkan dengan huruf B.18

Penjabaran  di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat

adalah suatu himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan positif,

16Sulis.2007.StudiHasil BelajarMatematikaDitiBahanAjardan Suasana KelasdiSLTP Negeri17Baharin Shamsudin,Kamus Matematika Bergambar untuk SD. (Jakarta.Grasindo,2007),h.16.18Erwin Rosilawati,Bahan Ajar Matematika.( Semarang : DepartemenPendidikan Nasional,2002), h.41.

18

Page 19: isi

bilangan nol, dan bilangan negatif yang biasanya dilambangkan

dengan huruf B.

4. Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat

Menurut Dewa Ketut Sukardi bahwa kemampuan berhitung

adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan ketrampilan

aljabar termasuk operasi hitung. Berdasarkan pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang

memerlukan penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi

hitung yang diperlukan dalam semua aktifitas kehidupan manusia

sehari-hari.

Bilangan bulat dapat diartikan sebagai suatu himpunan

bilangan yang terdiri dari bilangan positif, bilangan nol, dan bilangan

negatif yang biasanya dilambangkan dengan huruf B.

Berdasarkan pengertian kemampuan berhitung dan bilangan

bulat dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

berhitung bilangan bulat adalah kemampuan yang memerlukan

penalaran dan keterampilan aljabar seperti penjumlahan,

pengurangan, perkaliandan pembagian bilangan positif, bilangan nol

dan bilangan positif.

19

Page 20: isi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN PenimpohDesa Pengadang

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2015 di

kelas IV semester genap jumlah siswa 20 orang, penelitian ini melibatkan guru

yang mengajar di dalam kelas tersebut, penelitian ini menggunakan penelitan

tindakan kelas.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian tindakan kelas (PTK) atau lebih dikenal classroom action research.

yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,

yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama,

tindakan tersebut dilakukan oleh guru yang dilakukan oleh siswa19.

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki

dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses

pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian

tindakan kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran

semakin meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas

pendidikan.

19Suharsimi Arikunto,Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta : PT. Bumi Aksara,2007) , h.3.

20

Page 21: isi

B. Sasaran Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi sasaran atau subjek penelitian adalah

SiswaKelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”

C. Rencana Tindakan

Adapun rencana tindakan yang di maksud dalam penelitian tindakan

kelas (PTK) ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan peneliti bersama guru mata

pelajaran matematika melakukan kegiatan antara lain:

a. Menyiapkan lembar observasi

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Mendisain alat evaluasi

d. Merencanakan tes dan hasil tes

e. Menentukan criteria keberhasilan

2. Pelaksanaan

Melalui kegiatan tindakan pelaksanaan pokok pembelajaran

menggunakan media garis bilangan dengan RPP (rencana pelaksanaan

pembelajaran) yang telah disusun peneliti bersama guru demi

mengingkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa. Pada tahap

ini melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah di

rencanakan. Adapun tahap-tahap dalam pelaksanaan tindakan ini antara

lain:

21

Page 22: isi

1. Kegiatan awal

a. Mensosialiskin pada siswa mengenai pembelajaran yang akan

dilakukan dengan menggunakan media garis bilangan.

b. Menyampaikan indicator tentang materi yang akan disampaikan.

c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

d. Guru memberikan motivasi dan apersepsi yang berkaitan dengan

materi yang akan dipelajari.

2. Kagiatan inti

a. Guru menjelaskan secara garis besar mengenai materi yang akan di

sampikan untuk mengarahkan siswa dengan menggunakan media

garis bilangan.

b. Guru menyiapkan materi, dan LKS yang akan diisi oleh siswa

berdasarkan

3. Tahap Observasi dan Evaluasi

Kegiatan observasi dilakukan secara kontinyu setiap kali

pelaksanaan tindakan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan

kegiatan guru dalam proses belajar mengajar untuk melihat langsung

aktualisasi skenario pembelajaran dengan pelaksanaannya, evaluasi

dilakukan setelah akhir setiap siklus dengan memberi test berbentuk essay

yang dikerjakan secara individu.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini adalah mengkaji berbagai macam masalah yang

terjadi di kelas penelitian, peneliti dan guru mengkaji kekurangan dan

22

Page 23: isi

hambatan untuk mendapatkan alternatif pemecahannya dengan

memperhatikan hasil observasi dan evaluasi, untuk memperbaiki

kekurangan yang muncul pada siklus pertama, maka diadakan

penyempurnaan pada siklus kedua akan dilakukan perbaikan-perbaikan

berdasarkan hasil siklus I.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus.20

Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Populasi

merupakan sekumpulan objek atau subjek yang lengkap dan jelas dan

berada pada suatu wilayah penelitian yang terdiri dari objek dan subjek

yang memiliki kualitas dan karakter tertentu.

Dengan demikian, populasi bukan hanya orang saja tapi juga

keadaan alam sekitarnya. Sehubungan dengan hal tersebut, populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas IV SDN Penimpoh Desa

Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah yang

berjumlah 20 orang siswa.

2. Sampel

Jika hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka peneltian

tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil

20 Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarta : Rineka Cipta,2006) h. 130.

23

Page 24: isi

populasi yang akan diteliti.21Jadi yang dimaksud dengan Sampel adalah

wakil dari populasi yang akan diteliti dan diambil dengan cara-cara

tertentu. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari jumlah

populasi. Dalam penelitian ini, karena populasi kurang dari 100, maka

peneliti menggunakan seluruh anggota populasi menjadi sampel.

E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

1. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

lebih baik. Adapun instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian

ini adalah:

a. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.22

Tes yang digunakan berupa tes Hasil Belajar yang berbentuk tes

obyektif yakni pilihan ganda, yang terdiri dari 40 item soal, 20 soal

untuk siklus I dan 20 soal lainnya untuk siklus II yang setiap soal

diberikan 4 option jawaban.23

Dalam penelitian ini, tes dibuat oleh peneliti dan di bantu oleh

guru bidang studi metematika untuk mengumpulkan data tentang Hasil

21 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.31.22 Suharsimi,Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2008), h.126.23Suharsimi,Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi Revisi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),h.165.

24

Page 25: isi

belajar siswa pada pelajaran matematika di SDN Penimpoh Desa

Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Tes

diberikan setiap akhir kegiatan.

b. Pedoman Observasi

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi

pengamatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan

seluruh alat indra .24

Dari pendapat diatas pedoman observasi dirancang oleh

peneliti untuk mengumpulkan data mengenai penggunaan media garis

bilangan untuk meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat

siswa kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya

Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”

c. Pedoman Dokumentasi

Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-

barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan

sebagainya.

Dokumentasi merupakan salah satu metode yang digunakan

dalam penelitian ini, karena berkaitan dengan dokumen yang ada

disekolah tempat penelitian. Dalam metode dokumentasi ini digunakan

untuk mengambil data tentang:

1) Keadaan guru, pegawai dan siswa SDN Penimpoh

24 Suharsimi,Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2008), h.156

25

Page 26: isi

2) Keadaan sarana dan prasarana SDN Penimpoh

3) Struktur organisasi SDN Penimpoh

Peranan dokumentasi merupakan salah satu peranan yang di gunakan

dalam penelitian ini, karena berkaitan dengan dokumen yang ada di

Sekolah tempat penelitian.

d. Pedoman Wawancara

Wawancara menurut Wardi Bachtiar adalah Teknis dalam upaya

menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses

pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan data. Dengan cara

tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seseorang

atau beberapa orang pewancara dengan seorang atau beberapa orang

yang diwawancarai.

Jadi yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan dialog antara dua orang atau

lebih dengan berhadapan muka dimana percakapan tersebut di tujukan

pada masalah-masalah tertentu untuk memperoleh data dan informasi

yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa untuk memperoleh hasil

yang diinginkan, ada beberapa cara yang dilakukan dalam melakukan

wawancara yaitu ;

1) Wawancara tidak berstruktur yaitu, wawancara yang hanya

memuat garis-garis besar yang akan ditanyakan.

26

Page 27: isi

2) Wawancara terstruktur yaitu, wawancara yang disusun secara

terperinci sehingga menyerupai check-list pewancara tinggal

membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti

menggunakan metode wawancara tidak terstruktur. Wawancara

dilakukan dengan guru dan kepala sekolah serta orang tua siswa untuk

menjaring data yang diperlukan dalam penelitian.

F. Hipotesis

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap, permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul. Dari arti katanya, hipotesis memang berasal dari 2 penggalan

kata ”Hypo”yang artinya ”dibawah” dan ”Thesa” yang artinya

”kebenaran”26. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan

dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi

hipotesis.

Berdasarkan uraian tersebut dapat di rumuskan hipotesis dari

penelitian ini yaitu“Dengan Menggunakan Media Garis Bilangan Maka

Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN Penimpoh

Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah

Tahun Pelajaran 2014/2015 Diduga Akan Meningkat”

B. Pelaksaaan Tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan penelitian kelas (PTK) perlu diperhatikan

hal-hal sebagai berikut: “Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk

27

Page 28: isi

permasalahan

Siklus I

Permasalahan baru hasil refleksi

Siklus II

Lanjutkan siklus berikutnya

Refleksi II

Perencanaan tindakan II

Refleksi I

Pengamatan /pengumpulan data II

Pelaksanaan tindakan II

Pengamatan /pengumpulan data I

Pelaksanaan tindakan I

Perencanaan tindakan I

Apabila masalah belum terselesaikan

Gambar siklus PTK”

siklus berulang-ulang didalamnya terdapat 4 tahapan utama kegiatan yaitu :

Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi yang dapat digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 1.1 Siklus PTK.25

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan dimulai

dengan siklus pertama yang terdiri dari 4 kegiatan, apabila sudah diketahui

letak keberhasilan dan hambatan serta perbaikan dalam hambatan tersebut

berdasarkan tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama maka dapat

menentukan rancangan untuk siklus kedua, demikian untuk seterusnya, satu

25 Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:Bumi Aksara). hal.16

28

Page 29: isi

siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan

beberapa kali siklus.

Secara rinci pelaksanaan tindakan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru akan menyempurnakan

media yang akan digunakan (media garis bilangan), merancang rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan materi serta sumber belajar,

waktu pelaksanaan pembelajaran, evaluasi yang akan dilakukan dan hal-hal

lainnya terkait kegiatan penelitian.

Dalam tahap perencanaan ini yang di lakukan oleh peneliti adalah :

a. Mensosialisasikan media garis bilangan dengan menggunakan media garis

bilangan.

b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

c. Mendisain alat evaluasi dalam bentuk essay serta lembar jawaban yang

telah disediakan oleh peneliti.

d. Merencanakan tes hasil tes.

e. Menentukan criteria keberhasilan.

b. Pelaksanaan Tindakan

Peneliti bersama guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang bersama-sama.

Adapun tahap-tahap dalam pelaksanaan tindakan ini antara lain :

29

Page 30: isi

1. Kegiatan Awal

a. Apersepsi

1) Guru mengecek kehadiran siswa.

2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru mrnyampaikan materi pokok pembelajaran.

b. Motivasi

Guru menjelaskan pentingnya mempelajari materi pembelajaran

pada siswa.

2. Kegiatan Inti

a. Eksplorasi

1) Guru bertanya pada siswa terkait dengan materi yang akan

diajarkan

2) Guru mendemonstrasikan media pembelajaran pada siswa

(media garis bilangan)

3) Guru menjelaskan tentang penjumlahan bilangan bulat pada

siswa melalui media garis bilangan.

4) Guru meminta beberapa siswa untuk berlatih d papan tulis.

b. Elaborasi

1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok tiap kelompok terdiri

dari 4-5 siswa.

2) Dalam kelompok siswa mendiskusikan untuk menyelesaikan

lembar kerja dengan bimbingan guru.

30

Page 31: isi

3) Tiap-tiap kelompok melaporkan hasilnya didepan kelas,

kemudian kelompok lain menanggapi.

4) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.

c. Konfirmasi

1) Pemantapan materi yg disampaikan.

2) Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja kelompok terbaik.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru memberikan tugas untuk melatih interkoneksi di berbagai

representasi

b. Melakukan evaluasi formatif melalui tugas rumah.

c. Pengamatan / Pengumpulan Data

Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan secara kontinyu setiap

kali pembelajaran berlangsung, dalam pelaksanaan tindakan dengan

mengamati kegiatan guru dan Siswa dalam pembelajaran matematika dengan

menggunakan media garis bilangan. Objek observasi atau pengamatan adalah

siswa Kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah

Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2014/2015.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dari rangkaian kegiatan pada siklus I dikumpulkan

dan dianalisis sehingga peneliti dan guru dapat merefleksi diri yaitu

identifikasi kekurangan, analisis sebab kekurangan sehingga dapat

menentukan perbaikan pada siklus berikutnya.

Siklus II

31

Page 32: isi

Siklus II dilakukan apabila pembelajaran pada siklus I dinilai belum

mencapai hasil yang diharapkan sedangkan pada dasarnya langkah-langkah pada

siklus kedua sama dengan langkah-langkah pada siklus pertama hanya saja pada

siklus kedua dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus pertama26

C. Cara Pengamatan (Monitoring)

Peneliti melakukan pengamatan dengan terlibat langsung secara aktif

dalam proses pembelajaran (partisipatory observer) dan mencatat semua hal

yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang

telah disusun termasuk juga pengamatan waktu kewaktu kaitannya dengan

peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat menggunakan media garis

bilangan.

D. Anlisis Data dan Refleksi

Setelah memperoleh data evaluasi melalui tes sebagai cerminan dari

kemampuan berhitung bilangan bulat melalui proses evaluasi kemudian

menggunakan lembar observasi, maka data tersebut merupakan data tentang

ketuntasan belajar siswa sekaligus sebagai acuan terhadap peningkatan

kemampuan berhitung bilangan bulat. Data tersebut dianalisis dengan tujuan

untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun

ketuntasan klasikal terhadap indikator yang telah ditentukan dengan melihat

unsur-unsur sebagai berikut:

1. Jenis-jenis data

26Ibid. hal 16

32

Page 33: isi

a. Data tes evaluasi hasil belajar

b. Data hasil observasi aktivitas siswa

c. Data hasil observasi aktivitas guru

2. Cara pengambilan data

a. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi yang

menggunakan tes essay yang telah disiapkan pada tiap akhir siklus.

b. Data tentang aktivitas sguru dan siswa didalam kelas di ambil pada

saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar

observasi pada tiap siklus.

3. Indikator ketercapaian

Adapun yang menjadi indicator keberhasilan dalam penelitian ini adalah

a. Adanya peningkatan aktivitas belajar minimal berkategori aktif

atau mengalami peningkatan pada tiap siklusnya.

b. Adanya peningkatan belajar ≥ 85 % dari jumlah siswa yang telah

mengikuti evaluasi dengan perolehan nilai ≥ 65 sesuai dengan

KKM yang dipakai di sekolah dan mengalami peningkatan nilai

rata-rata kelas pada setiap siklus.

a. Menghitung Nilai Tes dan Rata-Rata

Nilai Tes

NA = jaw abanbenar

jumlahsoalx 100

33

Page 34: isi

Rata-Rata

Untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes dianalisis secara deskriptif

yaitu menentukan skor rata-rata hasil tes. Analisis untuk mengetahui hasil

tes belajar dirumuskan sebagai berikut:

M = N

X

Keterangan : M = Mean (rata-rata)

x= Jumlah nilai (skor) yang diperoleh seluruh siswa

N = Banyakanya siswa (peserta tes)

b. Ketuntasan Individu

Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara

individu apabila mampu memperoleh nilai 65. Oleh karena itu dalam

penelitian ini standar ketuntasan yang harus dicapai adalah sebesar 65. Ini

berdasarkan ketetapan yang ada di sekolah yakni di di SDN Penimpoh

Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.

c. Ketuntasan Klasikal

Ketuntasan klasikal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

ketuntasan belajar siswa secara menyeluruh (klasikal) dengan persentase

ketuntasan sebesar 85% dari hasil evaluasi. Adapun rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

KK= XZZ

x100%

Keterangan :

KK = Ketuntasan klasikal

34

Page 35: isi

X = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65

Z = Jumlah siswa yang ikut tes

Siswa dikatakan tuntas secara individu apabila memperoleh nilai ≥65 dan

siswa dikatakan tuntas secara klasikal terhadap materi yang telah diajarkan

jika prosentase yang mendapat nilai ≥ 65 mencapai ≥85 %.

1. Analisis Kegiatan Siswa

a) Menentukan skor yang akan diperoleh siswa, skor setiap individu

tergantung dari banyaknya perilaku yang dilakukan siswa dari

sejumlah perilaku yang diamati

b) Aktivitas belajar siswa

Adapun aktivitas belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut :

AS¿ Xin

Keterangan:

AS : Skor rata-rata aktivitas belajar siswa

Xi: Skor aktifitas belajar masing-masing siwa

n : Banyaknya siswa

Menentukan Mi dan SDi dengan rumus sebagai berikut :

Mi =12 (skor tertinggi + skor terendah)

SDi = 12 (skor tertinggi – skor terendah)

Keterangan :

35

Page 36: isi

Mi = Mean Ideal

SDi = Standar Deviasi Ideal

SMi = Skor Maksimal Ideal

Kriteria untuk aktivitas belajar siswa dapat dicari dengan

rumus pada table di bawah ini :

Tabel 3.1Rumus Aktivitas Belajar Siswa

Interval Katagori

AS ≥ Mi + 1,5Sdi Sangat aktif

Mi+0,5SDi≤ AS ˂ Mi + 1SDi Aktif

Mi-0,5SDi≤AS˂Mi+0,5SDi Cukup aktif

Mi-1,5Di≤AS˂Mi-0,5SDI Kurang aktif

AS˂Mi-1,5SDI Sangat kurang aktif

Untuk aktifitas skor tertinggi adalah 90 di peroleh dari

tiga diskriptor tersebut memuat enam indicator aktivitas belajar.

Skor terendah adalah 6 apabila ketiga diskriptor tidak Nampak

dengan demikian dapat dihitung Mi dan SDi sebagai berikut :

Mi = 12 x (90 + 6) =

962 = 48

36

Page 37: isi

SDi = 16 x (90 - 6) =

846 = 14

Tabel 3.2Penggolongan Aktivitas Belajar Siswa

Interval Katagori

AS≥69 Sangat aktif

55≤AS˂62 Aktif

41≤AS˂55 Cukup aktif

27≤AS˂41 Kurang aktif

AS˂27 Sangat kurang aktif

2. Analisis Kegiatan Guru

Menentukan Mi dan SDi dengan rumus sebagai berikut :

Mi = 12 (skor tertinggi + skor terendah)

SDi = 12 (skor tertinggi – skor terendah)

Keteranagn :

Mi = Mean ideal

SDi = Standar deviasi ideal

SMi = Skor maksimal ideal

37

Page 38: isi

Kriteria untuk aktivitas guru dapat dicari dengan rumus pada tabel

dibawah ini :

Table 3.3

Rumus Aktivitas Guru

Interval Katagori

AG≥Mi+1,5SDi Sangat aktif

Mi+0,5SDi≤AG˂Mi+1SDi Aktif

Mi-0,5Di≤AG˂Mi+0,5SDi Cukup aktif

Mi-1,5SDi≤AG˂Mi-0,5SDi Kurang aktif

AG˂Mi-1,5SDi Sangat kurang aktif

Untuk aktivitas skor tertinggi adalah 60 diperoleh daari empat

aspek yang tampak dan masing-masing aspek tersebut memuat empat

indicator aktivitas guru. Skor terendah adalah 12 apabila keempat indicator

tidak Nampak. Dengan demikian dapat dihitung Mi dan SDi yaitu:

Mi = 12 (60 + 12) =

722 =36

SDi = 16 (60 - 12) =

486 = 8

38

Page 39: isi

Table 3.4

Penggolongan Aktivitas Guru

Interval Katagori

AG ≥ 48 Sangat aktif

40 ≤ AG ˂ 48 Aktif

32 ≤ AG ˂ 40 Cukup aktif

24 ≤ AG ˂ 32 Kurang aktif

AG ˂ 24 Sangat kurang aktif

39

Page 40: isi

BAB IV

HASIL PNELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Sejarah Berdirinya SDN Penimpoh

Berawal dari keinginan kuat para tokoh masyarakat kaitannya

dengan pemerataan pendidikan, maka dirintislah sebuah sekolah di Dusun

Penimpoh Kecamatan Praya Tengah. SDN Penimpoh sampai saat ini

memiliki lebih dari 10 orang tenaga pengajar yang rata-rata telah

mendapat gelar serjana dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Selain itu sarana pendidikan baik fisik maupun nonfisik terus

dikembangkan baik untuk kebutuhan saat ini maupun kebutuhan di waktu

yang akan datang.

2. Letak Geografis

SDN ini didirikan pada tanggal 1 Desember 1980 oleh pemerintah.

Sehingga, SDN Penimpoh salah satu sekolah dasar yang menambah

jumlah sekolah negeri rintisan pemerintah yang ada di Desa Pengadang

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.

Sedangkan ditinjau dari letak geografisnya, SDN Penimpoh Desa

Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah berada

di posisi geografis yang terletak dipinggir jalan raya yang dibatasi oleh:

a. Sebelah timur : Rumah Penduduk

b. Sebelah selatan : Jalan Raya

40

Page 41: isi

c. Sebelah barat : Kuburan

d. Sebelah utara :Rumah Penduduk

Melihat letak geografis tersebut dapat dikatakan bahwa SDN

Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabuaten Lombok

Tengah memiliki posisi yang sangat strategis sebagai sebuah lembaga

pendidikan karena tempatnya yang sangat memungkinkan siswa dengan

cepet menempuh jarak dari rumah masing-masing dengan berjalan kaki

menuju ke sekolah dan membuat siswa termotivasi guna mendapatkan

prestasi yang lebih baik.

3. Data Guru

Tabel 4.1Nama-nama Tenaga Pengajar di SDN Penimpoh

Tahun Pelajaran 2014/2015

No Nama Jabatan Latar Belakang Pendidikan/Jurusan Kelas

1 Mustiadi, S.PdKepala sekolah

UMM/FKIF III-V

2 Patawari, S.Pd GOP IKIF/FPOK I-VI

3 Hj. Winarni, A.Ma GK SPG I

4 Murnawati, A.Ma GAI IAIN/PAI I-VI

5 Hartutik, A.Ma GK UNRAM IV

6 Siti aisah, S.Pd GK UNRAM/PGSD V

7 Murniwati, A.Ma GK UNAWA III

8 Nihayatul mardiana, A.Ma GS UNAWA I-VI

9 Siti hariati, S.Pd GS UNRAM/PGSD IV-VI

10 Nurma nataini, S.Pd GS UMM/FKIF II

11 Nurlaili, S.Pd TU UNRAM/PGSD IV-VI

12 Syamsul aditya - - -

41

Page 42: isi

13 Abdul majid, A.Ma GK SPG VI

Sumber: Profil Sekolah, SDN Penimpoh.27

Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah guru

SDN Penimpoh sebanyak 13 orang: 6 orang sarjana pendidikan, 6 orang

D.II dan 1 orang tamatan SMA.

4. Keadaan Siswa

Berdasarkan data siswa tahun pelajaran 2014/2015, jumlah siswa

SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tangah Lombok

Tengah sebanyak 148 orang siswa yang terdiri daari 77 siswa laki-laki

dan 71 siswa perempuan. Adapun keadaan siswa SDN Penimpoh Desa

Pengadang Kecamatan Praya Tangah Lombok Tengah dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.2Data jumlah siswa SDN Penimpoh Kecamatan Praya Tengah Tahun

Pelajaran 2014/2015

No KelasJumlah Siswa

JumlahLk Pr

1 I 11 8 19

2 II 6 13 19

3 III 17 14 20

4 IV 12 16 28

5 V 15 8 23

6 VI 16 12 28

27 Dokumentasi, hasil wawancara dengan kepala sekolah, hari rabu tanggal 25 februari 2015 pukul 09.15 wita

42

Page 43: isi

Sumber: Profil sekolah, SDN penimpoh28

Berdasarkan data di atas maka penulis dapat memahami bahwa

Siswa SDN Penimpoh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok

tengah berjumlah 148 orang. Jumlah tersebut secara proporsional terbagi

dalam 6 kelas yaitu 19 orang kelas I, 19 orang kelas II, 20 orang kelas III,

28 orang kelas IV, 23 orang kelas V, dan 28 orang keals VI.

5. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan penunjang keberhasilan kegiatan

belajar mengajar di sekolah, tentunya sarana dan prasarana beserta alat

lainnya perlu untuk diketahui untuk melengkapi gambaran mengenai

SDN Penimpoh Desa Pengadang kecamatan praya tengah kabupaten

Lombok tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah

ini:

Tabel 4.3Keadaan Sarana dan Prasarana SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan

Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015No Sarana dan Prasarana Jumlah kondisi

1 Ruang :

Ruang kepala sekolah1 ruang Baik

Ruang guru 1 ruang Baik

Ruang belajar 6 ruang Baik

Ruang perpustakaan 1 ruang Baik28 Dokumentasi, hasil wawancara dengan kepala sekolah, hari rabu tanggal 25 februari 2015 pukul 09.15 wita.

43

Page 44: isi

Ruang koperasi 1 ruang Baik

Gudang 1 ruang Baik

Musholla 1 buah Baik

Kamar mandi/WC

1. Guru

2. Siswa

3 ruang

1 ruang

2 ruang

Baik

Baik

Baik

2

Kursi kepala sekolah 1 buah Baik

Kursi/meja guru 15 stel Baik

Kursi 5 stel Baik

Kursi/meja siswa 2 stel Baik

Papan tulis 1 stel Baik

Papan absen 7 stel Baik

Papan statistic 5 buah Baik

Papan pengumuman 5 buah Baik

Jam dinding 3 buah Baik

Almari 6 buah baik

3 Alat peraga 4 buah baik

Globe 5 buah Baik

Peta dunia 1 buah Baik

44

Page 45: isi

Peta Indonesia 4 buah Baik

Rangka manusia 4 buah Baik

Computer 1 buah Baik

Mesin TIK 1 buah Baik

Atlas 1 buah Baik

Alat olahrga 5 buah Baik

Sumber : Profil Sekolah, SDN Penimpoh.29

Berdasarkan pada keadaan sarana dan prasarana di atas, dapat

dilihat bahwa jumlah ruang/lokal cukup memadai, demikian pula alat-alat

peraga lainnya juga sudah cukup

6. Struktur Organisasi

29 Dokumentasi, hasil wawancara dengan kepala sekolah, hari rabu tanggal 25 februari 2015 pukul 09.15 wita

45

Page 46: isi

Kepala Sekolah

Mustiadi, S.Pd.

Komite Sekolah

Anhar

Tata Usaha

Samsul Aditiya

STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SDN PENIMPOH DESA PENGADANG KECAMATAN LOMBOK TENGAH KABUPATEN LOMBOK

TENGAH

Keterangan: ---------- = Garis Koordinasi = Garis KomandoB. Hasil Penelitian

46

Unit Perpustakaan

Wali Kelas IWinarni, A. Ma.

Wali Kelas II

Nurmanataini, S.Pd..

Wali Kelas IIIMurniati, A. Ma.

Wali Kelas IVNurlaili, S.Pd..

Wali Kelas VSiti Aisyah, S.Pd.

Wali Kelas VI

Abdul Majid, A. Ma.

Guru Agama

Marnawati, A.Ma.

Siti Haryati Chaeroni Haqiqi, S.Pd.

Guru Olahraga

Patawari, S.Pd.

Guru Mulok

Murnawati, A.Ma.

Guru Bahasa Inggris

Nihayatul Mardiana. A.Ma.

SiswaPenjaga Sekolah

Masyarakat

Page 47: isi

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan berhitung bilangan bulat siswa pada mata pelajaran matematika

kelas IV SDN Penimpoh dengan menggunakan media garis bilangan dalam

pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus

dengan beberapa tahap kegiatan yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan (3)

Observasi dan Evaluasi, serta (4) Refleksi. Adapun kegiatan yang dilakukan

sebelum penelitian tindakan kelas yaitu membuat perangkat pembelajaran

dengan menggunakan media garis bilangan, menyusun lembar observasi untuk

aktivitas guru dan siswa, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), dan menyusun jadwal pelaksanaan penelitian. Adapun jadwal

penelitian tindaka kelas ini disajikan pada table di bawah ini :

Tabel 4.4Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

No Siklus Pert. Hari/tanggal Waktu

1

Siklus I I Senin, 02-03-201507.30-09.00

WITA

II Selasa,03-03-201507.30-09.00

WITA

III Jum’at.06-03-201509.00 – 10.00

WITA

2

Siklus II

I Senin, 09-03-201507.30-09.15

WITA

II Selasa,10-03-201507.30-09.15

WITA

III Jum’at,13-03-201509.30 – 10.30

WITA

Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.

1. Pelaksanaan Siklus I

47

Page 48: isi

Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu

6x35 menit. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus I

adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil koordinasi dengan guru mata pelajaran dan

guru kelas kaitannya dengan tekhnis penelitian tentang pemahaman

konsep operasi penjumlahan bilangan bulat siswa, maka ada beberapa hal

yang dipersiapkan antaralain: media garis bilangan yang akan digunakan,

menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP), menyiapkan dan

menyesuaikan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan media garis bilangan sesuai rencana yang telah disusun.

Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

1) Pertemuan I

Pada pertemuan I, materi yang yang diajarkan adalah

penjumlahan bilangan bulat dengan indikator menjumlahkan dua

bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan

bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian

dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk

siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan

48

Page 49: isi

tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang

penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini

diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.

Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk

mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan

lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis

bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas

bersama.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada

siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah

(PR) bagi siswa.

2) Pertemuan ke 2

Pada pertemuan kedua materi yang yang diajarkan adalah

pengurangan bilangan bulat dengan indikator: Mengurangkan

bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan

bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan

bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian

dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk

siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan

49

Page 50: isi

tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang

pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini

diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.

Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk

mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan

lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis

bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas

bersama. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada

siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah

(PR) bagi siswa.

3) Pertemuan II

Pada pertemuan ketiga materi yang diajarkan adalah

pengerjaan hitung campuran dengan indikator menjumlahkan dan

mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan

dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai

kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang

pengerjaan hitung campuran dengan garis bilangan, kegiatan ini

diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.

50

Page 51: isi

Sebagai latihan guru memberi tugas kepada siswa untuk

mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan

lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis

bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas

bersama. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada

siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah

(PR) bagi siswa.

c. Observasi

Tahap observasi membutuhkan peran yang sangat aktif bagi

peneliti untuk memperhatikan berbagai komponen yang akan diamati

dalam proses pembelajaran. Hal yang perlu diobservasi adalah observasi

terhadap aktivitas mengajar guru dan observasi terhadap aktivitas belajar

siswa.

1) Hasil observasi terhadap aktivitas guru

Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer

terhadap aktivitas guru dalam penelitian saat

pelaksanaan tindakan pembelajaran, diperoleh hasil

pengamatan sebagai berikut:

Tabel 4.5Lembar Observasi Aktivitas Guru

NoIndikator /Aspek yang

Diamati

Siklus IPertemuan

IPertemuan

IIPertemuan

III

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

51

Page 52: isi

1

Kegiatan Awal Pembelajarana. Persiapan setting kelas √ √ √

b. Mempersiapkan siswa untuk belajar

√ √ √

c. Membuka pelajaran √ √ √

d. Melakukan kegiatan apersepsi √ √ √

2

Kegiatan Inti Pembelajarana. Penguasaan materi pembelajaran

√ √ √

b. Pendekatan/strategi belajar √ √ √c. Pemanfaatan sumber belajar/media sesuai dengan metode serta materi pembelajaran

√ √ √

d. Penilain proses dan hasil belajar

√ √ √

3

Kegiatan Akhir Pembelajarana. membuat rangkuman

√ √ √

b. mengadakan refleksi terhadap pembelajaran

√ √ √

c. menyimpulkan materi yang disampaikan dari pertama sampai akhir

√ √ √

d. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau tugas sebagai remidi/pengayaan

√ √ √

Skor Total 41 42 44Kategori Aktif Aktif Aktif

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan I, II, dan

III menunjukkan kategori Aktif. Hasil akhir dari observasi aktivitas guru

siklus I adalah sebagai berikut:

52

Page 53: isi

Aktivitas Guru Siklus I =

Pertemuan I +Pertemuan II+PertemuanIII3

= 41+42+44

3=42

Skor akhir dari observasi aktivitas guru pada siklus I adalah 42

yang masuk pada kategori aktif. Adapun peningkatan jumlah skor dari

pertemuan I sampai pertemuan III sebesar 4 poin.

Adapun permasalahan yang belum tuntas pada observasi guru

pada siklus I yang perlu diperbaiki pada siklus II adalah sebagai berikut:

a) Guru belum maksimal dalam mempersiapkan siswa untuk belajar.

Guru belum mampu menyiapkan mental dan pengetahuan awal siswa

untuk memulai aktifitas pembelajaran.

b) Guru belum mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan

maksimal.

c) Guru belum maksimal dalam menindaklanjuti kegiatan pembelajaran

melalui arahan dan pengayaan/remedial.

Solusi perbaikan observasi kegiatan guru pada siklus I untuk

melanjutkan ke siklus II:

a) Guru harus mempersiapkan kesiapan belajar siswa secara

maksimal; kegiatan pembuka dalam pembelajaran sebaiknya

dilakukan dengan motivasi melalui penjelasan singkat materi

53

Page 54: isi

kaitannya dengan kehidupan siswa sehari-hari serta melakukan

dialog interkatif melalui pertanyaan-pertanyaan menantang.

b) Guru harus mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan

sebaik-baiknya sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.

c) Guru harus merancang kegiatan pengayaan atau remedial; dimana

hal ini harus benar-benar efektif melalui jenis tugas dan

pembimbingan yang tepat.

2) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa

Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa digunakan

untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama proses

pembelajara. Selain itu juga, lembar observasi aktivitas siswa

digunakan untuk menentukan keberhasilan proses penelitian yang

dilakukan. Pengamatan terhadap aktivitas siswa

bertujuan untuk merekam atau mengetahui kinerja

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Adapun

hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.6Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Indikator Aspek/deskriptor

Siklus IPertemuan

IPertemuan

IIPertemuan

III1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Kesiapan siswa

menerima

materi pelajaran

a. masuk kelas tepat

waktu.

b. menyiapkan

√ √ √

54

Page 55: isi

kelengkapan alat-

alat belajar.

c. menjawab

pertanyaan dari guru

tentang kesiapan

belajar.

√ √

2 Antusiasme

siswa dalam

mengikuti

pembelajaran

dengan

menggunakan

media garis

bilangan

a. mempelajari tofil/

ringkasan materi

yang akan

disampaikan oleh

guru

b. memperhatikan

penjelasan tentang

materi pembelajaran

c. mengajukan

pertanyaan bila

belum jelas atau

belum dimengerti

dan menjawab

pertanyaan dari guru

jika guru

mengajukan

pertanyaan

3 Aktifitas siswa

dalam

memperhatikan

pembelajaran

a. memperhatikan

teman yang

membacakan hasil

diskusi kelompok di

depan kelas

b. menanggapai hasil

kelompok lain

dalam diskusi serta

menambahkan jika

masih ada yang

kurang lengkap

55

Page 56: isi

c. mendengarkan

pendapat temannya

dengan seksama

√ √ √

4 Pembelajaran

dengan

menggunakan

media garis

bilangan

a. siswa lebih cepat

paham dengan

adanya penngunaan

media garis

bilangan.

b. Siswa mengerjakan

tugas dengan lebih

mudah

c. Siswa sangat

terbantu dengan

adanya media garis

bilangan.

5 Interaksi siswa

dengan guru

a. Menanyakan materi

yang belum jelas

dalam pross

pembelajaran

b. Menjawab

pertanyaan guru

dengan benar

c. Mengemukakan

pendapat kepada

guru tentang materi

6 Kekompakan

siswa bekerja

sama dalam

kelompok atau

berdiskusi

a. Duduk sesuai

anggota

kelompoknya

b. Saling bertukar

pendapat dalam

diskusi bersama

anggota kelompok

untuk mengerjakan

LKS

√ √

56

Page 57: isi

c. Aktif dalam diskusi

kelompok√

√ √

Skor Total 51 52 54

Katagori Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif

Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan

I, II dan III menunjukkan kategori cukup aktif. Hasil akhir dari

observasi aktivitas guru siklus I adalah sebagai berikut:

Aktivitas Siswa Siklus I =

Pertemuan I+Pertemuan Iertemuan III + ¿3

¿

= 51+52+54

3=¿52

Skor akhir dari observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I

adalah 52 yang masuk pada kategori cukup aktif. Adapun peningkatan

jumlah skor aktivitas belajar siswa dari pertemuan I, II, dan III sebesar

4 poin.

Adapun permasalahan yang belum tuntas pada observasi

aktivitas siswa pada siklus I yang perlu diperbaiki pada siklus II

adalah sebagai berikut:

a) Beberapa siswa masih belum bisa masuk kelas tepat waktu.

b) Siswa belum dapat menyiapkan kelengkapan alat-alat belajar

dengan baik.

57

Page 58: isi

c) Siswa belum begitu terangsang untuk menjawab beberapa

pertanyaan eksplorasi dari guru kaitannya dengan kesiapan belajar

mereka di dalam kelas.

d) Siswa belum mampu mempelajari ringkasan materi yang akan

disampaikan oleh guru

e) Siswa masih belum dapat mendengarkan pendapat temannya

dengan seksama.

f) Siswa masih kesulitan untuk saling bertukar pendapat dalam

diskusi bersama anggota kelompok untuk mengerjakan LKS.

Solusi perbaikan observasi kegiatan guru pada siklus I untuk

melanjutkan ke siklus II:

a) Guru harus mampu memaksimalkan sikap disiplin siswa yang

masih belum bisa masuk kelas tepat waktu.

b) Guru harus membimbing siswa secara lebih intensif agar dapat

menyiapkan kelengkapan alat-alat belajar dengan baik.

c) Guru harus menyajikan pertanyaan yang lebih ekspresif dan

dialogis kepada siswa agar terangsang untuk menjawab beberapa

pertanyaan eksplorasi dari guru kaitannya dengan kesiapan belajar

mereka di dalam kelas.

d) Guru sebaiknya menyajikan ringkasan materi yang lebih

informatif agar siswa mampu mempelajari ringkasan materi yang

akan disampaikan.

58

Page 59: isi

e) Guru sebaiknya menfasilitasi diskusi siswa dengan lebih intensif,

mengatur alur bicara antar kelompok dengan jeda yang tepat,

mengatur siswa yang berbicara dan mendengar dari masing-

masing kelompok secara baik.

d. Evaluasi

Tabel 4.7Hasil Evaluasi Siklus I

Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Siswa

No Nama Siswa NilaiKetuntasan

Ya Tidak1 Elisma Arianti 65 √2 Eka Safitri 25 √3 Ahmad Fajri 70 √4 Ainun Royani 70 √5 Aliza Rohman 80 √6 Asti Azmi Ananta 60 √7 Bq. Keisa Amelia Tara 80 √8 Bima Darusman 50 √9 Diki Surya Rahmadani 60 √10 Eli Apriani 60 √11 Ghina Aulia Asegaf 70 √12 Ikbal Fakula 55 √13 Ismayani 60 √14 Iren Ayu Lestari 70 √15 Laelatul Zakrah 45 √16 Monika Arsila Cahyani 80 √17 Solhidayati 75 √18 Zidan Iman Maulana 85 √19 Aril Atika 60 √

Jumlah siswa yang mengikuti tes 10 9

59

Page 60: isi

19Total nilai 1220Nilai rata-rata 64,21% Ketuntasan klasikal 53%Nilai tertinggi 85Nilai terendah 25Jumlah semua siswa 19Jumlah siswa yang mengikuti tes 19Jumlah siswa yang tuntas 10Jumlas siswa yang tidak tuntas 9

Jadi, pembelajaran menggunakan media garis bilangan pada siklus

I ini belum tuntas ditinjau dari ketuntasan belajar klasikal siswa yaitu

hanya sebesar 53%. Adapun permasalahan yang belum tuntas pada hasil

belajar siswa pada siklus I yang perlu diperbaiki pada siklus II adalah

sebagai berikut:

a) Waktu menjawab tes soal terlalu singkat

b) Siswa banyak yang tidak memahami tes soal pembelajaran

c) Tidak membaca petunjuk soal sebelum menjawab soal

Solusi perbaikan observasi kegiatan guru pada siklus I untuk

melanjutkan ke siklus II:

a) Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menjawab tes soal

yang diberikan oleh guru

b) Memberikan pemahaman yang lebih kepada siswa sebelum siswa

diberikan tes soal siklus I

c) Membimbing siswa untuk memperhatikan petunjuk dalam menjawab

tes soal yang diberikan

60

Page 61: isi

e. Refleksi

Peneliti bersama dengan guru secara kolaboratif

melakukan refleksi, yakni penilaian atau kajian analisis

tentang tindakan yang telah dilakukan di siklus I. Hasil

refleksi ini merupakan dasar untuk melakukan perbaikan

tindakan pada siklus selanjutnya (Siklus II).

Adapun kekurangan-kekurangan yang ditemukan

atau dapat direkam pada saat penelitian dalam tindakan

pembelajaran siklus I adalah:

a) Beberapa siswa masih belum bisa masuk kelas tepat waktu.

b) Siswa belum dapat menyiapkan kelengkapan alat-alat belajar dengan

baik.

c) Siswa belum begitu terangsang untuk menjawab beberapa pertanyaan

eksplorasi dari guru kaitannya dengan kesiapan belajar mereka di

dalam kelas.

d) Siswa belum mampu mempelajari ringkasan materi yang akan

disampaikan oleh guru

e) Siswa masih belum dapat mendengarkan pendapat temannya dengan

seksama.

f) Siswa masih kesulitan untuk saling bertukar pendapat dalam diskusi

bersama anggota kelompok untuk mengerjakan LKS.

61

Page 62: isi

Solusi kekurangan-kekurangan pada siklus I untuk diperbaiki pada

siklus II sehingga ketuntasan siswa bisa tercapai adalah sebagai berikut:

a) Guru harus mampu memaksimalkan sikap disiplin siswa yang masih

belum bisa masuk kelas tepat waktu.

b) Guru harus membimbing siswa secara lebih intensif agar dapat

menyiapkan kelengkapan alat-alat belajar dengan baik.

c) Guru harus menyajikan pertanyaan yang lebih ekspresif dan dialogis

kepada siswa agar terangsang untuk menjawab beberapa pertanyaan

eksplorasi dari guru kaitannya dengan kesiapan belajar mereka di

dalam kelas.

d) Guru sebaiknya menyajikan ringkasan materi yang lebih informatif

agar siswa mampu mempelajari ringkasan materi yang akan

disampaikan.

e) Guru sebaiknya menfasilitasi diskusi siswa dengan lebih intensif,

mengatur alur bicara antar kelompok dengan jeda yang tepat, mengatur

siswa yang berbicara dan mendengar dari masing-masing kelompok

secara baik.

2. Pelaksanaan Siklus II

Pembelajaran siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan ( 6 x 35

menit). Dalam pelaksanaannya tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda

dengan siklus I, hanya pada siklus ini guru melakukan perbaikan-perbaikan

yang menjadi kendala pada siklus I sehingga bisa memperbaiki proses

62

Page 63: isi

pembelajaran yang selama ini dilakukan. Adapun tahapan-tahapan yang

dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II lebih menekankan pada perbaikan dan

penyempurnaan pada siklus I. Guru bersama dengan peneliti memperbaiki

skenario pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Adapun

perencanaan pada siklus II yaitu memperbaiki proses pembelajaran yang

masih kurang memenuhi pembelajaran menggunakan media garis

bilangan.

Selain mempersiapkan skenario pembelajaran yang lebih

matang, peneliti dan guru juga menyiapkan soal instrumen yang lebih

valid. Memperbaiki suasana dalam kelas, mengatur meja dan posisi

duduk peserta didik untuk mengantisipasi keributan dan kegaduhan

pada saat proses pembelajaran berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan media garis bilangan sesuai rencana yang telah disusun.

Siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

1) Pertemuan

Pada pertemuan pertama materi yang yang diajarkan adalah

penjumlahan bilangan bulat dengan indikator menjumlahkan dua

bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan

bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

63

Page 64: isi

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian

dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk

siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan

tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang

penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini

diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang

diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa

siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru

membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok

dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja

dikumpulkan untuk dibahas bersama.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada

siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah

(PR) bagi siswa.

2) Pertemuan II

Pada pertemuan kedua materi yang yang diajarkan adalah

pengurangan bilangan bulat dengan indikator: Mengurangkan

bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan

bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan

bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian

64

Page 65: isi

dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk

siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan

tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak

dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang

pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini

diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang

diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa

siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru

membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok

dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja

dikumpulkan untuk dibahas bersama. Pada kegiatan akhir, guru

memberikan soal evaluasi pada siswa, dan sebagai tindak lanjut guru

memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa.

3) Pertemuan III

Pada pertemuan ketiga materi yang yang diajarkan adalah

pengerjaan hitung campuran dengan indicator menjumlahkan dan

mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan

dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa.

Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya

jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang

65

Page 66: isi

pengerjaan hitung campuran dengan garis bilangan, kegiatan ini

diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.

Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk

mengerjakan soal- soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan

lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis

bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas

bersama. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada

siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah

(PR) bagi siswa.

c. Observasi

1) Hasil Observasi Aktifitas Guru

Tabel 4.8Lembar Observasi Aktivitas Guru

NoIndikator /Aspek yang

Diamati

Siklus IIPertemuan

IPertemuan

IIPertemuan

III

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1

Kegiatan Awal Pembelajarand. Persiapan setting kelas √ √ √

e. Mempersiapkan siswa untuk belajar

√ √ √

f. Membuka pelajaran √ √ √

d. Melakukan kegiatan apersepsi √ √ √2 Kegiatan Inti Pembelajaran

a. Penguasaan materi √ √ √

66

Page 67: isi

pembelajaranb. Pendekatan/strategi belajar √ √ √c. Pemanfaatan sumber belajar/media sesuai dengan metode serta materi pembelajaran

√ √ √

d. Penilain proses dan hasil belajar

√ √ √

3

Kegiatan Akhir Pembelajarane. membuat rangkuman

√ √ √

f. mengadakan refleksi terhadap pembelajaran

√ √ √

g. menyimpulkan materi yang disampaikan dari pertama sampai akhir

√ √ √

h. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau tugas sebagai remidi/pengayaan

√ √ √

Skor Total 50 53 58Kategori Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan I, II,

dan III menunjukkan kategori Sangat Aktif. Hasil akhir dari observasi

aktivitas guru pada siklus ini adalah sebagai berikut:

Aktivitas Guru Siklus II =

Pertemuan I +Pertemuan II+PertemuanIII3

= 50+53+58

3=54

2) Hasil Obeservasi Aktifitas Siswa

Tabel 4.9Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Indikator Aspek/deskriptor Siklus IIPertemuan Pertemuan Pertemuan

67

Page 68: isi

I II III1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Kesiapan siswa

menerima

materi pelajaran

d. masuk kelas tepat

waktu.

e. menyiapkan

kelengkapan alat-

alat belajar.

f. menjawab

pertanyaan dari guru

tentang kesiapan

belajar.

2 Antusiasme

siswa dalam

mengikuti

pembelajaran

dengan

menggunakan

media garis

bilangan

d. mempelajari tofil/

ringkasan materi

yang akan

disampaikan oleh

guru

e. memperhatikan

penjelasan tentang

materi pembelajaran

f. mengajukan

pertanyaan bila

belum jelas atau

belum dimengerti

dan menjawab

pertanyaan dari guru

jika guru

mengajukan

pertanyaan

3 Aktifitas siswa

dalam

memperhatikan

pembelajaran

d. memperhatikan

teman yang

membacakan hasil

diskusi kelompok di

depan kelas

e. menanggapai hasil

68

Page 69: isi

kelompok lain

dalam diskusi serta

menambahkan jika

masih ada yang

kurang lengkap

f. mendengarkan

pendapat temannya

dengan seksama

√ √ √

4 Pembelajaran

dengan

menggunakan

media garis

bilangan

d. siswa lebih cepat

paham dengan

adanya penngunaan

media garis

bilangan.

e. Siswa mengerjakan

tugas dengan lebih

mudah

f. Siswa sangat

terbantu dengan

adanya media garis

bilangan.

5 Interaksi siswa

dengan guru

d. Menanyakan materi

yang belum jelas

dalam pross

pembelajaran

e. Menjawab

pertanyaan guru

dengan benar

f. Mengemukakan

pendapat kepada

guru tentang materi

6 Kekompakan

siswa bekerja

sama dalam

kelompok atau

d. Duduk sesuai

anggota

kelompoknya

e. Saling bertukar

√ √ √

69

Page 70: isi

berdiskusi pendapat dalam

diskusi bersama

anggota kelompok

untuk mengerjakan

LKS

f. Aktif dalam diskusi

kelompok √

Skor Total 62 76 84

Katagori Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif

Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II

pertemuan I berada dalam kategori aktif, pertemuan II adalah sangat

aktif dan pertemuan III juga berkategori sangat aktif. Hasil akhir dari

observasi aktivitas guru ini dapat ditentukan sebagai berikut:

Aktivitas Siswa Siklus II =

Pertemuan I+Pertemuan Iertemuan III + ¿3

¿

= 62+76+84

3=¿74

Skor akhir dari observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II

adalah 74 yang masuk pada kategori sangat aktif. Adapun peningkatan

jumlah skor aktivitas belajar siswa dari pertemuan I, II, dan III sebesar

22 poin.

d. Evaluasi

70

Page 71: isi

Tabel 4.10Hasil Evaluasi Siklus II

Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Siswa

No Nama Siswa NilaiKetuntasan

Ya Tidak1 Elisma Arianti 75 √2 Eka Safitri 50 √3 Ahmad Fajri 85 √4 Ainun Royani 80 √5 Aliza Rohman 90 √6 Asti Azmi Ananta 70 √7 Bq. Keisa Amelia Tara 90 √8 Bima Darusman 65 √9 Diki Surya Rahmadani 70 √10 Eli Apriani 70 √11 Ghina Aulia Asegaf 80 √12 Ikbal Fakula 65 √13 Ismayani 70 √14 Iren Ayu Lestari 80 √15 Laelatul Zakrah 55 √16 Monika Arsila Cahyani 90 √17 Solhidayati 85 √18 Zidan Iman Maulana 95 √19 Aril Atika 70 √

Jumlah siswa yang mengikuti tes17 2

19Total nilai 1435Nilai rata-rata 75,52% Ketuntasan klasikal 89%Nilai tertinggi 95Nilai terendah 50Jumlah semua siswa 19Jumlah siswa yang mengikuti tes 19Jumlah siswa yang tuntas 2Jumlas siswa yang tidak tuntas 17

Pembelajaran menggunakan media garis bilangan pada siklus II

sudah tuntas ditinjau dari ketuntasan belajar klasikal siswa yaitu sebesar

89% dalam satu kelas dengan perolehan skor ≥ 65.

e. Refleksi

71

Page 72: isi

Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada siklus II maka

penelitian ini dikatakan tuntas, walaupun terdapat beberapa siswa yang

masih kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan

menggunakan media garis bilangan, sehingga tidak perlu dilanjutkan

pada siklus III.

Hal-hal yang belum maksimal yang ditemukan pada siklus II

setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan media garis bilangan di

kelas IV adalah sebagai berikut:

1) Kesulitan menjawab soal yang diberi jebakan.

2) Siswa masih belum maksimal dalam pertanyaan dari guru tentang

kaitannya dengan kesiapan belajar.

3) Siswa masih belum menunjukkan sikap proaktif terutama ketika

mendekarkan pendapat temannya.

4) Siswa masih belum menunjukkan keaktifan dalam diskusi kelompok

Solusi untuk permasalahan pada siklus II adalah:

a) Menyusun instrumen soal yang lebih valid

b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif

dalam proses belajar mengajar

c) Mengaktifkan kerja kelompok yang aktif dan kompak sehingga siswa

bisa lebih paham dalam pembelajaran.

3. Analisis Data

a. Peningkatan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat

Siswa dari Siklus I ke Siklus II

72

Page 73: isi

Peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat

siswa dengan menggunakan media garis bilangan dari

siklus I ke siklus II dapat diketahui dengan menganalisis

data hasil tes siswa pada siklus I dan tes siklus II, yaitu:

Peningkatan setelah siklus II = R siklus II – R Siklus I

= 75,52 – 64,21

= 11,31

Maka total peningkatan hasil belajar siswa

berdasarkan hasil tes dari semua siklus dalam penelitian ini

adalah:

Total = Peningkatan Siklus I + Peningkatan Siklus I (X1)

=X1

Rata−rata tes awalx100 %

= (64,21−54,21 )+(75,52−54,21)

54,21x100%

= 58%

Hasil tes pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 64,21

dan pada siklus II sebesar 75,52 dari 19 peserta tes. Nilai

rata-rata kelas pada siklus II sebesar 75,52 menunjukkan

ketuntasan belajar secara individu yang dicapai oleh

peserta didik kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang

Kecamatan Praya dalam berhitung bilangan bulat dimana

kriteria ketuntasan individu yang digunakan sebagai

standar minimal dalam penelitian ini adalah apabila

73

Page 74: isi

peserta didik rata-rata memperoleh nilai ≥65. Begitu juga

dengan ketuntasan klasikal, pada siklus II diperoleh 89%.

Angka ini menunjukkan bahwa peserta didik kelas V SDN 3

Pengadangan sudah mencapai ketuntasan kelas di atas

85% menurut standar ketuntasan secara klasikal yang

menjadi standar minimal pembelajaran dalam penelitian

ini.

b. Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa

1) Peningkatan Aktivitas Guru

Dari data hasil pengamatan observer terhadap

aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan media

garis bilangan, maka dapat dianalisis peningkatan

kegiatan guru sebagai berikut:

Peningkatan Aktivitas Guru = Σ skor siklus II – Σ skor

siklus I (X1)

= 54 – 42

= 12

Persentase = X1

Jumlah skor siklus I× 100 %

= 1242

× 100 %

= 29%

74

Page 75: isi

Hasil analisis skor aktivitas guru berdasarkan data

dari lembar observasi aktivitas guru memperlihatkan

peningkatan skor dari siklus I ke siklus II sebesar 29%.

Hasil ini menunjukkan ada peningkatan dari hasil

refleksi aktivitas guru pada siklus I. Perbaikan

perencanaan dan tindakan pada siklus II dilakukan

berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Meningkatnya

skor atau kualitas pembelajaran dilihat dari aspek

aktivitas guru dalam pembelajaran matematika

kaitannya dengan kemampuan berhitung bilangan bulat

dengan menggunakan media garis bilangan ternyata

mendukung peningkatan hasil belajar siswa pada siklus

II.

2) Peningkatan Aktivitas Siswa

Untuk mengetahui peningkatan aktivitas peserta

didik dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II, maka

data hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik

dianalisis sebagai berikut:

Peningkatan Aktivitas Siswa = Σ skor siklus II – Σ skor

siklus I (X1)

= 74 – 52

= 22

75

Page 76: isi

Persentase =X1

Jumlah skor siklus I× 100 %

= 2252

×100 %

= 42%

Peningkatan skor aktivitas siswa dalam

pembelajaran dari siklus I ke siklus II berdasarkan hasil

analisis di atas adalah sebesar 42%. Hasil ini

menunjukkan ada peningkatan dari hasil refleksi

terhadap aktivitas siswa yang dilakukan pada siklus I.

Perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus II

dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

Meningkatnya skor atau kualitas pembelajaran dilihat

dari aspek aktivitas siswa dalam berhitung bilangan

bulat membantu peningkatan hasil belajar siswa pada

siklus II.

C. Pembahasan

Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai kemampuan

berhitung bilangan bulat siswa sebesar 64,21 dengan

ketuntasan klasikal sebesar 53%; 9 orang menyandang

kategori belum tuntas sedangkan 10 orang menyandang

76

Page 77: isi

kategori tuntas. Hal ini masih jauh dari standar ketuntasan

yang ditargetkan dalam penelitian ini.

Beberapa kendala yang menyebabkan belum

tercapainya hasil belajar siswa pada siklus I, disebabkan oleh

keterbatasan guru atau pun siswa dalam

melaksanakan/mengikuti pembelajaran. Kendala-kendala

tersebut antaralain: Dari sisi guru, guru belum mampu: 1)

Memaksimalkan kesiapan siswa untuk belajar atau menyiapkan mental dan

pengetahuan awal siswa untuk memulai aktifitas pembelajaran, 2)

Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan maksimal, 3) Maksimal

dalam menindak lanjuti kegiatan pembelajaran melalui arahan dan

pengayaan/remedial, Siswa belum dapat menyiapkan kelengkapan alat-alat

belajar dengan baik. Sedangkan dari sisi siswa seperti: Siswa belum mampu:

1) Menjawab beberapa pertanyaan eksplorasi dari guru kaitannya dengan

kesiapan belajar mereka di dalam kelas, 2) Mempelajari ringkasan materi

yang akan disampaikan oleh guru, 3) Mendengarkan pendapat temannya

dengan seksama, 4) Untuk saling bertukar pendapat dalam diskusi bersama

anggota kelompok untuk mengerjakan LKS.

Kendala-kendala tersebut di atas, masih terus dirasakan

baik pada pertemuan I, II, dan III. Akan tetapi, peneliti dan

Guru terus mengadakan penyempurnaan dan perbaikan.

Berdasakarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perbaikan

dan penyempurnaan yang dilakukan ternyata membuahkan

77

Page 78: isi

hasil pada siklus II. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah

lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh

siswa pada siklus I. pada siklus II terjadi peningkatan

kemampuan berhitung bilangan bulat siswa sebesar 11,31

(53%) dari nilai rata-rata pada siklus I. Hal ini ditunjukkan

oleh nilai rata-rata tes peserta didik pada siklus I sebesar

64,21 dan meningkat menjadi 75,52 pada siklus II. Pada siklus

II Siswa kelas IV SDN Penimpoh Kecamatan Praya Tengah

berhasil meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat

baik secara individu maupun klasikal. Hal ini dibuktikan

dengan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II sebesar

75,52 dan 89% tuntas secara klasikal. Jadi sudah mencapai

standar sesuai indikator keberhasilan dari penelitian ini, yakni

nilai rata ≥65 dan 85% secara klasikal.

Peningkatan hasil belajar siswa didukung oleh kualitas

pembelajaran (aktivitas guru dan aktivitas siswa) dalam

proses kegiatan belajar mengajar yang sejalan dengan

setting dan rencana pembelajaran. Hal ini terlihat dari

meningkatnya skor aktivitas guru dari siklus I ke siklus II

berdasarkan rencana perbaikan pembelajaran yang telah

dilakukan. Dari hasil observasi pada siklus I skor aktivitas

guru sebesar 42 dan pada siklus II skor aktivitas guru

sebesar 54.

78

Page 79: isi

Pelaksanaan tindakan yang dilakukan cukup mampu

meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat menggunakan media

garis bilangan pada siswa kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang

Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran

2014/2015.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah

dilakukan dapat disimpulkan bahwa Media Garis Bilangan Dapat

Meningkatkan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN

Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok

Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan kemampuan

79

Page 80: isi

berhitung siswa dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan

klasikal siswa dari siklus I sebesar 53% menjadi 89% pada

siklus II.

Peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa

terlihat signifikan dari siklus I sebesar 64,21 menjadi 75,52

pada siklus II sebesar dengan penerapan pembelajaran

matematika menggunakan media garis bilangan untuk

meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa

pada mata pelajaran Matematika. Dengan melihat hasil yang

cukup signifikan, maka penggunaan media garis bilangan

dalam meningkatkan kemmampuan berhitung bilangan bulat

siswa perlu dipertahankan dalam proses pembelajaran

matematika. Oleh karena itu, dengan merujuk pada hasil yang

telah dipaparkan dari hasil siklus I sampai siklus II maka

hipotesis tindakan dari penelitian ini diterima.

B. Saran

Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dicapai, penerapan media

pembelajaran garis bilangan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif

metode mengajar untuk meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat

siswa dalam pembelajaran matematika.

80

Page 81: isi

DAFTAR PUSTAKA

Degeng, I N.S. 2001.Landasan dan Wawasan Kependidikan. Malang: Lembaga Pengembangan dan Pendidikan (LP3) Universitas Negeri Malang.

Mulyasa, E. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

81

Page 82: isi

Nur.Mohamad. 2004. Strategi-strategi Belajar. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Universitas Negeri Surabaya.

Palincsar A.S. dan Brown A. 1984.”Reciprocal Teaching of Comprehension Fostering and Comprehension mentoring Activities”.Cognition and Instruction.Vol 1 No. 2 pp.117-175.

Suharsimi Arikunto 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara.

_________,2010.Penelitian Tindaka Kelas, Jakarta:PT.bumi Aksara

_________. 2008 Prosedur Penelitian Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Suparno, P. 2002. Reformasi Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Suyanto dan Djihad H. 2000.Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan Pertama Jakarta Kencana 2009.

82