isi
DESCRIPTION
isi makalahTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan dewasa ini tengah mendapat sorotan yang sangat
tajam berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia
yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu ”hidup” di abad ke-
21.1 Dengan begitu, pendidikan sebagai sumber daya insani, sepatutnya
mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Peningkatan mutu pendidikan berarti peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Untuk itu perlu dilakukan pembaruan dalam bidang pendidikan dari
waktu ke waktu tanpa henti. Pelaksanaan pembaruan dalam hal ini hendaknya
memperhatikan metafora John F. Kennedy yaitu ”,,,Change is a way of life.
Those who look to the past or present will miss the future.”2Metafora tersebut
pantas diterjemahkan dalam kepentingan reformasi pendidikan bahwa kita
harus tetap berpegang pada tantangan masa depan yang penuh dengan
persaingan global.
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka peningkatan
mutu pendidikan suatu hal yang sangat penting bagi pembangunan
berkelanjutan di segala aspek kehidupan manusia. Sistem Pendidikan Nasional
1Degeng, Landasan dan Wawasan Pendidikan (Malang : Lembaga Pengembangan dan Pendidikan (LP3), 2001),h.10.2Suyanto, Refleksi dan Reformasi Pendidikandi Indonesia Memasuki Melenium III (Yogjakarta : Adicita Karya Nusa, 2000) h.3.
11
senantiasa dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang
terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.3
Seperti yang telah diketahui bahwa pendidikan merupakan usaha agar
manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melelui proses pembelajaran
atau cara lain yang dikenal dan diakui masyarakat. Dalam UU RI tentang
system pendididkan nasional (UUSPN) No.20 tahun 2003,disebutkan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa,bertujuan dan berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa,berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kteatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratisdan bertanggung jawab4.
Kaitannya dengan pendidikan, cita-cita pendidikan nasional tersebut
mengindikasikan bahwa proses pembelajaran sebagai komponen penting dari
system pendidikan nasisonal,memiliki konstribusi yang cukup besar. Aktifitas
pembelajaran didalam kelas merupakan komponen subtansial yang
menyuguhkan berbagai materi pelajaran dengan tujuan mengembangkan dan
membina kemampuan peserta didik. Oleh karena itu, dalam konteks
ini,penting dilakukan inovasi dalam pembelajaran yang selama ini
dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. Bentuk inovasi ini salah satunya
melalui penerapan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan
sarana penyampai pesan agar pesan dapat lebih dimengerti sehingga tujuan
interaksi guru dan siswa dapat tercapai. Secara spesifik, tujuan pembelajaran
dapat dicapai siswa dengan baik. Seperti dalam pembelajaran matematika,
3 Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006) h.4.
4 Undang-Undang System Pendidikan Nasional, dalam www.sisdiknas.go.id, diambil tanggal 5 Februari 2014,pukul 08.00 WITA.
2
guru dapat memanfaatkan media untuk membelajarkan siswa mengenai
berbagai topik matematika. Dengan media, siswa akan lebih mudah
memahami materi matematika yang abstrak. Siswa akan merasa lebih dekat
dengan konsep tersebut. Siswa dapat memahami isi pesan yang terkandung
dalam setiap materi yang dipelajari, menghubungkan konsep dengan fakta
lapangan, ataupun menggunakan kosep itu untuk pemecahan masalah.
Pendekya, dengan media guru dan siswa akan mampu melaksanakan
pembelajaran dengan efektif dan efisien khususnya pembelajaran matematika
materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.
Kontras dengan kondisi ideal seperti yang dipaparkan di atas,
pembelajaran matematika yang berlangsung di SDN Penimpoh Desa
Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengahjustru
masih jauh dari harapan. Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan,
peserta didik rata-rata belum mampu melakukan operasi hitung dengan baik,
terutama operasi hitung bilangan bulat. Siswa masih kesulitan menjumlahkan
atapun mengurangi bilangan bulat terutama yang berbeda tanda operasi seperti
bilangan bulat negatif ataupun bilangan bulat positif. Bahkan ada beberapa
siswa yang tidak mengerti sama sekali tentang konsep dasar bilangan bulat.
Apalagi pembelajaran yang berlangsung tidak menggunakan media
pembelajaran. Guru hanya memanfaatkan buku paket dan menjelaskan secara
langsung di papan tulis. Siswa kemudian diberikan PR sebagai pengayaan
untuk pendalaman materi di rumah masing-masing.
3
Berdasarkan keadaan di atas, dapat dilihat bahwa sejatinya memang
harus ada sentuhan lain yang harus dilibatkan dalam pembelajaran.
Pembelajaran harus didasarkan pada apa yang dapat di lihat dan dirasakan
siswa secara real atau kongkrit. Bukan hanya konsep-konsep abstrak yang
berujung pada kegiatan hafalan bukan pemahaman. Untuk itu, peran sentral
media pembelajaran harus di optimalkan. Seperti pada penggunaan media
pembelajaran garis bilangan untuk memaksimalkan pemahahaman siswa pada
operasi hitung bilangan bulat. Kaitannya dengan hal ini, peneliti tertarik untuk
menggali lebih dalam tentang keterlibatan media pembelajaran, dalam hal ini
media garis bilangan dalam pelajaran matematika dan sekaligus peneliti
jadikan judul penelitian yaitu MENINGKATKAN KEMAMPUAN
BERHITUNG BILANGAN BULAT MENGGUNAKAN MEDIA GARIS
BILANGAN PADA SISWAKELAS IV SDN PENIMPOH DESA
PENGADANG KECAMATAN PRAYA TENGAH KABUPATEN
LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2014/2015”
B. Sasaran Tindakan
Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester
gasal tahun pelajaran 2014/2015 SDN penimpoh desa Pengadang Kecamatan
Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah Penggunaan
Media Garis Bilangan Dapat Meningkatkan Kemampuan Berhitung Bilangan
4
Bulat Siswa Kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya
Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Menggunakan Media Garis Bilangan
PadaSiswaKelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya
Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa
b. Dapat mengingkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran
matematka secara umum
2. Bagi Guru
a. Dapat menambah pengetahuan guru mengenai penggunaan media garis
bilangan dalam meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat
siswa
b. Dapat menjadi bahan pertimbangan dan rujukan guru dalam
melakukan evaluasi perkembangan kognitif siswa kaitannya mata
pelajaran matematika secara keseluruhan.
3. Bagi Sekolah
Dapat memperkaya informasi pihak sekolah mengenai teknis
pembelajaran matematika di dalam kelas khususnya tentang kemampuan
5
berhitung bilangan bulat siswa sehingga dapat dilakukan langkah dan
perumusan kebijakan yang tepat kaitannya dengan kemajuan dan
perkembangan sekolah.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat memberikan pengalaman secara langsung sebagai calon guru
tentang bagaimana penggunaan media garis bilangan dalam
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa
b. Dapat menjadi rujukan penelitian selanjutnya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran Garis Bilangan
1. Konsep Media Pembelajaran Matematika
Media berasal dari bahasa Latin ” Medium” yang secara harafiah
berarti “ tengah, perantara atau pengantar”. Dengan kata lain, media
adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada
penerima pesan. Dalam aktifitas pembelajaran media dapat diartikan
sebagai sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam
interaksi yang berlangsung antara pendidik dan peserta didik.5
Menurut Briggs media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang anak didik untuk belajar. Misalnya:
buku, kaset, film, dan sebagainya. Adapun pendapat dari National
Education Association bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi
baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya, media hendaknya
dapat memanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.6
Matematika berasal dari bahasa Yunani “Mathein” atau
“Mathenein” yang artinya mempelajari. Menurut Nasution (1980:2) yang
dikutip oleh Subarinah matematika diduga memiliki hubungan yang erat
5 Puput Fathurrohman, M. Sobari Sutikno, Strategi Belajar Mengajar” strategi mewujudkan pembelajaran bermakna melelui penanaman konsep umum dan islami”, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2010)., h. 65.6 Dhienidkk,Metode Pengembangan Bahasa,(Jakarta : Universitas
Terbuka,2012),.h.10.2.
77
dengan kata sansekerta ”Medha” atau “Widya” yang artinya kepandaian,
pengetahuan atau intelegensi. Menurut Johnson dan Myklebust,
Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk
mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan,
sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan pemikiran.7
Oleh karena itu,Media pembelajaran Matematika adalah sarana
yang dapat digunakan dalam pembelajaran Matematika agar dapat
menarik perhatian peserta didik untuk mempermudah dan mempercepat
penyampaian informasi dari pendidik kepada peserta didik supaya tujuan
pembelajaran tercapai.
2. Karakteristik Media Pembelajaran Matematika
Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari
segi keampuhannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaanya.
Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki guru dalam kaitannya dengan
keterampilan pemilihan media pengajaran.Di samping itu, memberikan
kemungkinan pada guru untuk menggunakan berbagai jenis media
pengajaran secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami
karakteristik media tersebut, guru akan dihadapkan kepada kesulitan dan
cenderung bersikap spekulatif.8
7 Rosma Hartiny Sam’s, Model Penelitian Tindakan Kelas,(Yogyakarta: Teras, 2010),. h.11.8Bahri Djamarah,Syaiful, dkk,Strategi Belajar Mengajar,(Jakarta : Rineka Cipta, 2010),.h.124-127.
8
Menurut Gerlach & Ely ada tiga ciri media yang dapat membantu
proses kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien, yaitu :
a. Ciri Fiksatif
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam,
menyimpan, melestarikan dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek.
Suatu peristiwa atau objek dapat diurut dan disusun kembali dengan
media seperti fotografi, video tape, disket komputer dan film. Dengan ciri
fiksatif ini, media memungkinkan suatu rekaman kejadian yang terjadi
pada satu waktu tertentu ditrsanportasikan tanpa mengenal waktu.Ciri ini
amat penting bagi guru karena kejadian yang telah direkam atau
disimpan dengan format media dapat digunakan setiap saat.
b. Ciri Manipulatif
Transformasi suatu kejadian dimungkinkan karena media memilki
ciri manipulatif.Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat
disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik
pengambilan gambar time- lapse recording.Disamping dapat dipercepat,
suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali
hasil suatu rekaman video.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil
rekaman dapat menghemat waktu. Kemampuan media dari ciri
manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena apabila
terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau
pemotongan bagian-bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan
9
penafsiran yang tentu saja akan membingungkan dan bahkan
menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang tidak
diinginkan.
c. Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau
kejadian ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian
tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus
pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi
direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali
pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau
digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi informasi
yang telah direkam akan terjamin sama dengan yang aslinya.9
3. Pengertian Garis Bilangan
Garis bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan
sejumlah titik jarak dari satu titik ke titik lain sama panjang. Pada
setiap titik tertulis satu bilangan, bilangan-bilangan itu merupakan
rangkaian bilangan berurutan dari bilangan negartif terkecil di sebelah
kiri nol sampai dengan terbesar paling kanan angka nol.10
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa garis
bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan titik-titik yang
berjarak sama, pada setiap titik tertulis satu bilangan yang berurutan
dari blangan negatif terkecil disebelah kiri nol sampai dengan positif
9 Arsyad ,Azhar, Media Pembelajaran,(Jakarta : Rajawali Pers, 2010),h.12-14.10Shamsudin Baharin,Kamus Matematika Bergambar untuk SD,(Jakarta: Grasindo,2007),h.42.
10
terbesar disebelah kanan nol.
Gambar 1 :Garis Bilangan Bulat
4. Penggunaan Media Garis Bilangan Dalam PembelajaranMatematika
Menurut Karso untuk menjelaskan sebagian pengerjaan hitung
pada bilangan bulat, akan kita gunakan garis bilangan, karena dengan
garis bilangan ini akan memudahkan anak dalam memahami pengerjaan
hitung. Dalam menggunakan garis bilangan ini sebaiknya kita
menyiapkan kapur atau spidol berwarna, sehingga warna untuk
lambang bilangan pada garis bilangan dengan lambang bilangan yang
menunjukkan langkah-langkah pengerjaannya berbeda.11 Dalam
penjumlahan ditunjukkan dengan melangkah ke sebelah kanan atau
maju dan langkah padagaris bilangan dengan arah panah kekanan,
sedangkan pengurangan dengan melangkah kesebelah kiri atau mundur
dalam langkah garis bilangan dengan arah panah ke kiri.12
a. Penjumlahan bilangan bulat pada garis bilangan adalah sebagai
berikut.
1) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Contoh : 2 +3 =……
11Karso,PendidikanMatematika I,(Jakarta: Depdikbud,1998),.h.6.15.12Nur Akhsin,Matematika untuk Kelas IV SD/MI,(Klaten: Cempaka Putih,2006),h.169.
11
23
-2
4
5
-7
Gambar 2 :Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif
Dari titik 0, melangkah 2satuan kekanan sampai bilangan 2. Dari
titik 2, melangkah 3satuan kekanan sampai pada bilangan 5. Garis
bilangan tersebut menunjukkan, 2 +3 =5
2) Penjumlahan bilangan bulat negatifdengan bilangan bulat positif.
Contoh : -2 +4 =……
Gambar 3 :Penjumlahan bilangan bulat positifdengan bilanganbulat negatif
Dari titik 0, melangkah 2satuan kekiri sampai padabilangan -2.
Dari titik -2, melangkah 4 satuan kekanan sampai pada bilangan
2.
3) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh : 5 + (-7) =….
12
-2 -2
xxviii
-7
4
Gambar 4 :Penjumlahan bilangan bulat positifdengan bilanganbulat negatif.
Dari titik 0, melangkah 5satuan kekanan sampai pada bilangan 5.
Dari titik 5, melangkah 7satuan kekiri sampai pada bilangan -2,
Garis bilangan tersebut menunjukkan, 5 + (-7)=-2
4) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif.
Contoh : -2 + (-2) =…..
Gambar 5 :Penjumlahan bilangan bulat negatifdenganbilangan bulat negatif
Dari titik 0, melangkah 2satuan kekiri sampai pada bilangan -2.
Dari titik -2, melangkah2 satuan kekiri sampai pada bilangan -4.
Garis bilangan tersebut menunjukkan, -2 +(-2)=-4
b. Pengurangan bilangan bulat padagaris bilangan adalah sebagai
berikut
1) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
positif.
Contoh : 4 – 7 =….
13
-3 -2
2 -2
Gambar 6 :Pengurangan bilangan bulat positifdengan bilanganbulat positif
Dari titik 0, melangkah 4 satuan kekanan sampai pada bilangan
4. Dari titik 4, melangkah 7 satuan kekiri sampai pada bilangan -
3. Garis bilangan tersebut menunjukkan 4 – 7 =-3.
2) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
positif.
Contoh : -2 – 3 =…….
Gambar 7 :Pengurangan bilangan bulat negatifdengan bilanganbulat positif.
Dari titik 0, melangkah 2satuan kekiri sampai pada bilangan -2
Dari titik -2, melangkah 3 satuan kekiri sampai pada bilangan -5
Garis bilangan tersebut menunjukkan -2 – 3 = -5
3) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif.
Contoh : 2 – (-2) =…….
14
-1-3
-6 -78
Gambar 8 :Pengurangan bilangan bulat positifdengan bilanganbulat negatif
Dari titik 0, melangkah 2 satuan kekanan sampai pada bilangan
2. Dari titik 2, melangkah 2 satuan kekanan sampai pada
bilangan 4. Garis bilangan tersebut menunjukkan 2 – (-2)=4.
4) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat
negatif.
Contoh : -1 – (-3)=….
Gambar 9 :Pengurangan bilangan bulat negatifdenganbilangan bulat negatif.
Dari titik 0, melangkah 1satuan kekiri sampai pada bilangan -1.
Dari titik -1, melangkah 3 satuan kekanan sampai pada bilangan
2. Garis bilangan tersebut menunjukkan, -1 – (-3)=2
3) Pengerjaan Hitung Campuran dengan Garis Bilangan
Contoh :
8 – 7 + (-6)=…. +…..=…..
Gambar 10 :Hitung Campuran Bilangan Bulat
Dari titik nol, melangkah 8 satuan kekanan sampai bilangan 8. Dari titik 8,
melangkah 7satuan kekiri sampai bilangan 1. Dari titik 1, melangkah 6
15
satuan kekiri sampai bilangan -5. Jadi : 8-7+(-6)= -5
16
B. Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
1. Pengertian Berhitung
Menurut David Glover In Arith Maticyouaddsubtract multy
play anddevide numbers. Aritmatika berhubungan dengan
menjumlah, mengurang, mengali dan membagi bilangan.Menurut
Purwodarminto, berhitung adalah mengerjakan hitungan
(menjumlahkan, mengurangkan, dsb).13Menurut Nurkhasanah dan
Didik Tumianto berhitung adalah mengerjakan hitungan.14Secara
singkat berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa berhitung adalah cabang Matematika yang berhubungan
dengan perhitungan yang menyangkut penjumlahan, pengurangan,
perkaliandan pembagian.
2. Kemampuan Berhitung
Menurut Nyimas Aisyah, dkk kemampuan berhitung
merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan
sehari- hari, dapat dikatakan bahwa semua aktifitas kehidupan semua
manusia memerlukan kemampuan ini.15 Menurut Dewa Ketut Sukardi
bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan
13Poerwadarminta,Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta. Balai Pustaka,1993),.h.311.14Nur Khasanah dan Didik Tumianto. 2007. Kamus Besar Bergambar BahasaIndonesia UntukSD&SMP. (Jakarta:PT. BinaSaranaPustaka,2007),.h.243.15Nyimas Aisyah, dkk.Pengembangan Pembelajaran Matematika SD.(Dirjen Dikti DepartemenPendidikan Nasional,2007),h.6.5.
17
penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung.16
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan
penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung yang
diperlukan dalam semua aktifitas kehidupan manusia sehari-hari.
3. Bilangan Bulat
Bilangan adalah jumlah atau kuantitas anggota suatu
himpunan benda yang tertentu atau hasil suatu jawaban dari
pertanyaan yang menyangkut jumlah tertentu. Sedangkan bilangan
bulat adalah suatu himpunan bilangan yang terdiri atas bilangan
negatif, nol dan bilangan positif.17
Bilangan adalah suatu idea. Sifatnya abstrak, bilangan bukan
simbol atau lambang dan bukan pula lambang bilangan. Bilangan
memberikan keterangan mengenai banyaknya anggota suatu
himpunan. Sedangkan bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari
bilangan asli atau bilangan bulat positif, bilangan nol, dan lawan
bilangan asli atau bilangan bulat negatif serta himpunannya biasanya
dilambangkan dengan huruf B.18
Penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat
adalah suatu himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan positif,
16Sulis.2007.StudiHasil BelajarMatematikaDitiBahanAjardan Suasana KelasdiSLTP Negeri17Baharin Shamsudin,Kamus Matematika Bergambar untuk SD. (Jakarta.Grasindo,2007),h.16.18Erwin Rosilawati,Bahan Ajar Matematika.( Semarang : DepartemenPendidikan Nasional,2002), h.41.
18
bilangan nol, dan bilangan negatif yang biasanya dilambangkan
dengan huruf B.
4. Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
Menurut Dewa Ketut Sukardi bahwa kemampuan berhitung
adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan ketrampilan
aljabar termasuk operasi hitung. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang
memerlukan penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi
hitung yang diperlukan dalam semua aktifitas kehidupan manusia
sehari-hari.
Bilangan bulat dapat diartikan sebagai suatu himpunan
bilangan yang terdiri dari bilangan positif, bilangan nol, dan bilangan
negatif yang biasanya dilambangkan dengan huruf B.
Berdasarkan pengertian kemampuan berhitung dan bilangan
bulat dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berhitung bilangan bulat adalah kemampuan yang memerlukan
penalaran dan keterampilan aljabar seperti penjumlahan,
pengurangan, perkaliandan pembagian bilangan positif, bilangan nol
dan bilangan positif.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN PenimpohDesa Pengadang
Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2015 di
kelas IV semester genap jumlah siswa 20 orang, penelitian ini melibatkan guru
yang mengajar di dalam kelas tersebut, penelitian ini menggunakan penelitan
tindakan kelas.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) atau lebih dikenal classroom action research.
yaitu suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan,
yang sengaja di munculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama,
tindakan tersebut dilakukan oleh guru yang dilakukan oleh siswa19.
Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses
pembelajaran. Dengan memahami dan mencoba melaksanakan penelitian
tindakan kelas, diharapkan kemampuan pendidik dan proses pembelajaran
semakin meningkat kualitasnya dan sekaligus akan meningkatkan kualitas
pendidikan.
19Suharsimi Arikunto,Penelitian Tindakan Kelas,(Jakarta : PT. Bumi Aksara,2007) , h.3.
20
B. Sasaran Penelitian
Dalam PTK ini yang menjadi sasaran atau subjek penelitian adalah
SiswaKelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah
Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”
C. Rencana Tindakan
Adapun rencana tindakan yang di maksud dalam penelitian tindakan
kelas (PTK) ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan peneliti bersama guru mata
pelajaran matematika melakukan kegiatan antara lain:
a. Menyiapkan lembar observasi
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
c. Mendisain alat evaluasi
d. Merencanakan tes dan hasil tes
e. Menentukan criteria keberhasilan
2. Pelaksanaan
Melalui kegiatan tindakan pelaksanaan pokok pembelajaran
menggunakan media garis bilangan dengan RPP (rencana pelaksanaan
pembelajaran) yang telah disusun peneliti bersama guru demi
mengingkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa. Pada tahap
ini melaksanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah di
rencanakan. Adapun tahap-tahap dalam pelaksanaan tindakan ini antara
lain:
21
1. Kegiatan awal
a. Mensosialiskin pada siswa mengenai pembelajaran yang akan
dilakukan dengan menggunakan media garis bilangan.
b. Menyampaikan indicator tentang materi yang akan disampaikan.
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Guru memberikan motivasi dan apersepsi yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari.
2. Kagiatan inti
a. Guru menjelaskan secara garis besar mengenai materi yang akan di
sampikan untuk mengarahkan siswa dengan menggunakan media
garis bilangan.
b. Guru menyiapkan materi, dan LKS yang akan diisi oleh siswa
berdasarkan
3. Tahap Observasi dan Evaluasi
Kegiatan observasi dilakukan secara kontinyu setiap kali
pelaksanaan tindakan dengan mengamati aktivitas belajar siswa dan
kegiatan guru dalam proses belajar mengajar untuk melihat langsung
aktualisasi skenario pembelajaran dengan pelaksanaannya, evaluasi
dilakukan setelah akhir setiap siklus dengan memberi test berbentuk essay
yang dikerjakan secara individu.
4. Tahap Refleksi
Pada tahap ini adalah mengkaji berbagai macam masalah yang
terjadi di kelas penelitian, peneliti dan guru mengkaji kekurangan dan
22
hambatan untuk mendapatkan alternatif pemecahannya dengan
memperhatikan hasil observasi dan evaluasi, untuk memperbaiki
kekurangan yang muncul pada siklus pertama, maka diadakan
penyempurnaan pada siklus kedua akan dilakukan perbaikan-perbaikan
berdasarkan hasil siklus I.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi kasus.20
Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa Populasi
merupakan sekumpulan objek atau subjek yang lengkap dan jelas dan
berada pada suatu wilayah penelitian yang terdiri dari objek dan subjek
yang memiliki kualitas dan karakter tertentu.
Dengan demikian, populasi bukan hanya orang saja tapi juga
keadaan alam sekitarnya. Sehubungan dengan hal tersebut, populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas IV SDN Penimpoh Desa
Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah yang
berjumlah 20 orang siswa.
2. Sampel
Jika hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka peneltian
tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil
20 Suharsimi,Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek(Jakarta : Rineka Cipta,2006) h. 130.
23
populasi yang akan diteliti.21Jadi yang dimaksud dengan Sampel adalah
wakil dari populasi yang akan diteliti dan diambil dengan cara-cara
tertentu. Untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari jumlah
populasi. Dalam penelitian ini, karena populasi kurang dari 100, maka
peneliti menggunakan seluruh anggota populasi menjadi sampel.
E. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
1. Jenis Instrumen dan Cara Penggunaannya
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik. Adapun instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini adalah:
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.22
Tes yang digunakan berupa tes Hasil Belajar yang berbentuk tes
obyektif yakni pilihan ganda, yang terdiri dari 40 item soal, 20 soal
untuk siklus I dan 20 soal lainnya untuk siklus II yang setiap soal
diberikan 4 option jawaban.23
Dalam penelitian ini, tes dibuat oleh peneliti dan di bantu oleh
guru bidang studi metematika untuk mengumpulkan data tentang Hasil
21 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), h.31.22 Suharsimi,Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2008), h.126.23Suharsimi,Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi Revisi (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),h.165.
24
belajar siswa pada pelajaran matematika di SDN Penimpoh Desa
Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah. Tes
diberikan setiap akhir kegiatan.
b. Pedoman Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi
pengamatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan
seluruh alat indra .24
Dari pendapat diatas pedoman observasi dirancang oleh
peneliti untuk mengumpulkan data mengenai penggunaan media garis
bilangan untuk meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat
siswa kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya
Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015”
c. Pedoman Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,
dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya.
Dokumentasi merupakan salah satu metode yang digunakan
dalam penelitian ini, karena berkaitan dengan dokumen yang ada
disekolah tempat penelitian. Dalam metode dokumentasi ini digunakan
untuk mengambil data tentang:
1) Keadaan guru, pegawai dan siswa SDN Penimpoh
24 Suharsimi,Prosedur Penelitian (Jakarta: PT. Rineka Cipta 2008), h.156
25
2) Keadaan sarana dan prasarana SDN Penimpoh
3) Struktur organisasi SDN Penimpoh
Peranan dokumentasi merupakan salah satu peranan yang di gunakan
dalam penelitian ini, karena berkaitan dengan dokumen yang ada di
Sekolah tempat penelitian.
d. Pedoman Wawancara
Wawancara menurut Wardi Bachtiar adalah Teknis dalam upaya
menghimpun data yang akurat untuk keperluan melaksanakan proses
pemecahan masalah tertentu, yang sesuai dengan data. Dengan cara
tanya jawab secara lisan dan bertatap muka langsung antara seseorang
atau beberapa orang pewancara dengan seorang atau beberapa orang
yang diwawancarai.
Jadi yang dimaksud dengan wawancara adalah suatu metode
pengumpulan data yang dilakukan dengan dialog antara dua orang atau
lebih dengan berhadapan muka dimana percakapan tersebut di tujukan
pada masalah-masalah tertentu untuk memperoleh data dan informasi
yang diperlukan dalam suatu penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa untuk memperoleh hasil
yang diinginkan, ada beberapa cara yang dilakukan dalam melakukan
wawancara yaitu ;
1) Wawancara tidak berstruktur yaitu, wawancara yang hanya
memuat garis-garis besar yang akan ditanyakan.
26
2) Wawancara terstruktur yaitu, wawancara yang disusun secara
terperinci sehingga menyerupai check-list pewancara tinggal
membubuhkan tanda v (check) pada nomor yang sesuai.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dalam penelitian ini peneliti
menggunakan metode wawancara tidak terstruktur. Wawancara
dilakukan dengan guru dan kepala sekolah serta orang tua siswa untuk
menjaring data yang diperlukan dalam penelitian.
F. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap, permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Dari arti katanya, hipotesis memang berasal dari 2 penggalan
kata ”Hypo”yang artinya ”dibawah” dan ”Thesa” yang artinya
”kebenaran”26. Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan
dengan ejaan bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi
hipotesis.
Berdasarkan uraian tersebut dapat di rumuskan hipotesis dari
penelitian ini yaitu“Dengan Menggunakan Media Garis Bilangan Maka
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Pada Siswa Kelas IV SDN Penimpoh
Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah
Tahun Pelajaran 2014/2015 Diduga Akan Meningkat”
B. Pelaksaaan Tindakan
Dalam pelaksanaan tindakan penelitian kelas (PTK) perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut: “Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk
27
permasalahan
Siklus I
Permasalahan baru hasil refleksi
Siklus II
Lanjutkan siklus berikutnya
Refleksi II
Perencanaan tindakan II
Refleksi I
Pengamatan /pengumpulan data II
Pelaksanaan tindakan II
Pengamatan /pengumpulan data I
Pelaksanaan tindakan I
Perencanaan tindakan I
Apabila masalah belum terselesaikan
Gambar siklus PTK”
siklus berulang-ulang didalamnya terdapat 4 tahapan utama kegiatan yaitu :
Perencanaan, Tindakan, Pengamatan, dan Refleksi yang dapat digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 1.1 Siklus PTK.25
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan dimulai
dengan siklus pertama yang terdiri dari 4 kegiatan, apabila sudah diketahui
letak keberhasilan dan hambatan serta perbaikan dalam hambatan tersebut
berdasarkan tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama maka dapat
menentukan rancangan untuk siklus kedua, demikian untuk seterusnya, satu
25 Suharsimi, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta:Bumi Aksara). hal.16
28
siklus diikuti dengan siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan
beberapa kali siklus.
Secara rinci pelaksanaan tindakan ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan, peneliti bersama guru akan menyempurnakan
media yang akan digunakan (media garis bilangan), merancang rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyiapkan materi serta sumber belajar,
waktu pelaksanaan pembelajaran, evaluasi yang akan dilakukan dan hal-hal
lainnya terkait kegiatan penelitian.
Dalam tahap perencanaan ini yang di lakukan oleh peneliti adalah :
a. Mensosialisasikan media garis bilangan dengan menggunakan media garis
bilangan.
b. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
c. Mendisain alat evaluasi dalam bentuk essay serta lembar jawaban yang
telah disediakan oleh peneliti.
d. Merencanakan tes hasil tes.
e. Menentukan criteria keberhasilan.
b. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti bersama guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dirancang bersama-sama.
Adapun tahap-tahap dalam pelaksanaan tindakan ini antara lain :
29
1. Kegiatan Awal
a. Apersepsi
1) Guru mengecek kehadiran siswa.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Guru mrnyampaikan materi pokok pembelajaran.
b. Motivasi
Guru menjelaskan pentingnya mempelajari materi pembelajaran
pada siswa.
2. Kegiatan Inti
a. Eksplorasi
1) Guru bertanya pada siswa terkait dengan materi yang akan
diajarkan
2) Guru mendemonstrasikan media pembelajaran pada siswa
(media garis bilangan)
3) Guru menjelaskan tentang penjumlahan bilangan bulat pada
siswa melalui media garis bilangan.
4) Guru meminta beberapa siswa untuk berlatih d papan tulis.
b. Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok tiap kelompok terdiri
dari 4-5 siswa.
2) Dalam kelompok siswa mendiskusikan untuk menyelesaikan
lembar kerja dengan bimbingan guru.
30
3) Tiap-tiap kelompok melaporkan hasilnya didepan kelas,
kemudian kelompok lain menanggapi.
4) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan.
c. Konfirmasi
1) Pemantapan materi yg disampaikan.
2) Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja kelompok terbaik.
3. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan tugas untuk melatih interkoneksi di berbagai
representasi
b. Melakukan evaluasi formatif melalui tugas rumah.
c. Pengamatan / Pengumpulan Data
Kegiatan pengamatan atau observasi dilakukan secara kontinyu setiap
kali pembelajaran berlangsung, dalam pelaksanaan tindakan dengan
mengamati kegiatan guru dan Siswa dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan media garis bilangan. Objek observasi atau pengamatan adalah
siswa Kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah
Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran 2014/2015.
d. Refleksi
Hasil yang diperoleh dari rangkaian kegiatan pada siklus I dikumpulkan
dan dianalisis sehingga peneliti dan guru dapat merefleksi diri yaitu
identifikasi kekurangan, analisis sebab kekurangan sehingga dapat
menentukan perbaikan pada siklus berikutnya.
Siklus II
31
Siklus II dilakukan apabila pembelajaran pada siklus I dinilai belum
mencapai hasil yang diharapkan sedangkan pada dasarnya langkah-langkah pada
siklus kedua sama dengan langkah-langkah pada siklus pertama hanya saja pada
siklus kedua dilakukan perbaikan terhadap kekurangan pada siklus pertama26
C. Cara Pengamatan (Monitoring)
Peneliti melakukan pengamatan dengan terlibat langsung secara aktif
dalam proses pembelajaran (partisipatory observer) dan mencatat semua hal
yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang
telah disusun termasuk juga pengamatan waktu kewaktu kaitannya dengan
peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat menggunakan media garis
bilangan.
D. Anlisis Data dan Refleksi
Setelah memperoleh data evaluasi melalui tes sebagai cerminan dari
kemampuan berhitung bilangan bulat melalui proses evaluasi kemudian
menggunakan lembar observasi, maka data tersebut merupakan data tentang
ketuntasan belajar siswa sekaligus sebagai acuan terhadap peningkatan
kemampuan berhitung bilangan bulat. Data tersebut dianalisis dengan tujuan
untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa baik secara individu maupun
ketuntasan klasikal terhadap indikator yang telah ditentukan dengan melihat
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Jenis-jenis data
26Ibid. hal 16
32
a. Data tes evaluasi hasil belajar
b. Data hasil observasi aktivitas siswa
c. Data hasil observasi aktivitas guru
2. Cara pengambilan data
a. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil evaluasi yang
menggunakan tes essay yang telah disiapkan pada tiap akhir siklus.
b. Data tentang aktivitas sguru dan siswa didalam kelas di ambil pada
saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi pada tiap siklus.
3. Indikator ketercapaian
Adapun yang menjadi indicator keberhasilan dalam penelitian ini adalah
a. Adanya peningkatan aktivitas belajar minimal berkategori aktif
atau mengalami peningkatan pada tiap siklusnya.
b. Adanya peningkatan belajar ≥ 85 % dari jumlah siswa yang telah
mengikuti evaluasi dengan perolehan nilai ≥ 65 sesuai dengan
KKM yang dipakai di sekolah dan mengalami peningkatan nilai
rata-rata kelas pada setiap siklus.
a. Menghitung Nilai Tes dan Rata-Rata
Nilai Tes
NA = jaw abanbenar
jumlahsoalx 100
33
Rata-Rata
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, hasil tes dianalisis secara deskriptif
yaitu menentukan skor rata-rata hasil tes. Analisis untuk mengetahui hasil
tes belajar dirumuskan sebagai berikut:
M = N
X
Keterangan : M = Mean (rata-rata)
x= Jumlah nilai (skor) yang diperoleh seluruh siswa
N = Banyakanya siswa (peserta tes)
b. Ketuntasan Individu
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara
individu apabila mampu memperoleh nilai 65. Oleh karena itu dalam
penelitian ini standar ketuntasan yang harus dicapai adalah sebesar 65. Ini
berdasarkan ketetapan yang ada di sekolah yakni di di SDN Penimpoh
Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
c. Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan klasikal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
ketuntasan belajar siswa secara menyeluruh (klasikal) dengan persentase
ketuntasan sebesar 85% dari hasil evaluasi. Adapun rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
KK= XZZ
x100%
Keterangan :
KK = Ketuntasan klasikal
34
X = Jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 65
Z = Jumlah siswa yang ikut tes
Siswa dikatakan tuntas secara individu apabila memperoleh nilai ≥65 dan
siswa dikatakan tuntas secara klasikal terhadap materi yang telah diajarkan
jika prosentase yang mendapat nilai ≥ 65 mencapai ≥85 %.
1. Analisis Kegiatan Siswa
a) Menentukan skor yang akan diperoleh siswa, skor setiap individu
tergantung dari banyaknya perilaku yang dilakukan siswa dari
sejumlah perilaku yang diamati
b) Aktivitas belajar siswa
Adapun aktivitas belajar siswa menggunakan rumus sebagai berikut :
AS¿ Xin
Keterangan:
AS : Skor rata-rata aktivitas belajar siswa
Xi: Skor aktifitas belajar masing-masing siwa
n : Banyaknya siswa
Menentukan Mi dan SDi dengan rumus sebagai berikut :
Mi =12 (skor tertinggi + skor terendah)
SDi = 12 (skor tertinggi – skor terendah)
Keterangan :
35
Mi = Mean Ideal
SDi = Standar Deviasi Ideal
SMi = Skor Maksimal Ideal
Kriteria untuk aktivitas belajar siswa dapat dicari dengan
rumus pada table di bawah ini :
Tabel 3.1Rumus Aktivitas Belajar Siswa
Interval Katagori
AS ≥ Mi + 1,5Sdi Sangat aktif
Mi+0,5SDi≤ AS ˂ Mi + 1SDi Aktif
Mi-0,5SDi≤AS˂Mi+0,5SDi Cukup aktif
Mi-1,5Di≤AS˂Mi-0,5SDI Kurang aktif
AS˂Mi-1,5SDI Sangat kurang aktif
Untuk aktifitas skor tertinggi adalah 90 di peroleh dari
tiga diskriptor tersebut memuat enam indicator aktivitas belajar.
Skor terendah adalah 6 apabila ketiga diskriptor tidak Nampak
dengan demikian dapat dihitung Mi dan SDi sebagai berikut :
Mi = 12 x (90 + 6) =
962 = 48
36
SDi = 16 x (90 - 6) =
846 = 14
Tabel 3.2Penggolongan Aktivitas Belajar Siswa
Interval Katagori
AS≥69 Sangat aktif
55≤AS˂62 Aktif
41≤AS˂55 Cukup aktif
27≤AS˂41 Kurang aktif
AS˂27 Sangat kurang aktif
2. Analisis Kegiatan Guru
Menentukan Mi dan SDi dengan rumus sebagai berikut :
Mi = 12 (skor tertinggi + skor terendah)
SDi = 12 (skor tertinggi – skor terendah)
Keteranagn :
Mi = Mean ideal
SDi = Standar deviasi ideal
SMi = Skor maksimal ideal
37
Kriteria untuk aktivitas guru dapat dicari dengan rumus pada tabel
dibawah ini :
Table 3.3
Rumus Aktivitas Guru
Interval Katagori
AG≥Mi+1,5SDi Sangat aktif
Mi+0,5SDi≤AG˂Mi+1SDi Aktif
Mi-0,5Di≤AG˂Mi+0,5SDi Cukup aktif
Mi-1,5SDi≤AG˂Mi-0,5SDi Kurang aktif
AG˂Mi-1,5SDi Sangat kurang aktif
Untuk aktivitas skor tertinggi adalah 60 diperoleh daari empat
aspek yang tampak dan masing-masing aspek tersebut memuat empat
indicator aktivitas guru. Skor terendah adalah 12 apabila keempat indicator
tidak Nampak. Dengan demikian dapat dihitung Mi dan SDi yaitu:
Mi = 12 (60 + 12) =
722 =36
SDi = 16 (60 - 12) =
486 = 8
38
Table 3.4
Penggolongan Aktivitas Guru
Interval Katagori
AG ≥ 48 Sangat aktif
40 ≤ AG ˂ 48 Aktif
32 ≤ AG ˂ 40 Cukup aktif
24 ≤ AG ˂ 32 Kurang aktif
AG ˂ 24 Sangat kurang aktif
39
BAB IV
HASIL PNELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
1. Sejarah Berdirinya SDN Penimpoh
Berawal dari keinginan kuat para tokoh masyarakat kaitannya
dengan pemerataan pendidikan, maka dirintislah sebuah sekolah di Dusun
Penimpoh Kecamatan Praya Tengah. SDN Penimpoh sampai saat ini
memiliki lebih dari 10 orang tenaga pengajar yang rata-rata telah
mendapat gelar serjana dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
Selain itu sarana pendidikan baik fisik maupun nonfisik terus
dikembangkan baik untuk kebutuhan saat ini maupun kebutuhan di waktu
yang akan datang.
2. Letak Geografis
SDN ini didirikan pada tanggal 1 Desember 1980 oleh pemerintah.
Sehingga, SDN Penimpoh salah satu sekolah dasar yang menambah
jumlah sekolah negeri rintisan pemerintah yang ada di Desa Pengadang
Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah.
Sedangkan ditinjau dari letak geografisnya, SDN Penimpoh Desa
Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah berada
di posisi geografis yang terletak dipinggir jalan raya yang dibatasi oleh:
a. Sebelah timur : Rumah Penduduk
b. Sebelah selatan : Jalan Raya
40
c. Sebelah barat : Kuburan
d. Sebelah utara :Rumah Penduduk
Melihat letak geografis tersebut dapat dikatakan bahwa SDN
Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabuaten Lombok
Tengah memiliki posisi yang sangat strategis sebagai sebuah lembaga
pendidikan karena tempatnya yang sangat memungkinkan siswa dengan
cepet menempuh jarak dari rumah masing-masing dengan berjalan kaki
menuju ke sekolah dan membuat siswa termotivasi guna mendapatkan
prestasi yang lebih baik.
3. Data Guru
Tabel 4.1Nama-nama Tenaga Pengajar di SDN Penimpoh
Tahun Pelajaran 2014/2015
No Nama Jabatan Latar Belakang Pendidikan/Jurusan Kelas
1 Mustiadi, S.PdKepala sekolah
UMM/FKIF III-V
2 Patawari, S.Pd GOP IKIF/FPOK I-VI
3 Hj. Winarni, A.Ma GK SPG I
4 Murnawati, A.Ma GAI IAIN/PAI I-VI
5 Hartutik, A.Ma GK UNRAM IV
6 Siti aisah, S.Pd GK UNRAM/PGSD V
7 Murniwati, A.Ma GK UNAWA III
8 Nihayatul mardiana, A.Ma GS UNAWA I-VI
9 Siti hariati, S.Pd GS UNRAM/PGSD IV-VI
10 Nurma nataini, S.Pd GS UMM/FKIF II
11 Nurlaili, S.Pd TU UNRAM/PGSD IV-VI
12 Syamsul aditya - - -
41
13 Abdul majid, A.Ma GK SPG VI
Sumber: Profil Sekolah, SDN Penimpoh.27
Berdasarkan data diatas, maka dapat diketahui bahwa jumlah guru
SDN Penimpoh sebanyak 13 orang: 6 orang sarjana pendidikan, 6 orang
D.II dan 1 orang tamatan SMA.
4. Keadaan Siswa
Berdasarkan data siswa tahun pelajaran 2014/2015, jumlah siswa
SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tangah Lombok
Tengah sebanyak 148 orang siswa yang terdiri daari 77 siswa laki-laki
dan 71 siswa perempuan. Adapun keadaan siswa SDN Penimpoh Desa
Pengadang Kecamatan Praya Tangah Lombok Tengah dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.2Data jumlah siswa SDN Penimpoh Kecamatan Praya Tengah Tahun
Pelajaran 2014/2015
No KelasJumlah Siswa
JumlahLk Pr
1 I 11 8 19
2 II 6 13 19
3 III 17 14 20
4 IV 12 16 28
5 V 15 8 23
6 VI 16 12 28
27 Dokumentasi, hasil wawancara dengan kepala sekolah, hari rabu tanggal 25 februari 2015 pukul 09.15 wita
42
Sumber: Profil sekolah, SDN penimpoh28
Berdasarkan data di atas maka penulis dapat memahami bahwa
Siswa SDN Penimpoh Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok
tengah berjumlah 148 orang. Jumlah tersebut secara proporsional terbagi
dalam 6 kelas yaitu 19 orang kelas I, 19 orang kelas II, 20 orang kelas III,
28 orang kelas IV, 23 orang kelas V, dan 28 orang keals VI.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan penunjang keberhasilan kegiatan
belajar mengajar di sekolah, tentunya sarana dan prasarana beserta alat
lainnya perlu untuk diketahui untuk melengkapi gambaran mengenai
SDN Penimpoh Desa Pengadang kecamatan praya tengah kabupaten
Lombok tengah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table dibawah
ini:
Tabel 4.3Keadaan Sarana dan Prasarana SDN Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan
Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015No Sarana dan Prasarana Jumlah kondisi
1 Ruang :
Ruang kepala sekolah1 ruang Baik
Ruang guru 1 ruang Baik
Ruang belajar 6 ruang Baik
Ruang perpustakaan 1 ruang Baik28 Dokumentasi, hasil wawancara dengan kepala sekolah, hari rabu tanggal 25 februari 2015 pukul 09.15 wita.
43
Ruang koperasi 1 ruang Baik
Gudang 1 ruang Baik
Musholla 1 buah Baik
Kamar mandi/WC
1. Guru
2. Siswa
3 ruang
1 ruang
2 ruang
Baik
Baik
Baik
2
Kursi kepala sekolah 1 buah Baik
Kursi/meja guru 15 stel Baik
Kursi 5 stel Baik
Kursi/meja siswa 2 stel Baik
Papan tulis 1 stel Baik
Papan absen 7 stel Baik
Papan statistic 5 buah Baik
Papan pengumuman 5 buah Baik
Jam dinding 3 buah Baik
Almari 6 buah baik
3 Alat peraga 4 buah baik
Globe 5 buah Baik
Peta dunia 1 buah Baik
44
Peta Indonesia 4 buah Baik
Rangka manusia 4 buah Baik
Computer 1 buah Baik
Mesin TIK 1 buah Baik
Atlas 1 buah Baik
Alat olahrga 5 buah Baik
Sumber : Profil Sekolah, SDN Penimpoh.29
Berdasarkan pada keadaan sarana dan prasarana di atas, dapat
dilihat bahwa jumlah ruang/lokal cukup memadai, demikian pula alat-alat
peraga lainnya juga sudah cukup
6. Struktur Organisasi
29 Dokumentasi, hasil wawancara dengan kepala sekolah, hari rabu tanggal 25 februari 2015 pukul 09.15 wita
45
Kepala Sekolah
Mustiadi, S.Pd.
Komite Sekolah
Anhar
Tata Usaha
Samsul Aditiya
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH SDN PENIMPOH DESA PENGADANG KECAMATAN LOMBOK TENGAH KABUPATEN LOMBOK
TENGAH
Keterangan: ---------- = Garis Koordinasi = Garis KomandoB. Hasil Penelitian
46
Unit Perpustakaan
Wali Kelas IWinarni, A. Ma.
Wali Kelas II
Nurmanataini, S.Pd..
Wali Kelas IIIMurniati, A. Ma.
Wali Kelas IVNurlaili, S.Pd..
Wali Kelas VSiti Aisyah, S.Pd.
Wali Kelas VI
Abdul Majid, A. Ma.
Guru Agama
Marnawati, A.Ma.
Siti Haryati Chaeroni Haqiqi, S.Pd.
Guru Olahraga
Patawari, S.Pd.
Guru Mulok
Murnawati, A.Ma.
Guru Bahasa Inggris
Nihayatul Mardiana. A.Ma.
SiswaPenjaga Sekolah
Masyarakat
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan berhitung bilangan bulat siswa pada mata pelajaran matematika
kelas IV SDN Penimpoh dengan menggunakan media garis bilangan dalam
pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus
dengan beberapa tahap kegiatan yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan (3)
Observasi dan Evaluasi, serta (4) Refleksi. Adapun kegiatan yang dilakukan
sebelum penelitian tindakan kelas yaitu membuat perangkat pembelajaran
dengan menggunakan media garis bilangan, menyusun lembar observasi untuk
aktivitas guru dan siswa, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), dan menyusun jadwal pelaksanaan penelitian. Adapun jadwal
penelitian tindaka kelas ini disajikan pada table di bawah ini :
Tabel 4.4Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No Siklus Pert. Hari/tanggal Waktu
1
Siklus I I Senin, 02-03-201507.30-09.00
WITA
II Selasa,03-03-201507.30-09.00
WITA
III Jum’at.06-03-201509.00 – 10.00
WITA
2
Siklus II
I Senin, 09-03-201507.30-09.15
WITA
II Selasa,10-03-201507.30-09.15
WITA
III Jum’at,13-03-201509.30 – 10.30
WITA
Penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah disusun.
1. Pelaksanaan Siklus I
47
Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan yaitu
6x35 menit. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus I
adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil koordinasi dengan guru mata pelajaran dan
guru kelas kaitannya dengan tekhnis penelitian tentang pemahaman
konsep operasi penjumlahan bilangan bulat siswa, maka ada beberapa hal
yang dipersiapkan antaralain: media garis bilangan yang akan digunakan,
menyusun Rencana Kegiatan Pembelajaran (RPP), menyiapkan dan
menyesuaikan lembar observasi kegiatan guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media garis bilangan sesuai rencana yang telah disusun.
Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.
1) Pertemuan I
Pada pertemuan I, materi yang yang diajarkan adalah
penjumlahan bilangan bulat dengan indikator menjumlahkan dua
bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian
dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk
siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan
48
tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini
diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.
Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk
mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan
lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis
bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas
bersama.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada
siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah
(PR) bagi siswa.
2) Pertemuan ke 2
Pada pertemuan kedua materi yang yang diajarkan adalah
pengurangan bilangan bulat dengan indikator: Mengurangkan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian
dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk
siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan
49
tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini
diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.
Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk
mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan
lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis
bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas
bersama. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada
siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah
(PR) bagi siswa.
3) Pertemuan II
Pada pertemuan ketiga materi yang diajarkan adalah
pengerjaan hitung campuran dengan indikator menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan
dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai
kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
pengerjaan hitung campuran dengan garis bilangan, kegiatan ini
diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.
50
Sebagai latihan guru memberi tugas kepada siswa untuk
mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan
lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis
bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas
bersama. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada
siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah
(PR) bagi siswa.
c. Observasi
Tahap observasi membutuhkan peran yang sangat aktif bagi
peneliti untuk memperhatikan berbagai komponen yang akan diamati
dalam proses pembelajaran. Hal yang perlu diobservasi adalah observasi
terhadap aktivitas mengajar guru dan observasi terhadap aktivitas belajar
siswa.
1) Hasil observasi terhadap aktivitas guru
Dari hasil pengamatan yang dilakukan observer
terhadap aktivitas guru dalam penelitian saat
pelaksanaan tindakan pembelajaran, diperoleh hasil
pengamatan sebagai berikut:
Tabel 4.5Lembar Observasi Aktivitas Guru
NoIndikator /Aspek yang
Diamati
Siklus IPertemuan
IPertemuan
IIPertemuan
III
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
51
1
Kegiatan Awal Pembelajarana. Persiapan setting kelas √ √ √
b. Mempersiapkan siswa untuk belajar
√ √ √
c. Membuka pelajaran √ √ √
d. Melakukan kegiatan apersepsi √ √ √
2
Kegiatan Inti Pembelajarana. Penguasaan materi pembelajaran
√ √ √
b. Pendekatan/strategi belajar √ √ √c. Pemanfaatan sumber belajar/media sesuai dengan metode serta materi pembelajaran
√ √ √
d. Penilain proses dan hasil belajar
√ √ √
3
Kegiatan Akhir Pembelajarana. membuat rangkuman
√ √ √
b. mengadakan refleksi terhadap pembelajaran
√ √ √
c. menyimpulkan materi yang disampaikan dari pertama sampai akhir
√ √ √
d. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau tugas sebagai remidi/pengayaan
√ √ √
Skor Total 41 42 44Kategori Aktif Aktif Aktif
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan I, II, dan
III menunjukkan kategori Aktif. Hasil akhir dari observasi aktivitas guru
siklus I adalah sebagai berikut:
52
Aktivitas Guru Siklus I =
Pertemuan I +Pertemuan II+PertemuanIII3
= 41+42+44
3=42
Skor akhir dari observasi aktivitas guru pada siklus I adalah 42
yang masuk pada kategori aktif. Adapun peningkatan jumlah skor dari
pertemuan I sampai pertemuan III sebesar 4 poin.
Adapun permasalahan yang belum tuntas pada observasi guru
pada siklus I yang perlu diperbaiki pada siklus II adalah sebagai berikut:
a) Guru belum maksimal dalam mempersiapkan siswa untuk belajar.
Guru belum mampu menyiapkan mental dan pengetahuan awal siswa
untuk memulai aktifitas pembelajaran.
b) Guru belum mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan
maksimal.
c) Guru belum maksimal dalam menindaklanjuti kegiatan pembelajaran
melalui arahan dan pengayaan/remedial.
Solusi perbaikan observasi kegiatan guru pada siklus I untuk
melanjutkan ke siklus II:
a) Guru harus mempersiapkan kesiapan belajar siswa secara
maksimal; kegiatan pembuka dalam pembelajaran sebaiknya
dilakukan dengan motivasi melalui penjelasan singkat materi
53
kaitannya dengan kehidupan siswa sehari-hari serta melakukan
dialog interkatif melalui pertanyaan-pertanyaan menantang.
b) Guru harus mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan
sebaik-baiknya sebelum memulai kegiatan belajar mengajar.
c) Guru harus merancang kegiatan pengayaan atau remedial; dimana
hal ini harus benar-benar efektif melalui jenis tugas dan
pembimbingan yang tepat.
2) Hasil observasi terhadap aktivitas siswa
Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa digunakan
untuk memperoleh data mengenai aktivitas siswa selama proses
pembelajara. Selain itu juga, lembar observasi aktivitas siswa
digunakan untuk menentukan keberhasilan proses penelitian yang
dilakukan. Pengamatan terhadap aktivitas siswa
bertujuan untuk merekam atau mengetahui kinerja
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Adapun
hasil observasi aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.6Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Indikator Aspek/deskriptor
Siklus IPertemuan
IPertemuan
IIPertemuan
III1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa
menerima
materi pelajaran
a. masuk kelas tepat
waktu.
b. menyiapkan
√ √ √
54
kelengkapan alat-
alat belajar.
c. menjawab
pertanyaan dari guru
tentang kesiapan
belajar.
√
√
√
√ √
√
2 Antusiasme
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan
media garis
bilangan
a. mempelajari tofil/
ringkasan materi
yang akan
disampaikan oleh
guru
b. memperhatikan
penjelasan tentang
materi pembelajaran
c. mengajukan
pertanyaan bila
belum jelas atau
belum dimengerti
dan menjawab
pertanyaan dari guru
jika guru
mengajukan
pertanyaan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3 Aktifitas siswa
dalam
memperhatikan
pembelajaran
a. memperhatikan
teman yang
membacakan hasil
diskusi kelompok di
depan kelas
b. menanggapai hasil
kelompok lain
dalam diskusi serta
menambahkan jika
masih ada yang
kurang lengkap
√
√
√
√
√
√
55
c. mendengarkan
pendapat temannya
dengan seksama
√ √ √
4 Pembelajaran
dengan
menggunakan
media garis
bilangan
a. siswa lebih cepat
paham dengan
adanya penngunaan
media garis
bilangan.
b. Siswa mengerjakan
tugas dengan lebih
mudah
c. Siswa sangat
terbantu dengan
adanya media garis
bilangan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5 Interaksi siswa
dengan guru
a. Menanyakan materi
yang belum jelas
dalam pross
pembelajaran
b. Menjawab
pertanyaan guru
dengan benar
c. Mengemukakan
pendapat kepada
guru tentang materi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 Kekompakan
siswa bekerja
sama dalam
kelompok atau
berdiskusi
a. Duduk sesuai
anggota
kelompoknya
b. Saling bertukar
pendapat dalam
diskusi bersama
anggota kelompok
untuk mengerjakan
LKS
√
√
√
√ √
√
56
c. Aktif dalam diskusi
kelompok√
√ √
Skor Total 51 52 54
Katagori Cukup Aktif Cukup Aktif Cukup Aktif
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan
I, II dan III menunjukkan kategori cukup aktif. Hasil akhir dari
observasi aktivitas guru siklus I adalah sebagai berikut:
Aktivitas Siswa Siklus I =
Pertemuan I+Pertemuan Iertemuan III + ¿3
¿
= 51+52+54
3=¿52
Skor akhir dari observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I
adalah 52 yang masuk pada kategori cukup aktif. Adapun peningkatan
jumlah skor aktivitas belajar siswa dari pertemuan I, II, dan III sebesar
4 poin.
Adapun permasalahan yang belum tuntas pada observasi
aktivitas siswa pada siklus I yang perlu diperbaiki pada siklus II
adalah sebagai berikut:
a) Beberapa siswa masih belum bisa masuk kelas tepat waktu.
b) Siswa belum dapat menyiapkan kelengkapan alat-alat belajar
dengan baik.
57
c) Siswa belum begitu terangsang untuk menjawab beberapa
pertanyaan eksplorasi dari guru kaitannya dengan kesiapan belajar
mereka di dalam kelas.
d) Siswa belum mampu mempelajari ringkasan materi yang akan
disampaikan oleh guru
e) Siswa masih belum dapat mendengarkan pendapat temannya
dengan seksama.
f) Siswa masih kesulitan untuk saling bertukar pendapat dalam
diskusi bersama anggota kelompok untuk mengerjakan LKS.
Solusi perbaikan observasi kegiatan guru pada siklus I untuk
melanjutkan ke siklus II:
a) Guru harus mampu memaksimalkan sikap disiplin siswa yang
masih belum bisa masuk kelas tepat waktu.
b) Guru harus membimbing siswa secara lebih intensif agar dapat
menyiapkan kelengkapan alat-alat belajar dengan baik.
c) Guru harus menyajikan pertanyaan yang lebih ekspresif dan
dialogis kepada siswa agar terangsang untuk menjawab beberapa
pertanyaan eksplorasi dari guru kaitannya dengan kesiapan belajar
mereka di dalam kelas.
d) Guru sebaiknya menyajikan ringkasan materi yang lebih
informatif agar siswa mampu mempelajari ringkasan materi yang
akan disampaikan.
58
e) Guru sebaiknya menfasilitasi diskusi siswa dengan lebih intensif,
mengatur alur bicara antar kelompok dengan jeda yang tepat,
mengatur siswa yang berbicara dan mendengar dari masing-
masing kelompok secara baik.
d. Evaluasi
Tabel 4.7Hasil Evaluasi Siklus I
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Siswa
No Nama Siswa NilaiKetuntasan
Ya Tidak1 Elisma Arianti 65 √2 Eka Safitri 25 √3 Ahmad Fajri 70 √4 Ainun Royani 70 √5 Aliza Rohman 80 √6 Asti Azmi Ananta 60 √7 Bq. Keisa Amelia Tara 80 √8 Bima Darusman 50 √9 Diki Surya Rahmadani 60 √10 Eli Apriani 60 √11 Ghina Aulia Asegaf 70 √12 Ikbal Fakula 55 √13 Ismayani 60 √14 Iren Ayu Lestari 70 √15 Laelatul Zakrah 45 √16 Monika Arsila Cahyani 80 √17 Solhidayati 75 √18 Zidan Iman Maulana 85 √19 Aril Atika 60 √
Jumlah siswa yang mengikuti tes 10 9
59
19Total nilai 1220Nilai rata-rata 64,21% Ketuntasan klasikal 53%Nilai tertinggi 85Nilai terendah 25Jumlah semua siswa 19Jumlah siswa yang mengikuti tes 19Jumlah siswa yang tuntas 10Jumlas siswa yang tidak tuntas 9
Jadi, pembelajaran menggunakan media garis bilangan pada siklus
I ini belum tuntas ditinjau dari ketuntasan belajar klasikal siswa yaitu
hanya sebesar 53%. Adapun permasalahan yang belum tuntas pada hasil
belajar siswa pada siklus I yang perlu diperbaiki pada siklus II adalah
sebagai berikut:
a) Waktu menjawab tes soal terlalu singkat
b) Siswa banyak yang tidak memahami tes soal pembelajaran
c) Tidak membaca petunjuk soal sebelum menjawab soal
Solusi perbaikan observasi kegiatan guru pada siklus I untuk
melanjutkan ke siklus II:
a) Memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk menjawab tes soal
yang diberikan oleh guru
b) Memberikan pemahaman yang lebih kepada siswa sebelum siswa
diberikan tes soal siklus I
c) Membimbing siswa untuk memperhatikan petunjuk dalam menjawab
tes soal yang diberikan
60
e. Refleksi
Peneliti bersama dengan guru secara kolaboratif
melakukan refleksi, yakni penilaian atau kajian analisis
tentang tindakan yang telah dilakukan di siklus I. Hasil
refleksi ini merupakan dasar untuk melakukan perbaikan
tindakan pada siklus selanjutnya (Siklus II).
Adapun kekurangan-kekurangan yang ditemukan
atau dapat direkam pada saat penelitian dalam tindakan
pembelajaran siklus I adalah:
a) Beberapa siswa masih belum bisa masuk kelas tepat waktu.
b) Siswa belum dapat menyiapkan kelengkapan alat-alat belajar dengan
baik.
c) Siswa belum begitu terangsang untuk menjawab beberapa pertanyaan
eksplorasi dari guru kaitannya dengan kesiapan belajar mereka di
dalam kelas.
d) Siswa belum mampu mempelajari ringkasan materi yang akan
disampaikan oleh guru
e) Siswa masih belum dapat mendengarkan pendapat temannya dengan
seksama.
f) Siswa masih kesulitan untuk saling bertukar pendapat dalam diskusi
bersama anggota kelompok untuk mengerjakan LKS.
61
Solusi kekurangan-kekurangan pada siklus I untuk diperbaiki pada
siklus II sehingga ketuntasan siswa bisa tercapai adalah sebagai berikut:
a) Guru harus mampu memaksimalkan sikap disiplin siswa yang masih
belum bisa masuk kelas tepat waktu.
b) Guru harus membimbing siswa secara lebih intensif agar dapat
menyiapkan kelengkapan alat-alat belajar dengan baik.
c) Guru harus menyajikan pertanyaan yang lebih ekspresif dan dialogis
kepada siswa agar terangsang untuk menjawab beberapa pertanyaan
eksplorasi dari guru kaitannya dengan kesiapan belajar mereka di
dalam kelas.
d) Guru sebaiknya menyajikan ringkasan materi yang lebih informatif
agar siswa mampu mempelajari ringkasan materi yang akan
disampaikan.
e) Guru sebaiknya menfasilitasi diskusi siswa dengan lebih intensif,
mengatur alur bicara antar kelompok dengan jeda yang tepat, mengatur
siswa yang berbicara dan mendengar dari masing-masing kelompok
secara baik.
2. Pelaksanaan Siklus II
Pembelajaran siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan ( 6 x 35
menit). Dalam pelaksanaannya tindakan pada siklus II tidak jauh berbeda
dengan siklus I, hanya pada siklus ini guru melakukan perbaikan-perbaikan
yang menjadi kendala pada siklus I sehingga bisa memperbaiki proses
62
pembelajaran yang selama ini dilakukan. Adapun tahapan-tahapan yang
dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut :
a. Perencanaan
Perencanaan pada siklus II lebih menekankan pada perbaikan dan
penyempurnaan pada siklus I. Guru bersama dengan peneliti memperbaiki
skenario pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus I. Adapun
perencanaan pada siklus II yaitu memperbaiki proses pembelajaran yang
masih kurang memenuhi pembelajaran menggunakan media garis
bilangan.
Selain mempersiapkan skenario pembelajaran yang lebih
matang, peneliti dan guru juga menyiapkan soal instrumen yang lebih
valid. Memperbaiki suasana dalam kelas, mengatur meja dan posisi
duduk peserta didik untuk mengantisipasi keributan dan kegaduhan
pada saat proses pembelajaran berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan
menggunakan media garis bilangan sesuai rencana yang telah disusun.
Siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.
1) Pertemuan
Pada pertemuan pertama materi yang yang diajarkan adalah
penjumlahan bilangan bulat dengan indikator menjumlahkan dua
bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.
63
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian
dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk
siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan
tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini
diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang
diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa
siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru
membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok
dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja
dikumpulkan untuk dibahas bersama.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada
siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah
(PR) bagi siswa.
2) Pertemuan II
Pada pertemuan kedua materi yang yang diajarkan adalah
pengurangan bilangan bulat dengan indikator: Mengurangkan
bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan
bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan
bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian
64
dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk
siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan
tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini
diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang
diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa
siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru
membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok
dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja
dikumpulkan untuk dibahas bersama. Pada kegiatan akhir, guru
memberikan soal evaluasi pada siswa, dan sebagai tindak lanjut guru
memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa.
3) Pertemuan III
Pada pertemuan ketiga materi yang yang diajarkan adalah
pengerjaan hitung campuran dengan indicator menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif.
Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan
dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa.
Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya
jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang
65
pengerjaan hitung campuran dengan garis bilangan, kegiatan ini
diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan.
Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk
mengerjakan soal- soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan
lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis
bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas
bersama. Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada
siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah
(PR) bagi siswa.
c. Observasi
1) Hasil Observasi Aktifitas Guru
Tabel 4.8Lembar Observasi Aktivitas Guru
NoIndikator /Aspek yang
Diamati
Siklus IIPertemuan
IPertemuan
IIPertemuan
III
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1
Kegiatan Awal Pembelajarand. Persiapan setting kelas √ √ √
e. Mempersiapkan siswa untuk belajar
√ √ √
f. Membuka pelajaran √ √ √
d. Melakukan kegiatan apersepsi √ √ √2 Kegiatan Inti Pembelajaran
a. Penguasaan materi √ √ √
66
pembelajaranb. Pendekatan/strategi belajar √ √ √c. Pemanfaatan sumber belajar/media sesuai dengan metode serta materi pembelajaran
√ √ √
d. Penilain proses dan hasil belajar
√ √ √
3
Kegiatan Akhir Pembelajarane. membuat rangkuman
√ √ √
f. mengadakan refleksi terhadap pembelajaran
√ √ √
g. menyimpulkan materi yang disampaikan dari pertama sampai akhir
√ √ √
h. melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan atau tugas sebagai remidi/pengayaan
√ √ √
Skor Total 50 53 58Kategori Sangat Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan I, II,
dan III menunjukkan kategori Sangat Aktif. Hasil akhir dari observasi
aktivitas guru pada siklus ini adalah sebagai berikut:
Aktivitas Guru Siklus II =
Pertemuan I +Pertemuan II+PertemuanIII3
= 50+53+58
3=54
2) Hasil Obeservasi Aktifitas Siswa
Tabel 4.9Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Indikator Aspek/deskriptor Siklus IIPertemuan Pertemuan Pertemuan
67
I II III1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Kesiapan siswa
menerima
materi pelajaran
d. masuk kelas tepat
waktu.
e. menyiapkan
kelengkapan alat-
alat belajar.
f. menjawab
pertanyaan dari guru
tentang kesiapan
belajar.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
2 Antusiasme
siswa dalam
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan
media garis
bilangan
d. mempelajari tofil/
ringkasan materi
yang akan
disampaikan oleh
guru
e. memperhatikan
penjelasan tentang
materi pembelajaran
f. mengajukan
pertanyaan bila
belum jelas atau
belum dimengerti
dan menjawab
pertanyaan dari guru
jika guru
mengajukan
pertanyaan
√
√
√
√
√
√
√
√
√
3 Aktifitas siswa
dalam
memperhatikan
pembelajaran
d. memperhatikan
teman yang
membacakan hasil
diskusi kelompok di
depan kelas
e. menanggapai hasil
√
√
√
√
√
√
68
kelompok lain
dalam diskusi serta
menambahkan jika
masih ada yang
kurang lengkap
f. mendengarkan
pendapat temannya
dengan seksama
√ √ √
4 Pembelajaran
dengan
menggunakan
media garis
bilangan
d. siswa lebih cepat
paham dengan
adanya penngunaan
media garis
bilangan.
e. Siswa mengerjakan
tugas dengan lebih
mudah
f. Siswa sangat
terbantu dengan
adanya media garis
bilangan.
√
√
√
√
√
√
√
√
√
5 Interaksi siswa
dengan guru
d. Menanyakan materi
yang belum jelas
dalam pross
pembelajaran
e. Menjawab
pertanyaan guru
dengan benar
f. Mengemukakan
pendapat kepada
guru tentang materi
√
√
√
√
√
√
√
√
√
6 Kekompakan
siswa bekerja
sama dalam
kelompok atau
d. Duduk sesuai
anggota
kelompoknya
e. Saling bertukar
√ √ √
69
berdiskusi pendapat dalam
diskusi bersama
anggota kelompok
untuk mengerjakan
LKS
f. Aktif dalam diskusi
kelompok √
√
√
√
√
√
Skor Total 62 76 84
Katagori Aktif Sangat Aktif Sangat Aktif
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II
pertemuan I berada dalam kategori aktif, pertemuan II adalah sangat
aktif dan pertemuan III juga berkategori sangat aktif. Hasil akhir dari
observasi aktivitas guru ini dapat ditentukan sebagai berikut:
Aktivitas Siswa Siklus II =
Pertemuan I+Pertemuan Iertemuan III + ¿3
¿
= 62+76+84
3=¿74
Skor akhir dari observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II
adalah 74 yang masuk pada kategori sangat aktif. Adapun peningkatan
jumlah skor aktivitas belajar siswa dari pertemuan I, II, dan III sebesar
22 poin.
d. Evaluasi
70
Tabel 4.10Hasil Evaluasi Siklus II
Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Siswa
No Nama Siswa NilaiKetuntasan
Ya Tidak1 Elisma Arianti 75 √2 Eka Safitri 50 √3 Ahmad Fajri 85 √4 Ainun Royani 80 √5 Aliza Rohman 90 √6 Asti Azmi Ananta 70 √7 Bq. Keisa Amelia Tara 90 √8 Bima Darusman 65 √9 Diki Surya Rahmadani 70 √10 Eli Apriani 70 √11 Ghina Aulia Asegaf 80 √12 Ikbal Fakula 65 √13 Ismayani 70 √14 Iren Ayu Lestari 80 √15 Laelatul Zakrah 55 √16 Monika Arsila Cahyani 90 √17 Solhidayati 85 √18 Zidan Iman Maulana 95 √19 Aril Atika 70 √
Jumlah siswa yang mengikuti tes17 2
19Total nilai 1435Nilai rata-rata 75,52% Ketuntasan klasikal 89%Nilai tertinggi 95Nilai terendah 50Jumlah semua siswa 19Jumlah siswa yang mengikuti tes 19Jumlah siswa yang tuntas 2Jumlas siswa yang tidak tuntas 17
Pembelajaran menggunakan media garis bilangan pada siklus II
sudah tuntas ditinjau dari ketuntasan belajar klasikal siswa yaitu sebesar
89% dalam satu kelas dengan perolehan skor ≥ 65.
e. Refleksi
71
Berdasarkan hasil yang telah dicapai pada siklus II maka
penelitian ini dikatakan tuntas, walaupun terdapat beberapa siswa yang
masih kesulitan dalam melaksanakan proses pembelajaran dengan
menggunakan media garis bilangan, sehingga tidak perlu dilanjutkan
pada siklus III.
Hal-hal yang belum maksimal yang ditemukan pada siklus II
setelah melaksanakan pembelajaran menggunakan media garis bilangan di
kelas IV adalah sebagai berikut:
1) Kesulitan menjawab soal yang diberi jebakan.
2) Siswa masih belum maksimal dalam pertanyaan dari guru tentang
kaitannya dengan kesiapan belajar.
3) Siswa masih belum menunjukkan sikap proaktif terutama ketika
mendekarkan pendapat temannya.
4) Siswa masih belum menunjukkan keaktifan dalam diskusi kelompok
Solusi untuk permasalahan pada siklus II adalah:
a) Menyusun instrumen soal yang lebih valid
b) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif
dalam proses belajar mengajar
c) Mengaktifkan kerja kelompok yang aktif dan kompak sehingga siswa
bisa lebih paham dalam pembelajaran.
3. Analisis Data
a. Peningkatan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat
Siswa dari Siklus I ke Siklus II
72
Peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat
siswa dengan menggunakan media garis bilangan dari
siklus I ke siklus II dapat diketahui dengan menganalisis
data hasil tes siswa pada siklus I dan tes siklus II, yaitu:
Peningkatan setelah siklus II = R siklus II – R Siklus I
= 75,52 – 64,21
= 11,31
Maka total peningkatan hasil belajar siswa
berdasarkan hasil tes dari semua siklus dalam penelitian ini
adalah:
Total = Peningkatan Siklus I + Peningkatan Siklus I (X1)
=X1
Rata−rata tes awalx100 %
= (64,21−54,21 )+(75,52−54,21)
54,21x100%
= 58%
Hasil tes pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 64,21
dan pada siklus II sebesar 75,52 dari 19 peserta tes. Nilai
rata-rata kelas pada siklus II sebesar 75,52 menunjukkan
ketuntasan belajar secara individu yang dicapai oleh
peserta didik kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang
Kecamatan Praya dalam berhitung bilangan bulat dimana
kriteria ketuntasan individu yang digunakan sebagai
standar minimal dalam penelitian ini adalah apabila
73
peserta didik rata-rata memperoleh nilai ≥65. Begitu juga
dengan ketuntasan klasikal, pada siklus II diperoleh 89%.
Angka ini menunjukkan bahwa peserta didik kelas V SDN 3
Pengadangan sudah mencapai ketuntasan kelas di atas
85% menurut standar ketuntasan secara klasikal yang
menjadi standar minimal pembelajaran dalam penelitian
ini.
b. Peningkatan Aktivitas Guru dan Siswa
1) Peningkatan Aktivitas Guru
Dari data hasil pengamatan observer terhadap
aktivitas guru dalam pembelajaran menggunakan media
garis bilangan, maka dapat dianalisis peningkatan
kegiatan guru sebagai berikut:
Peningkatan Aktivitas Guru = Σ skor siklus II – Σ skor
siklus I (X1)
= 54 – 42
= 12
Persentase = X1
Jumlah skor siklus I× 100 %
= 1242
× 100 %
= 29%
74
Hasil analisis skor aktivitas guru berdasarkan data
dari lembar observasi aktivitas guru memperlihatkan
peningkatan skor dari siklus I ke siklus II sebesar 29%.
Hasil ini menunjukkan ada peningkatan dari hasil
refleksi aktivitas guru pada siklus I. Perbaikan
perencanaan dan tindakan pada siklus II dilakukan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Meningkatnya
skor atau kualitas pembelajaran dilihat dari aspek
aktivitas guru dalam pembelajaran matematika
kaitannya dengan kemampuan berhitung bilangan bulat
dengan menggunakan media garis bilangan ternyata
mendukung peningkatan hasil belajar siswa pada siklus
II.
2) Peningkatan Aktivitas Siswa
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran dari siklus I ke siklus II, maka
data hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik
dianalisis sebagai berikut:
Peningkatan Aktivitas Siswa = Σ skor siklus II – Σ skor
siklus I (X1)
= 74 – 52
= 22
75
Persentase =X1
Jumlah skor siklus I× 100 %
= 2252
×100 %
= 42%
Peningkatan skor aktivitas siswa dalam
pembelajaran dari siklus I ke siklus II berdasarkan hasil
analisis di atas adalah sebesar 42%. Hasil ini
menunjukkan ada peningkatan dari hasil refleksi
terhadap aktivitas siswa yang dilakukan pada siklus I.
Perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus II
dilakukan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.
Meningkatnya skor atau kualitas pembelajaran dilihat
dari aspek aktivitas siswa dalam berhitung bilangan
bulat membantu peningkatan hasil belajar siswa pada
siklus II.
C. Pembahasan
Pada siklus I diperoleh rata-rata nilai kemampuan
berhitung bilangan bulat siswa sebesar 64,21 dengan
ketuntasan klasikal sebesar 53%; 9 orang menyandang
kategori belum tuntas sedangkan 10 orang menyandang
76
kategori tuntas. Hal ini masih jauh dari standar ketuntasan
yang ditargetkan dalam penelitian ini.
Beberapa kendala yang menyebabkan belum
tercapainya hasil belajar siswa pada siklus I, disebabkan oleh
keterbatasan guru atau pun siswa dalam
melaksanakan/mengikuti pembelajaran. Kendala-kendala
tersebut antaralain: Dari sisi guru, guru belum mampu: 1)
Memaksimalkan kesiapan siswa untuk belajar atau menyiapkan mental dan
pengetahuan awal siswa untuk memulai aktifitas pembelajaran, 2)
Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran dengan maksimal, 3) Maksimal
dalam menindak lanjuti kegiatan pembelajaran melalui arahan dan
pengayaan/remedial, Siswa belum dapat menyiapkan kelengkapan alat-alat
belajar dengan baik. Sedangkan dari sisi siswa seperti: Siswa belum mampu:
1) Menjawab beberapa pertanyaan eksplorasi dari guru kaitannya dengan
kesiapan belajar mereka di dalam kelas, 2) Mempelajari ringkasan materi
yang akan disampaikan oleh guru, 3) Mendengarkan pendapat temannya
dengan seksama, 4) Untuk saling bertukar pendapat dalam diskusi bersama
anggota kelompok untuk mengerjakan LKS.
Kendala-kendala tersebut di atas, masih terus dirasakan
baik pada pertemuan I, II, dan III. Akan tetapi, peneliti dan
Guru terus mengadakan penyempurnaan dan perbaikan.
Berdasakarkan hasil refleksi pada siklus I, maka perbaikan
dan penyempurnaan yang dilakukan ternyata membuahkan
77
hasil pada siklus II. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa sudah
lebih baik dibandingkan dengan nilai rata-rata yang diperoleh
siswa pada siklus I. pada siklus II terjadi peningkatan
kemampuan berhitung bilangan bulat siswa sebesar 11,31
(53%) dari nilai rata-rata pada siklus I. Hal ini ditunjukkan
oleh nilai rata-rata tes peserta didik pada siklus I sebesar
64,21 dan meningkat menjadi 75,52 pada siklus II. Pada siklus
II Siswa kelas IV SDN Penimpoh Kecamatan Praya Tengah
berhasil meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat
baik secara individu maupun klasikal. Hal ini dibuktikan
dengan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus II sebesar
75,52 dan 89% tuntas secara klasikal. Jadi sudah mencapai
standar sesuai indikator keberhasilan dari penelitian ini, yakni
nilai rata ≥65 dan 85% secara klasikal.
Peningkatan hasil belajar siswa didukung oleh kualitas
pembelajaran (aktivitas guru dan aktivitas siswa) dalam
proses kegiatan belajar mengajar yang sejalan dengan
setting dan rencana pembelajaran. Hal ini terlihat dari
meningkatnya skor aktivitas guru dari siklus I ke siklus II
berdasarkan rencana perbaikan pembelajaran yang telah
dilakukan. Dari hasil observasi pada siklus I skor aktivitas
guru sebesar 42 dan pada siklus II skor aktivitas guru
sebesar 54.
78
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan cukup mampu
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat menggunakan media
garis bilangan pada siswa kelas IV SDN Penimpoh Desa Pengadang
Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah tahun pelajaran
2014/2015.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan analisis data yang telah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa Media Garis Bilangan Dapat
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Bilangan Bulat Siswa Kelas IV SDN
Penimpoh Desa Pengadang Kecamatan Praya Tengah Kabupaten Lombok
Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Peningkatan kemampuan
79
berhitung siswa dapat dilihat dari peningkatan ketuntasan
klasikal siswa dari siklus I sebesar 53% menjadi 89% pada
siklus II.
Peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa
terlihat signifikan dari siklus I sebesar 64,21 menjadi 75,52
pada siklus II sebesar dengan penerapan pembelajaran
matematika menggunakan media garis bilangan untuk
meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa
pada mata pelajaran Matematika. Dengan melihat hasil yang
cukup signifikan, maka penggunaan media garis bilangan
dalam meningkatkan kemmampuan berhitung bilangan bulat
siswa perlu dipertahankan dalam proses pembelajaran
matematika. Oleh karena itu, dengan merujuk pada hasil yang
telah dipaparkan dari hasil siklus I sampai siklus II maka
hipotesis tindakan dari penelitian ini diterima.
B. Saran
Sesuai dengan hasil penelitian yang telah dicapai, penerapan media
pembelajaran garis bilangan dapat digunakan sebagai salah satu alternatif
metode mengajar untuk meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat
siswa dalam pembelajaran matematika.
80
DAFTAR PUSTAKA
Degeng, I N.S. 2001.Landasan dan Wawasan Kependidikan. Malang: Lembaga Pengembangan dan Pendidikan (LP3) Universitas Negeri Malang.
Mulyasa, E. 2006.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
81
Nur.Mohamad. 2004. Strategi-strategi Belajar. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah Universitas Negeri Surabaya.
Palincsar A.S. dan Brown A. 1984.”Reciprocal Teaching of Comprehension Fostering and Comprehension mentoring Activities”.Cognition and Instruction.Vol 1 No. 2 pp.117-175.
Suharsimi Arikunto 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pembelajaran Edisi Revisi Jakarta: Bumi Aksara.
_________,2010.Penelitian Tindaka Kelas, Jakarta:PT.bumi Aksara
_________. 2008 Prosedur Penelitian Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suparno, P. 2002. Reformasi Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.
Suyanto dan Djihad H. 2000.Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan Pertama Jakarta Kencana 2009.
82