isi spm januari - desember 2015

Upload: sendy-sendy-r

Post on 08-Jul-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    1/74

     

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. 

    Latar Belakang

    Mendapatkan kehidupan layak merupakan harapan setiap warga negara.

    Organisasi dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, yang didirikan dengan

    tujuan mempersatukan negara-negara demi tercapainya perdamaian, keamanan,

    dan masyarakat yang sehat. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah

    dengan membuat sebuah deklaras yakni  Millenium Developmeny Goals (MDGs),

    yang bertujuan tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat

     pada tahun 2015. Program MDGs memberikan dampak positif terutama bagisektor kesehatan, yakni meningkatnya kesadaran isu kesehatan, meningkatnya

    alokasi anggaran kesehatan, menyatukan arah pembangunan kesehatan, dan

    integrasi monitoring dan evaluasi untuk isu-isu prioritas. Suksesnya program

    MDGs, mencetuskan lahirnya program pembangunan berkelanjutan 2030 atau

    Sustainable Development Goals (SDGs)/ Global Goals. Program ini memiliki 17

     butir tujuan dengan 169 target pencapaian. Tujuan Global Goals  berisikan 17

     butir, yaitu1,2:

    1.  Mengakhiri segala bentik kemiskinan dimanapun (7 target)

    2.  Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi,

    serta mendorong pertanian yang berkelanjutan (8 target)

    3.  Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejarteraan bagi semua

    orang di segala usia (13 target)

    4. 

    Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong

    kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang (10 target)

    5.  Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan

     perempuan (9 target)

    6.  Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan

     bagi semua orang (8 target)

    7. 

    Menjamin akses energy yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan, dan modern

     bagi semua orang (5 target)

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    2/74

     

    8.  Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan

     berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang

    layak bagi semua orang (11 target)

    9.  Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang

    inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi (8 target)

    10. 

    Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar Negara (10 target)

    11. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan, dan

     berkelanjutan (10 target)

    12. 

    Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan (11 target)

    13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan

    dampaknya (5 target)

    14. 

    Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan, serta sumber daya laut

    secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan (10 target)

    15. Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem daratan

    yang berkelanjutan, mengekika hutan secara berkelanjutan, memerangi

     penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta

    menghentikan kerugian keanekaragaman hayati (12 target)

    16. Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan

     berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta

    membangun instiusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan

    (12 target)

    17. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation)

    dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan (19

    target)

    Dampak yang diharapkan dalam SDGs adalah2:

    1. 

    Pengurangan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan yang merata, mata

     pencaharian, dan pekerjaan layak

    2.  Akses merata kepada pelayanan dan jaminan sosial

    3.  Keberlanjutan lingkungan dan mempertinggi ketahanan terhadap bencana

    4.  Pemerintahan yang ditingkatkan kualitasnya dan akses merata kepada keadilan

     bagi semua orang

    World Health Organization (WHO) sebagai organisasi kesehatan dunia

    turut dalam perumusan program SDGs sebagai upaya pembanguan kesehatan. Hal

    ini tertuang dalam butir 2, 3, 5, dan 6, yaitu (2) mengakhiri kelaparan, mencapai

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    3/74

     

    ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang

     berkelanjutan [8 target]; (3) menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong

    kesejarteraan bagi semua orang di segala usia [13 target]; (5) menjamin kesetaraan

    gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan [9 target]; dan (6)

    menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi

    semua orang [8 target]3.

    Selaras dengan Pembukaan UUD 1945 Alenia 4, yakni melindungi

    segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk

    memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,

    Pemerintah Indonesia melakukan program pembangunan nasional salah satunya

    dalam bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya

    yang dilaksanakan oleh komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk

    meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

    agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai

    investasi bagi oembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial

    dan ekonomis. Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh kesinambungan

    antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang

    telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya. Sebagai wujud dari kesinambungan

    upaya yang telah dilakukan pada periode sebelumnya dibuatlah Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-20193,4.

    Dalam RPJMN 2015-2019, pembangunan kesehatan adalah Program

    Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajatpembangunan kesehatan

    adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan

    dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan

    masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan

     pelayanan kesehatan. Sasaran pokoknya adalah (1) meningkatkan status kesehatan

    dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya

    akses dan mutu pelayanan kesehatan dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan

     pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia sehat dan kualitas

     pengelolaan SJSN Kesehatan; (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat,

    dan vaksin; (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan3,4.

    Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu

     paradigma sehat, penguatan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional: (1) pilar

     paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    4/74

     

     pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; (2)

     penguatan pelayanan kesehatan dilakukan denagn strategi peningkatan akses

     pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu

     pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi

     berbasis risikokesehatan; (3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan

    dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali

     biaya3,4.

    Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah penanggungjawab

     penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Tujuan puskesmas

    adalah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian

     besar masih tinggal di pedesaan. Konsep puskesmas sudah diperkenalkan sejak

    tahun 1968, banyak hasil yang telah dicapai, sebagai contoh angka kematian ibu

    dan anak menurun, serta umur harapan hidup meningkat. Pelayanan upaya

    kesehatan puskesmas dilakukan melalui 6 kegiatan pokok secara terpadu dan

    menyeluruh, meliputi: KIA/ KB; Usaha Peningkatan Gizi; Kesehatan Lingkungan;

    Pemberantasan Penyakit Menular (P2M); Pengobatan; dan Penyuluhan Kesehatan

    Masyarakat (PKM). Selain itu terdapat program kesehatan pengembangan, yaitu;

    Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perkesmas3,4.

    Saat ini, puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.

    Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan

     puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Dan sebagai perkembangannya,

     puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Tercatat pada tahun 2000

     jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.277 unit, puskesmas pembantu

    21.587 unit, puskesmas keliling 5.084 unit (perahu 716 unit, ambulance 1.302

    unit), puskesmas dengan fasilitas rawat inap sebanyak 1.818 unit. Walaupun

     banyak hasil yang telah dicapai oleh puskesmas, dalam pelaksanaannya

     puskesmas masih menghadapi masalah. Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan

    kesehatan, dibutuhkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM adalah suatu

    standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan

    kewewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada

    masyarakat berdasarkan jenis pelayanan, indikator, dan nilai3,4.

    Puskesmas Borobudur merupakan salah satu puskesmas di wilayah

    Kabupaten Magelang, dengan luas wilayah kerja 5458 Km2

     membawahi 20 desa.

    Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    5/74

     

    menggunakan data SPM Puskesmas Borobudur periode Januari - Desember 2015

    dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan3,4.

    B.  Perumusan Masalah

    Mengetahui pencapaian dari kegiatan yang dilakukan Puskesmas

    Borobudur berdasar SPM pada periode Januari - Desember 2015.

    C.  Tujuan Penulisan

    1. 

    Tujuan Umum

    Melakukan analisis dan mendeskripsikan pelaksanaan manajeman program

    yang dilakukan Puskesmas Borobudur berdasarkan SPM periode Januari-

    Desember 2015 dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.

    2.  Tujuan Khusus

    a.  Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan dasar dan pengembangan

     pada Puskesmas Borobudur periode Januari - Desember 2015.

     b.  Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan di Puskesmas Borobudur

     periode Januari - Desember 2015.

    c.  Menentukan prioritas masalah di Puskesmas Borobudur.

    d. 

    Menentukan alternatif pemecahan masalah dari masalah manajemen

     pelayanan yang telah diprioritaskan pada Puskesmas Borobudur.

    e. 

    Membuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang cocok untuk

    menanggulangi permasalahan manajemen pelayanan pada Puskesmas

    Borobudur.

    D.  Manfaat Kegiatan

    1. 

    Bagi Penyusun

    a.  Sebagai syarat untuk megikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu

    Kesehatan Masyarakat,

     b.  Memahami upaya pokok dan pengembangan yang dilakukan oleh

     puskesmas.

    c.  Melatih kemampuan menganalisis dan perencanaan pemercahan masalah

    yang ditemukan dalam program puskesmas

    d. 

    Membantu mengaplikasikan keilmuan yang telah didapatkan di bagian

    Ilmu Kesehatan Masyarakat

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    6/74

     

    2.  Bagi Puskesmas

    a.  Mengetahui hasil pencapaian dari program puskesmas berdasarkan SPM.

     b. 

    Membantu puskesmas mengidentifikasi penyebab permasalahan

     berdasarkan SPM.

    c.  Menyumbangkan ide sebagai alternatif penyelesaian permasalahan

    tersebut.

    d.  Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Borobudur.

    E.  Metodologi Penulisan

    Data yang diolah merupakan data primer dan sekunder, dimana data

     primer didapatkan melalui wawanara dengan kepala puskesmas dan koordinator

     program, juga hasil observasi terhadap pelaksanaan manajemen, meliputi: (1) P1

    [Perencanaan]; (2) P2 [Pelaksanaan dan Penggerakkan], (3) P3 [Pengawasan,

    Pengendalian, dan Penilaian]. Sedangkan data sekunder didapatkan dari SIMPUS

    (Sistem Informasi Puskesmas) dan laporan hasil kegiatan puskesmas. Data yang

    dipeoleh dianalisis berdasarkan SPM yang telah ada. Hasil kegiatan yang

     pencapaiannya kurang dari target yang ada dalam SPM diidentifikasi sebagai

    masalah. Kemudian dilakukan  problem solving cycle  sebagai upaya pemecahan

    masalah, dengan cara menentukan terlebih dahulu prioritas masalah menggunakan

    Metode Hanlon Kuantitatif.

    Satu persatu permasalahan akan dilakukan pemecahan masalah. Setelah

    menentukan prioritasnya, dilakukan analisis penyebab dengan menggunakan

    diagram  fishbone  berdasarkan pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan

     penyebab. Setelah penyebab masalah diidentifikasi, barulah dapat ditentukan

    alternatif pemecahan masalah. Kemudian, kita melakukan penentuan prioritas

     pemecahan masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks. Setelah

     pemecahan masalah terpilih, selanjutnya dilakukan perencanaan kegiatan dalam

     bentuk POA ( Plan of Action).

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    7/74

     

    BAB II

    ANALISIS SITUASI 

    A. 

    Lingkungan

    1.  Keadaan Umum dan Lingkungan

    1.1 Keadaan Geografi 

    Wilayah Kecamatan Borobudur terdiri dari 20 desa. 

    a.  Batas-batas Wilayah Puskesmas Borobudur adalah : 

      Utara : Kecamatan Mertoyudan 

      Selatan : Kecamatan Kalibawang, Provinsi D.I. Yogyakarta

     

    Barat : Kecamatan Salaman dan Kecamatan Tempuran

      Timur : Kecamatan Ngluwar

     b.  Luas Wilayah Kerja

      Wilayah kerja Puskesmas Borobudur adalah seluas 54, 55 Km2 atau

    5,02% dari luas kabupaten Magelang dan berada pada ketinggian ± 235

    M di atas permukaan laut.

      Jumlah desa/kelurahan

    Jumlah desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Borobudur

    adalah 20 (dua puluh) desa

      Peta wilayah

    o  Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang terbagi satu wilayah

    kerja Puskesmas, yaitu wilayah kerja Puskesmas Borobudur.

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    8/74

     

    Letak Astronomi :

    110o 01’ 51” Bujur Timur  

    110o 12’ 48” Bujur Timur  

    7o 19’ 13” Lintang Selatan 

    7o 35’ 99” Lintang Selatan 

    c.  Transportasi

    Adapun untuk transportasi di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

    Borobudur yang sesuai dengan kondisi desa dapat dijabarkan sebagai berikut :

      Jumlah desa yang dapat dicapai dengan roda 4 (empat):

    o  Pada musim kemarau : 20 desa

    o  Pada musim hujan : 20 desa

      Jumlah desa yang dapat dicapai dengan roda 2 (dua):

    o  Pada musim kemarau : 20 desa

    o  Pada musim hujan : 20 desa

      Kendaraan umum yang ada :

    o  Untuk mencapai kota kabupaten adalah bus dan angkutan desa

    o  Untuk mencapai ke desa - desa adalah ojek

      Jarak Puskesmas :

    o  Ke Dinas Kesehatan Kabupaten : 15 Km

    o  Ke Kota Kabupaten : 10 Km

    o  Kota Mungkid : 4 Km

    o  Kota Semarang : 93 Km

    o  Kota Yogyakarta : 43 Km

    o  Kota Jakarta : 560 Km

    d. 

    Jumlah Desa Wilayah Kerja

    Jumlah desa wilayah kerja Puskesmas Borbudur sebanyak 20 desa, yang terdiri dari

    92 dusun. Desa di wilayah kerja Puskesmas Borobudur :

    1.  Borobudur 11. Tanjungsari

    2.  Giritengah 12. Karanganyar

    3. 

    Tuksongo 13. Tegalarum

    4.  Majaksingi 14. Kembanglimus

    5. 

    Kenalan 15. Ringinputih

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    9/74

     

    6.  Bigaran 16. Bumiharjo

    7.  Sambeng 17. Giripurno

    8. 

    Candirejo 18. Karangrejo

    9.   Ngargogondo 19. Ngadiharjo

    10. Wanurejo 20. Kebonsari

    e. 

    Kondisi Geografis

      Datar sampai bergelombang : 29% (198.593,74 Ha)

      Bergelombang sampai berbukit : 35% (239.682,1 Ha)

      Berbukit sampai bergunung : 36% (246.530,16 Ha)

    f.  Komunikasi

    Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar: telepon, radio, surat kabar.

    g. 

    Data Kesehatan Lingkungan

    1.  Sarana pelayanan air bersih

    Tabel 2.1. Sarana Pelayanan Air Bersih

     No. Sarana Pelayanan Air

    Bersih

    ∑ Sarana ∑ Pemakai Persentase

    1. Sumur gali 5472 31.652 55%

    2. Perlindungan mata air 36 5.028 9,16%

    3. Non PDAM 1903 544 1%

    4. PDAM 731 1.034 2%

    5. Sumur pompa tangan 67 979 2%

    TOTAL 8209 39.237 68%

    Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur tahun 2015

    Dari data diatas terlihat sebagian besar penduduk (55%) di wilayah kerja Puskesmas

    Borobudur memakai sumur gali sebagai sumber air bersih. Dari data di atas total

     presentasi yang memakai sarana pelayanan air bersih (68%). Sedangkan (32%) dari

     penduduk tidak menggunakan sarana pelayanan air bersih.

    2. 

    Sarana jamban

    Tabel 2.2 Sarana Jamban

     No. Sarana Jamban ∑ Sarana ∑ Pemakai Persentase

    1. Cemplung leher angsa 5019 24.183 42,64%

    2. Cemplung non leher

    angsa

    2.074 9.725 17,15%

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    10/74

     

    3. Septic tank non leher

    angsa

    1.179 6.344 11%

    4. Jamban umum (MCK) 40 0 0%

    TOTAL 8.386 40.225 70%Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur tahun 2015

    Dari data di atas terlihat bahwa penggunaan jamban cemplung leher angsa (42,64%).

    Dari data diatas total presentasi yang memakai sarana Jamban (70%). Sedangkan

    (30%) tidak memakai jamban.

    3. 

    Sarana Pembuangan Air Limbah.

    Di 8.108 rumah terdapat 7.352 rumah (91%) yang memiliki saluran pembuangan air

    limbah. Sebanyak 967 telah di periksa dengan 452 telah memenuhi syarat.

    4.. Sarana Kesehatan

      Puskesmas induk : 1 buah

      Puskesmas pembantu : 4 buah (Kenalan, Karanganyar, Tegalarum,

    Borobudur)

      PKD : 15 buah (Giripurno, Giritengah, Majaksingi

    (dusun Kerug munggang dan Dusun Krajan), Sambeng, Candirejo (2),

     Ngadiharjo, Kebonsari, Tuksongo, Ngargogondo, Karangrejo, Bigaran,

    Bumiharjo, Wanurejo)

      Bidan desa : 20 orang di 20 desa (Giripurno, Wanurejo,

    Giritengah, Majaksingi, Sambeng, Candirejo, Ngadiharjo, Tuksongo,

    Karangrejo, Bumiharjo, Ringinputih, Kenalan, Bigaran, Ngargogondo,

    Borobudur, Tanjungsari, Karanganyar, Kebonsari, Tegalarum,

    Kembanglimus)

      Posyandu Lansia : 98 tempat

      Posyandu : 134 tempat

      Dukun bayi terlatih : 30 orang

      UKS : 31 unit

      Pelembagaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    Keluarga yang telah menganut pola hidup bersih dan sehat sesuai dengan urutan

    tingkat status kesehatan adalah sebagai berikut :

      Strata I (Pratama) : 2 %

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    11/74

     

      Strata II (Madya) : 30,75 %

      Strata III (Utama) : 54,61 %

      Strata IV (Paripurna) : 12,57 %

    Situasi PuskesmasPuskesmas Borobudur merupakan puskesmas rawat inap yang terdiri atas 1

     puskesmas induk dan mempunyai 4 puskesmas pembantu (Kenalan, Karang anyar,

    Tegalarum, Borobudur). Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas

     Borobudur hingga Oktober 2015.

      Luas tanah : 2901 m2 

      Luas gedung : 365 m2 

     

    Jumlah tempat tidur : 24 buah tempat tidur  Ruang pelayanan yang tersedia : 1. Ruang rawat inap : 11 ruang

    2. Rawat gabung : 3 ruang

    3. BP umum : 2 ruang

    4. BP gigi : 1 ruang

    5. Ruang KIA-KB : 2 ruang

    6. Ruang laboratorium : 1 ruang

    7. Ruang pelayanan obat : 1 ruang

    8. Gudang obat : 1 ruang

    9. Dapur : 1 ruang

    1.2 Keadaan Penduduk

      Jumlah penduduk : 57.672 jiwa

      Jumlah laki-laki : 28.860 jiwa

      Perempuan : 28. 812 jiwa

      Jumlah KK : 17.232 KK

      Kepadatan penduduk : 1,157 jiwa/km2 

      Jumlah pasangan usia subur : 10.044 pasangan

    Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Desa

     No. Nama Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk

    1. Giripurno 1.174 1.121 2.295

    2. Giritengah 1.501 1.493 2.994

    3. Tuksongo 1.724 1.752 3.476

    4. Majaksingi 1.314 1.325 2.6395. Kenalan 585 581 1.166

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    12/74

     

    6. Bigaran 575 609 1.184

    7. Sambeng 646 669 1.315

    8. Candirejo 2.027 2.054 4.081

    9. Ngargogondo 847 838 1.685

    10. Wanurejo 2.074 2.069 4.143

    11. Borobudur 4.445 4.439 8.88412. Tanjungsari 625 606 1.231

    13. Karanganyar 854 787 1.641

    14. Karangrejo 1.289 1.295 2.584

    15. Ngadiharjo 2.285 2.275 4.560

    16. Kebonsari 971 926 1.897

    17. Tegalarum 1.197 1.282 2.479

    18. Kembanglimus 934 909 1.843

    19. Wringinputih 2.765 2.743 5.508

    20. Bumiharjo 1.028 1.039 2.067

    Total 28.860 28.812 57.672

    Dari data yang kami peroleh dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Desa

    Borobudur merupakan desa terpadat di Kecamatan Borobudur, dengan luas wilayah

    4,21Km2  dan jumlah hanya 8.884 jiwa sehingga kepadatan penduduknya terhitung

    2.110 jiwa/Km2 dan merupakan desa terpadat dari desa yang lain di Kecamatan

    Borobudur. Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut:

    Tabel 2.4 Komposisi penduduk berdasarkan golongan umur di wilayah kerja

    Puskesmas Borobudur hingga Desember 2015

     NO. UMUR (TAHUN) JUMLAH

    1. 0 –  4 4.786

    2. 5 – 9 4.732

    3. 10-14 4.554

    4. 15-19 4.489

    5. 20-24 3.646

    6. 25-29 3.687

    7. 30-34 4.260

    8. 35-39 4.323

    9. 40-44 4.288

    10. 45-49 4.153

    11. 50-54 3.743

    12. 55-59 3.320

    13. 60-64 2.553

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    13/74

     

    14. 65-69 1.973

    15. 70-74 1.361

    16. 75+ 1.840

    Total 57.672Sumber : Data Badan Pusat Statistik tahun 2015

    Pada kelompok umur 15-64 adalah batas usia produktif (usia kerja), di wilayah

    Kecamatan Borobudur tercatat 38.462 jiwa artinya penduduk Kecamatan Borobudur

    mempunyai potensi tenaga kerja yang cukup memadai.

    1.3 

    Sosial Budaya

    a.  Sarana Peribadatan

      Masjid : 106 buah

      Gereja : 5 buah

    Data pemeluk agama dapat dilihat dari tabel berikut :

    Tabel 2.5 Data Pemeluk Agama di Wilayah Puskesmas Borubudur tahun 2015

     

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    14/74

     

    Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Kecamatan Borobudur 2015

     b. 

    Tingkat Pendidikan

    Tabel 2.6Tingkat Pendidikan usia 5 Tahun ke Atas di Wilayah

    Puskesmas Borobudur Tahun 2015

    Tingkat Pendidikan Jumlah

    Belum pernah sekolah 3304

    Tidak tamat SD 4260

    Tamat SLTP

    7874

    Tamat SLTA/MA 5761

    Tamat AK/PT 757

    Total 43.106

    Sumber : Data Dinas Kependudukan Kecamatan tahun 2015

    Sarana Pendidikan :

    -  TK : 35 buah

    -  SD/MI : 47 buah

    SLTP/MTS : 102buah

    -  SLTA/MA : 4 buah

    Jenis Sekolah Negeri Swasta

    TK/RA 0 35

    SD 27 4

    MI 1 15

    SMP 3 4

    MTS 1 4

    SMA 0 1

    MA 0 1

    AMK 0 4

    Akademi/PT 0 0

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    15/74

     

    c.  Perilaku Masyarakat

    1. 

    Perilaku positif (mendorong pembangunan kesehatan)

      Kegotongroyongan, kegiatan jumat bersih di beberapa desa

      Pertemuan dasa wisma (PKK rutin di desa-desa)

    2. Perilaku negatif (menghambat pembangunan kesehatan)

      Masih ada penduduk yang BAB tidak pada tempatnya (disungai,

    kolam, kebun, selokan)

      Masih ada penduduk yang membuang sampah tidak pada tempatnya

    d.  Sosial ekonomi

      Mata Pencaharian

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    16/74

     

    Tabel 2.7 Mata Pencaharian Penduduk Wilayah Kerja

    Puskesmas Borobudur tahun 2015

    Mata Pencaharian Jumlah Persentase

    Buruh tani 7.714 19%Petani 0 0%

    Buruh 3069 7,67%

    PNS/ABRI 5.966 14%

    Pedagang 5.940 18%

    Pengusaha 7.506 18%

    Lain-lain 8342 20%

    TOTAL 38.537 100

    Sumber : Data Dinas Kependudukan Catatan Sipil tahun 2015

      Sarana perekonomian

    o  Industri rumah tangga : 23 buah

    o  Pasar umum : 4 buah

    o  Bank : 3 buah

    o  Warung makan : 44 buah

    o  KUD : 2 buah

    o  Terminal : 1 buah

    o  Salon : 12 buah

    o  Hotel : 15 buah

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    17/74

     

    Rawat Jalan

    Poli Umum: dr

    Siswanto, dr. A. Ichsan

    Poli Gigi: drg.Lus

    Udiarti, drg. Siti

    Sundari

    KIA : Esti Murdiwati

    KB: Endang Puji

    Rawat Inap

    Rawat Inap: dr Siswanto

    Dapur/Gizi: Budi Irianto,

    SKM

    Penunjang Laboratorium:

    Ismalia Adi Wibowo,A.Md.

    Apotek: Susi

    SIMPUS: Shinta, Amd.

    Unit Penggerak Pembangunan

    Kesehatan

    Kepala Puskesmas

    Dr. Yuniar, M.P.H

    Penyehatan Lingkungan : Joko

    Susiantono, ST

    P2 malaria/DBD: Wiwik, S.Kep

    Ns P2 TB/Imunisasi/Kusta: Mujiati

    P2 ISPA/Diare: Enik

    UKS: Solimah, Amd Kep

    Promkes: Estiningsih,

    Amd

    Perkesmas: Fitri, Amd

    P2PTM: A.Semi R

    ,SKep,Ns

    Kelompok

    Jabatan

    Fun sional

    Kasubag TU: Umi Salamah SH

    Administrasi Umum: Sri Rahayu

    Bendahara Barang: Wisnu Raharja,

    Amd.Ke

    Keuangan

    Walyana, Amd

    Puskesmas Pembantu

    Tegalarum: Wiwik

    Widayati

    Kenalan:

    Ekaningtias

    Karanganyar: Ria

    Borobudur: Nur

    Unit

    Pelayanan

    Kesehatan

    Unit Pemberdayaan

    Masyarakat dan Keluarga

    Kesehatan Keluarga: Esti Murdiwati,

    Endang P., Bidan Desa

    Peningkatan Gizi: Budi Irianto, SKM

    PKD Sambeng PKD Karangrejo

    PKD Candirejo PKD Wanurejo

    PKD Ngadiharjo PKD Tanjungsari

    PKD Giritengah PKD Bumiharjo

    PKD Kebonsari PKD Ngargogondo

    PKD Giripurno PKD Bigaran

    PKD Tuksongo

    Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Borobudur 

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    18/74

     

    B.  Tenaga kerja puskesmas 

    1.  Ketenagakerjaan

    Tabel 2.8 Tenaga Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Borobudur tahun 2015

    Tenaga Kerja Jumlah Yang Ada

    Puskesmas induk

    Dokter umum 3

    Dokter gigi 2

    Bidan puskesmas 7

    Bidan PONED 13

    Bidan desa 20

    Perawat kesehatan 17

    Perawat gigi 2

    Sanitarian 1

    Petugas gizi 1

    Tenagalaboratorium

    1

    Pengelola obat 1

    Tenaga

    administrasi

    kesehatan

    1

    Petugas loket 1

    Pengemudi 1

    Total 70

    Sumber : Profil Tenaga Kerja Puskesmas Borobudur tahun 2015

    2. 

    Sumber dan penggunaan danaDana puskesmas diperoleh dari:

    1.  Umum

    2.  Kapitasi JKN

    3. 

    Klaim non kapitasi JKN

    4.  Klaim JAMKESDA

    5. 

    BOK

    C.  Pengelolaan Puskesmas

    Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah. Puskesmas memiliki

    wilayah kerja dan berhubungan langsung dengan dengan keluarga di rumah-rumah mereka.

    Dalam mencapai tujuan puskesmas yang berdaya guna dibutuhkan suatu proses (manajemen)

    yang baik dari puskesmas tersebut. Manajemen adalah ketrampilan untuk memperoleh hasil

    dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggerakkan

    orang lain dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.  (1)  Sejalan dengan pengertian

    manajemen yang dirumuskan, maka akan dilakukan kegiatan pokok puskesmas hingga

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    19/74

     

    didapatkan fungsi manajemen yang lebih mengandung pengertian tentang perencanaan (P1),

     pergerakan pelaksanaan (P2), pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3).

    a. 

    Perencanaan (P1)

    Didalam perencanaan, langkah-langkah yang harus ditempuh dan dipahami oleh Pemimpin

    Puskesmas ialah sebagai berikut :

      Mengetahui kebijaksanaan Pusat meliputi SKN, dll.

      Menentukan tujuan dan sasaran

      Melakukan analisa situasi

      Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah

      Menyusun rencana operasional

     

    Pengaturan sumber dayaHasil dari perencanaan (P1) ini adalah rencana kerja tahunan dan di Puskesmas Borobudur

    telah dilakukan pembuatan rencana kegiatan tahun 2013.

     b.  Pergerakan Pelaksanaan (P2)

    Kegiatan yang telah disusun menjadi rencana kerja perlu digerak laksanakan agar dapat

    mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan dnegan cara terarah, berhasil guna, dan

     berdaya guna. Kegiatan dalam fase ini adalah :

    1.  Pengorganisasian

    Pengorganisasian puskesmas diatur dalam Permenkes 75 tahun 2014. Penyusunan struktur

    organisasi puskesmas di satu kabupaten/ kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota

    sedangkan penetapannya dilakukan oleh pemerintah daerah. Sebagai acuan dapat digunakan

     pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:

    a.  Kepala puskesmas

     b.  Kepala puskesmas merupakan seorang sarjana kesehatan dengan kriteria, sbb:

      Tingkat pendidikan paling rendah sarana kesehatan dan punya kompetensi

    manajemen puskesmas.

      Masa kerja di puskesmas minimal 2 tahun.

      Telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas.

    c. 

    Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam

     pengelolaan:

      Data dan informasi

      Perencanaan dan penilaian

      Keuangan

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    20/74

     

      Umum dan kepegawaian

    d. 

    Unit pelaksana tekniss fungsional puskesmas

      Upaya kesehatan masyarakat , termasuk pembinaan terhadap UKBM

     

    Upaya kesehatan perorangane.  Jaringan pelayanan puskesmas

      Unit puskesmas pembantu

      Unit puskesmas keliling

      Unit bidan di desa/komunitas

    2.  Tata kerja

    1.  Dengan kantor kecamatan

    Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut

    mencakup perencanaan, pergerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta

     penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi pengendalian sumber daya masyarakat oleh

     puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.

    2.  Dengan dinas kesehatan kabupaten dan kota

    Seccara teknis dan administratif, puskesmas bertanggung jawab terhadap dinas kesehatan

    kab/kota. Sebaliknya dinas kesehatan kab/kota bertanggung jawab membina serta

    memberikan bantuan administratif dan teknis terhadap puskesmas.

    3.  Dengan jaringan pelayanan kesehatan strata pertama

    Puskesmas menjalin kerja sama termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan

    yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai upaya pembinaan kesehatan bersumberdaya

    masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai

    kebutuhan.

    4.  Dengan jaringan pelayanan kesehatan rujukan

    Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai

    sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit, dan berbagai balai kesehatan

    masyarakat. Untuk upaya kesehatan masyarakat, kerjasama diselenggarakan dengan berbagai

    sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti dinas kesehatan kabupaten dan

    kota, balai teknik kesehatan lingkungan, balai laboratorium kesehatan, serta balai kesehatan

    masyarakat.

    5. 

    Dengan lintas sektor

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    21/74

     

    Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah menyelenggarakan sebagian

    tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk

    hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan, kesehatan tersebut harus dapat

    dikoordinasikan dengan berbagai lintas sector terkait yang ada di tigkat kecamatan.

    6.  Dengan masyarakat

    Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya,

     puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek

     pembangunan.

    3. 

    Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)

    1.  Pengawasan:

    Dilakukan dengan mengamati seluruh proses upaya kesehatan untuk menjamin agar semua

    kegiatan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku. Bila terjadi penyimpangan dapat memberi saran tindakan koreksi

    yang dilakukan.

    2. 

    Pengendalian

    Sebagai tindakan pengaturan dan pengarahan pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara

     berhasil guna dan berdaya guna. Ada kewenangan melakukan tindakan koreksi.

    3.  Penilaian

    Meningkatkan hasil guna serta daya guna perencanaan dan pelaksanaan program dan

    memberikan petunjuk dalam pengelolaan tenaga, dana, dan fasilitas untuk program yang ada

    sekarang dan yang akan datang. Proses ini pada dasarnya terdiri dari :

      Menetapkan standar performa / indikator

      Mengukur performance yang sesungguhnya

      Membandingkan performance yang sesungguhnya dengan standar

    yang diharapkan

     

    Mancari alasan-alasan terjadinya penyimpangan

      Menetapkan cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan tersebut

      Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut

    D.  Deskripsi Kerja

    a.  Dokter atau Kepala Puskesmas

    Tugas Pokok : Mengusahakan agar fungsi Puskesmas terselenggara dengan baik.

    Fungsi :

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    22/74

     

    A. Sebagai Manager

    1.  Melaksanakan fungsi –  fungsi manajemen di Puskesmas

    2. 

    Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara

    vertikal dan horizontal

    3.  Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.

    B. Sebagai seorang Dokter

    1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita

    2. Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi

    3. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat

     b.  Dokter Umum

    Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas dapat

     berjalan dengan baik.

    Fungsi :

    1.  Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas

    2. 

    Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik di

    Puskesmas, Pustu atau Pusling

    3.  Memberikan bimbingan dan supervise teknis kepada penderita dan

    masyarakat

    4. 

    Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran

    masyarakat

    5. 

    Melakukan pencatatan dan pelaporan

    c.  Dokter Gigi

    Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja

    Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.

    Fungsi :

    1. 

    Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas

    2.  Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja

    Puskesmas

    3.  Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas

    4.  Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat

    Membantumembina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran

    serta masyarakat

    5. 

    Memberikan penyuluhan kesehatan

    6.  Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    23/74

     

    d.  Perawat Gigi

    Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.

    Fungsi :

    1.  Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas

    2.  Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi

    yang sakit

    3.  Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi

    4.  Melaksanakan UKS dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)

    5. 

    Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi

    5. Tata Usaha

    Tugas Pokok :

    1. 

    Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas

    2.  Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk

    Fungsi :

    1. 

    Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi

    2.  Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas

    3.  Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas

    4.  Melakukan laporan berkala ketatausahaan

    6. 

    Petugas Perkesmas

    Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Perkesmas di wilayah

    kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.

    Fungsi :

    1.  Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar gedung

    2. 

    Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas

    3.  Melaksanakan pencatatan dan pelaporan

    4. 

    Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja

    Puskesmas

    5.  Melakukan pendataan sasaran secara periodic

    7.  Petugas Pengobatan

    Tugas Pokok :

    1.  Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.

    2. 

    Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi

    dari dokter

    3.  Melaksanakan penyuluhan kesehatan

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    24/74

     

    4.  Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi

    5.  Melakukan pencatatan dan pelaporan

    6. 

    Melakukan kegiatan Puskesmas

    7.  Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu

    8.  Petugas P2PM

    Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan

     pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.

    Fungsi :

    1. 

    Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas

    2.  Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular

    3.  Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular

    4. 

    Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan

    5.  Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi

    dari dokter

    6. 

    Melakukan kunjungan rumah

    7.  Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait

    P2PM

    8.  Memberikan penyuluhan kesehatan

    9. 

    Melakukan pencatatan dan pelaporan

    9. 

    Petugas KIA

    Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas agar

    dapat berjalan dengan baik.

    Fungsi :

    1.  Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi

    dan anak

    2.  Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi

    3.  Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil

    4.  Melakukan pembinaan dukun bayi

    5.  Melakukan pembinaan kepada bidan desa

    6.  Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait

    dengan KIA

    7. 

    Melakukan penyuluhan kesehatan

    8.  Melakukan pencatatan dan pelaporan

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    25/74

     

    9.  Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi

    10. Petugas Gizi

    Tugas Pokok : melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja

    Puskesmas.

    Fungsi :

    1. 

    Melaksanakan pemberian makanan tambahan

    2.  Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi

    3.  Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi

    4. 

    Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi

    5.  Melakukan pencatatan dan pelaporan

    6.  Melakukan pembagian vitamin A secara periodik

    7. 

    Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik

    8.  Melakukan pembinaan Posyandu

    9.  Melakukan rujukan kasus gizi

    11. 

    Petugas Sanitarian

    Tugas Pokok :

    Merubah, mengendalikan atau menghilangkan unsur fisik dan lingkungan yang memberikan

     pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.

    Fungsi :

    1.  Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban

    keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan

    2.  Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air,

     penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya

    3. 

    Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat –  tempat umum

    4.  Melakukan pencatatan dan pelaporan

    5. 

    Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral

    6.  Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S.

    7.  Memberikan penyuluhan kesehatan

    8.  Pengawasan, penyehatan perumahan

    9.  Pengawasan pembuangan sampah

    10. Pengawasan makanan dan minuman

    11. 

    Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)

    12. 

    Pelayanan Imunisasi

    Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja Puskesmas.

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    26/74

     

    Fungsi :

    1.  Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas

    2. 

    Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi

    3.  Melakukan pencatatan dan pelaporan

    4.  Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi

    5. 

    Menyediakan persediaan vaksin secara teratur

    6.  Melakukan sweeping  untuk daerah - daerah yang cakupannya kurang

    7.  Memberikan penyuluhan kesehatan

    13. 

    Petugas Apotek

    Tugas Pokok : Memeriksa, meracik dan membungkus obat.

    Fungsi :

    1. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat

    2. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotik

    3. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD

    4. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat

    5. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat

    14. Petugas Laboratorium

    Tugas Pokok : Melakukan pemeriksaan laboratorium di wilayah kerja Puskesmas.

    Fungsi :

    1. 

    Membantu menegakkan diagnosa penyakit

    2.  Melaksanakan pemeriksaan spesimen

    3.  Membantu rujukan spesimen

    4. 

    Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan

    laboratorium

    5. 

    Memberikan penyuluhan kesehatan

    6.  Melakukan pencatatan dan pelaporan

    15. Petugas Pendaftaran

    Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di pendaftaran pada semua pengunjung

    Puskesmas.

    Fungsi :

    1. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan

    2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    27/74

     

    3. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien

    4. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku

    5. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut

    6. Melakukan pencatatan dan pelaporan

    16. Petugas Gudang Obat

    Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas

    Fungsi :

    1.  Membantu dokter atau Kepala Puskesmas dalam pengelolaan obat di

    Puskesmas

    2. 

    Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas

    3.  Mengatur penyimpanan obat

    4.  Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat

    5. 

    Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan Desa

    (PKD)

    6.  Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan dalam obat

    E.  Sarana Pelayanan Puskesmas

    6. 

    Sarana

    a.  Sarana fisik

      Gedung puskesmas meliputi: loket pendaftaran, laboratorium, apotek, ruang

    KIA/KB, BP umum, BP gigi, kantor administrasi, tata usaha, ruang kepala

     puskesmas, ruang imunisasi, ruang rawat inap, kamar mandi, tempat parkir,

    mushola, ruang tunggu.

     b. 

    Sarana penunjang medis

     

    dental unit  dan dental chair  : dalam keadaan lengkap (dua unit)

       perlengkapan medik umum: KIA set dan KB set, poliklinik set

    terbatas,peralatan operasi, obstetry  dan neonatal kid, perlengkapan

    laboratorium, EKG dan alat periksa.

    c.  Sarana obat

      Jumlah obat cukup, jenis terbatas, dalam keadaan baik. Obat-obat berasal dari

    obat Instalansi Farmasi Kabupaten Magelang tiga bulan.

    d. 

    Sarana penunjang

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    28/74

     

      mobil puskesling : 1 buah

      sepeda motor : 5 buah

      komputer : 8 buah

     

    lemari es : 1 buah  alat komunikasi : radio, telepon, dan alat-alat penyuluhan

      viewer : 1 buah

    Derajat Kesehatan

    Derajat kesehatan suatu wilayah dapat dilihat melalui data angka kematian ibu, angka

    kematian bayi, dan angka kematian anak balita. Hal ini berdasarkan target  Millenium

     Developmental Goals (MDGs). Data-data tersebut yang diperoleh dalam setahun adalah, sbb: 

      Jumlah kematian ibu dalam wilayah puskesmas Borobudur hingga Desember

    2015 adalah 0 (Nol) ibu.

      Jumlah kematian bayi dalam wilayah puskesmas Borobudur hingga Desember

    2015 adalah 7 bayi.

      Jumlah kematian balita dalam wilayah puskesmas Borobudur hingga Desember

    2015 adalah 0. 

    Tabel 2.9 Pola Dua puluh Besar Pasien Rawat Jalan Puskesmas Borobudur Semua Kelompok

    Umur Periode Januari –  Desember 2015

     No. Kode ICDX Diagnosis Jumlah

    1 1804 J06.8 Infeksi akut lain pd sal pernapasan bagian atas(ISPA)

    2,374

    2 4113 R50.9 Demam (Febris) 847

    3 1601 I10 Hipertensi Primer 861

    4 2102 K29.6 Gastritis 743

    5 0105 A09 Diare dan Gastroenteritis non spesifik 514

    6 4114 R51 Nyeri kepala (Cephalgia) 488

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    29/74

     

    7 0808 E11.9 Diabetes Melitus Non-Insulin (NIDDM) Tipe 2 426

    8 4008 M13.8 Arthritis tidak spesifik 364

    9 4010 M79.1 Myalgia 339

    10 3808 L23.8 Dermatitis Alergi 372

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    30/74

     

    BAB III

    DATA KHUSUS UPAYA PUSKESMAS BOROBUDUR

    Sebagai baris terdepan dalam mewujudkan Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat,

     puskemas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya

    kesehatan masyarakat. Puskesmas Borobudur dalam wilayah kerjanya menjalankan program,

    sebagai berikut:

    1.  Upaya Kesehatan Wajib, meliputi:

    a. 

    Promosi Kesehatan

     b.  Kesehatan Lingkungan

    c. 

    KIA dan KBd.  Perbaikan Gizi

    e.  P2PM (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular)

    f.  Pengobatan (UKP)

    2.  Upaya Kesehatan Pengembangan, meliputi:

    a. 

    Upaya perawatan masyarakat

     b.  Upaya kesehatan jiwa

    c.  Upaya kesehatan sekolah

    d.  Upaya kesehatan usia lanjut

    3.  Upaya Kesehatan Inovatif, meliputi:

    a.  Rawat inap

     b.  Laboratorium

    c.  EKG

    d. 

    Apotek

    e.  Klinik gizi

    f.  Klinik sanitasi

    g. 

    Pelayanan Kebersihan Gedung dan Lingkungan

    A.  Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas

    1. 

    Promosi Kesehatan

    Pelayanan dikelola oleh 1 orang tenaga kesehatan, pembinaan dan pengembangan

     peran serta aktif masyarakat. Dalam pembinaan dan pengembangan peran serta

    aktif masyarakat, yang dinilai adalah:

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    31/74

     

    a.  Jumlah posyandu yang dinilai seluruhnya

    Jumlah seluruhnya ada 134 posyandu, kegiatan posyandu terdiri dari 5 program

    yaitu KIA/KB, gizi, imunisasi, penyuluhan dan penanggulangan diare.

     b.  Jumlah PKD (Poliklinik Kesehatan Desa)

    Jumlah seluruhnya 15 PKD (Giripurno, Tuksongo, Majaksingi Atas/Keruk,

    Majaksingi Bawah, Bigaran, Sambeng, Candirejo, Ngargogondo, Wanurejo,

    Borobudur, Karangrejo, Tegalarum, Bumiharjo)

    c.  Pembinaan dan penyelenggaraan penyuluhan kesehatan Berdasarkan target

    Dinkes Kabupaten Magelang tahun 2015.

    Indikator kinerja pada program ini adalah penyuluhan kelompok dan umum yang

    dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu:

    a. 

    Upaya penyuluhan, pencegahan, penanggulangan penyalahgunaan narkoba,

     psikotropika dan zat adiktif (P3NAPZA) berbasis masyarakat sebesar 24%

     b.  Posyandu purnama seluruhnya sebanyak 40%. Frekuensi pembinaan sebesar

    12x/tahun. Jumlah kader terlatih sebesar 1 posyandu minimal memiliki 5 kader

    aktif sebesar 80%.

    Tabel 3.1 Hasil Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Borobudur

    Januari –  Desember 2015

    No Indikator Target Sasaran

    Cakupan

    PencapaianKegiatan

    Persen

    (%)

    1 Rumah tangga sehat 65% 16728 11822 70,67% 108,73%

    2 Bayi yang mendapat ASI

    Eksklusif80% 564 448 79,43% 99,29%

    3 Desa dengan garam

     beryodium90%

    4 Keluarga Sadar Gizi

    (Kadarzi) 80%5 Posyandu purnama 40% 137 33 24,09% 60,22%

    6 Posyandu mandiri 6% 137 44 32,12% 535,28%

    7 Jumlah kunjungan posyandu

    seluruhnya100% 1644 1644 120% 120%

    8 Frekuensi Pembinaan 100% 1370 1608 117,37% 117,37%

    9 Jumlah Kader Terlatih 100% 685 598 87,29% 87,29%

    10 Jumlah Kader aktif 80% 592 506 85,47% 106,84%

    11 Penyuluhan P3 NAPZA di

    sekolah100% 16 11 68,75% 68,75%

    12 Penyuluhan HIV/AIDS di

    sekolah

    100% 16 19 118,75% 118,75%

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    32/74

     

    No Indikator Target Sasaran

    Cakupan 

    Pencapaian Kegiatan

    Persen

    (%)

    13 Penyuluhan NAPZA dan

    HIV/AIDS oleh petugas24% 96 19 19,79% 82,47%

    14 Klien yg mendptkan penanganan HIV-AIIDS

    15 Kasus infeksi menular

    seksual yang diobati25 69 276,00%

    Sumber: Puskesmas Borobudur Januari –  Desember 2015 

    2.  Kesehatan Ibu dan Anak serta KB

      Pelayanan KIA buka setiap hari, dikelola oleh dua orang bidan koordinator

     puskesmas.

      Pelayanan KIA dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu.

      Pelayanan KB buka setiap hari, khusus pelayanan KB IUD setiap hari Kamis.

    a.  KIA

    Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang

    menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu

    menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah. Tujuan dari program

    kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui

     peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya menuju

     NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatnya

    derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang

    merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.

     b.  KB

    Upaya Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, jarak antara

    kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila

     jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki. Tujuan KB dapat dibagi 2,

    yaitu:

    i.  Tujuan umum

    Yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

    mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKBS).

    ii.  Tujuan khusus

    Yaitu meningkatnya kesadaran keluarga/masyarakat untuk

    menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    33/74

     

     bayi, meningkatnya kesehatan keluarga masyarakat dengan cara

     penjarangan kelahiran.

    Tabel 3.2 Hasil Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas BorobudurJanuari –  Desember 2015

     No Indikator Target Sasaran

    Cakupan

    PencapaianKegiatan

    Persen

    (%)

    1 Cakupan Kunjungan bumil

    K1*100% 1073 1065 99.25% 99.25%

    2 Cakupan Kunjungan bumil K4 95% 1073 983 91.61% 96.43%

    3 Deteksi kasus resiko tinggi Ibu

    hamil*100% 215 350 163.09% 163.09%

    4 Ibu hamil resiko tinggi yang

    ditangani (PONED) 100% 368 368 100% 100%

    5 Ibu hamil dg komplikasi yg

    ditangani (PONED)100% 368 368 100% 100%

    6 Cakupan pertolongan

     persalinan oleh tenaga

    kesehatan

    100% 986 985 99.90% 99.90%

    7 Cakupan Kn1*) (6 jam s/d 48

     jam)100% 988 987 99.90% 99.90%

    8 Cakupan kunjungan neonatus

    (Kn2) (hari ke 3 s/d hari ke 7)95% 988 986 99.80% 105.05 %

    910

    Cakupan kunjungan neonatus(Kn3) (8 hr s/d 28 hr)

    Cakupan kunjungan Bayi

    95%

    90%

    988

    988

    988

    982

    100.00%

    99.39%

    105.26%

    110.44%

    11 BBLR yg ditangani 100% 62 62 100.00% 100.00%

    12 Neonatal resti yg ada /

    ditemukan*100% 116 116 100.00% 100.00%

    13 Neonatal resti/komplikasi yg

    ditangani (PONED)80% 116 116 100.00% 125.00%

    14 Jumlah dukun bayi yg terlatih 100% 30 29,5 98.33% 98.33%

    15 Frekuensi pembinaan dukun 100% 10 11 108,44% 108,44%

    16 Deteksi dini tumbuh kembang

    anak balita dan pra sekolah 95% 13334 10260 76.95% 81.00%

    17 Cakupan pemeriksaan

    kesehatan siswa SD &

    setingkat

    100% 1064 1159 108,93% 108,93%

    19 Jumlah seluruh peserta KB

    aktif80% 10096 7756 76,82% 96.02%

    20 Jumlah posyandu pra usila dan

    usila yang ada100% 20 134 670.00% 670.00%

    21 Cakupan pelayanan pra usila

    dan usila70% 1594 1594 100.00% 100.00%

    Sumber: Puskesmas Borobudur Januari – 

     Desember 2015 

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    34/74

     

    3.  Perbaikan Gizi Masyarakat

    Pelayanan gizi dikelola nutritionis di bagian gizi yang dibuka setiap hari Senin

    sampai dengan hari Sabtu. Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan

    angka penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang

     berpenghasilan rendah, terutama pada anak balita dan wanita. Upaya yang

    dilakukan pada pelayanan gizi terutama diarahkan untuk menanggulangi 4

    masalah gizi utama yaitu kurang kalori protein, kurang vitamin A, gangguan

    akibat kekurangan yodium, dan anemia gizi.

    Jenis kegiatan:

    a.  Pemantauan dan pertumbuhan balita

    Indikatornya:

      Balita yang datang dan ditimbang (D/S) (80%)

      Balita yang naik berat badannya (N/D) (80%)

      Balita BGM (

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    35/74

     

    No Indikator Target Sasaran

    Cakupan 

    Pencapaian Kegiatan

    Persen

    (%)

    5 Cakupan ibu hamil yg diberi

    90 tablet Fe90% 1081 996 92.14% 102.37%

    6 Balita BGM < 1,5 % 4038 26 0.64% 234.38%7 Cakupan pemberian pmt MP

    ASI pd bayi BGM dari

    gakin*

    98% 4 4 100.00% 102.04%

    8 Balita gizi buruk mendapat

     perawatan100% 12 12 100% 100%

    9 Cakupan bufas mendapat

    kapsul vit A90% 1032 985 95.45% 106.5%

    Sumber: Puskesmas Borobudur Januari  –  Desember 2015

    4. 

    Upaya Kesehatan Lingkungan

      Klinik hygine dan sanitasi dimana pelayanan di puskesmas yang dibuka setiap

    hari Senin, dan pelayanan di luar puskesmas setiap hari Selasa sampai dengan

    hari Sabtu, dikelola oleh 1 orang tenaga sanitarian yang juga bertugas dalam

     program lapangan.

      Upaya kesehatan lingkungan bertujuan untuk mengubah, mengendalikan, atau

    menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat

    yang dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.

    Jenis kegiatan:

    a.  Pelayanan kesehatan lingkungan

    Indikatornya:

      Institusi yang dibina (70%)

      Rumah sehat (70%)

      Penduduk yang memanfaatkan jamban (75%)

     

    Rumah yang mempunyai SPAL (65%)

     b.  Pelayanan pengendalian vektor

    Indikatornya: Rumah atau bangunan bebas jentik Aedes (100%)

    c. 

    Pelayanan higienis dan sanitasi di tempat umum

    Indikatornya:

      TTU yang diperiksa (100%)

      TTU yang memenuhi syarat sanitasi (80%)

     

    T2PM yang diperiksa (90%)

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    36/74

     

      T2PM yang memenuhi syarat sanitasi (75%)

    Tabel 3.4 Hasil Kegiatan Status Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur

    Januari –  Desember 2015

    No Indikator Target SasaranCakupan 

    Pencapaian Kegiatan

    Persen

    (%)

    1 Institusi yang dibina 70%

    2 Jml Tempat-tempat Umum

    (TTU) yg diperiksa*100% 149 67 44.97% 44.97%

    3 Tempat-tempat umum (TTU)

    yg memenuhi syarat sanitasi80% 67 60 111.67% 139.58%

    4 Tempat Pengolahan Makanan

    & Penjualan(TP2M)

    diperiksa*

    90%

    5 TP2M yg memenuhi syarat

    sanitasi*75%

    6 Rumah sehat 70% 250 204 81.60% 116.57%

    7 Penduduk yg memanfaatkan

     jamban75% 250 220 88.00% 117.33%

    8 Rumah yg mempunyai SPAL 65% 250 188 75.20% 115.69%

    9 Rumah/bangunan bebas jentik

    Aedes100%

    Sumber: Puskesmas Borobudur Januari  –  Desember 2015 

    5.  Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)

      Pelayanan buka setiap hari yang dikelola oleh 3 orang tenaga kesehatan.

      Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

    Tujuan dari program P2PM ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian

    serta mencegah akibat buruk lebih lanjutpenyakit serta menkonsolir penyakit yang

    telah dapat dikendalikan.

    Kegiatan dari P2PM adalah :

    a. 

    P2 TB Paru

    Indikatornya :

      Cakupan suspek TB paru (80%)

      Penderita BTA + (case detection rate) (70%)

      Angka konversi (convertion rate) (80%)

      Angka kesembuhan (cure rate)

     b.  ISPA

    Indikatornya : Cakupan pneumonia balita yang ditangani (100%)

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    37/74

     

    c.  P2 Diare

    Indikatornya : Balita dengan diare yang ditangani (100%)

    d. 

    Imunisasi

    Indikatornya :

      Jumlah bumil yang mendapat TT1 (98%)

      Jumlah bumil yang mendapat TT2 (95%)

      Jumlah bayi yang mendapat imunisasi :

    o  BCG (95%)

    o  DPT1 (95%)

    o  DPT3 (95%)

    o  Polio 1 (95%)

    o  Polio 4 (95%)

    o  Campak (95%)

    o  Hepatitis B 1 (0-7 hari) (95%)

    o  Hepatitis B 1 total (95%)

    o  Hepatitis B 2 (95%)

    o  Hepatitis B 3 (95%)

    e.  P2 DBD

    Indikatornya :

      Penderita DBD yang ditangani sesuai standar (100%)

      Rumah atau bangunan bebas jentik

      Tingkat insidens (

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    38/74

     

    Tabel 3.5 Hasil Kegiatan Penanggulangan Penyakit Menular Puskesmas Borobudur

    Januari –  Desember 2015

    No Indikator Target Sasaran

    Cakupan

    PencapaianKegiatan

    Persen

    (%)

    1 Jumlah penderita yangdiperiksa sediaan

    darahnya slide ACD

    5% 6400 2455 38,36% 767,19%

    2 Jumlah penderita yang

    diperiksa sediaan

    darahnya slide PCD

    2% 57171 2865 5,01% 250,56%

    3 API ( ‰)=jml sediaan drh

    (+)/jml pddk x 1000

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    39/74

     

    No Indikator Target Sasaran

    Cakupan 

    Pencapaian Kegiatan

    Persen

    (%)

    29 Incidence rate 20/100.

    000

     pddk

    57171 40 0,07%

    30 CFR < 1% 40 0

    Sumber: Puskesmas Borobudur Januari  –  Desember 2015

    6.  Upaya Pengobatan

      Pengobatan

    Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan

    gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi

    yang khusus untuk keperluan tersebut.

    Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

    o  Umum, yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan

    masyarakat.

    o  Khusus, dapat dibagi menjadi 4 tujuan, yaitu:

      Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita

    seseorang.

     

    Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.

      Mencegah dan mengurangi kecacatan.

      Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.

      Adapun kegiatan pokok dalam program pengobatan, yaitu:

      Melakukan diagnosa sedini mungkin.

      Melakukan tindakan pengobatan.

      Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu.

     

    Melaksanakan pertolongan pertama pada trauma (kecelakaan),

    keracunan dan lain-lain.

    Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat dengan menilai

     jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi menjadi 3 kriteria yang

    merupakan indikator kinerja kerja pada program pengobatan, yaitu:

    o  Kasus baru: pernyataan diagnosis pertama kali oleh dokter/ paramedis

     bahwa seseorang menderita penyakit tertentu. Dengan indikator

     pencapaian target yang ditetapkan Dinas Kesehatan KabupatenMagelang tahun 2009 sebesar 60% kali jumlah penduduk.

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    40/74

     

    o  Kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus (lama)

     penyakit yang masih dalam periode penyakit yang bersangkutan.

    Untuk penyakit menahun adalah kunjungan pertama kali dalam tahun

     berikutnya namun masih dalam suatu periode penyakit yang

     bersangkutan.

    o  Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus

    (lama) penyakit yang masih dalam periode penyakit yang

     bersangkutan. Untuk penyakit menahun adalah kunjungan kedua dan

    seterusnya pada tahun berikutnya Frekuensi kunjungan adalah rata-rata

     jumlah kunjungan setiap kasus ke puskesmas dan jaringannya sampai

    sembuh.

    Tabel 3.6 Hasil Kegiatan Jangkauan Pengobatan Rawat Jalan Puskesmas Borobudur

    Januari –  Desember 2015

     No. Indikator Target Sasaran

    CakupanPencapaia

    nKegiatanPersen

    (%)

    1 Jumlah kasus baru (x) 60% 27099 26312 97,10% 161.83%

    2 Frekuensi kunjungan : jml

    kasus B+L+KK / B.

    Frek.Kunj.= (x+y+z)/ x

    1.21 26312 30748 1,17 103,54%

    3 BOR ( Bed Occupance Rate) 60% 7300 2524 34,58% 57,63%

    4 LOS ( Length of Stay) 4 923 2524 2,73 146,28%

    Sumber: Puskesmas Borobudur Januari  –  Desember 2015 

      Pelayanan Pengobatan Puskesmas Borobudur

    o  Rawat Jalan

    o  Poliklinik Umum

    Poliklinik Puskesmas Induk, pelayanan buka setiap hari kecuali hari

    libur, dikelola oleh:

      Tenaga dokter: 2 orang, bertugas setiap hari.

      Tenaga paramedis: 2 orang di Pengobatan dan 2 orang di Rawat

    Inap, bertugas setiap hari Senin sampai Sabtu, bekerja sama

    dengan dokter.

    o  Poliklinik Puskesmas Pembantu.

     

    Tegalarum : buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

    Sabtu, dikelola oleh perawat Puskesmas.

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    41/74

     

      Kenalan : buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

    Sabtu, dikelola oleh perawat Puskesmas

      Borobudur : buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

    Sabtu, dikelola oleh perawat Puskesmas

      Karanganyar: buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,

    Sabtu, dikelola oleh perawat Puskesmas

    o  Pondok Bersalin Desa (Polindes).

      Terdapat 1 pondok bersalin desa buka 24 jam.

    o  Poliklinik Kesehatan Desa (PKD).

      Terdapat 12 Poliklinik Kesehatan Desa buka setiap hari pukul

    07.00 - 14.00 WIB

    o  Poliklinik Gigi

    Pelayanan dokter gigi setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu,

    dibantu oleh seorang perawat gigi dilakukan setiap hari. Poliklinik gigi

    dikelola oleh:

      Tenaga dokter gigi: 2 orang.

      Tenaga perawat gigi: 1 orang.

    B. 

    Upaya Kesehatan Pengembangan dan Inovatif

    1.  Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat

    Pelaksanaan dilakukan menurut kebutuhan masyarakat pada waktu tertentu oleh

    tenaga kesehatan dan dibantu oleh kader kesehatan, tokoh masyarakat, organisasi

    kemasyarakatan dan masyarakat sendiri melalui PKD, Posyandu, penyuluhan dan

    upaya promosi kesehatan lainnya.

    2.  Upaya Kesehatan Jiwa

    Pelaksanaan dilakukan menurut kebutuhan masyarakat pada waktu tertentu oleh

    tenaga kesehatan dan dibantu oleh kader kesehatan melalui PKD, Posyandu

    dengan kegiatan berupa konseling dan upaya promosi kesehatan jiwa.

    3.  Laboratorium

    Pelayanan buka setiap hari, dikelola oleh 1 petugas laboratorium, dan seorang

     petugas laboratorium pembantu, dengan pemeriksaan yang dapat dilakukan

    seperti pemeriksaan hemoglobin, golongan darah, kadar gula darah, asam urat, PP

    test, pemeriksaan BTA, pemeriksaan darah malaria, tes kehamilan

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    42/74

     

    Tabel 3.7. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa Puskesmas Borobudur

    Januari –  Desember 2015

    Indikator Target SasaranCakupan

    PencapaianHasil Persen (%)

    Pelayanan

    gangguan jiwa di sarkes

    umum

    15% 29070 251 0,86% 18,83%

    Sumber: Puskesmas Borobudur Januari  –  Desember 2015 

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    43/74

     

    PROSES

    Fungsi

    Manajemen

    (P1,P2,P3)

    dan

    OUTPUT  

    Cakupan

    Kegiatan dan

    Mutu

    INPUT

    Man

    Money

    Method

    LINGKUNGAN

    Fisik

    Kependudukan

    Sosial Budaya

    OUTCOME  

    BAB IV

    ANALISIS MASALAH

    Hasil kegiatan Puskesmas Borobudur pada bulan Januari  –  Desember 2015 yang diperoleh

     berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah disebutkan pada bab sebelumnya.

    Sehingga didapatkan masalah yaitu hasil cakupan kegiatan Puskesmas pada bulan Januari  –  

    Desember 2015 yang masih belum memenuhi Standart Pelayanan Minimal (SPM). Dari

    masalah tersebut, perlu dilakukan upaya pemecahan masalah dengan menggunakan kerangka

     pemikiran pendekatan sistem, sebagai berikut:

    Gambar 4.1. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem

    Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka pemecahan

    masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut. Berdasarkan pendekatan sistem,

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    44/74

     

    masalah akan timbul dan terlihat pada output , sedangkan sumber masalah dapat terjadi pada

    input  ataupun proses.

    A.  Kerangka Pikir Masalah

    Masalah adalah kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan

    sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Dengan demikian untuk memutuskan

    adanya suatu masalah, memerlukan tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

      Adanya kesenjangan.

      Adanya rasa tidak puas.

      Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.

    Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:

      Identifikasi atau inventarisasi masalah

      Penentuan prioritas masalah

      Penentuan penyebab masalah

      Memilih penyebab yang paling mungkin

      Menentukan alternatif pemecahan masalah

      Penetapan pemecahan masalah

     

    Penyusunan rencana penerapan  Monitoring dan evaluasi

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    45/74

     

    Gambar 4.2. Siklus Pemecahan masalah

    B. 

    Cakupan Program yang Masih Bermasalah

    Setelah ditemukan masalah kegiatan.program (dengan menentukan hasil kegiatan, dalam

    SPM, yang pencapaiannya < 100%), langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas

    masalah. Masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut.

    Tabel 4.1. Pencapaian Program Puskesmas Borobudur

    No ProgramPencapaian

    (< 100%)

    1 Cakupan kunjungan bumil K1 99,25%

    2 Cakupan kunjungan bumil K4 96,43%

    3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan 99,90%

    4 Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 99,90%

    5 Jumlah dukun bayi yang terlatih 98,33%

    6 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 81%

    1. Identifikasi Masalah

    2. Penentuan

    Prioritas Masalah

    3. Penentuan

    Penyebab Masalah

    4. Memilih

    Penyebab yang

    paling mungkin5. Menentukan

    alternatif

    pemecahan masalah

    6. Penetapan

    pemecahan masalah

    terpilih

    7. Penyusunan

    rencana penerapan

    8. Monitoring &

    Evaluasi

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    46/74

     

    7 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP,

    SLTA, dan setingkat73,69%

    8 Jumlah seluruh peserta KB aktif 96,02%

    9 Balita yang naik berat badannya 94,39%

    10 Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa 44,97%

    11 Cakupan suspek TB paru 13,28%

    12 Penemuan kasus TB BTA (+) 21,02%

    13 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani

    (sesuai standar)32,80%

    14 Jumlah bumil yang mendapat TT1 42,98%

    15 Jumlah bumil yang mendapat TT2 46,30%

    16 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 99,29%

    17 Posyandu purnama 60,22%

    18 Jumlah kader terlatih 87,29%

    19 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 68,75%

    20 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan 82,47%

    21 BOR (bed occupancy rate) 57,63%

    22 UKGS tahap 3 65,22%

    23 Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 40,02%

    24 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 18,83%

    Untuk penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.

    Kriteria dalam Hanlon Kuantitatif sbb ::

    Kriteria A: Besarnya masalah

    Kriteria B: Kegawatan masalah

    Kriteria C: Kemudahan dalam penganggunalan

    Kriteria D: Faktor PEARL

    I.  Kriteria A: Besarnya masalah

    Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:

    Langkah 1: 

    Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi pencapaian hasil

    kegiatan dengan pencapaian 100%.

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    47/74

     

    Tabel 4.2. Program-Program Yang Belum Mencapai Target

    No ProgramPencapaian

    (< 100%)

    Besarnya masalah

    (100%  pencapaian)

    1 Cakupan kunjungan bumil K1 99,25% 0,752 Cakupan kunjungan bumil K4 96,43% 3,57

    3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh

    tenaga kesehatan99,90% 0,1

    4 Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 99,90% 0,1

    5 Jumlah dukun bayi yang terlatih 98,33% 1,67

    6 Deteksi dini tumbuh kembang anak

     balita dan pra sekolah81% 19

    7 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa

    TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dansetingkat

    73,69% 26,31

    8 Jumlah seluruh peserta KB aktif 96,02% 3,98

    9 Balita yang naik berat badannya 94,39% 5,61

    10 Jumlah tempat-tempat umum (TTU)

    yang diperiksa44,97% 55,03

    11 Cakupan suspek TB paru 13,28% 86,72

    12 Penemuan kasus TB BTA (+) 21,02% 78,98

    13 Cakupan balita dengan pneumonia

    yang ditemukan/ditangani (sesuaistandar)

    32,80% 67,20

    14 Jumlah bumil yang mendapat TT1 42,98% 57,02

    15 Jumlah bumil yang mendapat TT2 46,30% 53,70

    16 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 99,29% 0,71

    17 Posyandu purnama 60,22% 39,78

    18 Jumlah kader terlatih 87,29% 12,71

    19 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 68,75% 31,25

    20 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS

    oleh petugas kesehatan82,47% 17,53

    21 BOR (bed occupancy rate) 57,63% 42,37

    22 UKGS tahap 3 65,22% 34,78

    23 Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 40,02% 59,98

    24 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes

    umum18,83% 81,17

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    48/74

     

    Langkah 2:

    Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :

    = 1 + 3,3 log  

    Keterangan:

    k = jumlah kolom/kelas

    n = jumlah masalah

    Maka, kelas interval untuk permasalahan diatas adalah sebagai berikut:

    = 1 + 3,3 log 24 

    = 1 + 3,3 (1,505) 

    = 1 + 4,97 = 5,97  6 kelas

    Langkah 3 :

    Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan

    terkecil kemudian di bagi kelas/kolom

     Nilai besar masalah : terbesar = 86,72

    terkecil = 0,1

    =

     

    Sehingga, interval kelas dalam permasalahan ini adalah sebagai berikut:

    =86,72 0.1

    6= 14,44 

    Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas.

    Tabel 4.3. Penentuan Skala Interval Dan Nilai Tiap Interval

    Kolom/Kelas Skala interval Nilai

    Skala 1

    Skala 2

    Skala 3

    Skala 4

    Skala 5

    Skala 6

    0,1 - 14,53

    14,54 - 28,97

    28,98 - 43,41

    43,42 - 57,85

    57,86 - 72,29

    72,30 - 86,74

    1

    2

    3

    4

    5

    6

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    49/74

     

    Langkah 5. Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya

    Tabel 4.4. Menentukan kriteria A:besarnya masalah

    NOMasalah

    Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian

    Nilai

    0,1-

    14,53

    (1)

    14,54-

    28,97

    (2)

    28,98-

    43,41

    (3)

    43,42-

    57,85

    (4)

    57,86-

    72,29

    (5)

    72,30-

    86,74

    (6)

    1 Cakupan kunjungan

     bumil K1X 1

    2 Cakupan kunjungan

     bumil K4X 1

    3 Cakupan Pertolongan

    Persalinan oleh tenaga

    kesehatan

    X 1

    4 Cakupan Kn1 (6 jam

    s.d. 48 jam)X 1

    5 Jumlah dukun bayi

    yang terlatihX 1

    6 Deteksi dini tumbuh

    kembang anak balita

    dan pra sekolah

    X 2

    7 Cakupan pemeriksaan

    kesehatan siswa TK,

    kelas 1 SLTP, SLTA,

    dan setingkat

    X 2

    8 Jumlah seluruh

     peserta KB aktifX 1

    9 Balita yang naik berat

     badannyaX 1

    10 Jumlah tempat-tempat

    umum (TTU) yang

    diperiksa

    X 4

    11 Cakupan suspek TB

     paruX 6

    12 Penemuan kasus TBBTA (+) X 6

    13 Cakupan balita

    dengan pneumonia

    yang

    ditemukan/ditangani

    (sesuai standar)

    X 5

    14 Jumlah bumil yang

    mendapat TT1X 4

    15 Jumlah bumil yang

    mendapat TT2X 4

    16 Bayi yang mendapatASI eksklusif

    X 1

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    50/74

     

    17 Posyandu purnama X 3

    18 Jumlah kader terlatih X 1

    19 Penyuluhan P3

     NAPZA di sekolahX 3

    20 Penyuluhan NAPZAdan HIV/AIDS oleh

     petugas kesehatan

    X 2

    21 BOR (bed occupancy

    rate)X 3

    22 UKGS tahap 3 X 2

    23 Jumlah kunjungan

    Gilut di rawat jalanX 5

    24 Pelayanan gangguan

     jiwa di sarkes umumX 6

    II.  Kriteria B: kegawatan masalah

    Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keganasan, tingkat urgensi, dan tingkat

     penyebaran/meluasnya tiap masalah dengan sistem scoring dengan score 1 –  5.

      Keganasan dinilai sbb :

      Sangat ganas = 5

      Ganas = 4

     Cukup ganas = 3

      Kurang ganas = 2

      Tidak ganas = 1

      Tingkat urgensi dinilai sbb :

      Sangat mendesak = 5

      Mendesak = 4

      Cukup mendesak = 3

      Kurang mendesak = 2

      Tidak mendesak = 1

      Tingkat penyebaran/meluasnya masalah dinilai sbb :

      Sangat mudah menyebar/meluas = 5

      Mudah menyebar/meluas = 4

      Cukup menyebar/meluas = 3

      Sulit menyebar/meluas = 2

      Tidak menyebar/meluas = 1

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    51/74

     

    Tabel 4.5. Menentukan Kriteria B: Kegawatan Masalah

    No Masalah KeganasanTingkat

    urgensi

    Tingkat

    PenyebaranNilai

    1 Cakupan kunjungan bumil K1 1,76 2,88 1,28 5,922 Cakupan kunjungan bumil K4 1,76 2,88 1,3 5,94

    3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh

    tenaga kesehatan1,98 2,3 1,2 5,48

    4 Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 1,56 3,46 1 6,02

    5 Jumlah dukun bayi yang terlatih 1 1,4 1,25 3,65

    6 Deteksi dini tumbuh kembang anak

     balita dan pra sekolah2,15 1 1 4,15

    7 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa

    TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat1,15 1,05 1 3,2

    8 Jumlah seluruh peserta KB aktif 1,05 1,88 1,25 4,18

    9 Balita yang naik berat badannya 2 2 1 5

    10 Jumlah tempat-tempat umum (TTU)

    yang diperiksa1 1 1 3

    11 Cakupan suspek TB paru 2,33 2,68 3,15 8,16

    12 Penemuan kasus TB BTA (+) 4,5 3,88 4,25 12,63

    13 Cakupan balita dengan pneumonia yang

    ditemukan/ditangani (sesuai standar)3,25 2,78 3 9,03

    14 Jumlah bumil yang mendapat TT1 1,68 1,56 1,6 4,84

    15 Jumlah bumil yang mendapat TT2 1,22 1,88 2,15 5,25

    16 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 3 3 2 5,92

    17 Posyandu purnama 2 1 1 4

    18 Jumlah kader terlatih 2 2 1 5

    19 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 1 1 1 3

    20 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS

    oleh petugas kesehatan1 1 1,65 3,65

    21 BOR (bed occupancy rate) 1 1 1 3

    22 UKGS tahap 3 1,88 2,15 2 6,03

    23 Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 1 1,45 1 3,45

    24 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes 1 2 1 4

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    52/74

     

    umum

    III. 

    Kriteria C: kemudahan dalam penganggulanganKemudahan dalam penganggulangan masalah di ukur dengan sistem scoring dengan nilai 1  –  

    5 dimana:

      Sangat mudah = 5

      Mudah = 4

      Cukup mudah = 3

      Sulit = 2

     

    Sangat sulit = 1

    Tabel 4.6. Kriteria C: Kemudahan Dalam Penganggulangan

    No Masalah Nilai

    1 Cakupan kunjungan bumil K1 4

    2 Cakupan kunjungan bumil K4 3,98

    3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan 3,88

    4 Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)3,88

    5 Jumlah dukun bayi yang terlatih 1,5

    6 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 2,76

    7 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP,

    SLTA, dan setingkat2,68

    8 Jumlah seluruh peserta KB aktif 4,88

    9 Balita yang naik berat badannya 3

    10 Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa 1,88

    11 Cakupan suspek TB paru 2

    12 Penemuan kasus TB BTA (+) 2,28

    13 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani

    (sesuai standar)2

    14 Jumlah bumil yang mendapat TT1 3

    15 Jumlah bumil yang mendapat TT2 2,88

    16 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 3

    17 Posyandu purnama 2

    18 Jumlah kader terlatih3,15

    19 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 2,45

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    53/74

     

    20 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan 2,88

    21 BOR (bed occupancy rate) 2,28

    22 UKGS tahap 3 3

    23 Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan2

    24 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 1

    IV.  Kriteria D. PEARL faktor

    Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa factor yang saling menentukan dapat atau tidak nya

    suatu program dilaksanakan, factor-faktor tersebut adalah:

      Kesesuaian ( Propriety)

      Secara Ekonomis murah ( Economic)

      Dapat diterima ( Acceptability)

      Tersedianya sumber ( Resources availability)

      Legalitas terjamin ( Legality)

    Tabel 4.7. Kriteria D: PEARL Factor

    Masalah P E A R L Hasil kali

    Cakupan kunjungan bumil K1 1 1 1 1 1 1

    Cakupan kunjungan bumil K4 1 1 1 1 1 1

    Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga

    kesehatan1 1 1 1 1 1

    Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 1 1 1 1 1 1

    Jumlah dukun bayi yang terlatih 1 1 1 1 1 1

    Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra

    sekolah1 1 1 1 1 1

    Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1SLTP, SLTA, dan setingkat 1 1 1 1 1 1

    Jumlah seluruh peserta KB aktif 1 1 1 1 1 1

    Balita yang naik berat badannya 1 1 1 1 1 1

    Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa 1 1 1 1 1 1

    Cakupan suspek TB paru 1 1 1 1 1 1

    Penemuan kasus TB BTA (+) 1 1 1 1 1 1

    Cakupan balita dengan pneumonia yang

    ditemukan/ditangani (sesuai standar)1 1 1 1 1 1

    Jumlah bumil yang mendapat TT1 1 1 1 1 1 1

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    54/74

     

    Jumlah bumil yang mendapat TT2 1 1 1 1 1 1

    Bayi yang mendapat ASI eksklusif 1 1 1 1 1 1

    Posyandu purnama 1 1 1 1 1 1

    Jumlah kader terlatih 1 1 1 1 1 1

    Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 1 1 1 1 1 1

    Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas

    kesehatan

    1 1 1 1 1 1

    BOR (bed occupancy rate) 1 1 1 1 1 1

    UKGS tahap 3 1 1 1 1 1 1

    Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 1 1 1 1 1 1

    Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 1 1 1 1 1 1

    V.  Penilaian prioritas masalah

    Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam formula nilai

     prioritas dasar ( NPD ) serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah

    yang dihadapi:

       NPD = (A+B) x C

     

     NPT = (A+B) x C x D

    Tabel 4.8. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif

    Masalah A B C D NPD NPTUrutan

    Prioritas

    Cakupan kunjungan bumil K1 1 5,92 4 1 27,68 27,68 IV

    Cakupan kunjungan bumil K4 1 5,94 3,98 1 27,62 27,62 V

    Cakupan Pertolongan Persalinan oleh

    tenaga kesehatan1 5,48 3,88 1 25,14 25,14 XI

    Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 1 6,02 3,88 1 27,24 27,24 VI

    Jumlah dukun bayi yang terlatih 1 3,65 1,5 1 6,975 6,975 XXIV

    Deteksi dini tumbuh kembang anak balita

    dan pra sekolah2 4,15 2,76 1 16,97 16,97 XV

    Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa

    TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat2 3,2 2,68 1 13,94 13,94 XX

    Jumlah seluruh peserta KB aktif 1 4,18 4,88 1 25,28 25,28 X

    Balita yang naik berat badannya 1 5 3 1 18 18 XIV

    Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yangdiperiksa

    4 3 1,88 1 13,16 13,16 XXII

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    55/74

     

    Cakupan suspek TB paru 6 8,16 2 1 29,88 29,88 II

    Penemuan kasus TB BTA (+) 6 12,63 2,28 1 42,48 42,48 I

    Cakupan balita dengan pneumonia yang

    ditemukan/ditangani (sesuai standar)5 9,03 2 1 28,06 28,06 III

    Jumlah bumil yang mendapat TT1 4 4,84 3 1 26,52 26,52 IX

    Jumlah bumil yang mendapat TT2 4 5,25 2,88 1 26,64 26,64 VIII

    Bayi yang mendapat ASI eksklusif 1 8 3 1 27 27 VII

    Posyandu purnama 3 4 2 1 14 14 XIX

    Jumlah kader terlatih 1 5 3,15 1 18,9 18,9 XIII

    Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 3 3 2,45 1 14,7 14,7 XVIII

    Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh

     petugas kesehatan2 3,65 2,88 1 16,27 16,27 XVII

    BOR (bed occupancy rate) 3 3 2,28 1 13,68 13,68 XXI

    UKGS tahap 3 2 6,03 3 1 24,09 24,09 XII

    Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 5 3,45 2 1 16,9 16,9 XVI

    Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 6 4 1 1 10 10 XXIII

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    56/74

     

    Tabel 4.9. Urutan Prioritas Masalah

    I Penemuan kasus TB BTA (+)

    II Cakupan suspek TB paru

    III Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani (sesuai standar)IV Cakupan kunjungan bumil k1

    V Cakupan kunjungan bumil k4

    VI Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)

    VII Bayi yang mendapat ASI eksklusif

    VIII Jumlah bumil yang mendapat TT2

    IX Jumlah bumil yang mendapat TT1

    X Jumlah seluruh peserta KB aktif

    XI Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan

    XII UKGS tahap 3

    XIII Jumlah kader terlatih

    XIV Balita yang naik berat badannya

    XV Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah

    XVI Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan

    XVII Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan

    XVIII Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah

    XIX Posyandu purnama

    XX Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan

    setingkat

    XXI BOR (bed occupancy rate)

    XXII Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa

    XXIII Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum

    XIV Jumlah dukun bayi yang terlatih

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    57/74

     

    BAB V

    ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

    A. 

    Kegiatan/ Indikator Kegiatan yang Bermasalah

    Berdasarkan hasil perhitungan data penentuan prioritas masalah melalui metode

    Hanlon kuantitatif, ditemukan masalah cakupan penemuan kasus TB BTA (+) menjadi

     prioritas utama. Dilihat dari data target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2015

    untuk penemuan kasus TB BTA (+) yang ada / ditemukan sebesar 70%, sedangkan

     penemuan kasus TB BTA (+) tingkat kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang hanya

    memiliki pencapaian sebesar 21,02%. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat

    disimpulkan bahwa hasil penemuan kasus TB BTA (+) pada bulan Januari-Desember 2015 belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2015. Sesuai

    dengan hasil kesepakatan bersama Kepala Puskesmas Borobudur, maka permasalahan

    Cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditemukan/ditangani (sesuai standar) yang

    ada/ditemukan dengan pencapaian 32,80% menjadi prioritas utama untuk dilakukan analisis

     pemecahan masalah. Dilihat dari data target Dinas Kesehatan Kota Magelang tahun 2015

    untuk Cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditemukan/ditangani (sesuai standar) yang

    ada/ditemukan sebesar 100%, maka cakupan Balita dengan Pneumonia yang

    ditemukan/ditangani (sesuai standar) menjadi permasalahan yang perlu dianalisis untuk

    mencari penyelesaian/solusinya.

    B.  Definisi operasional

    Untuk mencegah timbulnya kerancuan pemahaman antara ISPA dan pneumonia,

    maka berikut dijelaskan tentang ISPA dan pneumonia. Infeksi Saluran Pernapasan

    Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan

    atau lebih dari saluran pernapasan, mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) hingga

    alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya. Pneumonia

    merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Dalam

    menentukan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok untuk

    umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok untuk umur

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    58/74

     

    Tabel 5. 1Klasifikasi Pneumonia Balita

    Kelompok umur Klasifikasi Kriteria

    >2bulan - < 5 tahun Pneumonia berat Adanya batuk dan atau kesukaran

     bernapas, disertai sesak napas atautarikan dinding dada bagian bawah

    ke dalam.

    Pneumonia Adanya batuk dan atau kesukaran

     bernapas disertai adanya napas cepat

    50 kali atau lebih per menit.

    Bukan pneumonia Tidak menunjukkan gejala

     peningkatan frekuensi napas dan

    tidak menunjukkan adanya tarikan

    dinding dada bagian bawah ke

    dalam.

    < 2 bulan Pneumonia berat Napas cepat ( fast breathing ) , yaitu

    frekuensi pernapasan sebanyak 60

    kali per menit atau lebih, atau

    adanya tarikan yang kuat pada

    dinding dada bawah ke dalam.

    Bukan pneumonia

    Faktor risiko yang meningkatkan insidensi pneumonia

    1.  Umur

  • 8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015

    59/74

     

    Rumus:

    =ℎ

    ℎ −

    (,% ×% ×ℎ )

     × 100% 

    Tabel 5. 2 Cakupan Balita Pneumonia yang Ditemukan/ Ditangani Januari –  Desember 2015 

    Balita

    Pneumonia

    Target

    Dinke

    s 2015

    Hasil

    KegiatanSasaran

    Sa

    sa

    ra

    n

    1

    Ta

    hu

    n

    Sasaran

    Bulan

    Berjala

    n

    J

    a