isi spm januari - desember 2015
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
1/74
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mendapatkan kehidupan layak merupakan harapan setiap warga negara.
Organisasi dunia, Perserikatan Bangsa-Bangsa atau PBB, yang didirikan dengan
tujuan mempersatukan negara-negara demi tercapainya perdamaian, keamanan,
dan masyarakat yang sehat. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal ini adalah
dengan membuat sebuah deklaras yakni Millenium Developmeny Goals (MDGs),
yang bertujuan tercapainya kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat
pada tahun 2015. Program MDGs memberikan dampak positif terutama bagisektor kesehatan, yakni meningkatnya kesadaran isu kesehatan, meningkatnya
alokasi anggaran kesehatan, menyatukan arah pembangunan kesehatan, dan
integrasi monitoring dan evaluasi untuk isu-isu prioritas. Suksesnya program
MDGs, mencetuskan lahirnya program pembangunan berkelanjutan 2030 atau
Sustainable Development Goals (SDGs)/ Global Goals. Program ini memiliki 17
butir tujuan dengan 169 target pencapaian. Tujuan Global Goals berisikan 17
butir, yaitu1,2:
1. Mengakhiri segala bentik kemiskinan dimanapun (7 target)
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi,
serta mendorong pertanian yang berkelanjutan (8 target)
3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejarteraan bagi semua
orang di segala usia (13 target)
4.
Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta mendorong
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang (10 target)
5. Menjamin kesetaraan gender serta memberdayakan seluruh wanita dan
perempuan (9 target)
6. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan
bagi semua orang (8 target)
7.
Menjamin akses energy yang terjangkau, terjamin, berkelanjutan, dan modern
bagi semua orang (5 target)
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
2/74
8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan
berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang
layak bagi semua orang (11 target)
9. Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong industrialisasi yang
inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi (8 target)
10.
Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar Negara (10 target)
11. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman, berketahanan, dan
berkelanjutan (10 target)
12.
Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan (11 target)
13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya (5 target)
14.
Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan, serta sumber daya laut
secara berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan (10 target)
15. Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan ekosistem daratan
yang berkelanjutan, mengekika hutan secara berkelanjutan, memerangi
penggurunan, menghentikan dan memulihkan degradasi tanah, serta
menghentikan kerugian keanekaragaman hayati (12 target)
16. Mendorong masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses keadilan bagi semua orang, serta
membangun instiusi yang efektif, akuntabel, dan inklusif di seluruh tingkatan
(12 target)
17. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of implementation)
dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan (19
target)
Dampak yang diharapkan dalam SDGs adalah2:
1.
Pengurangan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan yang merata, mata
pencaharian, dan pekerjaan layak
2. Akses merata kepada pelayanan dan jaminan sosial
3. Keberlanjutan lingkungan dan mempertinggi ketahanan terhadap bencana
4. Pemerintahan yang ditingkatkan kualitasnya dan akses merata kepada keadilan
bagi semua orang
World Health Organization (WHO) sebagai organisasi kesehatan dunia
turut dalam perumusan program SDGs sebagai upaya pembanguan kesehatan. Hal
ini tertuang dalam butir 2, 3, 5, dan 6, yaitu (2) mengakhiri kelaparan, mencapai
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
3/74
ketahanan pangan dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang
berkelanjutan [8 target]; (3) menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong
kesejarteraan bagi semua orang di segala usia [13 target]; (5) menjamin kesetaraan
gender serta memberdayakan seluruh wanita dan perempuan [9 target]; dan (6)
menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang berkelanjutan bagi
semua orang [8 target]3.
Selaras dengan Pembukaan UUD 1945 Alenia 4, yakni melindungi
segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa,
Pemerintah Indonesia melakukan program pembangunan nasional salah satunya
dalam bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya
yang dilaksanakan oleh komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai
investasi bagi oembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis. Keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang
telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya. Sebagai wujud dari kesinambungan
upaya yang telah dilakukan pada periode sebelumnya dibuatlah Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-20193,4.
Dalam RPJMN 2015-2019, pembangunan kesehatan adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajatpembangunan kesehatan
adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan
dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan
pelayanan kesehatan. Sasaran pokoknya adalah (1) meningkatkan status kesehatan
dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya
akses dan mutu pelayanan kesehatan dan perbatasan; (4) meningkatnya cakupan
pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia sehat dan kualitas
pengelolaan SJSN Kesehatan; (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat,
dan vaksin; (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan3,4.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional: (1) pilar
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
4/74
pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; (2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan denagn strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risikokesehatan; (3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan
dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali
biaya3,4.
Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah penanggungjawab
penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Tujuan puskesmas
adalah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang sebagian
besar masih tinggal di pedesaan. Konsep puskesmas sudah diperkenalkan sejak
tahun 1968, banyak hasil yang telah dicapai, sebagai contoh angka kematian ibu
dan anak menurun, serta umur harapan hidup meningkat. Pelayanan upaya
kesehatan puskesmas dilakukan melalui 6 kegiatan pokok secara terpadu dan
menyeluruh, meliputi: KIA/ KB; Usaha Peningkatan Gizi; Kesehatan Lingkungan;
Pemberantasan Penyakit Menular (P2M); Pengobatan; dan Penyuluhan Kesehatan
Masyarakat (PKM). Selain itu terdapat program kesehatan pengembangan, yaitu;
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dan Perkesmas3,4.
Saat ini, puskesmas telah didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya, puskesmas diperkuat dengan
puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Dan sebagai perkembangannya,
puskesmas dilengkapi dengan fasilitas rawat inap. Tercatat pada tahun 2000
jumlah puskesmas di seluruh Indonesia adalah 7.277 unit, puskesmas pembantu
21.587 unit, puskesmas keliling 5.084 unit (perahu 716 unit, ambulance 1.302
unit), puskesmas dengan fasilitas rawat inap sebanyak 1.818 unit. Walaupun
banyak hasil yang telah dicapai oleh puskesmas, dalam pelaksanaannya
puskesmas masih menghadapi masalah. Agar dapat meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan, dibutuhkan Standar Pelayanan Minimal (SPM). SPM adalah suatu
standar dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan
kewewenangan wajib daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar kepada
masyarakat berdasarkan jenis pelayanan, indikator, dan nilai3,4.
Puskesmas Borobudur merupakan salah satu puskesmas di wilayah
Kabupaten Magelang, dengan luas wilayah kerja 5458 Km2
membawahi 20 desa.
Penulisan laporan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
5/74
menggunakan data SPM Puskesmas Borobudur periode Januari - Desember 2015
dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan3,4.
B. Perumusan Masalah
Mengetahui pencapaian dari kegiatan yang dilakukan Puskesmas
Borobudur berdasar SPM pada periode Januari - Desember 2015.
C. Tujuan Penulisan
1.
Tujuan Umum
Melakukan analisis dan mendeskripsikan pelaksanaan manajeman program
yang dilakukan Puskesmas Borobudur berdasarkan SPM periode Januari-
Desember 2015 dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui hasil pencapaian upaya kesehatan dasar dan pengembangan
pada Puskesmas Borobudur periode Januari - Desember 2015.
b. Mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan di Puskesmas Borobudur
periode Januari - Desember 2015.
c. Menentukan prioritas masalah di Puskesmas Borobudur.
d.
Menentukan alternatif pemecahan masalah dari masalah manajemen
pelayanan yang telah diprioritaskan pada Puskesmas Borobudur.
e.
Membuat rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang cocok untuk
menanggulangi permasalahan manajemen pelayanan pada Puskesmas
Borobudur.
D. Manfaat Kegiatan
1.
Bagi Penyusun
a. Sebagai syarat untuk megikuti ujian kepaniteraan klinik di bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat,
b. Memahami upaya pokok dan pengembangan yang dilakukan oleh
puskesmas.
c. Melatih kemampuan menganalisis dan perencanaan pemercahan masalah
yang ditemukan dalam program puskesmas
d.
Membantu mengaplikasikan keilmuan yang telah didapatkan di bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
6/74
2. Bagi Puskesmas
a. Mengetahui hasil pencapaian dari program puskesmas berdasarkan SPM.
b.
Membantu puskesmas mengidentifikasi penyebab permasalahan
berdasarkan SPM.
c. Menyumbangkan ide sebagai alternatif penyelesaian permasalahan
tersebut.
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Borobudur.
E. Metodologi Penulisan
Data yang diolah merupakan data primer dan sekunder, dimana data
primer didapatkan melalui wawanara dengan kepala puskesmas dan koordinator
program, juga hasil observasi terhadap pelaksanaan manajemen, meliputi: (1) P1
[Perencanaan]; (2) P2 [Pelaksanaan dan Penggerakkan], (3) P3 [Pengawasan,
Pengendalian, dan Penilaian]. Sedangkan data sekunder didapatkan dari SIMPUS
(Sistem Informasi Puskesmas) dan laporan hasil kegiatan puskesmas. Data yang
dipeoleh dianalisis berdasarkan SPM yang telah ada. Hasil kegiatan yang
pencapaiannya kurang dari target yang ada dalam SPM diidentifikasi sebagai
masalah. Kemudian dilakukan problem solving cycle sebagai upaya pemecahan
masalah, dengan cara menentukan terlebih dahulu prioritas masalah menggunakan
Metode Hanlon Kuantitatif.
Satu persatu permasalahan akan dilakukan pemecahan masalah. Setelah
menentukan prioritasnya, dilakukan analisis penyebab dengan menggunakan
diagram fishbone berdasarkan pendekatan sistem untuk mencari kemungkinan
penyebab. Setelah penyebab masalah diidentifikasi, barulah dapat ditentukan
alternatif pemecahan masalah. Kemudian, kita melakukan penentuan prioritas
pemecahan masalah dengan menggunakan metode kriteria matriks. Setelah
pemecahan masalah terpilih, selanjutnya dilakukan perencanaan kegiatan dalam
bentuk POA ( Plan of Action).
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
7/74
BAB II
ANALISIS SITUASI
A.
Lingkungan
1. Keadaan Umum dan Lingkungan
1.1 Keadaan Geografi
Wilayah Kecamatan Borobudur terdiri dari 20 desa.
a. Batas-batas Wilayah Puskesmas Borobudur adalah :
Utara : Kecamatan Mertoyudan
Selatan : Kecamatan Kalibawang, Provinsi D.I. Yogyakarta
Barat : Kecamatan Salaman dan Kecamatan Tempuran
Timur : Kecamatan Ngluwar
b. Luas Wilayah Kerja
Wilayah kerja Puskesmas Borobudur adalah seluas 54, 55 Km2 atau
5,02% dari luas kabupaten Magelang dan berada pada ketinggian ± 235
M di atas permukaan laut.
Jumlah desa/kelurahan
o
Jumlah desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Borobudur
adalah 20 (dua puluh) desa
Peta wilayah
o Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang terbagi satu wilayah
kerja Puskesmas, yaitu wilayah kerja Puskesmas Borobudur.
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
8/74
Letak Astronomi :
110o 01’ 51” Bujur Timur
110o 12’ 48” Bujur Timur
7o 19’ 13” Lintang Selatan
7o 35’ 99” Lintang Selatan
c. Transportasi
Adapun untuk transportasi di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Borobudur yang sesuai dengan kondisi desa dapat dijabarkan sebagai berikut :
Jumlah desa yang dapat dicapai dengan roda 4 (empat):
o Pada musim kemarau : 20 desa
o Pada musim hujan : 20 desa
Jumlah desa yang dapat dicapai dengan roda 2 (dua):
o Pada musim kemarau : 20 desa
o Pada musim hujan : 20 desa
Kendaraan umum yang ada :
o Untuk mencapai kota kabupaten adalah bus dan angkutan desa
o Untuk mencapai ke desa - desa adalah ojek
Jarak Puskesmas :
o Ke Dinas Kesehatan Kabupaten : 15 Km
o Ke Kota Kabupaten : 10 Km
o Kota Mungkid : 4 Km
o Kota Semarang : 93 Km
o Kota Yogyakarta : 43 Km
o Kota Jakarta : 560 Km
d.
Jumlah Desa Wilayah Kerja
Jumlah desa wilayah kerja Puskesmas Borbudur sebanyak 20 desa, yang terdiri dari
92 dusun. Desa di wilayah kerja Puskesmas Borobudur :
1. Borobudur 11. Tanjungsari
2. Giritengah 12. Karanganyar
3.
Tuksongo 13. Tegalarum
4. Majaksingi 14. Kembanglimus
5.
Kenalan 15. Ringinputih
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
9/74
6. Bigaran 16. Bumiharjo
7. Sambeng 17. Giripurno
8.
Candirejo 18. Karangrejo
9. Ngargogondo 19. Ngadiharjo
10. Wanurejo 20. Kebonsari
e.
Kondisi Geografis
Datar sampai bergelombang : 29% (198.593,74 Ha)
Bergelombang sampai berbukit : 35% (239.682,1 Ha)
Berbukit sampai bergunung : 36% (246.530,16 Ha)
f. Komunikasi
Sarana komunikasi dari puskesmas ke luar: telepon, radio, surat kabar.
g.
Data Kesehatan Lingkungan
1. Sarana pelayanan air bersih
Tabel 2.1. Sarana Pelayanan Air Bersih
No. Sarana Pelayanan Air
Bersih
∑ Sarana ∑ Pemakai Persentase
1. Sumur gali 5472 31.652 55%
2. Perlindungan mata air 36 5.028 9,16%
3. Non PDAM 1903 544 1%
4. PDAM 731 1.034 2%
5. Sumur pompa tangan 67 979 2%
TOTAL 8209 39.237 68%
Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur tahun 2015
Dari data diatas terlihat sebagian besar penduduk (55%) di wilayah kerja Puskesmas
Borobudur memakai sumur gali sebagai sumber air bersih. Dari data di atas total
presentasi yang memakai sarana pelayanan air bersih (68%). Sedangkan (32%) dari
penduduk tidak menggunakan sarana pelayanan air bersih.
2.
Sarana jamban
Tabel 2.2 Sarana Jamban
No. Sarana Jamban ∑ Sarana ∑ Pemakai Persentase
1. Cemplung leher angsa 5019 24.183 42,64%
2. Cemplung non leher
angsa
2.074 9.725 17,15%
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
10/74
3. Septic tank non leher
angsa
1.179 6.344 11%
4. Jamban umum (MCK) 40 0 0%
TOTAL 8.386 40.225 70%Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur tahun 2015
Dari data di atas terlihat bahwa penggunaan jamban cemplung leher angsa (42,64%).
Dari data diatas total presentasi yang memakai sarana Jamban (70%). Sedangkan
(30%) tidak memakai jamban.
3.
Sarana Pembuangan Air Limbah.
Di 8.108 rumah terdapat 7.352 rumah (91%) yang memiliki saluran pembuangan air
limbah. Sebanyak 967 telah di periksa dengan 452 telah memenuhi syarat.
4.. Sarana Kesehatan
Puskesmas induk : 1 buah
Puskesmas pembantu : 4 buah (Kenalan, Karanganyar, Tegalarum,
Borobudur)
PKD : 15 buah (Giripurno, Giritengah, Majaksingi
(dusun Kerug munggang dan Dusun Krajan), Sambeng, Candirejo (2),
Ngadiharjo, Kebonsari, Tuksongo, Ngargogondo, Karangrejo, Bigaran,
Bumiharjo, Wanurejo)
Bidan desa : 20 orang di 20 desa (Giripurno, Wanurejo,
Giritengah, Majaksingi, Sambeng, Candirejo, Ngadiharjo, Tuksongo,
Karangrejo, Bumiharjo, Ringinputih, Kenalan, Bigaran, Ngargogondo,
Borobudur, Tanjungsari, Karanganyar, Kebonsari, Tegalarum,
Kembanglimus)
Posyandu Lansia : 98 tempat
Posyandu : 134 tempat
Dukun bayi terlatih : 30 orang
UKS : 31 unit
Pelembagaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Keluarga yang telah menganut pola hidup bersih dan sehat sesuai dengan urutan
tingkat status kesehatan adalah sebagai berikut :
Strata I (Pratama) : 2 %
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
11/74
Strata II (Madya) : 30,75 %
Strata III (Utama) : 54,61 %
Strata IV (Paripurna) : 12,57 %
Situasi PuskesmasPuskesmas Borobudur merupakan puskesmas rawat inap yang terdiri atas 1
puskesmas induk dan mempunyai 4 puskesmas pembantu (Kenalan, Karang anyar,
Tegalarum, Borobudur). Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas
Borobudur hingga Oktober 2015.
Luas tanah : 2901 m2
Luas gedung : 365 m2
Jumlah tempat tidur : 24 buah tempat tidur Ruang pelayanan yang tersedia : 1. Ruang rawat inap : 11 ruang
2. Rawat gabung : 3 ruang
3. BP umum : 2 ruang
4. BP gigi : 1 ruang
5. Ruang KIA-KB : 2 ruang
6. Ruang laboratorium : 1 ruang
7. Ruang pelayanan obat : 1 ruang
8. Gudang obat : 1 ruang
9. Dapur : 1 ruang
1.2 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk : 57.672 jiwa
Jumlah laki-laki : 28.860 jiwa
Perempuan : 28. 812 jiwa
Jumlah KK : 17.232 KK
Kepadatan penduduk : 1,157 jiwa/km2
Jumlah pasangan usia subur : 10.044 pasangan
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dirinci Menurut Desa
No. Nama Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk
1. Giripurno 1.174 1.121 2.295
2. Giritengah 1.501 1.493 2.994
3. Tuksongo 1.724 1.752 3.476
4. Majaksingi 1.314 1.325 2.6395. Kenalan 585 581 1.166
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
12/74
6. Bigaran 575 609 1.184
7. Sambeng 646 669 1.315
8. Candirejo 2.027 2.054 4.081
9. Ngargogondo 847 838 1.685
10. Wanurejo 2.074 2.069 4.143
11. Borobudur 4.445 4.439 8.88412. Tanjungsari 625 606 1.231
13. Karanganyar 854 787 1.641
14. Karangrejo 1.289 1.295 2.584
15. Ngadiharjo 2.285 2.275 4.560
16. Kebonsari 971 926 1.897
17. Tegalarum 1.197 1.282 2.479
18. Kembanglimus 934 909 1.843
19. Wringinputih 2.765 2.743 5.508
20. Bumiharjo 1.028 1.039 2.067
Total 28.860 28.812 57.672
Dari data yang kami peroleh dapat disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Desa
Borobudur merupakan desa terpadat di Kecamatan Borobudur, dengan luas wilayah
4,21Km2 dan jumlah hanya 8.884 jiwa sehingga kepadatan penduduknya terhitung
2.110 jiwa/Km2 dan merupakan desa terpadat dari desa yang lain di Kecamatan
Borobudur. Data penduduk berdasarkan umur tampak pada tabel sebagai berikut:
Tabel 2.4 Komposisi penduduk berdasarkan golongan umur di wilayah kerja
Puskesmas Borobudur hingga Desember 2015
NO. UMUR (TAHUN) JUMLAH
1. 0 – 4 4.786
2. 5 – 9 4.732
3. 10-14 4.554
4. 15-19 4.489
5. 20-24 3.646
6. 25-29 3.687
7. 30-34 4.260
8. 35-39 4.323
9. 40-44 4.288
10. 45-49 4.153
11. 50-54 3.743
12. 55-59 3.320
13. 60-64 2.553
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
13/74
14. 65-69 1.973
15. 70-74 1.361
16. 75+ 1.840
Total 57.672Sumber : Data Badan Pusat Statistik tahun 2015
Pada kelompok umur 15-64 adalah batas usia produktif (usia kerja), di wilayah
Kecamatan Borobudur tercatat 38.462 jiwa artinya penduduk Kecamatan Borobudur
mempunyai potensi tenaga kerja yang cukup memadai.
1.3
Sosial Budaya
a. Sarana Peribadatan
Masjid : 106 buah
Gereja : 5 buah
Data pemeluk agama dapat dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.5 Data Pemeluk Agama di Wilayah Puskesmas Borubudur tahun 2015
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
14/74
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magelang Kecamatan Borobudur 2015
b.
Tingkat Pendidikan
Tabel 2.6Tingkat Pendidikan usia 5 Tahun ke Atas di Wilayah
Puskesmas Borobudur Tahun 2015
Tingkat Pendidikan Jumlah
Belum pernah sekolah 3304
Tidak tamat SD 4260
Tamat SLTP
7874
Tamat SLTA/MA 5761
Tamat AK/PT 757
Total 43.106
Sumber : Data Dinas Kependudukan Kecamatan tahun 2015
Sarana Pendidikan :
- TK : 35 buah
- SD/MI : 47 buah
-
SLTP/MTS : 102buah
- SLTA/MA : 4 buah
Jenis Sekolah Negeri Swasta
TK/RA 0 35
SD 27 4
MI 1 15
SMP 3 4
MTS 1 4
SMA 0 1
MA 0 1
AMK 0 4
Akademi/PT 0 0
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
15/74
c. Perilaku Masyarakat
1.
Perilaku positif (mendorong pembangunan kesehatan)
Kegotongroyongan, kegiatan jumat bersih di beberapa desa
Pertemuan dasa wisma (PKK rutin di desa-desa)
2. Perilaku negatif (menghambat pembangunan kesehatan)
Masih ada penduduk yang BAB tidak pada tempatnya (disungai,
kolam, kebun, selokan)
Masih ada penduduk yang membuang sampah tidak pada tempatnya
d. Sosial ekonomi
Mata Pencaharian
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
16/74
Tabel 2.7 Mata Pencaharian Penduduk Wilayah Kerja
Puskesmas Borobudur tahun 2015
Mata Pencaharian Jumlah Persentase
Buruh tani 7.714 19%Petani 0 0%
Buruh 3069 7,67%
PNS/ABRI 5.966 14%
Pedagang 5.940 18%
Pengusaha 7.506 18%
Lain-lain 8342 20%
TOTAL 38.537 100
Sumber : Data Dinas Kependudukan Catatan Sipil tahun 2015
Sarana perekonomian
o Industri rumah tangga : 23 buah
o Pasar umum : 4 buah
o Bank : 3 buah
o Warung makan : 44 buah
o KUD : 2 buah
o Terminal : 1 buah
o Salon : 12 buah
o Hotel : 15 buah
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
17/74
Rawat Jalan
Poli Umum: dr
Siswanto, dr. A. Ichsan
Poli Gigi: drg.Lus
Udiarti, drg. Siti
Sundari
KIA : Esti Murdiwati
KB: Endang Puji
Rawat Inap
Rawat Inap: dr Siswanto
Dapur/Gizi: Budi Irianto,
SKM
Penunjang Laboratorium:
Ismalia Adi Wibowo,A.Md.
Apotek: Susi
SIMPUS: Shinta, Amd.
Unit Penggerak Pembangunan
Kesehatan
Kepala Puskesmas
Dr. Yuniar, M.P.H
Penyehatan Lingkungan : Joko
Susiantono, ST
P2 malaria/DBD: Wiwik, S.Kep
Ns P2 TB/Imunisasi/Kusta: Mujiati
P2 ISPA/Diare: Enik
UKS: Solimah, Amd Kep
Promkes: Estiningsih,
Amd
Perkesmas: Fitri, Amd
P2PTM: A.Semi R
,SKep,Ns
Kelompok
Jabatan
Fun sional
Kasubag TU: Umi Salamah SH
Administrasi Umum: Sri Rahayu
Bendahara Barang: Wisnu Raharja,
Amd.Ke
Keuangan
Walyana, Amd
Puskesmas Pembantu
Tegalarum: Wiwik
Widayati
Kenalan:
Ekaningtias
Karanganyar: Ria
Borobudur: Nur
Unit
Pelayanan
Kesehatan
Unit Pemberdayaan
Masyarakat dan Keluarga
Kesehatan Keluarga: Esti Murdiwati,
Endang P., Bidan Desa
Peningkatan Gizi: Budi Irianto, SKM
PKD Sambeng PKD Karangrejo
PKD Candirejo PKD Wanurejo
PKD Ngadiharjo PKD Tanjungsari
PKD Giritengah PKD Bumiharjo
PKD Kebonsari PKD Ngargogondo
PKD Giripurno PKD Bigaran
PKD Tuksongo
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Puskesmas Borobudur
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
18/74
B. Tenaga kerja puskesmas
1. Ketenagakerjaan
Tabel 2.8 Tenaga Kerja di Wilayah Kerja Puskesmas Borobudur tahun 2015
Tenaga Kerja Jumlah Yang Ada
Puskesmas induk
Dokter umum 3
Dokter gigi 2
Bidan puskesmas 7
Bidan PONED 13
Bidan desa 20
Perawat kesehatan 17
Perawat gigi 2
Sanitarian 1
Petugas gizi 1
Tenagalaboratorium
1
Pengelola obat 1
Tenaga
administrasi
kesehatan
1
Petugas loket 1
Pengemudi 1
Total 70
Sumber : Profil Tenaga Kerja Puskesmas Borobudur tahun 2015
2.
Sumber dan penggunaan danaDana puskesmas diperoleh dari:
1. Umum
2. Kapitasi JKN
3.
Klaim non kapitasi JKN
4. Klaim JAMKESDA
5.
BOK
C. Pengelolaan Puskesmas
Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan pemerintah. Puskesmas memiliki
wilayah kerja dan berhubungan langsung dengan dengan keluarga di rumah-rumah mereka.
Dalam mencapai tujuan puskesmas yang berdaya guna dibutuhkan suatu proses (manajemen)
yang baik dari puskesmas tersebut. Manajemen adalah ketrampilan untuk memperoleh hasil
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan menggerakkan
orang lain dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. (1) Sejalan dengan pengertian
manajemen yang dirumuskan, maka akan dilakukan kegiatan pokok puskesmas hingga
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
19/74
didapatkan fungsi manajemen yang lebih mengandung pengertian tentang perencanaan (P1),
pergerakan pelaksanaan (P2), pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3).
a.
Perencanaan (P1)
Didalam perencanaan, langkah-langkah yang harus ditempuh dan dipahami oleh Pemimpin
Puskesmas ialah sebagai berikut :
Mengetahui kebijaksanaan Pusat meliputi SKN, dll.
Menentukan tujuan dan sasaran
Melakukan analisa situasi
Menemukan masalah dan menentukan prioritas masalah
Menyusun rencana operasional
Pengaturan sumber dayaHasil dari perencanaan (P1) ini adalah rencana kerja tahunan dan di Puskesmas Borobudur
telah dilakukan pembuatan rencana kegiatan tahun 2013.
b. Pergerakan Pelaksanaan (P2)
Kegiatan yang telah disusun menjadi rencana kerja perlu digerak laksanakan agar dapat
mencapai tujuan/sasaran yang telah ditetapkan dnegan cara terarah, berhasil guna, dan
berdaya guna. Kegiatan dalam fase ini adalah :
1. Pengorganisasian
Pengorganisasian puskesmas diatur dalam Permenkes 75 tahun 2014. Penyusunan struktur
organisasi puskesmas di satu kabupaten/ kota dilakukan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sedangkan penetapannya dilakukan oleh pemerintah daerah. Sebagai acuan dapat digunakan
pola struktur organisasi puskesmas sebagai berikut:
a. Kepala puskesmas
b. Kepala puskesmas merupakan seorang sarjana kesehatan dengan kriteria, sbb:
Tingkat pendidikan paling rendah sarana kesehatan dan punya kompetensi
manajemen puskesmas.
Masa kerja di puskesmas minimal 2 tahun.
Telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas.
c.
Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala puskesmas dalam
pengelolaan:
Data dan informasi
Perencanaan dan penilaian
Keuangan
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
20/74
Umum dan kepegawaian
d.
Unit pelaksana tekniss fungsional puskesmas
Upaya kesehatan masyarakat , termasuk pembinaan terhadap UKBM
Upaya kesehatan perorangane. Jaringan pelayanan puskesmas
Unit puskesmas pembantu
Unit puskesmas keliling
Unit bidan di desa/komunitas
2. Tata kerja
1. Dengan kantor kecamatan
Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat kecamatan. Koordinasi tersebut
mencakup perencanaan, pergerakan pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian serta
penilaian. Dalam hal pelaksanaan fungsi pengendalian sumber daya masyarakat oleh
puskesmas, koordinasi dengan kantor kecamatan mencakup pula kegiatan fasilitasi.
2. Dengan dinas kesehatan kabupaten dan kota
Seccara teknis dan administratif, puskesmas bertanggung jawab terhadap dinas kesehatan
kab/kota. Sebaliknya dinas kesehatan kab/kota bertanggung jawab membina serta
memberikan bantuan administratif dan teknis terhadap puskesmas.
3. Dengan jaringan pelayanan kesehatan strata pertama
Puskesmas menjalin kerja sama termasuk penyelenggaraan rujukan dan memantau kegiatan
yang diselenggarakan. Sedangkan sebagai upaya pembinaan kesehatan bersumberdaya
masyarakat, puskesmas melaksanakan bimbingan teknis, pemberdayaan dan rujukan sesuai
kebutuhan.
4. Dengan jaringan pelayanan kesehatan rujukan
Untuk upaya kesehatan perorangan, jalinan kerjasama diselenggarakan dengan berbagai
sarana pelayanan kesehatan perorangan seperti rumah sakit, dan berbagai balai kesehatan
masyarakat. Untuk upaya kesehatan masyarakat, kerjasama diselenggarakan dengan berbagai
sarana pelayanan kesehatan masyarakat rujukan, seperti dinas kesehatan kabupaten dan
kota, balai teknik kesehatan lingkungan, balai laboratorium kesehatan, serta balai kesehatan
masyarakat.
5.
Dengan lintas sektor
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
21/74
Tanggung jawab puskesmas sebagai unit pelaksana teknis adalah menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk
hasil yang optimal, penyelenggaraan pembangunan, kesehatan tersebut harus dapat
dikoordinasikan dengan berbagai lintas sector terkait yang ada di tigkat kecamatan.
6. Dengan masyarakat
Sebagai penanggungjawab penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya,
puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai objek dan subjek
pembangunan.
3.
Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian (P3)
1. Pengawasan:
Dilakukan dengan mengamati seluruh proses upaya kesehatan untuk menjamin agar semua
kegiatan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Bila terjadi penyimpangan dapat memberi saran tindakan koreksi
yang dilakukan.
2.
Pengendalian
Sebagai tindakan pengaturan dan pengarahan pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara
berhasil guna dan berdaya guna. Ada kewenangan melakukan tindakan koreksi.
3. Penilaian
Meningkatkan hasil guna serta daya guna perencanaan dan pelaksanaan program dan
memberikan petunjuk dalam pengelolaan tenaga, dana, dan fasilitas untuk program yang ada
sekarang dan yang akan datang. Proses ini pada dasarnya terdiri dari :
Menetapkan standar performa / indikator
Mengukur performance yang sesungguhnya
Membandingkan performance yang sesungguhnya dengan standar
yang diharapkan
Mancari alasan-alasan terjadinya penyimpangan
Menetapkan cara-cara untuk memperbaiki penyimpangan tersebut
Melaksanakan cara-cara perbaikan tersebut
D. Deskripsi Kerja
a. Dokter atau Kepala Puskesmas
Tugas Pokok : Mengusahakan agar fungsi Puskesmas terselenggara dengan baik.
Fungsi :
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
22/74
A. Sebagai Manager
1. Melaksanakan fungsi – fungsi manajemen di Puskesmas
2.
Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral secara
vertikal dan horizontal
3. Menerima konsultasi dari semua kegiatan di Puskesmas.
B. Sebagai seorang Dokter
1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan penderita
2. Merujuk kasus yang tidak bisa diatasi
3. Melakukan penyuluhan kesehatan kepada penderita dan masyarakat
b. Dokter Umum
Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas dapat
berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Mengawasi pelaksanaan pelayanan obat di Puskesmas
2.
Memberikan pelayanan pengobatan di wilayah kerja Puskesmas baik di
Puskesmas, Pustu atau Pusling
3. Memberikan bimbingan dan supervise teknis kepada penderita dan
masyarakat
4.
Membantu membina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran
masyarakat
5.
Melakukan pencatatan dan pelaporan
c. Dokter Gigi
Tugas Pokok : Mengusahakan agar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di wilayah kerja
Puskesmas agar dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
1.
Mengawasi pelaksanaan kesehatan gigi di Puskesmas
2. Memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di dalam wilayah kerja
Puskesmas
3. Supervisi dan bimbingan teknis pada program gigi di Puskesmas
4. Memberikan penyuluhan kesehatan gigi pada penderita dan masyarakat
Membantumembina kerjasama lintas sektoral dalam pengembangan peran
serta masyarakat
5.
Memberikan penyuluhan kesehatan
6. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
23/74
d. Perawat Gigi
Tugas Pokok : Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas.
Fungsi :
1. Membantu dokter gigi dalam pelayanan kesehatan di puskesmas
2. Memeriksa, menambal, membersihkan karang gigi dan mengobati gigi
yang sakit
3. Merujuk kasus yang perlu ditindak lanjuti dari seorang dokter gigi
4. Melaksanakan UKS dan UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah)
5.
Melaksanakan kunjungan kesehatan gigi
5. Tata Usaha
Tugas Pokok :
1.
Menghimpun dan menyusun semua laporan kegiatan Puskesmas
2. Menghimpun, mengatur dan menyimpan semua surat masuk
Fungsi :
1.
Mengumpulkan, membuat surat yang masuk/keluar yang didisposisi
2. Mengumpulkan laporan berkala setiap tugas Puskesmas
3. Penyiapan dan pengaturan tata usaha kepegawaian Puskesmas
4. Melakukan laporan berkala ketatausahaan
6.
Petugas Perkesmas
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan Perkesmas di wilayah
kerja Puskesmas agar berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Melaksanakan kegiatan Perkesmas baik di dalam maupun luar gedung
2.
Menyiapkan blanko-blanko dan pencatatan untuk kegiatan Perkesmas
3. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
4.
Memantau masyarakat/kasus-kasus rawan kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas
5. Melakukan pendataan sasaran secara periodic
7. Petugas Pengobatan
Tugas Pokok :
1. Melaksanakan pengobatan rawat jalan di wilayah Puskesmas.
2.
Memeriksa dan mengobati penyakit menular secara pasif atas delegasi
dari dokter
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
24/74
4. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6.
Melakukan kegiatan Puskesmas
7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan Pustu
8. Petugas P2PM
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir kegiatan pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
1.
Melaksanakan pengamatan penyakit di wilayah kerja Puskesmas
2. Melaksanakan tindakan pemberantasan penyakit menular
3. Melaksanakan penyuluhan kesehatan tentang penyakit menular
4.
Melakukan penyuluhan, pencatatan dan pelaporan
5. Melakukan pengobatan terhadap penderita penyakit menular atas delegasi
dari dokter
6.
Melakukan kunjungan rumah
7. Ikut dalam kegiatan Puskesling dan kegiatan terpadu lain yang terkait
P2PM
8. Memberikan penyuluhan kesehatan
9.
Melakukan pencatatan dan pelaporan
9.
Petugas KIA
Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan pelayanan KIA di wilayah kerja Puskesmas agar
dapat berjalan dengan baik.
Fungsi :
1. Melaksanakan pemeriksaan secara berkala ibu hamil, ibu menyusui, bayi
dan anak
2. Mengatur dan menjaga tempat kerja dengan rapi
3. Memberikan jelang imunisasi pada bayi dan ibu hamil
4. Melakukan pembinaan dukun bayi
5. Melakukan pembinaan kepada bidan desa
6. Melaksanakan kegiatan Posyandu dan kegiatan terpadu lain yang terkait
dengan KIA
7.
Melakukan penyuluhan kesehatan
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
25/74
9. Melakukan rujukan kasus bila tidak mampu mengatasi
10. Petugas Gizi
Tugas Pokok : melaksanakan kegiatan dan mengkoordinir perbaikan gizi di wilayah kerja
Puskesmas.
Fungsi :
1.
Melaksanakan pemberian makanan tambahan
2. Memantau keadaan gizi di masyarakat khususnya kasus-kasus kurang gizi
3. Membantu meningkatkan kerja sama lintas sektoral terkait dengan gizi
4.
Memberikan penyuluhan gizi, melatih kader gizi
5. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6. Melakukan pembagian vitamin A secara periodik
7.
Melakukan monitoring garam beryodium secara periodik
8. Melakukan pembinaan Posyandu
9. Melakukan rujukan kasus gizi
11.
Petugas Sanitarian
Tugas Pokok :
Merubah, mengendalikan atau menghilangkan unsur fisik dan lingkungan yang memberikan
pengaruh buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Fungsi :
1. Penyuluhan terhadap masyarakat tentang penggunaan air bersih, jamban
keluarga, rumah sehat, kebersihan lingkungan dan pekarangan
2. Membantu masyarakat dalam pembuatan sumur, perlindungan mata air,
penampungan air hujan dan sarana air bersih lainnya
3.
Pengawasan higiene, perusahaan dan tempat – tempat umum
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan
5.
Aktif memperkuat kerjasama lintas sektoral
6. Ikut serta dalam Puskesling dan kegiatan terpadu yang terkait dengan H.S.
7. Memberikan penyuluhan kesehatan
8. Pengawasan, penyehatan perumahan
9. Pengawasan pembuangan sampah
10. Pengawasan makanan dan minuman
11.
Pembuatan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
12.
Pelayanan Imunisasi
Tugas Pokok : Melaksanakan dan mengkoordinir imunisasi di wilayah kerja Puskesmas.
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
26/74
Fungsi :
1. Melaksanakan kegiatan imunisasi di lapangan dan Puskesmas
2.
Melakukan penyuluhan kepada pasien tentang imunisasi
3. Melakukan pencatatan dan pelaporan
4. Menyelenggarakan dan memonitor Cold Chain dari imunisasi
5.
Menyediakan persediaan vaksin secara teratur
6. Melakukan sweeping untuk daerah - daerah yang cakupannya kurang
7. Memberikan penyuluhan kesehatan
13.
Petugas Apotek
Tugas Pokok : Memeriksa, meracik dan membungkus obat.
Fungsi :
1. Membantu pelaksanaan kegiatan petugas gudang obat
2. Membantu dalam penyimpanan obat dan administrasi dari obat di apotik
3. Membantu distribusi obat ke Puskesling, Pustu, dan PKD
4. Melakukan pencatatan dan pelaporan obat
5. Mengatur kebersihan dan kerapihan kamar obat
14. Petugas Laboratorium
Tugas Pokok : Melakukan pemeriksaan laboratorium di wilayah kerja Puskesmas.
Fungsi :
1.
Membantu menegakkan diagnosa penyakit
2. Melaksanakan pemeriksaan spesimen
3. Membantu rujukan spesimen
4.
Ikut membantu kegiatan lain yang berhubungan dengan kegiatan
laboratorium
5.
Memberikan penyuluhan kesehatan
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan
15. Petugas Pendaftaran
Tugas Pokok : Melakukan proses pelayanan di pendaftaran pada semua pengunjung
Puskesmas.
Fungsi :
1. Melakukan pelayanan pendaftaran secara berurutan
2. Memberikan penjelasan kepada pasien tentang proses pendaftaran
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
27/74
3. Memberikan gambar status/catatan medis untuk setiap pasien
4. Mencatat semua kunjungan pasien pada buku
5. Menata kembali dengan rapi status yang sudah dipergunakan hari tersebut
6. Melakukan pencatatan dan pelaporan
16. Petugas Gudang Obat
Tugas Pokok : Mengelola obat-obat yang ada di puskesmas
Fungsi :
1. Membantu dokter atau Kepala Puskesmas dalam pengelolaan obat di
Puskesmas
2.
Mempersiapkan pengadaan obat di Puskesmas
3. Mengatur penyimpanan obat
4. Mengatur administrasi obat dan mengatur distribusi obat
5.
Menyediakan obat untuk Puskesling, Pustu, dan Poliklinik Kesehatan Desa
(PKD)
6. Mengatur dan menjaga kerapihan, kebersihan dan pencahayaan dalam obat
E. Sarana Pelayanan Puskesmas
6.
Sarana
a. Sarana fisik
Gedung puskesmas meliputi: loket pendaftaran, laboratorium, apotek, ruang
KIA/KB, BP umum, BP gigi, kantor administrasi, tata usaha, ruang kepala
puskesmas, ruang imunisasi, ruang rawat inap, kamar mandi, tempat parkir,
mushola, ruang tunggu.
b.
Sarana penunjang medis
dental unit dan dental chair : dalam keadaan lengkap (dua unit)
perlengkapan medik umum: KIA set dan KB set, poliklinik set
terbatas,peralatan operasi, obstetry dan neonatal kid, perlengkapan
laboratorium, EKG dan alat periksa.
c. Sarana obat
Jumlah obat cukup, jenis terbatas, dalam keadaan baik. Obat-obat berasal dari
obat Instalansi Farmasi Kabupaten Magelang tiga bulan.
d.
Sarana penunjang
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
28/74
mobil puskesling : 1 buah
sepeda motor : 5 buah
komputer : 8 buah
lemari es : 1 buah alat komunikasi : radio, telepon, dan alat-alat penyuluhan
viewer : 1 buah
Derajat Kesehatan
Derajat kesehatan suatu wilayah dapat dilihat melalui data angka kematian ibu, angka
kematian bayi, dan angka kematian anak balita. Hal ini berdasarkan target Millenium
Developmental Goals (MDGs). Data-data tersebut yang diperoleh dalam setahun adalah, sbb:
Jumlah kematian ibu dalam wilayah puskesmas Borobudur hingga Desember
2015 adalah 0 (Nol) ibu.
Jumlah kematian bayi dalam wilayah puskesmas Borobudur hingga Desember
2015 adalah 7 bayi.
Jumlah kematian balita dalam wilayah puskesmas Borobudur hingga Desember
2015 adalah 0.
Tabel 2.9 Pola Dua puluh Besar Pasien Rawat Jalan Puskesmas Borobudur Semua Kelompok
Umur Periode Januari – Desember 2015
No. Kode ICDX Diagnosis Jumlah
1 1804 J06.8 Infeksi akut lain pd sal pernapasan bagian atas(ISPA)
2,374
2 4113 R50.9 Demam (Febris) 847
3 1601 I10 Hipertensi Primer 861
4 2102 K29.6 Gastritis 743
5 0105 A09 Diare dan Gastroenteritis non spesifik 514
6 4114 R51 Nyeri kepala (Cephalgia) 488
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
29/74
7 0808 E11.9 Diabetes Melitus Non-Insulin (NIDDM) Tipe 2 426
8 4008 M13.8 Arthritis tidak spesifik 364
9 4010 M79.1 Myalgia 339
10 3808 L23.8 Dermatitis Alergi 372
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
30/74
BAB III
DATA KHUSUS UPAYA PUSKESMAS BOROBUDUR
Sebagai baris terdepan dalam mewujudkan Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat,
puskemas bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat. Puskesmas Borobudur dalam wilayah kerjanya menjalankan program,
sebagai berikut:
1. Upaya Kesehatan Wajib, meliputi:
a.
Promosi Kesehatan
b. Kesehatan Lingkungan
c.
KIA dan KBd. Perbaikan Gizi
e. P2PM (Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular)
f. Pengobatan (UKP)
2. Upaya Kesehatan Pengembangan, meliputi:
a.
Upaya perawatan masyarakat
b. Upaya kesehatan jiwa
c. Upaya kesehatan sekolah
d. Upaya kesehatan usia lanjut
3. Upaya Kesehatan Inovatif, meliputi:
a. Rawat inap
b. Laboratorium
c. EKG
d.
Apotek
e. Klinik gizi
f. Klinik sanitasi
g.
Pelayanan Kebersihan Gedung dan Lingkungan
A. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
1.
Promosi Kesehatan
Pelayanan dikelola oleh 1 orang tenaga kesehatan, pembinaan dan pengembangan
peran serta aktif masyarakat. Dalam pembinaan dan pengembangan peran serta
aktif masyarakat, yang dinilai adalah:
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
31/74
a. Jumlah posyandu yang dinilai seluruhnya
Jumlah seluruhnya ada 134 posyandu, kegiatan posyandu terdiri dari 5 program
yaitu KIA/KB, gizi, imunisasi, penyuluhan dan penanggulangan diare.
b. Jumlah PKD (Poliklinik Kesehatan Desa)
Jumlah seluruhnya 15 PKD (Giripurno, Tuksongo, Majaksingi Atas/Keruk,
Majaksingi Bawah, Bigaran, Sambeng, Candirejo, Ngargogondo, Wanurejo,
Borobudur, Karangrejo, Tegalarum, Bumiharjo)
c. Pembinaan dan penyelenggaraan penyuluhan kesehatan Berdasarkan target
Dinkes Kabupaten Magelang tahun 2015.
Indikator kinerja pada program ini adalah penyuluhan kelompok dan umum yang
dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu:
a.
Upaya penyuluhan, pencegahan, penanggulangan penyalahgunaan narkoba,
psikotropika dan zat adiktif (P3NAPZA) berbasis masyarakat sebesar 24%
b. Posyandu purnama seluruhnya sebanyak 40%. Frekuensi pembinaan sebesar
12x/tahun. Jumlah kader terlatih sebesar 1 posyandu minimal memiliki 5 kader
aktif sebesar 80%.
Tabel 3.1 Hasil Kegiatan Upaya Promosi Kesehatan Puskesmas Borobudur
Januari – Desember 2015
No Indikator Target Sasaran
Cakupan
PencapaianKegiatan
Persen
(%)
1 Rumah tangga sehat 65% 16728 11822 70,67% 108,73%
2 Bayi yang mendapat ASI
Eksklusif80% 564 448 79,43% 99,29%
3 Desa dengan garam
beryodium90%
4 Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi) 80%5 Posyandu purnama 40% 137 33 24,09% 60,22%
6 Posyandu mandiri 6% 137 44 32,12% 535,28%
7 Jumlah kunjungan posyandu
seluruhnya100% 1644 1644 120% 120%
8 Frekuensi Pembinaan 100% 1370 1608 117,37% 117,37%
9 Jumlah Kader Terlatih 100% 685 598 87,29% 87,29%
10 Jumlah Kader aktif 80% 592 506 85,47% 106,84%
11 Penyuluhan P3 NAPZA di
sekolah100% 16 11 68,75% 68,75%
12 Penyuluhan HIV/AIDS di
sekolah
100% 16 19 118,75% 118,75%
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
32/74
No Indikator Target Sasaran
Cakupan
Pencapaian Kegiatan
Persen
(%)
13 Penyuluhan NAPZA dan
HIV/AIDS oleh petugas24% 96 19 19,79% 82,47%
14 Klien yg mendptkan penanganan HIV-AIIDS
15 Kasus infeksi menular
seksual yang diobati25 69 276,00%
Sumber: Puskesmas Borobudur Januari – Desember 2015
2. Kesehatan Ibu dan Anak serta KB
Pelayanan KIA buka setiap hari, dikelola oleh dua orang bidan koordinator
puskesmas.
Pelayanan KIA dilakukan setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu.
Pelayanan KB buka setiap hari, khusus pelayanan KB IUD setiap hari Kamis.
a. KIA
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak pra sekolah. Tujuan dari program
kesehatan ibu dan anak adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui
peningkatan derajat kesehatan yang optimal bagi ibu dan keluarganya menuju
NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera) serta meningkatnya
derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang
merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
b. KB
Upaya Keluarga Berencana (KB) adalah perencanaan kehamilan, jarak antara
kehamilan diperpanjang dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila
jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki. Tujuan KB dapat dibagi 2,
yaitu:
i. Tujuan umum
Yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKBS).
ii. Tujuan khusus
Yaitu meningkatnya kesadaran keluarga/masyarakat untuk
menggunakan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
33/74
bayi, meningkatnya kesehatan keluarga masyarakat dengan cara
penjarangan kelahiran.
Tabel 3.2 Hasil Kegiatan Kesehatan Ibu dan Anak Puskesmas BorobudurJanuari – Desember 2015
No Indikator Target Sasaran
Cakupan
PencapaianKegiatan
Persen
(%)
1 Cakupan Kunjungan bumil
K1*100% 1073 1065 99.25% 99.25%
2 Cakupan Kunjungan bumil K4 95% 1073 983 91.61% 96.43%
3 Deteksi kasus resiko tinggi Ibu
hamil*100% 215 350 163.09% 163.09%
4 Ibu hamil resiko tinggi yang
ditangani (PONED) 100% 368 368 100% 100%
5 Ibu hamil dg komplikasi yg
ditangani (PONED)100% 368 368 100% 100%
6 Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga
kesehatan
100% 986 985 99.90% 99.90%
7 Cakupan Kn1*) (6 jam s/d 48
jam)100% 988 987 99.90% 99.90%
8 Cakupan kunjungan neonatus
(Kn2) (hari ke 3 s/d hari ke 7)95% 988 986 99.80% 105.05 %
910
Cakupan kunjungan neonatus(Kn3) (8 hr s/d 28 hr)
Cakupan kunjungan Bayi
95%
90%
988
988
988
982
100.00%
99.39%
105.26%
110.44%
11 BBLR yg ditangani 100% 62 62 100.00% 100.00%
12 Neonatal resti yg ada /
ditemukan*100% 116 116 100.00% 100.00%
13 Neonatal resti/komplikasi yg
ditangani (PONED)80% 116 116 100.00% 125.00%
14 Jumlah dukun bayi yg terlatih 100% 30 29,5 98.33% 98.33%
15 Frekuensi pembinaan dukun 100% 10 11 108,44% 108,44%
16 Deteksi dini tumbuh kembang
anak balita dan pra sekolah 95% 13334 10260 76.95% 81.00%
17 Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa SD &
setingkat
100% 1064 1159 108,93% 108,93%
19 Jumlah seluruh peserta KB
aktif80% 10096 7756 76,82% 96.02%
20 Jumlah posyandu pra usila dan
usila yang ada100% 20 134 670.00% 670.00%
21 Cakupan pelayanan pra usila
dan usila70% 1594 1594 100.00% 100.00%
Sumber: Puskesmas Borobudur Januari –
Desember 2015
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
34/74
3. Perbaikan Gizi Masyarakat
Pelayanan gizi dikelola nutritionis di bagian gizi yang dibuka setiap hari Senin
sampai dengan hari Sabtu. Tujuan dari program ini adalah untuk menurunkan
angka penyakit gizi kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang
berpenghasilan rendah, terutama pada anak balita dan wanita. Upaya yang
dilakukan pada pelayanan gizi terutama diarahkan untuk menanggulangi 4
masalah gizi utama yaitu kurang kalori protein, kurang vitamin A, gangguan
akibat kekurangan yodium, dan anemia gizi.
Jenis kegiatan:
a. Pemantauan dan pertumbuhan balita
Indikatornya:
Balita yang datang dan ditimbang (D/S) (80%)
Balita yang naik berat badannya (N/D) (80%)
Balita BGM (
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
35/74
No Indikator Target Sasaran
Cakupan
Pencapaian Kegiatan
Persen
(%)
5 Cakupan ibu hamil yg diberi
90 tablet Fe90% 1081 996 92.14% 102.37%
6 Balita BGM < 1,5 % 4038 26 0.64% 234.38%7 Cakupan pemberian pmt MP
ASI pd bayi BGM dari
gakin*
98% 4 4 100.00% 102.04%
8 Balita gizi buruk mendapat
perawatan100% 12 12 100% 100%
9 Cakupan bufas mendapat
kapsul vit A90% 1032 985 95.45% 106.5%
Sumber: Puskesmas Borobudur Januari – Desember 2015
4.
Upaya Kesehatan Lingkungan
Klinik hygine dan sanitasi dimana pelayanan di puskesmas yang dibuka setiap
hari Senin, dan pelayanan di luar puskesmas setiap hari Selasa sampai dengan
hari Sabtu, dikelola oleh 1 orang tenaga sanitarian yang juga bertugas dalam
program lapangan.
Upaya kesehatan lingkungan bertujuan untuk mengubah, mengendalikan, atau
menghilangkan semua unsur fisik dan lingkungan yang terdapat di masyarakat
yang dapat memberikan pengaruh jelek terhadap kesehatan.
Jenis kegiatan:
a. Pelayanan kesehatan lingkungan
Indikatornya:
Institusi yang dibina (70%)
Rumah sehat (70%)
Penduduk yang memanfaatkan jamban (75%)
Rumah yang mempunyai SPAL (65%)
b. Pelayanan pengendalian vektor
Indikatornya: Rumah atau bangunan bebas jentik Aedes (100%)
c.
Pelayanan higienis dan sanitasi di tempat umum
Indikatornya:
TTU yang diperiksa (100%)
TTU yang memenuhi syarat sanitasi (80%)
T2PM yang diperiksa (90%)
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
36/74
T2PM yang memenuhi syarat sanitasi (75%)
Tabel 3.4 Hasil Kegiatan Status Kesehatan Lingkungan Puskesmas Borobudur
Januari – Desember 2015
No Indikator Target SasaranCakupan
Pencapaian Kegiatan
Persen
(%)
1 Institusi yang dibina 70%
2 Jml Tempat-tempat Umum
(TTU) yg diperiksa*100% 149 67 44.97% 44.97%
3 Tempat-tempat umum (TTU)
yg memenuhi syarat sanitasi80% 67 60 111.67% 139.58%
4 Tempat Pengolahan Makanan
& Penjualan(TP2M)
diperiksa*
90%
5 TP2M yg memenuhi syarat
sanitasi*75%
6 Rumah sehat 70% 250 204 81.60% 116.57%
7 Penduduk yg memanfaatkan
jamban75% 250 220 88.00% 117.33%
8 Rumah yg mempunyai SPAL 65% 250 188 75.20% 115.69%
9 Rumah/bangunan bebas jentik
Aedes100%
Sumber: Puskesmas Borobudur Januari – Desember 2015
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2PM)
Pelayanan buka setiap hari yang dikelola oleh 3 orang tenaga kesehatan.
Program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
Tujuan dari program P2PM ini adalah menurunkan angka kesakitan dan kematian
serta mencegah akibat buruk lebih lanjutpenyakit serta menkonsolir penyakit yang
telah dapat dikendalikan.
Kegiatan dari P2PM adalah :
a.
P2 TB Paru
Indikatornya :
Cakupan suspek TB paru (80%)
Penderita BTA + (case detection rate) (70%)
Angka konversi (convertion rate) (80%)
Angka kesembuhan (cure rate)
b. ISPA
Indikatornya : Cakupan pneumonia balita yang ditangani (100%)
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
37/74
c. P2 Diare
Indikatornya : Balita dengan diare yang ditangani (100%)
d.
Imunisasi
Indikatornya :
Jumlah bumil yang mendapat TT1 (98%)
Jumlah bumil yang mendapat TT2 (95%)
Jumlah bayi yang mendapat imunisasi :
o BCG (95%)
o DPT1 (95%)
o DPT3 (95%)
o Polio 1 (95%)
o Polio 4 (95%)
o Campak (95%)
o Hepatitis B 1 (0-7 hari) (95%)
o Hepatitis B 1 total (95%)
o Hepatitis B 2 (95%)
o Hepatitis B 3 (95%)
e. P2 DBD
Indikatornya :
Penderita DBD yang ditangani sesuai standar (100%)
Rumah atau bangunan bebas jentik
Tingkat insidens (
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
38/74
Tabel 3.5 Hasil Kegiatan Penanggulangan Penyakit Menular Puskesmas Borobudur
Januari – Desember 2015
No Indikator Target Sasaran
Cakupan
PencapaianKegiatan
Persen
(%)
1 Jumlah penderita yangdiperiksa sediaan
darahnya slide ACD
5% 6400 2455 38,36% 767,19%
2 Jumlah penderita yang
diperiksa sediaan
darahnya slide PCD
2% 57171 2865 5,01% 250,56%
3 API ( ‰)=jml sediaan drh
(+)/jml pddk x 1000
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
39/74
No Indikator Target Sasaran
Cakupan
Pencapaian Kegiatan
Persen
(%)
29 Incidence rate 20/100.
000
pddk
57171 40 0,07%
30 CFR < 1% 40 0
Sumber: Puskesmas Borobudur Januari – Desember 2015
6. Upaya Pengobatan
Pengobatan
Upaya pengobatan adalah upaya untuk menghilangkan penyakit dan
gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi
yang khusus untuk keperluan tersebut.
Tujuan dari upaya pengobatan dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
o Umum, yaitu untuk meningkatkan derajat kesehatan perorangan dan
masyarakat.
o Khusus, dapat dibagi menjadi 4 tujuan, yaitu:
Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita
seseorang.
Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
Mencegah dan mengurangi kecacatan.
Meneruskan penderita ke fasilitas yang lebih baik.
Adapun kegiatan pokok dalam program pengobatan, yaitu:
Melakukan diagnosa sedini mungkin.
Melakukan tindakan pengobatan.
Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu.
Melaksanakan pertolongan pertama pada trauma (kecelakaan),
keracunan dan lain-lain.
Pada program pengobatan, keberhasilan program dapat dilihat dengan menilai
jumlah kasus yang ada. Kunjungan ini dapat dibagi menjadi 3 kriteria yang
merupakan indikator kinerja kerja pada program pengobatan, yaitu:
o Kasus baru: pernyataan diagnosis pertama kali oleh dokter/ paramedis
bahwa seseorang menderita penyakit tertentu. Dengan indikator
pencapaian target yang ditetapkan Dinas Kesehatan KabupatenMagelang tahun 2009 sebesar 60% kali jumlah penduduk.
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
40/74
o Kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus (lama)
penyakit yang masih dalam periode penyakit yang bersangkutan.
Untuk penyakit menahun adalah kunjungan pertama kali dalam tahun
berikutnya namun masih dalam suatu periode penyakit yang
bersangkutan.
o Kunjungan kasus lama: kunjungan ketiga dan seterusnya suatu kasus
(lama) penyakit yang masih dalam periode penyakit yang
bersangkutan. Untuk penyakit menahun adalah kunjungan kedua dan
seterusnya pada tahun berikutnya Frekuensi kunjungan adalah rata-rata
jumlah kunjungan setiap kasus ke puskesmas dan jaringannya sampai
sembuh.
Tabel 3.6 Hasil Kegiatan Jangkauan Pengobatan Rawat Jalan Puskesmas Borobudur
Januari – Desember 2015
No. Indikator Target Sasaran
CakupanPencapaia
nKegiatanPersen
(%)
1 Jumlah kasus baru (x) 60% 27099 26312 97,10% 161.83%
2 Frekuensi kunjungan : jml
kasus B+L+KK / B.
Frek.Kunj.= (x+y+z)/ x
1.21 26312 30748 1,17 103,54%
3 BOR ( Bed Occupance Rate) 60% 7300 2524 34,58% 57,63%
4 LOS ( Length of Stay) 4 923 2524 2,73 146,28%
Sumber: Puskesmas Borobudur Januari – Desember 2015
Pelayanan Pengobatan Puskesmas Borobudur
o Rawat Jalan
o Poliklinik Umum
o
Poliklinik Puskesmas Induk, pelayanan buka setiap hari kecuali hari
libur, dikelola oleh:
Tenaga dokter: 2 orang, bertugas setiap hari.
Tenaga paramedis: 2 orang di Pengobatan dan 2 orang di Rawat
Inap, bertugas setiap hari Senin sampai Sabtu, bekerja sama
dengan dokter.
o Poliklinik Puskesmas Pembantu.
Tegalarum : buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Sabtu, dikelola oleh perawat Puskesmas.
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
41/74
Kenalan : buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Sabtu, dikelola oleh perawat Puskesmas
Borobudur : buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Sabtu, dikelola oleh perawat Puskesmas
Karanganyar: buka setiap hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis,
Sabtu, dikelola oleh perawat Puskesmas
o Pondok Bersalin Desa (Polindes).
Terdapat 1 pondok bersalin desa buka 24 jam.
o Poliklinik Kesehatan Desa (PKD).
Terdapat 12 Poliklinik Kesehatan Desa buka setiap hari pukul
07.00 - 14.00 WIB
o Poliklinik Gigi
Pelayanan dokter gigi setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu,
dibantu oleh seorang perawat gigi dilakukan setiap hari. Poliklinik gigi
dikelola oleh:
Tenaga dokter gigi: 2 orang.
Tenaga perawat gigi: 1 orang.
B.
Upaya Kesehatan Pengembangan dan Inovatif
1. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
Pelaksanaan dilakukan menurut kebutuhan masyarakat pada waktu tertentu oleh
tenaga kesehatan dan dibantu oleh kader kesehatan, tokoh masyarakat, organisasi
kemasyarakatan dan masyarakat sendiri melalui PKD, Posyandu, penyuluhan dan
upaya promosi kesehatan lainnya.
2. Upaya Kesehatan Jiwa
Pelaksanaan dilakukan menurut kebutuhan masyarakat pada waktu tertentu oleh
tenaga kesehatan dan dibantu oleh kader kesehatan melalui PKD, Posyandu
dengan kegiatan berupa konseling dan upaya promosi kesehatan jiwa.
3. Laboratorium
Pelayanan buka setiap hari, dikelola oleh 1 petugas laboratorium, dan seorang
petugas laboratorium pembantu, dengan pemeriksaan yang dapat dilakukan
seperti pemeriksaan hemoglobin, golongan darah, kadar gula darah, asam urat, PP
test, pemeriksaan BTA, pemeriksaan darah malaria, tes kehamilan
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
42/74
Tabel 3.7. Hasil Kegiatan Upaya Kesehatan Jiwa Puskesmas Borobudur
Januari – Desember 2015
Indikator Target SasaranCakupan
PencapaianHasil Persen (%)
Pelayanan
gangguan jiwa di sarkes
umum
15% 29070 251 0,86% 18,83%
Sumber: Puskesmas Borobudur Januari – Desember 2015
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
43/74
PROSES
Fungsi
Manajemen
(P1,P2,P3)
dan
OUTPUT
Cakupan
Kegiatan dan
Mutu
INPUT
Man
Money
Method
LINGKUNGAN
Fisik
Kependudukan
Sosial Budaya
OUTCOME
BAB IV
ANALISIS MASALAH
Hasil kegiatan Puskesmas Borobudur pada bulan Januari – Desember 2015 yang diperoleh
berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) telah disebutkan pada bab sebelumnya.
Sehingga didapatkan masalah yaitu hasil cakupan kegiatan Puskesmas pada bulan Januari –
Desember 2015 yang masih belum memenuhi Standart Pelayanan Minimal (SPM). Dari
masalah tersebut, perlu dilakukan upaya pemecahan masalah dengan menggunakan kerangka
pemikiran pendekatan sistem, sebagai berikut:
Gambar 4.1. Kerangka Pemikiran Pendekatan Sistem
Hal yang penting pada upaya pemecahan masalah adalah kegiatan dalam rangka pemecahan
masalah harus sesuai dengan penyebab masalah tersebut. Berdasarkan pendekatan sistem,
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
44/74
masalah akan timbul dan terlihat pada output , sedangkan sumber masalah dapat terjadi pada
input ataupun proses.
A. Kerangka Pikir Masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin dicapai dengan kenyataan
sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Dengan demikian untuk memutuskan
adanya suatu masalah, memerlukan tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu:
Adanya kesenjangan.
Adanya rasa tidak puas.
Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut.
Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:
Identifikasi atau inventarisasi masalah
Penentuan prioritas masalah
Penentuan penyebab masalah
Memilih penyebab yang paling mungkin
Menentukan alternatif pemecahan masalah
Penetapan pemecahan masalah
Penyusunan rencana penerapan Monitoring dan evaluasi
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
45/74
Gambar 4.2. Siklus Pemecahan masalah
B.
Cakupan Program yang Masih Bermasalah
Setelah ditemukan masalah kegiatan.program (dengan menentukan hasil kegiatan, dalam
SPM, yang pencapaiannya < 100%), langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas
masalah. Masalah yang ditemukan adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1. Pencapaian Program Puskesmas Borobudur
No ProgramPencapaian
(< 100%)
1 Cakupan kunjungan bumil K1 99,25%
2 Cakupan kunjungan bumil K4 96,43%
3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan 99,90%
4 Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 99,90%
5 Jumlah dukun bayi yang terlatih 98,33%
6 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 81%
1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan
Prioritas Masalah
3. Penentuan
Penyebab Masalah
4. Memilih
Penyebab yang
paling mungkin5. Menentukan
alternatif
pemecahan masalah
6. Penetapan
pemecahan masalah
terpilih
7. Penyusunan
rencana penerapan
8. Monitoring &
Evaluasi
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
46/74
7 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP,
SLTA, dan setingkat73,69%
8 Jumlah seluruh peserta KB aktif 96,02%
9 Balita yang naik berat badannya 94,39%
10 Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa 44,97%
11 Cakupan suspek TB paru 13,28%
12 Penemuan kasus TB BTA (+) 21,02%
13 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani
(sesuai standar)32,80%
14 Jumlah bumil yang mendapat TT1 42,98%
15 Jumlah bumil yang mendapat TT2 46,30%
16 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 99,29%
17 Posyandu purnama 60,22%
18 Jumlah kader terlatih 87,29%
19 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 68,75%
20 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan 82,47%
21 BOR (bed occupancy rate) 57,63%
22 UKGS tahap 3 65,22%
23 Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 40,02%
24 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 18,83%
Untuk penentuan prioritas masalah dengan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif.
Kriteria dalam Hanlon Kuantitatif sbb ::
Kriteria A: Besarnya masalah
Kriteria B: Kegawatan masalah
Kriteria C: Kemudahan dalam penganggunalan
Kriteria D: Faktor PEARL
I. Kriteria A: Besarnya masalah
Besarnya masalah dapat ditentukan melalui langkah-langkah berikut:
Langkah 1:
Menentukan besar masalah dengan cara menghitung selisih presentasi pencapaian hasil
kegiatan dengan pencapaian 100%.
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
47/74
Tabel 4.2. Program-Program Yang Belum Mencapai Target
No ProgramPencapaian
(< 100%)
Besarnya masalah
(100% pencapaian)
1 Cakupan kunjungan bumil K1 99,25% 0,752 Cakupan kunjungan bumil K4 96,43% 3,57
3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
tenaga kesehatan99,90% 0,1
4 Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 99,90% 0,1
5 Jumlah dukun bayi yang terlatih 98,33% 1,67
6 Deteksi dini tumbuh kembang anak
balita dan pra sekolah81% 19
7 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dansetingkat
73,69% 26,31
8 Jumlah seluruh peserta KB aktif 96,02% 3,98
9 Balita yang naik berat badannya 94,39% 5,61
10 Jumlah tempat-tempat umum (TTU)
yang diperiksa44,97% 55,03
11 Cakupan suspek TB paru 13,28% 86,72
12 Penemuan kasus TB BTA (+) 21,02% 78,98
13 Cakupan balita dengan pneumonia
yang ditemukan/ditangani (sesuaistandar)
32,80% 67,20
14 Jumlah bumil yang mendapat TT1 42,98% 57,02
15 Jumlah bumil yang mendapat TT2 46,30% 53,70
16 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 99,29% 0,71
17 Posyandu purnama 60,22% 39,78
18 Jumlah kader terlatih 87,29% 12,71
19 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 68,75% 31,25
20 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS
oleh petugas kesehatan82,47% 17,53
21 BOR (bed occupancy rate) 57,63% 42,37
22 UKGS tahap 3 65,22% 34,78
23 Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 40,02% 59,98
24 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes
umum18,83% 81,17
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
48/74
Langkah 2:
Menentukan kolom/kelas interval dengan Rumus Sturgess :
= 1 + 3,3 log
Keterangan:
k = jumlah kolom/kelas
n = jumlah masalah
Maka, kelas interval untuk permasalahan diatas adalah sebagai berikut:
= 1 + 3,3 log 24
= 1 + 3,3 (1,505)
= 1 + 4,97 = 5,97 6 kelas
Langkah 3 :
Menentukan interval kelas dengan menghitung selisih besarnya masalah terbesar dengan
terkecil kemudian di bagi kelas/kolom
Nilai besar masalah : terbesar = 86,72
terkecil = 0,1
=
Sehingga, interval kelas dalam permasalahan ini adalah sebagai berikut:
=86,72 0.1
6= 14,44
Langkah 4. Menentukan skala interval dan nilai tiap interval sesuai jumlah kolom/kelas.
Tabel 4.3. Penentuan Skala Interval Dan Nilai Tiap Interval
Kolom/Kelas Skala interval Nilai
Skala 1
Skala 2
Skala 3
Skala 4
Skala 5
Skala 6
0,1 - 14,53
14,54 - 28,97
28,98 - 43,41
43,42 - 57,85
57,86 - 72,29
72,30 - 86,74
1
2
3
4
5
6
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
49/74
Langkah 5. Menentukan nilai tiap masalah sesuai dengan kelasnya
Tabel 4.4. Menentukan kriteria A:besarnya masalah
NOMasalah
Besarnya masalah terhadap presentase pencapaian
Nilai
0,1-
14,53
(1)
14,54-
28,97
(2)
28,98-
43,41
(3)
43,42-
57,85
(4)
57,86-
72,29
(5)
72,30-
86,74
(6)
1 Cakupan kunjungan
bumil K1X 1
2 Cakupan kunjungan
bumil K4X 1
3 Cakupan Pertolongan
Persalinan oleh tenaga
kesehatan
X 1
4 Cakupan Kn1 (6 jam
s.d. 48 jam)X 1
5 Jumlah dukun bayi
yang terlatihX 1
6 Deteksi dini tumbuh
kembang anak balita
dan pra sekolah
X 2
7 Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa TK,
kelas 1 SLTP, SLTA,
dan setingkat
X 2
8 Jumlah seluruh
peserta KB aktifX 1
9 Balita yang naik berat
badannyaX 1
10 Jumlah tempat-tempat
umum (TTU) yang
diperiksa
X 4
11 Cakupan suspek TB
paruX 6
12 Penemuan kasus TBBTA (+) X 6
13 Cakupan balita
dengan pneumonia
yang
ditemukan/ditangani
(sesuai standar)
X 5
14 Jumlah bumil yang
mendapat TT1X 4
15 Jumlah bumil yang
mendapat TT2X 4
16 Bayi yang mendapatASI eksklusif
X 1
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
50/74
17 Posyandu purnama X 3
18 Jumlah kader terlatih X 1
19 Penyuluhan P3
NAPZA di sekolahX 3
20 Penyuluhan NAPZAdan HIV/AIDS oleh
petugas kesehatan
X 2
21 BOR (bed occupancy
rate)X 3
22 UKGS tahap 3 X 2
23 Jumlah kunjungan
Gilut di rawat jalanX 5
24 Pelayanan gangguan
jiwa di sarkes umumX 6
II. Kriteria B: kegawatan masalah
Kriteria ini dilakukan dengan cara menentukan keganasan, tingkat urgensi, dan tingkat
penyebaran/meluasnya tiap masalah dengan sistem scoring dengan score 1 – 5.
Keganasan dinilai sbb :
Sangat ganas = 5
Ganas = 4
Cukup ganas = 3
Kurang ganas = 2
Tidak ganas = 1
Tingkat urgensi dinilai sbb :
Sangat mendesak = 5
Mendesak = 4
Cukup mendesak = 3
Kurang mendesak = 2
Tidak mendesak = 1
Tingkat penyebaran/meluasnya masalah dinilai sbb :
Sangat mudah menyebar/meluas = 5
Mudah menyebar/meluas = 4
Cukup menyebar/meluas = 3
Sulit menyebar/meluas = 2
Tidak menyebar/meluas = 1
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
51/74
Tabel 4.5. Menentukan Kriteria B: Kegawatan Masalah
No Masalah KeganasanTingkat
urgensi
Tingkat
PenyebaranNilai
1 Cakupan kunjungan bumil K1 1,76 2,88 1,28 5,922 Cakupan kunjungan bumil K4 1,76 2,88 1,3 5,94
3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
tenaga kesehatan1,98 2,3 1,2 5,48
4 Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 1,56 3,46 1 6,02
5 Jumlah dukun bayi yang terlatih 1 1,4 1,25 3,65
6 Deteksi dini tumbuh kembang anak
balita dan pra sekolah2,15 1 1 4,15
7 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat1,15 1,05 1 3,2
8 Jumlah seluruh peserta KB aktif 1,05 1,88 1,25 4,18
9 Balita yang naik berat badannya 2 2 1 5
10 Jumlah tempat-tempat umum (TTU)
yang diperiksa1 1 1 3
11 Cakupan suspek TB paru 2,33 2,68 3,15 8,16
12 Penemuan kasus TB BTA (+) 4,5 3,88 4,25 12,63
13 Cakupan balita dengan pneumonia yang
ditemukan/ditangani (sesuai standar)3,25 2,78 3 9,03
14 Jumlah bumil yang mendapat TT1 1,68 1,56 1,6 4,84
15 Jumlah bumil yang mendapat TT2 1,22 1,88 2,15 5,25
16 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 3 3 2 5,92
17 Posyandu purnama 2 1 1 4
18 Jumlah kader terlatih 2 2 1 5
19 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 1 1 1 3
20 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS
oleh petugas kesehatan1 1 1,65 3,65
21 BOR (bed occupancy rate) 1 1 1 3
22 UKGS tahap 3 1,88 2,15 2 6,03
23 Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 1 1,45 1 3,45
24 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes 1 2 1 4
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
52/74
umum
III.
Kriteria C: kemudahan dalam penganggulanganKemudahan dalam penganggulangan masalah di ukur dengan sistem scoring dengan nilai 1 –
5 dimana:
Sangat mudah = 5
Mudah = 4
Cukup mudah = 3
Sulit = 2
Sangat sulit = 1
Tabel 4.6. Kriteria C: Kemudahan Dalam Penganggulangan
No Masalah Nilai
1 Cakupan kunjungan bumil K1 4
2 Cakupan kunjungan bumil K4 3,98
3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan 3,88
4 Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)3,88
5 Jumlah dukun bayi yang terlatih 1,5
6 Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah 2,76
7 Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP,
SLTA, dan setingkat2,68
8 Jumlah seluruh peserta KB aktif 4,88
9 Balita yang naik berat badannya 3
10 Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa 1,88
11 Cakupan suspek TB paru 2
12 Penemuan kasus TB BTA (+) 2,28
13 Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani
(sesuai standar)2
14 Jumlah bumil yang mendapat TT1 3
15 Jumlah bumil yang mendapat TT2 2,88
16 Bayi yang mendapat ASI eksklusif 3
17 Posyandu purnama 2
18 Jumlah kader terlatih3,15
19 Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 2,45
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
53/74
20 Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan 2,88
21 BOR (bed occupancy rate) 2,28
22 UKGS tahap 3 3
23 Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan2
24 Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 1
IV. Kriteria D. PEARL faktor
Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa factor yang saling menentukan dapat atau tidak nya
suatu program dilaksanakan, factor-faktor tersebut adalah:
Kesesuaian ( Propriety)
Secara Ekonomis murah ( Economic)
Dapat diterima ( Acceptability)
Tersedianya sumber ( Resources availability)
Legalitas terjamin ( Legality)
Tabel 4.7. Kriteria D: PEARL Factor
Masalah P E A R L Hasil kali
Cakupan kunjungan bumil K1 1 1 1 1 1 1
Cakupan kunjungan bumil K4 1 1 1 1 1 1
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga
kesehatan1 1 1 1 1 1
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 1 1 1 1 1 1
Jumlah dukun bayi yang terlatih 1 1 1 1 1 1
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra
sekolah1 1 1 1 1 1
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1SLTP, SLTA, dan setingkat 1 1 1 1 1 1
Jumlah seluruh peserta KB aktif 1 1 1 1 1 1
Balita yang naik berat badannya 1 1 1 1 1 1
Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa 1 1 1 1 1 1
Cakupan suspek TB paru 1 1 1 1 1 1
Penemuan kasus TB BTA (+) 1 1 1 1 1 1
Cakupan balita dengan pneumonia yang
ditemukan/ditangani (sesuai standar)1 1 1 1 1 1
Jumlah bumil yang mendapat TT1 1 1 1 1 1 1
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
54/74
Jumlah bumil yang mendapat TT2 1 1 1 1 1 1
Bayi yang mendapat ASI eksklusif 1 1 1 1 1 1
Posyandu purnama 1 1 1 1 1 1
Jumlah kader terlatih 1 1 1 1 1 1
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 1 1 1 1 1 1
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas
kesehatan
1 1 1 1 1 1
BOR (bed occupancy rate) 1 1 1 1 1 1
UKGS tahap 3 1 1 1 1 1 1
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 1 1 1 1 1 1
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 1 1 1 1 1 1
V. Penilaian prioritas masalah
Setelah nilai dari kriteria A,B,C dan D didapat, hasil tersebut dimasukan dalam formula nilai
prioritas dasar ( NPD ) serta nilai prioritas total (NPT) untuk menentukan prioritas masalah
yang dihadapi:
NPD = (A+B) x C
NPT = (A+B) x C x D
Tabel 4.8. Urutan Prioritas Berdasarkan Perhitungan Hanlon Kuantitatif
Masalah A B C D NPD NPTUrutan
Prioritas
Cakupan kunjungan bumil K1 1 5,92 4 1 27,68 27,68 IV
Cakupan kunjungan bumil K4 1 5,94 3,98 1 27,62 27,62 V
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh
tenaga kesehatan1 5,48 3,88 1 25,14 25,14 XI
Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam) 1 6,02 3,88 1 27,24 27,24 VI
Jumlah dukun bayi yang terlatih 1 3,65 1,5 1 6,975 6,975 XXIV
Deteksi dini tumbuh kembang anak balita
dan pra sekolah2 4,15 2,76 1 16,97 16,97 XV
Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa
TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan setingkat2 3,2 2,68 1 13,94 13,94 XX
Jumlah seluruh peserta KB aktif 1 4,18 4,88 1 25,28 25,28 X
Balita yang naik berat badannya 1 5 3 1 18 18 XIV
Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yangdiperiksa
4 3 1,88 1 13,16 13,16 XXII
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
55/74
Cakupan suspek TB paru 6 8,16 2 1 29,88 29,88 II
Penemuan kasus TB BTA (+) 6 12,63 2,28 1 42,48 42,48 I
Cakupan balita dengan pneumonia yang
ditemukan/ditangani (sesuai standar)5 9,03 2 1 28,06 28,06 III
Jumlah bumil yang mendapat TT1 4 4,84 3 1 26,52 26,52 IX
Jumlah bumil yang mendapat TT2 4 5,25 2,88 1 26,64 26,64 VIII
Bayi yang mendapat ASI eksklusif 1 8 3 1 27 27 VII
Posyandu purnama 3 4 2 1 14 14 XIX
Jumlah kader terlatih 1 5 3,15 1 18,9 18,9 XIII
Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah 3 3 2,45 1 14,7 14,7 XVIII
Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh
petugas kesehatan2 3,65 2,88 1 16,27 16,27 XVII
BOR (bed occupancy rate) 3 3 2,28 1 13,68 13,68 XXI
UKGS tahap 3 2 6,03 3 1 24,09 24,09 XII
Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan 5 3,45 2 1 16,9 16,9 XVI
Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum 6 4 1 1 10 10 XXIII
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
56/74
Tabel 4.9. Urutan Prioritas Masalah
I Penemuan kasus TB BTA (+)
II Cakupan suspek TB paru
III Cakupan balita dengan pneumonia yang ditemukan/ditangani (sesuai standar)IV Cakupan kunjungan bumil k1
V Cakupan kunjungan bumil k4
VI Cakupan Kn1 (6 jam s.d. 48 jam)
VII Bayi yang mendapat ASI eksklusif
VIII Jumlah bumil yang mendapat TT2
IX Jumlah bumil yang mendapat TT1
X Jumlah seluruh peserta KB aktif
XI Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan
XII UKGS tahap 3
XIII Jumlah kader terlatih
XIV Balita yang naik berat badannya
XV Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah
XVI Jumlah kunjungan Gilut di rawat jalan
XVII Penyuluhan NAPZA dan HIV/AIDS oleh petugas kesehatan
XVIII Penyuluhan P3 NAPZA di sekolah
XIX Posyandu purnama
XX Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa TK, kelas 1 SLTP, SLTA, dan
setingkat
XXI BOR (bed occupancy rate)
XXII Jumlah tempat-tempat umum (TTU) yang diperiksa
XXIII Pelayanan gangguan jiwa di sarkes umum
XIV Jumlah dukun bayi yang terlatih
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
57/74
BAB V
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
A.
Kegiatan/ Indikator Kegiatan yang Bermasalah
Berdasarkan hasil perhitungan data penentuan prioritas masalah melalui metode
Hanlon kuantitatif, ditemukan masalah cakupan penemuan kasus TB BTA (+) menjadi
prioritas utama. Dilihat dari data target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2015
untuk penemuan kasus TB BTA (+) yang ada / ditemukan sebesar 70%, sedangkan
penemuan kasus TB BTA (+) tingkat kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang hanya
memiliki pencapaian sebesar 21,02%. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat
disimpulkan bahwa hasil penemuan kasus TB BTA (+) pada bulan Januari-Desember 2015 belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Tahun 2015. Sesuai
dengan hasil kesepakatan bersama Kepala Puskesmas Borobudur, maka permasalahan
Cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditemukan/ditangani (sesuai standar) yang
ada/ditemukan dengan pencapaian 32,80% menjadi prioritas utama untuk dilakukan analisis
pemecahan masalah. Dilihat dari data target Dinas Kesehatan Kota Magelang tahun 2015
untuk Cakupan Balita dengan Pneumonia yang ditemukan/ditangani (sesuai standar) yang
ada/ditemukan sebesar 100%, maka cakupan Balita dengan Pneumonia yang
ditemukan/ditangani (sesuai standar) menjadi permasalahan yang perlu dianalisis untuk
mencari penyelesaian/solusinya.
B. Definisi operasional
Untuk mencegah timbulnya kerancuan pemahaman antara ISPA dan pneumonia,
maka berikut dijelaskan tentang ISPA dan pneumonia. Infeksi Saluran Pernapasan
Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan
atau lebih dari saluran pernapasan, mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) hingga
alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya. Pneumonia
merupakan proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Dalam
menentukan klasifikasi penyakit dibedakan atas dua kelompok, yaitu kelompok untuk
umur 2 bulan - < 5 tahun dan kelompok untuk umur
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
58/74
Tabel 5. 1Klasifikasi Pneumonia Balita
Kelompok umur Klasifikasi Kriteria
>2bulan - < 5 tahun Pneumonia berat Adanya batuk dan atau kesukaran
bernapas, disertai sesak napas atautarikan dinding dada bagian bawah
ke dalam.
Pneumonia Adanya batuk dan atau kesukaran
bernapas disertai adanya napas cepat
50 kali atau lebih per menit.
Bukan pneumonia Tidak menunjukkan gejala
peningkatan frekuensi napas dan
tidak menunjukkan adanya tarikan
dinding dada bagian bawah ke
dalam.
< 2 bulan Pneumonia berat Napas cepat ( fast breathing ) , yaitu
frekuensi pernapasan sebanyak 60
kali per menit atau lebih, atau
adanya tarikan yang kuat pada
dinding dada bawah ke dalam.
Bukan pneumonia
Faktor risiko yang meningkatkan insidensi pneumonia
1. Umur
-
8/19/2019 Isi Spm Januari - Desember 2015
59/74
Rumus:
=ℎ
ℎ −
(,% ×% ×ℎ )
× 100%
Tabel 5. 2 Cakupan Balita Pneumonia yang Ditemukan/ Ditangani Januari – Desember 2015
Balita
Pneumonia
Target
Dinke
s 2015
Hasil
KegiatanSasaran
Sa
sa
ra
n
1
Ta
hu
n
Sasaran
Bulan
Berjala
n
J
a