isi rkrhl boak

51
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Kawasan hutan merupakan suatu aset sumberdaya hutan yang sngat bermanfaat dalam meningkatkan hajat hidup masyarakat, dimana penetapan dan pengelolaannya ditangani pemerintah. Sebagaimana tertuang dalam tugas pemerintah, bahwa penunjukan dan penetapan kawasan hutan ditujukan untuk menjaga dan mengamankan keberadaan dan keutuhan kawasan hutan sebagai penggerak perekonomian lokal, reguional dan nasional serta sebagai penyangga kehidupan. Berdasarkan data strategis nasional dikeluarkan oleh Bapplan Dephut Tahun 2007, mengenai luas total kawasan hutan Indonesia yaitu sekitar 137.090.468,18 Ha. Perhitungan luas kawasan ini berdasarkan penunjukkan kawasan hutan dan perairan di 30 (tiga puluh) Provinsi dan ditamabah dengan TGHK 3 (tiga) Provinsi. Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki kawasan hutan sekitar 1.050.000 Ha, atau sekitar 0,77 Ha atau sekitar 33% dari total luas hutan di Provinsi NTB (1.050.000 Ha). Dari luas tersebut, fungsi hutan lindung merupakan yang terluas sekitar 115.584,67 Ha atau 34,20% dari luas hutan Sumbawa, sedangkan hutan Konservasi seluas 32.357,20 Ha atau 9,57%. Hutan Produksi Terbatas seluas 136.337,70 Ha atau 40,34% dan Hutan Prouduksi Tetap seluas 53.691,88 Ha atau 15,89%. Dengan posisi demikian hutan memiliki nalai strategis dalam menjaga ekosistem Nusa Tenggara (Renstra Dishutbun 2005-2010). Keberadaan lahan kritis dalam kawasan hutan di kabupaten Sumbawa mencapai luas 71.612,36 (hasil review BPDAS Dodokan Moyosari tahun 2009), tingkat bahaya erosi di wilayah DAS Pulau Sumbawa mencapai 70,09%. Hal ini telah menyebabkan kondisi DAS utama yang ada di pulau Sumbawa dalam 1

Upload: aris-abdul

Post on 18-Jan-2016

35 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Isi RKRHL Boak

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Rkrhl Boak

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Kawasan hutan merupakan suatu aset sumberdaya hutan yang sngat bermanfaat dalam meningkatkan hajat hidup masyarakat, dimana

penetapan dan pengelolaannya ditangani pemerintah. Sebagaimana tertuang dalam tugas pemerintah, bahwa penunjukan dan penetapan

kawasan hutan ditujukan untuk menjaga dan mengamankan keberadaan dan keutuhan kawasan hutan sebagai penggerak perekonomian lokal,

reguional dan nasional serta sebagai penyangga kehidupan.

Berdasarkan data strategis nasional dikeluarkan oleh Bapplan Dephut Tahun 2007, mengenai luas total kawasan hutan Indonesia yaitu sekitar

137.090.468,18 Ha. Perhitungan luas kawasan ini berdasarkan penunjukkan kawasan hutan dan perairan di 30 (tiga puluh) Provinsi dan

ditamabah dengan TGHK 3 (tiga) Provinsi. Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki kawasan hutan sekitar 1.050.000 Ha, atau sekitar 0,77 Ha atau

sekitar 33% dari total luas hutan di Provinsi NTB (1.050.000 Ha). Dari luas tersebut, fungsi hutan lindung merupakan yang terluas sekitar

115.584,67 Ha atau 34,20% dari luas hutan Sumbawa, sedangkan hutan Konservasi seluas 32.357,20 Ha atau 9,57%. Hutan Produksi Terbatas

seluas 136.337,70 Ha atau 40,34% dan Hutan Prouduksi Tetap seluas 53.691,88 Ha atau 15,89%. Dengan posisi demikian hutan memiliki nalai

strategis dalam menjaga ekosistem Nusa Tenggara (Renstra Dishutbun 2005-2010).

Keberadaan lahan kritis dalam kawasan hutan di kabupaten Sumbawa mencapai luas 71.612,36 (hasil review BPDAS Dodokan Moyosari tahun

2009), tingkat bahaya erosi di wilayah DAS Pulau Sumbawa mencapai 70,09%. Hal ini telah menyebabkan kondisi DAS utama yang ada di pulau

Sumbawa dalam kondisi kritis hingga sangat kritis, hal ini tentu saja akan menyebabkan terjadinya defisit air di Pulau Smbawa khususnya di

kabupaten Sumbawa.

Memperhatikan kondisi tersebut di atas, maka perlu adanya upaya rehabilitasi hutan dan lahan kritis serta pengembangan fungsi Daerah Aliran

Sungai. Pengutatan daya dukung lingkungan pada DAS secara optimal dapat dilakukan melalui pemulihan kembali dan peningkatan produtivitas

lahan, daya dukung lahan pengendalian tata air. Upaya menanam di lahan kritis atau lahan kosong dan lahan tidak produktif di dalam dan di luar

kawasan hutan dengan jenis tanaman hutan dan jenis tanaman serbaguna (MPTS) merupakan salah satu upaya pemulihan DAS yang kritis. Upaya

tersebut juga dapat memberikan hasil berupa Kayu, Getah, Buah, Daun, Bnga, Serat, Pakan, Ternak, dan sebagainya.

1

Page 2: Isi Rkrhl Boak

Kabupaten Sumbawa melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggran Balai Pengelolaan DAS Dodokan Moyosari tahun 2013 telah mengalokasi kegiatan

Penyusunan Rancangan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk kegiatan pembuatan tanaman tahun 2014. Berkaitan dengan hal tersebut

dan pola penyelenggaraan RHL dan untuk mencapai sasaran serta untuk kesamaan persepsi para pihak terkait, maka perlu disusun Rancangan

Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang diharapkan dijadikan acuan dalam melaksanakan kegiatan dilapangan sehingga pelaksanaan kegiatan

dapat terlaksana tepat waktu efektif dan efisien.

B. Maksud dan tujuan

Penyusunan Rancangan Kegiatan Reboisasi Pengkayaan ini dimaksudkan sebagai pedoman dan acuan teknis bagi pelaksanaan kegiatan di

lapangan. Tujuan Penyusunan Rancangan Kegiatan Reboisasi Pengkayaan kawasan Hutan Produksi ini adalah untuk memberikan arahan terhadap

seluruh pelaksanaan kegiatan pembuatan tanaman termasuk juga pemeliharaan, sehingga sehingga seluruh rangkaian kegiatan dapat terlaksana

tepat waktu serta efektif dan efisien.

C. Sasaran Lokasi

Sasaran Pembuatan Tanaman Reboisasi Pengkayaan pada kawasan Hutan Produksi yaitu di lokasi Boak. Yang secara administrasi pemerintahan

berada di lokasi/Blok Boak Desa Boak Kecamatan Untir Iwis seluas 150 Ha. Sesuai lokasi tersebut susai dengan RTn RHL yang telah disusun serta

berdasarkan hasil griund chek dan pengukuran.

D. Ruang Lingkup

Rancangan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan secara umum memuat :

a. Risalah Umum (menguraikan kondisi biofisik, sosial ekonomi, budaya, dan kelembagaan disekitar lokasi)

b. Ihktisar pekerjaan dan jadwal pelaksanaan (uraian jenis pekerjaan yang akan dilakukan dan tata waktu pelaksanaan tiap jenis pekerjaan)

c. Rincian volume kebutuhan bahan/alat dan tenaga kerja setiap jenis pekerjaan.

d. Rincian biaya kebutuhan bahan/alat dan tenaga kerja setiap jenis pekerjaan.

2

Page 3: Isi Rkrhl Boak

E. Dasar Acuan Pelaksanaan.

Pelaksanaan kegiatan Pekerjaan Rancangan sampai kegiatan pelaksanaan pekerjaan di lapangan mengacu pada :

1. Keputusn Presiden Nomor : 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

2. Peraturan Presiden Nomor : 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010 tentang Pedoman

Pelaksanaan Barang/Jasa Pemerintah;

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman;

4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.15/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai;

5. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.9/Menhut-II/2013 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.26/Menhut-II/Ren/2011 tentang Perubahan terhadap Peraturan Menteri Kehutanan Nomor :

P.70/Menhut-II/2008 tentang Pedoman Teknis Rehabilitasi Hutan dan Lahan;

7. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.40/Menhut-II/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kehutanan;

8. Revisi ke-3 Daftar isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bagian Anggaran 29, Tahun Anggaran 2012, Balai Pengelolaan DAS Dodokan

Moyosari;

9. Surat Keputusan Direktur Jendral RLPS Nomor : 089/Kpts/V/2003 tanggal 29 Agustus 2003 tentang Pedoman Tanaman Hutan dan

Petunjuk Teknis Pemeriksaan Mutu Fisik-Fisiologi Bibit;

10. Rencana Pengelolaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RP RHL) Kawasan Pemangkuan Hutan Model Rinjani Timur Tahun2011.

F. Pengertian

1. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan

sehingga daya dukung, produktifitas dan peranannya dalam mendukung system penyangga kehidupan tetap terjaga.

3

Page 4: Isi Rkrhl Boak

2. Daerah Aliran Sungai (DAS) dalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak sungainya, yang

berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara lami, yang batas di

daratan merupakan pemisah topografis dan batas dilaut sapai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

3. Rencana Teknik Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RTk-RHL DAS) adalah rencana indikatif kegiatan RHL semi detail yang disusun berdasarkan

kondisi biofisik dalam satuan unit DAS, dan analisis tingkat Sub DAS.

4. Rancangan Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RK-RHL) adalah rancangan detail (bestek) dari suatu kegiatan RHL yang akan

dilaksanakan pada setiap site/lokasi. Dalam hal Rencana Pengelolaan RHL dan Rencana Tahunan RHL belum disusun maka RK-RHL dapat

mengacu pada RTk-RHL.

5. Daftar Isian Pelaksanaan (DIPA) adalah dokumen pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atau Satuan Kerja

serta disahkan oleh Direktur Jendral Perbendaharaan atas nama Mentri Keuangan dn berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan

pembayaran kegiatan.

6. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah Pejabat yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementrian Negara/Lembaga

yang bersangkutan.

7. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah Pejabat yang di beri kewenangan oleh PA/ Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau

tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja Negara.

8. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayar, menatausahakan, dan mempertanggung

jawabkan uanguntuk keperluan belanja Negara dalam rangka pelaksanaan APBN pada kantor/satuan kerja Kementrian Negara/Lembaga.

9. Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) adalah bendahara pengeluaran untuk melaksanakan pembayaran kepada yang berhak guna

kelancaran pelaksanaan kegiatan tertentu.

10. Swakelola adalah suatu metode pelaksanaan pekerjaan yang di rencanakan, dilaksankan dan diawasi sendiri oleh pelaksana swakelola

dengan menggunakan tenaga sendiri dan/atau tenaga dari luar, baik ahli maupun borongan.

11. Surat Perjanjian Kerjasama (SPKS) adalah mekanisme yang mengatur pembayaran langsung kepada rekening kelompok tani berdasarkan

perikatan/kerjasamaKPA/PPK dengan kelompok tani RHL.

4

Page 5: Isi Rkrhl Boak

12. Instansi Pelaksana Kegiatan RHL adalah UPT Dirtjen PHKA, Dinas Propinsi, Dinas kabupaen/Kota yang diserahi tugas dan tanggung jawab

di bidang Kehutanan.

13. Petugas Lapangan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (PL-RHL) adalah personil PNS atau tenag harian lepas yang ditetapkan Kepala BPDAS

untuk melakukan tugas pendampingan, penyuluhan, pembinaan, dan bimbingan kepada kelompok tani pelaksana kegiatan RHL.

14. Kelompok Tani adalah kumpulan tani dalam suatu wadah organisasi yang tumbuh berdasarkan kebersamaan, keserasian, kesamaan

profesi dan kepentingan dalam pemanfaatan Sumber Daya Alam yang mereka kuasai dan berkepentingan untuk bekerjasama dalam

rangka meningkatkan produktivitas usaha tani dan kesejahteraan anggotanya.

5

Page 6: Isi Rkrhl Boak

II. RISALAH UMUM

A. Kondisi Fisik

1. Luas dan Letak Lokasi

Secara umum, luas areal kegiatan Reboisasi Pengkayaan Hutan Lindung di KPH Sumbawa akan dilaksanakan pada areal seluas 575 Ha yang

secara wilayah administrasi berada di Desa Boak Kecamatan Unter Iwis Kabupaten Sumbawa, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 1. Luas dan Letak Lokasi Kegiatan.

No Lokasi/BlokRencana

Luas(Ha)

Wilayah Administrasi

Wilayah DAS/SUB DAS

Fungsi Hutan Kelompok Hutan

Willayah PenglolaanDesa Kecamatan

1 2 3 4 5 6 7 8 91. Boak 115 Boak Untir Iwis Moyo Produksi Serading KPHP Batulanteh

2. Tanah

2.1. Jenis Tanah : Aluuvial Cokelat kelabuan

2.2. Bahan Induk : alluvilum, Recent riverine, estuarine marine, peat

2.3. Fisiografis : -

2.4. Jeluk Tanah rata-rata : 30 cm

2.5. Keusburan Tanah : Sedang

2.6. Kerusakan Lahan : Sedang

3. Kelerengan dan Ketinggian DPL

3.1. 0 – 08% : - Ha

3.2. 08 – 15% : 575 Ha

3.3. 15 – 45% : - Ha

3.4. > 45% : - Ha6

Page 7: Isi Rkrhl Boak

3.5. Ketinggian rata-rata DPL : - Meter

4. Iklim

4.1. Stasiun Penangkar Hujan : Brangbiji Sumbawa

4.2. Type Iklim menurut Schemidt Ferguson : E

4.3. Jumlah curah hujan tahunan : 1.631 mm

4.4. Jumlah hari hujan : 148 hari

4.5. Initensitas hujan maksimum : 316 mm

4.6. Distribusi Hujan Bulanan rata-rata :

Tabel 2. Curah Hujan.

Bulan Volume Satuan Bulan Volume Satuan

JanuariFebruariMaretAprilMeiJuni

::::::

248316171247230

-

Mmmmmmmmmmmm

Juli AgustusSeptemberOktoberNovemberDesember

::::::

--

0,115

228178

mmmmmmmmmmmm

5. Jenis Vegetasi dan Penutupan Lahan

Tabel 3. Penutupan dan Jenis Vegetasi

No

Luas Areal

(ha) Jenis Vegetasi

Penutupan Lahan Keterangan

Rapat Jarang Kosong

1 115 - Jati

- Sonokeling - Jarang -

7

Page 8: Isi Rkrhl Boak

Sumber : Hasil Survey Lapangan

6. Aksebilitas, Sarana dan Prasana

Adapun aksesibilitas jalan dapat dijelasakan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Aksesibilitas Jalan

No Kecamatan/ desa Aspal (Km) Diperkeras (Km) Kerikil (Km) Tanah (Km)

1. Untir Iwis/ Boak 12 3 - 5

Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

B. Sosial Ekonomi

1. Keadaan Penduduk

Tabel 5. Luas Wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan Penduduk Desa Boak Kecamatan Untir Iwis dan Desa Serading Kecamatan Moyo Hilir

Kabupaten Sumbawa, dirinci menurut Jenis Kelamin Tahun 2012

NoKecamatan/

desa

Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(jiwa)

Luas

Wilayah

(Km2)

Kepadata

n (jiwa)

Sex

Ratio

Jumlah

Rumah

Tangga

Rata-rata

Anggota

R.Tangga

Laju

Pertumb.

Penduduk

(1990-

2000)

Jml

pendudu

k usia

kerja

produktif

1. Untir Iwis/

Boak 893 860 1.753 23 76 104 540 3 - -

Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Tahun 2011.

8

Page 9: Isi Rkrhl Boak

2. Pola Penggunaan Lahan

Tabel 3. Pola Penggunaan Lahan

No Kecamatan/ Desa Tanah Sawah Tanah Kering Bangunan Pekarangan Lainnya Jumlah

1 Untir Iwis/ Boak - - - - -

3. Tingkat Kemiskinan Penduduk

Tabel 4. Tingkat Kemiskinan Penduduk

No Kecamatan/ Desa Pra Ks Ks I Ks II Ks III Ks III Plus

1 Untir Iwis/ Boak 31 89 343 57 -

4. Kondisi Kendaraan dan Transportasi

Tabel 5. Kondisi Kendaraan dan Transportasi

No Kec/Desa Sepeda

Motor

Truk Pick

Up

Box

Bus Minibus

/ Mikro

Seda

n

station

Wagon

jeep Gerobak cidomo seped

a

1 Untir Iwis

Boak 139 4 - - 4 - 5 - - - -

9

Page 10: Isi Rkrhl Boak

5. Kepemilikan Ternak

Tabel 6. Kepemilikan ternak

No Kecamatan /

Desa

Kuda Kerba

u

Sapi Kambin

g

Domb

a

Babi

Ayam Ras

Pedaging

Ayam

Buras Itik Angsa Ento

k

Merpa

ti

1 Untir Iwis

Boak 15 189 1.754 72 - - - 1.118 11 - - -

6. Pendidikan Sarana dan Prasana

Tabel 7. Pendidian Sarana dan Prasana

No Kecamatan/ Desa SD SMP SMA PT

Jumlah

Murid

SD

Jumlah

Murid

SMP

Jumlah

Murid

SMA

Jumlah

Murid MI

Jumlah

Murid

MTs

Jumlah

Murid

ALIYAH

1 Boak 2 - - 2 186 - - - - -

Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

7. Sarana Komunikasi

Tabel 8. Sarana Komunikasi

No Kecamatan/Desa Kantor Pos Pembantu Pesawat Radio Pesawat TV Pesawat Telepon sinyal HP

1 Untir Iwis/ Boak - - 225 - 2

Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

10

Page 11: Isi Rkrhl Boak

C. Kelembagaan

1. Sarana Kesehatan/ Prasana Umum/Sarana Ibadah

Tabel 9. Sarana Kesehatan

No Kecamatan/ Desa Puskesmas Puskesmas Pembantu Tempat Praktek Dokter Posyandu

1 Untir Iwis/ Boak - 1 - 1

Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

Tabel 10. Prasarana Umum

Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

Tabel 11. Sarana Ibadah

No Kecamatan/ Desa Masjid Musholla Gereja Pura Wihara

1. Untir Iwis/ Boak 2 - - - -

Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

2. Lembaga Kemasyarakatan/Lain

Tabel 12. Lembaga Kemasyarakatan/ Lain

No Kecamtan / Desa Yayasan Panti Asuhan Asuhan Keluarga Karang Taruna PSM

1 Untir Iwis

Boak - - - - -

Sumber : BPS Kabupaten Sumbawa Tahun 2012

11

No Kecamatan/Desa Pasar Akomodasi Toko/Kios Warung KUD Bank LKP Pegadaian

1. Untir Iwis/ Boak - - - - - - - -

Page 12: Isi Rkrhl Boak

III. RANCANGAN TEKNIS

A. Ikhtisar Pekerjaan dan Jadwal Pelaksanaan

1. Rancangan Kelembagaan

Pembangunan kelembagaan adalah suatu proses pemberdayaan (empowering) suatu lembaga atau orgnisasi yang didalamnya terrdiri dari

anggota, pengurus dan seperangkat aturan/ konsesus yang harus ditaati oleh lembaga tersebut dalam rangka mencapai maksud dan tujuan

bersama yang di cita-citakan, baik itu kelembagaan yang formal maupun nonformal. Terlepas dari semua konsepsi dan cara pandang terhadap

suatu lembaga, bahwa suatu lembaga yang baik adalah sebuah organisasi yang dapat mewadahiaspirasi anggotanya,mampu menggerakkan

organisasi,dan mampu mengaktualisasikan seperangkat program yang disepakatii bersama baik dalam memajukan organisasi (lembaga) maupun

dalam rangka mensejahtrakan anggotanya dalam berbagai bidang kegiatan yang berdasarkan aturan-aturan yang disepakati bersama,artinya

lembaga yang seperti ini adalah sebuah lembaga yang ideal dan lembaga yang baik.

Kelembagaan adalah suatu bentuk (varyabel evalwatif0 untuk menilai keberhasilan dari usaha-usaha pembangunan kemasyarakat (community

developmen). Pengembangan kelembagaan dapat dimulai dari sebua perencanaan, penetapan dan bimbingan dari organisasi-organisasi baru

atau mengoptimalkan kembali kelembagaan lokal yang suda terbentuk di tengah masyarakat seperti lembaga adat, kelompok tani, kelompok

pengajian dan lain-lain dengan langkah : (1) mewujudkan perubahan-perubahan dalam nilai-nilai, fungsi, teknologi fisik dan sosial, (2)

menetapkan,pengembangan dan perlindungan hubungan-hubungan normatif dan pola-pola tindakan yang baru, (3) memperoleh dukungan dan

kelengkapan dalam lingkungannya.

Dalam konteks pendampingan pengembangan kelembagaan kegiatan reboisasi hutan lindung dengan berbagai macam kegiatan pada dasarnya

adalah upaya penyiapan peranata untuk mendukung proses pembangunan kehutanan yang berbasiskan masyarakat setempat (community based

developmen).pendampingan dalam upaya penguatan kelembagaan berarti penyiapan dan pengaktifan potensi kelembagaan yang suda ada atau

belum melalui inisitor-inisitor lokal atau masyarakat setempat setempat sesuai dengan keadaan sosial masyarakat sasaran.

Pengembangan kelembagaan dalam rangka realisasi program reboisasi hutan produksi yang dilaksanakan dengan partisipasi masyarakat melalui

kelembagaan lokal yang ada ditenga masyarakat memerlukan langkah dan tahapan yang efektif dan tepat sasaran.Tahapan pengkondisian

12

Page 13: Isi Rkrhl Boak

tersebuut meliputi : (a) mempasilitasi pemantapan hasil sosialisasi ; (b) pembentukan kelompok kerjalinventarisasi kelompok-kelompok yang ada

di masyarakat ; (c) melakukan kaderisasi ; (d) memfasilisasi penguatan kelompok-kelompok yang ada ; (e) memfasilitasi pengembangan kegiatan

kelompok atau kelembagaan lokal.

Ruang lingkup pengembangan kelembagaan kegiatan reboisasi dengan ketemtun-ketentuan pelaksanaan sebagai berikut:

Menyamakan persepsi kegiatan program reboisasi

Memfasilitasi proes pengembangan kelompok dan mekanisme kerja kelompok secara musyawarah

Memfasilitasi proes penguatan kelompok

Sebagai upaya memfasilitasi masyarakat desa sasaran melalui proses membangun dan memperkuat kelembagaan masyarakat setempat

yang berbasis pada ifrastruktur fisik, sosial, ekonomi,dan budaya setempat

Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang status dan fungsi-fungsi hutan lindung

Pengembangan kelembagaan ke arah swadaya kelompok yang menuju kelompok yang tangguh dan mandiri.

Beberapa hal yang dapat dijadikan landasan demi keberhsilan kelembagaan, meliputi :

Batas-batas wilayah yang jelas terdefinisi;

Kejelasan keanggotaan;

Keterikatan kelompok;

Manfaat harus lebih besar dari biaya;

Pengelolaan yang sederhana;

Legalisasi dari pengelolaan;

Kerjasama dan kepemimpinan dalam masyarakat;

Desentralisai dan pendelegasian wewenang;

Koordinasi antara pemerintah dan masyarakat

Didalam pengembangan reboisasi dalam aspek kelembagaan dapat melibatkan lembaga formal dan lembaga informal. Lembaga formal yang

terlibat dapat dari Pemda setempat dengan melibatkan Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Pemerintah Kecamatan, Pemerintah Desa serta

13

Page 14: Isi Rkrhl Boak

lembaga yang ada di Pemerintah Desa. Di dalam fungsinya, lembaga formal tersebut dapat berperan sebagai pengawas, pengontrol, dan

pengevaluasi mengenai pelaksanaan reboisasi.

Sedangkan lembaga formal berstatus sebagai pelaksana teknis yang berkaitan langsung dengan lokasi/ blok yang di tanam. Secara struktural

pelaksana, maka pelaksananya di masing masing blok di bentuk 1(seorang manajer) yang membawahi mandor di masing-masing petak.

Peran masing-masing komponen maupun lembaga yang terkait adalah sebagai berikut :

a. Kelompok tani

Pelaksanaan pembuatan tanaman reboisasi dikerjasamakan dengan pihak ketiga (kontraktor bibit dan tanaman), namun operasionalnya

melibatkan partisipasi aktif masyarakat sekitar hutan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat. Pembentukan kelopok tani dilakukan secara

botom up setiap kelompok terdiri dari 25 orang. Setiap kelompok memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk membuat tanaman pada

satu petak seluas 25 ha. Petak-petk kerja yang berdekatan, kondisinya sehamparan dijadikan satu blok, kira-kira mencapai lulusan 100 ha-

300 ha. Setiap petak diawasi oleh seorang mandor dan setiap blok awasi oleh seorang manajer.

b. Kontraktor bibit/tanaman

Kontraktor tanaman ditetapkan oleh PKK Balai Pengelolaan DAS Dodokan Moyosari, berdasarkan tender, peran dari kontraktor bibit dan

tanaman adalah sebagai penanggung jawab pelaksanaan pembuatan tanaman reboisasi menyangkut aspek fisik dan administrasinya. Dalam

pelaksanaannya kontraktor ini di harapkan melibatkan partisipasi masyarakat setempat.

c. Dinas Kehutanan/Kesatuan Pengelolaan Hutan terkait di kabupaten

Dinas Kehutanan kabupaten dan kesatuan pengelolaan hutan memiliki tugas dalam membantu satker pelakasanaan tender pemilihan

kontraktor bibit/tanaman (BPDAS),dan memiliki tanggung jawab dalam pembinaan/pengendalian program reboisasi di wilayahnya. Dinas

kehutanan bersama BPDAS berupaya untuk memperkuat kelembagaan RHL.

d. BPDAS

BPDAS berperan dalam menetapkan kontraktor pelaksana kegiatan melalui proses tender (lelang). BPDAS bertanggung jawab dalam

melakukan evaluasi monitoring dan pembinaan kegiatan RHL di wilayahnya, melalui koordinasi dengan LPI dan Dinas Kehutanan dan

Perkebunan kabupaten di wilayahnya.

14

Page 15: Isi Rkrhl Boak

2. Reboisasi Pengkayaan

Reboisasi Pengkayaan Tahun 2014 meliputi kegiatan persiapan bahan dan peralatan, persiapatan bibit, persiapan lahan (areal), penanaman,

pemeliharaan tahun berjalan, pengawasan/ supervisi serta pengamanan/pemeliharaan bibit sementara.

2.1. Penyiapan RKRH

Penyusunan RKRH didasarkan pada hasil survei lokasi, analisa data spesial peta dan pengumpulan data lapangan. Penyusunan dilakukan

pada bulan November 2013 oleh tim yang dibentu oleh BPDAS Dodokan Moyosari, dan dibahas bersama pihak KPH Batulanteh Kabupaten

Sumbawa serta Dinas Kehutanan dan Perkebunan Sumbawa sebelum mendapatkan pengesahan.

Aspek pokok yang menjadi dasar pertimbangan dalam penetapan lokasi, pemilihan jenis bibit dan pola penyelenggaraan kegiatan dalam

RKRH ini adalah

2.1.1. Aspek Hukum

- Legalitas pembentukan wilayah KPH di NTB ditetapkan sesuai Keputusan Mentri Kehutanan Nomor SK.337/Menhut-VII/2009,

yang membagi seluruh kawasan hutan lindung dan hutan produksi (seluas ± 889.210 Ha) kedalam 23 (dua puluh tiga) wilayah

KPH, yang terdiri dari 12 (dua belas) KPH dan 11 (sebelas) KPHL. Sedangkan menurut kewenanangannya terdiri dari 7 (tujuh)

KPH Provinsi (KPH lintas kabupaten/kota) dan 16 (enam belas)KPH kabupaten.

- Kondisi penutupan vegetasi dengantingkat kerapatan poulasi tanaman belum optimal, alang-alang, semak belukar atau

penutupan tajuk tegakan kurang dari 50% dari seluruh hamparan lokasi reboisasi.

- Kondisi lokasi kritis dan perlu direhabiltasi.

- Kerapatan populasi tanaman belum optimal (200 – 500 btg/ha, termasuk anakan, pancang, tiang dan pohon)

2.1.2. Aspek Ekologis

- Jenis tumbuhan reboisasi Pengkayaan memiliki sistem perakaran dalam, evapotranspirasi rendah dan berkayu.

- Kegiatan reboisasi pengkayaan akan meningkatkan keanekaragaman hayati setempat serta memiliki bunga yang disukai lebah.

- Reboisasi dapat mengoptimalkan fungsi kawasan, melalui peningkatan penutupan hutan.

15

Page 16: Isi Rkrhl Boak

2.1.3. Aspek Sosial, Ekonomi dan Budaya

- Kegiatan Reboisasi Pengkayaan melibatkan para pihak, khususnya masyarakat setempat (kelompok tani/tanam) dalam

tahapan persiapan, pelaksanaan penanaman dan pemeliharaan.

- Kegiatan Reboisasi Pengkayaan akan memberikan konstribusi ekonomi lokal melaui pengguna jasa masyarakat dalam

pelaksanaan.

- Kegiatan Reboisasi Pengkayaan menggunakan tanaman yang tidak disukai hewan ternak, mengingat ternak lepas merupakan

hama dan gangguan kegiatan ini.

2.1.4. Aspek Konservasi

- Jenis tumbuhan yang di tanam merupakan jenis tumbuhan yang keberadaannya memiliki kesesuaian tempat tumbuhnya

tidak diragukan.

- Jenis tumbuhan yang ditanam diharapkan dapat memperbaiki habitat satwa (pakan ternak).

2.2. Penyiapan dokumen-dokumen pekerjaan yang diperlukan.

Dokumen pekerjaan yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan reboisasi Pengkayaan, antara lain : RKRH dilengkapi dengan lampiran,

gambar dan peta-peta, dokumen kontrak dan dokumen pemerikasaan maupun pengawasan setiap tahapan pekerjaan.

2.3. Persiapan Bahan dan Peralatan

Penyiapan bahan, alat dan perlengkapan kerja yang diperlukan adalah sebagai berikut :

2.3.1. Pengadaan Patok Arah Larikan

Patok batas sebagai penentu arah larikan dibuat dari otongan kayu berukuran panjang ±150 cm dan diameter ±3-5 cm. Sementara

pada bagian ujung diruncingkan untuk memudahkan saat penancapan. Untuk mudah terlihat, patok batas agar diberi warna merah

pada bagian atasnya dengan jarak ± 10 cm. Gambar dan ukuran patok batas/larikan dapat dilihat pada lampiran 8.

2.3.2. Pengadaan Ajir

Ajir dibuat dari kayu atau bambu ukuran panjang ±100 cm dan ketebalan/diameter ±2-3 cm yang pada bagian ujung bawahnya

diruncingkan untuk memudahkan pemancangan. Gambar dan ukuran ajir dapat dilihat pada lampiran gambar 8.

16

Page 17: Isi Rkrhl Boak

2.3.3. Pengadaan Papan Nama

a. Papan nama kegiatan dibuat dari bahan kayu dengan ukuran ±120 × 90 cm dan panjang tiang ±200 cm. Papan nama petak

memuat informasi mengenai nama lokasi, blok/petak, luas, jarak tanam, jenis dan jumlah tanaman, serta sumber

pendanaan kegiatan. Gambar papan nama dapat dilihat pada lampiran gambar 1.

b. Papan nama petak dibuat dari bahan kayu dengan ukuran ±80 cm × 60 cm. Papan nama petak memuat informasi mengenai

nama lokasi, blok/petak, luas, jarak tanam, jenis dan jumlah tanaman. Gambar papan nama dapat dlihat pada lampiran

gamabar 2.

2.3.4. Pengadaan Bahan Gubuk/Pondok Kerja

Gubuk kerja dibuat sebagai tempat kerja, isitirahat serta tempat penyimpanan bahan dan peralatan. Gambar gubuk/pondok kerja

dapat dilihat pada lampiran gambar 3.

2.3.5. Pengadaan Pupuk Kandang/Kompos

Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang/ kompos. Hal yang perlu di perhatikan dalam penyediaan pupuk kandang ini adalah

pupuk harus benar-banar dalam keadaan matang. Pupuk kandang/kompos yang matang apabila diberikan kepada tanaman

dikhawairkan dapat berdampak buruk terhadap tanaman itu sendiri.

2.3.6. Pengadaan Obat-obatan/Herbisida

Herbisida yang digunakan adalah jenis yang ramah lingkungan dan hanya untuk memberantas atau mematikan tumbuhan bawah/

alang-alang dan gulma. Obat-obatan/ herbisida terutama digunakan saat pemeliharaan tanaman, melalui penyemprotan terhadap

tumbuhan pengganggu disekitar bibit yang telah ditanam.

2.3.7. Pengadaan Bahan/Peralatan Kerja Lainnya

Pengadaan bahan/peralatan kerja didasarkan pada kebutuhan kegiatan persiapan lahan (areal kerja), penanaman dan

pemeliharaan, meliputi tali nilon, handsprayer (pompa semprot punggung), cangkul dan parang. Disamping itu tim pelaksana perlu

menyiapkan perlatan pendukung lainnya seperti, kompas, kamera,/tustel dan lain-lain.

17

Page 18: Isi Rkrhl Boak

2.4. Persiapan Bibit

Pembuatan tanaman memerlukan bibit yang berkualitas, yaitu bibit yang berasal dari sumber benih bersertifikat (Tegkan Benih

Teridentifikasi/TBT, Tegakan Benih Terseleksi/TBT, Areal Produksi Benih/APB, Kebun Benih/KB, dan Kebun Pangkas/KP). Bibit yang belum

jelas asal-usulnya hars dilengkapi dengan surat keterangan bibit. Kriteria dan standar asal-usul adalah sebagai berikut :

Tabel. 1. Kriteria dan Standar Asal-usul Bibit

Asal-usul Kriteria Standar

1. Mutu Genetis Tidak Jelas Surat Keterangan Bibit Surat Keterangan Bibit

2. Mutu Genetis Jelas Sertifikat Mutu Benih Minmal TBT

Tabel.2. Kriteria dan Standar Mutu Bibit.

Kelompok Jenis Kriteria standar1. Kayu, Tanaman

Unggulan Lokal1. Pertumbuhan 2. Media Tanam3. Tinggi Minimal

- Normal (sehat, berbatang tunggal, berkayu)- Kelopak - 30 cm (kecuali jenis pinus merkusii), tinggi minimal 15 cm dan sudah ekor bajing

2. MPTS 1. Pertumbuhan2. Media 3. Tinggi

- Normal (sehat, berbatang tunggal, berkayu)- Kelopak- Disesuaikan dengan kebutuhan pola penyelenggaraan : Untuk bibit

tempelan/okulasi, tinggi dihitung dari kependudukan tempelan/sambungan.Waktu penyiapan bibit dan pendistribusian kelapangan harus mempertimbangkan waktu penanaman, hal ini dimaksudkan untuk

menghindari bibit mati karena terlalu lama disimpan ditempat penampungan bibit sementara.

2.5. Persiapan Lahan Areal Kerja (Areal Kerja)

2.5.1. Pembuatan Jalan Pemeriksaan dan Batas Petak.

Jalan pemeriksaan dibuat dalam bentuk rintisan selebar ±2 meter, selain di manfaatkan untuk pemeriksaan dan batas antar petak,

jalan jalan pengangkutan alat dan bahan-bahan yang diperlukan (idealnya jalan antar petak, juga dimanfaatkan untuk jalan

pengangkutan alat dan bahan-bahan yang diperlukan (idealnya jalan pemeriksaan juga menghubungkan antar gubuk/pondok

kerja). Hal-hal yang perlu diperhatitan dalam pembuatan jalan pemeriksahan adalah sebagai berikut:

18

Page 19: Isi Rkrhl Boak

Hindari pennebangan terhadap tegakan berkayu (tingkat pohon,tiang,pancang dan semai) pada badan jalan pemeriksahan

yang akan dibuat.Bila tidak terlalu mengganggu keberadaan tegakan berkayu adalah bagian dari badan jalan pemeriksaan

yang dibuat.

Bila keberadaan tegakan mengganggu fungsi jalan pemeriksahan yang akan dibuat,maka jalan akan dibuat menghindari

tegakan (menyimpang/berbelok) namun kemudian diluruskan kembali (lihat lampiran 11).

2.5.2. Pembuatan Gubuk/Pondok Kerja

Gubuk/Pondok Kerja dibuat setiap luasan 50Ha atau untuk area pelayanan 2 petak tanam. Ukuran dan spesifikasi gubuk kerja yang

dibuat dapat dilihat pada lampiran gambar.4.

2.5.3. Pemancangan Papan Nama

Pemancangan papan nama petak dilakukan menghadap ke luar kawasan atau batas antar petak pada jalan pemerikasaan. Hal ini

dimaksudkan untuk memudahkan mengetahui keberadaan petak tanam di lapangan.

2.5.4. Pemancangan Arah Larikan

Pemancangan patok arah larikan dilakukan pada jarak ± 5m, pemancangan patok arah larikan dilakukan secara terbalik (bagian

pangkal di atas, sementara bagian ujung di bawah) dengan harapan patok yang di tancapkan tidak akan tumbuh. Hal ini

dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan tumbuhnya jenis introduksi (jenis asing).

2.5.5. Pemasangan Ajir

Ajir dipasang/ditancapkan pada tempat yang akan di gali unutk lubang tanaman dengan jarak dasar rata-rata ± 5×5 m. Pemasangan

ajir mengikuti patok batas larikan yang telah ditentukan. Pola dan tata tanam dapat dilihat pada lampiran 5.

Hal-hal ini yang perlu di perhatikan saat pemasangan ajir adalah :

Pemasangan ajir pada dasarnya dilakukan dengan jarak tanam tetap 5 m, karena penanaman pada dasarnya untuk

Pengkayaan. Maka jumlah tanaman adalah 400 Batang/Ha.

Apabila pada titik tancap terdapat tegakan kayu (tingkat pohon, tiang, pancang, maupun semai) maka titik tancap di ubah dan

di pasang diantara titik tancap sebelum/sesudahnya (jarak dari titik tanam antara 1s/d 5 m).

19

Page 20: Isi Rkrhl Boak

Apabila ditemukan kondisi titik tancap ajir berada dalam badan sungai/jurang/rawa dalam, maka titik dimaksud di lompati dan

berlaku kondisi pemasangan ajir sebagaimana diatas.

Jika menggunakan ajir dari kayu bulat, penancapan ditanah dilakuan secara terbalik agar tidak dapat tumbuh.

2.5.6. Pembersihan Lahan/Pemotongan Semak dan Alang-alang

Pembersihan lahan dilakukan dengan cara dibersihkan/dibabat dengan alat manual (parang/sabit) hanya pada jalur tanam. Hasil

pembabatan dibiarkan ditempatnya (tidak dikumul dan tidak dibakar) sehingga berfungsi sebagai penutup/mulsa (menjadi pupuk

organik setelah terdekomposisi). Hal ini yang perlu diperhatikan saat pembersihan lahan adalah ;

Pembersihan lahan hanya pada tanaman pengganggu/gua/semak/alang-alang dan hindari penebangan pada tumbuhan asli

berkayu. Baik tingkat pohon, tiang, pancang, maupun semai.

Pembersihan lahan pada jalur tanam yang terpenting adalah jalur dapat terlihat dan dapat dilalui saat penanaman.

2.5.7. Pembuatan Piringan dan Lubang Tanaman

Setelah kegiatan pemasangan ajir, maka dilanjutkan dengan pembuatan piringan dan lubang tanam. Ukuran lubang tanam yang

dibuat kurang lebih 30 cm × 30 cm ×30 cm. Tanah bagian atas (±15 cm) ditempatkan pada sisi yang berbeda dengan tanah bagian

bawah (±15 cm) pada saat menggali lubang tanam.

Sebelum penanaman dilakukan, terlebih dahlu diadakan pengolahan lahan secara manual dengan menggunakan cangkul disekitar

lubang tanam berbentuk lingkaran dengan diameter ± 50cm dan sedalam ±10-50 cm. Pengolahan lahan bertujuan memperbaiki

areai dan drainase tanah serta mengurangi persaingan gulma. Gambar pembuatan piringan dan lubang tanam dapat dillihat pada

lampiran gambar.6.

2.6. Penanaman

2.6.1. Distribusi Bibit ke Lubang Tanam

Distribusi bibit ke lokasi penanaman perlu secara berhati-hati untuk menghindari kerusakan. Hindari penumpukan bibit agar tidak

rusak/batang patah. Jumlah bibit yang harus diangkut didasarkan pada target penanaman/hari, hal ini dilakukan untuk

menghindari bibit tersisa yang tidak dapat ditanam pada hari itu.

20

Page 21: Isi Rkrhl Boak

2.6.2. Penanaman dan Pemupukan

Tanah bagian atas (top soil) galian lubang tanam dicampur dengan pupuk kandang dengan dosis ±0,25 kg untuk di kembalikan (di

timbun) ke lubang tanam. Pemberian pupuk kandang dilakukan paling cepat satu minggu setelah penggalian lubang tanam. Cara

penanaman mengikuti prosedur sebagai berikut:

Bibit yang diambil dan polybag yang dilepas, upayakan media tanam tidak terhambur.

Tanah bagian atas galian lubang tanam (top soil) yang telah dicampur pupuk dimasukan menjadi lapisan dasar lubang tanam.

Bibit yang telah terbuka dari polybag kemudian ditanam pada lubang yang telah ditimbun dan dibenamkan hingga batas leher

akar.

Timbun kembali lubang yang telah terisi bibit dengan tanah bagian bawah galian lubang tanam hingga rata dengan permukaan

tanah, tekan dengan tangan hingga batang bibit tampak lurus ke atas.

Gantungkan bekas polybag pada ujung ajir.

Gambar teknik pemupukan dasar dan penanaman dapat dilihat pada lampiran gambar.7.

2.7. Pemeliharaan Tahun Berjalan

2.7.1. Penyiangan dan Pendangiran

Penyiangan dan Pendangiran dilakukan 2 kali yaitu pada waktu 1 dan 2 buah setelah penanaman. Kegiatan dilakukan dalam rangka

pembersihan tumbuhan pengganggu/gulma dan memperbaiki drainase tanah disekitar tanaman pokok. Penyiangan dilakukan

secara manual dan penyemprotan Herbisida.

2.7.2. Penyulaman

Peyulaman tanaman pokok pada tahun berjalan dilakukan 1 bulan sesudah penanaman pada tahun pertama dan setelah

pelaksanaan penyiangan dan pendangiran pertama. Teknik penyulaman sama dengan teknik penanaman yang telah di uraikan

sebelumnya. Tujuan penyulaman adalah meningkatkan persen tumbuh/jadi tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu dalam

rangka memenuhhi jumlah tanaman per Hektar.

2.8. Pengawasan/Supervisi

21

Page 22: Isi Rkrhl Boak

Pengawasan/supervisi dilaksanakan oleh pengawas teknis, mulai dari persiapan hingga pemeliharaan tahun berjalan. Petugas pengawas

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan disetiap petak tanam yang menjadi tanggung jawabnya.

2.9. Pengamanan/Pemeliharaan Bibit Sementara

Pengamanan/Pemeliharaan Bibit Sementara dilakukan dalam bentuk pemantauan dan pengamanan lokasi dari gangguan manusia, ternak

maupun bahaya kebakaran yang mungkinan tejadi dan dapat menyebabkan kegagalan/kematian tanaman.

Pengamanan/pemeliharaan bibit sementara dilakukan dalam bentuk pemantauan dan pengamanan lokasi dari gangguan manusia, ternak

maupun bahaya kebakaran yang yang mungkin terjadi dan dapat menyebabkan kegagalankematian tanaman. Untuk memperoleh mutu

biibit yang baik, dan mengurangi resiko kerusakan bibit di lokasi penanaman, diperlukan persemaian dan Tempat Pengumpulan Sementara

(TPS) yang sesuai kriteria dan standar mutu, adapun kriteria dan standar mutu TPS sebgai berikut :

Tabel.3. Kriteria, Standar Mutu Persemaian TPS.

Kelompok Jenis Kriteria SatandarTempat Penampungan Sementara (TPS) 1. Lokasi 1. Dekat dengan lokasi penanaman

2. Dekat dengan seumber air3. Bebas banjir dan angin keras

2. Sarana dan Prasarana

1. Memiliki areal terbuka dan/atau areal naungan2. Memiliki sarana penyiraman3. Memiliki peralatan penanganan benih

3. Pemeliharaan Tahun I (Pertama)

Pemeliharaan tahun I tanaman reboisasi pengkayaan dilaksanakan pada tahun 2014, apabila persentase tumbuh tanaman tahun seblumnya

mencapai lebih dari 70%. Kegiatan pemeliharaan tahun I meliputii kegiatan persiapan bahan dan bibit serta pemeliharaan tanaman.

3.1. Persiapan Bahan

3.1.1. Pengadaan Ajir

22

Page 23: Isi Rkrhl Boak

Pengadaan ajir dari kayu atau bambu dengan ukuran ±100 cm dan ketebalan/diameter ±2-3 cm yang ada pada bagian ujung

bawahnya diruncingkan untuk memudahkan pemancangan. Gambar dan ukuran ajir dapat dilihat pada lampiran 8.

3.1.2. Pengdaan Pupuk dan Obat-obatan

Pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang/kompos. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan pupuk kandang ini adalah

pupuk harus benar-benar dalam keadaan matang. Pupuk kandang/kompos yang matang apabila diberikan kepada tanaman di

khawatirkan dapat berdampak buruk terhadap tanaman itu sendiri.

Herbisida yang digunakan adlah jenis yang ramah lingkungan dan hanya untuk memberantas atau mematikan tumbuhan

bawah/alang-alang dan gulma. Obat-obatan/herbisida terutama digunakan saat pemeliharaan tanaman, melalui penyemprotan

terhadap tumbuhan pengganggu disekitar tanaman pokok.

3.2. Persiapan Bibit

Sama halnya dengan bibit tanaman pokok pada reboisasi pengkayaan (Tahun 2013), bibit sulaman tanaman pokok tahun I (Tahun 2014)

yang direncanakan) dari jenis yang sama.

3.3. Pemeliharaan Tanaman

3.3.1.Penyiangan, Pendangiran dan Pemupukan

Penyiangan dilakukan dengan cara membersihkan/pembabatan tumbuhan pengganggu dengan alat manual (parang/sabit)

disekeliling tanaman pokok. Hasil pembabatan dibiarkan ditempatnya (tidak dikumpul dan tidak dibakar) sehingga berfungsi

sebagai penutup/mulsa (menjadi pupuk organik setelah terdekomposisi). Hal yang perlu diperhatikan adalah :

Penyiangan hanya pada tanaman pengganggu/gulma/semak/alang-alang dan hindari penebangan pada tumbuhan asli

berkayu baik tingkat pohoon, tiang, pancang, dan semai.

Penyingan pada jalur tanam yang penting adalah jalur dapat terlihat dan dapat dilalui pada saat pemeliharaan.

Pendangiran adalah pengolahan lahan secara manual dengan menggunakan cangkul disekitar tanaman berbentuk lingkaran

dengan diameter ±0,50 cm. Pengolahan lahan bertujuan untuk memperbaiki aerasi dan drainase tanah serta mengurangi

persaingan gulma. Setelah pendangiran dilakuan pemupukan disekitar tanaman dengan pupuk kandang dengan dosis ±0,25 kg.

23

Page 24: Isi Rkrhl Boak

3.3.2. Distribusi Bibit ke Lubang Tanaman

Distribusi bibit ke lokasi tanaman pokok yang akan di sulami, dilakukan secara berhati-hati untuk menghindari kerusakan. Hindari

penumpukan bibit agar tidak rusak/batang patah. Jumlah bibit yang dingkut harus didasarkan pada target penyulaman/hari, hal ini

dilakukan untuk menghindari bibit tersisa yang tidak dapat ditanam pada hari itu.

3.3.3. Penyulaman

Penyulaman dilakukan terhadap tanaman poko yang mati dan dilakukan setelah pelaksanaan penyiangan dan pendangiran. Teknik

penyulaman sama dengan teknik penanaman yang telah dilakukan sebelumnya. Tujuan penyulaman adalah meningkatkan persen

tumbuh atau jadi tanaman.

3.4. Pengawasan/Supervisi

Pengawasan/Supervisi dilaksanakan oleh pengawas teknis, yang bertangungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan disetiap petak tanam

yang menjadi tanggungjawabnya.

4. Pemeliharaan Tahun II (kedua)

Pemeliharaan tahun II tanaman reboisasi pengkayaan dilaksanakan padatahun 2015, apabila persentase tumbuh tanaman hasil pemeliharaan

tahun I menacapai lebih dari 90%. Kegiatan pemeliharaan tahun II meliputi kegiatan persiapan bahan, pemeliharaan tanaman dan

pengawasan/supervisi.

4.1. Persiapan Bahan

Bahan yang diperlukan untuk kegiatan pemeliharaan untuk tahhun II, meliputi pengadaan pupuk dan obat-obatan. Pupuk yang digunakan

adalah pupuk kandang/kompos. Hal yang perlu diperhatikan dalam penyediaan pupuk kandang ini adalah pupuk harus benar-benar dalam

keadaan matang. Pupuk kandang/kompos yang matang apabila diberikan kepada tanaman di khawatirkan dapat berdampak buruk

terhadap tanaman itu sendiri.

Herbisida yang digunakan adalah jenis yang ramah lingkungan dan hanya untuk memberantas atau mematikan tubuhan bawah/ alang-

alang dan gulma. Obat-obatan/herbisida terutama digunakan saat pemeliharaan tanaman, melalui penyemprotan terhadap tumbuhan

pengganggu disekitar tanaman pokok.

24

Page 25: Isi Rkrhl Boak

4.2. Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan tahun II terhadap tanaman pokok meliputi kegiatan penyiangan dan pendangiran (2 kali) serta pemupukan. Penyiangan

dilakukan dengan cara pembersihan/pembabatan tumbuhan pengganggu dengan alat manual (parang/sabit) disekeliling tanaman pokok.

Hasil pembabatan dibiarkan ditempatnya (tidak dikumpul atau tidak dibakar) sehingga berfungsi sebagai penutup/mulsa (menjadi pupuk

organik setelah terdekomposisi). Hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Penyiangan hanya pada tanaman pengganggu/gulma/semak/alang-alang dan hindari penebangan pada tumbuhan asli berkayu baik

tingkat pohon, tiang, pancang, maupun semai.

b. Penyiangan pada jalur tnam yang terpenting adalah jalur dapat telihat dan dapat dilalui saat pemeliharaan.

Pendangiran adalah pengolahan lahan secara manual dengan menggunakan cangkul disekitar tanaman berbentuk lingkaran dengan

diameter ±0,50cm dan sedalam ±10-15cm. Pengolahan lahan bertujuan memperbaiki aerasi dan drainase tanah serta mengurangi

persaingan gulma. Setelah pendangiran dilakukan pemupukan disekitar tanaman dengan pupuk kandang dengan dosis ±0,25kg.

4.3. Pengawasan/ Supervisi

Pegawasan/ supervisi dilaksankan oleh kordinator lapangan, yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan disetiap petak

tanam yang menjadi tanggung jawabnya.

Jadwal pelaksanaan kegiatan reboisasi pengkayaan (Tahun 2014), pemeliharaan tahun I (Tahun 2015) dan II (Tahun 2016) Kawasan Hutan Produksi Kesatuan Pengelolaan Hutan Batulanteh dilokasi Blok Boak Desa Boak Kecamatan Unter Iwis, disajikan pada tabel berikut:

Tabel. JADWAL PELAKSANAAN SETIAP JENIS PEKERJAAN

No. JENIS PEKERJAAN VOLUME SATUAN BULAN KE

I II II IV V VI VI VIII IX X XI XII1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16A. PEMBUATAN TANAMAN TH. 2014

25

Page 26: Isi Rkrhl Boak

1. Pembuatan Jalan Pemeriksaan 115 HOK

2. Pemotongan Semak dan Alang-alang 345 HOK

3. Penentuan Arah Larikan 173 HOK

4. Pemasangan Ajir 115 HOK

5. Pembuatan Piringan dan Lubang Tanam 920 HOK

6. Pembuatan Pondok Kerja 58 HOK

7. Penanaman dan Pemupukan 460 HOK

8. Distribusi Bibit Kelubang Tanam 115 HOK

9. Penyulaman 230 HOK

10. Penyiangan dan pendangiran 460 HOK

11. Pengadaan papan naman kegiatan 1 Buah

12. Pengadaan papan nama petak 5 Buah

13. Pengadaan bahan pondok kerja/gubuk 2 Paket

14. Pengdaan obat-obatan /herbisida 115 PKT

15. Pengadaan bahan /peralatan kerja 115 PKT

16 pengadaan bibit kayu putih 46.000 BTG

17 Pemeliharaan dan pengamanan bibit sementara

115 HA

18 Pengawan/supervisi 28 OB

26

Page 27: Isi Rkrhl Boak

B. PEMELIHARAAN TAHUN KE-1 (TH.2015)

1. Distribusi ke lubang tanam 115 HA

2. Penyulaman 230 HOK

3. Penyiangan, pendangiran dan pemupukan

1.035 HOK

4. Pengadaan ajir 9.200 BTG

5. Pengadaan pupuk dan obat-obatan 11.500 PKT

6. Pengadaan bibit sulaman 9.200 BTG

7. Pengawasan/supervise 28 OB

C. PEMELIHARAAN KE-2 (TH.2016)

1. Penyiangan, pendangiran dan pemupukan 2 kali

1.035 H0K

2. Pengadaan pupuk dan obat-obatan 11.500 PKT

3. Pengawasan /supervisi 28 OB

27

Page 28: Isi Rkrhl Boak

B. PERINCIAN KEBUTUHAN BAHAN, ALAT DAN TENAGA KERJA SETIAP JENIS PEKERJAAN.

NO JENIS PEKERJAANKEBUTUHAN BAHAN,

ALATKEBUTUHAN TENAGA

KERJA KETERANGANVolume Satuan Volume Satuan

1 2 3 4 5 6 7

PEMBUATAN TANAMAN TAHUN 2014Pembuatan Jalan Pemeriksaan

- - 115 HOK Asumsi kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan jalan pemeriksaan sebanyak 25 HOK per petak (luas 115 Ha) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 115 HOK

Pemotongan semak dan alang-alang

345 HOK Asumsi kemampuan setiap 3 orang tenaga kerja (3 HOK) pembersihan lahan pada jalur tanam sebanyak 1 Ha, maka kebutuhan tenaga kerja seluas 115 Ha dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 345 HOK

Pemasangan ajir 46.000 Batang 115 HOK Bahan :Reboisasi pengkayaan membutuhkan bibit sebanyak 400 batang /Ha dengan demikian maka kebutuhan ajir adalah 400 Batang/Ha atau 10.000 Batang/petak (25 Ha). Sedangkan kebutuhan ajir secara keseluruhan untuk luasan 115 Ha adalah 46.000 Batang.Tenaga Kerja :Asumsi kemampuan setiap tenaga kerja (1 HOK) pemasangan ajir sebanyak 319 batang/hari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk pemasangan ajir setiap 1 Ha (400 batang) adalah sebanyak 1 HOK, sedangkan untuk seluas 115 Ha (46.000 batang) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 115 HOK.

Pembuatan piringan dan lubang tanam

- - 920 HOK Asumsi kemampuan setiap tenaga kerja membuat piringan dan lubang (1 HOK) sebanyak 50 piringan dan lubang tanam/hari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk membuat piringan dan lubang tanam

28

Page 29: Isi Rkrhl Boak

setiap 1 Ha (400 piringan dan lubang tanam) adalah sebanyak 8 HOK, Sementara untuk seluas 115 Ha (46.000 piringan dan lubang tanam) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 920 HOK.

Pengadaan papan nama kegiatan

1 Unit - - Untuk Areal reboisasi pengkayaan seluas 200 Ha yang terdiri dari 1 blok hamparan diperlukan papan nama kegiatan sebanyak 1 Unit

Pengadaan papan nama petak

5 Unit - - Untuk Areal Reboisasi Pengkayaan seluas 115 Ha yang terdiri dari 4 petak tanam masing-masing seluas 25 Ha dan 1 petak dengan luas 15 Ha, sehingga diperlukan papan nama sebanyak 5 Unit

Pembuatan gubuk/pondok kerja

2 Unit 50 HOK Untuk areal reboisasi pengkayaan seluas 115 Ha terdiri dari 5 petak tanaman diperlukan gubuk/pondok kerja sebanyak 2 Unit (1 unit untuk pelayanan 2 sampai 3 petak). Rencana kebutuhan bahan untuk membuat gubuk/podok kerja setiap 1 unit disajikan pada lampiran 5.Asumsi kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan 1 unit gubuk/pondok kerja sebanyak 25 HOK, maka kebutuhan tenaga kerja untuk pembuatan 2 unit gubuk/pondok kerja adalah sebanyak 100 HOK.

Penanaman dan Pemupukan

11.500 kg 460 HOK Asumsi setiap lubang tanam memerlukan 0,25 kg pupuk kandang/kompos, maka untuk 500 lubang tanam dalam 1 Ha dibutuhkan 100 kg pupuk. Sedangkan kebutuhan pupuk secara keseluruhan untuk luasan 115 Ha adalah 11.500 kg.Asumsi kebutuhan setiap tenaga kerja (1 HOK) untuk melakukan penanaman dan pemupukan sebanyak 100 batang bibit/hari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk penanaman dan pemupukan setiap 1 Ha (400 batang) adalah sebanyak 4 HOK, sementara untuk setiap 1 petak seluas 25 Ha (10.000 batang) adalah sebanyak 100 HOK. Sehingga untuk seluas 115 Ha (46.000 batang)

29

Page 30: Isi Rkrhl Boak

dibutuhkan tenaga kerja 460 HOK.Penanaman dan pemupukan dasar sangat berkaitan erat dengan distribusi bibit. Dengan analisa diatas maka, kebutuhan tenaga kerja adalah 1 orang pendistribusian bibit melayani 5 orang tenaga penanaman untuk 400 batang bibit

Distribusi bibit kelubang tanam

- - 115 HOK Asumsi kemampuan setiap tenaga kerja (1 HOK) untuk mengangkut bibit kelubang tanam sebanyak 400 batang/hari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk distribusi bibit setiap 1 Ha (400 bibit) adalah sebanyak 1 HOK, sementara untuk setiap 1 petak seluas 25 Ha (10.000 bibit) adalah sebanyak 25 HOK. Sehingga seluas 115 Ha (46.000 bibit) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 115 HOK.

Penyulaman - - 230 HOK Asumsi kemampuan setiap tenaga kerja (1 HOK) untuk penyulaman 10% dari jumlah tanaman pokok (termasuk pengangkutan bibit) sebanyak 20 batang/perhari maka kebutuhan tenaga kerja untuk penyulaman sebanyak 50 HOK. Sehingga untuk seluas 115 Ha (9.200 batang) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 230 HOK.

Penyiangan dan Pendangiran

- - 460 HOK Asumsi kemampuan setiap tenaga kerja (1 HOK) untuk penyiangan dan pendangiran di sekitar tanaman sebanyak 200 tanaman/perhari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk penyiangan dan pendangiran setiap 1 Ha (400 tanaman) adalah sebanyak 2 HOK, sementara untuk setiap satu petak seluas 25 Ha (10.000 tanaman) adalah sebanyak 50 HOK. Sehingga untuk seluas 115 Ha (46.000 tanaman) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 230 HOK. Dengan demikian untuk penyiangan dan pendangiran sebanyak 2 kali dibutuhkan sebanyak 460 HOK.

Pengawasan/supervisi - - 28 OB Asumsi pengawasan/supervise dilaksanakan oleh pendamping teknis 1 orang selama 12 bln (12OB)

30

Page 31: Isi Rkrhl Boak

pengawas teknis 5 orang selama 3 bln (15OB)Pengadaan Obat-obatan/Herbisida

115 Paket - - Asumsi setiap 1 Ha memerlukan 1 liter herbisida, maka kebutuhan herbisida setiap 1 petak tanaman seluas 25 Ha adalah sebanyak 25 liter. Sehingga kebutuhan herbisida secara keseluruahan seluas 115 Ha adalah 115 liter

Pengadaan Bahan dan Peralatan Kerja

115 Paket - - Asumsi setiap 1 ha lahan dikerjakan oleh orang yang berbeda, jadi dalam luasan 115 ha diperlukan 115 paket pengadaan bahan peralatan kerja, untuk kebutuhan bahan dan peralatan kerja dapat dilihat pada lampiran 9.

Pengamanan/Pemeliharaan Bibit Sementara

- - 115 HOK Asumsi Pengamanan/ pemeliharaan bibit sementara dilakukan dengan satuan Ha, sehingga setiap regu petak tanaman bertanggungjawab terhadap luasan 25 Ha

Pembibitana. Kayu putih: 50,600 Batang - -

Rebosasi pengkayaan membutuhkan bibit untuk tanaman pokok dan sulaman (10%) sebanyak 440 batang/ Ha, dengan demikian maka kebutuhan bibit tanaman pokok adalah 440 batang/Ha. Sedangkan kebutuhan bibit tanaman pokok secara keseluruhan untuk luasan 115 Ha adalah 50.600 batang. Dengan pola tanam menyesuaikan dengan kondisi lapangan.

PEMELIHARAAN KE -1 (TH, 2015)

Distibusi kelubang tanam - - 115 HOK Asumsi kemapuan setiap tenaga kerja (1 HOK) untuk mengankut bibit ke lubang tanam pada pemeliharaan tanaman reboisasi pengkayaan tahun 1 sebanyak 1 Ha/hari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk distribusi bibit untuk setiap satu petak seluas 25 Ha adalah 25 HOK. Sehingga untuk seluas 115 Ha dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 115 HOK.

Penyulaman dan 9.200 Batang 230 HOK Asumsi kemampuan setiap tenaga kerja (1 HOK)

31

Page 32: Isi Rkrhl Boak

pemasangan ajir untuk penyulaman 20% dan pemasangan ajir sebanyak 20 batang/hari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk penyulaman setiap 1 Ha (110 batang) adalah sebanyak 2 HOK, sementara seluas 115 Ha dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 230 HOK

Penyiangan, Pendangiran dan Pemupukan

- - 1.035 HOK Asumsi kemampuan setiap tenaga kerja (1HOK) untuk penyiangan dan pendangiran di sekitar tanaman sebanyak 100 tanaman/hari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk penyiangan dan pendangiran setiap 1 Ha (400 tanaman) adalah sebanyak 4 HOK, sementara untuk 1 petak seluas 25 Ha (10.000 tanaman) adalah sebanyak 100 HOK. Sehingga untuk seluas 115 Ha dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 460 HOK. Penyiangan dan pendangiran dilakukan sebanyak 2 kali, sehingga kebutuhan tenaga kerja mencapai 920 HOK.Sedangkan asumsi kemampuan setiap tenaga kerja (1 HOK) untuk pemupukan tanaman pokok/sulaman adalah sebanyak 400 tanaman, maka kebutuhan tenaga kerja untuk pemupukan setiap 1 Ha (400 tanaman) adalah sebanyak 1 HOK, sementara untuk setiap 1 petak 25 Ha (10.000 tanaman) adalah sebanyak 25 HOK. Sehingga untuk seluas 115 Ha (46.000 tanaman) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 115 HOK.Dengan demikian, untuk kegiatan penyiangan, pendangiran dan pemupukan secara keseluruhan dibutukan tenaga kerja sebanyak 1.035 HOK.

Pengadaan Pupuk dan Obat-obatan

11.500 kg - - Asumsi setiap tanaman pokok pada pemeliharaan tanaman reboisasi pada tahun ke I memerlukan 0,25 kg pupuk kandang/ kompos, maka untuk 500 tanaman dalam 1 Ha dibutuhkan 100 kg pupuk atau 2.500 kg/petak (25 Ha). Sementara kebutuhan pupuk secara keseluruhan untuk luasan 115 Ha adalah 11.500 Kg.

32

Page 33: Isi Rkrhl Boak

Pengadaan Bibit Sulaman 9.200 Batang - - Penyulaman tanaman reboisasi pengkayaan tahun ke I dilakukan sebanyak 20% dari jumlah tanaman atau 80 batang/Ha. Dengan demikian kebutuhan bibit pemeliharaan tahun ke I setiap 1 Ha adalah 80 batang, sementara kebutuhan bibit dalam 1 petak seluas 25 Ha adalah sebanyak 2.000 batang. Sehingga untuk kebutuhan bibit seluas 115 Ha dibutuhkan sebanyak 9.200batang. Dengan pola tanam bibit secara acak, maka kebutuhan bibit per jenis disajikan pada lampiran 10

Pengawasan/Supervisi - - 72 OB Pengawasan/supervise dilaksanakan oleh pengawas teknis, asumsi setiap 1 petak seluas 25 Ha oleh 1 orang pengawas teknis selama 12 bulan (12 OB). Sehingga seluas 115 Ha dibutuhkan sebanyak 5 orang pengawas teknis selama 12 bulan (60 OB).

PEMELIHARAAN KE-2 (TH.2016)

Penyiangan, Pendangiran dan Pemupukan 2 kali

- - 1.035 HOK Kegiatan pemeilharaan tanaman reboisasi tahun ke II adalah meliputi kegiatan penyiangan, pendangiran dan pemupukan tanaman pokok. Asumsi kemampuan setiap tenaga kerja (1 HOK) untuk penyiangan dan pendangiarn di sekitar tanaman sebanyak 100 tanaman/hari, maka kebutuhan tenaga kerja untuk penyiangan dan pendangiran setiap 1 Ha (400 tanaman) adalah sebanyak adalah sebanyak 4 HOK, sementara untuk setiap 1 petak seluas 25 Ha (10.000 tanaman) adalah sebanyak 100 HOK. Sehingga untuk 5 petak seluas 115 Ha (46.000 tanaman) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 460 HOK. Penyiangan dan pendangiran dilakukan sebanyak 2 kali sehingga dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 920 HOK.Sementara asumsi kemampuan setiap tenaga

33

Page 34: Isi Rkrhl Boak

kerja (1 HOK) untuk pemupukan tanaman pokok/sulaman adalah sebanyak 400 tanaman, maka kebutuhan tenaga kerja untuk pemupukan setiap 1 petak seluas 25 Ha (10.000 tanaman) adalah sebanyak 25 HOK. Sehingga untuk seluas 115 Ha (46.000 tanaman) dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 115 H0K.Dengan demikian, untuk kegiatan penyiangan, pendangiran dan pemupukan secara keseluruhan dibutuhkan tenaga kerja sebanyak 1.035 HOK.

Pengadaan pupuk & Obat-obatan

11.500 kg Bahan yang diperlukan untuk pemeliharaan tanaman reboisasi tahun ke II adalah berupa pupuk kandang/kompos. Asumsi setiap tanaman pokok pada pemeliharaan tanaman reboisasi pengkayaan tahun ke II memerlukan 0,25 kg pupuk kandang/kompos, maka untuk 500 tanaman pokok dalam 1 Ha dibutuhkan 100 kg pupuk atau 2.500 kg/petak (25 Ha). Sedangkan kebutuhan pupuk secara keseluran untuk luasan 115 Ha adalah 11.500 Kg.

Pengawasan/Suverpisi - - 72 OB Pengawasan/Supervisi dilaksanakan oleh pengawas teknis, asumsi setiap 1 petak seluas 25 Ha oleh 1 orang pengawas teknis selama 12 bulan (12 OB). Sehingga seluas 115 Ha dibutuhkan sebanyak 5 orang pengawas teknis selama 12 bulan (60 OB)

34