isi-ppm

31
I. JUDUL : PROSES PENANAMAN MEDIA DAN STERILISASI II. TUJUAN 2.1. Penanaman Media : Untuk mengetahui cara pembuatan media yang sesuai dengan pertumbuhan mikroba, dan untuk mengetahui cara penggoresan pada metode cawan gores serta untuk mengamati mikroba yang tumbuh pada media tersebut. 2.2. Sterilisasi : Membunuh mikroorganisme atau mensterilkan alat-alat (cawan petri, kaca objek, tabung reaksi, dan beaker glass) yang akan digunakan dalam percobaan mikrobiologi. Selain itu, agar mengetahui cara pensterilan secara fisika, terutama pemanasan basah. III. TEORI 3.1. Sterilisasi Sterilisasi dilakukan pada suhu 121 o C selama 30 menit, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan. Udara tekan yang digunakan juga harus dalam kondisi steril. Substrat yang berisi nutrien tidak peka

Upload: ido-aprilian-tarigan

Post on 14-Sep-2015

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

isi ppmasa

TRANSCRIPT

I. JUDUL : PROSES PENANAMAN MEDIA DANSTERILISASI

II. TUJUAN 2.1. Penanaman Media :Untuk mengetahui cara pembuatan media yang sesuai dengan pertumbuhan mikroba, dan untuk mengetahui cara penggoresan pada metode cawan gores serta untuk mengamati mikroba yang tumbuh pada media tersebut.2.2. Sterilisasi :Membunuh mikroorganisme atau mensterilkan alat-alat (cawan petri, kaca objek, tabung reaksi, dan beaker glass) yang akan digunakan dalam percobaan mikrobiologi. Selain itu, agar mengetahui cara pensterilan secara fisika, terutama pemanasan basah.

III. TEORI3.1. SterilisasiSterilisasi dilakukan pada suhu 121oC selama 30 menit, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan. Udara tekan yang digunakan juga harus dalam kondisi steril. Substrat yang berisi nutrien tidak peka terhadap suhu, maka sterilisasi media substrat dilakukan pada 138oC selama 5 menit. Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membunuh segala macam bentuk kehidupan organisme, khususnya mikroba, guna membebaskan alat-alat percobaan atau bahan dan mikroorganisme. Dalam menumbuhkan dan memelihara suatu mikroba secara biakan murni, kita harus memisahkan mikroba-mikroba tersebut satu sama lain. Dalam hal ini digunakan alat-alat atau bahan yang steril. Sterilisasi alat atau bahan dapat dilakukan dengan cara mekanik atau kimia. Cara mekanik misalnya dengan cara penyaringan, sedangkan cara kimia misalnya dengan cara pemanasan sinar ultraviolet, sinar x dan lain-lain.Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif.Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril atau bebas dari kuman serta bakteri, virus dan jamur. Dan untuk mensterilkannya diperlukan pula pengetahuan tentang cara-cara/teknik sterilisasi. Hal ini dilakukan karena alat- alat yang digunakan pada laboratorium mikrobiologi memiliki teknik sterilisasi yang berbeda. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka dilakukanlah percobaan ini untuk mengetahui teknik sterilisasi dari alat-alat tersebut. Adapun sterilisasi yang umum dilakukan dapat berupa:a. Sterilisasi secara fisik (pemanasan, penggunaan sinar gelombang pendek yang dapat dilakukan selama senyawa kimia yang akan disterilkan tidak akan berubah atau terurai akibat temperatur atau tekanan tinggi). Dengan udara panas, dipergunakan alat bejana/ruang panas (oven dengan temperatur 170o 180 oC dan waktu yang digunakan adalah 2 jam yang umumnya untuk peralatan gelas). b. Sterilisasi secara kimia (misalnya dengan penggunaan disinfektan, larutan alkohol, larutan formalin).c. Sterilisasi secara mekanik, digunakan untuk beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi akan mengalami perubahan, misalnya adalah dengan saringan/filter. Sistem kerja filter, seperti pada saringan lain adalah melakukan seleksi terhadap partikel-partikel yang lewat (dalam hal ini adalah mikroba).Autoklaf merupakan alat yang essensial dalam setiap laboratorium mikrobiologi, ruang sterilisasi di rumah-rumah sakit serta tempat-tempat lain yang memproduksi produk steril. Pada umumnya (tidak selalu) autoklaf dijalankan pada tekanan kira-kira 15-16 per ln2 (5 kg/cm2) pada suhu 121 oC. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi bergantung pada sifat bahan yang disterilkan, tipe wadah dan volume bahan (Himitsu, 2011).

3.2 Medium Pertumbuhan MikrobaMedium pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi dalam medium untuk menyusun komponen sel dirinya. Dengan medium pertumbuhan dapat dilakukan hal-hal berikut :1. isolat mikroorganisme menjadi kultur murni,2. memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,3. menumbuhkan mikroorganisne,4. memperbanyak jumlah,5. menguji sifat-sifat fisiologisnya6. menghitung jumlah mikroba.Dalam pembuatan medium pertumbuhan perlu dilakukan sterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada medium. Dua jenis medium dapat dibedakan berdasarkan komponen dasar yang membentuknya yaitu :1. Medium Kompleks : Medium ini terbuat dari bahan alami yang komposisinya tidak diketahui secara pasti. Komposisi medium ini terdiri atas hasil penguraian (ekstrak) berbagai jenis jaringan tumbuhan / daging/ kasein/ ragi yang kaya akan polipeptida, asam amino, vitamin dan mineral.2. Medium yang Tersusun dari Bahan Kimia Tertentu : Medium ini dibuat dari beberapa jenis bahan kimia dengan konsentrasi tertentu. Bahan kimia yang digunakan berasal dari sumber C, N, P, vitamin dan mineral.- Sumber C : glukosa, dekstrosa, sukrosa dll- Sumber N : NH4NO3, NH4Cl, urea- Sumber P : KH2PO4- Sumber Vitamin- Sumber Mineral : Fe, Mn, S dllAdapun jenis medium berdasarkan sifat fisiknya, yaitu :1. Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media menjadi padat2. Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan supaya pertumbuhan mikroba dapat menyebar ke seluruh media tetapi tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang. Misalnya bakteri yang tumbuh pada media NfB ( Nitrogen free B romthymol Blue ) semisolid akan membentuk cincin hijau kebiruan di bawah permukaan media, jika media ini cair maka cincin ini dapat dengan mudah hancur. Semisolid juga bertujuan untuk mencegah/menekan difusi oksigen, misalnya pada media Nitrate Broth , kondisi anaerob atau sedikit oksigen meningkatkan metabolisme nitrat tetapi bakteri ini juga diharuskan tumbuh merata diseluruh media.3. Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar, contohnya adalah NB (Nutrient Broth ), LB (Lactose Broth).(Aulia, 2012).

3.3 Sifat-Sifat Umum Suatu KoloniBakteri merupakan mikroorganisme bersel tunggal, tidak berklorofil dan berkembangbiak dengan cara membelah diri. Ukuran bakteri lebih kecil dari protozoa maupun fungsi satu sel. Pengamatan-pengamatan yang dilakukan Leewenhoek merupakan pengamatan yang menampakan penampilan kasar bakteri yang hanya menampakan sel bulat, seperti batang atau spiral. Perkembangan pengamatan sel bakteri sampai dengan sebelum tahun 1940-an meliputi teknik pewarnaan ternyata dapat memperbaiki apa yang diamati Leewenhoek sehingga dapat lebih tepat mengamati morfologi bakteri yang meliputi : bentuk, ukuran, struktur luar, dan pola penataan bakteri. Morfologi bakteri dapat berupa morfologi koloni dan morfologi sel bakteri. Koloni bakteri merupakan kumpulan bakteri sejenis hasil reproduksi yang mengumpul pada satu tempat di medium kultur atau kumpulan bakteri pada medium kultur yang berasal dari hasil pertumbuhan atau keturunan dari satu sel bakteri. Beberapa kelompok bakteri menunjukan ciri-ciri koloni yang saling berbeda, baik dilihat dari bentuknya, elevasi, maupun bentuk tepi koloni. Ukuran, bentuk, dan penataan sel merupakan ciri morfologi kasar sel bakteri. Berikut ini beberapa contoh morfologi koloni bakteri.

Gambar 3.1 Contoh Koloni Bakteri(Purnomo, 2008)

Setelah ditemukan mikroskop elektron dan teknik-teknik memotong sel menjadi irisan-irisan bagian sel, serta teknik isolasi senyawa sel maka kemudian ditemukan ciri morfologi dan ciri biokimiawi yang lebih detail lagi. Ciri morfologi dari irisan-irisan bagian sel ini kemudian kita sebut morfologi struktur halus dari sel bakteri.Satuan ukuran bakteri menggunakan mikrometer (m) yang setara dengan 10-3 milimeter (mm). Bakteri yang sering kita pelajari dalam mikrobiologi umumnya berukuran 0,5-1,0 x 2,0-5,0 m, meskipun ada beberapa yang di luar range ini, bahkan sampai lebih dari 100 m dan sebaliknya bakteri pleomorfik seperti mikoplasma ukurannya berkisar 0,1 0,3 m. Oleh karena itu kalau kita melihat ukuran bakteri secara keseluruhan lebarnya dapat berukuran 0,1 m dan panjangnya mencapai lebih dari 100 m (Purnomo, 2005).

3.4 Aplikasi dalam Industri Proses Pengalengan BuahProduk pangan yang telah mengalami sterilisasi seharusnya dikemas dengan kemasan yang kedap udara untuk mencegah terjadinya rekontaminasi. Kondisi pengemasan kedap udara ini menyebabkan terbatasnya jumlah udara (oksigen) yang rendah, sehingga mikroorganisme yang bersifat obligat aerob tidak akan mampu tumbuh pada produk pangan tersebut. Umumnya, proses pengemasan bagi bahan pangan yang telah diproses dengan sterilisasi komersial akan menyebabkan kondisi anaerobik. Kondisi ini memberikan beberapa keuntungan, antara lain spora bakteri pembusuk umumnya tidak tahan panas sehingga lebih mudah dimusnahkan pada proses pemanasan dan dapat mengurangi reaksi oksidasi yang mungkin terjadi baik selama pemanasan maupun selama penyimpanan setelah diproses. Untuk mem- pertahankan kondisi anaerobik ini, bahan pangan perlu dikemas dalam kemasan kedap udara (hermetis) seperti kaleng, gelas, kantong plastik atau aluminium foil.Berdasarkan prosesnya, sterilisasi dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu:1.Proses pengalengan konvensional, dimana produk dimasukkan dalam kaleng, lalu ditutup secara hermetis, dan setelah itu produk dalam kaleng dipanaskan/disterilisasikan dengan menggunakan retort, Setelah kecukupan panas yang diperlukan tercapai, produk dalam kaleng tersebut didinginkan.2.Proses aseptis, yaitu suatu proses dimana produk dan kemasan disterilisasi secara terpisah, kemudian produk steril tersebut diisikan ke dalam wadah steril pada suatu ruangan yang steril.Berdasarkan penjelasan di atas, maka produk pangan steril komersial dapat didefinisikan sebagai produk pangan berasam rendah (low acid foods) yang telah mengalami proses pemanasan, sehingga bisa dipastikan bahwa produk tersebut telah bebas dari mikroba yang dapat berkembang biak dalam makanan pada kondisi penyimpanan atau distribusi yang normal tanpa bantuan pendingin. Contoh yang paling populer adalah proses pengalengan, dimana produk dalam kaleng akan disterilisasi dengan menggunakan ketel uap (retort). Flowchart berikut akan memperlihatkan contoh proses pengalengan buah dengan menerapkan proses sterilisasi komersial (Kusnandar, 2011).

Mulai

Dilakukan proses sortasi (pemilihan buah yang akan dikalengkan)

Dilakukan pencucian untuk membersihkan buah dari kotoran

Dilakukan pengupasan kulit buah

Dilakukan perajangan atau pemotongan sesuai dengan ukuran yang dikehendaki dan ukuran kaleng

Dilakukan Blansir atau perlakuan panas pendahuluan

Potongan buah yang telah di-blansir kemudian dimasukkan ke dalam kaleng

Dituangkan larutan atau sirup sampai seluruh buah terendam

Dilakukan proses Exhausting untuk memberikan kondisi vakum pada kaleng

Dilakukan penutupan kaleng pada suhu yang relatif tinggi

Dilakukan proses sterilisasi pada temperatur 121,1 C

Kaleng kemudian didinginkan dengan air dingin

Dilakukan proses pengeringan dan pelabelan

Selesai

Gambar 3.2 Flowchart Proses Pengalengan Buah dengan Menerapkan Proses Sterilisasi Komersial (Kusnandar, dkk., 2011)

IV. BAHAN DAN ALAT4.1 Proses Penanaman Media4.1.1 BahanAdapun bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:1. Air Parit Fakultas Kedokteran dan Air Kolam Perpustakaan USU.Fungsi : sebagai sumber mikroba.2. Air Rendaman KentangFungsi : sebagai sumber nutrisi. 3. AgarFungsi : sebagai pengental campuran.4. Glukosa (C6H12O6)Fungsi : sebagai nutrisi untuk mikroba.

4.1.2 AlatAdapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:1. MikroskopFungsi : sebagai alat untuk melihat jelas jenis mikroba.2.Kaca objekFungsi : sebagai tempat/wadah dari mikroba yang diamati.3. Kawat inokulasiFungsi : sebagai alat untuk memasukkan sumber mikroba ke dalam media tusuk.4. Cawan petriFungsi : sebagai wadah pada media agar.5. PengadukFungsi : sebagai alat untuk mengaduk campuran.6. Tabung reaksiFungsi : sebagai wadah/media pertumbuhan mikroba.7. KomporFungsi : sebagai alat pemanas.8. PanciFungsi : sebagai wadah campuran untuk dipanaskan.4.2 Sterilisasi4.2.1 BahanAdapun bahan-bahan yang digunakan adalah :1. ErlenmeyerFungsi : sebagai sampel yang akan disterilkan.2. Kaca objekFungsi : sebagai sampel yang akan disterilkan.3. Tabung reaksiFungsi : sebagai sampel yang akan disterilkan.4. Beaker glassFungsi : sebagai sampel yang akan disterilkan.5. Air (H2O)Fungsi : untuk menghasilkan steam yang digunakan dalam sterilisasi.

4.2.2 AlatAdapun alat-alat yang digunakan adalah :1. DandangFungsi : sebagai tempat pensterilan alat-alat yang digunakan.2. KomporFungsi : sebagai alat pemanas.3. Tisu gulungFungsi : sebagai alat pembungkus peralatan yang akan disterilkan.4. Steril kabinetFungsi : sebagai tempat penyimpanan alat yang telah disterilkan.5. Penjepit tabungFungsi : untuk menjepit alat-alat yang telah steril untuk dimasukkan ke dalam steril kabinet.

V. PROSEDUR PERCOBAAN5.1 Prosedur Sterilisasi1. Alat-alat yang akan disterilkan dicuci terlebih dahulu lalu dikeringkan dengan cara dianginkan atau dibiarkan kering dengan udara. 2. Kompor dihidupkan.3. Dandang yang telah diisi air diletakkan di atas kompor.4. Alat-alat yang sudah kering dibungkus dengan tisu lalu diletakkan di dalam dandang.5. Dandang dipanaskan hingga 100 oC selama 10-15 menit.6. Kompor dimatikan dan alat-alat yang disterilkan dikeluarkan.7. Dilepaskan tisu pada alat yang akan dimasukkan ke steril kabinet.

5.2 Prosedur Pembuatan Media5.2.1 Prosedur Pembuatan Media Lempengan1. Ditimbang 3 gram glukosa.2. Air rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasak sambil diaduk.3. Setelah mendidih agar ditambahkan ke dalam campuran dan dimasak hingga tersuspensi ke dalam larutan.4. Campuran dimasukkan ke dalam cawan petri.5. Agar yang telah terdispersi dibiarkan mendingin.6. Kemudian sumber mikroba yaitu masing-masing untuk air Kolam Perpus dan air Parit Fakultas Kedokteran dimasukkan ke dalam media.7. Media ditutup dan diinkubasi selama 2 24 jam.8. Media diamati dan digambarkan bentuk koloninya.

5.2.2 Prosedur Pembuatan Media Tegak1. Ditimbang 3 gram glukosa.2. Air rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasak sambil diaduk.3. Setelah mendidih agar bubuk ditambahkan ke dalam campuran dan dimasak hingga tersuspensi ke dalam larutan.4. Campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi.5. Agar yang telah terdispersi dibiarkan mendingin.6. Kemudian sumber mikroba yaitu masing-masing untuk air Kolam Perpus dan air Parit Fakultas Kedokteran dimasukkan ke dalam media.7. Media ditutup dan diinkubasi 2 24 jam.8. Media diamati dengan menggunakan mikroskop dan digambar bentuk koloninya.

5.2.3 Prosedur Pembuatan Media Miring1. Ditimbang 3 gram glukosa.2. Air rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasak sambil diaduk.3. Setelah mendidih agar ditambahkan ke dalam campuran dan dimasak hingga tersuspensi ke dalam larutan.4. Campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi dalam keadaan miring.5. Agar yang telah terdispersi dibiarkan mendingin.6. Kemudian sumber mikroba yaitu masing-masing untuk air Kolam Perpus dan air Parit Fakultas Kedokteran dimasukkan ke dalam media.7. Media ditutup dan diinkubasi selama 2 24 jam.8. Media diamati dan digambarkan bentuk koloninya.

5.2.4 Prosedur Pembuatan Media Adukan1. Ditimbang 3 gram glukosa.2. Air rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasak sambil diaduk.3. Setelah mendidih agar bubuk ditambahkan ke dalam campuran dan dimasak hingga tersuspensi ke dalam larutan.4. Campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi.5. Agar yang telah terdispersi dibiarkan mendingin .6. Kemudian sumber mikroba yaitu masing-masing untuk air Kolam Perpus dan air Parit Fakultas Kedokteran dimasukkan kedalam media selagi panas dan diaduk dengan menggunakan penjepit tabung.7. Media yang telah diinokulasi, diaduk dan dibiarkan mendingin.8. Media ditutup dan diinkubasi 2 24 jam.9. Media diamati dengan menggunakan mikroskop dan digambar bentuk koloninya.

5.2.5 Prosedur Pembuatan Media Tusukan1. Ditimbang 3 gram glukosa.2. Air rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasak sambil diaduk.3. Setelah mendidih agar bubuk ditambahkan ke dalam campuran dan dimasak hingga tersuspensi ke dalam larutan.4. Campuran dimasukkan ke dalam tabung reaksi.5. Agar yang telah terdispersi dibiarkan mendingin.6. Kemudian sumber mikroba yaitu masing-masing untuk air Kolam Perpus dan air Parit Fakultas Kedokteran ditusukkan ke dalam media dengan menggunakan kawat inokulasi.7. Media ditutup dan diinkubasi 2 24 jam.8. Media diamati dengan menggunakan mikroskop dan digambar bentuk koloninya.

5.3 Flowchart Percobaan5.3.1 Flowchart Sterilisasi

Gambar 5.1 Flowchart SterilisasiSelesaiAlat-alat dimasukkan ke dalam steril kabinetKompor dimatikanAlat-alat dipanaskan dalam dandang sampai 100 oC dan didiamkan selama 15 menit setelah mendidihAlat-alat dibungkus dengan tisuAlat-alat yang akan disterilkan dicuciKompor dihidupkan dan dandang diletakkan di atasnyaMulai

5.3.2 Flowchart Proses Penanaman Media5.3.2.1 Flowchart Pembuatan Media Lempengan

Sumber mikroba dimasukkan kedalam cawan petri hingga menutupi permukaan mediaMedia ditutup dan diinkubasiMedia diamati mengunakan mikroskop dan digambarSelesaiGambar 5.2 Flowchart Pembuatan Media LempenganSetelah mendidih, agar bubuk ditambahkanAir rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasakAgar yang telah terdispersi dibiarkan mendinginCampuran di masukkan ke cawan petriDitimbang 3 gram GlukosaMulai

5.3.2.1 Flowchart Pembuatan Media Tegak

Sumber mikroba diteteskan ke tabung reaksi dalam keadaan tegakGambar 5.3 Flowchart Pembuatan Media TegakSelesaiMedia diamati mengunakan mikroskop dan digambarSetelah mendidih, agar bubuk ditambahkanAir rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasakMedia ditutup dan diinkubasiAgar yang telah terdispersi dibiarkan mendinginCampuran di masukkan ke tabung reaksiDitimbang 3 gram GlukosaMulai

5.3.2.1 Flowchart Pembuatan Media Miring

Campuran di masukkan ke tabung reaksi dalam keadaan miringSumber mikroba diteteskan ke tabung reaksiGambar 5.4 Flowchart Pembuatan Media MiringSelesaiMedia diamati mengunakan mikroskop dan digambarSetelah mendidih, agar bubuk ditambahkanAir rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasakMedia ditutup dan diinkubasiAgar yang telah terdispersi dibiarkan mendinginDitimbang 3 gram GlukosaMulai

5.3.2.1 Flowchart Pembuatan Media Adukan

Sumber mikroba dimasukkan ke dalam tabung reaksi selagi panas dan diadukMedia ditutup dan diinkubasiMedia diamati mengunakan mikroskop dan digambarSelesaiGambar 5.5 Flowchart Pembuatan Media AdukanSetelah mendidih, agar bubuk ditambahkanAir rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasakAgar yang telah terdispersi dibiarkan mendinginCampuran di masukkan ke tabung reaksiDitimbang 3 gram GlukosaMulai

5.3.2.2 Flowchart Pembuatan Media Tusukan

Sumber mikroba diteteskan ke tabung reaksiMedia yang telah diinokulasi, diaduk dan dibiarkan mendinginGambar 5.6 Flowchart Pembuatan Media TusukanSelesaiMedia diamati mengunakan mikroskop dan digambarSetelah mendidih, agar bubuk ditambahkanAir rendaman kentang, aquadest, dan glukosa dicampur dan dimasakMedia ditutup dan diinkubasiCampuran di masukkan ke tabung reaksiDitimbang 3 gram GlukosaMulai

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN6.1 Hasil Percobaan SterilisasiTabel 6.1 Hasil Percobaan SterilisasiNoNama alat yang disterilkanGambar AlatJumlahKeterangan

1.Tabung reaksi4Steril

2.Erlenmeyer2Steril

3.Cawan Petri

2Steril

4.Kaca objek4Steril

6.2 Gambar Berbagai MediaTabel 6.2 Gambar Mikroba Pada Air Parit Fakultas KedokteranSumber MikrobaMediaGambar bakteriBentuk KoloniNama bakteri

Air parit Fakultas Kedokteran Adukan

Berlendir

Clostiodium welchi

Tusukan

Berlendir

Clostiodium welchi

Miring

Berlendir

Clostiodium welchi

Tabel 6.3 Gambar Mikroba Pada Air Kolam Perpustakaan USUSumber MikrobaMediaGambar bakteriBentuk KoloniNama bakteri

Air Kolam Perpustakaan USU Adukan

Berlendir

Clostiodium welchi

Tusukan

Berlendir

Clostiodium welchi

MiringBerlendir

Clostiodium welchi

6.3 Pembahasan6.3.1 SterilisasiSterilisasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk tujuan membunuh atau menghilangkan mikroorganisme yang tidak diinginkan pada suatu objek atau spesimen. Cara- cara sterilisasi beragam, namun metode yang paling efektif yaitu metode sterilisasi basah. Sterilisasi dengan bahan kimia, contoh: senyawa fenol dan turunannya. Desinfektan ini digunakan misalnya untuk membersihkan area tempat bekerja. Sterilisasi kering, digunakan untuk alat-alat gelas misalnya cawan petri, tabung reaksi. Cara ini cocok untuk alat-alat gelas karena tidak ada pengembunan dan tetes air. Sterilisasi basah, biasanya menggunakan uap panas bertekanan dalam autoklaf. Media biakan, larutan dan kapas dapat disterilkan dengan cara ini. Autoklaf merupakan suatu alat pemanas bertekanan tinggi, dengan meningkatnya suhu air maka tekanan udara akan bertambah dalam autoklaf yang tertutup rapat. Sejalan dengan meningkatnya tekanan di atas tekanan udara normal, titik didih air meningkat. Biasanya pemanasan autoklaf berada pada suhu 1210 oC selama 15 menit (Nurussakinah, 2010).Hasil akhir dari percobaan ini dinyatakan bahwa alat-alat yang disterilkan berada dalam keadaan steril.

6.4.2 Air Parit Fakultas KedokteranAir Parit Fakultas Kedokteran memiliki warna sedikit coklat dan keruh. Dari hasil percobaan ini dan pengamatan pada Air Parit Fakultas Kedokteran terdapat bakteri Clostiodium welchi pada media adukan, tusukan dan miring. Bentuk Koloni dari bakteri Clostiodium welchi yaitu berlendir. Berikut ciri-ciri Clostiodium welchi:

Trichomonas vaginalis memiliki ciri-ciri :bersifat parasitmemiliki empat flagella anteriorbersifat eukariotiktidak memiliki mitokondria(Natan, 2014) Gambar 6.1 Clostiodium welchi(Natan, 2014)

Clostiodium welchi merupakan protozoa dengan 4 bulu cambuk anterior yang telah tersebar ke seluruh dunia sebagai parasit pada manusia. Penyebaran Clostiodium welchi biasanya melalui hubungan seksual (Natan, 2014).

6.4.3 Air Kolam Perpustakaan USUAir Kolam Perpustakaan USU memiliki warna coklat dan keruh. Dari hasil percobaan ini dan pengamatan pada Air Kolam Perpustakaan USU terdapat bakteri Clostiodium welchi pada media adukan, tusukan dan miring. Bentuk Koloni dari bakteri Clostiodium welchi yaitu berlendir. Berikut ciri-ciri Clostiodium welchi :

Trichomonas vaginalis memiliki ciri-ciri :bersifat parasitmemiliki empat flagella anteriorbersifat eukariotiktidak memiliki mitokondria(Natan, 2014) Gambar 6.1 Clostiodium welchi(Natan, 2014)

Clostiodium welchi merupakan protozoa dengan 4 bulu cambuk anterior yang telah tersebar ke seluruh dunia sebagai parasit pada manusia. Penyebaran Clostiodium welchi biasanya melalui hubungan seksual (Natan, 2014).

VII. KESIMPULAN DAN SARAN7.1 KesimpulanAdapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan adalah:1. Suhu pemanasan yang digunakan adalah 100 oC, semakin tinggi suhu maka semakin baik pensterilan alat.2. Metode uap panas (pengukusan) merupakan metode sederhana dan baik dalam proses sterilisasi.3. Sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi uap air panas, karena kondisi ini mengukus dengan air.4. Pada sampel Air Parit Fakultas Kedokteran terdapat jenis mikroba Clostiodium welchi.5. Pada sampel Air Kolam Perpustakaan USU terdapat jenis mikroba Clostiodium welchi.

7.2 SaranAdapun saran yang diberikan adalah sebagai berikut :1. Divariasikan metode sterilisasi yang lain seperti pemanasan udara kering dan sebagainya untuk dibandingkan.2. Divariasikan sumber mikroba, tidak hanya dari air tetapi dari tanah atau dari udara.3. Disarankan untuk menggunakan media pertumbuhan mikroba yang lain pada pecobaan seperti medium sintesis, media isolasi, dan sebagainya sebagai perbandingan.4. Sebaiknya setelah objek digoreskan pada kaca objek, ditutup lagi dengan menggunakan kaca yang lain agar objek terlihat lebih jelas.5. Divariasikan media pertumbuhan mikroba yang digunakan dengan yang lain seperti medium sintesis, media isolasi, dan sebagainya sehingga dapat dilihat perbedaannya.