isi, novita
TRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Letak Geografis
Praktik kerja dilaksanakan di PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 yang
terletak di Kabupaten Pobolinggo, Propinsi Jawa Timur. Letak Kota Probolinggo
berada pada 7° 43′ 41" sampai dengan 7° 49′ 04" Lintang Selatan dan 113° 10′
sampai dengan 113° 15′ Bujur Timur dengan luas wilayah 56,667 Km². Kota
Probolinggo merupakan daerah transit yang menghubungkan kota-kota (sebelah
timur Kota) : Banyuwangi, Jember, Bondowoso, Situbondo, Lumajang, dengan
kota-kota (sebelah barat Kota) : Pasuruan, Malang, Surabaya. PT Charoen
Pokphand Jaya Farm unit Breeding ini terletak di Desa Sepuh Gempol km 12,9
Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo. Jarak Desa Sepuh Gempol dari
pemerintahan kecamatan sekitar 25 km.
Luas area perusahaan ini mencapai 54 Ha, terdapat 5 flock terdiri dari 54
kandang tertutup (Close House), bangunan kandang, kantor, ruang sanitasi,
bangunan mess, bangunan workshop, sarana olahraga, gudang pakan dan kantin.
Denah lokasi kandang selengkapnya disajikan pada Lampiran 1.
1.2. Sejarah Perusahaan
PT Charoen Pokphand Group pertama kali berdiri di Bangkok pada tahun
1921. Berkembang kemudian di Hongkong, Thailand, dan membuka cabang di
Indonesia pada tahun 1972. Pusat perusahaan Charoen Pokphand berada di Jl.
Ancol Barat VIII No. I. Cabang perusahaan di Indonesia sendiri sebanyak 152
unit perusahaan yang bergerak diberbagai bidang usaha. Bidang usaha tersebut
antara lain: pertanian, peternakan, aquabisnis, komunikasi dan teknologi.
2
Kegiatan yang diusahakan meliputi bibit, pakan ternak, peralatan peternakan
(Poulty Equipment), pelaksanaan pembesaran secara intensif melalui peternakan
plasma, sektor aquabisnis meliputi udang, ikan, sedangkan bidang komunikasi
adalah mengeluarkan produk pasca bayar maupun prabayar jaringan yaitu
“TREE” atau ditulis “3”. Perusahaan ini mempunyai misi meningkatkan
intelektual masyarakat melalui nutrisi yang bagus dari kualitas makanan yang
tinggi.
PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 Probolinggo berdiri pada tahun
2002. Sebelum menjadi PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 perusahaan ini
bernama Dharmala, kemudian di beli oleh PT Charoen Pokphan pada tahun 2002.
PT Charoen Pokphand Jaya Farm unit 8 bergerak dibidang Breeding yang
mempunyai karyawan berjumlah kurang lebih 200 orang. Karyawan itu sendiri
terdiri dari 2 orang manager, 8 orang supervisor, 8 orang asisten supervisor, 2
orang statistik dan sisanya sebagai caretaker (pekerja kandang), driver, teknisi,
security,dan washer.
1.3. Bidang Usaha yang Dijalankan
PT Charoen pokphand unit 8 Probolinggo merupakan perusahaan yang
bergerak pada usaha pemeliharaan ayam bibit induk (Parent Stock). Ayam yang
dipelihara berasal dari dari DOC (Day Old Chick) yang dihasilkan dari telur ayam
Grand Parent Stock yang dipelihara di Subang, Jawa Barat. Strain yang
dipelihara PT Charoen pokphand unit 8 adalah : flock D strain Ross dan flock E
strain Cobb. Umur ayam di PT Charoen pokphand unit 8 Probolinggo setiap flock
berbeda-beda, flock A, B dan C masih persiapan kandang, sedangkan flock D dan
3
E dalam fase pertumbuhan atau growing masing-masing berumur 6 minggu dan 8
minggu.
4
II. METODE
2.1. Materi
Materi yang digunakan dalam praktik kerja meliputi : (1) Ayam strain Cobb
dan Ross, (2) Bangunan kandang tipe Close House, (3) Vaksinasi dan
perlengkapan pendukung vaksinasi, (4) Fasilitas lain penunjang kegiatan
pemeliharaan ayam bibit induk misalnya: truk pengangkut pakan.
Pengumpulan data di lakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Mengamati dan mengikuti kegiatan pemeliharaan di PT Charoen Pokphand unit
8 Probolinggo.
2. Melakukan wawancara dengan manager farm, supervisor, dan anak kandang.
3. Melakukan pencatatan semua kegiatan yang dilakukan.
2.2. Prosedur Kerja
2.2.1. Kegiatan Rutin
Program biosekuriti, pemberian pakan dan air minum, grading, sistem
ventilasi, penimbangan bobot badan, pencahayaan (Lighting).
2.2.2. Kegiatan Insidental
Vaksinasi, penanganan alas kandang (litter) dan culling.
2.2.3. Kegiatan Penunjang
Pengamatan kandang, diskusi dengan supervisor dan anak kandang.
5
2.3. Waktu dan Tempat
Kegiatan praktik kerja dilaksanakan mulai tanggal 17 Januari sampai dengan
16 Februari 2013. Pelaksanaan praktik kerja dilaksanakan di PT Charoen
Pokphand Jaya Farm Probolinggo Jawa Timur yang beralamat di Desa Sepuh
Gempol km 12,9 Kecamatan Wonomerto Kabupaten Probolinggo.
6
III. KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Kegiatan Rutin
3.1.1. Kegiatan Biosekuriti
Program Biosekuriti adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah
masuk dan menyebarnya agen penyakit kepada ternak unggas. Pencegahan
dilakukan agar agen-agen penyakit dari luar farm tidak masuk ke dalam area farm,
tidak terjadi penyebaran agen penyakit antar flock, antar kandang, dan tidak
menjadi sumber penyakit bagi area di sekitar farm. Kegiatan Biosekuriti di PT
Charoen Pokphand unit 8 sudah memenuhi standar yaitu dilakukan upaya untuk
mengurangi penyebaran penyakit yang meliputi : sanitasi karyawan, sanitasi
kendaraan, sanitasi barang bawaan, dan sanitasi lingkungan.
Sanitasi karyawan dilakukan dua kali yaitu di Ring 1 (Sanitasi depan) dari
area parkir menuju area farm (ruangan sanitasi terpisah untuk setiap flock,
karyawan kantor, karyawan harian, dan satpam), yaitu melakukan celup kaki,
lepas baju rumah, spray desinfektan, mandi dan keramas, ganti baju jalan, dan
Ring 2 (Sanitasi flok) dari farm menuju ke kandang, yaitu dengan melakukan
celup kaki, lepas baju jalan, spray desinfektan, mandi dan keramas, ganti baju
kandang, pakai masker, topi, dan sepatu boots, jalan ke kandang, celup tangan dan
sepatu, kemudian masuk kandang.
Sanitasi kendaraan dilakukan dua kali yaitu di Ring 1 (Sanitasi depan) dari
area parkir menuju area farm, dan Ring 2 (Sanitasi flok) dari farm menuju ke
kandang, setiap kendaraan dari luar yang akan masuk melakukan semprot roda
7
dan bagian bawah kendaraan dengan formalin, celup roda dan semprot dengan
desinfektan (Gambar 1.b), sopir melakukan sanitasi dan ganti baju.
Sanitasi barang bawaan yang tidak tahan air harus masuk ke dalam kotak
sanitasi U.V. baik itu di Ring 1 maupun Ring 2 (Gambar 1.c). Sanitasi
lingkungan biasanya dilakukan pemotongan rumput secara berkala agar
ketinggian rumput tidak terlalu rimbun, sehingga bisa dibantu oleh panas dari
matahari, serta dengan penyemprotan formalin di jalanan farm. Obat yang
digunakan di PT Charoen Pokphand unit 8 adalah BKC 20 % dengan dosis 500 ml
: 1000 air.
a. Ruang Sanitasi Manusia b. Sanitasi Kendaraan
c. Box UltravioletGambar 1. Ruang Sanitasi
8
Pengendalian rodensia (tikus) dilakukan setiap selesai afkir ayam tua dan
selama persiapan sebelum kedatangan DOC di setiap kandang serta apabila
ditemukan adanya gangguan tikus saat kandang telah terisi ayam (DOC, Grower,
Layer) dengan menggunakan racun Temix dan Contract. Pengendalian hama
serangga dilakukan setiap selesai afkir ayam tua dan saat proses persiapan
kandang sebelum penerimaan DOC dengan menggunakan insektisida (Sevin)
untuk membunuh serangga terutama Frangky dan Kecoa, atau dengan insektisida
(Agita) terutama untuk mengatasi gangguan lalat.
Gambar 2. Insektisida (Agita)
North dan Bell (1990) menyatakan bahwa semua desinfektan yang dipakai
harus memenuhi syarat yaitu: (1) Ampuh membunuh bakteri atau kuman bakteri;
(2) Tidak beracun bagi manusia; (3) Efektif pada material organik berjumlah
sedang; (4) Tidak merusak dan menyebabkan noda; (5) Dapat larut dalam air;
(6) Mampu menembus materi-materi serta celah-celah; (7) Mudah dicari dan
tidak mahal. Program biosekuriti yang dilakukan oleh PT Charoen Pokphand
Jaya Farm Probolinggo dilakukan dengan tujuan untuk memutus hubungan luar
dengan dalam untuk menurunkan sumber dari penyebab kontaminasi penyakit,
9
sehingga memungkinkan kondisi ayam yang sehat, aman dan terpercaya.
Sudarisman (2000) mengatakan bahwa biosekuriti mencakup tiga hal utama,
yaitu sebagai berikut : (a) Meminimalkan keberadaan penyebab penyakit; (b)
Meminimalkan kesempatan agen penyakit berhubungan dengan induk semang;
(c) Membuat tingkat kontaminasi lingkungan. Biosekuriti bukan saja diarahkan
pada tindakan kebersihan semata, namun lebih luas lagi bagaimana cara
memberikan jaminan keamanan pada ternak agar ternak yang dipelihara mampu
hidup lebih nyaman untuk dapat memberikan hasil optimal pada peternak (Suska,
Daman. 2007).
3.1.2. Pemberian Pakan
Pakan diberikan untuk memenuhi hidup pokok, pertumbuhan dan
perkembangan yang optimum, kematangan seksual, produksi serta fertilitas yang
diinginkan. Pemberian pakan yang baik akan menjamin pertumbuhan bobot
badan selama pertumbuhan dan penggemukan. Jika breeding, feeding, serta
manajemen baik, maka dapat meningkatkan produksi. Ketiga faktor tersebut
merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu perusahaan.
Manajemen yang dilakukan haruslah betul-betul dikontrol dan dilaksanakan
secara intensif dimulai dari cara pemberian pakan atau metode yang dilakukan,
program pakan maupun tindakan lainnya yang diperlukan dalam usaha
menciptakan keseragaman atau uniformity serta untuk mendapatkan produktifitas
yang tinggi dalam pencapaian produksi yang optimal.
Pakan yang diberikan pada ayam bibit pedaging harus merata sepanjang hari
agar dapat memenuhi kebutuhan ternak. Oleh karena itu, perlu dilakukan perataan
pakan saat pemberian pakan. Perataan pakan juga dapat meningkatkan nafsu
10
makan ternak. North dan Bell (1990) menyatakan bahwa pemberian pakan harus
merata ke seluruh bagian tempat pakan agar ayam dapat bersama-sama makan
tanpa harus berebut sehingga tidak terjadi kanibalisme.
Jenis pakan yang diberikan adalah pakan jadi berbentuk crumble dengan
kode 532 J untuk ayam periode growing umur 8 sampai 12 minggu sedangkan
umur 7 minggu dengan kode 532 J Z 42 yang mengandung obat salmonella.
Pakan diproduksi oleh PT Charoen Pokphand yang memproduksi pakan ternak.
Keuntungan dari pakan bentuk crumble adalah mengurangi resiko pakan tercecer
dan memudahkan dalam pemberian serta memungkinkan untuk memperoleh gizi
yang terkandung dalam bahan pakan. Pakan bentuk crumble mempunyai
keuntungan tidak berdebu, tidak mudah hilang oleh angin meningkatkan konsumsi
pakan dan formula pakan lebih efisien sehingga pemborosan dapat ditekan
(Kartasudjana, 2007). Kandungan pakan dari masing-masing pakan tidak dapat
dipublikasikan karena merupakan rahasia perusahaan. Pemberian pakan di PT
Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo setiap hari dilakukan sekali dalam
sehari yaitu pada waktu pagi hari pukul 07.30 WIB. Pemberian pakan ini
disesuaikan dengan umur ayam. Pakan diberikan berdasarkan point feed harian.
Point feed adalah jumlah pakan yang diberikan untuk 100 ekor ayam per hari
dalam kilogram. Cara menghitung jumlah pakan yang diberikan dapat di hitung
dengan rumus :
Jumlah pakan = point feed x jumlah ayam 100
Berikut ini contoh pemberian pakan di flock E kandang 47 umur ayam 8
minggu. Jumlah ayam betina adalah 6.618 ekor dan jumlah ayam jantan 1.252
ekor, sehingga dapat diketahui jumlah total ayam dalam satu kandang adalah
11
7.870 ekor. Untuk menghitung jumlah pakan ayam betina, diperoleh dengan cara
jumlah ayam betina 6.618 ekor dikali point feed ayam betina 4,706 kg dibagi 100,
sehingga diperoleh hasil 331 kg/hari. Jumlah pakan yang diberikan untuk ayam
jantan yaitu jumlah ayam jantan 7.870 ekor dikali point feed ayam jantan 4,74 kg
dibagi 100, sehingga diperoleh hasil 373 kg/hari.
Distribusi pakan merupakan kunci dalam pencapaian bobot badan yang akan
mempengaruhi dalam pencapaian target produksi dan uniformity. Pemberian
pakan yang dilakukan tergantung pada rancangan sistemnya. Prinsip pemberian
pakan pada ayam bibit induk terutama periode grower adalah waktu dan jumlah
pemberian pakan yang harus sama dan merata untuk semua ayam sehingga
diperoleh tingkat uniformity yang baik.
Pada minggu ke-5 ayam mulai dipuasakan, yang bertujuan untuk
mengendalikan perkembangan tubuh mingguan dalam kisaran berat optimum agar
dapat berproduksi dengan maksimal nantinya. Program puasa dapat dilihat pada
tabel 1.
Tabel 1. Program Puasa Periode Growing
Umur (minggu) Program puasa Keterangan
5 – 8 4/3 4 hari makan 3 hari puasa9 – 13 5/2 5 hari makan 2 hari puasa14 – 15 6/1 6 hari makan 1 hari puasa15 - dst everyday everyday
Sumber: PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo, Jawa Timur (2013)
Metode puasa di PT Charoen Phokpand unit 8 tidak sesuai dengan Hibro
(2001) yang menyatakan bahwa metode skip a day feeding digunakan pada umur
7-12 minggu, metode feed two day skip a day feeding untuk ayam umur 13-20
minggu, dan metode feed five day skip two day feeding untuk ayam umur 20-23
12
minggu. Perbedaan ini disebabkan karena penggunaan manajemen yang berbeda-
beda antar perusahaan.
Pemberian pakan betina dilakukan pada jalur trough yang merupakan alas
tempat makan ayam yang pada bagian atasnya terdapat sebuah grill yang
merupakan tutup trough tersebut. Pemerataan distribusi pakan dicapai dalam
waktu ± 4 menit dengan feeder space 13-15 cm/ekor. Feeder space adalah ruang
kosong agar ayam dapat mengkonsumsi pakan, feeder space dapat dihitung
dengan cara panjang trough dibagi jumlah ayam. Feeder space untuk setiap ekor
ayam pada umur 7-20 minggu sebesar 15-17 cm.
Keuntungan metode pemberian pakan melalui feeder trough adalah agar
ayam jantan tidak mengkonsumsi pakan untuk betina sehingga kontrol bobot
badan dan uniformity menjadi lebih baik. Teknis persiapan pemberian pakan
dimulai dengan pakan ditampung di box pakan yang disebut hopper. Hopper
adalah tempat untuk menyimpan pakan sementara sebelum diputar, yang terdiri
atas 15 hopper yaitu 3 hopper utama yang ukurannya cukup besar (mempunyai
kapasitas untuk 200 kg = 4 karung pakan) dan 12 hopper tambahan yang
ukurannya relatif lebih kecil (mempunyai kapasitas untuk 25 kg = ½ karung
pakan).
13
Gambar 3. Feeder Trough
a. Hopper Utama b. Hopper TambahanGambar 4. Hopper
Pemberian pakan jantan dilakukan pada pan feeder (Gambar 7). Satu pan
feeder untuk 10-12 ekor ayam jantan untuk satu feeder space. Jarak dan
ketinggian pan feeder harus diatur untuk menjaga agar ayam betina tidak
mengkonsumsi pakan jantan, sehingga tidak menyulitkan atau menghalangi ayam
jantan mengkonsumsi pakannya. Keuntungan metode pemberian pakan adalah
agar ayam jantan makan pada tempatnya, yaitu pada pan feeder dan bukan pada
trough.
14
Jumlah pan feeder setiap kandang 75 buah dan jarak antar pan feeder yaitu
30 cm. Pemberian pakan yang dilakukan masih bersifat manual dengan cara
ditenteng pada pan feeder tersebut. Satu pan feeder digunakan untuk 12 ekor
ayam jantan dan jumlah pan feeder yang digunakan untuk setiap pen disesuaikan
dengan banyaknya jumlah ayam jantan tersebut.
Gambar 5. Pan Feeder
3.1.3. Pemberian Air Minum
Air yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan ayam bibit pedaging harus
mempunyai kualitas yang baik, air harus bersih, tidak berbau, tidak mengandung
endapan dan tidak berwarna. Air yang digunakan untuk air minum ayam di PT
Charoen Pokphand unit 8 berasal dari sumur bor kedalaman 100m yang
ditampung dalam sebuah tower pusat yang kemudian disalurkan menuju ke
tendon air dalam kandang kemudian didalamnya mendapatkan campuran vitamin
ataupun obat anti stress. Vitamin yang digunakan adalah vitamin C yang dosisnya
sesuai dengan anjuran pabrik pembuatnya. Biasanya sebanyak 250g/1000 dan
untuk obat anti stres yang digunakan adalah Nopstres yang diberikan sesuai dosis
15
yang dianjurkan pabrik pembuatnya, biasanya digunakan 500g/1000 . Perlakuan
tersebut diberikan untuk mencegah terjadinya stres dan penyakit.
Tempat minum yang digunakan adalah tempat minum yang otomatis disebut
Nipple (Gambar 6). Air dialirkan dari tower air dalam kandang menuju puting-
puting atau Nozle Nipple. Satu puting nipple untuk 9 ekor ayam, jarak antara
nipple satu ke nipple yang lain adalah 30 cm, sehingga di flock E dalam satu
kandang disediakan sebanyak 1.240 nipple. Anggorodi (1995) menyatakan air
minum pada ayam harus dalam keadaan dingin dan bersih, sedangkan faktor yang
mempengaruhi banyaknya air yang diminum antara lain bangsa dan besar ayam,
jumlah dan jenis pakan serta suhu disekitarnya.
Gambar 6. Nipple
3.1.4. Grading
Grading merupakan kegiatan seleksi ayam, kegiatan ini penting terutama
dalam periode growing, karena pada saat periode growing yang dituntut adalah
keseragaman (uniformity). Keberhasilan dalam periode laying dipengaruhi oleh
tingkat keberhasilan pada saat periode growing itu sendiri. Tujuan grading yaitu
16
untuk meningkatkan uniformity (keseragaman) ayam dan untuk mengelompokkan
antara ayam mediun dan yang kecil, meminimalkan tingkat kompetisi makan dan
memberi kesempatan yang sama pada ayam untuk makan, apabila dalam satu pen
tingkat keseragamannya rendah maka akan menimbulkan konsumsi pakan yang
berbeda dalam hal ini ayam yang ukurannya besar akan lebih menguasai pakan
jika dibandingkan ayam yang ukurannya kecil.
Grading dilakukan 1 kali seminggu, dan dilakukan oleh orang yang sudah
berpengalaman serta ahli. Kegiatan grading dilaksanakan dengan cara
menyeleksi setiap ayam yang memiliki bobot badan terlalu besar ataupun terlalu
kecil. Ayam yang memiliki bobot badan besar akan dipindahkan ke pen 4 dimana
pen 4 merupakan pen khusus untuk ayam yang besar, yang ukuran kecil
ditempatkan di small pen yaitu pen 3 dan diberikan extra pakan, pen 2 merupakan
pen untuk ayam dengan bobot medium, untuk pen 1 merupakan pen khusus ayam
jantan. Jumlah ayam yang dipindahkan harus disesuaikan, dalam hal ini jumlah
ayam yang di pindahkan dan jumlah ayam yang masuk harus sama. Target
tingkat uniformity (keseragaman) di PT Charoen Pokphand unit 8 mencapai
minimal 80%.
17
Gambar 7. Kegiatan Grading
3.1.5. Pengaturan Ventilasi
Kandang sistem closed house adalah kandang tertutup untuk menjamin
keamanan akan kandang secara biologi (kontak dengan organisme lain) dengan
pengaturan ventilasi yang baik sehingga lebih sedikit stress yang terjadi pada
ternak. Didalam sebuah kandang ternak unggas harus diperhatikan kualitas
udaranya. Kualitas udara ditentukan dari kandungan oksigen, karbondioksida,
karbonmonoksida dan ammonia.Kualitas udara dikatakan baik apabila,Oksigen >
19.6%, Karbondioksida < 0.3%, Karbonmonoksida < 10 ppm dan Amonia < 10
ppm. Bila kondisi kandang tidak sesuai dengan ketentuan diatas maka ventilasi
harus ditingkatkan kualitasnya. Kelembaban relatif 45- 65%, kecepatan angin
setelah 28 hari 350-500 FPM (Feet PerMinute). Kecepatan angin diatas 500
FPM tidak ekonomis dan tidak berpengaruh positif bagi performa ayam.
Sistem ventilasi di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo
menggunakan sistem tunel ventilation, yaitu ventilasi yang menggunakan sistem
udara satu arah,dengan sistem udara yang masuk melalui inlet, yang disedot oleh
blower yang diletakkan di belakang kandang kemudian keluar melalui outlet.
18
Ventilasi yang terdapat dikandang dibagi 2 yaitu : inlet dan outlet, untuk inlet
bagian samping yang berbentuk tirai dan cooling pad, outlet berupa blower yang
terdapat dibelakang kandang.
Cooling pad (Gambar 8), merupakan serangkaian alat yang berfungsi
sebagai pendingin otomatis atas kerja sinyal dari perubahan suhu kemudian
diteruskan ke panel set point. Cooling pad terbuat dari bahan selulosa yang
disusun bergelombang berbentuk wafer yang disebut cell deck. Cooling pad
dilengkapi dengan bak berisikan air dan tirai hitam yang berfungsi mengatur
pemasukan udara segar yang diperlukan ayam. Fungsi dari cell deck adalah
sebagai pertukaran udara (sirkulasi udara), menetralisir suhu dalam kandang dan
menyaring kotoran atau debu yang akan masuk kedalam kandang (memperbaiki
kualitas udara). Satu cell deck mempunyai ukuran tinggi 150 cm, lebar 30 cm dan
tebal 15 cm. Cooling pad di PT Charoen Pokhpand Jaya Farm Probolinggo
dipasang di sebelah kiri kanan kandang dengan panjang 6 meter, masing – masing
20 buah cell deck. Jadi total cell deck dalam satu kandang yaitu sebanyak 40 buah
cell deck. Cooling pad akan bekerja jika seluruh kipas telah beroperasi dan suhu
di dalam kandang telah mencapai 30 0C. Pipa cooling pad akan mengalirkan air
selama dua menit dan berhenti selama enam menit yang diatur secara otomatis
dengan time switch. Air akan mengalir melewati lubang-lubang kecil pada pipa
cooling pad. Air yang mengalir menyebabkan cell deck menjadi basah. Udara
bersih masuk melalui cell deck seiring dengan air yang merembes masuk melalui
cell deck sehingga udara menjadi sejuk dan dingin. Udara dingin dan sejuk
disebarkan ke seluruh ruangan kandang melalui bantuan blower. Alat yang
19
berfungsi untuk mengatur hidup atau mati (on/off) cooling pad yaitu Temptron
(Gambar 9).
Gambar 8. Cooling Pad
Gambar 9. Tempron
Blower yaitu kipas besar yang terletak pada bagian belakang kandang yang
berfungsi menyedot udara keluar kandang sehingga ikut tersedot pula debu dan
gas (CO2,NH3). Blower yang digunakan sebanyak 7 buah untuk setiap kandang,
dengan ukuran 36 inch, 5 kipas tanpa shutter (direct) dan 2 kipas dengan shutter
20
(indirect), dengan kecepatan 20.000 CFM, setiap 1 blower diharapkan dapat
mengurangi suhu 1o. Sistem sirkulasi udara berkaitan dengan efek windchill,
dengan kecepatan 400 feet/menit, efek windchill mengakibatkan suhu
dilingkungan lebih rendah dari pada suhu sebenarnya.
Blower dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
a. Blower Direct, yaitu blower yang menyala/hidup terusmenerus
selama 24 jam
b. Blower Indirect, yaitu blower yang bekerja apabila sudah mencapai
set atau suhu yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Blower intermiten, yaitu blower yang sudah di set atau ditentukan
terlebih dahulu yang akan bekerja sebelum mencapai suhu yang telah
ditentukan/ kebalikan dari blower in-direct (nyala mati sebelum suhu
tercapai).
Gambar 10. Blower
21
Tirai cooling pad terbuat dari bahan plastik (terpal hitam) yang dipasang
dibagian belakang cooling pad. Fungsi dari tirai cooling pad adalah untuk
megatur asupan oksigen dan kecepatan angin yang masuk kedalam kandang, hal
tersebut disesuaikan dengan jumlah blower yang ada. Tirai cooling pad biasanya
diturunkan pada pagi hari, agar udara segar dari luar yang tersaring oleh cooling
pad dapat masuk kedalam kandang dan menggantikan udara kotor yang ada
didalam kandang. Sore hari tirai cooling pad dinaikan ½, hal tersebut bertujuan
agar ayam pada waktu malam hari tidak kedinginan.
3.1.6. Penimbangan Bobot Badan
Kontrol bobot badan bertujuan untuk : (1) mengetahui bobot badan sesuai
dengan pertumbuhan dan tingkat keseragaman ayam dalam sekelompok ayam, (2)
memperoleh kelompok ayam yang besarnya seragam dengan kurva pertumbuhan
yang baik. Penimbangan dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 5 % dari
jumlah keseluruhan ayam yang ada dalam kandang atau 40 ekor ayam dalam
setiap pen betina dan 10 ekor dalam pen jantan. Pengambilan sampel secara acak
dan dilakukan secara individu. Cara penimbangannya dengan menggunakan
timbangan yang memiliki ketepatan 20g dengan mengumpulkan ayam yang akan
dijadikan sampel ke salah satu pojok pada tiap pen kandang dengan menggunakan
jaring. Ayam yang ditangkap atau masuk jaring harus ditimbang, hal ini bertujuan
untuk menghindari pemilihan dalam pengambilan sampel yang sudah ditimbang.
Berikut merupakan tabel hasil penimbangan rataan bobot badan pada Hen House
47.
22
Tabel 2. Rataan Bobot Badan pada Hen House 47
Hen House Umur (minggu) Sex Bobot Badan (g) Uniformity (%)
478
Betina 800 80Jantan 1570 79
10Betina 1120 80Jantan 1733 80
Tabel 3. Standar Bobot Badan Ayam Bibit Induk Pedaging Strain Cobb
Umur (minggu) Cobb Betina (g) Cobb Jantan (g)8 800 15009 980 160010 1080 1700
Sumber: PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo, Jawa Timur (2013)
Kesimpulan tabel 2 adalah bobot badan rata-rata yang diperoleh di hen
house 47 PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo telah sesuai dengan
standar bobot badan periode grower yang ditetapkan oleh PT Charoen Pokphand
Jaya Farm. Apabila bobot badan rata-rata melebihi target maka diperlukan
adanya pembatasan pemberian pakan yang bertujuan menghambat pertumbuhan
bobot badan yang terlalu tinggi yang berakibat pada menurunya produksi telur
pada saat periode layer.
23
Gambar 11. Penimbangan Bobot Badan
Mutu sekelompok ayam dalam satu kandang pada periode growing dilihat
dari tingkat keseragaman bobot badan. Sudhiana (2002) menyatakan bahwa yang
mempengaruhi tingkat keseragaman ayam dalam satu kandang adalah (1)
Penyakit, terutama Coccidiosis dan penyakit lain yang menyebabkan kerusakan
saluran pencernaan, (2) Potong paruh yang kurang baik, terlalu panjang paruh
dipotong atau karena pisau debeaker terlalu panas, (3) Program pemberian pakan
yang kurang baik, (4) Suhu yang dingin.
3.1.7. Program Pencahayaan / Lighting
Lighting adalah suatu sistem pencahayaan di dalam suatu ruangan, dan
pencahayaannya diatur sesuai dengan keadaan atau kondisi dalam ruangan
tersebut. Adapun tujuan dari ligthing pada pemeliharaan ayam yaitu sebagai
berikut :
1. Agar ayam bisa makan dan minum
2. Agar karyawan bisa melakukan aktivitasnya didalam kandang, misalnya
melakukan grading ayam.
24
Program pencahayaan bertujuan untuk mengatur dimulainya masa bertelur
dengan mengatur kedewasaan kelamin (sexual maturity). Kedewasaan kelamin
selain ditentukan oleh faktor genetik juga dipengaruhi oleh program pencahayaan.
Sudhiana (2002) menyatakan bahwa ayam bibit umur 10 minggu tidak boleh
diberikan pencahayaan lebih dari 8 jam dalam satu hari untuk mendapatkan
respon stimulus yang dianjurkan. Tidak diperbolehkannya pencahayaan yang
lebih dari 8 jam ini dikarenakan peningkatan lama pencahayaan dapat merangsang
timbulnya perkembangan seksual yang lebih awal. Etches (1996) menyatakan
bahwa peningkatan lamanya pencahayaan akan merangsang hypothalamus untuk
mengeluarkan hormon gonadotropin (GnRH), GnRH dikeluarkan dan diedarkan
ke kelenjar gonadotropes dan akan merangsang keluarnya LH dan FSH.
Sistem lighting yang digunakan pada masa grower di PT Charoen
Pokphand Jaya Farm Probolinggo yaitu menggunakan lampu pijar yang berdaya 5
watt dengan kapasitas yang dihasilkan berkisar 3-5 lux. Jumlah lampu yang
dipakai dalam satu kandang yaitu sebanyak 48 lampu, dengan sistem penempatan
lampu zig-zag (selang-seling). Banyaknya lampu yang digunakan tersebut
dibagimenjadi 4 jalur masing-masing jalur terdapat 12 buah lampu pijar. Lama
pencahayaan adalah 8 jam yaitu pada pukul 07.00-15.00 WIB. Dalam pengaturan
sistem pencahayaan tersebut baik hidup (on) ataupun mati (off) telah diprogram
dengan timer switch. Program pencahayaan dapat dilihat pada tabel 4.
Table 4. Program Pencahayaan
No Umur (minggu) Durasi (jam)1 00-02 24/222 02-03 20/123 04-22 84 23-24 145 25-26 14
25
6 27-dst. 14Sumber: PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo, Jawa Timur (2013)
3.2. Kegiatan Insidental
3.2.1. Vaksinasi
Vaksin adalah bibit penyakit yang sudah dilemahkan atau dimatikan,
digunakan untuk pembentukan zat kebal tubuh (antibodi) sehingga ternak kebal
terhadap suatu penyakit tertentu. Beberapa metode yang dilakukan di PT Charoen
Pokphand Jaya Farm Probolinggo yaitu : (1) Metode Tusuk sayap (wing web),
vaksinasi ini dilakukan dengan menusukkan jarum ke sayap. Dilakukan pada
ayam yang berumur 28 hari, dan 10 minggu, (2) Metode injeksi, melalui bawah
kulit/sub cutan dilakukan pada ayam yang berumur 1 hari, 7 hari, 14 hari, 28 hari,
8 minggu,14 minggu, dan 20 minggu. Metode injeksi di bawah otot/intra
muscular dilakukan pada ayam yang berumur 6 minggu, 8 minggu, 12 minggu, 14
minggu, 16 minggu, dan 20 minggu, (3) Metode tetes mata/intra oculer,
dilakukan untuk vaksinasi ILT dan IB. Dilakukan pada ayam yang berumur 7
hari, 28 hari, 8 minggu, dan 14 minggu; (4) metode tetes hidung/intra nasal
dilakukan pada ayam yang berumur 10 minggu.
Program vaksinasi yang di lakukan khususnya di PT Charoen Pokphand
Jaya Farm Probolinggo dilakukan berdasarkan umur, selengkapnya tentang
program vaksinasi tertera dalam Tabel 6.
Tabel 6. Vaksinasi Pada Periode Growing
Age Vaccine Application Vaccine Producer
6 WCoryza IM (Leg) 0.5 ml Kitasato
Bivalent Reo (Killed) IM Intervet
8 WND + IB (Lived) IO Boehringer, Intervet
ND (Killed) IM 0.5 ml Intervet, LAH, BoehringerAI (Killed) SC 0.5 ml Shigeta, Medion
26
10 WILT VB Intervet, Boehringer
FP + AE WW Intervet, BoehringerSumber : PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo (2013)
Keterangan :SC : Sub Cutaneus (Bawah kulit)IO : Intra Ocular (Tetes mata)WW : Wing Web (Tusuk sayap)IM : Intra Muscular (Bawah otot)VB : Vent Brush (cloaka)
Vaksinasi yang dilakukan di flock E umur 10 minggu kandang 43-54 yaitu
vaksinasi infectious laryngotracheitis (ILT) dan Fowl pox. Vaksinasi Fowl pox
(Cacar) dan ILT diberikan pada hari yang sama. Vaksinasi ILT bertujuan untuk
membentuk kekebalan tubuh ayam terhadap terjadinya infeksi pada saluran
laringotracheal. Cara pemberian vaksin ini adalah dengan metode Vent Brush.
Aplikasi ILT pada kebanyakan melalui metode Intra Nasal (IN)/tetes hidung,
namun melihat pada reaksi yang ditimbulkan melalui intar nasalcukup keras
maka diplih cara Vent Brush. Kedua cara tersebut, Intra Nasal/Vent Brush sama-
sama memanfaatkan sistem pertahanan seluler dalam pembentukan antibodyi
Sedangkan vaksinasi Fowl fox/cacar ini sangat berbeda dengan vaksin-vaksin
lainnya. Pemberian vaksin ini dilakukan dengan metode tusuk sayap (Sauvani,
2006).
27
Gambar 12. Kegiatan Vaksinasi
3.2.2. Penanganan Alas Kandang (Litter)
Alas kandang (litter) harus dalam keadaan kering, tidak ada atap yang bocor
dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Pengontrolan kualitas
litter sangat penting untuk mendukung keberhasilan produksi ternak. Tingginya
kadar air pada litter akibat kesalahan pemberian minum dan sedikitnya ventilasi
akan menyebabkan bertambahnya amonia yang bisa menambah timbulnya
penyakit pernafasan dan penglihatan ayam serta menyebabkan timbulnya infeksi
usus pada ayam (Daghir, 1998). Alas kandang yang digunakan di PT Charoen
Pokphand Jaya Farm Probolinggo menggunakan alas kandang berupa sekam padi
dengan ketebalan 10-15 cm. Penanganan yang dilakukan di PT Charoen
Pokphand Jaya Farm Probolinggo yaitu dilakukan pembalikan litter untuk
mencegah pengumpalan, mengurangi potensi mikroorganisme patogen ke dalam
tubuh ayam; pengeluaran gumpalan pada litter yang basah atau lembab untuk
akumulasi amonia.
28
3.2.3. Culling
Culling pada prinsipnya merupakan proses pemilihan individu ayam yang
cacat, lemah, tidak produktif dan terlihat tanda-tanda terserang penyakit, maka
ayam tersebut harus dikeluarkan dari kelompoknya. Kriteria untuk melakukan
culling dengan melihat adanya tanda-tanda kelainan atau cacat yang diderita ayam
secara fisik, ayam mengidap suatu penyakit, dan sex error yaitu ayam yang bukan
jantan dan betina, ini dilihat dari bentuk tubuh dan pial. Perbandingan ayam
betina dengan sex error yaitu : (1) Ayam sex error memiliki pial, dan comb yang
mirip seperti ayam jantan (Gambar 13), (2) Kaki lebih besar dari betina, (3) Sisik
kaki besar dan kasar, (4) Terdapat testis pada ayam error.
Gambar 13. Ayam sex error, pial dan comb mirip seperti ayam jantan
3.3. Kegiatan Penunjang
3.3.1. Pengamatan Kandang
Pengamatan kandang dilakukan pada saat istirahat dan pada saat hari tidak
ada vaksinasi. Kandang di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo
dibangun membujur dari timur ke barat berjajar dari utara ke selatan. Sistem
29
kandang yaitu Close House (Gambar 14). Fungsi kandang tertutup yaitu Suhu,
kelembaban dan keadaan kandang akan lebih mudah diatur, agar udara dari luar
yang membawa virus-virus ataupun bakteri serta jamur tidak langsung masuk
kedalam kandang dan mencegah masuknya hewan-hewan yang dapat membawa
bibit penyakit seperti burung, tikus, serangga, dan lain sebagainya.
Table 6. Ukuran Kandang
Flock Jumlah Kandang UkuranPanjang(m) Lebar(m)
Luas (m²)
A 8 32 12 384B 12 100 12 1.200C 6 90 12 1.080D 12 96 12 1.152E 12 96 12 1.152
Sumber : PT Charoen Pokphand Jaya Farm Probolinggo (2013)
Kepadatan kandang pada fase grower perlu diperhatikan dan harus
memberikan kenyamanan pada ayam. Kondisi kandang yang terlalu padat akan
menimbulkan stress pada ternak ayam dan akan mengganggu pertumbuhan ayam.
Sebaliknya kondisi kandang yang terlalu luas akan memberi ruang gerak pada
ayam sehingga ayam akan lebih banyak mengeluarkan energi. Kepadatan
kandang untuk periode grower yang diterapkan di PT Charoen Pokphand Jaya
Farm yaitu 5-6 ekor/m2 untuk ayam betina dan 3-4 ekor/m2 untuk ayam jantan.
30
Kandang sistim tertutup (closed house), suhunya sudah diatur secara otomatis
sehingga di daerah yang suhunya tinggi atau rendah tidak menjadi masalah.
Jarak kandang satu dengan yang lain adalah 12 m. Jarak antar kandang
yang luas agar sirkulasi udara mengalir dengan lancar. Lantai yang digunakan
yaitu terdiri dari litter dan slat. Bahan liter yang digunakan yaitu dari sekam padi
dengan ketinggian 10-15 cm dari lantai. Sedangkan slat yang digunakan terbuat
dari plastikyang berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 100 cm dan
lebarnya 50 cm, dimana di flock E untuk tiap kandangnya berjumlah 1.768 slat.
Adapun atap yang digunakan berupa dari bahan seng dengan bahan pembatas atau
plafonnya menggunakan polynum yang berfungsi untuk menahan panas dari atap
seng yang kemudian dikeluarkan kembali melalui ventilator.
Gambar 16. Kandang Close House
Berdasarkan tipe kandang, kandang di PT Charoen Pokphand Jaya Farm
Probolinggo termasuk kandang sistem brood-grow-lay, karena ayam dari DOC
sampai afkir ditempatkan pada satu kandang yang sama. Penggunaan sistem
kandang ini untuk mengefisiensikan tempat, tenaga dan peralatan kandang.
31
Kondisi kandang yang sesuai untuk ayam bibit pada periode grower yaitu 210C-
270C dengan kelembaban 60%. Ensminger (1992) menyatakan bahwa kandang
yang baik mempunyai penyekat yang cukup untuk mendapatkan panas pada saat
musim dingin dan mempunyai ventilasi yang cukup untuk pendingin pada saat
musim panas. Jenis atap yang digunakan di dalam kandang PT Charoen
Pokphand Jaya Farm Probolinggo adalah polinum yang berfungsi sebagai sanitasi
ruang agar stabil, penyerap panas dan dingin. Samping kanan dan kiri kandang
terdapat cooling pad. Udara yang ada dalam kandang agar mengalir dengan baik
maka terdapat blower (exhouse fan) yang berfungsi menyedot udara yang ada
didalam kandang agar selalu bersih. Dalam 1 kandang terdapat 7 buah blower.
Untuk menunjang kelancaran pengoperasian kegiatan pemeliharaan ayam bibit
induk pedaging, maka kandang dilengkapi (1) Silo adalah tempat penampungan
pakan, tetapi sudah 2 periode tidak digunakan lagi karena adanya selisih pakan,
(2) Tempat minum disebut nipple di mana bagian-bagian nippel terdiri dari
penyangga disebut cup nipple, puting nipple disebut nozle nipple, (3) Shocker
adalah alat pengejut yang terbuat dari kawat berlistrik dengan tegangan rendah
yang terdapat di atas tempat minum yang berguna agar ayam tidak bertengger di
atas tempat minum, (4) Temptron adalah pengatur suhu dan pengatur banyaknya
blower yang hidup dalam kandang, (5) Lori Gantung yaitu semacam kereta yang
berfungsi untuk memudahkan membawa pakan dan barang-barang vaksin ke
dalam kandang, (6) Panel Box adalah kotak pengatur kendali yang mempunyai
lampu tersendiri di mana jika ada masalah maka lampu akan menyala. Masing-
masing warna lampu menandakan, warna hijau yang menyala maka ada masalah
dengan blower, jika lampu panel berwarna merah maka masalah terdapat pada
32
temperatur dalam kandang, dan jika lampu berwarna orange maka yang
bermasalah adalah nipple. Panel box juga diigunakan untuk power lampu,
cooling pad, shocker, feeder through. Setiap kandang dilengkapi dengan
bangunan yang digunakan untuk anak kandang istirahat, gudang pakan, toilet,
tempat fumigasi.
3.3.2. Diskusi
Diskusi dilakukan di kantor manager yang langsung dipandu oleh manager
dan supervisor. Diskusi ini dilakukan untuk mencari informasi yang belum
lengkap diperoleh. Diskusi juga dilakukan sebagai acuan untuk supervisor dalam
melakukan penilaian terhadap keaktifan dan kemampuan para praktik kerja.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Strain yang dipelihara di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 8 Probolinggo
adalah strain Ross dan Cobb.
2. Tipe kandang di PT Charoen Pokphand Jaya Farm Unit 8 Probolinggo adalah
tipe kandang close house.
3. Kegiatan di PT Charoen Phokpand Jaya Farm Jaya Farm Unit 8 Probolinggo
sudah memenuhi standar.
4. Program pemberian pakan yang dilakukan di PT Charoen Phokpand Jaya
Farm Unit 8 Probolinggo sudah memenuhi kecukupan pakan yang diperlukan
tubuh.
33
4. Pemberian air minum di PT Charoen Phokpand Jaya Farm Unit 8 Probolinggo
sudah memenuhi kebutuhan air minum untuk ayam bibit.
5. Vaksinasi ND + IB (Lived), ND (Killed) dan AI (Killed) dilakukan pada umur
8 minggu dikandang 43-54, ILT dan Fowl Pox dilakukan pada umur 10
minggu di kandang 43-54.
6. Pencapaian bobot badan pada periode grower telah sesuai dengan target
berdasarkan umurnya.
7. Penanganan litter dan culling ayam sudah dilakukan dengan baik.
Saran
1. Diharapkan adanya peratuaran yang lebih tegas lagi kepada para
karyawan/personil pegawai perihal tatatertib yang sudah diterapkan di farm,
karena masih ada beberapa karyawan atau personil pegawai yang melanggar
peraturan tersebut.
2. Proses vaksinasi lebih diperhatikan lagi karena kemungkinan ada ayam yang
tidak tervaksin, sehingga akan menyebabkan penyakit menyebar pada ayam
yang lain.
34
DAFTAR PUSTAKA
Anggorodi, R. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Edisi:1. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Daghir, N.J. 1998. Poultry Production In Hot Climates. 2nd Edition. CAB Internasional The University Press. Cambrige.
Ensminger,M.E. 1992. Poultry Science. Interstate publisher, Inc. Danville. Illinois.
Etches, R. J. 1996. Reproduction In Poultry. 1st Edition. Cab International The University Press. Cambridge
Hybro, B.V. 2001. Technical Information on PN Breeder Asia The Netherland, Amsterdam.
Kartasudjana,R. 2007. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta
Nort, M. O.and D. D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 1stEditon. The Van Nostrand Reinhold Publishing, New York.
NRC.1994. Nutrien Requirement of Poultry. The 9 th Ed. National Academic Press, Washington D.C., USA.
35
Sauvani, 2006. Vaksinasi dan Penyakit.www.glory farm.com Diakses tanggal 18 Maret 2013.
Shudiana, W. 2002.Sandar Operation Prosedure (S.O.P) dan Key Performance Indikator(K.P.I). PT. Charoen Pokphand Jaya Farm Jaya Farm. Jakarta.
Suska, 2007.Biosecurity HarusMenyeluruh.Infovet. http:// infovet.blogspot.co /2007/10/biosecurity-harus-menyeluruh.html diakses 10 Maret 2013.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Lay Out PT Charoen Phokpand Jaya Farm Probolinggo
36
Lampiran 2. Program Pemberian Pakan PT Charoen Phokpand Jaya Farm Probolinggo
Lampiran 3. Standar Body Weight Ayam strain Ross dan Cobb
Umur (minggu)
Ross Betina (gram)
Ross Jantan (gram)
Cobb Betina (gram)
Cobb Jantan (gram)
1234567891011121314151617181920
16026036046056065075085095010501150124013301420151016301750188020102150
1803606008501050125013501500153017751860196021002200236024802610273028503000
16028040052060070078080098010801180129013701450153016101710183019602100
1803606009001050125013501500160017001800190020002150230024502600275029003050
37
2122232425
23002450265027502900
31503300346036003700
22502410265027502900
32003380355037003850
Lampiran 4. Program Vaksinasi PT Charoen Phokpand Jaya Farm Probolinggo
AGE AGE APPLICATION VACCINE PRODUCER
1 Day
MD (CVI 988+HVT) + Bursaplex
SC (Hatchery) Intervet, Fort Dodge + Embrex
Coccivac (Type D) Spray (Hatchery)
Schering Plough
IB (H120) IO (Farm) Intervet, LAH
7 Days ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO Intervet Reo (S - 1133) SC Intervet
14 Days
AI (Killed) SC 0.3 ML Shigeta, Medion
21 Days
ND + IB (Clone 30 + Ma 5) IO Intervet ND (Killed) 0.25 ml SC 0.25 ML Intervet, LAH, Boehringer FP WW Intervet, LAH
6 Weeks
Coryza IM (Leg) 0.5 ML Kitasato Bivalent Reo (Killed) IM Intervet
8 Weeks
ND + IB (Lived) IO Boehringer, Intervet ND (Killed) IM 0.5 ML Intervet, LAH, Boehringer AI (Killed) SC 0.5 ML Shigeta, Medion
10 Weeks
ILT VB Intervet, Boehringer FP + AE WW Intervet, Boehringer
14 Weeks
ND + IB ( Lasota + Mass-Con) IO Boehringer, Intervet ND +IB + EDS (Killed) IM Intervet, Boehringer
16 Weeks
Coryza IM (Leg) 1.0 ML Kitasato
18 Weeks
AI (Killed) SC or IM 1.0 ML Shigesta, Medion
38
20 Weeks
ND + IB ( Lasota + Mass-Con) IO Boehringer, Intervet ND + IB + G + Reo (Killed) IM Intervet
24 Weeks
ND + IB (Lived) Ma5 IO Intervet ND (Killed) 0.5 ml IM 0.5 ML Intervet, LAH, Boehringer
29 Weeks
ND (Clone 30) DW, IO Intervet
36 Weeks
ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet ND (Killed) IM Intervet, LAH, Boehringer AI (Killed) SC or IM 1.0 ML Shigesta, Medion
44 Weeks
ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet
52 Weeks
ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet
60 Weeks
ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet
68 Weeks
ND + IB (Lived) Ma5 IO, DW Intervet