irigasi kuliah
TRANSCRIPT
-
8/2/2019 irigasi kuliah
1/27
1. Hak, Kewajiban, dan Sangsi Petani atau Pengusaha di Bidang Pertanian BerdasarkanUndang-undang No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
a. Hak Petani atau pengusaha di bidang pertanian berhak untuk memperoleh dan memakai
atau mengusahakan air untuk berbagai keperluan.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian berhak untuk memperoleh sarana danprasarana sumber daya air, yaitu dapat berupa bangunan air beserta bangunan lain
yang dapat menunjang kegiatan pengelolaan sumber daya air, baik langsung
maupun tidak langsung.
Berhak memperoleh kemakmuran sebesar-besarnya dari sumber daya yangdikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan hidup.
Berhak mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari gunamemenuhi kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif.
Berhak memakai air untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari bagiperseorangan dan bagi pertanian rakyat yang berada di dalam sistem irigasi tanpa
membutuhkan izin.
Berhak untuk mengalirkan air dari atau ke tanahnya melalui tanah orang lain yangberbatasan dengan tanahnya.
Perkumpulan petani pemakai air berhak atas pengembangan sistem irigasi tersier. Berhak menyatakan keberatan terhadap rancangan rencana pengelolaan sumber
daya air yang sudah diumumkan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
kondisi setempat.
Berhak memperoleh informasi yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya airdan memperoleh manfaat atas pengelolaan sumber daya air.
b. Kewajiban Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib memelihara keberadaan serta
keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar selalu tersedia dalam
kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup,
baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib untuk mencegah, menanggulangi,dan memulihkan kerusakan kualitas lingkungan yang disebabkan oleh daya rusak
air.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
2/27
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib untuk merawat sumber air danprasarana sumber daya air yang ditujukan untuk menjamin kelestarian fungsi
sumber air dan prasarana sumber daya air.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib izin terlebih dahulu jika carapenggunaan air dilakukan dengan mengubah kondisi alami sumber air, ditujukan
untuk keperluan kelompok yang memerlukan air dalam jumlah besar, atau
digunakan untuk pertanian rakyat di luar sistem irigasi yang sudah ada.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib menyimpan air yang berlebihan disaat hujan, menghemat air dengan pemakaian yang efisien dan efektif, dan
mengendalikan penggunaan air tanah.
Perkumpulan petani pemakai air wajib memelihara pengembangan sistem irigasitersier.
Berkewajiban untuk melalukan upaya pencegahan, penanggulangan, danpemulihan dalam upaya pengendalian daya rusak air.
c. Sangsi Dipidana dengan pidana penjara paling lama 9 (sembilan) tahun dan denda paling
banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar lima ratus juta rupiah):
a. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang mengakibatkanrusaknya sumber air dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air,
dan/atau mengakibatkan pencemaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.
b. Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kegiatan yang dapatmengakibatkan terjadinya adaya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal
52.
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 18 (delapan belas) bulan dan dendapaling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah):
a. Setiap orang yang karena kelalaiannya mengakibatkan kerusakan sumber dayaair dan prasarananya, mengganggu upaya pengawetan air, dan mengakibatkan
pencermaran air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24.
b. Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang dapatmengakibatkan terjadinya daya rusak air sebagaimana dimaksud dalam Pasal
52.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
3/27
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan denda palingbanyak Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah):
a. Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan penggunaan airyang mengakibatkan kerugian terhadap orang atau pihak lain dan kerusakan
fungsi sumber air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (3).
b. Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan kegiatan yang mengakibatkankerusakan prasarana sumber daya air sebagaimana dimaksud dalam Pasal 64
ayat (7).
Dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) bulan dan denda palingbanyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah):
a. Setiap orang yang karena kelalaiannya melakukan pengusahaan sumber daya airtanpa izin dari pihak yang berwenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45
ayat (3).
2. Hak, Kewajiban, dan Sanksi Petani atau Pengusaha di Bidang Pertanian BerdasarkanPeraturan Pemerintah No 42 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air.
a. Hak Petani atau pengusaha di bidang pertanian berhak memperoleh air dengan kualitas
yang baik (bersih dan jernih).
Petani atau pengusaha di bidang pertanian berhak memperoleh air untukpemenuhan kebutuhan irigasi pada sistem irigasi yang sudah ada.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian untuk menggunakan air berhakmenggunakan air, sumber air, dan daya air sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam izin.
b. Kewajiban Petani atau pengusaha di bidang pertanian berkewajiban untuk ikut serta dalam
melaksanakan perlindungan dan pelestarian sumber air.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian berkewajiban melaksanakan pelestarianfungsi resapan air dan daerah tangkapan air.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib berperan serta dalam pengawetanair yang ditujukan untuk memelihara keberadaan dan ketersediaan air atau
kuantitas air, sesuai dengan fungsi dan manfaatnya.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
4/27
Petani atau pengusaha di bidang pertanian berkewajiban dalam upaya penghematanair salah satunya dengan menggunakan air secara efektif dan efisien utuk segala
macam kebutuhan.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib membayar biaya jasa pengelolaansumber daya air dari pemegang izin penggunaan sumber daya air.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian berkewajiaban untuk ikut serta dalampengendalian daya rusak air.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib meminta izin kepada pemerintahdaerah atau yang berwenag dalam penggunaan sumber daya air.
c. Sanksi Sanksi bagi petani atau pengusaha di bidang pertanian jika melanggar pasal-
pasal yang ada dalam Peraturan Pemerintah No.42 Tahun 2008 yaitu berupa
sanksi administrasi, diantaranya adalah:
a. Peringatan tertulisb. Penghentian sementara pelaksanaan seluruh kegiatanc. Pencabutan izin
3. Hak, Kewajiban, dan Sanksi Petani atau Pengusaha di Bidang Pertanian BerdasarkanPeraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991, Tentang : Sungai.
a. Hak Petani atau pengusaha di bidang pertanian berhak memanfaatkan air sungai sebagai
sumber untuk kegiatan irigasi.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian berhak untuk melakukan eksploitasi danpembuatan bangunan sungai dengan izin dari pemerintah atau pihak yang
berwenang.
b. Kewajiban Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib ikut serta menjaga kelestarian
rambu-rambu dan tanda-tanda pekerjaan dalam rangka pembinaan sungai.
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib mengelola bangunan sungai yangtelah dibuatnya sesuai dengan pedoman pengoperasian waduk yang ditetapkan oleh
Menteri dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang berlaku.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
5/27
Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib mengamankan bangunan sungaiuntuk mencegah terjadinya hal-hal yang membahayakan waduk dan
lingkungannya.
c. Sanksi Dipidana berdasarkan ketentuan Pasal 15 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974
dan peraturan perundang-undangan lainnya:
a. Barangsiapa untuk keperluan usahanya hanya melakukan pembangunanbangunan sungai tanpa ijin sebagaimana diatur dalam Pasal 12 ayat (2) dan
Pasal 15 ayat (3),
b. Barangsiapa melakukan pengusahaan sungai dan bangunan sungai tanpa ijinsebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (3),
c. Barangsiapa mengubah aliran sungai, mendirikan,mengubah atau membongkarbangunan-bangunan di dalam atau melintas sungai, mengambil dan
menggunakan air sungai untuk keperluan usahanya yang bersifat komersil
tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25, Pasal 26 dan Pasal 27,
d. Barangsiapa membuang benda-benda/bahan-bahan padat dan/atau cair ataupunberupa limbah ke dalam maupun di sekitar sungai sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 27.
4. Hak, Kewajiban, dan Sanksi Petani atau Pengusaha di Bidang Pertanian BerdasarkanPeraturan Pemerintah No. 37 Tahun 2010, Tentang : Bendungan.
a. Hak Petani atau pengusaha di bidang pertanian berhak membangun bendungan sebagai
sarana irigasi atas izin dari pihak yang berwenang.
Pembangun bendungan berhak memperoleh izin melakukan pengisian awal wadukdalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari.
Pemilik bendungan berhak meminta bantuan kepada Menteri, gubernur, ataubupati/walikota sesuai dengan kewenangannya untuk mengoordinasikan
penyelenggaraan program pelestarian fungsi daerah tangkapan air dan
pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian fungsi daerah tangkapan air.
Pemilik bendungan berhak meminta bantuan kepada Menteri, gubernur, ataubupati/walikota sesuai dengan kewenangannya untuk mengoordinasikan
penyelenggaraan pelaksanaan pembangunan pengendali erosi dan sedimentasi serta
pemberdayaan masyarakat.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
6/27
Berhak mendapatkan kemanfaatan sumber daya air. Berhak untuk mendapat pemenuhan kebutuhan air dan daya air sesuai tujuan
pengelolaan bendungan beserta waduknya.
Pelaksanaan perubahan atau rehabilitasi bendungan dilakukan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Masyarakat mempunyai kesempatan yang sama untuk berperan dalam prosespembangunan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya.
b. Kewajiban Petani atau pengusaha di bidang pertanian wajib meminta izin kepada pihak yang
berwenang dengan memenuhi persyaratan administrasi dan teknis dalam rangka
pembangunan bendungan untuk penggunaan sumberdaya air.
Pihak yang membangun bendungan wajib melakukan studi kelayakanpembangunan bendungan yang meliputi analisis kondisi topografi, analisis geologi,
analisis hidrologi, analisis kependudukan, analisis sosial ekonomi dan budaya,
analisis kelayakan teknis, rencana dan pra-desain bendungan yang paling layak
dipilih, dan rencana penggunaan sumberdaya air.
Pembangun bendungan wajib melakukan pemeriksaan dan evaluasi dalampelaksanaan konstruksi secara bertahap pada setiap tahapnya yang selanjutnya
disampaikan kepada instansi teknis keamanan bendungan untuk mendapatkan
rekomendasi.
Pembangun bendungan wajib melakukan pembersihan lahan genangan,pemindahan penduduk dan/atau pemukiman kembali penduduk, penyelamatan
benda bersejarah dan/atau pemindahan satwa liar yang dilindungi dari daerah
genangan.
Pembangun bendungan wajib melaksanakan konstruksi bendungan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembangun bendungan harus menyiapkan dokumen rencana pengisian awalwaduk, pengelolaan bendungan, pembentukan unit pengelola bendungan, dan
tindak darurat selama pelaksanaan konstruksi.
Pembuat bendungan harus membuat laporan akhir pelaksanaan konstruksibendungan pada akhir pelaksanaan konstruksi.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
7/27
Pembuat bendungan wajib merencanakan pengendalian daya rusak air yangdiselaraskan dengan sistem peringatan dini di wilayah sungai yang bersangkutan.
Pembangun bendungan wajib meninjau kembali dan mgevaluasi pola operasiwaduk paling sedikit 1 (satu) kali dalam waktu 5 tahun.
Pembangun bendungan wajib melakukan pertemuan konsultasi publik dalammenyusun rencana pengelolaan bendungan.
Pembangun bendungan wajib melakukan tindakan pengamanan bendungan. Pembangun bendungan wajib mensosialisasikan rencana tindak darurat yang telah
ditetapkan kepada masyarakat serta pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang
terpengaruh potensi kegagalan bendungan.
Pembangun bendungan wajib memberitahukan tanggal pelaksanaan pengisian awalwaduk kepada gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya dalam
waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari sebelum dilakukan pengisian awal waduk.
Pembangun bendungan wajib memberi tahu masyarakat sekitar daerah genanganwaduk dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum melakukan
pengisian awal waduk.
Pembangun bendungan wajib melakukan pemantauan, pengawasan, danpengendalian sesuai dengan rencana pengisian awal waduk.
Pemilik bendungan wajib bertanggung jawab terhadap pengelolaan bendungan. Pemilik bendungan wajib menyerahkan pengelolaan bendungan beserta waduknya
kepada Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya
ketika akan menghentikan pengelolaan bendungan.
Pemilik bendungan harus menyediakan biaya pengelolaan bendungan sampaidengan berakhirnya umur layanan bendungan.
Pembangun bendungan wajib melaksanakan rencana pengelolaan bendungandengan memperhatikan kondisi sumber daya air dan lingkungan hidup.
Pengelola bendungan harus memperbaiki persyaratan teknis pengoperasian danmenyampaikan kembali perbaikan persyaratan teknis kepada Menteri dalam jangka
waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak permohonan izin dikembalikan kepada
Pengelola bendungan.
Pembangun bendungan wajib melakukan perlindungan dan pelestarian waduk.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
8/27
Pembangun bendungan wajib menyelenggarakan program pelestarian fungsidaerah tangkapan air dan pemberdayaan masyarakat dalam pelestarian fungsi
daerah tangkapan air.
Pemilik bendungan wajib melakukan pemantauan penggunaan lahan pada daerahtangkapan air.
Pemilik bendungan wajib melaporkan kepada menteri yang menyelenggarakanurusan pemerintahan yang terkait dengan bidang sumber daya air, gubernur, atau
bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya apabila terjadi perubahan
penggunaan lahan pada daerah tangkapan air.
Pemilik bendungan wajib melakukan pengendalian pengolahan tanah yangdilakukan dengan memperhatikan kaidah konservasi dan fungsi lindung sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemilik bendungan wajib penyelenggaraan pengawasan dan pemantauanpengaturan daerah sempadan waduk.
Pemilik bendungan wajib melakukan upaya peningkatan kesadaran, partisipasi, danpemberdayaan pemilik kepentingan dalam pelestarian waduk dan lingkungannya.
Pemilik bendungan wajib melakukan Pengawetan air pada waduk untukmemelihara keberadaan dan ketersediaan air atau kuantitas air sesuai dengan fungsi
dan manfaatnya.
Pengelola waduk wajib mengelola kualitas air untuk mempertahankan ataumemulihkan kualitas air yang masuk dan yang berada di dalam waduk.
Pengelola waduk wajib mengendalikan pencemaran air dilakukan untukmempertahankan kualitas air yang masuk dan yang berada di dalam waduk.
Penggunaan air pada waduk oleh selain Pemilik atau Pengelola bendungan harusmendapat izin dari pihak berwenang.
Pelepasan air sebagaimana dimaksud pada ayat harus tetap memperhatikankeperluan pencegahan kegagalan bendungan.
Dalam perubahan bendungan untuk tindakan pengamanan bendungan, pengelolabendungan wajib melakukan perubahan struktur bendungan.
Dalam tindakan pengamanan bendungan, pengelola bendungan wajib melakukanrehabilitasi bendungan dengan terlebih dahulu memperoleh persetujuan desain
rehabilitasi dari Menteri dan permohonan harus memenuhi persyaratan
administratif dan persyaratan teknis.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
9/27
Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya izin perubahan atau izinrehabilitasi bendungan, pengelola bendungan wajib melaksanakan perubahan atau
rehabilitasi bendungan sesuai dengan jadwal pelaksanaan perubahan atau
rehabilitasi bendungan.
Pemilik bendungan wajib melakukan penghapusan fungsi bendungan jika tidakmempunyai manfaat lagi atau terjadi kegagalan bendungan yang mengancam
keselamatan masyarakat.
Dalam pembongkaran bendungan pemilik bendungan wajib mempertahankan fisikbendungan dengan cara menjaga, memelihara, dan mempertahankan keamanan
bendungan serta lingkungannya.
Pemilik bendungan wajib menyelenggaraan pengelolaan pasca penghapusan fungsibendungan.
Pemilik dan pengelola bendungan harus menyimpan dan memelihara dokumenpembangunan bendungan dan pengelolaan bendungan beserta waduknya.
Dokumen harus disimpan selama 10 tahun sejak penghapusan fungsi bendungan.
c. Sanksi Pembangun bendungan tanpa izin dikenai sanksi berupa penghentian pelaksanaan
konstruksi oleh Menteri.
Pembangun bendungan yang tidak melakukan pelaksanaan konstruksi dikenaisanksi berupa pencabutan izin pelaksanaan konstruksi oleh Menteri.
Pembangun bendungan yang melakukan pengisian awal waduk tanpa izin dikenaisanksi berupa penghentian pengisian awal waduk oleh Menteri.
Pembangun bendungan yang tidak melakukan pengisian awal waduk sampaidengan jangka waktu yang telah ditentukan dikenai sanksi berupa pencabutan izin
pengisian awal waduk oleh Menteri.
Pengelola bendungan yang tidak melakukan perubah struktur bendungan atau tidakmelakukan rehabilitasi bendungan dikenai sanksi berupa pencabutan izin operasi
bendungan.
Pengelola bendungan yang melakukan perubahan atau rehabilitasi bendungantanpa izin dikenai sanksi berupa penghentian kegiatan pelaksanaan perubahan
bendungan atau rehabilitasi bendungan.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
10/27
5. Hak, Kewajiban, dan Sanksi Petani atau Pengusaha di Bidang Pertanian BerdasarkanPeraturan Pemerintah No 43 tahun 2008 tentang Air Tanah.
a. Hak Mendapatkan kemanfaatan air yang berkelanjutan. Berhak melakukan pelaksanaan konstruksi, operasi dan pemeliharaan pengelolaan
air tanah.
Melakukan konservasi air tanah. Memanfaatkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari. Pemakaian air tanah untuk pertanian hanya dapat dilakukan apabila air permukaan
tidak mencukupi.
Mendapatkan izin pemakaian air tanah dari bupati/walikota.
Berhak memanfaatkan air tanah tanpa izin apabila untuk memenuhi kebutuhanpokok sehari-hari bagi perseorangan dan pertanian rakyat.
Setiap pemegang izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah berhakuntuk memperoleh dan menggunakan air tanah sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam izin.
b. Kewajiban Melakukan pengawetan air tanah untuk menjaga keberadaan dan kesinambungan
ketersediaan air tanah.
Menggunakan air tanah secara efektif dan efisien untuk berbagai macamkebutuhan.
Mengurangi penggunaan, menggunakan kembali, dan mendaur ulang air tanah. Mengambil air tanah sesuai dengan kebutuhan. Menggunakan air tanah sebagai alternatif terakhir. Memberikan insentif bagi pelaku penghematan air tanah. Memberikan desinsentif bagi pelaku pemborosan air tanah. Mengembangkan dan menerapkan teknologi hemat air. Pengelolaan kualitas dan pengendalian pencemaran air tanah. Pengusahaan air tanah wajib memperhatikan rencana pengelolaan air tanah,
kelayakan teknis dan ekonomi, fungsi sosial air tanah, kelestarian kondisi dan
lingkungan air tanah, dan ketentuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
11/27
Pemegang izin pengusahaan air tanah wajib menyampaikan laporan hasil kegiatanpengeboran atau penggalian air tanah kepada bupati/walikota, menyampaikan
laporan debit pemakaian atau pengusahaan air tanah setiap bulan kepada
bupati/walikota dengan tembusan kepada Menteri atau gubernur, memasang
meteran air pada setiap sumur produksi untuk pemakaian atau pengusahaan air
tanah, membangun sumur resapan di lokasi yang ditentukan oleh bupati/walikota,
berperan serta dalam penyediaan sumur pantau air tanah, membayar biaya jasa
pengelolaan air tanah, dan melaporkan kepada bupati/walikota apabila dalam
pelaksanaan pengeboran atau penggalian air tanah, serta pemakaian dan
pengusahaan air tanah ditemukan hal-hal yang dapat membahayakan lingkungan.
Setiap pengguna air tanah wajib memperbaiki kondisi dan lingkungan air tanahyang rusak akibat penggunaan air tanah yang dilakukannya dengan tindakan
penanggulangan intrusi air asin dan pemulihan akibat intrusi air asin dan/atau
melakukan tindakan penghentian dan pengurangan terjadinya amblesan tanah.
Untuk memperoleh izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanahpemohon wajib mengajukan permohonan secara tertulis kepada bupati/walikota
dengan tembusan kepada Menteri dan gubernur.
Setiap pemohon izin pemakaian air tanah atau izin pengusahaan air tanah yangmengambil air tanah dalam jumlah besar wajib melakukan eksplorasi air tanah.
Pihak pengusahaan air menjamin keakuratan, kebenaran, dan ketepatan waktu atasinformasi yang disampaikan tentang penggunaan air tanah.
c. Sanksi Bupati/walikota mengenakan sanksi administratif kepada setiap pemegang izin
yang melanggar ketentuan berupa peringatan tertulis, penghentian sementara
seluruh kegiatan, dan pencabutan izin.
6. Hak, Kewajiban, dan Sanksi Petani atau Pengusaha di Bidang Pertanian BerdasarkanPerturan Pemerintah No 77 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah No 20 Tahun 2006
tentang Irigasi
a. Hak
-
8/2/2019 irigasi kuliah
12/27
Petani atau pengusaha di bidang pertanian berhak atas hak guna air irigasidiberikan terutama untuk kepentingan pertanian dengan tetap memperhatikan
kepentingan usaha lainnya.
Perkumpulan petani pemakai air berhak memperoleh pemberdayaan perkumpulanpetani pemakai air secara berkesinambungan dan berkelanjutan melalui penguatan
dan peningkatan kemampuan perkumpulan petani pemakai air.
Perkumpulan petani pemakai air berhak sebagai pengambil keputusan dan pelakuutama dalam pengelolaan irigasi yang menjadi tanggung jawabnya.
Perkumpulan petani pemakai air berhak menyusun Perencanaan Tahunanpenyediaan air irigasi.
Perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi berhak mengatur pembagianair irigasi.
Perkumpulan petani pemakai air berhak memperoleh bantuan dan fasilitasrehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi dengan memperhatikan prinsip
kemandirian.
Perkumpulan petani pemakai air tingkat daerah irigasi berhak mendampingipemerintah dalam pelaksanaan audit pengelolaan irigasi.
Perkumpulan petani pemakai air berhak mengajukan usulan pemanfaatan danapengelolaan irigasi kepada komisi irigasi.
b. Kewajiban Perkumpulan petani pengguna atau pengusaha di bidang pertanian berkewajiban
untuk meminta izin kepada pejabat yang berwenang untuk pengambilan air irigasi
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Perkumpulan petani pemakai air dan masyarakat wajib ikut serta menjagakelangsungan fungsi jaringan drainase .
Perkumpulan petani pemakai air berkewajian untuk melakukan upayapengendalian atau pencegahan pencemaran jaringan irigasi.
Perkumpulan petani pemakai air berkewajian untuk bertanggung jawab ataspembangunan jaringan irigasi tersier.
Perkumpulan petani pemakai air berkewajian untuk bertanggung jawab ataspembangunan jaringan irigasi untuk perluasan area irigas diwilayah kerjanya.
Perkumpulan petani pemakai air memiliki wewenang, tugas, dan tanggung jawabdalam operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di wilayah kerjanya.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
13/27
Perkumpulan petani pemakai air wajib menjaga keamanan jaringan irigasi demikelangsungan fungsinya.
Perkumpulan petani pemakai air wajib dalam melakukan rehabilitasi danpeningkatan jaringan irigasi di wilayah kerjanya.
Perkumpulan petani pemakai air wajib meminta izin kepada Bupati/Walikota atauGubernur yang bersangkutan ketika akan melakukan perubahan dan atau
pembongkaran jaringan irigasi yang mengubah bentuk dan fungsi jaringan irigasi.
Perkumpulan petani pemakai air wajib melakukan inventarisasi daerah irigasi yangberada di wilayahnya.
Perkumpulan petani pemakai air bersama masyarakat wajib menjaga danmengawasi keberadaan jaringan irigasi agar dapat memberikan pelayanan yang
optimal bagi seluruh pengguna air irigasi, dengan memperhatikan keberlanjutan
jaringan irigasi dan kelestarian lingkungan.
Perkumpulan petani pemakai air wajib menyediakan informasi pengelolaan irigasidan memberikan dukungan dalam pelaksanaan pengendalian dan pengawasan.
c. SanksiTidak ada sanksi yang berlaku pada undang-undang ini.
2. Pemerintah telah mengeluarkan standar kualitas Air Irigasi berdasarkan PeraturanPemerintah No 82 tahun 2001 (lihat di bahan kuliah yang bersama tugas ini) , untuk itu
dari standar tersebut, melalui studi literatur deskripsikan teknik mengukur masing-
masing standar kualitas air irrigasi baik secara Fisika, Kimia Anorganik, Mikrobiologi,
Kimia Organik (DDT saja). Mengapa kualitas tersebut penting bagi pertanian.?
Kualitas air adalah mutu air yang memenuhi standar untuk tujuan tertentu. Syarat
yang ditetapkan sebagai standar mutu air berbeda-beda tergantung tujuan penggunaan,
sebagai contoh, air yang digunakan untuk irigasi memiliki standar mutu yang berbeda
dengan air untuk dikonsumsi. Kualitas air dapat diketahui nilainya dengan mengukur
peubah fisika, kimia dan biologi (Rahayu,dkk, 2009).
Klasifikasi dan kriteria kualitas air di Indonesia diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001. Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, kualitas
air diklasifikasikan menjadi empat kelas yaitu:
Kelas I : dapat digunakan sebagai air minum atau untuk keperluan konsumsi
-
8/2/2019 irigasi kuliah
14/27
lainnya
Kelas II :dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air,pembudidayaan
ikan air tawar, peternakan dan mengairi tanaman
Kelas III :dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan
dan mengairi tanaman
Kelas IV : dapat digunakan untuk mengairi tanaman
Secara sederhana, kualitas air dapat diduga dengan melihat kejernihannya dan
mencium baunya. Namun ada bahan-bahan pencemar yang tidak dapat diketahui
hanya dari bau dan warna, melainkan harus dilakukan serangkaian pengujian. Hingga
saat ini, dikenal ada dua jenis pendugaan kualitas air yaitu fisik-kima dan biologi.
1. Monitoring kualitas air secara fisikMonitoring kualitas air secara fisik dapat dilakukan dengan mengukur peubah-
peubahnya seperti suhu, muatan sedimen, kecepatan aliran, ukuran batuan dasar
sungai, turbiditas/kekeruhan, warna, bau, keadaan kanopi dan jenis vegetasi di
sekitar sungai. Peubah-peubah yang digunakan pada pemantauan fisik merupakan
informasi pendukung dalam penentuan kualitas air secara kimia dan biologi
(Rahayu,dkk, 2009).
Prosedur PengukuranSemua peubah fisik dapat diukur langsung di lapangan. Prosedur pengukuran
untuk masing-masing peubah adalah sebagai berikut:
a. Suhu
Alat yang digunakan dalam pengukuran suhu air adalah termometer
standar(tidak perlu menggunakan termometer khusus pengkur air). Langkah
dalam pengukuran suhu adalah:
o Catat suhu udara sebelum mengukur suhu di dalam airo Masukkan termometer ke dalam air selama 1-2 menito Baca suhu saat termometer masih di dalam air, atau secepatnya setelah
dikeluarkan dari dalam air
o Ukur suhu di dua titik yang berbeda (kurang lebih berjarak 1 km darititik awal atau tergantung panjang sungai) untuk mengetahui perbedaan
suhu di sungai tersebut.
b.Pengukuran lebar, kedalaman dan kecepatan aliran air
Pengukuran lebar, kedalaman dan kecepatan aliran air sungai telah
diterangkan secara rinci pada Bab II dari buku ini mengenai Pengukuran
-
8/2/2019 irigasi kuliah
15/27
Parameter Hidrologi.Dengan melakukan pengukuran profil sungai, maka luas
penampang sungai dapat diketahui. Luas penampang sungai (A) merupakan
penjumlahan seluruh bagian penampang sungai yang diperoleh dari hasil
perkalian antara interval jarak horisontal dengan kedalaman air atau dapat
dituliskan sebagai berikut:
dimana:
L=lebar penampang horisontal (m); D=Kedalaman (m)
A(m )2= L1D1 + L 2D2 + .........Ln Dn
Kecepatan aliran merupakan hasil bagi antara jarak lintasan dengan waktu
tempuh atau dapat dituliskan dengan persamaan:
dimana:V = kecepatan (m/detik); L=panjang lintasan (m); t = waktu tempuh
(detik)
v = L/t
Kecepatan yang diperoleh dari metode ini merupakan kecepatan maksimal
sehingga perlu dikalikan dengan faktor koreksi kecepatan. Pada sungai dengan
dasar yang kasar faktor koreksinya sebesar 0.75 dan pada dasar sungai yang halus
faktor koreksinya 0.85, tetapi secara umum faktor koreksi yang dipergunakan
adalah sebesar 0.65.
c.Penutupan permukaan (kanopi) sungai
Penutupan kanopi dihitung dalam satuan persen. Langkah-langkah dalam
menghitung persentase penutupan kanopi adalah:
o Tentukan plot contoh berukuran minimal 400 m pada bagian sungai. Lebarplot contoh mengikuti lebar sungai, sementara ukuran panjang disesuaikan
sehingga memperoleh luasan minimal 400 m
o Hitung persentase kanopi vegetasi yang menutupi permukaan badan sungaipada plot contoh
o Hitung luas plot contoh, lalu bandingkan antara persen kanopi yang menutupisungai dengan luas plot. Secara sederhana dapat digunakan persamaan sebagai
berikut:
-
8/2/2019 irigasi kuliah
16/27
CC ( % ) = AV/AP x 100%
dimana: CC=penutupan kanopi (%); AV=luas area yang tertutup vegetasi (m2
); AP=luas plot (m
2
)2. Monitoring kualitas air secara kimia
Peubah-peubah yang diamati pada monitoring kualitas air secara kimia adalah
keasaman (pH), oksigen terlarut, daya hantar listrik, kandungan nitrat, nitrit,
amonia, fosfat, keberadaan bakteri dan kandungan bahan kimia lainnya sesuai
dengan penggunaan air. Sebagian besar peubah dalam monitoring kualitas air
secara kimia hanya dapat diketahui di laboratorium, karena memerlukan analisa
tertentu. Pengukuran kualitas air berdasarkan peubah kimia telah menjadi standar
umum untuk mengetahui kualitas air karena:
Hasil pengukuran secara langsung dapat menunjukkan jenis bahanpencemar yang menyebabkan penurunan kualitas air
Hasil pengukuran berupa nilai kuantitatif yang dapat dibandingkan dengannilai ambang batas anjuran sehingga dapat menunjukkan tingkat
pencemaran yang terjadi.
Meskipun demikian, pengukuran peubah kimia memiliki keterbatasan yaitu:
Memerlukan biaya yang relatif mahal dan harus dilakukan di laboratorium Hasil pengukuran bersifat sesaat, karena hanya mewakili saat
pengambilan contoh saja. Oleh karena itu, pengukuran harus dilakukan
secara berulang-ulang dalam seri waktu
Belum ada standarisasi teknik analisis, sehingga antara laboratorium satudengan lainnya menggunakan cara yang berbeda-beda dan tentunya akan
memberikan hasil yang berbeda-beda pula
Belum ada standarisasi nilai ambang batas jenis-jenis bahan pencemaryang diperbolehkan, sehingga masing-masing negara memiliki nilai
ambang batas yang berbeda-beda (Rahayu,dkk, 2009).
Prosedur pengukuran
Umumnya, peubah dalam monitoring kualitas air secara kimia hanya
dapat diukur di laboratorium, kecuali pH. Namun dengan berkembangnya
teknologi, beberapa peubah dapat diukur langsung di lapangan menggunakan
-
8/2/2019 irigasi kuliah
17/27
bahan kimia penguji dalam bentuk tablet yang telah tersedia dan dikenal dengan
nama 'water test kit'. Akan tetapi bahan tersebut hanya tersedia di tempat-tempat
tertentu dan harganya relatif mahal.Sebelum melakukan pengujian, tentunya
harus dilakukan pengambilan contoh air.Contoh air yang telah diambil,
selanjutnya akan diuji secara kimia untuk beberapa peubah yang diperlukan
dalam monitoring kualitas air seperti pH, Nitrat, Fosfat, DO, BOD dan Coliform.
Pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan 'water test kit' atau
membawa contoh air untuk diuji di laboratorium.Pengujian variabel kimia air
seperti pH, Nitrat, Fosfat, DO dan BOD menggunakan 'water test kid' dapat
dilakukan sesuai dengan petunjuk yang tertera pada peralatan tersebut.Sementara
itu, pengujian pH dapat juga dilakukan dengan menggunakan kertas indikator pH
(kertas lakmus) atau bahan khusus penguji pH yang tersedia di toko kimia. Cara
pengukurannya adalah:
Siapkan gelas ukur/tabung untuk pengujian, cuci tabung dan isi dengan airyang akan diuji
Celupkan kertas lakmus ke dalamnya, biarkan beberapa saat sampaiterjadi perubahan warna. Bandingkan warna kertas lakmus dengan warna
standar
Catat pH sesuai dengan warna standar3. Monitoring kualitas air secara biologi (Biomonitoring)
Biomonitoring adalah monitoring kualitas air secara biologi yang
dilakukan dengan melihat keberadaan kelompok organisme petunjuk
(indikator) yang hidup di dalam air. Kelompok organisme petunjuk yang
umum digunakan dalam pendugaan kualitas air adalah:
Plankton: mikroorganisme yang hidup melayang-layang di dalam air Periphyton: alga, cyanobacter, mikroba dan detritus yang hidup di dalam
air
Mikrobentos: mikroorganisme yang hidup di dalam atau di permukaan air Makrobentos: makroinvertebrata yang hidup di dalam atau di permukaan
air
Makrophyton: tumbuhan air Nekton: ikan
-
8/2/2019 irigasi kuliah
18/27
Kelompok tersebut digunakan dalam pendugaan kualitas air karena dapat
mencerminkan pengaruh perubahan kondisi fisik dan kimia yang terjadi di
perairan dalam selang waktu tertentu. Namun, metode ini memiliki beberapa
kelemahan antara lain:
a. Tidak dapat mengidentifikasi penyebab perubahan yang terjadib. Hasil pendugaan menunjukkan kualitas air secara ekologi tetapi tidak
dapat menunjukkan adanya bahan patogen atau organisme berbahaya
lainnya
c. Hanya dapat dilakukan oleh orang yang mengerti tentang biologi perairanataupun orang yang telah dilatih, karena harus mengidentifikasi secara
taksonomi kelompok-kelompok organisme petunjuk.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan informasi kualitas air yang lebih akurat,
sebaiknya dilakukan penggabungan antara pemantauan kualitas air secara
fisik-kimia dan biologi (Rahayu,dkk, 2009).
3. Kualitas Air di sepanjang Sungai Brantas telah di lakukan monitoring secara periodikoleh Perum Jasa Tirta, tetapkan wilayah pengairan yang tidak memenuhi standar air
irrigasi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 82 tahun 2001 , dari masing-masing
periode pengamatan. Beri penjelasan bila kualitas air tersebut tidak meneuhi standar air
irrigasi apa pengaruh terhadap produksi pertanian dan ekosistemnya.
Kriteria mutu air sesuai rencana pendayagunaan air didasarkan pada hasil
pengkajian penggunaan air. Penanggulangan pencemaran air dilakukan dalam upaya
mencegah meluasnya pencemaran pada sumber air melalui pengendalian debit air pada
sumber air dan melokalisasi sumber pencemaran pada sumber air.
Masuknya suatu unsur pencemaran ke dalam sumber-sumber air yang tidak jelas
tempat masuknya dan secara teknis tidak dapat ditetapkan baku mutu air limbah,
dikendalikan pada faktor penyebabnya.
Berdasarkan pada Undang Undang No. 82 tahun 2001, menyebutkan bahwa,
upaya pengelolaan kualitas air dilakukan pada :
1. Sumber air yang terdapat di dalam hutan lindung;
2. Mata air yang terdapat di luar hutan lindung; dan
3. Akuifer air tanah dalam.
-
8/2/2019 irigasi kuliah
19/27
Tabel: Hasil Monitoring Kualitas Air di Sepanjang DAS Bantas periode Januari s/d Maret
2010
Kualitas Air Sungai di Wilayah Brantas
Hasil Pemantauan Laboratorium PJT-I
No Lokasi
Januari - Maret 2010
KeteranganDO
(mg/L)
BOD
(mg/L)
COD
(mg/L)
Min Max Min Max Min Max
1.
Jembatan
Bumiayu 6.50 8.00 9.20 12.65 29.14 45.17
memenuhi
standar air
irrigasi
2.
Kedung
Pedaringan 7.40 8.50 9.45 21.78 28.12 78.45
memenuhi
standar air
irrigasi
3. WadukSengguruh 4.30 8.20 2.45
1440.
007.21 80.19
tidak memenuhistandar air
irrigasi
4. Jembatan
Sengguruh 6.70 7.80 6.10 21.13 16.14 61.18
memenuhi
standar air
irrigasi
5.
Waduk
Sutami hulu4.60 10.00 1.15
820.0
02.47
47990.
00
tidak memenuhi
standar air
irrigasi
6.
Waduk
Sutami
tengah2.50 10.30 < 1.6
690.0
04.38 31.15
tidak memenuhi
standar air
irrigasi
7.
Waduk
Sutami hilir 1.60 9.80 < 1.6660.0
03.60
13760.
00
tidak memenuhi
standar air
irrigasi
8.
Jembatan
Kalipare 3.20 4.00 1.05 11.05 2.31 42.55
memenuhi
standar air
irrigasi
9. Jembatan 4.00 5.50 0.65 430.0 1.66 13760. tidak memenuhi
-
8/2/2019 irigasi kuliah
20/27
Kesamben 0 00 standar air
irrigasi
10.
Waduk
Wlingi D/S 4.20 5.00 < 1.6 11.25 2.16 33.97
memenuhi
standar air
irrigasi
11.Waduk
Lodoyo D/S 7.10 8.40 2.45 13.40 7.26 38.97memenuhistandar air
irrigasi
12.
Pakel
Tambangan 5.20 7.30 1.90350.0
05.77 31.96
tidak memenuhi
standar air
irrigasi
13.
Jembatan
Ngujang 4.90 4.90 < 1.6 -1.60 3.30 3.30
memenuhi
standar air
irrigasi
14.
Bendung
Mrican5.20 60.00 3.25 15.38 9.93 55.15
memenuhi
standar airirrigasi
15.
Jembatan
Mengkikis 6.90 7.20 3.05 11.15 9.76 37.29
memenuhi
standar air
irrigasi
16.
Ngrombot
Tambangan6.10 6.70 1.96 6.20 5.72 20.59
memenuhi
standar air
irrigasi
17.
Jembatan
Ploso 6.10 6.60 2.96 11.35 6.70 39.81
memenuhi
standar air
irrigasi
18.
Jembatan
Padangan6.70 6.70 3.45 3.45 13.65 13.65
memenuhi
standar air
irrigasi
19.
Bendung
Lengkong
Baru
6.10 6.60 3.11 7.59 10.17 24.87
memenuhi
standar air
irrigasi
No Lokasi
April - Juni 2010
KeteranganDO
(mg/L)
BOD
(mg/L)
COD
(mg/L)
Min Max Min Max Min Max
1.
Jembatan
Bumiayu 5.60 9.50 4.90 19.65 15.45 58.28
memenuhi
standar air
irrigasi2. Kedung 6.20 9.70 6.50 20.25 20.33 78.45 memenuhi
-
8/2/2019 irigasi kuliah
21/27
Pedaringan standar air
irrigasi
3. Waduk
Sengguruh 5.40 9.60 3.70 27.00 12.91 80.19
tidak memenuhi
standar air
irrigasi
4. JembatanSengguruh 6.60 8.90 1.80 21.13 4.46 61.18
memenuhistandar air
irrigasi
5.
Waduk
Sutami hulu5.00 9.20 0.75 7.50 1.41 24.96
memenuhi
standar air
irrigasi
6.
Waduk
Sutami
tengah
3.10 9.60 1.35 9.20 2.34 31.15
memenuhi
standar air
irrigasi
7.
Waduk
Sutami hilir 1.40 10.70 1.25 18.45 2.75 52.44
memenuhi
standar air
irrigasi
8.
Jembatan
Kalipare 3.20 4.50 1.85 15.33 3.27 48.02
memenuhi
standar air
irrigasi
9.
Jembatan
Kesamben 4.40 8.90 0.75 10.30 1.68 31.80
memenuhi
standar air
irrigasi
10.
Waduk
Wlingi D/S 5.00 7.80 1.05 11.25 2.46 33.97
memenuhi
standar air
irrigasi
11.
Waduk
Lodoyo D/S 5.70 7.60 2.05 13.40 4.49 38.97
memenuhi
standar air
irrigasi
12.
Pakel
Tambangan 5.20 7.60 3.15 10.75 9.64 34.57
memenuhi
standar air
irrigasi
13.
Jembatan
Ngujang 6.80 6.80 1.40 1.40 3.93 3.93
memenuhi
standar air
irrigasi
14.
Bendung
Mrican 4.80 7.20 1.45 17.83 3.88 58.53
memenuhi
standar air
irrigasi
15.
Jembatan
Mengkikis 6.60 7.20 2.95 11.15 8.96 37.29
memenuhi
standar air
irrigasi
16.
Ngrombot
Tambangan 6.20 6.60 4.43 5.17 13.64 20.59
memenuhi
standar air
irrigasi
17.Jembatan
Ploso
6.00 6.50 4.91 11.35 21.00 39.81memenuhi
standar airirrigasi
-
8/2/2019 irigasi kuliah
22/27
18.
Jembatan
Padangan 6.20 6.70 1.62 10.19 7.18 56.24
memenuhi
standar air
irrigasi
19.
Bendung
LengkongBaru
6.10 6.70 2.92 7.08 10.17 36.06
memenuhi
standar airirrigasi
No Lokasi
Juli - September 2010
KeteranganDO
(mg/L)
BOD
(mg/L)
COD
(mg/L)
Min Max Min Max Min Max
1.
Jembatan
Bumiayu 6.60 7.30 4.50 6.30 14.49 20.71
memenuhi
standar air
irrigasi
2.
Kedung
Pedaringan 6.20 6.80 4.25 11.90 14.62 38.76
memenuhi
standar air
irrigasi
3. Waduk
Sengguruh 6.00 7.00 4.15 15.50 13.98 52.80
memenuhi
standar air
irrigasi
4. Jembatan
Sengguruh 4.00 6.50 3.55 15.38 12.73 46.52
memenuhi
standar air
irrigasi
5.Waduk
Sutami hulu 1.80 7.80 2.10 4.40 6.06 14.23memenuhistandar air
irrigasi
6.
Waduk
Sutami
tengah
2.00 7.60 1.70 8.10 4.48 25.33
memenuhi
standar air
irrigasi
7.
Waduk
Sutami hilir 2.00 8.20 1.75 5.50 4.89 16.51
memenuhi
standar air
irrigasi
8.
Jembatan
Kalipare
2.20 7.40 2.45 5.45 6.07 15.35
memenuhi
standar air
irrigasi
9.
Jembatan
Kesamben 6.90 7.90 3.35 4.05 9.28 12.55
memenuhi
standar air
irrigasi
10.
Waduk
Wlingi D/S 5.10 8.10 1.25 4.50 2.99 12.45
memenuhi
standar air
irrigasi
11.
Waduk
Lodoyo D/S5.50 6.90 1.65 4.70 4.10 15.63
memenuhi
standar air
irrigasi
-
8/2/2019 irigasi kuliah
23/27
12.
Pakel
Tambangan 7.30 8.10 3.60 4.30 9.40 12.67
memenuhi
standar air
irrigasi
13.JembatanNgujang 7.10 7.10 2.10 2.10 6.96 6.96
memenuhistandar air
irrigasi
14.
Bendung
Mrican 6.20 7.80 3.95 4.90 11.17 14.33
Memenuhi
standar air
irigasi
15.
Jembatan
Mengkikis 4.40 7.30 2.30 7.25 6.02 22.22
memenuhi
standar air
irrigasi
16.
Ngrombot
Tambangan 5.75 6.50 3.15 4.25 8.62 15.47
memenuhi
standar air
irrigasi
17.
Jembatan
Ploso 4.82 6.30 2.35 3.86 8.26 11.40
memenuhi
standar air
irrigasi
18.
Jembatan
Padangan 5.91 6.80 2.27 2.60 8.16 11.53
memenuhi
standar air
irrigasi
19.
Bendung
Lengkong
Baru
6.30 6.60 2.70 3.77 8.13 12.24
memenuhi
standar air
irrigasi
No Lokasi
OktoberDesember 2010
KeteranganDO
(mg/L)
BOD
(mg/L)
COD
(mg/L)
Min Max Min Max Min Max
1.
Jembatan
Bumiayu 4.40 6.80 1.55 4.55 3.42 13.57
memenuhi
standar air
irrigasi
2.
Kedung
Pedaringan
3.70 7.00 2.80 21.60 8.81 60.21
memenuhi
standar air
irrigasi
3. Waduk
Sengguruh 4.90 7.40 3.05 14.35 9.07 40.52
memenuhi
standar air
irrigasi
4. Jembatan
Sengguruh 4.80 6.20 4.10 22.85 12.87 64.84
memenuhi
standar air
irrigasi
5.
Waduk
Sutami hulu 3.20 8.10 2.35 7.10 6.64 23.51
memenuhi
standar air
irrigasi
6. Waduk 2.20 8.00 1.35 6.05 2.05 17.94 memenuhi
-
8/2/2019 irigasi kuliah
24/27
Sutami
tengah
standar air
irrigasi
7.
Waduk
Sutami hilir 2.50 8.00 1.55 6.70 3.98 19.88
memenuhi
standar air
irrigasi
8.
Jembatan
Kalipare 2.20 3.70 3.15 4.50 9.62 12.88
memenuhi
standar air
irrigasi
9.
Jembatan
Kesamben 3.80 6.80 4.10 6.75 11.46 17.56
memenuhi
standar air
irrigasi
10.
Waduk
Wlingi D/S4.60 8.40 2.90 4.30 8.15 12.21
memenuhi
standar air
irrigasi
11.
Waduk
Lodoyo D/S 6.20 8.10 3.95 6.35 10.27 17.65
memenuhi
standar air
irrigasi
12.
Pakel
Tambangan 5.90 7.70 2.05 5.60 5.60 15.54
memenuhi
standar air
irrigasi
13.
Jembatan
Ngujang 4.20 4.20 4.60 4.60 13.60 13.60
memenuhi
standar air
irrigasi
14.BendungMrican 6.70 8.40 2.85 7.10 8.37 19.06
memenuhistandar air
irrigasi
15.
Jembatan
Mengkikis 4.20 7.30 3.60 5.20 11.16 16.84
memenuhi
standar air
irrigasi
16.
Ngrombot
Tambangan 5.86 6.61 1.98 21.16 7.76 180.96
memenuhi
standar air
irrigasi
17.
Jembatan
Ploso 6.28 6.39 1.04 8.29 6.15 40.07
memenuhi
standar air
irrigasi
18.
Jembatan
Padangan 3.60 6.14 5.78 9.73 29.98 74.02
memenuhi
standar air
irrigasi
19.
Bendung
Lengkong
Baru
5.57 6.52 2.h21 8.71 6.63 41.48
memenuhi
standar air
irrigasi
Penjelasan
-
8/2/2019 irigasi kuliah
25/27
Melalui kajian literatur, beri rekomendasi bagaimana cara agar wilayah
pengairan yang tidak memenuhi standar kualitas air irigasi menjadi air irigasi yang
memenuhi standar kualitas air irigasi bagi usaha pertanian.
Jawaban:
Salah satu teknologi yang bisa digunakan untuk meningkatkan kualitas air
adalah sistem filter, baik itu sistem filter mekanik maupum biologi. Sistem filter
mekanik merupkan sistem yang berfungsi mengurangi partikel-partikel yang ada
di dalam air. Hingga ukuran partikel tertentu filter bisa menguranginya dari
kolom air. Sehingga air terbebas dari partikel yang berpelunga menimbulkan polusi
lanjutan. Sedangkan sistem filter biologi merupakan filter yang memanfaatkan
aktivitas biologi baik itu yang ukuran kecil maupun besar untuk mengurangi polusi
di perairan (Nana, dkk, 2008)
Beberapa strategi untuk memperbaiki kualitas air irigasi menurut Universitas
Brawijaya (2010), dapat ditempuh melalui kegiatan pencegahan di lahan agar residu
pupuk dan pestisida tidak segera masuk ke air permukaan, perbaikan kualitas air
sungai yang sudah tercemar dengan berbagai teknik, salah satunya fitoremediasi, serta
meningkatkan kesadaran masyarakat umum, khususnya petani mengenai dampak
residu pupuk dan pestisida yang tidak hanya akan menimpa tanah, tapi juga tanaman,
ternak bahkan manusia. Terkait fitoremediasi, tanaman kangkung dan akar wangi.
Kedua tanaman ini, sesuai dengan penelitian Program Studi Ilmu Tanah
(Agroekoteknologi) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya , mampu memperbaiki
kualitas air irigasi yang ditandai dengan BOD, COD, serta beberapa unsur hara lain
yang menurun sehingga kualitas air menjadi lebih baik.
Sedangkan menurut Upi, (2010) terdapat beberpa alternatif untuk
memperbaiki kulitas air irigasi yaitu:
1. Lumpur aktif (Activated Sludge)Lumpur adalah materi yang tidak larut yang selalu nampak kehadirannya di dalam
setiap tahap pengolahan, tersusun oleh serat-serat organik yang kaya akan selulosa
dan di dalamnya terhimpun kehidupan mikroorganisme.
2. Saringan trickling (Trickling Filter)Merupakan suatu bejana yang tersusun oleh lapisan materi kasar, keras dan kedap
air. Kegunaannya untuk mengolah air buangan dengan mekanisme aliran air yang
jatuh dan mengalir perlahan-lahan melalui lapisan batu untuk kemudian disaring.
Saringan trickling memiliki 3 sistem utama yaitu:
-
8/2/2019 irigasi kuliah
26/27
1. Distributor
2. Pengolahan
3. Pengumpul
3. Kolam oksidasi/stabilisasi (Oxidation Ponds)Kolam ini tidak memerlukan biaya yang mahal. Terdapat beberapa kolam yang
utama digunakan yaitu kolam fakultatif, kolam maturasi, dan kolam anaerob.
kelebihan kolam ini :
(a) Beban BOD pada kadar rendah dapat menghasilkan kualitas efluen sehingga
97 %.
(b) Alga yang hidup dalam kolam mempunyai potensi sebagai sumber protein
yang tinggi dan dapat digunakan untuk perikanan. Ikan dapat dibiakkan dalam
kolam maturasi.
(c) Kolam pengoksidaan juga dapat digunakan untuk mengolah air sisa industri
dan air yang mengandung logam berat.
(d) Pengoperasiannya mudah. Kebutuhan pengoperasiannya minimum.
Kekurangan kolam pengoksidaan seperti berikut:
(a) Kolam pengoksidaan ini untuk mengalirkan efluen dengan kepekatan
suspended solis (SS) dan BOD yang tinggi
(b) Pengeluaran bau yang busuk mengganggu penduduk yang tinggal di sekitar
kolam ini. Hal ini terjadi jika tidak ada cahaya matahari (ketika hujan dan waktu
malam).
(c) Untuk membuat kolam pengoksidaan diperlukan kawasan yang luas jika
dibandingkan dengan sistem konvensional yang lain. Sehingga tidak sesuai jika
dibuat di kawasan yang tanahnya mahal.
4. Parit oksidasi (Oxidation Ditch)Dibandingkan dengan proses lumpur aktif konvensional, axidation ditch
mempunyai beberapa kelebihan, yaitu efisiensi penurunan BOD dapat mencapai
85%-90% (dibandingkan 80%-85%) dan lumpur yang dihasilkan lebih sedikit.
Selain efisiensi yang lebih tinggi (90%-95%).
5. Perabukan CairanMerupakan suatu proses penanganan limbah organik yang pekat secara
aerobik dimana energi yang berasal dari oksidasi limbah dilakukan oleh
mikroorganisme dihasilkan pada suhu operasi yang dinaikkan. Naiknya suhu akan
menyebabkan : kekentalan padatan total tertinggi menurun (di bawah kondisi
-
8/2/2019 irigasi kuliah
27/27
aerob), meningkatkan laju reaksi oleh mikroorganisme dan membantu
menghasilkan stabilitas bahan organik yang cepat dan detuksi patogen.
Keberhasilan proses perabukan cairan ditentukan oleh aerob yang dapat
memindahkan oksigen yang cukup untuk memnuhi kebutuhan oksigen dari
campuran cairan yang pekat.
6. Kontraktor biologik berputar (rotating biological contractor)Analog dengan rotating trickling filter/penyaring menetes berputar. Digunakan
antara lain untuk menangani limbah kota, air limbah yang berasal dari industri
pengemasan daging, susu dan keju, minuman keras dan anggur, produksi babi dan
unggas, pengolahan sayuran dan indutri perekat dan kertas.
7. BioremediasiBioremediasi merupakan suatu teknologi inovatif pengolahan limbah, yang
dapat menjadi teknologi alternatif dalam menangani pencemaran yang diakibatkan
oleh kegiatan pertambangan di Indonesia. Bioremediasi ini teknik penanganan
limbah atau pemulihan lingkungan, dengan biaya operasi yang relatif murah, serta
ramah dan aman bagi lingkungan.
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air). Ada dua jenis bioremediasi, yaitu in-
situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah
pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari
pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi. Sementara bioremediasi ex-situ
atau pembersihan off-side dilakukan dengan cara tanah yang tercemar digali dan
dipindahkan ke dalam penampungan yang lebih terkontrol, kemudian diberi
perlakuan khusus dengan menggunakan mikroba. Bioremediasi ex-situ dapat
berlangsung lebih cepat, mampu me-remediasi jenis kontaminan dan jenis tanah
yang lebih beragam, dan lebih mudah dikontrol dibanding dengan bioremediasi
in-situ.