iodimetri dalam asam askorbat

Upload: nicholas-reed

Post on 16-Oct-2015

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktikum kimia analitik II

TRANSCRIPT

  • Laporan praktikum kimia analitik II 1

    ANALISIS TITRASI IODIMETRI

    PADA ASAM ASKORBAT

    Disusun oleh

    AISAH

    (1112016200010)

    Dini Wulandari, Dita khoerunnisa, Fitri Ramadhiani, Ahmad Yandi

    Program Studi Pendidikan Kimia

    Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

    Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

    Jakarta

    2014

  • Laporan praktikum kimia analitik II 2

    ABSTRAK

    Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris

    C6H8O6 (berat molekul = 176,13). Vitamin C digunakan sebagai antioksidan untuk

    pembentukan kolagen, penyerapan zat besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler,

    tulang dan gigi. Kadar vitamin C dalam larutan dapat diukur menggunakan titrasi redoks

    iodimetri, dengan menggunakan larutan indikator kanji (starch) yaitu dengan menambahkan

    sedikit demi sedikit larutan iodin (I2) yang diketahui molaritasnya sampai mencapai titik

    keseimbangan yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru pekat. Kadar

    vitamin c dalam percobaan ini diperoleh sebanyak 40 mg.

    PENDAHULUAN

    Asam askorbat adalah vitamin yang dapat larut dalam air dan sangat penting untuk

    biosintesis kolagen, karnitin, dan berbagai neurotransmitter. Kebanyakan tumbuh-tumbuhan

    dan hewan dapat mensintesis asam askorbat untuk kebutuhannya sendiri. Akan tetapi

    manusia dan golongan primata lainnya tidak dapat mensintesa asam askorbat disebabkan

    karena tidak memiliki enzim gulunolactone oxidase, begitu juga dengan marmut dan

    kelelawar pemakan buah. Oleh sebab itu asam askorbat harus disuplai dari luar tubuh

    terutama dari buah, sayuran, atau tablet suplemen Vitamin C. Banyak keuntungan di bidang

    kesehatan yang didapat dari fungsi askorbat, seperti fungsinya sebagai antioksidan, anti

    atherogenik, immunomodulator dan mencegah flu (Naidu, 2003). Akan tetapi untuk dapat

    berfungsi dengan baik sebagai antioksidan, maka kadar asam askorbat ini harus terjaga agar

    tetap dalam kadar yang relatif tinggi di dalam tubuh (Lestari, 2012)

    Asam askorbat sangat penting untuk pembentukan kolagen normal. Efek dari pada

    stuktur kolagen berasal dari definisi vitamin yang menghasilkan banyak manifestasi

    metabolik dan klinik skorbut. Vitamin c merupakan agen pereduksi kuat yang denhan

    mudah dioksidasi dan dihancurkan dengan pemanasan (Brehman, 2000)

    Vitamin C (asam askorbat) digunakan dalam formulasi farmaseutikal sebagai

    antioksidan dan juga mempunyai kegunaan medis sebagai vitamin. Tablet vitamin c dapat

    ditentukan kadarnya melalui titrasi dengan garam serium (cairns, 2009). Vitamin C atau L-

    asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat

    molekul =176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai antioksidan dan berfungsi

    penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat besi, serta membantu

    memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi (Anggi, 2013).

  • Laporan praktikum kimia analitik II 3

    .Vitamin C atau asam askorbat mempunyai berat molekul 176,13 dengan rumus

    molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk murni merupakan kristal putih, tidak berwarna,

    tidak berbau dan mencair pada suhu 190-192C. Senyawa ini bersifat reduktor kuat dan

    mempunyai rasa asam. Vitamin C sangat mudah larut dalam air (1g dapat larut sempurna

    dalam 3 ml air), sedikit larut dalam alkohol (1 g larut dalam 50 ml alkohol absolut atau 100

    ml gliserin) dan tidak larut dalam benzena, eter, kloroform, minyak dan sejenisnya. Vitamin

    C tidak stabil dalam bentuk larutan, terutama jika terdapat udara, logam-logam seperti Cu,

    Fe, dan cahaya. Rumus bangun vitamin C dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini:

    Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat sensitif terhadap pengaruh pengaruh luar

    yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator logam.

    Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang masih

    mempunyai keaktivan sebagai vitamin C. Asam dehidroaskorbat secara kimia sangat labil

    dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki

    keaktivan vitamin C lagi.

    Gambar 2. Reaksi Oksidasi Vitamin C

  • Laporan praktikum kimia analitik II 4

    Metode analisis dengan reaksi reduksi-oksidasi (redoks) adalah analisis yang terdiri

    dari perubahan valensi dari bahan-bahan yang bereaksi. Reaktan yang mengalami kehilangan

    elektron dalam reaksi redoks adalah bahan pereduksi dan dapat diidentifikasi dari persamaan

    untuk reaksi dimana atom reaktan dikonversi ke tingkat yang lebih tinggi (1) :

    Fe2+

    Fe3+ + e 2I

    - I2 + 2e

    Maka, bahan pengoksidasi adalah reaktan yang menerima elektron dalam reaksi redoks.

    Reaksi yang reversible dari 2I- I2 + 2e dapat diaplikasikan dalam analisis bahan-bahan

    pereduksi seperti tiosianat dan arsenit.

    Metode titrasi langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi pada

    suatau larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (kadang- kadang dinamakan

    iodometri), adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia.

    Potensial reduksi normala dari sistem reversibel:

    I2 (Solid) + 2e 2 I-

    (vogel, 1994)

    BAHAN DAN METODE

    Bahan

    1 buah labu erlenmeyer

    1 buah gelas ukur

    1 buah gelas kimia

    1 buah buret

    1 pasang statif dan klem

    1 buah batang pengaduk

    corong

    Sampel vitamin C

    Aquades

    Larutan H2SO4 10%

    Larutan iodin

    Larutan amilum

  • Laporan praktikum kimia analitik II 5

    Metode

    Timbang 0,5 gram vitamin C serta melarutkannya dalam 100 ml aquades

    Ambil 10 ml larutan vitamin C tersebut dan melarutkannya sampai 100 ml ke

    dalam gelas kimia

    Ambil 25 ml ml larutan tersebut ke dalam labu erlenmeyer

    Tambahkan 5ml H2SO4 10% ke dalam larutan tersebut lalu menambahkan 20

    tetes larutan amilum ke dalamnya

    Masukan larutan iodin ke dalam buret dalam keadaan gelap

    Menitrasi sampel yang telah dimasukan ke labu erlenmeyer oleh iodin pada

    buret dalam keadaan gelap

    Hentikan titrasi pada saat perubahan menjadi warna ungu kehitaman

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Percobaan 1:

    25 ml Larutan vitamin C + 5 ml H2SO4 + 20 tetes amilum

    Volume iodin = 0,8 ml

    Pecobaan 2:

    25 ml Larutan vitamin C + 5 ml H2SO4 + 20 tetes amilum

    Volume iodin = 0,8 ml

    Konsentrasi vitamin C

    Konsentrasi saat pengenceran

  • Laporan praktikum kimia analitik II 6

    Massa vitamin C

    Konsentrasi larutan iodin

    ( )

    Kandungan vitamin C setelah di titrasi

    Kandungan vitamin C [ ]

    Kandungan vitamin C= [ ]

    Kandungan vitamin C dalam 100mL sampel

    Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus

    empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,12 g/mol). Kegunaan Vitamin C adalah sebagai

    antioksidan dan berfungsi penting dalam pembentukan kolagen, membantu penyerapan zat

    besi, serta membantu memelihara pembuluh kapiler, tulang, dan gigi. Konsumsi dosis normal

    Vitamin C 60 90 mg/hari. Vitamin C banyak terkandung pada buah dan sayuran segar.

    Vitamin C (Asam askorbat) bersifat sangat sensitif terhadap pengaruhpengaruh luar

    yang menyebabkan kerusakan seperti suhu, oksigen, enzim, kadar air, dan katalisator logam.

    Asam askorbat sangat mudah teroksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang masih

    mempunyai keaktivan sebagai vitamin C. Asam dehidroaskorbat secara kimia sangat labil

    dan dapat mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam diketogulonat yang tidak memiliki

    keaktivan vitamin C lagi.

  • Laporan praktikum kimia analitik II 7

    Pada percobaan ini mengenai menganalisis kadar vitamin c dengan menggunakan

    metode titrasi iodimetri. Iodimetri merupakan titrasi langsung dan merupakan metoda

    penentuan ataupenetapan kuantitatif yang dasar penentuannya adalah jumlah I2 yang

    bereaksidengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion

    iodide.Iodimetri adalah titrasi redoks dengan I2 sebagai pentiternya. Dalam reaksi redoks

    harus selalu ada oksidator dan reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah bilangan

    oksidasinya (melepaskan electron), maka harus ada suatu unsur yang bilangan oksidasinya

    berkurang atau turun (menangkap electron). Metode pengukuran konsentrasi larutan

    menggunakan metode titrasi yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji,

    kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji.

    Pengukuran kadar Vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodin (I2)

    sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator.

    Titrasi dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indicator dimana titik akhir

    titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang berwarna biru tua.Hal ini

    disebabkan karena dalam larutan pati, terdapat unti-unit glukosa membentuk rantai heliks

    karena adanya ikatan konfigurasi pada tiap unit glukosanya. Bentuk ini menyebabkan pati

    dapat membentuk kompleks dengan molekul iodium yang dapat masuk ke dalam spiralnya.,

    sehingga menyebabkan warna biru tua pada kompleks tersebut. Sensitivitas warnanya

    tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodium-amilum mempunyai kelarutan

    kecil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir reaksi. Pada proses titrasi,

    setelah semua Vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh

    kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap.

    C6H8O6 + I2 C6H6O6 + 2I- + 2H

    +

    KESIMPULAN

    Kadar vitamin c dapat ditentukan dengan proses titrasi iodimetri dengan di tambahkan

    indikator yaitu larutan kanji. Berdasarkan data hasil percobaan diperoleh hasil dari kadar

    vitamin c adalah 40 mg .dan volume iodin yang digunaka sebanyak 0,8 ml

  • Laporan praktikum kimia analitik II 8

    DAFTAR PUSTAKA

    Basset, J dkk. 1994. Buku Ajar Vogel: Kimia Analisis Kuantitatif. Jakarta: Buku Kedokteran

    EGC

    Behrman, dkk. 2000. Nelson Textbook: Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Buku Kedokteran

    EGC

    Cairns, Donald. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi 2. Jakarta: Buku kedokteran EGC

    Pratama, Anggi, dkk. 2013. Aplikasi Labview Sebagai Pengukur Kadar Vitamin C Dalam

    Larutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri.(http://eprints.undip.ac.id)