intervensi pola asuh anak terhadap dd keluarga ny

Upload: espegeh

Post on 14-Jan-2016

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

aa

TRANSCRIPT

INTERVENSI POLA ASUH ANAK TERHADAP KELUARGA Ny. H

INTERVENSI POLA ASUH ANAK TERHADAP KELUARGA Ny. H

Oleh :Kelompok 5 Fadia Nadila 1118011038Pratiwi Wulandari 1118011098Dosen Pembimbing: dr. Susianti, M.Sc

(Laporan Keluarga Binaan Family Oriented Medical Education)

FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG2014

BAB I. PENDAHULUANLatar Belakang

Keluarga pada hakekatnya merupakan wadah pembentukan sifat masing-masing dari anggotanya, terutama pada anak-anak yang masih berada dalam bimbingan dan tanggung jawab orang tuanya. Sehingga orang tua merupakan dasar pertama dalam pembentukkan pribadi anak. Mendidik anak di upayakan pertumbuhannya secara wajar melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan jasmani, seperti pemenuhan kebutuhan sandang, pangan dan papan. Sedangkan potensi rohaniah anak diupayakan pengembangannya secara wajar melalui usaha pembinaan intelektual, perasaan dan budi pekerti. Upaya-upaya tersebut dapat terwujud apabila di dukung dengan pola pengasuhan orang tua yang tepat.Pola asuh orang tua dalam membantu anak mengembangkan kemampuan dan potensinya sangatlah besar, dimana orang tua berkewajiban memberikan pendidikan kepada anak terhadap perkembangan keperibadian anak dalam keluarga tersebut yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap perkembangan keperibadian anak dalam keluarga tersebut, dan akan berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam pendidikannya.

TujuanTujuan kegiatan ini adalahTujuan umumMengidentifikasi masalah dan resiko kesehatan keluarga Ny. H serta menerapkan perilaku pencegahan untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada pada keluarga. Tujuan khususMengembangkan hubungan yang baik dengan keluarga Ny. HMengidentifikasi masalah kesehatan dalam keluarga Ny.H serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.Melakukan intervensi kepada keluarga Ny.H terhadap perilaku terkait masalah kesehatan keluarga.

Keluarga Ny. H bertempat tinggal di Sinar laut remaja, Kelurahan Kota Karang, Kecamatan Teluk Betung Barat. Berdasarkan Piagam Kerjasama dengan Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung, ditetapkan wilayah Puskesmas Kota Karang sebagai wilayah binaan FK Unila.Oleh karena itu, melalui kegiatan FOME Blok Kedokteran Komunitas ini kami melakukan binaan terhadap sebuah keluarga yaitu keluarga Ny. H mengenai pola asuh anak yang baik dan benar. Dalam kegiatan FOME ini kami melakukan rangkaian kegiatan berupa observasi, intervensi, dan evaluasi. Kami melakukan observasi terlebih dahulu untuk mengidentifikasi masalah yang ada pada keluarga tersebut. Setelah diobservasi didapatkan hasil bahwa pola asuh yang diterapkan oleh keluarga Ny. H terhadap anak-anaknya kurang tepat. Ny. H sering mengekang, menggunakan bahasa kasar dan memukul anaknya sebagai hukuman jika anaknya melakukan kesalahan. Oleh karena itu, perlu dilakukan intervensi berupa pemahaman terkait pola asuh anak yang baik dan benar kepada keluarga Ny. H.BAB. II HASIL KEGIATAN1. Identitas KeluargaKepala keluarga dari keluarga binaan bernama bapak Sultan berusia 40 th dengan pendidikan terakhir SD dan bekerja sebagai nelayan.Alamat rumah keluarga binaan di Jl. Teluk Bone rt.05 lk.2, Teluk Betung, Bandar lampung, Lampung.Keluarga ini berdiri sejak tahun 1996. Bentuk keluarga binaan ini adalah keluarga inti yang terdiri dari seorang suami, seorang istri, dan empat orang anak. Istri bernama Hayati berusia 35 th, pendidikan terakhir SD, dan bekerja sebagai pedagang pakaian. Anak pertama ernama Anisa Apriliani berusia 17 th sebagai pelajar kelas 3 SMP, anak kedua bernama Anita Sulha berusia 14 th sebagai pelajar kelas 1 SMP, anak ketiga bernama M. Aril Gunawan berusia 9 th duduk dibangku kelas 3 SD, dan yang keempat bernama M. San Alatas berusia 10 bulan.

2. Keadaan RumahRumah keluarga binaan terdiri dari 1 buah kamar, 1 buah dapur dan 1 buah ruang keluarga. Rumah ini berlantai keramik dengan atap genteng, dinding rumah terbuat dari tembok dilapisi cat dan triplek untuk menyekat kamar. Pencahayaan rumah cukup baik pada siang hari dan dapat membaca tulisan di dalam rumah, dikarenakan pintu rumah yang terbuka, dan jendela yang terdiri dari 3 buah jendela dengan ukuran yang berbda-beda. Jendela kamar tidur berukuran 2 x 50 cm x 100 cm, jendela dapur berukuran 1 x 50 cm x 100 cm, dan jendela ruang keluarga berukuran 1 x 1,5 m x 1,5 m.

3. Keadaan KeluargaPerencanaan keluarga dalam keluarga binaan tidak ada, hal ini disebabkan pendapatan yang tidak menentu. Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah istri. Istri pernah menggunakan alat kontrasepsi KB berupa KB suntik dari anak pertama sampai anak ketiga, namun setelah lahir anak keempat istri berubah alat kontrasepsi berupa implant yang baru dipasang selama 3 bulan.

Hubungan antar keluarga tergolong erat dengan frekuensi bertemu setiap hari. Waktu bertemu sesuai jadwal kegiatan dari masing-masing anggota keluarga. Suami bekerja dari pukul 01.00 10.00 WIB, istri dari pukul 17.00 19.00 WIB, anak sekolah sampai pukul 16.00 WIB. Keputusan keluarga berdasarkan perintah istri.

4. Pemenuhan Kebutuhan KeluargaKebutuhan ekonomi keluarga dari kebutuhan primer telah terpenuhi. Terdapat rumah, pakaian, makanan dan pekerjaan dalam keluarga. Kebutuhan sekunder berupa pendidikan bagi anak-anak telah terpenuhi. Kebutuhan tersier juga telah terpenuhi yaitu berupa handphone, televisi, DVD, sound system dan sebuah seeda motor.

Kebutuhan pendidikan bagi anak-anak telah terpenuhi, anak pertama dan kedua di bangku SMP dan anak ketiga di bangku SD. Kegiatan beribadah diarahkan oleh orang tua, namun dalam pelaksanaannya dilakukan oleh masing-masing anggota keluarga. Kebutuhan kesehatan berupa kuratif untuk anggota keluarga, kecuali anak keempat yang masih mengikuti jawal posyandu balita.

Belum lama sekitar satu-dua minggu yang lalu anak pertama, kedua, an ketiga menderita sakit tifus. Sedangkan anak keempat sudah dua hari menderita campak.

5. Gaya Hidup KeluargaSumber makanan keluarga berasal dari makanan jadi untuk sarapan, dan memasak sendiri untuk siang dan malam hari. Dalam keluarga ini sering membeli makanan diluar. Makanan yang dimasak seimbang antara energi, protein, dan serat. Karena makanan yang dimasak berseling antara sayur dan lauk pauk.

Pemenuhan kebutuhan keluarga pun juga sesuai. Kebiasaan olahraga dalam keluarga hanya dua orang anggota keluarga, yaitu anak pertama dan kedua yang mengikuti olahraga taekwondo. Dalam keluarga tidak ada kebiasaan minum alkohol, namun suami merokok. Frekuensi merokok tidak tentu, hanya jika memiliki uang lebih merokok dengan kuantitas 3 batang per hari.

6. Lingkungan Hidup KeluargaLingkungan tempat tinggal, rumah berupa rumah permanen dengan kondisi tergolong bersih namun terdapat barang-barang yang kurang teratur. Sumber air berasal dari PDAM, kondisi MCK kurang memadai dan ratio luas rumah dan jumlah keluarga kurang seimbang. Keamanan lingkungan tergolong aman tanpa penjagaan. Paparan zat yang terjadi dilingkungan berupa bau sampah karena dekat dengan tempat pembuangan sampah dan debu.

Lingkungan pekerjaan suami sebagai nelayan dengan resiko kecelakaan kerja karena kurang stabilnya keadaan laut. Suami bekerja dengan menggunakan sarung tangan karena pekerjaan nelayan yang menarik jaring ikan, sehingga jika tidak menggunakan sarung tangan maka tangan akan mudah berdarah. Paparan polusi asaat bekerja yaitu, berupa suara bisng mesin kapal untuk berlaut.

Lingkungan sosial keluarga tidak sedang mengikuti pengajian karena memiliki anak yang masih kecil, namun sebelumnya aktif mengikuti pengajian. Kedudukan keluarga di tengah lingkungan dihormati sewajarnya. Paparan stress berasal dari seringnya cekcok dengan tetangga.Identifikasi Masalah Kesehatan KeluargaSetelah melakukan kunjungan, baik yang pertama maupun kedua yaitu tepatnya pada tanggal 10 dan 16 April 20124 (perkenalan dan mengidentifikasi seluruh data tentang keluarga), kami mulai mengidentifikasi risiko atau masalah kesehatan yang ada pada keluarga.Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga (Resiko-resiko kesehatan yang mungkin timbul akibat jumlah anggota keluarga, bentuk keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendidikan rata-rata anggota keluarga atau pendidikan KK dan istri KK).Adapun resiko kesehatan atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan karakteristik keluarga adalah :

Jumlah anggota keluarga yang banyak, membuat Tn.S dan Ny.H harus bekerja lebih keras, hingga terkadang Tn.S jarang pulang seingga waktu bertemu anak-anak sedikit.

Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumah (Resiko-resiko kesehatan yang mungkin timbul akibat lay out ruangan, atau jenis lantai, atau jenis atap, atau jenis dinding, atau pencahayaan ruangan atau ventilasi ruangan).Adapun resiko kesehatan atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan keadaan rumah adalah :

Jumlah kamar tidur yang tidak sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Jumlah kamar tempat tidur di rumah ini ada 2 sedangkan jumlah anggota keluarga ada 6 orang. Keadaan rumah terdapat 1 buah kamar, yakni kamar tidur anak beratap asbes, yang dapat berdampak pada kesehatan. Perbandingan luas jendela dengan luas lantai rumah yang kurang dari 20% sehingga rumah sedikt lembab dan sesak bila 2 buah pintu rumah tidak dibuka.

Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga (Resiko-resiko kesehatan yang mungkin timbul akibat hubungan anggota keluarga, keadaan kesehatan dan psikologi keluarga, dsb).Keluarga ini memiliki perencanaan yang terukur, yaitu pemakaian KB. Adapun resiko kesehatan atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga adalah :

Komunikasi yang lebih dominan dalam keluarga adalah Ny. H, sehingga untuk berdiskusi antara Tn. S dan Ny. H sering tidak berjalan. Ny. H sering berkata kasar kepada anak-anaknya, bahkan juga memukul.

Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga (Resiko-resiko kesehatan yang mungkin timbul akibat hubungan anggota keluarga, keadaan kesehatan dan psikologi keluarga, dsb).Keluarga ini memiliki perencanaan yang terukur, yaitu pemakaian KB. Adapun resiko kesehatan atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan fungsi keluarga adalah :Komunikasi yang lebih dominan dalam keluarga adalah Ny. H, sehingga untuk berdiskusi antara Tn. S dan Ny. H sering tidak berjalan. Ny. H sering berkata kasar kepada anak-anaknya, bahkan juga memukul.

12Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga (Resiko-resiko kesehatan yang mungkin timbul akibat tidak terpenuhinya kebutuhan keluarga dalam bidang ekonomi, pendidikan, spiritual atau kesehatan).Adapun resiko kesehatan atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan keluarga adalah :

Ny. H sering emosi bila kebutuhan dalam ekonomi tidak tercukupi.Tn. S dan Ny. H lulusan SD, hal ini yang berpengaruh terhadap pengetahuan anggota keluarga akan kesehatan serta pengobatan penyakit.

Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup keluarga (Resiko-resiko kesehatan yang mungkin timbul akibat gaya hidup keluarga, diet, olah raga dan perilaku yang mengganggu kesehatan seperti konsumsi alkohol dan merokok).Adapun resiko kesehatan atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan gaya hidup keluarga adalah :

Setiap anggota keluarga jarang meluangkan waktu untuk berolahraga sehingga dapat mempengaruhi tingkat kebugaran anggota keluarga.

Masalah kesehatan yang ada dalam keluarga Adapun resiko kesehatan atau masalah kesehatan yang ada dalam keluarga adalah

Higene dari MCKHigene makanan jadi dan jajanTifus

BAB. III HASIL DAN PEMBAHASANDiskusi dan Alasan Penyusunan Prioritas Masalah Kesehatan KeluargaBerdasarkan hasil urutan prioritas masalah yang telah dibuat berdasarkan metode USG, kami memilih masalah kesehatan pada peringkat pertama. Karena menurut kami, masalah tersebut perlu mendapatkan intervensi. Selain itu, masalah tersebut adalah masalah yang dapat kami lakukan intervensi karena keterbatasan kami sebagai mahasiswa kedokteran. Masalah ini juga sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini mengingat anak-anak Ny. H sedang dalam masa perkembangan yang memerlukan bimbingan psikologi yang baik dari orang tuanya.

Risiko/masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup keluarga

Adapun resiko kesehatan atau masalah kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup keluarga adalah :

Dibawah rumah terlihat banyak sampah yang menyebabkan rumah yang kotor, bau dan berwarna hitam. sedangkan disekeliling rumah terdapat tumpukan sampah,oleh karena itu tak heran bila, beberapa anaknya terkadang sakit.

Rencana Intervensi Masalah Keluarga Berdasarkan MatriksSebelum melakukan intervensi kami telah melakukan tanya jawab terhadap Ny. H. Proses tanya jawab dengan Ny. H berlangsung sekitar 1,5 jam dengan kami mengajukan beberapa pertanyaan sebelum melakukan intervensi. Tanya jawab tersebut meliputi fungsi keluarga, silsilah keluarga, hubungan antara keluarga dengan lingkungan sekitar, dll. Kemudian kami memilih prioritas masalah dengan cara mengelompokkan masing masing masalah berdasarkan data-data yang telah kami peroleh. Setelah itu, kami memilih prioritas masalah dengan menggunakan metode USG. Akhirnya kami mendapatkan hasil rencana intervensi terkait dengan pola asuh anak. Hal ini didukung informasi yang menyatakan bahwa setiap anak Ny. H melakukan kesalahan Ny. H selalu menggunakan kata-kata kasar, seperti: memanggil anak dengan sebutan setan. Ny. H juga sering memukul anaknya, bila anaknya melakukan kesalahan. Informasi ini kami dapatkan melalui rangkaian kunjungan FOME pertama dan kedua. Kemudian kami akhirnya memutuskan satu bahasan yang akan difokuskan untuk dilakukan intervensi. Bahasan yang akan diintervensi yaitu mengenai pola asuh anak. Dengan modal suasana hubungan yang sudah terbina dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya, kami mengharapkan keluarga Ny. H dapat menerima dan mengikuti saran yang kami berikan pada saat pelaksanaan intervensi.Setelah semua rangkaian pertimbangan untuk intervensi, lalu kami membuat matriks perencanaan intervensi yang akan kami lakukan.

Proses Intervensi Masalah Kesehatan KeluargaPelaksanaan intervensi dilakukan pada hari Kamis, 1 mei 2014. Pokok masalah yang menjadi intervensi adalah masalah pola asuh anak dengan cara penyampaian melalui konsultasi serta diskusi dengan dibantu media intervensi dalam bentuk kuesioner, flipchart (lembar balik), leaflet dan stiker yang berisikan pola asuh anak sesuai dengan masa/ usianya..Adapun materi intervensi yang kami berikan adalah :Pola asuh anak tergantung usia;Jenis-jenis pola asuh;Proses intervensi berjalan dengan lancar, walaupun tidak semua anggota keluarga dapat berkumpul. Pertama kami melakukan tanya jawab dengan berfokus pada kuisioner yang telah kami buat. Kemudian kami lanjutkan dengan penyampaian materi melalui media flipchart dan membagikan leaflet. Setelah melakukan penyampaian materi dan tanya jawab, lalu kami menutup intervensi tersebut.

Hasil Intervensi atau evaluasi dan Kesesuaian dengan matriks yang telah dibuatHasil intervensi yang kami lakukan tertuang dalam evaluasi yang telah kami laksanakan pada hari kamis 15 mei 2014 di Teluk Bone. Pada saat evaluasi kami meminta Ny. H untuk mengisi kuisioner. Hasil dari kuisioner tersebut kami bandingkan dengan indikator intervensi. Setelah evaluasi kami dapatkan bahwa terdapat perubahan sikap dan perilaku pada Ny. H setelah dilakukan intervensi terkait pola asuh anak. Hal ini di dasarkan pada kuisioner yang telah diisi oleh Ny. H dan anak anaknya. Berdasarkan tanya jawab saat evaluasi Ny. H telah menerapkan pola asuh anak yang telah kami sampaikan, walaupun masih terdapat beberapa pola asuh lama yang masih diterapkan namun Ny. H sudah mulai untuk tidak melakukan kekerasa pada anak, seperti memukul. Walaupun Ny. H masih sering mencubit anaknya jika dirasa bandel dan keterlaluan.

PENUTUP

Kesimpulan Kesimpulan dari hasil FOME yang telah kami lakukan adalah berhasilnya intervensi yang telah kami lakukan berdasarkan indikator yang telah kami tetapkan. Dalam FOME ini kami mampu memnyeimbangakan cara berkomunikasi kami dengan keluarga binaan.

SaranJika terdapat FOME selanjutnya yang mengalami masalah keluarga yang sama diusahakan untuk mengumpulkan semua keluarga sehingga dapat di cross cek kembali hasil dari data yang telah didapatkan.

DAFTAR PUSTAKAKartini Kartono, Peran Orang Tua dalam Memandu Anak, (Jakarta: Rajawali Press, 1992)

Larasati, TA dan Reni Zuraida. 2014. BUKU PANDUAN FOME. Lampung : FK UnilaSinggih D. Gunarsa dan Ny. Y Singgih D. Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 1995), Cet. Ke-7Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004)Yulia Singgih D Gunarsa, Psikologi Anak dan Remaja, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2002)

LAMPIRANKUNJUNGAN PERTAMA DAN KEDUA(23 dan 28 Maret 2012)1. Keadaan depan rumah

2. Keadaan samping kanan rumah

3. Keadaan ruang tamu

4. Keadaan kamar Ny. H

5. Keadaan kamar tidur anak Ny. H

6. Dapur

7. Kamar mandi dan Jamban

INTERVENSI(11 April 2012)

EVALUASI(21 April 2012)