inlay - 512

23
1.1 Definisi inlay Dental Inlay adalah restorasi gigi yang digunakan untuk memperbaiki gigi yang rusak ringan hingga sedang. Inlay juga dapat digunakan untuk mengembalikan gigi yang retak atau patah jika kerusakan tidak cukup parah untuk memerlukan mahkota gigi. Inlay biasanya terbuat dari porselen, resin komposit, dan kadang- kadang dari emas. Inlay disebut juga restorasi intrakorona , yaitu restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal. Restorasi ini dibentuk di luar mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah dipreparasi, yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut. Inlay serupa dengan onlay, yaitu tambalan yang dibuat di dental lab kemudian dicekatkan ke gigi pasien dengan semen kedokteran gigi. Umumnya gigi yang dibuatkan inlay atau onlay adalah gigi yang karies dan sudah berlubang besar atau gigi dengan tambalan yang kondisinya sudah buruk dan harus diganti, bila ditambal secara direct dengan amalgam ataupun resin komposit dikhawatirkan tambalan tersebut tidak akan bertahan lama karena patah atau lepas. Beberapa restorasi intrakorona (inlay) yang sering digunakan adalah: a. inlay logam tuang dengan teknik direk b. inlay dan onlay logam tuang dengan teknik indirek c. inlay porselen 1

Upload: ayuwulandaritan

Post on 11-Dec-2015

57 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

m

TRANSCRIPT

Page 1: INLAY - 512

1.1 Definisi inlay

Dental Inlay adalah restorasi gigi yang digunakan untuk memperbaiki gigi yang rusak

ringan hingga sedang. Inlay juga dapat digunakan untuk mengembalikan gigi yang retak atau

patah jika kerusakan tidak cukup parah untuk memerlukan mahkota gigi. Inlay biasanya terbuat

dari porselen, resin komposit, dan kadang-kadang dari emas. Inlay disebut juga restorasi

intrakorona , yaitu restorasi yang terdapat di dalam kavitas oklusal. Restorasi ini dibentuk di luar

mulut dari bahan yang rigid dan kemudian disemenkan ke dalam gigi yang telah dipreparasi,

yang tentu saja tidak boleh mempunyai undercut.

Inlay serupa dengan onlay, yaitu tambalan yang dibuat di dental lab kemudian dicekatkan

ke gigi pasien dengan semen kedokteran gigi. Umumnya gigi yang dibuatkan inlay atau onlay

adalah gigi yang karies dan sudah berlubang besar atau gigi dengan tambalan yang kondisinya

sudah buruk dan harus diganti, bila ditambal secara direct dengan amalgam ataupun resin

komposit dikhawatirkan tambalan tersebut tidak akan bertahan lama karena patah atau lepas.

Beberapa restorasi intrakorona (inlay) yang sering digunakan adalah:

a. inlay logam tuang dengan teknik direk

b. inlay dan onlay logam tuang dengan teknik indirek

c. inlay porselen

1.2 Keuntungan dan kerugian restorasi logam tuang dan porselen

a. Kekuatan

Pada daerah yang tipis, logam cor lebih kuat daripada amalgam, komposit, atau

semen ionomer kaca dan mempunyai kesanggupan melawan kekuatan tensil yanglebih

besar. Oleh karena itu, bahan ini merupakan bahan pilihan untuk melindungi tonjol gigi

yang telah melemah, yang dengan ketebalan logam 1,0 mm atau kurang sudah cukup

dibandingkan dengan ketebalan minimal amalgam yang 3mm. Sifatnya yang kuat walau

dalam potongan tipis juga membuat bahan ini lebih ideal bagi restorasi vinir ekstrakorona

seperti onlay, dan mahkota lengkap atau sebagian. Bergatung pada aloi logam yang

digunakannya, logam cor bersifat agak duktil, yang memungkinkan tepi restorasi diburnis

1

Page 2: INLAY - 512

agar adaptasinya lebih baik. Untuk itu, preparasi diakhiri dengan bevel atau bahu pada tepi

agar ujung logam nya bisa tipis.

Di pihak lain, porselen mempunyai kekuatan kompresif yang tinggi tetapi rendah

dalam kekuatan tensilnya. Ini berarti bahan ini relative getas dalam potongan tipis, paling

sedikit sampai bahan ini disemenkan pada gigi dan mendapatkan dukungan dari jaringan

gigi. Oleh karena itu restorasi porselen jangan diberi bevel, dan diperlukan ketebalan

minimal agar restorasi tidak pecah. Bagi porselen konvensional, ketebalan ini minimal

sekitar 1,5mm, tapi bagi vinir porselen yang tidak terkena tekanan oklusal, 0,5mm atau

kurang sudah memadai.

b. Ketahanan terhadap abrasi

Walaupun amalgam menyerupai email dalam ketahananya terhadap abrasi, baik

komposit maupun semen ionomer kaca cenderung aus dengan lebih cepat dari pada email,

terutama dipermukaan oklusal. Logam tuang dan porselen paling sedikit sama kuatnya

dengan email dalam menahan abrasi, dan memang ada keyakinan bahwa porselen lebih

resisten daripada email sehingga restorasi porselen berantagonis dengan gigi asli, gigi

aslinya itu yang akan aus lebih cepat. Ini akan benar-benar terjadi jiuka pengupaman

(glazing) porselen tidak sempurna atau tidak terkikis. Jika terdapat kavitas abrasi dileher

gigi, komposit atau semen ionomer mungkin sudah cukup menahan abrasi selanjutnya.

Kadang-kadang untuk mengulangi hal ini dipakai inlay porselen atau inlay logam cor.

c. Penampilan

Pernah suatu saat, ketika pilihan restorasi adalah amalgam, emas atau silikat. Emas

sering merupakan bahan yang paling disukai untuk alasan estetika karena lebih menarik

daripada amalgam dan tidak rusak seperti silikat. Selain itu, dilingkungan masyarakat tertentu,

emas di anggap sebagai symbol status jika diletakkan di depan atau di pinggir mulut. Dengan

di perkenalkannya bahan restorasi sewarna dengan gigi yang lebih andal, mode tersebut

lambat laun menghilang dan kini relative sedikit pasien yang meminta tambalan emas.

d. Versatilitas

Logam cor merupakan bahan yang sangat serbaguna. Dengan teknik indirek, restorasi

oklusal dan konturaksial serta daerah kontaknya dapat di bentuk dengan akurat di

2

Page 3: INLAY - 512

laboratorium. Jika restorasi tuang di buat pada pasien yang harus juga di buatkan gigi tiruan

sebagian lepas, bidang pemandu, dudukan test,dan reciprocal ledge dapat sekaligus di bentuk

pada restorasinya sewaktu dalam tahap laboratorium.

e. Biaya

Biaya merupakan kelemahan terbesar dari restorasi logam tuang dan porselen.

Penyebab tingginya biaya adalah jumlah waktu yang harus dialokasikan. Selalu ada tahap

laboratorium sehingga minimal harus ada dua perjanjian klinis dengan pasien. Pertama untuk

preparasi gigi dan pencetakan, dan kedua untuk pengepasan restorasi setelah dibuat di

laboratorium. Waktu ekstra yang harus di keluarkan oleh dokter gigi dan peteknik gigi tak

terhindarkan lagi menyebabkan biaya yang beberapa kali lebih mahal dari pada restorasi

plastisnya yang setara.

f. Penyemenan

Factor yang lemah pada setiap restorasi yang di semenkan adalah penyemenan. Tepi

suatu restorasi yang tepat-rapat sekalipun masih mempunyai celah beberapa micrometer (10-

16 mikrometer) dari dinding kavitas. Kerapatan tepi restorasi dengan demikian bergantung

seluruhnya pada semen.

Secara ringkas, keuntungan dan kekurangan inlay dirangkum di bawah ini:

Inlay akan menambah kekuatan gigi lebih besar daripada tumpatan biasa

Inlay lebih kuat dan tahan lama daripada tumpatan biasa.

Lebih sederhana dibanding crown  karena lebih sedikit jaringan gigi yang diambil

Karena melalui proses laboratorium, inlay lebih mahal dibanding tambalan biasa.

1.3 Indikasi dan Kontraindikasi

a. Indikasi

Kerusakan sudah meliputi setengah atau lebih permukaan gigi yang digunakan

untuk menggigit (pada gigi belakang)

Untuk menggantikan tambalan lama, terutama bila jaringan gigi yang tersisa

sedikit (pada gigi belakang).

3

Page 4: INLAY - 512

b. Kontraindikasi:

Permukaan oklusal yang berat

Restorasi keramik dapat patah pada saat kurangnya bagian yang besar untuk mencukupi

tekanan oklusal yang erlebihan. Seperti pasien yang memilki bruxism atau kebiasaan

clenching. Meihat permukaan oklusal dapat emnjadi indikasi apakah gigi pasien

bruxism/clenching.

Ketidakmampuan untuk memeliharanya

Meskipun beberapa penelitin memberitahukan bahwa dental adhesive dapat menetralkan

berbagai kontraindikasi, adhesive teknik memerlukan real-perfect moisture control.yang

menjamin keberhasilan kliniknya.

Preparasi subgingival yang tajam

Walupun ini tidak menjadi kontraindikasi yang absolute preparasi dengan kedalaman tepi

gingival harus dihindari. Tepi akan sulit dan mempengaruhi cetakan dan akan sulit untuk

di selesaikan.

Dibawah ini diuraikan secara lebih lengkap mengenai indikasi yang paling sering bagi

setiap restorasi Indikasi:

a. Inlay logam tuang direk

Teknik inlay logam tuang secara direk hanya dapat diterapkan pada kavitas yang

sangat kecil. Dengan demikian, sifat kuatnya suatu logam tuang tidak termanfaatkan

dengan maksimal. Hanya sedikit inlay logam tuang direk yang dibuat dan ini pun biasanya

diindikasikan bersama-sama dengan beberapa restorasi lain.

b. Inlay logam tuang indirek

Teknik indirek memungkinkan dibuatnya variasi desain preparasi yang lebih

banyak. Tipe yang paling sering dipakai adalah inlay yang juga melindungi tonjol gigi

dengan jalan menutup permukaan oklusal, yang biasa disebut onlay. Indikasi kedua yang

4

Page 5: INLAY - 512

paling sering untuk inlay indirek adalah sebagai bagian dari suatu jembatan atau piranti lain

yang menggantikan gigi hilang.

c. Inlay porselen

Inlay atau onlay porselen memiliki keuntungan dalam hal penampilannya yang

lebih alamiah dibandingkan dengan inlay logam tuang dan lebih tahan abrasi daripada

komposit. Oleh karena itu, porselen cocok untuk permukaan oklusal gigi posterior yang

restorasinya luas dan penampilannya diperlukan. Selain itu, porselen dapat juga dipakai di

permukaan bukal yang terlihat baik di gigi anterior maupun posterior. Porselen tidak sekuat

logam tuang tetapi jika sudah berikatan dengan permukaan email melalui sistem etsa asam

tampaknya akan menguatkan gigi dengan cara yang sama seperti pada restorasi berlapis

komposit atau semen ionomer-resin komposit.

1.4 Prosedur Klinis Pembuatan Inlay

1.4.1 Inlay Logam Tuang Direk

a. Teknik preparasi

Karakteristik utama untuk preparasi inlay ini adalah tidak boleh ada undercut

walaupun harus tetap retentif. Secara teoritis sudut antara dinding-dinding kavitas harus

antara 7-10 derajat, tetapi hal ini hampir mustahil dilaksanakan secara klinis, sehingga

sudut 20 derajat secara rata-rata dapat diterima. Jika garis-garis internal terlihat jelas sekali,

maka berarti dinding kavitas terlalu divergen ke oklusal. Sebaliknya, jika satu dinding

selalu hilang dari pandangan, maka berarti kavitasnya memiliki undercut. Dinding-dinding

kavitas harus dihaluskan agar pola direknya dapat dikeluarkan.

Aloi yang digunakan hendaknya aloi yang duktil dan tepi kavitas dibevel sehingga

inlay dapat diburnis untuk meningkatkan adaptasi tepinya. Bevel dapat dibuat dengan

memakai kecepatan tinggi dengan bur karbida tungsten kecepatan tinggi atau dengan

kecepatan rendah . kavitas ini dapat dilapik dengan semen EBA atau semen ionomer. Pada

kavitas yang sangat dalam, diperlukan subpelapik hidroksida kalsium.

b. Pola direk

5

Page 6: INLAY - 512

Untuk membuat pola malam direk, permukaan preparasi mula-mula dilumas dulu

dengan lapisan tifis parafin cair atau larutan sabun. Sebatang malam inlay dilunakkan dan

dibentuk mengerucut dengan jalan memanaskan unjung malam secara hati-hati di atas api

spiritus. Malam jangan sampai dipanaskan terlalu tinggi hingga mencair dan menetes.

Ujung malam yang sudah lunak dibentuk sampai berbentuk kerucut memakai ibu jari dan

telunjuk. Kerucut malam yang lunak tersebut kemudian ditekankan ke kavitas dan tetap

ditekan sampai malamnya mendingin.

Jika sudah keras, malam diukir dengan instrumen panas atau tajam sambil hati-hati

dalam membentuk bevel sudut tepi kavitas dan kontur. Permukaan malam dapat dihaluskan

dengan butira kapas. Kapas ini dibasahi dahulu dengan air dan diletakkan di atas nyala api

sampai airnya hampir mendidih. Ini dapat dipakai untuk menghaluskan kekasaran-

kekasaran kecil.

Tahap selanjutnya adalah memberikan sprue pada pola malam. Sprue terbuat dari

kawat bulat lurus berdiameter sekitar 1 mm dan panjang 15 mm. Sprue dipanaskan dan

setelah ditambah selapis malam inlay disekelilingnya, sprue ditusukkan di tengan pola dan

dibiarkan sampai dingin. Sprue berfungsi ganda; sebagai pegangan untuk menarik pola

malam dari kavitas dan membentuk saluran tempat mengalirnya logam setelah pola

ditanamkan dan spruenya diangkat.

Pola malam diangkat dari kavitas dengan memegang sprue dengan jari dan

periksalah baik-baik permukaan dalamnya. Pola malam yang baik seharusnya

mencerminkan reproduksi yang tajam dari rincian permukaan internal kavitas. Tambalam

sementara diperlukan untuk melindungi dentin terbuka, sampai inlaynya selesai dicor.

Tambalan ini bisa berupa semen OSE walaupun tidak ideal karena akan sukar dibuka tanpa

merusak preparasi. Lebih disukai memai akrilik untuk mahkot adan jembatan sementara

karena dapat dibuka dalam satu kesatuan. Akrilik dicampur samapi konsistensinya kental,

dimasukkan ke dalam kavitas dan dibentuk dengan instrumen plastis datar. Ketika hampir

mengeras inlay sementara dikeluarkan kemudian dimasuk-keluarkan beberapa kali sampai

mengeras. Ini akan menghindarkan inlay sementara menempel pada kavitas. Inlay

sementara kemudian disemenkan dengan semen sementara OSE.

6

Page 7: INLAY - 512

c. Tahap Laboratorium

Tahap laboratorium akan bervariasi bergantung pada bahan pola dan logam yang

digunakan. Singkat kata, sprue dan pola diletakkan pada cone-shaped form, ditutup dengan

bumbung tuang lalu dituangi dengan bahan investmen dan dibiarkan mengeras. Jika telah

mengeras, cone-shaped form dan sprue diangkat dengan pinset. Bumbung tuang kemudian

dipanaskan dalam tungku sampai malam meleleh dan menguap atau akriliknya terbakar

habis lalu logam cair dicorkan dan dibiarkan mengeras. Ketika masih panas bumbung

tuang dicelupkan ke dalam air sehingga investmen akan pecah dan mudah dibuka. Sprue

dipotong, biasanya disisakan sedikit sebagai pegangan ketika mencoba inlay dalam kavitas.

Inlay direk yang kecil biasanya tidak dipoles sampai dicobakan di dalam mulut.

d. Kunjungan Klinis Kedua

Inlay sementara dibuka dan kavitas dibersihkan serta diperiksa dari sisa-sisa

tambalan sementara. Sebelum dicobakan di dalam kavitas, permukaan dalam inlay harus

diperiksa dengan teliti, jika terdapat sedikit benjolan kacil emas dapat dihilangkan dengan

ekskavator, tetapi jika defek in ibesar dan banyak, pola malam harus dibuat ulang.

Selanjutnya inlay dicobakan ke dalam kavitas. Jika duduknya tidak baik,

kemungkinan terdapat sisa-sisa tambalan sementara atau adanya undercut dalam kavitas

dan pola malam yang distorsi. Dalam keadaan seperti ini, kavitasnya harus dimodifikasi

dan pola dibuat kembali. Akhirnya bevelnya yang diperiksa, karena bevel yang tidak cukup

akan juga memerlukan pembuatan pola malan yang baru.

Jika restorasinya telah pas, tepi inlay diburnis dengan burniser tangan dengan

gerakan dari inlay ke gigi. Suatu daerah tepi yang tampak terlalu tebal dapat dikurangi

dengan bur pengakhir baja bulat dan kecil atau dengan stone putih kecepatan rendah.

Instrumen harus digunakan dengan tekanan ringan dan diputar dari emas ke gigi sehingga

berefek kerja dari emas ke gigi.

Tepi inlay kini dipoles di alam mulut sejauh mungkin, memakai poin karet pumis

dan caret. Akhirnya inlay diangkat dan sprue dipotong. Sisa permukaan dipoles dengan

roda karet abrasif. Selanjutnya inlay disemenkan dengan semen ionomer kaca tipe

7

Page 8: INLAY - 512

penyemen atau semen Zn. Fosfat yang dicampur samapi konsistensinya seperti krim.

Semen ionomer kaca lebih disukai karena lebih adhesif ke dentin dan kurang iritatif

terhadap pulpa. Semen dicapur sesuai instruksi pabrik. Semen yang telah dicampur

diulaskan ke permukaan dalam inlay, dimasukkan ke dlam kavitas, ditekan sampai

posisinya baik dengan burniser berberntuk buah pir. Jika semen telah benar-benar

mengeras, gunakan ekskavator atau sonde untuk menghilangkan kelebihan semen. Jika

semen ionomer yang dipakai, tepinya harus dilapisi dua lapis pernis. Restorasi kemudian

dipoles akhir dengan poin karet pumis dan tepinya dipernis ulang.

1.4.2 Inlay logam tuang indirek

a. Preparasi bagi inlay MOD dengan perlindungan tonjol

Ini merupakan macam inlay yang paling umum dilakukan. Prinsi-prinsip ini di

aplikasikan agak berbeda untuk memperhitungkan sifat-sifat bahan yang digunakan, tetapi

secara prinsip sama dengan prinsip untuk restorasi plastis , yaitu:

Memperoleh akses ke karies atau membuang restorasi lama.

Membuang karies.

Mempertimbangkan dengan seksama langkah berikutnya.

Desain untuk inlay harus dipertimbangkan kembali ditahap ini dan jika

keputusannya telah dikonfirmasikan maka rencanakan rincian desain.

Mempreparasi kavitas sehingga retentive dan resisten.

Mempreparasi perlindungan tonjolnya.

Mengecek undercut.

Mempreparasi garis-garis akhir.

Melapik kavitas.

b. Retensi bagi kavitas inlay

Retensi diperoleh dengan mempreparasi dinding yang saling berhadapan menjadi

separalel mungkin dan tanpa undercut. Hal ini memungkinkan diperolehnya jalan masuk

inlay dengan baik dari arah oklusal, dan paling mudah dibuat dengan menggunakan bur

fissure karbida tungsten lurus mengguncup pada kecepatan tinggi. Agar dinding-dinding

8

Page 9: INLAY - 512

kavitas bias separalel mungkin, bur harus diatur kembali letaknya ketika berpindah dari sisi

bukal ke sisi lingual kavitas. Hilangnya retensi diarah lain dicegah dengan keberadaan

tonjol dan kunci oklusal dalam cara yang sama dengan retensi bagi amalgam.

c. Perlindungan tonjol

Aspek penting dari desain dan alasan utama untuk memilih tipe restorasi ini adalah

guna melindungi tonjol yang lemah agar tidak patah karena tekanan oklusal. Untuk

melakukan ini, tonjol yang lemah dikurangi ketinggiannya, sejajar dengan lereng tonjol.

Dasar pengasahan tergantung keadaan tetapi umumnya tidak lebih dari 0,5mm. untuk

beberapa kasus, pengasahan mungkin harus dilakukan lebih banyak (sampai 1,5 mm),

terutama jika tonjol yang akan di lindungi berkontak pada gerak lateral mandibula (tonjol

fungsional)dank arena itu rawan terhadap tekanan lateral.

d. Pemeriksaan undercut

Kavitas harus bebas dari undercut agar semua garis (line angle) yang kecil dan titik

sudut (point angle) bias dilihat sekaligus. Undercut bias dicek dengan melihatnya langsung

pada kavitas, atau dengan kaca mulut (khususnya yang mempunyai permukaan pemantul),

pada arah pelepasan inlay. Tanpa memindahkan posisi kepala, operator bisa memasukkan

sonde dari pandangan, berarti sonde masuk kedaerah undercut. Tindakan ini perlu

dilakukan dengan hati-hati pada kavitas MOD, agar daerahnya bebas undercut. Semua

undercut yang ada harus dihilangkan, baik dengan mempreparasi lagi gigi tersebut atau jika

undercut didukung dengan baik oleh dentin, dengan menutupinya dengan menggunakan

semen.

e. Garis pengakhir

Beberapa bentuk bevel atau chamfer merupakan garis pengakhir yang umum

dilakukan untuk restorasi tuang intrakorona. Penggunaan bentuk ini menghasilkan sudut

tepi kavitas (cavo-surface) 1350 dan sudut tepi logam 450. Jika inlay dipasang, tepi logam

yang tipis ini bisa diburnis ke email.

f. Pelapikan kavitas

9

Page 10: INLAY - 512

Pada kavitas yan dalam harus digunakan sub pelapik dari semen yang mengandung hidroksida kalsium. Bahan pelapik kedua selanjutnyya diletakkan diatas sub pelapik untuk menutup setiap undercut, mendatarkan lantai oklusal dan dinding pulpa, dan sebagai isolator panas bagi pulpa. Semen ionomer kaca merupakan bahan pilihan untuk pelapik structural ini karena adhesive terhadap dentin.

g. Pencetakan

Sendok cetak khusus

Sendok mendukung bahan disekitar gigi, ini berarti bahan di sekitar gigi; ini

berarti bahwa bahan cetak yang digunakan makin sedikit dan bisa diperoleh ketebalan

bahan yang konsisten. Jika diperlukan dapat pula dibuat sendok cetak khusus dari resin

akrilik pada model studi. Sendok harus menutupi semua gigi didalam lengkung dan

diperluas 2mm melebihi tepi gingival. Sendok harus berjarak 1-2mm dari gigi-gigi tetapi

berkontak dengan 3 gigi disepanjang rahang sehingga bisa dipasang dengan tepat tanpa

menyentuh gigi yang dipreparasi. Bahan adhesive yang tepat untuk pencetakkan

diulaskan pada bagian dalam sendok dan sekitar tepi-tepinya, kemudian dibiarkan

mongering sebelum dilakukan pencetakkan.

Pengisolasian gigi; retraksi gingival

Bahan cetak elastomer bersifat hidrofobik dank arena itu, permukaan gigi yang

dipreparasi harus kering. Gigi diisolasi dengan gulungan kapas dan disertai penghisap

saliva. Jaringan gingival harus dalam keadaan sehat sebelum dilakukan preparasi. Jika

tepi preparasi diperluas ke atau dibawah tepi gingival, tepi gingival perlu diretraksi

sebelum pencetakan agar diperoleh cetakan bagian tepi yang akurat. Untuk tujuan ini

digunakan benang retraksi gingival yang dibasahi larutan stiptik seperti alumanium

klorida atau vasikonstriktor misalnya adrenalin. Benang ditekan perlahan-lahan ke leher

gingival dengan alat plastic datar, dibiarkan 1-2menit sebelum dilakukan pencetakkan.

Pembuatan cetakan

Bahan cetak diaduk merata sesuai petunjuk pabrik. Benang retraksi dilepas dan

bahan cetak yang encer disuntikan kedalam preparasi dan sekitar gigi. Bahan cetak yang

lebih kental atau berbentuk padat diletakkan pada sendok cetak dan sendok cetak

ditempatkan diatas bahan encer yang belum mengeras. Ini membantu bahan cetak

10

Page 11: INLAY - 512

beradaptasi kesemua daerah preparasi dan leher gingiva. Sendok cetak ditahan sampai

bahan cetak mengeras dan dikeluarkan dari mulut.

Pemeriksaan cetakan

Cetakan hasil preparasi harus diperiksa rinciannya untuk melihat apakah semua

bagian tepi terlihat dan tidak ada lubang kosong karena gelembung udara yang terjebak.

Rincian permukaan okusal dari seluruh cetakan harus diperiksa karena akibat gelembung

udara nantinya akan terisi gip dan menghalangi oklusi model.

1.4.3 Inlay Sementara

Sementara Inlay tuangnya dibuat, dibutuhkan restorasi sementara yang kuat untuk:

1. Melindungi pulpa2. Mencegah pertumbuhan kedalam dari jaringan gingiva

3. Mencegah perubahan kontak oklusal dan aproksimal

4. Merestorasi penampilan dan kenyamanan

Untuk ini, dibutuhkan inlay yang kuat yang bisa disemen dengan bahan semen

sementara tetapi mudah dilepas pada kunjungan berikut. Bahan untuk mahkota sementara

bisa dipergunakan sebagai bahan inlay sementara.

Kavitas dilumasi dengan Vaselin dan pita matriks dipasang pada gigi. Pita

diburnish untuk memperoleh kontak aproksimal yang akurat dan baji dipasang untuk

memperolah adaptasi servikal yang baik. Resin diaduk dan setelah mencapai kekentalan

seperti dempul, diletakkan di dalam preparasi.

Ketika resin mengeras, resin akan kehilangan plastisitasnya dan pita serta inlay

sementara sekarang sudah bisa dilepas. Inlay harus dipasang dengan hati-hati dan dilepas

beberapa kali sampai semen mengeras. Kelebihan resin dibersihkan dari inlay diluar

mulut, dengan bur baja dan henpis. Akhirnya inlay dipasang dan oklusi dicek dengan

kertas artikulasi serta disesuaikan sampai akurat apada posisi intercuspal dan gerak

lateral. Inlay sementara akahirnya dihaluskan dengan roret sebelum disemen dengan

semen sementara oksida-seng eugenol. Sewaktu semen mengaras, kelebihannya dibuang

dengan sonde.

11

Page 12: INLAY - 512

Tahap Laboratorium

Pada dasarnya, cetakan kerja diisi dengan gips keras disertai pin runcing atau alat

lain agar model gigi yang dipreparasi bisa dipotong terpisah dari bagian model yang lain.

Sedemikian rupa sehingga bisa dipasang kembali keposisi yang sama. Inilah yang disebut

die. Pola malam dibuat pada die yang sudah dilumasi dan karena die dilepas dari model

induk, maka bisa diperoleh pola malam direct dengan adaptasi tepi gingiva proksimal dan

titik kontak yang lenih akurat. Pola malam kemudian diberi sprue seperti biasa, tetapi

biasanya digunakan sprue malam atau plastik, bukan logam dan dicor. Sprue dilepas dan

inlay dipoles di laboratorium sebelum dikembalikan ke klinik.

Oklusi di cek sewaktu pola malam dibuat dan selama pemolesan, dengan

mengartikulasikan model kerja dengan model antagonisnya. Ini bisa dilakukan dengan

tangan, tapi lebih baik bila model dioklusi dengan artikulator sederahana. Keuntungannya

adalah bila menggunakan tangan sebagian besar gigi akan saling berkontak meskipun

pola malam kurang baik, tetapi dengan artikulator, kontak yang terlalu tinggi dengan pola

malam akan membuat gigi lain tidak berkontak sehingga penyimpangan oklusi bisa

dilihat dengan jelas.

Kunjungan klinis kedua

Sebelum pasien datang, periksa lebih dulu ketepatan hasil pengecoran pada die dan permukaan cekatnya kalau-kalau ada kelebihan kecil yang bisa membuat restorasi sulit dipasang.

- Melepas inlay sementara

Pada pemasangan restorasi perlindungan tonjol, pemakaian isolator karet agak menggangu karena oklusi perlu dicek secermat mungkin. Walaupun demikian, bisa digunakan gulungan spon basah, yakni spon kupu-kupu untuk mencegah agar inlay tidak tertelan atau terhirup. Skeler digunakan untuk melepas inlay sementara dan semua sisa semen sementara dibersihkan dengan sonde.

- Mencoba restorasi tuang

12

Page 13: INLAY - 512

Setelah memastikan bahwa spon kupu-kupu melindungi faring, pasanglah restorasi tuangnya dan periksa tepinya dengan sonde tajam kalau-kalau ada bahan yang kurang atau ada ketidakteraturan. Jika restorasi tidak mau duduk dengan baik, carilah penyebab kesalahan dengan urutan sebagai berikut:

1. Kotoran atau semen sementara masih ada dalam preparasi2. Pertumbuhan berlebih dari gingiva kedalam preparasi3. Kontur proksimal terlalu besar4. jika restorasi tidak bisa juga dipasang mungkin penyebabnya adalah

perubahan bentuk pola malam atau cetakannya.

Jika ketepatan bagian tepi baik tetapi titik kontak kurang memadai, keadaan ini bisa diperbaiki dengan menambah solder logam pada daerah tersebut. Setelah restorasi terpasang, spon bisa dikeluarkan dan oklusi dicek pada semua gerak mandibula. Gunakanlah kertas artikulasi untuk memeriksa titik kontak prematur. Sebelum melepas inlay untuk untuk memperbaiki kontak ini, pasang kembali spon kupu-kupu. Jika oklusi sudah diperbaiki, inlay dikeluarkan, dihaluskan dan dipoles.

Akhirnya, sebelum disemenkan, tepi restorasi harus diburnish ke email dengan menggunakan instrumen genggam atau burnisher protatif. Instrumen harus selalu digerakkan dari logam kearah gigi.

Sementasi restorasi

Inlay bisa disemenkan dengan semen ionomer kaca atau seng fosfat. Untuk ini kuadran rahang harus direstorasi dan dikeringkan. Serta semen diaduk menurut petunjuk pabrik.

Semen seng fosfat diaduk perlahan sampai seperti krim. Semen ionomer kaca diaduk dengan cepat sampai konsistensinya agak kental. Kavitas diisi dengan semen, menggunakan instrumen plastik datar, dan inlay diletakkan dengan cepat dan ditekan. Pasien diminta untuk menggigit gulungan kapas agar diperoleh tekanan yang mantap sementara semen mengeras. Kelebihan semen baru boleh dibersihkan setelah semen mengeras dan dilakukan hati-hati agar jangan ada semen yang terjungkit dari tepi gingiva.

1.4.4 Inlay Porselen

Inlay atau onlay porselen yang modern mempunyai permukaan dalam (pit surface)

yang dietsa atau sekurang-kurangnya dikasarkan. Inlay ini disemenkan dengan semen

komposit terhadap email yang sudah dietsa atau ke basis semen ionomer kaca yang

dietsa. Jadi, desain retentif dari kavitas kurang penting dibandingkan untuk inlay logam

tuang konvensional. Disini karies dan restorasi yang lama harus dibuang, tetapi basis

13

Page 14: INLAY - 512

ionomer kaca umumnya dibuat cukup tebal, kadang-kadang di atas subpelapik hidroksida

kalsium, dan berfungsi sebagai pembonding dan penguat dentin yang masih ada pada

tonjol gigi. Inlay atau onlay porselen disini terutama berfungsi untuk memberikan lapisan

permukaan oklusal yang tahan keausan.

Prinsip desain kavitasnya adalah harus masih ada cukup email atau permukaan

ionomer kaca untuk dietsa dan tepinya tidak dibevel. Teknik pencetakannya sama untuk

logam tuang indirek. Untuk penyemenan digunakan resin komposit khusus. Inlay

dikembalikan dari laboratorium dengan permukaan dalam yang telah dietsa

menggunakan asam hidrofluorik atau hanya dibiarkan kasar setelah dilepas dari die

refraktori dengan cara sandblasting. Gigi diisolasi dengan isolator karet, inlay sementara

dilepas, dan email serta setiap semen ionomer kaca yang membentuk bagian preparasi

dietsa, dicuci dan dikeringkan. Resin kemudian diaplikasikan menurut petunjuk pabrik.

Pada pemakaian beberapa semen perekat reaksi pengerasan bisa dipercepat dengan

penyinaran dan reaksi pengerasan akan berlanjut secara kimia. Kelebihan semen akan

lebih mudah dibersihkan pada saat semen belum mengeras sempurna. Jika semen sudah

mengeras, isolator karet dilepas dan oklusi dicek dengan kertas artikulasi serta diasah

dengan bur intan kecil. Permukaan yang diasah bisa dipoles dengan disk pemoles

komposit atau dengan roret dan poin yang khusus dibuat untuk memoles porselen.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kidd, AM., Smith, BGN., & Pickard, HM. (2000). Manual Konservasi Restoratif. Ed 6. ( Narlan Sumawinata, Penerjemah). Jakarta: Widya Medika.

2. http://www.silomdental.com/dental_inlays-onlays.html

14

Page 15: INLAY - 512

3. Sturdevant, CM. (2006) The Art and Science of Operative Dentistry, ed.5. St Louis

Mosby.

4. http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/common/stofriend.aspx?

x=General+Dentist+Consultation&y=cybermed%7C0%7C0%7C64%7C49

5. http://gigi.klikdokter.com/subpage.php?id=4&sub=14

6. Baum L. dkk. (1985). Textbook of Operative Dentistry, Philadelphia: W. B. Saunders.

7. Anusavice, Kenneth J. (2003). Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. (Johan Arief

Budiman & Susi Purwoko, Penerjemah). Jakarta: EGC.

15