infodt april 2020 compressed · 2020. 4. 16. · tarawih tidak dilakukan bukber itu mubah, boleh...

16

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • SALAM REDAKSI

    RAMADHAN “SPESIAL” DARI ALLAH

    Ust. Oemar Mita LcDua Transaksi Hebat di Bulan Ramadhan

    Ramadhan Bulan Anugerah, Berlimpah Berkah

    DAFTAR ISI

    Hal

    3Hal

    4Hal

    6

    Hal

    89Hal

    1011

    Hal

    12

    SALAM REDAKSI

    Ramadhan “Spesial” dari Allah

    SAUNG AA GYM

    COVER STORY

    GALLERYKilasDaarut Tauhiid Jakarta Maret 2020

    Sensasi Sahara di Maroko

    LIPUTANSikap Daarut TauhiidDalam Menghadapi Virus Corona

    KAJIAN MUSLIMAH

    Apakah Berdosa Jika Tidak Memaafkan?

    5 Disiplin Mencegah Wabah Corona

    Penerbit: Kantor Daarut Tauhiid Jakarta | Penanggung Jawab: Feby Khesa Pratiwi | Redaksi: M Wildan Syahrizal Penyunting: Feby Khesa Pratiwi | Tata Letak: Teguh Ginanjar | Desain Sampul: Ahmad Faisal Sirkulasi: Fitria Fauzia Konten: Humas, Masjid DT, Pengembangan Usaha, DT Peduli Jakarta, MQ Travel | Sekretariat: Jl. Cipaku 1 No. 18, Kebayoran Baru, Jakarta Seatan 12170 | Instagram: @daaruttauhiid.jkt | Facebook: Daarut Tauhiid Jakarta Twitter: @daarut_tauhiid Email: [email protected] | Office: 021-7235255 | Whatsapp: 0878 4000 1041 Website: www.dtjakarta.or.id

    Assalamu’alaikum Wr. Wb.Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt yang Mengizinkan Info DT kembali hadir di edisi ke-77 menyapa Sahabat. Edisi yang kami sampaikan pada bulan April 2020 atau Sya’ban-Ramadhan 1441 H kali ini memang dibuat dalam edisi khusus, yaitu dalam bentuk elektronik atau e-bulletin. Hal ini disebabkan adanya ujian yang tidak hanya menimpa negeri kita namun seluruh dunia, yaitu pandemi Covid-19.

    Terhitung sejak 18 Maret lalu, manajemen Yayasan Daarut Tauhiid (DT) memutuskan agar seluruh santri karya (karyawan yang bekerja di DT) melakukan amanahnya dari rumah atau Work from Home. Info DT edisi ini pun termasuk salah satu media yang tim kami lakukan dari rumah masing-masing. Alhamdulillah, Allah Mudahkan hingga sampai di gadget sahabat-sahabat saat ini.

    Sebentar lagi kita bersiap menyambut bulan Mulia Ramadhan. Setiap tahun tamu agung ini hadir, selalu membawa kisahnya sendiri. Tak terkecuali tahun ini di mana kita mungkin akan menjalaninya di tengah wabah virus corona. Terbayang, apakah hal-hal yang biasa kita lakukan di luar juga harus dari dalam rumah? Namun jika memang Allah Menakdirkan seperti itu, sikap kita harus tetap berkhusnudzon kepada Allah. Bahwa Allah mungkin akan Mengajarkan kita tentang fiqih ibadah lainnya di bulan Ramadhan (seperti sholat tarawih, i’tikaf di 10 malam terakhir hingga sholat ied) sehingga bertambahlah kembali keilmuan kita.

    Yakinlah sahabat, bahwa Ramadhan akan selalu menjadi sesuatu yang spesial untuk kita, apapun kondisi yang sedang terjadi. Ramadhan tidak akan kehilangan kesuciannya hanya karena “datang”-nya bersamaan dengan pandemi Covid-19. Seperti yang disampaikan oleh Ustadz Oemar Mita dalam rubrik Cover Story, bahwa salah satu dari tiga amal yang paling berat ketika ditimbang pada timbangan manusia saat di Padang Masyar adalah amalan Ramadhan yang diterima Allah.

    Semoga Allah segera mengangkat ujian ini dengan menghapus dosa dan mengangkat derajat serta selalu menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang selalu sabar dan bersyukur dalam kondisi apapun. Aamiin yaa Rabb.Wassalamu’alaikum wr.wbFeby Khesa Pratiwi (Penanggung Jawab Redaksi)

    |3Edisi 77 April 2020

  • SAUNG AA GYM

    KH Abdullah Gymnastiar PimpinanPesantren Daarut Tauhiid

    Tidak lama lagi Ramadhan akan hadir menyapa kehidupan kita. Allah menciptakan bulan ramadhan karena Allah tahu bahwa amal-amal biasa yang kita lakukan tidak akan cukup untuk mengantarkan kita ke surga. Jika Allah tidak menghadirkan bulan ini, lantas amalan yang mana yang ingin kita andalkan untuk meraih surga? Sudahkah selama ini sholat kita khusyuk dan diterima Allah? Sedekah kita bisa mengantarkan ke surga? Maka dari itu persiapkan diri untuk menyambut datangnya bulan yang dapat mengantarkan kita ke surga.

    Tiga Amalan Ramadhan

    Nikmatilah setiap waktu demi waktunya saat kita sudah bersama dengan bulan yang penuh ampunan, bulan yang berlimpah akan pahala, bulan yang penuh kebaikan ini. Luruskan niat dalam beribadah semata-mata hanya untuk Allah Ta’ala. Karna niat yang lurus akan menjadikan pribadi yang ikhlas yang tidak sibuk dengan penilaian manusia namun semata-mata hanya ingin bernilai ibadah di sisi Allah.

    Kemudian bersihkan hati dan pikiran dari berburuk sangka pada orang lain, iri dan dengki kepada orang lain, juga bersihkan rasa ujub, riya dan sombong dengan selalu mengingat bahwa Allah menutupi aib kita sehingga kita bisa dipandang baik di mata manusia.

    Terakhir, yaitu fastabiqul khairat (berlomba-lomba dalam kebaikan).

    Berlomba-lomba untuk meningkatkan keimanan kepada Pencipta dan perbanyak amal soleh dengan menebar kebaikan kepada ciptaan. Tingkatkan iman kepada Allah bahwa Allah Maha Melihat, Maha Mengetahui apa yang kita kerjakan dan apa yang kita lihat dan Allah juga mengetahui apa yang ada di hati hambanya. Tanda Berhasilnya Ramadhan Kita

    Ketika Ramadhan harus meninggalkan kita, maka jangan biarkan semua amalan-amalan Ramadhan ikut pergi dan hilang dari kehidupan kita. Karena tanda Ramadhan kita berhasil dan diterima oleh Allah yaitu dengan tetap terjaganya amal ibadah Ramadhan di bulan-bulan lainnya. Ramadhan juga akan menciptakan dan melahirkan akhlakul karimah yang bisa menjadi rahmat bagi seluruh alam. Dengan begitu kita berhasil menciptakan Ramadhan anugerah yang berlimpah dengan keberkahan.

    Semoga dengan semangat menyambut Ramadhan, bertekad serius untuk menjalani Ramadhan dan berusaha untuk istiqomah selepas bulan Ramadhan menjadikan kita tergolong hamba yang diridhoi untuk masuk kedalam surga. Aamiin, yaa R a b b a l ‘alamin

    RAMADHAN, BULAN ANUGERAH BERLIMPAH BERKAHAlhamdulillahi Rabbil‘alamin, segala puji hanya milik Allah Subhanahu Wata’ala. Semoga Allah Yang Maha Pengabul Do’a mengabulkan doa-doa kita untuk bisa sampai kepada bulan anugerah penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

    4| Edisi 77 April 2020

  • |5Edisi 76 Maret 2020

  • COVER STORY

    UST. OEMAR MITA, LCDUA TRANSAKSI HEBAT DI BULAN RAMADHAN

    Ramadhan dengan segala keagungannya akan hadir menyapa kita, lalu singgah sesaat untuk menemani kita, dan kemudian dia akan pergi meninggalkan kita. Ustadz Oemar Mita menjelaskan bahwa Ramadhan bukan hanya sekedar nama bulan atau waktu, tapi juga konsep hidup orang beriman. Alhamdulillah tim redaksi InfoDT berkesempatan mewawancarai beliau sebelum mengisi tausyiah pada Kajian Tauhiid di Masjid Istiqlal (12/3) lalu.

    Ustadz lulusan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) ini dengan ramah menjelaskan bagaimana kita menyiapkan bekal menyambut Ramadhan, ibadah-ibadah apa saja yang harus dimaksimalkan selama Ramadhan dan bagaimana mempertahankan ibadah saat Ramadhan sudah berakhir. Berikut kutipan tanya jawabnya.

    Menurut Ustadz, apa saja yang harus kita siapkan untuk menghadapi bulan Ramadhan? Orang yang ingin menghadapi perlombaan marathon dalam sebuah olimpiade saja akan mempersiapkan latihan satu tahun sebelum perlombaan atau bahkan lebih dari itu. Padahal jarak yang ingin dilalui hanya beberapa kilometer. Begitu juga dengan Ramadhan yang membutuhkan persiapan. Persiapannya dengan memperbanyak puasa sunnah, membersihkan hati dan memperbanyak berdoa pada Allah agar kita termasuk orang-orang yang dimampukan untuk sampai pada bulan Ramadhan yang akan kita harapkan menyapa kehidupan kita. Kalau boleh tahu, bagaimana tradisi dalam keluarga Ustadz dalam menyambut dan menjalani Ramadhan? Mempersiapkan yang terbaik, menetapkan target kita di dalam khatam Al Qur’an, mempersiapkan apa yang akan dimaksimalkan di bulan Ramadhan. Semua itu harus dimulai dengan duduk bersama. Karena banyak keluarga yang tidak mempersiapkan dengan detail dalam menjalani bulan Ramadhan. Semua berlalu begitu saja tanpa adanya persiapan yang matang.

    Di samping ibadah-ibadah harian dan ibadah khusus yang ada di bulan Ramadhan, apa saja amalan-amalan lain yang Ustadz sarankan agar Ramadhan yang akan dijalani nanti bisa kita maksimalkan?Perbanyak membantu orang lain. Sebab Ramadhan adalah amalan pribadi kita di hadapan Allah, namun jangan sampai lupa bahwa ada amalan yang besar di sisi Allah yaitu banyak membantu orang lain yang membutuhkan. Jika ini yang kita lakukan di bulan Ramadhan, maka bertemulah dua transaksi hebat. Pertama kita bertransaksi dengan Allah atas Ramadhan kita, dan kedua membantu dalam berdakwah serta membantu orang lain. Jangan menjadi orang yang egois di bulan Ramadhan. Maksimalkan ibadah kepada Allah, serta jangan lupa bantu orang lain.

    Adakah ibadah khusus yang bisa kita lakukan dilakukan di sepuluh hari pertama, kedua dan ketiga? Jika amalan kita dalam

    sepuluh hari pertama diterima Allah, maka itu akan menjadikan kita semakin taat pada Allah dalam sepuluh hari kedua. Jika sepuluh hari kedua juga diterima Allah, maka akan menjadikan kita semangat pada sepuluh hari yang terakhir. “Jazzaul hasanah alhasanatu ba’dahaa”, artinya balasan atas kebaikan adalah kebaikan yang lebih besar. Untuk amalan dua puluh hari Ramadhan mungkin sama saja, yaitu perbanyak membaca Al Qur’an, meningkatkan rasa ta’abud (menghambakan diri –red) kita pada Allah. Lalu kemudian yang harus diperhatikan adalah bertambah frekuensi ibadah pada sepuluh hari terakhir. Rasulullah tidak memperkuat ikat pinggangnya kecuali sepuluh hari terakhir, juga beribadah lebih lama pada malam sepuluh hari terakhir. Intinya ada pada sepuluh hari terakhir. Siapa saja yang sepuluh hari terakhir lebih semangat dari hari lainnya, maka itulah salah satu tanda bahwa Ramadhan kita diterima Allah.

    Apa saja kekeliruan yang sering terjadi di sekeliling kita saat Ramadhan? Misalnya kegiatan bukber yang akhirnya membuat sholat maghrib terlambat dan sholat tarawih tidak dilakukanBukber itu mubah, boleh saja dilakukan. Namun jika sifatnya menghilangkan keberkahan ibadah, maka jangan. Banyak juga hal lainnya seperti acara TV yang ditayangkan menjelang magrib namun isinya kurang bermanfaat. Maka maksimalkan untuk menjaga pandangan kita atas apa yang

    kurang bermanfaat. Sebab rusaknya Ramadhan kita karena apa yang kita lihat.

    Bagaimana agar setelah Ramadhan pergi,

    kita tetap bisa b e r i b a d a h

    seperti saat Ramadhan?

    Pastikan bahwa Ramadhan bukan hanya menjadi bulan, namun menjadi konsep kehidupan bagi orang yang beriman. Siapapun yang menjadikan bulan Syawalnya seperti bulan Ramadhan, menjadikan bulan Dzulqo’dah seperti bulan Ramadhan, menjadikan bulan Dzulhijjah seperti bulan Ramadhan, bangunnya sebelum subuh, sholat di masjid tepat waktu, membaca Al Qur’an dan ketaatan lainnya, maka sudah pasti bahwa Ramadhan kita diterima Allah. Oleh sebab itu jangan jadikan Ramadhan itu waktu, jadikan Ramadhan adalah konsep hidup. Karena Ramadhan adalah cerminan penduduk surga.

    Bagaimana ciri-ciri keberhasilan kita dalam mendapati berkah dan ampunan Allah di bulan Ramadhan ?Siapapun yang selepas bulan Ramadhan masih menjaga ketaatannya pada Allah, masih menjaga amal ibadahnya, maka itulah salah satu indikator bahwa Ramadhannya diterima oleh Allah, membuka pintu langit dan Allah turunkan pertolongan berupa kekuatan taat pada Allah untuk siapa saja yang menjaga amalan Ramadhan, karena tidak ada yang menguatkan kita pada ketaatan kecuali Allah.

    Terakhir, adakah pesan dan tips yang ingin Ustdaz sampaikan untuk sahabat-sahabat Daarut Tauhiid dalam menyambut, menjalani, dan meninggalkan bulan Ramadhan?Pertama, pastikan harus berbekal ilmu agar Ramadhan kita memiliki petunjuk yang benar. Kedua, pastikan Ramadhan itu merupakan waktu dan investasi emas untuk kita berinvestasi pada Allah. Ketiga, berkumpul dengan orang-orang yang shalih. Dan terakhir, berkomitmen bahwa Ramadhan itu bukanlah waktu atau bulan. Namun Ramadhan ialah konsep ideal orang beriman dalam menjalani kehidupan. (Wildan)

    6| Edisi 77 April 2020

  • COVER STORYCOVER STORY

    UST. OEMAR MITA, LCDUA TRANSAKSI HEBAT DI BULAN RAMADHAN

    Ramadhan dengan segala keagungannya akan hadir menyapa kita, lalu singgah sesaat untuk menemani kita, dan kemudian dia akan pergi meninggalkan kita. Ustadz Oemar Mita menjelaskan bahwa Ramadhan bukan hanya sekedar nama bulan atau waktu, tapi juga konsep hidup orang beriman. Alhamdulillah tim redaksi InfoDT berkesempatan mewawancarai beliau sebelum mengisi tausyiah pada Kajian Tauhiid di Masjid Istiqlal (12/3) lalu.

    Ustadz lulusan Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) ini dengan ramah menjelaskan bagaimana kita menyiapkan bekal menyambut Ramadhan, ibadah-ibadah apa saja yang harus dimaksimalkan selama Ramadhan dan bagaimana mempertahankan ibadah saat Ramadhan sudah berakhir. Berikut kutipan tanya jawabnya.

    Menurut Ustadz, apa saja yang harus kita siapkan untuk menghadapi bulan Ramadhan? Orang yang ingin menghadapi perlombaan marathon dalam sebuah olimpiade saja akan mempersiapkan latihan satu tahun sebelum perlombaan atau bahkan lebih dari itu. Padahal jarak yang ingin dilalui hanya beberapa kilometer. Begitu juga dengan Ramadhan yang membutuhkan persiapan. Persiapannya dengan memperbanyak puasa sunnah, membersihkan hati dan memperbanyak berdoa pada Allah agar kita termasuk orang-orang yang dimampukan untuk sampai pada bulan Ramadhan yang akan kita harapkan menyapa kehidupan kita. Kalau boleh tahu, bagaimana tradisi dalam keluarga Ustadz dalam menyambut dan menjalani Ramadhan? Mempersiapkan yang terbaik, menetapkan target kita di dalam khatam Al Qur’an, mempersiapkan apa yang akan dimaksimalkan di bulan Ramadhan. Semua itu harus dimulai dengan duduk bersama. Karena banyak keluarga yang tidak mempersiapkan dengan detail dalam menjalani bulan Ramadhan. Semua berlalu begitu saja tanpa adanya persiapan yang matang.

    Di samping ibadah-ibadah harian dan ibadah khusus yang ada di bulan Ramadhan, apa saja amalan-amalan lain yang Ustadz sarankan agar Ramadhan yang akan dijalani nanti bisa kita maksimalkan?Perbanyak membantu orang lain. Sebab Ramadhan adalah amalan pribadi kita di hadapan Allah, namun jangan sampai lupa bahwa ada amalan yang besar di sisi Allah yaitu banyak membantu orang lain yang membutuhkan. Jika ini yang kita lakukan di bulan Ramadhan, maka bertemulah dua transaksi hebat. Pertama kita bertransaksi dengan Allah atas Ramadhan kita, dan kedua membantu dalam berdakwah serta membantu orang lain. Jangan menjadi orang yang egois di bulan Ramadhan. Maksimalkan ibadah kepada Allah, serta jangan lupa bantu orang lain.

    Adakah ibadah khusus yang bisa kita lakukan dilakukan di sepuluh hari pertama, kedua dan ketiga? Jika amalan kita dalam

    sepuluh hari pertama diterima Allah, maka itu akan menjadikan kita semakin taat pada Allah dalam sepuluh hari kedua. Jika sepuluh hari kedua juga diterima Allah, maka akan menjadikan kita semangat pada sepuluh hari yang terakhir. “Jazzaul hasanah alhasanatu ba’dahaa”, artinya balasan atas kebaikan adalah kebaikan yang lebih besar. Untuk amalan dua puluh hari Ramadhan mungkin sama saja, yaitu perbanyak membaca Al Qur’an, meningkatkan rasa ta’abud (menghambakan diri –red) kita pada Allah. Lalu kemudian yang harus diperhatikan adalah bertambah frekuensi ibadah pada sepuluh hari terakhir. Rasulullah tidak memperkuat ikat pinggangnya kecuali sepuluh hari terakhir, juga beribadah lebih lama pada malam sepuluh hari terakhir. Intinya ada pada sepuluh hari terakhir. Siapa saja yang sepuluh hari terakhir lebih semangat dari hari lainnya, maka itulah salah satu tanda bahwa Ramadhan kita diterima Allah.

    Apa saja kekeliruan yang sering terjadi di sekeliling kita saat Ramadhan? Misalnya kegiatan bukber yang akhirnya membuat sholat maghrib terlambat dan sholat tarawih tidak dilakukanBukber itu mubah, boleh saja dilakukan. Namun jika sifatnya menghilangkan keberkahan ibadah, maka jangan. Banyak juga hal lainnya seperti acara TV yang ditayangkan menjelang magrib namun isinya kurang bermanfaat. Maka maksimalkan untuk menjaga pandangan kita atas apa yang

    kurang bermanfaat. Sebab rusaknya Ramadhan kita karena apa yang kita lihat.

    Bagaimana agar setelah Ramadhan pergi,

    kita tetap bisa b e r i b a d a h

    seperti saat Ramadhan?

    Pastikan bahwa Ramadhan bukan hanya menjadi bulan, namun menjadi konsep kehidupan bagi orang yang beriman. Siapapun yang menjadikan bulan Syawalnya seperti bulan Ramadhan, menjadikan bulan Dzulqo’dah seperti bulan Ramadhan, menjadikan bulan Dzulhijjah seperti bulan Ramadhan, bangunnya sebelum subuh, sholat di masjid tepat waktu, membaca Al Qur’an dan ketaatan lainnya, maka sudah pasti bahwa Ramadhan kita diterima Allah. Oleh sebab itu jangan jadikan Ramadhan itu waktu, jadikan Ramadhan adalah konsep hidup. Karena Ramadhan adalah cerminan penduduk surga.

    Bagaimana ciri-ciri keberhasilan kita dalam mendapati berkah dan ampunan Allah di bulan Ramadhan ?Siapapun yang selepas bulan Ramadhan masih menjaga ketaatannya pada Allah, masih menjaga amal ibadahnya, maka itulah salah satu indikator bahwa Ramadhannya diterima oleh Allah, membuka pintu langit dan Allah turunkan pertolongan berupa kekuatan taat pada Allah untuk siapa saja yang menjaga amalan Ramadhan, karena tidak ada yang menguatkan kita pada ketaatan kecuali Allah.

    Terakhir, adakah pesan dan tips yang ingin Ustdaz sampaikan untuk sahabat-sahabat Daarut Tauhiid dalam menyambut, menjalani, dan meninggalkan bulan Ramadhan?Pertama, pastikan harus berbekal ilmu agar Ramadhan kita memiliki petunjuk yang benar. Kedua, pastikan Ramadhan itu merupakan waktu dan investasi emas untuk kita berinvestasi pada Allah. Ketiga, berkumpul dengan orang-orang yang shalih. Dan terakhir, berkomitmen bahwa Ramadhan itu bukanlah waktu atau bulan. Namun Ramadhan ialah konsep ideal orang beriman dalam menjalani kehidupan. (Wildan)

    |7Edisi 77 April 2020

  • Gallery Kegiatan Daarut Tauhiid Jakarta, Maret 2020KILAS DAARUT TAUHIID JAKARTA

    1

    Melaksanakan program ACM (Aku Cinta Masjid) dan Penyemprotan Disinfektan di Masjid-masjid (19/03/2020)Memberikan Bantuan Handsanitizer kepada petugas kebersihan DKI (21/03/2020) Memberikan Handsanitizer kepada masyarakat yang berjualan keliling di jakarta (21/03/2020)Memproduksi Handsanitizer sebanyak 8000 botol bekerjasama dengan Pt. Nano Herbal Tama Internasional (30/03/2020)

    Sekilas Program DT Peduli Jakarta bulan Maret 20201.

    2.

    3.

    4.

    2 3 4

    Manasik Haji Kolosal KBIHU Daarut Tauhiid (1/3/2020)

    Kajian Tauhiid Masjid Istiqlal(8/3/2020)

    Wisata Hikmah Maroko Spanyol 3-14 Maret 2020

  • Gallery Kegiatan Daarut Tauhiid Jakarta, Maret 2020KILAS DAARUT TAUHIID JAKARTA

    1

    Melaksanakan program ACM (Aku Cinta Masjid) dan Penyemprotan Disinfektan di Masjid-masjid (19/03/2020)Memberikan Bantuan Handsanitizer kepada petugas kebersihan DKI (21/03/2020) Memberikan Handsanitizer kepada masyarakat yang berjualan keliling di jakarta (21/03/2020)Memproduksi Handsanitizer sebanyak 8000 botol bekerjasama dengan Pt. Nano Herbal Tama Internasional (30/03/2020)

    Sekilas Program DT Peduli Jakarta bulan Maret 20201.

    2.

    3.

    4.

    2 3 4

    Manasik Haji Kolosal KBIHU Daarut Tauhiid (1/3/2020)

    Kajian Tauhiid Masjid Istiqlal(8/3/2020)

    Wisata Hikmah Maroko Spanyol 3-14 Maret 2020

  • SIKAP DAARUT TAUHIID DALAM MENGHADAPI VIRUS CORONA

    LIPUTAN

    Virus Corona atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) akan menjadi salah satu catatan dalam sejarah di dunia. Hampir semua negara kini “disinggahi” oleh salah satu makhluk mikroba yang diduga berasal dari Wuhan, Cina. Awal Maret 2020 lalu, salah satu warga Depok positif terjangkit virus ini hingga sekarang menyebar ke seluruh daerah lainnya.

    Saat diketahui makin bertambahnya kasus, maka Pembina Yayasan Daarut Tauhiid (DT), KH. Abdullah Gymnastiar mengarahkan agar segala kegiatan di Pesantren dihentikan sementara, baik di Bandung, Jakarta, Batam dan daerah lainnya. Di antaranya dengan memulangkan santri yang bersekolah formal dan kepesantrenan, menggantinya belajar di rumah. Selain itu semua kajian dan kegiatan yang bersifat pengumpulan massa ditiadakan. Termasuk kebijakan bagi karyawan (santri karya) untuk bekerja dari rumah (work from home).

    Puncaknya, pada 18 Maret 2020, Masjid DT di seluruh daerah tersebut ditutup untuk kegiatan sholat lima waktu berjamaah serta sholat Jum’at hingga keadaan sudah aman atau kembali normal. Hal ini diambil beradasarkan isi salah satu fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) di mana saat berada di suatu kawasan yang potensi penularannya tinggi atau sangat tinggi maka boleh meninggalkan salat Jumat dan menggantikannya dengan shalat Dzuhur di tempat kediaman, serta meninggalkan jamaah shalat lima waktu/rawatib, Tarawih, dan Ied di masjid atau tempat umum lainnya.

    Hikmah di Balik Wabah Covid-19

    Hadirnya wabah virus corona membuat sebagian besar warga mengisolasi diri dan melakukan aktifitas di rumah saja. Hal ini juga

    m e n j a d i k a n kita semua m e r e n u n g k a n akan kenikmatan Allah yang selama ini jarang disyukuri. Merenungkan ajal dan kematian yang tidak kita ketahui datangnya. Virus ini juga mendidik kita bahwa wudhu menjadi salah satu cara untuk menjaga kebersihan tubuh kita yang selama ini tidak kita ketahui manfaat dari keberadaan wuhdu.

    Fatwa MUI juga menjadi pengingat bagi kita bahwa Islam sudah mengatur semua maslahat yang ada di kehidupan. Misalnya ternyata Rasulullah saw sudah mengajarkan ibadah-ibadah dan interaksi seperti apa dan bagaimana yang harus kita lakukan saat ada wabah yang datang. Hal menjadi bukti bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan rahmat bagi seluruh alam.

    Adanya kejadian Covid-19 ini yang secara tidak langsung “memaksa” kita berada di dalam rumah akhirnya juga bisa mendekatkan kita pada keluarga yang selama ini jarang sekali kita lakukan. Jadi kalau mau dilihat dari sisi yang lain, tidak hanya susah dan derita yang kita dapatkan dari ujian wabah virus corona ini, namun banyak hikmah lainnya yang bisa kita dapat. Semoga kita bisa selalu mengambil hikmah dan pelajaran dalam setiap situasi serta kondisi yang Allah hadirkan.

    10| Edisi 77 April 2020

  • Lantas disiplin seperti apa yang harus kita lakukan dalam situasi dan kondisi wabah seperti ini?

    1. Disiplin untuk benar-benar jaga jarak (Physical Distancing)Berusaha semaksimal mungkin untuk tidak keluar rumah dan lakukan setiap kegiatan di rumah saja. Apabila terpaksa untuk keluar rumah karena alasan tertentu, maka hindari atau jauhi kerumunan orang. Disiplin dalam menjaga jarak dengan orang-orang yang ada di luar rumah.

    2. Disiplin untuk memakai maskerHal ini adalah sebagai upaya dalam mencegah agar tetesan virus (drop plate) tidak mudah tersebar. WHO mengabarkan agar masker digunakan oleh orang yang sakit. Namun kasus wabah corona ini tidak dapat diketahui siapa yang terkena virus covid-19. Delapan puluh persen orang yang terjangkit virus ini tidak mengalami gejala medis. Jadi tidak diketahui siapa saja yang membawa virus (carrier). Oleh karenanya kita harus disiplin memakai masker apabila keluar rumah, bertemu orang atau melakukan aktifitas lain di luar rumah.

    3. Disiplin untuk menjaga kebersihanDengan kondisi seperti ini, sudah seharusnya kita menjaga kebersihan dengan standar kebersihan yang tinggi. Mencuci tangan sesuai dengan air mengalir, sabun dan cara yang benar. Membersihkan setiap celah rumah yang sering maupun jarang terjamak. Jika dari luar rumah, maka jangan menyentuh apapun sebelum mandi terlebih dahulu. Apabila membawa barang dari luar rumah, maka pastikan barang itu dibersihkan sebelum masuk ke rumah. Sesering mungkin kita perhatikan kebersihan diri serta lingkungan.

    4. Disiplin menjaga kondisi serta stamina tubuhSecara syariat virus ini akan mudah terjangkit pada orang-orang dengan daya tahan tubuh yang lemah dan sulit untuk terjangkit pada orang-orang dengan daya tahan tubuh yang kuat. Untuk menjaga daya tahan tubuh tentunya kita harus memperhatikan asupan (makanan) sehari-hari kita dengan mengkonsumsi banyak sayuran, buah-buahan serta minum air mineral yang cukup, minimal dua liter setiap harinya. Olahraga dan istirahat yang cukup.

    5. Disiplin dalam mendekatkan diri kepada AllahKita tahu bahwa kondisi wabah menyebabkan MUI mengeluarkan fatwa untuk tidak sholat di masjid dan di gantikan dengan sholat di rumah. Namun hal ini tidak menjadikan ibadah kita terbengkalai. Sholat harus tepat pada waktunya dan usahakan untuk tetap berjamaah. Perbanyak doa. Doa mohon ampun pada Allah, karena boleh jadi musibah hadir karena kemaksiatan dan dosa kita dihadapan Allah. Disiplin juga dalam membaca Al Qur’an. Perbanyak berdzikir mengingat Allah. Juga tak kalah penting disiplin dalam bersedekah. Semua ini kita maksimalkan dalam rangka mendekatkan diri pada Allah yang Maha Pencipta segala sesuatu dan juga Maha Pelindung atas semua keburukan.

    Mari sahabat kita bersama-sama membangun kekuatan untuk disiplin. Karena untuk menghilangkan wabah virus bukan menjadi tanggung jawab pemerintah, tim medis ataupun aparat. Tetapi ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Semoga kita bisa selalu disiplin dan bisa mendapatkan hikmah dibalik wabah virus corona. Aamiin...

    Tidak sedikit dari kita mengalami situasi yang buruk dikarenakan kelalaian dan kurangnya disiplin dalam melakukan suatu kegiatan. Disiplin itu ialah kemampuan seseorang dalam melakukan apa yang memang harus dilakukan. Kita banyak tahu yang harus kita lakukan, namun belum tentu kita mau untuk melakukannya.

    5 DISIPLIN MENCEGAH WABAH CORONAOleh: KH. Abdullah Gymnastiar

    Edisi 77 April 2020 | 11

  • KAJIAN MUSLIMAH

    Ustadzah Erika Suryani Dewi, Lc

    Pengajar Kajian Muslimah

    Masjid Daarut Tauhiid Jakarta

    "APAKAH BERDOSA JIKA TIDAK MEMAAFKAN?" Dikutip dari sesi Tanya Jawab Kajian Muslimah di Masjid Daarut Tauhiid Jakarta

    Assalamu’alaikum wr.wbUstadzah izin bertanya... kalau ada seseorang yang sudah meminta maaf kepada saudaranya atau orang lain yang dia berbuat salah padanya, tetapi saudaranya tersebut tidak mau memaafkan, apakah dia selamanya menanggung dosa dari kesalahan tersebut?

    Wa’alaikumussalam wr.wbYang bersalah sudah meminta maaf maka gugur kewajibannya, adapun saudaranya yang tidak mau memaafkan itu urusannya dengan Allah swt.

    Atau kalaupun bukan dia yang bersalah tetapi berinisiatif meminta maaf terlebih dahulu maka ini jauh lebih baik. Ada sebuah hadits yang artinya, "Siapa yang memulai salam, maka ia lebih utama di sisi Allah dan rasulnya. (HR. Ahmad). Begitupun diqiyaskan dalam hal meminta maaf. Tetapi yang wajib meminta maaf tetap yang bersalah.

    Karena pada dasarnya manusia itu tempatnya salah dan alpa. Salah dan alpa ini bagi manusia bukanlah aib, karena yang termasuk aib adalah tidak mau istighfar, tidak mau taubat, tidak mau meminta maaf. Rasulullah bersabda, “Tiap-tiap anak Adam pasti melakukan kesalahan, dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah mereka yang bertaubat.” (HR. Tirmidzi)

    Dia sudah bertaubat, sudah meminta

    maaf, tetapi t e r n y a t a

    s a u d a r a n y a ini tetap tidak

    mau memaafkan, maka saudaranya

    itulah yang menanggung dosanya. Sebab, Allah tidak hanya mewajibkan meminta maaf bagi yang bersalah, tapi Allah juga memerintahkan kepada orang beriman untuk memberikan maaf.

    Bahkan dalam Al Qur'an ada ayat khusus yang berkenaan dengan perintah memaafkan.“... hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An Nur: 22).

    Ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar Ash Shiddiq RA, yang telah bersumpah untuk tidak lagi menafkahi Misthah bin Utsatsah RA dan ibunya, karena Misthah termasuk orang yang menyebarkan berita dusta tentang Aisyah RA putrinya itu berbuat serong dengan sahabat yang bernama Safwan bin Ma'athal. Seolah-olah ayat ini menyampaikan kalau sudah memaafkan, lapangkan dada, lupakan. Bukankah kamu juga ingin dilupakan dan dimaafkan kesalahannya oleh Allah subhanahu wata'ala.

    Masalahnya kita tidak bisa mengatur hati orang lain agar memaafkan atau tidak memaafkan. Kita hanya bisa mengatur hati kita. Kita tidak bisa mengatur lisan orang lain, kita hanya bisa mengatur lisan kita, jadi jangan terlalu pusing dengan orang lain.

    Kita hanya bisa mununtut pribadi kita menjadi lebih shalih. Jika kita salah, segera minta maaf, jangan mengulangi kesalahan yang sama. Jika ada yang bersalah pada kita, kita maafkan. Selebihnya jika orang lain tidak mau memaafkan maka itu urusannya dengan Allah swt. Wallau’alam

    12| Edisi 77 April 2020

  • AL HIKAM

    Solver HM Hari Sanusi | Lajnah Syariah DT, Solver STIFIn, Blogger www.harisanusi.com, Praktisi pengembangan karakter baik, dan kuat berbasis kepribadian genetik, Spirit Manajemen Qolbu

    Sahabat,Demikianlah zaman, peradaban, peristiwa dan perubahan-perubahan di dunia ini ada dalam kekuasaan Allah. Jatuh dan turunnya kekuasaan. Kaya dan miskinnya penghasilan. Lapang dan sempitnya kenyataan. Tenang dan kacaunya keadaan. Cepat dan lambatnya perubahan. Sebagaimana malam dimasukkan ke dalam siang. Dan siang dimasukkan ke dalam malam.Silih berganti. Siang malam. Sejak awal penciptaan. Sampai detik hari ini. Sampai akhir zaman. Semua dalam kuasa dan kehendakNya.

    Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas)" (QS.Ali Imran : 26-27)

    Sahabat,Oleh karena itu, tenanglah dalam menghadapi dan melewati pengaturan Allah atas dunia juga apa-apa yang ada didalamnya. Termasuk diri anda. Berpasrahlah kepada Tuhan. Serahkan dirimu dalam kebaikan dan kasih sayangNya. Pasrahlah dalam berserah. Kepasrahan dalam kerja keras, kepasrahan dalam daya juang yang tinggi.

    SABAR DALAM KEPASRAHAN

    "Istirahatkan dirimu dari tadbiir (melakukan pengaturan-pengaturan)! Maka apa-apa yang selainmu (Allah) telah melakukannya untukmu, janganlah engkau (turut) mengurusinya untuk dirimu." Al-hikam

    Sahabat,Kepasrahan kepada Allah memberikan kesadaran bahwa diri ini bukan apa-apa, bukan siapa-siapa. Tidak se-dzarrah debu pun kepemilikan atas apa yang orang lain sebut kepada dirinya entah itu kecerdasan, kehebatan, kekuasaan, kekayaan, pujian, penghargaan, keberperanan ataupun kesalehan. Ia selalu pada posisi mentertawakan prasangka orang lain atas apa yang disebut dengan kebaikan pada dirinya.

    Sahabat,Pun ketika dunia diliputi kecemasan, manusia diliputi ketakutan, dan keadaan makin mengkhawatirkan. Kepasrahannya tidak berkurang. Keyakinannya terhadap sempurnanya pengaturan Allah makin kuat. Kesabarannya menempuh jalan-jalan kebaikan tetap dilakukan. Kesabarannya untuk membersamai perjuangan dalam mengabdi kepadanya selalu hadir. Bersama-sama orang yang sabar dalam menggapai pertolongan Allah. Sabar dalam meraih ridhoNya.

    Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. (QS. Al Kahfi : 28)

    14| Edisi 77 April 2020