infarkmiokard akper pemkab muna
TRANSCRIPT
1
\KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya hingga penulis dapat merampungkan pembuatan makalah yang berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN DENGANSALURAN PERNAFASAN BAWAH (INFARK
MIOKARD)”
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah mendukung dan
memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Penyusun menyadari bahwa dalam
penulisan askep ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan karena faktor batasan
pengetahuan penyusun, maka penyusun dengan senang hati menerima kritikan serta saran –
saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa D-III Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Muna.
Akhir kata, melalui kesempatan ini penyusun makalah mengucapkan banyak terima kasih.
Raha, februari 2013
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR............................................................................................
DAFTARISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang..............................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................
BABII PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT ...............................................................................
1. Defenisi ................................................................................................
2. Jenis-jenis .............................................................................................
3. Etiologi .................................................................................................
4. Patofisiologi ..........................................................................................
5. Tanda Dan Gejala .................................................................................
6. Penanganan ...........................................................................................
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................
1. Pengkajian ...........................................................................................
2. Diagnosa ..............................................................................................
3. Implementasi .......................................................................................
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................
B. Saran ...........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Infark miokard ( kadang disingkat AMI / infark miokard akut) adalah kematian/nekrosis
jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung
atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria
yang cukup
Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka terhadap iskemia dan
infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran darah subendokardial yang relatif
menurun dalam waktu lama sebagai akibat perubahan derajat penyempitan arteri koroner atau
dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti hipotensi, perdarahan dan hipoksia. Derajat nekrosis
dapat bertambah bila disertai peningkatan kebutuhan oksigen miokard, misalnya akibat
takikardia atau hipertrofi ventrikel. Walaupun pada mulanya gambaran klinis dapat relatif
ringan, kecenderungan iskemia dan infark lebih jauh merupakan ancaman besar setelah pasien
dipulangkan dari Rumah Sakit.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah Konsep Penyakit Dari Infark Miokard yang Meliputi Defenisi, Jenis-jenis
, Etiologi , Patofisiologi, serta Tanda Dan Gejala ?
b. Bagimanakan konsep asuhan keperawatan yang di lakukan pada pasien dengan gangguan
Infark miokard ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam
mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun askep ini mendapatkan
informasi atau wawasaan mengenai “Askep Klien dengan Infark miokard
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MEDIS
1. DEFINISI
Infark miokard ( kadang disingkat AMI / infark miokard akut) adalah kematian/nekrosis
jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung
atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria
yang cukup.
2. JENIS-JENIS MIOKARD INFARK
a) Miokard Infark Subendokardial
Daerah subendokardial merupakan daerah miokard yang amat peka terhadap
iskemia dan infark. Miokard infark subendokardial terjadi akibat aliran darah
subendokardial yang relatif menurun dalam waktu lama sebagai akibat perubahan derajat
penyempitan arteri koroner atau dicetuskan oleh kondisi-kondisi seperti hipotensi,
perdarahan dan hipoksia. Derajat nekrosis dapat bertambah bila disertai peningkatan
kebutuhan oksigen miokard, misalnya akibat takikardia atau hipertrofi ventrikel.
Walaupun pada mulanya gambaran klinis dapat relatif ringan, kecenderungan iskemia
dan infark lebih jauh merupakan ancaman besar setelah pasien dipulangkan dari Rumah
Sakit.
b) Miokard Infark Transmural
Pada lebih dari 90 % pasien miokard infark transmural berkaitan dengan
trombosis koroner. Trombosis seing terjadi di daerah yang mengalami penyempitan
arteriosklerotik. Penyebab lain lebih jarang ditemukan. Termasuk disini misalnya
perdarahan dalam plaque aterosklerotik dengan hematom intramural, spasme yang
umumnya terjadi di tempat aterosklerotik yang emboli koroner. Miokard infark dapat
terjadi walau pembuluh koroner normal, tetapi hal ini amat jarang.
3. ETIOLOGI
Intinya AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak
tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-sel jantung tersebut. Beberapa
hal yang menimbulkan gangguan oksigenasi tersebut diantaranya:
5
1. Berkurangnya suplai oksigen ke miokard.
Menurunya suplai oksigen disebabkan oleh tiga factor, antara lain:
a. Faktor pembuluh darah
Hal ini berkaitan dengan kepatenan pembuluh darah sebagai jalan darah
mencapai sel-sel jantung. Beberapa hal yang bisa mengganggu kepatenan pembuluh
darah diantaranya: Aterosklerosis pembuluh darah koroner, Sumbatan total arteri oleh
trombus/emboli,spasme, dan arteritis.
Spasme pembuluh darah bisa juga terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat
penyakit jantung sebelumnya, dan biasanya dihubungkan dengan beberapa hal antara
lain: (a) mengkonsumsi obat-obatan tertentu; (b) stress emosional atau nyeri; (c)
terpapar suhu dingin yang ekstrim, (d) merokok.
b. Faktor Sirkulasi
Sirkulasi berkaitan dengan kelancaran peredaran darah dari jantung keseluruh
tubuh sampai kembali lagi ke jantung. Sehingga hal ini tidak akan lepas dari factor
pemompaan dan volume darah yang dipompakan. Kondisi yang menyebabkan
gangguan pada sirkulasi diantaranya kondisi hipotensi. Stenosis maupun isufisiensi
yang terjadi pada katup-katup jantung (aorta, mitrlalis, maupun trikuspidalis)
menyebabkan menurunnya cardac out put (COP). Penurunan COP yang diikuti oleh
penurunan sirkulasi menyebabkan bebarapa bagian tubuh tidak tersuplai darah
dengan adekuat, termasuk dalam hal ini otot jantung.
c. Faktor darah
Darah merupakan pengangkut oksigen menuju seluruh bagian tubuh. Jika daya
angkut darah berkurang, maka sebagus apapun jalan (pembuluh darah) dan
pemompaan jantung maka hal tersebut tidak cukup membantu. Hal-hal yang
menyebabkan terganggunya daya angkut darah antara lain: anemia, hipoksemia, dan
polisitemia.
2. Meningkatnya kebutuhan oksigen tubuh
Pada orang normal meningkatnya kebutuhan oksigen mampu dikompensasi
diantaranya dengan meningkatkan denyut jantung untuk meningkatkan COP. Akan tetapi
jika orang tersebut telah mengidap penyakit jantung, mekanisme kompensasi justru pada
akhirnya makin memperberat kondisinya karena kebutuhan oksigen semakin meningkat,
sedangkan suplai oksigen tidak bertambah.
Oleh karena itu segala aktivitas yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan
oksigen akan memicu terjadinya infark. Misalnya: aktivtas berlebih, emosi, makan terlalu
6
banyak dan lain-lain. Hipertropi miokard bisa memicu terjadinya infark karea semakin
banyak sel yang harus disuplai oksigen, sedangkan asupan oksien menurun akibat dari
pemompaan yang tidak efektive.
4. PATOFISIOLOGI
AMI (akut miokard infark) terjadi ketika iskemia yang terjadi berlangsung cukup lama
yaitu lebih dari 30-45 menit sehingga menyebabkan kerusakan seluler yang ireversibel.
Bagian jantung yang terkena infark akan berhenti berkontraksi selamanya.
Iskemia yang terjadi paling banyak disebabkan oleh penyakit arteri koroner/coronary
artery disease (CAD). Pada penyakit ini terdapat materi lemak (plaque) yang telah terbentuk
dalam beberapa tahun di dalam lumen arteri koronaria (arteri yang mensuplay darah dan
oksigen pada jantung)
Plaque dapat rupture sehingga menyebabkan terbentuknya bekuan darah pada permukaan
plaque. Jika bekuan menjadi cukup besar, maka bisa menghambat aliran darah baik total
maupun sebagian pada arteri koroner.
Terbendungnya aliran darah menghambat darah yang kaya oksigen mencapai bagian otot
jantung yang disuplai oleh arteri tersebut. Kurangnya oksigen akan merusak otot jantung. Jika
sumbatan itu tidak ditangani dengan cepat, otot jantung ang rusak itu akan mulai mati.
5. TANDA DAN GEJALA
Tidak semua serangan mulai secara tiba-tiba disertai nyeri yang sangat parah seperti yang
sering kita lihat pada tayangan TV atau sinema. Tanda dan gejala dari serangan jantung tiap
orang tidak sama. Banyak serangan jantung berjalan lambat sebagai nyeri ringan atau
perasaan tidak nyaman. Bahkan beberapa orang tanpa gejala sedikitpun (dinamakan silent
heart attack)
Akan tetapi pada umumnya serangan AMI ini ditandai oleh beberapa hal berikut:
a. Nyeri Dada
Mayoritas pasien AMI (90%) datang dengan keluhan nyeri dada. Perbedaan
dengan nyeri pada angina adalah nyer pada AMI lebih panjang yaitu minimal 30 menit,
sedangkan pada angina kurang dari itu. Disamping itu pada angina biasanya nyeri akan
hilang dengan istirahat akan tetapi pada infark tidak.Nyeri dan rasa tertekan pada dada itu
bisa disertai dengan keluarnya keringat dingin atau perasaan takut.
7
Mskipun AMI memiliki cirri nyeri yang khas yaitu menjalar ke lengan kiri, bahu,
leher sampai ke epigastrium, akan tetapi pada orang tertentu nyeri yang terasa hanya
sedikit. Hal tersebut biasanya terjadi pada manula, atau penderita DM berkaitan dengan
neuropathy.
Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, biasanya
diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
Keparahan nyeri dapat meningkat secaara menetap sampai nyeri tidak tertahankan
lagi.
Nyeri tersebut sangat sakit, seperti tertusuk-tusuk yang dapat menjalar ke bahu dan
terus ke bawah menuju lengan (biasanya lengan kiri).
Nyeri mulai secara spontan (tidak terjadi setelah kegiatan atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan bantuan istirahat
atau nitrogliserin (NTG).
Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis berat, pening atau
kepala terasa melayang dan mual muntah.
Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena
neuropati yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (menumpulkan
pengalaman nyeri)
b. Sesak Nafas
Sesak nafas bisa disebabkan oleh peningkatan mendadak tekanan akhir diastolic
ventrikel kiri, disamping itu perasaan cemas bisa menimbulkan hipervenntilasi. Pada
infark yang tanpa gejala nyeri, sesak nafas merupakan tanda adanya disfungsi ventrikel
kiri yang bermakna
c. Gejala Gastrointestinal
Peningkatan aktivitas vagal menyebabkan mual dan muntah, dan biasanya lebih
sering pada infark inferior, dan stimulasi diafragma pada infak inferior juga bisa
menyebabkan cegukan
d. Gejala Lain
Termasuk palpitasi, rasa pusing, atau sinkop dari aritmia ventrikel, dan gejala akibat
emboli arteri (misalnya stroke, iskemia ekstrimitas)
8
6. PENANGANAN
Tujuan dari penanganan pada infark miokard adalah menghentikan perkembangan
serangan jantung, menurunkan beban kerja jantung (memberikan kesempatan untuk
penyembuhan) dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Berikut ini adalah penanganan yang dilakukan pada pasien dengan AMI:
Berikan oksigen meskipun kadar oksigen darah normal. Persediaan oksigen yang
melimpah untuk jaringan, dapat menurunkan beban kerja jantung. Oksigen yang diberikan
5-6 L /menit melalu binasal kanul.
pasang monitor kontinyu EKG segera, karena aritmia yang mematikan dapat terjadi dalam
jam-jam pertama pasca serangan.
Pasien dalam kondisi bedrest untuk menurunkan kerja jantung sehingga mencegah
kerusakan otot jantung lebih lanjut. Mengistirahatkan jantung berarti memberikan
kesempatan kepada sel-selnya untuk memulihkan diri.
Pemasangan IV line untuk memudahkan pemberan obat-obatan dan nutrisi yang
diperlukan. Pada awal-awal serangan pasien tidak diperbolehkan mendapatkan asupa
nutrisi lewat mulut karena akan meningkatkan kebutuhan tubuh erhadap oksigen sehingga
bisa membebani jantung.
Pasien yang dicurigai atau dinyatakan mengalami infark seharusnya mendapatkan aspirin
(antiplatelet) untuk mencegah pembekuan darah. Sedangkan bagi pasien yang elergi
terhadap aspirin dapat diganti dengan clopidogrel.
Nitroglycerin dapat diberikan untuk menurunkan beban kerja jantung dan memperbaiki
aliran darah yang melalui arteri koroner. Nitrogliserin juga dapat membedakan apakah ia
Infark atau Angina, pada infark biasanya nyeri tidak hilang dengan pemberian
nitrogliserin.
Morphin merupakan antinyeri narkotik paling poten, akan tetapi sangat mendepresi
aktivitas pernafasan, sehingga tdak boleh digunakan pada pasien dengan riwayat gangguan
pernafasan. Sebagai gantinya maka digunakan petidin
Pada prinsipnya jika mendapatkan korban yang dicurigai mendapatkan serangan jantung,
segera hubungi 118 untuk mendapatkan pertolongan segera. Karena terlambat 1-2 menit saa
nyawa korban mungkin tidak terselamatkan lagi.
9
Obat-obatan yang digunakan pada pasien dengan AMI diantaranya:
1. Obat-obatan trombolitik
Obat-obatan ini ditujukan untuk memperbaiki kembali airan darah pembuluh darah
koroner, sehingga referfusi dapat mencegah kerusakan miokard lebih lanjut.
Obat-obatan ini digunakan untuk melarutkan bekuan darah yang menyumbat arteri
koroner. Waktu paling efektive pemberiannya adalah 1 jam stelah timbul gejal pertama
dan tidak boleh lebih dari 12 am pasca serangan. Selain itu tidak boleh diberikan pada
pasien diatas 75 tahun
Contohnya adalah streptokinase
2. Beta Blocker
Obat-obatan ini menrunkan beban kerja jantung. Bisa juga digunakan untuk mengurangi
nyeri dada atau ketidaknyamanan dan juga mencegah serangan jantung tambahan. Beta
bloker juga bisa digunakan untuk memperbaiki aritmia.
Terdapat dua jenis yaitu cardioselective (metoprolol, atenolol, dan acebutol) dan non-
cardioselective (propanolol, pindolol, dan nadolol)
3. Angiotensin-Converting Enzyme (ACE) Inhibitors
Obat-obatan ini menurunkan tekanan darah dan mengurangi cedera pada otot jantung.
Obat ini juga dapat digunakan untuk memperlambat kelemahan pada otot jantung.
Misalnya captropil
4. Obat-obatan antikoagulan
Obat- obatan ini mengencerkan darah dan mencegah pembentukan bekuan darah pada
arteri.
Missal: heparin dan enoksaparin.
5. Obat-obatan Antiplatelet
Obat-obatan ini (misal aspirin dan clopidogrel) menghentikan platelet untuk membentuk
bekuan yang tidak diinginkan.
Jika obat-obatan tidak mampu menangani/menghentikan serangan jantung., maka dpat
dilakukan tindakan medis, yaitu antara lain
a. Angioplasti
Tindakan non-bedah ini dapat dilakukan dengan membuka arteri koroner yang
tersumbat oleh bekuan darah. Selama angioplasty kateter dengan balon pada ujungnya
dimasukan melalui pembuluh darah menuju arteri koroner yang tersumbat. Kemudian
balon dikembangkan untuk mendorong plaq melawan dinding arteri. Melebarnya
bagian dalam arteri akan mengembalikan aliran darah.
10
Pada angioplasti, dapat diletakan tabung kecil (stent) dalam arteri yang tersumbat
sehingga menjaganya tetap terbuka. Beberapa stent biasanya dilapisi obat-obatan yang
mencegah terjadinya bendungan ulang pada arteri.
b. CABG (Coronary Artery Bypass Grafting)
Merupakan tindakan pembedahan dimana arteri atau vena diambil dari bagian
tubuh lain kemudian disambungkan untuk membentuk jalan pintas melewati arteri
koroner yang tersumbat. Sehingga menyediakan jalan baru untuk aliran darah yang
menuju sel-sel otot jantung.
Setelah pasien kembali ke rumah maka penanganan tidak berhenti, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Mematuhi manajemen terapi lanjutan dirumah baik berupa obat-obatan maupn
mengikuti program rehabilitasi.
Melakukan upaya perubahan gaya hidup sehat yang bertujuan untuk menurunkan
kemungkinan kekambuhan, misalnya antara lain: menghindari merokok,
menurunkan BB, merubah dit, dan meningatkan aktivitas fisik.
11
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Biodata
Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, status, suku/bangsa, diagnosa, tanggal
masuk, tanggal pengkajian, no. medical record, dan alamat.
Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, alamat, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan
klien.
Riwayat kesehatan
b. Riwayat kesehatan sekarang
RSMRS
- Kaji apakah klien sebelum masuk rumah sakit memiliki riwayat penyakit
yang sama ketika klien masuk rumah sakit.
Keluhan utama : Nyeri
Riwayat keluhan utama
P : Berkurangnya suplai oksigen ke miokard.
Q : hilang timbul
R : diatas region sternal bawah dan abdomen bagian atas
S : 3 (0-5)
T : saat beraktifitas
c. Riwayat kesehatan dahulu
- Kaji apakah klien pernah menderita riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
- Kaji apakah klien pernah mengalami riwayat alergi obat-obatan ataupun makanan
Klasifikasi Data
Data Subjektif
- Klien merasa sesak
- Klien mengatakan Nyeri dada yang mendadak.
- Klen Merasa kesakitan pada area dada yang menjalar ke bahu, wajah, lengan, leher.
- Klien mengatakan Nyeri seperti ditusuk-tusuk, tertekan.
- Klien Merasakan nyeri yang tidak hilang dengan istrahat maupun nitrogliserin.
- Klien mengatakan Jantungnya seperti berdebar
- Klien mengatakan sering Mual
- Klien mengatakan tidak nafsu makan (Anoreksia)
12
- Klien mengatakan Takut mati
- klien sering bertanya tenyang penyakitnya
Data Objektif
- Dispnea dengan/tanpa kerja
- Nampak sesak
- Dispnea nokturnal
- Ekpansi paru tidak sempurna
- Wajah meringis
- Merintih
- Menggeliat
- Tekanan darah menurun
- Bunyi jantung ekstra ; S3 dan S4
- Takikardi
- Irama jantung tidak teratur
- Bunyi usus menurun
- Muntah
- Penurunan berat badan
- Nampak gelisah
- Perubahan mental
- Ketakutan
Analisis Data
NO S YMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1 DS :
Klien merasa sesak
DO :
Dispnea dengan/tanpa kerja
Nampak sesak
Dispnea nokturnal
Ekpansi paru tidak sempurna
Faktor prnyrbab
(infak miyocard)
Ventrikel kiri tdk mampu
Memompa darah dr paru
Tek.vena pulmonalis
Tek.kapiler paru
Pola napas tidak efektif
13
Perembesan cairan dr
Kapiler ke paru
Edema paru
Fungsi pernapasan
Dispnea
Pola napas tidak efektif
2 DS :
Klien mengatakan Nyeri dada
yang mendadak.
Klen Merasa kesakitan pada area
dada yang menjalar ke bahu,
wajah, lengan, leher.
Klien mengatakan Nyeri seperti
ditusuk-tusuk, tertekan.
Klien Merasakan nyeri yang tidak
hilang dengan istrahat maupun
nitrogliserin.
DO :
Wajah meringis
Merintih
Menggeliat
Faktor prnyrbab
(infak miyocard)
Suplai darah dan O2 ke
miokard
Hipoksia otot jantung
Metabolisme anaerob
Penimbunan asam laktat
Pelepasan mediator kimia
Nyeri
14
Persepsi nyeri di hipotalamus
Nyeri
3 DS :
Klien mengatakan Jantungnya
seperti berdebar
DO :
Tekanan darah menurun
Bunyi jantung ekstra ; S3 dan S4
Takikardi
Irama jantung tidak teratur
Faktor prnyrbab
(infak miyocard)
Gagal jantung kongestif
Daya pompa jantung
Sv (strop volum)
Penurunan curah jantung
Penurunan curah
jantung
4 DS :
Klien mengatakan sering Mual
Klien mengatakan tidak nafsu
makan (Anoreksia)
DO :
Bunyi usus menurun
Muntah
Penurunan berat badan
Gagal jantung kanan
Tdk mampu mengosongkan
vol.darah
Tek.vena jugularis
Pembesaran vena dironggga
abdomen
Mual/muntah
Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
15
Anoreksia
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan
5 DS :
Klien mengatakan Takut mati
klien sering bertanya tenyang
penyakitnya
DO :
Nampak gelisah
Perubahan mental
ketakutan
Faktor prnyrbab
(infak miyocard)
Dispnea
Perubahan status kesehatan
Stres psikologi
ansietas
Ansietas
Proritas Masalah
1. Pola napas tidak efektif
2. Nyeri
3. Penurunan curah jantung
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
5. Ansietas
16
2. Diagnosa Keperawatan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan kelebihan cairan pada paru
2. Nyeri berhubungan dengan penurunan aliran darah koroner
3. Penurunan curah jantung berhubungan dengan beruhubungan dengan kontraktilitas
miokard berkurang
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh aliran darah ke saluran gastrointestinal menurun
5. Ansietas berhubungan dengan pola penyakit dan hospitalisasi
3. Intervensi
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Tupan : setelah di
berikan tikep selama 6
hari pola nafas efektif
Tupen : setelah di berikan
tikep selama 2 hari klien
berangsur-angsur
membaik dengan kriteria
hasil :
- Pola napas efektif
dan adekuat
- Tidak ada sianosis
Kaji fungsi pernapasan.
Berikan perhatian terhadap status volume
cairan.
Berikan dorongan pada pasien untuk
napas dalam dan mengubah posisi.
Berikan posisi semi fowler
Kolaborasi pemberian ventilator
Untuk mendeteksi tanda
dini komplikasi.
Untuk mencegah
kelebihan cairan pada
paru dan jantung.
Unutk mencegah
pengumpulan cairan
dalam dasar paru.
Mengoptimilkan ekspansi
paru, mengurangi beban
fungsi paru.
2 Tupan : setelah di
berikan tikep selam 5 hari
curah jantung berangsur-
angsur normal
Tupen : setelah di
berikan tikep selama 2
hari curah jantung
beragsur-angsur membaik
dengan kriteria hasil:
- Takanan darah
normal
- Tidak
terdengar
Kaji keluhan pasien mengenai nyeri dada,
meliputi : lokasi, radiasi, durasi dan
faktor yang mempengaruhinya.
Berikan istirahat fisik dengan punggung
ditinggikan
Kolaborasi dengan tim medis pemberian :
Obat vasodilator (NTG)
Data tersebut membantu
menentukan penyebab
dan efek nyeri dada serta
merupakan garis dasar
untuk membandingkan
gejala pasca terapi.
Untuk mengurangi rasa
tidak nyaman serta
dispnea dan istirahat fisik
juga dapat mengurangi
konsumsi oksigen
jantung.
Untuk memulihkan
17
bunyi jantung
abnormal
- Bunyi jantung
normal
- Tanda-tanda
sianosis hilang.
dan antikoagulan.
Terapi trombolitik.
Preparat analgesik
(Morfin Sulfat).
Pemberian oksigen
bersamaan dengan
analgesik
otot jantung dan
untuk memastikan
peredaan
maksimum nyeri
(inhalasi oksigen
menurunkan nyeri
yang berkaitan
dengan rendahnya tingkat
oksigen yang
bersirkulasi).
3 Tupan:setelah diberikan
tikep selama 5 nyeri
dapat hilang
Tupen: setelah diberikan
tikep selama 2 hari nyeri
berkurang dengan criteria
hasil :
- klien tidak mengeluh
nyeri
- wajah klien tenang
Pantau tekanan darah, nadi perifer.
Pantau irama jantung sesuai indikasi.
Tingkatkan/dorong tirah baring dengan
kepala tempat tidur ditinggikan 45
derajat.
Diskusikan/demonstrasikan teknik
manajemen stress.
Indikator klinis dari
keadekuatan curah
jantung. Pemantauan
memungkinkan deteksi
dini/tindakan terhadap
dekompensasi.
Distritmia umum pada
pasien dengan penyakit
umum, berkenaan dengan
peningkatan tekanan dan
volume atrium serta
abnormalitas konduksi.
Menurunkan volume
darah yang kembali ke
jantung (preload) yang
memungkinkan
oksigenasi, menurunkan
regangan jantung.
Reduksi ensietas dapat
menurunkan stimulasi
jantung simpatis dan
beban kerja jantung.
Memberikan oksigen
untuk ambilan miokard
dalam upaya untuk
18
mengkompensasi
peningkatan kebutuhan
oksigen.
4 Tupan:setelah diberikan
tikep selama 3 hari
kebutuhan nutrisi dapat
terpenuhi
Tupen: setelah diberikan
tikep selama 2 hari nutrisi
dapat terpenuhi dengan
criteria hasil :
- nafsu makan baik
- porsi makan
dihabiskan
Jelaskan klien dan keluarga tentang
pentingnya makanan bagi tubuh.
Monitor jumlah makanan yang masuk
Monitor adanya muntah dan catat jumlah,
frekuensi dan warna.
Berikan makanan yang bervariasi menurut
dietnya untuk merangsang nafsu makan.
Berikan makanan dalam porsi kecil namun
sering
Tambahan asupan protein.
Kolaborasi dengan tim medik untuk
pemberian obat anti emetik.
Klien dan keluarga
dapat mengetahui
pentingnya makanan
bagi tubuh.
Untuk mengetahui
besarnya makanan yang
dikonsumsi.
Sebagai data untuk
melakukan tindakan
keperawatan dan
pengobatan selanjutnya.
Agar klien dapat
termotivasi dan
merangsang nafsu
makan.
Untuk mengurangi
perasaan dan memenuhi
kebutuhan makanan
bagi klien.
Protein tambahan
membantu perbaikan
dan penyembuhan
jaringan, trigliserida
rantai sedang
meningkatkan absorbsi
lemak dan vitamin larut
dalam lemak untuk
mencegah masalah
malabsorbsi.
Sebagai terapi untuk
menghambat
rangsangan mual dan
muntah.
19
5 Tupan:setelah diberikan
tikep selama 2 hari
aansietas dapat teratasi
Tupen: setelah diberikan
tikep selama 1 hari
ansietas berkurang
dengan kriteria
- klien tidak gelisah
- klien tidak bingung
dan tidak stres
Kaji tingkat kecemasan pasien dan
keluarganya serta mekanisme koping.
Kaji kebutuhan bimbingan spiritual.
Biarkan pasien dan keluarganya
mengekspresikan kecemasan dan
ketakutannya.
Manfaatkan waktu kunjungan yang
fleksibel, yang memungkinkan kehadiran
keluarga untuk membantu mengurangi
kecemasan pasien.
Dukung partisipasi aktif dalam program
rehabilitasi jantung.
Data tersebut
memberikan informasi
mengenai perasaan
sehat secara umum dan
psikologis sehingga
gejala pasca terapi dapat
dibandingkan.
Jika pasien memerlukan
dukungan keagamaan,
konseling agama akan
membantu mengurangi
kecemasan dan rasa
takut.
Kecemasan yang tidak
dapat dihilangkan
(respons stress)
meningkatkan konsumsi
oksigen jantung.
Kehadiran dukungan
anggota keluarga dapat
mengurangi kecemasan
pasien maupun keluarga.
Rehabilitasi jantung
yang diresepkan dapat
membantu
menghilangkan ketakutan
akan
20
4. Implementasi Dan Evaluasi
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
1 Pola napas tidak
efektif berhubungan
dengan kelebihan
cairan pada paru
MengKaji fungsi pernapasan.
Memberikanberikan perhatian terhadap status
volume cairan.
MemBerikan dorongan pada pasien untuk napas
dalam dan mengubah posisi.
MemBerikan posisi semi fowler
Kolaborasi pemberian ventilator
S : klien mengatakan
pola nafas
berangsur-angsur
membaik
O : tampak produksi
sputum
berkurang
A : masalah sebagian
teratasi
P : persepsi di
lanjutkan
2 Nyeri berhubungan
dengan penurunan
aliran darah koroner
MengKaji keluhan pasien mengenai nyeri dada,
meliputi : lokasi, radiasi, durasi dan faktor
yang mempengaruhinya.
MemBerikan istirahat fisik dengan punggung
ditinggikan
MengKolaborasi dengan tim medis pemberian :
Obat vasodilator (NTG) dan
antikoagulan.
Terapi trombolitik.
S : klien mengatakan
nyeri berkurang
O : klien nampak
tenang , skala 2 (0-5)
A : masalah sebagain
teratasi
P : intervensi
dilanjutkan
21
Preparat analgesik (Morfin
Sulfat).
Pemberian oksigen bersamaan
dengan analgesik
3 Penurunan curah
jantung
berhubungan dengan
beruhubungan
dengan
kontraktilitas
miokard berkurang
Memantau tekanan darah, nadi perifer.
Memanantau irama jantung sesuai indikasi.
Tingkatkan/dorong tirah baring dengan kepala
tempat tidur ditinggikan 45 derajat.
Mengajarkan kepada klien dan kluarga teknik
manajemen stress.
S: klien mengatakan
keadaanya mulai
membaik
O : tekanan darah
mulai normal
A : masalah sebagia
teratasi
P : intervensi di
lanjutkan
4 Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
aliran darah ke
saluran
gastrointestinal
menurun
MenJelaskan kepada klien dan keluarga tentang
pentingnya makanan bagi tubuh.
MeMonitor jumlah makanan yang masuk
MeMonitor adanya muntah dan catat jumlah,
frekuensi dan warna.
MemBerikan makanan yang bervariasi menurut
dietnya untuk merangsang nafsu makan.
S :klien mengatakan
nafsu makanya
membaik
O : porsi makan di
habiskan
A : masalah teratasi
P : intervensi di
pertahankan
22
MemBerikan makanan dalam porsi kecil namun
sering
MemberikanTambahan asupan protein.
MengKolaborasi dengan tim medik untuk
pemberian obat anti emetik.
5 Ansietas
berhubungan dengan
pola penyakit dan
hospitalisasi
MengKaji tingkat kecemasan pasien dan
keluarganya serta mekanisme koping.
MengKaji kebutuhan bimbingan spiritual.
Biarkan pasien dan keluarganya mengekspresikan
kecemasan dan ketakutannya.
Manfaatkan waktu kunjungan yang fleksibel, yang
memungkinkan kehadiran keluarga untuk
membantu mengurangi kecemasan pasien.
Dukung partisipasi aktif dalam program
rehabilitasi jantung.
S : klien mengatakan
sudah tidak cemas
lagidengan
penyakinya
O : klien nampak
tenang
A : masalahteratasi
P : intervensi di
pertahankan
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Infark miokard ( kadang disingkat AMI / infark miokard akut) adalah kematian/nekrosis
jaringan miokard akibat penurunan secara tiba-tiba aliran darah arteri koronaria ke jantung
atau terjadinya peningkatan kebutuhan oksigen secara tiba-tiba tanpa perfusi arteri koronaria
yang cukup.
Intinya AMI terjadi jika suplai oksigen yang tidak sesuai dengan kebutuhan tidak
tertangani dengan baik sehingga menyebabkab kematian sel-sel jantung tersebut.
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi
yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen
pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
askep ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilynn E; 1999; Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk perencanaan
dan pendokumentasian perawatan pasien; Edisi ke-3 Penerbit buku kedokteran EGC,
Jakarta
24
2. http://blognyanaghperawat.blogspot.com/2013/02/asuhan-keperawatan- Infark -
miokard.html
3. http://wwwdagul88.blogspot.com/2013/02/askep- Infark-Miokard u.html
4. http://areamahasiswarantau.blogspot.com/2013/02/asuhan-keperawatan- Infark -
miokard.html