infarkes i 2015
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
1/32
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
2/32
PENGANTAR
DAFTAR ISI
DARI REDAKSI
SUSUNAN REDAKTUR
PENASIHAT
Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
PENANGGUNG JAWAB
Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan
KETUA REDAKSI
Kepala Bagian Hukum, Organisasi, Dan Hubungan
Masyarakat
SEKRETARIS REDAKSI
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat
ANGGOTA REDAKSI
Dra. Rully Makarawo, Apt
Dra. Ardiyani, Apt, M.Si
Aji Wicaksono, S.Farm, Apt
Isnaeni Diniarti, S.Farm, Apt
Wasiyah, S.AP
Muhammad Isyak Guridno, S.Si, Apt
Radiman, S.E
Rudi, Amd. MI
ALAMAT REDAKSI
Jln. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kav. 4 - 9 Jakarta
Selatan
Kementerian Kesehatan RI
Setditjen Binfar dan Alkes,
Subbagian Humas Lt. 8 R.801
(021) 5214869 / 5201590 Ext. 8009
Jamu adalah warisan budaya asli bangsa Indonesia yang secara turun temurun telah
diwariskan dari generasi ke generasi. Selain itu, tak dapat dipungkiri jamu merupakan
asset nasional yang sangat potensial sehingga sudah seharusnya dikembangkan menjadi
komoditi kesehatan yang unggul dan bermanfaat.
Seiring dengan dinamika dan perkembangan zaman, diperlukan kembali untuk
meningkatkan kesadaran generasi bangsa untuk melestarikan budaya minum jamu untuk
kesehatan. Peran jamu sebagai salah bentuk obat tradisional mulai digalakkan kembali.Berbagai Kementerian telah mencanangkan program minum jamu di lingkungan
masing-masing. Jamu kembali diangkat menjadi primadona oleh Pemerintahan Kabinet
Kerja.
Gemuruh semangat yang baru terhadap jamu dan sektor obat tradisional ini kami
tuangkan dalam liputan utama Buletin Infarkes edisi perdana di tahun 2015 kali ini. Kami
dari tim redaksi menyajikan liputan utama kegiatan yang diusung oleh Kementerian
Kesehatan RI yakni Gerakan Bugar dengan Jamu. Tidak ketinggalan pula, edukasi
terhadap masyarakat untuk mewaspadai adanya kandungan bahan kimia obat (BKO) dalam
produk jamu maupun obat tradisional yang beredar di pasaran juga menjadi sangat
penting.
Berita bahagia juga datang dari Keluarga Besar Ditjen Binfar dan Alkes. Sekretaris
Ditjen Binfar dan Alkes periode 2010-2015, Drs. H.Purwadi, Apt, MM,ME, telah dilantiksebagai Inspektur Jenderal Kementerian Kesehatan pada tanggal 11 Februari 2015. Untuk
itu kami mengucapkan selamat dan sukses atas pelantikan Drs. H.Purwadi, Apt, MM,ME.
Selain menu liputan utama di atas, kami juga menyajikan berbagai konten lainnya. Ada
liputan kegiatan yang mengulas tentang momen-momen penting yang terjadi di awal
tahun 2015 ini, diantaranya adalah Rapat Kerja Kesehatan Nasional Regional Tengah. Dan
ada pula artikel ilmiah yang kiranya bermanfaat untuk kita semua. Salam Sehat!
gambar sampul:foto oleh Puskomblik Kemenkes RI
Peresmian Gerakan Bugar Dengan Jamu
Hal 03
Gerakan Nasional Bugar Dengan Jamu
(Bude Jamu) Hal 05
Minum Jamu Bersama di Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Hal 06
Penggolongan Obat Tradisional Hal 07
Mendukung Kemandirian Bahan Baku
Obat Tradisional di Indonesia Hal 08
Pembinaan Usaha Jamu Racikan (UJR) dan
Usaha Jamu Gendong (UJG) Hal 10
Formulasi Jamu yang Bermanfaat Bagi
Kesehatan Hal 11
Pemilihan Simplisia yang Baik sebagai
Bahan Baku Obat Tradisional Hal 13
Farmakope Herbal Indonesia Hal 14
Pemanfaatan Hasil Taman Obat Bagi
Keluarga (TOGA) untuk Pertolongan
Pertama Keluarga Hal 15
Menggunakan Obat Tradisional secara
Aman dan Berkhasiat Hal 17
Penandatanganan Komitmen Ditjen Binfar
dan Alkes Hal 18
Rakerkesnas Regional Tengah Tahun 2015
Hal 19
Program Indonesia Sehat untuk Atasi
Masalah Kesehatan Hal 22
Pelantikan Pimpinan Tinggi Madya
Kementerian Kesehatan RI Hal 24
Pelantikan Pejabat Eselon IV di Lingkungan
Ditjen Binfar dan Alkes Hal 25
Kanker Bukan Diluar Kemampuan Kita
Hal 26
Parasetamol: Dari Kilang Minyak Sampai
Jadi Bahan Baku Obat Hal 28
Sekilas tentang Rencana Aksi Roadmap
Pengembangan Industri Alat Kesehatan
Dalam Negeri Hal 30
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
3/32
Hal.03 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
Pada Jum'at (23/1), Menkes Nila F.Moeloek bersama MenkoPembangunan Manusia danKebudayaan Indonesia (PMK) PuanMaharani, meresmikan Gerakan Bugar
dengan Jamu (Bude Jamu) sebagai salahsatu program kesehatan nasionalberbasis obat tradisional, di halamankantor Kementerian Kesehatan RI, Jakarta. Acara diawali dengan olahragabersama Menteri PemberdayaanPerempuan, Menteri Perindustrian,Menteri Ristek & Dikti, MenteriPariwisata, Menteri Agraria Tata Ruang,Menteri Koperasi dan UKM, KepalaBNN, Kepala BPOM dan sejumlahPejabat di lingkungan Kemenkes,perwakilan Gabungan Pengusaha Jamuserta Ibu-Ibu Penjaja Jamu Gendong.
Peluncuran gerakan Bude Jamumerupakan tindak lanjut danoperasionalisasi dari komitmen kitabangsa Indonesia untuk mengangkat jamu menjadi tuan rumah di negerisendiri. Selain itu acara inidimanfaatkan sebagai ajang untukmenampilkan hasil riset dan produkberbasis jamu yang dilakukan olehKementerian Kesehatan.
Pemerintah sendiri sangatmendukung penggunaan jamu sebagaiminuman tradisional berkhasiat.
Dukungan tersebut tertuang dalam PP103 Tahun 2014 tentang PelayananKesehatan Tradisional. Gerakan Bude Jamu sendiri padaawalnya merupakan kelanjutan dari
Kemendag mulai tanggal 19 Desember2014, demikian pula halnya denganKemenko PMK dan Kemenkop UKM.
Sementara itu dalam sambutannyapada acara Peresmian Gerakan Bude Jamu, Menko PMK Puan Maharanimengatakan bahwa saat ini jamu tidaklagi dianggap sebagai minumanmasyarakat kelas menengah ke bawah.Saat ini jamu telah mengalami revolusibaik dari sisi bentuk sediaan maupunmanfaatnya.
Jamu tidak lagi sebagai stigma negatifyang dikenal masyarakat berupa bahan
yang diproduksi secara sederhana danpahit rasanya. Namun saat ini jamudapat dinikmati semua kalangan dalambentuk sediaan yang sangat praktis,enak, berkhasiat dan merupakanbagian dari gaya hidup.
“Melalui jamu yang aman, berkhasiatdan bermutu, maka pelayanankesehatan ke depan tidak hanyamenyelenggarakan pelayanankonvensional seperti yang ada sekarangini, tetapi juga menyelenggarakanpelayanan kesehatan tradisional seperti
yang tertuang pada PP 103/2014,” ujarMenko Puan. Pada kesempatan yang sama,Menkes menyatakan bahwaKementerian Kesehatan mendukung
dan mendorong Gerakan Bude Jamuuntuk kesehatan dan kebugaran. Jamu menurut Menkes meliputispektrum yang luas mulai dariminuman jamu seperti beras kencurdan sinom, sampai dengan sediaan jamu untuk pengobatan. Jamu yangberkhasiat meningkatkan kebugaranakan terus dikampanyekanpemanfaatannya untuk peningkatankesehatan, sementara jamu yangdiklaim dapat mengobati penyakit,tentunya harus melalui uji klinik yangbenar.
Pada tahun 2014, Ditjen BinaKefarmasian dan Alat Kesehatanmelakukan salah satu program inovatifdalam rangka Pembinaan Usaha JamuRacikan (UJR) dan Usaha Jamu Gendong(UJG). Setelah program pembinaan UJR- UJG tersebut dilaksanakan secaraintensif di daerah-daerah sentra obattradisional (terutama jamu), selanjutnyapada rangkaian peringatan HariKesehatan Nasional (HKN) ke-50,tepatnya pada tanggal 16 November2014 lalu, diluncurkanlah program
PERESMIAN
GERAKANBUGAR
DENGAN JAMU“Melalui jamu yang aman, berkhasiat dan
bermutu, maka pelayanan kesehatan kedepan tidak hanya menyelenggarakanpelayanan konvensional seperti yang ada
sekarang ini, tetapi juga menyelenggarakanpelayanan kesehatan tradisional seperti
yang tertuang pada PP 103/2014,”
BERITA UTAMA
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
4/32
Hal.04 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
lanjutan dari Pembinaan UJR-UJG yaitu
Gerakan Bugar Dengan Jamu olehMenkes yang didampingi SekjenKemenkes RI dr. Untung SusenoSutarjo, M.Kes; Dirjen Bina Kefarmasiandan Alat Kesehatan Dra. Maura LindaSitanggang, Apt, Ph.D; Direktur BinaProdis Kefarmasian Dra. R. DettieYuliati, Apt, M.Si dan Prof. Dr. dr. AgusPurwadianto, SH, M.Si, Sp.F(K).Peluncuran Gerakan Bude Jamu saat ituditandai dengan acara minum jamubersama seluruh pejabat dan pegawaiKemenkes.
Bahkan Gerakan Bude Jamu yang
diluncurkan pada tanggal 14 November2014 itu langsung disambut denganpositif oleh 3 Kementerian.Kementerian Perdagangan, KemenkoPMK dan Kementerian Koperasi danUKM. Menteri Perdagangan RahmatGobel pun membuat peraturan khususuntuk mewajibkan meminum jamusetiap hari jumat bagi seluruh pegawaidan sinom, sampai dengan sediaan jamu untuk pengobatan.
Kemenkes telah mengembangkansaintifikasi jamu, yaitu program
“Gerakan Bude Jamu tentunya harus
diawali oleh kita sendiri, misalnyadengan menyediakan jamu padarapat-rapat di kantor, membuka pojok jamu di tempat-tempat umum(Bandara, terminal), penyediaanmimuman jamu di hotel-hotel,termasuk penyediaan jamu di kantorkita”, sambung Menkes.
Sesuai memberikan arahan, MenkoPuan bersama Menteri Kabinet Kerjamenandatangani komitmen bersamauntuk Budaya Minum Jamu mulai daridiri sendiri, keluarga, lingkungan danmasyarakat. Acara ditutup dengan
minum jamu bersama dengan seluruhtamu dan undangan.
Sebelumnya, kegiatan minum jamubersama juga telah diadakan tiga kaliyaitu di Kementerian Perdagangan (16Desember 2014), KementerianKoperasi (9 Januari 2015) danKementerian Perindustrian (19 Januari2015). Rencananya kegiatan minum jamu akan terus dilakukan bergiliran disetiap kementerian.
penelitian berbasis layanan untuk
mendapatkan bukti ilmiah agarmendapatkan jamu yang bermutu danberkhasiat. Melalui saintifikasi jamudibentuk jejaring dokter saintifikasi jamu, yang memberikan layanan jamudan layanan penelitian. Sampai saat inisudah ada lebih 600 dokter saintifikasi jamu yang tersebar di seluruh provinsidan sudah terlibat penelitian di klinik jamu.
Lebih lanjut, Menkes menjelaskansesuai dengan UU No. 36 Tahun 2009tentang Kesehatan, PembangunanKesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan,dan kemampuan hidup sehat bagisetiap orang agar terwujud derajatkesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya, sebagai investasi bagipembangunan sumber daya manusiayang produktif secara sosial danekonomis.
Dengan demikian akan didapatformula jamu yang terbukti berkhasiataman dan dapat digunakan padapelayanan kesehatan dan dipakai olehmasyarakat.
BERITA UTAMA
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
5/32
Hal.05 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
Gerakan NasionalBugar dengan Jamu(Bude Jamu)Latar Belakang
1. Usaha Jamu Racikan (UJR) danUsaha Jamu Gendong (UJG)merupakan usaha rakyat yangmendukung upaya kesehatandan mempunyai nilai ekonomidan sosial budaya.
2. Berdasarkan Peraturan Menteri
Kesehatan No. 006 tahun 2012,pembinaan terhadap industridan usaha obat tradisionaldilaksanakan secara berjenjangoleh Direktur Jenderal, DinkesProvinsi dan Dinkes Kab/Kota.Pembinaan terhadap UJG danUJR dilaksanakan olehDinkes Provinsi danDinkes Kab/Kota.
Tujuan
Menggerakkan
seluruh elemenmasyarakat untukmelestarikanBudayaMinum Jamu.
Visi
Menjadikan Jamu sebagai PilihanPertama untuk Menjaga KesehatanKeluarga,
Misi
1. Melestarikan budaya minum jamu untuk mendukungIndonesia Sehat sekaligusmenggerakkan ekonomi rakyat
2. Menjamin jamu yang aman,bermutu dan bermanfaat,
Kekuatan yang dimiliki dalammengembangkan UJG UJR
1. Sumber Daya Alam 2. Sumber Daya Manusia 3. Budaya
4. Angaran5. Kelembagaan
Target yang ingin dicapai
1. Jamu aman, bermutu,bermanfaat
2. Budaya minum jamu 3. Nilai tambah dan daya saing 4. Kesejahteraan Pelaku Usaha dan
Masyarakat.
Strategi: 6 Optimalisasi
Strategi 1: OptimalisasiPenguatan SDM
Penguatan SDM pembina ditingkat Kabupaten/Kota merupakanhal yang mendasar bagipelaksanaan pembinaan terhadapUJG UJR. Penguatan SDM
dilaksanakan dengan meningkatkanpemahaman dan ketrampilanpembina serta menyiapkanbahan-bahan pendukungpembinaan.
Strategi 2: OptimalisasiPembinaan, Pengawasan danPengendalian
Pembinaan, pengawasan danpengendalian untuk memastikanUJG dan UJR dapat menghasilkan jamu yang aman, bermutu danbermanfaat.
Strategi 3: Optimalisasi Promosi
Promosi untuk meningkatkancitra jamu dan mengembalikankecintaan masyarakat terhadap jamu, dengan Gerakan NasionalBugar Dengan Jamu “GERNAS BUDE JAMU”.
Strategi 4: OptimalisasPemberdayaan
Masyarakat
Pemberdayaanmasyarakat
bertujuan untuk
meningkatkankecintaan
masyarakatterhadap jamu dan edukasi terhadap
pemilihan dan penggunaan jamu yangaman, bermutu dan bermanfaat
Strategi 5: Optimalisasi Pembiayaan
Pemanfaatan potensi anggaranbaik dari pemerintah, swastamaupun swadaya masyarakat.
Strategi 6: OptimalisasiPenguatan Jejaring dan ProgramTerpadu
Peningkatan koordinasi lintasprogram, lintas sektor, Asosiasi,Perguruan Tinggi dan swasta.Program dilaksanakan secaraterpadu supaya lebih baik danterkontrol.
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
6/32
Hal.06 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
Pada tanggal 13 Februari 2015,sejumlah menteri berkumpul dikantor Menteri Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat (PUPR) dalamacara senam bersama sambil minum jamu bertempat di halaman GedungKantor Kementerian PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat.
Acara ini dihadiri pula olehMenteri Perdagangan RachmatGobel, Menteri Pertanian Andi AmranSulaiman, Menteri Komunikasi danInformatika Rudiantara, MenteriKoperasi dan UKM Puspayoga, sertaMenteri Agraria dan Tata Ruang FerryMursyidan Baldan. Hadir pula CEO PTMustika Ratu Putri K Wardhani danOwner PT Mustika Ratu BRA MooryatiSoedibyo. Sementara itu,Kementerian Kesehatan dalam acaraini diwakili oleh Dirjen BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan Dra.Maura Linda Sitanggang, Ph.D.
jaman dulu tersebut perludilestarikan. Untuk itu, agenda minum jamu dilakukan oleh para MenteriKabinet Kerja Jokowi - JK secara rutinsetiap bulan dan lokasinyabergantian. Sebelumnya berkaitandengan hal tersebut, KementerianKesehatan telah meluncurkanGerakan Bugar Dengan Jamu padatanggal 23 Januari 2015 yangdisambut baik oleh kementerianlainnya.
Dengan dilaksanakannya GerakanBugar Dengan Jamu diharapkan agarseluruh elemen masyarakat dapatikut melestarikan budaya minum jamu. Target yang ingin dicapaimelalui gerakan ini antara lain; jamuaman, bermutu, bermanfaat,membudayakan minum jamu, nilaitambah dan meningkatkan daya saingserta kesejahteraan pelaku usaha jamu dan masyarakat Indonesia.
Kementerian PUPR merupakanKementerian ke-7 yangmenyelenggarakan acara ini setelahsebelumnya telah dilaksanakanKementerian Perdagangan,Kementerian Koperasi dan UKM,Kementerian Perindustrian,Kementerian Kesehatan, danKementerian Pemuda dan Olahraga.
Usai acara senam pagi danminum jamu, para Menteri KabinetKerja yang hadir tersebut melakukanpemukulan bola Gateball bersama 5Finalis Putri Indonesia sertadilanjutkan eksibisi Gateball pejabatEselon 1 Kementerian PUPR dengantim Gateball Dharma WanitaKementerian PUPR.
Menurut Kepala Pusat KomunikasiPublik Kementerian Pekerjaan Umumdan Perumahan Rakyat, DjokoMursito, tradisi minum jamu yangtelah diwariskan oleh para leluhur
MINUM JAMU BERSAMA DI KEMENTERIANPEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
7/32
Dewasa ini pengembangan obattradisional sudah semakin pesatkarena mulai didukung oleh berbagaipenelitian serta menggunakanteknologi tinggi. Hingga tahun 2015tercatat terdapat 86 Industri ObatTradisional (IOT) yang berdiri diIndonesia disusul dengan tumbuhnyaUsaha Kecil Obat Tradisional (UKOT)dan Usaha Mikro Obat Tradisional(UMOT). IOT, UKOT dan UMOTmerupakan industri dan usaha yangmemproduksi produk obattradisional yang berkualitas danberstandar, dihasilkan melalui suatuproses yang terstandar pada setiaptahapan. Semua produk yangberedar di Indonesia wajib memilikiizin edar/terregistrasi di BadanPengawas Obat dan Makanan(BPOM).
Berdasarkan Keputusan KepalaBadan Pengawas Obat dan Makanan
Republik Indonesia NomorHK.00.05.4.2411 Tahun 2004 TentangKetentuan Pokok Pengelompokandan Penandaan Obat Bahan Alam
Fitofarmaka adalah obat herbalterstandar yang telah dilakukan
pembuktian lebih tinggi secara ilmiah.Pada Fitofarmaka telah dilakukanpengujian klinik.
Saat ini, kurang lebih 20.000produk jamu, 41 produk ObatHerbal Terstandar dan 6 produkFitofarmaka telah beredar diIndonesia
Hal.07 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
Fitofarmaka
JAMU
Obat HerbalTerstandar
Jamu merupakan bagian dari obattradisional yang digunakan secara
turun temurun dan baru memilikiklaim penggunaan sesuai dengan jenispembuktian tradisional (secaraempiris/turun temurun).
Obat Herbal Terstandar (OHT)
adalah obat tradisional yang sudahdibuktikan mutu, keamanan danmanfaatnya secara ilmiah sertamenggunakan bahan baku yang telahmemenuhi standar. Pada OHT telahdilakukan uji pra-klinik.
Indonesia, Obat Tradisional diIndonesia dikelompokkan menjadi Jamu, Obat Herbal Terstandar danFitofarmaka
PENGGOLONGAN
OBAT TRADISIONAL
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
8/32
Indonesia memiliki sumber dayaalam yang melimpah. Dari hasil bumitersebut salah satunya ialah tanamanobat yang digunakan secara luassebagai obat tradisional. Secaraetimologi, obat tradisional melingkupi3 dimensi manfaat yang luas yaitumelingkupi dimensi sosial budaya,dimensi kesehatan, dan dimensiekonomi. Dilihat dari dimensi sosialbudaya dan kesehatan, di Indonesiatanaman obat dan obat tradisionalmerupakan suatu warisan budaya
yang telah digunakan secara turuntemurun dan luas untuk memeliharakesehatan masyarakat. Khasiat obattradisional pun telah terbukti secaraempirik melalui penggunaan dimasyarakat. Sedangkat dilihat daridimensi ekonomi, obat tradisionalindonesia telah banyak berkiprahdalam pembangunan ekonomi melaluiusaha kecil dan industri besar mulaidari usaha jamu gendong (UJG) dan
usaha jamu racikan (UJR) sampaiindustri obat tradisional.
Walaupun telah digunakan secaraluas dengan pangsa pasar mencapaiRp13 triliun pada tahun 2012 dandiperkirakan meningkat menjadi Rp20triliun pada 2015 (Sumber: GP JamuIndonesia), industri obat tradisionalmasih bergantung dengan bahanbaku obat tradisional (BBOT) impor.Kuotanya impor BBOT sendirimencapai 60% dari seluruh BBOTyang digunakan di dalam negeri.
Berdasarkan hasil kajian,permasalahan utama tingginya imporBBOT ini selain kuota suplai BBOTdalam negeri yang belum stabil, jugakarena BBOT dalam negeri belumdapat memenuhi standar dan kualitasyang ditetapkan dengan baik dankontinyu dari batch ke batch-nya.
Salah satu upaya pemerintahkhususnya Kementerian Kesehatanmelalui Ditjen Binfar dan Alkes untuk
Hal.08 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
Mendukung Kemandirian Bahan Baku ObatTradisional di Indonesia
Hasil Riskesdas tahun2010 menyatakan
bahwa 55,3% penduduk Indonesia
menggunakan obattradisional (jamu)untuk memeliharakesehatannya dan
95,6% pengguna obattradisional mengakuiobat tradisional yang
digunakan sangat bermanfaat bagi
kesehatan.
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
9/32
dengan suplai yang kontinyu sertamenyiapkan bahan baku pembuatanekstrak yang terstandar bagi industriekstrak bahan alam (IEBA). Tujuanpembangunan PED ialah Menampungsimplisia hasil dari P4TO untuk diolah
menjadi ekstrak yang dapatmemenuhi standar dan persyaratanyang ditetapkan. Selain itu, PED jugadapat menerima toll ekstraksi daripengusaha kecil obat tradisional(UKOT, UMOT, UJG, UJR); maupunmasyarakat umum. Untuk mencapaitujuan tersebut, fasilitasi P4TO danPED harus didukung peralatan danmesin yang terstandar dan memenuhipersyaratan.
Berdasarkan standar peralatan danmesin yang difasilitasi untuk P4TO
melingkupi mesin sortir, pencuci,perajang, pengiris (slicer ), pemotongdaun (chopper ), pengering ovenblower , pengering hybrid , penggiling,pengemas, peralatan moisture balance,timbangan-timbangan, peralatanlaboratorium dan quality control , sertaperalatan laboratorium mikrobiologi.Sedangkan untuk PED melingkupimesin dan peralatan ekstraktor (unitekstraktor dan unit evaporator),peralatan pengolah ekstrak (mixing dan penepung), mesin pengemas,
peralatan utilitas dan penunjang, sertaperalatan laboratorium. Berdasarkanaspek kekayaan negara dan barang
Hal.09 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
meningkatkan standar dan kualitasBBOT yang dihasilkan di dalam negeriialah melalui Fasilitasi Peralatan PusatPengolahan Pasca Panen TanamanObat (P4TO) dan Pusat Ekstrak Daerah(PED). Skema fasilitasi ini merupakan
suatu bentuk partnership dannetworking pemerintah pusat dandaerah yang telah dilaksanakan padatahun 2012 dan 2013.
Tujuan jangka panjang dari P4TOdan PED ini ialah mendukung programpemerintah seperti saintifikasi jamuserta pelayanan kesehatan tradisional,alternatif dan komplementer lainnyademi mencapai derajat kesehatanmasyarakat yang paripurna.Sedangkan, tujuan khususpembangunan P4TO ialah membantu
petani untuk menyiapkan BBOTberupa simplisia yang memenuhistandar dan persyaratan. Simplisiaialah bahan alam yang dipergunakansebagai obat dan belum mengalamipengolahan apapun dan kecualidinyatakan lain, berupa bahan yangtelah dikeringkan (Sumber: MateriaMedika Indonesia). Melihat dari siklusproduksi, P4TO ini diharapkan dapatmembantu pelaku usaha obattradisional yaitu usaha kecil obattradisional (UKOT) dan usaha mikro
obat tradisional (UMOT) untukmendapatkan simplisia yangmemenuhi standar dan persyaratan
milik negara (BMN), keseluruhanperalatan tersebut baik P4TO dan PEDdalam prosesnya kemudiandihibahkan oleh Ditjen Binfar danAlkes kepada pemerintah daerah.Diharapkan P4TO dan PED ini
kedepannya dapat beroperasionalsebagai badan usaha BUMD ataupunUPTD.
Kunci utama untuk mendukungpengembangan P4TO dan PED iniialah komitmen dan sinergitas yangkuat dan komprehensif antarapemerintah pusat, pemerintahdaerah, serta kemitraan bisnis danindustri. Kedepannya, Ditjen Binfardan Alkes akan terus melaksanakanpembinaan dan advokasi terhadapP4TO dan PED dengan bersinergi
dengan instansi lain baik pemerintahmaupun swasta. Pembinaan danadvokasi direncanakan akandilaksanakan diantaranya melaluipelatihan operasional peralatan danmesin bekerjasama dengan BPPT danLIPI; pelatihan good agriculture practice (GAP) dan post-harvest treatment bekerjasama dengan KementerianPertanian; pelatihan Cara PembuatanObat Tradisional yang Baik (CPOTB)bekerjasama dengan Badan POM;pelatihan aspek ekonomi makro dan
mikro bekerjasama denganKementerian Koperasi-UMKM dan GP
Jamu Indonesia; serta pelatihan aspekperdagangan dan tradingbekerjasama dengan KementerianPerdagangan.
Program P4TO dan PED tersebutkedepannya diharapkan dapatberjalan dengan kontinyu danberkesinambungan sehingga dapatmenghasilkan produk BBOT yangmemenuhi standar dan persyaratan;terjamin mutu, keamanan, dankemanfaatan; berdaya saing; sertadengan suplai yang cukup dankontinyu. Akhirnya, keseluruhanproduksi P4TO dan PED yangdilaksanakan dengan sinergisme,komitmen, dan komprehensif tersebutdiharapkan selain dapat meningkatkanperekonomian masyarakat di daerah,
juga mendukung upaya kemandirianbahan baku obat tradisional diIndonesia.
TOPIK UTAMA
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
10/32
Hal.10 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
PEMBINAAN USAHA JAMU RACIKAN (UJR) DANUSAHA JAMU GENDONG (UJG)
Jamu merupakan budaya bangsaIndonesia yang diwariskan secaraturun temurun dan dikembangkandari generasi ke generasi, sehinggamenjadi produk yang memiliki nilai
ekonomi, memberikan manfaat bagikesehatan dan dapat menjadiidentitas bangsa.
Meningkatnya kecenderunganmasyarakat untuk back to nature menuntut tersedianya produkberbahan alam yang aman, bermutudan bermanfaat serta dikemas secarapraktis sesuai dengan pola hidupmodern.
Di Indonesia, jamu mudah untukdidapat melalui Usaha Jamu Racikan(UJR) dan Usaha Jamu Gendong (UJG).
UJR dan UJG merupakan lini terdepandalam pengenalan terhadap jamu diIndonesia. UJR memiliki depot jamuyang menyediakan berbagai varian jamu baik jamu segar maupun jamuseduhan. UJG akan lebih mudahditemui karena UJG menjajakan jamunya secara berkeliling ketempat-tempat tertentu, jamu yangdijual biasanya jamu segar yangditempatkan dalam wadah botol. BaikUJR dan UJG menyajikan berbagai
varian jamu untuk menjagakebugaran tubuh dan sangat diminatioleh berbagai kalangan, baikanak-anak, anak muda, dewasa danyang sudah berumur sekalipun.
Sebagian besar jamu dikonsumsi olehorang yang sehat.
Dalam penyediaan jamu yangaman dan bermafaat maka DirektoratBina Produksi dan Distribusi Obatdan Obat Tradisional, Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan AlatKesehatan melaksanakan pembinaanterhadap UJR dan UJG melaluikegiatan Workshop Usaha JamuRacikan (UJR) dan Usaha JamuGendong (UJG). Dalam Kegiatan ini,Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan jugamenggandeng sejumlah stakeholder terkait seperti Pusat PromosiKesehatan, Balai Besar Penelitian danPengembangan Tanaman Obat danObat Tradisional (B2P2TOOT), BalaiPenelitian Tanaman Obat danAromatik (Balitro)-KementerianPertanian, dan GabunganPerusahaan Jamu (GP Jamu).
Melalui kegiatan ini, pelaku UJRdan UJG diharapkan dapat
meningkatkan pengetahuan dalamhal pemilihan bahan baku jamu dandapat menerapkan higiene dansanitasi pada saat pembuatan.Disamping itu, banyaknya temuan
yang dilakukan oleh BPOM terkait jamu ber-BKO merupakan dasar bagiKementerian Kesehatan untukmemberikan pengenalan terhadapBahaya Bahan Kimia Obat (BKO). UJRdan UJG juga dibekali denganpengetahuan untuk meningkatkanperekonomiannya denganmenciptakan inovasi-inovasi produk jamu serta kiat-kiat memilih obattradisional yang benar.
Hingga tahun 2014, telahdilaksanakan 10 pertemuan
Workshop Usaha Jamu Racikan (UJR)dan Usaha Jamu Gendong (UJG) di 8provinsi di Indonesia. Rencana tahun2015 kegiatan ini akandiselenggarakan di 5 provinsi.Kementerian Kesehatanberkomitmen untuk dapatmengangkat citra jamu sebagai asetbangsa yang perlu dilestarikan dandidaftarkan ke UNESCO sebagaiwarisan budaya dunia (WorldHeritage).
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
11/32
Formulasi Jamu yang BermanfaatBagi Kesehatan
Hal.11 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
Kunyit Asem
Manfaat :Menghilangkan bau badan,melancarkan haid, melancarkanpencernaan
Komposisi :1 Kg kunyit segar,¼ Kg asem jawa,½ Kg gula aren,garam,gula pasir.
Cara Pembuatan :Cuci bersih semua bahan, haluskankunyit segar, tambahkan air, perassampai mendapatkan 3 liter hasilperasan, masukkan semua bahan,rebus hingga mendidih, saring dandinginkan.
Beras Kencur
Manfaat :Mengurangi pegal, menghilangkanmasuk angin, flu, pilek, demam danbatuk.
Komposisi :1 ons beras sangrai,1 Kg kencur segar,½ kg gula aren,¼ kg Jahe segar,1 sdm adas pulowaras,1 sdm kapulaga,1 sdm kembang lawang serbuk1 sdm kedawung sangrai,sereh,kayu manis,
garam,gula.
Cara Pembuatan :Cuci bersih kencur segar dan jahesegar, haluskan, tambahkan 3 liter air,peras, masukkan semua bahan, rebushingga mendisih, saring dandinginkan.
Temu Lawak
Manfaat :Melindungi fungsi hati, mengeluarkan
racun, meningkatkan nafsu makan
Komposisi :3 liter air,1 kg temulawak
Cara Pembuatan :Kupas Temulawak, cuci bersih,haluskan, peras, tambahkan air dangaram, rebus hingga mendidih, saringdan dinginkan
Gula Asem
Manfaat :Pelangsing, tidak mudah haus, antioksidan
Komposisi :1/2 kg Gula aren,1/4 kg asem jawa,Air 3 liter, garam
Cara Pembuatan :Rebus Air, gula, asem jawa dan garamsampai mendidih, saring dandinginkan
Kunyit Sirih
Manfaat :
Menghilangkan keputihan, sari rapet.
Komposisi :1 Kg Kunyit segar,1 ikat daun sirih,1/4 Kg temu kunci,5 biji pinang,1/2 Kg gula aren,1/4 Kg asem jawa,garam.
Cara Pembuatan :Cuci bersih Kunyit, daun sirih dan
temu kunci, haluskan kunyit dan temukunci, peras, tambahkan daun sirih,biji pinang yang sudahdimemarkan,gula arendan asem jawa, rebussampai mendisih,saring dan dinginkan.
Cabe Puyang
Manfaat : Pegal, melancarkanperedaran darah
Komposisi :15 buah Cabe Jawa,1 kg Lempuyang segar,
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
12/32
Hal.12 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
1/4 kg Kunyit segar,3 Liter Air.garam
Cara Pembuatan :Cuci bersih kunyit dan lempuyang,haluskan, peras, tambahkan air, cabe Jawa dan garam, rebus sampaimendidih, saring dan dinginkan
Sinom
Manfaat :Pelangsing, penyegar badan
Komposisi :1 kg Daun Asem,1/4 kg Asem Jawa,1/2 kg Kunyit,1/2 kg gula aren,
garam
Cara Pembuatan :Cuci bersih kunyit dan daun sinom,haluskan kunyit, peras,tambahkan air,masukkan daun sinom yang sudahdihilangkan tangkainya, asem jawa,gula aren dan garam, rebus sampaimendidih, saring dan dinginkan
Minuman Secang
Manfaat :Penyegar badan (tonikum), Pegal,masuk angin, kembung danmelancarkan peredaran darah
Komposisi :1/4 Kg Kayu Secang,1/4 Kg Jahe segar,1/2 Kg Gula putih,1 sdm kapulaga,1 sdm kembang lawang,1 biji pala,1 batang mesoyi,
5 batang sereh,7 lembar daun jeruk,7 lembar daun pandan,11 buah cabe jawa,15 buah cengkeh,1 batang kayu manis,3 Liter air,garam.
Cara Pembuatan :Cuci Bersih semua bahan, iris jahe,masukkan semua bahan, tambahkan
air, rebus sampai mendidih, saringdan dinginkan.
Pahitan
Manfaat :Menghilangkan gatal, alergi,mengeringkan luka, mengurangiasam urat
Komposisi :1/4 Kg Sambiloto,1 batang brotowali,1 genggam akar alang-alang,1 genggam ceplik sari,3 Liter air.
Cara Pembuatan :Cuci Bersih semua bahan, tambahkanair, rebus sampai mendidih, saringdan dinginkan.
Anggur Jamu
Manfaat :Sebagai campuran untukpenghangat, gunakan hanya sedikit
Komposisi :2 Liter Air,1 Kg Gula putih,½ Kg Daun Mint/Daun Poko
Cara Pembuatan :Gula putih disangrai sampaimengental, kemudian tambahkan airmatang, masukkan daun mint, aduk
hingga air menjadi 1,5 Liter, saringdan dinginkan.
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
13/32
Hal.13 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
Indonesia dikenal secara luas
sebagai mega senterkeanekaragaman hayati yangterbesar di dunia, yang terdiri daritumbuhan tropis dan biota laut. Dibumi kita ini diperkirakan hidupsekitar 40.000 spesies tumbuhan,dimana 30.000 spesies hidup dikepulauan Indonesia. Diantara30.000 spesies tersebut, diketahuisekurang-kurangnya 9.600 spesiestumbuhan berkhasiat sebagai obatdan kurang lebih 300 spesies telahdigunakan sebagai bahan obat
tradisional oleh industri/usaha obattradisional. Sebagai suatu Negaradengan wilayah yang mempunyaitingkat keanekaragaman hayati yangtinggi, potensi sumber daya alamtumbuhan yang ada merupakansuatu aset dengan nilai keunggulankomparatif dan sebagai suatu modaldasar utama dalam upayapemanfaatan dan pengembangannyauntuk menjadi komoditi unggulan.
Jamu merupakan salah satubentuk pemanfaatan
keanekaragaman hayati yangmemegang peranan penting dalammeningkatkan kualitas kesehatanmelalui peningkatan daya tahantubuh/stamina, menjaga danmemelihara kesehatan sertamembantu mengurangi gangguanpenyakit tertentu. Denganbergesernya kearah trend back tonature, jamu akan terus berkembangditengah pesatnya persaingan
obat-obatan konvensional. Jamu
sebagai warisan budaya bangsa,dapat dengan mudah didapatkanmelalui pengusaha jamu gendongyang secara rutin berkeliling diberbagai tempat, pengusaha jamuracikan yang memiliki depot jamuyang terdapat pada tempat tertentudan produk jamu jadi yang dapatditemui di toko obat tradisional. Kemanan, mutu dan manfaat jamutidak terlepas dari bahan baku yangdigunakan dalam pembuatan jamu.Simplisia merupakan bahan baku
alamiah yang dipergunakan sebagaiobat tradisional yang belummengalami pengolahan. Bagiantanaman yang biasa dijadikan sebagaisimplisia yaitu daun, rimpang, bunga,biji dan kulit kayu. Terdapat 2 jenissimplisia yang dapat digunakan dalampembuatan jamu yaitu simplisiabasah atau simplisia kering. Jikasimplisia yang digunakan memilikikondisi yang kurang baik maka zataktif yang terkandung dalam bahanbaku jamu dapat berkurang atau
bahkan tidak ada sama sekali,sehingga diperlukan prosespemilihan simplisia yang baik danbenar.
Simplisia basah yang baik dapat
dilihat secara organoleptis terhadapbagian tanaman yang digunakan(tidak layu, warna hijau, kaku, tidakkeriput, kulit rimpang mengkilat), kulitrimpang dalam keadaan utuh, tidakbertunas, memiliki warna irisanmelintang yang cerah dan berbaukhas, tidak terserang hama, tidakterkelupas, dan tidak busuk. Simplisia kering (simplisia basahyang telah mengalami prosespengeringan) perlu memperhatikantingkat kekeringan simplisia, memiliki
ciri yang mudah patah (rimpang),mudah diremas (daun) dan tidakberjamur. Untuk pemilihan simplisia yangbenar, perlu diperhatikan agar tidakkeliru dengan bahan baku yanghampir sama terutama untuksimplisia kering, contohnya simplisiatemu giring dengan simplisia temumangga, atau temu lawak dengankunyit. Dengan pemilihan simplisia yangbermutu baik dan benar maka
diharapkan akan menghasilkan jamuyang aman, bermutu dan bermanfaatdalam menjaga kebugaran tubuh.
PemilihanSimplisia yang
BaikSebagaiBahan baku
ObatTradisional
TOPIK UTAMA
Rimpang segar
dan utuh,
belum bertunas
Rimpang tua
dan Irisan
melintang
rimpang cerah
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
14/32
Hal.14 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
FARMAKOPE HERBAL
INDONESIA Indonesia mempunyai potensikekayaan tanaman obat yangmelimpah. Sejak zaman dulu sampaisekarang masyarakat Indonesia telahmemanfaatkan tanaman obat sebagai jamu. Jamu sebagai warisan leluhur,tertulis di Serat Centini dan adadalam pahatan relief CandiBorobudur dan Prambanan. DataRiset Kesehatan Dasar (Riskesdas)tahun 2010 menyebutkan bahwa50% masyarakat Indonesia
menggunakan jamu, dan 96%diantaranya merasakan manfaatnyauntuk menjaga kesehatan. Undang-undang Kesehatan (UUNo. 36 tahun 2009) mengamanahkanagar sediaan obat tradisional harusmemenuhi standar dan persyaratanyang ditentukan. Untuk memastikanagar obat tradisional yang beredaraman, bermutu dan bermanfaat,Pemerintah melaksanakanpengaturan, pembinaan,pengawasan, pemberdayaan
masyarakat mengenai obattradisional secara profesional,bertanggungjawab, independen, dantransaparan. Industri dan usaha obattradisional juga bertanggung jawabatas mutu dan keamanan produknyaagar sesuai dengan standar danpersyaratan, dalam rangkamelindungi kesehatan masyarakat. Standar merupakan instrumenlegal dan sah yang harus diterapkansebagai perlindungan masyarakatdari produk yang tidak memenuhistandar, baik dari dalam maupun luarnegeri. Selain itu standar diperlukanuntuk pengembangan pasar ekspor.Standar obat tradisional/ obat herbaldibutuhkan antara lain untukpengawasan mutu, pengembanganindustri dan perdagangan. Farmakope Herbal Indonesia (FHI)ditetapkan sebagai standar mutuyang diterapkan pada bahan bakuobat tradisional,
dengan tujuanuntuk menjaminobat tradisionalyang dihasilkanaman, bermutudan bermanfaat.Farmakopeadalah outputfisik dari suatuprosesstandarisasiyang
didukungkegiatanpenelitian danlegalitas. FHImerupakan bukustandar untuksimplisia dan ekstrakyang berasal daritumbuhan. Standar iniberisi persyaratan mutu yangterdiri dari organoleptik,makroskopik, mikroskopik,kandungan kimia, metode analisis
termasuk prosedur danperalatannya. Telah diterbitkan FHIEdisi I pada tahun (2008), Suplemen 1FHI Edisi 1 (2011), Suplemen 2 FHIEdisi I (2011) dan Suplemen 3 FHIEdisi I (2013), dengan jumlah total212 monografi. Standarisasi ini menjadi semakinpenting pada era globalisasisekarang, terlebih lagi dengandicanangkannya Masyarakat EkonomiASEAN (MEA) tahun 2015 yang akanmeningkatkan liberalisasiperdagangan. Semakin masifnya obattradisional luar masuk ke negara kita,begitu juga obat tradisional ilegal dansubstandar, mengharuskan kitamempunyai standar yang efektifuntuk memilah dan memilih bahanbaku dan produk obat tradisionalyang aman, bermutu dan bermanfaatyang digunakan oleh masyarakatIndonesia.
Di sisi lain, globalisasi membukapeluang pasar yang lebih luas
Populasi ASEAN pada 2012mencapai 617,68 juta jiwadengan pendapatan
domestik bruto 2,1 triliundolar AS. Pasar obat
tradisionainternasiona
pada tahun 2020diperkirakan
US $ 150Milyar
dimana0,22%
diantaranyaada d
Indonesia(Data GP
Jamu 2012)Indonesia yang
mempunyai potensi yangbesar di bidang obat tradisiona
harus memanfaatkan momen insebaik-baiknya, dengan
mengembangkan citra obattradisional khas Indonesia yang
bermutu dan berdaya saing. Olehkarena itu salah satu strategi kitaadalah mendorong industri dan
usaha untuk semakin meningkatkanmutu produk dan mampu memenuh
standar dan persyaratan FHIsehingga dapat bersaing di tingkat
global
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
15/32
Hal.15 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
TOPIK UTAMA
Tanaman Cara pemanfaatan Manfaat
Sirih Air rebusan daun sirih Sakit gigi (kumur-kumur), Jerawat
(cuci muka), Keputhan (cebok)
Jambu Biji Perasan daun jambu Diare
Jeruk nipis Perasan jeruk nipis Batuk
Kencur Perasan kencur Batuk
Temulawak Perasan+madu atau air rebusan
temulawak
Menjaga fungsi hat, penambah
nafsu makan
Kumis kucing Air rebusan daun kumis kucing Memperlancar urin
Lidah buaya Daging lidah buaya Oleskan pada luka bakar
Bawang merah Bawang merah dihaluskan Demam (tempelkan di dahi),
Masuk angin (balurkan dipunggung)
Kunyit Perasan atau air
rebusan+asam+gula jawa
Memperlancar menstruasi
Jahe Air rebusan Masuk angin dan perut kembung
Katuk Daun katuk dimasak Memperlancar ASI
Belimbing wuluh Air perasan+garam Batuk
Cincau Air perasan Menurunkan tekanan darah tnggi
Daun Pepaya Perasan Penambah nafsu makan
Lengkuas Getah rimpang Digunakan untuk luka pada kulit,
panu (ditempel)
PEMANFAATAN HASIL TAMAN OBAT KELUARGA (TOGA)
UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA KELUARGA
MINUMAN SEHAT.JUS DAN JAMU
TIPS:Pilihlah buah-buahan lokal yang segar. Jus dibuat segar, langsung diminum. Jus bisa ditambahkan es sesuai selera.
Melangsingkanbadan:PisangTomatApel
Jeruk nipisAir rebusan daun
jati belanda
Meningkatkandaya ingat:
ManggaApel
Jeruk nipis
Air rebusan daunpegagan
MenghilangkanPMS (nyeri saat haid):
Semangka Jeruk nipis
Air perasan kunyit Jahe
Menurunkankolesterol:
Buah naga merahRosella
Nanas termasukhatinya
Meningkatkandaya tahan
tubuh:TomatWortel
Jeruk nipisAir rebusan
meniran
Penurun darah tinggi:NanasAir perasan jeruk nipisAir perasan daun cincauSeledriMentimun
Menghilangkanjerawat:
ApelTomat
Jeruk nipisMentimun
Minuman hangat:Wedang jahe: jahe, gula batu.Lemon grass: jahe, sereh, madu.Wedang uwuh: secang, jahe, kayumanis, cengkeh, pala, gula batu.
Minuman dingin:Green jelly: cincau, kuah (santan, gula jawa, jahedan sereh)Ginger soda: sirup jahe, sereh, air soda.Sanapis: Sawi, nanas, jeruk nipis.
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
16/32
Hal.16 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
ARTIKEL UTAMA
Indonesia memiliki kekayaan alamberlimpah, termasuk di antaranya jenis tumbuh-tumbuhan yangberagam. Oleh karena itu sejakzaman dulu nenek moyang telahmemanfaatkannya bukan hanyasebagai sumber makanan, tetapi jugaobat tradisional. Hingga saat ini dimana ilmu pengetahuan danteknologi telah maju, obat tradisional
masih digunakan secara meluas diberbagai belahan dunia. Sejumlahmasyarakat meyakini bahwa obattradisional lebih aman dibandingkanobat modern karena dianggap tidakmemiliki atau minimal efek samping.Apakah benar demikian?
Sebagian besar obat tradisionalproduksi pabrik di Indonesiadipromosikan dengan caraberlebihan. Tidak jarang obat
tradisional atau sering disebut herbal,dikatakan dapat mengobati berbagai
jenis penyakit, padahal hanyamengandung satu atau dua jenis zatberkhasiat. Selain itu ada yangdiproduksi dengan cara tidak tepat,sehingga kandungan aktifnya tidaktersari dengan baik dan akibatnyatidak berkhasiat. Di lain pihak, adaobat tradisional yang diketahui palsuatau mengandung zat kimia tertentu(obat sintetis), namun dipasarkan dan
dipromosikan sebagai obattradisional. Namun sayangnyamasyarakat tidak menyadari danmempercayai begitu saja iklan daripabrik atau distributor. Dalam hal penggunaan obatberbasis bukti ilmiah (evidence basedmedicine), obat tradisional tidakdianjurkan sebagai pilihan dalampengobatan. Hal ini disebabkan jarangnya studi ataupun uji klinis yangmembuktikan efek dari obat tersebut
secara ilmiah pada manusia. Hanyaada beberapa jenis fitofarmaka
yang mendapat izin BPOM, yaituobat tradisional yang telahdilakukan uji klinis. Walaupundemikian, pemerintah Indonesiatetap memberikan perhatian dandukungan terhadap pengembanganobat tradisional melalui programsaintifikasi jamu. Program inidimaksudkan agar obat tradisionaldiproduksi sesuai standar, untukmenjamin khasiat dan keamanan,serta dapat dibuktikan efikasinyasecara ilmiah. Di samping itu jugadilakukan pembinaan terhadapUsaha Kecil Obat Tradisional (UKOT),Usaha Mikro Obat Tradisional (UMOT)
dan Industri Obat Tradisional (IOT). Berdasarkan hal tersebut di atas,hendaknya masyarakat lebihberhati-hati dalam menggunakanobat tradisional yang banyak beredardi pasaran. Tenaga kesehatan harusmemberikan pemahaman danedukasi pada masyarakat. Berikutbeberapa tips dalam pemilihan danpenggunaan obat tradisionalproduksi pabrik (IOT) agar aman danberkhasiat:1. Pastikan dulu keluhan
penyakit yang diderita.Gunakan obat tradisional yangsesuai dengan penyakit. Hindariobat yang diklaim memiliki banyakkhasiat sekaligus, karena hal iniseringkali tidak terbukti secarailmiah.
2. Belilah obat tradisional disarana distribusi yang legal. Hindari membeli dari toko obat
Menggunakan Obat Tradisional
secara Aman dan Berkhasiat Oleh : Erie Gusnellyanti, S.Si, Apt, MKM
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
17/32
Hal.17 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
ARTIKEL UTAMA
tidak berizin, di tempat yang tidakseharusnya menjual obat ataumelalui online dari sumber yangtidak jelas. Dengan membeli diapotek, masyarakat dapatmemperoleh informasi yang tepat
dan memadai dari apoteker.
3. Telitilah sebelum membeli.Sebelum membeli obattradisional, bacalah informasipada kemasan obat secaraseksama, yaitu antara lain:
- Penandaan. Obat tradisionalyang memiliki izin dari BPOM akandiberi tanda gambar dan tulisanyang sesuai, yaitu Jamu, HerbalTerstandar atau Fitofarmaka.Pastikan tanda tersebut
tercantum pada kemasan, yangmenunjukkan tingkat obattradisional berdasarkan ujiklinisnya.
- Komposisi atau kandungan.Komposisi seringkali ditulisdengan nama latin dari tanamanyang digunakan sebagai obat.Walaupun telah dikenalmasyarakat awam, nama latintanaman yang digunakanseringkali tidak lazim. MisalnyaPsidii folium adalah daun jambu
biji, Orthosiphonis folium adalahdaun kumis kucing, Curcumaaeruginosa adalah kunyit, dansebagainya. Jika tidak mengerti
nama yang tercantum, carilahinformasi dari internet atau buku.Hati-hati jika nama tanaman tidakdapat ditemukan informasinyaatau kandungan sangat banyak.
- Efek samping . Jarang sekali
kemasan obat tradisional yangmencantumkan efek samping,sehingga cenderung dianggaplebih aman dari obat modern.Padahal ekstrak (sari) daritanaman masih mengandungbanyak zat lain yang tidakberfungsi sebagai obat, ataudengan kata lain tidak murni. Halini tidak menutup kemungkinanzat lain tersebut memberikan efeksamping yang tidak diinginkan.
- Aturan pakai . Perhatikan
baik-baik cara penggunaan obat,agar sesuai dengan dosis yangdibutuhkan untuk memberikanefek terapi.
- Nomor registrasi . Janganmenggunakan obat tradisionalyang tidak ada nomor registrasidari BPOM untuk IOT, atau DinasKesehatan untuk UKOT. Jika padakemasan tercantum nomorregistrasi BPOM, periksalah nomortersebut pada website resmiBPOM yaitu www.pom.go.id. Jika
tidak ditemukan dalam daftar obatteregistrasi BPOM bisamenunjukkan bahwa nomortersebut adalah palsu.
- Tanggal kadaluwarsa. Janganmenggunakan obat tradisionalyang telah melampaui tanggalkadaluwarsa. Jika tidak tercantumpada kemasan, perhatikan kondisifisiknya. Hindari menggunakan
obat tersebut jika kemasan danobat telah rusak atau berubahbentuk dan warna.
- Produsen. Sebaiknya gunakanobat yang diproduksi oleh pabrikyang telah dikenal. Jika Andameragukan nama produsen,periksalah melalui internet atauwebsite resmi. Sebaiknyaberhati-hati jika nama produsentidak ditemukan informasinya,karena bisa jadi pabrik tersebutpalsu atau tidak terpercaya
4. Konsultasilah pada tenagakesehatan jika penyakit tidakberkurang atau bertambah parahsetelah jangka waktu tertentu.Hentikan penggunaan obat jikadirasakan efek samping yang tidakdiinginkan.
5. Jika menggunakan obat tradisionalyang diolah dengan carasederhana atau masih berupatanaman utuh, sebaiknya diolah
dengan cara yang tepat dansesuai. Lebih baik jika konsultasipada ahli obat tradisional/herbal.
6. Hati – hati menggunakan obattradisional impor, terutama jikainformasi pada kemasan tidak jelas atau menggunakan bahasayang tidak dimengerti. Jika nomorregistrasi BPOM tidak tercantumpada kemasan, sebaiknya hindarimenggunakan obat tersebut.
Walaupun masyarakat Indonesiamasih sangat banyak yangmenggunakan obat tradisional karenadiyakini lebih aman dan bebas efeksamping, sebaiknya memperhatikanhal-hal di atas. Dengan demikian,dapat terhindar dari obat tradisionalyang tidak memiliki khasiat ataumerugikan. (EgN).
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
18/32
Hal.18 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
LIPUTAN
“Integritas harus menjadi prioritasutama dalam diri Aparatur Negara, agarterhindar dari bentuk-bentuk tindakanpenyimpangan sosial yang merugikannegara” demikian salah satu pesan yangdisampaikan Dirjen Bina Kefarmasiandan Alat Kesehatan Dra. Maura LindaSitanggang, Apt, Ph.D pada saat acaraPenandatangan-an KomitmenMelaksanakan Pemba-ngunanKesehatan Yang Baik, Bersih dan
Melayani Dengan Semangat ReformasiBirokrasi di lingkungan Ditjen BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan yangdigelar pada Senin(26/1) di RuangRapat Ditjen Bina Kefarmasian dan AlatKesehatan.
Reformasi birokrasi merupakansuatu keharusan, mengingatpenyelenggaraan pemerintahan sat inidihadapkan dengan tingginya tuntutanmasyarakat terhadap peningkatankinerja pemerintah, transparansi, danbirokrasi yang bersih dan bebas dari
KKN serta mampu menyediakanpelayanan publik secara optimalSalah satu ukuran keberhasilan
reformasi birokrasi adalah perubahanperilaku Aparatur Negara, dimanaintegritas adalah salah satu core valueyang penting, sehingga semangat danskill saja tidak cukup.
Acara ini sendiri merupakan tindaklanjut dari komitmen serupa yangsebelumnya telah dibuat oleh MenteriKesehatan bersama para Pejabat
Eselon I di lingkungan KementerianKesehatan pada tanggal 9 Januari 2015yang lalu.
Dengan kegiatan penandatanganankomitmen ini diharapkan dapatmenumbuhkan semangat seluruhpegawai di lingkungan Ditjen BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan untukbekerja mencapai sasaran programdengan baik dan bertanggungjawab,disertai dengan sikap integritas yang
tinggi, transparan dan akuntabel.Berbagai rangkaian program
kefarmasian dan alat kesehatan sendiritelah dilaksanakan Ditjen BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan demiterselenggaranya pembangunankesehatan yang berhasil guna danberdaya guna dalam rangka mencapaiderajat kesehatan masyarakat yangsetinggi-tingginya.
Sementara itu Sekretaris Ditjen BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan Drs.Purwadi, Apt, MM, ME pada
kesempatan ini dalam laporannyamenyampaikan bahwa sesuai denganamanat Peraturan Menteri KesehatanNo.14 tahun 2014 tentangPengendalian Gratifikasi, maka DitjenBina Kefarmasian dan Alat Kesehatantelah membentuk Unit PengendaliGratifikasi (UPG). Ke depannya, UnitPengendali Gratifikasi ini wajib dibentukdi masing-masing unit eselon II DitjenBina Kefarmasian dan Alat Kesehatan.
Komitmen Melaksanakan
Pembangunan Kesehatan Yang Baik,Bersih dan Melayani Dengan SemangatReformasi Birokrasi ini sendiri berisitentang:1. Melaksanakan reformasi birokrasi secara konsisten2. Menjunjung tinggi integritas Aparatur Sipil Kementerian Kesehatan3. Menerapkan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP)
PENANDATANGANAN KOMITMEN DITJEN BINA
KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN4. Menolak adanya praktik suap, gratifikasi, pemerasan, uang pelicin dalam bentuk apapun dan melaporkan setiap penerimaan gratifikasi yang dianggap suap kepada Komisi Pemberantasan Korupsi5. Turut serta secara aktif untuk melaporkan setiap dugaan penerimaan suap, gratifikasi, pemerasan, uang pelicin melalui
Whistle Blowing System (WBS)6. Menghindari adanya benturan kepentingan7. Melaksanakan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel8. Membangun zona integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)9. Mendorong kualitas pelayanan publik10. Mewajibkan semua aparatur sipil Kementerian Kesehatan RI untuk
menandatangani pakta integritas
Penandatanganan komitmen inisendiri juga dihadiri oleh unit-unitKementerian Kesehatan lainnyaseperti Inspektorat Jenderal, BiroPerencanaan dan Anggaran, BiroKepegawaian, Ditjen PP & PL, BiroHukum dan Organisasi, serta BadanPPSDM Kesehatan.
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
19/32
Hal.19 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
LIPUTAN
RAKERKESNAS REGIONAL TENGAH
TAHUN 2015
RAKERKESNAS REGIONAL TENGAH
TAHUN 2015
Menteri Kesehatan Prof. Dr. Nila
Djuwita Moeloek, Sp.M membuka RapatKerja Kesehatan Nasional (Rakerkesnas)Regional Tengah 2015 di Inna GrandBali Beach (15/2). Rakerkesnas yangmengangkat tema "PembangunanKesehatan dari Pinggir ke TengahDalam Pemantapan Program IndonesiaSehat untuk Meningkatkan KualitasHidup Manusia Indonesia" ini diikutioleh lebih dari 600 orang tenagakesehatan terutama kepala dinaskesehatan dan direktur rumah sakitdari 10 provinsi di Regional Tengah,
yaitu Yogyakarta, Jawa Timur,Kalimantan Barat, Kalimantan Timur,Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,Kalimantan Utara, Nusa TenggaraTimur, Nusa Tenggara Barat, dan Balisebagai ruan rumah. Rakerkesnasselanjutnya menyusul untuk wilayahRegional Barat di Batam dan RegionalTimur di Makassar. DenganRakerkesnas ini, diharapkan terwujudsinergitas antara pusat dan daerahmenuju pembangunan kesehatan.
Dalam sambutannya, Menkes
menyampaikan bahwa dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)pemerintah mengambil kebijakanmenggeser arah pembangunankesehatan dari kuratif menjadi promotifpreventif, sesuai semangat Nawa Citayaitu menegaskan sasaran di daerahperbatasan dan tertinggal dalampembangunan kesehatan dalam kurunwaktu lima tahun ke depan. "Paradigmasehat yang mengarusutamakanpembangunan berwawasan kesehatan,kita akan menariknya lebih ke hulu,"
ujar Menkes.Untuk mewujudkan hal tersebut,pemerintah akan menguatkan akseslayanan kesehatan primer, melakukanoptimalisasi rujukan dan peningkatanmutu layanan kesehatan. Penguatandisebut Menkes akan dilakukan kepada6.000 puskesmas di seluruh Indonesiadan membentuk 14 rumah sakitrujukan nasional dan 144 rumah sakitrujukan regional.
Selain membuka Rakerkesnas
Regional Tengah, Menkes pada
keesokan harinya (16/2) berkunjung keKantor Pemkab Badung, danmeresmikan Kantor KesehatanPelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar.
Sementara itu, dalam pelaksanaanRakerkesnas Regional Tengah 2015 ini, juga diselenggarakan pameranpembangunan kesehatan yang diikutioleh para peserta Rakerkesnas. DitjenBina Kefarmasian dan Alat Kesehatansendiri juga turut membuka stand danmenyediakan pojok konsultasi bagipara peserta Rakerkesnas yang ingin
berkonsultasi, terutama mengenaie-catalog obat atau alat kesehatan.Rakerkesnas Regional Tengah 2015
ini dibagi menjadi 8 komisi untukmelakukan pembahasan mendalam.Dirjen Bina Kefarmasian dan AlatKesehatan Dra. Maura LindaSitanggang, Apt, Ph.D menjadipengarah diskusi di Komisi VI yangbertemakan “Penguatan PelayananKesehatan Primer”.
Berdasarkan arahan dari Menteri
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
20/32
Kesehatan serta paparan narasumberdari Bappenas dan Kementerian DalamNegeri, maka peserta RakerkesnasRegional Tengah menyepakatilangkah-langkah implementasi ProgramIndonesia Sehat yang dirangkumsebagai berikut:
1. Penerapan Paradigma Sehat dalampembangunan nasionala. Paradigma Sehat diarahkan untuk peningkatan, pemeliharaan, dan perlindungan kesehatan dengan mengutamakan upaya promotif - preventif tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.b. Sasaran perubahan paradigma ditujukan kepada para penentu kebijakan pada lintas sektor, tenaga kesehatan, institusi
kesehatan dan masyarakat.c. Upaya promotif-preventif dalam bidang kesehatan, antara lain dilaksanakan melalui:
1) Penyempurnaan regulasi di tingkat pusat, provinsi dan atau kab/kota sejalan dengan Sistem Kesehatan Nasional dan UU Pemerintahan
Daerah.2) Pemenuhan jumlah dan
kualitas tenaga promosi kesehatan dan atau tenaga
kesehatan yang mempunyai kemampuan promosi
kesehatan melalui jenjang pendidikan dan atau pelatihan paling lambat tahun 2019.
3) Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan yang sesuai dengan dinamika
dan kondisi masyarakat di masing-masing daerah.
4) Pemberdayaan masyarakat melalui penguatan kelembagaan promkes di kab/kota, optimalisasi UKBM dan mobilisasi sumber daya
termasuk pemanfaatan potensi dana desa dan pajak rokok.
2. Penguatan Pelayanan KesehatanPenguatan pelayanan kesehatandiarahkan untuk meningkatkan
akses masyarakat terhadappelayanan kesehatan yangkomprehensif dan bermutu, melalui:a. Penyusunan Roadmap tentang penguatan pelayanan kesehatan primer dan regionalisasi rujukan di tingkat provinsi dan kab/kota tahun 2015 – 2019 paling lambat pada April 2015, melalui sarana prasarana dan SDM.b. Penguatan pelayanan kesehatan primer dan sistem rujukan regional difokuskan pada
akreditasi dan pemenuhan tenaga kesehatan.
Hal.20 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
LIPUTAN
c. Penguatan layanan kesehatan primer di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan dilakukan dengan pendekatan Team Based.d. Advokasi kepada pemerintah pusat dan daerah untuk
pemenuhan tenaga kesehatan strategis diawali dari perencanaan kebutuhan, pendayagunaan, penyediaan insentif, sistem informasi dan
akreditasi institusi diklat.3. Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Pelaksanaan JKN termasukpencegahan fraud menuntut peranaktif Dinkes Provinsi dan Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, upayapelaksanaan JKN didukung dengan:
a. Peningkatan Peran Dinas Kesehatan mempunyai andil dalam mensukseskan penyelenggaraan JKN, khususnya pada aspek: a) kepesertaan,
b) penyediaan pelayanankesehatan,
c) pembiayaan dand) manajemen.
b. Pencegahan fraud dalamPelaksanaan JKN dilakukanmelalui penyusunanregulasi,
pembentukan tim pencegahanfraud di tiap tingkatanadministrasi termasuk di RS,optimalisasi pengawasanpenyelenggaraan JKN danpeningkatan kompetensi coderdan verifikator.
4. Dalam rangka menjamin efektifitasdan efisiensi pelaksanaanRakerkesnas untuk tahun 2016diawali dengan pelaksanaanPra-Rakerkesnas di tingkat Provinsibersama kab/kota yang difasilitasioleh Kementerian Kesehatan.Pembacaan rangkuman hasilkesepakatan Rakerkesnas RegionalTengah 2015 tersebut dilakukanoleh Kepala Dinas KesehatanProvinsi Bali, dr. I Ketut Suarjaya,MPPM. Dan Rakerkesnas RegionalTengah 2015 ini kemudian ditutupoleh Menkes pada Hari SelasaMalam (17/2).
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
21/32
Hal.21 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
Serangkaian Kegiatan Rapat Kerja Kesehatan
Nasional Kementerian Kesehatan di Bali:
1. Tarian Selamat Datang
2. Gunting Pita dimulainya Pameran
3. Sambutan Menkes
4. Pemukulan Gong5. Dialog seluruh Eselon I Kemkes dengan
peserta Rakerkesnas
6. Senam pagi bersama Menkes
7. Kunjungan ke Kantor Bupati Badung dan
Peresmian kantor Kesehatan Pelabuhan yang
ditandai juga dengan penanaman pohon
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
22/32
Hal.22 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
PROGRAM
INDONESIA
SEHAT UNTUK
ATASI
MASALAH
KESEHATAN Indeks Pembangunan ManusiaIndonesia dari tahun ke tahunmeningkat, walaupun saat ini Indonesia
masih berada pada ranking 108 dari187 negara di dunia. Pembangunan
manusia pada dasarnya adalah upayauntuk memanusiakan manusia kembali.
Adapun upaya yang dapat ditempuhharus dipusatkan pada seluruh proseskehidupan manusia itu sendiri, mulai
dari bayi dengan pemberian ASI dan
imunisasi hingga lanjut usia, denganmemberikan jaminan sosial.Kebutuhan-kebutuhan pada setiap
tahap kehidupan harus terpenuhi agardapat mencapai kehidupan yang lebihbermartabat.
“Seluruh proses ini harus ditunjangdengan ketersediaan pangan, air
bersih, sanitasi, energi dan akses kefasilitas kesehatan dan pendidikan”, jelas Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr.
Nila F. Moeloek, Sp.M(K) saat JumpaPers Awal Tahun tentang program kerja
Kementerian Kesehatan, di Jakarta (3/2). Dalam rangka mendorong
pembangunan manusia secaramenyeluruh, perlu perhatian padakesehatan sejak dini atau sejak Balita.
“Kita lihat bahwa sangat penting untukmelakukan investasi yang tepat waktu
agar pertumbuhan otak anak sampaiusia 5 tahun dapat berjalan dengan
baik, untuk menghindari lost generation”,terang Menkes.
Ditegaskan, salah satu ancaman
serius terhadap pembangunankesehatan, khususnya pada kualitas
generasi mendatang, adalah stunting .Dimana rata-rata angka stunting diIndonesia sebesar 37.2%. Menurut
standar WHO, persentase ini termasukkategori berat.
Menkes juga mencermati angkakejadian pernikahan dini yang masih
cukup tinggi dan kerentanan remaja
pada perilaku seks berisiko sertaHIV/AIDS khususnya pada kelompok
usia produktif. Kematian ibu juga menjadi
tantangan dari waktu ke waktu. Adaberbagai penyebab kematian ini baikpenyebab langsung maupun tidak
langsung, maupun faktor penyebabyang sebenarnya berada di luar bidang
kesehatan itu sendiri, sepertiinfrastruktur, ketersedian air bersih,
transportasi, dan nilai-nilai budaya.“Faktor-faktor non-kesehatan inilah
yang justru memberikan pengaruhbesar karena dapat menentukanberhasil tidaknya upaya penurunan
angka kematian ibu”, ungkap Menkes. Guna mengurangi dampakkesehatan seperti contoh di atas,
Kemenkes menyelenggarakan ProgramIndonesia Sehat sebagai upaya
mewujudkan masyarakat Indonesiayang berperilaku sehat, hidup dalam
lingkungan sehat, serta mampu
menjangkau pelayanan kesehatan yangbermutu untuk mencapai derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Program Indonesia Sehat terdiri atas:1) Paradigma Sehat;2) Penguatan Pelayanan Kesehatan
Primer; dan3) Jaminan Kesehatan Nasional.
Ketiganya akan dilakukan denganmenerapkan pendekatan continuum of
care dan intervensi berbasis risiko(health risk ).Paradigma sehat menyasar pada:
1) Penentu kebijakan pada lintassektor, untuk memperhatikan
dampak kesehatan dari kebijakanyang diambil baik di hulu maupun di
hilir,2) Tenaga kesehatan, yang
mengupayakan agar orang sehat
tetap sehat atau tidak menjadi sakit,orang sakit menjadi sehat dan orang
sakit tidak menjadi lebih sakit;
3) Institusi Kesehatan, yang diharapkanpenerapan standar mutu dan
standar tarif dalam pelayanankepada masyarakat, serta
4) Masyarakat, yang merasa kesehatanadalah harta berharga yang harus
dijaga.Kementerian Kesehatan akan
melakukan penguatan pelayanan
kesehatan untuk tahun 2015-2019.Penguatan dilakukan meliputi
LIPUTAN
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
23/32
Hal.23 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
1) Kesiapan 6.000 Puskesmas di 6regional; 2) Terbentuknya 14 RS
Rujukan Nasional; serta Terbentuknya184 RS Rujukan regional.
Khusus untuk daerah terpencil dansangat terpencil, di bangun RS kelas D
Pratama dengan kapasitas 50 TempatTidur untuk lebih mendekatkanpelayanan kesehatan rujukan. Pada
regional Papua akan didirikan 13Rumah Sakit Pratama. Sementara pada
Regional Sumatera, Jawa, Bali-NusaTenggara, Kalimantan, Sulawesi akandidirikan 55 Rumah Sakit Pratama.
Menkes menjelaskan, KementerianKesehatan telah melakukan
implementasi e-catalogue padapengadaan obat dan alat kesehatan di
lingkup Satuan Kerja Pemerintah. Hal
ini telah dimulai sejak tahun 2013 untukobat, dan awal tahun 2014 untuk alkes.
Ini merupakan wujud nyata tindaklanjut arahan Presiden RI agar
pengadaan barang/jasa di lingkupPemerintah dilakukan secara elektronik.
Kartu Indonesia Sehat (KIS) KIS yang diluncurkan tanggal 3November 2014 merupakan wujud
program Indonesia Sehat di bawahPemerintahan Presiden Jokowi.Program ini 1) Menjamin dan
memastikan masyarakat kurangmampu untuk mendapat manfaat
pelayanan kesehatan seperti yangdilaksanakan melalui JaminanKesehatan Nasional (JKN) yang
diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan;2) perluasan cakupan PBI termasuk
Penyandang Masalah KesejahteraanSosial (PMKS) dan Bayi Baru Lahir dari
peserta Penerima PBI; serta 3)Memberikan tambahan Manfaatberupa layanan preventif, promotif dan
deteksi dini dilaksanakan lebih intensifdan terintegrasi.
Pertemuan Antar MenteriDalam mensinergikan program
kesehatan dengan program
pembangunan di kementerian lain,Menteri Kesehatan telah melakukanbeberapa pertemuan dengan Menteri
Kebinet Kerja. Pertemuan dilakukansejak akhir tahun 2014 dan masih
berlangsung hingga saat ini.Tanggal 23 Desember 2014 Menkes
bertemu dengan Mendagri. Inimerupakan pertemuan pertama antar
Menteri Kabinet Kerja. Hasil pertemuankedua Menteri adalah
Mensosialisasikan JKN melalui asosiasikepala daerah; Memperkuatpembekalan teamwork Nakes yang
akan ditempatkan di daerah untukmenyeimbangkan pelayanan
promotif-preventif dankuratif-rehabilitatif; MemperbanyakPuskesmas Bergerak untuk pelayanan
kesehatan di daerah terpencil; Prioritaspembangunan Puskesmas di 50
wilayah; Membuat surat edaran kepadakepala daerah untuk mendukungperaturan pemerintah terkait Standar
Pelayanan Mutu (SPM) bidangkesehatan; dan Integrasi data
administrasi kependudukan.Tanggal 31 Desember 2014 Menkes
bertemu dengan Menkominfo. Hasilpertemuan menyepakati PenguatanSPGDT dengan layanan satu nomor
panggil – 119 serta Pelaksanaanassessment oleh Kemenkominfo
terhadap berbagai aplikasi yang ada diKemenkes.
Pada tanggal 2 Januari 2015 Menkesmelakukan rapat koordinasi dengan
Menteri Desa, Pembangunan DaerahTertinggal, dan Transmigrasi. Hasilpertemuan adalah Menyiapkan
infrastruktur pendukung (bangunanfisik, jalan, air bersih, saranakomunikasi); Sistem keamanan secara
khusus untuk wilayah perbatasanterkait dengan pergerakan manusia,
hewan, barang, penyakit; dan Khususuntuk wilayah transmigrasi baru
mempertimbangkan juga bidang usahakecil yang terjamin dan sehat. Tanggal 5 Januari 2015, Menkes
bertemu dengan Menteri Perdagangan.Hasil pertemuan adalah
Mempromosikan jamu sebagai warisanbudaya Indonesia baik di dalam negeri
maupun luar negeri; Mendukungperlindungan masyarakat untuk produkmakanan import; Mendukung
pengaturan bahan berbahaya untukmakanan dan minuman; Meningkatkan
koordinasi perdagangan barang dan
jasa dalam rangka menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Pada tanggal 8 Januari 2015 Menkes
melakukan Rapat Koordinasi denganMenteri Pekerjaan Umum danPerumahan Rakyat, dengan hasil yaitu
Membangun akses masyarakat kefasilitas pelayanan Kesehatan Primer;
Meningkatkan pembangunan sarananair bersih dan sanitasi untuk
masyarakat; Membangun perumahanuntuk tenaga kesehatan;Mengintegrasikan pembangunan
kawasan kumuh dengan programKesehatan (Air bersih, STBM dan PHBS);
dan Target kolaborasi dilaksanakandalam 5 tahun ke depan, Tanggal 27 Januari 2015 Menkes
bertemu dengan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan. Adapun hasilpertemuan adalah Menyusun materiPHBS untuk guru sebagai agent of
change; Merevitalisasi Usaha KesehatanSekolah (UKS); Menghidupkan kembaliprogram Pemberian Makanan
Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS)melalui gerakan sarapan pagi;
Membangun paket kegiatan rutin anaksekolah berupa Membaca, Olah raga,menyanyi lagu daerah dan piket
membersihkan lingkungan sekolah;serta Kegiatan akan dimulai dengan
tahun ajaran baru 2015/2016:Menyusun peraturan tentang pendirian
SMK dan bidang penjurusannya.
Nusantara Sehat (NS) Sebagai bagian dari penguatanpelayanan kesehatan primer untuk
mewujudkan Indonesia SehatKemenkes membentuk program
Nusantara Sehat (NS). Di dalamprogram ini dilakukan peningkatan
jumlah, sebaran, komposisi dan mutuNakes berbasis pada tim yang memilikilatar belakang berbeda mulai dari
dokter, perawat dan Nakes lainnya(pendekatan Team Based). Program NS
tidak hanya berfokus pada kegiatankuratif tetapi juga pada promotif danpreventif untuk mengamankan
kesehatan masyarakatdan daerah yangpaling membutuhkan sesuai dengan
Nawa Cita, yaitu “membangun daripinggiran ke tengah”.
LIPUTAN
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
24/32
Kamis, 11 Februari 2015 Menteri
Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila FaridMoeloek Sp.M(K), melantik danmengambil sumpah jabatan PimpinanTinggi Madya Kementerian KesehatanRI, Drs. Purwadi, Apt, MM. ME, yangsebelumnya menjabat sebagaiSekretaris Direktorat Jenderal BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan,sebagai Inspektur Jenderal KementerianKesehatan RI tahun 2015,menggantikan dr. Yudhi Prayudha IshakDjuarsa, MPH.
Acara pelantikan tersebut dihadiriKetua KKI, Para Pimpinan Tinggi
Kementerian Kesehatan, dan ParaDirektur Utama BUMN BidangKesehatan.
Dalam sambutannya Menkesmenerangkan bahwa penempatan danpromosi jabatan pimpinan tinggidilaksanakan secara terbuka dankompetitif, dengan memperhatikansyarat kompetensi, kualifikasi, rekam jejak jabatan, pendidikan dan pelatihanserta integritas. Pemilihan pejabat
eselon I ini tentunya telah sesuai
dengan amanat,Undang-UndangNomor 5 Tahun 2014 tentang AparaturSipil Negara.
Menkes berpesan kepada Drs.Purwadi, Apt, MM. ME, yang telahdilantik sebagai Inspektur JenderalKementerian Kesehatan RI, agar dapatmempertahankan dan melanjutkanprestasi-prestasi yang sudah dirintisoleh pejabat lama serta meningkatkankualitas SDM Pengawasan agar mampumendukung pelaksanaan nawacitakedua, yaitu pembangunan tata kelolapemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis dan terpercaya.Guna mendukung teselenggaranya
nawacita kedua maka harus adapeningkatan peran bagi Inspektorat Jenderal sebagai penjamin mutu,pencegahan korupsi dan konsultansiserta pendampingan, dalam rangkamembangun integritas;mempertahankan opini laporankeuangan Wajar Tanpa Pengecualian(WTP); mewujudkan Wilayah Bebas
Hal.24 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM);pengelolaan keuangan negara yangefisien, efektif, transparan danakuntabel; serta peningkatan kualitaspelayanan publik.
Dalam kesempatan tersebut,Menkes mengingatkan kepada pejabatyang baru dilantik untuk segeramenyerahkan Laporan Harta KekayaanPenyelenggara Negara (LHKPN) kepadaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK)dalam rangka pembangunan integritasaparatur negara.
Lebih lanjut, Menkes berpesan
kepada seluruh pejabat KementerianKesehatan, untuk meningkatkan kinerjadan prestasi unit kerja sehinggaorganisasi Kementerian Kesehatanakan bergerak semakin dinamis,responsif, efisien dan efektif, sertasemakin cepat tanggap dan tepatdalam menyikapi dinamika masyarakat,kemajuan pembangunan kesehatan,serta derasnya arus globalisasi.
PELANTIKAN PIMPINAN TINGGI MADYA
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
LIPUTAN
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
25/32
Hal.25 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
“Pejabat administrasi (eselon III
dan IV) merupakan pejabat kunci
sebagai penggerak roda organisasi
yang memegang peranan penting
dalam perencanaan awal sekaligus
pelaksana utama dari proses kerja
yang telah ditetapkan. Untuk itu,
Saudara dituntut untuk senantiasa
mengembangkan kompetensi,
meningkatkan wawasan dan
kemampuan untuk membantu
pimpinan dalam merumuskan dan
melaksanakan kebijakan-kebijakan
dengan memegang teguh nilai-nilai
Kementerian Kesehatan dan kode
etik Aparatur Sipil Negara” demikian
pesan dari Dirjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan Dra. Maura Linda
Sitanggang, Apt, Ph.D dalam acara
Pelantikan Pejabat Eselon IV di
lingkungan Ditjen Bina Kefarmasian
dan Alat Kesehatan (20/2), yang
bertempat di Ruang Mahar Mardjono
Gedung Adhyatma Kementerian
Kesehatan.
Adapun Pejabat Eselon IV yang
dilantik adalah Ahadi Wahyu Hidayat,
S.Sos sebagai Kasubbag Tata Usaha
Direktorat Bina Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan, menggantikan
pejabat sebelumnya Drs. Ramalan
yang memasuki masa purna bakti.
Sesuai Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (ASN), Pegawai ASN memiliki
tugas untuk menyusun kebijakan
publik yang unggul dan
melaksanakannya; memberikan
pelayanan publik yang profesional
dan berkualitas; dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Untuk melaksanakan tugas itu,
pegawai ASN berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan
kebijakan bebas dari intervensi politik
serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.
“Saya menyadari sepenuhnya,
bahwa tanggung jawab dan beban
tugas di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan semakin berat, untuk itu
kepada pejabat yang dilantik, saya
harapkan dapat mengoptimalkan
perannya dalam pelaksanaan tugas
dan fungsi yang telah diamanatkan
kepada Saudara dengan
sebaik-baiknya, penuh semangat,
komitmen, dan rasa tanggung jawab”
lanjut Ibu Dirjen.
Hal yang penting untuk dipahami
dan dijiwai adalah, bahwa
konsekuensi pelaksanaan jabatan
bukan hanya dipertanggungjawabkan
kepada bangsa, negara dan
masyarakat semata, akan tetapi lebih
dari itu juga kelak akan
dipertanggungjawabkan dihadapan
Tuhan Yang Maha Esa.
PELANTIKAN
PEJABAT ESELON
IV DILINGKUNGAN
DITJEN BINA
KEFARMASIAN
DAN ALAT
KESEHATAN
LIPUTAN
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
26/32
LIPUTAN
Hal.26 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
oleh pemerintah, organisasi profesi danmasyarakat; 3) Meningkatkankepedulian dan kewaspadaanmasyarakat tentang kanker dan polahidup sehat sebagai upayapencegahan; 4) Merencanakan danmengimplementasikan program kerjasecara paripurna danberkesinambungan yang mencakupdeteksi dini, tatalaksana, rehabilitatifdan paliatif; 5) Mendorongterbentuknya regulasi publik yangmendukung “Hidup Sehat HindariKanker”.
Berkaitan dengan komitmentersebut, Menkes mengimbau kepada jajaran kesehatan, masyarakat, danstakeholders lainnya untuk mendukungpenguatan Komitmen KegiatanPenanggulangan Kanker di Indonesia,
dengan memberikan perhatian khususpada: 1) Peningkatan upaya promotifdan preventif untuk meningkatkanawareness masyarakat tentang kanker;2) Pengembangan upaya deteksi dinidalam rangka menurunkan angkakematian akibat kanker; 3) Obati kankersesuai standar, diperlukan pengawasandan evaluasi tentang efektifitaspengobatan alternatif yang banyakditawarkan melalui media massamaupun elektronik; 4) Peningkatankualitas hidup pasien kanker melalui
upaya paliatif yang efektif; 5) Dukungansemua elemen masyarakat dalammengendalikan kanker secarakomprehensif dan berkesinambungan.
Kanker Bisa DicegahWHO menyatakan bahwa 43%
kanker dapat dicegah. Kankersebenarnya dapat dikatakan sebagaipenyakit gaya hidup karena dapatdicegah dengan melakukan gaya hidupsehat dan menjauhkan diri dari faktorrisiko terserang kanker. Terjadinyapenyakit kanker terkait denganbeberapa faktor risiko, sepertikebiasaan merokok, menjadi perokokpasif, kebiasaan minum alkohol,kegemukan, pola makan yang tidaksehat, perempuan yang tidak menyusui,dan perempuan melahirkan di atas usia35 tahun.
“Jika kita menerapkan PerilakuHidup Bersih dan Sehat (PHBS) makarisiko atau kemungkinan untukterserang kanker akan berkurang”, kata
Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. dr.Nila Farid Moeloek, Sp.M(K),mencanangkan KomitmenPenanggulangan Kanker di Indonesia diKantor Kemenkes, Jakarta, Rabu (4/2)Bertepatan dengan peringatan WorldCancer Day atau Hari Kanker Se-Dunia.Peringatan Hari Kanker Sedunia 2015kali ini mengambil tema “Kanker Bukandi luar Kemampuan Kita”.
Penandatangan komitmendilakukan bersama-sama dengan KetuaKomite Penanggulangan KankerNasional (KPKN) Prof. Dr. dr. SoehartatiG, Sp.Rad (K) Onk.Rad; perwakilan dari
organisasi profesi; dan Wakil KetuaUmum Yayasan Kanker Indonesia (YKI).Bersamaan dengan pencanangankomitmen tersebut, juga dilakukanpeluncuran website“kanker.kemkes.go.id” yang berisi datakanker di Indonesia dan akan dikelolaoleh KPKN.
Isi Komitmen Penguatan KegiatanPenanggulangan Kanker di Indonesia,yaitu: 1) Menjadikan kanker sebagaisalah satu prioritas masalah kesehatannasional; 2) Bersatu dan bekerjasamadalam pelaksanaan kegiatanpenanggulangan masalah kanker, baik
KANKER
BUKANDI LUAR
KEMAMPUANKITA
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
27/32
Hal.27 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
LIPUTAN
Menkes.Perilaku yang perlu diterapkan
yaitu: 1) melakukan aktifitas fisik secarabenar, teratur dan terukur; 2) makanmakanan bergizi dengan polaseimbang, cukup buah dan sayur; serta3) mengelola stres dengan tepat danbenar.
“Untuk memudahkan, ingatlah kataCERDIK menjauhkan diri dari kanker”,tandas Menkes.
CERDIK merupakan singkatan dariCek kesehatan secara berkala;Enyahkan asap rokok; Rajin aktivitasfisik; Diet sehat dengan kaloriseimbang; Istirahat cukup; dan Kelolastres.
Permasalahan Kanker diIndonesia
Dalam sambutannya, Menkesmenerangkan bahwa permasalahankanker di Indonesia cukup besar. Setiaptahun diperkirakan 12 juta orang didunia menderita kanker dan 7,6 jutadiantaranya meninggal dunia.Diperkirakan pada tahun 2030 kejadiantersebut dapat mencapai hingga 26 jutaorang dan 17 juta di antaranyameninggal akibat kanker, danpeningkatan lebih cepat terjadi dinegara miskin dan berkembang.Laporan Global Burden Cancer
(Globocan, 2012) memperkirakaninsidens kanker di Indonesia sebesar134 per 100.000 penduduk. Estimasi ini
tidak jauh berbeda dengan hasilRiskesdas 2013 yang mendapatkanprevalensi kanker di Indonesia sebesar1,4 per 1000 penduduk.
“Meningkatnya mortalitas danmorbiditas penyakit tidak menular,termasuk kanker membawa tantanganberupa pembiayaan yang besar”, ujarMenkes
Laporan Jamkesmas menunjukkanbahwa pada tahun 2012 pengobatankanker menempati urutan ke-2 setelahhemodialisa yaitu mencapai Rp 144,7milyar. Sementara itu, menurut dataBPJS, pada periode Januari-Juni 2014dilaporkan pengobatan kanker untukrawat jalan menempati urutan ke-2dengan jumlah kasus 88.106 danpembiayaan sebesar Rp 124,7 milyar,sedangkan untuk rawat inap
menempati urutan ke-5, dengan jumlahkasus 56.033 dan pembiayaan sebesarRp 313,1 milyar.
Pengendalian Kanker diIndonesia
Pengendalian kanker yangkomprehensif meliputi upaya-upayamulai dari pencegahan, deteksi dini,diagnosis, kuratif, pelayanan paliatif,termasuk surveilans dan penelitian,serta support atau dukungan pagikeluarga dan survivor kanker.
Pengendalian penyakit kanker diIndonesia ditentukan oleh keberhasilanpenerapan strategi penanganan yang
komprehensif, terorganisir,terkoordinasi dan berkesinambungandan dilaksanakan oleh seluruh jajaranPemerintah bersama segenap lapisanmasyarakat, termasuk organisasiprofesi, lembaga swadaya masyarakat,kalangan swasta dan dunia usaha, sertaseluruh individu dalam masyarakat.
Pemerintah saat ini telahmelaksanakan beberapa programdalam pengendalian kanker yaitu upayapromotif dengan mengeluarkanregulasi antara lain kawasan tanparokok (KTR), diet sehat dan kaloriseimbang. Selain itu, dalam upayapreventif, Kemenkes dengan dukunganorganisasi profesi, Yayasan KankerIndonesia dan masyarakat telahmengembangkan program deteksi dinikanker leher rahim dan kanker
payudara di Puskesmas“Kita patut bersyukur bahwa kita
telah berhasil mengembangkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yangpaket manfaatnya menanggung deteksidini kanker leher rahim dan kankerpayudara di Faskes tingkat pertama”,tutur Menkes.
Menkes juga menambahkan, bahwapaket manfaat JKN juga mencakupdiagnosis dan pengobatan di rumahsakit. Selain itu juga telahdikembangkan kegiatan penemuan dini
kanker pada anak di Puskesmas.
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
28/32
Hal.28 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
ARTIKEL
Parasetamol, sinonim:Acetaminophen,4-‘Hidroksiasetanilida, C8H9NO2
(Farmakope Indonesia V)
Parasetamol, obat favoritmasyarakat, sangat terkenal,produknya baik generik maupungenerik merk dagangdikonsumsi oleh bayi sampai lansia,obat mujarab untuk mengatasikeluhan sakit kepala, demam,meriang, migrain, pegal-linu, akibatsifat terapetiknya sebagai analgesikantipiretik. Saking mujarabnya,parasetamol menduduki peringkatpertama pada Rencana KebutuhanObat (RKO) Nasional Tahun 2015 danperingkat pertama bahan baku obatyang banyak dipakai sebagaicampuran jamu bahan kimia obat(jamu BKO) . Obat dengan komposisiparasetamol dapat ditemukan mulaidari obat OTC, obat bebas terbatas,sampai obat keras. Di AmerikaSerikat, parasetamol dikonsumsisebanyak 24.6 milyar dosis pada2008 dan diberikan sebagai obat
keras sebanyak 36.6 juta resep padatahun 2012 .
Produsen Parasetamol danKebutuhan Bahan Baku dalamNegeri Saat ini, produsen bahan bakuobat parasetamol terbesar duniaialah China dan India. Pada tahun2008, produsen terakhir parasetamoldi Eropa menutup produksinya akibat
kalah bersaing dengan produsen diChina dan India .
Indonesia sesungguhnya memiliki
1 produsen parasetamol yaituRiasima Abadi Farma yang telahberdiri sejak tahun 1981. Pada tahun1996, Riasima mampu memproduksiparasetamol 1100 ton/tahun, setara44% market share (saat itu marketbahan baku parasetamol Indonesiasebesar 2500 ton/tahun), namunpada tahun 2014 Riasima hanyamampu menjual 150 ton/tahunsetara 3.3% market share (saat inimarket bahan baku parasetamol4500 ton/tahun). Beberapa hal yangberpengaruh terhadap produksiparasetamol di Riasima antara lainfasilitas produksi yang belummemenuhi aspek cGMP untuk active pharmaceutical ingredient (API)manufacture dan efisiensi produksi. Dilihat dari produksi obat jadiparasetamol di Indonesia, mayoritasindustri farmasi mendapatkan bahanbaku parasetamol melalui impor dariChina dan India. Kebutuhan bahanbaku parasetamol untuk industri di
Indonesia sekitar 4500 Ton/tahun di2013 (industri farmasi BUMNsebanyak 6%, PMA 5.5%, PMDN 42%,sisa persentase dipakai industrilainnya) .
Proses Produksi Bahan BakuParasetamol Pada umumnya parasetamoldiproduksi melalui 2 pathway sintesisyaitu dari phenol atau dari
paranitrochlorobenzene (PNCB) .Pathway kesatu, sintesis parasetamoldari phenol melingkupi pembuatan
para amino phenol (PAP) di tahappertama kemudian proses asetilasiuntuk mendapatkan parasetamolpada tahap selanjutnya. Para amino phenol dapat disiapkan dari phenol yang dikonversi menjadi para nitro phenol menggunakan sodium nitrite dan asam sulfat dan kemudianmengkonversi nitrosophenol menjadipara amino phenol dengan mereduksimenggunakan sodium sulphide danammonium carbonate.
Pathway kedua, sintesis dari PNCByang direaksikan dengan caustic soda pada tekanan 5 kg/cm dan suhu150 C selama 8 jam pada autoklafuntuk menghasilkan para nitro phenol (PNP) yang kemudian dapatdipisahkan melalui kristalisasi danfiltrasi. PNP dapat disintesis lanjutmenggunakan acetic acid pada pH 3untuk kemudian direduksi menjadi para amino phenol (PAP). PAPselanjutnya diasetilasi untukmemproduksi crude parasetamol.
Crude parasetamol kemudiandiputihkan menggunakan karbon aktifuntuk menghasilkan produk kristalberwarna putih. Produk kemudiandikeringkan dan digiling menjadiserbuk hablur homogen berukuransekitar 40 mikron. Pathway kedua inidipergunakan di 80% produksiparasetamol di India. Adapun peralatan dan teknologiyang diperlukan untuk memproduksi
PARASETAMOL : DARI
KILANG MINYAK SAMPAIJADI BAHAN BAKU OBATOleh :
Muhammad Zulfikar Biruni, Apt.
4
1,2
3
5
6
7
2
o
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
29/32
Hal.29 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
ARTIKELparasetamol antara lain: reaktor,neutralizer, crystallizer, centrifuge, traydryer, pulverizer, boiler, refrigeration plant, air compressor, vacuum pump,neutch filter . Sedangkan, raw material yang diperlukan untuk membuat 1Ton parasetamol ialah : PNCB (1.25Ton); Acetic Anhydride (0.76 Ton); Acetic Acid (0.35 Ton); Caustic soda (0.75Ton); Iron powder (0.3 Ton); Hydrose (0.01 Ton); Activated carbon (0.01 Ton);Sulphuric acid (0.25 Ton) . Bila kita runut kembali ke prosesawal sintesis paracetamol, PAP atauPNCB keduanya merupakan suatuintermediate. Bahan kimia dasar PAPialah phenol dan PNCB ialahnitrobenzene. Nitrobenzene disintesismelalui nitrasi benzene, sedangkan
phenol disintesis melalui hidrolisischlorobenzene. Bahan yang sangatawal dari semua itu ialah benzene. Proses Produksi Benzene Produksi benzene dimulai di kilangminyak melalui proses fraksinasiminyak mentah (crude oil/petroleum).Fraksinasi minyak mentah, dikenal juga dengan istilah “oil-cracking” ,dilakukan berdasarkan prinsipperbedaan titik didih dimanasenyawa-senyawa hidrokarbon dalam
minyak mentah dipisahkan melaluiproses destilasi terfraksinasi. Salahsatu hasil fraksinasi tersebut ialahfraksi naphtha (terkondensasi pada60-100oC) . Fraksi naphtha inikemudian difraksinasi lanjutmenghasilkan beberapa produkantara lain raw pyrolysis gas (RPG)(rendemen sekitar 30%) yang terdiriatas hidrokarbon rantai C sampai C(alkana, alkena), serta karbonaromatik (benzene, methylbenzene,dimethylbenzene). RPG merupakan
suatu campuran azeotropic yangmemerlukan proses pemisahan lanjutuntuk memisahkankomponen-komponennya melaluimetode solvent extraction . Proses pemisahan benzene dariRPG ialah melalui ekstraksi pelarutpolar dan non-polar. Benzene,methylbenzene (Toluene),dimethylbenzene (Xylene) akanmasuk pada fraksi non-polar sebagai
fraksi BTX yang dapat mencukupikebutuhan industri kimia dasar. Kedepannya, sebagai upayakemandirian bahan baku obat, adabaiknya dipikirkan pula produksibahan kimia dasar dan intermediet
dalam negeri, yang sebagian besarberhulu di produk hasil kilang minyak.Harapannya, bila suatu saat minyakmentah dari sumur minyak mentahmilik Indonesia yang diolah di kilangminyak milik Indonesia sudahmencukupi kebutuhan bahan bakarminyak dan gas dalam negeri, minyakmentah bisa diolah lebih lanjutmenjadi fraksi BTX sebagai rawmaterial industri kimia dasar danindustri bahan baku obat.
Referensiwww.pom.go.id/public/berita_aktual/data/texa2.pdf
http://health.kompas.com/read/2013/11/09/0954382/Berisiko.Jamu.Berbahan.Kimia.Obat.Berkhasiat.Cepat
Acetaminophen: Background andOverview. FDA Evaluation andResearch 2009.
IMS Health, National PrescriptionAudit (USA), Dec 2012.
In-Pharma Technologist.com, Januari 2009.
Data dari Riasima Abadi Farma,2013.
Broad Outline of ManufacturingProcess of Acetaminophen.Central Drug Research Institute,Lucknow, Uttar Pradesh, India.2002.
Fractional Distillation Of Oil andUses Of Fractions,http://www.docbrown.info/page04/OilProducts02.htm
Cracking of Oil Products.http://www.greener-industry.org.uk/pages/benzene/6BenzeneProdMeth1.htm
Dahlan Iskan. ManufacturingHope, Bisa!. 2012.
9
8
5 10
fraksi BTX. Benzene kemudiandipisahkan dari senyawa aromatik lainmelalui fraksinasi kolom. Kuantitasmasing-masing benzene, toluene, danxylene akan sangat bergantung padametode fraksinasi dan jenis minyakmentah yang dipakai, namunkuantitas masing-masing fraksi
tersebut bisa diatur lanjut tergantungkebutuhan melalui proses deformasimenggunakan katalis di industri kimiadasar.
Ada Kilang Minyak Belum TentuAda Benzene Secara teknis, kilang minyak barudapat dibangun bila minyak mentahyang akan diproduksinya telahdiketahui secara jelas dan pasti . Halini disebabkan teknologi dankonstruksi kilang minyak akan sangat
ditentukan dari crude oil yang akandiproses serta produk akhir yangakan dihasilkan baik jenis maupunkuantitasnya. Sebagai contoh, dari 7kilang Pertamina di Indonesia, hanyaberoperasi 6 kilang, dan dari 6 kilanghanya Kilang Plaju (Sumatera Selatan)yang memproduksi fraksi petrokimiaseperti PTA dan paraxylene. Belumdiketahui apakah ada kilang minyakmilik Pertamina yang memproduksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
10
-
8/19/2019 Infarkes I 2015
30/32
Hal.30 l Buletn INFARKES Edisi I - Februari 2015
SEKILAS TENTANG RENCANA AKSI ROADMAPPENGEMBANGAN INDUSTRI
ALAT KESEHATANDALAM NEGERI UU Kesehatan No 36 tahun 2009tentang kesehatan Pasal 46menyatakan bahwa “Untuk mewujudkanderajat kesehatan yang setinggi-tingginyabagi masyarakat, diselenggarakan upaya
kesehatan yang terpadu dan menyeluruhdalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatanmasyarakat “ . Pada pasal 48 ayat 1diterangkan bahwa salah satu kegiatandalam penyelenggaraan upayakesehatan adalah pengamanan danpenggunaan sedian farmasi dan alatkesehatan. Indonesia merupakan salah satunegara dengan jumlah pendudukterbesar di dunia yaitu kurang lebih 240 juta jiwa yang menjadikannya sebagaipasar terbesar dunia khususnya ASEANuntuk alat kesehatan. Kenyataan inidiperkuat dengan perkembanganekonomi Indonesia yang semakin baiksehingga Indonesia menjadi pasar alatkesehatan yang menarik untuk investorbisnis alat kesehatan. Dalam rangka mengantisipasi pasarbesar bebas ASEAN 2015 danimplementasi ASEAN Medical DevicesDirective (AMDD) di tahun2015, telah dilaunching skema akreditasi dansertifikasi Sistem Manajemen Mutu AlatKesehatan (SMMAK) berdasarkan ISO
13485, Medical devices – Qualitymanagement systems – Requirement forregulatory purpose dengan kata l