industri - universitas islam indonesia

142
ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN MUTU PRODUK Stwdi Kasus: FT. INSAN BONAFTDE BANJARMASIN (KAL-SEL) TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Industri V. \ / tza*!M£&jfc& / v I V J- '\ P Ij J >\ ^ Oleh Nama No.Mahasiswa : INDRA WAHYU KURNIAWAN : 02 522 090 JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA JOGJAKARTA 2007

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Industri - Universitas Islam Indonesia

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS SEBAGAI USAHA UNTUK

MENINGKATKAN MUTU PRODUK

Stwdi Kasus: FT. INSAN BONAFTDE

BANJARMASIN (KAL-SEL)

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana TeknikIndustri

V.\

/

tza*!M£&jfc& / v I

V J-'\ P Ij J >\

^

Oleh

Nama

No.Mahasiswa

: INDRA WAHYU KURNIAWAN

: 02 522 090

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

JOGJAKARTA

2007

Page 2: Industri - Universitas Islam Indonesia

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ANALISA PENGENDALIAN KUALITAS SEBAGAI USAHA UNTUK

MENINGKATKAN MUTU PRODUK

(Studi Kasus pada PT. INSAN BONAFIDE BANJARMASIN)

TUGAS AKHIR

oieh :

Nama

No. Mahasiswa

Indra Wahu Kurniawan

02 522 090

Telah dipertahankan di Depan Sidang Penguji sebagai Salah Satu Syarat untukMemperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam IndonesiaYogyakarta, 28 Agustus 2007

Ir. Ali Parkhan, MT

Ketua

Ir. Elisa Kusrini, MTAnggota I

Ir. Hartomo, M.ScAnggota II

Tim Penguji

^

/^AAaaX

4^t^

Mengetahui,_Ketua Jurusan Teknik Industri

Industri

sia

Sc, Ph.D

ui

Page 3: Industri - Universitas Islam Indonesia

PT. INSAN BONAFIDENatural Rubber Processor and ExporterJalan Barito Hulu No. 28, Banjarmasin 70118, Kalimantan Selatan

Tel : +62 511 4365781 Fax : +62 511 4365775, 4412866E-Mail : [email protected]

f N D ONES i A

SURAT KETERANGAN

No. 51/IB/UM/III/2007

Yang bertanda tangan di bawah ini pimpinan PT. Insan Bonafidedengan ini menerangkan bahwa :

1. Nama

2. Tempat, tanggal lahir3. NIM

INDRA WAHYU KURNIAWANBanjarmasin, 25 Desember 198302522090

Yang bersangkutan telah melaksanakan penelitian pada Perusahaankami mulai tanggal 01 Maret 2007 s/d 30 Maret 2007, sebagai syaratuntuk menyelesaikan pendidikan Strata I jurusan Teknik IndustriFakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.'

Demikian Surat Keterangan ini dibuat, untuk dipergunakansebagaimana mestinya.

Banjarmasin, 02 April 2007Bagian Umum,

liiiihl

Sri VX/inarno

IV

Page 4: Industri - Universitas Islam Indonesia

e•s

£«eo

1e«e

32o

s3

20"B

S

3|

«1)e

z<a<as

3«sE3(II

II)aee«»sdi

.c

•*

*

«s

i4

*

XT«eb

*•

s«eeJ•c«§S

••^

IIIe

E

CZ

5

••

S«s

sO

iX

s.

»>

xt

CL

.

z

3C3i

eose

ee

11

-f3

Cn

sE«E

a8

<"

tt

SBnJD

es?

E

E«e«

3«a.

e«e

10

3i«eca

Ei

r•§

3•^

ve

o*

*

2a

.

e•§2«ye

c3

«s

n-e

»3

*

i«§«

w3

Page 5: Industri - Universitas Islam Indonesia

oHHOZ-

>—

"a—«

\

"a

e«3«jt«EIXe«e2«388

II*©III

<3

I1

13

«I

2*c

«ex38»

e3in

w—

'7L

d

eJ,e«xft

2.jt

•S'£e8"8jt§SJt4«xa«3IS01a«

3«ees88»e3a

.8

»ess»•Se'S

e3«8>

IX

2a.

••5

l(I)«

'3-5\—

3E8

"8

Oft

38E

JC

8

•»

•Jt

i•c

m8

ex

—^

8*>

'e♦N••

0s

XE8

cg

*B

8X

8"S8"5

^•c3»

es*

3*»

•8X•6

£^8

9"3W

0%

X3

^-^

8(1)

•#

55

*EX

t^.^

*

;cu

3X"5

ft.C

t

se

88

Ct

^X

Es.8

"8e

§E8»

e

jt8*)

e2J

e8

«e

$e

s0

3•w

ei

3-—

,

»3

Ci

4*

>

8X>

Page 6: Industri - Universitas Islam Indonesia

KATA PENGANTAR

^L

fcrfV* i *

Assalamu'alaikum.Wr.Wb.

Segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam sehingga TUGAS AKHIR ini dapat

terselesaikan dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan atas RasuluUah

SAW, keluarganya, sahabatnya, dan orang-orang yang senantiasa mengikuti mereka

dengan baik.

Tugas akhir ini merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh

mahasiswa sebagai syarat kelulusan untuk memperoleh gelar sarjana S-1 di Jurusan

Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia.

Kelancaran dalam mempersiapkan dan menyelesaikan tugas akhir ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dengan rasa hormat dan terima kasih

yang sebesar-besaraya saya ucapkan kepada :

1. Bapak Dekan Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia

2. Bapak Ketua Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam

Indonesia

3. Bapak Ir. Ali Parkhan, MT. selaku dosen pembimbing yang memberikan arahan

dalam tugas akhir ini.

4. Abah, mama serta kakak-kakakku yang telah memberikan dukungan baik moril

maupun materil serta doa restunya sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan.

vn

Page 7: Industri - Universitas Islam Indonesia

6. Semua pihak yang tak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak

memberikan masukan, dorongan dan semangat.

Semoga Allah SWT memberikan balasan limpahan rahmat, karunia, serta

kelapangan hati atas segala kebaikan yang telah mereka berikan.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempumaan. Oleh karena

itu, pintu untuk menyumbangkan kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

terbuka kepada semua pihak guna penyempurnaan laporan ini. Harapan utama kami

semoga laporan ini dapat diterima dan memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Wassalamu'alaikum. Wr.Wb.

Jogjakarta, 20 Juli 2007

India Wahyu Kurniawan

Vlll

Page 8: Industri - Universitas Islam Indonesia

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDUL {

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

xiii

xiv

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGLEMBAR PENGESAHAN PENGUJISURAT KETERANGAN

HALAMAN PERSEMBAHAN

HALAMAN MOTTO

KATA PENGANTAR

ABSTRAK

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang j1.2. Rumusan Masalah 41.3. Batasan Masalah 41.4. Tujuan Penelitian 51.5. Manfaat Penelitian 61.6. Sistematika Penulisan 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kualitas 92.1.1. Definisi Kualitas 92.1.2. Pengertian Pengendalian 112.1.3. Pengertian Pengendalian Kualitas \g

2.2. Pengendalian Mutu Terpadu 192.2.1. Arti dan Tujuan Pengendalian Mutu Terpadu 192.2.2. Keuntungan Penerapan Pengendalian Mutu Terpadu 212.2.3. Ruang Lingkup Pengendalian Mutu Terpadu 212.2.4. Siklus P-D-C-A 222.2.5. Teknik dan Alat Statistik Dalam Pengendalian 23

Kualitas 232.2.6. Delapan Langkah Dalam Pengendalian Mutu Terpadu 362.2.7. Biaya Kualitas 3g

BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1. Pendahuluan 393.2. Studi Pustaka 393.3. Penentuan Objek Penelitian 413.4. Teknik Analisa Data 413.5. PengumpulanData 41

3.5.1. Jenis Data Yang Diambil 42

Page 9: Industri - Universitas Islam Indonesia

3.6. Pengolahan Data 423.7. Pembahasan 443.8. Rencana Perbaikan 443.9. Kerangka Pemecahan Masalah 443.10.KesimpulandanSaran 45

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA4.1. Pengumpulan Data 46

4.1.1. Sejarah Berdirinya 464.1.2. Jenis dan Kapasitas Produksi 474.1.3. Bahan Baku dan Bahan Penolong 474.1.4. Proses Produksi 484.1.5. TenagaKerja 534.1.6. Mesin danPeralatan 544.1.7. Layout Mesin 554.1.8. Air 564.1.9. Listrik 564.1.10. Gudang 574.1.11. Pengelolaan Lingkungan 574.1.12. Pengendalian Kualitas 584.1.13. Data Hasil Pengamatan 60

4.2. Pengolahan Data4.2.1. Lembar Pemeriksaan 744.2.2. Diagram Sebab Akibat 764.2.3. Grafik Dan Peta Kendali 794.2.4. Perhitungan Biaya Kegagalan Kualitas 102

BABV PEMBAHASAN

5.1. Analisa Terhadap Karakteristik Mutu Produk SIR 1045.1.1. Analisa Terhadap KadarKotoran 1045.1.2. Analisa Terhadap Kadar Abu 1055.1.3. Analisa Terhadap Kadar Zat Menguap 1065.1.4. Analisa Terhadap Nilai PRI 107

5.2. Analisa Terhadap Produk Cacat 1085.2.1. Penentuan Masalah 1085.2.2. Analisa Penyebab Masalah 1095.2.3. Usulan Pelaksanaan Perbaikan 114

5.3. Analisa Terhadap Biaya Kualitas 121

BAB VI PENUTUP

IV. 1. Kesimpulan 122IV.2. Saran 124

xi

Page 10: Industri - Universitas Islam Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xn

Page 11: Industri - Universitas Islam Indonesia

DAFTAR GAMBAR

r* u tt 1 ™ TT.. HalamanGambar III. Potongan Uji PRI l7Gambar II.2. Contoh Stratifikasi 24

25

26

27

Gambar II.3. Diagram ParetoGambar II.4. Diagram Sebab AkibatGambar II.5. HistogramGambar II.6. Contoh Diagram Pencar 28Gambar II.7. Diagram Kontrol. 28Gambar III.l. Diagram Alir Kerangka Penelitian 40Gambar IV. I. Peta Proses Operasi Crumb Rubber 52Gambar IV.2. Diagram Sebab Akibat Produk Akhir SIR 75GambarIV.3. PetaPengendaliRUntukKadarKotoranGambar IV.4. Peta Pengendali X Untuk KadarKotoranGambar IV.5. Peta Pengendali R Untuk Kadar AbuGambar IV.6. PetaPengendali X Untuk Kadar Abu 89Gambar IV.7. Peta Pengendali RUntuk Kadar Zat Menguap 93Gambar IV.8. Peta Pengendali X Untuk Kadar Zat Menguap 94Gambar IV.9. Peta Pengendali RUntuk PRI 98Gambar IV. 10. PetaPengendali X Untuk PRI 99Gambar IV. 11. Peta Pengendali np 10 jGambar V. I Diagram Sebab Akibat Cacat SIR 110

xin

83

84

88

Page 12: Industri - Universitas Islam Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabelll.l. Check SheetTabel IV. 1 Perincian Bahan Baku dan Bahan PenolongTabel IV.2. Perincian Tenaga KerjaTabel IV.3. Jenis Mesin dan PeralatanProduksiTabel IV.4. Hasil Pengukuran Kadar KotoranTabel IV.5. HasilPengukuran Kadar AbuTabel IV.6. Hasil Pengukuran Kadar Zat MenguapTabel IV.7. Hasil Pengukuran Nilai PRITabel IV.8. Data Kecacatan Produk Akhir SIRTabel IV.9. LembarPeriksaKecacatan ProdukTabel IV.10. Frekuensi Cacat ProdukTabel IV. 11. Perincian Usia dan Masa Kerja PekerjaTabel IV. 12. Perhitungan Hasil Pengukuran Kadar KotoranTabel IV. 13. Perhitungan Hasil Pengukuran Kadar AbuTabel IV. 14. Perhitungan Hasil Pengukuran Kadar Zat MenguapTabel IV. 15. Perhitungan Hasil Pengukuran Nilai PRITabel IV. 16.Perhitungan Banyaknya Ketidaksesuaian Produk AkhirTabel V. 1. Proses Produksi Yang Dapat Menurunkan Mutu Produk SIRTabel V.2. Usulan Perbaikan Untuk Cacat Produk SIR

xiv

Halaman

24

48

54

55

62

64

66

68

70

74

76

78

79

84

89

94

99

113

118

Page 13: Industri - Universitas Islam Indonesia

ABSTRAK

Dalam usaha pembuatan produk yang berkualitas maka dengan menggunakanpengendalian kualitas statistik diharapkan akan mampu mengatasi permasalahan yangdihadapi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah cacat produk dalamkeadaan terkendali dan faktor-faktor apa sajakah yang menyebabkan terjadinya cacatproduk juga pengaruhnya terhadap biaya kualitas internalnya. Pengendalian kualitasdisini mengacu pada 8 langkah pemecahan masalah dengan pemanfaatan alatpengendali kualitas yaitu lembarperiksa, diagam sebab akibat, petapengendali X dan Rjuga peta pengendali np. Metode yang digunakan untuk melakukan perbaikanmenggunakan metode bertanya 5W+ 1H.

Dari hasil analisis, jenis kecacatan yang terjadi sangat dipengaruhi olehkarakteristik SIR yaitu kadar kotoran yang tinggi disebabkan bahan baku yang diterimabanyak mengandung kotoran, proses perendaman dan penggilingannya yang kurangoptimal. Kadar abu tinggi yang disebabkan kurang bersihnya mesin produksi dan udaradisekitarpabrikyang berdebu karena dekatjalan raya. Kadar zat menguap tinggi karenaproses pengeringan di mesin dryer yang terlalu lamadan kurang optimal. Dan nilai PRIyang rendah disebabkan bahan olah mengandung cendawan dan bakteri jugamenggumpal. Dengan adanyafakta inipihak perusahaan harus memperbaiki kecacatanyang terjadi serta memperbaiki proses secara terus menerus, sehingga kecacatan yangbesar danmasalah yang samatidak terjadi lagi.

IX

Page 14: Industri - Universitas Islam Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Bclakang

Di Indonesia karet merupakan salah satu hasil pertanian terkemuka karena banyak

menunjang perekonomian dan memberikan devisa yang cukup besar bagi negara. Karet

alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang sangat penting baik" untuk lingkup

internasional maupun Indonesia. Namun akhir-akhir ini produsen karet Indonesia

mengalami persaingan yang kuat oleh dua negara tetangga yaitu Malaysia dan Thailand.

Dimana produktifitas lahan karet di Indonesia rata-rata rendah dan mutu karet yang

dihasilkan juga kurang memuaskan.

Banyak perkebunan karet rakyat yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia

belum dikelola dengan baik karena pengelolaan yang dilakukan hanya seadanya. Setelah

ditanam, karet dibiarkan tumbuh begitu saja, perawatannya kurang diperhatikan. Itulah

sebabnya perkebunan karet rakyat masih sangat rendah. Bokar atau bahan olah karet

rakyat rata-rata memiliki mutu yang rendah. Mutu karet yang memenuhi standar dan

memiliki harga jual yang tinggi serta mampu memenuhi keinginan pasar rata-rata

dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar milik pemerintah dan swasta. Peningkatan

mutu merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan

daya saing karet alam terhadap karet sintesis.

Page 15: Industri - Universitas Islam Indonesia

Untuk mendapatkan produk yang benar-benar berkualitas baik, perusahaan harus

cermat dalam pelaksanaan kegiatan pengendaTiannnya, karena pelaksanaan kegiatan

pengendalian kualitas yang intensif dapat menekan besarnya jumlah produk rusak (defect

product).

Penelitian mengenai pengendalian kualitas telah dilakukan beberapa kali

diantaranya oleh Herry dan Claudina (2005) dimana mereka hanya meneliti untuk

menurunkan tingkat kecacatan produknya saja tanpa melihat biaya yang timbul akibat

adanya kecacatan produk. Pengendalian kualitas yang terlampau ketat akan

mengakibatkan biaya pengendalian dan biaya produksi semakin besar. Akan tetapi hal ini

akan dapat menekan biaya kualitas. Disisi lain apabila perusahaan memperlonggar

pelaksanaan kegiatan pengendalian kualitas, akan menyebabkan bertambah besarnya

jumlah produk yang cacat, dan sebagai akibatnya perusahaan akan menanggung biaya

perbaikan yang besar atas produk yag dihasilkannya. Biaya-biaya yang harus ditanggung

perusahaan sebagai akibat adanya produk cacat tersebut, biasanya biaya penggantian

spare part, biaya reparasi, biaya akibat produk dijual murah dan biaya penggantian

produk. Biaya-biaya tersebut harus ditanggung perusahaan apabila perusahaan tidak

menginginkan berkurangnya volume penjualan, karena kurangnya volume penjualan

berarti hilangnya profit margin yang diharapkan perusahaan tersebut sebagai hasil

penjualan produk yangdihasilkan.

Disamping itu perusahaan juga harus waspada dalam menjalankan segala

aktivitas, sebab walaupun segala proses sudah direncanakan dan dilaksanakan dengan

baik, produk akhir mungkin saja karena satu dan lain hal tidak sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian apabila pengendalian kualitas dijalankan

Page 16: Industri - Universitas Islam Indonesia

2. Evaluasi dilaksanakan secara langsung padaobjek pengamatan.

3. Kerusakan yang diamati dan diperhitungkan hanya dari karakter cacat produk

yaitu kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap dan Nilai PRI.

4. Biaya kualitas yang dihitung hanya biaya yang dikeluarkan perusahaan yaitu

biaya kualitas internalnya.

Selain itu dalam pelaksanaan penelitian untuk mempermudah dan membantu

dalam pemecahan masalah digunakan beberapa asumsi, diantaranya :

1. Sampel dari produk jadi diambil sesuai kebijakan perusahaan untuk diperiksa dan

dihitung berapa jumlah yang cacat.

2. Produk yang diperiksa dimasukkan dalam beberapa kelompok sampel.

3. Perusahaan tersebut telahmemiliki standar kualitas.

4. Untuk perhitungannya terlebih dahulu diperhitungkan dan dicari daerah batas

pengendali atas, bawah dan sentral.

5. Alat pengendali kualitas yang digunakan yaitu lembar periksa, diagram sebab

akibat dan peta kendali baik untuk data variabel maupun data atribut.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana pengendalian kualitas yang dilakukan di PT.

InsanBonafide apakah sudah cukup baik

2. Memberikan informasi mengenai apa saja yang dilakukan untuk perbaikan

kualitas produk dengan menggunakan pengendalian kualitas statistik

Page 17: Industri - Universitas Islam Indonesia

K

3. Untuk mengetahui berapa besar pengaruh pengendalian kualitas terhadap biaya

kualitas internalnya.

1.5. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapatbermanfaat:

1. Pengembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya pada ruang lingkup

pengendalian kualitas untuk mutu produk perusahaan.

2. Dapat membantu perusahaan untuk menganalisis apakah produk yang

dihasilkan sudah memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.

1.6. Sistematika Penulisan

Untuk lebih terstruktumya penulisan tugas akhir ini maka selanjutnya sistematika

penulisan ini disusun sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang diperlukan untuk

memecahkan masalah penelitian. Disamping itu juga memuat uraian

tentang hasil penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti

lain yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan.

Page 18: Industri - Universitas Islam Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mengandung uraianTentang, kerangka dan bagan alir penelitian, teknikyang dilakukan, model yang dipakai, pembangunan dan pengembanganmodel, bahan atau materi, alat, rata cara penelitian dan data yang akandikaji serta cara analisis yang dipakai.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Pada sub bab ini berisi tentang data yang diperoleh selama penelitian danbagaimana menganalisa data tersebut. Hasil pengolahan data ditampilkanbaik dalam bentuk table maupun grafik. Yang dimaksud denganpengolahan data juga termasuk analisis yang dilakukan terhadap hasil yangdiperoleh. Pada sub bab ini merupakan acuan untuk pembahasan hasilyang akan ditulis pada sub bab Vyaitu pembahasan hasil.

BAB V PEMBAHASAN

Melakukan pembahasan hasil yang diperoleh dalam penelitian, dankesesuaian hasil dengan tujuan penelitian sehingga dapat menghasilkansebuah rekomendasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang dibuat dan rekomendasi

atau saran-saran atas hasil yang dicapai dan permasalahan yang ditemukan

Page 19: Industri - Universitas Islam Indonesia

selama penelitian, sehingga perlu dilakukan rekomendasi untuk dikaji pada

penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Page 20: Industri - Universitas Islam Indonesia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Kualitas

2.1.1. Definisi Kualitas

Kualitas sebuah produk telah menjadi sorotan dalam dunia industri, dimana setiap

produsen selalu berusaha untuk menghasilkan produk yang berkualitas dengan biaya

seefisien mungkin. Dewasa ini telah terjadi perubahan pandangan mengenai kualitas.

Suatu produk yang berkualitas tidak hanya merupakan produk dengan performance yang

baik tetapi juga harus memenuhi kriteria kepuasan konsumen. Ini merupakan hal yang

sangat penting bagi perusahaan tenltama dalam persaingan bisnis yang begitu ketat.

Bahkan Myron Tribus (Tribus. M, 1991:1) mengatakan bahwa, "..The problem is not to

increase quality; increasing quality is the answer to the problem." Sehingga dalam

persaingan global dunia bisnis mencakup kemampuan suatu perusahaan :

a. untuk mengerti apa yang diinginkan konsumen dan berusaha untuk memenuhinya

padatingkatbiayayang paling rendah

b. menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan konsumen dengan kualitas yang

tinggi dan reliabilitas yang konsisten

c. senantiasa mengikuti perkembangan teknologi, politik dan sosial yang terjadi

dilingkungan perusahaan

Page 21: Industri - Universitas Islam Indonesia

10

d. dapat memprediksikan apa yang diinginkan konsumen bahkan sampai dekade

sepuluh tahun mendatang.

Perusahaan yang mampu memenuhi kriteria-kriteria tersebut akan dapat mempertahankan

pasarnya dan meningkatkan laba.

Apabila kita berbicara mengenai kualitas, suatu produk dikatakan memiliki

kualitas baik apabila memenuhi dua kriteria :

1. Kualitas desain {Design Quality)

Suatu produk dikatakan memenuhi kualitas desain apabila produk tersebut

memenuhi spesifikasi produk yang bersangkutan secara tlsik/'performance saja.

Misalkan, suatu perusahaan memproduksi jam tangan, maka jam tangan tersebut

haruslah memenuhi ciri fisik jam tangan secara umum.

2. Kualitas kesesuaian (conformance quality)

Suatu produk dikatakan memiliki kualitas kesesuaian apabila produk tersebut

tidak menyimpang dari spesifikasi yang ditetapkan dan dapat memenuhi

permintaan konsumen sehingga konsumen merasa puas dengan produk yang

diterimanya.

Diantara dua kriteria tersebut yang paling penting adalah kriteria kedua, yaitu

kualitas kesesuaian. Seperti yang dikatakan oleh Crosby (H.Daniel, 1993:83), defmisi dari

kualitas adalah "...Quality is conformance to requirement not goodness...". Sehingga

suatu produk atau jasa dikatakan berkualitas apabila produk atau jasa tersebut dapat

memenuhi kepuasan konsumen sesuai dengan dimensi sebagai berikut:

Kinerja Reliabel

Estetika Tahan Lama

Page 22: Industri - Universitas Islam Indonesia

Pelayanan Kesesuaian produk dengan spesifikasi

Wujud barang (kualitas desain) Kesesuaian produk dengan apa yang

diiklankan

Perkembangan konsep kualitas ini menjadi semakin luas dengan munculnya

beberapa tokoh yang merumuskan filosofi kualitas ini ke dalam konsep-konsep teori yang

dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan mengembangkan

kualitas produk yang dihasilkannya. Beberapa tokoh yang sangat berperan dalam konsep

kualitas ini antara lain :

Juran (1962) "kualitas adalah kesesuaian dengan tujuan atau manfaatnya."

Crosby (1979) "kualitas adalah kesesuaian dengan kebutuhan yang meliputi availability

delivery, reliability, maintainability, dan cost effectiveness:'

Deming (1982) "kualitas harus bertujuan memenuhi kebutuhan pelanggan sekarang dan

dimasa mendatang."

2.1.2. Pengertian Pengendalian

Arti kendali dalam industri dapat didefmisikan sebagai suatu proses untuk

mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk kegiatan manajemen sambil tetap

menggunakan cara-cara untuk menjamin hasil yang memuaskan (Feigenbaum,A.V1996,

hal 9)

Pengendalian menurut Joseph M. Juran sebagai keseluruhan cara yang digunakan

untuk menentukan dan mencapai tujuan (standar), pengendalian ini mencegah agar segala

sesuatunya tidak menjadi lebih buruk (Juran, 1995).

11

Page 23: Industri - Universitas Islam Indonesia

12

Berdasarkan waktu pelaksanaan pengendalian^dikenal tiga macam pengendalian

yaitu :

a. Pengendalian sebelum proses ( Preventive Control)

Dimaksud agar produksi dapat berjalan sesuai dengan rencana, meliputi

pemeriksaan terhadap :

1) Rencana produksi

2) Desain Produk

3) Mesin / peralatan

4) Bahan baku / penolorig

5) Tenaga kerja

PT. Itisan Bonafide Banjarmasin melakukan perigeiidalian terhadap bahan

bakunya mehggunakan Stdndarisasi Nasional Indonesia Bahan Olah Karet (SNI

06-2047) atttira lain terfiadap (dapat dilihat pada lampiran):

1. Ketebalan bahan

2. Kebersihan bahan

3. Koagulan (pembekuan) bahan dengan asam semut, alattiiah

b. Pengendalian padasaat proses produksi berlangsung

Hal ini bertujuan untuk mengendalikan apabila terjadi penyimpangan-

penyimpangan terhadap standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan dapat

segera dilakukan koreksi. Danpengendalian yangdilakukan di PT. Insan Bonafide

antara lain :

1. Ketelitian karyawan/operator

Page 24: Industri - Universitas Islam Indonesia

13

2. Kinerja mesin

3. Ketebalan blanket

Mutu produk pada setiap tahapan proses produksi selalu dikontrol dengan

melakukan pengujian baik secara visual, fisika, pendeteksian, maupun

laboratorium sehingga mutu produk yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan

pelanggan. Perusahaan juga sudah mendapatkan sertifikat ISO 9002 dari lembaga

Sertifikasi Sistem Mutu YOQA.

c. Pengendalian setelah proses produksi(Repressive control)

Pengendalian ini dimaksudkan sebagai pencegahan terjadinya penyimpangan-

penyimpangan yang telah terjadi selama prbses produksi yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan untuk mencegah terjadinya penyimpangan yang akan datang.

Pengendalian yang dilakukan terhadap produk akhir SIR yaitu melakukan

pengujian terhadap kadar-kadar sebagai berikut:

1. Kadar kotoran

2. Kadar Abu

3. Kadar Zat Menguap

4. PRI (Plastisity Retention Index)

Dan untuk melakukan pengambilan sampel dan pengujian terhadap produk

SIR maka perusahaan mengikuti aturan SNI 06-1903-2000 yaitu :

Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dilakukan pengambilan

contoh terhadap bandela SIR dan mengambil kedua contoh potongan karet dari

bandela tersebut, kemudian dilakukan penyeragaman, yaitu dengan melakukan

Page 25: Industri - Universitas Islam Indonesia

14

penggilingan dengaamenggunakan gilingan lahoratorium. Jumlah penggilingan 6

kali dengan celah rol : 1,65 mm. Rol gilingan dijalankan dengan kecepatan

putaran rol 30 + 1 rpm. Setelah tiap kali penggilingan, lembaran karet digulung

dan salah satu ujung gulungan dimasukkan kembali kegilingan pada penggilingan

berikutnya, letakkan baki atau lembaran plastik yang bersih dibawah rol gilingan

guna menampung remahan atau kotoran karet yang jatuh selama rol penggilingan.

Remahan dan kotoran karet tersebut dikembalikan pada lembaran karet sebelum

penggilingan berikutnya. Pada penggilingan yang ke 6 kali, lembaran karet tidak

digulung melainkan dilipat dua , lembaran karet yang telah homogen tersebut

digiinting dan diambil sesuai kebutuhan masing-masing pengujian. Pengujian

dilakukan terhadap karet dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:

1. Kadar Kotoran

Giling contoh uji untuk penetapan kadar kotoran seberat 20-25 gram 2

kali melalui gilingan laboratorium (setelah penggilingan pertama, lembaran karet

dilipat dua), kedua rol berputar dengan kecepatan yang sama dan celah rol diatur

0,33 mm. Timbang kira-kira 10 gr lembaran contoh karet dengan ketelitian

mendekati 0,1 trig, kemudian digunting kecil-kecil menjadi 12-15 potongan.

Masukkan kedalam labu Erlenmeyer 500 ml yang telah berisi terpentin mineral

250 ml dan 1-2 ml peptiser. Panaskan diatas pemanas infra red selama 1,5 - 2,5

jam pada suhu 120 °C± 5 °C. Kocok sekali-sekali untuk mempercepat

pelarutanjika karet telah larut dengan sempurna saring dalam keadaan panas

secara dekantasi melalui saringan yang bersih. Saringan tersebut sebelumnya telah

Page 26: Industri - Universitas Islam Indonesia

15

dikeringkan didalam oven selama lebih kurang 1jam pada suhu 100 °C dan

setelah didinginkan didalam desikator sampai suhu kamar +30 menit, kemudian

ditimbang. Biarkan kotoran mengendap sebanyak mungkin didasar labu

Erlenmeyer untuk pencucian selanjutnya. Cuci kotoran didalam labu 2 kali

masing-masing dengan 30 - 50 ml terpentin panas. Tuangkan cucian kedalam

saringan dengan memiringkan labu sehingga mulut labu menghadap kebawah,

semprotkan terpentin dingin kedalamnya dengan menggunakan botol semprot.

Usahakan agar seluruh sisa kotoran terbawa kedalam saringan. Pencucian diakhiri

dengan menyemprotkan terpentin panas pada sekeliling dinding bagian dalam

saringan dengan hati-hati. Keringkan saringan berisi kotoran didalam oven pada

suhu 90 -100 °C selama 1jam, dinginkan dalam desikator selama +30 menit,kemudian ditimbang dengan ketelitian mendekati 0,1 mg.

Perhitungan :Kadar kotoran = ^1^100%C

A = bobot saringan berikut kotoran

B = bobot saringan kosong

C = bobot potongan uji

2. Kadar Abu

Gunting potongan uji tersebut menjadi kecil-kecil. Masukkan kedalam

cawan yang sebelumnya telah dipijarkan dan telah diketahui bobotnya. Cawan

berisi karet kemudian dipijarkan diatas pembakar listrik / gas sampai tidak keluar

asap, selanjutnya pemijaran diteruskan didalam mufflefurnace pada suhu 550 +20

Page 27: Industri - Universitas Islam Indonesia

16

C selama kirajkira. 2Jam, yaitu sampai tidak menganndung jelaga lagi.

Dinginkan cawan yang berisi abu didalam desikator sampai suhu kamar (+ 30

menit), kemudian ditimbang dengan ketelitian 0,1 mg.

A — BPerhitungan: Kadar abu = xl00%

C

A = bobot cawan berikut abu

B = bobot kosong

C = bobot potongan uji

3. Kadar Zat Menguap

Timbang potongan uji 10 gr dengan ketelitian 0,1 mg. Tipiskan dengan

gilingan laboratorium hingga tebalnya mencapai maksimum 1,5 mm. Gunting

lembaran tipis contoh uji tersebut menjadi potongan kecil berukuran 2,5 x 2,5

mm, selanjutnya dimasukkan kedalam cawan yang telah dipanaskan kedalam oven

pada suhu 100 °Cdan telah diketahui bobotnya. Cawan berikut karet kemudian

dipanaskan didalam oven pada suhu 100 + 3 °C selama 2-3 jam. Dinginkan

didalam desikator sampai suhu kamar (+ 30 menit) kemudian ditimbang ketnbaii.

Perhitungan : Kadar zat mengiiap = ——^jc100%C

A = bobot cawan berikut contdH sebelum dipanaskan

B = bobot cawan berikut contoh setelah dipanaskan

C = bobot potongan uji

Page 28: Industri - Universitas Islam Indonesia

17

4. Pengujian Nilai PRI (Plasticity Retention Index)

Giling contoh uji seberat 15 - 25 gr maksimum 3 kali dengan gilingan

laboratorium yang telah diatur. Celah rol diatur sedemikian rupa sehingga

lembaran karet yang dihasilkan mempunyai ketebalan antara 1,6 - 1,8 mm.

Apabila setelah 3 kali gilingan diperoleh lembaran karet dengan ketebalan tidak

sesuai dengan syarat yang telah ditentukan, maka atur kembali celah rol dan

gunakan contoh uji baru untuk digiling. Lembaran karet yang dihasilkan tidak

boleh berlubang dan mempunyai ketebalan yang merata setiap bagian. Lembaran

tersebut kemudian dilipat 2 dan ditekan dengan telapak tangan, selanjutnyadipotong dengan Wallace punch sebanyak 6potongan uji dengan urutan sepertigambar IV.2.

Gambar ILL Potongan Uji PRI

Potongan uji (1) untuk pengukuran plastisitas awal dan potongan uji (2)

untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan. Potongan uji harus mempunyaiketebalan antara 3,2 - 3,6 mm (ketelitian 0,01 mm) dengan garis tengah ±13 mm.

Letakkan potongan uji untuk pengukuran plastisitas setelah pengusangan diatas

tatakan contoh dan masukkan kedalam oven pada suhu 140 °C± 0,2 °C selama

tepat 30 menit, kemudian didinginkan sampai suhu kamar. Pada pengukuran

plastisitas Wallace , letakkan potongan uji diantara 2lembar kertas sigaret yangberukuran 40 mm x35 mm diatas piringan plastimeter, kemudian tutup piringan

Page 29: Industri - Universitas Islam Indonesia

plastimeter tersebut. Setelah ketukan pertama piringan bawah akan bergerak

keatas selama T5"delik dan menekan piringan atas, dan setelah ketukan kedua

berakhir dicatat sebagai nilai pengukuran plastisitas. Angka yang dicatat adalah

angka yang ditunjuk oleh mikrometerA//,sp/qy pada waktu berhenti bergerak.

Perhitungan :PRI = ^^xlOOPo

Po = nilai pengukuran plastisitas awal

P 30 = nilai pengukuran plastisitas setelahpengusangan

Untuk spesifikasi persyaratan mutu diatas dapat dilihat pada lampiran.

2.13. Pengertian Pengendalian Kualitas

Pengendalian kualitas adalah suatu sistem verifikasi dan penjagaan perawatan dari suatu

tingkatan kualitas produk atau proses yang dikehendaki dengan cara perencanaan yang

seksama, pemakaian peralatan yang sesuai, inspeksi yang terus menerus, serta tindakan

korelatif apabila diperlukan. Defmisi lain dari pengendalian kualitas adalah keseluruhan

cara yang digunakan untuk menetapkan dan mencapai spesifikasi kualitas, dengan

pengendalian statistik sebagai bagian cara-cara tersebut. Pengendalian kualitas pada

umumnya ada empat langkah (Feigenbaum; A.V, 1996, hal 9), yaitu :

1. Menetapkan standar, yaitu menentukan standar mutu - biaya, standar mutu

prestasi kerja, standar mutu - keamanan, dan standar mutu - keterandalan yang

diperlukan untuk suatu produk.

Page 30: Industri - Universitas Islam Indonesia

2. Menilai kesesuaian. Membandingkan masalah dari produk yang dibuat, atau jasa

yang ditawarkan terhadap standar-standar yang telah ditetapkan.

3. Bertindak bila diperlukan. Mengoreksi masalah dan penyebabnya melalui faktor-

faktor yang meliputi pemasaran, perancangan, rekayasa, produksi, dan

pemeliharaan yang mempengaruhi kepuasan pelanggan.

4. Merencanakan perbaikan. Mengembangkan upaya yang kontinyu untuk

memperbaiki standar-standar biaya, prestasi, keamanan, dan keterandalan.

2.2. Pengendalian Mutu terpadu

2.2.1. Art! dan Tujuan Pengendalian Mutu Terpadu

Pengendalian mutu terpadu yang sedang berkembang di Indonesia adalah suatu sistem

manajemen yang mengikutsertakan seluruh jajaran pekerja dari semua tingkatan yang

merupakan konsepsi pengendalian mutu dan metode statistik, untuk mendapatkan

kepuasan pelanggan maupun katyawan. Pengendalian mutu tidak akan dapatmenghasilkan suatu manfaat yang optimal bila seluruh pihak dalam perusahaan belum

bekerjasama untuk melaksanakan usaha pengendalian mutu secara terpadu. Oleh karena

itu pengendalian mutu terpadu merupakan suatu kerangka dimana setiap orang disetiaptingkatan dalam perusahaan harus bekerjasama dengan erat untuk meningkatkan segalausaha pengendalian mutu dari sudut pandang yang lebih luas yaitu kepentingan

perusahaan secara keseluruhan, meskipun dalam prakteknya tetap terkait pada tugasmasing-masing.

Page 31: Industri - Universitas Islam Indonesia

20

Menurut A.V. Feigenbaum pengendalian mutu terpadu adalah suatu sistem yang

efektif untuk mengadakan pengembangan mutu, pemeliharaan mutu serta usaha-usaha

perbaikan dari berbagai kelompok didalam suatu organisasi untuk memungkinkan produk

dan jasa berada pada tingkat paling ekonomis yang dapat memberikan kepuasankonsumen secara penuh.

Sedangkan W.E. Deming memberikan pendapat tentang pengendalian mutu

terpadu, yaitu suatu pandangan terhadap apa yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan

untuk melakukan transmisi positif dari bisnis sebagaimana biasanya sehingga menjadibisnis berkualitas tingkat dunia (Tjiptono dan Diana ;1995).

Adapun tujuan diterapkannya pengendalian mutu terpadu bagi perusahaan adalah(Ravianto, hal 104) :

1. Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan sehinggapendapatan akan meningkat.

2. Memberi kepuasan yang lebih besar atau lebih banyak kepada konsumen(pelanggan)

3. Meningkatkan kerja sama dan semangat kerja karyawan

4. Meningkatkan dan menjaga nama baik atau citra karyawan

Dalam hal ini pelanggan lebih diutamakan daripada karyawan karena kepuasan

karyawan akan terwujud bila pelanggan terpuaskan, baik kepuasan dalam berkaryamaupun kepuasan dalam kesejahteraan. Pengendalian mutu terpadu merupakan suatu

proses perubahan mental secara mendasar sekaligus suatu perubahan sistem manajemen.

Page 32: Industri - Universitas Islam Indonesia

21

2.2.2. Keuntungan Penerapan Pengendalian Mutu Terpadu

Keuntungan (benefit) yang berorintasi pada kepuasan pelanggan yang diharapkan dari

sebuah program pengendalian mutu terpadu adalah :

a. Perbaikan dalam mutu produk

b. Perbaikan dalam rancangan produk

c. Perbaikan dalamarus produk

d. Perbaikan moral karyawan dan kesadaran akan mutu

e. Perbaikan dalam pelayanan produk

f. Perbaikan dalam penerimaan pasar

Lebih dari itu, ada pula perbaikan-perbaikan besar ekonomis yang dihasilkan,termasuk:

a. Penurunan dalam biaya operasi

b. Penurunan dalam kerugian operasi

c. Penurunan dalam biaya pelayanan lapangan

d. Penurunan dalam masalah liabilitas

2.2.3. Ruang Lingkup Pengendalian Mutu Terpadu

Alasan bagi luasnya ruang lingkup ini adalah karena mutu dari setiap produk dipengaruhi

pada hampir setiap tahap dari daur industrialnya.

1. Pemasaran mengevaluasi tingkatan mutu yang diinginkan oleh pelanggan dan

yang mana mereka bersedia untuk membayarnya.

Page 33: Industri - Universitas Islam Indonesia

22

2. Rekayasa mengurangi evaluasi pemasaran ini menjadi spesifikasi yang tepat.

3. Pembelian memilih, mengadakan kontrak, dan mempertahankan pemasok untuk

suku cadang dan bahan-bahan.

4. Rekayasa pembikinan memilih jig, perkakas dan proses-proses untuk produksi

5. Pengawasan pembikinan dan operator-operator bengkel mempunyai pengaruh

mutu yang besar selama pembuatan suku cadang, sub perakitan dan perakitan

akhir.

6. Pemeriksaan mekanis dan uji fungsional memeriksa kesesuaian terhadap

spesifikasi

7. Pengiriman mempengaruhi kualitas kemasan dan transportasi.

8. Pemasangan dan pelayan produk membantu meyakinkan operasi tepat dengan

memasang produk sesuai dengan instruksi yang tepat dan memeliharanva selama

dipakai.

2.2.4. Siklus P-D-C-A

Siklus ini merupakan peralatan yang ampuh dalam hal pemecahan masalah. Siklus P-D-

C-A adalah suatu siklus perbaikan yang tidak berkesudahan, yaitu :

a. Plan adalah perencanaan, dengan mengidentifikasikan persoalan, menetapkan

target, membuat suatu rencana penerapan yang tepat.

b. Do adalah melaksanakan sesuai dengan rencana, menyelidiki dan menyesuaikan

dengan fakta dan menetapkan tindakan perbaikan.

Page 34: Industri - Universitas Islam Indonesia

23

c. Check adalah memeriksa hasil pelaksanaan dan mengevaluasi hasilnya serta

memberikan koreksi yang diperlukan

d. Action adalah melakukan standarisasi untuk menetapkan prosedur yang

diperlukan.

Konsep P-D-C-A tersebut merupakan pedoman bagi setiap manajer untuk proses

perbaikan kualitas (quality improvement) secara terus menerus tanpa berhenti tetapi

meningkat ke keadaan yang lebih baik dan dijalankan di seluruh bagian organisasi.

Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-C-A hanya dapat berfungsi jika sistem

informasi berjalan dengan baik.

2.2.5. Teknik dan Alat Statistik Dalam Pengendalian Kualitas

2.2.5.1. Tujuh Alat Pengendalian Kualitas

Pada dasarnya terdapat tujuh alat yang dapat dipergunakan dalam pengendalian kualitas,

yaitu :

A. Stratifikasi

Kadang-kadang data harus dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok atau kategori-

kategori untuk menunjukkan sumber masalahnya. Pemisahan data ini disebut stratifikasi.

Klasifikasinya menurut:

a. jenis kesalahan

b. penyebab kerusakan

c. lokasi kesalahan/kerusakan

Page 35: Industri - Universitas Islam Indonesia

d. material,unit kerja, waktu, lot

D V7 r- V jg|K* v n & n& n • V

V7 D ® v DV S8S V IS

ir ir ir

V V ® J8 D •

V V JS & • •

Gambar H.2. Contoh Stratifikasi

B. Lembar Pemeriksaan (Check Sheet)

24

Check sheet adalah formulir yang disiapkan untuk mengumpulkan, mengkonfirmasi, danmenganalisis data.

Aplikasi Check Sheet:

a. Mengumpulkan data berupa frekuensi atau pola kejadian, masalah, defect danIain-lain

b. Data dapat disimpulkan dan diobservasi secara berulang oleh orang yang samaatau pada lokasi yang sama.

No Deskripsi Kriteria

TT

TT

TTabel ILL Check Sheet

Page 36: Industri - Universitas Islam Indonesia

C. Diagram Pareto (Pareto Diagram)

Diagram pareto adalah sebuah diagram batang dimana panjang batang menunjukkan

frekuensi suatu kejadian, atau memvisualisasi signifikansi suatu kejadian.

Frekuensi

Cacat

Prosentase

100%

12 3 4 Tipe Cacat

Gambar II.3. Diagram Pareto

Aplikasi Diagram Pareto :

a. menentukan prioritas karena keterbatasan sumberdaya

b. menggunakan kearifatt tim secara kolektif

c. menghasilkan konsensus atas keputusan akhir

d. menempatkan keputusan pada data kuantitatif

25

Page 37: Industri - Universitas Islam Indonesia

26

D. Diagram Sebab Akibat (Fishbone Diagram)

Diagram sebab akibat, fungsi dasarnya adalah untuk mengidentifikasi dan mengorganisasi

penyebab-penyebab yang mungkin timbul dari suatu efek spesifik dan kemudian

memisahkan akar penyebabnya.

Bahan Metode Keria

Akibat

Peralatan Manusia Linekunean

Sebab

Gambar H.4. Diagram Sebab Akibat

Aplikasi Diagram Sebab Akibat:

a. Mengidentifikasi penyebab (mengapa) atas masalah

b. Mengidenifikasi tindakan (bagaimana) untuk menciptakan hasil yang diinginkan

c. Membahas issue secara lengkap dan rapi

d. Menghasilkan pertiikiran baru

E. Histogram

Histogram adalah diagram berbentuk batang yang menunjukkan distribusi atau seberapa

sering sebuah nilai terjadi dari sekelompok data.

Page 38: Industri - Universitas Islam Indonesia

Aplikasi histogram :

a. Menetapkan stabilitas proses

b. Menetapkan performance sekarang atau variasi proses

c. Menguji dan mengevaluasi perbaikan proses untuk peningkatan

d. Mengembangkan pengukuran dan memonitor peningkatan proses

F

r

e

k

u

e

n

s

i

Nilai

Gambar U.S. Histogram

F. Diagram Pencar (ScatterDiagram)

27

Diagram pencar digunakan untuk membantu mengidentifikasi hubungan antara dua

variabel.

Aplikasi diagram pencar :

a. Memahami hubungan antara dua variabel

b. Menetapkan hubungan sebab akibat yang mungkin antara beberapa proses atau

beberapa kegiatan

c. Mengamati tindakan korektif untuk menjaga hasil perbaikan kualitas

Page 39: Industri - Universitas Islam Indonesia

ooU

375

370

365

360

355

350

(

♦ ♦ t -i

_♦. * -.- -j

"' .♦ ♦•~. ^ ~ ^ ~* -

3 5 10 15 20 25 30

Gambar II.6. Contoh Diagram Pencar

G. Peta Pengendalian (control chart)

28

Peta pengendali adalah alat untuk menggabungkan dengan cara yang tepat apa yang

dimaksud dengan mengawasi proses pada jalur.

Diagram kontrol ini pertama kali dikemukakan oleh Dr.Walter A. Shewhart dan

diagram pengendali yang dikembangkan menurut asas-asas ini dinamakan diagram

pengendali Shewhart. Diagram ini sangat sederhana bentuknya, yaitu terdiri dari tiga

buah garis mendatar sejajar yang terletak didalam sebuah sumbu salib.

Batas pengendaliatas (BKA)

Karakteristik

kualitas sampel

Garis tengah

Batas pengendaliBawah (BKB)

Nomor sampel

Gambar II.7. Diagram Kontrol (ControlChart)

Page 40: Industri - Universitas Islam Indonesia

29

J gl—- ~- -- - -*——d,nam;pen endali , djpilih ^ — .-P..— - ^ --

ntuk mendapato d, -*~--*-*— - .en, -»-laku tereebut Periu——»-—-- ^:zzbahwa proseS *U-H- «-— — *~ kMtt01 KrSeb;

kualitas atau belum.

G.l. MacamMacam Peta PWtgendali

endali dibagi dalam dua tipe umum, yaitu :Peta peng'

1 Peta pengendali variabel

Page 41: Industri - Universitas Islam Indonesia

30

2. Peta pengendali atribut

Dinamakan peta pengendali atribut apabila karakteristik kualitas dari suatu produk

tidak terukur dengan skala kuantitatif tetapi dinilai tiap produk sebagai sesuai atau

tidak sesuai berdasarkan apakah produk tersebut memiliki atau tidak sifat tertentu.

Peta pengendali variabel digunakan secara luas, biasanya peta pengendali ini

merupakan prosedur pengendalian yang lebih efisien dan memberikan informasi

tentang penampilan proses yang lebih banyak dibandingkan peta pengendali atribut.

Adapun macam-macam peta pengendali berdasarkan karakteristik kualitas

produk yang dikendalikan adalah :

1. Peta pengendali x dan R (atau a ) untuk karakteristik variabel.

2. Peta pengendali p atau np untuk karakteristik atribut bagian yang ditolak.

3. Peta pengendali c atau u untuk karakteristik atribut untuk banyaknya

ketidaksesuaian per unit.

G.l.l. Peta Pengendali x dan R

1. Diagram Kontrol Rata-rata x

Untuk membuat diagram kontrol Shewhart menggunakan tata-rata x, dapat digunakan

sifat distribusi sampling rata-rata x berdistribUsi normal untuk ukuran sampel n cukup

besar dengan rata-rata p. dan simpangan baku —== . Ternyata untuk n sekecil empat pun ,

Page 42: Industri - Universitas Islam Indonesia

31

distribusi x sudah mendekati distribusi normal. Karena inilah biasanya untuk melakukan

pengontrolan kualitas sering digunakan sampel-sampel berukuran empat atau lima.

Jika p diketahui, maka diambil garis sentral sama dengan harga p. Penentuan

BKA dan BKB, bergantung pada berapa besar peluang yang diinginkan untuk

mendapatkan produk dalam kontrol. Jika populasinya berdistribusi normal dengan

simpangan baku a yang diketahui, maka :

BKA= p+3<T

GT = fi (H-!)

BKB= p-^=*Jn

Biasanya p. dan 0 jarang sekali diketahui. Dalam hal ini p dan x, ialah rata-rata

dari rata-rata semua sampel yang diambil. Jadi jika terdapat m sampel yang masing-

masing berukuran n dengan rata-rata x\,xi,....,xm, maka rata-rata dari rata-rata sampel

adalah :

: Z*,x =

(II-2)m

2. Digram Kontrol Rentang R

Deviasi standar 0 dapat ditaksir dari deviasi rentang sampel itu. Kita pusatkan pada

metode rentang (R). Jika x,,x2,....,x„ sampel berukuran n, maka rentang sampel ini

adalah selisih observasi nilai terbesar dan terkecil, yaitu :

Page 43: Industri - Universitas Islam Indonesia

32

R= x -xmax ^min (II-3)

Terdapat hubungan antara rentang suatu sampel dari distribusi normal dan deviasi

standar. Variabel random W=R/ a dinamakan rentang relative. Parameter distribusi W

adalah fungsi ukuran sampel n, mean Wadalah d2, sehingga penaksir untuk aadalah :

_R_°~d2 (H-4)

Nilai d2 telah ditabelkan dengan berbagai ukuran sampel.

Misalkan R„R2,R3,...,Rm adalah rentang msampel itu, maka rata-ratanya adalah :

R =~B^Rl+R2+R3+ + Rn

m (H-5)

Sehingga penaksir untuk adihitung sebagai a=R/d2. Oleh karena itu jika x seba

penaksir p dan — sebagai penaksir untuk a, maka bdtas-batas

adalah :

gai

— ^u^m penaKsir untuk a, maka bdtas-batas pengendali grafik x

BKA=x + —~ Rd2Jn

GT = x

BKB= x ~ Rd2^n

Kita mencatat bahwa kuantitas A2 =—- maka :d2^n

BKA/BKB= x+A,R-1^2"

Untuk nilai A2telah ditabelkan untuk berbagai ukuran sampel.

(11-6)

(H-7)

Page 44: Industri - Universitas Islam Indonesia

33

Sebagaimana halnya untuk diagram kontrol x , maka untuk diagram kontrol R juga

diperlukan garis sentral, BKA dan BKB. Jika populasinya berdistribusi normal dengan

parameter rata-rata u dan deviasi standar a diketahui, maka diagram kontrol R dibentuk

oleh ketiga buah garis :

BKA =D2ct

GT = d2<r (II-8)

BKB =D,cr

Dengan harga-harga d2,T>l dan D 2 dapat dilihat pada table.

Dalam prakteknya seringkali harga p dan a tidak diketahui. Dalam hal ini, maka

diagram kontrol R ditentukan oleh ketiga garis :

BKA = D,£4 -

GT = R (II-9)

BKB = D,#3J

Dengan R = rata-rata dari semua rentang, sedangkan harga -harga D3 dan D4 diambil

dari tabel.

3. Manfaat Peta Pengendali x dan R

Peta x adalah suatu grafik yang menggambarkan nilai rata-rata x suatu kelompok data

(sampel) relatif terhadap batas kontrol atas dan bawahnya. Salah satu kegunaannya adalah

Page 45: Industri - Universitas Islam Indonesia

34

untuk memberikan informasi atau mengendalikan apakah rata-rata proses produksi dalam

keadaan terkendali atau tidak.

Peta Radalah suatu grafik yang menggambarkan letak nilai-nilai rentang anggota

kelompok data (sampel) relatif terhadap batas-batas kontrolnya. Salah satu kegunaannya

adalah untuk mengetahui apakah pemencaran proses dalam keadaan terkendali atau tidak

sehingga secara keseluruhan manfaat dari peta x dan R adalah untuk membantu

menentukan nilai-nilai data dari proses produksi dalam keadaan terkendali atau tidak.

Sehingga berdasarkan informasi dari peta kontrol tersebut diambil kesimpulan dan

tmdakan-tindakan apa saja yang harus diambil, kapan proses tersebut dapat dibiarkan

berjalan seadanya dan kapan mengambil tindakan perbaikan untuk mengatasi gangguan

tersebut.

Penggunaan batas kertdali 3-sigma pada grafik x dan Rmerupakan praktek yang

meluas dan uriium, tetapi ada keadaan yang menyimpang dari kebiasaan pemilihan batas

pengendali ini akan bermanfaat. Misainya jika untuk menyelidiki tanda-tanda bahaya

yang palsu atau kesalahan tipe 1 sangat mahal, maka mungkin yang lebih lebar dari 3-

sigma, mungkin selebar 4-sigfHa. Akah tetapi jika proses itti adalah sedemikian rupa

hihgga tanda-tanda tak terkendali dapat diselidiki dertgan rtiudah dan cepat dengan

kehilangan waktu dan biaya yang minimal maka cocok dengan batas pengendali yang

lebih sempit.

Page 46: Industri - Universitas Islam Indonesia

35

G-1-2- Peta Pengendali patau np

Bagian tak sesuai didefinisikan sebagai perbandingan banyak benda yang tak sesuaidalam suatu populasi dengan banyak benda keseluruhan dalam populasi itu. Benda-bendaitu mungkin mempunyai beberapa karakteristik kualitas yang diperiksa bersama-samaoleh pemeriksa. Apabila benda yang diperiksa tidak sesuai dengan standar dalam satuatau beberapa karakteristik ini, maka benda itu diklarifikasikan sebagai bagian tak sesuai.Asas-asas statistik yang melandasi peta pengendali untuk bagian tak sesuai didasarkanatas distribusi binomial.Bila sampel yang diambil untuk melakukan setiap observasijumlahnya sama maka kita dapat menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart) maupun banyaknya kesalahan (np-chart). Namun bila sampel yang diambilbervariasi untuk setiap kali melakukan observasi berubah-ubah jumlahnya maka kitaharus menggunakan peta pengendali proporsi kesalahan (p-chart). Karena banyaknyasampel yang diambil tiap kali observasi sama, maka menggunakan peta pengendalibanyaknya kesalahan (np-chart). Adapun formulasi yang digunakan dalam petapengendali banyaknya kesalahan (np-chart) tersebut adalah :

g

GPp^^^l—n-g (H-10)

Dimana :

p =garis pusat peta pengendali proporsi kesalahan

n =banyaknya sampel yang diambil tiap kali observasi

g = banyaknya observasi yang dilakukan

Page 47: Industri - Universitas Islam Indonesia

36

_ I*.GP„P =„„=^ (imi)

Dimana :

np=garis pusat untuk peta pengendali banyaknya kesalahan

Standar deviasi untuk peta pengendali banyaknya kesalahan (np-chart) tersebutadalah :

Oleh karenanya, batas pengendali atas (BPA) dan batas pengendali bawahnya(BPB) menjadi :

BPAnp =n^+3o-np (]M

BPBnp = n/?-3 anp

2.2.6. Delapitt Langkah dalam Pengendalian Mutu Terpadu

Dalam penyelesaian masalah pada pengendalian mutu terpadu terdapat 8 langkahpemecahanmasalah, yaitu :

a. Prioritas masalah

Dari beberapa masalah dipilih satu masalah yang diletakkan sebagai prioritas

untuk dipecahkan. Alat yang digunakan adalah diagram pareto, histogram, danpeta kontrol.

Page 48: Industri - Universitas Islam Indonesia

37

b. Analisa penyebab

Langkah ini merupakan kegiatan analisis dengan mencari sebab masalah, apakah

masalah itu disebabkan oleh faktor manusia, mesin, dan lingkungan. Alat yang

digunakan adalah diagram sebab akibat (fishbone).

c. Memilih sebab-sebab yang paling berpengaruh

Langkah ini merupakan pengumpulan data dari setiap penyebab (dari langkah-

langkah diatas) dengan cara meneliti sebab-sebab mana yang dominan kemudian

data yang merupakan angka digambar dengah diagram. Alat yang digunakan

adalah diagram pareto.

d. Menyusun langkah perbaikan

Lahgkah ini merupakan langkah rencana tindakan untuk mengatasi sebab-sebab

ddminah yang meninibulkan masalah.

e. Langkali pelaksanaaH perbaikan

Langkah ini merupakan tindakan atau do yang benar-benar sesuai dengan yang

telah dlsusun sebelumnya, dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.f. Evaluasi hasil

Langkah ini dimaksud untuk meneliti, mengevaluasi hasil pelaksanaan dan

rencana yang dibuat, caranya dengan membandingkan sebelum dan sesudah

langkah perbaikan sejauh mana hasil perbaikan tersebut dapat dicapai.

g. Mencegah terulangnya masalah/standarisasi

h. Rencana berikutnya

Page 49: Industri - Universitas Islam Indonesia

38

2.2.7. Biaya Kualitas

Yang dimaksud dengan biaya kualitas adalah biaya yang muncul karena produk yang

dihasilkan tidak memenuhi standar yang diinginkan oleh konsumen atau dengan kata lain

produk tersebut memiliki kualitas yang jelek, baik yang akan terjadi ataupun yang telah

terjadi dalam suatu perusahaan. Kita mengenal ada 4 macam biaya kualitas (Hansen dan

Mowen, 1995):

a. Prevention Cost

Biaya yang dikeluarkan agar barang yang akan dihasilkan tidak berkualitas

rendah. Misal : biaya program pelatihan kualitas, pemilihan supplier, dll.

b. Appraisal Cost

Biaya yang dikeluarkan untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan sesuai

dengan keinginan konsumen, sehingga jangan sampai terjadi produk yang rusak

dikirim ke konsumen. Misal : biaya pengujian dan inspeksi bahan baku, inspeksi

dan pengujian peralatan, dll.

c. Internal Failure Cost

Biaya yang dikeluarkan karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan

keinginan konsumen. Misal : biaya pengerjaan ulang (rework), penghentian

mesin, inspeksi ulang, dll.

d. External Failure Cost

Biaya yang dikeluarkan karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan

keinginan konsumen setelah produk tersebut di kirim ke konsumen. Misal : biaya

penarikan kembali jaminan, perbaikan, kehilangan pangsa pasar, dll.

Page 50: Industri - Universitas Islam Indonesia

BAB HI

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Pendahuluan

Langkah-langkah penelitian perlu disusun secara baik untuk mempermudah penyusunanlaporan penelitian. Adapun langkah-langkah penelitian dapat dipresentasikan sepertigambar III.I.

3.2. Studi Pustaka

Ada dua macam studi pustaka yang dilakukan yaitu studi pustaka induktif dan studipustaka deduktif. Kajian pustaka induktif adalah kajian pustaka yang bemiakna untuk

menjaga keaslian penelitian dan bermanfaat bagi peneliti untuk menjadi kekinian topikpenelitian. Kajian ini diperoleh dari jurnal, proseding, seminar, majalah dan lainsebagainya. Pada kajian induktif, dapat diketahui perkembangan penelitian, batas-batasdan kekurangan penelitian terdahulu. Disamping itu dapat diketahui perkembanganmetode-metode mutakhir yang pernah dilakukan peneliti lain. Kajian deduktifmembangun konseptual yang mana fenomena-fenomena atau parameter-parameter yangrelevan disistematika, diklasifikasikan dan dihubung-hubungkan sehingga bersifat umum.Kajian deduktif merupakan landasan teori yang dipakai sebagai acuan untuk memecahkanmasalah penelitian.

Page 51: Industri - Universitas Islam Indonesia

Adapun langkah-langkah penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut

(Mulai J)

Studi Pustaka

1Kajian Induktif Kajian Deduktif

Landasan kajian yangdidapat dan jurnal,proseding maupunseminar

Landasan Teori

Identifikasi Masalah

Perumusan MasalahApakah pengendalian kualitas padapembuatan produk akhir SIR sudahcukup baik

Tujuan PenelitianMenganalisis pengendalian kualitas diPT. Insan Bonafide Banjarmasin dan

biaya kualitas internal yang dikeluarkan

Pengumpulan Data

Pengolahan DataDengan menggunakan alatpengendali kualitas yaitulembar periksa diagram sebabakibat, serta peta pengendalidan perhitungan biaya kualitasinternalyang dikeluarkan

Pembahasan

Berdasarkan data pengamatandan perhitungan pengendalian,

dan 8 langkah pengendalikualitas

Gambar III.1. Diagram Alir Kerangka Penelitian

40

Page 52: Industri - Universitas Islam Indonesia

41

3.3. Penentuan Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah produk SIR 20 yang dihasilkan PT. Insan BonafideBanjarmasin.

3.4. Teknik Analisa Data

Didalam analisa data ini akan digunakan metode deskriptif komparatif dan metode

statistik. Pada metode deskriptif komparatif yaitu data yang diperoleh akan diuraikan

berdasarkan masalah yang diteliti, kemudian dibandingkan dengan teori-teori yangberhubungan dengan masalah tersebut. Dalam hal ini studi pustaka akan dilakukan untuk

mendapatkan landasan teori bagi pembahasan analisa data melalui literatur-literatur dan

catatan kuliah. Sedangkan metode statistik ialah penyelesaian masalah kuantitatif denganmenggunakan cara-cara statistik.

3.5. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dalam tiga cara :

a. Pengumpulan dokumen-dokumen

Yaitu dengan cara mencatat nama-nama dokumen yang diperlukan oleh peneliti

yang berhubungan dengan depatemen pengendalian kualitas.

b. Wawancara

Wawancara bebas tidak didokumentasikan secara terstruktur

Page 53: Industri - Universitas Islam Indonesia

42

c. Observasi

Yaitu dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung atas prosedur dari

jalannyaoperasi terhadap pengendalian kualitas yangada dalam perusahaan.

3.5.1. Jenis Data yang Diambil

1. Data Primer

Data mengenai pengendalian kualitas yang telah dilakukan oleh perusahaan, misalkan :

a. data mengenai uji kualitas produk

b. data mengenai pengetesan produk akhir

2. Data Sekunder

Data mengenai keadaan umum perusahaan yang mendukung dataprimer yang meliputi :

a. Organisasi pengendalian kualitas

b. Penentuan standar kualitas

c. Teknik pengendalian kualitas

d. Sejarah berdirinya perusahaan

3.6. Pengolahan Data

Untuk pengolahan data yang telah terkumpul maka digunakan alat analisis statistik. Alat

analisis yang digunakan antara lain:

Page 54: Industri - Universitas Islam Indonesia

43

a. Lembar Pemeriksaan

Data pada lembar periksa merupakan langkah dalam penentuan masalah, dimana

data atau fakta yang disajikan apa adanya tanpa memperhatikan banyak sedikitnya

produk cacat.

b. Diagram Sebab Akibat

Diagram ini digunakan untuk menentukan faktor-faktor penyebab terjadinya

produk cacat atau proses produksi yang tidak terkendali berdasarkan faktor

manusia, lingkungan, metode kerja, alatdanbahan.

c Peta Pengendali X dan Rdan Peta Pengendali np

Peta pengendali yang digunakan dalam pengolahan data adalah peta pengendali

X dan R untuk data variabel, sedangkan untuk data atribut menggunakan peta

pengendali np

Biaya kualitas yang dihitung hanya total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan,

dalam hal ini perusahaan mengeluarkan biaya kegagalan internal.

Produk yang diluar spesifikasi akan dicari besar persentasenya kemudian

dikalikan dengan total produksi untuk mengetahui seberapa banyak jumlah produk yang

diluar spesifikasi yang nantinya akan dikalikan dengan biaya kualitasnya untuk

mengetahui seberapa besar kerugian sehingga perusahaan dapat mengambil keputusan

apakah produk akan di rework, di buang atau di jual dengan harga murah.

Page 55: Industri - Universitas Islam Indonesia

44

3.7. Pembahasan

Pada tahap ini pembahasan berdasarkan data pengamatan perhitungan pengendalian. Hal

ini juga dikaitkan dengan faktor-faktor yang menyebabkan cacat atau proses yang tidak

terkendali, yang dianalisa menggunakan diagram sebab akibat. Diagram sebab akibat ini

digunakan untuk menganalisis persoalan dan faktor-faktor yang menimbulkan suatu

masalah, sehingga diagram ini dapat menjelaskan sebab-sebab suatu persoalan terjadi.

Sebab-sebab yang ditimbulkah antara lain oleh manusia, alat, bahan, metode dan

lingkungan. Akibat-akibat tersebut akan dianalisa sampai ketemu penyebab awalnya

sehingga diharapkan permasalahan tidak terulang lagi.

3.8. Rencana Perbaikan

Dalam rencana perbaikan ini menggunakan metode 5W + 1H atau What,Where, Who,

Why, When + How.

3.9. Kerangka Pemecahan Masalah

Secara umum pengendalian kualitas adalah proses pemeriksaan, baik yang menyangkut

bahan baku, proses produksi maupun barang jadi yang dihasilkan. Untuk pemecahannya

yang paling utama teknik yang dipakai adalah diagram kontrol (Control Chart) Shewhart,

diagram ini selain mudah dalam penggunaannya, hasil yang diberikanpun cukup baik dan

memuaskan

Page 56: Industri - Universitas Islam Indonesia

45

Untuk pengujian hasil penelitian dilakukan dengan asas-asas statistik umum, yaitu

melode peta pengendalian, yang menggunakan batas-batas sigma. Dalam diagram unuk

cacat ini, apabila harga rata-rata kesalahan untuk setiap produk jadi yang diamati telah

diketahui, maka dapat ditentukan terlebih dahulu garis sentral, batas pengendali atas dan

bawah. Asas-asas statistik yang melandasi peta pengendali untuk bagian tidak sesuai

didasarkan atas distribusi binomial. Misalkan proses produksi bekerja dalam keadaan

terkendali (stabil), maka probabilitas suatu unit akan tidak sesuai dengan spesifikasi.

3.10. Kesimpulan dan Saran

Bagian ini merupakan bagian penutup yang berisikan kesimpulan dan saran berdasarkan

hasil pengolahan data dan pembahasan hasil pengolahan data. Penarikan kesimpulan ini

sangat berguna dalam merangkum hasil penelitian. Sedangkan saran merupakan masukan

bagi perusahaan agar dapat lebih baik lagi.

Page 57: Industri - Universitas Islam Indonesia

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

4.1.1. Sejarah Berdirinya

PT. Insan Bonafide Banjarmasin merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri

pengolahan karet dengan menghasilkan produk setengah jadi yaitu Crumb Rubber atau

lebih populer dengan sebutan SIR (Standard Indonesian Rubber).

Perusahaan ini berkedudukan di Jalan Barito Hulu No.28 Banjarmasin dengan

status PMDN yang didirikan pada tahun 1973 dengan luas areal41.026 m2. Secara realita

kapasitas produksi perusahaan sampai saat ini sebesar 3000 ton/bulan dan menyerap

tenaga kerja + 350 orang yang terdiri dari direktur, manajer, karyawan staf, pekerja

produksi, satpam dan sopir.

Dasar teknik pengolahan dari bahan baku hingga menjadi crumb rubber PT. Insan

Bonafide Banjarmasin adalah : pembersihan bahan olah, pemecahan koagulan,

homogenisasi, pengeringan dan pengemasan.

Jenis produk yang dihasilkan adalah SIR 20 yang merupakan bahan baku bagi

industri barang jadi karet.

Hasil Produksi secara mayoritas untuk memenuhi pesanan dari perusahaan-

perusahaan yang ada diluar negeri yang dipasok melalui TatLee Commodities Pte. Ltd ke

pabrik pengolah ban, antara lain: Good Year Orient Co. Pte. Ltd, Bridgestone Singapore

Page 58: Industri - Universitas Islam Indonesia

47

Pte. Ltd, Societe Des Matieres Premieres, Continental Type And Rubber (S) Pte. Ltd. Danuntuk memenuhi permintaan crumb rubberSIR 20 darilndusri pengolahan ban di luardan dalam negeri, maka prosentase pemasaran sekitar 95 %untuk ekspor dan 5%untuk

lokal.

Dalam kaitannya untuk menjaga atau mengantisipasi terhadap dampak lingkungan

yang kurang baik perusahaan telah melengkapi sarana produksi dengan instalasi pengolahair limbah (IPAL) yang mengolah kembali air produksi di IPAL dengan kapasitastampung sebesar ±5.600 m\ sehingga air layak untuk dialirkan kembali ke sungai

Barito.

4.1.2. Jenis dan Kapasitas Produksi

Pada saat ini jenis produk adalah SIR 20 dengan kapasitas produksi sebanyak 3000ton/bulan, sedangkan dalam penentuan jumlah produksi selain berdasarkan jumlah bahan

olah juga berdasarkan order atau pesanan dari pelanggan.

4.1.3. Bahan Baku dan Bahan Penolong

Merupakan faktor yang sangat penting dalam proses produksi karena tanpa adanya bahan,perusahaan tidak akan dapat berproduksi. Baik buruk produk yang dihasilkan juga sangatditentukan oleh bahan yang dipakai. Pada PT. Insan Bonafide Banjarmasin bahan olahyang digunakan untuk menghasilkan SIR adalah bahan olah karet rakyat (BOKAR) yang

pakan bahan mentah dari getah karet yang baru diambil dari kebun karet yang seringmeru

Page 59: Industri - Universitas Islam Indonesia

48

kali didatangkan dari daerah Batulicin, Kapuas, Muara Teweh, Ampah, Buntok dan

seperti perkebunan karet inti rakyat, kemudian getah karet tersebut digumpalkan dengan

asam semut sehingga menjadi bekuan karet. Jenisnya berupa Cup lump, slab lump dan

USS (Unsmoke Sheet).

Sedangkan bahan penolong yang dipakai antara lain kantong plastik SW (Shrink

Wrap bag), topi plastik penutup pallet metal (shrink Wrap cap), metal box dan tali

benezer plastik yang digunakan untuk kelancaran proses produksi khususnya dalam

proses pengemasan. Bahanpenolong ini sangat mempengaruhi mutu yangdihasilkan.

Tabel IV.1. Perincian Bahan Baku dan Bahan Penolong

Jenis Bahan Kapasitas Bentuk Sifat Bahan Asal Cara

Fisik Bahan Penyimpanan

a. Bahan Baku

(1) Cup Lump 2000 ton/bin Padat Berbau Petani karet Gudang tertutup

(2) USS 500 ton/bin Padat Berbau Petani karet Gudang tertutup

b. Bahan Penolong

(1) Plastik SW 500 bh/bln Padat Mudah Terbakar Lokal Gudang tertutup

(2) Metal Box 1500bh/bln Padat Korosif Lokal Gudang tertutup

(3)Tali benezer 20 kg/bin Padat Mudah Terbakar Pembeli Gudang tertutup

plastik

Sumber : PT. Insan Bonafide Banjarmasin

4.1.4. Proses Produksi

Dalam proses produksi banyak hal yang mempengaruhi akan kelancaran jalannya proses

produksi baik dari tenaga kerjanya, material atau bahan, mesin dan peralatan, metode

kerja sampai faktor lingkungan juga sangat berpengaruh. Adapun uraian proses produksi

pembuatan crumb rubber pada PT. Insan Bonafide adalah :

Page 60: Industri - Universitas Islam Indonesia

49

1. Penerimaan Bahan Baku

Menggunakan karet alam yang berupa getah bekuan cup lump yang berbentuk mangkuk

dan getah tipis (unsmokedsheet) yang berbentuk lembaran berasal dari petani karet. Bahan

baku tersebut kemudian dipotong menjadi kecil-kecil sehingga mempermudah proses

produksi. Setelah selesai proses pemotongan kemudian bahan-bahan tadi ditimbang dan

dipisahkan sesuai jenis-jenisnya untuk selanjutnya bahan-bahan tadi disimpan kedalam

gudang bahan baku agar mutunya tetap terjaga.

2. Pencampuran

Pencampran getah bekuan dan getah tipis dengan menggunakan mesin breaker.

3. Pembersihan

Pembersihan dilakukan sebanyak 5 kali dimana dilakukan pada saat setelah bokar masuk

ke mesin breaker sebanyak 2 kali pembersihan, kemudian setelah proses pemecahan

dimesin hammermill 1kali pembersihan, setelah masuk mesin wet extruder dilakukan 1

kali pembersihan dan terakhir setelah blanket dimasukkan ke mesin shredder. Dan proses

pembersihan tidak membutuhkan waktu yang lama hanya direndam beberapa saat di

water tank kemudian langsung lewat dan ke belt conveyor.

4. Pemecahan

Penghancuran getah bekuan dan getah tipis menjadi pecahan-pecahan dengan

menggunakan hammermill.

5. Penghalusan

Penghancuran getah-getah tersebut menjadi lebih halus dan kecil dengan menggunakan

Wet Extruder.

Page 61: Industri - Universitas Islam Indonesia

50

6. Penggilingan

Penggilingan campuran getah bekuan dan getah tipis menjadi blanket dalam Mangel, dan

penggilingan dilakukan sebanyak 7 kali sehingga blanket menjadi tipis, kemudian

dilakukan inspeksi akan ketebalan blanket dengan jangka sorong. Untuk ketebalan

blanket tidak ada standar ketetapannya, tetapi tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis,

perusahaan menetapkan ketebalan blanket yang baik + 0,50 - 0,55 cm.

7. Pengeringan Alami

Penggantungan blanket dalam hanging house selama +15 - 18 hari. Disini dilakukan

inspeksi kadar kotor, debu, dan PRI di laboratorium.

8. Pembutiran/peremahan

Pembutiran blanket dengan mesin shredder sampai menjadi butiran karet yang cukup

kecil lalu dimasukkan ke pipa agar dapat diletakkan kedalam trolley.

9. Pengeringan Mesin

Pengeringan dengan sistem pemanasan langsung dalam dryer, suhu dan timer dryer

disesuaikan dengan kekeringan karet, tetapi rata-rata suhu yang digunakan + 110 "C

selama 10-12 menit.

10. Penimbangan

Setelah karet dikeringkan di mesin dryer karet terlebih dulu didinginkan. Selanjutnya

dilakukan penimbangan dengan alat scale balance dengan berat yang seragam yaitu 35

kg/bale.

11. Pengempaan

Pengempaan produk dengan mesin press sehingga menjadi bentuk bandela.

Page 62: Industri - Universitas Islam Indonesia

51

12. Penyortiran

Pemeriksaan kontaminasi logam dengan metal detector.

13. Inspeksi Karakteristik SIR

Dilakukan inspeksi terhadap karakteristik SIR yaitu kadar kotoran, kadar abu, kadar zat

menguap, nilai PRI, dan white spot untuk mengetahui mutu SIR.

14. Pengemasan

Pengemasan produk dengan menggunakan plastik polietilen transparan yang kemudian

dikemas di metal box.

15. Penyimpanan

Penyimpanan produk jadi ke gudang yang diangkut dengan menggunakanforklift.

Page 63: Industri - Universitas Islam Indonesia

PETA PROSES OPERASI

Cup Lump

(0-1

V

Pemotongan jadikecil-kecil

©Penimbangan(scale balance)

USS

(o-3 )

(£0

Pemotongan jadikecil-kecil

Penimbangan(scale balance)

Penyimpanan(gdg.bahan baku)

0

Pencampuran(breaker)

Pembersihan 1

(Water Tank 1)

Pembersihan 2

(Water Tank 2)

(b-10'

©

T

fO-16)

i'O-19)

;^2¥|

I-6

(<£i)

e Pemecahan

(hammermill)

Pembersihan 3(Water Tank 3)

T

©Penghalusan(Wet Extruder)

Pembersihan 4(Water Tank 4)

Penggilingan(Mangel)

Pengeringan Alami(Hanging House)

Pembutiran

(Shredder)

Pembersihan 5(Water Tank 5)

Pengeringan Mesin(Dryer)

Penimbangan(Scale Balance)

Pengempaan(Press)

Penyortiran(Metal Detektor)

InspeksiKarakteristik SIR

Pengemasan(Metal Box)

Penyimpanan

GambarIV.l. Peta Proses Operasi Crumb Rubber

52

Page 64: Industri - Universitas Islam Indonesia

53

4.1.5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan sesuatu yang sangat vital bagi suatu perusahaan atau pabrik

guna menjalankan aktivitas perusahaan tersebut, begitu pula untuk PT. Insan Bonafide

Banjarmasin yang mempunyai tenaga kerja ± 350 orang yang terdiri atas Direktur,

manager, staff, buruh/karyawan dan lainnya. Untuk struktur organisasinya dapat dilihat

pada lampiran. Dan untuk metode kerjanya yaitu:

1. Sistem Ketenagakerjaan terdiri dari:

a. Karyawan bulanan yaitu pegawai.

b. Karyawan harian yaitu satpam dan teknisi

c. Karyawan/tenaga borongan yaitu untuk bagian produksi dan gudang.2. Waktu operasi pabrik :

a. Dalam satu hari = 24 jam

b. Dalam satu minggu = 6 hari kerja

3. Jumlah shift tenaga kerja :

a. Bagian produksi = 2 shift

b. Bagiangudang = 1 shift

Dalam 1shift = 12 jam kerja

Page 65: Industri - Universitas Islam Indonesia

54

Tabel IV.2. Perincian Tenaga Kerja

KLASIFIKASI

PEKERJA

JUMLAH PENDIDIKAN

SD SLTP SLTA AKADEMI/PERG.TINGGI

(1) Direktur

(2) Manajer QA

(3) Staff

(4) Buruh/

Karyawan

3

1

56

290 -216

30

74

3

1

26

TOTAL 350 -216 104 30

Sumber : PT. Insan Bonafide Banjarmasin

4.1.6. Mesin dan Peralatan

Tanpa mesin dan peralatan perusahaan tidak dapat melaksanakan aktivitas produksi

dengan baik dan ini sangat penting untuk kelangsungan proses produksi perusahaan

sehingga dapat tercapai produk yang optimal. Pada PT. Insan Bonafide Banjamasin jenis

mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan yaitu pada tabel 1V.3.

Page 66: Industri - Universitas Islam Indonesia

55

Tabel IV.3. Jenis Mesin dan Peralatan Produksi

No Jenis Alat Jumlah Kondisi Negara 1 Energi JenisDampak/

1

Unit (%) Pembuat Penggerak CemaranBreaker 2 unit 90-95 Lokal Listrik Bising

2 Hammermill 3 unit 85-90 Lokal Diesel Bising, getar3 Wet Extruder 1 unit 90-95 Lokal Listrik Bising, getar4 Mangel 21 unit 65-70 Lokal Listrik Bising5 Cutter 3 unit 85-90 Lokal Listrik Bising, getar6 Dryer 2 unit 60-65 . Singapura Listrik Udara panas7 Press 3 unit 85-90 Lokal Listrik Bising8 Vibrator 2 unit 90-95 Lokal Listrik Bising, getar9 Timbangan 3 unit 90-95 Lokal Listrik

10 Water tank 4 unit 80-85 Lokal

11 Trolley 36 unit 90-95 Lokal Listrik12 Metal Detector 1 unit 90-95 Lokal Listrik

13 Belt Conveyor 1 unit 90-95 Lokal Listrik

14 Genset 2 unit 90-95 USA,RRC Diesel Bising, getar15

S

Forklift

umber: PT. rnsan

5 unit

Rr>rmfiH<» C

85-90 Jepang Diesel Bising

Sedangkan kegunaan dari mesin dan peralatan tersebut diantaranya :

a. Breaker :untuk mengetahui kadar kimia, kadar air dan kadar kotoran bahan baku

b. Hammer mill: untuk memadatkan bahan baku dan mencacah bahan olah (halus)c. Wet Extruder :untuk mencacah bahan baku menjadi lebih halus lagi

d. Mangel: sebagai mesin penggiling untuk menggiling karet

e. Shredder/Cutter : untuk meremah karet sehingga menjadi butiran-butiran yanghalus

f. Dryer : sebagai oven untuk mengeringkan remahan karet

Page 67: Industri - Universitas Islam Indonesia

56

«• Press :umuk me„gempa/press karet hingga menjadj bongkahan_bongkahan ^yang bagusdan padat

h. Me,aldetector: umuk mendeteksi apakah masih ada kandungan logam pada SIR.

4.1.7. Lay Out Mesin

Uy out mesi„ di,a,a sedemikia„ rapa sehingga dapa, ^^.^ ^ ^^^baik serta mencapai efisiensi kerja ya„g maksima, ya„g dimuiai dari pencampuran bahanolah, pemecahan dan pencucian, pe„ggi,ingan, pengeringa„ ^ ^^pengermgan dryer, press dan pengemasan.(Dalam lampiran)

4.1.8. Air

Un.uk mengolah ookar hi„gga me„jadi SIR diperlukan A^ yang ^^ ^pembersihan, pemecahan, pe„ggili„gan serta keblltuhan ,aimya

4.1.9. Listrik

Un.uk mengoperasikan mesin-mesin pr„duksi, pahrik menggunakan daya terpasang dariPLN seocsar 2,S0 KVA, sedangkan apabila ma.i lampu me„ggu„aka„ 2ouan genset(Generator Set) dengan kemampuan 3.500 KVA

Page 68: Industri - Universitas Islam Indonesia

57

4.1.10. Gudang

Untuk penyimpanan bahan baku dan produk akhir disimpan di gudang, Untuk gudang

bahan olah kapasitasnya + 2500 ton sedangkan gudang untuk produk akhir + 3000

ton.Perusahaan juga dilengkapi dengan gudang spare part.

4.1.11. Pengelolaan Lingkungan

4.1.11.1. Penanganan Limbah

Limbah yang ditimbulkan dari akibat proses produksi ada 3jenis yaitu :

a. Limbah Cair

Limbah cair yang dihasilkan diolah pada IPAL hingga kualitasnya memenuhi

persyaratan, kemudian dibuang ke sungai barito.

b. Limbah padat

Limbah padat yang disebut landfill digunakan untuk nguruk tanah, menimbun

lokasi yang rendah dipabrik.

c. Limbah gas (bau)

Limbah gas (bau) yang ditimbulkan akibat proses pengeringan di hanging house

maupun di dryer belum ada penyerapnya sehingga masih menimbulkan bau

disekitar pabrik.

Page 69: Industri - Universitas Islam Indonesia

58

4.1.11.2. Laboratorium Limbah Cair

Untuk melakukan pemeriksaan terhadap mutu air buangan, maka pabrik telah memiliki

laboratorium, yang hasilnya akan diperiksa oleh Bapedal Banjtlarmasin.

4.1.12. Pengendalian Kualitas

Dilakukan tiga pengendalian kualitas pada proses produksi yaitu pengendalian padabahan baku, pengendalian selama proses produksi dan pengendalian kualitas produkakhir.

4.1.12.1. Pengendalian pada bahan baku

Pengendalian yang dilakukan di PT. Insan Bonafide Banjarmasin yaitu pengendalianterhadap bahan baku menggunakan Standarisasi Nasional Indonesia Bahan Olah Karet(SNI 06-2047)

4.1.12.2. Pengendalian selama proses produksi

a. Ketelitian karyawan/operator

b. Kinerja mesin

c. Ketebalan blanket

Page 70: Industri - Universitas Islam Indonesia

59

KUa,i,aSi'r0dUk ^ Se"'aP ^ P— P^uksi se* dikon,r„, dengan meiaKukanP^ujian baik secara visual, fisika, Pe„de,eksia„, maupun lal)„ra,„rium sehi„gga kualilasProduk vang dihasilkan dapa, memenuhi keinginan pe,a„gga, famhm juga sudahmendapatkan sertifika, ISO 9002 dari iembaga Sertifikasi Sisfcm Mu.u YOQA.

4.1.12.3. Pengendalian pada produk akhir

a. Kadar kotoran

b. Kadar abu

c Kadar zat menguap

d. PRI (Plastisity Retention Index)

Ala. yang digunakan un.uk pengendalian kualitas produk akhir antara lain :a. Gilingan laboratorium

b. Neraca analisis

c Lembaran plastik atau baki

d. Gunting

e. Kantong plastik

f. Labu Erlenmeyer

g. Saringan

h. Desikator

i- Infrared

j- Oven

k. Muflefurnace

Page 71: Industri - Universitas Islam Indonesia

60

1. Pembakar listrik, dll

4.1.13. Data Hasil Pengamatan

Data hasil penelitian yang diperlukan adalah sebagai berikut:

1. Data tentang karakteristik SIR dari hasil proses produksi PT. Insan Bonafide

Banjarmasin.

Karakteristik kualitas dari produk SIR sangat banyak tetapi yang menjadi dasar dalam

spesifikasi teknis adalah kadar beberapa zat dan unsur-unsur tertentu yang terdapat dalam

karet, yang berpengaruh terhadap sifat-sifat akhir produk yang dibuat dari karet. Adapun

karakteristik yang penting untuk dikendalikan adalah :

a. Kadar Kotoran

Kadar kotoran yang akan diteliti adalah kadar kotoran yang terkandung dalam produk

akhir SIR. Adanya kotoran yang relatif tinggi dapat mengurangi sifat dinamika yang

unggul dari karet alam antara lain ketahanan retak dan lenturnya barang-arang dari

karet. Kadar kotoran yang terlalu banyak juga akan berpengaruh pada proses

pengolahan karet berikutnya terutama pada proses pengeringan dan penggilingan

sehingga hal ini juga perlu untuk dikendalikan.

b. Kadar Abu

Kadar abu yang akan diteliti adalah kadar abu yang terkandung dalam produk akhir

SIR. Kadar abu yang terlalu banyak dapat menimbulkan racun jika digabung dengan

bahan pengisi aktif seperti karbon hitam, silica, alumunium silikat, magnesium silikat,

Page 72: Industri - Universitas Islam Indonesia

61

pada waktu pengolahan karet berikutnya sehingga konsumeft sangat memperhatikan

hal ini.

c. Kadar Zat Menguap

Kadar zat menguap yang akan diteliti adalah zat yang menguap dalam produk akhir

SIR setelah proses pengeringan. Penentuan kadar zat menguap dimaksudkan untuk

menjamin bahwa karet yang disajikan cukup kering. Jika karet cukup kering maka

SIR yang dihasilkan juga akan baik mutunya.

d. Nilai Po dan PRI

Nilai Po merupakan niiai bahan olah terhadap ketahanan usangnya,dan nilai PRI

adalah index ukuran terhadap tahan usangnya karet. Makin tinggi nilai PRI maka akan

baik kualitasnya dalam artian tingkat ketahanan usangnya juga semakin tinggi.

Ketahanan usang karet sangat mempengaruhi hasil pengolahan karet berikutnya

seperti dalam pembuatan ban mobil sehingga konsumen sangat memperhatikan hal

itu.

2. Data Pengukuran Kadar Kandungan Pada SIR

Data yang diperlukan dalam pengolahan ini adalah data ketidaksesuaian yang diambil

berdasarkan inspeksi yang dilakukan oleh PT. Insan Bonafide Banjarmasin, dimana

perusahaan biasanya mengambil 10% sampel untuk pengujian kualitas dari jumlah

produk yang dihasilkan. Hal ini berdasarkan pengalaman perusahaan dimana pengujian

10% sampel telah dianggap mewakili karakteristik produk yang dihasilkan. Adapun data

untuk pengukuran karakteristik SIR pada bulan Maret 2007 dengan 75 kali observasi dan

tiap observasi diambil 4 sampel produk antara lain:

Page 73: Industri - Universitas Islam Indonesia

62

a.Kadar Kotoran Maksimal 0,2 %

Tabel IV.4. Hasil Pengukuran Kadar Kotoran Maks. 0,2 %

Page 74: Industri - Universitas Islam Indonesia

en

NO

en

©

NO

en

NO

©

in

in

o

m00

d

00

d

5-indd

On

rt-

en

den

d

CN

CN

en

d

en

ON

CN

d

oo

d

On

en

md

On

ONO

d

NO

oNO

d

en

in

NO

dd

NO

d

00

d

00

or-

d

ON

NO

NO

d

CN

en

d

in

r-

d

00

od

in

NO

d

en

d

in

en

d

oen

d

NO

en

d

r-

in

dNO

d

ON

NO

NO

d

NO

in

d

md

in

NO

d

en

CN

in

d

en

00

en

d

©en

d

en

CM

en

d

CN

On

©

CN

NO

©

rn

•i—

CN

d

NO

d

CN

en

d

CN

Od

00

00

Od

00

od

in

00

odod

d

en

d

NO

in

d

en

IT)

d

NO

d

00

d

CN

On

d

NO

On

d

CN

d

On

NO

d

NO

oo

d

On

00

d

en

d

en

d

CN

d

ON

od

00

©d

00

od

On

d

*o

dd

en

od

CN

dd

•3-

CN

d

On

On

Od

r--

odoo

od

NO

OCN

©

en

NO

©

!mmd

CN

d

00

CN

d

en

d

ON

ON

od

00

od

On

od

00

od

CN

od

CN

d

NO

en

d

in

d

00

dd

00

dOS

d

ON

d

oo

d

NO

d

en

00

d

On

On

d

r-

dd

On

Od

On

00

Od

in

od

On

od

5d

in

*o

d

en

d

NO

odd

d

en

d

CN

On

Odod

en

00

od

On

ON

©

in

©

ON

m(—<

d-i

d

in

CN

d

CN

d

mod

NO

00

od

>n

od

en

00

od

od

ON

CN

dd

CN

in

d

in

d

NO

d

00

d

On

d

en

oCN

d

NO

dd

00

00

d

en

On

d

t--

d

en

CN

d

od

On

Od

en

od

NO

od

in

<*

d

in

d

*o

d

in

CN

d

oc

od

00

d

NO

en

d

On

Odod

00

od

NO

On

©

NO

od

en

CN

d

md

rn

d

00

od

On

Od

CN

00

od

en

odod

00

od

CN

en

dd

md

00

in

d

CN

d

00

d

00

ON

d

CN

00

d

00

NO

d

in

d

*3-

On

d

00

d

ON

d

in

d

©d

00

odod

in

en

dd

NO

NO

d

CN

CN

d

in

od

NO

CN

d

en

en

d

CN

Od

NO

00

od

CN

odin

en

00

en

Onen

o5-

CN

en

mre

NO

r-

"*

oo

On

oin

in

CN

in

en

in

in

in

NO

<n

in

00

in

On

in

oNO

NO

CN

NO

en

NO

NO

<n

NO

NO

NO

00

NO

ON

^O

ot^

CN

r-

en

Page 75: Industri - Universitas Islam Indonesia

/ 64

b. Kadar Abu (Maksimal 1%)

Tabel IV.5. Hasil Pengukuran Kadar Abu Maks.t %

Jumlah

Observasi

Hasil Pemeriksaan Jumlah

x, X2 x3 x41 0.7 0.74 0.68 0.63 2.75

2 0.6 0.6 0.64 0.58 2.423 0.61 0.56 0.6 0.57 2.34

4 0.5 0.54 0.58 0.57 2.19

5 0.6 0.63 0.73 0.71 2.676 0.62 0.61 0.67 0.64 2.54

7 0.72 0.71 0.76 0.73 2.928 0.74 0.69 0.7 0.7 2.839 0.76 0.79 0.74 0.76 ! 3.0510 0.8 0.78 0.82 0.81 3.2111 0.77 0.82 0.75 0.79 3.1312 0.83 0.8 0.78 0.83 3.2413 0.84 0.86 0.81 0.85 3.3614 0.72 0.76 0.73 0.8 3.0115 0.71 0.69 0.7 0.75 2.8516 0.74 0.67 0.65 0.72 2.7817 0.68 0.73 0.62 0.64 2.6718 0.63 0.59 0.61 0.57 2.419 0.66 0.72 0.7 0.69 2.7720 0.75 0.78 0.82 0.8 3.1521 0.86 0.83 0.85 0.79 3.3322 0.88 0.89 0.84 0.9 3.5123 0.92 0.87 0.91 0.94 3.6424 0.86 0.93 0.85 0.9 3.5425 0.94 0.91 0.96 0.98 3.7926 0.95 0.92 0.97 0.97 3.8127 0.93 1.07 0.96 0.99 3.9528 0.9 0.86 0.88 0.83 3.4729 0.84 0.79 0.81 0.8 3.24

30 0.72 0.69 0.71 0.73 2.8531 0.65 0.63 0.67 0.7 2.6532 0.66 0.6 0.64 0.68 2.5833 0.58 0.61 0.63 0.59 2.4134 0.68 0.73 0.74 0.76 2.91

35 0.79 0.72 0.7 0.75 2.9636 0.67 0.64 0.6 0.65 2.56

37 0.57 0.59 0.54 0.52 2.22

Page 76: Industri - Universitas Islam Indonesia

in

NO

r-

CN

CN

CN

in

CN

00

CN

CN

en

NO

CN

en

<*

en

in

en

NO

NO

en

NO

CN

en

©en

CN

00

CN

en

in

CN

en

fN

CN

CN

©CN

NO

CN

en

oo

CN

en

On

in

en

On

en

en

©en

in

©en

CN

CN

CN

CN

ON

en

CN

in

CN

CN

©CN

CN

CN

en

*£>CN

in

•<*

CN

00

CN

00

00

CN

en

©en

i00

!in

1°'md

NO

©©

oo

©00

d

r--

oo

©

On

00

dOn

©

oo

©

oo

©

On

NO

©

oo

NO

©

NO

d

t--

in

d

in

NO

©

in

©

On

dNO

©

ON

00

©

NO

00

©

ON

On

©

en

00

©

On

r-

©©

©

in

©

NO

d

NO

d00

in

©

en

mdin

©

00

>n

©

OS

NO

©

NO

C-~

©

NO

d

NO

©

in

d

mNO

©©

NO

d00

©

ON

©

oo

00

d

CN

ON

d

en

00

©

in

©

t--

d

en

©

NO

den

in

©

On

in

din

©

in

NO

©

On

©

•<frOn

©

NO

On

©

00

©d

in

©

NO

NO

©

en

©

00

NO

©

NO

©

en

NO

din

d

CN

©

NO

©

NO

d

CN

NO

d

en

©

in

r--

©

oo

r--

©

en

in

©

NO

in

d

CN

NO

©

CN

©

On

d

en

00

d

in

00

o*

On

d

en

On

d00

d

en

©d

den

NO

d

in

in

d

CN

NO

d>n

©

r-

NO

©

en

©

in

oo

©

CN

On

©

On

©

O^©

oo

©

en

d

CN

©

NO

©

ON

NO

d

CN

NO

din

©

NO

in

o"

in

©

CN

in

d

t--

NO

din

d

NO

NO

d©'

fN

d

in

in

d

in

dOn

in

dNO

©

t--

d

oo

C~-

©

CN

00

©

NO

oo

d00

©'

oo

©

NO

©d

NO

©

NO

NO

©

oo

in

dNO

d

CN

md

NO

d00

NO

©

CN

00

©

00

©

m©NO

00

d

NO

d

oo

©

oo

NO

•<frt--

d

in

NO

dNO

d

ON

in

©

in

o*

NO

in

©

en

NO

©

mNO

dd

00

NO

d

t--

r-

d

bo

kn

ON

en

©^3-5-

CN

en

>n

NO

00

On

omin

CN

>n

en

in

min

in

NO

min

00

in

On

m©NO

NO

CN

SO

en

NO

NO

in

NO

NONO

NO

00

NO

OS

NO

©r-

CN

en

in

r-

Page 77: Industri - Universitas Islam Indonesia

66

c. Kadar Zat Menguap ( Maksimal 0,8 % )

Tabel IV.6. Hasil Pengukuran Kadar Zat Menguap Maks. 0,8 %

Jumlah

Observasi

Hasil Pemeriksaan Jumlah

x, X2 x3 x41 0.62 0.59 0.65 0.65 2.512 0.66 0.63 0.62 0.64 2.553 0.61 0.58 0.56 0.59 2.344 0.5 0.54 0.57 0.53 2.145 0.6 0.67 0.62 0.61 2.56 0.69 0.72 0.7 0.73 2.847 0.74 0.68 0.64 0.67 2.738 0.71 0.65 0.69 0.64 2.699 0.63 0.58 0.61 0.6 2.4210 0.72 0.7 0.67 0.73 2.8211 0.74 0.68 0.64 0.67 2.7312 0.69 0.66 0.71 0.75 2.8113 0.76 0.78 0.81 0.77 3.1214 0.73 0.68 0.65 0.7 2.7615 0.62 0.55 0.58 0.61 2.3616 0.53 0.51 0.59 0.54 2.1717 0.57 0.63 0.6 0.64 2.4418 0.67 0.65 0.7 0.72 2.7419 0.74 0.76 0.71 0.69 2.920 0.73 0.75 0.68 0.77 2.9321 0.68 0.69 0.72 0.67 2.7622 0.61 0.63 0.58 0.65 2.4723 0.57 0.6 0.62 0.59 2.3824 0.53 0.55 0.51 0.56 2.1525 0.52 0.5 0.53 0.54 2.0926 0.57 0.62 0.58 0.56 2.3327 0.63 0.7 0.64 0.66 2.6328 0.71 0.73 0.69 0.75 2.8829 0.76 0.72 0.74 0.71 2.9330 0.68 0.61 0.65 0.64 2.5831 0.57 0.59 0.54 0.53 2.2332 0.62 0.58 0.63 0.65 2.4833 0.56 0.57 0.56 0.55 2.2434 0.58 0.6 0.64 0.61 2.4335 0.63 0.59 0.66 0.65 2.5336 0.7 0.68 0.72 0.71 2.8137 0.73 0.74 0.77 0.78 3.02

Page 78: Industri - Universitas Islam Indonesia

NO

en

oen

-n

<~-

CN

•n

•N

CN

•n

CN

—-n

cn

-n

>n

CN

CN

oCN

NO

CN

CN

•n

oo

•N^.

CN

CN

50

oCN

"N

oCN

o50

CN

oCN

oCN

oCN

NO

CN

CN

CN

rn

CN

oCN

oCN

oCN

i—i

Os

CN

50

On

CN

CN

CN

mOs

CN

Os

Os

CN

CN

SO

CN

CN

CN

CN

CN

-n

CN

<*

CN

CN

in

d

NO

NO

©

<N

d

CN

NO

©

in

in

d

On

in

d

NO

dNO

NO

d

in

NO

©

en

in

din

©

CN

NO

©

in

NO

©

r-

NO

©©

in

NO

©

NO

in

d

oo

NO

d

in

dCNin

d

00

in

dNO

d

CN

NO

d

On

NO

©

in

dd

NO

NO

dr-

d

NO

C~~

©©

CN

NO

din

d

in

NO

d

oo

in

din

d

(Nin

d

CN

©

OS

NO

©

00

NO

©

OS

in

©

00

in

d

CN

in

d

00

in

©

in

in

d

en

NO

©

CN

NO

©

in

©

in

©

NO

in

©

NO

©

NO

NO

d

on

NO

NO

©

NO.d

en

in

din

d

ON

in

©

in

©

NO

d

en

NO

©

en

r-

©

NO

©

NO

©

(N

©©

en

©

NO

©

Os

in

d

en

NO

d

in

in

d

en

in

d

r-

in

©

NO

r-

dNO

NO

©

en

NO

©

in

©

in

din

dNO

©

NO

NO

©

in

in

d

On

in

©

oo

i/i

©

in

NO

©©

OO

NO

d

CN

©

OO

in

©

NO

dNO

d

in

in

din

©

OS

in

©

CN

NO

d

in

NO

dNO

dd

r-

d

OS

NO

d

NO

d

in

en

NO

©

NO

dNO

d

r-

in

d

NO

in

d

in

d

00

©C-;d

en

©

in

NO

din

d

en

in

©

NO

in

d

CN

NO

dNO

dNO

©

00

in

©

NO

in

©

CN

©d

NO

©

NO

d

Os

NO

©

CN

NO

d

en

NO

©

NO

©

00

in

©

NO

in

©

en

NO

d

NO

NO

d

00

NO

d

fN

©

r-

dd

en

00

NO

©

in

NO

©

NO

d00

in

d

CN

NO

din

©

in

in

©

00

en

—f-

OS

en

©5-

CN

en

in

NO

00

On

•sT

©min

CN

in

en

in

in

in

in

NO

min

00

in

On

in

©NO

NO

CN

NO

en

NO

NO

in

NO

NO

NO

NO

00

NO

OS

NO

©r-

CN

en

m

Page 79: Industri - Universitas Islam Indonesia

68

d. Nilai PRI ( Minimal 50 )

Tabel IV.7. Hasil Pengukuran Nilai PRI Min. 50

Jumlah

Observasi

Hasil Pemeriksaan Jumlah

x, x2 x3 x4

1 76.5 72.7 70 72.7 291.9

2 70.6 69.7 71.1 67.7 279.1

3 74.3 71.4 72.7 70.3 288.7

4 68.6 68.6 73.7 75 285.9

5 69.4 67.6 63.9 62.7 263.6

6 67.7 68.8 71.9 73.3 281.7

•7 66.7 65.6 63.3 64.3 259.9

8 64.3 60.2 64.3 61.2 250

9 62.7 62.2 70.3 69.4 264.6

10 74.3 69.7 72.6 64.3 280.9

11 72.7 67.7 71.1 71.4 282.9

12 70.3 71.4 72.7 70 284.4

13 71.8 73.7 69.4 67.4 282.3

14 68.6 69.4 71.4 73.7 283.1

15 71.1 74.3 69.7 67.7 282.8

16 68.6 69.2 70 63.9 271.7

17 56.5 55.4 53.3 46.6 211.8

18 56.7 60.3 57.6 58.7 233.3

19 61.4 63.7 63.3 60.6 249

20 70.9 68.9 71.3 72.3 283.4

21 69.7 74.3 73.3 72.1 289.4

22 67.3 65 66.7 62.3 261.3

23 58.3 59.4 56.2 53.6 227.5

24 51.4 50.9 48.8 49.6 200.7

25 54.2 53.3 57.8 61.8 227.1

26 62.3 64.5 61.8 65.4 254

27 67.6 65.7 63.4 62.7 259.4

28 70.3 72.7 74.6 71.9 289.5

29 71.2 69.3 73.4 74.3 288.2

30 72.4 68.6 70.7 71.4 283.1

31 69.2 64.7 67.8 65.6 267.3

32 62.8 62.9 64.4 63.6 253.7

33 64.6 60.7 63.2 61.8 250.3

34 62.3 63.1 65.4 63.4 254.2

35 68.4 70.7 69.6 72.4 281.1

36 71.3 71.3 70.4 73.6 286.6

37 72.6 74.5 69.4 72.8 289.3

Page 80: Industri - Universitas Islam Indonesia

Os

NO

00

00

CN

CN

00

NO

©00

•<fr

oo

en

NO

fN

en

r--

od

rt

JL

oo

Tf

Os

—«"^f

in

On

00

-CN

in

in

in

m>n

NO

00

CN

©m

in

•*frNO

doo

in

Tt

NO

NO

NO

11

en

in

<n

in

en

—.'NO

in

in

CN

r--.o

oo"r-

NO

NOJ

II

I

en

CN

CN

Or-H

Oo-

o. NO

—:

rx.00

00

CN

CN

CN

00

CN

00

©'

CN

en

en

NO

m.

t--

J_J

Page 81: Industri - Universitas Islam Indonesia

70

e. Data Tingkat Kecacatan Produk Akhir SIR selama bulan Maret2007

Tabel IV.8. Data Kecacatan Produk Akhir SIR

Page 82: Industri - Universitas Islam Indonesia

25

Total

300

7500

18

433

Sumber : PT. Insan Bonafide Banjarmasin

Keterangan : A, = Kadar Kotoran

A2 = Kadar Abu

3. Data Penyebab Produk Cacat

81 86 58

A 3 = Kadar Zat Menguap

A4 = Nilai PRI

71

11

208

Kriteria penyebab produk cacat yang dibuat oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

a. White Spots

White spots adalah butiran-butiran putih yang terdapat dalam SIR

b. Virgin Rubber

Virgin rubber adalah gabungan dari white spots

c. Kandungan Logam

Kandungan logam yang terdapat pada SIR akibat mesin/peralatan berkarat atau

ada komponen yang jatuh ke karet

d. Nilai Po dan PRI

Nilai Po dan PRI yang terlalu rendah akibat bahan olah yang jelek

e. Mengandung kotoran

Kotoran dapat disebabkan karena bahan olah yang banyak mengandung kotoran

seperti daun, ranting pohon, pupuk dan Iain-lain.

Page 83: Industri - Universitas Islam Indonesia

72

f. Kadar zat menguap yang besar

Kadar zat menguap yang besar dapat diakibatkan pada proses pengeringan yang

kurang baik.

g. Kadar abu yang besar

Kadar abu yang besar dapat diakibatkan karena abu yang masuk pada saat proses

produksi.

Dan sekian banyak kesalahan-kesalahan yang mungkin dijumpai pada produk

SIR, maka tidak semuanya selalu dijumpai. Pabrik-pabrik besar pada umumnya telah

mengetahui metode penanganan bahan baku hingga menjadi crumb rubber yang cukup

baik, sehingga banyak kesalahan-kesalahan yang terhindari. Pada umumnya dalam suatu

seri pengolahan biasanya terdapat beberapa kesalahan dominan, yang mungkin

disebabkan kurang sempurnanya satu atau beberapa tahapan proses pengolahan.

Kesalahan-kesalahan dominan ini melibatkan bagian besar dari proses produksi, karena

itu perlu segera dideteksi dan dipelajari kemungkinan-kemungkinan penyebabnya untuk

diambil langkah-langkah perbaikan. Dan untuk produk cacat yang diakibatkan karena

adanya white spots, virgin rubber, perusahaan hanya melakukan penyisihan sementara

karena penyebab ini dapat hilang sendiri dengan menyimpannya beberapa hari, dan

setelah white spots dan virgin rubber telah hilang maka produk akan langsung dijual

dengan syarat sudah lolos pengujian terhadap karakteristik SIR. Sedangkan untuk

kandungan logam perusahaan hanya membersihkannya yang biasanya menempel pada

sisi-sisi SIR akibat ada komponen pada mesin press yang menempel.

Page 84: Industri - Universitas Islam Indonesia

4. Spesifikasi Persyaratan Mutu

Spesifikasi persyaratan mutu digunakan sebagai perbandyang dihasilkan. (Dapat dilihat pada lampiran)mutu

73

ingan untuk karakteristik

5. Biaya Kualitas

Biaya Kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaanproduk cacat yang dihasilkan dijual murah.

yaitu biaya kegagalan internal dimana

Page 85: Industri - Universitas Islam Indonesia

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Lembar Pemeriksaan

74

Banyaknya jumlah sampel yang diluar spesifikasi pada pengukuran karakteristik SIR

dengan jumlah observasi sebanyak 75 kali.

Tabel IV.9. Lembar Periksa Kecacatan Produk

Jmlh

ObservasiA, A2 A3 A4

Ju

ml

ahXI X2 X3 X4 XI X2 X3 X4 XI X2 X3 X4 XI | X2 X3 X4

1 " 1 " 0

2 0

3 0

4 0

5 0

6 0

7 0

8 0

9 0

10 0

11 0

12 0

13 - - - - - - - - - - V - - - - - 1

14 0

15 0

16 0

17 V 1

18 0

19 0

20 - V - V - - - - - - - - - - - -2

21 0

22 0

23 0

24 V V 2

25 0

26 0

27 - - - - - V - - - - - - - - - -1

28 0

29 0

30 0

Page 86: Industri - Universitas Islam Indonesia

-J

4^

-J

^1

©OS

NO

OS

oo

OS

-J

OS

Os

Os

Os

4^

OS

OS

as

OS

©NO

oo

-J

Os

4*

Lh

O4^

NO

4*

00

4*.

<1

4^

Os

4^

4*

4^

4^

U>

4*.4^

4^

©NO

oo

OS

U)

1'

•^L

'

1

<i-

'

<i_

' ' ' ' 1 1 ' 1 -i-

-i-

'-d_

^ 1-£-

©o

©©

©©

©©

©©

©©

©~

©©

K)

-—

©©

©©

©-

©-

©©

©©

©©

©©

oo

©

Page 87: Industri - Universitas Islam Indonesia

Tabel IV.10. Frekuensi Cacat Produk

76

Persentase

Kumulatif (%)

Dari tabel IV.10 terliha, bahWa cacat yang paling dominan adalah SIR yang

Keshan 433 Icali cacat. Dengan dengan SIR yang —yai nilai PR. <*>

SedangRan yang paling rendan ting^a, .ecacatannya ada.an S.R yang ntetnpnnyai RadarZa, .enguap>0,% yaitu 58 Rail atau sebesat 13.3,%dati Re— 433 Ra.i caca,

4.2.2. DiagramSebab Akibat ( Fishbone Diagram)

Data dan informasi yang

input dalam menyusun diagram sebab akibat

diperoleh dari perusahaan dan penelitian dijadikan acuan dan

Page 88: Industri - Universitas Islam Indonesia

Dekatjalan raya

Manusia

Pendidikanrandan

Kurangkonsentrasi

Kondisi fisikoperator

Pengalaman

Operator kurangkompeten

Kurang teljtj Kebersihalmesin

Settingan mesinyangberubah

""• Keausan Mesin

Kondisi mesin

LokasiPabrik

V Lebi

bara" tatu/Ruang Pengolaharf '̂mpananft ™5?_9befsih bahan baku --

Lebih dari 10hari K^ngdan10 menitr Proses

Perendarnan

Leb,hdani5men,tdari 12

menit

Kurangsempuma

Gudang bahan bakuyang rentan air

Lingkungan

Prases produksi tidaklangsung dilakukan

Metode

Sebab

Pengeringan / Mengandung^cendawarvbaktgrt

Material

Penggumpalanbahan baku

Bahan mengandungkotoran

CacatSIR

Gambar IV 7 n:'V.2.D,agramSebabAki.batprodu

*k- <^b^arkan ,,, penga ^ '* "" ~ -*"~-penyebabtersebutamara J^; - -gakiba,ka„ kecaca,a„ produ,' • Manusia

ManUS'a memi"ki «"*, kesalahan yang , .—-,,if,eb,konstan.Cacat ^^ ha,"ya dengM —*"~ fataor fis,, operaior «• <-• -8 ,erja, banyak ^^

""" - — ~ «. Ra^kZ ^ " ya"8 ^«"-» •""**-«, ^.^ ^ "™* ^ dan tidai[ ^

™^ kerja kurang me„angtapdeiigan

Akibat

77

Page 89: Industri - Universitas Islam Indonesia

78

cepat. Disamping itu banyak operator yang pengalamannya belum terlalu banyak,•̂ebagia^^esai^pemtor merupakan,™/, graduate baik dari SLTP maupun SLTA. Halini dapat dilihat pada tabel 1V.11 dibawah ini dimana tingkat pendidikan, masa kerja danusia pekerja juga sangat berpengaruh.

Tabel. IV.ll. Perincian Usia dan Masa Kerja PekerjaKiasifikasi

Pekerja1) Direktur2) Manager QA3) Staff4) Buruh/

karyawanTotal

Jumlah

56

290

350

Masa Kerja (Tahun)<3 3-5 >5

21 25

88 147 55

<20

Usia (Tahun)20-25 26-30 >30

75

15

110 64

20

41

2. Mesin

Kondisi mesin yang kurang bersih sering dapat menyebabkan banyaknya abu yangmenempel bahan olah karet, sehingga kadar abunya meningkat. Keausan mesin yangterjadi pada mesin mangel mengakibatkan setting ukurannya kadang-kadang berubah ,halini dapat menyebabkan proses penggilingan kurang berjalan sempurna sehingga kadarkotoran akan naik.

3. Material

Meterial jnga merupakan salah satu penyebab terjadinya cacat yang ,erb,sar. Penerimaanbahan baku yang bermutu rendah yang banyak mengandung kotoran dapat mempengaruhikecacatan produk. Penggumpalan bahan baku dengan asam semu, atau secara alamiahyang Rurang berjalan sempurna akan mengakibatkan ketahan usang produk kurang baik.

Page 90: Industri - Universitas Islam Indonesia

79

4. Metode

Me.de ^ ^ ^ prosK produfai sanga(Produk antara lain- „»H P kecac<"a"la,n. pada proses perendaman yans ter,a,„ ,„

JUga prose • """ ^"^ "*" —» «<**«> -»J"ga proses pengenngan di mesin dryer yang terlah, l, „J yang terlalu lama dengan suhu yang „„„„; dan„mengakibatkan produk lengket dan hangu,5- Lingkungan

rrju8;Mnga'be™^—- -•—p- ,„gz : raya dan pabr,k ~ba,u b-—-—l al ^ ""• ^ baha" ^ ~ - *- —tkanbahan baku yang terkena air pada sa„, „„ •

„•, k. P»y.mpa„an akan timbul cendawan/bakteri*-* -gan Padasaatpenelitianeurahhujandi ko* Ban^in ,inggi Juga ^P-ksi yang kurang bersih dapa, menurunkan kuahtas produk SI, ' "

4.2.3. Peta Pengendali

4.2.3.1. Peta Pengendali X dan R

a- Untuk Kadar Kotoran (Maksima, 0.2 «/„)Tab.,IV.l,Perh,unganHasilPengukuranKadarKotoran

Page 91: Industri - Universitas Islam Indonesia

ooo

o\

oo

oON

00

00

oo

<N

00

CM

CN

SO

od

o(N

lO

m</->

^O

oo

o\

«n

so

o

00

ON

<N

en

©'

CN

CO

©

Page 92: Industri - Universitas Islam Indonesia

50 0.147 0.152 0.154 0.156 0.15225 0.00951 0.15 0.155 0.148 0.153 0.1515 0.00752 0.158 0.161 0.17 0.164 0.16325 0.01253 0.T72 0.181 0.18 0.184 0.17925 0.01254 0.187 0.191 0.197 0.192 0.19175 0.0155 0.198 0.203 0.19 0.196 0.19675 0.01356 0.182 0.176 0.178 0.172 0.177 0.0157 0.168 0.171 0.161 0.169 0.16725 0.0158 0.175 0.188 0.183 0.186 0.183 0.01359 0.194 0.193 0.199 0.189 0.19375 0.0160 0.184 0.177 0.174 0.173 0.177 0.01161 0.119 0.123 0.11 0.113 0.11625 0.01362 0.115 0.107 0.109 0.H2 0.11075 0.00863 0.101 0.094 0.089 0.091 0.09375 0.01264 0.081 0.073 0.075 0.078 0.07675 0.00865 0.077 0.076 0.079 0.084 0.079 0.00866 0.135 0.145 0.141 0.149 0.1425 0.01467 0.157 0.151 0.165 0.167 0.16 0.01668 0.166 0.16 0.173 0.17 0.16725 0.01369 0.122 0.125 0.106 0.103 0.114 0.02270 0.105 0.108 0.117 0.121 0.11275 0.01671 0.126 0.118 0.111 0.11 0.11625 0.01672 0.133 0.136 0.13 0.124 0.13075 0.01273 0.102 0.09 0.092 0.099 0.09575 0.01274 0.086 0.074 0.071 0.07 0.07525 0.01675 0.072 0.081 0.083 0.087 0.08075 0.015

Total 9.93575 0.899Rata-Rata 0.132477 0.011987

Perhitungan Data

Menentukan X

— _x]+x2+x3+.... + xn

Contoh diambil dari data observasi pertama adalah :

— _ 0.082 + 0.08 + 0.076 + 0.093

0.08275

Page 93: Industri - Universitas Islam Indonesia

Menentukan Range

R = A' - Xmm = 0.093 - 0.076 = 0.017max mm

Menentukan X

=7 A"! +X2 +X3 + .... + X,,

in

= 0.08275 +0.13375 +0.09875 +.... +0.0807575

= 0.132477

Menentukan R

R =/?, + R2+R3 +.- + Rm

m

0.017 + 0.017 +- 0.012 +.... + 0.015

75

= 0.011987

Peta Pengendali Untuk Range adalah :

BPAR= tf . D4= 0.011987 (2.282) = 0.027354

BPB R=R.D3 = 0.01 1987 (0) = 0

Ket: Nilai D3 dan DA dapat dilihat pada lampiran

Peta Pengendali Untuk X adalah :

BKA X = X + A2.R =0.132477+ 0.729 (0.011987) = 0.141216

BKB X = X - A2.R =0.132477-0.729 (0.011987) = 0.123738

Ket: Nilai A2 dapat dilihat pada lampiran

82

Page 94: Industri - Universitas Islam Indonesia

Dari Perhitungan diatas kemudian dibuat peta pengendali X dan R. Untuk peta

pengendali X batas kontrol atasnya 0.141216 dan batas kontrol bawahnya 0.123738

dengan batas spesifikasi tidak >0,2. Sedangkan untuk peta pengendali Rbatas pengendali

atas 0.027354 dan batas pengendali bawah 0. Berikut adalah plot data pengukuran peta

pengendali X dan R.

Peta Kendali R

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 69 73

.Ajmlah Observasi

Gambar IV.3. Peta Pengendali R

Range

-BFA

BFB

GT

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa peta pengendali R masih dalam keadaan

terkendali yang artinya pemencaran proses produksinya masih dalam keadaan terkendali.

83

Page 95: Industri - Universitas Islam Indonesia

RetaKsnrJalix-tar

0.25

0.2

"~S\"'Q15 ;

0 !

1 6 11 16 21 25 31 36 41 46 51 56 61 66 71Jumlah Observasi

-x-bsr

Bts-^aec

BKA

BKB

-GT

Gambar IV.4. Peta Pengendali X

Dari grafik diatas dapat di lihat bahwaPeta pengendali X rata-rata proses

produksinya dalam keadaan tidak terkendali dimana niBKA dan BKB nya tetapi tidak

nlai X banyak yang keluar dari

sampai keluar dari batas spesifikasi yang telah ditetapkanperusahaan sehingga produk tersebut dapat diterima.

b. Untuk Kadar Abu (Maksimal 1%)

Jumlah

Observasi

Tabel IV.13. Perhitungan Hasil Pengukuran Kadar

_Pemeriksaan

Abu

84

Page 96: Industri - Universitas Islam Indonesia

IT)

00

mod

•<t

od©d

in

od

IT)

©d

00

©d

NO

od

on

©dd

NO

©d

NO

©©

©d©©

NO

©d©©'

00

©d

r^

©d

in

odd

l-~

od

in

od

-t

Od©

00

od

in

od

oo

Od

ON

odod

©d

oo

©d©d

NO

od©d

Od

NO

©d

00

in

od©d

NO

©d

c-

©©

00

©d

NO

©©

NO

©d

in

©d

to

CN

no

d

in

CN

©00

d

in

CN

00

r-

©

00

d

•<t

00

d

in

CN

in

r-

©

mCN

©

<n

NO

d

in

NO

NO

d

NO

d>n

CN

on

NO

d

moo

r-~

©

in

CN

en

00

d

in

oo

d

On

©

in

00

00

©

>n

r--

ON

©

in

CN

in

ON

©

in

00

ON

©

•n

NO

00

d

00

d

in

CN

d

in

CN

NO

NO

d

in

NO

d

in

CN

©NO

d

in

r-

CN

d

dNO

d

in

in

in

d

in

NO

in

d

in

en

•n

d

in

CN

NO

©d

oo

d

in

oo

d

NO

00

d

in

00

oo

d

in

ON

d

in

00

©

NO

d

in

r--

CN

d

in

ON

NO

d

in

CN

en

NO

d

in

r^

in

in

©

NO

r-~

d00

d

^ON

©

CI

oo

d

in

oo

d

oo

din

d

CN

dNO

din

d

o^

NO

©

oo

dON

©

ON

©ON

©

ON

d00

On

©

ON

d

ON

ON

d

moo

d

oo

den

ddNO

d

00

NO

d

ON

in

d

NO

d

in

d

in

NO

d

CN

in

d

00

in

din

dNO

dd

00

©00

doo

d

ON

00

d

"t

On

d00

d

00

©

ON

NO

d

00

NO

©

NO

din

©

©

CN

00

d

in

.©'

oo

d00

d

en

t--

dd

in

NO

d

CN

NO

©

NO

©d

CN

00

d

in

00

©

OO

©

ON

©

in

00

©

NO

ON

d

r-

ON

©

NO

On

d

00

00

d00

d1--

d

"3-

NO

d

en

NO

d

-3-

dd

NO

©

it

in

©

NO

din

©

in

NO

©

r--

©

NO

©

00

©

On

d00

oo

d

CN

On

©

en

00

d

in

©©

en

©

NO

©

en

in

©

ON

d

00

d

CN

OO

d

00

dNO

00

d

NO

d

ON

NO

d

r—

NO

d

en

d

ON

in

©

CN

r-

d

oo

©

en

00

©

ON

00

©

00

©

en

ON

dO^©

CN

ON

©

©NO

00

©

On

d

On

NO

d

en

NO

d

NO

dNO

d

en

d

CN

©

NO

©

ON

in

d

en

in

©

NO

in

d

CN

NO

©

CN

©

ON

©

en

oo

©

in

00

©

ON

©

en

ON

d00

©

en

dd

den

NO

d

in

NO

d

oo

dd

CN

00

doo

d

CN

dr-;d

d

00

NO

d

en

NO

©

NO

NO

d

in

r-

©

NO

00

©

00

00

d

CN

ON

©

NO

oo

©

ON

d

in

ON

d

en

On

©

ON

d00

d

CN

d

in

NO

d

NO

NO

d

00

in

d

00

NO

d

ON

d

r--

NO

din

d

in

in

d

in

dON,

in

dNO

©©

00

©

CN

oo

©

NO'

00

d00

©

00

©

NO

©

r—

dNO

©

NO

NO

d

oo

in

©

oo

—CN

en

ti-in

NO

r^

00

on

©CN

CN

CN

CN

en

CN

CN

in

CN

NO

CN

CN

00

CN

on

fN

oen

en

CN

en

en

en

en

in

en

NO

en

r--

en

00

en

on.

en

o5-

CN

't

en

It

in

-t

NO

"t

00

^r

ON

©in

in

CN

in

Page 97: Industri - Universitas Islam Indonesia

NO

00

+H

03

+

03

Ql>

+C

03

OB

-^

C3

3

OJ

1^-C

<U

a.

2

03•a0

3

03

E03

<u

Q.

03

>

_c

en

=o

NO

03o

03

+T

D0

0u

.N

O

s•a

©+jo

t

Fr-

03d

"O

+

_C

r^

Oo

^i-

oU\*

mr-~o

o

NO

(20C0

3

03

Cc

2

©II

en

NO

tvII

Page 98: Industri - Universitas Islam Indonesia

Menentukan X

~ __ X] + an + X;, +.... + .v,„

m

= °"6875 +°-605+°-585 +•- +°-757575

= 0.725167

Menentukan R

R =Rt+R2+R3 +•... + Rm

m

0.11 + 0.06+ 0.05 + .... + 0.06

75

= 0.068267

Peta Pengendali Untuk Range adalah :

BPA R = R . D4 = 0.068267 (2.282) = 0.155785

BPB R=R.D3= 0.068267 (0) = 0

Ket: Nilai D3 dan D4 dapat dilihat pada lampiran

Peta Pengendali Untuk X adalah :

BKA X = X + A2.R =0.725167+ 0.729(0.068267) = 0.774934

BKB X = X - A2.R =0.725167-0.729 (0.068267) = 0.6754

Ket: Nilai A2 dapat dilihat pada lampiran

Dari Perhitungan diatas kemudian dibuat peta pengendali X dan R. Untuk peta

pengendali X batas kontrol atasnya 0.774934 dan batas kontrol bawahnya 0.6754 dengan

87

Page 99: Industri - Universitas Islam Indonesia

88

batas spesifikasi tidak > 1. Sedangkan untuk peta pengendali Rbatas pengendali atas0.155785 dan batas pengendali bawah 0. Berikut adalah plot data pengukuran peta

pengendali X dan R.

0.18

0.16

0.14

0.12

0.1

0.06

0.06

0.04

0.02

0

Peta Kendali R

'atft-vs •& 'v) ^;^«;;v>-^^^s^^*^A»-'>is^^^*'-*'s-

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71

Jumlah Observasi

-♦—Range

-*— Em

EFB

<3T

Gambar IV.5. Peta Pengendali R

Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa peta pengendali Rmasih dalam keadaan

terkendali yang artinya pemencaran proses produksinya masih dalam keadaan terkendali.

Page 100: Industri - Universitas Islam Indonesia

1.2

' 1

0.8

| Q6^f04 |

02 :|

0 I

*rt

Peta kendali x-bar

A A7f

A —♦— x-bar

Bts-S£ec

BKA

BKB

—*— GT

"*V W

1 5 9 13 17 2125293337 4145495357 61656973

Jumah Observasi

89

Gambar IV.6. Peta Pengendali X

Dari grafik diatas dapat di lihat bahwa peta pengendali X rata-rata proses

produksinya dalam keadaan tidak terkendali dimana niiai X banyak yang keiuar dari

BKA dan BKB nya tetapi tidak sampai keluar dari batas spesifikasi yang telah ditetapkan

perusahaan sehingga produk tersebut dapat diterima.

c. Untuk Kadar Zat Menguap (Maksimal 0.8%)

Tabel IV.14. Perhitungan Hasil Pengukuran Kadar Zat Menguap

Jumiah

Observasi

Hasil Pemeriksaan X R

x, x2 x3 x4l 0.62 0.59 0.65 0.65 0.6275 0.062 0.66 0.63 0.62 0.64 0.6375 0.04

3 0.61 0.58 0.56 0.59 0.585 0.054 0.5 0.54 0.57 w._-3 j 0.075 0.6 0.67 0.62 0.61 0.625 0.076 0.69 0.72 0.7 0.73 0.71 0.04

/ 0.74 0.68 0.64 0.67 0.6825 0.18 0.71 0.65 0.69 0.64 0.6725 0.07

Page 101: Industri - Universitas Islam Indonesia

©ON

in

©d

NO

©dd

ON

©d

in

©d

00

©d©d

00

©d©d

©d©d

ON

od

m©©

©©

•n

©d

in

©dod

NO

©d©d

NO

©d

in

©d

r--

Oo

NO

od©'

d

CN

Od

NO

od©d

©©

in

©d

00

©d

un

©dOd

NO

00

©d

en

©d

ON

©d©d

•n

©d

1^1

©©

©©

in

od

NO

od

in

od

in

in

©NO

©

in

©d

in

CN

00

NO

d

in

CN

©©

oo

©

On

NO

d

ON

in

d

in

CN

•<t

in

©

NO

d

in

00

NO

©

in

CN

d

in

CN

en

©

ON

NO

©

in

NO

©

in

ON

in

©

in

r-

en

in

©

in

CN

CN

in

©

in

CN

oo

in

©

min

NO

©

CN|

d

in

CN

en

r-_d

in

NO

d

in

r-

<n

in

d

CN

©

NO

in

©

in

©NO

d

in

CN

en

NO

©

in

CN

©r^

d

in

in

©

in

r~

in

©

in

CN

00

NO

©

in

r-

©r-;

d

in

©

•n

CN

oo

in

d

in

CN

in

©

in

in

in

d

in

00

in

©

in

en

NO

d

in

CN

•<t

in

©

in

NO

md

in

in

in

d

CN

NO

©

NO

©

NO

©NO

o"

en

C"~;dr-

NO

d

NO

dNO

d

in

©r-;d

r-

d00

d

din

NO

d

NO

©OO

in

d

in

dOn

in

d

NO

©NO

d

CN

©d

ON

NO

dd

©00

NO

d

r--

NO

©

in

NO

©

ON

in

©

NO

in

©

in

©

NO

md

NO

NO

©

in

©©•<t

d

«t

NO

d<n

NO

d

en

in

d>n

d

in

NO

©rn

NO

d

in

in

dNO

md

NO

©NO

d

in

NO

©NO

NO

d

r--

©CN)

t--

©

00

©©

mr--

dCN

r--

d

NO

NO

©

CN

©

CN

NO

©

in

in

©

-t

in

©

On

in

d

NO

din

in

d

NO

NO

©mNO

d

in

NO

©CN]

NO

©

en

in

d

r-~

in

©

in

©

CN

NO

©

in

NO

d

CN

©

OO

>n

©

CN

NO

©

in

d

>n

in

©

oo

in

©

NO

©

On

NO

©

ON

NO

d

CO

NO

©

ON

in

©

oo

in

d

CN

in

©

CO

in

©

in

©

•*t

NO

in

d

NO

©

NO

NO

©

00

in

dd

oo

NO

d

NO

NO

d

oo

d

00

NO

d

in

min

d

en

NO

©

in

NO

©

NO

d

in

©

ON

NO

d

en

NO

©

NO

©

in

in

©

in

dCN

NO

dd

en

d

CN

dNO

d

ON

in

d

CO

in

din

d

NO

©

ON

in

d

CO

NO

©d

NO

©

NO

©©

NO

©

en

NO

©

in

©

in

©in

dNO

©

NO

NO

©

in

in

©

ON

00

in

d

in

NO

©©

en

NO

d

CN

©

-t

r~-

d

ON

NO

d

NO

d

en

©

CN

NO

d

en

in

din

©

t-»

NO

©

t--

©

en

d

00

NO

©

NO

©

t--

in

©

en

in

©

CN

in

din

©

en

NO

dd

NO

©

oo

NO

d

C--

in

d

CN

NO

d

NO

in

d

00

in

d

en

NO

©

r~-

©

en

©

00

dd

en

©

in

NO

©

in

©

en

in

d

NO

in

©

CN

dNO

d

r--

NO

d

00

•n

©

NO

•n

d

CN

in

©

NO

dNO

©

on.

©-

CN

en

^r

in

NO

r--

00

ON

oCN

CN

CN

CN

en

CN

CN

in

CN

NO

CN

t--

CN

00

CN

ON.

CN

©en

en

CN

en

en

en

't

en

in

en

NO

en

en

oo

en

ON

en

©"*

CN

en

't

in

-t

NO

^t

00

ON

©in

in

CN

in

Page 102: Industri - Universitas Islam Indonesia

VI

53 0.64 0.68 0.63 0.67 0.655 0.05

54 0.69 0.72 0.71 0.74 0.715 0.05

55 0.62 0.58 0.61 0.65 0.615 0.07

56 0.63 0.6 0.57 0.56 0.59 0.07

57 0.67 0.64 0.61 0.68 0.65 0.07

58 0.58 0.55 0.53 0.5 0.54 0.08

59 0.51 0.57 0.54 0.52 0.535 0.06

60 0.56 0.59 0.59 0.58 0.58 0.03

0.0761 0.63 0.62 0.57 0.64 0.615

62 0.66 0.65 0.67 0.62 0.65 0.05

63 0.68 0.67 0.63 0.69 0.6675 0.06

64 0.72 0.71 0.73 0.75 0.7275 0.04

65 0.77 0.74 0.76 0.71 0.745 0.06

66 0.7 0.69 0.67 0.66 0.68 0.04

67 0.73 0.76 0.72 0.74 0.7375 0.04

68 0.71 0.75 0.77 0.76 0.7475 0.06

69 0.68 0.7 0.73 0.71 0.705 0.05

70 0.65 0.63 0.61 0.62 0.6275 0.04

71 0.6 0.64 0.59 0.57 0.6 0.0772 0.58 0.61 0.63 0.65 0.6175 0.0773 0.62 0.57 0.55 0.58 0.58 0.07

74 0.54 0.56 0.53 0.51 0.535 0.05 j75 0.55 0.5 0.57 0.52 0.535 0.07 !

To tal 47.765 4.53

Rata-Rata 0.636867 0.0604

Perhitungan Data

Menentukan X

— _ a, +x2 +.x-3+.... + x„

Contoh diambil dari data observasi pertama adalah

0.62 + 0.59 + 0.65 + 0.65X

4

0.6275

Menentukan Ranee

R = X^ - Xmm = 0.65 - 0.59 = 0.06max mm

Page 103: Industri - Universitas Islam Indonesia

Menentukan X

X\ +.X2 +AT3 +.... +A,X

m

= 0.6275+ 0.6375+ 0.585 + ....+ 0.53575

= 0.636867

Menentukan R

-^_Rl+R2+R3+.... + RmR =

m

= 0.06 + 0.04 + 0.05 + ....+ 0.0775

= 0.0604

Peta Pengendali Untuk Range adalah :

BPAR= R . D4 = 0.0604 (2.282) = 0.137833

BPB R= R . D3 = 0.0604 (0) = 0

Ket: Nilai D3 dan D4 dapat dilihat pacja lampiran

Peta Pengendali Untuk X adalah :

BKA X = X + A2. R=0.636867 +0.729 (0.0604) =0.680899

BKB X = X - A2.R =0.636867 -0.729 (0.0604) =0.592835

Ket: Nilai A2 dapat diiihat pada lampiran

Dari Perhitungan diatas kemudian dibuat peta pengendali X dan R. Untuk petapengendali X batas Kontrol atasnya 0.680899 dan batas kontrol bawahnya 0.592835

92

Page 104: Industri - Universitas Islam Indonesia

dengan batas spesifikasi tidak >0.8. Sedangkatas 013.7833 dan batas pengendah bawah 0

an untuk peta pengendali Rbatas pengendali

pengendali X dan R.

•Berikut adalah plot data pengukuran

Gambar IV.7. Peta Pengendali R

Dan grafik d, atas dapat dilihat bahwaterkendali yang artinya pemencaran

peta

peta pengendah R maSih dalam keadaan

proses produksinya masih dalam keadaan tericendali.

93

Page 105: Industri - Universitas Islam Indonesia

0.9

O.S

Peta Hfendali x-ter

*^s. .... ,, ,. . -.-

1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71-fcjmlah Observasi

Gambar IV.8. Peta Pengendali X

Dan grafik diatas dapat di lihat bahwa peta pengendali X rata-rata prosesproduksinya dalam keadaan tidak terkendali dimana nilai X banyak yang keluar dan

BKA dan BKB nya tetapi tidak sampai keluar dan batas spesifikasi yang telah ditetapkperusahaan sehingga produk tersebut dapat diterima.

d. Nilai PRI (Minimal 50)

Jumlah

Observasi

Tabel IV. 15. Perhitungan Hasil Pengukuran Nilai PRI

Hasil Pemeriksaan

94

Page 106: Industri - Universitas Islam Indonesia

CO

©in

cn

en

n6

>n

NO

NO

NO

On

O^

NO

en

en

-t

en

NO

in

00

in

NO

CN

in

00

NO

en

0_

*t

rn

tT

in

in

©cn

CO

en

m,

-t

nO

On

rn

en

-*

CN

en

in

NO

in

in

in

NO

00

rn

00

CN

en

Tt

CN

IT;in

in

CN

en

CN

in

oo

CN

in

in

NO

NO

in

CN

CN

©

in

CN

dr-

IT)

r—

in

©r~-

in

r~-

©r-~

©

in

CNo^

NO

in

On_CN

in

in

CN

en

oo

in

in

CN

CN

NO

in

00

©

in

en

CN

r~

in

CN

en

in

NO

in

r~-

00

NOin

in

©in

in

NO

in

in

en

NO

in

oo

-t

NO

•n

en

CN

>n

r-

d

in

CN)

CO

NO

NO

in.

CN

Nt,

en

NO

in

r--

in

CN

NO

in

in

en

NO

>n

CN

d

in

NO

r-.

in

CN

en

CN

in

ON

in

*t

i>

NO

in

NO

en

NO

in

CN

in

©NO

in

CN

00

NO

in

in

oqen

in

in

r-

ON

in

00

in

in

r-

in

in

CN

ON

in

in

NO

NO

en

NO

in

CN

rn

NO

in

r-

oo"in

in

©in

*t

ON

NO

en

NO

-t

r~-

©

NO

en

NO

ON

en

NO

oNO

Ti

00

in

NO

©NO

en

CN

CN

en

CN

NO

NO

en

in

NO

ON

TT

00

NO

in

NO

CN

NO

ON

en

r--

r--

NO

in

NO

NO1en

NO

00

NO

en"NO

-t

CN

NO

en"00

CN

r~

1^

Tf'NO

en

en

NO

"=t

NO

00

in

TT

CN

in

oo

On

Tl-

in

TT

in

en

in

NO

in

CN

NO

NO

NO

NO

in

ON

un

en

dNO

CN

r--

CN

Tf

ON

NO

r-~

On'NO

©r--

en

en

in

NO

in

en

en

NO

en

en

en

NO

NO

CN

NO

m

00

00

Tj-

CO

in

OO

NO

en

NO

NO

•<t

r--

•<t

en

e'

r-

dr--

00

'NO

Tt-

Tt

NO

CN

rn

NO

-t

in

NO

NO

ON

NO

•t

©

-t

ON

NO

co

NO

CO

NO

en

NO

00

o<

in

in

in

CN

en

in

Tt

en

in

00

CN

in

NO

en

in

CN

NO

in

CN

en

NO

r~-

en

NO

in

tt'NO

CN

On

in

in

NO

in

CN

CN

NO

ON

NO

NO

en

tt

On'NO

en

CN

On

NO

tt

•n

in

en

©NO

r--

en

NO

ON

OO

NO

en

in

"t

ON

in

ON

©in

en

en

in

in

NO

in

NO

CN

en

ON

NO

NO

CO

NO

r-

tt'NO

CN

dNO

o^

CN

NO

dNO

en

NO

den

in

r-~-d

m5oCN

en'NO

dNO

NO

in

CN

in

in

ON

in

NO

CN

in

00

©in

00

Tt-'in

NO

CN

in

NO

CN

CN

NO

rn

oo'm

Tf

in

CN

NO

en

•<t

r-

CN

CI

dr-

00

NO

00

NO

r^

NO

00

NO

in

NO

in

NO

in

Tfg

nE

ON

dr--

ON

en

NO

en

oo

min

CN

in

en

CN

NO

NO

NO

en

©

cn

cn

oo

CN

NO

NO

•*'NO

CN

NO

00

NO

rn

NO

CN

r-~-

oo

CN

On

NO

oo

NO

NO

CN

©NO

rn

CO

min

00

CN

in

•«t

dNO

00

Tf

-t

vnin

dNO

rn

NO

NO

NO

CN

dNO

tt_rn

in

ON

©—

--!—

hi

mTT

in

NO

r-~

00

ON

©CN

CN

CN

CN

en

CN

CN

in

CN'

NO

CN

CN

00

CN

On

CN

©en

en

CN

en

en

en

Tien

mi

en

NO

rn

en

rn

On

Tf^

rn

Tj-

$NO

Tt"00

ON

Tf

©in

in

CNl

•n

-U—

J

Page 107: Industri - Universitas Islam Indonesia

96

53 56.3 55.2 57.6 53.4 55.625 4.2

_ 54- - - -50,-2- 48,9- - - 53.-6 51.2 50.975 4.7

55 53.7 54.2 51.3 50.4 52.4 3.8

56 47.8 51.5 48.9 52.2 50.1 4.4

57 54.7 56.3 56.7 58.4 56.525 3.7

58 59.2 57.1 60.4 61.7 59.6 4.6

59 58.5 58.3 62.3 61.2 60.075 4

60 66.4 64.7 64.9 68.2 66.05 3.5

2.2161 68.7 67.2 69.4 67.8 68.275

62 70 69.8 71.2 73.7 71.175 3.9

63 70.8 74.5 72.1 68.1 71.375 6.4

64 69.2 71.4 73.2 75 72.2 5.8

65 66.6 68.2 64.2 70 67.25 5.8

66 63.3 62.1 65.4 60.5 62.825 4.9

67 72.2 71.3 71.5 69.3 71.075 2.9

68 63.4 67.1 69.2 66.5 66.55 5.8

69 70.5 68.3 71.2 72.4 70.6 4.1

70 71.4 70.7 67.3 68.6 69.5 4.1

71 73.7 69.4 72.7 74.3 72.525 4.972 76.5 74.2 70.3 69.8 72.7 6.7

73 73.9 68.9 71.1 67.7 70.4 6.2

74 72.8 70 75 69.6 71.85 5.475 67.4 71.3 73.2 70.8 70.675 5.8 i

To tal 4856.35 348.3

Rata-Rata 64.75133 4.644

Perhitungan Data

Menentukan X

X =X. + X1 + x3 +.... + X

Contoh diambil dari data observasi pertamaadalah

-_ 76.5 + 72.7 + 70 + 72.7

= 72.975

Menentukan Range

R=*„„x-*mi„ =76.5-70 = 6.5

Page 108: Industri - Universitas Islam Indonesia

Menentukan X

75

= 64.75133

eiientukan R

- R,+R1+R,+-R = — = "

m

.. + Rm

6.5 + 3.4 + 4 + .. .. + 5.S

75

= 4.644

97

Peta Pengendali Untuk Range adalah :

BPA R= R• D4 =4.644 (2.282) = 10.59761

BPB R = ~R • A = 4-644 (°) = °

Ket :Nilai D3 dan D4 dapat dilihat pada lampiran

Peta Pengendali Untuk X adalah :

BKA X=1 +A2.R =64.75133+ 0.729 (4.644) =68.13681

BKBX =X-A2.R =64.75133-0.729 (4.644) =61.36585

Ket: Nilai A2 dapat dilihat pada lampiran

Dan Perhitungan diatas kentudian dibt»t peta pengendali I dan R. Un.uk pe,apengendali Xbatas kontrol atasnya 68.13681 dan batas kontrol bawahnya 61.36585

Page 109: Industri - Universitas Islam Indonesia

Pengendah X dan R.

Gambar IV.9. Peta Pengendali RDari grafik di atas dapat dilihat bahwa

terkendali yang artinya pemencaranpeta pengendah Rmasrh dalam keadaan

Proses produksmya masth dalam keadaan terkendali.

98

Page 110: Industri - Universitas Islam Indonesia

80-,

7D

60

50

40

30

20-1—

10-

0-

Peta Kendali x-bar

&*^- e«w«v -f^-^m- —^*t^W5*»

f v \j\^r

1 5 9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57 61 65 60 73vfcjmlah Cbservasi

-x-bar

Bts-^3ec

BKA

BKB

GT

Gambar IV.10. Peta Pengendali X

Dan grafik diatas dapat di lihat bahwa peta pengendali X rata-rata prosesproduksinya dalam keadaan tidak terkendali dimana nilai Xbanyak yang keluar danBKA dan BKB nya tetapi tidak sampai keluar dan batas spesifikasi yang telah ditetapkanperusahaan sehingga produk tersebut dapat diterima.

4.2.3.2.Peta Kendali np

Tabel IV.16. Perhitungan Banyaknya Ketidaksesuaian Pada Inspeksi Produk Akhir

jNo^ajrnpel^1

SIR

Jumlah Sampel^

300

Defect

99

Page 111: Industri - Universitas Islam Indonesia

oo

On

oCN

OO

OO

en

en

^

00

j—

.C

N

ooen

•*

ooen

NO

r-

NO

ooen

On

NO

Ol

OO

Oen

Irn

On

Ol

Oen

Irn

ooen

NO

ooen

ooen

©©I--

rN

o

Ha

QcSO

Oh

en

en

r^

o

en

en

•Wi

ooinbe

sf

Ci.

Q.

O

be

IC

l,

a.

a

en

rn

rn

-3-

>n

Page 112: Industri - Universitas Islam Indonesia

BPA np.=_a p+3_^p(ll P)

17.32 +3 Vl7^(1^0X)57733)

17.32 + 3 (4.039809) = 24.43943

BPB np = np - 3 ^np(\ - p)

= 17.32 -3 7^12(1^0057733^

= 17.32 - 3 (4.039809) = 5.200572

Apabila dtgambarkan dalam suatu grafik, maka akan tampak seperti gambarberikut ini :

Fteta Kontrol np

35T

30 -f-25

20

15

10

5

0

-Af\—An^^-vY

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25NaSampeJ

- Defect

GPnp

BPAnp

BPBnpj

Gambar IV.ll. Peta Kontrol np Untuk Data Ketidaksesuaian Produk

Dan peta kontrol diatas dapat disimpulkan bahwa ketidaksesuain produk SIRmasih dalam keadaan terkendali.

101

Page 113: Industri - Universitas Islam Indonesia

102

4.2.4. Perhitungan Biaya Kegagalan Kualitas

Biaya kualitas yang dikeluarkan oleh perusahaan adalah biaya kegagalan internal dimana

perusahaan mempunyai kebijakan produk yang cacat akan dijual murah ke pasar lokal,

hal ini dilakukan karena apabila memproduksi ulang maka akan memakan biaya dan

waktu yang banyak sehingga perusahaan memilih untuk menjual di lokal, dengan total

produksi sebanyak 67.500 bale. Maka perhitungan untuk produk yang diluar spesifikasi

pada bulan Maret 2007 adalah sebagai berikut:

Probabilitas Cacat produk SIR pada bulan Maret 2007 = p = 0,057733

Produk diluar spesifikasi sebanyak = A= p xN = 0,057733 x 67.500

= 3.897 bale

Dimana :

Harga Jual produk SIR/bale = $ 70 ( $ 1= Rp. 10.000)

Harga jual produk SIR/bale yang dijual murah = Rp. 525.000

Maka biaya kegagalan yang dikeluarkan perusahaan sebesar:

Biaya yang dikeluarkan apabila dijual murah =

Harga jual produk SIR yang baik - Harga Jual Produk SIR yang dijual murah

= Rp. 700.000 - 525.000 = Rp.175.000 / bale

Untuk produk yang diluar spesifikasi, biaya kerugian perusahaan sebesar:

Biaya kegagalan internal = Total produk diluar spesifikasi XBiaya produk dijual murah

= 3.897 bale x Rp. 1/5.000 = Rp. 681.975.000

Page 114: Industri - Universitas Islam Indonesia

103

Adapun hasil penjulan perusahaan apabila tidak ada produk cacat sebesar :

TotarprodUksi xharga jual =67.500 bale xRp. 700.000 =.Rp.47.250.OOQ.OflO

Dan omset perusahaan dengan adanya produk cacat sebesar:

Total hasil penjualan - Biaya kegagalan internal =Rp. 47.250.000.000 - Rp.681.975.000= Rp. 46.568.025.000

Page 115: Industri - Universitas Islam Indonesia

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Analisa Terhadap Karakteristik Kualitas Produk SIR5.1.1. Analisa Terhadap Kadar Kotoran

Kadar Kotoran dari karet alam Am dltenmkan ^ .^ ^ ^ ^^d.atas sar,ga„, ya„g ukuran sarmga„ 325 ^ ^ ^ ^ ^ ^^d.da,am terpentin dan pep,,Ser. Pe„gotoran ini dlmulgklnkan dlsebabkan ^ ^pengump„lan ,a,eks d, kebun dan Juga karena ballan dasar .^^ ^ ^banyak me„ga„d„„g kotoran ^ lain ^ po(ongan ^ ^ ^ ^ ^gambar ,v.3. peta pe„ge„da„ Rdan IV.4. peta pengend.,, J dapat dll]hat bahwapemencaran proses untuk kadar kotoran produk S[R ^ ^ ^ ^^namun ra,a.ra,a proses prod„ksmya da|am ^ .^ ^^ ^ ^ ^Menu a„tara lain beberapa „,,k dfluar batas „„, po|a ^ ^ ^ ^dan ada »ltlk yang deKat de„ga„ batas penngatan ata„ spesifikasi ^ ^ .^•-dak sampa, keluar dan batas spes.fikas. sen,„gga produk tersebu, mas,h dapat d.terimaha. ,n, d*arenaka„ keb.Jakan perusahaan yang me„ga„ggap produk im caca, ^kettka keluar dar, spes^as, yang tela„ diKtapka]]> ^^ ^ ^^^me„ge„da„ka„ pr„ses produksinya sehfflgga ^ ^ ^ ^ ^^ ^.er,a,u ,,„gg, bahkan me„deka„ batas spes.fikas,, karena semakm rendah „„ai„ya dailrata-ra^a „dak berbeda Jauh maka ^ produk ltu ^ „ ^ ^ ^

Page 116: Industri - Universitas Islam Indonesia

105

produksi semakin terkendali, walaupun diluar batas kendali itu masih dalam toleransi

perusahaan asalkan tidak keluar dan batas spesifikasi, Apabila dilihat pada tabel IV.8

output yang dihasilkan terdapat cacat produk, dimana sampel sebanyak 7500 sebesar 1,08

% mengalami cacat, prosentase mi cukup kecil namun bagi perusahaan, cacat ini perlu

mendapat perhatian karena hal ini menyangkut kepercayaan konsumen terhadap produk

yang dihasilkan. Untuk itu perlu adanya upaya untuk menurunkan kadar kotoran tersebut,

mi mungkin disebabkan karena bahan baku yang banyak mengandung kotoran juga oleh

air yang digunakan pada waktu proses peremahan dan penggilingan banyak mengandung

kotoran.

5.1.2. Analisa Terhadap Kadar Abu

Kadar abu ditentukan dari hasil pengabuan karet dengan suhu 550 °C selama 2jam. Pada

gambar IV.5. peta pengendali R dan IV.6. peta pengendali X dapat dilihat bahwa

pemencaran proses untuk kadar abu produk SIR masih dalam keadaan terkendali, namun

rata-rata proses produksinya dalam keadaan tidak terkendali yang dilihat dari kriteria

antara lain beberapa titik diluar batas pengendali, pola datanya yang tak random dan ada

titik yang dekat dengan batas peringatan atau spesifikasi, tetapi titik-titik itu tidak sampai

keluar dan batas spesifikasi sehingga produk tersebut masih dapat diterima, hal ini

dikarenakan kebijakan perusahaan yang menganggap produk itu cacat hanya ketika keluar

dari spesifikasi yang telah ditetapkan, alangkah baiknya perusahaan lebih mengendalikan

proses produksinya sehingga nilai kadar abu yang dihasilkan tidak terlalu tinggi bahkan

Page 117: Industri - Universitas Islam Indonesia

106

mendekati batas spesifikasi, karena semakin rendah nilainya dan rata-ratanya tidak

berbeda jauh maka kualttas produk itu akan semakin tinggi dan proses produksi semakin

terkendali, walaupun diluar batas kendali itu masih dalam toleransi perusahaan asalkan

tidak keluar dan batas spesifikasi. Apabila dilihat pada tabel 1V.8 output yang dihasilkan

terdapat cacat produk, dimana sampel sebanyak 7500 sebesar 1,15 %mengalami cacat.

Untuk itu perlu adanya upaya untuk menurunkan kadar abu terseout, ini disebabkan

karena lingkungan yang udaranya kurang bersih dan mesin produksi yang sudah kotor.

5.1.3. Analisa Terhadap Kadar Zat Menguap

Pada gambar IV.7. peta pengendali Rdan IV.8. peta pengendali X dapat dilihat bahwa

pemencaran proses untuk kadar zat menguap produk SIR masih dalam keadaan

terkendali, namun rata-rata proses produksinya dalam keadaan tidak terkendali yangdilihat dan kriteria antara lain beberapa titik diluar batas pengendali, pola datanya yangtak random dan ada titik yang dekat dengan batas permgatan atau spesifikasi, tetapi titik-titik itu tidak sampai keluar dan batas spesifikasi sehingga produk tersebut masih dapatditerima, hal ini dikarenakan kebijakan perusahaan yang menganggap produk itu cacat

hanya ketika keluar dan spesifikasi yang telah ditetapkan, alangkah baiknya perusahaan

lebih mengendahkan proses produksinya sehingga nilai kadar zat menguap yangdihasilkan tidak terlalu tinggi bahkan mendekat, batas spesifikasi, karena semakin rendah

nilainya dan rata-ratanya tidak berbeda jauh maka kualitas produk itu akan semakin tinggidan proses produksi semakin terkendali, walaupun diluar batas kendali itu masih dalam

tolerans, perusahaan asalkan tidak keluar dan batas spesifikasi. Apabila dilihat pada tabel

IV.8 output yang dihasilkan terdapat cacat produk, dimana sampel sebanyak 7500 sebesar

Page 118: Industri - Universitas Islam Indonesia

107

„77 s nten.a.am, eacat. Prosentase ini re,a„f sanga, kec,,, namun mas.h per,u ada„yaupaya untuk menurunkan kadar abu tersebut, ,u. disebabkan katena ptoses pengen„gan

tetah, .ama denga„ suhu yang ,ingg, dapa, mentadikau kadat zat me„guapnyayang

semakin tinggi

5.1.4. Analisa Terhadap nilai PRI

Pada gambar ,V,. peta pengenda„ Rdan ,V,0. peta pengendan 1 dapa, d.hha, bahwa

rata-rata proses produks,„ya da,am keadaan tidak terkendah ya„g d,,,a, dati kriterta^ .ain beberapa «,.ik di.uar batas pengendal,, poia da,anya ya„g tak random dan adatltik ya„g deka, dengan batas pe„„ga,an atau spesifikasi, tetap, .,*-.„* ,tu bdak sampa,kehtar dat, batas spes.fikas, seh,„gga produ, tersebut mas.h dapa, ditenma. ha, ,„.dikarenakan kebijakan perusahaan ya„g menga„ggap ptoduk „u caeat ha„ya ket.ka keh,ardan spesifikasi ya„g «e.ah ditetapkan, atagkah ba,k„ya perusahaan ,ebih me„ge„dal,kanproses produks,nya sehutgga n„a, PR! yang dmasdkan tidak tertaiu rendah bahkanmendekat. batas spesffikast, karena semakm ,utg, nt^a dan ra,a-rata„ya t.dak

tetkendalt, wa,aupun duuar ba,as kendah ttu mas.h da,am to.erans, perusahaan asafcan,,dak kehtar dar, batas spesiiikas, Apabi.a diUha, pada tabe, ,V, output yang dihas„ka„terdapat eaca, produk, d.mana sampe, sebanyak 7500 sebesar 2,77 %me»ga,atnt cacat,prosentase ini cukup besat seh,ngga perlu adanya upaya untuk menurunkan n„a, PRI

Page 119: Industri - Universitas Islam Indonesia

108

yang rendah, m, disebabkan proses pe„y,mPa„a„ baha„ bak„ dan proSes perendamanyang terlalu lama.

5.2. Analisa Terhadap Produk Cacat

5.2.1. Penentuan Masalah

Produk caca, t,dak b,Sa diabaIka„ begI,n saJa dalam lnd„str, manufaktur karem ,„, ^mempengaruh, kualitas prod„k ya„g d,hasllka„ oleh perusahaan. Produk caca, ,m b,sad,a>amt oleh pabnk atau perusal manapun, batk perusahaan kec, maupun perusahaanbesar sekahpun, sedlk,« bmyak ^ mempunya, ^ ^ ^ ^ ^ ^pada PT. to* Bonafide Banjarmasin dalam pemb„a,an prodllk SIR Pada^,y,,Pe-a pe„ge„da„ np me„u„j,to„ data ket.d.ksesu.an prod* SIR ,nasm data keadaat,«erkeuda.i dimana kap.bi.Uas proses sebesar ,4,23% da„ ke,namp„a„ prosesme„ghas„ka„ produk caca, sebesar 5.77* Prosentase eaea, ,„, rela,lf cuk„p besar bag,perusahaan seh,„gga per,„ adanya langkah.langkah ^^ ^ ^^^^terJad,„ya produk caca, yang ,e,ah disebutkan pada bab IV. Pada pene„«ia„ ,„, perbaikandilakukan dengan nteng^ alat pengenda],an ^ ^ de]apan ^ ^Penge„da„a„ muh, terpadu. Da.am la„gkah pe„e„tuan masakh ^^ ^penge„dalla„ kual.tas yang berapa lembar ^^ ^ ^ ^ ^Pengendah .t dan Rserta peta Pe„ge„dal, „p, Sehmgga dapa« diketahu, Pe„yebab yangmenjad, prioritas tmtuk d,tanggulang, dm ^^ ^ ^ ^ ^ ^^yang menjad, pnor.tas tmtuk d.perbatk, ada,ah SIR ya„g mem.hk, kadar kotoran >0,2%,kadar abu >1%, kadar zat menguap >0,8% da„ nilai PRI <50.

Page 120: Industri - Universitas Islam Indonesia

109

5,2.2. Analisa Penyebab Masalah

Dalam rangka usaha meningkatkan suatu jenis produk dengan kualitas yang baik secara

kontinyu, maka hal yang sangat penting yang harus diperhatikan yaitu selalu mempelajari

setiap faktor dalam suatu rangkaian proses produksi secara menyeluruh, meliputi bahan

baku, mesin, metode, lingkungan dan faktor manusianya. Kemudian harus dijaga agar

setiap faktor tersebut selalu dalam keadaan fungsi yang efektif dan efisien, sesuai dengan

kegunaannya masing-masing. Pada tahap penentuan masalah telah ditemukan bahwa SIR

yang memiliki kadar kotoran, kadar abu, kadar zat menguap yang tinggi dan nilai PRI

yang rendah merupakan prioritas untuk diperbaiki. Untuk memberikan gambaran lebih

jelas, maka faktor-faktor yang menyebabkan cacat produk SIR disajikan dalam bentuk

diagram sebab akibat.

Tujuan penggambaran diagram sebab akibat adalah untuk menentukan sebab-

sebab yang paling berpengaruh terhadap cacat produk SIR.

Page 121: Industri - Universitas Islam Indonesia

Dekat jalart raya

Lokasi

pabrik

Dekal pabrik batubara

/Gudang bahan bakuyang rentan air

Musim hujan

Lingkungan

Lebih dari 10 hari

Penyimpananbahan baku —

Metode |

kurang dari 10 monit

Lebih dari 15 menit

ebihdari 12

menit

- Pengeringan

Settingan mesinyang tseruttan

-r— Keausan Mesin

Kondisi mesin

Bahan mengandungkotoran

Mengandungcendawan/ba kteri

Gambar V.l. Diagam Sebab Akibat Cacat SIR

Cacat

SIR

no

a. Faktor Manusia

Latar belakang pendidikan tenaga kerja yang rendah masa kerja dan usia tenaga kerja

juga dapat mempengaruhi hasil produksi perusahaan. Dari tabel IV.2. mengenai

klasifikasi tenaga kerja berdasarkan tingkat pendidikan diketahui dari 350 tenaga kerja

yang ada di PT.Insan Bonafide Banjannasin untuk buruh/karyawan sebanyak 290 orang

dengan perincian 216 orang yang berpendidikan SLTP dan 74 orang berpendidikan

SLTA. Dan perincian lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Tenaga kerja yang berpendidikan SLTP sebanyak 74,48%

2. Tenaga kerja yang berpendidikan SLTA sebanyak 25,52%

3. Masa kerja kurang dari 3 tahun sebanyak 30,34%

4. Masa kerja 3 sampai 5 tahun sebanyak 50,68%

5. Masa kerja lebih dari 5 tahun sebanyak 18,96%

Page 122: Industri - Universitas Islam Indonesia

11

6 US'a te"aga kerja kura"S dar, 20 ,al,„„ seba„yak 25,86%7- Usia tenaga kerja berkisar a„,ara 20.25 ,ahlln sebanyak 37JQ%8- Us.a ,e„aga kerja berkisar an«ara 26-30 tahun seba„yak 22,07%9. Usia te„aga kerja lebih at, 30 tahun seba„vak 14,14%

Mnnc.an tersebut dapat d,ke,ah„, ba„„,a mavontas ka,yawan ^•sebaga, i^^dlbag,a„ ^ ^^^ ^^^ ^

Pengetabuan, ke,erampilan, .^ _ ^^ ^ ^pengaruh ,erhadap has,, prod„ks, P, ta Bonaflde3^ ^ ^ ^-bu, para pekerJa soring melak„ka„ peny,mpanga,pe„y,mpangan tanpa „bahwa dirinva ,elah berbua, yang berdamoak

" Jcydnr Pada saat proses produksiberlangsung.

b. Faktor Mesin

7""" bekCTJa ^ "*"» —— kua„,as prod„k, terutamaP- meS,„ mange, dalam proses Pe„ggi„„gan dan _ ^ ^ _~„ mesm ba* mesm mange, mai,pun _ ^ ^ ^ __ '-abkan karena kerusakan mes.n a.„ mesin suda|l „ ^ ^ ^ ^

J mM8e' Se"ng bOTb3h "*- "~ -*— ke,eba,a„ sheet yang

Page 123: Industri - Universitas Islam Indonesia

12

settingannya tidak sesuai maka karet bisa terbakar dan hangus, hal ini menyebabkan

kadar zat menguapnya naik. Disamping itu waktu produksi yang ±24 jam menyebabkan

mesin yang digunakan seharian pada saat proses produksi menjadi kotor, hal ini dapat

meningkatkan kadar abu karet

c. Faktor Material

Bahan baku yang banyak mengandung cendawan dan bakteri berpengaruh terhadap

turunnya nilai PRI, dari data perusahaan di dapat bahwa dari 2500 ton bahan olah yang

disimpan digudang bahan baku ± 30% mengandung cendawan dan bakteri, ini

diakibatkan banyaknya bahan olah karet yang terkena genangan air digudang bahan

baku. Ditambah dengan pada saat bulan maret hujan sering turun dan airnya dapat

mengenai bahan baku karena ruang penyimpanan yang hanya tertutup dengan atap.

Penerimaan bahan baku dari petani karet yang banyak mengandung kotoran seperti tanah,

potongan ranting dan daun juga sangat berpengaruh terhadap kadar kotorannya dimana

pada bulan Maret +_ 15% bahan olah mengandung kotoran.

d. Faktor Metode

Proses produksi yang berjalan kurang sempurna juga dapat mempengaruhi cacat produk

SIR, terutama pada proses penyimpanan, perendaman, dan pengeringan. Penyimpanan

bahan baku yang terlalu lama dapat menyebabkan bahan olah karet akan semakin

menggumpal, jika terlalu menggumpal karet yang dihasilkan menjadi kurang baik. Proses

perendaman yang terlalu lama juga tidak terlalu baik karena zat antioksidasi yang

terkandung dalam karet akan hilang akibat tercuci pada waktu perendaman. Pada proses

Page 124: Industri - Universitas Islam Indonesia

113

vav^ dengan mestn juga ,,dak ba^,a„L>™ dengan suhu ya„g .et.lu ,ingS,karena akan men.ebabkan kate, menjadi ,e„gke, dan hangus sehingga kadat zatmenguapnya akan naik. Berikut perincian proses produksi yang dapa, menutunkan mutuproduk SIR:

Tabel V... Proses Produksi Yang Dapa. Menurunkan Kualitas Produk SIR

No Jenis Proses

Penyimpanan

Penyebab

Proses penyimpanan

> 10 hari

Hasil

Bahan olah semakin

menggumpal

fereTdW-i^TtSslWaWt^>ljam | akan hilang ,

b. Proses Perendaman \. Karet masih banyak Kadar kotoranWater tank

< 50 menit kotoran

-s = —>^s~^e^e7inW^<^^ le"gketPensennaan ; rroses peii^tm^

I 12 menit dan hangus

Akibat

Nu^TPRTturun

Nilai PRI turun

naik

Kadar zat

menguap naik

Pada PT. Insan Bonafide Banjarmasin pelaksanaan proses penyimpanan , prosesperendaman dan proses pengeringan selama bu!an Maret 2007 adalah sebagai berikut:

1. Proses Penyimpanan :a. >10 hari :70 %

b. < 10 hari: 30 %

2. Proses Perendaman :a. <10 menit: 15 %

b. 10-15 menit: 30%

c. > 15 menit: 55 %

3. Proses Pengeringan : a. 10 - 12 menit: 60 %

b. > 12menit: 40%

Page 125: Industri - Universitas Islam Indonesia

114

Pada ke,era„gan dlatas dapa, ^^ .digudang > xo w „ • Wmpanan bahan baku_L_«__UU»„ me„capa, 70 %sedangkan <,„^ - —Perendama„ diketah . . , " J" A Un'"k Proseschketanu, bahwa perendaman > 15 meni, . . .. koptima, vai.u ,0„ • "^ dari Pere"*-an.-.0,5me„,lsebesar30%sedangka|]<]oumuk Ptoses Pe„geri„gan > ,2 ^sebes.r 60 »/ s „• ^^ "^"^ ^„g „ptimal/.- Seh,ngga dalam „al ini perIu d.|ak

e- Faktor Lingkungan

Lokasi pabrik yane dekat rt„nn , .8 de"8an Pab"k »**>•» batu bara dan jalan raya da ,-,mbu,ka„ kotoran dan debu yang ^^ ^ «<*

* g-„g bahan baku yang re„,a„ den . '" ^ *"'"P-ak s,R karer,a b, „t * "JU8S SM8at b—™h '— ™' re"a bahan baka yang disimpan digudan„ yanij

5-2.3. usula„ Pelaksanaan Perbaikan

Dalam me,akukan tindllk.n

„• •„ emPl"1 la"^ab.,angkah ya„g praklis ,d,sesua,kan de„gan kondisj * P"**« danangkah-langkah yang dimaksud ada,ah upaya.upaya

Page 126: Industri - Universitas Islam Indonesia

115

pengendalian kualitas yang sederhana dan paling penting mampu untuk memberikanperubahan yang berarti.

Masalah yang harus dipikirkan juga dalam merencanakan perbaikan terhadap

cacat kualitas produk adalah pencegahan terhadap terulangnya kembali cacat yang sama.

Untuk dapat melakukan hal tersebut. langkah-langkah yang ditempuh kiranva dapat

menghilangkan gejala maupun penyebab yang mendasar.

Dalam upaya perbaikan ini, yang terpenting adalah terbentuknya sikap sadar mutu

pekerja. Sikap sadar mutu pekerja terbentuk melalui suatu proses yang luas, bukan hanyamelibatkan kursus-kursus atau pelatihan formal, tetapi lebih jauh lagi melibatkan berbagaipengaruh informal yakni tindakan sehari-hari yang berhubungan dengan pekerjaannya.

Untuk meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan keterampilan yang

disebabkan pendidikan yang rendah dan kurangnya pengalaman perusahaan dapatmelakukan pengarahan dan pelatihan. Pengarahan dan pelatihan yang dtberikandisesuaikan dengan kebijaksanaan dari pabrik. meliputi faktor-faktor yang mempengaruhimutu karet dalam proses produksi. dimulai dari bahan baku sampai dengan produk akhir.Dan menempatkan pekerja sangat berpengalaman pada bagian-bagian yang sangat

penting seperti pada proses penggilingan di mesin mangel dan pengeringan di mesindryer. Yang mana dapat dilihat pada tabel IV. 11. pekerja yang memiliki pengalaman danketerampilan yang memadai masih sedikit.

Penggunaan mesin yang terus menerus dalam berproduksi dapat menyebabkan

kondisi mesin menurun seperti dapat dilihat pada tabel IV.3. kondisi mesin mangelberkisar 65-70% dan mesin dryer 60-65%, pada kondisi ini mesin mudah aus. Untukmesin yang rusak perlu diperbaiki oleh bagian teknisi perusahaan, namun jika ternyata

Page 127: Industri - Universitas Islam Indonesia

116

mesin sudah tidak dapat diperbaiki lagi atau sudah tidak layak pakai maka pihakTenjsahHanTerk,.mempertimbangkan upaya untuk membeli mesin yang baru. Perawatanmesin secara rutin juga perlu dilakukan oleh bagian maintenance, sehingga mesin atau

peralatan yang ada menjadi lebih awet dalam penggunaannya. Hal ini penting untukmencegah terhambatnya kegiatan proses produksi. Dalam penyetelan mesin mangel jugaperlu dilakukan secara rutin sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Dan hendaknyapenyetelan mesin mangel sama untuk sekali produksi agar sheet yang dihasilkan seragam

tebalnya sehingga produk yang dihasilkan juga bermutu baik.

Penerimaan bahan baku hendaknya lebih diteliti untuk mencegah bahan olah karet

yang masuk bermutu rendah yang banyak mengandung kotoran. Pembesihan gudangbahan baku secara rutin dan meninggikan lantai gudang bahan baku dibanding lantai

produksi lain juga dapat berpengaruh terhadap kualitas bahan olah karet yang disimpankarena gudang yang rentan dengan air akan menimbulkan cendawan dan bakteri terhadapbahan olah karet yang terkena genangan air. Dalam proses produksi sebaiknya bahan

baku yang digunakan juga bermutu baik misalkan dengan mencampurkan bahan bakuseperti USS dengan Cup lump dengan perbandingan lebih banyak dari sebelumnya,dimana selama ini perusahaan menerapkan pencampuran USS sebanyak 20% dan Cup

lump 80%.

Pada proses penyimpanan bahan olah karet yang terlalu lama akan menyebabkan

bahan baku semakin menggumpal sehingga perlu menyegarakan bahan baku agar

langsung diolah sehingga mutunya terjaga. Untuk proses perendaman sebaiknya jangandirendam terlalu lama karena dapat menyebabkan zat anti oksidasi dalam karet akan

hilang dan nilai PRI menjadi turun juga jangan kurang dari 10 menit karena apabila

Page 128: Industri - Universitas Islam Indonesia

117

direndam terlalu eepa, maka kadar ko.otan bisa semakin besar D.„ umuk ptosesPen8erin=!ln Se"aiknva opeta.ot pada mesin drycr sangat berp.uga.aman karenapenyetelan suhu ya„g terlalu tinggi dan wak.u pengetingan vang ,e,-la,„ lma dapatmenyebabkan produk menjadi ,e„gke, dan hangus. Hasil ka„, aka„ baik jika ptosespengeringan dilakukan pada suhu ±1,0 "Cdan lama Pe„ge„„gan selama ,0.|2 mem,

Pada faktor lingkungan dapa, dilihat dilapangan bahwa untuk gudang bahan bakuterdapa, genangan air sehingga ruangan menjadi ,e,nbab, sehingga petiu adanyapembua,an jadwal ya„g tu,in un.uk lebih seting membersihkan gudang bahan baku yang•etgenang air, ha| ini pen.ing untuk dilakuka„ karena pada saa, pe„gama,an hampir tiapbari turun hujan sehingga rentan terhadap kotoran dan air. Usulan perbaikan denganmenggunakan metode 5W +, H(«,„,, „*,„. where, TO>, Who ^ ^ se|e„gkapnyadapat dilihat pada tabel V.2.

Page 129: Industri - Universitas Islam Indonesia

00

rNo

Ap

aP

erbaikannya?M

eningkatkanpengetahuan

daiketeram

pilanburuh/karyaw

an

Mela

ku

kan

perbaikandan

peraw

atanm

esin

terutama

padam

esinm

angeldan

dryer

Tabel

V.2.

Usulan

Perbaikan

Un

tuk

Cacat

Pro

du

kS

IR

Men

ga

pa

dem

ikian

solu

sinya

?K

are

na

buruh/karyawan

mayoritas

berpendidikanrendah

sehinggasering

mela

ku

kan

penyimpangan

dalamproses

produksidan

kurangm

emaham

iinstruksi

keja,selain

itupengalam

anpun

masih

kurangK

arena

ko

nd

isim

esinm

angeldan

dryeryang

seringm

engalami

kerusakan

Ba

ga

ima

na

cara

nya

?a.M

engadakanpendekatan

danpengarahan

untukm

eningkatkank

om

un

ikasi

antar

karyawan

b.M

engadakanpelatihan

untukm

eningkatkankem

ampuan

berproduksi

a.D

ilak

uk

an

pem

eriksaan

terhadapm

esinyang

rusakdan

apayang

menjadi

penyebabkerusakan,

setelahd

item

uk

an

kem

ud

ian

dilak

uk

an

perbaikan.telapijika

sudahtidak

mungkin

laagidiperbaiki

maka

lebihbaik

diganti

Ka

pa

nd

ilaku

kan

?

a.Setiap

pelaksanaanproduksi

b.Secara

rutintiap

3b

ula

nse

kali

a.Jika

terjadik

erusak

anm

esin

Dim

an

a

dila

ku

ka

n?

Ruang

produksi

Ruang

produksi

Siapaya

ng

mela

kuka

nn

ya?

Kepala

pabrikdan

kepalabagian

produksi

a.bagian

teknisi

Page 130: Industri - Universitas Islam Indonesia

ON

Mem

perketatp

en

gaw

asa

n

terhadappenyetelan

mesin

mangel

Mem

perketatp

en

gaw

asa

n

terhadapproses

penyimpanan

Karenasheet

yangdihasilkan

setelahpenggilingan

menjadi

tidakrata

dantidak

sera

gam

Karena

penyimpanan

yangterlalu

lama

dapatm

enyebabkanbahan

olahkaret

semakin

menggum

paldan

karetyang

dihasilkanm

enjaditidak

rata

Mem

perketatp

en

gaw

asa

n

terhadapproses

peren

dam

an

Karena

Zatantioksidasi

yangterdapat

padakaret

akanhilang

karena

tDl,f»kan

7b.rutintiap^ninggti

perawatan

terhadapm

esinproduksi

secara

rutin

Dilak

uk

an

pemeriksaan

mesin

mangel

secararutin,

penyetelanm

esinm

angeldisesuaikan

denganstandar

dansesuai

denganketebalan

sneetyang

_djmgjnkan_

Bahan

olahkaret

dikontrolyang

sudah]am

adisim

pandan

langsungdiproduksi

jangansam

pailebih

dari10

haridalamm

asaJ^nyjm

pjman

Dengan

pen

gaw

asantin

ier

lebihdiperhatikan

terlalu~

,—"

Ipadasaat

terlalu]arna

perendaman

S,

'dTr,gaHdlIakukand,1"a™

terlalucepat

dalamperendam

anmerendam

ka^o£fmal_

i0-15

Setiappelaksanaan

pro

sesproduksi

Ruang

produksiB

agianproduksi

Page 131: Industri - Universitas Islam Indonesia

oCN

Mem

perketatp

en

gaw

asa

n

terhadapproses

pengeringandim

esindryer

BahanB

akuyang

bermutu

rendahdiolah

kembali

Mem

bersihkan:gudang

bahanbaku

darigenangan

airdan

meninggikan

lantaidi

gudangbahan

bakudibanding

lantaip

rod

uk

si

kotoranbanyak

yangjb^hm

ijrnanj£K

arenakaret

yangdihasilkan

adayang

lengketdanhangus

Karena

banyakbahan

bakuyang

mengandung

cendawan

danbakteri

Karena

lantaigudang

bahanbaku

yangrendah

dantidak

ratasehingga

adayang

tergenangair,

apalagidi

musim

hujanyang

dapatm

engenaibahan

bakuyang

sedangdisim

pan

men

it

Penyetelantim

eruntuk

prosespengeringanoptim

alselam

a10-

12m

enitdengan

suhuoptim

al+

110°C

Dilak

uk

an

pen

camp

uran

antarabahan

olah

yan

gb

ermu

turendah

cuplum

pJenganU

SSa.D

ilaku

kan

penjadwalan

secara™

tinuntuk

mem

bersih

kan

gudangbahan

bakub

.Mem

bu

atperm

ohonanuntuk

meninggikan

gudangbahan

bakudan

mem

perbaikilantai

yangtidak

rata

Setiappelaksanaan

Ruang^Di:c^h1ksrp

roses

pro

du

ksi

SetiaPPe^a^aanTR

ulin^^p

roses

pro

du

ksi

a-H

arian/setiapp

elaksan

aanp

rod

uk

si

b.satukali/apabila

adakerusakan

dilan

tai

Gudang

bahanb

ak

u

Operator

Bagian

Produksi

a.Bagian

gudang

b.Kepala

pabrik

Page 132: Industri - Universitas Islam Indonesia

121

5.3. Analisa Terhadap Biaya Kualitas

B,aya kuah,as merupaka„ b,aya yang d,keluarka„ perusahaa„ ^ ^^

akiba, eaca, ya„g terjad, pada prodl,k. Dan Pet„,tu„ga„ dapa, dlketahu, ^ ^kuahtas ya„g dikeluarkan sebesar Rp.68,,975.000 de„ga„ prose„,ase terhadap ,„,a,penjualan 1,46%. Mesk.pun proSen,ase b,aya kualitas ha„ya sebesar 1,46 * j,kadtbandmgkan dengan penjualan ,ota,„y, „a, ,«*, dapa, d.anbs.pas, dengan perbatkansecara terus menerus setta pen.ingk.tan kualitas produknya untuk mengurang, jum.ahproduk cacat„ya Sehingga b,aya yang dikeluarkanpun semakm keel.

Page 133: Industri - Universitas Islam Indonesia

BAB VI

PENUTUP

VI.l. Kesimpulan

Adapun kesimpuian yang dapa, d.ambil dati pe„e,i,ia„ lni adalah .•• *- Perhi,u„ga„ ya„g telah di|akukm dapa dn|hat ^^ ra(a ra(a ^ ^-h M™ .etkendali sehi„gga Penge„da!ian kua|i,as pada _ ^ ^^

proses menghasilkan produk baik sebesar 94 73% dan k*<W/o dan kemampuan produksi

menghasilkan produk cacat 5,77%.

»%<?/•<?, 07iO dan How).

*;— «* — pe„ge,ahuan da„ keterampi]an^^

pengarahan dan pelatihan secara rutin.

77'" Semi"88U *" "* — - - ™* mesin ya„g rUsak^P-ksa .etlebih dahulu penyebab ket„saka„nya, se.e.ab di,emukan kemudinn

Page 134: Industri - Universitas Islam Indonesia

123

diperbaiki, jika sudah tidak mungkin lagi diperbaiki sebaiknya perlu

dilakukanpenggantian mesin yang baru.

c. Perbaikan untuk material yang mengandung cendawan dan bakteri dapat dilakukan

dengan pencampuran bahan olah cup lump dengan bahan USS. Untuk penenmaan

bahan baku agar diawasi lebih ketat sehingga bahan yang mengandung banyak

kotoran dapat diminimalkan.

d. Perbaikan untuk proses penyimpanan sebaiknya bahan baku langsung diproduksi

jangan sampai lebih dari 10 hari, untuk proses perendaman sebaiknya menggunakan

penyetelan timer optimal 10-15 menit, dan untuk proses pengeringan sebaiknya

dengan suhu yang optimal yaitu ± 110 °C selama 10-12 menit dan dilakukan oleh

operator yang berpengalaman.

e. Perbaikan untuk gudang bahan baku yang rentan air adalah dengan melakukan

pembersihan secara rutin setiap hari pelaksanaan produksi dan bisa dengan cara

meninggikan lantai gudang bahan baku dibanding lantai lain di pabrik

3. Pengaruh pengendalian kualitas produk sangat besar terhadap biaya kualitas

internalnya dimana untuk produk yang cacat perusahaan mengeluarkan biaya sebesar

Rp.681.975.000. yang artinya untuk 1 produk cacat perusahaan mengeluarkan biaya

sebesar Rp.l75.000. Walaupun biaya ini termasuk kecil dibandingkan omset perusahaan

sebesar Rp.46.568.025.000, diharapkan dengan adanya pengendalian kualitas yang lebih

ketat maka produk cacat yang dihasilkan akan semakin menurun. Sehingga biaya

kualitasnya pun semakin kecil.

Page 135: Industri - Universitas Islam Indonesia

124

VI.2. Saran

>• P,bak perusahaan petlu lehih sering ntembetikan pengarahan dan pe,a,i„a„ ,erhadap

tenaga kerja be„daknya juga lebih diperhatikan tingka, pend,dika„ dat, ca,o„ ,e„aga ke,jatersebut.

2. Pada saat menerima bahan baku dari pe,a„i kate, hendak„ya perusahaan lebih keta,dalam Pengawasan„ya sehingga baha„ baku ya„g bermu.u rendah dap, dim,„ima„,jr3. Perusahaan sebaik„ya memper,imbangkan umuk meninggikan lantai gudang bahanbaku agar lantai yang tusak dan mudah ,ergenang air dapa, di.angg„,angi.4- Pihak perusahaan juga Pet,u mempertimbangkan membeli a,a, Pe„yari„g udara ata„«r scrubber agar bau karet ya„g ,idak Mak tjdak menyebar ^ iingkungan ^ ^karena ha, ini menimbulfcan polusi udara vang met„gika„ masyaraka,.5. Untuk ptoses Pr„duksi„ya agar ,eb,h ke,a, pe„ge„da,iannya sehingga me„ghasi,ka„produkyang lebih berkualias.

Page 136: Industri - Universitas Islam Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

BPSMB. (2000). SNI 06-1903 2000 c, ^ ,'903 2000. Standard Indonesian Rubber. BSN. DepartemenPenndustrian dan Perdagangan, Palembang.

Dorothea Wahvu Arimi nnm\ n>UAnan,,(2004).^w^^^^^^^Feigenbaum. A.V., ([996,^^^ ^ ^Gaspersz, Vincent (1998). Statistical Process Com I n,Process Control (Manajemen Bisnis Total)

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kualitas Melalui Pe„deka,a„ simu,asi. Jmml Tehllk ^ ^ ^$hlm.63-70, Juni

Johannes Supranto, MA (]QQ7\ Tah •/ o

Rineka Cipta.

»~» D,„ (I9H, ,_^_ ^ ^Oadjah Mada University Press.

^^r„alMu„lamidmKellan^ mp ^^ ^ ^ ^ •

Page 137: Industri - Universitas Islam Indonesia

LA

MPIR

AN

I

STRUKTURORGANISASIPT.INSAN

BONAFIDEBANJARM

ASIN

ID

IRE

KT

UR

ST

AF

F

PEK

ER

JAPE

KE

RJA

PEK

ER

JAPE

KE

RJA

Page 138: Industri - Universitas Islam Indonesia

mm

Karetkering

(K)

Mu

tuI

Mu

tuII

Ketebalan

(T)

Mu

tuI

Mu

tuII

Mu

tuIII

Kebersihan

(B)

Lam

piran2

SpesifikasiPersyaratanM

utuBokar

Tidakterdapat

ko

toran

Tidakterdapat

ko

toran

Tidakterdapat

ko

toran

Asa

m

semut/alam

iah

Tidakterdapat

ko

toran

Alam

iah

Page 139: Industri - Universitas Islam Indonesia

NO

JE

NIS

UJI

/

KA

EK

TE

RIS

TIK

Kad

ar

Ko

tora

n

Kad

ar

Ab

u

KadarZ

atMenguap

PR

I

La

mp

iran

3

Skema

Persyaratan

Mutu

Page 140: Industri - Universitas Islam Indonesia

-<•«

v/u

iI/\1

JK|K

I'l.U

NS

AlN

HU

lNA

Hm

1S..50v

12,80

•'10,00x

8..50

Page 141: Industri - Universitas Islam Indonesia

PT

.IN

SA

NB

ON

AF

IDE

BA

NT

AR

MA

SIN

KE

TE

RA

NG

AN

1.B

R

2.H

M

3.E

XT

R

MA

NG

LE

MA

NG

LE

BR

EA

KE

R

HAMM

ERMILL

WE^

EXTRU

DER

LA

YO

UT

MESiN

PRO

DU

KSI

DIPEN

GO

IAH

AN

PERTA

MA

(PP

Page 142: Industri - Universitas Islam Indonesia

Limplrun

VIFaklor

Guna

Mcm

benlukG

rafikPengendali

Variabel.

i)h

v*

i>»

\l

diu

m

Sim

ffl.t

2315b7n10

r,

12131-1

\'j

1b

17

18

19

202122232475

OitflV

,«ii'.k

J-'iklor

un

luV

[Ullt

prn

^rnd

ili

(iiiliVilrviiM

ml«

l

itklo

iu

nlu

kt»

Vim

wn

iul

Ha

mrx

nu

n.d

ili

2.1

21

-1.73?

1.5

00

1.3

42

1.2

25

1.1

34

lOi.l

X)

1.6

80

1.0

23

0.7

29

0.5

77

0.4

63

04

19

017

1

(11

1/

2.6

59

1.9

54

1.6

26

1.4

27

1.2

87

11

07

i<m

10

1/

0.7

97

9

U.8

66

2

0.9

21

3

0.9

40

0

0.9

51

5

09

50

4

O'X

.'.O

O'X

.'H

V'^

1.2

53

3

1.1

25

4

1.0

85

4

1.0

63

8

1.0

51

0

10

42

30

IO

W.'l

I0

11

/

00000.0

30

on

n

0IM

S

()/.')

0.M

90.30(3

09

75

09

72

/I

0/610.264

0.9050.285

0.9270.9754

1.0252

0.6

66

0.2

60

0.8

32

02

49

0.6

02

0.2

j5

0.7

75

0.2

*3

0.7

50

0.2

*2

0.7

2B

0.2

03

0.7

07

0.1

94

0.6

66

0.1J7

0.6

71

01

60

0.6

66

06

50

0.8

17

0.7

69

0.7

63

0.7

39

0.7

18

0.6

96

0.1)00

0.9

77

61

.02

29

0.9

79

4I

07

10

0.9

01

01

01

94

0.9

62

31

.01

00

0.9

63

51

.01

68

0.9

64

51

.01

57

0.96541

.01

46

0.96621

.01

40

0.96691.0133

0.6550.1/3

0.6630.9676

1.0126

0.6

40

0.1j7

0.6

26

0.1

62

0.6

12

0.157

0.0

00

0.153

0.6

47

0.6

33

0.6

19

0.6

06

0.9

68

21

.01

19

0.9

68

71

.01

14

0.9

69

2-1.0109

0.96961

.01

05

0.3

71

0.3

54

03

67

0.4

00

0.4

28

0.4

45

0.4

66

G.*>!>7

O.S

97

0A

10

0.5

23

0.5

34

0.5

45

05

55

0.5

05

*,

00000.0

29

01

13

01

79

0/1

7

07

/1.

0.3

13

0.3

46

03

74

0.3

')')

0.4

21

0.4

40

0.4

58

0.4

75

0.4

*

0.5

04

0.5

16

0.5

28

0.5

39

0.5

49

0.5

59

3.2

07

2.5

68

2.2

66

2.0

69

1.9

70

1fV

\?

I6

1'.

I/I.I

I/I

f.

1.6

79

1.6

46

16

18

I5

'M

1.5

72

1.5

52

1.5

34

1.5

13

1.5

03

1.4

90

1.4

77

1.4

66

1.4

55

1.4

45

1.435

df»

fikK

rn

un

i

I•V

iol

un

iuV

Cu

mir

nin

l,

IJ

VI

or

un

iul

Hju

v|*

nt.rn

h

B.

d71

/C,

d,D

,

26

a,1

12

60

6W.5

0.8530

2.2761.693

05907

0.6660

2.0662.059

0.46570

8600

1.9642.326

0.42'r90.864

0

1.8

74

25

34

16

0..

77

04

I/M

26

4/

1/0

//'I/O

0.3

94

6

03

0')6

'./

om

./

0.6

46

0

06

13

07

04

o/;/()

o\m

OrV

DO

05

4/

1.U.0

10760

37-l'l0

79

7O

f.87

1.6

37

1.6

10

1.5

65

15

03

1.5

44

1.5

26

1.5

11

1.4

%

1.4

63

1.4

70

3.1730

.31

52

0.7

87

0.811

3.7580.3O

1.90.776

0*1223.330

07

7)6

0770

10

/5

J.40

/0.29.15

07

03

1118

3.4720.2060

0.7561.203

3.5320.2831

0.7

50

1.2623.588

02

78

70.744

1.3563

64

00.2747

0.7

39

1.424

3.0690.77-11

0.7341.467

3.73502677

0.7291.549

1.4593.778

0.26-170.724

1.605-.4

46

3.8

19

l.-Ob

3.8

58

1.4

29

3.695

1.4

20

3'9

31

0.2

61

6

0.2

59

2

07

56

7

0.2

54

4

0.7

20

1.6

59

0.7

16

1.7

10

0.7

12

1.7

59

0.7

03

1.6

00

D)

.°>

30

60

0

43

58

0

4.6900.

4.9

18

0

50

78

0

',7

04

00

71

,

',)fii.

()111.

',103

0164

',4f>9

0773

5.5

35

5.5

04

SM

7

50

%

5.7

41

5.7

82

5.8

20

58

56

5.8

91

5.9

21

.5.951

5.9

79

6.0

06

0031.0

.05

0

0.2

50

0.2

83

03

O7

.0.3

76

0.3

47

0.3

63

0.3

78

0.3

91

0.4

03

0.4

15

0.4

25

0.4

34

0.4

43

04

51

0.4

59

Un

tuk

n>

253

34

(n-

1)

^"7

^''"

-^'C'"

<->-3'

"'"1"r4/?T

n"'̂*"

c<fi(n-\)

3

0.

3.2

67

2.5

74

2.2

82

2.1

14

2.0

04

I0

?4

1fW

.4

18

10

17

77

1.7

4-!

1.7

17

16

93

10

72

1.6

53

1.6

37

1.6

22

1.6

06

1.5

97

1.5

65

1.5

75

1.5

66

1.5

57

15

46

4.5

41