indah lapkas lepra
DESCRIPTION
hsgdhTRANSCRIPT
KustaKustaDisusun oleh:Disusun oleh:
INDAH RUBIANA, S.KedINDAH RUBIANA, S.Ked
Pembimbing: Pembimbing: Dr. Cut Putri Yohana, M.Sc, Sp.KKDr. Cut Putri Yohana, M.Sc, Sp.KK
KustaSinonim: LEPRA = MORBUS HANSEN
Peny inf kronikDisebabkan : Mycobacterium lepraeSaraf perifer, kulit, mukosa tr. resp atas organ lain, kec : saraf pusat
Epidemiologi& Etiologi
• Area endemis : Asia Selatan, Asia Tenggara yaitu :
Philipina, Indonesia, Kep. Pasifik, India, Bangledesh, Myanmar. Tropikal Afrika, Amerika latin (bbrp).
• Prevalensi didunia diperkirakan 10 – 12 juta
Bukan penyakit turunanSemua umurFrek tertinggi umur 25 – 35 thAnak-anak < 14 th. ± 13 %
Mycobacterium lepraeBasil tahan asamMasa tunas:
Bervariasi40 hr – 40 thPenyebaran o/ orang yang terinfeksi
Kontak yang erat dan lama (kontak serumah)Saluran pernafasan bagian atas dari Px lepramoteus
Bersentuhan dengan luka yang terbuka
Klasifikasi
Pausibasiler ~ PB
• Lesi kulit berupa makula datar,papul yang meninggi,nodus,eritema/hipopigmentasi,distribusi tidak simetris,hilang sensasi yg jelas dan lesi berjumlah 1-5.
Multibasiler ~ MB• Lesi kulit berupa makula
datar,papula yang meninggi,distribusi lebih simetris,hilang sensasi rasa,dan lesi >5.
Pemeriksaan fisik
pemeriksaan P. pandang
p. raba
anamnesa
Dari depan sampai belakang
Dengan kapas dan ballpoint
p. saraf
Diagnosis
D/ kusta paling sedikit 1 tanda Kardinal
Tanda Kardinal (-):Tersangka kustaObservasi dan periksa ulang setelah 3 – 6 bln kusta +/-
Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu
1.Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau plak hipopigmentasi/eritematosa
2.Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/-
3.Ditemukan basil tahan asam –cuping telinga–lesi kulit aktif –biopsi
Pemeriksaan Penunjang• Indeks Bakteri:
– Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu sediaan • Indeks Morfologi:
– Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah solid dan non solid
2. Pemeriksaan Histopatologik– Untuk memastikan gambaran klinis– Penentuan klasifikasi kusta
3. Pemeriksaan Serologis– Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)– Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination)– Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
PengobatanMDT Pausibasiler (PB)
• 2 kapsul Rifampisin 600 mg dihari pertama saja.
• DDS 100 mg/hari• Diberikan 6 – 9 bulan• Pemeriksaan klinis setiap bulan• Pemeriksaan bakterioskopik
setelah 6 bulan
MDT Multibasiler (MB) Rifampisin 600 mg/bulan diminum hari pertamaDDS 100 mg/hariKlofazimin 300 mg dihari 1, diteruskan 50 mg dihari ke 2-28 Diberikan 2 – 3 tahunPemeriksaan klinis setiap bulanPemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
MDT MENURUT UMUR Bagi usia 10-14 Dosis anak disesuainkan dengan berat badan.Rifampisin 10-15 mg/kg BBDDS 1-2 mg/kgBBLamprene /clofazimine 1 mg/kg BB.
Pencegahan&Pengobatan cacat
Release From Treatment (RFT) :• Penghentian pemberian obat• Kontrol klinis dan bakterioskopis
Release From Control (RFC) :• Bebas dari pengamatan• Lesi baru (-), BTA (-)
Reaksi Kusta
• Suatu keadaan akut pd perjalanan peny kusta yg kronik
• Penyebab utama kerusakan saraf dan cacat• Dapat terjadi pada awal, selama & setelah terapi• Pembagian:– Reaksi tipe I ~ reversal peningkatan imun seluler– Reaksi tipe II ~ ENL peningkatan imun humoral– Ke-2 tipe reaksi ini dpt berlangsung ringan - berat
Faktor pencetus terjadi reaksi
Mengantisipasi jangan sampai terjadi reaksi,maka penderita kusta diberikan obat cacing dan vit dosis tinggi
Penderita dalam kondisi stress fisik:Kehamilan,penyakit infeksi penyerta,misal malaria,kecacingan,karies gigiAnemia,kurang gizi,kelelahanPenderita dalam kondisi stress mental:malu takut.
KLINIS Reaksi tipe 1reversal
Reaksi tipe 2 ENL
Kulit
Saraf
Konstitusi
Lesi >> eritematosaLesi baru
MembesarNyeri +/-Gangguan fungsi +/-
Demam ringanMalese
Nodus < >>>Nyeri, ulserasi
MembesarNyeri +/-Gangguan fungsi +/-
Demam ringan – beratMalese
Pengobatan Reaksi
Prinsip pengobatan :1.Pemberian obat anti reaksi(prednison ,lampren)2.Istirahat atau imobilisasi3.Analgetik, sedatif u mengatasi rasa nyeri4.MDT diteruskan dengan dosis tetep5.Menghilangkan faktor pencetus
Pengobatan reaksi berat tipe1 dan 2:
•Setiap 2 minggu periksa ulang klinis
•Bila membaik dosis prednison diturunkan
•Menetap dosis dilanjutkan 1 minggu
•Memburuk dosis dinaikkan
Tipe 1 & 2 pada anak:Dosis awal maximal 1
mg/kg BB total pengobatan 12 minggu
ENL berat berulang:Dosis lampren 3x 100 mg/hari
selama 2 bulan
Pemberian prednison
Kontra indikasi prednison:TBC,kencing manis,tukak lambung
berat,infeksi sekunder pada luka ditangan dan kaki yg memburuk
Skema pemberian prednison:•2 minggu pertama 40 mg/hari(1-8
tab)pagi hari setelah makan.•2 minggu kedua dan ke tiga 30 dan
20 mg/hari 4 tab pagi hari
Efek samping prednison:Hiperglikemi,cushing syndrom,obesitas
cental,akne,osteoporosis,moon face, perforasi tukak lambung,gangguan cairan
dan elitrolit
2 minggu ke 4 dan 5 (15 dan 10 mg/hari 2 tab pagi setelah
makan.2 minggu ke 6 5 mg/hari 1x1
tab
Pengobatan Reaksi
Reaksi ENL (tipe 2)Ringan rawat jalan, istirahatBerat rawat inapObat :
Prednison 15 – 30 mg/hr berat/ringan reaksiKlofazimin/lampren 200 – 300 mg/hrThalidomide teratogenik, di Indonesia (-)
Reaksi Reversal(tipe1)•Neuritis (+)•Prednison 15 – 30 mg/hr•Analgetik + sedatif•Anggota gerak yang terkena istirahatkan
Neuritis (-)•Kortikosteroid (-)•Analgetik kalau perlu
Penatalaksanaan kecacatan
TINGKAT CACAT MENURUT WHO1.Cacat tingkat 0 berarti tidak ada
cacat.2.Cacat tingkat 1 yaitu cacat oleh
kerusakan saraf sensorik hilangnya rasa raba,kornea mata.
3.Cacat tingkat 2 kerusakan yang telihat kerusakan
otot(kelumpuhan,lagoptalmus,ulkus di telapak, sampai hilangnya jaringan
Proses terjadinya cacat tegantung dari fungsi dan saraf mana yang
rusak diduga terjadi lewat 2 proses:a.Melalui reaksi kusta
b.M. Laprae langsung ke susunan saraf tepi dan organ.
Fungsi saraf yang terkena bisa saraf sensorik(mati rasa),motorik(jari
bengkok) dan otonom (gangguan kelenjar minyak,kulit kering dan
pecah2)
Identitas pasien
• Nama Pasien : Nasib• Umur : 13 Tahun• Alamat : Johan Pahlawan• Jenis Kelamin : Laki-laki• Pekerjaan : Pelajar• Tanggal Pemeriksaan : 22 Oktober 2015
Anamnesa• Keluhan Utama: bentol merah dan udem pada kedua tangan
• Keluhan tambahan: demam yang hilang timbul sejak +/- 1 tahun yang lalu,dan ada bekas luka yang sudah mengering di pergelangan tangannya.
• RPS : sejak +/- 1 minggu yang lalu,muncul bentol pada kedua sisi tangan diawali dengan ukuran yang kecil dan merah dan menyebar disertai nyeri sendi .keluhan tersebut juga didapati pada kaki disertai tampak mengkilat. R.Alergi(-).
• RPD : 1 tahun yang lalu mengalami keluhan serupa : diawali dengan demam tinggi.
• RPK : keluhan yang sama (-)
• Riwayat lingkungan: pernah tinggal di asrama
• RPO : Terapi (+)• R.Alergi : disangkal pasien
Status dermatologisStatus generalisataKeadaan umum :tampak lemasKesadaran:compos mentisVital sign: tidak dilakukan
Lokalisasi:kedua tangan ,kaki
Ukk: pada kedua tangan dijumpai nodul eritem dan hiperpigmentasi dengan bentuk numular dengan konsistensi
lunak serta diameter 4-5 cm tanpa nyeri ditutupi krusta.
• Tes-tes yang dilakukan: tidak dilakukan• Pemeriksaan Penunjang: Pemeriksaan
bakteriologi (BTA)Diagnosa banding : 1. Morbus Hansen
2.Pitiriasis rosea3.Psoriasis4.Tinea korporis
• Diagnosa kerja : kusta/morbus hansen tipe MB dan reaksi tipe 2
penatalaksanaan
non medika mentosa• Jaga kebersihan dan minum obat
teratur,• Banyak istirahat• Makan makanan bergizi
medikamentosa• Rifampisin 600 mg/bulan
diminum hari pertama• DDS 100 mg/hari• Klofazimin 300 mg dihari 1,
diteruskan 50 mg dihari ke 2-28 Diberikan 2 – 3 tahun
• Pemeriksaan klinis setiap bulan• Pemeriksaan bakterioskopik
setiap 3 bulan
Obat reaksi tipe 2
•Neurodex tab x•Metil prednisolon 4 g tab xxx•Obat combantrin