implementasi program bimbingan konseling islami...
TRANSCRIPT
1
IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING ISLAMI UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASINYA
TERHADAP MANAJEMEN MADRASAH
(STUDI KASUS DI KELAS V MI NEGERI JETIS SUKOHARJO TAHUN 2012-2013)
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Manajemen Pendidikan Islam
Oleh:
SYAEFUL QOMAR
NIM: O 100 110 018
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
4
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian . ....................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian. ..................................................................... 5
F. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ............................................... 5
BAB II. IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASI TEHADAP
MANAJEMEN MADRASAH
A. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling ..................... 6
B. Karakteristik Bimbingan konseling Islami................................... 6
C. Kecerdasan Emosi ...................................................................... 7
D. Implementasi Program Bimbingan Konseling Islam
untuk meningkatkan kecerdasan emosi ..................................... 7
E. Manajemen Pendidikan ............................................................... 8
F. Implikasi Program Bimbingan dan Konseling Islami
Pada Manajemen Pendidikan ..................................................... 8
G. Kerangka Pemikiran ..................................................................... 9
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian ....................................................................... 10
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ..................................................... 10
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 10
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 11
E. Instrumen Penelitian .................................................................. 11
F. Teknik Analisis Data .................................................................... 11
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Situasi Umum Tentang MI Negeri Jetis Sukoharjo ...................... 12
B. Hasil Penelitian ............................................................................. 12
C. Pembahasan ................................................................................ 13
D. Analisis Hasil Penelitian ............................................................... 15
BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 17
B. Keterbatasan .................................................................................. 18
C. Saran ............................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 19
ABSTRAK
Implementasi Bimbingan Konseling Islami Untuk Meningkatkan Kecerdasan
Emosi Dan Implikasinya Terhadap Manajemen Madrasah (Studi Kasus di Kelas V
MI Negeri Jetis Tahun 2012/2013). Tesis Syaeful Qomar. NIM O 100 110 018.
Program Studi Magister Pendidikan Islam. Program Pascasarjana, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Tahun 2013.
Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggungjawab untuk
mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di masyarakat
dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya. Namun, di
beberapa sekolah banyak terjadi permasalahan dalam kegiatan pembelajaran yang
muncul seperti; perbedaan kecepatan individu dalam menerima pelajaran, sering
berkelahi, ada yang cerdas, ada yang berbakat dalam bidang tertentu, dan lain
sebagainya. Perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah-
masalah baik bagi siswa itu sendiri maupun lingkungan (Surya, 1998: 15). Pada
Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo ditemukan beberapa kasus siswa
yaitu adanya siswa yang memiliki kecerdasan emosi rendah. ekspresi emosi anak
dimunculkan dengan cara marah, gelisah, atau takut dan tidak mampu menahan
emosinya tersebut. Bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu solusi
untuk meninngkatkan kecerdasan emosi siswa di MI Negeri Jetis Sukoharjo
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1.) Mengetahui profil kecerdasan
emosi siswa kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013; 2.)
Mengetahui Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk
meningkatkan kecerdasan emosi di kelas V MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun
pelajaran 2012/2013; 3.) Mengetahui implikasi dari implementasi Program
Bimbingan Konseling Islami pada manajemen Madrasah di MI Negeri Jetis,
Sukoharjo tahun 2012/2013
Jenis penelitian ini adalah penelitian field research yang bertempat di MI
Negeri Jetis sebagai kancah studi kasus. Metode penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Setelah data terkumpul maka dilakukan
analisis data, dengan langkah-langkah: reduksi data, kategorisasi data, sintesisasi
data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini adalah: 1.) Dengan adanya Program Bimbingan dan
Konseling Islami membuat siswa mampu mengelola emosi diri dengan baik; 2.) Implemantasi Program Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis sukoharjo cukup efektif meningkatkan kecerdasan emosi siswa; 3.) Efektivitas
penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis
mempunyai implikasi pada manajemen di Madrasah yang mencakup: kebijakan
madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru bidang
studi, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan
siswa dalam belajar.
Kata kunci: Bimbingan Konseling Islami, Kecerdasan Emosi dan Manajemen
Pendidikan
ABSTRACT
Implementation of Islamic Guidance Counseling To Improve Emotional Intelligence And Implication on Madrasah Management (Case Study in Class V MI Negeri Jetis 2012/2013). Qomar Syaeful thesis. NIM O 100 110 018. Master of Islamic Education Department. Graduate Program, Muhammadiyah University of Surakarta. In 2013.
As a formal educational institution, the school is responsible for educating and preparing students to successfully adjust to society and is able to solve various problems. However, in some schools in case of problems in many learning activities that appear like; differences in the speed of the individual to accept the lesson, often fighting, there are smart, some are gifted in certain areas, and so forth. These differences often cause a lot of problems both for the students themselves and the environment (Surya, 1998: 15). At the Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo is found some cases students there are the students who have low emotional intelligence, children's emotional expression is raised by way of anger, anxiety, or fear and is not able to hold their temper. Islamic Guiding and Counseling is one of the solutions at enhancing the emotional intelligence of students at MI Negeri Jetis Sukoharjo
The purposes of this study are to: 1.) Knowing the emotional intelligence profiles of students in class V MI Negeri Jetis Sukoharjo, in year 2012/2013; 2.) Knowing Islamic Guiding and Counseling Program Implementation to improve intelligence emotional class V MI Negeri Jetis Sukoharjo, in year 2012 / 2013; 3.) Knowing the implications of the implementation of Islamic Guiding and Counseling Program in Madrasah Management at the MI Negeri Jetis, Sukoharjo, in year 2012/2013
Type of research is a field of research that took place in the MI Negeri Jetis as a case study. This research method is a method of qualitative research. The data in this study are collected through interviews, observation, and documentation. After the data are collected then analyzed the data, with the steps: data reduction, the data categorization, the synthesis data, and drawing conclusions.
The results of this study are: 1.) With the Islamic Guiding and Counseling Program makes students able to properly manage one's emotions; 2.) Implemantation Islamic Guiding and Counseling Program at MI Negeri Jetis sukoharjo quite effectively enhance students' emotional intelligence; 3.) Effectiveness application of Islamic Guiding and Counseling program at MI Negeri Jetis have implications on the management of the Madrasah that includes: the madrasah policy, the role of Principals, classroom teacher and subject teachers professionalism, utilization of community resources and the environment, and the readiness of students to learn. Keywords: Islamic Guiding and Counseling, Emotional Intelligence, Management Education
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan berfungsi menyiapkan para peserta didik untuk kehidupannya
pada masa sekarang dan yang akan datang. Kehidupan sebagai individu yang
utuh dan mandiri, memiliki kemampuan kemasyarakatan, kemampuan untuk
melanjutkan studi pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan seterusnya.
Karena tingkat kemajuan masyarakat yang semakin tinggi dan kompleks
(Sukmadinata, 2007:8).
Pendidikan bukan hanya soal kemajuan otak ataupun pengetahuan
kognitif. Pendidikan di Indonesia bertujuan juga untuk mengembangkan pribadi
anak didik agar menjadi manusia yang utuh dengan segala nilai dan
kepribadiannya. Oleh karena itu, pendidikan nilai, pendidikan moral, religius,
akhlak, emosi dan lain-lain perlu diperhatikan. Banyaknya anak lulus sekolah,
tetapi emosinya tidak tertata atau malah masih mudah frustasi dan tidak
mandiri, menujukkan perlunya pendidikan nilai (Drost, 2006:xii).
Sebagai suatu lembaga pendidikan formal, sekolah bertanggungjawab
untuk mendidik dan menyiapkan siswa agar berhasil menyesuaikan diri di
masyarakat dan mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya.
Kegiatan belajar mengajar merupakan salah satu di antara kegiatan yang
diberikan oleh sekolah. Namun, sesungguhnya kegiatan itu saja belum cukup
memadai dan menyiapkan siswa untuk terjun ke masyarakat dengan berhasil.
Oleh karena itu, sekolah hendaknya memberikan bantuan secara pribadi kepada
siswa agar mampu memecahkan masalah yang dihadapinya.
Di sisi lain, di sekolah sering terjadi permasalahan yang muncul seperti;
perbedaan kecepatan individu dalam menerima pelajaran, sering berkelahi, ada
yang cerdas, ada yang berbakat dalam bidang tertentu, dan lain sebagainya.
2
Perbedaan-perbedaan ini sering kali banyak menimbulkan masalah-masalah baik
bagi siswa itu sendiri maupun lingkungan (Surya, 1998: 15).
Nana Syaodih Sukmadinata (2007:87) mengemukakan bahwa banyak siswa
yang bermasalah di sekolah, bukan karena bodoh, nakal, atau sengaja
melakukannya. Mereka bermasalah karena tidak tahu, bingung, atau salah dalam
mempersepsi, memilih dan melakukan sesuatu. Mereka membutuhkan layanan
dan bimbingan konseling untuk mencegah dan mengatasi kesalahan-kesalahan
yang dilakukannya.
Banyak ditemukan dalam beberapa tayangan berita di televisi maupun
media kumunikasi lainnya tentang permasalahan-permasalahan yang dilakukan
oleh pelajar pada akhir-akhir ini. Banyaknya tuntutan yang harus dipenuhi oleh
pelajar pada masa sekarang, memacu timbulnya kesulitan-kesulitan emosi pada
diri pelajar. Salah satu kesulitan emosi yang terjadi saat ini adalah kurang mampu
memposisikan emosi sesuai dengan waktu yang tepat dalam mengungkapkan
reaksi emosi.
Pada beberapa kasus yang di temukan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis,
Sukoharjo, ekspresi emosi anak dimunculkan dengan cara marah,gelisah, atau
takut dan tidak mampu menahan emosinya tersebut. Pola ekspresi emosi yang
berlebihan membuat anak dijauhi oleh teman sebayanya dan dalam waktu yang
bersamaan kematangan emosi anak akan semakin terhambat. Kecenderungan
anak mengekspresikan perilaku yang berlebihan timbul akibat hal yang
sederhana. Seperti pada saat istirahat, yang terlihat siswa-siswi sedang bermain
bersama tiba-tiba saling mengejek atau hanya tersenggol oleh teman.
Faktor penyebab anak mengekspresikan emosi negatif secara kasar adalah
tidak adanya pembelajaran atau bentuk pelatihan emosi dari kedua orang tua
mereka. Faktor lain yang mempengaruhi seseorang anak untuk mengekpersikan
emosinya secara negatif adalah mulai dari kurang harmonisnya komunikasi anak
dengan orang tua atau orang-orang disekeliling mereka, kemudian faktor
3
ekonomi yang tidak memadai (Susanthi, 2008:3). Selain itu kesibukan orang tua
yang menyebabkan intensitas pertemuan anak orang tua terbatas.
Layanan bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu aspek dari
program pendidikan yang berfungsi mengarahkan peserta didik untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dihadapi saat ini serta dapat
merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan dan
kebutuhan sosial (Sukmadinata, 2007:7). Fungsi layanan bimbingan dan
konseling Islami dalam hal ini adalah sebagi fasilitator dalam perkembangan
seluruh aspek peserta didik baik pribadi, psikolog, maupun sosialnya termasuk
tiga pilar dalam pendidikan yang harus teroptimalkan adalah kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual.
Layanan Bimbingan dan Konseling Islami di MI Negeri Jetis Sukoharjo
adalah layanan yang berpegang pada nilai-nilai agama. Agama memberikan dasar
dan pegangan bagi pengendalian hawa nafsu yang merupakan sumber dari
segala permasalahan yang dihadapi manusia terutama anak-anak. Agama juga
memberikan dasar-dasar dan pegangan dalam membina hubungan antar
manusia. Di samping itu contoh dan teladan dari orang tua atau orang yang lebih
tua sangat diperlukan dalam bimbingan dan Konseling Islami.
Hal ini mendorong penulis untuk meneliti “Implementasi Bimbingan
Konseling Islami untuk Meningkatkan kecerdasan emosi dan implikasinya
terhadap manajemen Madrasah( Studi Kasus di kelas V MI Negeri Jetis,
Sukoharjo Tahun 2012/2013”).
B. Identifikasi Masalah
Dilihat dari latar belakang permasalahan di atas, ada beberapa
permasalahan yang dapat diidentifikasi, yang antara lain sebagai berikut:
1. Bagaimana profil kecerdasan emosional subyek penelitian kelas V MI
Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?
4
2. Bagaimana Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk
meningkatkan kecerdasan emosi di MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun
pelajaran 2012/2012?.
3. Apa Implikasi dari Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami
pada manajemen Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis Sukoharjo
tahun pelajaran 2012/2013?
C. Rumusan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini secara lebih spesifik dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana profil kecerdasan emosional subyek penelitian kelas V MI
Negeri Jetis Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami untuk
meningkatkan kecerdasan emosi di MI Negeri Jetis Sukoharjo tahun
pelajaran 2012/2012?
3. Apa Implikasi dari Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami
pada manajemen Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Negeri Jetis
Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk mengetahui profil kecerdasan emosi siswa kelas V MI Negeri Jetis
Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui Implementasi Program Bimbingan Konseling Islami
untuk meningkatkan kecerdasan emosi di kelas V MI Negeri Jetis
Sukoharjo tahun pelajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui implikasi dari implementasi Program Bimbingan
Konseling Islami pada manajemen Madrasah di MI Negeri Jetis,
Sukoharjo tahun 2012/2013.
5
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari hasil atau temuan penelitian ini
berupa manfaat teoritis maupun praktis, sebagai berikut :
1. Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa menjadi wacana dan
wawasan keilmuan tentang Program Bimbingan Konseling Islami.
2. Bagi guru dan civitas akademika bisa mengetahui hasil penelitian
sehingga bisa menjadi motivasi dalam menangani siswa bermasalah
dengan Bimbingan Konseling Islami.
3. Memberikan kontribusi positif berupa informasi ilmiah untuk
menyempurnakan Implementasi program bimbingan konseling Islami.
F. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu
Berbagai penelitian tentang Implementasi Program Bimbingan Konseling
Islami yang relevan telah dilakukan, di antaranya: Isnanik (2012), Haironi (2011),
Pranowo (2011), Aziz (2009).
6
BAB II
. IMPLEMENTASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING UNTUK
MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSI DAN IMPLIKASI TEHADAP MANAJEMEN
MADRASAH
A. Implementasi Program Bimbingan dan Konseling
Sukmadinata (2007:144) mengemukakan bahwa Implementasi program
adalah langkah melaksanakan semua jenis layanan dan kegiatan yang sudah
dirancang. Dalam implementasi program bimbingan dan konseling, para konselor
dan guru pembimbing memegang peranan yang sangat penting, mereka
merupakan ujung tombak pelaksana program. Pemberian layanan bimbingan
konseling membutuhkan kerja sama, kekompakan, saling pengertian, saling
membantu, dan saling menunjang di antara para pelaksananya. Meskipun
sesuatu layanan mungkin menjadi tugas dan rencana dari konselor atau guru
pembimbing, tetapi dengan pelaksanaannya sering kali menuntut partisipasi dan
bantuan dari para pelakasana pendidikan lainya.
B. Karakteristik Bimbingan konseling Islami
Amin ( 2010:23) mengemukakan bimbingan konseling Islami adalah proses
pemberian bantuan terarah, kontinu dan sistimatis kepada setiap individu agar ia
dapat mengembangkan potensi atau fitrah beragama yang dimilikinya secara
optimal dengan cara menginternalisasikan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al
qur’an dan hadits Rosulullah SAW kedalam dirinya, sehingga ia dapat hidup
selaras dan sesuai dengan tuntunan Al Qur’an dan hadits, serta individu yang
mengalami penyimpangan dalam perkembangan fitrah beragama yang dimiliki.
Sementara itu, Mu’awanah dan Hidayah (2012: 173) mengemukakan nilai
bimbingan yang dapat diterapkan dalam ajaran Al Qur’an dapat digunakan
pembimbing untuk membantu siterbimbing menentukan pilihan perubahan
tingkah laku positif. Prilaku bermasalah dapat dikonselingkan dengan berbasis Al
6
7
Qur’an, dalam mengkoseling klien nilai agama yang dibawanya dapat digunakan
sebagai motivasi untuk perubahan tingkah lakunya.
C. Kecerdasan Emosi
Pada dasarnya emosi adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika
untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-angsur yang terkait
dengan pengalaman dari waktu ke waktu. Kata emosi berawala dari bahasa latin
yaitu movere yang berarti bergerak atau menggerakan dan menjauh. Merujuk
pada perasaan dan pikiran yang khas, suatu rangkaian kecenderungan untuk
bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan
secara berangsur-angsur oleh evolusi (Goleman, 2007:6-7). Emosi tidak selalu
menunjukan perilaku yang cenderung negative, emosi juga menunjukan perilaku
yang positif. Emosi dapat dikendalikan, tergantung pada nuansa kehidupan
individu yang bersangkutan.
D. Implementasi Program Bimbingan Konseling Islam untuk meningkatkan
kecerdasan emosi
Program Bimbingan konseling islami untuk meningkatkan kecedasan
emosional anak-anak adalah sebuah program bimbingan dan konseling yang
dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan aspek emosi anak dalam rangka
memberikan rangsangan kepada siswa- siswi untuk mencapai tugas
perkembangan secara optimal.
Adapun tujuan dari program bimbingan dan konseling untuk meningkatkan
kecerdasan emosional adalah agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut :
a. Mengenali berbagai bentuk emosi yang ada pada individu.
b. Mengungkapkan dan mengelola emosi yang terungkap melalui keselarasan
antara emosi diri dan lingkungannya
c. Bersikpak produktif dan efektif dalam menyelesaikan permasalahan emosi.
d. Memiliki sensitifitas terdapat emosi orang lain.
8
Program bimbingan dan konseling yang baik adalah program yang terdiri
dari empat komponen, yaitu (1) Layanan Dasar Bimbingan, (2) Layanan
Responsif, (3) Sistem Perencanaan Individual, dan (4) Layanan Dukungan Sistem
E. Manajemen Pendidikan
Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan – tujuan organisasi
dengan melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan
(planning), mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan
mengendalikan (controlling).
F. Implikasi Program Bimbingan dan Konseling Islami Pada Manajemen
Pendidikan
Bimbingan konseling dapat dikatakan berjalan dengan baik, jika proses
pendidikan berlangsung secara menarik dan menantang, sehingga siswa dapat
belajar sebanyak mungkin melalui proses belajar yang berkelanjutan. Untuk
mewujudkan pendidikan yang bermutu dan efisien perlu disusun dan
dilaksanakan program-program pendidikan yang mampu membelajarkan peserta
didik secara berkelanjutan, karena dengan kualitas pendidikan yang optimal,
diharapkan akan tercapai keunggulan sumber daya manusia yang dapat
menguasai pengetahuan, keterampilan dan keahlian sesuai dengan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang (Toha, 2008:1).
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas tersebut, diperlukan
manajemen pendidikan yang dapat memobilisasi segala sumber daya
pendidikan. Manajemen pendidikan itu terkait dengan manajemen siswa yang
isinya merupakan manajemen pembelajaran dan pelaksanaannya (Toha, 2008:1).
Layanan Bimbingan dan Konseling Islami merupakan salah satu aspek dari
program pendidikan yang berfungsi mengarahkan peserta didik untuk
meyesuaiakan diri dengan lingkungan yang dihadapi saat ini serta dapat
merencanakan masa depannya sesuai dengan minat, kemampuan, dan
kebutuhan sosialnya (Sukmadinata, 2007 : 7).
9
Penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami mempunyai berbagai
implikasi pada manajemen pendidikan di Madrasah yang mencakup: Kebijakan
madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru bidang
studi, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan
siswa dalam belajar.
G. Kerangka Pemikiran
Program Bimbingan dan konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan
emosional anak-anak adalah sebuah program Bimbingan dan Konseling Islami
yang dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan emosi anak dalam rangka
memberikan rangsangan kepada siswa-siswi untuk mencapai tugas
perkembangan secara optimal.
Adapun tujuan dari implementasi program Bimbingan dan Konseling
Islami untuk meningkatkan kecerdasan emosi adalah agar siswa memiliki
kemampuan sebagai berikut:
1. Mengenali berbagai bentuk emosi yang ada pada individu
2. Mengungkapkan dan mengelola emosi yang terungkap melalui
keselarasan antara emosi diri dan lingkungannya.
3. Bersikap produktif dan efektif dalam menyelesaikan permaasalahan
emosi
4. Memiliki sensitifitas terhadap emosi orang lain
5. Diterima dan disukai oleh teman dan lingkungan
Keberadaan bimbingan dan konseling Islami di Madrasah Ibtidaiyah dapat
membantu siswa dalam meningkatkan aspek intelektual (kognitif), emosi
(afektif), dan spiritual (religi) siswa. Bimbingan dan konseling Islami hadir sabagai
upaya pemberian bantuan kepada siswa agar dapat mnegembangkan diri secara
optimal, memahami potensi diri dan lingkungan sehingga siswa dapat memiliki
kompetensi khususnya kompetensi kecerdasan emosional yang diharapkan dan
berguna untuk mencapai kesuksesan hidup.
10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalan metode studi kasus,
dengan tujuan mengungkap berbagai permasalahan yang terjadi pada siswa
kelas 5 yang memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Studi kasus ini juga
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya pada waktu sekarang, sehingga
dapat dijadikan penyelidikan seterusnya terhadapa kasus tersebut.
Pendekatan yang digunakan dalam peneilitian ini adalah pendekatan
kualitatif dengan tujuan memperoleh gambaran faktual tentang keadaan subyek
penelitian di lapangan tanpa melalui uji statistik. Dalam penelitaian ini data
diperoleh melalui observasi dan wawancara.
B. Lokasi dan Subyek Penelitian
Penelitian ini berlokasi di MI Negeri Jetis Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo.
Pertimbangan pengambilan subyek penelitian yang sangat terbatas didasarkan
atas tujuan penelitian yang hanya mengungkap kasus siswa kelas 5 yang memiliki
kecerdeasan emosional rendah, sehungga dihasilkan implementasi program
bimbingan dan konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan emoisonal
siswwa tersebut.
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Program merupakan seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dirancang
untuk mencapai tujuan. Sedangkan kecerdasan emosional adalah kemampuan
seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan inteligensi (to manage our
emotional life with intelligence), menjaga keselarasan emosi dan pengungkapan-nya
(the appropriateness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran
diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial
Program Bimbingan konseling Islami untuk meningkatkan kecedasan
emosional anak-anak adalah sebuah program bimbingan dan konseling yang
10
11
dirancang sedemikian baik untuk meningkatkan aspek emosi anak dalam rangka
memberikan rangsangan kepada siswa- siswi untuk mencapai tugas
perkembangan secara optimal.
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan dilakukan secara sistimatis dengan proesdura
terstandar dan data yang dikumpulkan tersebut harus sesuai dengan masalah
yang akan diteliti. Metode-metode yang digunakan oleh peneliti adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan
diajukan kepada sumber data yang telah ditunjuk yaitu kepala Sekolah, Guru BK
dan siswa kelas 5 MIN Jetis Sukoharjo yang dijadikan subyek penelitian
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, selajutnya dianalisis data. Adapun teknik yang
digunakan adalah analisis kualitatif, yaitu “ data yang digambarkan dengan kata-
kata atau kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh
kesimpulan “ (Arikunto, 1998 : 245) dengan tiga langkah : (1) Reduksi data ( Data
Reduction), (2) Penyajian data (data display), (3) penarikan kesimpulan
(verification). Ketiga langkah tersebut bersifat interaktif. Pada tahap reduksi data
akan dilakukan kategorisasi dan pengelompokan data yang lebih penting, yang
bermakna, dan yang relevan dengan tujuan penelitian, sehinggakesimpulan-
kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Terakhir, pada tahap penarikan
kesimpulan akan dilakukan pengujian kridibilitas, transferabilitas, dan reliabilitas.
Jadi , penelitian ini dianaliais secara deskriptif analitik, denagn cara berpikir
deduktif dan komparatif. Cara berpikir deduktif adalah” cara berpikir dengan
deduksi berangkat dari pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada
pengetahuan umum itu hendak menilai suatu kejadian khusus “ (Hadi, 1998 : 47).
Sdangkan cara berpikir komparatif adalah cara berpikir yang digunakan untuk
meneliti factor-faktor yang berhubungan dengan situasi yang diselidiki dan
dibandingkan dengan factor-faktor yang lain untuk memperoleh kesimpulan.
12
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Situasi Umum Tentang MI Negeri Jetis Sukoharjo
Sejarah singkat berdirinya Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis
Sukoharjo yang bernomor statistik 111331104078 terletak di Kelurahan Jetis,
Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo yang berstatus Negeri dengan Surat
Keputusan SK NO. 224 tanggal 25–10–1993 oleh Menteri Agama, pada mulanya
adalah filial dari Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo yang berdiri pada
tahun 1937 yang bernama Mamba’ul ‘Ulum dan beralih nama Sekolah Rakyat
Islam Negeri (SRIN) dan akhirnya bernama Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN)
Sukoharjo, yang sekarang beralamat di Jl. Seram No. 02 Sukoharjo Telp. (0271)
592103.
Pada tahun 1993 Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Sukoharjo yang
berlokasi di jetis tersebut oleh pemerintah dirasa sudah memenuhi syarat untuk
berdiri sendiri, maka dikeluarkan SK No. 224 tahun 1993 dan resmi Madrasah
Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo berdiri.
Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Jetis Sukoharjo Tahun Pelajaran
2012/2013, mempuyai siswa keseluruhan berjumlah 1032 siswa yang terdiri dari
485 siswa laki-laki dan 547 siswa perempuan. Adapun agama yang dianut adalah
semuanya beragama Islam’.
B. Hasil Penelitian
Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Islami untuk meningkatkan
kecerdasan emosi dan peluang belajar yang dapat diarahkan dan dibimbing
langsung oleh guru BK sudah cukup baik. Guru BK mengetahui bahwa kondisi
emosi negatif banyak memberikan dampak tidak baik untuk aspek yang erat
kaitanya dengan berhubungan dengan orang lain dan temperament peserta didik
itu sendiri. Dengan memandang bahwa peluang besar dari kecerdasan emosional
ini untuk dimanfaatkan dalam proses belajar mengajar.
12
13
Saat mengahadapi kasus yang berkaitan dengan emosi peserta didik
(seperti pertengkaran atau masalah yang membuat hati yang tidak baik dan
peserta didik saat belajar di sekolah), guru BK dapat mengarahkan secara
individual mengenai pentingnya mengendalikan diri saat konflik berlangsung.
Bimbingan keseluruhan yang diberikan guru BK berupa tindakan umum seperti
memisahkan dan menyelesaikan permasalahan dengan kepala dingin dan
diakhiri dengan saling memaafkan antar peserta didik yang mengalami tindakan
yang tidak wajar dari perasaan negatif tersebut. Kemudian Guru BK
mengarahkan kepada siswa akan pelajaran positif dari konflik yang dialami
peserta didik supaya dapat merubah tindakan yang tidak wajar.
Layanan responsif dari guru BK ini mengacu pada tindakan tepat dalam
mengatasi masalah siswa. Hal ini sesuai dengan arahan bimbingan seperti
Sunnah Rosulullah saw saat merasakan amarah dengan rangkaian dari posisi
berdiri ke posisi duduk, lalu berwudlu, mengaji, dzikir, atau pun sholat. Hal ini
dilakukan tidak hanya berupa ceramah umum tetapi benar-benar dilakukan saat
terjadi konflik emosi antar peserta didik.
C. Pembahasan
Subjek penelitian dalam penelitian ini memiliki tingkat kesadaran diri yang
sangat baik, terlihat dalam kemampuan dalam mengungkapkan jenis emosi pada
saat terjadi konflik antar subjek. Subjek mampu menyebutkan jenis emosi dan
menyadari tindakan-tindakan yang dilakukan atas unsure emosi yang dirasakan
berkembang dengan baik.
Hal ini sesuai dengan beberapa teori mengenai rangkaian kerja sebuah
tindakan yang dikelola oleh otak. Otak berpikir tumbuh dari wilayah otak
emosional mengungkapkan banyak hal tentang hubungan antar pikiran dan
perasaan (Baharudin, 1999 :53-61). Seperti yang diungkapkan juga oleh Goleman
(2008 : 416-417), bahwa dalam menanggapi suatu peristiwa hal pertama yang
berfungsi adalah kondisi emosi lalu kemudian berpikir menggunakan otak
14
intelektual. Apabila kondisi emosinya terganggu, maka kemampuan untuk
berpikir menggunakan kemampuan intelektual pun terlambat.
Subjek penelitian mampu menyebutkan perasaan mereka, dengan tegas
dan mengungkapkan faktor utama dari penyebab perasaan itu timbul. Hal ini
sejalan dengan definisi kecerdasan emosional dari Cooper dan Awaf (Helma,
2001 :42) yang mengatakan bahwa kecerdasan emosional merupakan
kemampuan merasakan, memahami, dan secara selektif melakukan tindakan
atas emosinya tersebut.
Mencermati karekteristik bimbingan dan konseling Islami di MI Negeri
Jetis, Sukoharjo, tergambar bahwa intervensi layanan bimbingan di MI Negeri
Jetis lebih banyak dilakukan melalui orang-orang yang berarti dalam kehidupan
anak seperti orang tua dan guru (dalam Dikmeyer dan Caldwell, 1970 : 4-5).
Kerjasama guru dengan orang tua akan berpengaruh terhadap keberhasilan
anak. Oleh karena itu guru Bimbingan dan Konseling di SD/MI memiliki peran
strategis dalam pemberian kegiatan bimbingan yang mengarahkan peserta
didiknya untuk dapat memiliki kecerdasan emosi yang baik.
Dalam kegiatan yang dapat menunjang kecerdasan emosi ini, fokus
bimbingan di SD/MI lebih menekankan kepada pengembangan pemahaman diri,
pemecahan masalah, dan kemampuan berhubungan secara efektif dengan orang
lain. Yaitu peserta didik mampu mengelola emosi dengan baik saat mengalami
kondisi negatif, peserta didik mampu memahami perasaan orang lain saat
mengeksprsikan emosi yang dirasakan, serta peserta didk pun mampu untuk
membina kembali hubungan bersama teman sebaya sesudah mengalami kondisi
emosi negatif tersebut.
Efektivitas penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami di MI
Negeri Jetis mempunyai implikasi pada manajemen di Madrasah yang mencakup:
kebijakan madrasah, peran Kepala Madrasah, Profesionalitas guru kelas dan guru
bidang studi, pendayagunaan lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan
kesiapan siswa dalam belajar.
15
D. Analisis Hasil Penelitian
Secara umum seperti telah disebutkan di atas, prinsip-prinsip manajemen
meliputi perencanaan (planing), pengorganisasian (organizing), penyusunan
personalia (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan
(controlling). Prinsip-prinsip manajemen d iatas secara terintegrasi dalam
pelayanan bimbingan dan konseling akan berkenaan dengan bagaimana secara
umum pelayanan bimbingan dan konseling itu dikelola.
Pertama, perencanaan (planing). Perencanaan dalam bimbingan dan
konselnng akan sangat menentukan proses dan hasil pelayanan bimbingan dan
konseling itu sendiri. Pelayanan bimbingan dan konseling sebagai suatu proses
kegiatan, membutuhkan perencanaan yang matang dan sistematis dimulai dari
penyusunan program hinngga pelaksanaannya. Agar pelayanan bimbingan dan
konseling memperoleh hasil sesuai tujuan yang telah dirumuskan, maka harus
dilakukan perencanaan. Di MI Negeri Jetis fungsi ini dilaksanakan oleh
koordinator BK dan dibantu oleh wali kelas.
Kedua, pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian dalam pelayanan
bimbingan dan konseling berkenaan dengan bagaimana pelayanan bimbinngan
dan konseling dikelola dan diorganisasi. Pengelolaan dan pengorganisasian
pelayanan bimbingan dan konseling berkaitan dengan model atau pola yang
dianut oleh suatu sekolah dan madrsah. Apabila di sekolah dan di madrasah yang
bersangkutan memiliki banyak tenaga bimbingan, maka harus disusun organisasi
pelayanan BK tersendiri yang terdiri atas koordinator, anggota, dan staf
administrasi palayanan BK, fungsi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dan
koordinator layanan BK (apabila sekolah dan madrasah memiliki banyak petugas
bimbingan). Namun, yang terdapat di MIN Jetis hanya ada 1 (satu) Guru BK dan
menangani lebih dari 1000 siswa sehingga pengorganisasian dalam pelayanan
bimbingan dan konseling masih kurang maksimal.
Ketiga, penyusunan personalia (stafing). Prinsip ini dalam pelayanan
bimbingan dan konsling berkenaan dengan bagaimana para personalia atau
orang-orang yang terlibat dalam aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling
ditetapkan, disusun dan diadakan pembagian tugas (job discription) sebagaimana
16
telah disebutkan dalam penyusunan program BK di atas. Guru BK akan
memerlukan orang lain dalam memberikan pelayanan BK. Dengan kata lain,
pelayanan BK disekolah dan di madrasah melibatkan banyak orang. Untuk itu
harus disusun para personalia atau oarng-orang yang terlibat dalam layanan agar
pelaksanaanya afektif dan efisien pula. Namun pembagian tugas pelayanan
antara wali kelas dengan guru BK masih kurang terkoordinasi. Hal ini terlihat
ketika ada siswa bermasalah secara bersamaan, tidak cepat langsung ditangani,
Karena hanya 1 (satu) orang guru BK dan lokasi yang terpisah (kelas 1, 2, dan 6 di
Jl. Brigen Katamso sedang kelas 3, 4, dan 5 berada di Jl. Diponegoro, Joho).
Keempat, pengarahan dan kepemimpinan (leading). Prinsip ini berkenaan
dengan bagaimana mengarahkan dan memimpin para personalia layanan
bimbingan dan konseling, sehingga mereka bekerja sesuai dengan job atau
bidang tugasnya masing-masing. Pengarahan dan kepemimpinan diperlukan agar
aktivitas pelayanan bimbingan dan konseling terarah pada pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala madrasah karena
hanya memiliki satu orang guru BK.
Kelima, pengawasan (controling). dalam pelayanan konseling berkenaan
dengan bagaimana melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kegiatan
bimbingan dan konseling mulai dari penyusunan rencana program hingga
pelaksanaannya. Pengawasan penting dalam pelaksanaan bimbingan dan
konseling agar tidak dapat terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam
pelaksanaannya. Iimplementasi program dalam bentuk aktivitas-aktivitas layanan
BK pu perlu pengawasan dan penilaian atau evaluasi agar tidak terjadi
penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaanya dan dapat diketahui
pencapaian hasil-hasilnya. Fungsi ini dilaksanakan oleh kepala madrasah dan
belum maksimal Karena kesibukan aktifitas kepala madrasah.
Untuk itu diperlukan penambahan personalia guru BK di MI negeri Jetis
agar fungsi layanan Bimbingan dan Konseling di MI Negeri Jetis bisa lebih
terkoordinasi dengan lebih baik lagi
17
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan analisis yang telah
dilakukan, maka diperoleh butir-butir kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian subjek penelitian pada awalnya (sebelum ada program
Bimbingan dan Konseling Islami) belum mampu mengelola emosi
yang dialami untuk bertindak secara tepat dan positif pada saat
mengalami kondisi emosi negatif. Setelah adanya program Bimbingan
dan Konseling Islami sebagian besar subjek mampu mengelola emosi
yang dialami untuk bertindak secara tepat dan positif pada saat
mengalami kondisi emosi negative. Dengan adanya bimbingan subyek
emiliki ketrampilan khusus untuk bertindak secara positif sehingga
tindakan tersebut tidak menimbulkan permasalahan baru dari solusi
yang dipilih.
2. Implementasi bimbingan konseling Islami untuk menigkatkan
kecerdasan emosional bagi para peserta didik di MI Negeri Jetis,
menyangkut aspek yang berkaitan dengan interaksi dalam hubungan
sesama teman dan dilaksanakan secara berkesinambungan. Di
samping itu, Terdapat empat jenis layanan bimbingan dan konseling
Islami yang dirancang dalam penelitian ini, yaitu layanan dasar,
layanan responsif, layanan perencanaan individual, dan dukungan
system. Dimana layanan tersebut tergabung dalam program layanan
bimbingan dan konseling untuk meningkatkan kecerdasan emosional
peserta didik MI Negeri Jetis, Sukoharjo.
3. Efektivitas penerapan program Bimbingan dan Konseling Islami di MI
Negeri Jetis mempunyai implikasi pada manajemen di Madrasah yang
mencakup: kebijakan madrasah, peran Kepala Madrasah,
Profesionalitas guru kelas dan guru bidang studi, pendayagunaan
17
18
lingkungan dan sumber daya masyarakat, dan kesiapan siswa dalam
belajar
B. Keterbatasan
Dalam penelitian ini ada terdapat keterbatasan yang perlu dikemukakan
yaitu Penelitian ini hanya dilakukan pada satu kelas saja yaitu kelas 5 MI
Negeri Jetis Sukoharjo, sehingga hasil penelitian belum dapat
digeneralisasikan untuk ruang lingkup yang lebih luas
C. Saran
Berpijak pada hasil penelitian dan simpulan di atas, diajukan beberapa
saran, yaitu:
1. Perlu dikembangkan program bimbingan dan konseling Islami yang lebih
menekankan pada kecerdasan emosional siswa. Dalam hal ini bimbingan
dan bantuan dari orang-orang terdekat dan para ahli konseling dapat
membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah-masalah
perkembangan dan emosi.
2. Sikap dan kebiasaan yang dilakukan oleh orang tua kepada anak,
memberikan warna hidup yang begitu kuat pada perkembangan anak
tersebut. Oleh karena itu, sikap serta kebiasaan dari orang tua pada saat
di rumah seharusnya dicerminkan dalam bentuk yang sebaik-baiknya di
hadapan anak-anaknya. Kecerdasan emosi anak pasti merupakan
cerminan dari kecerdasan emosi orang tua juga. Orang tua harus memiliki
pengetahuan akan tahapan dari kecerdasan emosi yang dialami anak-
anaknya. Karena kecerdasan emosi ini belum memiliki tingkat penilaian
secara kuantitantif yang mampu menggambarkan tingkat pencapaian
kecerdasan emosi
3. Mengingat adanya keberhasilan dalam penelitian ini dalam hal
meningkatnya kecerdasan emosional siswa dengan program bimbingan
dan konseling Islami, maka diharapkan kepada peneliti bidang sejenis
agar mengembangkan metode dan bentuk dari kecerdasan emosional ini
untuk dapat mengoptimalkan potensi peserta didik sesuai dengan
perkembangan IPTEK yang sudah ada
19
DAFTAR PUSTAKA
Al Qur’an dan terjemahan Aluede, Oyaziwo. 2007, The Infleunce of Personal Characteristics on
Secondary School Teachers’ Beliefs About School Gidance And Counselling Programs. International Journal, China: Ambrose Alli University.
Amin, Samsul Munir, 2010, Bimbingan dan konseling Islam, Jakarta : Amzah Arikunto, Suharsimi, 2001, Prosedu rpenelitian Suatu pendekatan praktek,
Jakarta: Rineka Cipta Aziz, Mukmin, 2009, Penerapan Bimbingan Konseling Islami(Studi Kasus di
Madrasah Aliyah Keagamaan Al Irsyad Tengaran). Skripsi Tidak diterbitkan UMS
Danim, Sudarwan, 2003, Agenda Pembaruan Sistem Pendidikan,Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Bakran, Hamdani. 2002, Psikoterapi dan Konseling Islam: Penerapan Metode Su-fistik, Editor Ahmad Horma Permata, Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Dickmeyer dan Caldwell. 1970, Group Conseling: Theory and Practice, Illionis: EE. Peacoeck Publishing.
Faqih, Ainur Rahim 2001, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Jogjakarta: UII Press.
Geldard, Katherny dan David Geldard, 2004,Membantu memecahkan masalah orang lain dengan tehnik konseling, Jogjakarta: Pustaka Pelajar.
Ghaffar, 1989, Perencanaan Pendidikan Teori dan Metodologi, Jakarta, P2LPTK.
Goleman, D. 2007, Emotional Intelligence, (Alih Bahasa oleh T. Hermaya), Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Gottman, J. dan De Claire. 2005, Mengembangkan Kecerdasan Emosional Anak, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Haironi, Adi.2011, Penerapan Bimbingan Konseling Islam di Pondok Pesantren Imam Bukhari Karanganyar Tahun ajaran 2010/2011, Surakarta:UMS, Skripsi, tidak diterbitkan.
Haring, M.., 2007, Conseling Strategies That Work: Evidene-Based Interventions for School Counselors. International Journal, USA: University of Benin.
Hasan, M Iqbal. 2000. Pokok-pokok Materi Statistik 1 :Statistik Deskriptif, Jakarta : Bumi Aksara
Helma, 2001. Pengembangan alat Ukur Kecerdasan Emosi siswa Sekolah Menengah. Bandung: UPI, Prodi BP Fakultas PPS, Tesis, tidak diterbitkan
19
20
Hurlock, Elizabeth B. 2004, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang rentang Kehidupa (alih bahasa Istiwidayanti dan Soedjarwo), Jakarta: Erlangga.
Ingram, Jay. 2011, Emotions, emotional Intelligence and Leadership: A Brief, Pragmatic Perspective, International Journal, USA: Western Kentucky University Bowling Green.
Isnanik, 2012, Pengelolalan Bimbingan dan Konseling berbasis Nilai-nilai Islam di Madrasah Tsanawiyah studi situs MTs N kota Sragen. UMS, Skripsi tidak diterbitkan.
J. Drost, SJ. 2006, Dari KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi) sampai MBS (Manajemen Berbasis Sekolah). Kompas.
Lu, Wei Wang, Zhenghong, 2007. Emotional Expressivity, Emotion Regulation, and Mood In College Student, ProQuest Sociology, China: Sxaanxi University.
Marsudi, Saring dkk. 2010, Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah, Jogjakarta : PT Prasetia Widya Pratama
Marzuki, M.M. 2002. MetodologiRiset, Jogjakarta : PT Prasetia Widya Pratama.
Moleong Lexy. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif, edisiRevisi. Bandung. PT RemajaRosdakarya
Mu’awanah, Elfi dan Rifa Hidayah, 2012, Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar, Jakarta, PT Bumi Aksara.
Mudhoffir, 1999, Teknologi Instruksional: Sebagai Landasan Perencanaan dan Penyusunan Program Pengajaran, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E., 2002, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya.
Muro dan Kattman. 1995, Reading In Group Conseling, Pennsylvania: Internation Text Book.
Natamidjaya, Rochman. 1984, Proses Penyusunan Skala Sikap, Bandung: PPB FIP UPI.
Neviyarni S., 2009, pelayanan Bimbingan dan Konseling berorentasi kholifah fil ardh, Bandung : Alfa Beta
Pascasarjana UMS. 2011. Pedoman Penulisan Tesis. Surakarta. Pascasarjana UMS.
Pranowo, Andar Tri, 2011, Bimbingan Konseling Islami Study kasus di MAN 1 Boyolali Tahun pelajaran 2010/2011. UMS. Skripsi, tidak diterbitkan
Putra, Nusa. 2011. Research and Development, Penelitian dan Pengembangan suatu pengantar. Jakarta:Rajawali Press.
Segal, Jeanne. 2001, Meningkatkan Kecerdasan Emosional, Citra Aksara Publishing
21
Setiono, K. 1999, Dalam 10 Tahun Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi, Bandung: Yayasan Pendidikan Salman Al Farisi.
Sudrajat, 2008, Hukum Kepegawaian di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika Sukmadinata, Nana Syaodih. 2006, Bimbingan dan konseling dalam
praktek mengembangkan potensi dan kepribadian siswa, Bandung: Maestro
____________, 2007.Metode Penelitian Pendidikan, cet. Ketiga, Bandung:Rosdakarya
Sunarto dan Hartono. 1984, Perkembangan Peserta Didik, Jakarta: Rineka Cipta.
Surya, Muhammad. 1998, Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling), Jakarta: Depdiknas, DIroktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Sushanti, Mira Yuliani. Program Bimbingan dan Konseling Untuk Meningkatkan Kecerdasan Emosional Siswa SD, Skripsi pada jurusan PPB. Tidak Diterbtkan.
Stephanou, Georgia, 2012, Students School Performance in Language and Mathematics: effects of Hope on Attributions, Emosions, and Performance Expectations. International Journal of Psychological Studies, Greece: University of western Macedonia.
Yusuf, LN. Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika, 2005, Landasan Bimbingan & Konseling, Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Tanzeh, Ahmad. 2011. Metodologi Penelitian Praktis. Cetakan 1. Yogyakarta, percetakanTeras
Thoha, Musnamar, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami, Yogyakarta : UII Press. 1992