implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAKUL KARIMAH
DI PONDOK PESANTREN AL-ITTIHAD SEMOWO KECAMATAN
PABELAN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh:
Zulfa Karuniawan
NIM. 23010160146
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
ب فوق العلم الآدا
Al adabu fauqol ilmi
“adab / akhlak itu diatas ilmu”
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kepada kedua orang tuaku tercinta yaitu Bapak Abdul Majid dan Ibu
Rusmiyati, yang senantiasa selalu mencurahkan kasih sayang,
mendidik dan membimbingku, dan do‟a restu yang tak pernah pustus
asa serta menasehatiku.
2. Kepada adikku tercinta Muhammad Wahyu Fauzi yang senantiasa
selalu memberikan suport daan dukugan dalam pembuatan skripsi.
3. Kepada temanku Wahyudi yang senantiasa memberikan suport dan
dukungan dalam pembauatan skripsi serta motivasi.
4. Teman-teman PPL SMP 10 Salatiga yang tak lupa, serta selalu
memberikan dukungan agar cepat lulus.
5. Teman-teman KKN di desa Klumpit tahun 2020 yang memotivasiku.
6. Teman-teman kelas E Jurusan PAI yang tak pernah henti-hentinya
mendukung dan mendo‟a kan ku.
7. Teman-teman angkatan 2016 seperjuangan PAI yang tak pernah henti-
hentinya mendukung dan mendo‟akannya
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum warah matullahi wabarakatuh.
segala puji hanya milik Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada kita sehingga tanpa rahmat dan kasih sayang Allah kita
tidak bisa bisa apa-apa. Oleh karena itu rasa syukur yang sebesar-besarnya
saya ucapkan. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi sang
pemberi syafa‟at yakni Nabiyullah Muhammad SAW.
Dengan penuh kerendahan hati, penulis mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Zakiyuddin Baidhawi, M. Ag. Selaku Rektor IAIN
Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Ketua Prodi PAI FTIK IAIN
Salatiga dan Dosen Pembimbing Akademik.
4. Ibu Siti Asdiqoh, M. Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
berkenan secara ikhlas, santun dan sabar meluangkan waktu serta
mencurahkan pikiran dan tenaganya dalam memberi bimbingan dan
pengarahan yang sangat berguna sejak awal proses penyusunan dan
penulisan hingga terselesaikannya skripsi ini.
ix
5. Seluruh anggota tim penguji skripsi yang telah meluangkan waktunya
untuk menilai kelayakan dan menguji skripsi dalam rangka
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR i
LEMBAR BERLOGO IAIN ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN v
HALAMAN MOTTO vi
PERSEMBAHAN vii
KATA PENGANTAR vii
DAFTAR ISI xi
DAFTAR TABEL xiv
ABSTRAK xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Fokus Penelitian 5
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 6
1. Manfaat Teoritis 6
2. Manfaat Praktis 6
E. Penegasan Istilah 7
F. Sistematika Penulisan 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 10
1. Definisi Implementasi Pendidikan Akhlakul Karimah 10
2. Ruang Lingkup Akhlakul Karimah 14
3. Landasan Dalil Akhlakul Karimah 23
B. Kajian Pustaka 24
xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian 27
C. Sumber Data 28
D. Prosedur Pengumpulan Data 29
E. Analisis Data 31
F. Pengecekan Keabsahan Data 34
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data 36
1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren 36
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Ittihad 37
3. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Ittihad 38
4. Profil Pondok Pesantren Al-Ittihad 38
5. Keadaan Ustadz dan Santri 39
6. Struktur Organisasi Pengurus Pondok Pesantren 42
7. Program Pengajaran Pondok Pesantren Al-Ittihad 43
8. Ekstra Kurikuler 46
9. Sarana Prasarana Pondok Pesantren 46
10. Gambaran Informan 47
B. Temuan Penelitian 48
1. Implementasi Pendidikan Akhlakul Karimah 48
2. Hambatan dan Solusi Pendidikan Akhlakul Karimah 55
C. Analisis Data 58
1. Implementasi Pendidikan Akhlakul Karimah 58
2. Hambatan dan Solusi Pendidikan Akhlakul Karimah 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 63
1. Implementasi Pendidikan Akhlakul Karimah di Pondok 63
2. Hambatan dan Solusi pendidikan Akhlakul Karimah 64
B. Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 67
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PEDOMAN WAWANCARA
xii
HASIL WAWANCARA
DAFTAR NILAI SKK
NOTA PEMBIMBING SKRIPSI
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
LEMBAR KONSULTASI
SURAT KETERANGAN RISET
DOKUMENTASI
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL 4.1 Daftar nama Asatid/Asatidzah Ponpes Al Ittihad 39
TABEL 4.2 Daftar nama Santri putra Ponpes Al Ittihad 40
TABEL 4.3 Daftar nama Santri putri Ponpes Al Ittihad 41
TABEL 4.4 Daftar jadwal kegiatan harian Ponpes Al Ittihad 43
TABEL 4.5 Daftar jadwal Ekstra kurikuler 46
TABEL 4.6 Daftar sarana dan prasarana Ponpes Al Ittihad 47
xiv
ABSTRAK
Karuniawan, Zulfa. 2020. Implementasi Pendidikan Akhlakul Karimh di
Pondok Pesantren Al-Ittihad Semowo Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang Tahun 2020. Skripsi Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilm Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing. Dra. Siti Asdiqoh, M. Si.
Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Akhlakul Karimah, dan hambatan
serta solusi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan
akhlakul karimah di pondok pesantren, bagaimana hambatan dan solusi
implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo.
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan (field research)
dan bersifat diskriptif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber
primer yakni hasil wawancara kepada pengasuh pondok , pengurus, ustadz
ustadzah, santri, dan sumber sekunder yang berupa foto-foto kegiatan
terkait pendidikan akhlakul karimah. Pengumpulan data ini dilakukan
dengan mengadakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian skripsi ini adalah pertama, implementasi pendidikan
akhlakul karimah di pondok pesantren Al-Ittihad dengan cara ustadz
membina dan membimbing santri dengan aturan tata tertib serta
pengawasan pengurus selama 24 kecuali hari libur, Kyai yang
menggunakan sistem salafiyah dengan mempelajari kitab Akhlakul Banin
terjemah ustadz membacakan sekaligus menjelaskan. dalam pelaksanaan
pendidikan akhlakul karimah di pondok dengan kegiatan-kegiatan yaitu
dirosah, khitobah, dziba‟an dan ekstra kurikuler: seperti seni dakwah dan
lain-lain. Kedua, hambatan implementasi pendidikan akhlakul karimah di
pondok pesantren Al-Ittihad Semowo yaitu: kurangnya pengetahuan santri,
pengaruh teman-teman dari luar, santri kurang disiplin, perbedaan karakter
santri. Solusi implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo yaitu: mengajarkan santri tentang
kesungguhan, menerapkan pendidikan akhlakul karimah, mendidik santri
untuk lebih disiplin, bergaul dengan teman yang baik.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkenaan dengan akhlakul karimah tidak lepas dari suri
tauladan bagi seluruh umat yakni Nabi agung Muhammad SAW,
sebagaimana dalam hadist disebutkan yang berbunyi:
انمابعث لائتمم مكار م الا خلاقArtinya: “sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
yang baik”. ( HR. Ahmad, Bukhari)
Hadist di atas dapat dipahami bahwa risalah Muhammad dan
sampai kepada tujuannya untuk memberi rahmat bagi umat
manusia dan alam sekitarnya manakala ajaran atau pendidikan yang
dibawa oleh Nabi Muhammad berupa aturan-aturan yang menuntun
orang agar berbuat baik dan menjahui perbuatan buruk yang disebut
pendidikan akhlakul karimah.
pendidikan merupakan suatu usaha investasi manusia yang
sangat berharga bagi pembinaan dan kelangsungan bangsa dan
negara. Pendidikan sesungguhnya merupakan pembibitan generasi
penerus yaitu persemaian tunas bangsa yang pada waktunya akan
ditebarkan dalam masyarakat sebagai pemegang tongkat tanggung
jawab dalam membangun bangsa dan Negara.
Pendidikan adalah bagian terpenting dalam kehidupan yang
harus ditangani dan menjadi tanggung jawab bersama. Pada era
2
sekarang ini banyak orang yang berpendidikan akan tetapi mereka
tidak memiliki etika dan moral yang baik karena mengedepankan
pikiran maupun egonya masing-masing tanpa di imbangi perilaku
atau akhlak yang baik. Maka dari sisni perlu adanya pendidikan
yang mengajarkan akhlak kepada anak didik baik di lingkungan
formal maupun non formal. Pendidikan yang berkaitan dengan
perilaku akhlak salah satunya ialah pendidikan akhlakul karimah
yakni yang mengajarkan tentang perilaku yang baik didalam
menjalani kehidupan bermasyarakat. Pendidikan akhlakul karimah
menempati urutan yang sangat diutamakan, Bahkan harus menjadi
tujuan prioritas yang harus dicapai. karena jika manusia tidak
berakhlakul karimah hilanglah derajat kemanusianya sebagai
makhluk Allah yang paling mulia.
Jatuh bangunya suatu bangsa, masyarakat sangat bergantung
kepada bagaimana akhlakul karimahnya. Apabila akhlaknya baik
akan sejahteralah lahir batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya
rusak maka rusaklah lahir dan batinnya.
Hal ini sesuai dengan pendapat Muhammad Al-Abrasyi
beliau mengatakan bahwa pendidikan “budi pekerti/ akhlakul
karimah adalah jiwa dan tujuan pendidikan Islam (Nata, 2000: 153)
Salah satu pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah berada
di Pondok pesanteran dimana Pesantren merupakan system
pendidikan yang tradisional dan tertua di Indonesia. Pendidikan
3
yang mula-mula merupakan pendidikan agama Islam yang dimulai
sejak munculnya masyarakat Islam di Nusantara pada abad ke-13
yang lalu. Beberapa abad selanjutnya pendidikan yang di
selenggarakan semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat
pengajian. Kemudian berkembang dengan didirikannya tempat-
tempat yang disebut pondok bagi para pelajar, yang kemudian
disebut dengan pesantren. Walaupun bentuknya masih sangat
sederhana, pada waktu itu pendidikan pesantren merupakan
lembaga pendidikan satu-satunya yang terstruktur, sehingga ini
dianggap pendidikan yang sangat baik.
Skripsi ini meneliti di pondok pesantren al-Ittihad semowo,
berdiri sejak masa sebelum kemerdekaan (1876-1925). Di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo ini menerapakan system
pembelajaran tradisional, pengajaran yang berlaku, yaitu sorogan,
Setoran, bandongan , balaghan atau halaqah mulai di seimbangkan
dengan sistem pembelajaran modern.
Pondok Pesantren Al-Ittihad Semowo di masyarakat
berfungsi memberikan pendidikan transfer terutama ilmu agama
(tafaqquh fi aldin) dan nilai-nilai Islam, kemudian di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo berperan sebagai lembaga keagamaan
yang melakukan kontrol sosial, dan yang melakukan rekayasa
sosial. peran-peran ini sebagai fungsi utama pesantren dan
4
merupakan factor utama bagi orang tua untuk mengirimkan
anaknya masuk ke pondok pesantren Al-Ittihad Semowo.
Di Pondok pesantren Al-Ittihad Semowo pembelajaran
dimulai dari pagi hingga petang. santrinya ada yang sekolah dan
hanya mondok.
kemudian, pesantren al-ittihad Semowo ini semakin tumbuh
dan berkembang kuantitas maupun kualitasnya. banyak dari
masyarakat yang menaruh perhatian besar terhadap pesantren ini
sebagai pendidikan. Terlebih lagi dengan perkembangan zaman
inovasi sistem pendidikan yang dikembangkan pesantren dengan
mengadopsi corak pendidikan umum, menjadikan pesantren ini
semakin berani bersaing untuk menawarkan pendidikan kepada
masyarakat. Meski sudah melakukan berbagai inovasi pendidikan,
sampai saat ini pendidikan pesantren Al-Ittihad Semowo ini tidak
kehilangan karakteristiknya.
Pengimplementasian akhlak karimah di pondok pesantren Al-
Ittihad Semowo bertujuan untuk menciptakan manusia yang
berjiwa sosial tinggi, peka terhadap penderitaan, dan yang
terpenting dari semua adalah dengan ahlakul karimah tersebut
diharapkan parasantri malu untuk melakukan perbuatan maksiat,
selalu menjaga nama baik almamater dan citra pondok pesantren al-
Ittihad Semowo.
5
Pondok pesantren Al-Ittihad Semowo banyak mengajarkan
tentang akhlak, adab dan budi pekerti bertujuan agar para santri
mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari sebaliknya jika
akhlak dan budi pekerti yang telah diketahui dan diyakini tidak di
laksanakan dengan baik dalam kehidupan sehari-hari maka akan
terjadi hal yang merugikan bagi diri sendiri, orang lain dan
lingkungan.
Pondok pesantren Al-Ittihad Semowo sebagai komunitas
religius yang mengajarkan tatacara prinsip-prinsip berakhlak yang
baik pada santrinya mestinya telah mampu memberikan perubahan
yang lebih baik dari sebelumnya pada perilaku-perilaku santri.
Namun praktek dilapangan masih belum sesuai dengan prosedur
akhlakul karimah yang diajarkan di pesantren.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka peneliti mengambil
judul skripsi yang berjudul: “Implementasi pendidikan akhlakul
karimah di pondok pesantren Al-Ittihad semowo kecamatan
Pabelan kabupaten Semaran tahun 2020”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas penulis menguraikan yang
menjadi focus dalam penelitian ini ialah:
1. Bagaimana implementasi pendidikan akhlakul karimah di
Pondok pesantren Al-Ittihad Semowo?
6
2. Apa hambatan dan solusi implementasi pendidikan akhlakul
karimah di Pondok Pesantren Al-Ittihad Semowo?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui implementasi pendidikan akhlakul karimah
di Pondok Pesantren Al-Ittihad Semowo.
2. Untuk mengetahui hambatan dan solusi implementasi
pendidikan akhlakul karimah di Pondok Pesantren Al-Ittihad
Semowo
D. Manfaat penelitian
Manfaat dari peneitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambahkan pengetahuan
tentang akhlakul karimah kepada Allah SWT
b. Menambahkan ilmu tentang pendidikan akhlakul karimah
2. Manfaat Praktis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan mendidik
untuk mencapai keberhasilan dalam implementasi
pendidikan akhlakul karimah di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo.
b. Menjadi penunjang dan pengembangan penelitian yang
relevan sebagai bahan referensi.
7
c. Menambah wawasan mengenai implementasi pendidikan
akhlakul karimah tentang akhlak kepada Allah, akhlak
kepada manusia dan akhlak kepada lingungan di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo
E. Penegasan Istilah
1. Implementasi adalah pelaksanaan proses penerapan cara atau
perbuatan (Yeni Salim, 1991: 14). Implementasi yang dimaksud
disini adalah penerapan akhlakul karimah dikalangan pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo.
Jadi, implementasi yang dimaksud oleh penulis yaitu suatu
penerapan dan pelaksanaan yang ada dipondok pesantren Al-
ittihad Semowo. Seperti penerapan pendidikan akhlakul
karimah, yang mencakup bagaimana penerapan kurikulum
pembelajaran, kegiatan-kegiatan dan pergaulan santri di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo.
2. Akhlakul Karimah: akhlak adalah sifat yang tertanam dalam
jiwa, dengan lahirnya macam-macam perbuatan baik, atau
buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan
(Mustofa, 1997: 11). Kata karimah diambil dari bahasa Arab
yang berarti mulia atau kemuliaan.
Jadi pendidikan akhlakul karimah yang dimaksud penulis
yaitu suatu usaha yang dilakukan agar dapat membentuk diri
menjadi baik dan berakhlak mulia.
8
Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi adalah pendidikan
akhlakul karimah harus dimiliki seorang santri. Setiap santri
pasti mempunyai akhlak tersendiri dan memiliki akhlak yang
berbeda-beda, maka setiap santri ditanamkan pendidikan
akhlakul karimah membentuk diri menjadi baik dan berakhlakul
karimah.
F. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan skripsi tentu harus ada sistematikanya
pembahasan didalamnya. Demikian juga pada penulisan skripsi ini
dengan judul “Implementasi pendidikan akhlakul karimah di
pondok pesantren Al-Ittihad Semowo tahun 2020”. Yang berisi:
1. BAB I
Pendahluan yakni latar belakang masalah, fokus penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,
sistematika penulisan.
2. BAB II
Berisi kajian pustaka, terdiri dari landasan teori dan kajian
pustaka berisi tentang telaah terhadap hasil penelitian terdahulu.
3. BAB III
Metode Penelitian yang meliputi: pendekatan penelitian, jenis
penelitian, lokasi penelitian, sumber data, prosedur
pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data,
dan tahap-tahap penelitian.
9
4. BAB IV
Paparan hasil penelitian Implementasi pendidikan akhlakul
karimah di pondok pesantren al-Ittihad Semowo dan analisis
data implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren al-Ittihad semowo.
5. BAB V
Kesimpulan dan Saran
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Definisi Implementasi Pendidikan Akhlakul Karimah
a. Implementasi
Implementasi dalam kamus bahasa Indonesia diartikan
dengan penerapan atau pelaksanaan, penerapan merupakan
kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari
kedalam situasi kongkrit atau nyata (Purwodarwinta, 1993:
488). Manusia mempunyai perilaku yang khas baginya, dan
makhluk selain dia tidak ada yang mempunyai. Perilaku ini
muncul dari fakultas berfikirnya. Makanya, setiap orang yang
pemikirannya lebih cepat dan benar, serta pilihannya lebih
baik, berarti kesempurnaannya kemanusiaanya lebih besar
(Miskawaih, 1997: 41). Yang dimaksud dengan implementasi
disini adalah tentang penerapan akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo.
b. Akhlakul Karimah
Secara etimologis, akhlak berarti character, disposition
dan moral constitution. Al-ghozali berpendapat bahwa manusia
memiliki citra lahiriyah yang disebut dengan khalaq, dan citra
batiniah yang disebut dengan khuluq.Khalq merupakan citrah
fisik manusia, sedangkan khuluq merupakan citrah pesikis
11
manusia berdasarkan kategori ini maka khuluq secara etimologi
memiliki arti gambaran atau kondisi kejiwaan seseorang tanpa
melibatkan unsure lahirnya.
Ghozali lebih lanjut menjelaskan bahwa khuluq adalah
suatu kondisi (hay‟ah) dalam jiwa (nafs) yang suci (rasikhah),
dan dari kondisi itu tumbuh suatu aktifitas yang mudah dan
gampang tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
terlebih dahulu.” Sedangkan Ibn Maskawih mendefinisikan
khuluq dengan suatu kondisi (hdl) jiwa (nafs) yang
menyebabkan suatu aktifitas dengan tanpa dipikirkan atau
dipertimbangkan terlebih dahulu (Miskawih, 1994-1997: 41).
Al-Jurjawi mengemukakan bahwa akhlak itu hanya
mencakup kondisi bathiniah (inner), bukan kondisi lahiriyah.
Misalnya, orang yang memiliki karakter pelit bisa juga ia
banyak mengeluarkan uangnya untuk kepentingan riya, boros,
dan sombong. Sebaliknya orang memiliki karakter dermawan
bisa jadi ia menahan mengeluarkan uangnya demi kebaikan
dan kemaslahatan.
Apabila maksud nafs dalam definisi akhlak di atas
mencakup psikofisik, maka nafs sebatas pada kondisi batin
seperti pengertian etimologi Al-ghozali maka term khuluq
tidak dapat dijadikan padanan personallitiy, sebab personalitiy
mencakup kepribadian lahir dan batin. Oleh karena
12
ambigiunitas makna ini maka diperlukan definisi lain yang
dapat mncakup hakikat Ikhuluq sesungguhnya (Maskawih,
1997: 45).
Dalam khasanah Islam term Ikhuluq lebih dikenal dari
pada term huwiyyah, anyyah, dzatyyah, nafsiyyah dan
shakshiyyah.sedangkansyakhshiyyah tidak pernah disebutkan
karena alasan ini khasah Islam klasik lebih tertarik
menggunakan term khuluq daripada shakshiyyah.
Akhlakul karimah disebut juga dengan akhlak Islami.
Secara sederhana akhlakul karimah dapat diartikan sebagai
akhlak yang berdasarkan ajaran Islam atau akhlak yang bersifat
Islami. Kata Islam yang berada dibelakang kata akhlak dalam
hal menempati posoisi sebagai sifat. Dengan demikian akhlakul
karimah adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah,
disengaja, mendarah daging dan sebenarnya yang didasarkan
pada ajaran Islam. Dilihat dari segi sifatnya yang universal
maka akhlakul karimah bersifat universal. Namun dalam
rangka menjabarkan akhlak Islam yang universal ini diperlukan
bantuan pemikiran akal manusia dan kesempaan social yang
terkandung dalam ajaran etika dan moral.
Dalam mengimplementasikan akhlakul karimah, Ustadz
memegang peranan yang setandar pembinaan, agar yang
dilakukan oleh Ustadz dapat membuahkan hasil yang optimal.
13
Dan standar yang paling baik adalah agama Islam. Hal ini
seperti yang dinyatakan oleh zakiah Derajat, bahwa dalam
melaksanakan pendidikan terhadap kehidupan anak sehari-hari
maka perlu mendekatkan anak kepada Tuhan dengan
menunjukkan sifat rahman dan rahimnya, sehingga anak dapat
merasakan kasih sayang Allah terhadap dirinya melaui ajaran-
ajaran agama. Upaya untuk melaksanakan hal di atas dapat
dilakukan dengan cara menunjukkan bahwa Ustadz memahami
mereka, membina mereka secara simultan dengan cara
engadakan media komunikasi dan mendekatkan kehidupannya
dengan agama.
Jadi yang dimaksud implementasi pendidikan akhlakul
karimah adalah pelaksanaan pengajaran dipondok pesantren
Al-Ittihad semowo yang mengajarkan sikap/budi pekerti, baik
kepada Tuhan-Nya, kepada sesama manusia dan kepada
lingkungan sesuia ajaran dalam Islam.
2. Ruang Lingkup Akhlakul Karimah
Ruang lingkup ajaran akhlakul karimah mencakup
berbagai aspek, dimulai dari akhlakul karimah terhadap Allah,
manusia, dan lingkungan. (Alim, 2006: 152-158)
Akhlakul karimah (akhlak terpuji) dapat dibagi dalam
beberapa bagian, yaitu:
14
a. Akhlak terhadap Allah SWT
Akhlak terhadap Allah SWT
1) Menauhidkan Allah SWT
Definisi tauhid adalah pengakuan bahwa Allah
SWT. Satu satunya yang memiliki sifat rububiyyah dan
uluhiyyah, serta kesempurnaannama dan sifat. Tauhid
dapat dibagi kedalam tiga bagian.
a) Tauhidrububiyyah, yaitu menyakini bahwa Allah lah
satu satunya tuhan yang menciptakan ala mini, yang
memilikinya, yang mengatur perjalanannya, yang
menghidup dan mematikn, yang menurunkan rezeki
kepada makhluk, yang berkuasa mendatangkan
manfaat dan menimpakan mudharat, yang
mengabulkan do‟a dan permintaan hamba ketika
mereka terdesak, yang berkuasa melaksanakan apa
yang dikehendakinya, yang member dan mencegah,
ditangan-Nya penciptaan dan juga segala urusan.
b) Tauhid uluhiyyah, yaitu mengimani Allah SWT.
Sebagai satu-satunya Al-Ma‟bud (yang disembah).
c) Tauhid Asma dan sifat
1) Berbaik sangka (husnu zhann)
Berbaik sangka terhadap utusan Allah SWT.
Merupakan salah satu akhlak terpuji kepada-
15
Nya. Diantara ciri akhlak terpuji ini adalah
ketaatan yang sungguh-sungguh kepada-Nya.
2) Zikrullah
Mengingat Allah (zikrullah) adalah asas dari
setip ibadah kepada Allah SWT. Karena
merupakan pertanda hubungan antara hamba dan
pencipta pada setiap saat dan tempat.
3) Tawakal
Hakikat tawakal adalah menyerahkan segala
urusan kepada Allah azza wa jalla,
membersihkannya dari ikhtiar yang keliru, dan
tetap menapaki kawasan-kawasan hukum dan
ketentuan. Dengan demikian, hamba percaya
dengan bagian Allah SWT. Untuknya, apa yang
ditentukan Allah SWT. Ia yakin pasti akan
memperolehnya. Sebaliknya, apa yang tidak
ditentukan Allah SWT. Untuknya, diapun yakin
pasti tidak memperolehnya. (Rosihon, 2010: 89-
92).
b. Akhlak terhadap Diri Sendiri
Akhlak terpuji terhadap diri sendiri adalah sebagai
berikut.
1) Sabar
16
Menurut penuturan Abu Tholib Al-Makky (w.
386/996), sabar adalah menahan diri dari dorongan
hawa nafsu demi menggapai keridoaan tuhannya dan
menggantinya dengan sungguh-sungguh menjalani
coba-cobaan Allah SWT. Terhadapnya. Sabar dapat
didefinisikan pula dengan tahan menderita dan meneria
cobaan dengan hati rida serta menyerahkan diri kepada
Allah SWT. Setelah berusaha .selain itu, sabar bukan
hannya bersabar terhadap ujian dan musibah, tetapi
dalam hal ketaatan kepada Allah SWT., yaitu
menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
a) Syukur
Syukur merupakan sikap seseorang untuk
tidak menggunakan nikmat yang di berikan oleh
Allah SWT. Dalam melakukan maksiat kepada –
Nya. Bentuk syukur ini di tandai dengan
keyakinan hati bahwa nikmat yang di peroleh
berasal dari Allah SWT., bukan selain-Nya, lalu
di ikuti oleh lisan, dan tidak menggunakan
nikmat tersebut untuk sesuatu yang di benci
pemberinya. (Rosihon, 2010: 94-98)
b) Menunaikan Amanah
17
Pengertian amanah menurut arti bahasa
adalah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan
(tsiqah), atau kejujuran, kebalikan dari khianat.
Amanah adalah suatu sifat dan sikap pribadi
yang setia, tulus hati, dan jujur dalam
melaksanakan sesuatu yang dipercayakan
padanya, berupa harta benda, rahasia, atau pun
tugas kewajiban pelaksanaan amanah dengan
baik bisa disebut al-amin yang berarti dapat di
percaya, jujur, setia, amanah.
c) Benar atau Jujur
Maksud akhlak terpuji ini adalah berlaku
benar dan jujur, baik dalam perkataan maupun
dalam perbuatan. Benar dalam perkataan adalah
mengatakan keadaan sebenarnya, tidak
mengada-ada, tidak pula menyembunyikannya.
Lain halnya apabila yang disembunyikan itu
bersifat rahasia atau karena menjaga nama baik
seseorang. Benar dalam perbuatan adalah
mengerjakan Sesuatu sesuai dengan petunjuk
agama. Apa yang boleh dikerjakan, berarti itu
benar. Dan apa yang boleh dikerjakan menurut
perintah agama, berarti itu benar. Dan apa yang
18
tidak boleh dikerjakan sesuai dengan larangan
agama, berarti itu tidak benar. (Rohan, 2010:
100-104)
d) Menepati janji (al-wafa‟)
Janji dalam Islam merupakan utang. Utang
harus dibayar (ditepati). Kalau kita mengadakan
suatu perjanjian pada hari tertentu, kita harus
menunaikanya tepat pada waktunya. Janji
mengandung tangung jawab. Apabila kita tidak
kita penuhi atau atau tidak kita tunaikan, dalam
pandangan Allah SWT., kita termasuk orang
yang berdosa. Adapun dalam pandangan
manusia mungkin kita tidak dipercaya lagi,
dianggap remeh, dan sebagainya. Akhirnya, kita
merasa enggan bergaul, merasa rendah diri, jiwa
gelisah, dan tidak tenang.
e) Memlihara kesucian diri
Memlihara kesucian diri (al-iffah) adalah
menjaga diri dari segala tuduhan, fitnah, dan
memelihara kehormatan, upaya memelihara
kesucian diri hendaknya dilakukan setiap hari
agar diri tetap berada dalam status kesucian. Hal
19
ini dapat dilakukan mulai dari memelihara hati
(qalbu) untuk tidak membuat rencana dan angan-
angan yang buruk. Menurut Al-Ghozali, dari
kesucian diri akan lahir sifat-sifat terpuji lainnya,
seperti kedermawanan, malu, sabar, toleran,
qonaah, wara‟, lembut, dan membantu.
c. Akhlak terhadap Keluarga
1) Berbakti kepada orang tua
Berbakti kepada orang tua merupakan factor utama
diterimanya doa sesorang juga merupakan amal shaleh
paling utama yang dilakukan seorang Muslim. Banyak
sekali ayat Al-Qur‟an ataupun hadist yang menjelaskan
keutamaan berbuat baik kepada kedua orang tua. Oleh
karena itu perbuatan terpuji ini sering dengan nilai-nilai
kebaikan untuk selamanya dan dicinta oleh setiap orang
sepanjang masa. (Rohan, 2010: 104-107)
2) Bersikap baik kepada saudara
Agama Islam memerintahkan untuk berbuat baik
kepada sanak saudara atau kaum kerabat sesudah
menunaikan kewajiban kepada Allah SWT. Dan ibu
bapak hidup rukun dan damai dengan saudara dapat
tercapai apabila hububgan tetap terjalin dengan saling
pengertian dn tolong menolong. Pertalian kerabat itu
20
dimualai dari yang lebih dekat menurut tertibnya sampai
kepada yang lebih jauh. Kita wajib membantu mereka,
apabila mereka dalam kesukaran sebab dalam hidup ini,
hampir semua orang mengalami berbagai kesukaran
dan kegoncangan jiwa. Apabila mereka memerlukan
pertolongan bersifat benda, bantulah dengan benda.
Apabila mereka mengalami kegoncangan jiwa atau
kegelisahan cobalah menghibur atau menasehatinya.
Sebab, bantuan itu tidak hanya berwujud uang (benda),
tetapi bantuan moril kadang-kadang lebih besar artinya
dari pada bantuan materi (Rohan, 2010: 109-111)
3) Akhlak kepada Masyarakat
a) Berbuat baik kepaa tetangga
Tetangga adalah orang terdekat dengan kita.
Dekat bukan karena pertalian persaudaraan. Bahkan,
mungkin tidak seagama dengan kita dekat disini
adalah orang yang tinggal berdekatan dengan rumah
kita. Ada atsar yang menunjukkan bahwa tetangga
adalah 40 rumah (yang berada disekitar rumah) dari
setiap penjuru mata angin. Dengan demikian, tidak
diragukan lagi bahwa yang berdekatan dengan
rumahmu adalah tetangga. Apabila ada kabar yang
benar (tentang penafsiran tetangga) dari rosulullah
21
SAW. Itulah yang kita pakai. Apabila tidak, hal ini
dikembalikan pada „urf (adat kebiasaan), yaitu
kebiasaan orang-orang dalam menetapkan seseorang
sebagai tetangganya.
b) Suka menolong orang lain
Hidup ini jarang sekali ada orang yang tidak
memerlukan pertolongan orang lain. Adakalanya
Karen sengsara dalam hidup; adakalanya karena
penderitaan batin atau kegelisahan jiwa; adakalanya
sedih mendapat berbagai musibah, oleh sebab itu,
belum tentu orang kaya dan orang yang mempunyai
kedudukan tidak memerlukan pertolongan orang
lain.
d. Akhlak Terhadap Lingkungan
Pada dasarnya akhlak yang diajarkan Al-Qur‟an
teerhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia
sebagai khalifah. Khalifah menuntut adanya interaksi
manusia dengan sesamanya dan manusia terhadap alam
.khalifah mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta
pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan
penciptaannya. (Rosihon, 2010: 112-114)
Pandangan akhlak Islam, seseorang tidak dibenarkan
mengambil buah sebelum matang, atau memetik bunga
22
sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak member
kesempatan pada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptaanya ini berarti manusia dituntut untuk
menghormati proses-proses yang sedang berjalan dan
terhadap semua proses yang sedang terjadi. Hal ini
mengantarkan manusia bertanggung jawab sehingga ia tidak
melakukan perusakan, bahkan dengan kata lain, “setiap
perusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai
perusakan pada diri manusia sendiri”. Binatang, tumbuhan,
dan benda-benda tidak bernyawa, semua itu diciptakan oleh
Allah SWT. Dan menjadi milik-Nya, serta semua memiliki
ketergantungan pada-Nya. Keyakinan ini mengantarkan
sang muslim untuk menyadari bahwa semuanya adalah
“umat” tuhan yang harus diperlakukan secara wajar dan
baik. (Rosihon, 2010: 116)
3. Landasan Dalil Akhlakul Karimah
Apabila diperhatikan dalam kehidupan manusia, maka akan
dijumpai tingkah laku manusia yang beraneka ragam. Bahkan
dalam penilaian tentang tingkah laku itu sendiri yang
bergantung pada batasan pengertian baik dan buruk dalam suatu
23
masyarakat atau lebih dikenal dengan sebutan norma. Sehingga
normalah yang menjadi sumber akhlak seseorang.
Perdasarkan pada norma-norma yang datangnya dari Allah
SWT dan Rosul-Nya dalam bentuk ayat-ayat Al-Qur‟andan
Assunah yang mana kedua hukum tersebut merupakan hukum
ajaran agama Islam. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Qalam: 4
٤وإوك لعلى خلق عظيم
Artinya: “Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi
pekerti yang agung”.
Q.S Al-Ahzab: 21
كان لكم في رسول لقد جوا ٱلل وة حسىة لمه كان ير أس
خر و ٱلل مٲل يو وذكر ٱل ١٢كثيرا ٱلل
Artinya: “ Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu
suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan
dia banyak menyebut Allah”.
Sedangkan hadist Nabi yang mendasari dalil akhlakul
karimah adalah
انمابعث لائتمم مكار م الا خلاق
Artinya: “dari Abu Hurairah R.A berkata: bersabda
sesungguhnya aku diutus kemuka bumi adalah untuk
menyempurnakan akhlak”. (Marzuki, 2009: 14)
Masalah akhlak sudah seharusnya menjadi bagian terpenting
bagi semua orang untuk dijadikan landasan visi dan misi dalam
24
menyusun serta mengembangkan sistem pengajaran di pondok
pesantren.
B. Kajian Pustaka
1. Nur Kholes dengan judul “Peran Ustadz dalam pembentukan
Al-Akhlak Karimah Santri di pondok pesantren Panggung putra
Tulungagung tahun 2013. Berisikan peran Ustadz dalam
membentuk akhlak santri kepada Allah SWT.
Upaya yang dilakukan Ustadz untuk membentuk akhlak
santri yaitu dengan cara memberikan contoh dan teladan yang
baik ketika berada di lingkungan pondok untuk meningkatkan
atau merubah sikap santri yang dulu belum pernah mengenal
tentang akhlak baik ketika beribadah kepada Allah SWT maka
memberikan materi atau pengetahuan terlebih dahulu melalui
pengajian kitab-kitab.
Selain itu juga hal yang dilakukan Ustadz untuk
membentuk akhlakul karimah santri kepada Allah SWT dengan
pengajian-pengajian kitab tasawuf, sholat fardu berjamaah,
sorogan Al-Qur’an. Selain itu juga untuk membentuk akhlakul
karimah juga dibarengi dengan bentuk batiniyah yaitu berupa
pembentukan sikap kesabaran dalam melakukan perintah dan
larangan Allah SWT., qonaah dan tawakal kepada Allah SWT.
(Kholis, 2013: 96)
25
Persamaanya yaitu sama-sama membahas tentang
akhlak sedangkan perbedaanya yaitu penelitian terdahulu fokus
penelitiannya bagaimana Ustadz dalam meningkatkan akhlak
santri dengan pengajian-pengajian kitab-kitab akhlak, dan
tasawuf sedangkan penelitian yang saya teliti berfokus pada
implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren. Pembacaan seperti yang diteliti, peneliti terdahulu
meneliti di pondok pesantren panggung putra
tulungagungsedangkan penelitian yang saya teliti adalah di
pondok pesanteren Al-Ittihad.
2. Eny Suherlina yang berjudul “Strategi Guru dalam Pembinaan
Akhlakul Karimah Siswa MTS N Ayojedeng Rejotangen
Tulungagung” Pada Tahun 2011.
Hasil penelitiannya bagaimana strategi guru dalam
pembinaan akhlakul karimah yaitu dengan cara pendekatan
individu yaitu dengan cara menumbuhkan pembentukan
kebiasaan yang mulia dan beradat kebiasaan yang baik.
Membiasakan bepegang teguh pada akhlak mulia,
membiasakan bersikap ridho, optimis, percaya diri, tekun
beribadah dan mendkatkan diri kepada Allah SWT, dan
kelompok. Dengan guru menggunakan beberapa metode.
Metode pembinaan yang guru gunakan yaitu guru melakukan
pendekatan interaksi dan komunikasi dengan siswa pada saat
26
berlangsungnya suatu pembinaan dan guru mengupayakan
untuk menciptakan situasi belajar yang sesuai dengan akhlak
Islami misalnya menggunakan metode pembiasaan dengan
jalan siswa dibiasakan untuk berperilaku terpuji bersikap
sebagaimana yang dituntunkan dengan ajaran Islam.
(Suberlina, 2011: 133)
Persamaanya yaitu sama-sama membahas tentang
akhlakul karimah sedangkan perbedaannya yaitu penelitiannya
bagaimana strategi guru dalam meningkatkan akhlak
sedangkan penelitian yang saya teliti berfokus pada
implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok. Tempat
yang diteliti, peneliti terdahulu di MTS. Sedangkan penelitian
yang saya teliti di pondok pesantren.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam menyusun skripsi ini adalah
penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor penelitian
kualitatif adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati” (Lexy J. Moleoung, 2015: 4). Pendapat lain
tentang penelitian kualitatis seperti yang dikemukakan oleh Nana
Sayodih adalah suatu penelitian yang ditunjukkan untuk
mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas
sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara
individual maupun kelompok (Nana Sayodih, 2013: 60). Jadi yang
dinamakan penelitian kualitatif adalah penelitian yang sumbernya
diperoleh bisa dari pendataan, wawancara, dan menghasilkan
sebuah hasil yang dapat diambil beritanya sebagai bukti laporan
penelitian.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
penelitian ini dilaksanakan di pondok pesantren Al-Ittihad Semowo
kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Sedangkan waktu
penelitian dilakukan dari 13 Maret sampai dengan 22 Mei 2020.
28
C. Sumber Data
Sumber data yang diperoleh untuk penulisan skripsi menurut
Lofland dalam karya Moleong yaitu “sumber data utama dalam
penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah
tambahan seperti dokumen dan lain-lain” (Moleong, 2015: 157).
Sementara itu menurut Arikunto, sumber data merupakan subyek
darimana data diperoleh, sedangkan data merupakan informasiatau
fakta yang diperoleh melalui pengamatan atau penelitian
dilapangan yang bisa di analisis dalam rangka memahami sebuah
fenomena atau untuk mendukung teori. Yang teorinya sendiri
dalam bentuk diskripsi (Arikunto, 2016: 124).
Dalam merumuskan data tersebut terdapat dua jenis sumber
data yang dikumpulkan oleh peneliti antara lain:
1. Data Primer
Data ini diperoleh oleh peneliti dan sumber
informasi yang mengetahui masalah yang sedang diteliti.
Data primer ini diperoleh dari sumbernya secara langsung,
kemudian mengamati akhlak santri dan dicatat secara
langsung, seperti wawancara dengan pengasuh pondok,
ustadz, kyai, tokoh masyarakat dan santri, observasi di
lingkungan pondok pesantren Al-Ittihad seperti; asrama,
kamar mandi, aula, serta sarana prasarana (meja ustadz,
meja santri, papan tulis), dan dokumentasi data tentang
29
kegiatan pembelajaran yang ada di pondok misalnya;
jadwal pelajaran, jadwal piket santri, jadwal kegiatan
dhiba‟an.
2. Data Skunder
Data ini sebagai tambahan. Yang kemudian
diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti dari sumber-
sumber yang ada dan berkaitan. Data ini bersumber dari
luar pondok penelitian yaitu komite dan tokoh Masyarakat,
dan pihak yang ada disekitar pondok.
Dari kedua jenis data tersebut. Peneliti berharap dapat
mendiskripsikan secara menyeluruh bagaimana implementasi
pendidikan akhlakul karimah di pondok pesanteren Al-Ittihad
Semowo kecamatan Pabelan kabupaten Semarang tahun 2020.
D. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data pada skripsi ini yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan cara untuk mengumpulkan data
dengan mengadakan tatap muka secara lansung antara orang
yang menjadi sumber data atau objek penelitian (Siyono, 2006:
32). Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang
tidak dapat diperoleh melalui observasi atau kuisioner, karena
tidak semua data dapat diperoleh melalui observasi (J.R. Raco,
2010: 116).
30
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan cara
mewawancarai pihak yang berkaitan proses implementasi
pendidikan akhlakul karimah di pondok pesanteren Al-Ittihad
Semowo.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.
Kegiatan tersebut berkaitan dengan kondisi yang akan diamati.
Observasi dapat dilakukan secara partisipatif. Dalam observasi
partisipatif berarti peneliti ikut serta dalam kegiatan yang
sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta. dan perlu di
ketahui jika penelitian non partisipatif berarti “peneliti tidak
ikut serta dalam kegiatan penelitian” dan dia hanya berperan
mengamati kegiatan (Syaodih, 2013: 220).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
observasi yang non partisipatif artinya peneliti tidak langsung
ikut serta dalam kegiatan pemebelajaran akan tetapi hadir dalam
suatu ruangan yang sudah ditentukan oleh pengasuh pondok
dari pondok pesanteren Al-Ittihad Semowo untuk melakukan
pengamatan terutama dalam pembelajaran di pondok baik yang
berlangsung maupun yang ada diluar jam pembelajaran pondok
sehingga diperolehlah data yang peneliti butuhkan.
31
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen,
baik dokumen tertulis, gambar, maupun elektronik. Dokumen
tersebut dipilih sesuai dengan tujuan dan fokus masalah
(Syaodih, 2013: 221-222).
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan teknik
wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif, penelitian
ini, menggunakan teknik dokumentasi untuk melengkapi data
yang diperoleh juga sebagai fakta yang tersimpan. Teknik ini
digunakan untuk mengumpulkan data-data mengenai daftar
profil pondok, nama pengasuh dan Ustadz-Ustadzah, nama
santri, serta sarana prasarana yang digunakan untuk
mengimplementasikan pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesanteren Al-Ittihad Semowo.
E. Analisis Data
Analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis
untuk mencari, menemukan, menyusun transkip wawancara,
catatan-catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya yang telah
dikumpulkan peneliti dengan teknik-teknik pengumpulan data
lainnya (Arifin, 2012: 171-172).
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data
interaktif (interaktif model) terdiri dari tiga alur kegiatan yang
32
terjadi secara bersama, yaitu: pertama, Reduksi data, kedua,
Penyajian data, ketiga, penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Pembagian kegiatan alur tersebut dapat dilihat dalam uraian sebagai
berikut:
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dilapangan dicatat secara teliti dan
ringkas. Seperti telah dikemukakan bahwa semakin banyak
peneliti kelapangan maka semakin banyak pula data yang
diperoleh dan rumit. Untuk itulah harus dilakukan analisis data
melalui reduksi data. Dalam proses ini, peneliti akan
merangkum data yang telah diperoleh, memilih hal-hal yang
diperlukan sebagai tulisan terkait data yang akan di masukkan
dalam skripsi.
2. Penyajian Data
Setelah data reduksi, maka selanjutnya adalah menyajikan
data. Dalam penelittian kualitatif ini, penyajian data dapat
disajikan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anatar
kategori, flowchart, dan sejenisnya. Yang sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif semacam ini
berupa teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data,
maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi,
merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut (Sugiyono, 2008: 247-249).
33
Data yang akan disajikan dalam penelitian adalah data yang
sebelumnya sudah dianalisis, tetapi analisis yang dilakukan
masih berupa catatan untuk kepentingan peneliti sebelum
disusun dalam sebuah laporan.
3. Penarikan Kesimpulan
Langkah terakhir yaitu penerikan kesimpulan dan verifikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara
dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
serta mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan
yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Pada langkah ini peneliti menyusun secara sistematis data
yang sudah disajikan, selanjutnya berusaha menarik kesimpulan
terhadap data-data yang diperoleh sesuai fokus penelitian.
Dalam tahap ini di harapkan dapat menjawab masalah yang
telah dirumuskan dalam fokus penelitian yang sudah ditetapkan.
Sejak pengumpulan data peneliti berusaha mencari makna atau
arti dari simbol-simbol, mencatat, keteraturan pola-pola,
penjelasan-penjelasan, dan alur sebab akibat yang terjadi
kemudian menarik kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan
terakhir diharapkan setelah diperoleh pengumpulan data selesai.
34
F. Pengecekan Keabsahan Data
Pada penelitian ini, peneliti berusaha untuk memperoleh
keabsahan data temuan. Teknik yang digunakan untuk menguji
keabsahan temuan ini adalah teknik trianggulasi. Menurut Idrus
(2009: 45) teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang menggunakan bantuan sesuatu lain.
Untuk memeriksa keabsahan data, menurut Danzin (dalam
Moleong, 2011: 330-331) membedakan ada empat macam
trianggulasi yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi metode,
trianggulasi penyidik dan trianggulasi teori. Dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan dua teknik, yaitu trianggulasi sumber dan
trianggulasi metode.
kedua metode trianggulasi tersebut yaitu:
Pertama, yaitu peneliti menggunakan trianggulasi sumber data.
Trianggulasi sumber data merupakan teknik menggali kebenaran
informasi tertentu dengan cara membandingkan data hasil
wawancara antar narasumber terkait dan membandingkan data
hasil dokumentasi antar dokumen yang diperoleh. Misalnya dengan
melakukan wawancara kepada Ustadz dan lingkup pondok terkait
implementasi pendidikan akhlakul karimah.
Kedua, menggunakan trianggulasi metode. Metode ini di
gunakan oleh peneliti untuk memeriksa dan menetapkan validitas
35
dengan menganalisa dari beberapa metode yang berupa wawancara,
observasi, dan dokumentasi.
36
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat Berdirinya Pondok Pesantren Al-Ittihad
Semowo
Pondok pesantren Al-Ittihad Semowo berdiri pada tahun
1930 dengan pendiri Simbah K.H. Fadhil dan putra beliau yaitu
K.H. Nur Salim kemudian dilanjutkan putranya yang bernama
K.H Busro Nur Salim. Memiliki kapasitas lahan kurang lebih
800m2. Lahan ini terletak di Desa Semowo, kecamatan Pabelan,
kabupaten Semarang. Pondok pesantren ini diberi nama Al-
Ittihad dan yang member nama adalah K.H. Busro Nur Salim.
Pondok pesantren ini berdiri dari dana swadaya masyarakat.
Pondok pesantren ini didirikan dengan tujuan supaya
masyarakat Desa bersatu padu karena dahulu mayarakat tidak
bisa damai serta lebih utama adalah mengembangkan agama
Allah. Al-Ittihad adalah lembaga non formal tertua di
kecamatan Pabelan kabupaten Semarang. Kemudian setelah
K.H. Busro Nur Salim wafat di teruskan putranya bernama
K.H. Nurul Yaqin dan beliau yang meneruskan pondok
pesantren hingga akhir hayatnya yang meninggal pada tahun
2019.
37
Santri Pondok pesantren Al-Ittihad berasal dari berbagai
tempat, baik dari Semowo sendiri maupun dari luar daerah
seperti: Porwodadi, Boyolali, Magelang, Kudus, Indramayu.
2. Visi dan Misi Pondok Pesantren Al-Ittihad
Adapun visi dan misi pondok pesantren Al-Ittihad , yaitu:
Visi:
Menjadi lembaga Islam yang menyiapkan generasi muslim
yang bertaqwa, berakhlak mulia, amanah, unggul dan
menghasilkan lulusan yang mempunyai keterampilan, produktif
dan kompetitif.
Misi:
a. Melaksanakan pendidikan dengan konsep ke Islaman
dengan menjunjung tinggi asas kebhinekaan
b. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul
dan mengupayakan sistem pendidikan yang Islami.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas santri
d. Meningkatkan prestasi santri dalam bidang akademik dan
non akademik
e. Mencetak santri yang siap terjun dalam kehidupan
masyarakat
f. Mencetak santri yang mempunyai skill yang berguna bagi
santri, terutama pada bidang pertanian, perikanan, dan
peternakan.
38
3. Letak Geografis Pondok Pesantren Al-Ittihad
Pondok pesantren Al-Ittihad terletak di jalan Raya Semowo,
kecamatan Pabelan, kabupaten Semarang. memiliki satu
wilayah pondok pesantren. Letak geografis adalah sebagai
berikut:
a. Kondisi Pondok Pesantren
1) Luas Tanah : 800m2
2) Luas bangunan : ±170 m2
b. Letak geografis pondok pesantren Al-Ittihad
1) Batas bagian barat : sawah dan kebun
2) Bagian utara : Masjid Al-Ittihad
3) Batas bagian timur : MTS Al-Ittihad
4) Batasan bagian selatan : Panti Asuhan
4. Profil Pondok Pesantren Al-Ittihad
a. Nama : Al-Ittihad Semowo
b. NSPP : 311203220186
c. Nama Pengasuh : Fatkur Rohman
d. Alamat : Desa Semowo Kec. Pabelan, Kab.
Semarang
e. Kel/Desa : Semowo
f. Kecamatan : Pabelan
g. Kota : Semarang
h. Provinsi : Jawa Tengah
39
i. Status : Pondok Pesantren
j. Jumlah santri : 101
k. Tenaga : 22
5. Keadaan Ustadz dan Santri
a. Ustadz dan ustadzah
Pondok pesantren Al-Ittihad diampu oleh 22 ustadz dan
Ustadzah baik itu berasal dari pengasuh maupun pengurus
yang di beri amanat untuk mengajar dengan rincian sebagai
berikut:
Tablel 4.1 daftar Nama Asatidz asatidzah ponpes Al-Ittihad
No Nama Keterangan Asal
1. Masyjkuri Ustadz
2. M. Qomarul Huda Kepala Madin
3. Swandi Ustadz
4. M. Nasihul Ummah Al-Hafidz Ustadz
5. Khoiruddin Ustadz
6. Hisomudin Ustadz
7. Abdul Majid Ustadz
8. Fatkur Rohman Ustadz
9. Sugiyatno Ustadz
10. Ahad Baidhawi Ustadz
11. Ahmad Nadhir Ustadz
40
12. Fathul Amin Ustadz
13. Abdul Majid Asy‟ari Ustadz
14. Nasihin Tamami Ustadz
15. Dedy pramono Ustadz
16. M. Maghfur Ustadz
17. A. Husni Mubarok Ustadz
18. Fuadatun Nadhifah Ustadzah
19. M. Okto Rahmanto Ustadz
20. Ahmad Rifai Ustadz
21. Anang Zaki Yusuf Ustadz
22. Indana Ustadzah
b. Santri
Jumlah santri di pondok pesantren Al-Ittihad 2020 ada 101
santri putra dan putri. Adapun jumlah santri putra 40 dan
putri 61, para santri ada yang menetap di pondok.
Adapun keadaan dan jumlah santri pondok pesantren Al-
Ittihad tahun 2020 adalah sebagai berikut:
1) Santri
Table 4.2 daftar nama santri putra ponpes Al-Ittihad
No Jenis kelamin Jumlah santri
1. Laki-laki 1
41
2. Laki-laki 3
3. Laki-laki 2
4. Laki-laki 4
5. Laki-laki 5
6. Laki-laki 7
7. Laki-laki 4
8. Laki-laki 6
9. Laki-laki 4
10. Laki-laki 4
Total 40
2) Santri Putri
Table 4.3 daftar Santri Putri ponpes Al-Ittihad
No Jenis kelamin Jumlah Santri
1. Perempuan 9
2. Perempuan 8
3. Perempuan 5
4. Perempuan 7
5. Perempuan 6
6. Perempuan 9
7. Permepuan 8
8. Perempuan 9
42
Total 61
6. Struktur Organisasi Pengurus Pondok Pesantren Al-Ittihad
Setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi, karena
sangat penting dan dibutuhkan agar keterlibatan dan kerapian
organisasi dapat terorganisasi dengan baik. Adapun struktur
organisasi pondok pesantren Al-Ittihad tahun 2020 adalah
sebagai berikut:
a. Santri putra
Pengasuh : Fatkur Rohman
Pembina : Suwandi
Ketua : M. Qomarul Huda
Wakil ketua : Khaeruddin
Sekretaris:
1. Sugiyatno
2. Fatkhul Amin
Bendahara:
1. Hamidi
2. Dedy Pramono
b. Santri Putri
Pengasuh : M. Nasihul Ummah
Pembina : Ahmad Nadhir
Ketua : M. Magfur
43
Wakil ketua : Ahmad Rifai
Sekretaris : Indana
Bendahara :
1. Nasihin Tammami
2. Dedy Pramono
7. Program Pengajaran Pondok Pesantren Al-Ittihad Semowo
Program pendidikan yang ditetapkan di pondok Al-Ittihad
Semowo adalah sebagai berikut:
a. Pendidikan pondok
Seperti halnya pondok pesantren yang lain, pondok
pesatren Al-Ittihad Semowo melaksanakan kegiatan belajar
mengajar dari berbagai ilmu, akan tetapi waktunya sangat
terbatas sekali, kegiatan belajar mengajar dilaksanakan
ba‟da maghrib, ba‟da „isyak dan ba‟da subuh saja, karena
disiang hari kebanyakan dari santri melakukan kegiatan
perkuliahan atau sekolah karena mereka juga belajar
didalamnya.
44
b. Kegiatan santri
1) Harian
Table 4.4 jadwal kegiatan harian ponpes Al-Ittihad
No waktu Kegiatan
1 Subuh Jama‟ah subuh
2 Ba‟da subuh Kitab Jawahirul Bukhori
3 Sesudah subuh Kitab Tafsir Jalalain
4 06.00 Piket pagi
5 07.00-8.00 Aktifitas sekolah
6 Maghrib Shalat Maghrib
berjama‟ah
7 Ba‟da Maghrib Sorongan Al-Qur‟an
45
8 Isya‟ Isya‟berjamaah
9 Ba‟da Isya‟ Jurumiyah, ta‟lim
muta‟alim, arbain,
nawawi, safinah,
shorof
10 03.00-4.00 Ta‟lim Muta‟alim
alfiyah Bulughul
Marom ,Alfiyah
Taqrib.
11 04.00-5.45 Bulughul Murom
12 21.00-selesai Nashitul ibad,
Kholasoh
13 22.00-23.00 Kitab Durotun
Nasikhin
14 24.00-selesai Istirahat
46
8. Ekstra Kurikuler
Kegiatan ektra kurikuler merupakan kegitan pengembangan
bakat, minat serta potensi para santri seperti:
Table 4.5 Jadwal Ekstra Kulikuler
No Ekstra hari
1. Olah Raga Minggu
2. Seni Dakwah Senin
3. Wira Usaha Rabu
4. Pertanian Jum‟at
5. Peternakan Sabtu
9. Sarana Prasarana Pondok Pesantren Al-Ittihad Semowo
Dalam upaya untuk menunjang pendidikan di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo, di perlukan sarana dan prasarana
yang memadai serta pemanfaatan secara optimal. Adapun
sarana dan prasarana yang dimiliki oleh pondok pesantren Al-
Ittihad antara lain:
Tabel 4.6 Daftar sarana dan prasarana ponpes Al-ittihad
No Nama Barang Jumlah
1. Asrama Putra 5 kamar
2. Asrama Putri 8 kamar
3. Dapur 2 ruang
47
4. Kompor Gas 2 unit
5. Aula 2 ruang
6. Meja 2 unit
7. Perpustakaan 1 ruang
8 Kamar Mandi 2 kamar
9. Kamar Mandi Putri 3 Kamar
10. Sound system 1 unit
11. Papan Tulis 6 unit
10. Gambaran Informan
a. Fatkur Rohman (FR) adalah Pengasuh pondok
b. M. Nasihul Ummah (NU) adalah Pengasuh pondok
c. Suwandi (SW) adalah Ustadz
d. Sugiyatno (SG) adalah Ustadz
e. Hisomuddin (HD) adalah Ustadz
f. Fathul amin (FA) adalah Ustadz
g. M. Maghfur (MF) adalah Ustadz
h. Khaeruddin (KR) adalah Ustadz
i. Ahmad Rifai (RF) adalah Ustadz
j. Fuadatun Nadhifah (FN) adalah Ustadzah
k. Ahmad Nadhir (AN) adalah Ustadz
l. Bani Ermawan (BE) adalah Santri putra
m. Aziz Kurniawan (AK) adalah Santri putra
48
B. Temuan Penelitian
Sesuai dengan hasil observasi, wawancara, serta dokumentasi,
di lokasi penelitian yaitu di pondok pesantren Al-Ittihad Semowo,
peneliti mendapatkan beberapa hal diantaranya:
1. Implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo
Di pondok pesantren Al-ittihad Semowo merupakan pondok
yang mampu menerapkan pendidikan akhlakul karimah pada
santri. Dengan dukungan kyai, dewan asatidz, pengurus, santri
mampu mengikuti dan melaksanakan pemeblajaran yang ada di
pondok pesantren, sesuai dengan kurikulum yang dibuat oleh
kyai. Adapun tujuan pendidikan akhlakul karimah yang
disampaikan oleh (FR) selaku pengasuh pondok pesantren
berikut data yang penulis dapatkan dari apa yang diketahui
mengenai implementasi pendidikan akhlakul karimah sebagai
berikut:
“tujuannya ya untuk mempersiapkan tokoh-tokoh pimpinan
yang akan datang, mempersiapkan kaderisasi pimpinan yang
berakhlakul karimah”(FR, 21 April 2020, pukul 9:00 di
Pondok)
Menurut pengurus (SW) selaku ustadz mengatakan bahwa
tujuan pendidikan akhlakul karimah untuk membentuk akhlak
seseorang. Berikut hasil wawancara yang penulis dapatkan dari
Sw:
“ya tujuannya pembelajaran pendidikan akhlakul karimah
di pondok pesantren ini untuk membentuk akhlak santri agar
49
lebih baik dan mempunyai akhlakul karimah”(SW, 21 April
2020, pukul 9:55, di Pondok)
Kemudian menurut pengurus FR mengenai tujuan adanya
pembelajaran akhlakul karimah di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo dari hasil wawancara sebagai berikut:
“yang paling utama tujuannya yaitu diharapkan menjadi
santri yang beriman, bertaqwa, dan berikhsan sesuai dengan
nilai-nilai aqidah ahlussunnah al jamaah ahnadiyah (NU), dan
di harapkan lagi dengan menerapkan akhlakul karimah itu bisa
hidup di tengah-tengah masyarakat, mampu berguna bagi
masyarakat, nusa, bangsa, dan agama”(FR, selasa 21 April
2020 pukul 10:02, di Pondok)
Menurut pengurus SG tentang tujuan pemebelajaran
pendidikan akhlakul karimah di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo dari hasil wawancara sebagai berikut:
“tujuannya yang pasti yang pertama membentuk akhlakul
karimah, agar menjadi generasi muda yang bermoral, beradap,
dan generasi yang intelek”(SG, selasa 21April 2020 pukul
10:12, di Aula)
Di pondok pesantren Al-Ittihad Semowo pendidikan
akhlakulkarimah masih diterapkan dalam mengaji, dengan
cara mempelajari kitab-kitab yang di ajarkan secara tidak
langsung akhlakul karimah santri akan terbentuk. Dalam
pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah di pondok kyai
FR dalam wawancaranya sebagai berikut:
“pelaksanaan cukup bagus dan tidak ada halangan
dalam pembelajaran”(FR, rabu 23 April 2020, pukul 03:05,
di Aula)
Begitu juga yang disampaikan oleh para ustadz
mengenai pelaksanaan metode pembelajaran yang
diterapkan di pondok dari hasil wawancara sebagai berikut:
50
Ustadz SG mengatakan sebagai berikut:
“pelaksanaan disini mengacu pada pembelajaran
salaf yaitu ada bandongan, sorogan, muhafadzoh,
musyawaroh, dan praktik pembelajaran”(SG, rabu 23 April
2020, pukul 03:45, di aula)
Ustadz MF mengatakan sebagai berikut:
“dengan model sorogan yaitu ustadz membacakan,
menerjemahkan dan menjelaskansedangkan santri
mendengarkan, menulis, memahami, sampai menghafalkan
juga”(MF, sabtu 26 April 2020, pukul 19:25 di masjid)
Ustadz HD mengatakan sebagai berikut:
“jadi pelaksanaan dari metode misalnya bandongan
seperti disekolah-sekolah umum, ustadz membacakan kitab
sementara santri menyimak dan menulis maknanya yang
sudah dibacakan sedangkan musyawarah ini dilakukan
semua santri dikelas dan salah satu santri memimpin
jalannya musyawarah membahas kitab-kitab kalau disini
tentang akhlak”(HD, sabtu 26 April 2020, pukul 03: 50 di
Aula)
Dalam pelaksanaan metode disini para ustadz
mengajarkan pembelajarkan dengan sistem salafiyah yang
masih menggunakan kitab-kitab tradisional dan
pembelajaran berjalan dengan lancar.
Dari beberapa pengurus dan santri juga
menyampaikan bagaimana pelaksanaan kegiatan dan
pembelajaran yang ada di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo dari hasil wawancara sebagai berikut:
Menurut pengurus FR mengatakan sebagai berikut:
“pelaksanaan berjalan dengan efektif, tetapi jika
santri tidak mengikuti pembelajaran dan kegiatan mereka
mempunyai kegiatan di luar pondok”(FR, sabtu 26 April
202, pukul 04:00di Aula)
Kang FA mengatakan sebagai berikut:
51
“pemebelajaran di pondok itu pengkajian kitab-
kitab salafi, yang sudah direstui kyai karena tidak semua
kitab diperbolehkan untuk diajarkan ya kitab-kitab yang
bermahzab syafi‟i” (FA, sabtu 26 April 2020, pukul 04:10
di Aula)
Tentang pelaksanaan pembelajaran di Pondok
Pesantren Al-Ittihad ustadz SG mengatakan sebagai berikut:
“pelaksanaan pembelajaran di pondok pesantren
tentunya terpusat kepada kyai apapun yang dilakukan
pondok itu berdasarkan perintah kyai. Dan pelaksanaan
pembelajaran dirosah di pondok menggunakan
sistemsalafiyah apapun kitabnya menggunakan qowaid wa
tarjamah, ustadz membacakan sekaligus menjelaskan”(SG,
sabtu 26 April 2020, pukul 04:20 di masjid)
Menurut santri NS mengatakan sebagai berikut:
“pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan sangat
menyenangkan”(NS, minggu 27 April 2020, pukul 09:15 di
pondok)
Menurut santri BE mengatakan sebagai berikut:
“pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sangat
efektif”(BE, minggu 27 April 2020, pukul 09:20 di pondok)
Menurut santri AK sebagai berikut:
“pelaksanaan mengaji dan dirosah yang saya alami
terkadang kalau lelah tidak ngaji kalau masalah kegiatan
kitobiyah dan berjanji meskipun ngantuk tetap
melaksanakan”(AK, minggu 27 April 2020 pukul 10:12 di
pondok)
Untuk menyampaikan materi pembelajaran pada santri.
Seperti halnya yang ada di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo yang diterapkan. Dalam wawancara dengan
pengasuh pondok kyai FR menuturkan beberapa metode
pembelajaran yang diterapkan di pondok pesantren Al-
ittihad Semowo sebagai berikut:
52
“metode pendidikan disini berbasis salafiyah masih
menggunakan metode sorogan, bandongan, musyawarah,
hafalan, dan pembelajarannya menggunakan kitab-kitab
tradisional”(FR, senin 28 April 2020 pukul 08:10 di
pondok)
Tak jauh dari yang disampaikan Abah kyai dan asatidz,
pengurus juga mengatakan mengenai metode pendidikan
akhlakul karimah yaitu sebagai berikut: Ustadz SW sebagai
ustadz di pondok pesantren Al-Ittihad mengatakan metode
yang digunakan sebagai berikut:
“metode pembelajaran di Al-Ittihad Semowo ini
menggunakan sistem salafiyah yaitu dengan ngaji
bandongan yang digunakan kitab-kitab
salafussholikin”(SW, senin 28 April 2020 pukul 09:10 di
Aula)
Menurut pengurus SG juga menyampaikan metode yang
di gunakan di pondok yaitu sebagai berikut:
“metode yang digunakan disini sorogan, bandongan,
musyawarah, praktik ibadah, kilatan ramadhan disini
menggunakan sistem salafi”(SG, senin 28 April pukul 09:42
di Pondok)
Ada beberapa kegiatan dan pembelajaran yang
mendukung penerapan pendidikan akhlakul karimah.
wawancara dengan FA menyampaikan beberapa kegiatan
dan pembelajaran yang mendukung pendidikan akhlakul
karimah yaitu sebagai berikut:
“kegiatannya macam-macam ada dirosah, setoran kitab,
muhafadzoh, kitobah, ektra kurikuler, kemudian pelajaran yang
mendudkung yaitu mengaji kitab-kitabseperti wasoya,Ta‟lim
muta‟alim dan akhlakul banin”(FA, rabu 30 April 2020 pukul
10:05 di pondok)
53
Menurut ustadz MF juga mengatakan beberapa kegiatan dan
pembelajaran yang mendukung penerapan pendidikan akhlakul
karimah dari hasil wawancara sebagai berikut:
“ada banyak sekali kegiatan yaitu pengajian kitab
kuning,belajar bersama tentang nilai-nilai agama Islam
melalui kitab yang telah teruji ontentiknya dari zaman ke
zaman yaitu ngaji kitab kuning bersama kyai NU lalu ada lagi
kegiatan dirosah merupakan kegiatan belajar mengajar secara
non formal yang sama persis dilakukan di sekolah-sekolah
umum namun ini berlaku dalam lingkup nonformal. Ada lagi
kegiatan qiroatul qur‟an, qiroatil kutub, basailul masail
addaniyah, ekstra kulikuler meliputi rebana, tilawah.
Pembelajaran yang dapat membentuk pendidikan akhlakul
karimah yaitu tauhid, fikih, bahasa Arab, Al-Qur‟an, Hadist,
Adab”(MF, rabu 30 April 2020 pukul 11:00 di pondok)
Menurut SW sebagai pengurus juga menyampaikan
mengenai kegiatan dan pembelajaran pendidikan akhlakul
karimah dari hasil wawancara sebagai berikut:
“kegiatan yang ada di pondok pesantren Al-Ittihad yaitu
dirosah, kithobah, al-barjanji, dan ada bebrapa ekstra kulikuler
sedangkan pelajaran yang dapat membentuk pendidikan
akhlakul karimah yaitu kitab-kitab akhlak yaitu ta‟lim
muta‟alim, adab, akhlakul banin”(SW, rabu 30 April 2020
pukul 11:20 di pondok)
Beberapa santri juga menyampaikan kegiatan-kegiatan yang
ada di pondok pesantren Al-Ittihad Semowo dan tak kalah jauh
berbeda dari apa yang disampaikan pengurus di atas di
antaranya yaitu mengaji, ro‟an, ekstra kulikuler.
Dalam pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah yang
disampaikan kyai dan para dewan asatidz pastilah ada
tingkah laku atau respon dari santri. Dibawah ini beberapa
sikap santri dalam melaksanakan pendidikan akhlakul
54
karimah yang dituturkan oleh pengasuh pondok kyai FR
dari hasil wawancara sebagai berikut:
“sikap santri dalam pelaksanaan pendidikan akhlakul
karimah sangat optimis” (FR, selasa 05 Mei 2020 pukul
01:15 di rumah)
para dewan asatidz juga menyampaikan tentang sikap
santri dalam pelaksanan pendidikan akhlakul karimah.
Menurut ustadz KR mengenai sikap santri dri hasil
wawancara sebagai berikut:
“sikap santri dalam belajar dan kesehariannya selalu
sopan dan tawadhu‟, penghormatan oleh santri terhadap
ustadz atau kiyai itu sangat tinggi melebihi penghormatan
terhadap guru pada sekolah-sekolah umum. Aku pikir salah
satunya karena ustadz mengajar dengan ikhlas dan tidak
mendapatkan bayaran”(KR, selasa 05 Mei 2020 pukul
01:20 di Pondok)
Menurut ustadz HD mengatakan sikap santri ketika
pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“sikap santri disini antusias banget karena itu juga
merupakan niat dari rumah, nilainya untuk belajar dan
mengaji maka dari itu berlatih dengan sungguh-
sungguh”(HD, selasa 05 Mei 2020 pukul 02:5 di masjid)
Menurut ustadz FA mengatakan sikap santri dalam
pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah dari hasil
wawancara sebagai berikut:
“jadi ketika di ajar macam-macam sikapnya ada yang
senang juga ada yang dikelas tidur, rame sendiri banyak
yang seperti ini”(FA, selasa 05 Mei 2020 pukul 02:27 di
Aula)
55
2. Hambatatan dan Solusi Pendidikan Akhlakul Karimah di
Pondok Al-Ittihad Semowo
Pendidikan pasti ada hambatan yang dialami dalam proses
pemebelajaran, setiap hambatan yang dilalui pasti ada jalan
keluar atau solusi untuk mengatasinya. Dalam pemebelajaran
pendidikan akhlakul kariamah di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan, seperti
yang dituturkan kyai SW dalam wawancara sebagai berikut:
“menurut saya tidak ada hambatan dalam melaksanakan
pendidikan akhlakul karimah di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo”(SW, selasa 05 Mei 2020 pukul 2:46 di Aula)
Hal serupa disampaikan oleh beberapa dewan asatidz,
pengurus dan para santri mengenai hambatan dan solusi dalam
pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah. Hambatan dalam
pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah karena karakter santri
berbeda-beda, seperti halnya yang dikatakan ustadz MF dari
hasil wawancara sebagai berikut:
“Hambatannya disini karena setiap santri itu berbeda-beda,
beda orang, beda wilayah, beda pendidikandulunya kesulitan
disini hambatannya pasti berbeda-beda juga, ada yang sudah
mengetahui ada yang belum mengetahui jadidisini dilatih
semua dari nol dan insya Allah dari nol itu terbentukakhalakul
karimah bagi santri”(MF, selasa 05 Mei 2020 pukul 03:00 di
Aula)
Menurut ustadz RF juga mengatakan solusi untuk mengatasi
hambatan dalam pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah di
pondok pesantren dari hasil wawancara sebagai berikut:
56
“Dalam solusinya disini untuk mengatasi hambatan atau
problem dengan mengajarkan santri tentang kesungguhan
dalam mempelajari sesuatu sedikit ataupun banyak
pemebelajaran pastilah nanti ada yang masuk dan ada yang
dipahami dansedikit demi sedikit seperti dalam pepatah lama
menjadi bukit”(RF, selasa 05 Mei 2020 pukul 03:15di Aula)
Terkait hamabatan implementasi pendidikan akhlakul
kaimah di pondok pesantren Al-Ittihad Semowo selanjutnya
menurut ustadz SG dari hasil wawancara sebagai berikut:
“hambatan yang saya alami yaitu dalam membentuk
akhlakul karimah dibutuhkan yang namanya disiplin kadang
santri tidak berangkat ngaji atau mungkin bolos karena pulang,
nonton bola, main PS, adanya HP, leptop, TV, yang membuat
santri tersibukkan, ini dampak yang paling besar terkikisnya
akhlakul karimah sebagai santri, kemudian para santri
membuang waktu dengan bermalas-malasan dan tidur”(SG,
rabu 06 Mei 2020 pukul 09:10 di rumah)
Menurut SG Solusi yang ditempuh yaitu dari wawancara
sebagai berikut:
“santri di tekan untuk aktif dalam kegiatan belajar, berjama‟ah
shalat, di ingatkan tujuan mondok itu apa, juga di perketat
keamananya supaya tidak bolos ngaji dan membatasi alat-alat
elektronik seperti HP, leptop, dan TV”(SG, rabu 06 Mei 2020.
Pukul 10: 13 di rumah)
Hambatan untuk pendidikan akhlakul karimah selanjutnya
yaitu pemaksimalan pembelajaran, peraturan pondok yang
belum di taati seperti yang di sampaikan ustadzah FN menurut
beliau dari hasil wawancara sebagai berikut:
“Hambatannya tidak ada pasal yang kuat yang mendukung
buat menjalankan aturan sehari-hari, kemudian saya merasa
57
kuwalahan dalam mebimbing santri karena akhlaknya yang
berbeda-beda”(FN, rabu 06 Mei 2020 pukul 10:15 di Masjid)
Kemudian FN memberikan solusi yaitu:
“Harus ada aturan tata tertib,serta dukungan dari semua yaitu
dewan asatidz, , dan juga wali santri”(FN, rabu 06 Mei 2020
pukul 10:18 di rumah)
Menurut AN dari hasil wawancara mengenai hambatan dan
solusi pendidikan akhlakul karimah sebagai berikut:
“Hambatannya peraturan yang belum mengikat, kesadaran
santri untuk aktif mengikuti kegiatan, faktor motivasi dari
orang tua”(AN, rabu 06 Mei 2020 pukul 10:30 di Aula)
Kemudian solusinya disampaikan oleh AN selaku ustadz yaitu:
“solusinya untuk mengatasi yaitu memperbaiki peraturan, dan
peraturan kebijakan, pengawalan terhadap peraturan,
perhatian ektra kepada santri dan memberikan masukan serta
bimbingan untuk mengikuti kegiatan, perlunya pengawalan
orang tua terhadap anaknya”(AN, rabu 06 Mei 2020 pukul
10:35di Aula)
Di pondok pesantren Al-Ittihad kebanyakan hambatan yang
dihadapi para santri yaitu faktor dari luar seperti yang dikatakan
KR selaku ustadz dari hasil wawancara mengatakan sebagai
berikut:
“Hambatannya yaitu kalau Cuma melakukan bisa, tetapi jika
ada faktor dari luar kadang teman juga pergaulan”(KR, sabtu
09Mei 2020 pukul 1:23 di masjid)
KR selaku santri memberikan solusinya yang ditempuh
seharusnya yaitu:
58
“Mengusahakan menggunakan waktu sebaik-baiknya dan
mencari teman yang baik dan menjaga pergaulan dengan
teman”(KR, sabtu 09 Mei 2020 pukul 01:27 di masjid)
BE selaku santri mengatakan yaitu dari hasil wawancara
sebagai berikut:
“saya sekolah, ngaji, dan membatasi pergaulan”(BE, sabtu 09
Mei 2020 pukul 1:30 di Masjid).
3. ANALISIS DATA
1. Implementasi Pendidikan Akhlakul Karimah di Pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo
Implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo dilaksanakan dengan cara
ustadz mengenalkan kitab-kitab yang diajarkan dan
membina, membimbing santri, dengan aturan-aturan yang
sesui peraturan tata tertib yang ada di pondok. Serta
pengurus selama 24 jam mengawasi dan membimbing
kegiatan belajar mengajar santri dari mulai bangun tidur
sampai tidur lagi selama 24 jam kecuali hari libur.
Pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad terpusat kepada Kyai. Adapun yang
dilakukan pondok pesantren berdasarkan perintah Kyai.
Dan pelaksanaan pembelajaran di pondok menggunakan
sistem salafiyah. Adapun kitab nya menggunakan kitab
59
akhlakul Banin terjamah. Ustadz membacakan sekaligus
menjelaskan.
Pelaksanaan pendidikan akhakul karimah, adapun
kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung yaitu kegiatan,
dirosah, khitobah, dziba‟an, dan ektra kulikuler seperti: seni
dakwah dan lain-lain. Selain itu juga ada beberapa kitab
yang dapat membentuk akhlakul karimah yaitu Sulam
Taufiq, Sulam Munajat, Sulam Safinatun Najah dan lain-
lain
2. Hambatan dan Solusi Pendidikan Akhlakul Karimah di
Pondok Pesantren Al-Ittihad Semowo
a. Hamabatan
Berikut ini faktor penghambat dalam
melaksanakan pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo adalah:
1) Kurangnya Pengetahuan Santri
Hambatanya, karena setiap santri itu berbeda-
beda, beda orang, beda wilayah, beda pendidikan
maka hambatan pasti berbeda-beda juga, ada yang
sudah mengetahui, ada yang belum mengetahui, jadi
disini dilatih semua dari nol dan insya allah dari nol
itu terbentuk akhlakul karimah.
2) Pengaruh dari Teman-Teman Sekolah dari Luar
60
Hambatannya disini banyak sekali, apalagi di
pondokpesantren Al-Ittihad Semowo santrinya
banyak yang sekolah, sehingga mereka kebanyakan
sudah terpengaruh dari teman-teman sekolah yang
dari luar yang belum pernah mondok. Jadi ketika di
pondok di ajarkan tentang akhlak yang baik, nanti
bergaul dengan teman-teman disekolah sudah
terpengaruh akhlak-akhlak yang kurang baik,
akhirnya mereka dengan tidak sadar lupa dengan
akhlak yang sudah diajarkan di pondok. Misalnya
cara berpakaian, potong rambut, yang model-model
tidak karu-karuan seperti anak jalanan, dan memakai
pakaian celana pensil.
3) Santri Kurang Disiplin
Hambatan dalam membentuk akhlakul karimah
dibutuhkan yang namanya disiplin, tetapi banyak
santri yang kurang disiplin, kadang santri tidak
berangkat ngaji atau mungkin bolos karena pulang,
nonton bola, main ps, dan adanya hand phone,
leptop, TV, yang membuat santri tersibukkan, ini
dampak yang paling besar terkikisnya akhlakul
karimah. Kemudian para santri membuang waktu
dengan bermalas-malasan dan tidur.
61
4) Perbedaan karakter santri.
Santrinya sebagian dari lingkungan sekitar
pondok dan ada dari luar daerah seperti; Demak,
Magelang, Boyolali, Sumatra, dan lain-lain
b. Solusi
Berikut ini beberapa solusi hasil dari wawancara
untuk mengatasi penghambat dalam membentuk
pendidikan akhlakul karimah di pondok pesantren Al-
Ittihad Semowo sebagai berikut:
1) Mengajarkan Santri tentang Kesungguhan
Mengajarkan santri tentang kesungguhan dalam
mempelajari sesuatu, sedikit ataupun banyaknya
pembelajaran pastilah nanti ada yang masuk dan ada
yang di pahami dan sedikit demi sedikit.
2) Menerapkan Pendidikan Akhlak
Santri di pondok pesantren Al-Ittihad Semowo
mereka di ajarkan mengaji pelajaran-pelajaran yang
mampu dan dapat menerapkan akhlakul karimah
santri dengan mempelajari beberapa kitab yang
berisi tentang akhlak seperti: kitab Akhlakul Banin.
3) Mendidik Santri untuk lebih Disiplin
Santri di tekan untuk aktif dalam kegiatan
belajar, sholat berjam‟ah, mengingatkan tujuan
62
mondok itu apa, juga diperketat keamanannya
supaya tidak membolos ngaji.
4) Bergaul dengan Teman yang Baik
Pergaulan memanglah sangat di butuhkan oleh
seorang manusia siapapun (berbeda-beda), tetapi di
sini harus di perhatikan, dalam berteman harus
memilih-milih teman, karena teman sangat pengaruh
dalam tingkah laku, maka pilihlah teman yang baik
akhlaknya.
63
BAB V
PENUTUP
A. kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas,
penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1. Implementasi pendidikan Akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo
Implementasi pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad Semowo dilaksanakan dengan cara ustadz
mengenalkan kitab-kitab yang diajarkan dan membina,
membimbing santri, dengan aturan-aturan yang sesui peraturan
tata tertib yang ada di pondok. Serta pengurus selama 24 jam
mengawasi dan membimbing kegiatan belajar mengajar santri
dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi selama 24 jam kecuali
hari libur.
Pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah di pondok
pesantren Al-Ittihad terpusat kepada Kyai. Adapun yang
dilakukan pondok pesantren berdasarkan perintah Kyai. Dan
pelaksanaan pembelajaran di pondok menggunakan sistem
salafiyah. Adapun kitab nya menggunakan kitab akhlakul
Banin terjamah. Ustadz membacakan sekaligus menjelaskan.
64
Dalam pelaksanaan pendidikan akhakul karimah,
adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mendukung yaitu
kegiatan, dirosah, khitobah, dziba‟an, dan ektra kulikuler
seperti: seni dakwah dan lain-lain.
2. Hambatan dan solusi pendidikan akhlakul karimah di
pondok pesantren Al-Ittihad Semowo
a. Hambatan
Berikut ini faktor penghambat dalam melaksanakan
pendidikan akhlakul karimah di pondok pesantren Al-Ittihad
Semowo adalah:
1) Kurangnya pengetahuan santri
2) Pengaruh teman-teman dari luar
3) Santri kurang disiplin
4) Perbedaan karakter santri.
b. Solusi
Berikut ini beberapa solusi hasil dari wawancara untuk
mengatasi penghambat dalam membentuk pendidikan
akhlakul karimah di pondok pesantren Al-Ittihad Semowo
sebagai berikut:
1) Mengajarkan santri tentang kesungguhan
2) Menerapkan pendidikan akhlakul karimah
3) Mendidik santri untuk lebih disiplin
4) Bergaul dengan teman yang baik
65
B. Saran
Berdasarkan hasil yang diperoleh selama melakukan
penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka
penulis kemudian memberikan saran untuk mengatasi kendala yang
dihadapi dalam implementasi pendidikan akhlakul karimah sebagai
berikut:
1. Untuk lembaga pondok pesantren
a. Memperbanyak pembelajaran kitab tentang akhlak.
c. Menyiapkan absensi untuk mengaji dan kegiatan agar
terktrol dengan baik.
d. Ustadz aktif mengabsen santri
e. Meningkatkan pengetahuan dan tidak mudah bosan dalam
pembelajaran.
f. Dapat mengatur waktu pembelajaran secara maksimal agar
pemebalajaran berjalan optimal.
g. Memberikan sanksi bagi yang tidak tertib
h. Memberi teladan yang baik.
2. Untuk Santri
a. Bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu.
b. Dsiplin dalam menuntut ilmu khususnya di pesantren.
c. Bijaklah dalam memilih teman, pilihlah teman yang
berakhlak baik.
d. Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk belajar.
66
e. Bersikap disiplin dalam mengikuti ngaji dan melaksanakan
kegiatan-kegiatan pondok pesantren.
67
DAFTAR PUSTAKA
Agus, Wibowo. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ahmad. Abu dan Nur, Uhbiyati. 1991. Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Aqodri, Azizy. 2003. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta:
Ditpekapontren Ditjen Kelembagaan Agama Islam Departeman
Agama.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur suatu Penelitian suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Damayanti. 2007. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS
Pelangi Aksara.
Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Yogyakarta: Araska.
Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur‟an dan Terjemah. Bandung: PT
Sygma Examedia Arkanleema.
Derektorat Jendral Kelembagaan Agama Islam. 2003. Pondok Pesantren
dan Madrasah Diniyah dan Perkembangan. Jakarta: Depag RI..
Dhofier, Zamakhsyari. 1980. Tradisi Pesantren. LP3ES.
Gaffar, Fakri.Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS
Pelangi Aksara. 111
Hisbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kesuma, Dharma. 2011. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Posdakarya.
________. 2012b. Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Offset.
Mafruah. 2007. Moderisasi Pesantren. Jakarta: Balai Penelitian dan
Pengembangan Agama.
Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
68
Megaangi, Ratna. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS
Pelangi Aksara.
Moleong, J Lexy. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rasdakarya.
Mulyana, dedy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rasda Karya.
Munir. Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.
Muslich, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Nafi‟, Dian dkk. 2007. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT.
LKS Pelangi Aksara. 112
Sahertian, Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan
dalam Rangka Pengembangan Sumbar Daya Manusia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Siradj, Said Aqiel. 2009. Pondok Pesantren untuk Kemaslahatan Umat.
Nusantara: Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman dan Sosial (Lek
Dis).
Sudirman. 1989. Ilmu pendidikan. Bandung: Remadja Karya.
Sugiyono. 2009. Cetakan VIII. Metodologi Penelitian Kuantitatif
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Syafri, Ulil Amri. 2014. Pendidikan karakter berbasis Al-Qur‟an. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
http:// Triananurhidayati. Blogspot.in/ 2013/05/ Jenis-Jenis Pendidikan
Karakter. Html. (08.24). 15 April 2020
Lampiran 1
BIOGRAFI
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGASUH PONDOK
1. Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan akhlakul karimah?
2. Apakah tujuan pendidikan akhlakul karimah pada santri di Pondok
Pesantren
Al-Ittihad
3. Apa harapan pengasuh pada santri dalam pembelajaran akhlakul
karimah?
4. Bagaimana penerapan pendidikan akhlakul karimah pada santri di
Pondok
Pesantren Al-Ittihad ?
5. Bagaimana pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah pada santri di
Pondok
Pesantren Al-Ittihad?
6. Bagaimana sikap santri dalam melaksanakan pendidikan akhlakul
karimah di
Pondok Pesantren Al-Ittihad?
7. Bagaimana model pendidikan akhlakul karimah di Pondok Pesantren Al-
Ittihad?
8. Apa hambatan pengasuh dalam melaksanakan pendidikan akhlakul
karimah di
Pondok Pesantren Al-Ittihad?
9. Bagaimana solusi yang di tempuh untuk mengatasi hambatan atau
problem
dalam pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah pada santri di Pondok
Pesantren Al-Ittihad?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK DEWAN ASATIDZ
1. Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan akhlakul karimah?
2. Bagaimana sistem pendidikan akhlakul karimah pada santri di Pondok
Pesantren Al-Ittihad?
3. Bagaimana pelaksanaan / implementasi pendidikan akhlakul karimah
pada
santri di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
4. Metode pembelajaran apakah yang di terapkan di Pondok Pesantren Al-
Ittihad?
5. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran yang di terapkan di
Pondok
Pesantren Al-Ittihad?
6. Bagaimana proses pembelajaran pendidikan akhlakul karimah di Pondok
Pesantren Al-Ittihad?
7. Bagaimana sikap santri ketika mempelajari metode pembelajaran yang
di
ajarkan ustadz/ ustadzah?
8. Apakah hambatan ustadz/ ustadzah dalam membentuk akhlakul karimah
santri?
9. Bagaimana solusi yang di tempuh untuk mengatasi hambatan atau
problem
dalam pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah di Pondok Pesantren
Al-Ittihad?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PENGURUS
1. Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan akhlakul karimah?
2. Apa saja kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
3. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
4. Metode pembelajaran apa saja yang di gunakan dalam pembelajaran
pendidikan
akhlakul karimah di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
5. Apa saja tujuan pembelajaran pendidikan akhlakul karimah di Pondok
Pesantren Al-Ittihad?
6. Pembelajaran apa saja yang dapat membentuk akhlakul karimah pada
santri?
7. Bagaimana cara menanamkan pendidikan akhlakul karimah pada santri?
8. Apa hambatan dalam pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah pada
santri di
Pondok Pesantren Al-Ittihad?
9. Bagaimana solusi untuk mengatasi terhambatnya pelaksanaan
pendidikan
akhlakul karimah pada santri?
PEDOMAN WAWANCARA UNTUK SANTRI
1. Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan akhlakul karimah?
2. Bagaimana pendidikan akhlakul karimah menurut anda?
3. Apa tujuan anda menuntut ilmu di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
4. Bagaimana pelaksanaan kegiatan dan pembelajaran di Pondok Pesantren
Al-Ittihad?
5. Bagaimana pendidikan akhlakul karimah di Pondok Pesantren Al-
Ittihad?
6. Menurut kamu kegiatan apa saja yang mendukung pendidikan akhlakul
karimah?
7. Apa saja hambatan yang di alami dalam proses pembelajaran pendidikan
akhlakul karimah ?
8. Bagaimana solusi untuk mengatasi terhambatnya pelaksanaan
pendidikan
akhlakul karimah pada santri?
9. Apa yang kamu dapat setelah menempuh pendidikan di Pondok
Pesantren Al-
Ittihad?
Lampiran 3
HASIL WAWANCARA DARI PENGASUH PONDOK
Nama : Kyai. Fatkur Rohman
Usia : 35
Jabatan : Pengasuh Pondok Pesantren
Pendidikan terakhir : SI
Tempat wawancara : Rumah Abah Kyai
Hari/tanggal : Sabtu/ 04 Maret 2020
Waktu : 19: 40- selesai
Peneliti : Apa pendidikan akhlakul karimah itu bapak?
Narasumber : Pendidikan akhlakul karimah adalah membina
akhlakul karimah yang sesuai dengan rukun-rukun
Islam karimah yang sesuai dengan rukun-rukun Islam
Peneliti : Apakah tujuan pendidikan akhlakul karimah pada
santri di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Tujuannya ya untuk mempersiapkan tokoh-tokoh
pimpinan yang akan datang, mempersiapkan
kaderisasi pimpinan yang berakhlakul karimah
Peneliti : Apa harapan pengasuh pada santri dalam pembelajaran
akhlakul karimah?
Narasumber : Harapan pengasuh pondok dalam pendidikan akhlakul
karimah yaitu agar bisa andil dalam ilmu nafi‟ (ilmu
yang bermanfaat).
Peneliti : Bagaimana penerapan pendidikan akhlakul karimah
pada santri di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Penerapannya lewat pengajian-pengajian, bandongan,
musafahah, sorogan dan sistem pengajian macam-
macam, basailul masail dan praktik ibadah untuk
pendalamannya.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah
pada santri di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Pelaksanaannya cukup efektif dan tidak ada halangan
bagi saya.
Peneliti : Bagaimana sikap santri dalam melaksanakan
pendidikan akhlakul karimah di Pondok Pesantren Al-
Ittihad?
Narasumber : Sikap santri dalam pelaksanaan sangat optimis.
Peneliti : Bagaimana model pendidikan akhlakul karimah di
Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Metode pendidikan di sini berbasis salafiyah masih
menggunakan metode sorogan, bandongan,
musyawarah, hafalan, bathul masa‟il, praktik ibadah
dan pembelajarannya menggunakan kitab-kitab
tradisional
Peneliti : Apa hambatan pengasuh dalam melaksanakan
pendidikan akhlakul karimah di Pondok Pesantren Al-
Ittihad?
Narasumber : Menurut saya tidak ada hambatan dalam
melaksanakan pendidikan akhlakul karimah di Pondok
pesantren Al-Ittihad.
HASIL WAWANCARA DARI DEWAN ASATIDZ
Nama : Khoiruddin
Usia : 50
Jabatan : Ustadz
Pendidikan terakhir : SMA
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : Jum‟at/3 Maret 2020
Waktu : 20.44-selesai
Peneliti : Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan akhlakul
karimah?
Narasumber : Pendidikan akhlakul karimah itu banyak dari para ahli
yang mendefinisikan pendidikan akhlakul karimah
adalah pendidikan yang menekankankan pada akhlak
atau kepribadian siswa atau seseorang.
Peneliti : Bagaimana sistem pendidikan akhlakul karimah pada
santri di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Sistemnya ya berdasarkan pada kitab-kitab ulama‟ salaf
bukan pada buku-buku jaman sekarang tetapi
berdasarkan kitab-kitab jaman dahulu kitab-kitab yang
sudah di kembangkan para ulama‟, semisal kitab
taisirul akhlak atau lebih terkenal dengan talim
muta‟alim.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan / implementasi pendidikan
akhlakul karimah r pada santri di Pondok Pesantren Al-
Ittihad?
Narasumber : Penerapannya karena di pondok salah satunya setiap
santri diajibkan untuk mengikuti pengajian akhlak
selain itu juga diterapkan buat peraturan yang peraturan
tersebut lebih condong pada akhlak misalnya tentang
kedisiplinan.
Peneliti : Metode pembelajaran apakah yang di terapkan di
Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Metode pembelajaran di sini sistem salafiyah , dan yang
paling banyak di gunakan adalah sistem bandongan dan
musyawarah, kalau sorogan itu tergantung ustadznya .
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran yang di
terapkan di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Pelaksanaannya dari metode diatas misalnya bandongan
ustadz membacakan kitab sedangkan santri menyimak
sambil menulis maknanya yang sudah di bacakan oleh
ustad, sedangkan musyaarah dilakukan santri perkelas
dimana ketika musyawarah itu salah satu seorang santri
yang memimpin jalannya musyawarah membahas kitab-
kitab yang di sini tentang akhlak.
Peneliti : Bagaimana proses pembelajaran pendidikan akhlakul
karimah di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Proses dari pembelajaran mungkin setiap santri sedikit
demi sedikit menerapkan atau mengamalkan apa yang
sudah didapatkan ketika pembalajaran dikelas bersama
ustadz.
Penelitian : Bagaimana sikap santri ketika mempelajari metode
pembelajaran yang di ajarkan ustadz/ ustadzah?
Narasumber : Sikap santri ketika diajar macam-macam sikapnya ada
yang senang ada juga saat di kelas di ajar tidur ada juga
yang rame sendiri juga ada namanya juga orang banyak.
Peneliti : Apakah hambatan ustadz/ ustadzah dalam membentuk
akhlakul karimah santri?
Narasumber : Hambatannya disini banyak sekali apalagi di pondok
kami, karena santrinya banyak yang sekolah diluar
sehingga mereka itu kebanyakan sudah terpengaruh dari
teman-teman sekolah yang dari luar yang belum pernah
mondok jadi ketika di pondok di ajari tentang akhlak
yang baik nanti bergaul dengan teman-teman disekolah
sudah terpengaruh akhlak-akhlak yang kurang baik
akhirnya mereka dengan tidak sadar itu mereka lupa
sama akhlak yang sudah di ajarkan di pondok, misalnya
cara berpakaian, potong rambut yang model-model
tidak genah seperti anak jalanan, pakaiannya ya pakaian
pensil, jadi sulit untuk mengatasi seperti itu.
Peneliti : Bagaimana solusi yang di tempuh untuk mengatasi
hambatan atau problem dalam pelaksanaan pendidikan
akhlakul karimah di Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Solusinya ketika disini dikarang tina di bentuk
akhlaknya, dan ada kerjasama antara sekolah umum
dengan pesantren dan alangkah baiknya Mentri Agama
memperbanyak pelajaran akhlak di sekolah karena
sekarang ini pembelajaran akhlak di sekolahan
berkurang baik pelajaran Agama dan PKN, dan
sekarang di Indonesia krisis moral.
HASIL WAWANCARA DARI SANTRI
Nama : Aziz Kurniawan
Usia : 15
Jabatan : Santri
Pendidikan terakhir : SMA
Tempat wawancara : Masjid
Hari/tanggal : jum‟at/3 Maret 2020
Waktu : 19.30-selesai
Peneliti : Apa yang anda ketahui mengenai pendidikan akhlakul
karimah?
Narasumber : Pendidikan akhlak yaitu pembentukan akhlak seseorang
yang akan menjadikan seseorang itu baik atau tidaknya
tingkah laku.
Peneliti : Bagaimana pendidikan akhlakul karimah menurut anda?
Narasumber : Pendidikan akhlakulkarimah menurut saya untuk
membentuk akhlak yang ada dalam diri seseorang agar
menjadi lebih baik.
Peneliti : Apa tujuan anda menuntut ilmu di Pondok Pesantren
Al-Ittihad?
Narasumber : Tujuan saya mondok yaitu untuk mengetahui dasar-
dasar dalam agama islam dan untuk membentuk
akhlakul karimah.
Peneliti : Bagaimana pelaksanaan kegiatan dan pembelajaran di
Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Pelaksanaannya sangat menyenangkan.
Peneliti : Bagaimana pendidikan akhlakul karimah di Pondok
Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber : Pendidikan karakter di pondok pesantren Al-Ittihad
sangat bagus, di pondok di ajarkan agama yang baik
yang dapat membentuk akhlak yang bagus.
Peneliti : Menurut kamu kegiatan apa saja yang mendukung
pendidikan akhlakul karimah?
Narasumber : Kegiatan yang mendukung pendidikan akhlak yaitu
mengaji, ro‟an dll.
Peneliti : Apa saja hambatan yang di alami dalam proses
pembelajaran pendidikan akhlakul karimah?
Narasumber : Hambatan saya dalam proses pendidikan akhlak yaitu
uang, ada juga karena nyambi kerja.
Peneliti : Bagaimana solusi untuk mengatasi terhambatnya
pelaksanaan pendidikan akhlakul karimah pada santri?
Narasumber : Menyeimbangi antara ngaji dan kerja dan berusaha
mengatur waktu.
Peneliti : Apa yang kamu dapat setelah menempuh pendidikan di
Pondok Pesantren Al-Ittihad?
Narasumber :Yang saya dapatkan selama mondok yaitu ilmu
Lampiran 4
Lampiran 5
Lam piran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
DOKUMENTASI
Gamabar 1. Wawancara Dengan Pengasuh Pondok
Gambar 2. Wawancara Dengan Santri
Gambar 3. Masjid Al-Ittihad Semowo
Gambar 4. Wawancara Dengan Ustadz
Gambar 5. Ruang Aula
Gambar 6. Wawancara Dengan Ustadz
Gambar 7. Wawancara Dengan Ustadz
Gambar 8. Pengajaran Kitab
gambar 9.Wawancara Dengan Ustadz
Gamabar 10. Pembelajaran Santri
Gambar 11. Wawancara Dengan Ustadz
Gambar 12. Foto Santri
Gambar 13. Foto Dewan Asatid
Gamabr 14. Foto Dewan Asatid
Gambar 15. Foto Masjid Al-Ittihad
Gambar 16. Tempat Wudhu
Gambar 17. Serambi Masjid Al-Ittihad Semowo
Gambar 18. Sarana Prasarana
Gambar 19. Pembelajaran Kitab
Gambar 20. Dziba‟an Santri
Gambar 21. Dziba‟an Santri
Gambar 22. Wawancara Dengan Santri