implementasi kewajiban membayar zakat ...repository.uinjambi.ac.id/1596/1/skripsi indah dwi...1...
TRANSCRIPT
1
IMPLEMENTASI KEWAJIBAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI BAGI
PROFESIONAL KOTA JAMBI
SKRIPSI
INDAH DWI CAHYATI
NIM : EES 150684
PEMBIMBING :
Drs. H. Fathuddin Abdi, SM.Hk.,MM
Refky Fielnanda,S.E Sy.,M.E.I
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
2019
2
ii
3
iii
4
iii
5
MOTTO
عملكم ورسوله والمؤ منون وستردون إلىوقل اعملوا فسيرى الله
هادة فينبئكم بما كنتم تعملون عالم الغيب والشه
Artinya :Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan
yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan”.( Q.S At-Taubah [9]:105 )
v
6
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui pelaksanaan atau
implementasi zakat profesi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya di
Kantor Wilayah kementerian Agama Provinsi Jambi dan bagaimana pengelolaan
zakat profesi di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi. Untuk
menjawab penelitian ini , peneliti menggunakan pendekatan Kualitatif . jenis
penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa implementasi zakat profesi bagi pegawai ASN di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jambi telah dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang no 23 tahun 2011, dan sudah sesuai pula dengan Fatwa MUI dimana
seluruh pendapatan ASN yang sudah mencapai Nishab di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jambi dipotong 2,5 % dari gaji kotor.
Pendistribusian zakat sepenuhnya dilakukan oleh BAZNAS provinsi jambi,
sedangkan pengumpulan atau penghimpunan dilakukan oleh UPZ Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jambi.
Kata kunci : Zakat Profesi, ASN, UPZ
vi
7
ABSTRACT
This research is an effort to find out the implementation or implementation
of professional zakat for the State Civil Apparatus (ASN), especially in the
Regional Office of the Ministry of Religion of the Province of Jambi and how to
manage professional zakat in the Regional Office of the Ministry of Religion of
the Province of Jambi. To answer this research. Researchers used a qualitative
approach this type of research is a descriptive study. The results of this study
indicate that the implementation of professional zakat for ASN employees at the
Jambi Province Ministry of Religious Affairs Regional Office has been carried out
in accordance with law No. 23 of 2011, and is in accordance with the MUI Fatwa
where all ASN revenues that have reached Nishab at the Ministry of Religious
Affairs Regional Office Jambi Province was cut 2.5% of gross salary. Distribution
of zakat is fully carried out by the BAZNAS of Jambi Province, while the
collection or collection is carried out by the UPZ Regional Office of the Ministry
of Religion of the Province of Jambi.
Keywords: Professional Zakat, ASN, UPZ
vii
8
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum, Wr,Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan dan
merampungkan penulisan skripsi ini yang berjudul : : “Implementasi Kewajiban
Membayar Zakat Profesi Bagi Profesional Kota Jambi”
Kemudian tidak luput pula penulis haturkan sholawat teriring salam
kepada Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah memberikan kita petunjuk
dalam alam kebodohan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita
rasakan pada saat sekarang ini, terang bukan karna lampu yang menyinari dan
bukan pula karna bulan dan matahari akan tetapi terangnya karna ilmu
pengetahuan serta keimanan dan Islam.
Dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini, Penulis banyak mendapatkan
masukan dan arahan terutama dari pembimbing Bapak Drs.H.Fathuddin Abdi
SM.Hk.,M.M
selaku pembimbing I dan bapak Refky Fielnanda S.ESy.,M.E.I selaku
pembimbing II. Penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya
kepada yang terhormat :
1. Bapak Dr. H Su’aidi Asy’ari MA, Ph. D Selaku Rektor UIN STS Jambi
2. Bapak Dr. Subhan, M. Ag Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi serta Wakil Dekan I, II dan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi .
viii
9
3. Bapak Sucipto, S. Ag, M. Ag dan Ibu Gwi Awal Habibah, SE.ME.Sy Selaku
Ketua dan Sekretaris Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Drs.H.Fathuddin Abdi SM.Hk.,M.M selaku Pembimbing I yang telah
memberikan saran perbaikan dalam penulisan Skripsi ini, Membimbing serta
memberi semangat kepada penulis.
5. Bapak Refky Fielnanda S.ESy.,M.E.I selaku Pembimbing II yang telah
memberikan masukan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini.
6. Bapak / Ibu Dosen, Karyawan dan Karyawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
7. bapak Ahmad Lutfi S.Pd.I dan bapak Aries Sepda M.Ag., M.Pd serta Bapak
H.A Rahman Sayuti S.Ag, MH selaku Pemberdaya Zakat di Kanwil Kemenag
Provinsi Jambi yang sudah sangat membantu dalam penelitian ini dan bersedia
untuk di wawancarai
8. Ayahanda dan Ibunda yang telah membimbing dan mendidik penulis sejak
kecil, demi terwujudnya cita-cita penulis dan mudah-mudahan Allah SWT
memberikan ampunan atas dosanya serta kesehatan jasmani dan rohani,
panjang umur dan selalu disayangi kepada Keduanya.
9. Kakak Ayu Aprilia yang selalu memberikan apa yang adik-adiknya butuhkan.
Dan adik satu-satunya Achmad bagus tri septio yang selalu menghibur dikala
sedang membutuhkannya
10. Kepada sepupu- sepupuku, Datuk paman dan bibi seluruh keluarga besar yang
selalu memberi semangat dan doanya.
ix
10
11. Kepada Welly Eprialdo yang selalu setia menemani berjuang dari awal hingga
akhir dan terus memberi semangat dan menjadi pendengar yang baik.
12. Kepada sahabatku Kristantowi, Nurliza, lilis Fitriyani, Fitroh Nurahmatulaeli,
jamaluddin , zainal muttakin, zulfikar dan sahabat seperjuangan Muzakir
Abid, Windriyani, Pangestu juliyani, elsa tiara ardianti dan seluruh teman
lokal C serta pihak telah banyak membantu baik moril maupun material
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua
pihak demi kesempurnaan skripsi ini untuk edisi yang akan datang. Dengan
adanya skripsi ini kiranya dapat memotivasi kepada diri penulis pribadi
khususnya dan para pembaca pada umumnya untuk membuat karya ilmiah
dimasa yang akan datang.
Sepenuhnya hanya dapat memanjatkan Do’a yang sebanyak-banyaknya
kepada kehadirat Allah SWT, semoga jasa-jasa itu menjadi ‘amal sholeh bagi
mereka semuanya dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Demikian semoga Allah SWT senantiasa memberi hidayah-Nya kepada kita
semua. Amiin
Jambi, 6 oktober 2019
Penulis
INDAH DWI CAHYATI
NIM.EES150684
x
11
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ...................... ii
NOTA DINAS ................................................................................. iii
MOTTO............................................................................................ iv
PERSEMBAHAN ........................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ........................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 12
C. Tujuan Penelitian ................................................................. 13
D. Manfaat Penelitian ............................................................... 13
E. Batasan Masalah................................................................... 13
F. Kerangka Teori..................................................................... 14
G. Tinjauan Pustaka .................................................................. 35
BAB II METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian .......................................................... 39
B. Lokasi Penelitian .................................................................. 39
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 39
D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................. 40
E. Teknik Analisis Data ............................................................ 41
F. Sistematika Penulisan........................................................... 42
xi
12
BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN
A. Sejarah dan Letak Geografis Kanwil Kemenag Provinsi Jambi
.............................................................................................. 43
B. Visi, Misi, Kanwil Kemenag Provinsi Jambi ...................... 47
C. Gambaran Umum UPZ Kanwil Kemenag Provinsi Jambi .. 49
D. Struktur Orgaisasi Kanwil Kemenag Provinsi Jambi........... 51
E. Penyaluran Zakat Profesi Kanwil Kemenag Provinsi Jambi 52
F. Pertanyaan wawancara di Kanwil Kemenag Provinsi Jambi…….. 53
BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Implementasi pembayaran Zakat Profesi ............................. 54
B. Analisa Pola Pengelolaan dan penyaluran Zakat Profesi ..... 58
C. Analisa dampak dan kendala pengelolaan zakat........................... 58
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 62
B. Saran.................................................................................... 63
C. penutup ................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................... 65
LAMPIRAN-LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
x
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Islam adalah agama yang tidak hanya berisi tentang doktrin-doktrin
ketuhanan yang diwujudkan dalam ritual-ritual keagamaan seperti shalat, puasa
dan lain sebagainya. Islam juga agama yang sangat peduli terhadap persoalan
kemanusiaan baik berupa interaksi antar manusia maupun kepedulian terhadap
sesama seperti fakir miskin. Bukti kongkritnya adalah adanya kewajiban
membayar zakat.
Zakat adalah sebagai sistem sosial ekonomi, memiliki aspek sistem
tersendiri pada masa kejayaan Islam. Zakat sebagai sebuah elemen dalam dimensi
perekonomian telah memainkan peranan penting dalam membentuk aspek sistem
dalam struktur perekonomian. Sebuah sistem aspek inilah yang telah digambarkan
dengan tinta sejarah peradaban Islam mulai dari khalifah Abu Bakar yang telah
memberikan aturan pelaksanaan, regulasi ,dan system yang aplikatif dalam
menghasilkan tujuan sosial ekonomi syariah dari zakat itu sendiri. Zakat profesi
(penghasilan) sebelum adanya Undang-Undang Nomor 38 tahun 19991 ,
Dalam agama Islam, ada satu ajaran yang penting untuk diketahui bahwa
dalam harta orang kaya terdapat hak orang lain yang harus dikeluarkan dalam
bentuk zakat, infaq, shadaqah, dan sebagainya. Perintah menafkahkan harta guna
membantu sesama anggota masyarakat yang kurang beruntung tersebut
1 Pada UU RI Nomor 38 Tahun 1999, pasal 11 poin f, dinyatakan bahwa harta yang wajib
dizakati adalah dari hasil pendapatan dan jasa. Oleh karena itu, setiap orang Islam yang
mempunyai pekerjaan yang menghasilkan upah /gaji , pendapatan yang besar dan sudah mencapai
nisab, maka wajib mengeluarkan zakat profesinya.
1
2
merupakan pelaksanaa kongkrit dari prinsip Islam tentang keadilan sosial.
(Departemen Agama ,2002 :3).
Zakat merupakan sumber dana potensial yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. zakat perlu diatur pengelolaanya
secara professional dan bertanggung jawab, hal ini harus dilakukan secara
simultan antara masyarakat dengan pemerintah. Pihak pemerintah berkewajiban
memberikan perlindungan, pembinaan dan pelayanan kepada muzaki, mustahiq
dan pengelola zakat. Tujuannya adalah untuk memberikan kesadaran kepada
masyarakat dalam melaksanakan kewajiban membayar zakat, pelayanan dan
pengelolaan oleh badan amil zakat dengan demikian , zakat diharapkan benar-
benar mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial , serta
meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat.
Pengelolaan zakat diatur dalam undang-undang nomor 23 tahun 2011 ayat
2 dinyatakan bahwa zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang
muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya
sesuai dengan syariat Islam.Didalam al-quran terdapat 27 ayat yang
menyejajarkan kewajiban shalat berfungsinya zakat sebagai instrumen
pemerataan. Belum terkumpulnya zakat secara optimal dilembaga pengumpul
zakat, karena pengetahuan zakatnya yang masih terbatas. Seharusnya zakat di
Indonesia termasuk didalamnya zakat profesi khususnya dikota jambi bisa
menjadi sumber ekonomi yang handal dan dapat menjadi solusi dalam
mengentaskan kemiskinan hal ini didasarkan kepada peraturan yang sudah ada
yaitu undang-undang nomor 23 tahun 2011 dan pp no.14 tahun 2014 sebagai
3
aturan pelaksanaanya. Ketentuan-ketentuan yang ada didalamnya sudah jelas
memberikan arahan yang tegas, tentang cara pengelolaan zakat yang meliputi ;
perencanaan, pelaksanaan, pengordinasian dalam pengumpulan, pendistribusian
dan pendayagunaan zakat. Pada pasal 4 ayat 2 huruf (h) UU nomor 23 tahun 2011
tentang pengelolaan zakat dijelaskan bahwa harta yang dikenai zakat adalah hasil
pendapatan dan jasa. 2
Kemudian pada tahun 2003 Majelis Ulama Indonesia (MUI)
mengeluarkan fatwa tentang zakat penghasilan sesuai dengan keputusan fatwa
tersebut dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan penghasilan adalah setiap
pendapatan seperti gaji, honorium ,upah , jasa dan lain-lain yang diperoleh dengan
cara yang halal, baik rutin seperti pejabat Negara, pegawai, karyawan, maupun
tidak rutin seperti dokter , pengacara , konsultan dan sejenisnya, serta pendapatan
yang diperoleh dari pekerjaan bebas lainnya”. dalam fatwa MUI juga dijelaskan
bahwa semua bentuk penghasilan yang halal wajib dikeluarkan zakatnya dengan
syarat telah mencapai nisab satu tahun yaitu senilai emas 85 gram. Adapun kadar
zakat penghasilan adalah 2,5%.3
Syaikh Muhammad Al-Ghazali menganalogikan zakat profesi dengan
zakat hasil pertanian. Baik dalam nisab maupun besarnya zakat yang wajib
dikeluarkannya. Besar zakatnya adalah 10% atau 5% dari hasil yang diterima
tanpa terlebih dahulu dipotong kebutuhan pokok. Sedangkan Yusuf al-Qardawi
dalam mempertimbangkan untuk menguatkan pendapatnya, bahwa besarnya zakat
profesi disamakan dengan uang atau perdagangan , yaitu 2,5% dari hasil
2 UU No 23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat Bab I Pasal 1 Ayat 1
3 Ali Trigiyanto, “Zakat Profesi Antara Pendukung Dan Penentang,” Jurnal Hukum Islam
14, no. 2 (2016): 135–51.
4
pendapatan, beliau berkata: ‘ benar bahwa nikmat Allah dalam hasil tanaman dan
buah-buahan lebih jelas dan mensyukurinya lebih wajib, namun demikian tidak
berati bahwa salahsatu pendapatan tegas wajib zakat sedangkan yang satu lagi
tidak. Perbedaanya cukup dengan bahwa pembuat syariat mewajibkan zakat hasil
tanah sebesar sepersepuluh atau seperdua puluh sedangkan pada harta penghasilan
berupa uang atau yang senilai uang, sebanyak seperempat puluh.
Menurut pandangan BAZIS dan kebanyakan ulama indonesia nisab dan
kadar zakat profesi yang harus dikeluarkan adalah 2,5%, hal ini berdasarkan
rujukan dari pendapat Yusuf al- Qardawi. Alasan penetapan 2,5% ini berdasarkan
alasan sudah menurut ukuran yang berlaku dalam negara Islam.
Zakat profesi merupakan salah satu jenis zakat kotemporer dalam
pembahasan fiqih saat ini. Harta hasil usaha seperti gaji pegawai, upah karyawan,
pendapatan dokter, insinyur, pengacara dan yang lain yang mengerjakan profesi
tertentu dan juga seperti pendapatan yang diperoleh modal yang diinvestasikan
diluar sektor perdagangan ,seperti mobil , kapal , kapal terbang, percetakan ,
tempat-tempat hiburan dan lain-lainnya wajib terkena zakat persyaratan satu tahun
dan dikeluarkan pada waktu diterima.
Adapun landasan hukum mengenai kewajiban zakat profesi sudah ada
dalam firman Allah surat At-taubah ayat 103, Al-baqarah ayat 267 dan firman
Allah dalam surat Adz-dzariyat ayat 19;
“Dan pada harta –harta mereka ada hak untuk orang miskin yang
meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”
5
Semua penghasilan melalui kegiatan professional tersebut apabila telah
mencapai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya . selain itu dalam bab IV pada
pasal 11 ayat 2 huruf (f) UU nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat,
dejelaskan bahwa harta yang dikenai zakat adalah hasil pendapatan dan jasa.
Kemudian pada tahun 2011 DPR beserta pemerintah merevisi UU nomor 38 tahun
1999 dan mengeluarkan UU tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Pada pasal 4
ayat 2 huruf (h) UU nomor 23 tahun 2011 dijelaskan zakat maal meliputi
pendapatan dan jasa. Meskipun sudah ada dalil , undang-undang dan fatwa MUI
mengenai zakat profesi tetap saja para professional masih minim kesadaran dalam
membayar zakat profesi. 4
Sejak dulu permasalahan zakat secara umum hanya terfokus kepada dua
hal pokok, yakni mengenai pengelolaan dan mengenai kesadaran para wajib zakat.
Untuk pengelolaan zakat sesungguhnya sudah diatur oleh UU nomor 38 tahun
1999, hanya pelaksanaannya yang masih kurang konsisten.
Pembayaran zakat profesi melalui pemotongan gaji PNS (sekarang
berubah dengan istilah ASN) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi
telah lama dilakukan. Pemotongan zakat profesi mendapatkan respon dari
berbagai kalangan pegawai Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jambi, baik berupa
respon positif maupun negatif. Pada perkembangannya semua pegawai
Kementerian Agama Provinsi Jambi menerima pembayaran zakat profesi dengan
cara potongan gaji setiap bulan. Penyaluran zakat profesi yang dikelola oleh
Kementerian Agama Provinsi Jambi dirasa masih kurang transparan dalam hal
4UU No 23 Tahun 2011, Tentang Pengelolaan Zakat Bab I Pasal 1 Ayat 1
6
penyaluran dan pengelolaan. Para ASN hanya mengetahui jumlah pemotongan
gaji tiap bulan melalui slip gaji tanpa ada perincian yang jelas mengenai zakat
yang dikumpulkan dan jumlah penyalurannya.
Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kementerian Agama Provinsi Jambi
merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang untuk melaksanakan tugas
pengumpulan zakat pegawai di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Jambi. Lembaga ini secara hirarki dibawah Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota jambi. Potensi zakat yang berasal dari pegawai Kementerian
Agama Kota Jambi kurang lebih 12.521.569 juta Rupiah. Potensi sebesar itu kalo
tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan masalah. Berikut data ASN Kantor
Wilayah Provinsi Jambi yang membayar zakat
Tabel 1.1 Data ASN yang dikenakan Zakat Profesi
NO NAMA DASAR
PENGENAAN
ZAKAT
KADAR ZAKAT
1 Drs. H. Muhamad, M.Pd.I Rp.8.446.320 2,5 % Rp. 211.158
2 H.M. Yazid, M.Sy Rp. 4.546.000 2,5 % Rp.113.650
3 H.M. Mujahid Al
Muhtaram, M.Fil.I
Rp.4.822.720 2,5 % Rp.120.568
4 Erna Juita, S.Pd.I Rp. 4.184.320 2,5 % Rp.104.608
5 Agustini, SE Rp.3.725.400 2,5 % Rp.93.135
6 Drs. H. Thoif, M.Pd.I Rp. 5.178.000 2,5 % Rp.129.450
7 Ahmad Munir Rp. 5.230.400 2,5 % Rp.130.760
7
8 Wagiman, S.Pd.I Rp.4.666.720 2,5 % Rp.116.668
9 H. Muhammad Bafadhal,
SE
Rp. 4.180.000 2,5 % Rp.104.500
10 Drs. H. Mustamin Rp. 5.448.500 2,5 % Rp.136.215
11 H. Khoirul Anam, SE Rp. 4.077.280 2,5 % Rp.101.933
12 Edy Mulyawan, SE Rp. 3.304.800 2,5 % Rp.82.620
13 H. Wahyudi Abdul
Wahab, M.Fil.I
Rp. 4.948.800 2,5 % Rp.123.720
14 Ahmad Lutfi, S.Pd.I Rp. 4.873.000 2,5 % Rp.121.825
15 H. Reno Zahrofi, S.Pd.I Rp. 5.448.600 2,5 % Rp.136.215
16 H. Pamuji, S.Ag Rp. 3.416.800 2,5 % Rp.85.420
17 Darsiah Rp. 4.450.800 2,5 % Rp.111.270
18 Dwi Tarunaji, S.Ag Rp. 4.952.320 2,5 % Rp.123.808
19 H. Ahmad Yani Rp. 4.725.680 2,5 % Rp.118.143
20 Hj. Sumidar, S.Ag, MM Rp. 4.702.720 2,5 % Rp.117.568
21 Mugiono, S.Pd.I Rp. 5.247.600 2,5 % Rp.131.190
22 Nawawi Rp. 3.859.400 2,5 % Rp.96.485
23 H. Mansurudin, S.Ag Rp.5.199.280 2,5 % Rp.129.983
24 Hj. Maydarlismawati,
S.Pd.I
Rp. 5.141.400 2,5 % Rp.128.535
25 H. Hardiyanto, ST, MM Rp. 4.258.720 2,5 % Rp.106.468
26 Hj. Rita Yasni, M.Pd.I Rp. 6.082.880 2,5 % Rp.152.073
8
27 Armayulis Rp. 4.469.600 2,5 % Rp.111.740
28 Hj. Puspa Riza, SE, M.EI Rp. 4.756.000 2,5 % Rp.118.900
29 Suryani, SE Rp. 3.947.800 2,5 % Rp.98.695
30 Mukhlis H.A, S.Fil.I,
M.Ud
Rp. 3.930.800 2,5 % Rp.98.270
31 Nurhaida Rp. 4.450.800 2,5 % Rp.111.270
32 H. Junaidi Rp. 3.998.880 2,5 % Rp.99.973
33 Dra. Hj. Rosita Darti Rp. 4.539.320 2,5 % Rp.113.483
34 Cholida, S.Pd.I Rp. 3.930.800 2,5 % Rp.98.270
35 Retno Wulandari, S.Kom Rp. 4.191.000 2,5 % Rp.104.775
36 Rahmawati, SE Rp. 3.825.000 2,5 % Rp.95.625
37 Hj. Nurdiana, S.Kom Rp. 4.291.520 2,5 % Rp.107.288
38 Mubarik, SE Rp. 4.180.000 2,5 % Rp.104.500
39 Darmayanti Rp. 3.655.400 2,5 % Rp.91.385
40 Arpani, S.Kom, MAB Rp. 4.822.720 2,5 % Rp.120.568
41 Eka Yuliana, SE Rp.3.941.600 2,5 % Rp.98.540
42 Aries Sepda S.Ag.M.Pd Rp.5.212.880 2,5 % Rp.130.323
43 Hj. Evy Yulia, M.Pd Rp. 3.620.320 2,5 % Rp.90.508
44 Pendri Rp. 3.216.200 2,5 % Rp.80.405
45 Darmawati, SE Rp. 3.930.800 2,5 % Rp.98.270
46 H. Pungut Supriady, M.HI Rp. 4.546.000 2,5 % Rp.113.650
47 Mahdalena Rp. 4.723.200 2,5 % Rp.118.080
9
48 Ansoriah, S.Ag Rp. 4.682.600 2,5 % Rp.117.065
49 Zulfauzi, S.Ag Rp.6.035.920 2,5 % Rp.150.898
50 Hj. Almaidah, S.Pd.I Rp.5.367.380 2,5 % Rp.134.183
51 Suryaneti Rp. 4.579.200 2,5 % Rp.114.480
52 Dra. Dasmia Rp. 4.064.200 2,5 % Rp.101.605
53 Nevi Purbawati, S.I.Kom Rp. 3.825.000 2,5 % Rp.95.625
54 Nurhasanah, S.Kom Rp. 3.970.400 2,5 % Rp.99.260
55 Andini Rizki Amalia,
S.SI, MM
Rp. 4.600.000 2,5 % Rp.115.000
56 H. Yan Apriadi, S.Kom Rp.4.180.000 2,5 % Rp.104.500
57 M. Syahriadi, SE Rp. 4.180.000 2,5 % Rp.104.500
58 Sumiyati, SE Rp. 3.825.000 2,5 % Rp.95.625
59 Phopy Octavia Firta,
A.Md
Rp. 3.727.520 2,5 % Rp.93.188
60 Eva Latifah, SE Rp. 3.825.000 2,5 % Rp.95.625
61 Eko Dian Iing Solihin, SE,
MM
Rp. 4.030.480 2,5 % Rp.100.763
62 Avrizal, SE Rp. 4.077.520 2,5 % Rp.101.938
63 Elfandi Putra, S.Ag Rp. 3.593.000 2,5 % Rp.89.825
64 Lidya Novaliza, SE Rp. 3.324.720 2,5 % Rp.83.118
65 Amrison Putrawan, SE Rp. 4.077.520. 2,5 % Rp.101.938
66 Sabar Rp. 3.619.400 2,5 % Rp.90.485
10
67 H. M.Fathi, M.Pd.I Rp. 4.822.720 2,5 % Rp.120.568
68 Hj. Sari Indah Fitrianti,
SE
Rp. 3.105.520 2,5 % Rp.77.638
69 H. Achmat Juni, S.Pd.I Rp. 3.894.880 2,5 % Rp.97.373
70 H. Zulkapi, S.Pd.I Rp. 4.090.480 2,5 % Rp.102.263
71 Mirza Rodiani, SH Rp. 3.722.480 2,5 % Rp.93.063
72 H. Firdaus Firmansyah,
SE
Rp. 4.423.320 2,5 % Rp.110.808
73 M. Fadly, SH, MH Rp. 3.825.00 2,5 % Rp.95.625
74 Paspihani, S.Sos.I Rp.3.825.000 2,5 % Rp.95.625
75 Dedi Irama, MAB Rp. 4.546.000 2,5 % Rp.113.650
76 H. Bakhrun Jamil, M.Pd.I Rp. 4.077.280 2,5 % Rp.101.933
77 Hj. Muzayana, Amd Rp. 3.655.400 2,5 % Rp.91.385
78 Lilis Suryani, SE Rp.3.105.520 2,5 % Rp.77.638
79 HJ. Nurcahaya, S.Ag,
M.Pd
Rp.4.113.800 2,5 % Rp.102.845
80 H. Ahmad Syafrizal, S,
Ag, M.Si
Rp. 4.822.720 2,5 % Rp.120.568
81 Dedy Trisma, S.HI Rp. 3.828.000 2,5 % Rp.95.625
82 Yeni Fatma Sabli, SE.I Rp. 3.195.400 2,5 % Rp.79.885
83 Reyli Johansyah, SE Rp.3.722.480 2,5 % Rp.93.063
84 Dra. Lili Hidayati Rp. 3.834.800 2,5 % Rp.95.870
85 Amiruddin, S.Ag, M.Pd.I Rp.5.078.800 2,5 % Rp.126.970
11
86 Hj. Nilawati, S.AP Rp. 3.689.400 2,5 % Rp.92.235
87 Suprapto, SE Rp.3.629.800 2,5 % Rp.90.745
88 Hidayat Rp. 3.222.400 2,5 % Rp.80.560
89 H. Lukman, S.Ag Rp. 4.472.720 2,5 % Rp.111.818
90 Rini Susanti, SE, MM Rp. 3.516.480 2,5 % Rp.87.913
91 Hesti Desmira, SE Rp.3.105.480 2,5 % Rp.77.638
92 Hayani, S.Kom Rp. 4.692.280 2,5 % Rp.117.308
93 H. Roqi Setiawan, S.Ag Rp. 4.077.280 2,5 % Rp.101.933
94 H. Helmi Dinar, S.Ag Rp. 3.874.400 2,5 % Rp.96.860
95 H. Zeifni Ishaq, S.Ag,
M.HI
Rp. 4.882.680 2,5 % Rp.120.568
96 Muh Jamil, S.Ag Rp.4. 168.400 2,5 % Rp.104.210
97 H. Rahman Sayuti, S.Ag Rp. 5.919.280 2,5 % Rp.147.983
98 H. Julan, S.Ag, M.Pd.I Rp. 6.057.120 2,5 % Rp.151.428
99 H. Abd Rahman, M.Pd.I Rp. 5.828.600 2,5 % Rp.145.715
100 Inda Ikati, S.IP Rp. 3.825.000 2,5 % Rp.95.625
101 H. Zostafia, S.Ag, M.Pd.I Rp. 5.777.920 2,5 % Rp.144.448
102 Fatahuddin, S.Ag Rp.4.270.480 2,5 % Rp.106.763
103 Setiyono, SE, MM Rp.4.432.280 2,5 % Rp.110.808
104 H. Dasman, A.Md Rp. 4.347.400 2,5 % Rp.108.685
105 Ismail Sulaiman, A.Md Rp.4.228.880 2,5 % Rp.105.723
106 Bahtiar, SE Rp. 3.798.800 2,5 % Rp.94.970
12
107 Drs. H. Abdullah Saman,
M.Pd.I
Rp.6.107.600 2,5 % Rp.152.690
108 Hendra Hadi, M.Pd.I Rp. 4.310.320 2,5 % Rp.107.758
109 Maria Ulfa, M.Pd.I Rp. 3.915.520 2,5 % Rp.97.888
110 Rifka Yanti, SE, M.AP Rp. 3.771.800 2,5 % Rp.94.295
Jumlah Rp.482.265.760 2,5 % Rp.12.521.357
Sumber Data : UPZ kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi
Berpijak dari fenomena tersebut, penulis merasa terppanggil untuk
mengetahui lebih dalam mengenai bagaimana implementasi atau pelaksanaan
zakat profesi dengan meneliti skripsi dengan judul :
“IMPLEMENTASI KEWAJIBAN MEMBAYAR ZAKAT PROFESI BAGI
PROFESIONAL KOTA JAMBI”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana implementasi kewajiban membayar zakat profesi bagi Pegawai
ASN di Kantor Wilayah Kementerian Agama ProvinsinJambi?
2. Bagaimana pengelolaan zakat profesi pegawai ASN di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jambi?
3. Bagaimana Dampak dan Kendala pengelolaan zakat Profesi di BAZNAS
Provinsi Jambi?
13
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui implementasi kewajiban dalam membayar zakat profesi
bagi pegawai ASN di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi jambi
2. Untuk mengetahui pengelolaan zakat profesi pegawai di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jambi
3. Untuk mengetahui dampak dan kendala pengelolaan zakat Profesi di
BAZNAS Provinsi Jambi
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat dalam penelesaian studi tingkat sarjana pada
Faklutas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin jambi.
2. Hasil penelitian ini diharapka menjadi bahan masukan bagi pemerintah
daerah dari tingkat daerah maupun tingkat desa
3. Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori
yang telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan.
E. Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah pihak yang membayar
zakat profesi (zakat mal) difokuskan kepada profesional yang berprofesi sebagai
ASN atau PNS di Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jambi.
F. Kerangka Teori
1. Implementasi
Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “implementation” yang
berarti pelaksanaan. (Echols, 2003:313) Dengan demikian tindakan
implementasi akan terkait dengan tata cara atau proses dan prosedur. Dalam
14
pengertian umum implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksana rencana
yang telah disusun secara cermat dan rinci (matang).
2. Pengertian zakat
Dalam Islam pembahasan zakat secara terperinci dan sistematik dapat
ditemukan dalam Al-quran dan Hadis Nabi SAW sejak beberapa abad yang
lalu. Zakat adalah salah satu rukun Islam yang ditetapkan Allah swt kepada
hambaNya sebagai suatu ibadah dalam rangka manifestasi hablum minallah
di satu sisi dan mengandung nilai sosial yang sanga tinggi (hablum
minannas). Sebagai syariat zakat dikerjakan untuk menunjukan ketaatan dan
kepatuhan muslim terhadap sang pencipta alam semesta, dan mekanisme
pelaksanaanya pun sesuai dengan ketentuan dan petunjuk dari Rasulullah
saw. Selain itu juga zakat sebagai ibadah sosial yang bertujuan untuk
membantu mengatasi permasalahan kemiskinan umat.
Secara etimologis (bahasa) , kata zakat berasala dari kata zaka yang
artinya “tumbuh, berkah, bersih dan baik”. Menurut lisan al- arib arti dasar
dari zakat ditinjau dari sudut pandang bahasa , adalah “suci, tumbuh, berkah,
dan teruji” semuanya digunakan didalam alquran dan Hadis dalam kitab
kifayatul Akhyar, disebutkan bahwa zakat menurut bahasa artinya tumbuh,
berkah dan banyak kebaikan. Sedangkan menurut hammudah abdalati
menyatakan bahwa the literal and simple meaning of zakah is purity. Artinya
15
pengertian sederhana dari zakat adalah kesucian. Ada juga yang mengartikan
peningkatan atau perkembangan (Development).
Adapun pengertian zakat secara terminology (istilah) telah direspon
dengan beberapa pengertian , sebagaimana berikut ini. Dalam Ensiklopedi
Aquran disebutkan , menurut istilah hukum Islam , zakat itu maksudnya
mengeluarkan sebagian harta , diberikan kepada yang berhak menerimanya,
supaya harta yang tinggal menjadi bersih dari orang-orang yang memperoleh
harta menjadi suci jiwa dan tingkah lakunya.5
Zakat adalah sebuah pranata ibadah sosial yang berasal dari istilah
hukum Islam. Oleh karena itu membicarakan masalah zakat tidak lepas dari
pembicaraan tentang konsepsi zakat menurut Islam. Orang yang telah
mengeluarkan zakat diharapkan hati dan jiwanya akan menjadi bersih
sebagaimana firman Allah SWT
Artinya : “ambilah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat
itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka” (QS. At-Taubah:103)
5 Aan Jaelani “ Manajemen Zakat di Indonesia dan Brunei Darussalam” (Cirebon,
Nurlati press, 2015) hal. 5
16
Selain hati dan jiwanya bersih , kekayaannya juga akan bersih pula.
Dari ayat diatas tergambar bahawa zakat akan dikeluarkan oleh muzzaki
(orang yang mengeluarkan zakat) dapat membersihkan dan mensucikan
hati mereka, tidak lagi mempunyai sifat yang tercela terhadap harta,
seperti rakus dan kikir6
Secara bahasa zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah
(ziyadah) jika diucapkan , zaka al-zar’ , artinya adalah tanaman itu
tumbuh dan bertambah. Mazhab hanafi mendefenisikan zakat dengan “
menjadikan sebagian harta yang khusus dari harta yang khusus sebagai
milik orang yang khusus, yang ditentukan oleh syariat karena Allah SWT.
Yang dimaksud dengan kata ‘sebagian harta’ dalam pernyataan diatas
adalah keluarnya manfaat (harta) dari orang yang memberikannya.
Sedangkan yang dimaksud dengan ‘bagian yang khusus’ adalah kadar
wajib dikeluarkan. Maksud ‘orang yang khusus’ ialah para mustahiq zakat.
Yang dimaksud ‘yang ditentukan syariat’ ialah seperempat puluh yakni
2.5%”
Dr. Yusuf Qardawi mengatakan bahwa pandangan Islam mengenai
zakat adalah bahwa zakat merupakan lambang pensyukuran nikmat,
pembersih jiwa, pembersih harta, dan pemberian hak Allah, hak
6 Shobirin , Op. Cit, hal 318
17
masyarakat, dan hak orang yang lemah. Pandangan itu menegaskan bahwa
zakat wajib dipungut dari hasil kerja sebagaimana juga dipungut dari
pendapatan yang lain, meskipun besar zakat masing-masing berbeda-
beda.7
3. Landasan kewajiban dan dasar hukum zakat
a. Al Qur’an
Didalam Al Qur’an terdapat lebih kurang lebih 27 ayat yang
mensejajarkan shalat dengan kewajiban zakat, dan hanya satu kali
disebutkan dalam konteks yang sama akan tetapi dalam ayat berbeda, yaitu
surat Al Mukminun ayat 2 dan ayat 4 salah satu ayat Al Qur’an yang
mensejajarkan zakat dengan ibadah sholat ada dalam surat Al Baqarah ayat
43 yang artinya;
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta
orang orang yang rukuk”. (Al-baqarah ;43)
7 Yusuf Qardhawi, Hukum zakat, (Bandung: Mizan , 1973) h. 489
18
’’Tidaklah mereka itu diperintah , melainkan supaya beribadah
kepada Allah dengan ikhlas dan condong melakukan agama karenaNya,
begitupula supaya mengerjakan shalat dan mengeluarkan Zakat , dan
itulah agama yang lurus” (Al-bayyinah;05)
b. Al Hadits
Posisi hadits sunnah Rasulullah adalah mengekutkan dan
menjelaskan apa yang dinyatakan bicara umum dalam Al Qur’an. Karna
Al Qur’an adalah sumber hukum Islam yang utama. Oleh karna itu Al
Qur’an hanya membuat fungsi umum tentang suatu masalah. Salah satu
penjelasan tentang kewajiban zakat dalam Hadist Riwayat Imam Muslim,
bahwa rasulullah SAW bersabda ;
“Tidaklah seseorang yang memiliki harta simpanan (emas dan
perak) dan tidak mengeluarkan zakatnya kecuali harta tersebut akan
(setrika) yang diaetrikakan pada punggung dan jidatnya. Samai ALLAH
swt menetapkan keputusan diantara para hambaNya, pada suatu hari
yang pada ukuran waktunya 50 ribu tahun kemudian diperlihatkan
jalannya, mungkin ke surga atau neraka”.
4. Macam-macam Zakat
Zakat dalam ketentuan hukum Islam itu ada dua, yaitu zakat fitrah dan
zakat mal. Pertama, zakat Fitrah yang dinamakan juga zakat badan. Orang yang
dibebani untuk mengeluarkan zakat fitrah adalah orang yang mempunyai lebih
19
dalam makanan pokoknya untuk dirinya dan untuk keluarganya pada hari dan
malam hari raya, dengan pengecualian kebutuhan tempat tinggal, dan alat-alat
primer. Kedua, zakat māl adalah zakat yang dikeluarkan dari harta-harta
yang dimiliki seseorang dengan dibatasi oleh nisab. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, pasal 11
menetapkan bahwa zakat terdiri dari atas zakat mal dan zakat fitrah. Harta yang
dikenakan zakat adalah:
a. Emas, perak, dan uang;
b. Perdagangan dan perusahaan
c. Hasil pertanian, hasil perkebunan, dan hasil perikanan;
d. Hasil pertambangan;
e. Hasil peternakan;
f. Hasil pendapatan dan jasa;
g. Rikaz;8
5. Syarat-syarat kekayaan yang wajib dikeluarkan zakat
a. Milik Penuh (Almikuttam)
Yaitu : harta tersebut berada dalam Kontrol dan kekuasaan secara
penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses pemilikan yang dibenarkan
menurut syariat Islam, seperti : usaha, warisan , pemberian Negara atau orang
8 Elsi kartika, pengantar hukum zakat dan wakaf, (Jakarta , Grasindo 2007) h. 12
20
lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila harta tersebut diperoleh dengan
cara yang haram maka zakat atas harta tersebut tidaklah wajib.
b. Berkembang
Yaitu harta tersebut dapat bertambah atau berkembang bila diusahakan
atau mempunyai potensi untuk berkembang.
c. Cukup nishab
Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan
ketettapan syara’ sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas
d. Lebih dari kebutuhan pokok
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan minimal yang diperlukan
seseorang dan keluarga yang menjadi tanggungan untuk kelangsungan
hidupnya. Kebutuhan tersebut seperti kebutuhan primer atau Kebutuhan Hidup
Minimum (KHM), seperti pakaian, rumah, kebutuhan sehari-hari.
e. Bebas dari hutang
Orang yang mempunya hutang sebesar atau mengurangi senishab yang
harus dibayar pada waktu yang sama (dengan waktu mengeluarkan zakat),
maka harta tersebut terbebas dari zakat.
f. Berlalu satu tahun (Al-Haul)
Maksudnya adalah bahwa pemilikan harta tersebut sudah berlalu satu
tahun. Persyaratan ini hanya berlaku bbagi ternak , harta simpanan dan
21
perniagaan. Sedang hasil pertanian , buah-buahan dan rikaz (barang temuan)
tidak ada syarat haul.
6. Tujuan zakat
Zakat merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi, ialah dimensi
habluminallah dan dimensi habluminannas. Ada beberapa tujuan yang ingin
dicapai oleh Islam dibalik kewajiban zakat adalah sebagai berikut.
a) Mengangkat derajat fakir miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup dan penderitaan.
b) Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh gharim ibnusabil dan
mustahiq dan lain-lainnya.
c) Membentangkan dan membina tali persaudaraan sesame umat Islam dan
manusia pada umumnya.
d) Menghilangkan sifat kikir dan atau loba pemilik harta kekayaan.
e) Menjembatani jurang pemisah antara yang kaya dengan yang miskindalam
suatu masyarakat.
f) Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang terutama
pada mereka yang mempunyai harta
g) Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan menyerahkan
hak orang lain yang ada padanya.
22
h) Sarana pemerataan pendapatan (rezeki) untuk mencapai keadilan sosial.9
2. Zakat Profesi
a) Pengertian zakat profesi
Zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada tiap pekerjaan atau
keahlian tertentu , baik yang dilakukan sendiri tanpa Teragntung kepada orang
lain maupun yang dilakukan secara bersama-sama baik dengan orang lain
maupun dengan lembaga lain yang mendatangkan penghasilan berupa uang
yang telah memenuhi nisab (batas minimum untuk berzakat).10 Ada juga yang
mendefinisikan zakat profesi dengan zakat atas penghasilan yang diperoleh
dari pengembangan potensi diri yang dimiliki seseorang dengan cara yang
sesuai syariat, seperti upah kerja rutin,profesi dokter, pengacara , arsitek, dan
lain-lain.11
Syaikh yusuf al-Qhardawi (1973:487) sebagai seorang ulama yang
mempopulerkan zakat profesi, mendefinisikan zakat profesi sebagai zakat yang
dikeluarkan dari penghasilan yang didapat dari pekerjaan yang dikerjakan
sendiri dikarenakan kecerdasannya atau keterampilannya sendiri seperti seperti
dokter, penjahit, tukang kayu, dan lainnya atau dari pekerjann yang tunduk
9 Elsi Kartika, pengantar hukum zakat dan wakaf , (Jakarta :Grasindo 2007) hal. 13 10 Oom Mukarromah, Zakat profesi Pegawai Negeri Sipil (Banten: FTK Banten press
2016) hal. 55 11 Nasrun Harun , zakat ketentuan dan permasalahannya (Jakarta, direktorat jendral
Bimbingan Masyarkat Islam Departement Agama, 2008) hal. 2
23
pada perseroan ataupun perseorangan dengan mendapat upah gaji, honorarium
seperti pegawai negeri sipil.12
Menurut kamus bahasa Indonesia (1989:702) yang dimaksud dengan
profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi dengan pendidikan keahlian
tertentu (keterampilan, kejuruan dan sebagainya). Professional adalah yang
bersangkutan dengan profesi , memerlikan kepandaian khusus untuk
menjalankannya.13 Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan profesi adalah segala usaha yang halal yang mendatangkan hasil (uang)
yang relative banyak dengan cara yang mudah, baik melalui keahlian tertentu
atau tidak.
Apabila dilihat dari dari pengertian profesi diatas, ada poin-poin yang
harus digarisbawahi berkaitan dengan profesi tersebut yaitu :
a. Jenis usahanya halal
b. Menghasilkan uang relative banyak
c. Diperoleh dengan cara yang mudah
d. Melalui suatu keahlian tertentu
Sehingga apabila dilihat dari bentuknya, usaha profesi bisa berbentuk :
a. Usaha fisik, seperti pegawai
b. Usaha pikiran, seperti konsultan, desainer dan dokter
12 Jurnal, Tehnik pengelolaan zakat profesi vol. 2 no.2 , desember 2015, hal 329 13 Surayin.”kamus umum bahasa Indonesian” Bandung Yrama Widya. Tahun 2003:702
24
c. Usaha kedudukan, seperti komisi dan tunjangan jabatan
d. Usaha midal, seperti investasi14
b) Landasan Hukum Kewajiban Zakat Profesi
Dilihat dari hadist yang diriwayatkan oleh Bukhari, Rasulullah SAW
bersabda:
“beritahukan kepada mereka bahwa Allah SWT mewajibkan kepada
mereka zakat yang diambil dari orang-orang kaya mereka kemudian
diserahkan/diberikan orang-orang miskin dikalangan mereka.” (H.R Jama’ah Ibn
Abbas) (al-Asqani,1348 H:279-280)
c) Teknik Pengelolaan Zakat Profesi
Di Indonesia sendiri kesadaran berzakat yang ada pada masyarakat mulai
mengalami peningkatan, walaupun belum menyentuh semua lapisan masyarakat.
Hal ini ditandai dengan banyak munculnya badan-badan atau lembaga-lembaga
yang mengurus zakat, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun pihak swasta.
Memang apabila diperhatikan, baru beberapa instansi pemerintah dan
beberapa perusahaan saja yang telah memiliki lembaga atau badan amil Zakat,
itupun di dalam penyelenggaraannya belum optimal. Oleh karena itu diperlukan
kiat-kiat dan strategi tertentu untuk lenih menumbuhkan kesadaran berzakat di
14 Oom Mukarromah, Zakat profesi Pegawai Negeri Sipil (Banten: FTK Banten press
2016) hal 57-58
25
kalangan masyarakat luas. Ada berbagai cara yang bisa diambil untuk
menumbuhkan kesadaran berzakat di kalangan para pegawai, antara lain:
1) Memberikan wawasan yang benar dan memadai mengenai zakat, infaq dan
shadaqah, baik dari segi pengertiannya maupun mengenai kedudukan
hukumnya dalam Islam
2) Mengungkapkan dan memberi bukti-bukti yang kongkrit mengenai manfaat
dari zakat, infaq, dan shadaqah khususnya untuk para muzakki dan mustahik.
Selain itu perlu juga adanya pemahaman bahwa zakat mengandung beberapa
unsur yaitu:
3) Keikhlasan, mengeluarkan zakat semata-mata untuk mencapai ridha Allah
SWT, itulah yang paling bernilai bagi para muzakki. Karena perilaku riya
hanya akan menggugurkan nilai zakatnya.
4) pembeda antara mukmin dan musyrik hanya orang-orang yang berimanlah
yang mengeluarkan zakat, bahkan seseorang yang menghindari dan tidak
mengakui zakat dinilai sebagai orang musyrik bahkan kafir. 15
d) Implementasi zakat profesi
Implementasi zakat merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan zakat dari
sebuah rencana yang telah disusun dan dirincikan sesuai dengan syariat agama Islam.
Oleh karena itu peran lembaga zakat sangat penting dalam menyusun kehidupan
yang humanis dan harmonis
15 Shobirin , Tehnik Pengelolaan Zakat profesi, (vol. 2 no. 2 , 2015) hal 331
26
Saat ini sudah banyak lembaga zakat yang yang bekerja sama dengan
perusahaan-perusahaan dalam mengumpulkan donasi zakat dengan cara memotong
langsung penghasilan yang telah didapat oleh para karyawan yang biasa disebut
dengan payroll system. Sehingga saat ini peran organisasi pengelola zakat (OPZ)
semakin dirasakan oleh masyarakat dhuafa. Berbagi persoalan yang sedang dihadapi
mushtahik , dibantu lembaga zakat untuk diatasi. Layanan lembaga zakat yang
semakin banyak dan mudah dijangkau masyarakat akan mendapatkan bantuan dari
lembaga zakat. Persoalan kemiskinan dan yang masih dihadapi masyarakat Indonesia
akan dibantu dan diatasi oleh lembaga zakat.16
e) Kadar Zakat Profesi
1) Syāikh Muhammad al-Gazāli menganalogikan zakat profesi dengan zakat
hasil pertanian, baik dalam nisab maupun besarnya zakat yang wajib
dikeluarkannya. Besar zakatnya adalah 10 % atau 5 % dari hasil yang
diterima tanpa terlebih dahulu dipotong kebutuhan pokok, sama dengan
petani ketika mengeluarkan zakat hasil panennya. Perbedaan mengeluarkan
zakat 10 % atau 5 % karena perbedaan biaya menggunakan alat-alat mekanik
atau tidak menggunakannya.
2) Mazhab Imāmiyah (atau Mazhab Ahlil Bait) berpendapat bahwa zakat profesi
itu 20 % dari hasil pendapatan bersih, sama seperti dalam laba perdagangan
16 Husein As-syahatah, Akuntansi Zakat Panduan Zakat Kontemporer, (Jakarta: Pustaka
Progressif,2004) Cet. Pertama, hal.216
27
serta setiap hasil pendapatan lainnya, berdasarkan pemahaman mereka
terhadap firman Allah SWT., dalam surat al-Anfāl: 41, tentang ganimah.
3) Yūsuf al-Qardawi dalam mempertimbangkan untuk menguatkan
pendapatnya, bahwa besarnya zakat profesi disamakan dengan uang atau
perdagangan, yaitu 2,5 % dari hasil perdapatan; beliau berkata: “benar, bahwa
nikmat Allah dalam hasil tanaman dan buah-buahan lebih jelas dan
mensyukurinya lebih wajib, namun demikian tidak berarti bahwa salah satu
pendapatan tersebut tegas wajib zakat sedangkan yang satu lagi tidak.
Perbedaannya cukup dengan bahwa pembuat syari’at mewajibkan zakat hasil
tanah sebesar sepersepuluh atau seperdua puluh sedangkan pada harta
penghasilan berupa uang atau yang senilai dengan uang, sebanyak seperempat
puluh.
Menurut pandangan BAZIS dan kebanyakan Ulama Indonesia, nisab dan
kadar zakat profesi yang harus dikeluarkan adalah 2,5%, hal ini berdasarkan
rujukan dari pendapat Qardawi. Alasan penetapan 2,5% ini berdasarkan alasan
sudah menurut ukuran yang berlaku dalam negara Islam,
Dalam menetapkan kewajiban zakat gaji, uang jasa, dan lain sebagainya
harus kembali pada prinsip sumber zakat itu, dikenakan pada benda yang bernilai
ekonomis, produktif dan menyebabkan pemiliknya masuk dalam kategori kaya,
yang berarti harta benda itu harus milik sendiri (milk tam), mencapai satu nisab
dan di luar kebutuhan pokok. Karenanya, di dalam menetapkan jumlah yang
mencapai satu nisab itu harus bersih, artinya sudah dipotong nafkah keluarga,
hutang-hutang yang ada dan kebutuhan-kebutuhan pokok lainnya, apabila tidak
28
mempunyai sumber ekonomi yang lain karena zakat itu baru wajib setelah
mencapai
f) Pendapat Ulama mengenai zakat profesi
1. Ulama Yang Mendukung
a. Dr. Yusuf Al-Qardhawi
Dr. Yusuf Al-Qardhawi adalah salah satu icon yang paling
mempopulerkan zakat profesi. Al-Qardhawi membahas masalah ini dalam
bukunya Fiqh Zakat yang merupakan disertasinya di Universitas Al-Azhar,
Menurut Al-Qardhawi, landasan zakat profesi adalah perbuatan sahabat yang
mengeluarkan zakat untuk al-maal al-mustafaad (harta perolehan). Al-maal
al-mustafaad adalah setiap harta baru yang diperoleh seorang muslim melalui
salah satu cara kepemilikan yang disyariatkan, seperti waris, hibah, upah
pekerjaan, dan yang semisalnya. Inti pemikiran Al-Qardhawi, bahwa
penghasilan atau profesi wajib dikeluarkan zakatnya pada saat diterima, jika
sampai pada nishab setelah dikurangi hutang.
b. Dr. Muhammad Al-ghazali
Dalam fatwanya. Dr. Muhammad Al-Ghazali mengatakan bahwa
orang yang penghasilannya di atas petani yang terkena kewajiban zakat,
maka dia pun wajib berzakat. Maka dokter, pengacara, insinyur, produsen,
pegawai dan sejenisnya diwajibkan untuk mengeluarkan zakat dari harta
mereka yang terhitung besar itu
29
c. Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) termasuk ke dalam barisan
pendukung zakat profesi. Dalam fatwa MUI 7 Juni tahun 2003 disebutkan
bahwa : Semua bentuk penghasilan halal wajib dikeluarkan zakatnya dengan
syarat telah mencapai nishab dalam satu tahun, yakni senilai emas 85 gram.
1) Zakat penghasilan dapat dikeluarkan pada saat menerima jika sudah cukup
nishab.
2) Jika tidak mencapai nishab, maka semua penghasilan dikumpulkan selama
satu tahun; kemudian zakat dikeluarkan jika penghasilan bersihnya sudah
cukup nishab.
2. Ulama yang menentang zakat Profesi
a. Hai’ah Kibaril
Ulama Fatwa serupa juga telah diedarkan oleh Anggota Tetap
Komite Fatwa Kerajaan Saudi Arabia, berikut fatwanya: “Sebagaimana
yang telah diketahui bersama bahwa di antara harta yang wajib dizakati
adalah emas dan perak (mata uang). Dan di antara syarat wajibnya zakat
pada emas dan perak (uang) adalah berlalunya satu tahun sejak
kepemilikan uang tersebut. Mengingat hal itu, maka zakat diwajibkan pada
gaji pegawai yang berhasil ditabungkan dan telah mencapai satu nishab,
baik gaji itu sendiri telah mencapai satu nishab atau dengan digabungkan
dengan uangnya yang lain dan telah berlalu satu tahun. Tidak dibenarkan
untuk menyamakan gaji dengan hasil bumi; karena persyaratan haul
30
(berlalu satu tahun sejak kepemilikan uang) telah ditetapkan dalam dalil,
maka tidak boleh ada qiyas. Berdasarkan itu semua, maka zakat tidak
wajib pada tabungan gaji pegawai hingga berlalu satu tahun (haul).”
b. Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama
Di dalam negeri sebagian kalangan ulama dari Nahdhatul Ulama
juga termasuk ke dalam barisan yang tidak sejalan dengan zakat profesi.
Hasil Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di
asrama haji Pondok Gede Jakarta pada tanggal 25-28 Juli 2002 bertepatan
dengan 1417 Rabiul Akhir 1423 hijriyah telah menetapkan hukum-hukum
terkait dengan zakat profesi. Berikut kutipannya : Intinya pada dasarnya
semua hasil pendapatan halal yang mengandung unsur mu’awadhah
(tukar-menukar), baik dari hasil kerja profesional/ non-profesional, atau
pun hasil industri jasa dalam segala bentuknya, yang telah memenuhi
persyaratan zakat, antara lain : mencapai satu jumlah 1 (satu) nishab dan
niat tijarah, dikenakan kewajiban zakat. Dari keputusan ini bisa
disimpulkan, apabila seseorang mendapat gaji atau honor, tidak langsung
wajib berzakat, karena harus terpenuhi dua hal, yaitu nishab dan niat
tijarah. Niat tijarah maksudnya adalah ketika seseorang bekerja, niatnya
adalah berdagang atau berjual-beli. Dan ini sulit dilaksanakan,
c. Dewan Hisbah Persis
Persatuan Islam (PERSIS) yang diwakili oleh Dewan Hisbah telah
berketetapan untuk menolak zakat profesi, dengan alasan karena zakat
31
termasuk ibadah mahdhah. Tidak dibenarkan untuk menciptakan jenis
zakat baru, bila tidak ada dalil yang tegas dari Al-Quran dan As-Sunnah.
Sedangkan zakat profesi tidak punya landasan yang sifatnya tegas
langsung dari keduanya. Namun insitusi ini menerima adanya kewajiban
infaq bagi harta yang tidak terkena zakat. Maka karena bukan termasuk
zakat, gaji itu perlu diinfaqkan, tergantung kebutuhan Islam terhadap harta
tersebut. 17
g) Penghitungan Zakat Gaji dan yang Sejenisnya
Gaji dan upah termasuk pendapatan yang tunduk terhadap zakat profesi
dan diterapkan atasnya semua hukum yang telah dijelaskan sebelumnya dari segi
haul, nisab dan tariff zakat. Penghitungan zakat sebagai berikut:
Kondisi pertama :ada catatan tentang pemasukan , pengeluaran dan hutang yang
harus dilunasi. Pada kondisi seperti ini langkah-langkah yang diikuti adalah:
1. Penetapan pemasukan gaji dalam satu tahun
2. Dipotong nafkah pokok dan hutang yang dibayar selama satu haul, sisanya
merupakan tempat zakat yang dibandingkan dengan nisab.
3. Menghitung nisab, yaitu 85 gram emas 21 karat
4. Jika tempat zakat mencapai nishab maka dihitung zakatnya 2,5%
Kondisi kedua : tidak ada catatan dan data keuangan. Pada kondisi
seperti ini dihitung simpanan pada akhir haul dan dibandingkan dengan nisab ,
17Fuad Riyadi “Kontroversi zakat profesi perspektif ulama Kontemporer” jurnal zakat
dan wakaf (Vol. 2, No. 1, Juni 2015) hal. 117 dan 128
32
jika mencapai nisab maka dihitung zakatnya sebayak 2,5% tanpa melihat
fluktuasi ditengah haul.
Muzaki boleh menggabungkan tempat zakat gaji dengan harta tunai
lainnya jika belum dizakati sebelumnya dan sejalan dengan pendapatan profesi
dari segi haul, nisab dan harga zakatnya.
Sebagaimana boleh membayar zakat gaji secara bulanan dibawah
penghitungan zakat gaji, dengan catatan pada akhir haul harus disamakan
antara jumlah yang telah dibayar dengan jumlah yang seharusnya dibayar
sebagaimana telah dijelaskan dalam zakat aktivitas professional.
Sebagaimana boleh membayar zakat gaji secara bulanan dibawah
penghitungan zakat gaji, dengan catatan pada akhir haul harus disamakan
antara jumlah yang telah dibayar dengan jumlah yang seharusnya dibayar.
Hukum zakat gaji ini diterapkan atas upah, hadiah, mukafaah, dana pensiun,
pemberian yang teratur waktunya dan lain-lain.
Contoh penghitungan zakat gaji : seorang muslim bernama khalid bekerja
di departemen pendidikan dengan gaji sebesar Rp. 1.000.000/bulan.
Rp.600.000 diantaranya digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan
keluarganya. Selain itu dia juga harus membayar hutang sebesar Rp. 2.000.000,
sisanya disimpan dan dia mempunyai haul zakat yang jelas yaitu pada akhir
33
dzulhijjah setiap tahun. Berdasarkan keterangan diatas disusun jadwal
penghitungan zakat sebagai berikut.18
Tabel 1.2
Tata Cara penghitungan zakat
Uraian Jumlah perunit Jumlah total Keterangan
Pemasukan 1 tahun
Nafkah 1 tahun
Pembayaran utang
Tempat zakat
Nisab: 85x Rp. 80.000
= 6.800.000
Jumlah zakat: tempat
zakat belum sampai
nisab sehingga tidak
wajib zakat.
Rp. 1000.000
Rp. 600.000
-----------------
Rp.12.000.000
Rp.7.200.000
Rp.2.000.000
Rp.2.800.000
12 X 1.000.000
12 X 6.00.000
Pemasukan
dikurangi nafkah
dan hutang
h) Syarat –syarat bagi orang yang mengeluarkan zakat profesi
1) Mukmin dan muslim
Zakat ialah merupakan salah satu dari rukun Islam. Oleh karena itu ,
hanya diwajibkan oleh orang mukmin dan muslim, tidak ada harta wajib zakat
18 DR. Husayn Syahatah, Akuntasi zakat Panduan Praktis Penghitungan Zakat
Kontemporer, Jakarta: Pustaka Progressif,2004) hal. 195-196
34
atas orang nonmuslim sesuai dengan firman Allah dalam surah Al-Baqarah
([2]:43).
2) Baliqh dan berakal sehat
Anak-anak yang belum baliqh dan orang-orang yang tidak waras
akalnya tidak wajib zakat baginnya dan kewajiban zakat hartanya dibebankan
kepada walinya atau orang yang mengurus hartanya itu.
3) Memiliki harta yang mencapai nishab
Artinya , harta yang akan dikeluarkan sudah mencakup jumlah dan
waktu yang telah ditetapkan berdasarkan syariah agama.
4) Harta yang dimiliki adalah milik penuh (al-milk al-tam)
Harta tersebut harus didalam kekuasaan miliknya, atau seperti menurut
sebagian ulama para ulama bahwa harta tersebut berada ditangan pemiliknya,
dan didalamnya tidak tersangkut dengan hak orang lain dan ia dapat
menikmatinya.19
3. Tinjauan pustaka
Tinjauan pustaka berisi uraian tentang hasil-hasil penelitian yang
didapat oleh penelitian terdahulu yang telah diringkas dalam table sebagai
berikut :
19 Shobirin , Op. Cit, hal 326
35
No Nama Judul Hasil penelitian
1 Yusi Zikriyah “pengaruh tingkat kesadaran
masyarakat kelurahan lenteng
agung terhadap implementasi
zakat profesi tahun 2017
menujukan bahwa dari hasil pengolahan
data angket pada pernyataan variable X
(tingkat kesadaran masyarakat) dapat
dilihat bahwa pada dasarnya masyarakat
kelurahan lenteng agung telah menyadari
akan kewajiban mereka untuk membayar
zakat profesi, namun dalam
pengimplementasinya hanya sebagian
masyarakat yang telah menunaikan zakat
profesinya secara rutin baik dibayarkan
setiap bulan maupun pertahun.
2 Syafruddin Implementasi Zakat Profesi di
Kalangan PNS dan TNI/POLRI di
kecamatan Bahorok kabupaten
langkat
bahwa kurangnya SDM petugas BAZ
dikecamatan bahorok dapat dilihat dari
sedikitnya petugas yang menguasai dan
memahami tentang fungsi dan tugas BAZ,
kemudian faktor lain penghambat zakat
profesi lainnya adalah tentang kesadaran
hukum para professional terhadap
kewajiban dalam melaksanakan undang-
undang tentang zakat profesi , dan fatwa
MUI tentang zakat penghasila.
3 Siti Mujiatun Analisis pelaksanaan Zakat pengelolaan zakat profesi yang dilakukan
36
Profesi;Upaya Pengentasan
Kemiskinan di Kota Medan.
di UMSU telah berjalan sejak tahun 2006
sampai sekarang, pelaksanaan zakat
profesi di UMSU dilaksanakan dengan
cara memotong gaji para pimpinan, dosen
tetap, dan karyawan yang gajinya dalam
setahun telah memenuhi nisab 85 gram
mas murni, dan apabila dan apabila gajinya
belum memenuhi nisab zakat profesi ,
tetap dipotong 2,5% untuk infaq,sedekah
dan wakaf. Keikhlasan dan semangat
beramal sosial di UMSU, dipengaruhi oleh
adanya program Baitul Arqam yang
menanamkan tentang ajararan Islam
sehingga dituntut untuk mengerjakan
ibadah mahdah dan ibadah sosial secara
integral dan berimbang antara kepentingan
dunia dengan kepentingan akhirat.
37
4 Nur
Mohamad
Kasim
Paradigma zakat profesi dalam
masyarkat gorontalo
Hasil peneliatannya yaitu masyarakat
mendapatkan informasi mengenai zakat
profesi masih variatif. Ini menunjukan
bahwa belum terkodinirnya sumber
informasi tentang zakat profesi , sehingga
mengakibatkan ada sebagian masyarakat
yang belum mengetahui akan kewajiban
ini. Sebaiknya semua stockholder yang
terkait dengan pelaksanaan zakat lebih
proaktif dalam memberikan informasi
tentang masalah zakat ini kepada
masyarakat , khususnya kepada wajib
zakat (muzakki).
5 Titi martini
harahap
Implementasi Undang-undang
No.23 tahun 2011 Tentang
Pengelolaan zakat dan
Implikasinya Terhadap
Pengelolaan Zakat Profesi di
BAZNAS Provinsi Sumut
penelitiannya yaitu dampak pelaksanaan
UU No. 23 tahun 2011 terhadap
pengelolaan zakat profesi belum
memberikan pengaruh yang maksimal.
Terbukti minimnya zakat yang diterima
oleh BAZNAZ PROVSU. Kedua dalam
mengimplementasikan UU no. 23 tahun
2011 terhadap pengumpulan dan
pendistribusian zakat profesi BAZNAS
38
provinsi sumut, menghadapi beberapa
kendala seperti kurangnya dukungan
pemerintah daerah dalm bentuk kebijakan,
kurannya dana untuk melakukan sosialisasi
, tidak adanya sanksi bagi muzakki yang
tidak membayar zakat , sehingga BAZNAS
tidak bisa memaksa seseorang unruk
membayar zakat melalui BAZ.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan analisa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif yang bertujuan
untuk memberikan penggambaran pelaksanaan dan pengelolaan zakat profesi bagi
Pegawai Negeri Sipil di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki ,
menemukan menggambarkan dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari
pengaruh sosial yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan melalui
pendekatan kualitatif.
B. Lokasi Penelitian
Subjek penelitian adalah di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Jambi
C. Jenis dan Sumber Data
Secara umum jenis data dapat diklarifikasikan menjadi dua bagian yaitu
sebagai berikut.
1. Data primer
Adalah data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik baik
dilakukan melalui wawancara observasi , dan alat lainnya. data primer
39
40
diperoleh langsung dari objek yaitu para Pegawai Negeri Sipil Kantor
Wilayah Kementrian Agama Provinsi jambi.
2. Data sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut
dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lainnya
misalnya dalam bentuk tabel-tabel atau diagram. Data sekunder dikenal juga
oleh data-data pendukung atau pelengkap data utama yang dapat digunakan
oleh penelitian.
D. Instrument Pengumpulan Data
Instrument pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dan fakta penelitian.
1. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses Tanya jawab atau dialog secara lisan
antara pewawancara (Interviewer) dengan responden ( interviewee) dengan tujuan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.20 Wawancara
merupakan suatu proses intruksi dan komunikasi. Wawancara (interview) untuk
memperoleh informasi secara langsung tentang Pelaksanaan dan Pengelolaan
zakat profesi Kanwil Kemenag provinsi Jambi dalam membayar zakat. Adapun
model wawancara dengan mengajukan pertanyaan kepada anggota UPZ Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi.
20 Eko putro widiyoko,”tehnik penyusunan instrument penelitian”, (Yogyakarta: pustaka
pelajar,2012) hal.40
41
2. Dokumentasi
Dokumentasi dapat dilakukan dengan cara pengumpulan beberapa
informasi tentang data dan fakta yang berhubungan dengan masalah dan tujuan
penelitian , baik dari sumber dokumen yang dipublikasikan, jurnal, dan lainya.
Disini peneliti menggunakan dokumen dengan cara mengumpulkan data dengan
mencatat data-data yang sudah ada. Dokumen tersebut seperti daftar nama-nama
PNS serta Nominal zakat profesinya, dokumen penyaluran zakat dan sebagainya.
3. Observasi
Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan
secara langsung mengenai objek penelitian. Metode ini penulis menggunakan
sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objektif mengenai objek
penelitian. (Arikunto, 1997:234)
Tehnik observasi ini merupakan upaya memperoleh data dengan melihat
atau mengamati objek yang diteliti serta melakukan pencatatan terhadap kejadian
yang penulis ketahui
E. Tehnik Analisis Data
Data penelitian, setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah
mengadakan analisis data. Analisis data merupakan hal yang penting dalam
metode ilmiah karena dengan analisis data tersebut dapat diberi arti dan makna
yang berguna untuk menyelesaikan masalah penelitian. Dalam analisis ini penulis
42
menggunakan analisis kualitatif yang mendeskripsikan Pelaksanaan dan
pengelolaan zakat profesi bagi ASN Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jambi.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan alam pembahasan dan pemahaman yang lebih lanjut
dan jelas dalam membaca penelitian ini, maka disusunlah sistematika penulisan
penelitian ini sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan: Bab ini berisi Latar Belakang masalah, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Batasan Masalah, Manfaat Penelitian, Kerangka
Teori dan Tinjauan Pustaka.
Bab II Metode Penelitian: berisi jenis penelitian, lokasi penelitian, jenis
dan sumber data, populasi dan sampel, instrument pengumpulan data dan tehnik
analisa Data.
Bab III Gambaran umum lokasi penelitian : terdiri dari sejarah dan letak
geografis Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi jambi.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan
Bab V penutup: meliputi kesimpulan dan saran
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Kementerian Agama Kota Jambi
1. Sejarah dan letak Geografis Kantor Kementerian Agama Provinsi Jambi
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang religius. Hal tersebut tercermin baik
dalam kehidupan bersmasyarakat maupun dalam kehidupan bernegara.
Dilingkungan masyarakat terlihat terus meningkat kesemarakan dan kekhidmatan
kegiatan keagamaan baik dalam bentuk ritual maupun dalam bentuk sosial
keagamaan. Semangat keagamaan tersebut, tercermin pula dalam kehidupan
bernegara yang dapat dijumpai dalam dokumen-dokumen kenegaraan tentang
falsafah Negara pancasila, UUD 1945, GBHN, dan buku repelita serta memberi
jiwa dan warna pada pidato-pidato kenegaraan. Dalam pelaksanaan pembangunan
nasional semangat keagamaan tersebut menjadi lebih kuat dengan ditetapkannya
asas keimanan dan ketaqwaan terhadap ketuhanan yang Maha Esa sebagai salah
satu asas pembangunan. Hal ini berarti bahwa segala usaha dan kegiatan
pembangunan nasional dijiwai,digerakan dan dikendalikan oleh keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa sebagai nilai luhur yang menjadi
landasan spiritual, moral dan etik pembangunan.
Secara filosofis, sosio politis dan historis agama bagi bangsa Indonesia
sudah berurat dan berakar dalam kehidupan bangsa. Itulah sebabnya para tokoh
dan pemuka agama selalu tampil sebagai pelopor pergerakan dan perjuangan
43
44
kemerdekaan baik melalui partai politik maupun sarana lainnya. perjuangan
gerakan kemerdekaan tersebut melalui jalan yang panjang sejak jaman kolonial
belanda sampai kalahnya jepang pada perang dunia ke II. Kemerdekaan Indonesia
di proklamasikan pada tanggal 17 agustus 1945. Pada masa kemerdekaan
kedudukan agama menjadi lebih kokoh dengan ditetapkannya pancasila sebagai
ideology dan falsafah Negara dan UUD 1945. Sila ketuhanan yang maha Esa yang
diakui sebagai sumber dari sila-sila lainnnya mencerminkan karakter bangsa
Indonesia yang sangat religius dan sekaligus memberi makna rohaniah terhadap
kemajuan-kemajuan yang akan dicapai. Berdirinya departemen agama pada 3
januari 1946, sekitar lima bulan setelah proklamasi kemerdekaan kecuali berakar
dari sifat dasar dan karakteristik bangsa Indonesia tersebut diatas juga sekaligus
sebagi realisasi dan penjabaran Ideologi Pancasila dan UUD 1945. Ketentuan
yuridis tentang agama tertuang dalam UUD 1945 BAB E Pasal 29 tentang agama
ayat 1 dan 2:
1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya
masing-masing dan beribadah menurut agamanya dan kepercayaan itu.
Dengan demikian agama telah menjadi bagian dari system kenegaraan
sebagai hasil konsesus nasional dan konvensi dalam praktek kenegaraan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
45
Provinsi jambi merupakan salah satu provinsi yang memiliki tingkat
heterogenitas yang cukup kompleks, baik dari segi suku, agama, ras,
golongan maupun bahasa. Heterogenitas ini menjadi salah satu tantangan
dalam membangun tata kehidupan yang harmonis untuk mendukung
keberlangsungan pembangunan baik daerah maupun nasional. Pembangunan
bidang agama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tugas pokok dan
fungsi kementrian agama yang diarahkan untuk mewujudkan masyarakat
yang rukun, tentram damai, dan sejahtera. Pembangunan dalam bidang agama
difokuskan kepada beberapa hal diantaranya peningkatan pemahaman,
penghayatan, dan pengalaman agama, peningkatan kualitas kerukunan umat
beragama, peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan keagamaan. Kantor
wilayah Kementrian Agama Provinsi Jambi adalah salah satu instansi vertikal
kementrian Agama RI yang melaksanakan tugas dan fungsi kementrian
agama di tingkat provinsi dan bertanggung jawab langsung kepada menteri
agama.
Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jambi mempunyai tugas
melaksanakan tugas dan fungsi Kementrian Agama Provinsi Jambi
Bedasarkan Kebijakan kementrian Agama dan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Wilayah
Kemnterian Agama Provinsi Jambi menyelenggarakan fungsi :
46
1. Perumusan dan penetapan Visi, misi , teknis dibidang
2. Pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama
3. Pelayanan ,bimbingan, dan pembinaan dibidang haji dan umrah
4. Pelayanan, bimbingan , dan pembinaan dibidang pendidikan
5. Madrasah, pendidikan agama dan keagamaan
6. Pembinaan kerukunan umat beragama
7. Perumusan kebijakan teknis dibidang pengelolaan administrasi dan
informasi
8. Pengkoordinasian, perencanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi
program
9. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah terkait , dan lembaga
masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementrian di provinsi.
Susunan organisasi kantor wilayah kementrian agama provinsi jambi terdiri
atas:
1. Bagian tata usaha
2. Bidang pendidikan masdrasah
3. Bidang pendidikan agama dan keagamaan Islam
4. Bidang penyelenggaraan haji dan umrah
5. Bidang urusan agama Islam dan pembinaan syariah
6. Bidang penerangan agama Islam, zakat, dan wakaf
7. Pembimbing masyarakat Kristen
47
8. Pembimbing masyarakat Katolik
9. Pembimbing masyarakat hindu
10. Pembimbing masyarakat budha
11. Kelompok jabatan fungsional
B. Visi dan Misi Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jambi
yaitu sebagai berikut;
1. Visi Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jambi
Terwujudnya masyarakat jambi yang taat beragama , rukun cerdas, dan
sejahtera lahir batin dalam rangka mewujudkan masyarakat yang mandiri
dan berkepribadian berlandaskan gotong royong
2. Misi Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Jambi
a. Meningkatkan pemahaman kehidupan beragama
b. Memantapkan kerukunan intra antar umat beragama
c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang merata dan
berkualitas
d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas pengelolaan potensi ekonomi
keagamaan
e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan umrah yang berkualitas
dan akuntabel
48
f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum berciri agama,
pendidikan agama pada satuan pendidikan umum, dan pendidikan
keagamaan
g. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, akuntabel dan
terpercaya.
C. Kepala Kementerian Agama Provinsi Jambi dari Masa Kemasa
1. K.H. Mukhtar Rasyid Kepala Kanwil tahun 1973-1976
2. Drs. H. Munir, SA kepala Kanwil Tahun 1977-1981
3. Drs. H. Bahtiar ilyas Kepala Kanwil Tahun 1982-1987
4. Drs. Musta’in Kepala Kanwil Tahun 1987-1990
5. Drs.H. Saleh Bina Kepala Kanwil tahun 1990-1997
6. Drs. Rafi’ Salim Kepala Kanwil Tahun 1999-2002
7. Drs. H. M. Idris Saleh Kepala Kanwil Tahun 2002-2006
8. Drs. H. Abdul Kadir Husein, M.Pd.I Kepala Kanwil Tahun 2006-2012
9. DR. H. Marwazi Kepala Kanwil Tahun 2012
10. Drs. H. Mahbub Daryanto, M.Pd.I Kepala Kanwil Tahun 2012-2015
11. Drs. H. M. Thahir M.HI Kepala Kanwil Tahun 2015-2017
12. Drs. H. M. Hafiz , M.sy Plh. Kepala Kanwil 26 september 2017- 21
desember 2017
13. Drs. H. Muhammad , M.Pd.I Kepala Kanwil 22 desember 2017-
sekarang
49
D. Gambaran Umum UPZ Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jambi
Bidang Penerapan Agama Islam, Zakat , dan Wakaf sebagaimana
dimaksud dalam pasal 144 ayat (1) huruf f mempunyai tugas
melaksanakan pelayanan, bimbingan, pembinaan, dan pengelolaan system
informasi di bidang Penerangan Agama Islam, Zakat, dan Wakaf,
berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala kantor wilayah
kementrian agama.
Dalam melaksanakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 165,
bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf menyelenggarakan
fungsi :
a. Penyiapan perumusan kebijakan teknis dan perencanaan dibidang
penerangan agama Islam , zakat dan wakaf.
b. Pelaksanaan pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang
penerangan dan penyuluhan agama Islam , kemitraan umat dan
publikasi dakwah , hari besar Islam, seni budaya Islam musabaqah al-
Quran dan al-hadist, pemberdayaan zakat dan wakaf , serta
pengelolaan system informasi penerangan agama Islam, zakat, dan
wakaf
c. Evaluasi dan penyusunan laporan dibidang penerangan agama
Islam , zakat dan wakaf
50
Susunan organisasi bidang Penerapan Agama Islam Zakat dan wakaf
terdiri atas :
a. Seksi penerangan dan penyuluhan agama Islam
b. Seksi kemitraan umat, publikasi dakwah dan hari besar agama
Islam
c. Seksi pengembangan seni budaya Islam, musabaqah al-quran dan
al-hadists
d. Seksi pemberdayaan zakat
e. Seksi pemberdayaan wakaf
f. Kelompok jabatan fungsional
Seksi pemberdayaan zakat sebagaimana dimaksud dalam pasal 167
huruf d mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
pelayanan dan bimbingan teknis , dan pembinaan di bidang pemberdayaan
zakat.
51
Gambar 3.1
Struktur Organisasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi
S.Ag, M.Pd
KEPALA KANTOR WILAYAH KEMENTRIAN AGAMA
PROVINSI JAMBI
DRS. H. MUHAMAD, M.Pd.I
NIP. 196210291987031001
KEPALA BIDANG PENERANGAN AGAMA ISLAM,
ZAKAT DAN WAKAF
H.A. RAHMAN SAYUTI, S.Ag, MH
NIP. 19710841995031002
KASI PENERANGAN DAN
PENYULUH AGAMA ISLAM
H. PUNGUT SUPRIADY, SHI, MHI
NIP. 19810920 200312 1 001
KASI PEMBERDAYAAN
ZAKAT
AHMAD LUTFI, S.Pd.I
NIP. 19630312 198903 1 006
KASI PSBI, MTQ, DAN AL-HADIST
ARIES SEPDA, S.Ag, M.Pd
NIP. 19730327 199703 1 001
KASI KEMITRAAN UMAT,
PUBLIKASI DAKWAH & HBI
Drs. H. MUSTAMIN
NIP. 19611231 199103 1 006
KASI PEMBERDAYAAN WAKAF
Hj, MAIDARLISMAWATI, S.Pd.I
NIP. 19651101 198602 2002
LILIS SURYANI, SE
NIP. 197708162011012005
PENY AGAMA
M. KHOLIS, S.Ag, M.Pd
NIP. 197303072011011002
PENG. ADM
H. BAKHRUN JAMIL, S.Pd.I M/Pd.I
NIP. 19801028 200605 1 014
PENG ADM PA & MTQ
NURHAIDA
NIP. 19641231198903 2 008
PENG. ADM
NILAWATI, S.AP
NIP. 197302111993022001
PENY BAHAN PA & MTQ
52
E. Penyaluran zakat Profesi di Kantor Wilayah Kementrian Agama
Provinsi Jambi.
Zakat penghasilan atau zakat profesi di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Jambi dilakukan dengan melalui
pemotongan gaji karyawan yang dilakukan tiap bulan oleh bendahara.
Pemotongan gaji karyawan tersebut hanya diberlakukan oleh pegawai
ASN yang berpenghasilan diatas 3 juta Rupiah dan dipotong dari gaji
kotor perbulan.
Gaji yang dipotong sebanyak 2,5 % , hal ini berdasarkan dari
Fatwa MUI dijelaskan bahwa semua bentuk penghasilan yang halal wajib
dikeluarkan zakatnya dengan syarat telah mencapai nisab satu tahun yaitu
senilai emas 85 gram. Adapun kadar zakat penghasilan adalah 2,5%.
Selanjutnya zakat profesi dari pemotongan gaji tersebut seluruhnya
di setorkan kepada BAZNAS Provinsi Jambi dan BAZNAS provinsi
Jambi mendistribusikan nya kepada 8 ashnaf atau yang berhak menerima
zakat yaitu:
1. Fakir
2. Miskin
3. Amil
4. Riqab
5. Gharimin
6. Fi Sabilillah
7. Ibnu Sabil
53
8. Mualaf
F. Pertanyaan Wawancara di Kantor Wilayah Kementrian Agma Provinsi
Jambi
1. Bagaimana sejarah singkat UPZ Kanwil kemenag provinsi jambi?
2. Apa saja visi dan misi kanwil kemenag provinsi jambi?
3. Bagaimana pengelolaan zakat profesi di kemenag provinsi jambi?
4. Berapa persen gaji pegawai yang dipotong?
5. Apakah ASN non muslim di kanwil kemenag provinsi jambi juga
membayar zakat?
6. Selain mengenai pemotongan gaji ASN apa saja kegiatan dari UPZ kanwil
kemenag Provinsi jambi?
7. Dalam pengumpulan zakat profesi selain UPZ adakah pihak lain yang
bertanggung jawab? BAZNAS misalnya? Jika keduanya berapa persen
porsi tanngung jawab dari masing-masing pihak?
8. Bagaimana kegiatan pendistribusian di UPZ kanwil kemenag ? dilakukan
berapa bulan sekali?
9. Apa saja syarat ASN yang membayar zakat?
10. Data ASN yang membayar zakat dan Data penerimaan dan pengeluaran
zakat
11. Struktur organisasi UPZ kanwil kemenag provinsi jambi?
12. Bagaimana pola pembayaran zakat proffesi yang dilakukan oleh UPZ
kemenag provinsi jambi?
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Implementasi Pembayaran zakat Profesi di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi jambi
Implementasi zakat profesi di Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jambi dilakukan oleh Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi sebagai salah satu unit yang
membantu BAZNAS Provinsi Jambi untuk mengumpulkan ZIS di
lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi.
Pengelolaan zakat profesi yang ada di Kementerian Agama Provinsi Jambi
dilakukan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jambi.
Seluruh hasil pengumpulan ZIS termasuk di dalamnya zakat profesi
Aparatur Sipil Negara (ASN) Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Jambi yang diambil dari gaji kotor setiap pegawai sebesar 2,5%
sesuai dengan Undang-Undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat. Pengelolaan ZIS yang didalamnya terdapat zakat profesi pada
Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi menjadi tanggung
jawab BAZNAS Provinsi Jambi. Baznas Provinsi Jambi bertanggung
jawab 100 % terhadap pengelolaan zakat profesi sedangkan UPZ Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi hanya memungut atau
mengumpulkan zakat profesi yang kemudian disetorkan ke BAZNAS tiap
bulan. Zakat penghasilan atau zakat profesi di Kantor Wilayah
54
55
Kementerian Agama Provinsi Jambi dilakukan dengan melalui
pemotongan gaji karyawan yang dilakukan tiap bulan oleh bendahara.
Pemotongan gaji karyawan tersebut hanya diberlakukan oleh pegawai
ASN yang berpenghasilan diatas 3 juta Rupiah dan dipotong dari gaji
kotor perbulan.Gaji yang dipotong sebanyak 2,5 %, hal ini berdasarkan
dari Fatwa MUI dijelaskan bahwa semua bentuk penghasilan yang halal
wajib dikeluarkan zakatnya dengan syarat telah mencapai nisab satu tahun
yaitu senilai emas 85 gram.
Selanjutnya zakat profesi dari pemotongan gaji tersebut seluruhnya
di setorkan kepada BAZNAS Provinsi Jambi dan BAZNAS provinsi
Jambi mendistribusikannya kepada 8 ashnaf atau yang berhak menerima
zakat.Disamping itu dalam kitab-kitab fiqh pelaksanaan atau implementasi
zakat sudah dianggap sah karena telah memenuhi rukun atau unsur-unsur
dan syarat-syarat yang telah ditentukan dalam hukum Islam. Adapun
rukun dalam unsur-unsur yang harus terpenuhi dalam mengeluarkan zakat,
unsur-unsur tersebut adalah:
1. Orang yang mengeluarkan zakat (muzakki)
2. Harta yang wajib dizakati
3. Penerima zakat (mustahiq)
Selain 3 unsur di atas diperlukan juga syarat-syarat zakat yang lain,
yaitu sebagai berikut:
56
a) Syarat Orang yang Mengeluarkan Zakat
Orang yang wajib mengeluarkan zakat adalah orang atau badan
yang dimiliki oleh orang muslim yang berkewajiban menunaikan zakat
apabila memiliki kelebihan harta yang telah cukup haul dan nishabnya.
b) Syarat harta yang dizakatkan
1) Pemilikan yang pasti, halal dan baik.
2) Berkembang
3) Melebihi kebutuhan pokok
4) Bersih dari hutang
5) Mencapai nisab
6) Mencapai masa haul
c) Syarat penerimaan zakat meliputi 8 asnaf
1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak
mempunyai harta dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan
dalam keadaan kekurangan.
3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan
dan membagikan zakat.
4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang
yang baru masuk Islam yang imannya masih lemah.
5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan
muslim yang ditawan oleh orang-orang kafir.
57
6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk
kepentingan yang bukan maksiat dan tidak sanggup
membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara
persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat,
walaupun ia mampu membayarnya.
7. Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan
Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang
berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-
kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan
lain-lain.
8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat
mengalami kesengsaraan dalam perjalanannya.
Kalau melihat unsur-unsur dan syarat-syarat di atas, bahwa
pelaksanaan zakat profesi ASN di Kementerian Agama Provinsi Jambi
secara umum sudah sesuai dengan hukum Islam dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku di Indonesia. Tetapi di sini penulis ingin
penyimpulkan bahwasanya para Aparatur Sipil Negara (ASN)
Kementerian agama Provinsi Jambi telah mengeluarkan 2.5% dalam
membayarkan zakat profesinya dengan kesadaran sendiri tanpa ada
paksaan. Bagi mereka yang kurang dari nisab para Aparatur Sipil Negara
(ASN) Kementerian Agama Provinsi Jambi tetap mengeluarkan sebagian
kecil hartanya dalam bentuk infak yang juga dipotong oleh bendahara gaji
sesuai dengan jumlah yang telah tertera dalam surat pernyataan. Ini dapat
58
dibenarkan, karena membebaskan orang-orang yang mempunyai gaji yang
kecil dari kewajiban zakat.21
B. Analisa Pola Pengelolaan Zakat Profesi
Pola pembayaran zakat profesi yang dilakukan oleh Aparatur Sipil Negara
(ASN) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jambi dengan cara
pemotongan gaji secara langsung oleh bendahara gaji dari masing-masing unit
kerja. Pemotongan zakat profesi sebesar 2,5 % dari gaji oleh bendahara gaji
sangat efektif dan juga meringankan tugas dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ)
Kementerian Agama Provinsi Jambi. Para PNS/ASN yang juga sebagai Muzakki
bisa memilih antara menyalurkan sendiri kepada para mustahiq atau dipercayakan
kepada pihak manapun (termasuk bendahara PNS di kantor, UPZ, atau yayasan
lain yang mengurusi zakat) yang bersedia menyalurkannya secara amanah dan
profesional. Pembayaran zakat profesi melalui potongan gaji yang dilakukan oleh
Bendahara gaji yang didahului dengan surat perintah oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia.22
C. Analisa Dampak dan Kendala Pengelolaan Zakat di Baznas Provinsi Jambi
Dampak dan kendala pengelolaan zakat di BAZNAS Provinsi Jambi saat
ini adalah intensitas koordinasi antara regulator dan organisasi pengelolaan zakat
dalam hal ini kementerian Agama adalah kurangnya pembinaan dan pengawasan
terhadap OPZ, sebagai satu-satunya lembaga yang berwenang untuk melakukan
penataan pengelolaan zakat. Kementerian Agama terkesan lepas tanggung jawab
21 Wawancara dengan KASI Pemberdayaan zakat, Ahmad Lutfi, S.Pd.I 22 Wawancara dengan KASI Pemberdayaan wakaf, Aries Sepda., S.Ag, M.Pd
59
dan menyerahkan sepenuhnya kepada BAZNAS, padahal BAZNAS hanya
berperan sebagai regulator pengelolaan zakat nasional, namun kenyataannya
selain berperan sebagai regulator,saat ini BAZNAS juga berperan sebagai
operator yang menjalankan fungsi penghimpunan,pengelolaan dan pendayagunaan
zakat. Selain itu ada beberapa kendala dalam pengelolaan zakat, yaitu:
1. Kesadaran masyarakat yang kurang terhadap peran zakat bagi
perekonomian. Dorongan zakat saat ini hanya sisi pemenuhan kewajiban
muzzaki padahal ada hal penting berupa sisi kemanfaatan bagi masa depan
2. Ketidakpercayaan masyarakat terhadap terhadap badan amil zakat. Pada
dasarnya memiliki kekhawatiran akan zakat yang disetorkan ke BAZNAS ,
nantinya tidak sampai kepada yang berhak menerimanya. Dikarenakan
adanya praktek korupsi yang dilakukan pegawai pemerintah khususnya
Indonesia, sehingga masyarakat lebih memilih masjid atau mushala
dilingkungan masing-masing
3. Masih kurangnya sosialisasi mengenai zakat profesi. Hal ini mengakibatkan
tidak meratanya pengetahuan masyarakat mengenai zakat profesi. Sehingga
masyarakat belum dikenakan kewajiban zakat dari hasil usaha atau dari
hasil profesi yang ditekuninya.
4. Tidak adanya sanksi yang tegas. Didalam Undang-Undang No.38 tahun
2011 tentang pengelolaan zakat, tidak ada sanksi bagi orang yang tidak
menunaikan zakat. Adapun sanksi yang diatur Undang-undang No. 23
60
tahun 2011 mulai dari pasal 39 sampai pasal 41 hanyalah sanksi bagi
pengelolaan zakat.23
Berikut adalah data Penerimaan dan pengeluaran zakat profesi di BAZNAS
Provinsi Jambi serta Bentuk Penghasilan yang dihimpun dan Disalurkan Oleh
Baznas Provinsi Jambi
Data 3.1 Data Penerimaan dan Pengeluaran Zakat Profesi BAZNAS Provinsi
Jambi Tahun 2014-2018
Tahun Penerimaan Pengeluaran Saldo
2014 Rp.898.314,678.15 Rp.877,796,000.00 Rp.363.202,787.56
2015 Rp.1.039,771,309,29 Rp.1.010,842.526.00 Rp.371,721,721,456.71
2016 Rp.1.522,421,593 Rp.1.615,536,163.00 Rp.2.920,277,057,49
2017 Rp.2.520,123,122,57 Rp.2,455,955,158,00 Rp.277.035,679,71
2018 Rp.342,703,644.28 Rp.2.608,907,700,00 Rp.342.703,644
Berdasarkan data penerimaan dan pengeluaran zakat profesi BAZNAS
Provinsi jambi, pada tahun 2014 penerimaan zakat profesi sebanyak
Rp.898.314,678.15 dan pengeluaran sebanyak Rp.877,796,000.00 dengan saldo
Rp.363.202,787.56. kemudian pada tahun 2015 penerimaan zakat profesi
sebanyakRp.1.039,771,30929 dan pengeluarannya sebanyak Rp.1.010,842.526.00
dengan saldo Rp.371,721,721,456.71. berikutnya pada tahun 2016 penerimaan
zakat profesi Rp.1.522,421,593 dan pengeluaran sebanyak Rp.1.615,536,163.00
dengan saldo Rp.2.920,277,057,49.Kemudian tahun 2017 penerimaan zakat
23 Wawancara bersama pak Aminullah Amit, ketua BAZNAS Provinsi Jambi
61
profesi sebanyak Rp.2.520,123,122,57 dan pengeluaraannya sebanyak
Rp.2,455,955,158,00 dengan saldo Rp.277.035,679,71. terakhir pada tahun 2018
penerimaan zakat profesi sebanyak Rp.342,703,644.28 dan pengeluarannya
Rp.2.608,907,700,00 dengan saldonya Rp.342.703,644
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Zakat profesi dalam Islam pada hakikatnya adalah zakat yang dikeluarkan
dari hasil profesi (pekerjaan) seseorang, baik dokter, dosen, guru, kepala
sekolah, karyawan, dan lain-lain, yang gajinya dibayar oleh pemerintah,
dan telah cukup nisabnya untuk dibagikan pada para mustahiq zakat.
Dalam UU No. 23 tahun 2011 pasal 1 ayat 2 Zakat adalah harta yang wajib
dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha untuk diberikan kepada
yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Zakat profesi
dalam UU No. 23 tahun 2011 tidak tertulis secara jelas akan tetapi dalam
pasal 4 ayat 2 item h, dijelaskan bahwa yang termasuk dalam zakat maal
adalah penghasilan dan jasa.
2. Zakat penghasilan atau zakat profesi di Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi Jambi dilakukan dengan melalui pemotongan gaji
karyawan yang dilakukan tiap bulan oleh bendahara. Pemotongan gaji
karyawan tersebut hanya diberlakukan oleh pegawai ASN yang
berpenghasilan diatas 3 juta Rupiah dan dipotong dari gaji kotor perbulan.
Gaji yang dipotong sebanyak 2,5 % , hal ini berdasarkan dari Fatwa MUI
dijelaskan bahwa semua bentuk penghasilan yang halal wajib dikeluarkan
zakatnya dengan syarat telah mencapai nisab satu tahun yaitu senilai emas
85 gram. Adapun kadar zakat penghasilan adalah 2,5%. Selanjutnya zakat
profesi dari pemotongan gaji tersebut seluruhnya di setorkan kepada
62
63
BAZNAS Provinsi Jambi dan BAZNAS provinsi Jambi mendistribusikan
nya kepada 8 ashnaf atau yang berhak menerima zakat
3. Dampak dan kendala pengelolaan zakat di BAZNAS Provinsi Jambi saat
ini adalah intensitas koordinasi antara regulator dan organisasi pengelolaan
zakat dalam hal ini kementerian Agama adalah kurangnya pembinaan dan
pengawasan terhadap OPZ. Selain itu kendala yang dihadapi saat ini
adalah kesadaran masyrakat membayar zakat, ketidakpercayaan
masyarakat terhadap amil zakat, kurangnya sosialisasi mengenai zakat
profesi, dan belum adanya sanksi yang tegas.
B. Saran – saran
Sebagai tindak lanjut dari kesimpulan yang disampaikan di atas, penulis
dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:
1. Terbentuknya Badan Amil Zakat Nasional dan Unit Pengumpul Zakat
(UPZ) diprakarsai oleh undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat, yang lahirnya dilator belakangi oleh kenyataan
sosiologis, bahwa masyarakat Indonesia mayoritas beragama Islam, jadi
fungsi BAZNAS/UPZ sebaiknya bisa membimbing para PNS muslim
untuk membayar zakat pada lembaga pemerintah tersebut
2. Fungsi lembaga-lembaga zakat yang sudah ada, hendaknya lebih
dioptimalkan dan sistem manajemen pengelolaan dan pendistribusian
zakatnya dibenahi, sehingga potensi zakat yang besar dapat dimanfaatkan
dengan baik sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat bisa ditingkatkan
melalui harta zakat.
64
3. Pemerintah melalui lembaga-lembaga pengelola zakat yang ada hendaknya
berusaha menumbuhkan semangat dari dalam diri individu masyarakat
yang sudah wajib zakat untuk sadar akan pentingnya membayar zakat,
khususnya zakat atas profesi-profesi yang mendatangkan hasil yang
lumayan besar dan lebih dari sekedar cukup.
C. Penutup
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini. Walaupun dengan sepenuh hati, penulis
menyadari masih terdapat kekurangan dan kelemahan di dalamnya, baik isi
maupun tulisan. Itu semua karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri.
Penulis berharap kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, yang
mungkin punya sedikit apresiasi-nya terhadap skripsi ini. Semoga apa yang ada
dalam skripsi ini bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya, dan umumnya bagi
para pembaca. Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang sempurna.
Hanya Tuhan pemilik kesempurnaan dan kebenaran yang mutlak, manusia
berencana dan Tuhan jua-lah yang berkehendak. Wallahu a'lam bi Shawab
65
DAFTAR PUSTAKA
Ali Triyatgono, zakat Profesi antara pendukung dan Penentang jurnal
hukum Islam 14, no 2 (2016): 135-51.
Nani Hanifah, jurnal ekonomi dan hukum Islam vol.4 No.1 2014
Tim penyususun Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta : balai pustaka , cet.4,
2003)
Shoborin tehnik pengelolaan zakat profesi jurnal zakat dan wakaf Vol. 2 no.2 ,
2015
Aan Jaelani, manajemen zakat di Indonesia dan Brunei Darusallam,(Cirebon:
Nurlati press, 2015)
Yusuf Qadharwi, Hukum zakat (Bandung: mizan, 1973)
Elsi kartika, pengantar hukum zakat dan wakaf, (Jakarta: grasindo 2007)
Asmuni, zakat profesi dan upaya menuju kesejahteraan sosial, Vol. 1 no.1 jululi
2017
Ahmad atabik, manajemen pengelolaan zakat yang efektif di era kontemporer,
ziswaf vol.2 No.1 2015
DR. Husayn Syayatah, Akuntasi Zakat Panduan Praktis Penghitungan Zakat
Kontemporer, (Jakarta : Progressif , 2004)
Sugiyono , metode penelitian kualitatif, kuantitatif dan R&D , (bandung: alfabeta,
2015)
Ahmad Muri yusuf, metode penelitian kuantitatif, kualitatif,dan penelitian
gabungan, cet.ke-4 (Jakarta: fajar interpratam mandiri,2017)
Burhan Mungin, Penelitian kualitatif: komunikasi,ekonomi, kebijakan public dan
ilmu sosial lainnya, (Jakarta: kencana Prenanda media group,2009)
Fuad Riyadi “Kontroversi zakat profesi perspektif ulama Kontemporer” jurnal
zakat dan wakaf (Vol. 2, No. 1, Juni 2015) hal. 117 dan 128
66
LAMPIRAN
Dokumentasi Bersama Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf
bapak H.A Rahman Sayuti S.Ag, MH
67
Bersama Kasi Pemberdayaan Zakat bapak Ahmad Lutfi S.Pd.I dan bapak Aries
Sepda M.Ag., M.Pd
68
CURICULUM VITAE
A. IDENTITAS DIRI
Nama : Indah Dwi Cahyati
Jenis kelamin : Perempuan
NIM : EES 150684
Tempat/ TGL Lahir : Muara Tembesi Tembesi 06 April 1997
Alamat : lrg. SP 2, Kelurahan Kenali Asam Bawah, Kec. Kota
Baru
No. HP : 0822-8037-9692
Nama Ayah : Subur Cahyadi Amd.Kep
Nama Ibu : Mardiana
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
NO Pendidikan Alamat Tahun
1 UIN STS Jambi Kota Jambi 2015
2 SMA Islam Al-Falah Kota jambi 2012
3 SMPN 18 Batanghari Muara Tembesi 2009
4 SDN 58/ Ma. Tembesi Muara Tembesi 2003
Jambi , 06 Oktober 2019
Penulis
Indah Dwi Cahyati
EES150684