implementasi kebijakan program kredit …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/skripsi 2.pdf ·...

126
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH DI KECAMATAN WARUNGGUNUNG KABUPATEN LEBAK SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh : AKBAR AGUNG MAESYA NIM 6661102108 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2015

Upload: dangtram

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM

KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) DALAM PENGEMBANGAN

USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH

DI KECAMATAN WARUNGGUNUNG KABUPATEN LEBAK

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

Pada Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh :

AKBAR AGUNG MAESYA

NIM 6661102108

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

SULTAN AGENG TIRTAYASA

2015

Page 2: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian
Page 3: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian
Page 4: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian
Page 5: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

ABSTRAK

AKBAR AGUNG MAESYA, 6661102108. Skripsi. Implementasi Kebijakan

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Dalam Pengembangan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah Di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak.

Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I DR. Suwaib

Amirudin, M.Si., Pembimbing II Riny Handayani, S.Si., M.Si.

Implementasi Kebijakan Program Kredit Usaha Rakyat Dalam Pengembangan

Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Kecamatan Warunggunung Kabupaten

Lebak. Identifikasi masalah : Program KUR yang kurang tepat sasaran karena

juga dinikmati oleh masyarakat yang tidak memiliki usaha; Minimnya sosialisasi

yang dilakukan dari pihak pemerintah maupun Bank Pelaksana; Rendahnya

partisipasi masyarakat yang dikarenakan ketakutan berurusan dengan pihak Bank.

Metode penelitian adalah Kualitatif. Subjek penelitian: Warga Kecamatan

Warunggunung Kabupaten Lebak baik yang menerima KUR ataupun tidak. Teori

Merilee S. Grindle (2003), isi kebijakannya mencakup: (i) Kepentingan yang

terpengaruhi oleh kebijakan; (ii) Jenis manfaat yang akan dihasilkan; (iii) Derajat

perubahan yang diinginkan; (iv) Kedudukan pembuat kebijakan; (v) (Siapa)

pelaksana program; serta (vi) Sumberdaya yang dikerahkan. Sedangkan konteks

implementasinya mencakup : (i) Power, Interest and Strategy of Actor Involved

(kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat);

(ii) Institution and Regime Characteristic (karakteristik lembaga dan

rezim yang berkuasa); serta (iii) Compliance and Responsiveness (tingkat

kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana). Hasil Penelitian: implementasi

kebijakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam pengembangan usaha

mikro kecil dan menengah di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak belum

optimal. Saran: 1) Mengoptimalkan sosialisasi mengenai program KUR baik oleh

bank pelaksana maupun oleh pemerintah daerah; 2) Penguatan kerjasama antara

Bank pelaksana dengan pemerintah daerah agar terciptanya sinergitas; 3)

Memperketat pengawasan dari pemerintah terkait penyaluran KUR; 4)

Mengoptimalkan tenaga pendampingan dari pemerintah daerah melalui instansi

terkait terhadap usaha-usaha mikro kecil dan menengah didaerahnya; 5)Mengkaji

kembali persyaratan pengajuan KUR sehingga lebih meringankan pelaku usaha

kecil dalam memperoleh bantuan usaha dari pemerintah.

Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Kebijakan Publik

Page 6: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

ABSTRACT

AKBAR AGUNG MAESYA, 6661102108. Thesis. Implementation Policy

Loan Program (KUR) in the Development of Micro, Small and Medium

Enterprises In District Warunggunung Lebak. Study Program of Public

Administration, Faculty of Social and Political Sciences, University of Sultan

Ageng Tirtayasa. Supervisor I DR. Suwaib Amirudin, M.Sc., Advisor II Riny

Hand, S.Si., M.Sc.

Policy Implementation People's Business Credit Program Under Development,

Micro, Small and Medium Enterprises In District Warunggunung Lebak.

Identification of the problem: the lack of proper KUR program is targeted

because it is also enjoyed by people who do not have a business; The lack of

socialization of the government and Bank Executive; The low participation of

communities due to fear of dealing with the Bank. The research method is

qualitative. Subject of research: Citizens Subdistrict Lebak Warunggunung both

receiving KUR or not. Theory Merilee S. Grindle (2003), the contents policies

include: (i) interests are affected by the policy; (ii) types of benefits to be

generated; (iii) The degree of desired change; (iv) The position of policy makers;

(v) (Who) implementing the program; and (vi) Resources are deployed. While the

context of the implementation include: (i) Power, Interest and Strategy of Actor

Involved (power, interests and strategies of the actors involved); (ii) Institution

and Regime Characteristic (characteristics of the institution and the ruling

regime); and (iii) Compliance and Responsiveness (level of compliance and the

response from the executor). Results: The implementation of the policy program

People's Business Credit (KUR) in the development of micro small and medium

enterprises in the district of Lebak Warunggunung not optimal. Suggestions: 1)

Optimizing the socialization of the KUR program either by a bank executive and

by local governments; 2) The strengthening of cooperation between the Bank

executive with local governments in order to create synergy; 3) Tightening the

supervision of the relevant government KUR; 4) Optimizing the power assistance

of the local government through relevant agencies to the efforts of small and

medium micro its region; 5) Assess return filing requirements KUR so much ease

small businesses in obtaining assistance from the government's efforts.

Keywords: Policy Implementation, Public Policy

Page 7: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillahirobbil’alamin peneliti

panjatkan kehadirat ALLAH SWT, serta shalawat serta salam selalu tercurahkan

untuk Nabi Muhammad SAW, sahabat beserta keluarganya, karena dengan ridho,

rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang berlimpah sehingga akhirnya peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Kebijakan Program

Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak”.

Dengan selesainya Skripsi ini tentunya tidak terlepas dari bimbingan,

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang senantiasa selalu mendukung

peneliti dalam upaya menyelesaikan penelitian ini. Maka peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

2. DR. Agus Sjafari, S.Sos. M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Mia Dwianna W., M.I.Kom., Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Page 8: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

ii

5. Gandung Ismanto S.Sos., MM, Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

6. Rahmawati, S.Sos., M.Si., Ketua Prodi Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

7. Ipah Ema Jumiati, S.IP., M.Si., Sekretaris Prodi Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

8. DR. Suwaib Amirudin, M.Si Selaku Dosen Pembimbing I yang membimbing

dan membantu peneliti dalam penyusunan proposal penelitian, terima kasih

atas arahan dan pembelajarannya.

9. Riny Handayani, S.Si., M.Si Selaku Dosen Pembimbing II yang membimbing

dan membantu peneliti dalam penyusunan proposal penelitian, terima kasih

atas arahan dan pembelajarannya.

10. Semua Dosen dan Staf Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah

membekali ilmu dan pengetahuan selama perkuliahan.

11. Agung Kristianto Selaku Kepala BRI Cabang Rangkasbitung, yang telah

memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

12. Tisep Sumedi Selaku Kepala Unit Sampay BRI Cabang Rangkasbitung, yang

telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

13. Seluruh Pegawai BRI Cabang Rangkasbitung yang telah membantu peneliti

dalam penelitian ini.

14. Warga masyarakat Kecamatan Warunggunung yang telah membantu peneliti

dalam penelitian ini.

Page 9: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

iii

15. Kedua Orang tua tercinta yang telah memberikan dorongan semangat dan

nasehatnya, keluarga peneliti tercinta terima kasih atas segenap perhatian dan

motivasinya, canda tawa serta dukungannya untuk peneliti. Kakak dan Kakak

Ipar. Semoga Allah selalu melindungi dan memberkahi keluargaku dan terjaga

keharmonisannya.

16. Teman-teman seperjuanganku Jurusan Ilmu Administrasi Negara NR

angkatan 2010, terima kasih semuanya atas bantuan, motivasi dan

dukungannya untuk teman-temanku yang tak bisa kusebutkan satu persatu.

17. Kekasih tercinta yaitu Juwita sari Haerul yang selalu mendoakan dan

memotivasi agar saya tetap semangat mengerjakan penelitian ini.

Akhir kata peneliti berharap dan berdoa kepada pihak-pihak yang telah

banyak membantu peneliti dalam menyusun skripsi ini mendapat imbalan dari

Allah SWT serta peneliti menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan

dalam Skripsi ini sehingga peneliti dengan rendah hati menerima masukan dari

semua pihak agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi dan peneliti

berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kepada

pembaca umumnya.

Serang, Agustus 2015

Peneliti

Page 10: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

ABSTRACT

PERNYATAAN ORIGINALITAS

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PERSEMBAHAN DAN MOTTO

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... vii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah ...................................................................... 10

1.3. Pembatasan Masalah ..................................................................... 11

Page 11: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

v

1.4. Perumusan Masalah ...................................................................... 11

1.5. Tujuan Penelitian .......................................................................... 11

1.6. Manfaat Penelitian ........................................................................ 12

1.7. Sistematika Penulisan ................................................................... 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1. Deskripsi Teori .............................................................................. 14

2.2. Penelitian Terdahulu ..................................................................... 36

2.3. Kerangka Berfikir ......................................................................... 39

2.4. Asumsi Dasar Penelitian ............................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian ......................................................................... 43

3.2. Instrumen Penelitian ..................................................................... 44

3.3. Informan Penelitian ....................................................................... 45

3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 46

3.5. Teknik Analisis Data ..................................................................... 51

3.6. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data ..................................... 54

3.7. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ........................................................... 58

4.2. Deskripsi Data .............................................................................. 69

4.3. Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian ................................... 71

Page 12: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

vi

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan ................................................................................... 107

5.2. Saran ............................................................................................. 109

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 13: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Siklus Skematik Dalam Pembuatan Kebijakan Publik ............... 28

Gambar 2.2. Skema Kerangka Berfikir ............................................................ 41

Gambar 3.1. Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model) ................ 53

Page 14: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Jumlah UMKM di Kecamatan Warunggunung .............................. 7

Tabel 3.1. Tabel Infroman Penelitian............................................................... 46

Tabel 3.2. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ....................................................... 48

Tabel 3.3. Jadwal Penelitian ............................................................................ 57

Tabel 4.1. Kecamatan dan Luas Wilayah ........................................................ 60

Tabel 4.2. Daftar Informan .............................................................................. 70

Tabel 4.3. Temuan Lapangan ........................................................................... 103

Page 15: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemiskinan dan pengangguran merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan

dari masalah yang ada di Indonesia. Sumber daya manusia yang masih minim

sehingga sulit mendapatkan sumber penghasilan serta kebutuhan ekonomi yang

mendesak menjadikan perekonomian masyarakat menjadi sangat lemah. Ini

merupakan hal yang selalu menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dari masa

ke masa.

Setiap tahun anggaran selalu digelontorkan oleh pemerintah untuk

membangun perekonomian masyarakat. Dalam merealisasikan tujuan

pembangunan, maka segenap potensi alam harus digali, dikembangkan, dan

dimanfaatkan sebaik-baiknya. Begitu pula dengan potensi manusianya yang harus

ditingkatkan dari segi pengetahuan serta keterampilannya sehingga mampu

menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi alam secara maksimal, dan

pelaksanaan program pembangunan dapat terealisasi.

Pada hakekatnya tujuan pembangunan suatu negara dilaksanakan adalah

untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, demikian halnya dengan tujuan

dibentuknya negara Indonesia. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

dinyatakan bahwa tujuan Pembangunan Nasional Bangsa Indonesia adalah

melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan

1

Page 16: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

2

ketertiban dunia. Untuk mewujudkan tujuan tersebut dilaksanakan pembangunan

nasional, yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan

masyarakat seluruhnya.

Berbagai rencana dan program-program pembangunan sebagai wujud

pelaksanaan pemerintahan telah dibuat dan diimplementasikan di daerah -daerah,

baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat pemerintah daerah itu sendiri.

Salah satu program pemerintah yaitu pembangunan perekonomian masyarakat

yang didorong adanya program pro masyarakat.

Dalam mewujudkan tujuan program pembangunan perekonomian

masyarakat maka perlu adanya managerial dari pemerintah, agar program yang

diluncurkan kepada masyarakat dapat berjalan dengan baik. Selain itu juga perlu

adanya sarana pengontrol yang berbasis kemajuan perekonomian masyarakat.

Partisipasi masyarakat merupakan modal utama dalam upaya mencapai

sasaran program pemerintah di seluruh wilayah Republik Indonesia. Keberhasilan

dalam pencapaian sasaran pelaksanaan program pembangunan perekonomian

bukan semata-mata didasarkan pada kemampuan aparatur pemerintah, tetapi juga

berkaitan dengan upaya mewujudkan kemampuan dan keamanan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan program pembangunan perekonomian

masyarakat. Adanya partisipasi masyarakat akan mampu mengimbangi

keterbatasan. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mensejahterakan masyarakatnya telah dilakukan, namun upaya tersebut selalu

mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Pemerintahpun mengeluarkan

kebijakan kembali yang kegunaannya yaitu untuk mengembangkan perekonomian

Page 17: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

3

masyarakat kecil yang memiliki usaha kecil menengah (UKM). Program

peningkatan perekonomian masyarakat ini melibatkan beberapa instansi

pemerintahan.

Dalam rangka pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan

Koperasi (UMKMK), penciptaan lapangan kerja, dan penanggulangan

kemiskinan, Pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan yang bertujuan

meningkatkan Sektor Riil dan memberdayakan UMKMK. Kebijakan

pengembangan dan pemberdayaan UMKMK mencakup (Komite Kredit Usaha

Rakyat):

1. Peningkatan akses pada sumber pembiayaan

2. Pengembangan kewirausaha

3. Peningkatan pasar produk UMKMK

4. Reformasi regulasi UMKMK

Upaya peningkatan akses pada sumber pembiayaan antara lain dilakukan

dengan memberikan penjaminan kredit bagi UMKMK melalui Kredit Usaha

Rakyat (KUR). Pada tanggal 5 November 2007, Presiden meluncurkan Kredit

Usaha Rakyat (KUR), dengan fasilitas penjaminan kredit dari Pemerintah melalui

PT Askrindo dan Perum Jamkrindo. Adapun Bank Pelaksana yang menyalurkan

KUR ini adalah Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank Syariah

Mandiri, dan Bank Bukopin ( Komite Kredit Usaha Rakyat ).

Ada beberapa peraturan yang menjadi landasan hukum Kredit Usaha

Rakyat, yaitu:

1. Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2008 tentang Lembaga

Penjaminan,

Page 18: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

4

2. Inpres 6 tahun 2007 tanggal 8 Maret 2007 tentang Kebijakan

Percepatan Sektor Riil dan Pemberdayaan UMKMK guna

meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia,

3. MoU antara Departemen Teknis, Perbankan, dan Perusahaan

Penjaminan yang ditandatangani pada tanggal 9 Oktober 2007,

4. Addendum I MoU Departemen Teknis, Perbankan, dan

Perusahaan Penjaminan yang ditandatangani pada tanggal 14

Februari 2008,

5. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian nomor 5

tahun 2008 tentang Komite Kebijakan Penjaminan

Kredit/Pembiayaan bagi UMKMK,

6. Perjanjian Kerja Sama antara Bank Pelaksana dengan Lembaga

Penjaminan,

7. Standar Operasional dan Prosedur Pelaksanaan KUR,

8. Addendum II MoU Departemen Teknis, Perbankan, dan

Perusahaan Penjaminan yang ditandatangani pada tanggal 12

Januari 2010,

9. Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor :

KEP-07/M.EKON/01/2010 Tentang Penambahan Bank

Pelaksana Kredit Usaha Rakyat,

10. Keputusan Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan

Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Nomor : KEP-01/D.I.M.EKON/01/2010 tentang Standar

Operasional dan Prosedur Pelaksanaan Kredit Usaha Rakyat.

Kredit usaha rakyat adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepada

UMKM yang feasible tapi belum bankable. Maksud dari feasible dan bankable

adalah usaha tersebut memiliki prospek bisnis yang baik dan memiliki

kemampuan untuk mengembalikan meski belum masuk dalam kategori memenuhi

persyaratan bank.

Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM

diperoleh pengertian bahwa: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil adalah usaha

ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan

Page 19: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

5

atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun

tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah

adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang

perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau

cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung

maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah

kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang ini. Berikut peneliti lampirkan kriteriannya:

Tabel 1.1

Kriteria UMKM Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang

UMKM

No. Uraian Kriteria

Asset Omzet

1 Usaha Mikro Maks 50 Juta Maks 300 Juta

2 Usaha Kecil >50 Juta – 500 Juta >300 Juta – 2,5 Miliar

3 Usaha Menengah >500 Juta – 10 Miliar >2,5 Miliar – 50 Miliar

UMKM dan koperasi yang diharapkan dapat mengakses KUR adalah yang

bergerak di sektor usaha produktif antara lain: pertanian, perikanan , kelautan, dan

perindustrian, kehutana dan jasa keuangan simpan pinjam. Penyaluran KUR dapat

dilakukan secara langsung. Maksudnya UMKM dan koperasi dapat langsung

mengakses KUR di kantor cabang atau kantor cabang pembantu Bank pelaksana.

Dapat juga di lakukan secara tidak langsung, maksudnya usaha mikro dapat

Page 20: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

6

mengakses KUR melalui lembaga keuangan mikro dan KSP/USP koperasi, atau

melaui kegiatan linkage program lainnya yang bekerjasama dengan Bank

pelaksana.

Sejak dimulainya program KUR pada November 2007 sampai pada Juli

2014, diketahui bahwa total realisasi kredit dari program KUR secara nasional

yang dikelola oleh Komite KUR telah mencapai sekitar kurang lebih Rp. 147

Triliun dengan total debitur mencapai 11.309.283 jiwa. Dari angka tersebut,

diketahui bahwa Bank BRI memiliki plafon kredit terbesar yaitu mencapai Rp.

105 Triliun (Sumber: Komite KUR, 2014).

Pada tahun 2005, Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal

Republik Indonesia telah menetapkan Kabupaten Lebak sebagai salah satu daerah

tertinggal dari 199 Kabupaten tertinggal yang ada di Indonesia. (Sumber:

http://www.lebakkab.go.id/) Ketertinggalan Kabupaten Lebak diliat dari

minimnya infrastruktur, rendahnya tingkat perekonomian serta kesenjangan sosial

yang terjadi di wilayah tersebut.

Kecamatan Warunggunung merupakan daerah administrasi yang berada di

Kabupaten Lebak, dengan luas wilayah 4.366,72 Ha. Jarak dari Kecamatan

Warunggunung ke Ibu Kota Kabupaten hanya sekitar 10 Km. Kecamatan

Warunggunung merupakan jalur penghubung antara Kabupaten Lebak dengan

Kabupaten Pandeglang dan merupakan akses jalan menuju Ibu Kota Provinsi

Banten (Kota Serang). Perekonomian di Kecamatan Warunggunung ditopang oleh

usaha-usaha kecil yang dimiliki oleh warganya. Mayoritas penduduk bertahan

hidup dengan berdagang baik sembako atau usaha kecil lain seperti makanan-

Page 21: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

7

makanan khas Lebak dan Banten. Sentra-sentra usaha kecil ini tumbuh dan

berkembang dan menopang kehidupan masyarakat di wilayah tersebut.

Di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak, program KUR sangat

diminati warga masyarakat. Ditambah lagi karena di daerah ini mayoritas

merupakan tempat sentra usaha-usaha kecil mikro dan menengah di Kabupaten

Lebak. Berdasarkan data yang peneliti peroleh dari Dinas Koperasi dan UKM

Kabupaten Lebak, sampai pada periode Januari 2014 di Kecamatan

Warunggunung terdapat 219 usaha yang terdata yang masuk kedalam kategori

usaha mikro kecil dan menengah sedangkan jumlah koperasi yang terdata adalah

112 koperasi.

Tabel 1.2

Jumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kecamatan Warunggunung

Kabupaten Lebak

Periode 2011-2014

Periode UMKM Koperasi

2011 1492 102

2012 1541 106

2013 1573 109

2014 1613 112

Data Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, 2014

Dari tabel di atas, jumlah UMKM yang terdata di wilayah Kecamatan

Warunggunung berjumlah 1613 UMKM dan 112 diantaranya berbadan hukum

Koperasi sisanya belum berbadan hukum Koperasi. Data yang diperoleh dari

Page 22: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

8

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak ini belum termasuk usaha warungan

dan sembako.

Diketahui bahwa total realisasi kredit sejak November 2007 dari program

KUR khusus wilayah Kecamatan Warunggunung yang dikelola oleh Komite KUR

mencapai sekitar kurang lebih Rp. 780 miliar dengan total debitur mencapai 1124

jiwa. (Sumber: Komite KUR, 2014). Jumlah ini merupakan jumlah terbesar untuk

wilayah Kabupaten Lebak dan berdasarkan data yang diperoleh angka penyaluran

KUR ini di dominasi oleh Bank BRI. Inilah alas an peneliti melakukan penelitian

ini.

Program KUR, membantu masyarakat dari segi akses permodalan serta

dari segi pembiayaan. Dari observasi awal yang peneliti lakukan, dilihat bahwa

program KUR diapresiasi tinggi oleh masyarakat di Kecamatan Warunggunung.

Dari wawancara dengan Ibu Ida (Pemilik Warung sembako di wilayah

Warunggunung), sejak adanya KUR, dirinya terbantu dalam hal permodalan.

Ditambah lagi karena suku bunga dari program KUR masih bisa terjangkau oleh

dirinya. Selain itu, persyaratan yang dibutuhkan untuk pengajuan kredit baginya

juga tidak memberatkan (wawancara dilakukan pada 19 Agustus 2014 Pukul

13.20 Wib).

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Bapak Asep (Pemilik usaha

warung makan di sekitaran Jalan Raya Pandeglang) bahwa setelah adanya KUR,

dirinya sudah terbantu dan menjauh dari jeratan rentenir karena sebelumnya untuk

menambah modal atau menutup kerugian dilakukan dengan meminjam uang dari

rentenir. (wawancara dilakukan pada 19 Agustus 2014 Pukul 14.10 Wib).

Page 23: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

9

Sedangkan menurut Pak Ujang (Pemilik usaha Emping dan oleh-oleh khas

Lebak), meski banyak kekurangan tetapi program KUR memang membantu

dirinya selaku pengusaha kecil dalam memperoleh modal dengan suku bunga

yang rendah dan persyaratan yang mudah. (wawancara dilakukan pada 19

Agustus 2014 Pukul 15.47 Wib).

Dari observasi awal peneliti juga menemukan bahwa program KUR

banyak yang tidak tepat sasaran. Program KUR yang merupakan program

pemerintah yang dikhususkan bagi pelaku usaha kecil dan mikro justru dinikmati

oleh masyarakat yang tidak memiliki usaha atau dinikmati oleh mereka yang

ternyata mampu melakukan pinjaman tanpa perlu jaminan dari pemerintah (Hasil

observasi peneliti dari wawancara dengan Bapak Sutarman nasabah KUR yang

berstatus PNS pada tanggal 15 Oktober 2014 Pukul 11.25 WIB). Hal ini peneliti

dapatkan ketika melakukan observasi di wilayah Kecamatan Warunggung. Dari

data nasabah KUR BRI yang peneliti dapatkan, ternyata juga banyak nasabah

KUR BRI menggunakan dana yang didapatkan bukan diperuntukkan untuk

kegiatan usaha produktif (wawancara dengan Bapak Mahdi nasabah KUR yang

berstatus sebagai Tukang Ojek pada tanggal 15 Oktober 2014 Pukul 12.50 WIB).

Dari hasil audit yang dilakukan oleh internal perbankan, diketahui bahwa pada

periode 2014, dari 457 nasabah KUR di Kecamatan Warunggunung terdapat 15

nasabah yang diketahui tidak layak menerima program KUR dan diketahui

menggunakan dana dari program KUR untuk kegiatan yang bukan usaha

produktif (Sumber: Audit internal BRI atau disebut Kanins). Dalam hal ini

Page 24: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

10

peneliti melihat bahwa minimnya sosialisasi dari pihak yang berwenang dalam

pengelolaan KUR.

Faktor lain yang sekiranya dapat menghambat pelaksanaan program KUR

di Kecamatan Warunggunung, yaitu rendahnya tingkat partisipasi masyarakat

yang memanfaatkan program tersebut. Adanya kekhawatiran terhadap suku bunga

yang ada di bank, serta ada anggapan dari masyarakat bahwa jika berurusan

dengan bank pasti melibatkan jaminan sementara mayoritas warga tidak memiliki

jaminan selain usaha yang dijalankan (wawancara dengan Bapak H. Jamal pelaku

usaha mikro emping melinjo yang bukan nasabah KUR pada tanggal 15 Oktober

2014 Pukul 13.25 WIB).

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Implementasi Kebijakan Program Kredit Usaha

Rakyat (KUR) dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di

Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti

mengidentifikasi masalah yaitu:

1. Program KUR yang kurang tepat sasaran karena juga dinikmati oleh

masyarakat yang tidak memiliki usaha.

2. Minimnya sosialisasi yang dilakukan dari pihak pemerintah maupun

Bank Pelaksanan.

Page 25: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

11

3. Rendahnya partisipasi masyarakat yang dikarenakan ketakutan

berurusan dengan pihak Bank.

1.3 Pembatasan Masalah

Peneliti hanya membatasi penelitian ini pada bagaimana Implementasi

Program Kredit Usaha Rakyat di Kecamatan Warunggunung dengan Bank BRI

sebagai objek penelitiannya dikarenakan di wilayah tersebut, hanya Bank BRI

yang ada satu-satunya.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang yang peneliti paparkan dan dengan

memperhatikan pada fokus penelitian yang telah disebutkan dalam batasan

masalah, maka hal yang menjadi kajian peneliti, adalah: Bagaimana Implementasi

Kebijakan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam Pengembangan UMKM di

Kecamatan Warunggunung?

1.5 Tujuan Penelitian

Tanpa adanya tujuan penelitian, maka seorang peneliti tentunya akan

mengalami kesulitan dalam melakukan penelitian. Sesuai dengan latar belakang

dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui

bagaimana Kebijakan Program Kredit Usaha Rakyat di Kecamatan

Warunggunung.

Page 26: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

12

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Secara Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan keilmuan dan

pengetahuan karena akan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dalam

dunia akademis khususnya Ilmu Administrasi Negara, terutama yang

berkaitan dengan implementasi kebijakan pemerintah. Selain itu,

penelitian ini juga dapat bermanfaat untuk pengembangan studi

administrasi negara.

2. Secara Praktis

Bagi peneliti, diharapkan penelitian ini dapat mengembangkan

kemampuan dan penguasaan ilmu-ilmu yang pernah diperoleh peneliti

selama mengikuti pendidikan di Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa hingga saat ini. Selain itu, karya

peneliti dapat dijadikan bahan informasi dan referensi bagi pembaca dan

peneliti selanjutnya.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai; Judul Penelitian, Latar Belakang

Penelitian, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Pendekatan Masalah dan Sistematika Penulisan.

Page 27: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai; Deskripsi Teori, Deskripsi

Implementasi Kebijakan, Kerangka Berfikir Penelitian dan Asumsi Dasar

Penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai; Metode Penelitian, Instrumen

Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Teknik Pengolahan dan Analisis Data,

Lokasi dan Waktu Penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan mengenai; Deskripsi Obyek Penelitian, Gambaran

Kecamatan Warunggunung, Deskripsi Data, Informan Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini peneliti menjelaskan mengenai; kesimpulan dari hasil

penelitian yang telah dilakukan, kemudian memberikan saran-saran yang bersifat

konstruktif pada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini.

Page 28: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

14

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN ASUMSI DASAR PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Sebelum kita membahas lebih jauh tentang implementasi kebijakan

publik, alangkah baiknya apabila kita mengetahui dulu pengertian dari

kebijakan.

Kebijakan dapat diartikan sebagai berikut:

”Sebagai rangkaian konsep pokok dan asas yang menjadi garis besar

dalam pelaksanaan suatu pekerjaan atau suatu konsep dasar yang

menjadi pedoman dalam pelaksanaan suatu kepemimpinan dan cara

bertindak.” (Fazri 2003:55)

Menurut Dunn (2003:51) secara etimologis, istilah policy atau

kebijakan berasal dari bahasa Yunani, Sanksekerta dan Latin, akar kata

dalam bahasa Yunani dan Sanksekerta yaitu polis (Negara- Kota) dan pur

(Kota). Sedangkan menurut Edi Suharto (2005:7), kebijakan dapat diartikan

sebagai prinsip atau cara bertindak yang dipilih untuk mengarahkan

pengambilan keputusan. Lain dengan Eulau & Prewitt (dalam Suharto 2005:7)

yang mengatakan bahwa kebijakan sebagai sebuah ketetapan yang berlaku

yang dicirikan oleh prilaku yang konsisten dan berulang, baik dari yang

membuatnya maupun yang mentaatinya (yang terkena kebijakan). Titmus

(dalam Suharto 2005:7) mendefinisikan kebijakan sebagai:

”Prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-

tujuan tertentu yang senantiasa berorientasi kepada masalah dan

tindakan.”

14

Page 29: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

15

Winarno (2002:31) mengartikan istilah kebijakan sebagai arah tindakan

yang mempunyai tujuan yang diambil oleh seorang aktor dalam mengatasi

suatu masalah atau persoalan. Sedangkan Ricard (dalam Winarno 2002:15)

mendefinisikan kebijakan sebagai, serangkaian tindakan yang sedikit banyak

berhubungan dengan konsekuensi-konsekuensi bagi mereka yang

bersangkutan sebagai suatu keputusan tersendiri. Sedangkan menurut Carl J.

Frederick (dalam Winarno 2002:16), istilah kebijakan dapat diartikan sebagai:

”Suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu yang memberikan

hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadap kebijakan

yang diusulkan untuk menggunakan dan mengatasi dalam rangka

mencapai suatu tujuan atau merealisasikan suatu sasaran atau maksud

tertentu”.

Harold D. Laswell & Abraham Kaplam (dalam Islamy 1991:15)

mengemukakan bahwa kebijakan merupakan suatu program pencapaian

tujuan, nilai-nilai dan praktek-praktek yang terarah. Sedangkan Amara

Raksasataya (dalam Islamy 1991:16) merumuskan bahwa:

”Kebijakan sebagai suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk

mencapai suatu tujuan. Oleh karena itu, suatu kebijakan harus memuat

tiga elemen yaitu: identifikasi dari tujuan yang ingin dicapai, taktik atau

strategi dari berbagai langkah untuk tujuan yang diinginkan, dan

penyediaan berbagai input untuk memungkinkan pelaksanaan secara

nyata dari taktik dan strategi.”

Hogwood dan Gunn dalam Wicaksono (2006:53) menyebutkan

sepuluh penggunaan istilah kebijakan dalam pengertian modern,

diantaranya:

a. Sebagai label untuk sebuah bidang aktivitas (as a label for a

field of activity)

Contohnya: statemen umum pemerintah tentang kebijakan

Page 30: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

16

ekonomi, kebijakan industry, atau kebijakan hukum dan

ketertiban.

b. Sebagai ekspresi tujuan umum atau aktivitas negara yang

diharapkan (as expression of general purpose or desired state of

affairs)

Contohnya: untuk menciptakan lapangan kerja seluas

mungkin atau pegembangan demokrasi melalui desentralisasi.

c. Sebagai proposal spesifik (as specific proposal)

Contohnya: membatasi pemegang lahan pertanian hingga 10

hektar atau menggratiskan pendidikan dasar.

d. Sebagai keputusan pemerintah (as decesions of government)

Contohnya: keputusan kebijakan sebagaimana yang diumumkan

Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden.

e. Sebagai otorisasi formal (as formal authorization)

Contohnya: tindakan-tindakan yang diambil oleh

parlemen atau lembaga-lembaga pembuat kebiijakan lainnya.

f. Sebagai sebuah program (as a programe)

Contohnya: sebagai ruang aktivitas pemerintah yang sudah

didefinisikan, seperti program reformasi agrarian atau program

peningkatan kesehatan perempuan.

g. Sebagai output (as output)

Contohnya: apa yang secara aktual telah disediakan, seperti

sejumlah lahan yang diredistribusikan dalam program

reformasi agraria dan jumlah penyewa yang terkena

dampaknya.

h. Sebagai hasil (as outcome)

Contohnya: apa yang secara aktual tercapai, seperti dampak

terhadap pendapatan petani dan standar hidup dan output

agricultural dari program reformasi agararia.

i. Sebagai teori atau model (as a theory or model)

Contohnya apabila kamu melakukan x maka akan terjadi y,

misalnya apabila kita meningkatkan insentif kepada industry

manufaktur, maka output industry akan berkembang.

j. Sebagai sebuah proses (as a process)

Sebagai sebuah proses yang panjang yang dimulai dengan

issues lalu bergerak melalui tujuan yang sudah di (setting),

pengambilan keputusan untuk implementasi dan evaluasi.

Kebijakan dan politik menjadi istilah yang sama sekali berbeda.

Bahasan serta retorika kebijakan menjadi instrumen utama rasionalitas

publik. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Laswell dalam Wicaksono

Page 31: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

17

(2006:53) sebagai berikut:

"The word policy commonly use to designate the most important

choices made either in organized or in private life... policy is

free for many undesirable connotation clustered about the word

political, which is often beleived to imply partisanship or

corruption"

(kata "kebijakan" pada umumnya dipakai untuk menunjukan

pilihan terpenting yang diambil baik dalam kehidupan organisasi

atau privat... "kebijakan" bebas dari konotasi yang dicakup

dalam kata politis yang diyakini mengandung makna

"keberpihakan" dan "korupsi").

Dari beberapa definisi kebijakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kebijakan adalah suatu rangkaian konsep pokok dan asas yang menjadi garis

besar dalam pelaksanaan suatu pekerjaan yang mengandung program

pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah dengan

dicirikan oleh konsistensi dan pengulangan tingkah laku dari mereka yang

membuat dan mereka yang mematuhi keputusan tersebut.

2.1.2 Pengertian Publik

Setelah mengetahui tentang pengertian kebijakan menurut beberapa

tokoh, maka pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai pengertian

publik. Tujuannya agar mengetahui apa itu publik sebelum membahas tentang

kebijakan publik.

Dalam kehidupan sehari-hari sering kali mendengar kata publik,

sehingga sering timbul pertanyaan tentang apa itu publik? Dan siapakah

publik tersebut. Publik memiliki beberapa pengertian. Poerwadaminta (dalam

kamus Bahasa Indonesia) dengan mengadaptasi dari kata public dalam Bahasa

Page 32: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

18

Inggris kedalam Bahasa Indonesia yaitu publik yang diartikan sebagai

masyarakat umum, rakyat umum, orang banyak. Adapun dalam Bahasa

Inggris kata public sendiri diartikan sebagai umum, masyarakat atau negara.

Dalam bahasa Yunani, istilah public seringkali dipadankan pula

dengan istilah Koinon atau dalam Bahasa Inggris dikenal dengan kata

common yang bermakna hubungan antar individu. Oleh karenanya public

seringkali dikonsepkan sebagai sebuah ruang yang berisi aktivitas manusia

yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh pemerintah atau

aturan sosial atau setidaknya oleh tindakan bersama. (Wicaksono, 2006:30)

W.F. Baber sebagaimana telah dikutip oleh Massey dalam

bukunya Managing Public Sector : A Comparative Analysis of the United

Kingdom and the United State berpendapat bahwa sektor publik memiliki 10

ciri yang membedakan dengan sektor swasta (Wicaksono, 2006:30),

diantaranya adalah:

a. Sektor publik lebih kompleks dan mengemban tugas-tugas

yang lebih ambigu,

b. Sektor publik lebih banyak menghadapi problem dalam

mengimplementasikan keputusan-keputusannya,

c. Sektor publik lebih memanfaatkan lebih banyak orang yang

memiliki motivasi yang sangat beragam,

d. Sektor publik lebih banyak memperhatikan usaha

mempertahankan peuang dan kapasitas.

e. Sektor publik lebih banyak memperhatikan kompensasi atas

keegagalan pasar, f. Sektor publik lebih banyak melakukan aktivitas yang

memiliki signifikasi simbolik, g. Sektor publik lebih ketat dalam menjaga standar komitmen

dan legalitas,

h. Sektor publik mempunyai peluang yang lebih besar dalam merspon

isu- isu keadilan dan kejujuran, i. Sektor publik harus beroperasi demi kepentingan publik, dan j. Sektor publik harus mempertahankan level dukungan publik minimal

Page 33: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

19

di atas level yang dibutuhkan dalam industri swasta.

Setelah kita pahami apa dan siapa yang dimaksud dengan publik,

selanjutnya kita akan memahami publik dalam berbagai perspektif. Menurut

Carl J. Frederick (dalam Winarno 2002:16) terdapat lima model formal yang

berkaitan dengan kedudukan konsep publik yang umum digunakan dalam

ilmu-ilmu sosial yang dikaji dalam rangka revitalisasi. Kelima perspektif

tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perspektif pluralis, di mana dalam perspektif ini publik dipandang

sebagai konfigurasi dari berbagai kelompok-kelompok kepentingan.

Setiap orang yang mempunyai kepentingan yang sama akan

bergabung satu sama lain dan membentuk satu kelompok yang

nantinya kelompok kepentingan tersebut berinteraksi dan

berkompetisi untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan

individu yang mereka wakili, khususnya dalam konteks

pemerintahan.

2. Perspektif pilihan publik, di mana perspektif ini berakar pada tradisi

pemikiran utilitarian yang sangat menekankan pada soal

kebahagiaan dan kepentingan individu, yang memandang bahwa

publik seolah-olah sebagai konsumen dan pasar.

3. Perspektif legislatif, di mana sifat pemerintah yang demokratis tidak

selalu menggunakan sistem perwakilan secara langsung karena pada

kenyataannya banyak pemerintahan yang demokratis, namun

menggunakan sistem perwakilan secara tidak langsung. Asumsi

perspektif ini adalah setiap pejabat yang diangkat untuk mewakili

kepentingan publik, sehingga memiliki legitimasi mewujudkan

perspektif publik dalam administrasi publik.

4. Perspektif penyedia layanan, di mana perspektif ini memandang

bahwa publik sebagai pelanggan yang harus dilayani. Dan

pemerintah mempunyai tugas untuk melayani publik yang terdiri

dari individu-individu dan kelompok-kelompok.

5. Perspektif kewarganegaraan, di mana reformasi administrasi publik

di Indonesia khususnya dan diberbagai dunia pada umumnya

ditandai dengan tuntutan penting yakni tuntutan adanya pelayanan-

pelayanan publik yang lebih terdidik dan terseleksi dasar

miristrokasi, dan tuntutan agar setiap warga negara diberi informasi

yang cukup agar dapat aktif dalam berbagai kegiatan publik dan

dapat memahami konstitusi secara baik.

Page 34: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

20

Mayor Polak (dalam Sunarjo 1984:19) memberikan definisi atau

pengertian publik adalah:

“sejumlah orang yang mempunyai minat sama terhadap suatu persoalan

tertentu. Mempunyai minat yang sama tidak berarti mempunyai

pendapat yang sama. Dengan demikian, publik adalah sejumlah orang

yang berminat dan merasa tertarik terhadap suatu masalah dan berhasrat

mencari suatu jalan keluar dengan mewujudkan tindakan yang konkret.”

Sedangkan definisi atau pengertian publik menurut Soekamto (dalam

Sunarjo 1984:19) adalah kelompok yang tidak merupakan kesatuan. Interaksi

terjadi secara tidak langsung melalui media komunikasi baik media

komunikasi secara umum misalnya pembicaraan secara pribadi, desas-desus,

melalui media komunikasi massa misalnya surat kabar, radio, televisi, dan

sebagainya. Bogadus (dalam Sumarno 1990:24) mengatakan bahwa publik itu

adalah sejumlah besar orang antara yang satu dengan yang lain tidak saling

mengenal, akan tetapi semuanya mempunyai perhatian dan minat yang sama

terhadap suatu masalah. Herbert Blumer (dalam Sastropoetro, 1990:108)

mengemukakan ciri-ciri publik sebagai berikut: 1) Dikonfrontasikan atau

dihadapkan pada suatu isu; 2) Terlibat dalam diskusi mengenai isu tersebut; 3)

Memiliki perbedaan pendapat tentang cara mengatur isu.

Sedangkan dalam perspektif peneliti sendiri, publik adalah masyarakat

umum yang memiliki keinginan sama tapi dengan cara pandang berbeda

dengan tujuan yang sama.

Masyarakat merupakan sejumlah manusia dalam arti yang seluas-

luasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama dan

terpelajar. Masyarakat adalah keseluruhan antara hubungan-hubungan antar

Page 35: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

21

manusia, Robert M. Maclver dalam Budiardjo (2008:46) mengatakan:

“Masyarakat adalah suatu sistem hubungan-hubungan yang ditata (Society

means a system of ordered relation).” Semua ilmu sosial mempelajari manusia

sebagai anggota kelompok. Timbulnya kelompok-kelompok itu ialah karena

dua sifat manusia yang bertentangan satu sama lain, di satu pihak dia ingin

kerjasama, di pihak lain dia cenderung untuk bersaing dengan sesama manusia

di dalam kehidupan berkelompok dan dalam hubungannya dengan manusia

yang lain. Sedangkan menurut Harold Laswell dalam Budiardjo (2008:47),

dalam mengamati masyarakat disekelilingnya yaitu masyarakat barat, merinci

delapan nilai adalah kekuasaan (power), kekayaan (wealth), penghormatan

(respect), kesehatan (well-being), kejujuran (rectitude), keterampilan (skill),

pendidikan/penerangan (enlightenment), kasih-sayang (affection).

Korten dalam Muluk (2005:43) menjelaskan istilah masyarakat yang

secara populer merujuk pada sekelompok orang yang memiliki kepentingan

bersama. Namun demikian, Ia justru lebih memilih pengertian yang berasal

dari dunia ekologi dengan menerjemahkan masyarakat sebagai ”an interacting

population of organisms (individuals) living in a common location”.

2.1.3 Kebijakan Publik

Setelah mengetahi definisi tentang kebijakan dan publik, maka pada

bagian ini peneliti membahas tentang definisi kebijakan publik. Kebijakan

publik menurut Thomas R. Dye (dalam Nugroho 2003:4) sering dirumuskan

kedalam definisi yang sederhana yaitu sebagai segala sesuatu yang dikerjakan

Page 36: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

22

dan tidak dikerjakan oleh pemerintah. Kebijakan publik merupakan suatu

proses yang mencakup pula tahap implementasi dan evaluasi, sehingga

definisi kebijakan publik diatas yang hanya menekankan pada apa yang

diusulkan atau yang dilakukan menjadi kurang memadai atau kurang tepat.

Untuk itu pengertian kebijakan publik akan ditinjau lebih lanjut oleh

beberapa ahli. Menurut George C. Edward III & Ira Sharkansky (dalam

Islamy 1991:22) kebijakan publik adalah apa yang dinyatakan dan dilakukan

atau tidak dilakukan oleh pemerintah, kebijakan publik itu berupa sasaran atau

tujuan program-program pemerintah. Sedangkan Edi Suharto (2005:44)

merumuskan beberapa definisi dari kebijakan publik yaitu:

1. Sebagai tindakan yang dibuat dan diimplementasikan oleh badan

pemerintah yang memiliki kewenangan hukum, politis dan finansial

untuk melakukannya.

2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata, dimana

kebijakan publik berupaya merespon masalah atau kebutuhan

konkrit yang berkembang di masyarakat.

3. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan, dimana

kebijakan publik biasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal

melainkan terdiri dari beberapa pilihan tindakan atau strategi yang

dibuat untuk mencapai tujuan tertentu demi kepentingan orang

banyak.

4. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu,

dimana kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan

kolektif untuk memecahkan masalah sosial. Namun, kebijakan

publik bisa juga dirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah

sosial akan dapat dipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah

ada dan karenanya tidak memerlukan tindakan tertentu.

5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seseorang atau beberapa orang

aktor, dimana kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau

justifikasi terhadap langkah-langkah atau rencana tindakan yang

telah dirumuskan, bukan sebuah maksud atau janji yang belum

dirumuskan. Keputusan yang telah dirumuskan dalam kebijakan

publik bisa dibuat oleh sebuah badan pemerintah, maupun oleh

beberapa perwakilan lembaga pemerintah.

Page 37: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

23

Carl J. Frederick (dalam Nugroho 2003:4) menjelaskan bahwa kebijakan

publik sebagai:

”Serangkaian tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok atau

pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan

peluang yang ada, dimana kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan

untuk memanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada

dalam rangka mencapai tujuan tertentu”.

Menurut Nugroho (2003:4) kebijakan publik yang terbaik adalah

kebijakan yang mendorong setiap warga masyarakat untuk membangun daya

saingnya masing-masing, dan bukan semakin menjerumuskan ke dalam pola

ketergantungan. Dimana kebijakan publik hadir dengan tujuan tertentu yaitu

untuk mengatur kehidupan bersama untuk mencapai tujuan, visi dan misi

bersama yang telah disepakati. Dengan kata lain, kebijakan publik adalah jalan

mencapai tujuan bersama yang dicita-citakan.

David Easton (dalam Nugroho 2003:50) menggambarkan kebijakan

publik sebagai pengaruh (impact) dari aktivitas pemerintah. Easton juga

menambahkan bahwa ciri khusus yang melekat dari kebijakan publik

bersumber pada kenyataan bahwa kebijakan itu dirumuskan oleh orang-orang

yang memiliki wewenang dalam sistem politik, yakni para ketua adat, para

ketua suku, para eksekutif, para legislator, para hakim, para administrator,

para monarki dan lain sebagainya. Penjelasan ini membawa implikasi tertentu

terhadap kebijakan publik yaitu:

1. Kebijakan publik lebih merupakan tindakan yang mengarah pada

tujuan daripada sebagai perilaku atau tidakan yang serba acak dan

kebetulan;

2. Kebijakan pada hakikatnya terdiri atas tindakan-tindakan yang

saling berkait dan berpola yang mengarah pada tujuan tertentu yang

Page 38: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

24

dilakukan oleh pejabat-pejabat pemerintah dan bukan merupakan

keputusan-keputusan yang berdiri sendiri;

3. Kebijakan bersangkut paut dengan apa yang senyatanya dilakukan

oleh pemerintah dalam bidang-bidang tertentu;

4. Kebijakan publik mungkin berbentuk positif (mencakup beberapa

bentuk tindakan pemerintah yang dimaksudkan untuk

mempengaruhi masalah tertentu), dan mungkin berbentuk negatif

(mencakup keputusan-keputusan pejabat pemerintah untuk tidak

bertindak atau tidak melakukan tindakan apapun dalam masalah-

masalah dimana campur tangan pemerintah diperlukan. (Nugroho

2003:50)

Hakikat kebijakan publik sebagai jenis tindakan yang mengarah pada

tujuan tersebut diatas dapat kita pahami lebih baik lagi apabila kebijakan itu

kita perinci lebih lanjut kedalam beberapa kategori sebagai berikut:

1. Policy Demands (tuntutan kebijakan), yaitu tuntutan atau desakan

yang ditujukan pada pejabat-pejabat pemerintah yang dilakukan

oleh aktor-aktor lain, baik swasta ataupun kalangan pemerintah

sendiri, dalam sistem politik untuk melakukan tindakan tertentu atau

sebaliknya untuk tidak berbuat sesuatu terhadap masalah tertentu.

2. Policy Decision (keputusan kebijakan), yaitu keputusan-keputusan

yang dibuat oleh pejabat pemerintah yang dimaksudkan untuk

memberikan keabsahan, kewenangan atau memberikan arah

terhadap pelaksanaan kebijakan publik.

3. Policy Statement (pernyataan kebijakan), yaitu pernyataan resmi

atau artikulasi (penjelasan) mengenai kebijakan publik tertentu.

4. Policy Output (keluaran kebijakan), yaitu merupakan wujud

kebijakan publik yang paling dapat dilihat dan dirasakan karena

menyangkut hal-hal yang senyatanya dilakukan guna

merealisasikan apa yang telah digariskan dalam keputusan-

keputusan dan pernyataan-pernyataan kebijakan.

5. Policy Outcomes (hasil akhir kebijakan), yaitu akibat-akibat atau

dampak yang benar-benar dirasakan oleh masyarakat baik yang

diharapkan maupun yang tidak diharapkan sebagai konsekuensi dari

adanya tindakan pemerintah dalam bidang-bidang atau masalah-

masalah tertentu yang ada dalam masyarakat. (Solichin 2005:5-7)

Definisi kebijakan publik menurut Eystone (1971:18) (dalam Wahab

2012:13) ialah “the relationship of governmental unit to its environment”

(antar hubungan yang berlangsung di antara unit/satuan pemerintahan dengan

Page 39: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

25

lingkungannya). Demikian pula definisi menurut Wilson (2006:154) (dalam

Wahab 2012:13) yang merumuskan kebijakan publik sebagai berikut:

“The actions, objectives and pronouncements of governments on

particular matters, the steps they take (or fail to take) to implement

them,and the explanations they give for what happens (or does not

happen)” (tindakan-tindakan, tujuan-tujuan dan pernyataan-pernyataan

pemerintah mengenai masalah-masalah tertentu, langkah-langkah yang

telah/sedang diambil (atau gagal diambil) untuk diimplementasikan dan

penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh mereka mengenai apa yang

telah terjadi (atau tidak terjadi).

Definisi lain, yang tak kalah luasnya, dikemukakan oleh Dye (dalam

Wahab 2012:14) yang menyatakan bahwa kebijakan publik ialah “whatever

governments choose to do or not to do” (pilihan tindakan apa pun yang

dilakukan atau tidak ingin dilakukan oleh pemerintah).

Sedangkan, pakar Inggris, W.I. Jenkins (1978:15) (dalam Wahab

2012:15) merumuskan kebijakan publik adalah sebagai berikut:

“A set of interrelated decisions taken by a political actor or group of

actors concerning the selection of goals and the means of achieving

them within a specified situation where these decisions should, in

principle, be within the power of these actors to achieve” (serangkaian

keputusan yang saling berkaitan yang diambil oleh seorang aktor politik

atau sekelompok aktor, berkenaan dengan tujuan yang telah dipilih

beserta cara-cara untuk mencapainya dalam suatu situasi. Keputusan-

keputusan itu pada prinsipnya masih berada dalam batas-batas

kewenangan kekuasaan dari para aktor tersebut).

Chief J. O. Udoji, seorang pakar dari Nigeria (1981) (dalam Wahab

2012:15), telah mendefinisikan kebijakan publik sebagai “an santioned course

of action addressed to a particular problem or group of related problems that

affect society at large” (suatu tindakan bersanksi yang mengarah pada suatu

Page 40: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

26

tujuan tertentu yang saling berkaitan dan memengaruhi sebagian besar warga

masyarakat).

Pakar Perancis, Lemieux (dalam Wahab 2012:15) merumuskan

kebijakan publik sebagai berikut:

“The product of activities aimed at the resolution of public problems in

the environment by political actors whose relationship are structured.

The entire process evolves over time” (produk aktivitas-aktivitas yang

dimaksudkan untuk memecahkan masalah-masalah publik yang terjadi

di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh aktor-aktor politik yang

hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung

sepanjang waktu).

Definisi lain mengenai kebijakan publik menurut Friedrich (1969:79)

dalam Agustino (2008:7) adalah sebagai berikut:

“Serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang,

kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana

terdapat hambatan-hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-

kemungkinan (kesempatan-kesempatan) dimana kebijakan tersebut

diusulkan agar berguna dalam mengatasinya untuk mencapai tujuan

yang dimaksud”.

Sedangkan, Anderson (1984:3) dalam Agustino (2008:7) memberikan

pengertian atas definisi kebijakan publik, dalam bukunya Public Policy

Making, adalah serangkaian tindakan yang mempunyai maksud/tujuan tertentu

yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yang

berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan.

Laswell dan Kaplan dalam Subarsono (2011:3) berpendapat bahwa

kebijakan publik hendaknya berisi tujuan, nilai-nilai, dan praktika-praktika

sosial yang ada dalam masyarakat.

Page 41: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

27

Menurut Agustino (2008:8) beberapa karakteristik utama dari suatu

kebijakan publik adalah sebagai berikut:

1) Pada umumnya kebijakan publik perhatiannya ditujukan pada

tindakan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu daripada

perilaku yang berubah atau acak.

2) Kebijakan publik pada dasarnya mengandung bagian atau pola

kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pemerintah daripada

keputusan yang terpisah-pisah.

3) Kebijakan publik merupakan apa yang sesungguhnya dikerjakan

oleh pemerintah dalam mengatur perdagangan, mengontrol inflasi,

atau menawarkan perumahan rakyat.

4) Kebijakan publik dapat berbentuk positif maupun negatif. Secara

positif, kebijakan melibatkan beberapa tindakan pemerintah yang

jelas dalam menangani suatu permasalahan; secara negatif,

kebijakan publik dapat melibatkan suatu keputusan pejabat

pemerintah untuk tidak melakukan suatu tindakan atau tidak

mengerjakan apapun, padahal dalam konteks tersebut keterlibatan

pemerintah amat diperlukan.

5) Kebijakan publik, paling tidak secara positif didasarkan pada

hukum dan merupakan tindakan yang bersifat memerintah.

Michael Howlet dan M. Ramesh (1995:11) (dalam Subarsono 2011:13)

menyatakan bahwa proses kebijakan publik terdiri dari lima tahapan sebagai

berikut:

a. Penyusunan Agenda (Agenda Setting)

Penyusunan agenda yakni suatu proses agar suatu masalah bisa

mendapat perhatian dari pemerintah.

b. Formulasi Kebijakan (Policy Formulation)

Formulasi kebijakan yakni proses perumusan pilihan-pilihan

kebijakan oleh pemerintah.

c. Pembuatan Kebijakan (Decision Making)

Pembuatan kebijakan yakni proses ketika pemerintah memilih untuk

melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan sesuatu tindakan.

d. Implementasi Kebijakan (Policy Implementation)

Implementasi kebijakan yaitu proses untuk melaksanakan kebijakan

supaya mencapai hasil.

e. Penilaian/Evaluasi Kebijakan (Policy Evalution)

Evaluasi kebijakan yakni proses untuk memonitor dan menilai hasil

atau kinerja kebijakan.dipandang sebagai suatu kegiatan fungsional,

artinya evaluasi kebijakan.

Page 42: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

28

Dengan demikian, dari beberapa pengertian kebijakan publik diatas dan

dengan mengikuti paham bahwa kebijakan publik itu harus berorientasi

kepada kepentingan masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan

publik itu adalah rangkaian tindakkan yang ditetapkan dan dilaksanakan atau

tidak dilaksanakan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu

demi kepentingan seluruh masyarakat.

2.1.4 Implementasi Kebijakan

Dalam hal membuat kebijakan publik memang tidak semudah membalik

telapak tangan, perlu dilakukan sebuah analisis yang komprehensif. Adapun

siklus skematik dalam pembuatan kebijakan publik menurut Riant Nugroho

adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1

Siklus Skematik Dalam Pembuatan Kebijakan Publik

(Nugroho 2003:73)

Dari gambar tersebut dapat dijelaskan dalam sekuensi sebagai berikut:

1. Terdapat isu atau masalah publik. Disebut isu apabila masalahnya

bersifat strategis yakni bersifat mendasar, menyangkut banyak

orang atau bahkan keselamatan bersama, biasanya berjangka

panjang, tidak bisa diselesaikan oleh perorangan, dan memang

Page 43: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

29

harus diselesaikan. Isu ini diangkat sebagai agenda politik untuk

diselesaikan.

2. Isu ini yang kemudian akan menggerakkan pemerintah untuk

merumuskan kebijakan publik dalam rangka menyelesaikan

permasalahan tersebut. Rumusan kebijakan ini akan menjadi hukum

bagi seluruh warga negara termasuk pimpinan negara.

3. Setelah kebijakan publik tersebut dirumuskan, kemudian kebijakan

publik tersebut dilaksanakan baik oleh pemerintah, masyarakat,

ataupun pemerintah bersama-sama masyarakat.

4. Namun di dalam proses perumusan, pelaksanaan dan setelah

pelaksanaan, diperlukan tindakan evaluasi sebagai sebuah siklus

baru sebagai penilaian apakah kebijakan tersebut sudah dirumuskan

dengan baik dan benar, dan diimplementasikan dengan baik dan

benar pula.

5. Implementasi kebijakan harus bermuara pada output yang dapat

berupa kebijakan itu sendiri maupun berupa manfaat langsung yang

dapat dirasakan oleh pemanfaat.

Dengan melihat skema tersebut diatas maka peneliti menilai bahwa

terdapat tiga kegiatan pokok dalam kebijakan publik, yaitu: (i) perumusan

kebijakan; (ii) implementasi kebijakan; dan (iii) evaluasi kebijakan.

Menurut Sidney (dalam Fischer, Miller and Sidney, 2007:79) perumusan

kebijakan adalah tahapan untuk menjawab terhadap sejumlah pertanyaan

“apa”, yakni: apa rencana untuk menyelesaikan masalah? Apa yang menjadi

tujuan dan prioritas? Pilihan apa yang tersedia untuk mencapai tujuan

tersebut? Apa terkait dengan setiap alternatif?

Evaluasi kebijakan adalah kegiatan yang menyangkut estimasi atau

penilaian kebijakan yang mencakup substansi, implementasi dan dampak

(Anderson 1975:57). Evaluasi kebijakan dipandang sebagai suatu kegiatan

fungsional. Artinya, evaluasi kebijakan tidak hanya dilakukan pada tahap

akhir saja melainkan kepada seluruh proses kebijakan.Evaluasi mencakup

kesimpulan, klarifikasi, kritik, penyesuaian dan perumusan masalah kembali.

Page 44: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

30

Implementasi kebijakan pada dasarnya adalah cara agar sebuah

kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk

mengimplementasikan kebijakan publik, maka terdapat dua pilihan langkah

yang ada yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-

program, dan melalui formulasi kebijakan derivat atau turunan dari kebijakan

publik tersebut. Implementasi kebijakan sesungguhnya bukanlah sekedar

mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik kedalam prosedur-

prosedur rutin lewat saluran-saluran birokrasi, melainkan lebih dari itu, yakni

menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari

suatu kebijakan.

Winarno (2002:101) mendefinisikan implementasi kebijakan sebagai

”alat administrasi hukum dimana sebagai aktor, organisasi, prosedur dan

teknik yang bekerja bersama-sama untuk menjalankan kebijakan guna meraih

dampak atau tujuan yang diinginkan.” Sedangkan Nugroho (2003:153)

menjelaskan bahwa implementasi kebijakan adalah cara agar sebuah kebijakan

dapat mencapai tujuannya. Masih menurut Nugroho, bahwa terdapat beberapa

model dari implementasi kebijakan. Model-model tersebut dipaparkan oleh

beberapa tokoh yang berpengaruh dalam disiplin ilmu kebijakan publik.

Berikut model-model tersebut yang dipaparkan oleh Nugroho (2003:167-177):

1. Model yang paling klasik yakni model yang diperkenalkan oleh

Donal Van Meter dan Carl Van Horn pada tahun 1975, dimana

model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan

secara linier dari kebijakan publik, implementator, dan kinerja

kebijakan publik. Menurut mereka terdapat empat variabel yang

mempengaruhi kebijakan publik, yaitu: (i) aktivitas implementasi

dan komunikasi antar organisasi; (ii) karakteristik dari agen

Page 45: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

31

pelaksana atau implementator; (iii) kondisi ekonomi, sosial dan

politik; serta (iv) kecenderungan dari pelaksana atau implementator.

2. Model ”Kerangka Analisis Implementasi” yang dipaparkan oleh

Daniel Mazmanian dan Paul A. Sabatier pada tahun 1983, yang

mengklasifikasikan proses implementasi kebijakan kedalam tiga

variabel yaitu :

i. Variabel independen, yakni mudah tidaknya masalah

dikendalikan yang berkenaan dengan indikator masalah teori

dan teknis pelaksanaan, keragaman obyek, dan perubahan

seperti apa yang dikehendaki.

ii. Variabel dependen, yakni tahapan dalam proses implementasi

dengan lima tahapan. Tahapan tersebut adalah pemahaman dari

lembaga/badan pelaksana dalam bentuk disusunnya kebijakan

pelaksana, kepatuhan obyek, hasil nyata tersebut, dan akhirnya

mengarah kepada revisi atas kebijakan yang dibuat dan

dilaksanakan tersebut ataupun keseluruhan kebijakan yang

bersifat mendasar.

iii. Variabel intervening, yakni variabel kemampuan kebijakan

untuk menstrukturkan proses implementasi dengan indikator

kejelasan dan konsistensi tujuan, dipergunakanya teori kausal,

ketepatan alokasi sumberdana, keterpaduan hirarkis diantara

lembaga pelaksana, aturan pelaksana dari lembaga pelaksana,

dan perekrutan pejabat pelaksana dan keterbukaan terhadap

pihak luar, dan variabel yang ada diluar kebijakan yang

mempengaruhi proses implementasi yang berkaitan dengan

kondisi sosio ekonomi dan teknologi, dukungan publik, sikap

dan risorsis dari konstituen, dukungan pejabat yang lebih

tinggi, dan komitmen serta kualitas kepemimpinan dari pejabat

pelaksana.

3. Model Brian W. Hoogwood dan Lewis A. Gun tahun 1978, yang

mendasarkan pada konsep manajemen strategis yang mengarah

kepada praktek manajemen yang sistematis dan tidak meninggalkan

kaidah-kaidah pokok kebijakan publik, sehingga konsep ini tidak

secara tegas menjelaskan mana yang bersifat politis, strategis, dan

teknis atau operasional. Menurut kedua pakar ini, untuk melakukan

implementasi kebijakan diperlukan beberapa syarat yaitu : (i)

Berkenaan dengan jaminan bahwa kondisi eksternal yang dihadapi

oleh lembaga/badan pelaksana tidak akan menimbulkan masalah

yang besar; (ii) Apakah untuk melaksanakannya tersedia sumber

daya yang memadai, termasuk sumber daya waktu; (iii) Apakah

perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar ada; (iv)

Apakah kebijakan yang akan diimplementasikan didasari hubungan

kausal yang handal; (v) Ada berapa banyak hubungan kausalitas

yang terjadi; (vi) Apakah hubungan saling ketergantungan kecil;

(vii) Pemahaman yang mendalam dan kesepakata terhadap tujuan;

(viii) Tugas-tugas telah dirinci dan ditempatkan dalam urutan yang

Page 46: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

32

benar; (ix) Komunikasi dan koordinasi yang sempurna; serta (x)

Pihak-pihak yang memiliki wewenang kekuasaan dapat menuntut

dan mendapatkan kepatuhan yang sempurna.

4. Model Merilee S. Grindle tahun 1980. Model ini ditentukan oleh isi

kebijakan dan konteks implementasinya, dimana ide dasarnya

adalah bahwa setelah kebijakan ditransformasikan, maka

implementasi kebijakan dilakukan sehingga keberhasilannya

ditentukan oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut.

Adapun isi kebijakannya mencakup: (i) Kepentingan yang

terpengaruhi oleh kebijakan; (ii) Jenis manfaat yang akan

dihasilkan; (iii) Derajat perubahan yang diinginkan; (iv) Kedudukan

pembuat kebijakan; (v) (Siapa) pelaksana program; serta (vi)

Sumberdaya yang dikerahkan.

Sementara itu, konteks implementasinya adalah kekuasaan

(kepentingan dan strategi aktor yang terlibat), karakteristik lembaga

dan penguasa, kepatuhan dan daya tanggap.

5. Model yang disusun oleh Richard Elmore (1979), Michael Lipsky

(1971), dan Benny Hjern & David O’Porter (1981). Dimana model

ini dimulai dari mengidentifikasi jaringan aktor yang terlibat

didalam proses pelayanan dan menanyakan kepada mereka: tujuan,

strategi, aktivitas, dan kontak-kontak yang mereka miliki. Model

implementasi ini didasarkan pada jenis kebijakan publik yang

mendorong masyarakat untuk mengerjakan sendiri implementasi

kebijakannya atau masih melibatkan pejabat pemerintah, namun

hanya ditataran bawah.

6. Model yang dikembangkan oleh George C. Edward III yang disebut

dengan model ”Direct and Indirect Impact on Implementation”.

Dalam pendekatan ini, terdapat empat variabel yang sangat

menentukan keberhasilan implementasi suatu kebijakan, yaitu : (i)

Variabel komunikasi; (ii) Variabel sumber daya; (iii) Variabel

disposisi; dan (iv) Variabel struktur birokrasi.

2.1.5 Implementasi Kebijakan Model Merille S. Grindle

Pendekatan implementasi kebijakan yang dikembangkan oleh

Grindle dikenal dengan Implementation as A Political and

Administrative Process. Menurutnya keberhasilan implementasi

kebijakan dapat dilihat dari dua hal, yaitu:

1) Dilihat dari prosesnya, dengan mempertanyakan apakah

pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditentu kan (design)

Page 47: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

33

dengan merujuk pada aksi kebijakannya.

2) Apakah tujuan kebijakan tercapai. Dimensi ini diukur dengan

melihat dua faktor, yaitu:

a. Efeknya pada masyarakat secara individu dan kelompok.

b. Tingkat perubahan yang terjadi serta penerimaan kelompok

sasaran dan perubahan yang terjadi.

Keberhasilan implementasi kebijakan juga sangat ditentukan oleh

tingkat implementability kebijakan itu sendiri, yaitu yang terdiri dari

Content of Poliy dan Context of Policy.

1) Content of Policy menurut Grindle dalam Nugroho (2003:176) adalah:

a. Interest Affected (kepentingan-kepentingan yang mempengaruhi).

Berkaitan dengan berbagai kepentingan yang mempengaruhi

suatu implementasi kebijakan. Ind ikator ini berargumen bahwa

suatu kebijakan dalam pelaksanaannya pasti melibatkan banyak

kepentingan, dan sejauh mana kepentingan-kepentingan tersebut

membawa pengaruh terhadap implementasinya.

b. Type of Benefit (tipe manfaat).

Pada poin ini Content of Policy berupaya untuk menunjukan atau

menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan harus terdapat

beberapa jenis manfaat yang menunjukan dampak positif yang

dihasilkan oleh pengimplementasian kebijakan yang hendak

dilaksanakan.

c. Extent of Change Envision (derajat perubahan yang ingin

dicapai).

Setiap kebijakan mempunyai target yang hendak dan ingin

dicapai. Adapun yang ingin dijelaskan pada poin ini adalah

bahwa seberapa besar perubahan yang hendak atau ingin dicapai

melalui suatu implementasi kebijakan harus mempunyai skala

yang jelas.

d. Site of Decision Making (letak pengambilan keputusan).

Pengambilan keputusan dalam suatu kebijakan mempunyai

peranan penting dalam pelaksanaan suatu keb ijakan, maka pada

bagian ini harus dijelaskan dimana letak pengambilan keputusan

dari suatu kebijakan yang hendak di implementasikan.

e. Program Implementer (pelaksana program).

Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus di

Page 48: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

34

dukung dengan adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan

kapabel demi keberhasilan suatu kebijakan. Hal ini harus terdata

atau terpapar dengan baik pada bagian ini.

f. Resources Commited (sumber-sumber daya yang digunakan).

Pelaksanaan suatu kebijakan juga harus didukung oleh sumber-

sumber daya yang mendukung agar pelaksanaannya berjalan

dengan baik.

2) Context of Policy menurut Grindle dalam Nugroho (2003:177) adalah:

a. Power, Interest and Strategy of Actor Involved (kekuasaan,

kepentingan-kepentingn dan strategi dari aktor yang terlibat).

Dalam suatu kebijakan perlu diperhitungkan pula kekuatan atau

kekuasaan, kepentingan-kepentingan serta strategi yang

digunakan oleh para aktor guna memperlancar jalanya

pelaksanaan suatu implementasi kebijakan. Bila hal ini tidak

diperhitungkan dengan matang, besar kemungkinan program yang

hendak diimplementasikan akan jauh, seperti panggang jauh dari

api.

b. Institution and Regime Characteristic (karakteristik lembaga dan

rezim yang berkuasa).

Lingkungan dimana suatu kebijakan dilaksanakan juga

berpengaruh terhadap keberhasilannya, maka pada bagian ini

ingin dijelaskan karakteristik dari lembaga yang akan turut

mempengaruhi suatu kebijakan.

c. Compliance and Responsiveness (tingkat kepatuhan dan adanya

respon dari pelaksana).

Hal lain yang dirasa penting dalam proses pelaksanaan suatu

kebijakan adalah kepatuhan dan respon dari para pelaksana, maka

yang hendak dijelaskan pada poin ini adalah sejauh mana

kepatuhan dan respon dari pelaksana dalam menanggapi suatu

kebijakan.

Setelah pelaksanaan kebijakan yang dipengaruhi oleh isi atau

konten dan lingkungan atau konteks yang diterapkan, maka akan dapat

diketahui apakah para pelaksana kebijakan dalam membuat sebuah

kebijakan sesuai dengan apa yang diharapkan, juga dapat diketahui

apakah suatu kebijakan dipengaruhi oleh suatu lingkungan, sehingga

tingkat perubahan yang diharapkan terjadi.

Page 49: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

35

2.1.6 Kredit Usaha Rakyat

KUR adalah skema kredit/pembiayaan modal kerja dan atau investasi

yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Mikro Kecil Menengah dan koperasi

(UMKMK) di bidang usaha produktif yang usahanya layak (feasible) namun

mempunyai keterbatasan dalam pemenuhan persyaratan yang ditetapkan

Perbankan (belum bankable). KUR merupakan program pemberian

kredit/pembiayaan dengan nilai dibawah 5 (lima) juta rupiah dengan pola

penjaminan oleh Pemerintah dengan besarnya coverage penjaminan maksimal

70% dari plafon kredit Lembaga penjaminnya adalah PT Jamkrindo dan PT

Askrindo.

Tujuan program KUR adalah mengakselerasi pengembangan kegiatan

perekonomian di sektor riil dalam rangka penanggulangan dan pengentasan

kemiskinan serta perluasan kesempatan kerja. Secara lebih rinci, tujuan

program KUR adalah sebagai berikut:

a. Mempercepat pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha

Mikro, Kecil, Menengah, danKoperasi (UMKMK).

b. Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM &

Koperasi kepada Lembaga Keuangan.

c. Sebagai upaya penanggulangan / pengentasan kemiskinandan

perluasan kesempatan kerja.

Penyaluran KUR diatur oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri

Keuangan No. 135/PMK.05/2008 tentang Fasilitas Penjaminan Kredit Usaha

Rakyat yang telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan No.

10/PMK.05/2009. Beberapa ketentuan yang dipersyaratkan oleh pemerintah

dalam penyaluran KUR adalah sebagai berikut :

Page 50: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

36

a. UMKM-K yang dapat menerima fasilitas penjaminan adalah usaha

produktif yang feasible namun belum bankable dengan ketentuan:

1. merupakan debitur baru yang belum pernah mendapat kredit/

pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan melalui

Sistem Informasi Debitur (SID) pada saat Permohonan

Kredit/Pembiayaan diajukan dan/ atau belum pernah memperoleh

fasilitas Kredit Program dari Pemerintah;

2. khusus untuk penutupan pembiayaan KUR antara tanggal Nota

Kesepakatan Bersama (MoU) Penjaminan KUR dan sebelum

addendum I (tanggal 9 Oktober 2007 s.d. 14 Mei 2008), maka

fasilitas penjaminan dapat diberikan kepada debitur yang belum

pernah mendapatkan pembiayaan kredit program lainnya;

3. KUR yang diperjanjikan antara Bank Pelaksana dengan UMKM-K

yang bersangkutan

b. KUR disalurkan kepada UMKM-K untuk modal kerja dan investasi

dengan ketentuan:

1. Untuk kredit sampai dengan Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah),

tingkat bunga kredit/margin pembiayaan yang dikenakan maksimal

sebesar/setara 24% (dua puluh empat persen) efektif per tahun

2. Untuk kredit diatas Rp. 5.000.000 (lima juta rupiah) sampai dengan

Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah), tingkat bunga

kredit/margin pembiayaan yang dikenakan maksimal sebesar/setara

16% (enam belas persen) efektif per tahun.

c. Bank pelaksana memutuskan pemberian KUR berdasarkan penilaian

terhadap kelayakan usaha sesuai dengan asas-asas perkreditan yang sehat,

serta dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan di cantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah peneliti

baca diantaranya :

1. Tesis dengan judul Analisis Implementasi Kebijakan Sekolah Gratis (Kasus

di SD Negeri Cileungsi 06 dan SD Negeri Cinyosog 02 Bogor) oleh

Supriyatno Paskasarjana Prodi Ilmu Administrasi FISIP Universitas

Indonesia pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

permasalahan berkaitan dengan implementasi kebijakan sekolah gratis yang

Page 51: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

37

dirumuskan pemerintah di tinjau dari empat aspek implemantasi kebijakan

yakni faktor komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi di

Cileungsi Kabupaten Bogor. Hasil penelitian dan temuan adalah sebagai

berikut : Implementasi kebijakan sekolah gratis dilihat dari : 1) Faktor-faktor

komunikasi, adalah: a) Banyaknya pihak yang terlibat memadai dilihat dari

kemampuan bekerja; b) Media efektif dilihat dari sampainya pesan-pesan

sekolah gratis pada masyarakat; dan c) Waktu sosialisasi efektif; 2) Faktor

sumber daya, manusia kurang efektif dilihat dari keterbatasan wewenang

pengelola dalam memanfaatkan dana sekolah gratis melalui BOS;3) Faktor

sikap (disposisi), respon masyarakat positif begitu juga komitmen para

pengelola sekolah gratis; dan 4) Faktor Struktur Birokrasi,:a) Mekanisme

penyaluran dana mengalami hambatan dalam waktu penerimaan; b)

Mekanisme pelaporan sesuai dengan pedoman sekolah gratis.

2. Skripsi dengan judul Implementasi Program Jaminan Kesehatan Gratis

Daerah di Puskesmas Sumbang Kecamatan Curio Enrekang oleh Novayanti

Sopia Rukmana S. Jurusan Ilmu Administrasi Prodi Administrasi Negara

FISIP Universitas Hasanuddin pada tahun 2013. Tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui Implementasi Program Jaminan Kesehatan Gratis Daerah

di Puskesmas Sumbang Enrekang. Masalah yang diteliti adalah sejauh mana

sasaran dari program jaminan kesehatan gratis daerah. Pendekatan penelitian

yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dan didukung dengan data

sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data primer diperoleh dari hasil

wawancara dan data sekunder diperoleh dari data pengolahan data dan

Page 52: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

38

observasi. Teknik analisis data dimulai dari pengumpulan informasi melalui

wawancara dan pada tahap akhir dengan menarik kesimpulan. Dari hasil

penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Implementasi Program Jaminan

Kesehatan Gratis Daerah yang diterapkan di Puskesmas Sumbang

Kecamatan Curio Enrekang belum maksimal dan banyak kekurangan dari

segi pelaksanaanya ,misalnya dari segi sumberdaya manusia yang masih

belum memadai dibanding dengan luasnya wilayah kerja dari Puskesmas

Sumbang itu sendiri dan jumlah pasien yang setiap tahunnya meningkat,

juga dari segi komunikasi antar pelaksana yang masih kurang, sehingga

masyarakat belum mengetahui sepenuhnya tentang program dari Jamkesda.

3. Skripsi dengan judul Implementasi Program Jaminan Kesehatan Masyarakat

(JAMKESMAS) di Puskesmas Jagir Surabaya oleh Norman Andika Prodi

Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur pada tahun 2010. Hasil dari penelitian ini,

pelaksanaan program Jamkesmas di Puskesmas Jagir sesuai dengan tujuan

yaitu biaya pelayanan, cakupan pelayanan, kualitas pelayanansudah

dilaksanakan dengan cukup baik, kendala dalam proses pelayanan yaitu

kurangnya petugas, dan kurangnya kebersihan fasilitas di Puskesmas jagir.

Kesimpulan hasil penelitian ini secara keseluruhan adalah pelaksanaan

Program Jamkesmas di Puskesmas Jagir sudah terimplementasi sesuai

dengan tujuan yang terdapat pada keputusan Menteri Kesehatan No

125/MENKES/SK/II/2008 tentang pedoman penyelenggaran Program

Jaminan Kesehatan Masyarakat yaitu meningkatnya akses dan mutu

Page 53: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

39

pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu

agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif

sehingga tercipta masyarakat miskin yang sehat dan produktif untuk

menunjang program pengentasan kemiskinan.

2.3 Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini menggambarkan alur pemikiran

peneliti mengenai fokus penelitian. Berdasarkan observasi awal yang peneliti

lakukan, peneliti menemukan beberapa masalah yang dapat menghambat

pelaksanaan program KUR. Seperti : 1) Kebijakan program KUR tidak tepat

sasaran, program KUR yang merupakan program pemerintah yang dikhususkan

bagi pelaku usaha kecil dan mikro justru dinikmati oleh masyarakat yang tidak

memiliki usaha atau dinikmati oleh mereka yang ternyata mampu melakukan

pinjaman tanpa perlu jaminan dari pemerintah; 2) Minimnya sosialisasi yang

dilakukan baik oleh pemerintah maupun oleh Bank pelaksana; 3) Rendahnya

partisipasi dalam program KUR, karena adanya ketakutan akan suku bunga yang

ada di bank, serta ada anggapan dari masyarakat bahwa jika berurusan dengan

bank pasti melibatkan jaminan sementara mayoritas warga tidak memiliki jaminan

selain usaha yang dijalankan.

Teori implementasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

teori implementasi yang dipaparkan oleh Merilee S. Griendle (1980). Model ini

memaparkan bahwa, implementasi kebijakan ditentukan oleh 2 faktor yaitu: isi

kebijakan (content of policy) dan konteks implementasinya (context of policy). Ide

Page 54: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

40

dasarnya dari teori ini adalah bahwa setelah kebijakan dilaksanakan, maka

kebijakan bisa dilihat keberhasilannya yang ditentukan oleh derajat

implementability dari kebijakan tersebut.

Adapun isi kebijakannya mencakup: (i) Kepentingan yang terpengaruhi

oleh kebijakan; (ii) Jenis manfaat yang akan dihasilkan; (iii) Derajat perubahan

yang diinginkan; (iv) Kedudukan pembuat kebijakan; (v) (Siapa) pelaksana

program; serta (vi) Sumberdaya yang dikerahkan. Sedangkan konteks

implementasinya mencakup : (i) Power, Interest and Strategy of Actor Involved

(kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan strategi dari aktor yang terlibat);

(ii) Institution and Regime Characteristic (karakteristik lembaga dan

rezim yang berkuasa); serta (iii) Compliance and Responsiveness (tingkat

kepatuhan dan adanya respon dari pelaksana). Berdasarkan teori Merilee S.

Grindle ini, kita dapat mengetahui apakah implementasi Program Kredit Usaha

Rakyat di Kecamatan Warunggunung sudah berjalan optimal atau belum.

Maka untuk mempermudah memahami alur berfikir peneliti

menggambarkan kerangka berfikirnya sebagai berikut:

Gambar 2.2.

Skema Kerangka Berpikir

Page 55: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

41

Sumber : Hasil analisis Konsep Peneliti 2014

2.4 Asumsi Dasar Penelitian

Berdasarkan observasi pendahuluan yang peneliti lakukan serta merujuk

kepada konsep kerangka berfikir di atas, maka peneliti berasumsi bahwa

Model Implementasi Kebijakan Merilee S. Griendle (1980):

Keberhasilan implementasi dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni :

Content of policy mencakup: Context of policy mencakup:

1. Sejauh mana kepentingan kelompok

sasaran atau target groups termuat

dalam isi kebijakan.

2. Jenis manfaat yang diterima oleh

target group.

3. Sejauh mana perubahan yang

diinginkan dari sebuah kebijakan.

4. Apakah letak sebuah program sudah

tepat.

5. Apakah sebuah kebijakan telah

menyebutkan implementornya

dengan rinci, dan

6. Apakah sebuah program didukung

oleh sumberdaya yang memadai.

1. Seberapa besar kekuasaan,

kepentingan, dan strategi yang

dimiliki oleh para aktor yang terlibat

dalam implementasi kebijakan.

2. Karakteristik institusi dan rejim yang

sedang berkuasa.

3. Tingkat kepatuhan dan responsivitas

kelompok sasaran.

Identifikasi Masalah :

1. Program KUR yang kurang tepat sasaran karena juga dinikmati oleh masyarakat yang

tidak memiliki usaha.

2. Minimnya sosialisasi yang dilakukan dari pihak pemerintah maupun Bank Pelaksanan.

3. Rendahnya partisipasi masyarakat yang dikarenakan ketakutan berurusan dengan pihak

Bank.

implementasi Program Kredit Usaha Rakyat di Kecamatan

Warunggunung berjalan optimal

Page 56: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

42

Implementasi Program Kredit Usaha Rakyat di Kecamatan Warunggunung dalam

realitanya ternyata masih belum optimal.

Page 57: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

43

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti

kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris,

dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara

yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti

cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang

lain dapat mengenali dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya

proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah

tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh melalui penelitian ini adalah data

empiris (teramati) yang mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid

menunjukkan derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.

Penelitian ini merupakan merupakan penelitian deskriptif dengan

pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mendapatkan

data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna atau data yang

sebenarnya. Penelitian kualitatif ini juga tidak semata-mata mencari kebenaran,

tetapi pada pemahaman peneliti terhadap apa yang di teliti.

Menurut Burgess dalam Nasution (1988:17), metode penelitian kualitatif

bukan satu metode khusus melainkan meliputi berbagai metode yang digunakan

43

Page 58: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

44

untuk mengumpulkan data kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, data yang

dihasilkan berbentuk kata, kalimat dan gambar untuk mengeksplorasi bagaimana

fenomena sosial yang terjadi.

3.2 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrument penelitian yang digunakan ialah peneliti

sendiri, kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah sebagai perencana,

pelaksana pengumpulan data, analis, dan pelapor hasil penelitiannya.

Menurut Irawan (2006:17) satu-satunya instrumen terpenting dalam

penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri. Nasution dalam Sugiyono

(2008:223) menyebutkan alasan manusia sebagai instrumen penelitian utama:

“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan

manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa,

segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus

penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil

yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan

jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang

penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,

tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-

satunya yang dapat mencapainya.”

Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah peneliti itu sendiri,

sehingga dalam penelitian ini, peneliti harus bersifat netral agar penelitian yang

dihasilkan tidak bersifat subjektif. Dengan demikian, posisi peneliti sangat

penting karena sebagai instrumen penelitian.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan

data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumbernya secara

langsung, seperti wawancara dan observasi. Sedangkan, data sekunder adalah data

Page 59: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

45

yang telah tersedia dan diperoleh secara tidak langsung. Data sekunder ini

dijadikan sebagai data tambahan untuk memperkuat penelitian, seperti dokumen,

peraturan daerah, gambar, rekaman, dan lain-lain. Adapun alat-alat tambahan

yang digunakan peneliti dalam mengumpullkan data berupa panduan wawancara,

buku catatan, dan handphone untuk mengambil gambar atau foto dan untuk

merekam hasil wawancara.

3.3 Informan Penelitian

Penelitian yang berjudul “Implementasi Kebijakan Program Kredit Usaha

Rakyat (KUR) dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di

Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak”, penentuan informannya

menggunakan teknik purposive (bertujuan), Teknik purposive adalah teknik

penentuan informan berdasarkan pada pertimbangan tertentu. Adapun

pertimbangan tersebut didasarkan pada informan yang mengetahui secara jelas

dan tepat informasi mengenai masalah dalam penelitian ini.

Menurut Bungin (2007:53), penentuan informan yang terpenting dalam

penelitian kualitatif adalah bagaimana menentukan key informan (informan kunci)

atau situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian.

Page 60: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

46

Tabel 3.1

Tabel Informan Penelitian

No. Informan Kode

Informan

Jumlah Keterangan

1 Kepala Unit BRI Unit Sampai i.1 1 Key Informan

2 Kepala Bidang UMKM Dinas

Koperasi dan UKM Kabupaten

Lebak

i.2 1 Key Informan

3 Kasie Kesejahteraan Sosial

Kantor Kecamatan

Warunggunung

i.3 1 Key Informan

4 Mantri KUR BRI Unit Sampai i.4, i.5 2 Key Informan

5 Pelaku UMKM Penerima KUR i.6, i.7, i.8,

i.9

4 Key Informan

6 Pelaku UMKM Bukan

Penerima KUR

i.10, i.11,

i.12

3 Key Informan

Sumber : Hasil Analisis Konsep Peneliti

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian yang berjudul

“Implementasi Kebijakan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kecamatan Warunggunung

Kabupaten Lebak” adalah kombinasi dari beberapa teknik, yaitu:

1. Wawancara Mendalam

Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara

Page 61: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

47

pewawancara dengan responden atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa

menggunakan pedoman (guide) wawancara. Wawancara dalam penelitian

kualitatif bersifat mendalam (indept interview) karena peneliti dapat menjelaskan

pertanyaan yang tidak dimengerti responden, peneliti dapat mengajukan

pertanyaan, informan cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan, dan

informan dapat menceritakan sesuatu yang terjadi di masa silam dan masa

mendatang.

Menurut Denzin dalam Alwasilah (2006:154), wawancara adalah

pertukaran percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh

informasi dari yang lain. Melalui wawancara peneliti bisa mendapatkan informasi

yang mendalam (indepth interviev) karena peneliti dapat menjelaskan pertanyaan

yang tidak dimengerti responden, peneliti dapat mengajukan pertanyaan, informan

cenderung menjawab apabila diberi pertanyaan, dan informan dapat menceritakan

sesuatu yang terjadi di masa silam dan masa mendatang.

Adapun jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur. Menurut Sugiyono (2008:160) wawancara tidak

terstruktur ialah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan

pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya. Hal ini dimaksudkan agar proses wawancara berlangsung

secara alami dan mendalam seperti yang diharapkan dalam penelitian kualitatif.

Page 62: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

48

Adapun kisi-kisi pedoman wawancara dalam penelitian ini dapat dilihat

pada tabel 3.2 berikut:

Tabel 3.2

Kisi-kisi Pedoman Wawancara

Untuk Pelaksana Kebijakan

Indikator Kisi-Kisi Wawancara Informan

Content Of Policy

Bagaimana

kepentingan kelompok

sasaran atau target

groups termuat dalam

isi kebijakan.

1) Apakah kebijakan KUR sudah

tepat sasaran?

2) Seperti apa kebijakan KUR

mempengaruhi tingkat

kesejahteraan target sasaran?

i.1, i.2, i.3

Jenis manfaat yang

diterima oleh target

group

1) Seperti apa manfaat kebijakan

KUR terhadap target sasaran?

i.1, i.3

Bagaimana perubahan

yang diinginkan dari

sebuah kebijakan.

1) Perubahan apa yang diharapkan

setelah pelaksanaan KUR?

i.1, i.2, dan i.3

Apakah letak sebuah

program sudah tepat.

1) Apakah program KUR sudah

tepat sebagai bagian dari upaya

pemerintah meningkatkan

kesejahteraan?

2) Seberapa besar pengaruh program

KUR terhadap peningkatan

perekonomian di suatu daerah?

i.1, i.2, dan i.3

Apakah sebuah

kebijakan telah

menyebutkan

implementornya

dengan rinci

1) Bagaimana peran pelaksana

program dalam sosialisasi KUR?

2) Seperti apa pelaksana program

melaksanakan program KUR?

i.1

Apakah sebuah

program didukung oleh

sumberdaya yang

memadai

1) Sebagai pelaksana kebijakan

apakah sumberdaya yang dimiliki

sudah memadai untuk

pelaksanaan program KUR?

i.1

Page 63: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

49

2) Bekal apa yang diberikan kepada

bawahan dalam pelaksanaan

program KUR?

Context Of Policy

Bagaimana kekuasaan,

kepentingan, dan

strategi yang dimiliki

oleh para aktor yang

terlibat dalam

implementasi

kebijakan.

1) Bagaimana peran pemerintah

daerah dalam sosialisasi program

KUR?

2) Program KUR berdampak positif

bagi daerah?

i.2, dan i.3

Karakteristik institusi

dan rejim yang sedang

berkuasa.

1) Seperti apa peran Kecamatan

dalam pelaksanaan program

KUR

2) Sejauhmana peran partisipasi

pemerintah daerah agar program

KUR tepat sasaran

i.3

i,2 dan i,3

Untuk Mantri KUR

Indikator Kisi-Kisi Wawancara Informan

Content Of Policy

Bagaimana

kepentingan kelompok

sasaran atau target

groups termuat dalam

isi kebijakan.

3) Apakah kebijakan KUR sudah

tepat sasaran?

4) Seperti apa kebijakan KUR

mempengaruhi tingkat

kesejahteraan target sasaran?

i.4 dan i.5

Apakah sebuah

kebijakan telah

menyebutkan

implementornya

dengan rinci

3) Bagaimana peran pelaksana

program dalam sosialisasi KUR?

4) Seperti apa pelaksana program

melaksanakan program KUR?

i.4, dan i.5

Apakah sebuah

program didukung oleh

sumberdaya yang

memadai

3) Sebagai regulator kebijakan

apakah sumberdaya yang dimiliki

sudah memadai untuk

pelaksanaan program KUR?

i.4, dan i.5

Page 64: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

50

4) Bekal apa yang diberikan kepada

bawahan dalam pelaksanaan

program KUR?

Untuk Masyarakat (Penerima atau Bukan Penerima KUR)

Indikator Kisi-Kisi Wawancara Informan

Content Of Policy

Jenis manfaat yang

diterima oleh target

group

2) Seperti apa manfaat kebijakan

KUR terhadap target sasaran?

i.6, i.7, i.8,

i.9, i.10, i.11,

dan i.12

Context Of Policy

Tingkat kepatuhan dan

responsivitas kelompok

sasaran.

1) Bagaimana menurut anda

kebijakan KUR yang

diimplementasikan oleh

pemerintah?

2) Apakah kebijakan KUR cukup

membantu anda dalam

menjalankan usaha?

3) Alasan apa yang membuat anda

memutuskan untuk tidak

mengajukan pinjaman KUR?

i.6, i.7, i.8,

i.9, i.10, i.11,

dan i.12

i.6, i.7, i.8,

dan i.9

i.10, i.11, dan

i.12

Sumber: Peneliti,2014

2. Observasi

Observasi, menurut Hadi dalam Sugiyono (2008:166) mengemukakan

bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantaranya yang

terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.

Page 65: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

51

Dalam penelitian ini, teknik observasi/pengamatan yang digunakan adalah

observasi partisipasi, dimana menitikberatkan pada keterlibatan peneliti. Peneliti

terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang-orang yang digunakan sebagai sumber

data penelitian. Menurut Soehartono (2002:70), dalam observasi partisipan,

pengamat ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang

diteliti atau yang diamati, seolah-olah merupakan bagian dari mereka.

3. Studi Dokumentasi

Dalam penelitian ini menggunakan studi dokumentasi sebagai salah satu

teknik pengumpulan data sekunder. Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun

film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang

penyidik. Dokumen digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena

dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji,

menafsirkan, bahkan untuk meramalkan. Adapun studi dokumentasi dapat

diartikan sebagai teknik pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang

diterbitkan oleh lembaga-lembaga yang menjadi obyek penelitian, baik berupa

prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan serta berupa foto

ataupun dokumen elektronik (rekaman).

3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan meyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan

cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit,

Page 66: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

52

melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan

yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada

orang lain. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong

(2010:248), yaitu:

“Analisis data adalah proses mencari dan mengatur secara sistematis

transkip interview, catatan di lapangan dan bahan-bahan lain yang anda di

dapatkan, yang kesemuanya itu anda kumpulkan untuk meningkatkan

pemahaman anda (terhadap suatu fenomena) dan membantu anda untuk

mempresentasikan penemuan anda kepada orang lain.”

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisa data model Milles dan

Huberman, dimana terdapat tiga aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data

(data reduction), penyajian data (data display), dan penarikan

kesimpulan/verifikasi (conclusion drawing/verification). Menurut Milles dan

Huberman, aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan

berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Model interaktif dalam analisis data menurut kedua tokoh tersebut dapat dilihat

pada gambar berikut:

Data

Collection Data

Display

Data

Reduction Conclusions:

drawing/verifying

Page 67: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

53

Gambar 3.1

Komponen Dalam Analisis Data (Interactive Model)

Sumber: Miles dan Huberman, (2009:20)

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Mereduksi data berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya

dan mencarinya bila diperlukan. Reduksi data membantu memberikan kode pada

aspek-aspek tertentu.

2. Penyajian Data (Data Display)

Dalam sebuah penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.

Namun pada peneltian ini, penyajian data yang peneliti lakukan dalam penelitian

ini adalah bentuk teks narasi, hal ini seperti yang dikatakan oleh Miles &

Huberman (2009:17) :

Page 68: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

54

”the most frequent form display data for qualitative research data ini the

past has been narrative text” (yang paling sering digunakan untuk

penyajian data kualitatif pada masa yang lalu adalah bentuk teks naratif).

3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam tahapan analisis interaktif menurut Miles &

Huberman (2009:18-21) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, yaitu

menyimpulkan dari temuan-temuan penelitian untuk dijadikan suatu kesimpulan

penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan

akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada

tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten

saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

3.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Data

Menurut Sugiyono (2008:267), validitas adalah derajat ketepatan antara

data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh

peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara

data yang dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada obyek

penelitian.

Reliabilitas dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan yang

terdapat pada penelitian kuantitatif. Bila dalam penelitian kuantitatif

reliabilitas berkenaan dengan konsistensi data, di mana bila terdapat peneliti

yang melakukan penelitian pada obyek yang sama, maka akan mendapatkan

Page 69: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

55

data yang sama. Maka dalam penelitian kualitatif tidak demikian, suatu

realitas (social situation) bersifat majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada

data yang bersifat konsisten dan berulang seperti semula. Adapun untuk

pengujian keabsahan datanya, pada penelitian ini dilakukan dengan dua

cara, yaitu triangulasi dan membercheck.

Menurut Irawan (2006:76), secara sederhananya triangulasi adalah proses

check dan recheck antara satu sumber data dengan sumber data lainnya. Dalam

proses ini beberapa kemungkinan bisa terjadi. Pertama, satu sumber cocok

(senada, koheren) dengan sumber lain. Kedua, satu sumber data berbeda dari

sumber lain, tetapi tidak harus berarti bertentangan. Ketiga, satu sumber 180o

bertolak belakang dengan sumber lain.

Menurut Sugiyono (2008:252) terdapat tiga jenis triangulasi, yaitu

triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Triangulasi sumber

berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi

yang diperoleh dari informan yang berbeda. Triangulasi teknik dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Pengecekan dilakukan dengan mengunakan teknik wawancara, observasi dan

dokumentasi. Sedangkan, triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan

pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau

situasi yang berbeda. Dalam penelitian ini, triangulasi yang dilakukan adalah

triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Dalam melakukan triangulasi sumber, peneliti melakukan membercheck,

yaitu proses pengecekan data atau informasi dari pemberi data atau informasi.

Page 70: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

56

Tujuan membercheck tersebut adalah untuk mengetahui kesesuaian antara data

yang diperoleh dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Setelah

membercheck, pemberi data diberikan bukti otentik membercheck dengan cara

menandatangani dan mencap stempel membercheck yang diberikan oleh peneliti.

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat atau lokus Penelitian yang berjudul “Implementasi Kebijakan

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil

dan Menengah di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak” ialah di

Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak. Adapun waktu pelaksanaan

penelitian yaitu dari bulan Februari 2015-Agustus 2015.

Tabel 3.3

Jadwal Penelitian

Mei Jun Juli Ags Sep Okt Nov Des

1 Pengajuan Proposal

2 Seminar Proposal

3 Revisi Proposal

4 Wawancara

5 Pengolahan dan Analisa Data

6 Sidang Skripsi

7 Revisi Skripsi

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

2015

Page 71: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

57

Page 72: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

58

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Deskripsi Kabupaten Lebak

Secara geografis Kabupaten Lebak terdiri pada koordinat 105º25’-

106º30’ bujur timur dan 6º18’-7º00’ lintang selatan, Luas wilayah Kabupaten

Lebak 304.472 Ha (3.044,72 Km²) dengan Batas-Batas administratif.

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Serang dan

Tanggerang.

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudra Hindia.

c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pandeglang

d) Sebelah Timur berbatasab dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten

Sukabumi Provinsi Jawa Barat.

Luas Wilayah Kabupaten Lebak secara administratif tercatat 3.044.72

Km² atau 304.472 ha dan Luas Laut yang menjadi kewenangan Kabupaten

Lebak seluas 555.6 Km² merupakan Kabupaten Terluas di Provinsi Banten

Wilayah Kabupaten Lebak terdiri dari 28 Kecamatan, 5 Kelurahan dan 340

Desa.

Wilayah ini memiliki iklim tropis dengan temperature udara sekitar

antara 24,5ºC sampai 29ºC. Secara umum bentuk morfologi wilayah

Kabupaten Lebak dapat dibagi menjadi dataran pantai sepanjang pantai

selatan, dataran yang terletak disebelah utara dan barat, perbukitan yang

terbesar mulai dari utara sampai kebarat dan pergunungan, yang terletak

disebelah timur sebagai daerah tertinggi di wilayah Kabupaten Lebak dengan

58

Page 73: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

59

puncak Gunung Halimun ±1.929 M, Gunung Endut ±1.281 M dan Gunung

Kendeng.

Jarak Kebupaten Lebak dengan kabupaten lainnya khususnya dalam

pengaruh konstelasi regional tidak begitu jauh, Selain itu ditunjang dengan

kondisi jalan baik, antara lain :

a) Jarak dengan Kabupaten Serang 41 Km.

b) Jarak dengan Kabupaten Pandeglang 20 Km.

c) Jarak dengan Kabupaten Tanggerang 106 Km.

d) Jarak dengan Ibu Kota Negara DKI Jakarta 131 Km.

Jumlah penduduk Kabupaten Lebak tahun 2012 berdasarkan Dinas

kependudukan dan catatan sipil sebanyak 1.235.237 Jiwa terdiri dari 663.404

laki-laki dan 619.454 Jiwa perempuan, laju pertumbuhan penduduk nasional

adalah 1.49%, bila dibandingkan dengan pertumbuhan provinsi banten pada

tahun 2012 adalah 2.80% relatif dibawah angka provinsi banten.

Tingkat kepadatan penduduk Kabupaten Lebak sebesar 380 jiwa/km²

dengan penyebaran penduduk yang tidak merata. Konsentrasi terbesar berada

di lebak Utara 32,90% dan lebak Selatan 32,15%, kemudian lebak timur

22,42%. Berdasarkan kelompok umur, penduduk kabupaten lebak sebagian

besar berada dalam kelompok umur 15-64 tahun, yang menggambarkan

bahwa sebagian besar penduduk berusia produktif dan merupakan angkatan

kerja.

Tabel 4.1

Kecamatan dan Luas Wilayah

Page 74: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

60

No. Kecamatan Luas Wilayah

(Ha) No. Kecamatan

Luas Wilayah

(Ha)

1 Malingping 9.490,51 15 Cipanas 6.014,75

2 Wanasalam 10.445,84 16 Sajira 9.649,82

3 Panggarangan 16.378,05 17 Cimarga 17.289,26

4 Bayah 13.236,86 18 Cikulur 5.700,50

5 Cilograng 8.870,33 19 Warunggunung 4.366,72

6 Cibeber 36.967,24 20 Cibadak 3.349,13

7 Cijaku 10.560,42 21 Rangkasbitung 6.795,61

8 Banjarsari 13.587,65 22 Maja 7.256,44

9 Cileles 15.264,36 23 Curugbitung 8.540,63

10 Gunungkencana 12.742,46 24 Cihara 11.452,12

11 Bojongmanik 8.908,45 25 Cigemblong 14.123,46

12 Leuwidamar 12.944,49 26 Cirinten 11.232,71

13 Muncang 8.038,72 27 Lebakgedong 8.446,20

14 Sobang 10.257,55 28 Kalanganyar 2.579,71

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Lebak, 2015

4.1.2 Deskripsi Kecamatan Warunggunung

Kecamatan Warunggunung memiliki luas wilayah 4.366,72 Ha.

Kecamatan Warunggunung terletak di sebelah utara Kabupaten Lebak dengan

jarak ± 9 Km dari Ibu kota Kabupaten Lebak dengan ketinggian 350 mdpl.

Dalam segi geografis letak Kecamatan Warunggunung sangat strategis selaian

dekat dengan kota Rangkasbitung sebagai pusat pemerintahan Kabupaten

Lebak, Kabupaten Pandeglang yang berjarak ± 12 Km, dan serang sebagai Ibu

kota Provinsi Banten dengan jarak ± 24 Km telah pula ditunjang dengan

sarana jalan yang cukup memadai sehingga memudahkan akses transportasi.

Secara administrasi, wilayah Kecamatan Warunggunung terbagi

menjadi 12 Desa. Penduduk Kecamatan Warunggunung hingga tahun 2011

Page 75: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

61

sebanyak 14,926 KK dan 53,036 jiwa dengan rincian 27,306 jiwa laki-laki

25,730 jiwa perempuan, yang terdata di 240 Rt dan 58 Rw. Penduduk

Kecamatan Warunggunung rata-rata beragama Islam.

4.1.3 Profil Kantor Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak

1. Struktur dan Susunan Organisasi Kantor Kecamatan

Warunggunung

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang

Pedoman Organisasi Perangkat Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten

Lebak Nomor 15 tahun 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kecamatan serta Kelurahan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Lebak, Susunan Organisasi Kantor Kecamatan Warunggunung terdiri

dari :

1. Camat;

2. Sekretaris Kecamatan;

3. Seksi Pemerintahan dan Pertanahan;

4. Seksi Ketrentaman dan Ketertiban Umum;

5. Seksi Ekonomi dan Pembangunan;

6. Seksi Kesejahteraan Sosial;

7. Sub Bagian Umum;

8. Sub Bagian Keuangan;

9. Sub Bagian Kepegawaian;

10. Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 76: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

62

2. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Kecamatan Warunggunung

Pengaturan penyelenggaraan kecamatan baik dari sisi

pembentukan, kedudukan, tugas dan fungsinya secara legalistik diatur

dengan Peraturan Pemerintah. Kecamatan mengemban pula

penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan yang dilimpahkan

Kepala Daerah untuk menangani sebagian urusan Otonomi Daerah.

Sebagaimana dalam Penyelenggaraannya Kecamatan

melaksanakan tugas dan fungsinya dituangkan dalam Peraturan

Daerah Kabupaten Lebak Nomor 15 tahun 2007 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kecamatan serta Kelurahan di Lingkungan Pemerintah

Kabupaten Lebak adalah sebagai berikut :

1. Camat

Camat mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan

pemerintahan, ketentraman dan ketertiban umum, ekonomi dan

pembangunan, kesejahteraan sosial serta koordinasi dengan

instansi vertikal di wilayahnya.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,

Camat mempunyai fungsi :

1. Memimpin pelaksanaan kebijakan Pemerintah Daerah

Kabupaten di wilayah Kecamatan;

2. Penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan umum dan

pembinaan keagrariaan serta pembinaan politik dalam negeri;

Page 77: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

63

3. Membantu Sekretaris Daerah dalam penyiapan informasi

mengenai wilayah Kecamatan yang dibutuhkan dalam

perumusan kebijakan Bupati;

4. Pembinaan Pemerintahan Desa/Kelurahan;

5. Pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah dan

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan penyelenggaraan

pelayanan lintas Kelurahan dan Desa;

6. Pembinaan pembangunan yang meliputi pembinaan

perekonomian, produksi dan distribusi serta pembinaan sosial;

7. Penyusunan program pembinaan administrasi, ketatausahaan

dan rumah tangga;

8. Pertanggungjawaban tugas Camat secara teknis administratif

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

2. Sekretaris Kecamatan

Sekretaris Kecamatan dipimpin oleh seorang Sekretaris Kecamatan

yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada

Camat serta mempunyai tugas pembantu Camat dalam

melaksanakan tugas penyelenggaraan pemerintahan dan

memberikan pelayanan adminitsrasi kepada seluruh perangkat atau

aparatur Kecamatan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,

Sekretaris Kecamatan mempunyai fungsi :

Page 78: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

64

1. Penyusunan rencana dan pengendalian serta pengevaluasian

kegiatan Kecamatan;

2. Pelaksanaan urusan administrasi Keuangan;

3. Pelaksanaan tata usaha, administrasi kepegawaian,

perlengkapan dan rumah tangga.

Sekretaris Kecamatan, membawahi :

1. Sub Bagian Umum: Sub Bagian Umum mempunyai tugas

melaksanakan pengelolaan administrasi umum, kearsipan,

surat menyurat, rumah tangga, perlengkapan dan pengadaan

serta pendistribusian dan inventarisasi Kecamatan.

2. Sub Bagian Keuangan: Sub Bagian Keuangan mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan bahan rencana penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Kecamatan serta

pengelolaan administrasi keuangan.

3. Sub Bagian Kepegawaian: Sub Bagian Kepegawaian

Mempunyai tugas mengelola administrasi kepegawaian dan

tatalaksana.

3. Seksi Pemerintahan dan Pertanahan

Seksi Pemerintahan dan Pertanahan dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung

kepada Camat serta mempunyai tugas membantu Camat dalam

menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan evaluasi

serta pelaporan urusan pemerintahan dan pertanahan.

Page 79: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

65

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,

Seksi Pemerintahan dan Pertanahan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program dan pembinaan penyelenggaraan

pemerintahan umum dan Desa/Kelurahan;

2. Penyusunan program dan pembinaan pendaftaran penduduk,

mutasi penduduk, pembuatan Kartu Tanda Penduduk dan

Kartu Keluarga;

3. Penyusunan program dan pembinaan keagrariaan.

4. Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum dipimpin oleh seorang

Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab

langsung kepada Camat serta mempunyai tugas membantu Camat

dalam menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan

evaluasi serta pelaporan urusan ketentraman dan ketertiban umum.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,

Seksi Ketentraman dan Ketertiban Umum mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program dan penyelenggaraan pembinaan

ketentraman dan ketertiban umum;

2. Penyusunan program dan penyelenggaraan pembinaan Polisi

Pamong Praja.

5. Seksi Ekonomi dan Pembangunan

Page 80: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

66

Seksi Ekonomi dan Pembangunan dipimpin oleh seorang Kepala

Seksi yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung

kepada Camat serta mempunyai tugas membantu Camat dalam

menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan evaluasi

serta pelaporan urusan perekonomian dan pembangunan.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,

Seksi Ekonomi dan Pembangunan mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program dan pembinaan perekonomian dan

pembangunan;

2. Penyusunan program dan pembinaan yang berwawasan

lingkungan hidup.

6. Seksi Kesejahteraan Sosial

Seksi Kesejahteraan Sosial dipimpin oleh seorang Kepala Seksi

yang berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada

Camat serta mempunyai tugas membantu Camat dalam

menyiapkan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan dan evaluasi

serta pelaporan urusan kesejahteraan sosial.

Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud diatas,

Seksi Kesejahteraan Sosial mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program dan pembinaan pelayanan dan bantuan

sosial, pembinaan kepemudaan, peranan wanita dan olahraga;

2. Penyusunan program dan pembinaan kehidupan keagamaan,

pendidikan, kebudayaan dan kesehatan masyarakat.

Page 81: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

67

7. Kelompok Jabatan Fungsional

1. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas

melaksanakan sebagian tugas dan fungsi Kecamatan sesuai

keahlian dan kebutuhan.

2. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) Pasal ini, terdiri dari sejumlah tenaga dalam jenjang

jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok

sesuai dengan bidang keahliannya.

3. Setiap kelompok tersebut pada ayat (1) Pasal ini, dipimpin

oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh

Camat dan bertanggungjawab langsung kepada Camat.

4. Jumlah Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat

(3) Pasal ini, ditentukan menurut sifat, jenis, kebutuhan dan

beban kerja.

5. Jenis dan jenjang Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud

pada ayat (3) Pasal ini, diatur sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Visi dan Misi Kecamatan Warunggunung

A. Visi Kecamatan Warunggunung

Terwujudnya masyarakat Kecamatan Warunggunung yang

sejahtera dalam meningkatkan Pelayanan Masyarakat.

B. Misi Kecamatan Warunggunung

Page 82: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

68

Sejalan dan untuk menunjang Visi Kecamatan Warunggunung,

Misi Kecamatan Warunggunung adalah sebagai berikut :

1. Melaksanakan Pembinaan Kelurahan

2. Melaksankan Pembinaan Ketentraman dan Ketertiban Umum

3. Melaksanakan Pembinaan Kesejahteraan Sosial

4. Melaksanakan Pelayanan Umum Pemerintahan

5. Melaksanakan Pembinaan Pemberdayaan Masyarakat

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data

yang telah di dapatkan dari hasil observasi penelitian. Dalam penelitian

mengenai Implementasi Kebijakan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR)

dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kecamatan

Warunggunung Kabupaten Lebak ini, peneliti mencoba mendapatkan data-

data valid dan reliabel untuk digunakan sebagai bahan atau informasi

dalam menjawab perumusan masalah yang telah dirumuskan pada bab

sebelumnya. Data-data yang didapatkan dari lapangan lebih banyak

merupakan data atau informasi berupa hasil wawancara dengan informan

penelitian yang kemudian peneliti analisa dan peneliti deskripsikan.

Adapun data-data lain berupa dokumen-dokumen peneliti jadikan sebagai

data penunjang dalam menjawab rumusan masalah penelitian. Data-data

Page 83: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

69

tersebut didapatkan dengan media wawancara, catatan lapangan dan

wawancara mendalam yang telah dilakukan dengan informan.

Pencarian data, peneliti lakukan secara investigasi dimana peneliti

mengumpulkan data-data dengan melakukan wawancara mendalam

kepada sejumlah informan yang memiliki informasi tentang masalah yang

sedang peneliti teliti. Data-data tersebut merupakan data-data yang

berkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Data-data yang telah di

dapatkan kemudian di analisa sehingga dapat menghasilkan suatu

pemahaman baru dari data yang di dapatkan.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian investigasi sehingga data

yang didapatkan harus dikonfirmasi ulang tidak hanya dari satu sumber

data atau informan tetapi dari sumber lain yang masih memang memiliki

informasi yang sesuai dengan fokus penelitian. Data yang didapatkan

kemudian di uji kembali dengan metode triangulasi.

4.2.2 Deskripsi Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, informan penelitian dipilih dengan

menggunakan teknik Purposive (bertujuan). Adapun informan-informan

yang peneliti tentukan, merupakan orang-orang yang peneliti anggap

memiliki informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena mereka

(informan) dalam kesehariannya senantiasa berurusan dengan

permasalahan yang sedang di teliti.

Page 84: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

70

Adapun informan dalam penelitian ini adalah informan yang

dianggap mempunyai sumber data atau informasi yang dapat menjawab

permasalahan yang diteliti. Beberapa informan pada penelitian ini antara

lain sebagai berikut:

Tabel 4.2

Daftar Informan

No. Informan Kode

Informan

Usia Jenis Kelamin

1 Tisep Sumedi

Kepala Unit BRI Unit Sampai

i.1 48 L

2 Restu Cheryadi

Kepala Bidang UMKM

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak

i.2 52 L

3 Ineu Feni Nopiantini, S.Pd

Kasie Kesejahteraan Sosial

Kantor Kecamatan Warunggunung

i.3 54 P

4 Dedi Suhendi

Mantri KUR BRI Unit Sampai

i.4 26 L

5 Mida

Mantri KUR BRI Unit Sampai

i.5 24 P

6 Rahmat Jaya

Pelaku UMKM Penerima KUR/Usaha Emping

i.6 47 L

7 Rudi

Pelaku UMKM Penerima KUR/Pengrajin Sepatu Kulit

i.7 42 L

8 Hadi Saputra

Pelaku UMKM Penerima KUR/Usaha Jahe Merah

Kemasan

i.8 29 L

9 Hj. Iroh

Pelaku UMKM Penerima KUR/Usaha Kerajinan

Pahatan Kayu

i.9 44 P

10 H. Jarkasih

Pelaku UMKM Bukan Penerima KUR

i.10 53 L

11 Ibu Zaenab

Pelaku UMKM Bukan Penerima KUR

i.11 47 P

12 Identitas disembunyikan

Tidak memiliki usaha tapi menerima KUR

i.12 42 L

Informan di atas merupakan informan utama dalam penelitian ini.

Adapun data-data lain yang merupakan sebagai informasi-informasi

pelengkap dari informasi yang telah diberikan oleh informan utama.

Page 85: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

71

4.3 Pembahasan dan Analisis Hasil Penelitian

Pembahasan dan analisis hasil penelitian merupakan pemaparan data

dan informasi yang peneliti dapatkan dari lapangan yang kemudian

disesuaikan dengan grand theory yang peneliti gunakan dalam penelitian ini.

Teori implementasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

teori implementasi yang dipaparkan oleh Merilee S. Griendle (1980). Model

ini memaparkan bahwa, implementasi kebijakan ditentukan oleh 2 faktor

yaitu: isi kebijakan (content of policy) dan konteks implementasinya (context

of policy). Ide dasarnya dari teori ini adalah bahwa setelah kebijakan

dilaksanakan, maka kebijakan bisa dilihat keberhasilannya yang ditentukan

oleh derajat implementability dari kebijakan tersebut.

Adapun isi kebijakannya mencakup: (i) Kepentingan yang

terpengaruhi oleh kebijakan; (ii) Jenis manfaat yang akan dihasilkan; (iii)

Derajat perubahan yang diinginkan; (iv) Kedudukan pembuat kebijakan; (v)

(Siapa) pelaksana program; serta (vi) Sumberdaya yang dikerahkan.

Sedangkan konteks implementasinya mencakup : (i) Power, Interest and

Strategy of Actor Involved (kekuasaan, kepentingan-kepentingan dan

strategi dari aktor yang terlibat); (ii) Institution and Regime

Characteristic (karakteristik lembaga dan rezim yang berkuasa); serta

(iii) Compliance and Responsiveness (tingkat kepatuhan dan adanya

respon dari pelaksana).

Page 86: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

72

4.3.1 Content of Policy

Dalam variabel content of policy, terdapat 6 (enam) dimensi yang menjadi

sebuah indikator sejauh mana implementasi kebijakan berjalan. Indikator tersebut

adalah sebagai berikut:

4.3.1.1 Kepentingan yang terpengaruhi oleh kebijakan

Bagaimana kepentingan kelompok sasaran atau target groups termuat

dalam isi kebijakan serta mempengaruhi isi kebijakan. Bahwa kebijakan KUR

dibuat oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat

dan memberikan kemudahan pelaku usaha kecil mengakses pembiayaan

permodalan.

1. Kebijakan Program KUR tepat sasaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid

UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa

program KUR sudah bisa dinikmati oleh kelompok sasaran atau target grup.

“Dari beberapa laporan yang masuk, dari tim pendamping UKM yang

ada di Kabupaten Lebak diketahui bahwa para pelaku UKM sebagian

besar sudah mendapatkan manfaat dari kebijakan KUR Pemerintah”

(Wawancara dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid

UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni

2015 Pukul 10:32 WIB).

Wawancara tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari Ibu Ineu Feni

Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan

Warunggunung) yang menyatakan bahwa:

“Untuk Kecamatan Warunggunung sendiri, program KUR sangat

membantu pelaku usaha kecil dalam pengembangan usahanya. Hal ini

saya ketahui ketika meninjau langsung sentra-sentra usaha yang ada

di Kecamatan Warunggunung. Akses pembiayaan yang diperoleh

sangat mudah dan cepat.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni

Page 87: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

73

Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan

Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 08:50 WIB).

Selanjutnya berdasarkan wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi

Kepala Unit BRI Sampai, diketahui bahwa selama ini program KUR berjalan

tepat sasaran dan sudah sesuai dengan mekanisme yang diatur oleh undang-

undang. Berikut wawancara yang peneliti lakukan:

“Penyaluran KUR sudah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang ada, oleh karena itu bisa dipastikan bahwa

penyaluran KUR sudah tepat sasaran dan diperuntukkan bagi sektor

usaha kecil yang belum bankable. Audit rutin juga sering dilakukan

baik dari Pusat maupun Cabang sehingga jika tidak tepat sasaran

maka pasti akan segera diketahui.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep

Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul

11:50 WIB).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan mantri yang membidangi penyaluran

KUR pada Bank BRI Unit Sampai Bapak Dedi Suhendi dengan Ibu Mida,

menurutnya:

“Penyaluran KUR sudah sesuai dengan aturan yang ada jadi sebisa

mungkin tidak boleh melanggar aturan agar penyaluran tepat sasaran

kepada yg membutuhkan. Selain itu, audit juga sering dilakukan oleh

pusat maupun oleh cabang sehingga meminimalisir kemungkinan jauh

dari sasaran yang ditentukan.” (Wawancara dengan (I.4) Bapak Dedi

Suhendi (26) Mantri KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015

Pukul 15:20 WIB).

“Biasanya verifikasi yang saya lakukan cukup ketat, selain observasi

lokasi usaha, saya juga cek lingkungan tempat tinggal calon nasabah.

Pokoknya sebelum penyaluran, tidak boleh ada SOP yang dilanggar

karena seringkali auditor turun langsung ke lapangan. Jadi bisa

dipastikan penyaluran dana KUR sudah sesuai dengan program

pemerintah artinya tepat sasaran diperuntukkan bagi usaha-usaha

kecil.” (Wawancara dengan (I.5) Ibu Mida (24) Mantri KUR BRI

Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 15:50 WIB).

Page 88: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

74

Berdasarkan wawancara tersebut diatas, diketahui bahwa berdasarkan

data yang ada, penyaluran pembiayaan KUR sudah tepat sasaran karena

didasarkan pada penegakkan aturan dan SOP yang sudah ditetapkan. Akan

tetapi dari hasil observasi yang peneliti lakukan, peneliti menemukan bahwa

penyaluran dana KUR belum sepenuhnya tepat sasaran. Pada periode 2014

saja hasil audit internal BRI atau yang biasa disebut Kannins mencatat bahwa

ada sekitar 15 penyaluran KUR yang tidak tepat sasaran (Sumber: Audit

Internal BRI). Sementara dari hasil observasi lapangan yang peneliti lakukan,

penyaluran KUR banyak dinikmati justru bukan oleh pelaku usaha kecil.

Penyaluran KUR banyak diserap bukan untuk membiayai sektor usaha

produktif.

Pengawasan yang dilakukan baik dari Unit maupun dari Cabang Bank

Penyalur KUR sangat kurang. Sehingga banyak pelanggaran-pelanggaran

yang terjadi yang menyebabkan penyaluran KUR tidak tepat sasaran. Selain

itu peran pemerintah daerah juga minim dalam pengawasan penyaluran KUR

ini padahal program KUR merupakan program pemerintah pusat dalam rangka

menyediakan akses permodalan bagi usaha-usaha kecil yang belum bankable.

2. Kebijakan Program KUR berpengaruh terhadap kesejahteraan

target sasaran

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI

Sampai, program KUR jika dipergunakan untuk sektor usaha-usaha produktif

maka akan sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Berikut wawancara yang

peneliti lakukan:

Page 89: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

75

“Jika penggunaan KUR sesuai dengan anjuran pemerintah, artinya

dana yang diperoleh diperuntukkan bagi sektor usaha produktif, maka

manfaat dari program KUR akan sangat terasa. Karena dengan

program KUR, pemilik usaha kecil bisa mengembangkan usahanya

paling tidak menambah modal usaha sehingga berdampak pada usaha

itu sendiri” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit

BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 12:10 WIB).

Sementara itu, dari hasil wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi

(Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui

bahwa:

“Program KUR merupakan program pemerintah yang bertujuan untuk

pengentasan kemiskinan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat

jika sudah tepat sasaran serta diperuntukkan untuk pelaku-pelaku

usaha produktif.” (Wawancara dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi

(52), sebagai Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten

Lebak. Senin, 15 Juni 2015 Pukul 10:32 WIB).

Wawancara tersebut juga diperkuat oleh pernyataan dari Ibu Ineu Feni

Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan

Warunggunung) yang menyatakan bahwa:

“Kecamatan Warunggunung merupakan wilayah dengan sentra-sentra

usaha produktif di Kabupaten Lebak, dengan adanya program KUR

maka sangat membantu pelaku usaha kecil untuk dapat

mengembangkan usahanya. Hal inilah yang bisa memicu peningkatan

kesejahteraan masyarakat jika penyaluran KUR sesuai dengan

mekanisme yang sudah diatur sebelumnya.” (Wawancara dengan (I.3)

Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor

Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 08:50 WIB).

Menurut peneliti, jika mengacu pada aturan yang sudah ditentukan

serta penyaluran program yang tepat sasaran, maka program KUR

sesungguhnya bermanfaat bagi target sasaran untuk perbaikkan taraf

kesejahteraannya. Bagi pelaku UMKMK, manfaat KUR adalah untuk

membantu pembiayaan yang dibutuhkan untuk mengembangkan usahanya.

Page 90: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

76

Sementara bagi pemerintah, manfaat KUR adalah tercapainya percepatan

pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK dalam rangka

penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja

serta pertumbuhan ekonomi.

4.3.1.2 Jenis manfaat yang akan dihasilkan

Dalam implementasi kebijakan, manfaat yang dihasilkan oleh target

sasaran (target groups) harus diperhatikan. KUR sendiri diperuntukkan untuk

membantu pembiayaan yang dibutuhkan oleh UMKMK untuk

mengembangkan kegiatan usahanya. Sedangkan bagi pemerintah, manfaat

KUR adalah tercapainya percepatan pengembangan sektor riil dan

pemberdayaan UMKMK dalam rangka penanggulangan/pengentasan

kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja serta pertumbuhan ekonomi.

Program KUR diperuntukan untuk masyarakat yang ingin

berwirausaha dari usaha kecil dan menengah. Pemerintah bekerja sama

dengan dengan beberapa jumlah bank di Indonesia dengan tingkat suku bunga

yang berbeda di tiap banknya. Namun tidak semua bank di Indonesia yang

dapat menyalurkan kredit usaha rakyat. Peranan UMKMK dalam

perekonomian Indonesia adalah sentral, namun kebijakan pemerintah maupun

pengaturan yang mendukungnya sampai sekarang dirasa belum maksimal.

Demikian juga kebijakan yang diambil yang cenderung berlebihan namun

tidak efektif, hinga kebijakan menjadi kurang komprehensif, kurang terarah,

Page 91: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

77

serta bersifat tambal-sulam. Dengan program KUR ini diharapkan masalah

akses permodalan yang dihadapi pelaku UMKMK bisa teratasi.

1. Manfaat kebijakan Program KUR terhadap target sasaran

Dari wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI

Sampai, program KUR dirasakan cukup membantu para pelaku UMKMK di

Kecamatan Warunggunung. Sebagai sentra usaha UMKMK di Kabupaten

Lebak, Kecamatan Warunggunung mulai menggeliat dengan mulai

berkembangnya usaha-usaha kecilnya. Berikut wawancara yang peneliti

rangkum:

“dari data yang kami himpun, serta dari banyaknya para nasabah

KUR yang mengajukkan kembali kredit disini maka kami

berkesimpulan bahwa manfaat program KUR sudah mulai dirasakan

untuk sector UMKMK di wilayah Kecamatan Warunggunung”

(Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI

Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 12:30 WIB).

Pernyataan diatas tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Ibu Ineu Feni

Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan

Warunggunung) yang menyatakan bahwa:

“Sebagai wilayah dengan sentra-sentra usaha produktif di Kabupaten

Lebak, secara langsung maupun tidak langsung, program KUR

memberikan manfaat bagi peningkatan kesejahteraan di Kecamatan

Warunggunung. Para pelaku UMKMK memiliki akses untuk

menambahkan permodalan sehingga dapat mengembangkan usaha

yang sedang dijalankannya. Ke depan saya berharap semoga semakin

banyak usaha-usaha baru bermunculan sehingga lebih bisa

meningkatkan kesejahteraan warga masyarakat serta mengentaskan

kemiskinan dan pengangguran.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni

Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan

Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 08:50 WIB).

Page 92: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

78

Sementara dalam wawancara dengan Bapak Rahmat Jaya yang

merupakan pengrajin/penjual emping melinjo menyatakan bahwa:

“Manfaat KUR sangat terasa bagi saya selaku orang yang memiliki

usaha kecil, dengan adanya pembiayaan dari KUR saya bisa

mengembangkan usaha yang sudah ada. Dengan modal yang

didapatkan dari KUR saya bisa meningkatkan produksi emping

melinjo dan otomatis menambah keuntungan saya” (Wawancara

dengan (I.6) Rahmat Jaya (47) Pengrajin/Penjual Emping melinjo.

Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 13:50 WIB).

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak Rudi yang

merupakan pengrajin sepatu kulit serta Bapak Hadi Saputra pengusaha jahe

merah kemasan yang menyatakan bahwa:

“KUR sangat membantu ketika saya membutuhkan tambahan modal

dalam usaha saya. Usaha saya masih terus berjalan karena sedikit

banyak mendapatkan permodalan dari KUR. Sehingga sekarang

produksi sepatu meningkat pesat dan menambah omzet.” (Wawancara

dengan (I.7) Rudi (42) Pengrajin Sepatu Kulit. Kamis, 18 Juni 2015

Pukul 16:05 WIB).

“Adanya KUR memberikan gairah baru dalam usaha. Yang tadinya

harus pinjam rentenir sekarang bisa pengajuan ke Bank. Manfaatnya

banyak bisa meningkatkan produksi jahe merah saya. ” (Wawancara

dengan (I.8) Hadi Saputra (29) Usaha Jahe merah kemasan. Kamis,

18 Juni 2015 Pukul 14:33 WIB).

Bagi yang membutuhkan, KUR mungkin memiliki manfaat lebih

dalam upaya mengembangkan usaha, lain lagi dengan yang tidak

membutuhkan. Bahkan ada yang tidak mau berurusan dengan pihak Bank,

berikut wawancara dengan H. Jarkasih, pemilik usaha kerajinan khas Banten

yang tidak mengajukan pinjaman KUR:

“Bagi yang membutuhkan KUR mungkin bermanfaat, tapi bagi saya

berurusan dengan pihak Bank itu sangat ribet. Selain itu juga saya

tidak mau berurusan dengan pihak seperti bank atau leasing karena

pasti urusannya rumit.” (Wawancara dengan (I.10) H. Jarkasih (53)

Page 93: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

79

Usaha Kerajinan Khas Banten. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 15:22

WIB).

Menurut peneliti, harus ada upaya sosialisasi agar Program KUR bisa

dipahami oleh semua pihak dan tidak menganggap program KUR sebagai

sesuatu yang nantinya bakal rumit seperti pinjaman Bank lain. Program KUR

diperuntukan bagi masyarakat yang ingin berwirausaha atau mengembangkan

usahanya.

Manfaat program KUR sendiri yang diperuntukkan untuk membantu

pembiayaan yang dibutuhkan oleh pelaku usaha sektor UMKMK telah

dirasakan oleh warga masyarakat Kecamatan Warunggunung yang memiliki

usaha-usaha produktif UMKMK. Kecamatan Warunggunung sebagai sentra

usaha-usaha kecil telah terdorong perkembangan perekonomiannya.

Sementara tujuan program KUR sendiri adalah tercapainya percepatan

pengembangan sektor riil dan pemberdayaan UMKMK dalam rangka

penanggulangan/pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja

serta pertumbuhan ekonomi.

4.3.1.3 Bagaimana perubahan yang diinginkan dari sebuah kebijakan

Dalam penerapan suatu kebijakan, ada sebuah perubahan yang

diinginkan dari pembuat kebijakan tersebut. Dari penerapan program KUR

yang dilakukan pemerintah ada suatu tujuan (goal point) yang ingin dicapai.

Berikut tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan Program KUR:

1. Mempercepat pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha

Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK);

Page 94: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

80

2. Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan UMKM &

Koperasi kepada Lembaga Keuangan;

3. Sebagai upaya penanggulangan / pengentasan kemiskinan dan

perluasan kesempatan kerja.

1. Bentuk perubahan yang dihasilkan setelah pelaksanaan Program

KUR

Dalam setiap pelaksanaan program, tentunya memiliki target atau

tujuan yang ingin dicapai untuk mengukur tingkat keberhasilan dari suatu

program. Program KUR juga memiliki target yang ingin dicapai (goal point)

untuk mengukur berhasil tidaknya penerapan program KUR tersebut.

Penerapan program KUR di wilayah Kecamatan Warunggunung

Kabupaten Lebak juga diharapkan memberikan perubahan yang lebih baik,

baik dari segi perekonomian, tingkat kesejahteraan serta pengurangan angka

pengangguran. Dari wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI

Sampai, peneliti mendapatkan informasi bahwa sejak diluncurkan pada tahun

2007, program KUR belum memberikan dampak perubahan yang signifikan,

artinya perubahan yang ada baru sebatas berkembangnya usaha-usaha kecil di

wilayah warunggunung, belum pada tahap meningkatnya perekonomian dan

baru menyerap sedikit tenaga kerja dari berkembangnya suatu usaha. Berikut

hasil wawancara yang peneliti rangkum:

“Manfaat program KUR sudah mulai dirasakan untuk sector UMKMK

di wilayah Kecamatan Warunggunung meskipun perubahan yang

diharapkan dari program ini masih belum tercapai. Perubahan seperti

meningkatnya taraf perekonomian, pengentasan kemiskinan, serta

berkurangnya angka kemiskinan masih belum signifikan terjadi

mengingat program ini baru efektif sekitar tahun 2007 serta masih

Page 95: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

81

banyak kekurangan-kekurangan dari segi regulasi dan

pemanfaatannya.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48)

Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 12:40 WIB).

Dari hasil wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid UMKM

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa:

“Perubahan yang diinginkan pemerintah dari pelaksanaan program

KUR adalah berkembangnya sector UMKMK sehingga meningkatkan

perekonomian masyarakat, selain itu perubahan yang diinginkan

adalah dengan adanya program KUR, pelaku UMKMK dimudahkan

dalam mengakses permodalan dalam peningkatan usahanya. Selama

ini, program KUR sudah berjalan baik meskipun tujuan utama serta

manfaat yang diinginkan pemerintah masih jauh dari harapan. Perlu

perbaikan dari segala sector, baik itu regulasi, aturan serta

memperketat pengawasan untuk mencegah penyimpangan.”

(Wawancara dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid

UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni

2015 Pukul 10:50 WIB).

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie

Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan

bahwa:

“Sebagai abdi Negara di wilayah Warunggunung, saya mengharapkan

bahwa program KUR memberikan manfaat banyak bagi masyarakat.

Selain itu diharapkan ada perubahan yang signifikan bagi

perekonomian serta pengentasan kemiskinan dan pengangguran di

wilayah Warunggunung.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni

Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan

Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 08:55 WIB).

Penerapan program KUR diharapkan memberikan perubahan yang

lebih baik, baik dari segi perekonomian, tingkat kesejahteraan serta

pengurangan angka pengangguran. Akan tetapi, sejak diterapkannya Program

KUR pada 2007, perubahan yang menjadi harapan pemerintah belum

terwujud.

Page 96: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

82

Menurut peneliti, hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti kurang

tepatnya sasaran penyaluran KUR. Ke depan diharapkan bahwa program KUR

membawa perubahan signifikan bagi kelangsungan usaha-usaha kecil dan

mikro serta membawa manfaat bagi masyarakat.

4.3.1.4 Apakah letak sebuah program sudah tepat

Dalam penerapan sebuah kebijakan seringkali ada sebuah pertanyaan

“apakah letak sebuah program/kebijakan sudah tepat?”. Dalam program

Kredit Usaha Rakyat (KUR) tepat atau tidaknya program ini dilaksanakan

adalah dengan melihat sejauh mana manfaat, tujuan serta perubahan yang

diharapkan terlaksana.

1. Program KUR bagian dari upaya pemerintah meningkatkan

kesejahteraan

Penerapan program KUR diharapkan memberikan perubahan yang

lebih baik bagi masyarakat khususnya pelaku UMKMK, baik dari segi

perekonomian, tingkat kesejahteraan serta pengurangan angka pengangguran.

Akan tetapi dalam prakteknya, peneliti melihat ada hal-hal yang akan

menghambat pencapaian tujuan tersebut. Seperti penyaluran kredit yang tidak

tepat sasaran, atau penyaluran kredit pada sector non produktif. Peningkatan

pengawasan, serta memperketat aturan merupakan solusi agar berjalannya

program KUR ke depan akan lebih baik.

Dari wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI

Sampai, peneliti mendapatkan sebuah fakta sebagai berikut:

Page 97: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

83

“Tahun 2007 ketika program ini mulai dilaksanakan, besar harapan

pemerintah bahwa program KUR merupakan sebuah solusi dari

pemerintah untuk mengembangkan UMKMK yang merupakan sektor

rill yang membutuhkan perhatian lebih. Berkaca pada krisis moneter

1998 bahwa sektor UMKMK tidak ikut kollaps kendati badai krisis

sangat dahsyat ketika itu. Oleh karena itu program KUR dianggap

sebagai sebuah solusi dari pemerintah untuk mengembangkan usaha-

usaha produktif dan kreatif yang bersifat UMKMK dengan tujuan

peningkatan kesejahteraan masyarakat serta minimal mengurangi

angka pengangguran.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48)

Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 12:55 WIB).

Sementara wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid UMKM

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa:

“Menurut saya program KUR merupakan program yang ditunggu-

tunggu oleh pelaku UMKMK, karena ini bentuk perhatian pemerintah

terhadap pelaku usaha kecil. Semakin banyak usaha-usaha kecil maju,

otomatis meningkatkan kesejahteraan dari pemiliknya.” (Wawancara

dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid UMKM

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni 2015

Pukul 11:10 WIB).

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie

Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan

bahwa:

“Program KUR adalah usaha pemerintah dalam meningkatkan

kesejahteraan rakyatnya. Program yang sangat baik jika di dorong

oleg regulasi yang ketat sehingga tepat sasaran dan betul-betul

diperuntukkan bagi mereka pelaku UMKMK.” (Wawancara dengan

(I.3) Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial

Kantor Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 09:15

WIB).

Program KUR merupakan program yang diharapkan dan ditunggu oleh

para pelaku UMKMK, yang selama ini kesulitan dalam mengakses

permodalan karena usaha mereka belum bankable. Pemerintah mencanangkan

program KUR untuk dapat dijangkau oleh seluruh pelaku UMKMK dengan

Page 98: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

84

persyaratan yang mudah dan suku bunga yang rendah. Tujuannya jelas agar

program KUR ini bisa memajukan usaha-usaha sektor rill, meningkatkan taraf

hidup pelaku usahanya serta meminimalkan angka pengangguran.

Menurut peneliti, program KUR merupakan upaya yang baik dari

pemerintah sebagai bagian dari usaha pemerintah meningkatkan taraf

perekonomian masyarakat dalam hal ini masyarakat menengah kebawah. Oleh

karena itu sebaiknya pengawasan terhadap program KUR diperketat karena

dikhawatirkan malah dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang sebenarnya tidak

membutuhkan.

2. Seberapa besar pengaruh program KUR terhadap peningkatan

perekonomian di suatu daerah?

Program penyaluran KUR untuk pengembangan usaha rakyat oleh

pemerintah bekerjasama dengan perbankan merupakan langkah yang positif

dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi kerakyatan sebagai

pondasi perekonomian daerah. Program KUR ini sekaligus menunjukkan

masih cukup besarnya komitmen pemerintah terhadap kehidupan masyarakat

bawah yang umumnya menggantungkan hidup dari usaha mikro, kecil dan

menengah (UMKM) atau juga dapat disebut usaha rakyat.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) biasanya tumbuh di

daerah-daerah dengan mengedepankan budaya lokalnya dan ciri khas adat

daerahnya. Oleh karena itu, penyaluran KUR secara langsung berdampak pada

pertumbuhan ekonomi disuatu daerah.

Page 99: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

85

Usaha kecil ini tersebar hampir di segala bidang kehidupan

masyarakat, seperti bidang pertanian, penggalian, industri pengolahan,

penyaluran gas dan air minum, kontruksi, perdagangan eceran, akomodasi

makanan dan minuman, tranportasi dan komunikasi, perantara keuangan,

persewaan, kesehatan serta kegiatan sosial.

Untuk membangun dan mengembangkan usaha kecil ini sangat

diperlukan berbagai kebijakan, mengingat banyaknya permasalahan yang

dihadapinya dalam melakukan kegiatan usaha. Penyediaan modal dengan

biaya dan persyaratan yang mudah, jelas merupakan suatu kebijakan yang

akan memberikan dampak positif bagi usaha kecil dalam melakukan berbagai

kegiatan usaha.

Dari wawancara dengan Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI

Sampai, peneliti mendapatkan pernyataan sebagai berikut:

“Saat ini bidang-bidang usaha produksi yang potensial untuk

berkembang adalah bidang usaha peternakan, perikanan, pertanian,

kerajinan, serta aneka makanan dan minuman. Peningkatan kegiatan

usaha oleh usaha kecil ini akan meningkatkan jumlah barang dan jasa

yang dihasilkan dalam berbagai sektor perekonomian. Sehingga akan

dapat mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi disuatu daerah.

Untuk mengembangkan usaha, biasanya pelaku usaha kecil ini

membutuhkan modal, nah melalui KUR ini kita fasilitasi akses

permodalannya. Disinilah peran KUR dalam upaya memajukan

perekonomian disuatu daerah. Lebak khususnya Warunggunung

dengan segala potensinya akan berkembang secara perekonomian jika

pelaku usaha kecilnya terus di support baik oleh pemerintah pusat

maupun daerah dengan bantuan pihak bank.” (Wawancara dengan

(I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015

Pukul 13:02 WIB).

Hal yang sama juga diungkapkan Bapak Restu Cheryadi (Kabid

UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) serta Ibu Ineu Feni

Page 100: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

86

Nopiantini, S.Pd (Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan

Warunggunung):

“Dengan modal yang diperoleh maka pelaku usaha akan

memanfaatkan berbagai peluang usaha di lingkungannya. Sebisa

mungkin menggunakan bahan baku lokal yang tersedia, juga

memanfaatkan tenaga kerja untuk menghasilkan produk yang menjadi

kebutuhan pasar. Dengan sendirinya daerah akan mengalami

pertumbuhan secara ekonomi.” (Wawancara dengan (I.2) Bapak

Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid UMKM Dinas Koperasi dan

UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni 2015 Pukul 11:10 WIB).

“Program KUR meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah, karena

biasanya daerah merupakan sentra usaha-usaha kecil dan merupakan

basis perekonomian rakyat.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni

Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan

Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 09:30 WIB).

Pembangunan ekonomi daerah adalah sebuah proses, proses yang

mencakup pembentukan-pembentukan institusi baru, pembangunan industri-

industri alternatif, pengembangan industri kreatif dengan ke khasan daerah

yang akan berimbas pada perbaikan kapasitas tenaga kerja yang ada untuk

menghasilkan produk dan jasa yang lebih baik.

Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama

untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah.

Untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat harusnya

bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Dengan adanya

program KUR hendaknya pemerintah daerah ikut mendorong pengembangan

usaha-usaha daerah dengan turut memfasilitasi usaha-usaha kecil yang ada

agar mendapatkan fasilitas pembiayaan dari KUR.

Page 101: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

87

4.3.1.5 Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implementornya

dengan rinci

Dalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus didukung

dengan adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel demi

keberhasilan suatu kebijakan. Dan ini sudah harus terpapar atau terdata

dengan baik. Ketika sebuah program berjalan, seharusnya sudah jelas siapa

yang akan menjalankan program tersebut dan siapa yang akan secara langsung

turun ke lapangan untuk memastikan program tersebut berjalan dengan baik.

1. Bagaimana peran pelaksana program dalam sosialisasi KUR?

Tahun 2007, ketika program KUR mulai berjalan, pemerintah sudah

menunjuk langsung Bank pelaksana yang akan melaksanakan program yang di

cetuskan pemerintah tersebut. Program penyaluran KUR untuk pengembangan

usaha rakyat oleh pemerintah bekerjasama dengan perbankan merupakan

langkah yang positif dalam upaya mempercepat pembangunan ekonomi

kerakyatan sebagai pondasi perekonomian daerah.

Keberhasilan suatu program dapat diukur dari seberapa jauh tingkat

sosialisasi yang dilaksanakan. Sebagai Bank pelaksana, selain bertugas

menyalurkan kredit juga memiliki tugas untuk sosialisasi tentang program

KUR. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI

Sampai, peneliti mendapatkan pernyataan sebagai berikut:

“Sebagai Bank pelaksana program KUR, Bank kami juga memiliki

tugas untuk melaksanakan sosialisasi tentang program KUR.

Sosialisasi mencakup seberapa besar suku bunga, persyaratan

pengajuan kredit, hingga kelebihan dari KUR itu sendiri. Selain

sosialisasi rutin, sosialisasi juga dilaksanakan oleh mantra KUR

Page 102: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

88

kami.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI

Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 13:10 WIB).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan mantri yang membidangi penyaluran

KUR pada Bank BRI Unit Sampai Bapak Dedi Suhendi dengan Ibu Mida,

menurutnya:

“Sosialisasi penyaluran KUR sudah sering dilaksanakan baik oleh

pihak Bank ataupun pihak Bank yang bekerja sama dengan

pemerintah daerah. Selain itu sosialisasi juga sering dilakukan oleh

para mantra karena kita dibekali dengan pengetahuan mengenai

KUR.” (Wawancara dengan (I.4) Bapak Dedi Suhendi (26) Mantri

KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 15:30 WIB).

“Sosialisasi terus kami lakukan kepada masyarakat mengenai

kemudahan mengakses KUR dan kelebihannya” (Wawancara dengan

(I.5) Ibu Mida (24) Mantri KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni

2015 Pukul 15:59 WIB).

Dalam setiap implementasi sebuah program, sosialisasi merupakan

faktor yang penting yang menjadi penentu berhasil tidaknya suatu program.

Oleh karena itu hendaknya sosialisasi mengenai program KUR terus

dilakukan agar pengetahuan masyarakat mengenai program KUR semakin

bertambah dan menjadi penentu keberhasilan sebuah program.

2. Seperti apa pelaksana program melaksanakan program KUR?

Dalam pelaksanaan program KUR ini ada tiga pilar penting: 1)

pemerintah, yaitu Bank Indonesia (BI) dan Departemen Teknis (Departemen

Keuangan, Departemen Pertanian, Departemen Kehutanan, Departemen

Kelautan dan Perikanan, Departemen Perindustrian, dan Kementerian

Koperasi dan UKM). Pemerintah berfungsi membantu dan mendukung

pelaksanaan pemberian berikut penjaminan kredit; 2) Lembaga penjaminan

yang berfungsi sebagai penjamin atas kredit dan pembiayaan yang disalurkan

Page 103: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

89

oleh perbankan; 3) Perbankan sebagai penerima jaminan berfungsi

menyalurkan kredit kepada UMKMK.

Pihak-pihak yang terkait dengan penyaluran KUR di tingkat daerah

disesuaikan dengan keberadaan masing-masing bank di daerahnya. Tujuh

bank umum selaku penyalur secara umum berlaku di seluruh wilayah

Indonesia. Untuk bank pembangunan daerah selaku bank penyalur tergantung

daerah masing-masing sesuai dengan tugas penyaluran KUR sebagaimana

disebutkan sebelumnya.

Sebagai Bank pelaksana, BRI bertugas dalam penyaluran KUR di

daerah. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI

Sampai, peneliti mendapatkan pernyataan sebagai berikut:

“Sebagai Bank yang ditunjuk melaksanakan program KUR, kami

berkomitmen untuk melaksanakan program ini sebaik mungkin serta

menaati aturan yang sudah ditetapkan.” (Wawancara dengan (I.1)

Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015

Pukul 13:18 WIB).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan mantri yang membidangi penyaluran

KUR pada Bank BRI Unit Sampai Bapak Dedi Suhendi dengan Ibu Mida,

menurutnya:

“dalam melaksanakan program KUR, saya selaku karyawan dari

Bank pelaksana harus bekerja sesuai dengan SOP yang ditetapkan

juga harus sesuai dengan aturan-aturan yang ada agar program KUR

tepat sasaran.” (Wawancara dengan (I.4) Bapak Dedi Suhendi (26)

Mantri KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 15:30 WIB).

“Tugas sebagai mantri KUR adalah memberikan pengetahuan dan

meyakinkan para pelaku usaha kecil bahwa kredit KUR lebih baik dari

berhutang kepada lintah darat.” (Wawancara dengan (I.5) Ibu Mida

(24) Mantri KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 15:59

WIB).

Page 104: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

90

Pelaksanaan Program KUR sudah berjalan dengan baik di wilayah

Kecamatan Warunggunung. Karena bank pelaksana dituntut untuk dapat

melaksanakan program dengan baik.

4.3.1.6 Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang memadai

Dalam suatu implementasi kebijakan perlu dukungan sumberdaya,

baik sumberdaya manusia (human resources) maupun sumberdaya

materi (matrial resources) dan sumberdaya metoda (method resources). Dari

ketiga sumberdaya tersebut, yang paling penting adalah sumberdaya manusia,

karena disamping sebagai subjek implementasi kebijakan juga termasuk objek

kebijakan publik.

1. Sebagai pelaksana kebijakan apakah sumberdaya yang dimiliki sudah

memadai untuk pelaksanaan program KUR?

Sebagai salah satu bank pelaksana, BRI seperti di ungkapkan oleh

Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI Sampai, peneliti mendapatkan

pernyataan sebagai berikut:

“Dari Sumberdaya yang ada, kami sebagai bank pelaksana sudah siap

dalam pelaksanaan program KUR. Sumberdaya manusia yang ada

pun sudah memadai untuk menjalankan program pemerintah ini dan

ikut membantu membangun perekonomian di daerah.” (Wawancara

dengan (I.1) Tisep Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17

Juni 2015 Pukul 13:22 WIB).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan mantri yang membidangi penyaluran

KUR pada Bank BRI Unit Sampai Bapak Dedi Suhendi dengan Ibu Mida,

menurutnya:

Page 105: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

91

“dari segi SDM saya rasa kita sudah siap dan sudah memadai untuk

menjalankan program ini.” (Wawancara dengan (I.4) Bapak Dedi

Suhendi (26) Mantri KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015

Pukul 15:40 WIB).

“kalo menurut saya, secara kapasitas kita sudah memadai dalam

melaksanakan kebijakan program KUR.” (Wawancara dengan (I.5)

Ibu Mida (24) Mantri KUR BRI Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015

Pukul 16:15 WIB).

Dari wawancara tersebut diatas, bisa diketahui bahwa sebagai bank

pelaksana, BRI sudah siap menjalankan program KUR tersebut. Dari segi

sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.

2. Bekal apa yang diberikan kepada bawahan dalam pelaksanaan

program KUR?

Peningkatan sumberdaya mutlak dilakukan oleh bank pelaksana, hal

ini dimaksudkan agar pelaksanaan KUR selalu berjalan baik. Seperti di

ungkapkan oleh Bapak Tisep Sumedi Kepala Unit BRI Sampai, bahwa di

tempatnya selalu mengedepankan perbaikan dari segala sumber daya yang

ada. Berikut pernyataannya :

“Sebagai Bank pelaksana program KUR, sebisa mungkin selalu ada

perbaikan dari segala seumber daya yang ada. Yang selalu

diutamakan adalah perbaikan dari segi sumber daya manusaianya.

SDM yang ada selalu di upgrade atau dinaikkan levelnya dengan

berbagai pendidikan yang dilakukan.” (Wawancara dengan (I.1) Tisep

Sumedi (48) Kepala Unit BRI Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul

13:57 WIB).

Hal ini diperkuat oleh pernyataan mantri yang membidangi penyaluran

KUR pada Bank BRI Unit Sampai Bapak Dedi Suhendi dengan Ibu Mida,

menurutnya:

“Sering ada pelatihan, saya sering ikut dalam pelatihan tersebut. Dan

Alhamdulillah dari pelatihan tersebut menambah pengetahuan dan

Page 106: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

92

ilmu saya yang berguna dalam pekerjaan saya di bidang KUR.”

(Wawancara dengan (I.4) Bapak Dedi Suhendi (26) Mantri KUR BRI

Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 15:55 WIB).

“pelatihan-pelatihan, bimbingan teknis sampai pada diklat. Itu usaha-

usaha yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan SDM

pegawai.” (Wawancara dengan (I.5) Ibu Mida (24) Mantri KUR BRI

Unit Sampai. Rabu, 17 Juni 2015 Pukul 16:15 WIB).

Bisa diliat bahwa upaya-upaya dilaksanakan untuk meningkatkan

sumberdaya-sumberdaya yang ada. Termasuk sumberdaya manusianya.

4.3.2 Context of Policy

Dalam variabel context of policy, terdapat 2 (dua) dimensi yang menjadi

sebuah indikator sejauh mana implementasi kebijakan berjalan. Indikator tersebut

adalah sebagai berikut:

4.3.2.1 Bagaimana kekuasaan, kepentingan, dan strategi yang dimiliki oleh

para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan

Dalam suatu kebijakan perlu dipertimbangkan pula kekuatan atau

kekuasaan, kepentingan serta strategi yang digunakan oleh para actor yang

terlibat guna memperlancar jalannya pelaksanaan suatu implementasi

kebijakan. Bila hal ini tidak diperhitungkan dengan matang, sangat besar

kemungkinan program yang hendak diimplementasikan akan jauh hasilnya

dari yang diharapkan.

1. Bagaimana peran pemerintah daerah dalam sosialisasi program

KUR?

Dalam penyaluran KUR, peran pemerintah daerah melalui instansi

terkait sangat diperlukan seperti sosialisasi. Dalam hal ini, pemerintah daerah

Page 107: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

93

melalui instansi terkait harus berperan serta dalam sosialisasi penyaluran KUR

bagi usaha-usaha kecil. Wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid

UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa:

“Peran pemerintah daerah tentu sangat signifikan ya, selain

mengawasi penyaluran KUR melalui instansi terkait, juga memiliki

peran dalam hal sosialisasi juga kepada pelaku usaha. Sementara

untuk instansi saya, memiliki peran sebagai fasilitator antara pelaku

usaha dengan pihak bank pelaksana” (Wawancara dengan (I.2) Bapak

Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid UMKM Dinas Koperasi dan

UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni 2015 Pukul 11:50 WIB).

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie

Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan

bahwa:

“Kalau kecamatan, berperan dari segi sosialisasi dan verifikasi data

saja. Jadi jika ada pengajuan kredit KUR, pihak bank pelaksana bisa

memverifikasi data dengan pihak kecamatan. Selain itu, pihak

kecamatan juga bertugas sebagai pendampingan UMKMK yang ada

untuk dapat difasilitasi instansi terkait” (Wawancara dengan (I.3)

Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor

Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 09:35 WIB).

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak berfungsi sebagai

fasilitator masyarakat/pelaku usaha kepada Bank. Hal ini merupakan tugas

yang diemban oleh daerah dalam ikut berperan serta mensukseskan program

KUR.

Menurut peneliti, pentingnya KUR dalam mendorong kesejahteraan

masyarakat membutuhkan peran berbagai pihak, baik pihak Bank pelaksana

sebagai penyalur dana kredit, Pemerintah daerah sebagai fasilitator, maupun

masyarakat sebagai subyek dari program KUR itu sendiri.

Page 108: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

94

2. Program KUR berdampak positif bagi daerah?

Semangat Program KUR adalah semangat untuk memajukan

perekonomian dari daerah. Dalam era otonomi daerah maka setiap program

yang sifatnya Nasional seyogyanya dilaksakan secara terkordinasi dengan

pemerintah daerah sebagai bagian dari Negara Kesatuan Rebublik Indonesia,

begitu juga dengan program nasional Kredit Usaha Rakyat. Dengan adanya

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) usaha kecil dan menengah diharapkan

mampu bertahan menguat dan memulihkan perekonomian nasional, disamping

bisa lebih berdaya yang menuju kepada kesejahteraan. Program KUR

bertujuan memberikan bantuan secara materil terhadap usaha kecil dan

menengah, dimana modal merupakan permasalahan utama usaha kecil dan

menengah. Program Kredit Usaha Rakyat merupakan program nasional yang

bertujuan untuk memberdayakan usaha kecil dan menegah.

Wawancara dengan Bapak Restu Cheryadi (Kabid UMKM Dinas

Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak) diketahui bahwa:

“Pelaksanaan Program KUR yang sesuai dengan tujuan pemerintah

akan berdampak pada semakin pesatnya laju pertumbuhan ekonomi di

daerah. Karena semakin banyaknya usaha-usaha berbasis kerakyatan

di daerah, maka pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut akan maju

dan secara signifikan berdampak pada bertumbuhnya lapangan kerja

baru sehingga mengurangi angka pengangguran. Oleh karena itu,

program KUR harus di dukung dan di support daerah dengan

sungguh-sungguh karena juga untuk kemajuan daerahnya.”

(Wawancara dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid

UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni

2015 Pukul 12:30 WIB).

Page 109: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

95

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie

Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) yang menyatakan

bahwa:

“Seperti yang saya bilang dari awal, program KUR akan sangat

menguntungkan daerah. Karena biasanya daerah merupakan sentra

usaha-usaha kecil dan merupakan basis perekonomian rakyat

sehingga akan menciptakan pertumbuhan ekonomi.” (Wawancara

dengan (I.3) Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan

Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul

10:15 WIB).

Menurut peneliti, dampak positif dari adanya program KUR di daerah

adalah, meningkatnya sector-sektor usaha produktif di daerah, memajukan

usahaa-usaha khas daerah serta mengurangi angka pengangguran dengan

meningkatnya produksi yang ada. Maka dengan adanya KUR, diharapkan

perekonomian di daerah semakin terangkat.

4.3.2.2 Karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa

Lingkungan dimana suatu kebijakan/program tersebut dilaksanakan

juga berpengaruh terhadap tingkat keberhasilannya. Maka pada bagian ini

akan dijelaskan tentang karakteristik dari suatu lembaga (institusi) yang akan

turut mempengaruhi jalannya Program KUR.

1. Seperti apa peran Kecamatan dalam pelaksanaan program KUR?

Dari hasil wawancara dengan Ibu Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (Kasie

Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung) diketahui bahwa

kecamatan memiliki peran dalam tahapan membantu sosialisasi program KUR

Page 110: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

96

serta pendampingan bagi usaha-usaha kecil di wilayahnya untuk dapat di

fasilitasi dengan instansi terkait. Berikut pernyataannya:

“Seperti yang saya bilang di awal, secara spesifik kecamatan hanya

berperan dari segi sosialisasi dan verifikasi data saja. Selain itu,

pihak kecamatan juga bertugas sebagai pendampingan UMKMK yang

ada di wilayah tersebut untuk dapat difasilitasi dalam mengakses

permodalan dan berhubungan dengan instansi terkait” (Wawancara

dengan (I.3) Ineu Feni Nopiantini, S.Pd (54) Kasie Kesejahteraan

Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung. Selasa, 16 Juni 2015 Pukul

10:25 WIB).

Dari pantauan peneliti selama melakukan penelitian, kecamatan hanya

berperan dari segi sosialisasi program serta melakukan verifikasi data terhadap

usaha-usaha kecil yang mengajukan program KUR. Seharusnya, peran

kecamatan lebih dari itu, peran pemerintah daerah harusnya lebih signifikan

seperti berupa pendampingan terhadap usaha yanga ada.

2. Sejauhmana peran partisipasi pemerintah daerah agar program KUR

tepat sasaran?

Dalam hal peran pemerintah daerah adalah sebagai fasilitator antara

pelaku usaha dengan bank pelaksana. Fungsinya sebagai tenaga

pendampingan melalui instansi yang terkait yang berhubungan dengan bidang

usaha dari UMKMK yang ada. Seperti hasil wawancara dengan Bapak Restu

Cheryadi (Kabid UMKM Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak)

diketahui bahwa:

“Seperti yang saya bilang, selain mengawasi penyaluran KUR melalui

instansi terkait agar tepat sasaran, pemerintah daerah juga memiliki

peran dalam hal sosialisasi kepada pelaku usaha. Sementara untuk

instansi-instansi teknis, memiliki peran sebagai fasilitator teknis

antara pelaku usaha dengan pihak bank pelaksana” (Wawancara

dengan (I.2) Bapak Restu Cheryadi (52), sebagai Kabid UMKM

Page 111: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

97

Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak. Senin, 15 Juni 2015

Pukul 12:45 WIB).

“Partisipasi pemerintah berupa verifikasi data UMKMK yang akan

menerima pembiayaan KUR, selain itu pemerintah daerah melalui

instansi teknis melakukan pendampingan dengan bantuan

kecamatan.” (Wawancara dengan (I.3) Ineu Feni Nopiantini, S.Pd

(54) Kasie Kesejahteraan Sosial Kantor Kecamatan Warunggunung.

Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 10:25 WIB).

4.3.2.3 Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.

Hal lain yang dirasa penting dalam proses pelaksanaan suatu kebijakan

adalah kepatuhan dan respon dari para target sasaran, maka yang hendak

dijelaskan pada poin ini adalah sejauhmana kepatuhan dan respon dari sasaran

dalam menanggapi suatu kebijakan.

1. Bagaimana menurut anda kebijakan KUR yang diimplementasikan

oleh pemerintah?

Bagi pelaku usaha seperti Bapak Rahmat Jaya, adanya kebijakan

program KUR merupakan suatu angin segar dalam kehidupan usahanya.

Dengan KUR, beliau terbantu untuk menambah modal dengan bunga ringan

dan mudah diakses oleh siapapun. Berikut wawancara dengan Bapak Rahmat

Jaya yang merupakan pengrajin/penjual emping melinjo:

“Program KUR sangat terasa bagi saya selaku orang yang memiliki

usaha kecil, kebijakan KUR pemerintah ini sudah baik karena

mendorong usaha-usaha kecil untuk maju. Hanya saja dari segi

persyaratan masih terlalu berbelit-belit, kemudian harusnya

ditiadakan jaminan karena ga semua punya jaminan.” (Wawancara

dengan (I.6) Rahmat Jaya (47) Pengrajin/Penjual Emping melinjo.

Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 14:04 WIB).

Page 112: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

98

Hal ini diperkuat oleh hasil wawancara dengan Bapak Rudi yang

merupakan pengrajin sepatu kulit serta Bapak Hadi Saputra pengusaha jahe

merah kemasan yang juga menyatakan bahwa:

“KUR merupakan program yang sangat membantu bagi usaha kecil

yang saya jalani. Program ini sangat bagus dan semoga pemerintah

memperbaiki program ini agar lebih bisa dirasakan pengusaha-

pengusaha kecil macam saya. Selain itu semoga ke depan pinjaman

KUR tidak perlu ada jaminan.” (Wawancara dengan (I.7) Rudi (42)

Pengrajin Sepatu Kulit. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 16:05 WIB).

“Program KUR memberikan angin segar bagi sector UKM. Yang

tadinya harus pinjam rentenir sekarang bisa pengajuan ke Bank. Ini

merupakan sebuah kemajuan dari pemerintah. Kedepan semoga akses

permodalan untuk UKM yang ada semakin dipermudah.” (Wawancara

dengan (I.8) Hadi Saputra (29) Usaha Jahe merah kemasan. Kamis,

18 Juni 2015 Pukul 14:33 WIB).

“Program KUR dari pemerintah merupakan program yang pro rakyat.

Cocok untuk usaha-usaha kecil seperti usaha yg saya jalani. Semoga

nantinya akses pembiayaan lebih banyak dinikmati oleh yang benar-

benar usaha.” (Wawancara dengan (I.9) H. Iroh (44) Usaha

Kerajinan Pahatan Kayu. Jumat, 19 Juni 2015 Pukul 15:20 WIB).

Berikut wawancara dengan H. Jarkasih, pemilik usaha kerajinan khas

Banten yang tidak mengajukan pinjaman KUR:

“Program KUR adalah upaya pemerintah dalam membantu usaha-

usaha kecil yang ada. Itu bagus dan harus diberikan acungan jempol.

Hanya saja bagi saya, persyaratan pengajuannya masih rumit. Selain

itu harus ada jaminan dalam prosesnya. Itu yang membuat saya

mengurungkan niat mengakses KUR.” (Wawancara dengan (I.10) H.

Jarkasih (53) Usaha Kerajinan Khas Banten. Kamis, 18 Juni 2015

Pukul 15:20 WIB).

“Program KUR hanya bisa dimanfaatkan jika memiliki jaminan.

Sedangkan saya tidak punya apa-apa untuk dijaminkan. Selain itu,

berurusan dengan pihak bank biasanya ribet. Mudah-mudahan ke

depan tidak akan dibuat ribet jadi saya bisa meminjam dana KUR.”

(Wawancara dengan (I.11) Ibu Zaenab (47) Usaha Kripik Pisang.

Sabtu, 20 Juni 2015 Pukul 11:00 WIB).

Page 113: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

99

“Program KUR ini cukup baik, hanya saja pengawasan dari

pemerintah kurang sehingga sasaran dari program ini tidak jelas.

Beberapa yang saya tau, banyak usaha fiktif yang diajukan tapi malah

di setujui oleh pihak bank. Padahal seharusnya dana KUR turun untuk

usaha-usaha yang produktif.” (Wawancara dengan (I.12) Tidak Mau

di Sebutkan Namanya. Sabtu, 20 Juni 2015 Pukul 13:20 WIB).

Tanggapan dari para pelaku usaha kecil sangat beragam. Ada juga

yang menanggapi bahwa program KUR masih tidak jelas sasarannya kemana

karena masih banyak yang memperoleh dana KUR tapi tidak jelas usahanya

bahkan ada yang dipergunakan bukan untuk usaha produktif.

2. Apakah kebijakan KUR cukup membantu anda dalam menjalankan

usaha?

Kebijakan program KUR merupakan suatu angin segar dalam iklim

ekonomi yang tidak menentu. Dengan adanya KUR, pelaku usaha terdorong

untuk mengembangkan usahanya tanpa dipusingkan bunga bank yang tinggi.

Berikut wawancara dengan Bapak Rahmat Jaya yang terbantu karena

pinjaman KUR:

“Bagi saya, pengusaha kecil ini adanya KUR ibaratkan sebuah

berkah. Ini bukti pemerintah masih peduli terhadapa usaha kecil di

Negara ini dan ini merupakan kebijakan yang pro rakyat”

(Wawancara dengan (I.6) Rahmat Jaya (47) Pengrajin/Penjual

Emping melinjo. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 14:15 WIB).

Hal yang sama juga diakui oleh Bapak Rudi dan Bapak Hadi, berikut

hasil wawancara dengan Bapak Rudi yang merupakan pengrajin sepatu kulit

serta Bapak Hadi Saputra pengusaha jahe merah kemasan yang juga

menyatakan bahwa:

“Ya, dana dari KUR saya pergunakan untuk menambah modal

pembelian bahan baku kulit sehingga produksi sepatu kulit saya

Page 114: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

100

bertambah.” (Wawancara dengan (I.7) Rudi (42) Pengrajin Sepatu

Kulit. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 16:05 WIB).

“Iya sangat membantu, kemaren sempat kesulitan modal tapi bisa

ditanggulangi oleh pinjaman dari KUR” (Wawancara dengan (I.8)

Hadi Saputra (29) Usaha Jahe merah kemasan. Kamis, 18 Juni 2015

Pukul 14:33 WIB).

Dari jawaban tersebut, kita melihat bahwa Program KUR sangat

membantu pengusaha kecil untuk mengembangkan usahanya dan menambah

aspek permodalan dalam usahanya.

3. Alasan apa yang membuat anda memutuskan untuk tidak

mengajukan pinjaman KUR?

Kebijakan program KUR merupakan suatu angin segar bagi pengusaha

yang usahanya masih kategori usaha kecil atau mikro. Hanya saja masih ada

sebagian pengusaha yang belum tertarik dengan pembiayaan KUR dengan

berbagai alasan. Berikut hasil wawancara dengan H. Jarkasih yang tidak

menggunakan pinjaman KUR:

“persyaratan pengajuannya masih rumit. Selain itu harus ada jaminan

dalam prosesnya. Sementara saya sendiri tidak punya sesuatu untuk

dijaminkan” (Wawancara dengan (I.10) H. Jarkasih (53) Usaha

Kerajinan Khas Banten. Kamis, 18 Juni 2015 Pukul 15:30 WIB).

“pengalaman berurusan dengan pihak bank yang ribet dan berbelit-

belit. Selain itu masalah jaminan yang saya tidak bisa sanggupi.”

(Wawancara dengan (I.11) Ibu Zaenab (47) Usaha Kripik Pisang.

Sabtu, 20 Juni 2015 Pukul 11:12 WIB).

4.4 Pembahasan

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa penyaluran KUR belum

sepenuhnya tepat sasaran. Periode 2014 hasil audit internal BRI mencatat bahwa

ada 15 penyaluran KUR yang tidak tepat sasaran (Sumber: Audit Internal BRI).

Page 115: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

101

Sementara dari temuan di lapangan, penyaluran KUR banyak diserap bukan untuk

sektor usaha produktif. Jika mengacu pada aturan yang sudah ditentukan serta

penyaluran program yang tepat sasaran, program KUR sesungguhnya bermanfaat

bagi target sasaran untuk perbaikkan taraf kesejahteraannya. Berdasarkan temuan

di lapangan terdapat beberapa kasus mengenai dana KUR turun pada yang bukan

semestinya atau yang bukan pada usaha produktif seperti yang sudah ditentukan

oleh pemerintah. Temuan dilapangan, ada beberapa kasus dana KUR

dipergunakan bukan sebagai tambahan modal usaha produktif. Hal ini sebenarnya

yang membuat program KUR kurang begitu optimal dirasakan oleh pelaku usaha.

Sebenarnya, tujuan dari program KUR adalah memajukan usaha-usaha

sektor rill, meningkatkan taraf hidup pelaku usahanya serta meminimalkan angka

pengangguran Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan

utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat

daerah. Untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat

harusnya bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Dengan

adanya program KUR hendaknya pemerintah daerah ikut mendorong

pengembangan usaha-usaha daerah dengan turut memfasilitasi usaha-usaha kecil

yang ada agar mendapatkan fasilitas pembiayaan dari KUR.

Keberhasilan suatu program dapat diukur dari seberapa jauh tingkat

sosialisasi yang dilaksanakan. Sosialisasi merupakan faktor yang penting yang

menjadi penentu berhasil tidaknya suatu program. Minimnya sosialisasi yang

dilakukan oleh pemerintah daerah. Sosialisasi program KUR tidak hanya menjadi

peran dari bank pelaksana, tetapi juga merupakan peran dari pemerintah daerah

Page 116: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

102

selaku kepanjangan tangan dari pemerintah pusat. Minimnya peran pemerintah

daerah ini, menghambat kemajuan program KUR itu sendiri sehingga tujuan dari

penerapan program KUR tidak pernah terlaksana.

Tabel 4.3

Temuan Lapangan

No Kriteria Pembahasan Temuan di lapangan

Content of Policy

1 Kepentingan

yang

terpengaruhi

oleh kebijakan

a. Kebijakan Program

KUR tepat sasaran

b. Kebijakan Program

KUR berpengaruh

terhadap

kesejahteraan target

sasaran

a. Dari hasil penelitian,

peneliti menemukan

memang bahwa penyaluran

KUR tidak tepat sasaran.

b. Program KUR

sesungguhnya bermanfaat

bagi target sasaran untuk

perbaikkan taraf

kesejahteraannya jika

penyalurannya tepat sasaran

2 Jenis manfaat

yang akan

dihasilkan

a. Manfaat kebijakan

Program KUR

terhadap target

sasaran

a. Program KUR sendiri

memiliki manfaat yaitu:

membantu pembiayaan

yang dibutuhkan oleh

pelaku usaha sektor

UMKMK serta usaha-usaha

produktif lainnya.

3 Bagaimana

perubahan yang

diinginkan dari

sebuah

kebijakan

a. Bentuk perubahan

yang dihasilkan

setelah pelaksanaan

Program KUR

a. Sejak diterapkannya pada

2007, perubahan yang

menjadi harapan pemerintah

belum terwujud. Menurut

peneliti, hal ini dikarenakan

beberapa faktor seperti

kurang tepatnya sasaran

penyaluran KUR.

Page 117: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

103

4 Apakah letak

sebuah program

sudah tepat

a. Program KUR

bagian dari upaya

pemerintah

meningkatkan

kesejahteraan

b. Seberapa besar

pengaruh program

KUR terhadap

peningkatan

perekonomian di

suatu daerah?

a. Tujuan program KUR ini

adalah agar bisa memajukan

usaha-usaha sektor rill,

meningkatkan taraf hidup

pelaku usahanya serta

meminimalkan angka

pengangguran

b. Setiap upaya pembangunan

ekonomi daerah mempunyai

tujuan utama untuk

meningkatkan jumlah dan

jenis peluang kerja untuk

masyarakat daerah.

5 Apakah sebuah

kebijakan telah

menyebutkan

implementornya

dengan rinci

a. Bagaimana peran

pelaksana program

dalam sosialisasi

KUR

b. Seperti apa

pelaksana program

melaksanakan

program KUR

a. Keberhasilan suatu program

dapat diukur dari seberapa

jauh tingkat sosialisasi yang

dilaksanakan. Sosialisasi

merupakan faktor yang

penting yang menjadi

penentu berhasil tidaknya

suatu program.

b. Pelaksanaan Program KUR

sudah berjalan dengan baik

di wilayah Kecamatan

Warunggunung. Karena

bank pelaksana dituntut

untuk dapat melaksanakan

program dengan baik.

6 Apakah sebuah

program

didukung oleh

sumberdaya

yang memadai

a. Sebagai pelaksana

kebijakan apakah

sumberdaya yang

dimiliki sudah

memadai untuk

pelaksanaan

program KUR

a. Dari hasil wawancara

diperoleh hasil bahwa,

sebagai bank pelaksana,

BRI sudah siap menjalankan

program KUR tersebut. Dari

segi sumberdaya manusia

dan sumberdaya lainnya.

Page 118: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

104

b. Bekal apa yang

diberikan kepada

bawahan dalam

pelaksanaan

program KUR

b. Perbaikan dari segala

sumber daya yang ada. Hal

ini diperkuat oleh

pernyataan mantri yang

membidangi penyaluran

KUR pada Bank BRI Unit

Sampai bahwa sering

dilaksanakan pelatihan-

pelatihan, bimbingan teknis

sampai pada diklat. Seperti

itulah saha-usaha yang

dilakukan perusahaan untuk

meningkatkan SDM

pegawai.

Context of Policy

1 Bagaimana

kekuasaan,

kepentingan,

dan strategi

yang dimiliki

oleh para aktor

yang terlibat

dalam

implementasi

kebijakan

a. Bagaimana peran

pemerintah daerah

dalam sosialisasi

program KUR

b. Program KUR

berdampak positif

bagi daerah?

a. Dinas Koperasi dan UKM

Kabupaten Lebak berfungsi

sebagai fasilitator

masyarakat/pelaku usaha

kepada Bank. Hal ini

merupakan tugas yang

diemban oleh daerah dalam

ikut berperan serta

mensukseskan program

KUR.

b. Dampak positif dari adanya

program KUR di daerah

adalah, meningkatnya

sector-sektor usaha

produktif di daerah,

memajukan usahaa-usaha

khas daerah serta

mengurangi angka

pengangguran dengan

meningkatnya produksi

yang ada. Maka dengan

adanya KUR, diharapkan

Page 119: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

105

perekonomian di daerah

semakin terangkat.

2 Karakteristik

institusi dan

rejim yang

sedang berkuasa

a. Seperti apa peran

Kecamatan dalam

pelaksanaan

program KUR

b. Sejauhmana peran

partisipasi

pemerintah daerah

agar program KUR

tepat sasaran

a. Kecamatan memiliki peran

dalam tahapan membantu

sosialisasi program KUR

serta pendampingan bagi

UMKMK di wilayahnya

untuk dapat di fasilitasi

dengan instansi terkait.

b. Peran pemerintah daerah

adalah sebagai fasilitator

antara pelaku usaha dengan

bank pelaksana. Fungsinya

sebagai tenaga

pendampingan melalui

instansi yang terkait yang

berhubungan dengan bidang

usaha dari UMKMK yang

ada. Selain itu, tugas

pemerintah daerah juga

mengontrol penerima KUR

dan melakukan verifikasi

agar program ini jatuh

kepada yang memang

berhak mendapatkannya.

3 Tingkat

kepatuhan dan

responsivitas

kelompok

sasaran.

a. Bagaimana menurut

anda kebijakan

KUR yang

diimplementasikan

oleh pemerintah

b. Apakah kebijakan

KUR cukup

membantu anda

dalam menjalankan

usaha

a. Kebijakan program KUR

merupakan suatu angin

segar dalam kehidupan

usahanya. Dengan KUR,

banyak pihak terbantu untuk

menambah modal dengan

bunga ringan dan mudah

diakses oleh siapapun.

b. Kebijakan program KUR

merupakan suatu angin

segar dalam iklim ekonomi

Page 120: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

106

c. Alasan apa yang

membuat anda

memutuskan untuk

tidak mengajukan

pinjaman KUR

yang tidak menentu. Dengan

adanya KUR, pelaku usaha

terdorong untuk

mengembangkan usahanya

tanpa dipusingkan bunga

bank yang tinggi.

c. Kebijakan program KUR

merupakan suatu angin

segar bagi pengusaha yang

usahanya masih kategori

usaha kecil atau mikro.

Hanya saja masih ada

sebagian pengusaha yang

belum tertarik dengan

pembiayaan KUR dengan

berbagai alasan.

Page 121: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

107

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pemaparan dan pembahasan pada bab sebelumnya

tentang masalah dan temuan-temuan di lapangan mengenai penelitian

“Implementasi Kebijakan Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kecamatan Warunggunung

Kabupaten Lebak” peneliti mendapatkan kesimpulan akhir bahwa implementasi

kebijakan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam pengembangan usaha

mikro kecil dan menengah di Kecamatan Warunggunung Kabupaten Lebak belum

optimal.

Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa penyaluran KUR belum

sepenuhnya tepat sasaran. Periode 2014 hasil audit internal BRI mencatat bahwa

ada 15 penyaluran KUR yang tidak tepat sasaran (Sumber: Audit Internal BRI).

Sementara dari temuan di lapangan, penyaluran KUR banyak diserap bukan untuk

sektor usaha produktif. Jika mengacu pada aturan yang sudah ditentukan serta

penyaluran program yang tepat sasaran, program KUR sesungguhnya bermanfaat

bagi target sasaran untuk perbaikkan taraf kesejahteraannya. Berdasarkan temuan

di lapangan terdapat beberapa kasus mengenai dana KUR turun pada yang bukan

semestinya atau yang bukan pada usaha produktif seperti yang sudah ditentukan

oleh pemerintah. Temuan dilapangan, ada beberapa kasus dana KUR

107

Page 122: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

108

dipergunakan bukan sebagai tambahan modal usaha produktif. Hal ini sebenarnya

yang membuat program KUR kurang begitu optimal dirasakan oleh pelaku usaha.

Program KUR sendiri memiliki manfaat yaitu: membantu pembiayaan

yang dibutuhkan oleh pelaku usaha sektor UMKMK serta usaha-usaha produktif

lainnya. Penerapan KUR sendiri diharapkan terjadi percepatan pengembangan

sektor riil dan pemberdayaan UMKMK dalam rangka penanggulangan/

pengentasan kemiskinan. Sejak diterapkannya pada 2007, perubahan yang

menjadi harapan pemerintah belum terwujud. Menurut peneliti, hal ini

dikarenakan beberapa faktor seperti kurang tepatnya sasaran penyaluran KUR. Ke

depan diharapkan bahwa program KUR membawa perubahan signifikan bagi

kelangsungan usaha-usaha kecil dan mikro serta membawa manfaat bagi

masyarakat.

Tujuan dari program KUR ini bisa memajukan usaha-usaha sektor rill,

meningkatkan taraf hidup pelaku usahanya serta meminimalkan angka

pengangguran Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan

utama untuk meningkatkan jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat

daerah. Untuk mencapai tujuan tesebut, pemerintah daerah dan masyarakat

harusnya bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah. Dengan

adanya program KUR hendaknya pemerintah daerah ikut mendorong

pengembangan usaha-usaha daerah dengan turut memfasilitasi usaha-usaha kecil

yang ada agar mendapatkan fasilitas pembiayaan dari KUR.

Keberhasilan suatu program dapat diukur dari seberapa jauh tingkat

sosialisasi yang dilaksanakan. Sosialisasi merupakan faktor yang penting yang

Page 123: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

109

menjadi penentu berhasil tidaknya suatu program. Minimnya sosialisasi yang

dilakukan oleh pemerintah daerah. Sosialisasi program KUR tidak hanya menjadi

peran dari bank pelaksana, tetapi juga merupakan peran dari pemerintah daerah

selaku kepanjangan tangan dari pemerintah pusat. Sosialisasi yang dilakukan oleh

pemerintah daerah baik ditingkat kecamatan maupun pada instansi terkait

sebenarnya bisa lebih mengoptimalkan program KUR yang sedang berjalan.

Hanya saja hal ini tidak dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah daerah.

Minimnya peran pemerintah daearah dalam pelaksanaan Program KUR.

Seringkali nasabah KUR khususnya pelaku usaha mengajukan pinjaman tanpa

diketahui pihak pemerintah daerah. Padahal berdasarkan tujuan dilaknakannya

program KUR salah satunya adalah untuk meningkatkan perekonomian di daerah

dengan cara pemberdayaan usaha-usaha mikro kecil serta menengah yang dalam

usahanya mengedepankan potensi daerah masing-masing.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan

saran agar impelemntasi program KUR berjalan optimal sehingga membantu

dalam perkembangan usaha mikro kecil dan menengah di Kecamatan

Warunggunung Kabupaten Lebak. Saran tersebut sebagai berikut :

1. Mengoptimalkan sosialisasi mengenai program KUR baik oleh bank

pelaksana maupun oleh pemerintah daerah yang merupakan fasilitator

masyarakat dalam pengajuan pembiayaan KUR. Sosialisasi yang

Page 124: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

110

dilakukan harus menyeluruh agar masyarakat memahami keseluruhan

maksud dan tujuan program KUR.

2. Penguatan kerjasama antara Bank pelaksana dengan pemerintah daerah

agar terciptanya sinergitas pengelolaan program KUR sehingga

meminimalisir penyelewengan dan tidak tepat sasaran dari program

KUR itu sendiri.

3. Memperketat pengawasan dari pemerintah terkait penyaluran KUR

sehingga tidak ada lagi dana KUR yang turun kepada yang tidak

berhak menerimanya.

4. Mengoptimalkan tenaga pendampingan dari pemerintah daerah melalui

instansi terkait terhadap usaha-usaha mikro kecil dan menengah

didaerahnya sehingga nantinya terdata siapa-siapa yang telah

menerima dana KUR.

5. Mengkaji kembali persyaratan pengajuan KUR sehingga lebih

meringankan pelaku usaha kecil dalam memperoleh bantuan usaha dari

pemerintah.

Page 125: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

111

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2008.Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta:PT Gramedia Pustaka

Utaman

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1997. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta : Balai Pustaka

Fasli Djalal & Dedi Supriadi (eds). 2001. Reformasi Pendidikan dalam Konteks

Otonomi Daerah. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.

H.A.R Tilaar (2009). Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan

Nasional dalam Pusaran Kekuasaan. Jakarta: Rineka Cipta.

Mikkelsen, Britha. 2003. Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-Upaya

Pemberdayaan Sebuah Buku Pegangan bagi Para Praktisi Lapangan.

(Terjemahan : Matheos Nalle). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Muluk, Khairul. 2005. Desentralisasi dan Pemerintahan Daerah. Malang:

Bayumedia

Ndraha, Taliziduhu. 1990. Pembangunan Masyarakat Mempersiapkan

Masyarakat Tinggal Landas. Jakarta : Rineka Cipta

Nugroho, D. Riant. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi dan

Evaluasi. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Sastropoetro, Santoso. 1988. Partisipasi, Komunikasi Persuasi dan Disiplin

dalam Pembangunan Nasional.. Bandung : Alumni IKAPI

SJ. Soemarto, Hertifah. 2004. Inovasi, Partisipasi, dan good governance; 20

prakarsa inovatif dan partisipatif di Indonesia. Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia

Sumaryadi, I Nyoman. 2010. Efektifitas Implementasi Otonomi Daerah. Jakarta:

Citra Utama

Page 126: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM KREDIT …repository.fisip-untirta.ac.id/394/1/SKRIPSI 2.pdf · teori merilee s. grindle ... bab ii tinjauan pustaka dan asumsi dasar penelitian

112

Syani, Abdul, 1987, Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial, Jakarta: Fajar

Agung

Agustino, Leo. 2012. Dasar-dasar kebijakan publik , Bandung : CV Alfabeta

Tjokroamidjojo, Bintoro. 1984. Perencanaan Pembangunan. Jakarta : PT Gunung

Agung

Tangkilisan & Hessel Nogi.2005.Manajemen Publik. Jakarta: PT Grasindo

Winarno, Budi. 2002. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media

Presindo

Zul Fazri, EM. 2003. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.Jakarta : Difa Publisher.

Sumber Lain

Gumilar, Gugum. 2008. http://www.gumilarcenter.com/sosiologi/materi1.pdf