implementasi karakter keagamaan dalam pembinaan...
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN
DALAM PEMBINAAN MORAL KARANG TARUNA
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Affiana Khoirul Masfufah
NIM. 23010160256
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
ii
iii
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN DALAM
PEMBINAAN MORAL KARANG TARUNA
DESA BANYUKUNING KECAMATAN BANDUNGAN
KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Affiana Khoirul Masfufah
NIM. 23010160256
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2020
iv
v
vi
i
MOTTO
ح ب اينا النااس قاة أاو ماعروف أاو إصلا ثير من ناجوااهم إلا مان أامارا بصادا را في كا ي لا خا
وامان ي افعال ذالكا ابتغااءا مارضاات اللاه فاساوفا ن ؤتيه أاجرا عاظيما
Artinya : “tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan merak, kecuali
bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat ma’ruf , atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barang
siapa yang berbuat demikian karena keridhaan Allah, maka kelak kami memberi
kepadanya pahala yang besar.” (Q.S. An-Nisa ayat 114).
ii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karuniaNya,
penelitian ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan ibu saya yang tersayang, bapak Bahrodin dan ibu Umi Khoiriyah
yang selalu memberikan saya kasih sayang, semangat, motivasi, dukungan,
nasihat, dan selalu memanjatkan doa yang tiada hentinya demi kesuksesan
saya.
2. Adikku, Muhammad Arifa Maskhurodin yang selalu mendukung saya dan
yang selalu membuat saya merasa harus menjadi contoh yang baik menjadi
kakak yang dewasa.
3. Keluarga besar putro wayah mbah zartinah Alm dan putro wayah mbah
masyini yang selalu mendukung saya.
4. Terkhusus pembimbing saya, bapak Hammam, Ph.D. M.Pd. terimakasih yang
sebesar-besarnya atas bimbingan ilmu dan kesempatan belajar dengan bapak.
5. Pengurus dan anggota Karang Taruna Desa Banyukuning yang sudah
membantu selama penelitan saya.
6. Sahabat-sahabat saya (Nurhayati, Umi Afi, Yulita, Azizah, Ita, Sausan, Ares)
yang selalu mendukung dan memberi semangat saya dalam penyusunan
skripsi. Saya ucapkan terimakasih atas kontribusinya, semoga Allah
senantiasa membalas kebaikan kalian semua.
7. Keluarga besar Kost Hj Rohim yang sudah memberi motivasi dan dukungan
kepada saya.
8. Rekan dan Rekanita IPNU IPPNU PAC Bandungan yang selalu mendukung
dan memotivasi saya.
9. Seluruh pengurus dan keluarga besar JQH Al-Furqan IAIN Salatiga, yang
sudah mendoakan saya selama penyusunan skripsi.
10. Seluruh keluarga besar DEMA FTIK (Disiplin Bakti), yang sudah banyak
mengajarkan saya arti kebersamaan dan selalu memberi dukungan terhadap
saya.
iii
11. Teman-teman KKN IAIN Salatiga 2020
12. Teman-teman PPL IAIN Salatiga 2019 (Indah, Intan, Afi, Ahmadi, Rozi,
Ulum, Najib)
13. Sahabat perjuangan khususnya mahasiswa Pendidikan Agama Islam
Angkatan 2016 yang memberikan semangat, dukungan, dan berbagi
pengalaman.
14. Untuk teman-teman seperjuangan team PAI H yang selalu memberikan
semangat dan pantang menyerah untuk saya.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah robbil‟alamin, penulis panjatkan kepada Allah
Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayahNya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Implementasi Karakter Keagamaan dalam Pembinaan Moral Karang Taruna Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2019/2020.
Tidak lupa sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
nabi agung Muhammad Saw. Kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya
yang selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliaulah satu-
satunya umat manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman
kegelapan menuju zaman yang terang benderang.
Skripsi ini dibuat guna untuk memenuhi persyaratan untuk memperoleh
gelar sarjana dalam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam
Negri (IAIN) Salatiga. Rasa hormat penulis sampaikan kepada pihak-pihak yang
telah membimbing dan membantu dalam pembuatan skripsi ini. Terimakasih
sebesarbesarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyyudin M.Ag, selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Mansur M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
yang tak pernah menyerah memberikan motivasi kepada kami dalam proses
penulisan skripsi ini.
v
4. Bapak Hammam, M.Pd. Ph.D selaku dosen pembimbing penulisan skripsi ini
yang dengan kesabarannya berkenaan mencurahkan pikiran dan tenagannya
dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang selalu
memberikan arahan serta bimbingannya untuk lancarnya proses perkuliahan
penulis.
6. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah membekali berbagai ilmu
pengetahuan, sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian kompetitif
ini.
7. Karyawan-karyawati IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta
bantuan.
8. Sahabat-sahabat tercinta Nurhayati, Umi Afi, Yulita, yang telah memberikan
semangat dan Do‟a serta membantu hingga terlaksanannya penulisan skripsi
ini.
9. Semua pihak yang telah berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa
penulis sebutkan satu persatu.
Semoga dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi amal baik dan mendapat pahala dari Allah SWT.
Salatiga, 05 Juli 2020
Affiana Khoirul Masfufah
NIM. 23010160256
vi
ABSTRAK
Masfufah, Affiana Khoirul. 2020. Implementasi Karakter Keagamaan Dalam
Pembinaan Moral Karang Taruna Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Tahun 2019-2020. Skripsi. Salatiga: Jurusan Pendidikan
Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negri Salatiga. Pembimbing: Hammam, M.Pd. Ph.D.
Kata Kunci : Implementasi, Karakter Keagamaan, Pembinaan Moral
Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan implementasi
karakter keagamaan dalam pembinaan moral Karang Taruna Desa Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2019-2020. (2) untuk
mendeskripsikan faktor pendukung terlaksananya kegiatan Karang Taruna Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun 2019-2020. (3)
untuk mendeskripsikan faktor penghambat terlaksanannya kegiatan Karang
Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun
2019-2020.
Jenis penelitian ini penelitian lapangan (field research) dengan
mengunakan pendekatan kualitatif. Observasi, wawancara, dan dokumentasi
merupakan metode yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Sumber
data primer meliputi pengamatan dan wawancara kepada pengurus Karang Taruna
dan Anggota Karang Taruna, dan data sekunder yang dapat menunjang penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi karakter
keagamaan dalam Karang Taruna dilakukan dengan melalui kegiatan-kegiatan
keagamaan seperti memperingati hari besar Islam (PHBI), pengajian lapanan rutin
yang dilakukan tiap Dusun, berkah Ramadhan atau berbagi dibulan Ramadhan.
dengan mengunakan cara pendekatan untuk meningkatkan karakter seseorang
diawali menerapkan akhlak yang baik terhadap diri sendiri terlebih dahulu, lalu
kepada orang lain itu termasuk penerapan karakter keagamaan. (2) faktor
pendukung terlaksananya kegiatan tersebut yaitu yang sangat berpengaruh yaitu
lingkungan masyarakat, keberhasilan atau tidaknya tentunya dapat diperoleh dari
seberapa antusiasnya masyarakat yang ikut andil dalam mensukseskan kegiatan
tersebut. (3) faktor penghambat terlaksananya kegiatan tersebut yaitu dengan
adanya kesibukan waktu luang individu yang berbeda-beda,
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ................................................................................... ii
HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................... iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN .............................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN .................................................. vi
HALAMAN MOTTA .................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
ABSTRAK ...................................................................................................... xv
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Fokus Penelitian .............................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 8
E. Penegasan Penelitian ....................................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ...................................................................... 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... 15
A. Kajian Teori..................................................................................... 15
viii
1. Implemetasi ................................................................................. 15
2. Karakter Keagamaan ................................................................... 16
a. Keteladanan ............................................................................. 24
b. Penanaman Kedisiplimam ...................................................... 26
c. Pembiasaan .............................................................................. 27
d. Menciptakan Manusia Yang Kondusif ................................... 27
e. Integrasi Dan Internalisasi ...................................................... 28
3. Moral ........................................................................................... 28
a. Pengertian Moral ..................................................................... 28
b. Pembinaan Moral .................................................................... 30
c. Metode Pembinaan Moral ....................................................... 34
d. Tujuan Pembinaan Moral ........................................................ 35
4. Karang Taruna ............................................................................. 38
a. Pengertian Karang Taruna ...................................................... 38
b. Asas Dan Tugas Karang Taruna ............................................. 41
c. Tujuan Dan Fungsi Karang Taruna ......................................... 42
B. Kajian Pustaka ............................................................................... 43
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 45
A. Pendekatan dan jenis penelitian .................................................... 45
B. Lokasi Penelitian ........................................................................... 47
C. Sumber Data .................................................................................. 47
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 48
E. Instrumen Penelitian ...................................................................... 53
ix
F. Analisis Data .................................................................................. 54
G. Tahap-Tahab Penelitian ................................................................ 57
H. Keabsahan Data............................................................................. 58
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA ................................. 60
A. Paparan Data ................................................................................. 60
1. Sejarah Berdirinya Karang Taruna ............................................ 60
2. Kehidupan Sosial Keagamaan Desa Banyukuning ................... 61
3. Visi, Misi dan Tujuan Karang Taruna ....................................... 63
4. Data Pengurus dan Pengelola Karang Taruna ........................... 65
5. Data Anggota Karang Taruna ................................................... 67
6. Program Kerja Karang Taruna .................................................. 71
7. Struktur Organisasi .................................................................... 74
8. Hasil Penelitian ......................................................................... 76
B. Analisis Data ................................................................................. 84
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 95
A. Kesimpulan ................................................................................... 95
B. Saran .............................................................................................. 96
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 98
LAMPIRAN .................................................................................................... 100
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 143
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Data Status Keagamaan ...................................................................... 64
Tabel 4.2 Data Pengurus dan Pengelola .............................................................. 66
Tabel 4.3 Data Jumlah Anggota Karang Taruna ................................................. 68
Tabel 4.4 Data Nama Anggota tiap Dusun ......................................................... 69
Tabel 4.5 Data Struktur Organisasi Karang Taruna ............................................ 76
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran 1 Pedoman Observasi .......................................................... 102
2. Lampiran 2 Pedoman Wawancara ....................................................... 107
3. Lampiran 3 Hasil Wawancara .............................................................. 109
4. Lampiran 4 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ..................................... 137
5. Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian .......................................................... 138
6. Lampiran 6 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................ 139
7. Lampiran 7 Lembar Bimbingan Skripsi ............................................... 140
8. Lampiran 8 Daftar Nilai SKK .............................................................. 141
9. Lampiran 9 Foto Hasil Observasi ........................................................ 142
10. Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup ................................................... 144
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemuda adalah generasi penerus bangsa, dimana sosok pemuda
diharapkan dapat melanjutkan perjuangan dari generasi sebelumnya. Suatu
bangsa pastinya memiliki harapan yang besar agar pada masa yang akan
datang para pemuda dapat menjadikan bangsa Indonesia ini bangsa yang
lebih maju. Hal ini diperkuat dengan pendapat bahwa pemuda merupakan
lapisan eksponental bangsa, yang berjumlah 30% dari jumlah seluruh bangsa
Indonesia dan merupakan lapisan yang penuh dengan dinamisme. Oleh
karenanya para pemuda ini memiliki beban untuk mewujutkan harapan dan
cita-cita bangsa dari generasi sebelumnya.
Manusia dalam hidupnya selalu merindukan kebahagiaan.
Kebahagiaan yang hakiki ternyata bukan berasal dari pola hidup bebas seperti
burng di atas awan, melainkan justru diperoleh melalui pola hidup yang
konsisten mentaati suatu aturan tertentu yaitu agama. Sebagai langkah awal
dalam mencari kebahagiaan, manusia harus menyadari makna keberadaannya
di dunia ini. peran agama sebagai pendorong atau penggerak serta mengontrol
tindakan-tindakan masyarakat untuk tetap berjalan sesuai dengan nilai-nilai
kebudayaan dan ajaran agamanya sehingga tercipta ketertiban sosial dalam
masyarakat. Ajaran agama oleh setiap penganutnya dianggap sebagai norma
dan sebagai sosial kontrol sehingga dalam hal ini agama dapat berfungsi
sebagai pengawas sosial secara individu ataupun kelompok.
2
Jika dikaji secara mendalam tidak semua pemuda memiliki cita-cita
luhur untuk menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang lebih maju. Masih
banyak pemuda yang berbuat tidak sesuai dengan harapan generasi
sebelumnya. Hal ini dapat dilihat bahwa pemuda yang sekarang ini justru
melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan oleh suatu generasi
harapan selanjutnya. Sebagai wadah pengembangan nilai karakter keagamaan
pada pemuda banyak organisasi yang mewadainya seperti halnya Remaja
Masjid, ataupun organisasi yang berdiri di wilayah tertentu, seperti di
Kecamatan, Kelurahan, atau disuatu Dusun dan RT yang mewadahi pemuda-
pemuda masyarakat yang dinamakan dengan pemuda Karang Taruna.
Salah satu organisasi yang dapat digunakan sebagai tempat untuk
menanamkan nilai-nilai karakter keagamaan pada pemuda yaitu melalui
organisasi Karang Taruna. Karang Taruna merupakan organisasi yang berada
disetiap Dusun atau bahkan di setiap RT. Karang Taruna adalah sarana untuk
mengembangkan potensi. Selain itu Karang Taruna merupakan organisasi
pemuda yang keanggotaannya tidak berdasarkan latar belakang tertentu,
dimana itu berarti anggota karang taruna tidak berdasarkan pada tingginya
pendidikan, atau berdasarkan setrata tertentu.
Seperti yang ada di masyarakat Desa Banyukuning, yang baru saja
merintis Organisasi Karang Taruna. Bukan hal yang muda untuk menyatukan
pemuda Desa Banyukuning tetapi dengan adanya dorongan dari seluruh
elemen yang ada di masyarakat dengan demikian Karang Taruna yang ada di
Desa Banyukuning bisa mewadahi seluruh pemuda. Dalam hal ini tujuan dari
3
organisasi adalah untuk mengembangkan potensi pemuda yang ada di Desa
Banyukuning. Ada berberapa program Karang Taruna Desa Banyukning yang
harus dilaksanakan oleh pemuda di masyarakat seperti, pengajian lapanan
rutin yang dilakukan setiap Dusun, BAKSOS setiap ada event dimasyarakat,
pengelolaan perpustakaan Desa, pengolahan kopi hasil petani masyarakat
Desa.
Dengan adanya program tersebut berharap bahwa potensi pemuda
Karang Taruna bisa di aspirasikan melalui organisasi ini, seperti yang sudah
berjalan saat ini pengajian lapanan rutin yang dilaksanakan setiap Dusun di
Desa Banyukuning. Salah satu tujuan program pengajian ini yaitu untuk
mengambarkan nilai karakter keagamaan pada pemuda Karang Taruna,
namun masih ada sebagian pemuda yang masih tidak peduli dengan kegiatan
tersebut.
Salah satu hal yang mengelisahkan yaitu masalah moral pemuda yang
ada di Desa Banyukuning, masih ada sebagian pemuda yang menghabiskan
waktunya untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat, seperti mulai
mencoba untuk mengkonsumsi narkoba dan minuman keras, pertengkaran
dan menentang orang tua, kurangnya kepedulian dengan sesama, melakukan
hal-hal yang bertentangan dengan agama. Segala persoalan yang terjadi pada
remaja, sebenarnya berkaitan dengan fase usia mereka, dan tidak dapat
dilepaskan dari pengaruh lingkungan. Dengan demikian perlu adanya
penerapan karakter keagamaan sebagai pembinaan moral pemuda dalam
kegiatan Karang Taruna.
4
Kehidupan moral tidak dapat dipisahkan dari keyakinan agama.
Karena nilai-nilai moral yang tegas, pasti dan tetap, tidak berubah karena
keadaan temapat dan waktu, yaitu nilai yang bersumber kepada agama.
Dalam pembinaan pemuda perlu adanya perhatian yang lebih serius mengenai
moral dan agama, karena keduanya harus sejalan. Zakiyah Daradjat (1996:
98) menyatakan bahwa “pembinaan moral yang baik adalah pembinaan jiwa-
jiwa agama yang telah menjadi bagian dari pribadinya, maka dengan
sendirinya batin akan lega dan kenakalan tidak akan terjadi”. Dalam hal ini,
suatu faktor penting yang memegang peranan dalam menentukan kehidupan
remaja adalah agama dan pendidikan, perlunya pembinaan moral pemuda
dalam menerapkan karakter keagamaan yang dapat di dorong melalui
pendidikan.
Pendidikan secara umum memainkan peranan yang fundamental bagi
perkembangan diri, baik secara individu maupun sosial. Pendidikan
merupakan suatu jembatan seseorang dalam meraih kesuksesan, sedangkan
suatu kesuksesan tidak akan tercapai tanpa usaha. Usaha seorang manusia
dalam mencapai kesuksesan tidak akan lepas dari bantuan orang lain. Dalam
hal pendidikan, sikap keberagamaan dan sikap social manusia sangat
berperan guna mencapai pendidikan yang baik. Winansih (2009: 12)
menyatakan pendidikan sebagai suatu proses dimana seseorang dipengaruhi
oleh lingkungan yang terpimpin sehingga dapat mencapai kecakapan sosial
dan mengembangkan pribadinya. Penulis menyimpulkan bahwa pendidikan
sangat diperlukan dalam pembinaan moral pemuda, bahwa pendidikan
5
merupakan sebuah proses agar manusia dapat terlatih menjadi manusia yang
seutuhnya.
Sedangkan Pendidikan Islam sebagai keyakinan yang dapat menuntun
kehidupan manusia memberikan alternatif dan fondasi dalam melakukan
berbagai kegiatan dalam bentuk sikap dan perilaku. Dalam kegiatan
keagamaan seperti program pengajian lapanan rutin disetiap Dusun di Desa
Banyukuning pemuda-pemudi diharapkan dapat mengamalkan nilai karakter
keagamaan dalam setiap tindakan serta perbuatan dalam kesehariannya. Hal
tersebut merupakan sangat tepat karena sebagai langkah awal dalam
menanamkan moral ke dalam jiwa. Terlebih karena tidak semua remaja
berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan agama.
Masa remaja, yang penuh dengan kebimbangan karena merupakan
masa pencarian jati diri, memerlukan nilai-nilai agama. Hal ini karena
keyakinan agama memegang peranan penting dalam menentukan sikap dan
tingkah laku seseorang, khususnya remaja. Oleh karena itu, pembinaan
melalui pendidikan keagamaan sangat menunjang bagi upaya terbentuknya
kepribadian yang luhur menurut ajaran agama.
Al-Qur‟an sebagai pedoman hidup umat manusia menjelaskan tentang
keadaan manusia sesuai dengan apa yang diperbuatnya di dunia dan balasan
apa yang ia dapat saat di akhirat dengan sangat jelas dalam surat An Nisa‟/4:
13,14:
ب تحت ت تجشي سسىۥ ذخي ج طع ٱلل تيل حذد ٱلل
ص ٱىعظ ىل ٱىفر ب ف يذ ش خ ٱل
6
ىۥ ب يذا ف تعذ حذدۥ ذخي بسا خ سسىۥ عص ٱلل عزاة
Artinya:“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah.
Barang siapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan
memasukkannya kedalam syurga yang mengalir didalamnya sungai-sungai,
sedang mereka kekal didalamnya, dan itulah kemenangan yang besar. Dan
barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar
ketentuan-ketentuan-Nya niscaya Allah memasukkannya kedalam api neraka
sedang ia ekkal didalamnya dan baginya siksa yang menghinakan.” (An-
Nisa‟/4:13,14)
Nilai-nilai keimanan yang ditanamkan sejak kecil dengan cara yang
tepat dapat membantu remaja dalam menghadapi dorongan dan keinginan
dari luar yang merusak. Peran orang tua di rumah, perang guru di sekolah,
peran tokoh masyarakat harus terjalin kerjasama yang harmonis, sehingga
dengan kerja sama tersebut akan terbentuk lingkungan kondusif dan
penyimpangan para remaja dapat diminimalisir, kita hamba Allah SWT
berkewajiban berbuat baik dan mencegah perbatan yang mungkar ataupun
perbuatan yang mengarah kepada kejahatan. Allah SWT berfirman:
عشف بٱى ش أ ش إىى ٱىخ ت ذع أ ن ىتن فيح ٱى ئل
ى أ نش ٱى ع
Artinya: Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, merekalah orang-
orang yang beruntung. (QS Ali Imran 3: 104)
Dengan demikian, melalui kegiatan organisasi yang ada di Karang
Taruna diharapkan mampu merubah keadaan moral pemuda, terkhusus
pemuda yang ada di Desa Banyukuning yang mengalami penurunan moral
7
sehingga mereka mampu mengabdi pada masyarakat dan bangsa, berwawasan
masa depan yang baik, serta dapat berpartisipasi dalam mewujutkan cita-cita
pembangunnan masyarakat.
Dari berbagai macam persoalan, terkait pembinaan moral yang ada di
Karang Taruna Desa Banyukuning tersebut, judul yang diangkat dalam
penelitian ini adalah “Implementasi Karakter Keagamaan dalam
Pembinaan Moral Karang Taruna Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2019/2020”.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan
diteliti adalah:
1. Bagaimana implementasi karakter keagamaan dalam pembinaan moral
Karang Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2019/2020 ?
2. Apa faktor pendukung terlaksananya kegiatan Karang Taruna Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun
2019/2020 ?
3. Apa faktor penghambat terlaksananya kegiatan Karang Taruna Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang tahun
2019/2020 ?
8
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan tersebut, maka tujuan peneliti adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan implementasi karakter keagamaan dalam
pembinaan moral Karang Taruna Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2019/2020.
2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung terlaksananya kegiatan Karang
Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
tahun 2019/2020.
3. Untuk mendeskripsikan faktor penghambat terlaksananya kegiatan Karang
Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang
tahun 2019/2020.
D. Manfaaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik untuk peneliti sendiri
maupun untuk membangun aspek moral karang taruna umumnya terkhusus
karang taruna Desa Banyukuning yang semetinya menjadi generasi muda
untuk pemimpin masa depan yang diharapkan oleh banyak masyarakat dan
sesuai dengan cita-cita Negara. Secara lebih rinci manfaat penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini dapat menambah khasanah keilmuan dalam ranah agama,
pendidikan, serta mengedepankan aspek moral atau akhlak yang sesuai
dengan ajarannya.
9
b. Sebagai bahan rujukan bagi perpustakaan IAIN atau Fakultas sebagai
acuan bagi peneliti selanjutnya yang berkenan dengan Pembinaan
Aspek Moral Karang Taruna Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi kontribusi nyata
kepada pihak masyarakat dan pembaca skripsi ini untuk mengedepankan
moral pemuda Karang Taruna, agar mengerti bahwa pentingnya moral
bagi kita terutama bagi masyarakat dan pemuda Karang Taruna Desa
Banyukuning.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami judul
penelitian diatas, penulis akan menjelaskan arti istilah-istilah tersebut sebagai
berikut:
1. Implementasi
Implementasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu
pelaksanaan, penerapan (Dep. Pendidikan Nasional, 2007: 427). Hamalik
(2013: 237), menyatakan bahwa Implementasi merupakan suatu proses
penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam bentuk tindakan
praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.
10
Kunandar dalam Lilik Kholisatin dan Minarsih (2018: 71),
menyatakan bahwa implementasi adalah suatu proses penerapan ide,
konsep, kebijakan atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga
memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan
maupun nilai dari sikap pengetahuan. Dapat diartikan sebagai upaya
pimpinan untuk memotivasi seseorang atau kelompok orang yang
dipimpin dengan menumbuhkan, dorongan atau motivasi dalam dirinya
untuk melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan sesuai dengan
rencana dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Jadi menurut beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
implementasi merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menerapkan
suatu inovasi sehingga memberikan dampak yang baik terhadap yang
diberikan inovasi tersebut, dimana dampak tersebut dibuktikan dengan
adanya perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap.
2. Karakter Keagamaan
Menurut Wiyani (2013: 70) karakter yaitu watak, tabiat, akhlak,
adab, atau ciri kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi
berbagai nilai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai
landasan berpikir, bersikap, dan bertindak. Secara estimologi istilah
keagamaan berasal dari kata “Agama” yang mendapat awalan “ke” dan
“an” sehingga menjadi keagamaan. Menurut kamus bahasa Indonesia
agama adalah kepercayaan kepada ketuhanan, sedangkan keagamaan
adalah sifat yang terdapat dalam agama atau usaha yang dilakukan
11
seseorang maupun kelompok yang dilaksanakan secara kontinu yang
berhubungan dengan nilai-nilai keagamaan.
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa karakter keagamaan (akhlak
mulia) adalah karakter yang membentuk watak, keperibadian, dan
keterampilan dalam mengamalkan ajaran-ajaran agamanya yang meliputi
komponen pengetahuan agama, kesadaran atau kemauan dan tidakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan yang Maha Esa
(YME), diri sendiri, sesama manusia, lingkungan masyarakat dan lainnya.
3. Moral
Menurut Lillie dalam bukunya Budiningsih (2008: 24) mengatakan
bahwa moral berasal dari kata mores (bahasa latin) yang berarti tata cara
dalam kehidupan atau adat-istiadat. Moral berkaitan dengan kemampuan
untuk membedakan antara perbuatan yang benar dan yang salah.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa moral selalu
mengacu pada baik buruknya manusia, sehingga bidang moral adalah
bidang kehidupan manusia yang dilihat dari segi kebaikannya dan moral
merupakan kendali dalam bertingkah laku.
3. Karang Taruna
Karang Taruna adalah organisasi sosial masyarakat sebagai wadah
sarana perkembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah Desa, Kelurahan atau adat
12
sedrajat terutama bergerak dalam bidang penyelenggaraan sosial di
masyarakat.
F. Sistematika Penulisan
Guna mempermudah dalam pemahaman dan agar pembaca skripsi ini
segera mengetahui pokok-pokok pembahasan dalam skripsi, maka sistematika
penulisan skripsi ini dipakai sebagai aturan yang saling terkait dan
melengkapi, adapun sistematika penulisan skripsi ini sebagai berikut:
Dalam sistematika penulisan skripsi ini terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
1. Bagian Awal
Pada bagian awal ini berisi mengenai halaman judul, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman
pernyataan keaslian tulisan, halaman motto dan persembahan, kata
pengantar, abstrak dan daftar isi, daftar gambar dan daftar tabel.
2. Bagian Isi
Terdiri dari beberapa bab, yang pada masing-masing bab terdiri
dari sub bab dengan susunan sebagai berikut:
BAB I adalah pendahuluan yang didalamnya mencakup latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, penegasan istilah, tinjauan
pustaka, dan sistematika penelitian.
BAB II berisikan tentang kajian pustaka yang terdiri dari dua sub
bab, pertama tentang landasan teori yang mencakup pengertian karakter
keagamaan, Moral, remaja Karang Taruna, implementasi karakter
13
keagamaan dalam pembinnan moral Karang Taruna, dan sub bab kedua
tentang kajian penelitian terdahulu.
BAB III membahas tentang metode penelitian yang mencakup jenis
penelitian, subyek penelitian, sumber dan jenis data, teknik pengumpulan
data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahab-tahab penelitian.
BAB IV berisi tentang paparan data dan analisis data yang terbagi
menjadi dua sub bab yaitu sub bab pertama tentang paparan data yang
meliputi gambaran umum karang taruna Desa Banyukuning. Sub bab
kedua tentang analisis data yang meliputi implementasi karakter
keagamaan dalam pembinaan moral Karang Taruna Desa Banyukuning
Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang Tahun 2019/2020.
BAB V adalah penutup kesimpulan dari seluruh uraian yang telah
dikemukakan dan merupakan jawaban terhadap permasalahan yang
terkandung dalam penelitian ini. Bab ini juga mengemukakan saran
sebagai kelanjutan dari kesimpulan yang dihasilkan peneliti dalam
penelitian ini.
3. Bagian Akhir
Mengenai lampiran-lampiran penelitian berisi tentang hasil
wawancara, dokumentasi, surat permohonan izin penelitian, surat
keterangan penelitian, lembar konsultasi penelitian, surat pembimbing
skripsi, daftar SKK dan daftar riwayat hidup.
14
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan sebagai suatu konsep tindak lanjut
pelaksanaan kegiatan cukup menarik untuk dikaji oleh cabang cabang
ilmu. Hal ini semakin mendorong perkembangan konsep implementasi itu
sendiri, disamping itu juga menyadari bahwa dalam mempelajari
implementasi sebagai suatu konsep akan dapat memberikan kemajuan
dalam upaya-upaya pencapaian tujuan yang telah diputuskan. Widodo
dalam Sugiyanto (2014: 13) mengungkapkan bahwa implementasi
merupakan suatu proses yang melibatkan sejumlah sumber yang termasuk
manusia, dana, dan kemampuan organisasional yang dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta (individu atau kelompok). Proses tersebut
dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
pembuat kebijakan.
Kemudian Nurhanifah (2016: 48) mengemukakan bahwa
implementasi merupakan proses pelaksanaan dari suatu progam, baik itu
dilingkungan pemerintah masyarakat, organisasi atau sekolah yang
hasilnya dapat dilihat dari perbandingan pencapaian target dengan tujuan
awal, sehingga dalam implementasi ini sangat dimungkinkan banyak hal
yang sifatnya teknis sebagai upaya dari pencapaian tujuan tersebut.
15
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan mengenai definisi
“implementasi” maka dapat disimpulkan bahwa implementasi merupakan
tindakan nyata atau pelaksanaan dari rancangan-rancangan yang telah
dirumuskan oleh individu maupun kelompok guna mencapai tujuan yang
telah dirumuskan.
Abdullah dalam Novayanti (2013: 11) dalam proses implementasi
terdapat beberapa unsur yang penting dan mutlak, antara lain: a.
implementasi program atau kebijaksanaan tidak mungkin dilaksanakan
dalam ruang hampa; b. target groups yaitu kelompok yang menjadi sasaran
dan diharapkan akan menerima manfaat program tersebut; c. adanya
program kebijaksanaan yang dilaksanakan; d. unsur pelaksanaan atau
implementer, baik organisasi atau perorangan yang bertanggung jawab
dalam pengelolaan, pelaksanaan dan pengawaasan implementasi tersebut.
2. Karakter Keagamaan
Karakter menurut Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai
watak, tabiat, pembawaa, dan kebiasaan (Fadlillah, 2013: 20). Suyanto
dalam Muslich (2011: 70), menyatakan bahwa karakter adalah cara
berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup
dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan
negara.
Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak
atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang
membedakan seseorang individu dengan individu lainnya (Hidayatullah,
2009: 9). karakter sama dengan kepribadian, dimana kepribadian dianggap
16
sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang
yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.
Berdasarkan pengertian diatas, karakter merupakan kebiasaan atau
watak yang menjadi ciri khas tiap individu dalam berperilaku, bersikap
dan bertindak di lingkungan sekitar tempat tinggal. Meskipun demikian
ada beberapa pendapat tentang pemaknaan asal mula karakter, yang mana
bila dilihat dari asal katanya, istilah “karakter” berasal dari bahasa yunani
karasso,yang berarti “cetak biru”, “format dasar”, atau “sidik” dalam sidik
jari. Pendapat lain menyatakan istilah karakter berasal dari bahasa yunani
charassein yang berarti “membuat tajam”, atau “membuat dalam”. Adapun
oleh Abdullah Munir di maknai dengan “mengukir”. Dari bahasa ini yang
dimaksud sifat utama ukiran adalah melekat kuat di atas benda yang
diukir. Tidak mudah hilang ditelan oleh waktu atau gesekan.
Menghilangkan ukiran sama saja menghilangkan benda yang diukir. Hal
itu berbeda dengan gambar atau tulisan tinta yang hanya disapukan di atas
permukaan benda. Karena itulah, sifatnya juga berbeda dengan ukiran,
terutama dalam hal ketahanan dan kekuatannya dalam menghadapi
tantangan waktu (Abdullah Munir, 2010: 2).
Dari pengertian di atas ada dua versi yang agak berbeda. Satu
pandangan menyatakan bahwa karakter adalah watak atau perangai (sifat),
dan yang lain mengungkapkan bahwa karakter adalah sama dengan akhlak,
yaitu sesuatu yang melekat pada jiwa yang diwujudkan dengan perilaku
yang dilakukan tanpa pertimbangan, hal itu sebagaimana diungkapkan
17
oleh Al-Ghazali (1980: 52) dalam kitab Ihya‟Ulumuddin-nya sebagai
berikut: “Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang
menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah,
tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.
Meskipun demikian, sebenarnya bila dikerucutkan dari kedua
pendapat tersebut ialah bermakna pada sesuatu yang ada pada diri manusia
yang dapat menjadikan ciri kekhasan pada diri seseorang. Karakter sama
dengan kepribadian, tetapi dipandang dari sudut yang berlainan. Istilah
karakter di pandang dari sudut “penilaian”, baik-buruk, senang-benci,
menerima-menolak, suatu tingkah laku berdasarkan norma-norma yang
dianut. Istilah kepribadian dipandang dari sudut “penggambaran” manusia
apa adanya tanpa disertai penilaian.
Mengacu dari pengertian diatas, serta faktor-faktor yang dapat
memengaruhi karakter, maka karakter dapat dimaknai sebagai nilai dasar
yang membangun pribadi seseorang, terbentuk baik karena pengaruh
hereditas maupun pengaruh lingkungan, yang membedakan dengan orang
lain, serta diwujudkan dalam sikap dan perilakunya dalam kehidupan
sehari-hari.
Keagamaan berasal dari kata agama yaitu kebutuhan jiwa (psikis)
manusia yang mengatur dan mengendalikan sikap, pandangan, kelakuan,
dan cara menghadapi tiap-tiap masalah (Zakiyah Darojat, 1982: 47).
Secara etimologi, kata agama berarti percaya atau kepercayaan, sedangkan
menurut terminologi pendapat Quraish Shihab (1994: 210), bahwa agama
18
adalah sebagai hubungan antara makhluk dengan kholiknya, hubungan ini
terwujud dalam sikap batin serta tampak pada ibadah yang dilakukanya,
dan tercermin pula dalam sikap keseharianya.
Maka pendapat di atas dapat diketahui bahwa agama adalah aturan-
aturan yang bersumber dari Allah SWT, yang berfungsi mengatur
kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan Allah maupun
hubungan manusia dengan manusia sendiri dan hubungan manusia dengan
alam semesta untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia. Sedangkan
pengertian Keagamaan adalah suatu fenomena sosial yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan serta manusia
dengan alam sekitar, sesuai dan sejalan ajaran agama Islam berdasarkan
Al-Quran dan Hadis yang mencakup tata keimanan, tata peribadatan dan
tata kaidah atau norma serta agama atau religi, yang mempunyai ciri
umum seperti adanya keyakinan terhadap tuhan dan adanya aturan tentang
perilaku hidup manusia yang terpusat pada persoalan-persoalan yang
dihayati sebagai yang paling maknawi.
Untuk dapat menilai baik atau tidak keagamaan seseorang, dapat
dilihat dari ekspresi keagamaannya, dari itu pula dapat dilihat kematangan
agamanya. Jadi kematangan beragama terlihat dari kemampuan seseoarang
untuk memahami, menghayati, serta mengaplikasikan nilai-nilai luhur
agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang menganut
suatu agama karena menurut keyakinannya agama tersebutlah yang baik
karena itu ia berusaha menjadi penganut yang baik.
19
Dari pengertian karakter dan keagamaan dapat kita simpulkan yaitu
bentuk karakter keagamaan (akhlak mulia) adalah karakter yang
membentuk watak, keperibadian, dan keterampilan dalam mengamalkan
ajaran-ajaran agamanya yang meliputi komponen pengetahuan agama,
kesadaran atau kemauan dan tidakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama
manusia, lingkungan masyarakat dan lainnya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, bahwa manusia
diciptakan dengan dibekali berbagai potensi yang harus ditumbuh
kembangkan, sehingga potensi tersebut sesuai dengan fungsi
diciptakannya manusia itu sendiri yaitu sebagai wakil Allah SWT dalam
rangka untuk memelihara alam ini, sebagaimana firman Allah SWT dalam
surah Al-Baqarah ayat 30:
ا أتجعو قبىئنت إ جبعو ف ٱلسض خيفت
ي إر قبه سبل ىي س قذ ذك سبح بح ح بء سفل ٱىذ ب فسذ ف ب ف
ب ل تعي أعي ىل قبه إ
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi
itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan
darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan
mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: “sesungguhnya aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui”.
Selain itu tujuan diciptakannya manusia adalah untuk mengabdi
dan beribadah kepada Allah selaku Zat yang telah menciptakan manusia
dan alam beserta isi, sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Az-Zariat
ayat 56:
20
س إل ىعبذ ٱل ب خيقت ٱىج
Artinya: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku.
Agar tugas dan tujuan diciptakannya manusia dalam kehidupan
dunia ini terwujud, maka sisi karakter yang ada dalam diri manusia perlu
dikembangkan sehingga akan membentuk suatu sifat dan perilaku, baik
kepada tuhan maupun kepada sesama.
Jadi pembentukan karakter (akhlak), adalah dengan tujuan agar
manusia mampu mewujutkan tugas dan tujuan diciptakannya, oleh karena
itu pendidikan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada para
sahabatnya adalah dengan menanamkan nilai-nilai keimanan sehingga
memancarkan budi pekerti yang luhur.
Di dalam Islam, pembentukan karakter yang baik itu dapat
dibangun melalui internalisasi nama-nama Allah (asma’ al-Husna) dalam
perilaku seseorang. Artinya: untuk membangun karakter yang baik, sejauh
kesanggupannya, manusia meniru perangai dan sifat-sifat ketuhanan,
seperti pengasih, penyayang, pengampun (pemaaf), dan sifat-sifat yang
disukai Tuhan, sabar, jujur, takwa, zuhud, ikhlas beragama, dan
sebagainya. Sumber kebaikan manusia terletak pada kebersihan rohaninya
dan taqarub kepada Tuhan. Karena itu, Al-Ghazali tidak hanya mengupas
kebersihan badan lahir tetapi juga kebersihan ruhani.
Sementara dalam kitabnya, Tahdzib al-Akhlaq, (Ibnu Masykawaih,
1934) menunjukkan fakta-fakta kompleksitas konseptual dalam
pembentukan watak seseorang. Watak yang baik dapat dibentuk melalui
21
tindakan yang benar, terorganisir dan sistematis. Menurutnya, jiwa adalah
abadi dan substansi bebas yang mengendalikan tubuh. Jiwa adalah intisari
berlawanan pada tubuh, sehingga tidak mati karena terlibat dalam satu
gerakan lingkaran dan gerakan abadi, direplikasi olseh organisasi dari
surga. Gerakan ini berlangsung dua arah, baik menuju alasan ke atas dan
akal yang aktif atau terhadap masalah kebawah. Kebahagiaan timbul
melalui gerakan keatas, kemalangan melalui gerakan dalam arah
berlawanan. Menurutnya, kebaikan merupakan penyempurnaan dari aspek
jiwa (yakni, alasan manusia) yang merupakan inti dari kemanusiaan dan
membedakan dari bentuk keberadaan rendah.
Jadi pembentukan karakter adalah merupakan suatu keharusan dan
bahkan menjadi tujuan diselenggarakannya pendidikan. Hal itu pula yang
menjadi tujuan diutusnya Nabi Muhammad ketengah-tengah masyarakat
jahiliyah, sebagaimana sabdanya dalam sebuah Hadist bahwa,
sesungguhnya nabi saw di utus untuk menyempurnakan akhlak.
Masyarakat jahiliyah pada waktu itu memiliki kelemahan seperti,
tidak mampu menghadapi kecendrungan nafsunya yang sering
menjerumuskan dirinya kepada tindakan-tindakan yang tidak terpuji. Hal
itu pula yang menyebabkan masyarakat Jahiliyah penuh dengan
penyimpangan akhlak. Oleh karena itu sasaran pendidikan Rasulullah saw
adalah mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut dalam rangka untuk
memperbaiki watak ataupun akhlak.
22
Adapun langkah pertama yang dilakukan dalam pembetukan
karakter (akhlak) yang dilakukan oleh Rasullah saw, adalah dengan
menanamkan nilai-nilai keimanan kepada shahabatnya dan pendidikan
ibadah dengan materi ayatayat al-Qur‟an yang sedang turun, lalu Nabi
sendiri yang berfungsi sebagai pendidik, bertindak untuk menerangkan dan
menterjemahkan ayat-ayat tersebut, kemudian menambah dengan
pendidikan kemasyarakatan yang selalu bernuansa akhlak al-karimah
(Hidayatullah, 2010: 49).
Pendidikan karakter (akhlak) dalam Islam menekankan penanaman
sikap dan perilaku yang baik pada diri individu, sehingga ia mampu
berbuat baik bagi dirinya dan masyarakatnya. Hubungan individu dengan
masyarakat dalam Islam, merupakan hubungan timbal balik, yang diikat
oleh nilai dan norma etika yang disebut oleh Aminah Ahmad Hasan
dengan istilah „ilqah rūhiyyah khuluqiyah‟ (interaksi yang diikat oleh kode
etik.
Oleh karena itu, untuk membentuk karakter anak dapat dilakukan
dengan berbagai macam pendekatan menurut Hidayatullah (2010: 32),
selain yang dijelaskan di atas, pembentukan karakter dapat dilakukan
dengan sikap sebagai berikut:
1. Keteladanan
Dalam Al-Quran kata teladan diperoyeksikan dengan kata
uswah yang kemudian dibelakangnya diberi kata sifat hasanah yang
23
berarti baik, sehingga terdapat ungkapan uswatun hasanah yang artinya
teladan yang baik.
Keteladanan adalah sebuah sikap dan perilaku yang muncul dari
hati nurani yang paling dalam, sehingga apa yang dilakukan tidak
menyimpang dari kehendak Tuhan dan norma-norma yang ada di
tengah-tengah masyarakat.
Keteladan lebih mengedepankan aspek perilaku dalam bentuk
tindakan nyata dari pada sekedar berbicara tanpa aksi, apalagi didukung
oleh suasana yang memungkinkan anak mampu melakukan apa yang
dilakukan oleh seorang guru.
Oleh karena itu dalam mendidik manusia Allah menggunakan
contoh atau teladan sebagai model terbaik agar mudah diserap dan
diterapkan oleh manusia. Contoh atau teladan diperankan oleh para
Rasul dan nabi Allah, sebagaimana firmanNya:
ا ٱى شجا ٱلل مب ة حست ى أس ف ىن قذ مب
ذ ٱىح ٱىغ ٱلل ه فإ ت ٱلخش Artinya: Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada
teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap
(pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan
barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dialah yang
Maha kaya lagi Maha Terpuji (QS Al-Mumtahanah: 6).
Ayat tersebut menjelaskan pentingnya keteladanan, ssehingga
dalam mendidik manusia Allah menggunakan model yang harus dan
layak dicontoh. Oleh karena itu, dalam membentuk karakter anak
keteladanan merupakan pendekatan pendidikan yang paling ampuh.
24
Misalnya dalam keluarga, orang tua yang diamanahi berupa anak-anak
harus menjadi teladan yang baik, dalam lingkup sekolah maka guru
yang menjadi teladan bagi anak didik dalam segala hal.
Di samping itu, tanpa keteladanan apa yang diajarkan kepada
anak didik hanya akan menjadi teori belaka. Keteladanan memiliki
kontribusi yang sangat besar dalam mendidik karakter. Keteladanan
guru dalam berbagai aktivitasnya akan menjadi cermin siswanya. Oleh
karena itu sosok guru yang bisa diteladani siswa sangat penting.
2. Penanaman kedisiplinan
Amiroeddin Sjarif dalam Hidayatullah (2010: 45) mengatakan
bahwa kedisiplinan pada dasarnya adalah suatu ketaatan yang sungguh-
sungguh yang didukung oleh kesadaran untuk menunaikan tugas dan
kewajiban serta berperilaku sebagaimana mestinya menurut aturan-
aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku dalam suatu
lingkungan tertentu.
Satria Hadi Lubis, dalam bukunya “Saatnya Memperbaiki Diri”
mengatakan bahwa disiplin berarti melakukan sesuatu sesuai dengan
aturan. Baik aturan yang dibuat oleh manusia maupun aturan yang
dibuat oleh Allah dalam bentuk hukum alam (ayat kauniyah) dan
hukum kebenaran (ayat qouliyah). Semua aturan tersebut berperan
besar dalam membentuk karakter (akhlak) individu.
Oleh karena itu, kedisiplinan dalam melaksanakan aturan dalam
lingkungan atau kegiatan yang dilakukan secara rutin itu terdapat nilai-
nilai yang menjadi tolek ukur tentang benar tidaknya suatu yang
25
dilakukan oleh seseorang. Bentuk kedisiplinan yang diberlakukan
adalah merupakan sebuah usaha untuk membentuk karakter individu.
c. Pembiasaan
Anak akan tumbuh dan berkembang sebagaimana lingkungan
yang mengajarinya dan lingkungan tersebut juga yang menjadi
kebiasaan yang dihadapinya setiap hari. Jika lingkungan mengajarinya
dengan kebiasaan berbuat baik, maka kelak anak akan terbiasa berbuat
baik dan sebaliknya jika seorang anak tumbuh dalam lingkungan yang
mengajarinya berbuat kejahatan, kekerasan, maka ia akan tumbuh
menjadi pelaku kekerasan.
Sejalan dengan itu, Ivan Petrovich Pavlov, dalam teori
konditioningn klasiknya menyebutkan bahwa, perubahan tingkah laku
yang dialami oleh seorang anak adalah disebabkan karena pembiasaan
yang diberikan pada anak tersebut, baik kebiasaan dalam lingkungan
keluarga maupun sekolah.
Banyak perilaku yang merupakan hasil pembiasaan yang
berlangsung sejak dini, Oleh karena itu, tanggung jawab orang tua
adalah memberikan lingkungan terbaik bagi pertumbuhan anak-
anaknya, karena kenangan utama bagi anak-anak adalah kepribadian
ayah dan ibunya.
d. Menciptakan manusia yang kondusif
Terciptanya suasanya yang kondusif akan memberikan iklim
yang memungkinkan terbentuknya karakter. Oleh karena itu, berbagai
26
hal yang terkait dengan upaya pembentukan karakter harus
dikondisikan, terutama individu-individu yang ada dilakungan.
e. Intergrasi dan internalisasi
Pendidikan karakter membutuhkan proses internalisasi nilai-
nilai. Untuk itu diperlukan pembiasaan yang bertahap sehingga akan
menimbulkan kesadaran. Nilai-nilai karakter seperti menghargai orang
lain, disiplin, jujur, amanah, sabar dapat diintegrasikan dan
internalisasikan ke dalam seluruh kegiatan.
Dalam mewujudkan pendidikan karakter, tidak dapat dilakukan
tanpa internalisasi nilai-nilai, karena karakter berasal dari nilai tentang
sesuatu. Karakter individu yang dijiwai oleh sila-sila Pancasila,
dikelompokkan dengan dua cara yaitu prinsip empat olah (olah hati,
olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa) dan nilai-nilai kewajiban
terhadap Tuhan yang maha pencipta, terhadap diri sendiri, keluarga,
masyarakat, bangsa dan juga alam lingkungan. Ada 18 karakter bangsa
yang menjadi target sekaligus indikator keberhasilan pendidikan
karakter bagi bangsa meliputi: 1) Religius, 2) Jujur, 3) Toleransi, 4)
Disiplin, 5) Kerja keras, 6) Kreatif, 7) Mandiri, 8) Demokratis, 9) Rasa
ingin tahu, 10) Semagat kebangsaan, 11) Cinta tanah air, 12)
Menghargai prestasi, 13) Bersahabat/Komunikatif, 14) Cinta damai, 15)
Gemar membaca, 16) Peduli lingkungan, 17) Peduli sosial dan 18)
Tanggung jawab (Zaman, 2019: 16).
27
Terintegrasi, karena pendidikan karakter memang tidak dapat
dipisahkan dengan aspek lain dan merupakan landasan dari seluruh
aspek termasuk mata pelajaran. Terinternalisasi, karena pendidikan
karakter harus mewarnai seluruh aspek kehidupan.
Harahap dalam Ensiklopedia Pendidikan menyebutkan bahwa
karakter adalah merupakan sifat yang dapat dikembangkan dan dapat
dipengaruhi oleh faktor endogen dan faktor eksogen seperti alam
sekitar.
3. Moral
a. Pengertian Moral
Kata moral berarti akhlak atau kesusilaan yang mengandung
makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani yang menjadi
pembimbing tingkah laku baku dalam hidup (Rochimah & Zaman,
2018: 7). Moral adalah istilah yang digunakan untuk memberikan
batasan terhadap aktivitas manusia dengan nilai (ketentuan) baik atau
buruk, benar atau salah. Jika dalam kehidupan sehari-hari dikatakan
bahwa orang tersebut bermoral, maka yang dimaksudkan adalah bahwa
orang tersebut tingkah lakunya baik.
Arti moral dari segi bahasa berasal dari bahasa latin, mores yaitu
jamak dari kata mos yang berarti adat kebiasaan. Di dalam Kamus
Umum Bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah penentuan
baik-buruk terhadap perbuatan dan kelakukan. Selanjutnya moral dalam
arti istilah adalah suatu istilah yang digunakan untuk menentukan batas-
28
batas dari sifat, perangai, kehendak, pendapat atau perbuatan yang
secara layak dapat dikatakan benar, salah baik, atau buruk (Nata, 2014:
78).
Moral merupakan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari
sudut pandang baik atau buruk. Moral mengacu pada kehidupan
manusia yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku baik
norma, adat istiadat dan agama.
Mahmud (2003: 32) definisi moral menurut perspektif Islam,
Al-Imam Abu Hamid AlGhozali mengatakan Al-khuluk menunjukkan
suatu sikap jiwa yang melahirkan tindakan-tindakan lahir dengan
mudah tanpa melalui proses berfikir dan pertimbangan teliti. Jika
melahirkan tindakan terpuji menurut penilaian akal dan syara maka
sikap ini disebut moral yang baik (khuluk hasan) dan jika yang
dilahirkan adalah tindakan tercela maka sikap ini disebut moral yang
jelek (khuluk syayiah).
Menurut Islam moral yang baik adalah moral yang dianggap
baik oleh akal dan syariat. Hanya dengan akal saja tidak bisa menilai
baik atau buruknya suatu perbuatan. Karena itu moral yang baik adalah
yang relevan dengan garis syariat dengan mengharap ridho Allah
SWT. Dengan berpegang teguh pada akhlak yang baik, individu akan
terpelihara hidupnya di dunia dan akhirat.
Nilai moral bertujuan untuk menghargai dan menghormati
manusia sebagai manusia serta memperlakukan manusia sebagai
29
manusia merupakan kewajiban manusiawi setiap manusia (Zaman &
Rochimah, 2019: 21).
Jadi dari berbagai pengertian moral, dapat dilihat bahwa moral
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia yang
berhubungan dengan baik buruknya terhadap tingkah laku manusia.
Tingkah laku ini mendasarkan diri pada norma-norma yang berlaku
dalam masyarakat (adat istiadat, kebiasaan). Seseorang dikatakan
bermoral, jika orang tersebut bertingkah laku sesuai dengan norma-
norma yang terdapat dalam masyarakat, baik itu norma agama, norma
hukum, sosial dan sebagainya.
b. Pembinaan Moral
Pembinaan adalah proses membimbing potensi dasar manusia
melalui pengajaran dan pelatihan agar dapat bertanggung jawab sebagai
makhluk individu dan sosial di masyarakat (Zaman, 2017: 7). Berbicara
masalah pembentukan atau pembinaan moral pada diri remaja adalah
identik dengan masalah tujuan pembinaan yang diinginkan dalam
Islam. Karena ada beberapa para ahli pembinaan yang mengatakan
bahwa tujuan pembinaan adalah pembentukan moral, yang dilakukan
melalui berbagai proses pembinaan secara bertahap. Dalam hal ini
pembinaan budi pekerti dan moral adalah jiwa dan tujuan pembinaan
Islam (Al-Abrosyi, 1974 : 15). Atau tujuan utama pembinaan Islam
adalah identik dengan tujuan hidup setiap muslim, yaitu untuk menjadi
hamba Allah yang percaya dan menyerahkan diri kepada-Nya.
30
Meskipun pembentukan dan pembinaan moral adalah sama dengan
tujuan pembinaan dan tujuan hidup setiap muslim, ada sebagian ahli
yang berpendapat bahwa moral tidak perlu dibentuk atau dibina, karena
merupakan “gharizah” yang dibawa oleh manusia sejak lahir.
Sementara pandangan yang lain mengatakan bahwa moral adalah hasil
dari pembinaan, latihan, pembinaan dan perjuangan yang sungguh-
sungguh, sehingga harus dibentuk.
Moral adalah realitas dari kepribadian pada umumnya bukan
hasil dari perkembangan pribadi semata, namun moral merupakan
tindakan atau tingkah laku seseorang. Moral tidaklah bisa dipisahkan
dari kehidupan beragama. Di dalam agama Islam perkataan moral
sangat identik dengan moral. Di mana kata „moral‟ berasal dari bahasa
Arab jama‟ dari khulqun‟ yang berarti budi pekerti.
Pembinaan moral merupakan hal yang sangat penting dalam
kehidupan remaja dewasa ini. Sebelum remaja dapat berfikir secara
logis dan memahami hal-hal yang abstrak serta belum sanggup
menentukan mana yang baik dan buruk, mana yang benar dan salah,
contoh-contoh latihan dan pmbiasaan dalam pribadi remaja. Al.Ghazali
mengatakan remaja yang dibiasakan untuk mengamalkan segala sesuatu
yang baik di berikan pembinaan kearah itu pasti ia akan tumbuh diatas
kebaikan dan akibat positif ia akan selamat dunia dan akhirat (Hamdani
Ihsan, Fuad Ihsan, 2001: 240).
31
Pembinaan moral yang merupakan bagian dari pembinaan
umum dilembaga manapun harus bersifat mendasar dan menyeluruh,
sehingga mencapai sasaran yang diharapkan yakni terbentuknya pribadi
manusia yang insan kamil. Dengan kata lain memiliki karakteristik
yang seimbang antara aspek dunia dengan aspek ukhrawy (tawazun)
(Ahmad Tafsir, 2004: 311).
Dan yang menjadi dasar pembinaan dan
penyusian moral adalah kebaikan moral itu sendiri. Sebagaimana telah
menjadi sifat para Nabi dan menjadi perbuatan para ahli siddiq, karena
merupakan separuhnya Agama.
Fokus di dalam pembinaan moral adalah pembentukan mental
remaja atau remaja agar tidak mengalami penyimpangan. Dengan
demikian akan mencegah terjadinya kenakalan remaja, sehingga
menimbulkan perilaku menyimpang, sebab pembinaan moral berarti
seorang remaja atau remaja dituntun agar lebih memiliki rasa tanggung
jawab.
Terkait dengan moralitas atau moral manusia, al-Ghazali
membuat pembedaan dengan menempatkan manusia pada empat
tingkatan. Pertama, terdiri dari orang-orang yang lengah, yang tidak
dapat membedakan kebenaran dengan yang palsu, atau antara yang baik
dengan yang buruk. Nafsu jasmani kelompok ini bertambah kuat,
karena tidak memperturutkannya. Kedua, terdiri dari orang yang tahu
betul tentang keburukan dari tingkah laku yang buruk, tetapi tidak
menjauhkan diri dari perbuatan itu. Mereka tidak dapat meninggalkan
32
perbuatan itu disebabkan adanya kenikmatan yang dirasakan dari
perbuatana itu. Ketiga, orang-orang yang merasa bahwa perbuatan
buruk yang dilakukannya adalah sebagai perbuatan yang benar dan
baik. Pembenaran yang demikian dapat berasal dari adanya kesepakatan
kolektif yang berupa adat kebiasaan suatu masyarakat. Dengan
demikian orang-orang ini melakukan perbuatan tercelanya dengan
leluasa dan tanpa merasa berdosa. Keempat, orang-orang yang dengan
sengaja melakukan perbuatan buruk atas dasar keyakinannya (M. Abul
Quasem, 1988: 92).
Al-Ghazali menawarkan dua metode yang dapat digunakan
untuk mengubah perangai atau tingkah laku manusia sehingga
melahirkan moral yang baik. Pertama, metode mujahadah (menahan
diri) dan riyadhah (melatih diri). Seseorang harus berusaha tuak untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang bersumberkan pada moral yang
baik, sehingga hal itu menjadi kebiasaan dan sebagai sesuatu yang
menyenangkan. Sesuatu perbuatan dikatakan menjadi adat dan
kebiasaan jika seseorang merasa senang ketika melakukannya. Metode
pembiasaan (i’tiyad) ini dipandang sebagai cara yang paling efektif
untuk mencapai sifat jiwa yang baik. Kedua, metode pertemanan atau
pergaulan. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia memiliki
tabiat meniru. Jika seseorang bergaul dengan orang-orang yang saleh
dan baik, dengan tidak sadar akan menumbuhkan dalam dirinya sendiri
kebaikan-kebaikan dari orang yang saleh tersebut. Begitu sebaliknya
33
yang akan terjadi apabila seseorang bergaul dengan orang-orang yang
memiliki tingkah laku yang buruk (M. Abul Quasem, 1988: 92).
c. Metode Pembinaan Moral
Ada beberapa metode pembinaan moral dalam menerapak
akhlak yang baik, yaitu:
1. Metode Keteladanan
Pembinaan moral dengan cara keteladanan ini telah dilakukan
oleh Rasulullah saw. sebagai misi utamanya dalam
menyempurnakan moral mulia, sebagaimana firman Allah dalam
Q.S: Al-Ahzab:21:
شجا ٱلل مب ة حست ى ف سسه ٱلل أس ىن ىقذ مب
رمش ٱلل مثشا ٱلخش ٱى
Artinya: Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS AL-Ahzab: 21).
2. Metode Pembiasaan
Pendekatan pembiasaan adalah memberikan kesempatan
kepada remaja untuk senantiasa melakukan hal-hal yang baik dan
menjauhi hal-hal yang kurang baik dalam rangka membentuk
moralul karimah (Depag, 1996: 3). Apabila remaja dibiasakan dan
diajarkan dengan kebaikan, maka ia akan tumbuh dalam kebaikan
pula. Tapi jika dibiasakan dengan kejelekan dan dibiarkan sebagai
mana binatang ternak, niscaya akan menjadi jahat dan binasa.
34
3. Metode Nasihat
Melalui metode nasihat, seorang guru dapat mengarahkan
anak didiknya. Nasihat disini dapat berupa sebuah tausiyah atau
dalam bentuk teguran. Aplikasi metode nasihat diantaranya adalah
nasehat dengan argumen logika, nasehat tentang amal ma‟ruf nahi
mungkar, amal ibadah, dan lain-lain.
4. Metode Cerita
Metode kisah mempunyai beberapa keistimewaan yang
membuatnya mempunyai dampak psikologis dan edukatif yang
sempurna. Selain itu metode ini dapat melahirkan kehangatan
perasaan dan vitalitas serta aktivitas di dalam jiwa, yang kemudian
memotivasi manusia untuk mengubah perilakunya dan
memperbarui tekadnya dengan mengambil pelajaran dari kisah
tersebut (Abdurrahman an-Nahlawi, 1997: 332).
d. Tujuan Pembinaan Moral
Poerwodarminto dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mendefinisikan pembinaan sebagai suatu pembangunan. Dijelaskan
pula oleh S.Hidayat dalam bukunya ”Pola Pembinaan Generasi Muda”
bahwa pembinan berarti: segala usaha yang berupa kegiatan yang
berhubungan dengan penyuluhan, pelaksanaan, pengarahan,
pengembangan dan pengendalian atas segala kemampuan atau sifat dan
pandangan hidup atas sasaran yang dituju. Sedangkan kata moral
35
berasal dari bahasa latin yaitu mores, dari suku kata mos yang artinya
adat istiadat, kelakuan, tabiat, watak dan akhlak.
Menurut Zakiyah Daradjat moral adalah: kelakuan yang sesuai
dengan ukuran-ukuran atau nilai-nilai masyarakat, yang timbul dari hati
dan bukan paksaan dari luar yang kemudian disertai pula oleh rasa
tanggung jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut. Tindakan itu
haruslah mendahulukan kepentingan umum dari pada
keinginan/kepentingan pribadi. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, kata moral memiliki arti:
1. Ajaran baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan, sikap,
kewajiban, akhlak, budi pekerti dan susila.
2. Kondisi mental yang membuat orang tetap berani, bersemangat,
bergairah, berdisiplin dan sebagainya, isi hati atau keadaan
sebagimana terungkap dalam perbuatan.
3. Ajaran susila yang dapat diukur dari suatu cerita. Menurut Amin
Suyitno yang dikemukakan kembali oleh Soenarjati Cholisin, Moral
diartikan sebagai kebiasaan dalam bertingkah laku yang baik, yang
susila. Purwa Hadiwardoyo (1990: 15) memperkuat pendapat
tersebut dengan menyatakan: “Moral menyangkut kebaikan. Orang
yang tidak baik juga disebut sebagai orang yang tidak bermoral, atau
sekurang-kurangnya sebagai orang yang kurang bermoral. Maka
secara sederhana mungkin dapat menyamakan moral dengan
kebaikan orang atau kebaikan manusia.”
36
Berbagai pendapat tersebut meskipun berbeda rumusannya,
namun memiliki kesamaan arti. Moral disepakati sebagai sesuatu yang
berkaitan atau ada hubungannya dengan jiwa yang baik, benar salah
atau baik buruknya perbuatan yang berhubungan dengan batin. Ukuran
penentuannya adalah berdasarkan tingkah laku yang diterima oleh
masyarakat.
Dengan demikian pembinaan moral merupakan suatu tindakan
untuk mendidik, membina, membangun watak, akhlak serta perilaku
seseorang agar orang yang bersangkutan terbiasa mengenal, memahami
dan menghayati sifat-sifat baik atau aturan-aturan moral yang kemudian
disebut dengan internalisasi nilai-nilai moral pada diri seseorang.
Oleh karena itu betapa pentingnya pembinaan moral bagi
seseorang dalam rangka membentuk dan mewujudkan perilaku yang
baik yang menjunjung nilai-nilai moral. Adapun proses pembinaan
moral dapat terjadi melalui proses pendidikan dan proses pembinaan
kembali. Pembinaan moral tersebut dapat berupa pemberian contoh atau
keteladanan mengenai nilai-nilai moral.
4. Karang Taruna
a. Pengertian Karang Taruna
Karang Taruna adalah suatu organisasi kepemudaan yang ada di
Indonesia dan merupakan sebuah wadah tempat pengembangan jiwa
sosial generasi muda, Karang Taruna tumbuh atas kesadaran dan rasa
tanggung jawab sosial dari masyarakat dan untuk masyarakat itu sendiri
37
khususnya generasi muda yang ada di suatu wilayah desa, kelurahan
atau komunitas sosial yang sederajat, terutama bergerak pada bidang–
bidang kesejahteraan sosial (Wenti, 2013: 391).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 77 Tahun 2010 tentang
Pedoman Dasar Karang Taruna, Karang Taruna merupakan salah satu
organisasi sosial kemasyarakatan yang diakui keberadaannya dalam
penyelenggaraan kesejahteraan sosial sebagaimana tercantum dalam
Pasal 38 ayat (2) huruf d, Bab VII tentang Peran Masyarakat Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Dengan
perkembangan Karang Taruna yang semakin berperan di dalam
masyarakat dan untuk lebih meningkatkan efektivitas kegiatannya,
perlu dilakukan penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Sosial RI
Nomor 83/HUK/2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna.
Sedangkan menurut Agus Riyadi (2003: 9), Karang Taruna
adalah organisasi non pemerintah dalam arti organisasi kemasyarakatan
yang memiliki misi untuk dapat membina dan mengembangkan potensi
pemuda sehingga dapat tercipta pemuda yang memiliki potensi,
kepribadian yang baik serta tanggap terhadap masalah-masalah sosial
yang tumbuh dalam masyarakat dimana mereka berada.
Menurut Endro Winarno (2011: 3) Karang Taruna merupakan
organisasi sosial wahana pengembangan generasi muda yang tumbuh
dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggungjawab sosial dari,
oleh, untuk masyarakat di wilayah desa atau kelurahan atau komunitas
38
adat sederajat yang bergerak terutama di bidang usaha kesejahteraan
sosial. Dan dapat diartikan Karang Taruna adalah organisasi sosial
wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang
atas dasar kesadaran dan tanggungjawab social dari, oleh, dan untuk
masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa atau kelurahan atau
komunitas adat sederajat dan berkembang di bidang usaha
kesejahteraan sosial dan bidangbidang yang berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan sosial.
Dari kedua penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan karang
taruna merupakan sebuah organisasi sosial sebagai wahana
mengembangkan pemuda atas dasar kesadaran dan tanggungjawab
sosial yang dilaksanakan dan bertujuan pada masyarakat itu sendiri
dalam lingkup masyarakat desa atau komunitas adat yang bergerak
dibidang kesejahteraan sosial.
Anggota Karang Taruna yang selanjutnya disebut Warga
Karang Taruna adalah setiap anggota masyarakat yang berusia 13 (tiga
belas) tahun sampai dengan 45 (empat puluh lima) tahun yang berada di
desa atau kelurahan. Forum Pengurus Karang Taruna adalah wadah
atau sarana kerjasama Pengurus Karang Taruna dalam melakukan
komunikasi, informasi, koordinasi, konsolidasi, dan kolaborasi sebagai
jejaring sosial Pengurus Karang Taruna Kecamatan, Kabupaten,
Provinsi dan Nasional (Depsos RI, 2010: 2).
39
Dengan demikian maka pemuda yang berusia 13 sampai 45
tahun secara otomatis terdaftar sebagai Anggota Karang Taruna di desa
atau kelurahannya. Dan juga Forum Pengurus Karang Taruna berfungsi
sebagai sarana jejaring sosial Pengurus Karang Taruna yang lebih
tinggi dari tingkat desa, seperti halnya kecamatan, kabupaten, provinsi,
dan nasional.
Maka dapat disimpulkan bahwa Karang Taruna adalah
organisasi sosial kemasyarakatan sebagai wadah dan sarana
pengembangan setiap anggota masyarakat yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial dari, oleh
dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/
kelurahan atau komunitas adat sederajat terutama bergerak di bidang
Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial.
b. Asas dan Tujuan Karang Taruna
Menurut Peraturan Menteri Sosial RI dalam Depsos RI (2010:
3), menyebutkan bahwa;
Karang Taruna berasaskan Pancasila dan Undang-Undang 1945.
Karang Taruna bertujuan untuk mewujudkan:
1. Pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota masyarakat yang
berkualitas, terampil, cerdas, inovatif, berkarakter serta memiliki
kesadaran dan tanggungjawab sosial dalam mencegah, menangkal,
menanggudan mengantisipasi berbagai masalah kesejahteraan sosial,
khususnya generasi muda;
2. Kualitas kesejahteraan sosial setiap anggota masyarakat terutama
generasi muda di desa atau kelurahan secara terpadu, terarah,
menyeluruh serta berkelanjutan;
3. Pengembangan usaha menuju kemandirian setiap anggota
masyarakat terutama generasi muda; dan
4. Pengembangan kemitraan yang menjamin peningkatan kemampuan
dan potensi generasi muda secara terarah dan berkesinambungan.
40
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa asas
karang taruna berdasarkan 5 nilai-nilai luhur dalam pancasila dan juga
telah tertuang dalam Undang-undang 1945. Tujuan karang taruna
adalah menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas baik,
produktif, dan mampu mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial
generasi muda. Kualitas SDM guna kesejahteraan sosial dapat terpadu
dan terarah sehingga mampu berkesinambungan dan berkelanjutan
untuk meningkatkan potensi dan kemampuan pemuda.
c. Tugas dan Fungsi Karang Taruna
Peraturan Menteri Sosial RI pasal 5 dalam Depsos RI (2010: 4)
menyebutkan bahwa:
“Karang Taruna memiliki tugas pokok secara bersama-sama dengan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten atau Kota
serta masyarakat lainnya menyelenggarakan pembinaan generasi muda
dan kesejahteraan sosial.”
Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tugas pokok Karang
Taruna adalah menyelenggarakan pembinaan generasi muda dalam
usaha kesejahteraan sosial dengan bekerjasama dengan pemerintah baik
Pemerintah Desa, Kecamatan, Kabupaten atau Kota, Provinsi, dan
Nasional.
Tugas pokok Karang Taruna diatas diperkuat lagi pada Pasal 6
Peraturan Menteri Sosial RI dalam Depsos RI (2010: 4) yaitu:
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5, Karang Taruna mempunyai fungsi:
1. Mencegah timbulnya masalah kesejahteraan sosial, khususnya
generasi muda.
41
2. Menyelenggarakan kesejahteraan sosial meliputi rehabilitasi,
perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial dan diklat
setiap anggota masyarakat terutama generasi muda.
3. Meningkatkan Usaha Ekonomi Produktif.
4. Menumbuhkan, memperkuat dan memelihara kesadaran dan
tanggungjawab social setiap anggota masyarakat terutama generasi
muda untuk berperan secara aktif dalam penyelenggaraan
kesejahteraan sosial.
5. Menumbuhkan, memperkuat, dan memelihara kearifan local.
6. Memelihara dan memperkuat semangat kebangsaan, Bhineka
Tunggal Ika dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tugas dan
fungsi Karang Taruna adalah untuk mencegah masalah kesejahteraan
sosial pada generasi muda, menyelenggarakan usaha kesejahteraan
sosial khususnya bagi pemuda (membentuk karakter, meningkatkan
ekonomi), memperkuat dan memelihara kesadaran dan tanggungjawab
sosial bagi kaum muda, serta memelihara kearifan lokal dan menjaga
keutuhan NKRI.
B. Kajian Pustaka
1. Skripsi yang disusun oleh Marfuah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2006 “Pembinaan Akhlak Remaja Melalui Majelis Taklim Al-Barkah
(Studi Kasus Majelis Taklim Remaja Masjid Jami‟ Al-Barkah Duren–
Sawit Jakarta Timur)”. Dalam skripsi ini membahas tentang Majelis
Taklim Remaja Masjid Jami‟ Al-Barkah telah berperan serta dalam
memberikan peningkatan akhlak terhadap remaja dengan melakukan
pembinaan akhlak secara luas yang dilaksanakan dengan menciptakan
suatu kegiatan yang kondusif bagi remaja dalam setiap kegiatan diwarnai
42
oleh nilai-nilai akhlak sebagai benteng penanaman penanaman akhlak-
akhlak mulia sehingga remaja dapat terhindar dari segala persoalan yang
berdampak buruk dan mempunyai bekal untuk hari kedepannya, dan
pembinaan akhlak secara khusus dilaksanakan untuk membantu para
remaja agar mampu menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan
kehidupan, dengan meningkatkan iman dan taqwa agar dapat mencontoh
suri tauladan Rasulullah SAW.
2. Penelitian yang dilaksanakan oleh Badrus Zaman pada tahun 2019,
berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: Pendidikan
Akhlak pada anak jalanan di lembaga PPAP Seroja Surakarta
menggunakan model pendidikan Akhlak dengan Model pendidikan non
formal (TPA) yaitu dengan mengajarkan baca tulis al-Qur‟an untuk
memahami lebih lanjut isi kandungan ayat yang terdapat di dalam al-
Qur‟an. Model konseling yaitu dengan memberikan pendampingan dan
pengawasan bagi anak jalanan. model keteladanan yaitu dengan memberi
contoh kepada anak jalanan dalam berakhlak mulia. Model ketrampilan
yaitu dengan mengajar anak jalanan berbagai ketrampilan untuk
berwirausaha. Faktor yang mempengaruhi sulitnya penerapan pendidikan
Akhlak di lembaga PPAP Seroja Surakarta yaitu: faktor anak jalanan yang
belum memiliki kesadaran untuk mengikuti pendidikan Akhlak, Tentor
yang kurang berkompeten, Sarana dan prasarana yang kurang mendukung,
dan lingkungan keluarga yang cenderung pasif dan jauh dari akhlak mulia.
Faktor pendorong yaitu kepedulian lembaga dan tentor terhadap
pendidikan akhlak anak jalanan, motivasi anak jalanan yang ingin berubah
43
menjadi lebih baik, dan adanya rumah singgah yang bisa menjadi tempat
berlindung dan juga bisa mengajarkan berbagai nilai-nilai akhlak dan
keterampilan kepada anak jalanan.
3. Penelitian yang dilaksanakan oleh Krishnayani Winata pada tahun 1991
mengenai Mekanisme Karang Taruna dalam Mengembangkan
Kesejahteraan Sosial Generasi Muda: Studi Tentang Peran Pengurus,
Forum Komunikasi, dan Pembina Dalam Mengoptimalkan Fungsi Karang
Taruna di Kotamadya Bandung. Hasil penelitian ini mengemukakan
bahwa: pengurus, tim pelaksana Forum Komunikasi Karang Taruna, dan
Pembina merupakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran; a.
Pengurus memegang peranan sebagai pendidik dan berfungsi sebagai
perancang dan pengelola proses belajar. b. FKKT berfungsi sebagai peer-
group sehingga para pengurus karang taruna dapat berbagi pengalaman
dan masalah sehingga mampu memperkaya wawasan dan mempertajam
pemikiran mereka dalam upaya meningkatkan kualitas kerjanya. c.
Pembina berfungsi sebagai counselor atau pembimbing yang diharapkan
mampu membantu pengurus karang taruna maupun tim pelaksana FKKT
dalam mengoptimalkan kerja mereka.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian dapat didefinisikan sebagai upaya mencari jawaban yang
benar atas suatu masalah berdasarkan lagika dan didukung oleh fakta empirik.
Dapat pula dikatakan bahwa penelitian adalah kegiatan yang dilakukan secara
sistematis melalui proses pengumpulan data, pengolah data, serta menarik
kesimpulan berdasarkan data menggunakan metode dan teknik tertentu
(Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 5).
Dalam melakukan penelitian banyak pendekatan penelitian yang dapat
digunakan untuk membantu mengumpulkan data yang diperlukan. Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik,
dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah (Lexy J. Moleong, 2011: 6).
Menurut Sugiyono (2010: 15), metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan
45
sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball, teknik
pengumpulan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
daripada generalisasi.
Penelitian kualitatif adalah penelitian untuk menjawab permasalahan
yang memerlukan pemahaman secara mendalam dalam konteks waktu dan
situasi yang bersangkutan, dilakukan secara wajar dan alami sesuai dengan
kondisi objektif dilapangan tanpa adanya manipulasi, serta jenis data yang
dikumpulkan terutama data kualitatif. Proses penelitian yang dimaksud antara
lain melakukan pengamatan terhadap orang dalam kehidupannya sehari-hari,
berinteraksi dengan mereka, dan berupaya memahami bahasa dan tafsiran
mereka tentang dunia sekitarnya. Untuk itu peneliti harus terjun ke lapangan
dengan waktu cukup lama (Zainal Arifin, 2012: 29).
Tujuan utama penelitian kualitatif adalah untuk menggambarkan (to
describe), memahami (to understand), dan menjelaskan (to explain) tentang
suatu fenomena yang unik secara mendalam dan lengkap dengan prosedur
dan teknik yang khusus sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif,
sehingga menghasilkan sebuah teori yang grounded, yaitu teori yang
dibangun berdasarkan data, yang diperoleh selama penelitian berlangsung.
Alasan dipilihnya pendekatan ini adalah karena penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena yang terjadi, dan
berusaha memaparkan data sebagaimana adanya tentang implementasi
karakter keagamaan dalam pembinaan moral Karang Taruna Desa
46
Banyukuning Kecamatan Bandungan, data yang dihasilkan dari penelitian ini
berupa data deskriptif yang bersumber dari hasil wawancara, observasi,
maupun dokumentasi. Penelitian ini mendeskripsikan kenyataan di lapangan
mengenai Implementasi Karakter Keagamaan dalam Pembinaan Moral
Karang Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2019/2010.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Desa Banyukuning Kecamatan
Bandungan Kabupaten Semarang. Dengan subjek peneliti ini adalah
pengurus Karang Taruna Desa Banyukuning dan anggota Karang Taruna
Desa Banyukuning. Adapun waktu penelitian, peneliti mengagendakan
dimulai dari bulan November hingga penelitian ini dianggap sudah selesai.
C. Sumber Data
Menurut Lofland dalam Moleong (2009: 157) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah
data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data yang
digunakan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Sumber data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpulan data (Sugiono, 2008: 62). Data didapatkan melalui
pengukuran-pengukuran tertentu, untuk digunakan landasan dalam
menyusun argumentasi logis menjadi fakta. Sumber data primer yang
peneliti dapatkan berasal dari pengurus Karang Taruna Desa Banyukuning,
47
baik data berupa ucapan, tulisan, maupun hasil observasi saat kegiatan
berlangsung.
2. Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh lewat pihak lain, dan data
tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek peneliti (Azwar, 2010:
91). Data sekunder penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara pengurus
Karang Taruna Desa Banyukuning dan biasanya berwujut data
dokumentasi atau laporan yang telah tersedia, dan diperkuat peneliti
mengambil dari buku-buku atau dokumentasi yang berhubungan dengan
penelitian ini.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode atau teknik
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujutkan dalam benda, tetapi
hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui: Angket, Wawancara,
Pengamatan, Dokumentasi, dan lainnya.
Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam penelitian ini adalah
dilakukan pada natural setting (kondisi yang alamiah) dengan sumber data
primer, yang sumber data langsung memberikan data kepada pengumpulan
data. Dan melalui observasi non partisipatif (nonparticipatory observation)
yaitu peneliti melakukan penelitian terhadap apa yang dilakukan oleh sumber
data dan tidak ikut melakukan apa yang dilakukan oleh sumber data.
48
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Wawancara (interview)
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui percakapan tanya-jawab, baik langsung maupun tidak langsung
dengan responden untuk mencapai tujuan tertentu. Pengertian wawancara
langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara
pewawancara (interviewer) dan orang yang diwawancarai (interviewee)
tanpa melalui perantara. Sedangkan wawancara tidak langsung artinya
pewawancara menanyakan sesuatu kepada responden melalui perantara,
seperti angket. Tujuan wawancara adalah untuk memperoleh informasi
secara langsung, menyelami dunia pikiran dan perasaan seseorang,
membuat suatu kontruksi “sekarang dan disini” mengenai orang,
merekonstruksi kejadian dan pengalaman yang telah lalu, dan
memproyeksikan suatu kemungkinan yang diharapkan akan terjadi dimasa
mendatang serta untuk mempengaruhi situasi atau orang tertentu (Zainal
Arifin, 2012: 233).
Penelitian ini menggunakan wawancara terstrukstur sebagai teknik
pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu
dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan
instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawabannya pun telah disiapkan.
49
Penggunaan metode wawancara ini adalah untuk memperoleh data
dalam penelitian secara akurat. Wawancara akan ditujukan kepada pihak-
pihak yang dinilai mengetahui tentang program Karang Taruna Desa
Banyukuning.
2. Pengamatan Lapangan (Observasi)
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis, objektif
dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik dalam situasi yang
sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.
Teknik observasi sering digunakan dalam penelitian kualitatif karena
memiliki tujuan utama yaitu: a. untuk mengumpulkan data dan informasi
mengenai suatu fenomena, baik yang berupa peristiwa maupun tindakan,
baik dalam situasi yang sesungguhnya maupun dalam situasi buatan, b.
untuk mengukur perilaku, tindakan dan proses atau kegiatan yang sedang
dilakukan, interaksi antara responden dan lingkungan, dan faktor-faktor
yang dapat diamati lainnya, terutama kecakapan sosial (social skills)
(Zainal Arifin, 2012: 231).
Menurut Sutrisno Hadi (1986) dalam bukunya Sugiyono (2010:
203) mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang
kompleks, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan
dan ingatan.
50
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila
penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala
alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Dari segi proses
pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu:
Teknik observasi yang akan diterapkan peneliti pada penelitian ini
adalah observasi non participant (tidak berperanserta). Observasi ini
peneliti tidak terlibat secara langsung dengan aktivitas orang (sumber data)
sehari-hari, tetapi hanya sebagai pengamat independen. Observasi akan
dilakukan terhadap Karang Taruna Desa Banyukuning, peneliti mengamati
keadaan tempat atau kelembagaan organisasi, struktur organisasi, dan
program yang dilaksanakan oleh organisasi Karang Taruna Desa
Banyukuning. Tujuan dari observasi ini juga sebagai usaha peneliti untuk
mendapatkan informasi mengenai implementasi karakter keagamaan
dalam pembinaan moral Karang Taruna Desa Banyukuning.
3. Studi Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Menurut Zainal Arifin (2012: 243) Studi dokumentasi
adalah teknik untuk mempelajari dan menganalisis bahan-bahan tertulis
kantor atau sekolah (instansi atau lembaga), seperti: program tahunan,
program bulanan, program mingguan, Rencana Pelaksanaan Program atau
Pembelajaran, dll. Untuk menguji kredibilitas data penelitian yang sudah
51
diperoleh melalui studi dokumentasi ini, peneliti perlu mengkonfirmasikan
dengan sumber-sumber lain yang relevan guna memperoleh tanggapan,
jika perlu melengkapi dan menguranginya.
Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan memperoleh informasi dari
bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden
atau tempat, dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan
sehari-hari. Sumber dokumen yang ada pada umumnya dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu dokumentasi resmi, termasuk surat keputusan,
surat instruksi, dan surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh kantor atau
organisasi yang bersangkutan dan sumber dokumentasi tidak resmi yang
mungkin berupa surat nota, surat pribadi yang memberikan informasi kuat
terhadap suatu kejadian (Hamid Darmadi, 2011: 266).
Menurut Lincoln dan Guba (1985) dalam bukunya Zainal Arifin
(2012: 243) ada beberapa alasan penggunaan studi dokumentasi dalam
penelitian, antara lain: a. dokumen dan catatan ini selalu dapat digunakan
terutama karena mudah diperoleh dan relatif murah, b. merupakan
informasi yang mantap, baik dalam pengertian merefleksikan situasi secara
akurat maupun analisis ulang tanpa melalui perubahan didalamnya, c.
dokumen dan catatan merupakan sumber informasi yang kaya, d.
keduanya merupakan sumber resmi yang tidak dapat disangkal, yang
menggambarkan pernyataan formal, dan e. tidak seperti pada sumber
manusia, baik dokumen maupun catatan nonreaktif, tidak memberi
reaksi/respon atas perlakuan peneliti.
52
Dokumentasi diperlukan bagi peneliti guna memperkaya data yang
didapat, sehingga data yang diperoleh dari implementasi karakter
keagamaan dalam pembinaan moral Karang Taruna Desa Banyukuning
lebih dapat dipertanggunggjawabkan keabsahan datanya.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2010: 148) mengemukakan bahwa instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Berdasarkan pada teknik yang digunakan pada penelitian ini,
maka peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan alat penelitian:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi ini dalam proses pengumpulan data berfungsi
untuk mencatat peristiwa, situasi, kondisi, dan hal-hal yang berguna
dalam penelitian. Hasilnya yaitu informasi yang berupa catatan harian,
daftar checklist dan lembar kemungkinan.
2. Lembar Wawancara
Lembar wawancara dalam penelitian ini berisikan
pertanyaanpertanyaan yang sifatnya terbuka agar responden memberikan
informasi sebanyak mungkin dari pertanyaan yang diajukan peneliti.
Lembar wawancara ini merupakan pedoman utama dalam pengumpulan
data dari responden yang digunakan sebagai bahan analisis dari informasi
bersifat umum ke informasi bersifat khusus.
53
3. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumenntasi digunakan untuk menggali informasi
subyek yang telah tertatat sebelumnya. Hal ini dapat berupa catatan
tertulis, foto, surat-surat, dan lain sebagainya.
F. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif.
Menurut Patton dalam Ibrahim (2015: 105), analisis data kualitatif adalah
suatu proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu
pola, katagori, dan satuan uraian dasar, hingga proses penafsiran.
Analisis data dalam penelitian kualitatif, menurut Miles dan
Huberman analisis dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan
setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Ketika wawancara, peneliti
sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban
yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
data yang dianggap kredibel. Mille dan Huberman (1984) mengemukakan
bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga data yang
didapatkan sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reductaion,
data display, dan conclusion drawing/verification.
54
Langkah-langkah analisis data menurut Miles dan Huberman (1984),
adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Dalam teknik analisis data yang dilakukan pertama ialah
pengumpulan data. Dengan mengumpulkan data di lokasi penelitian, yang
dilakukan di Karang Taruna Desa Banyukuning seperti observasi,
wawancara dan dokumentasi.
2. Data Reduction (Reduksi Data)
Reduksi data merupakan merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
hal itu data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas,
sehingga mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencarinya jika diperlukan. Mereduksi data dapat dibantu
dengan peralatan elektronik seperti computer mini, dengan memberikan
kode pada aspek-aspek tertentu.
3. Data Display (Penyajian Data)
Langkah selanjutnya setelah mereduksi data ialah mendisplaykan
data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya dalam penelitian
kualitatif. Miles dan Huberman (1984) dalam hal ini menyatakan “the
most frequent form of display data for qualitative research data in the past
has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan
data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.
55
4. Verification (Kesimpulan)
Menurut Miles dan Huberman langkah ke tiga dalam analisis data
kualitatif ialah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal
yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi jika kesimpulan pada tahap awal, didukung oleh
bukti-bukti valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan
mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya
masing remang-remang atau gelap, sehingga setelah diteliti menjadi jelas
(Sugiyono, 2016: 249-252).
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah
merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih
remangremang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
Berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian yaitu
analisis data secara kualitatif. Analisa data secara kualitatif digunakan
untuk menjaring data tentang peran pemimpin masyarakat serta faktor
pendukung dan penghambat program kerja Karang Taruna Desa
Banyukuning.
56
G. Tahap-Tahap Penelitian
Menurut Moleong (2009: 127) tahap penelitian secara umum terdiri
dari empat tahap yang meliputi tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan,
dan tahap analisis data. Dalam penelitian ini tahapan yang ditempuh sebagai
berikut:
1. Tahap Pra Lapangan
Dalam kegiatan ini meliputi, kegiatan menyusun rancangan
penelitian dalam bentuk proposal, penyesuaian paradigma dengan teori,
memilih lapangan penelitian, kegiatan penentuan fokus penelitian,
konsultasi proposal penelitian, observasi di lapangan sekaligus mengurus
perizinan dengan pihak Desa, menyiapkan perlengkapan penelitian.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Dalam kegiatan ini peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang
berkaitan dengan implementasi pendidikan agama Islam dalam pembinaan
moral Karang Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang.
3. Tahap Analisis Data
Pada tahapan ini peneliti melakukan analisis data yang diperoleh
dari hasil observasi, wawancara, maupun dokumentasi mendalam dengan
pihak Desa. Kemudian dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks
permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan pengecekan keabsahan
data dengan teknik triangulasi yaitu sebuah teknik pemeriksaan yang
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.
57
4. Tahap Penulisan Laporan
Kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian
kegiatan pengumpulan data hingga pemberian makna data, kemudian
melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan
perbaikan maupun saran-saran demi kesempurnaan skripsi. Langkah
terakhir melakukan pengurusan kelengkapan persyaratan untuk ujian
skripsi.
H. Keabsahan Data
Dalam menetapkan keabsahan (trustworthiness) data diperlukan
teknik pemeriksaan keabsahan data. Untuk menguji keabsahan data penelitian
ini menggunakan teknik triangulasi data.
Trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu di luar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding data itu. Penelitian ini mengadakan trianggulasi dengan sumber
dan metode (Lexy. J. Moleong, 2011: 331).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan keabsahan data dengan
sumber data yang berbeda di lapangan. Hal ini bertujuan agar data yang
diperoleh memiliki jaminan kepercayaan data dan menghindari subjektivitas
dari peneliti, serta melakukan cross check data dengan sumber dan teknik
yang berbeda.
58
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Sejarah Berdirinya Karang Taruna Desa Banyukuning
Karang Taruna Desa Banyukuning berdiri sekitar tahun 2003, yang
dipelopori oleh pemuda pemudi Desa Banyukuning, para pemuda tersebut
antara lain Wahyu Hidayat, Sutekno, Eko Widiyawan yang pada saat itu
pertama dipelpori oleh pemuda pengerak Dusun. Berdirinya Karang
Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan ini merupakan
perwujudan dari semangat dan kepedulian generasi muda untuk turut
mencegah dan menanggulangi masalah kesejahteraan sosial yang ada
dimasyarakat. Terutama yang dihadapi anak dan remaja dilingkungan
Desa Banyukuning sendiri.
Awal mula kepdulian tersebut diwujudkan dalam bentuk kegiatan-
kegiatan pengisian waktu luang yang positif seperti halnya kesenian,
pengajian, perlombaan antar Desa, olahraga, dan lain sebagainya. Kegiatan
tersebut dipelopori oleh pemuda pemuda yang mampu atau handal dalam
melakukan acara acra tersebut. Berawal dari pemuda Dusun yang ada di
Desa Banyukuning.
Dalam perjalanannya, Karang Taruna Desa Banyukuning
mengalami perkembangan yang sangat cukup pesat, baik jumlah ataupun
program kegiatan yang dilaksanakannya. Dari jumlah awal sekitar 20
59
orang setiap Dusun menjadi sekitar 70 anggota Karang Taruna setiap
Dusun yang ada. berawal dimulai dari pemuda satu Dusun yang ada di
Desa hingga bisa membuat pengurus tiap Dusun masing masing. Hingga
pada tahun 2010 mengalami penurunan Karang Taruna Desa Banyukuning
tidak terlihat aktif seperti tahun terdahulu, dikarnakan pada tahun itu
banyak pemuda yang merantau kerja ke luar jawa atau mempunyai
kesibukan masing masing hingga tidak aktiv lagi kegiatan program
program yang ada di Desa Banyukuning.
Pada tahun 2017 Alhamdulillah Karang Taruna Desa
Banyukuning dapat kembali mengalami pembaharuan dan pada tahun
itulah dibentuk kepengurusan Karang Taruna yang diketuai oleh saudara
Eko Widiyawan. Dengan semngat dan dukungan dari masyarakat sampai
saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, dari program-
program kegiatan dan pembentukan pengurus pengurus tiap dusun sudah
terlaksana. Dilihat dari Desa Banyukuning sendiri sangat luas yang dibagi
menjadi 12 Dusun. Pengurus Karang Truna Desa Banyukuning diambil
dari anggota pengurus Karang Taruna yang ada di 12 Dusun Tersebut. Dan
bisa menjalankan program kerja yang disepakati oleh masyarakat sekitar.
2. Kehidupan Sosial Keagamaan Desa Banyukuning
Desa banyukuning merupakan sebuah desa yang terletak di
kecamatan Bandungan kabupaten Semarang, alamat kantor Desa
Banyukuning di Jl Nyai Kuning Km.1, ketingian tanah di Desa
60
Banyukuning kurang lebih 70 Mdpl, adapun batas wilayah Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Desa Candi, Kecamatan Bandungan
b. Sebelah Selatan : Desa Genting, Kecamatan Jambu
c. Sebelah Barat : Desa Lanjan, Kecamatan Sumowono
d. Sebelah Timur : Desa Pasekan, Kecamatan Ambarawa
Sangat luas nya letak geografis Desa Banyukuning mempunya 12
Dusun yaitu: Dusun Krajan, Jangglengan, Kedungwangan, Tlogosari,
Kaliwinong, Ploso, Kayuapak, Mendongan, Gentan, Pakisan, Berokan,
Banaran.
Desa Banyukuning yang mayoritas beragama Islam tentunya lebih
muda dalam menjalankan kegiatan keagamaan yang ada, salah satunya
kegiatan yang masih rutin dijalankan saat ini seperti rutinan yang mana
mengistiqomahkan hal-hal kegiatan keagamaan yang ada sepert, rutinan
yasinan malam jum‟at, rutinan pengajian lapanan, dimana tidap dusun
selalu melaksanakan kegiatan tersebut dengan bergilir setiap RT yang ada
di Dusun masing-masing.
Dari sumber yang penulis dapatkan bahwa jumlah status
keagamaan di Desa Banyukuning yaitu 99% beragama Islam:
61
Tabel 4.1
Data Status Keagamaan
Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Tahun 2019-2020
Sumber: Dokumentasi
No Nama Dusun Presentase Keberagaman
1. Krajan 100 % Islam
2. Jangglengan 99 % Islam
3. Kedungwangan 80 % Islam
4. Tlogosari 99 % Islam
5. Kaliwinong 100 % Islam
6. Ploso 99 % Islam
7. Kayuapak 100 % Islam
8. Mendongan 100 % Islam
9. Gentan 100 % Islam
10. Pakisa 100 % Islam
11. Berokan 100 % Islam
12. Banaran 100 % Islam
3. Visi, Misi dan Tujuan Karang Taruna Desa Banyukuning
a. Visi Karang Taruna Desa Banyukuning
1.) Mempererat tali persaudaraan antara pemuda dalam kegiatan-
kegiatan yang bermanfaat di masyarakat guna meningkatkan peran
organisasi kepemudaan.
2.) Mewujudkan generasi muda yang berilmu pengetahuan, kreatif,
mandiri, beriman, berkualitas dan bertanggung jawab.
62
b. Misi Karang Taruna Desa Banyukuning
1) Terwujudnya pemuda-pemudi yang bertawa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, penuh perrhatian dan peka terhadap masalah dengan daya
tahan fisik dan mental dalam pendiriannya serta mampu berkreasi
dan berkarya dilingkungan masyarakat.
2) Membangun dan meningkatkan ekonomi produktif di masyarakat
Desa.
3) Kepedulian terhadap lingkungan soisal di masyarakat.
4) Menggalang kemitraan dengan berbagai pihak yan berkompeten
dalam masalah pemuda dan soial kemasyarakatannya.
5) Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi
warga masyarakat Desa Banyukuning pada umummnya dan
khususnya generasi muda yang mampu mengatasi masalah di
lingkungan masyarakat.
6) Melestarikan kesenian daerah serta pembangunan minat untuk
berolahraga.
c. Tujuan Karang Taruna Desa Banyukuning
1) Meningkatkan nilai keagamaan mental sepiritual.
2) Menciptakan lapangan pekerjaan khususnya untuk anggota.
3) Menciptakan lingkungan yang aman, damai dan harmonis.
4) Membangun kerjasama dan sosialitas yang baik.
5) Meningkatkan mutu pemuda dan pemudi yang berkualitas.
6) Menciptakan generasi penerus yang menjanjikan.
63
7) Menghasilkan kreatifitas dan menumbuhkan inovasi pada diri
pemuda-pemudi.
4. Data Pengurus dan Pengelola Karang Taruna
Adapun data pengurus dan pengelola Karang Taruna Desa
Banyukuning Kecamatan Bandungan tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Data Pengurus dan Pengelola
Karang Taruna Desa Banyukuning Tahun 2019-2020
Sumber: Dokumentasi
NO NAMA KETERANGAN
1. Setyo Utomo, SE Kepala Desa Banyukuning
2. Nasori Pembina Karang Taruna
3. Eko Widiyawan Pengurus Karang Taruna
4. Gunawan Pengurus Karang Taruna
5. Listiana Pratiwi Pengurus Karang Taruna
6. Mufid Pengurus Karang Taruna
7. Eni Setyowati Pengurus Karang Taruna
8. Syarif Abdul R Pengurus Karang Taruna
9. Supomo Pengurus Karang Taruna
10. Prihatno Pengurus Karang Taruna
11. Imam ghozali Pengurus Karang Taruna
12. Prasetio Pengurus Karang Taruna
13. Agus Sulistiyo Pengurus Karang Taruna
64
14. Slamet Taufiq Pengurus Karang Taruna
15. Mahmud Pengurus Karang Taruna
16. Sartono Pengurus Karang Taruna
17. Muhtamin Pengurus Karang Taruna
18. Nur Kholim Pengurus Karang Taruna
19. Nyamin Pengurus Karang Taruna
20. Habib Ali Ridho Pengurus Karang Taruna
21. Umam Pengurus Karang Taruna
22. Fina Setiyani Pengurus Karang Taruna
23. Ahmad Asari Pengurus Karang Taruna
24. Darmawan Pengurus Karang Taruna
25. Darmaji Pengurus Karang Taruna
26. Hadi Pengurus Karang Taruna
27. Muhlasin Pengurus Karang Taruna
28. Slamet Heri Pengurus Karang Taruna
29. Galang Pambudi Pengurus Karang Taruna
30. Toro Pengurus Karang Taruna
31. Godan Pengurus Karang Taruna
5. Data Anggota Karang Taruna
Sangat luasnya letak geografis Desa Banyukuning sendiri dan
sangat meningkatnya data anggota Karang Taruna penulis memaparkan
65
jumlah data anggota Karang Taruna perdusun yang ada di Desa
Banyukuning, tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Data jumlah anggota Karang Taruna
Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Tahun 2019-2020
Sumber: Dokumentasi
NO NAMA DUSUN JUMLAH ANGGOTA
1. Krajan 300 Anggota Karang Taruna
2. Jangglengan 157 Anggota Karang Taruna
3. Kedungwangan 114 Anggota Karang Taruna
4. Tlogosari 132 Anggota Karang Taruna
5. Kaliwinong 140 Anggota Karang Taruna
6. Ploso 53 Anggota Karang Taruna
7. Kayuapak 72 Anggota Karang Taruna
8. Mendongan 140 Anggota Karang Taruna
9. Gentan 103 Anggota Karang Taruna
10. Pakisa 88 Anggota Karang Taruna
11. Berokan 155 Anggota Karang Taruna
12. Banaran 113 Anggota Karang Taruna
Adapun nama-nama anggota Karang Taruna Desa Banyukuning
yang penulis ambil tiap dusun 5 menurut susunan kepengurusan Karang
Taruna Dusun yang ada di Desa Banyukuning, yang mana penulis
66
mengambil pengurus BPH (Badan Pengurus Harian), tercantum dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Data Nama-nama Anggota tiap Dusun
Karang Taruna Desa Banyukuning Tahun 2019-2020
Sumber: Dokumentasi
NO NAMA ANGGOTA ASAL DUSUN
1. Nurotul Amalia Dusun Krajan
2. Rifdha Tsania RA Dusun Krajan
3. Hapril Arif Pradana Dusun Krajan
4. Ali Asaad Dusun Krajan
5. Nasrul Hisyam Dusun Krajan
6. Nurhayati Dusun kedungwangan
7. Umi Syarifatul Dusun kedungwangan
8. Syaiful Hadi Dusun kedungwangan
9. Muhammad Naufal Dusun kedungwangan
10. Muhammad Arifa Dusun kedungwangan
11. Handoko Dusun Jangglengan
12. Kurniawan Sandi Dusun Jangglengan
13. Dwi Utomo Dusun Jangglengan
14. Yuni Latifah Dusun Jangglengan
15. Anis Choiruroh Dusun Jangglengan
67
16. Safrodin Dusun Tlogosari
17. Muttaqin Dusun Tlogosari
18. Azizah Dusun Tlogosari
19. Daryono Dusun Tlogosari
20. Putri kumala Dusun Tlogosari
21. Ahmad Widiyawan Dusun Kaliwinong
22. Choirul Umam Dusun Kaliwinong
23. Slamet Wayu Suranto Dusun Kaliwinong
24. Rina Budi Yati Dusun Kaliwinong
25. Zeni Zhuliyah Dusun Kaliwinong
26. Ika Afriyana Dusun Ploso
27. Nurul Hidayah Dusun Ploso
28. Ariyanto Dusun Ploso
29. Sefiya Wulandari Dusun Ploso
30. Nur Cahyono Dusun Ploso
31. Supomo Dusun Kayuapak
32. Amanda Putri Dusun Kayuapak
33. Yoga Priambodo Dusun Kayuapak
34. Rizki Riyanti Dusun Kayuapak
35. Yudhi Setayawan Dusun Kayuapak
36. Widiyanto Dusun Mendongan
37. Adi Tia Prabowo Dusun Mendongan
68
38. Resa Novitasari Dusun Mendongan
39. Safitri Dusun Mendongan
40. Slamet Krisfendi Dusun Mendongan
41. Imam Ghozali Dusun Gentan
42. Ahmad Asari Dusun Gentan
43. Anis Safitri Dusun Gentan
44. Nurfadhilah Dusun Gentan
45. Muhammad Qirom Dusun Gentan
46. Muhtamim Dusun Pakisan
47. Nurkholim Dusun Pakisan
48. Sariyanto Dusun Pakisan
49. Asrofah Dusun Pakisan
50. Nurkhasanah Dusun Pakisan
51. Rizki Saputra Dusun Brokan
52. Rois Ashari Dusun Brokan
53. Agus As‟ari Dusun Brokan
54. Luluk Syarifatun Dusun Brokan
55. Uswatun Khasan Dusun Brokan
56. Ary al amin Dusun Banaran
57. Wisnu khoirul muhlasin Dusun Banaran
58. Munif Mudhofar Dusun Banaran
59. Yogam al-Walid Dusun Banaran
69
60. Vega Trian Utama Dusun Banaran
6. Program Kerja Karang Taruna Desa Banyukuning Tahun 2019-2020
(Sumber : Dokumentasi)
a. Program Kerja Umum
Program kerja umum yaitu program kerja Karang Taruna Desa
Banyukuning yang dilaksanakan secara umum di Desa Banyykuning
antar lain meliputi:
1) Penyelengara Kegiatan Rapat-rapat umum seperti rapat pleno, rapat
koordinasi, dan lain lain.
2) Penyelenggara sensus dalam rangka validasi data pengurus Karang
Taruna Desa, Unit Karang Taruna dan hubungan unit Karan Taruna.
3) Konsolidasi dan koordinasi dengan pemerintah Desa Banyukuning
dalam upaya mencari peluang dan trobosan program kerja yang
dapat dilaksanakan bersama dengan Karang Taruna.
4) Penyelengara kegiatan bulanan Karang Taruna Desa Banyukuning.
5) Evaluasi setiap ada kegiatan untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan, baik hasil, faktor pendukung dan permasalahan yang
dihadapi dalam rangka menetapkan langkah-langkah berikutnya.
b. Program Kerja Bidang-bidang
1) Bidang Organisasi
a) Revitalisasi pengurus Karang Taruna
b) Pembinaan Organisasi
70
c) Pendataan potensi anggota Karang Taruna
2) Bidang Pendidikan dan Pelatihan
a) Pelatihan Manajemen Organisasi Karang Taruna
b) Penyelengaraan Diklat/Kursus Ketrampilan Kerja
c) Pengiriman pelatihan anggota Karang Taruna tingkat Kecamatan,
Kabupaten atau Provinsi.
d) Memberikan kemudahan bagi pengurus dan anggota Karang
Taruna untuk mendapatkan pendidikan
e) Menyelengarakan pelatihan ketrampilan kerajian tangan atau
lainnya.
f) Mengadakan penyuluhan narkoba dan hukum
3) Bidang Kemitraan Kerjasama dan Tenaga Kerja
a) Pembentukan Taruna Tani
b) Pembentukan koprasi Karang Taruna
c) Penyelengaraan kejasama pembukaan usaha dengan instasi dan
perusahaan
d) Membuka usaha pertanian, peternakan, perkebunan atau
perikanan
4) Bidang Usaha Kesejahteraan Sosial
a) Mengupaya kerja sama dengan pihak kesehatan dalam usaha
sosialisai kesehatan reproduksi remaja
b) Kerjasama program siaga ibu hamil
c) Penangan masalah sosial
71
d) Melaksanakan kegiatan yang dibutuhkan masyarakat
e) Menjalin kerjasama dengan pengusaha-pengusaha local
5) Bidang Pembinaan Kerohaniah dan Pembinaan Mental
a) Mengadakan pengajian rutin dan ceramah keagamaan
b) Pembentukan pengajian pemuda Karang Taruna
c) Mengadakan peringatan hari-hari besar Islam
d) Menyemarakkan bulan suci Ramadhan
e) Turut serta dalam pembentukan dan pengembangan Taman
Pendidikan Al-Quran (TPQ) Desa Banyukuning
6) Bidang Lingkungan Hidup
a) Menjalin kerjasama dengan KLH dan instansi terkait dalam
menjaga dan mengadakan pelestaria lingkungan Desa
Banyukuning
b) Mengadakan penerangan disepanjang Jalan protocol Desa
Banyukuning
c) Penyelengaraan penghijauan dan pembenihan
d) Pemanfaatan lahan kosong sekitar rumah
e) Melaksanakan kebersihan lingkungan sekitar Desa Banyukuning
f) Mengadakan perlombaan kebersihan antar Dusun yang ada di
Desa Banyukuning
7) Bidang Olah Raga dan Seni Budaya
a) Pengembangan olahraga secara terpadu, berkala dan
berkelanjutan di Desa Banyukuning
72
b) Pembentukan club olahraga sepak bola, volley ball, bulu tangkis,
tenis meja, futsal
c) Penyelengaraa agenda rutin evenolahraga dan seni budaya
d) Pengembangan seni budaya dan kerajinan tradisional yang ada di
Desa Banyukuning
e) Mengai dan mengembangkan potensi wisata di Desa
Banyukuning
f) Menyalurkan bakat bagi yang berpotensi dalam seni music
7. Struktur Organisasi Karang Taruna Desa Banyukuning
Adapun setruktur organisasi Karang Taruna Desa Banyukunin
Masa Bakti 2019-2020 tercantum dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.5
Struktur Organisasi Karang Taruna
Desa Banyukuning Masa Bakti 2019-2020
Sumber: Dokumentasi
1. Nasori Pembina Karang Taruna
2. Eko Widiyawan Ketua I Karang Taruna
3. Gunawan Ketua II Karang Taruna
4. Listiana Pratiwi Sekertaris I Karang Taruna
5. Mufid Sekertaris II Karang Taruna
6. Eni Setyowati Beandahara I Karang Taruna
7. Syarif Abdul R Bendahara II Karang Taruna
73
8. Supomo
Bidang Olah Raga dan Seni
Budaya
9. Prihatno
10. Imam ghozali
11. Prasetio
12. Agus Sulistiyo Bidang Lingkungan Hidup
13. Slamet Taufiq
14. Mahmud Bidang Pembinaan Kerohaniah
dan Pembinaan Mental
15. Sartono
16. Muhtamin
17. Nur Kholim
Bidang Usaha Kesejahteraan
Sosial
18. Nyamin
19. Habib Ali Ridho
20. Umam
21. Fina Setiyani Bidang Kemitraan Kerjasama dan
Tenaga Kerja
22. Ahmad Asari
23. Darmawan
24. Darmaji
Bidang Pendidikan dan Pelatihan 25. Hadi
26. Muhlasin
27. Slamet Heri
Bidang Organisasi
28. Galang Pambudi
29. Toro
30. Godan
74
8. Hasil Penelitian
Untuk mengetahui implementasi karakter keagamaan dalam
pembinaan moral Karang Taruna Desa Banyukuning dapat didasarkan
pada informasi yang berhasil dihimbau penulis melalui beberapa sumber
yang dirasa dapat mewakili informasi keseluruhan tentang Karang Taruna
Desa Banyukuning. Berikut adalah gambaran informan yang penulis
jadikan narasumber:
Tabel 4.5
Daftar Nama Informasi
No Nama
Informan
Kode
Informan
L/P Keterangan
1. Eko Widiyawan EK L Ketua I Karang Taruna
2. Gunawan G L Ketua II Karang Taruna
3. Listiana Pratiwi LP P Sekertaris 1 Karang
Taruna
4. Mufid M L Sekertaris II Karang
Taruna
5. Nia Mei Istiani NMI P Bendahara Karang Taruna
6. Muhlasin M L Anggota Karang Taruna
7. Rifdha Tsania RT P Anggota Karang Taruna
75
a. Implementasi Karakter Keagamaan dalam Pembinaan Moral
Karang Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan
Kabupaten Semarang Tahun 2019/2020
Data yang berhasil dihimpun oleh penulis terkait implementasi
karakter keagamaan dalam pembinaan moral Karang Taruna Desa
Banyukuning. Didapatkan melalui wawancara dengan berbagai sumber.
Diantaranya, pengurus Karang Taruna Desa Banyukuning.
“Karakter Keagamaan yaitu yaitu nilai-nilai yang ada pada seseorang
yang meliputi komponen keagamaan pada diri sendiri, baik itu yang
dilaksanakan dengan kesadarang ataupun dengan keamauan diri
sendiri” (wawancara dengan EW pada tanggal 14 Mei 2020 pukul 19.00
WIB di rumah saudara di Dusun Krajan, Desa Banyukuning).
Seperti yang disampaikan oleh saudari LP, selaku sekertaris
Karang Taruna juga mengatakan bahwa karakter keagamaan yaitu:
“Tindakan seseorang atau perilaku seseorang yang dilakukan atas dasar
keyakinan seseorang masing-masing yang ada pada diri sendiri, atau
tindakan keagamaan yang ada pada diri seseorang” (wawancara dengan
LP pada tanggal 16 Mei 2020 pukul 10.00 WIB di ruang tamu rumah
saudari LP Dusun Krajan Desa Banyukuning).
Implementasi karakter keagamaan dalam pembinaan moral
Karang Taruna, pada dasarnya lebih menekankan pada kegiatan
keagamaan. Hal ini disampaikan oleh M bahwa:
“Dengan menanamkan contoh- contoh karakter keagamaan di
masyarakat akan menanamkan karakter keagamaan dalam diri kita
masing-masing” (wawancara pada tanggal 15 Mei 2020 pada pukul
13.00 WIB di Dusun Pakisan Desa Banyukuning).
Seperti contoh karakter keagamaan yang diterapkan oleh M
yang sudah diterapkan di masyarakat lingkungannya, M sebagai
anggota Karang Taruna mengatakan bahwa:
“Saya sudah menerapka contoh sikap karakter keagamaan dalam
masyarakat lingkungan saya, akan tetapi saya terlebih dahulu
76
menerapkan karakter keagamaan dalam diri saya terlebih dahulu, baru
saya menerapkan di masyarakat sekitar saya” (wawancara pada tanggal
16 Mei 2020 pukul 14.00 WIB di Dusun Banaran Desa Banyukuning).
Hal yang sama, seperti yang disampaikan RF pada dasarnya
contoh sikap yang menanamkan karakter keagamaan akan membentuk
diri kita menjadi lebih baik, mengatakan bahwa :
“Berawal dari diri sendiri saya menerapkan sikap yang baik kepada diri
saya terlebih dahulu baru saya menerapkannya di masyarakat
lingkungan saya, seperti halnya menerapkan perbuatan jujur kepada
orang lain atau diri sendiri, bertawakal kepada Allah, dan zuhut lebih
mendahulukan urusan akhirat dari dunia” (wawancara pada tanggal 15
Mei 2020 pada pukul 16.00 WIB dirumah RF Dusun Krajan Desa
Banyukuning).
Sama halnya yang disampaikan oleh NM selaku pengurus
Karang Taruna mengatakan sebagai berikut :
“Penerapan karakter keagamaan tentunya sudah merekat didiri
seseorang akan tetapi dengan berbeda-beda penerapannya, saya
menerapkan sikap jujur dalam masyarakat saya seperti halnya saya
berbuat amanah apabila diberi pesan untuk menyampaikan, dan
tentunya selalu bertaqwa kepada Allah SWT” (wawancara pada tanggal
11 Mei 2020 pukul 10.11 WIB di rumah NM Dusun Ploso Desa
Banyukuning).
Melalui kegiatan-kegiatan keagamaan dapat menjadikan remaja
mengisi luang waktunya agar tidak digunakan terhadap hal yang
negatif, seperti yang disampaikan oleh NM bahwa cara untuk mengatsi
ketika ada teman atau saudara yang menyimpang aturan agama yaitu:
“Dengan cara memberi nasehat terlebih dahulu agar teman tersebut tau
bahwa perbuatan yang dilakukannya itu menyimpang dari aturan agama
Islam” (wawancara pada tanggal 11 Mei 2020 pukul 10.11 WIB Dusun
Ploso Desa Banyukuning).
Hal yang sama, seperti yang disampaikan oleh EW, G, LP,
bahwa kita sebagai remaja tentunya apabila ada teman yang
menyimpang aturan agama yaitu dengan cara pendekatan untuk
77
memberi nasehat kepada yang bersangkutan agara tidak terjerumus
kedalam jalan yang salah, karna dengan adanya Karang Taruna dapat
memberi jalan yang benar kepada remaja yang menyimpang ajaran
agama Islam.
“Peran saya sebagai pemuda dalam meningkatkan karakter keagamaan
di masyarakat yaitu mengajak saudara, atau teman untuk bergabung
dalam kegiatan-kegiatan keagamaan atau kegiatan yang bersifat positif
sehingga akan lebih mendalami tentang pengetahuan keagamaan itu
sendiri” (wawancara pada tanggal 16 Mei 2020 pukul 10.00 WIB di
Dusun Mendongan Desa Banyukuning).
Begitu pula yang disampaikan oleh M anggota Karang Taruna
Desa Banyukuning bahwa “peran saya sebagai pemuda generasi
penerus bangsa untuk meningkatkan karakter keagamaan di masyarakat
dengan mengeraakkan semua pemuda dalam mengikutsertakan pemuda
dalam semua kegiatan yang ada” (wawancara pada tanggal 15 Mei 2020
pukul 13.00 di Dusun Pakisan Desa Banyukuning). Sama halnya yang
dikatakan oleh RF bahwa “peran pemuda dalam meningktakan karakter
keagamaan dengan diawali dengan penerapan pada diri masing-masing
terlebih dahulu baru kita dapat menerapkan di masyarakat lingkungan”
(wawancara pada tanggal 15 Mei 2020 pukul 16.00 WIB di Dusun
Krajan Desa Banyukuning). Sama halnya dengan yang dikatakan EW
bahwa:
“Sikap saya sebagai pemuda dalam meningkatkan karakter keagamaan
di lingkungan masyarakat yaitu dengan mengajak andil pemuda dalam
egiatan yang dilaksanakan oleh Karang Taruna, dan dengan
memperbanyak kegiatan tentunya akan mengurangi menurunnya moral
remaja” (wawancara pada tanggal 14 Mei 2020 pukul 19.00 WIB di
Dudun Krajan Desa Banyukuning)
78
Seperti yang disampaikan oleh G dalam mengatasi menurunnya
moral pada seseorang saat ini yaitu “dengan cara mengajak berkegiatan,
atau memanfaatkan waktu luang untuk membuat kegiatan yang
bermanfaat” (wawancara 17 Mei 2020 pukul 13.00 WIB di Dusun
Mendongan Desa Banyukuning). Ditambahkan lagi oleh M bahwa “
dengan mmanfaatkan waktu luang untuk membuat kegiatan seputar
keagamaan seperti seminar, atau paparan”(wawancara pada tanggal 16
Mei 2020 pukul 14.00 di Dusun Banaran Desa Banyukuning) karna
dengan adanya kegiatan keagaman tentunya akan menambah wawasan
kita, dan juga meningkatkan keyakinan dalam beragama dan dengan
diaadakannya kegiatan kegamaan tentunya akan meminimalisir
kegiatan-kegiatan yang bersifat negatif. Sama halnya yang disampaikan
oleh RF bahwa:
“Kegiatan yang sesuai dengan pengembangan karakter keagamaan
dilingkungan masyarakat yaitu seperti perayaan hari besar Islam
(PHBI), pengajian rutin lapanan, berkah ramadhan (bagi takjil) dan lan-
lain” (wawancara pada tanggal 15 Mei 2020 pukul 16.00 WIB di Dusun
Krajan, Desa Banyukuning).
b. Faktor Pendukung Terlaksanannya Program Kegiatan yang Sesuai
dengan Pengembangan Karakter Keagamaan di Karang Taruna
Di dalam suatu kegiatan tentunya ada yang membuat lancarnya
suatu proses kegiatan tersebut. Yang membuat berhasilnya suatu proses
kegiatan dapat kita sebut sebagai faktor pendukung. Menurut hasil
wawncara yang penulis dapatkan dari narasumber sebagai berikut:
79
Berdasarkan wawancara dengan narasumber EW menyatakan
bahwa “faktor yang mendukung terlaksananya program kegiatan yaitu
partisipasi masyarakat yang ikut andil dalam mensukseskan kegitan
tersebut, mayoritas penduduk yang beragama Islam, jajaran perangkat
desa yang mensuport lancarnya kegiatan tersebut” (wawancara pada
tanggal 14 Mei 2020 pukul 19.00 WIB di Dusun Krajan Desa
Banyukuning). Sama halnya dengan yang disampaikan oleh RF sebagai
berikut:
“Mengenai faktor pendukung terlaksanannya program kegiatan menurut
saya yaitu lingkungan yang mendukung berjalannya kegiatan tersebut,
warga masyarakat juga ikut andil dalam kegiatan, dan juga dengan
adanya satu pemikiran yang sama untuk mensukseskan kegiatan
tersebut, sehingga berjalan sesuai dengan rencana” (wawancara pada
tanggal 15 Mei 2020 pukul 16.00 WIB di Dusun Krajan Desa
Banyukuning).
Sama halnya dengan LP ia menyatakan bahwa “faktor
pendukung terlaksanannya kegiatan Karang Taruna yaitu pertama
kekompakan dalam berorganisasi, kesamaan pemikiran dan juga faktor
dukungan dari seluruh masyarakat tentunya akan sangan mendukung
terlaksanannya kegiatan yang ada” (wawancara pada tanggal 16 Mei
2020 pukul 10.00 WIB di Dusun Krajan Desa Banyukuning).
Hal tersebut senada dengan pernyataan NMI bahwa:
“Menurut saya faktor pendukung terlaksananya program kerja Karang
Taruna yaitu dengan adanya kekompakan antar pengurus dan juga antar
seluruh anggota Karang Taruna, sehingga dapat mendukung
terlaksananya kegiatan sesuai yang diinginkan (wawancara pada
tanggal 13 Mei 2020 pukul 10.11 WIB di Dusun Ploso Desa
Banyukuning).
80
Faktor pendukung yang utama yaitu adanya peran masyarakat
dalam kegiatan tersebut, dengan demikian akan lebih meringankan
apabila terdapat masyarakat yang ikut andil dalam legaiatan Karang
Taruna, seperti yang disampaikan oleh saudara EW bahwa “ selain
masyarakat yaitu adanya penduduk yang mayoritas beragama Islam,
tentunya akan lebih memperlihatkan bahwa Karang Taruna Desa
Banyukuning sukses dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut (
wawancara pada tanggal 14 Mei 2020 pukul 19.00 WIB di Dusun Ploso
Desa Banyukuning).
c. Faktor Penghambat Terlaksanannya Program Kegiatan yang
Sesuai dengan Pengembangan Karakter Keagamaan di Karang
Taruna
Berjalannya suatu proses organisasi selainadanya faktor
pendukung, terkadang tentunya ada kendala atau faktor penghambat
terlaksanannya kegiatan atau acara tersebut.
Faktor penghambat terlaksananya program kegiatan berdasarkan
wawncara dengan narasumber M menyatakan bahwa “faktor yang
meghambat terlaksananya kegiatan yaitu waktu, dengan banyaknya
pengurus beserta anggota Karang Taruna maka waktu luang tiap orang
punjuga berbeda-beda, maka dari itu masalah waktu tentu dapat
menghambat berjalannya Karang Taruna”(wawncara pada tanggal 14
Mei 2020 WIB pukul 19.00 WIB di Dusun Ploso Desa Banyukuning).
Seperti halnya yang dikatakan oleh M bahwa:
81
“Menurut saya faktor penghambat terlaksannya kegiatan Karang Taruna
yaitu kesibukan sesorang, terkadang semua sudah terrencana akan tetapi
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan” (wawancara pada tanggal 15
Mei 2020 pukul 13.00 WIB di Dusun Pakisan Desa Banyukuning).
Tidak hanya waktu yang membuat faktor penghambat dalam
terlaksananya kegiatan akan RF berpendapat bahwa faktor penghambat
juga bisa disebabkan dengan perbedaan pendapat yang tentunya akan
menentukan yang terbaik. Seperti yang di sampaikan oleh LP yaitu:
“Menurut saya faktor penghambat terlaksananya program kegiatan bisa
disebabkan karena adanya perbedaan pendapat dalam menangapi atau
dalam diskusi untuk menentukan proses berjalannya kegiatan, akan
tetapi terkadang ada penengah dalam menyelesaikan tersebut. Dengan
demikian akan membuat terlambatnya kegiatan yang akan
dilaksanakan” (wawancara pada tanggal 16 Mei 2020 pukul 10.00 WIB
di Dusun Krajan Desa Banyukuning)
B. Analisis Data
1. Implementasi Karakter Keagamaan dalam Pembinaan Moral Karang
Taruna Desa Banyukuning Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang Tahun 2019/2020
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat
disimpulkan bahwa implementasi karakter keagamaan dalam pembinaan
moral Karang Taruna secara garis bersar sudah sesuai dengan baik. Hanya
saja ada beberapa Karang Taruna belum sepenuhnya menerapkan karakter
keagamaan tersebut dalam masyarakat sekitar lingkungannya. Akan tetapi
sudah sebagian besar berpendapat bahwa sudah menerapkan pada diri
sendiri terlebih dahulu baru berjalan menerapkannya di masyarakat
lingkungan setempat.
82
Sesuai dengan indicator penerapan karakter keagamaan dalam
Karang Taruna penulis memperoleh hasil wawancara dengan pengurus
Karang Taruna Desa Banyukuning sebagai berikut:
a. Penerapan Karakter Keagamaan di Masyarakat
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa anggota pengurus Karang Taruna Desa
Banyukuning sudah menerapkan karakter keagamaan di masyarakat
sekitar. Karena dapat dilihat bahwasannya setiap ada kegiatan tentunya
masyarakat sekitar ikut andil dalam kegiatan tersebut.
Tidak bisa dipungkiri, bahwasanya setiap orang tidak akan bisa
lepas dari bantuan orang lain, setiap mengadakan kegiatan tentunya
sangat membutuhkan tenaga atau bantuan orang lain, nah salah
satunnya dalam penerapan karakter keagaman sendiri berawal dari
menerapkan terhadap diri sendiri baru diterapkan kepada orang lain.
Contoh kecil seperti yang diterapkan oleh pengurus Karang Taruna
bahwasanya mempunyai pembiasaan saat akan melaksanakan tugas
atau kegiatan tentunya diadakannya doa bersama terlebih dahulu
sebelum kegiatan maupun setelah selesai kegiatan.
Sikap seperti itulah yang dapat diterapkan atau ditanamkan
kepada masyarakat untuk penerapan karakter keagamaan yang ada
dimasyarakat. Tidak memberatkan akan tetapi menanamkan jiwa
keIslamannya.
83
b. Sikap yang dilakukan apabila ada yang menyimpang aturan agama
Setelah mengetahui beberapa pendapat yang telah dihasilkan
dari wawancara dengan Karang Taruna, sikap yang dilakukan apabila
ada anggota atau teman yang menyimpang aturan agama sebagian besar
berpendapat bahwa dengan cara pendekatan, atau dengan cara teguran
halus, karan mungkin ada orang yang melanggar atau menyimpang
aturan agama orang tersebut belum tau atau memang bener benar orang
tersebut masih kekurangan pengetahuan teteang keagamaan.
Maka dengan adanya pendekatan yang pertama bisa mengetahui
apa keinginan atau maksut kenapa orang tersebut menyimpang aturan
agama, hanya seperti kenakalan remaja saat ini, akan tetapi masih
membatasi dirinya, contoh kecil mungkin menunda sholat hanya saja
menunda nunda, nah itu termasuk penyimpangan tetapi terhadap diri
sendiri.
Dengan adanya kegiatan keagamman yang banyak seperti
halnya peringatan hari besar Islam (PHBI), pengajian lapanan ruti atau
mungkin berkah Ramadhan, berbagi dibulan Ramadhan itu akan
mengurangi penyimpangan aturan agama.
c. Peran Pemuda dalam Meningkatkan Karakter Keagamaan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada anggota
Karang Trauna bahwa peran pemuda dalam meningkatkan karakter
keagamaan sangat dibutuhkan, bahwasanya pemuda adalah generasi
84
penerus maka dari ini sebagian besar berpendapat bahwa peran pemuda
dalam meningkatkan karakter keagamaan sangatlah penting.
Berawal penerapan karakter keagamaan pada diri sendiri
tentunya akan menghasilkan generasi penerus yang berakhlak mulia,
tidak melangar peraturan agama, dan bisa menjadi suritauladan bagi
adek- adek yang akan meneruskan perjuangan remaja selanjutnya.
d. Cara Mengatasi Menurunnya Moral Remaja
Setelah mengetahui beberapa pendapat yang telah dihasilakan
oleh wawancara kepada Karang Taruna ada berbagai pendapat mengani
cara untuk mengatasi menurunnya moral akan tetapi makna yang
tersirat dari apa yang dijelakan oleh Karang Taruna adalah sama.
Sebagian besar beberapa cara untuk mengatasi menurunnya
moral remaja saat ini yaitu:
1) Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang postifit.
2) Dengan selalu bertawakal kepada Allah, dengan ingat kepada-Nya
kita akan selalu terus menerus beribadah kepada-Nya.
3) Selalu menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-
Nya,
4) Berikhtiar, berusah semaksimal mungkin untuk menanamkan
karakter keagamaan kedalam diri sendiri.
85
2. Faktor Pendukung Terlaksanannya Program Kegiatan yang Sesuai
dengan Pengembangan Karakter Keagamaan di Karang Taruna
Setiap usaha atau kegiatan yang dilakukan tidak atas dasar maka
hasilnya akan sia-sia dan tentunya tidak terarah. Bila kegiatan tersebut
dipandang sebgai proses, maka proses tersebut akan berakhir pada
pencapaiannya suatu keberhasilan tersebut.
Tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi pada hendaknya adalah
suatu perwujudan dari nilai-nilai idial yang yang dibentuk dalam pribadi
manusia yang diinginkan, dan nilai-nilai inilah yang nantinya akan
mempengaruhi pembentukan karakter manusia sehingga akan berdampak
mempengaruhi pada tingkah lakunya.
Dengan begitu tentunya dalam mensukseskan kegiatan ada
beberapa faktor pendukung terlaksananya program kegiatan yang
direncanakan, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh penulis bahawa
pengurus Karang Taruna berpendapat bahwasanya faktor pendukung
terlaksananya kegiatan salah satunya yaitu: a. lingkungan masyarakat b.
komitmen bersama c. fasilitas yang ada. Oleh sebab itu dalam kesuksesan
kegiatan tidakla lepas dari faktor pendukung yang mempengaruhinya
yaitu:
a. Lingkungan Masyarakat
Keberhasilan pelaksanaan kegiatan sedikit banyaknya juga
dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Jika keberadaan lingkungan
mampu memberikan kontribusi yang positif , maka mampu
86
memberikan kontribusi yang baik bagi pelaksanaan kegiatan tersebut
tentunya.
Dari data yang penulis peroleh menunjukkan bahwa ligkungan
masyarakat Desa Banyukuning dengan keadaan masyarakat yang
sebagian besar penduduknya beragama Islam tentunya sangat
berpengaruh besar apabila kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh
Karang Taruna.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
masyarakat bukan merupakan lingkungan yang mengandung unsur
bertanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur pengaruh
belaka, tetapi norma dan tata nilai yang ada terkadang lebih mengikat
sifatnya. Bahkan terkadang pengaruh lebih besar dan perkembangan
jiwa keagamaan baik dalam bentuk positif maupun negatif. Misalnya
lingkungan masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan yang kuat
akan berpengaruh positif dalam pengembangan karakter keagamaan
seseorang, akan tetapi dengan sebaliknya apabila lingkungan
masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan yang kurang, maka akan
membawa pengaruh yang negative terhadap pengembangan karakter
seseorang.
b. Komitmen Bersama
Sangat sulit merubah atau membuat kebiasaan baru pada suatu
organisasi tanpa adanya komitmen bersama antar pengurus maupun
antar anggota, adanya komitmen bersama diawali dengan adanya
87
pengertian. Pengertian dan keyakinan individu-individu dari berbagai
pihak terhadap tujuan bersama mebentuk pengarahan, pengetahuan,
pembinaan dan pengembangan agar mampu mengembangkan diri, ilmu,
tugas-tugas dalam keorganisasian.
Bukti adanya komitmen bersama antar pengurus dan anggota
yaitu dengan mensukseskan kegiatan yang menjadi program kerja
Karang Taruna dengan bersama dan menjalankan tugas sesuai dengan
aturannya.
Mewujudkan karakter yang mulia dan berperan aktif dalam
membangun kehidupan guna menjalankan tugas dan kewajibannya
dalam mengimplementasikan yang telah didapatkan.
c. Fasilitas yang ada
Fasilitas didini yang dimaksuk yaitu sarana dan prasarana yang
mendukung dalam melaksanakan kegiatan yang menjadi program kerja
Karang Taruna yaitu fasilitas-fasilitas yang ada di Desa Banykuning itu
sendiri.
Seperti melaksanakan kegiatan keagamaan dimasjid untuk
meningkatkan keagamaan anggota atau masyarakat setempat, seperti
rutinan memperingati hari besar Islam yang dilaksanakan dimasjid
syahidin Dusun Krajan, lapangan untuk menyalurkan bakat atau
kegemaran pemuda yang ada di Desa Banyukuning, aula atau balai desa
untuk pelatihan-pelatihan balai kerja, dan lain sebagainya.
88
3. Faktor Penghambat Terlaksananya Program Kegiatan yang Sesuai
dengan Pengembangan Karakter Keagamaan di Karang Taruna
Faktor penghambat terlaksannya program kegiatan yang penulis
peroleh dari wawancara pengurus Karang Taruna sebagian besar
berpendapat salahsatu faktor penghambat yaitu waktu. Dengan adanya
kesibukan masing masing seseorang tentunya sangat berpengaruh besar
dalam menghambat terlaksanannya kegiatan tersebut.
Karakter mempunya cakupan yang sangat luas, kaitannya dengan
moral, budi pekerti, akhlak dan sebagainya. Sehingga faktor pendukung
dan penghambat pembentukan karakter tidak jauh berbeda dengan faktor-
faktor yang mempengaruhi pembentukan moral, budi pekerti maupun
akhlak.
Menurut Depdikbud, untuk mengembangkan nilai dan sikap anak
dapat dipeegunakan metode-metode yang memungkinkan ternbentuknya
kebiasan-kebiasaan yang didasari oleh nilai-nilai agama dan moral
pancasila agar menjalani hidup sesuai norma yang dianut masyarakat.
Menurut Khoirul Azhar dan Izzah Sa‟idah (2017: 81-82) faktor-faktor
yang mempengaruhi perkembangan potensi nilai moral meliputi
a. Faktor Intern (Dalam)
Faktor tersebet meliputi genetika (Heraditas) merupakan
totalitas individu yang diwariskan orang tua kepada anaknya, atau
segala potensi yang dimiliki individu sejak masa konsepsi sebagai
pewaris dari pihak orang tua melalui gen-gen.
89
Kedua faktor dari dalam diri misalnya keadaan emosi yang tidak
setabil yang bisa dilihat menunjukkan wajah yang murung, mudah
tersinggung, tidak mau bergaul dengan orang lain, suka marah-marah,
dan tidak percaya diri. Sebagai contoh faktor intern hambatan yang ada
pada anggota saat keadaan yang tidak memungkinkan, atau waktu yang
bersamaan dengan kegiatan lain tentunya memperlihatkan wajah yang
murung saat menjalankan tugas kegiatan tersebut.
b. Faktor Ekstern (Luar)
Faktor luar ini mislanya lingkungan keluarga sangat berperan
dalam perkembangan kepribadian, karena keluarga merupakan
kelompok sosial pertama yang menjadi pusat identifikasi, yang
mengenalkan nilai-nilai kehidupan yang baik.
Kelompok teman sebaya terhadap anak bisa positif dan negatif.
berpengaruh negatif apabila para anggota kelompok itu memiliki sikap
dan perilaku positif, atau berakhlak mulia. sementar negative apabila
anggota kelompok itu berperilaku menyimpang, kurang memiliki
tatakrama, atau berakhlak buruk.
Seperti contoh yang ada pada Karang Taruna Desa
Banyukuning, saat melaksanakan kegiatan tentunya ada salah satu
anggota keluarga yang berangapan bahwa kegiatan tersebut baik karena
adanya dukungan dari masyarakat, akan tetapi ada salah satu keluarga
yang tidak mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh Karang Taruna
90
karena berangapan bahwa kegiatan tersebut tidak baik. Hal tersebut
menjadi hambatan dalam menjalankan program kegiatan yang ada.
Adanya faktor penghambat menjadi hal yang sangat penting
harus diperhatikan oleh pihak Karang Taruna Desa Banyukuning.
Sangat berupaya dan selalu dicarikan solusi terbaik untuk
menyelesaikan faktor penghambat terlaksananya kegiatan tersebut,
dengan maksut penanaman karakter keagamaan dapat meminimalisir
menurunnya moral atau akhlak remaja.
Adapun solusi untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam
melaksanakan tugas kegiatan Karang Taruna yaitu dapat membagi
waktu dengan baik, apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan apa
yang harus disampingkan dahulu apabila ada kegiatan yang bersamaan,
professional dalam melaksanakan tanggung tawab yang sudah diberikan
kepada masing masing individu, saling menghargai antar teman satu
dengan teman yang lainnya.
91
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan paparan data dan analisis data, maka dapat disimpulkan
berdasarkan fokus masalah sebagai berikut:
1. Implementasi karakter keagamaan dalam Karang Taruna dilakukan dengan
melalui kegiatan-kegiatan keagamaan seperti memperingati hari besar
Islam (PHBI), pengajian lapanan rutin yang dilakukan tiap Dusun, berkah
Ramadhan atau berbagi dibulan Ramadhan. dengan mengunakan cara
pendekatan untuk meningkatkan karakter seseorang diawali menerapkan
akhlak yang baik terhadap diri sendiri terlebih dahulu, lalu kepada orang
lain itu termasuk penerapan karakter keagamaan. Pendapat Karang Taruna
mengenai implementasi karakter keagamaan sudah sangat sesuai untuk
penerapannya, sebagian besar dari mereka memiliki pendapat yang sama
hanya saja menjelaskannya dengan bahasa yang berbeda, akan tetapi jika
di Tarik kesimpulan memiliki arti yang sama.
2. Faktor Pendukung
Dalam melaksanakan kegiatan tentunya ada faktor pendukung
terlaksananya kegiatan tersebut yaitu yang sangat berpengaruh yaitu
lingkungan masyarakat, keberhasilan atau tidaknya tentunya dapat
diperoleh dari seberapa antusiasnya masyarakat yang ikut andil dalam
mensukseskan kegiatan tersebut. Komitmen bersama juga menjadi
92
pendukung berjalannya kegiatan tersebut, dengan adanya satu pemikiran
akan memudahkan jalannya kegiatan. Fasilitas yang ada juga dapat
meningkatkan bbaik buruknya jalannya kegiatan yang dilaksanakan,
karena adanya fasilitas tentunya dapat meningkatkan kualitas kegiatan.
3. Faktor Penghambat
Setelah adanya faktor pendukung tentunya terdapat faktor
penghambat terlaksananya kegiatan yaitu salah satunya, dengan perbedaan
waktu luang untuk mengadakan kegiatan secara bersamaan, hal tersebut
sangat mempengaruhi faktor penghambat terlaksanya kegiatan. Karena
kesibukan masing-masing yang tidak dapat diprediksi akan waktu luang
tersebut, sebagian Karnag Taruna dana yang berprofesi sebagai buruh,
tenaga pengajar, atau mungkin masih ada yang kuliah, hal tersebut
tentunya sangat menjadi terhambatnya kegiatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat disampaikan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi Karang Taruna Desa Banyukuning, tetap mempertahankan dan
meningkatkan karakter keagamaan, agar mampu membentuk karakter yang
baik dan sesuai dengan syariat Islam.
2. Bagi pengurus Karang Taruna Desa Banyukuning, tetaplah semangat dan
sabar dalam mejalankan amanah dalam memimpin seluruh anggota Karang
Taruna, agar semua terlaksana program kerja yang ada.
93
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, Khoirul dan Izzah Sa‟idah. 2017. “Studi Analisis Upaya Guru Akidah
Akhlak dalam Mengembangkan Potensi Nilai Moral Peserta Didik di MI
Kabupaten Demak”. Jurnal Al Ta’dib. Vol. 10, No.2.
Budiningsih, C. Asri. 2008. Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Daradjat Zakiyah. 1995. Peranan Agama dalam Kesehatan Mental.Jakarta: PT.
Toko Gunung Agung.
Daradjat, Zakiyah. 1996. Kesehatan Mental dalam Keluarga. Jakarta: Pustaka
Antara.
Dep. Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3,
Cetakan ke-4 Jakarta: Balai Pustaka.
Furqon Hidayatullah, 2010. Penbdidikan Karakter Membangun Peradaban
Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.
Hadiwardoyo Purwa. 1990. Moral dan Masalahnya. Jakarta: Rineka Cipta.
Hidayatullah, M. Furqan. 2009. Guru Sejati: Membangun Insan Berkarakter Kuat
dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka.
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Al Fabeta.
Kholisotin, Lilik dan Minarsih. 2018. Implementasi Ekstrakulikuler Keagamaan
di SMKN-1 Palangkaraya. Anterior.
Moleong, Lexy J. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muslih, Mansur. 2011. Pendidikan Karakter. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Muhibbin Syah. 2010. Psikolgi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Munir Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak
dari Rumah. Yogyakarta: Puataka Insan Madani.
Patimalama, Hamid. 2016. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:Al Fabeta.
Poerwadarminto, WJS.1987. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Bulan
Bintang.
Rochimah, Nur Apriliya & Badrus Zaman. 2018. Pendidikan Moral Anak
Jalanan. Yogyakarta: Trussmedia Grafika.
94
Sari, Mira Anggita. 2018. Pelaksanaan Program Karang Taruna dalam
Pembinaan Remaja di Kenagarian Situng. Jurnal Of Civic Education
(online). Vol. 1. No. 2. (http://Scholar. Google. Id/. Diakses 22 Oktober
2019).
Samani Muchlas, Haryanto. 2013. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: Remaja Rosdaraya.
Shihab, M. Quraish. 1996. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Wiyani, Novan Ardy. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Iman dan Taqwa.
Yogyakarta:Teras Utama.
Zaman, Badrus. 2017. Pembinaan Karakter Siswa melalui Pelaksanaan Shalat
Sunnah Dhuha di Sekolah Dasar Islam Terpadu Nur Hidayah
Surakarta. Jurnal Tamaddun, Vol. 18, No. 2, hal 1-21, nov. 2017. ISSN
1693-394X.
Zaman, Badrus. 2018. Pendidikan Akhlak pada Anak Jalanan di Surakarta. Jurnal
Inspirasi Vol. 2 No. 2 Undaris Ungaran.
Zaman, Badrus. 2019. Urgensi Pendidikan Karakter yang sesuai dengan Falsafah
Bangsa Indonesia. Jurnal Al Ghazali, 2(1), 16-31. Retrieved from
https://www.ejournal.stainupwr.ac.id/index.php/al_ghzali/article/view/101
Zaman, Badrus & Nur Apriliya Rochimah, 2019. Moral Education of Street
Children at PPAP Seroja Surakarta, Jurnal Edukasia Islamika Vol. 4, No.
1 DOI:https://doi.org/10.28918/jei.v4i1.2263.
95
LAMPIRAN-LAMPIRAN
96
Lampiran 1 : Pedoman Observasi
Pedoman Obsevasi Dan Dokumentasi
Karang Taruna Desa Banyukuning
A. Petunjuk pelaksanaan
1. Peneliti mengadakan pengamatan berperan atau partisipasi dalam
observasi di Desa Banyukuning.
2. Selama observasi dilakukan, peneliti mencatat, mendesktipsikan, dan
merangkum hasil observasi.
3. Peneliti kemudian membuat kesimpulan sementara dari observasi yang
sudah dilaksanakan.
4. Peneliti melakukan tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan untuk
diuji kecocokan atau kebenarannya.
5. Peneliti membuat kesimpulan sebagai hasil akhir.
B. Sasaran Observasi
1. Sejarah berdirinya Karang Taruna Desa Banyukuning
2. Implementasi karakter keagamaan yang ada pada masyarakat Desa
Banyukuning
3. Pelaksanaan kegiatan keagamaan dalam pembinaan moral Karang
Taruna Desa Banyukuning
4. Faktor pendukung terlaksananya program kegiatan yang sesuai dengan
pengembangan karakter keagamaan
5. Faktor penghambat terlaksananya program kegiatan yang sesuai
dengan pengembangan karakter keagamaan
97
No Dokumentasi ada tidak Deskripsi
1. Arsip Tertulis
a. Sejarah berdirinya Karang Taruna _ Garis besar berdirinya
Karang Taruna berdiri
sekitar tahun 2003 yang
dipelopori oleh pemuda
desa, pada awalnya hanya
remaja pengerak dusun
yang mempeloporinya,
akantetapi dengan adanya
kesadran dan dorongan
masyarakat banyak rmaja
yang bergabung dengan
Karang Taruna waktu itu.
Hingga pada tahun 2010
mengalami penurunan,
yang mula banyaknya
kegiatan yang dibuat oleh
Karang Taruna pada saat
itu tidak terlihat aktif lagi
dikarnakan pada waktu itu
banyak pemuda yang ikut
merantau ke luar jawa
untuk bekerja.
Dan pada tahun 2017
Karang Taruna dapat
kembali mengalami
pembaharuan yang
dipelopori oleh salah satu
pengerak terdahulu yaitu
98
saudara Eko Widiyawan
dan dapat mengerakkan
seluruh anggota Karang
Taruna tiap Dusun yang
ada di Desa Banyukuning.
b. Letak geografis Desa _ Desa Banyukuning
merupakan sebuah desa
yang terletak di kecamatan
Bandungan kabupaten
Semarang, alamat kantor
Desa Banyukuning di Jl
Nyai Kuning Km.1,
ketingian tanah di Desa
Banyukuning kurang lebih
70 Mdpl.
Di Desa Banyukuning
terdapat 12 Dusun yang
ada.
c. Visi, Misi dan Tujuan _ 1. Visi Karang Taruna
“mempererat tali
persaudaraan antar
pemuda dalam kegiatan
kegiatan, mewujudkan
generasi muda yang
berilmu pengetahuan,
kreatif, mandiri,
beriman, berkualitas
dan tanggung jawab”.
2. Misi Karang Taruna
“terwujutnya pemuda-
pemudi yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Membangun
dan meningkatkan
ekonomi produktif,
kepedulian terhadap
lingkungan, terwujutnya
kesejahteraan soisal,
99
melestarikan kesenian
daerah serta olahraga”.
3. Tujuan Karang Taruna
“meningkatkan nilai
keagamaan,
menciptakan lapangan
pekerjaan, menciptakan
lingkungan yang aman,
membangun kerjasama
dan sosial yang baik,
meningkatkan mutu
pemuda dan pemudi
yang berkualitas”.
d. Data pengurus dan pengelola
Karang Taruna
_ Data pengurus dan
pengelola Karang Taruna
tahun 2019-2020
berjumlah 31 Orang.
e. Data anggota Karang Taruna _ Data Anggota Karang
Taruna Desa Banyukuning
tahun 2019-2020 yang
penulis peroleh sekitar
berjumlah 1.567 orang dari
keseluruhan Anggota
Karang Taruna Desa
Banyukuning yang di data
tiap Dusun.
f. Program kerja Karang Taruna _ Program kerja Karang
Taruna Desa Banyukuning
terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Program kerja umum
2. Program kerja bidang-
bidang
g. Struktur organisasi Karang Taruna _ Struktur Organisasi Karang
Taruna Desa Banyukuning
meliputi :
1. Ketua I & II
2. Sekertaris I & II
3. Bendahara I & II
4. Bidang olahraga dan
seni budaya
100
5. Bidang lingkungan
hidup
6. Bidang pembinaan
kerohanian dan
pembinaan mental
7. Bidang usaha
kesejahteraan sosial
8. Bidang kemitraan
kerjasama dan tenaga
kerja
9. Bidang pendidikan dan
pelatihan
10. Bidang organisasi
2. Foto – foto
a. Gedung kesekertariatan _ Gedung kesekertariatan
milik Karang Taruna
belum ada, akan tetapi
kesekertariatan Karang
Taruna mengikut ruang
sekertariatan kelurahan
Desa Banyukuning.
b. Fasilitas, sarana dan prasarana _ Tentunya fasilitas dan
sarana prasarana yang
dimiliki Karang Taruna
masih mengikut dengan
kantor kelurahan Desa
Banyukuning yang ada.
c. Pelaksanaan program kerja _ Pelaksanaan program kerja
sebagian besar sudah
terlaksana dengan baik,
dan sesuai dengan yang
dibutuhkan masyarakat,
seperti kegiatan program
kerja bidang olahraga dan
bidang pendidikan.
101
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara
Karang Taruna Desa Banyukuning
1. Apa yang anda ketahui tentang karakter keagamaan ?
2. Sebutkan contoh-contoh tentang karakter keagamaan?
3. Sudahkah anda menerapkan contoh-contoh karakter keagamaan tersebut di
masyarakat?
4. Bagaimana anda sudah menerapkan sikap jujur, tawakal, zuhud dan
karakter keagamaan lainnya di lingkungan masyarakat anda?
5. Contoh sikap seperti apa yang anda lakukan ketika ada teman anda yang
menyimpang aturan agama?
6. Bagaimana cara/peran anda sebagai pemuda dalam meningkatkan karakter
keagamaan di masyarakat?
7. Bagaimana pendapat anda jika ada teman yang kurang/tidak memeiliki
karakter keagamaan seperti ikut dalam dunia malam, apakah itu bias
disebut sebagai salah stau faktor menurunya moral remaja saat ini ?
8. Menurut anda bagaimana cara mengatasi menurunya moral remaja?
9. Apakah dengan kegiatan keagamaan dapat menangani menurunnya moral
remaja?
10. Bagaimana respon remaja di lingkungan sekitar anda apakah sudah peduli
dengan adanya kegiatan yang di laksanakan oleh Karang Taruna?
11. Bagaimana menurut anda mengenai program-program kegiatan yang
diselengarakan oleh Karang Taruna?
102
12. Apakah program kegiata Karang Taruna sudah sesuai dengan
pengembangan karakter keagamaan.
13. Menurut anda kegiatan apa dari Karang Taruna yang sesuai dengan
pengembangan karakter keagamaan di masyarakat?
14. Apa faktor pendukung terlaksanaanya program kegiatan yang sesuai
dengan pengembangan karakter keagamaan di Karang Taruna?
15. Apa faktor penghambat terlaksananya program kegiatan yang sesuai
dengan pengembangan karakter keagamaan di Karang Taruna ?
103
Lampiran 3 : Hasil Wawancara
VERBATIM WAWANCARA
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN DALAM PEMBINAAN
MORAL KARANG TARUNA DESA BANYUKUING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
Narasumber : Eko Widiyawan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Ketua Karang Taruna Desa Banyukuning
Tempat Penelitian : Dusun Krajan, Desa Banyukuning
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Mei 2020
Waktu : 19.00 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda
ketahui tentang
karakter keagamaan?
Karakter keagamaan yaitu nikai-nilai yang ada pada
seseorang yang meliputi kompenen keagamaan
pada diri sendiri, baik itu dilaksanakan dengan
kesadaran ataupun dengan kemauan diri sendiri.
2. Sebutkan contoh-
contoh tentang
karakter keagamaan.
Menurut saya contoh karakter keagamaan yaitu
perbuatan atau tindakan yang baik yang dilakukan
oleh seseorang, contohnya menolong orang lain,
tidak ingkar janji, dan lain lain.
3. Sudahkah anda
menerapkan contoh-
contoh karakter
keagamaan tersebut di
masyarakat?
Alhamdulillah sejauh ini sudah menerapkan contoh
contoh karakter keagamaan dalam masyarakat
sekitar saya, sepertihalnya saya menerapkan sikap
amanah dalam mengemban tugas menjadi ketua
Karang Taruna Desa Banyukuning yang dipilih
oleh masyarakat setempat
4. Bagaimana anda
sudah menerapkan
sikap jujur, tawakal,
zuhud dan karakter
Saya menerapkan sikap jujur dilingkungan saya
saat saya dikasih amanat oleh masyarakat, dan saya
selalu bertawakal kepada Allah dan menerapkan
sifat zuhud yang lebih mengutamakan mendekatkan
104
keagamaan lainnya di
lingkungan
masyarakat anda.
diri kepada Allah SWT.
5. Contoh sikap seperti
apa yang anda
lakukan ketika ada
teman anda yang
menyimpang aturan
agama?
Sikap saya saat ada teman saya menyimpan aturan
agama mungkin yang lebih utama saya menegurnya
dengan baik, dan memberi sedikit pengetahuan atau
motivasi kepada teman tersebut.
6. Bagaimana cara/peran
anda sebagai pemuda
dalam meningkatkan
karakter keagamaan
di masyarakat?
Sikap saya sebagai pemuda yaitu mengajak pemuda
yang lain untuk ikut andil atau ikut serta dalam
kegiatan keagamaan yang positif.
7. Bagaimana pendapat
anda jika ada teman
yang kurang/tidak
memeiliki karakter
keagamaan seperti
ikut dalam dunia
malam, apakah itu
bias disebut sebagai
salah stau faktor
menurunya moral
remaja saat ini ?
Dengan cara pendekatan dengan pemuda tersebut,
mungkin alangkah baiknya memberi tahu terlebih
dahulu bahwa masih ada perbuatan yang positif dari
pada ikut serta dalam dunia malam, dan perbuatan
tersebut termasuk faktor menurunnya moral remaja
saat ini.
8. Menurut anda
bagaimana cara
mengatasi menurunya
Cara mengatasi menurunnya moral remaja dengan
mengajak atau membuat kegiatan kegiatan yang
positif lagi.
105
moral remaja?
9. Apakah dengan
kegiatan keagamaan
dapat menangani
menurunnya moral
remaja?
Iya, tentunya dengan adanya kegiatan –kegiatan
keagamaan dapat mengatasi menurunnya moral
remaja saat ini, seprti halnya pengajian, atau hal
positif lainnya.
10. Bagaimana respon
remaja di lingkungan
sekitar anda apakah
sudah peduli dengan
adanya kegiatan yang
di laksanakan oleh
Karang Taruna?
Alhamdulillah, respon penduduk Desa
Banyukuning sudah sangat peduli dengan adanya
kegiatan kegiatan yang diselengarakan oleh Karang
Taruna, lebih utammnya saat melaksanakan
kegiatan keagamaan sangat mendukung kegiatan
itu.
11. Bagaimana menurut
anda mengenai
program-program
kegiatan yang
diselengarakan oleh
Karang Taruna?
Pogram kerja yang diselengarakan oleh Karang
Taruna sudah maksimal, mungkin hanya sedikit
kendala dalam pengadaan waktu luang untuk
seluruh anggota Karang Taruna.
12. Apakah program
kegiata Karang
Taruna sudah sesuai
dengan
pengembangan
karakter keagamaan.
Menurut saya sudah sesuai dengan pengembangan
Karakter Keagamaan karna dengan adanya kegiatan
yang dilaksanakan akan menarik kalangan remaja
yang belum bergabung dengan Karang Taruna.
13. Menurut anda
kegiatan apa dari
Menurut saya kegiatan yag sesuai dengan
pengembangan karakter keagamaan yaitu, bahwa
106
Karang Taruna yang
sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di masyarakat?
ada program kerja pengajian lapananyang rutin
yang dilakukan tiap tiap dusun, memperingati hari
besar Islam, bakti Ramadhan dan lain lain.
14. Apa faktor
pendukung
terlaksanaanya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna?
Faktor pendukung terlaksannya program kerja
Karang Trunya yaitu yang pertama atas dukungan
dari masyarakat sekitar, mayoritas penduduk desa
yang beragama Islam, perangkat desa yang banyak
memfasilitasi .
15. Apa faktor
penghambat
terlaksananya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna ?
Faktor penghambat terlaksannya program kerja
Karang Taruna yaitu salahsatunya waktu, karna ada
pemuda yang sudah berumah tangga, sibuk dengan
kerjaannya, tentunya waktu luwang sangat
menghambat terlaksananya kegiatan.
107
VERBATIM WAWANCARA
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN DALAM PEMBINAAN
MORAL KARANG TARUNA DESA BANYUKUING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
Narasumber : Gunawan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Wakil Ketua Karang Taruna Desa Banyukuning
Tempat Penelitian : Dusun Mendongan, Desa Banyukuning
Hari/Tanggal : Minggu, 17 Mei 2020
Waktu : 13.00 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda
ketahui tentang
karakter keagamaan?
Menurut saya karakter keagamaan yaitu akhlak
seseorang yang baik, dan sesuai dengan ketentuan
agama. Yang ada pada diri seseorang masing
masing.
2. Sebutkan contoh-
contoh tentang
karakter keagamaan.
Contoh karakter keagamaan menurut saya yaitu
berperrilaku baik dengan sesama, memberikan
contoh yang baik kepada adek atau anggota Karang
Taruna yang lain.
3. Sudahkah anda
menerapkan contoh-
contoh karakter
keagamaan tersebut di
masyarakat?
Saya sudah menerapkan contoh karakter di
lingkungan Masyarakat saya seperti saya selalu
berisikap baik kepada sesame, berperilaku jujur
ketika mendapatkan amanah, meninggalkan hal-hal
yang yang buruk.
4. Bagaimana anda
sudah menerapkan
sikap jujur, tawakal,
zuhud dan karakter
keagamaan lainnya di
Saya menerapkan sikap jujur yang terpenting jujur
terhadap diri sendiri terlebih dahulu lalu
menerapkan sikap jujur kepada orang lain terkhusus
lingkungan masyarakat saya, dan bersikap tawakal
berserah diri kepada Allah SWT.
108
lingkungan
masyarakat anda.
5. Contoh sikap seperti
apa yang anda
lakukan ketika ada
teman anda yang
menyimpang aturan
agama?
Sikap saya yang pertama saat melihat teman saya
sendiri saat melakukan perbuatan menyimpang
yaitun dengan pendekatan yang baik terlebih
dahulu, baru menegurnya secara halus dan megajak
teman tersebut ke hal-hal yang positif.
6. Bagaimana cara/peran
anda sebagai pemuda
dalam meningkatkan
karakter keagamaan
di masyarakat?
Peran saya saat meningkatkan karakkter keaaam
yaitu dengan pengetahuan, pendekatan-pendekatan
dan membuat kegiatan yang mengandung unsur
keagamaan, dan memperbanyak mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
7. Bagaimana pendapat
anda jika ada teman
yang kurang/tidak
memeiliki karakter
keagamaan seperti
ikut dalam dunia
malam, apakah itu
bias disebut sebagai
salah stau faktor
menurunya moral
remaja saat ini ?
Menurut saya sangat mempengarui faktor
menurunnya moral remaja saat ini, apalagi dilihat
dari letak Desa Banyukuning yang berada di
kecamatan Bandungan, yang banyak orang
memandan bahwa Bandungan terkenal dengan
caffe dunia malam,
8. Menurut anda
bagaimana cara
mengatasi menurunya
Menurut saya cara menangani menurunnya moral
remaja antara lain denga mengajak atau membaut
kegiatan-kegiatan yang mengandung hal-hal yang
109
moral remaja? baik dan memadatkan waktu kosong dengan
mengadakan kegiatan yang bersifat keaagamaan.
9. Apakah dengan
kegiatan keagamaan
dapat menangani
menurunnya moral
remaja?
Menurut saya sangat mempengaruhi, karna dengan
adanya kegiatan keagamaan yang dilaksanakan
akan mencegah perbuatan yang mengandung
menurunnya moral remaja .
10. Bagaimana respon
remaja di lingkungan
sekitar anda apakah
sudah peduli dengan
adanya kegiatan yang
di laksanakan oleh
Karang Taruna?
Alhamdulillah respon dari lingkungan saya sangat
sudah peduli dengan adanya kegiatan-kegiatan yang
diselengarakan oleh Karang Taruna, banyak yang
mendukung saat Karang Taruna mengadakan
kegiatan dan sangat mengharapkan lebih maksimal
lagi dalam melaksanakan program kerja terkhusus
keagamaan.
11. Bagaimana menurut
anda mengenai
program-program
kegiatan yang
diselengarakan oleh
Karang Taruna?
Mengenai program-program kegiatan yang
diselengarakan oleh Karang Taruna sudah sangat
maksimal dan sudah berjalan sesuai dengan
semestinya.
12. Apakah program
kegiata Karang
Taruna sudah sesuai
dengan
pengembangan
karakter keagamaan.
Menurut saya program kerja karang taruna sudah
sesuai dengan pengembangan karakter keagamman
dikarnakan selain disitu kita belajar untuk bersosial
tentunya kita salain belajar keagamaan juga seperti
itu.
13. Menurut anda Menurut saya kegiatan yang sesuai dengan
110
kegiatan apa dari
Karang Taruna yang
sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di masyarakat?
pengembangan karakter keagamaan yaitu kita
selalu menerapkan doa bersama terlebih dahulu
sebelum kita memulai acara kegiatan.
14. Apa faktor
pendukung
terlaksanaanya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna?
Faktor pendukung terlaksanannya kegiatan yang
sesuai dengan pengembangan karakter keagamaan
yaitu dengan adanya sinergitas kita seluruh Karang
Taruna dalam mengemban amanah ini, dan juga
tawakal mendekatkan diri kepada Allah SWT.
15. Apa faktor
penghambat
terlaksananya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna ?
Menurut saya faktor penghambatnya terlaksananya
program kerja karang taruna yaitu masalah waktu
karna setiap orang memiliki waktu luang berbeda-
beda sehingga kita sangan sulit untuk menentukan
waktu yang tepat dan sesuai dengan kesangupan
kita semua.
111
VERBATIM WAWANCARA
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN DALAM PEMBINAAN
MORAL KARANG TARUNA DESA BANYUKUING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
Narasumber : Listiana Pratiwi
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Sekretaris Satu Karang Taruna Desa Banyukuning
Tempat Penelitian : Dusun Krajan, Desa Banyukuning
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Mei 2020
Waktu :10.00 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda
ketahui tentang
karakter keagamaan?
Karakter keagamaan yaitu tidakan seseorang atau
perilaku seseorang yang dilakukkan atas dasar
keyakin seseorang masing-masing yang ada pada
diri sendiri.bisa disebut juga tndakan keagamaan
yang ada pada diri sendiri.
2. Sebutkan contoh-
contoh tentang
karakter keagamaan.
Contoh karakter keagamaan yaitu berbuat jujur
dengan seseorang, tidak mengingkari janji apabila
bericara, dan berbuat baik kepada sesame,
mndekatkan diri kepada Allah SWT.
3. Sudahkah anda
menerapkan contoh-
contoh karakter
keagamaan tersebut di
masyarakat?
Saya Sudah menerapkan karakter keagamaan
dimasyarakat, seperti saya berbuat baik kepada
sesama manusia.
4. Bagaimana anda
sudah menerapkan
sikap jujur, tawakal,
zuhud dan karakter
Saya menerapkan sikap jujur dilingkungan saya
ketika saya mendapatkan amanah, tawakal kepada
Allah dengan mendekatkan diri, dan zuhud berbuat
ibadah mengutamakan akhirat.
112
keagamaan lainnya di
lingkungan
masyarakat anda.
5. Contoh sikap seperti
apa yang anda
lakukan ketika ada
teman anda yang
menyimpang aturan
agama?
Sikap saya apabila ada teman saya yang
menyimpang aturan agama atau berbuat negative
yaitu sikap saya sebagai teman untuk memberi tau
atau menegurnya dengan baik agar teman saya
tersebut tidak tersinggung apabila saya
menegurnya.
6. Bagaimana cara/peran
anda sebagai pemuda
dalam meningkatkan
karakter keagamaan
di masyarakat?
Peran saya sebagai pemuda dalam menngkatkan
karakter keagamaan di masyarakat yaitu mengajak
teman teman saya kedalam kegiatan kegiatan yang
mengandung aspek keagamaan, atau kegiatan
yangpositif yang tidak menyimpang dengan aturan
agama islma.
7. Bagaimana pendapat
anda jika ada teman
yang kurang/tidak
memeiliki karakter
keagamaan seperti
ikut dalam dunia
malam, apakah itu
bias disebut sebagai
salah stau faktor
menurunya moral
remaja saat ini ?
Sebagai teman ketika saya melihat tean saya ada
yang masuk dalam dunia malam yaitu lebih
utamanya kita untuk measehatinya, atau dengan
cara pendekatan kepada teman tersebut untuk
melakukan kegiatan selain mengikuti dunia malam
tersebut, dan menurut saya itu termasuk salah satu
faktor menurunnya moral remaja saat ini.
8. Menurut anda
bagaimana cara
Menurut saya cara mengatasi menurunya moral
remaja dengan metode pendekatan atau dengan
113
mengatasi menurunya
moral remaja?
ketauladanan, apabila kita mengajak teman kita
untuk berbuat kebaikan tentunya teman kita akan
bisa melihat sikap yang dilakukan oleh kita.
9. Apakah dengan
kegiatan keagamaan
dapat menangani
menurunnya moral
remaja?
Iya dengan kegiatan keagamaan sangat lah
membantu menangani menurunnya moral rema
karna dengan adanya kegiatan keagamanya yang
positif akan mengubah pola pikir yang mulanya
negative akan berubah menjadi positif.
10. Bagaimana respon
remaja di lingkungan
sekitar anda apakah
sudah peduli dengan
adanya kegiatan yang
di laksanakan oleh
Karang Taruna?
Respon rwmaja dilingkungan saya sangat sudah
peduli dengan adanya kegiatan yang di laksanakan
oleh Karang Taruna karena salah satu pendukung
terlaksananya program kegiatan yaitu adanya
kekompakan antara Karang Taruna dengan
lingkungan sekitar.
11. Bagaimana menurut
anda mengenai
program-program
kegiatan yang
diselengarakan oleh
Karang Taruna?
Menurut saya program-program kegiatan yang
diselenggarakan oleh Karang Taruna sudah sesuai
dengan apa yang ada dalam situasi atau kondisi
yang ada di lingkungan masyarakat Desa
Banyukuning.
12. Apakah program
kegiata Karang
Taruna sudah sesuai
dengan
pengembangan
karakter keagamaan.
Iya kegiatan yang dilaksanakan oleh Karang Taruna
tentunya sudah sesuai dengan pengembnagan
karakter keagamaan, sebelum kita melaksanakan
kegiatan selalu kita mengawali kegiatan dengan
berdoa bersama terlebih dahulu.
114
13. Menurut anda
kegiatan apa dari
Karang Taruna yang
sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di masyarakat?
Menurut saya kegiatan yang sesuai dengan
pengemabangan karakter keagamaan yaitu dengan
adanya rutinitas kita sebelum melaksanakan
kegiatan selalu diawali dengan berdoa dan diakhiri
dengan berdoa, adanya kegiatan pengajian lapanan
tiap dusun, adanya kegiatan memperingati hari
besar Islam (PHBI)
14. Apa faktor
pendukung
terlaksanaanya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna?
Menurut saya faktor pendukung terlaksannya
program kerja yang sesuai dengan pengembangan
karakter yaitu adanya kekompakan atau suasana
tersendiri yang di rasakan oleh masyarakat sekitar.
15. Apa faktor
penghambat
terlaksananya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna ?
Fator penghambatnya terlaksananya program
kegiatan yang sesuai dengan pengembanga karakter
keagamaan yaitu denga kurang nya waktu luang,
karena waktu luang anggota maupun pengurus
sangat berbeda-beda.
115
VERBATIM WAWANCARA
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN DALAM PEMBINAAN
MORAL KARANG TARUNA DESA BANYUKUING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
Narasumber : Mufid
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Sekretaris Dua Karang Taruna Desa Banyukuning
Tempat Penelitian : Dusun Banaran, Desa Banyukuning
Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Mei 2020
Waktu : 14.00 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda
ketahui tentang
karakter keagamaan?
Karakter keagamaan menurut saya yaitu perbuatan
seseorang mengenai keagamaannya atau
ketekunannya menjalankan syariat Islam, perbuatan
baik yang ada pada diri seseorang.
2. Sebutkan contoh-
contoh tentang
karakter keagamaan.
Menurut saya contoh sifat atau perilaku karakter
keagamaan yaitu salah satunya berbuat jujur
terhadap apa yang sudah diberikan dan amanah
dalam menjalankan tugasnya.
3. Sudahkah anda
menerapkan contoh-
contoh karakter
keagamaan tersebut di
masyarakat?
Saya sudah menerapakan contoh sikap karakter
keagamaan dilingkungan saya. Tapi terlebih dahulu
saya harus melakukannya kepada diri saya sendiri
baru kepada masyarakat sekitar saya.
4. Bagaimana anda
sudah menerapkan
sikap jujur, tawakal,
zuhud dan karakter
keagamaan lainnya di
Saya menerapkan sikap jujur terhadap sesame atau
dimasyarakat saya, tawakal kepada allah, dan
zuhun lebih mengutamakan kepentingan akhirat.
116
lingkungan
masyarakat anda.
5. Contoh sikap seperti
apa yang anda
lakukan ketika ada
teman anda yang
menyimpang aturan
agama?
Menegurnya dsecara halu, dan diberi penjelasan
tentang apa yang telah teman saya langgar tersebut.
6. Bagaimana cara/peran
anda sebagai pemuda
dalam meningkatkan
karakter keagamaan
di masyarakat?
Peran saya sebagai pemuda dalam meningkatkan
karakter keagamaan dengan membiasakan hal hal
yang positif, dan membuat kegiatan seputar dengan
keagamaan.
7. Bagaimana pendapat
anda jika ada teman
yang kurang/tidak
memeiliki karakter
keagamaan seperti
ikut dalam dunia
malam, apakah itu
bias disebut sebagai
salah stau faktor
menurunya moral
remaja saat ini ?
Peran saya apabila ada teman saya yang mengikuti
dunia malam yaitu memberi nasehat, dan ditelusuri
dulu dunia malam yang seperti apa yang dilakukkan
tersebut, dan menurut saya hal tersebut termasuk
salah satu faktor menurunnya molar remaja saat ini.
8. Menurut anda
bagaimana cara
mengatasi menurunya
moral remaja?
Dengan cara membuat kegiatan dalam waktu luang
dengan seputar wawasan tentang keagamaan.
117
9. Apakah dengan
kegiatan keagamaan
dapat menangani
menurunnya moral
remaja?
Menurut saya sangat membantu menangani
menurunnya moral pada remaja, karna dengan
adanya kegiatan keagamaan sesorang dapat
mengambil hikmah dari kegiatan keagamaan
tersebut.
10. Bagaimana respon
remaja di lingkungan
sekitar anda apakah
sudah peduli dengan
adanya kegiatan yang
di laksanakan oleh
Karang Taruna?
Sejauh ini respon dilingkungan sekitar saya sangat
berpeduli dengan adanya kegiatan kegiatan yang
dilaksanakan oleh Karang Taruna.
11. Bagaimana menurut
anda mengenai
program-program
kegiatan yang
diselengarakan oleh
Karang Taruna?
Menurut saya program kegiatan yang dilaksankan
atau yang dijalakan oleh Karang Taruna Desa
Bnayukuning sangat baik dan sudah berjalan
dengan semaksimal mungkin.
12. Apakah program
kegiata Karang
Taruna sudah sesuai
dengan
pengembangan
karakter keagamaan.
Sudah sesuai dengan pengembangan karakter
keagamaan karna dengan membiasakan setiap kita
mau melaksnakan kegiatan entah itu kegiatan yang
bersifat keagamaan atau bukan selalu diawali
dengan berdoa bersama terlebih dahulu
13. Menurut anda
kegiatan apa dari
Karang Taruna yang
Kegiatan yang sesuai dengan pengembangan
karakter keagamaan yaitu pengajian lapanan,
peringatan rajaban/ PHBI dan lain lain.
118
sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di masyarakat?
14. Apa faktor
pendukung
terlaksanaanya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna?
Faktor pendukung terlaksananya program kerja
yaitu dengan adanya banyak motifasi, atau
dukungan oleh masyarakat setempat, kekompakan
anggota maupun pengurus Karang Taruna yang
ada.
15. Apa faktor
penghambat
terlaksananya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna ?
Faktor penghambatnya yaitu dengan perbedaan
waktu yang luang sangat menghambat lamanya
kegiatan tersebut dilaksanakan.
119
VERBATIM WAWANCARA
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN DALAM PEMBINAAN
MORAL KARANG TARUNA DESA BANYUKUING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
Narasumber : Nia Mei Istiani
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Bendahara Karang Taruna Desa Banyukuning
Tempat Penelitian : Dusun Ploso, Desa Banyukuning
Hari/Tanggal : Rabu, 13 Mei 2020
Waktu : 10:11 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda
ketahui tentang
karakter keagamaan?
Karakter keagamaan menurut saya yaitu akhlak
yang baik yang ada pada diri seseorang, mengenai
tindakan atau perilaku dalam menjalankan
keagamaanya.
2. Sebutkan contoh-
contoh tentang
karakter keagamaan.
Menurut saya contohnya seperti sopan santun
dengan sesama, jjur dan mengetahu aturan aturan
yang tidak melangar aturan agama,
3. Sudahkah anda
menerapkan contoh-
contoh karakter
keagamaan tersebut di
masyarakat?
Sudah berusaha menerapkan contoh tersebut dalam
menanamkan karakter keagamaan dalam
masyarakat.
4. Bagaimana anda
sudah menerapkan
sikap jujur, tawakal,
zuhud dan karakter
keagamaan lainnya di
lingkungan
Saya sudah menerapkan sikap jujur dalam
lingkungan masyarakat saya seperti saya berbuat
amanah apabila diberi pesan untuk disampaikan,
dan tentunya bertawakal kepada Allah SWT.
120
masyarakat anda.
5. Contoh sikap seperti
apa yang anda
lakukan ketika ada
teman anda yang
menyimpang aturan
agama?
Memberi nasihat agar teman tersebut tau bahwa
perbuatan yang dilakukan menyimpang dari aturan
agama Islam.
6. Bagaimana cara/peran
anda sebagai pemuda
dalam meningkatkan
karakter keagamaan
di masyarakat?
Peran saya sebagai pemuda untuk meningkatkan
karakter keagamaan dimasyarakat yaitu dengan
meningkatkan ketaqwaan saya untuk menjalankan
ajaran yang sesuai dengan syariat Islam.
7. Bagaimana pendapat
anda jika ada teman
yang kurang/tidak
memeiliki karakter
keagamaan seperti
ikut dalam dunia
malam, apakah itu
bias disebut sebagai
salah stau faktor
menurunya moral
remaja saat ini ?
Pera saya sebagai pemuda apabila ada teman saya
yang mengikuti pergaulan dunia malam yaitu
menegurnya, dan memberi tau bahwa perbuatan
tersebut tidak sesuai dengan ajaran agama. Dan
tentunya perbuatan tersebut termasuk salah satu
faktor menurunnya moral remaja saat ini.
8. Menurut anda
bagaimana cara
mengatasi menurunya
moral remaja?
Dengan cara meningkatkan rasa tawakal kita
kepada Allah SWT, itu termasuk salah satu cara
mengatasi menurunnya moral remaja.
9. Apakah dengan Tentunya dengan adanya kegiatan keagamaan dapat
121
kegiatan keagamaan
dapat menangani
menurunnya moral
remaja?
menangani menurunnya moral remaja yaitu dengan
begitu dapat menambah semangat atau pengetahuan
bagi remaja yang kurang mendapatkan pengetahuan
tentang keagamaan.
10. Bagaimana respon
remaja di lingkungan
sekitar anda apakah
sudah peduli dengan
adanya kegiatan yang
di laksanakan oleh
Karang Taruna?
Tentunya respon remaja dilingkungan saya sangat
peduli dengan adanya kegiatan yang dilaksankan
oleh pemuda Karang Taruna, karna dengan adanya
kegiatan partisipasi masyarakat sangat
mendukungnya.
11. Bagaimana menurut
anda mengenai
program-program
kegiatan yang
diselengarakan oleh
Karang Taruna?
Menurut saya program-program kegiatan yang
diselengarakan oleh Karang Taruna sudah sesuai
dengan keadaan, tidak melebihi batasan wajar
dalam melaksankan kegiatan.
12. Apakah program
kegiata Karang
Taruna sudah sesuai
dengan
pengembangan
karakter keagamaan.
Menurut saya sudah sesuai dengan pengembangan
karakter keagamaan karna didalam program kerja
Karang Taruna tidak hanya yang bersifat umum
saya tapi juga ada sisipan keagamaannya.
13. Menurut anda
kegiatan apa dari
Karang Taruna yang
sesuai dengan
Menurut saya saat menjalankan kegiatan pasti
terdapat sikap pengembangan karakter keagamaan
karna selalu kita melaksanakan doa bersama ketika
akan melaksankan kegiatan.
122
pengembangan
karakter keagamaan
di masyarakat?
14. Apa faktor
pendukung
terlaksanaanya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna?
Faktor pendukung terlaksananya program kerja
yang sesuai dengan pengembangan karakter
keagamaan yaitu dengan membiaakan berdoa
bersama sebelum dan sesudah melaksankan
kegiatan. Dan juga mayoritas masyarakatnya yang
beragama Islam.
15. Apa faktor
penghambat
terlaksananya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna ?
Faktor penghambat terlaksananya program kegiatan
yaitu dengan banyaknnya anggota dan juga
banyaknya waktu yang berbeda tiap anggota
menjadi kendala dalam menentukan waktu yang
luang.
123
VERBATIM WAWANCARA
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN DALAM PEMBINAAN
MORAL KARANG TARUNA DESA BANYUKUING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
Narasumber : Muhlasin
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Anggota Karang Taruna Desa Banyukuning
Tempat Penelitian : Dusun Pakisan, Desa Banyukuning
Hari/Tanggal : jum‟at, 15 Mei 2020
Waktu : 13.00 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda
ketahui tentang
karakter keagamaan?
Karakter keagamaan yaitu akhlak atau sifat
seseorang yang baik dan yang tidak melangar
aturan agama, dan tindakan yang sesuai dengan
ajaran agama Islam.
2. Sebutkan contoh-
contoh tentang
karakter keagamaan.
Melaksanakan sifat yang bak yang sesuai dengan
agma islma.
3. Sudahkah anda
menerapkan contoh-
contoh karakter
keagamaan tersebut di
masyarakat?
Alhamdulillah saya sudah menerapkan contoh
contoh karakter keagamman dalam masyarakat
seperti saya berbuatsopan santun, dan berbuat baik
kepada sesame.
4. Bagaimana anda
sudah menerapkan
sikap jujur, tawakal,
zuhud dan karakter
keagamaan lainnya di
lingkungan
Jujur dalam menyikapai dengan orang lain yang ada
dimsyarakat dan dalam organisasi, bertawakal
kepada Allah dan mengajak perbuata baik dengan
sesame, zuhud mengutamakan akhirat dalam
menjalankan hidup.
124
masyarakat anda.
5. Contoh sikap seperti
apa yang anda
lakukan ketika ada
teman anda yang
menyimpang aturan
agama?
Menegurnya dan memberi nasehat dengan secara
baik baik.
6. Bagaimana cara/peran
anda sebagai pemuda
dalam meningkatkan
karakter keagamaan
di masyarakat?
Menggerakkan semua pemuda dengan mengikut
setakan atau untuk berpartisipasi dalm kegiatan
kegiatan yang bersifat keagamaan.
7. Bagaimana pendapat
anda jika ada teman
yang kurang/tidak
memeiliki karakter
keagamaan seperti
ikut dalam dunia
malam, apakah itu
bias disebut sebagai
salah stau faktor
menurunya moral
remaja saat ini ?
Menasehatinya teman yang ikut dalam dunia
malam, dengan cara yang baik dan memberi
pengetahuan bahwa perbautan tersebut tidak baik,
dan menurut saya perbuatan tersebut termasuk
salah satu faktor menurunnya moral remaja saat ini.
8. Menurut anda
bagaimana cara
mengatasi menurunya
moral remaja?
Cara mengatasi menurunnya moral menurut saya
dengan diadakan kegiatan keagamaan atau dengan
kegiatan yang positif positif.
9. Apakah dengan Iya menurut saya dengan diadakannya kegiatan
125
kegiatan keagamaan
dapat menangani
menurunnya moral
remaja?
keagamaan dapat menangani menurunnya moral
remaja, dan dengan dikasih motivasi yang positif
positif.
10. Bagaimana respon
remaja di lingkungan
sekitar anda apakah
sudah peduli dengan
adanya kegiatan yang
di laksanakan oleh
Karang Taruna?
Respon remaja dilingkungan sekitar saya sangatlah
baik karna dilihat dari banyaknnya partisipasi dari
remaja lingkungan yang membuat respon baik
tersendiri.
11. Bagaimana menurut
anda mengenai
program-program
kegiatan yang
diselengarakan oleh
Karang Taruna?
Menurut saya program kegiatan yang dilaksankan
oleh karang taruna sudah baik dan sesuai dengan
kebutuhan masyarakt lingkungan karena tidak
memberatkan warga masyarakat.
12. Apakah program
kegiata Karang
Taruna sudah sesuai
dengan
pengembangan
karakter keagamaan.
Iya sesuai dengan pengembangan karakter
keagamaan karena kegiatan Karang Taruna tidak
hanya kegiatan yang bersifat umum tetapi juga
mengedepankan kegiatan keagamaan.
13. Menurut anda
kegiatan apa dari
Karang Taruna yang
sesuai dengan
Kegiatan PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)
sangat sesuai dengan pengembangan karakter
keagamaan di masyarakat lingkungan saya.
126
pengembangan
karakter keagamaan
di masyarakat?
14. Apa faktor
pendukung
terlaksanaanya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna?
Faktor pendukung terlaksannanya program kegiatan
yang sesuai dengan pengembangan karakter
keagamaan yaitu adanya respon yang baik dari
masyarakt, dan dukungan dari elemen perangkat
desa.
15. Apa faktor
penghambat
terlaksananya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna ?
Faktor penghambat terlaksannya yaitu salah
satunya waktu, dalam menentukan waktu karna
kesibuka sesorang sangat berbeda beda jadi sangat
menghambat terlaksanannya program kerja Karang
Taruna.
127
VERBATIM WAWANCARA
IMPLEMENTASI KARAKTER KEAGAMAAN DALAM PEMBINAAN
MORAL KARANG TARUNA DESA BANYUKUING KECAMATAN
BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2019-2020
Narasumber : Rifdha Tsania RA
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Anggota Karang Taruna Desa Banyukuning
Tempat Penelitian : Dusun Krajan, Desa Banyukuning
Hari/Tanggal : Jum‟at, 15 Mei 2020
Waktu :16.00 WIB
NO PERTANYAAN JAWABAN
1. Apa yang anda
ketahui tentang
karakter keagamaan?
Menurut saya karakter keagamaan yaitu akhlak
yang tertanam pada diri seseorang tentang
keagamaan, lebih menjurusnya perilakun atau
tindakan sesorang dalam melaksanakan syariat
agama Islam.
2. Sebutkan contoh-
contoh tentang
karakter keagamaan.
Contoh tentang karakter keagamaan seperti halnya
kita jujur terhadap diri sendiri, dan kepada orang
lain, melaksankan syariat agama Islam yang sesuai
dengan aturannya, amanah dalam mengemban
jabatan, tawakal kepada Allah SWT.
3. Sudahkah anda
menerapkan contoh-
contoh karakter
keagamaan tersebut di
masyarakat?
Sudah menerapkan contoh-contoh karakter
keagamaan tersebut dimasyarakat saya, diawali
dengan menerapkan didiri saya terlebih dahulu baru
lingkungan saya.
4. Bagaimana anda
sudah menerapkan
sikap jujur, tawakal,
Tidak lain menerapkan jujur kepada diri sendiri
kemungkinan kita akan jujur kepad orang lain
tersendiriatau mungin dengan pekerjaan pekerjan
128
zuhud dan karakter
keagamaan lainnya di
lingkungan
masyarakat anda.
yang lain.
5. Contoh sikap seperti
apa yang anda
lakukan ketika ada
teman anda yang
menyimpang aturan
agama?
Menyikapi orang yang menyimpang aturan agama
terkadang kita tidak tega untuk menegurnya tapi
saya melakukan pendekatan dengan cara baik-baik,
atau disindir dengan halus atau dimotivasi
6. Bagaimana cara/peran
anda sebagai pemuda
dalam meningkatkan
karakter keagamaan
di masyarakat?
Untuk meningkatkan karakter keagamaan
dimasyarakat saya harus membangun terhadap diri
saya terlebih dahulu baru saya menerapkan kepada
orang lain
7. Bagaimana pendapat
anda jika ada teman
yang kurang/tidak
memeiliki karakter
keagamaan seperti
ikut dalam dunia
malam, apakah itu
bias disebut sebagai
salah stau faktor
menurunya moral
remaja saat ini ?
Meskipun ada teman teman yang didunia malam itu
sngat mencerminkan menurunnya moral remaja sat
ini, dan itu termasuk faktor menurunnya moral
remaja.
8. Menurut anda
bagaimana cara
Cara mengatasi moral moral tiap orang-orang itu
berbeda beda tetapi dibalik banyakknya keiatan
129
mengatasi menurunya
moral remaja?
yang dilaksankan kegiatan atau nasehat nasehat
kecil tentunnya akan terbuka perilakunnya
9. Apakah dengan
kegiatan keagamaan
dapat menangani
menurunnya moral
remaja?
Iya dapat menangani setidakknya dapat
meminimalisi menurunnnya moral pada remaja.
10. Bagaimana respon
remaja di lingkungan
sekitar anda apakah
sudah peduli dengan
adanya kegiatan yang
di laksanakan oleh
Karang Taruna?
Respon remaja sangat sudah peduli karena dengan
diadakannya kegiatan Karang Taruna banyak yang
berpartisipasi. Dan ikut andil dalam kegiatan itu
11. Bagaimana menurut
anda mengenai
program-program
kegiatan yang
diselengarakan oleh
Karang Taruna?
Kegiatan yang dilaksankan oleh karang taruna
sejauh ini sudah setabil, karna setiap tahun setiap
ada event selalu Karang Taruna membuat acara
pasti menyelengarakan kegiatan kegiatan
12. Apakah program
kegiata Karang
Taruna sudah sesuai
dengan
pengembangan
karakter keagamaan.
Saya rasa sudah karna tidak aka kontrofersi dengan
masyarakat lingkungan sekitar.
13. Menurut anda Kegiatan yang sesuai yaitu salah satunnya dengan
130
kegiatan apa dari
Karang Taruna yang
sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di masyarakat?
perayaan rajaban, karna masyarakat sini suka
dengan kegiatan yang ramai dan dibalik itu ada segi
keagamaannya.
14. Apa faktor
pendukung
terlaksanaanya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna?
Faktor pendukung terlaksananya yaitu dengan
adanya kesatuan pemikiran juag menjadi salah satu
faktor pendukung terlaksanannya program kegiatan
tersebut.
15. Apa faktor
penghambat
terlaksananya
program kegiatan
yang sesuai dengan
pengembangan
karakter keagamaan
di Karang Taruna ?
Sedangkan faktor penghambat terlaksanannya yaitu
salah satunya waktu karena beda kesibukan
masing-masing anggota , ada yang masih sekolah,
kerja kuliah dan lainnya. Maka waktu menjadi
salah satu faktor penghambat terlaksananya
program kerja yang ada di Karang Taruna.
131
Lampiran 4: Surat Tugas Tugas Pembimbing Skripsi
132
Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian
133
Lampiran 6: Surat Telah Melakukan Penelitian
134
Lampiran 7: Lembar bimbingan
135
Lembar 8: Daftra Nilai SKK
136
Lampiran 9: Dokumentasi
Kantor Kelurahan Desa Banyukuning
Balai Desa Banyukuning
Acara Lomba Anak Sholehah Dalam
Rangka Memperingati PHBI
Peringatan Dirgahayu Indonesia di Desa
Banyukuning
Sosialisasi Karang Taruna di Balai Desa
Banyukuning
Bakti Ramadhan Karang Taruna Desa
Banyukuning
137
Wawancara dengan informan
pemuda karang taruna
Wawancara dengan informan
pemuda karang taruna
Wawancara dengan informan pemudi
karang taruna
Wawancara dengan informasi
pemudi karang taruna
Wawancara dengan informan pemudi
karang taruna
Wawancara dengan informan pemudi
karang taruna
Lampiran 10: Daftar Riwayat Hidup
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama : Affiana Khoirul Masfufah
2. Tempat Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 25 April 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
6. Alamat : Krajan RT001/001 Desa
Banyukuning, Kec. Bandungan, Kab. Semarang.
7. Alamat Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. RA Ma‟arif Banyukuning tahun : 2004
2. MI Rohmatullah Cokro tahun : 2010
3. Mts Rohmatullah tahun : 2013
4. SMA Bina Insani tahun : 2016
C. Pengalaman Organisasi
1. HMJ PAI tahun : Pengurus 2017
2. JQH Al-Furqon tahun : Pengurus 2017-2018
3. DEMA FTIK tahun : Pengurus 2018
4. IPNU/IPPNU tahun : Ketua IPPNU 2019-2021