implementasi corporate social responsibility...

23
Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016 18 IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DALAM MEMBENTUK BRAND EQUITY Studi Kasus Program Menara Air Muamalat Di Baitul Maal Bank Muamalat Tia Nurapriyanti Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Buddhi Dharma [email protected] ABSTRAK CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang- Undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang terbaru, yakni UU Nomer 40 Tahun 2007, melalui undang-undang ini, industri atau koprasi-koprasi wajib untuk melaksanakannya. Meningkatnya tingkat kepedulian kualitas kehidupan, harmonisasi sosial dan lingkungan ini juga mempengaruhi aktivitas dunia bisnis, maka, lahirlah gugatan terhadap peran perusahaan agar mempunyai tanggungjawab sosial. Data dalam penelitian ini dianalisis secara kualitatif , yaitu data skunder yang berupa teori, definisi dan substansinya dari berbagai literatur, dan peraturan perundang- undangan, serta data primer yang diperoleh dari wawancara, observasi dan studi lapangan. Paradigma yang dipakai adalah Post-Positivisme mencoba memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan holistic. Dengan memakai teori pemangku kepentingan (stakeholders theory) yang pertama kali di perkenalkan oleh Freeman (1984), yang menyatakan bahwa, perusahaan adalah organ yang berhubungan dengan pihak lain yang berkepentingan, baik yang ada didalam atau luar perusahaan. Dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil analisa, diperoleh kesimpulan bahwa dalam mengimplementasikan tanggung jawab sosialnya, Baittul Maal Muamalat melakukan kegiatan-kegiatan Pembangunan Masyarakat yaitu beasiswa pendidikan anak kru, Aksi Tanggap Muamalat, Berbagi Cahaya qur’ban, Berbagi Cahaya Ramadhan, Penenaman Mangrove, Kepedulian terhadap Flora dan Fauna, Pengadaan irigasi (ex. Menara Air Muamalat). Kendala-kendala yang ditemui adalah waktu, dana dan tempat. Yang di bantu oleh Pihak ketiga sebagai pelaksana Implementasi CSR yang berlokasi di Desa Dekoro sehingga bangunan Menara Air Muamalatpun terealisasi dengan baik. Bahkan Menara tersebut menjadi icon Kota Pekalongan. Kata kunci: framing berita, analisis framing, dan konstruksi realitas

Upload: dangminh

Post on 07-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

18

IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

DALAM MEMBENTUK BRAND EQUITY

Studi Kasus Program Menara Air Muamalat Di Baitul Maal

Bank Muamalat

Tia Nurapriyanti

Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Buddhi Dharma

[email protected]

ABSTRAK

CSR (Corporate Social Responsibility) merupakan salah satu

kewajiban yang harus dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi

pasal 74 Undang- Undang Perseroan Terbatas (UUPT) yang terbaru,

yakni UU Nomer 40 Tahun 2007, melalui undang-undang ini, industri

atau koprasi-koprasi wajib untuk melaksanakannya. Meningkatnya

tingkat kepedulian kualitas kehidupan, harmonisasi sosial dan

lingkungan ini juga mempengaruhi aktivitas dunia bisnis, maka,

lahirlah gugatan terhadap peran perusahaan agar mempunyai

tanggungjawab sosial. Data dalam penelitian ini dianalisis secara

kualitatif , yaitu data skunder yang berupa teori, definisi dan

substansinya dari berbagai literatur, dan peraturan perundang-

undangan, serta data primer yang diperoleh dari wawancara, observasi

dan studi lapangan. Paradigma yang dipakai adalah Post-Positivisme

mencoba memperoleh gambaran yang lebih mendalam dan holistic.

Dengan memakai teori pemangku kepentingan (stakeholders

theory) yang pertama kali di perkenalkan oleh Freeman (1984), yang

menyatakan bahwa, perusahaan adalah organ yang berhubungan

dengan pihak lain yang berkepentingan, baik yang ada didalam atau luar

perusahaan. Dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil analisa,

diperoleh kesimpulan bahwa dalam mengimplementasikan tanggung

jawab sosialnya, Baittul Maal Muamalat melakukan kegiatan-kegiatan

Pembangunan Masyarakat yaitu beasiswa pendidikan anak kru, Aksi

Tanggap Muamalat, Berbagi Cahaya qur’ban, Berbagi Cahaya

Ramadhan, Penenaman Mangrove, Kepedulian terhadap Flora dan

Fauna, Pengadaan irigasi (ex. Menara Air Muamalat). Kendala-kendala

yang ditemui adalah waktu, dana dan tempat. Yang di bantu oleh Pihak

ketiga sebagai pelaksana Implementasi CSR yang berlokasi di Desa

Dekoro sehingga bangunan Menara Air Muamalatpun terealisasi

dengan baik. Bahkan Menara tersebut menjadi icon Kota Pekalongan.

Kata kunci: framing berita, analisis framing, dan konstruksi realitas

Page 2: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

19

ABSTRACT

CSR Corporat Social Responsibility is one of compulsory that

must be held by company according to the new Law of Limited Liability

Company (UUPT) article 74, UU Nomber 40 year 2007. This law

obligates industry or cooperation to carry it out. Rising of life quality

care, of social harmonization, and of environtment influence on

business. So, it brings suit up on company role in order to have social

responsibility. The analysis of the research data is qualitative: the

secondary data i.e. theory, definition and substance from some

literature, and law and regulation and the primary data from interview,

observation and field study. The paradigm that is used is Post-

Positivism traying to get deeper and holistic describtion.

The theory is stackeholders theory by Freeman (1984) stating

that company is an organ relating to other sides that is corcerned, in or

out of the company. The approach is case study. Based on the analiysis

result, it is reached that the social responsibility realization of Baitul

Maal Muamalat is making society developments: Scholarship crew

children education, Muamalat Perceptive Act. Sharing of Cahaya

Qur’ban, Sharing of Cahaya Ramadhan, Mangrove Plantation, Flora

and Fauna Care, Irigation Creation (ex. Muamalat Water Tower). The

obstacles faced were time, fund and place, but it was helped by the third

side as CSR Implementator located in Dekoro Village. So, Muamalat

Water Tower is built well. Even it becomes the icon of Pekalogan.

Key word : framing news, framing analysis, and construction of reality

PENDAHULUAN

Dewasa ini persaingan bukan hanya pada permasalahan produk

akan tetapi merupakan suatu perang image atau citra konsumen.

Dimana image konsumen dapat dibangun melalui jalur merek.

Membangun merek yang kuat merupakan hal yang terpenting bagi

perusahaan. Hal ini merupakan suatu bagian berharga dari property

hukum yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen, dalam membeli

dan menjual barang dan memberikan keamanan pendapatan masa

depan yang berkelanjutan bagi perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).

Tidak sebatas itu merek juga memiliki peran penting dalam membantu

konsumen untuk melakukan pemilihan atas produk. Meskipun produk

yang ditawarkan sama persis, konsumen biasanya akan lebih memilih

produk dengan merek yang sudah kuat dipasaran (Durianto, 2004).

Suatu produk memiliki merek yang kuat dipasaran apabila produk

tersebut memiliki brand equity yang kuat (durianto, 2004).

Page 3: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

20

Dengan memiliki brand equity yang kuat suatu perusahaan

memiliki suatu keunggulan bersaing yang sulit di tiru oleh

kompetitornya. Bukan Cuma itu Brand equity yang kuat akan

memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan juga bagi konsumennya.

Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan untuk mengelola brand

equity yang dimilikinya yaitu dengan maksud meningkatkan maupun

menjaga eksistensi merek dari produk mereka yang pada akhirnya dapat

meningkatkan profitabilitas perusahaan.

Dalam hal ini Peran Marketing PR menjadi penting dalam

membangun Brand Equity sebagaimana di harapkan sesuai dengan

fungsinya Marketing PR dimanfaatkan untuk memikat pasar, untuk

menggunakan jasa yang dimiliki oleh sebuah perusahaan atau

organisasi.

Dalam menjalankan bisnis, perusahaan tidak lagi hanya

memikirkan bagaimana mengelola merek dengan baik dalam rangka

meningkatkan profitabilitasnya, akan tetapi perusahaan saat ini dituntut

melaksanakan tanggung jawab moral kepada lingkungan sekitar demi

menjaga kelangsungan hidup bisnisnya. Hal ini berkaitan dengan

tingginya masalah-masalah social yang timbul seiring dengan

meningkatnya persaingan dan perkembangan perusahaan dalam

mengurangi dampak negative ini. Kini banyak perusahaan yang

mengembangkan dan melakukan apa yang disebut dengan corporat

responsibility social (CSR).

Beberapa penelitian terdahulu menyebutkan bahwa lebih dari

75% konsumen mengatakan bahwa tanggung jawab perusahaan

merupakan hal yang penting bagi konsumen dalam memilih atau

membeli suatu merek atau produk. Dan sekitar 55% konsumen

cenderung memilih merek dan produk yang mendukung suatu isu atau

masalah social tertentu ketika memilih produk dengan karakteristik

yang hamper sama (www.davidid.com). Survei lain yang dilakukan

oleh booth-harris trust monitor pada tahun 2001 menunjukkan bahwa

mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang

mempunyai citra yang buruk (Sutopoyudo, 2009). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa seorang konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian tidak hanya dipengaruhi oleh atribut berwujud seperti harga

dan kualitas, akan tetapi juga dipengaruhi oleh atribut tidak berwujud

seperti kepercayaan, asosiasi merek dan citra atau reputasi perusahaan

(Cretu dan Brodie, 2007; mudambi et. al., 1997 dalam Lai et. al., 2010)

dimana atribut tidak berwujud tersebut dibangun melalui penerapan

CSR. Selain merupakan suatu bentuk tanggung jawab perusahaan

Page 4: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

21

kepada masyarakat , kegiatan CSR juga merupakan suatu strategi bagi

perusahaan dalam membangun equity secara social. Kegiatan CSR

dapat menjadi sarana dalam membangun hubungan antara produk atau

merek dengan konsumen dan masyarakat. Sehingga, kegiatan CSR

yang dilakukan tidak lagi hanya sebatas pada kontek korporat semata,

akan tetapi kegiatan tersebut juga dilakukan oleh perusahaan dalam

kontek produk atau merek yang mereka miliki. Hal ini disebabkan

mulainya era baru dimana merek tidak lagi dipandang sebagai suatu

nilai bagi konsumen melainkan bagaimana konsumen dan masyarakat

menilai merek tersebut. Konsumen atau masyarakatlah yang akan

menilai apakah merek tersebut benar-benar memiliki nilai atau tidak.

Inilah yang disebut dengan social equity brand dimana pandangan ini

mengungkapkan kompleksitas dan dinamika bagaimana sebuah merek

kini harus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, tidak hanya

untuk keuntungan merek semata tetapi juga untuk kesejahteraan

masyarakat sekitar (Champniss dan Vila, 2011). Social equity brand

melihat bagaimana suatu brand membangun kepercayaan dimasyarakat

dengan cara membangun hubungan/relationship melalui interaksi-

interaksi yang dilakukan dengan masyarakat dalam rangka

menunjukkan rasa kepedulian perusahaan. Inilah mengapa setiap

perusahaan atau brand masing-masing memiliki kegiatan CSR yang

berbeda-beda dan terkadang tidak berhubungan sama sekali dengan

kegiatan usahanya.

Maka dari itu peneliti ingin sekali mengetahui bagaimana Bank

Muamalat melalui BBM Baitul Maal Muamalat mengimplementasikan

CSR dalam membangun Brand equity melalui progam Menara Air

Muamalat untuk mengetahui implementasi CSR yang sesuai dengan

visi korporasi dan amanat pasal 74 Undang-undang No. 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, dan menganalisa apa saja kendala-kendala

yang dihadapi oleh Bank Muamalat BMM Baitul Maal Muamalat

dalam implementasi Corporate Social Responsibility pada program

Menara air Muamalat tersebut.

KERANGKA PEMIKIRAN

Implementasi

Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau

penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

mengemukakan implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky

(dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa

”implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan”.

Page 5: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

22

Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang saling menyesuaikan

juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan Usman, 2004).

Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70) mengemukakan

bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”

Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul

Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan

pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai berikut

:

“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan

proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta

memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang efektif”(Setiawan,

2004:39).

Brand

Brand adalah adalah salah satu atribut yang penting dalam

sebuah produk dimana merek dapat memberikan nilai tambah terhadap

produk tersebut. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran.

Hal ini dikarenakan produk bisa dengan mudah ditiru oleh pesaing,

sedangkan merek memiliki keunikan yang relative sukar dijiplak

maupun ditiru.

Menurut Aaker (1991), merek adalah nama dan atau symbol

khusus (seperti logo, cap atau kemasan) yang bertujuan untuk

memperkenalkan barang atau jasa dari seorang penjual atau

sekelompok penjual serta membedakan barang atau jasa tersebut dari

barang atau jada yang dihasilkan oleh pesaing. Sebuah merek

menunjukkan kepada pelanggan asal/sumber produk dan melindungi

keduanya, baik produsen maupun konsumen dari pesaingnya yang

memproduksi produk produk yang terlihat mirip.

Perusahaan harus memutuskan bagaimana suatu merek dapat

menerangkan sebuah nama merek pada produknya. Pemberian merek

menjadi sangat penting, Sehingga jarang ditemukan produk yang tidak

bermerek. Menurut Rangkuti (2009) merek memiliki manfaat bagi

perusahaan, distributor dan konsumen, yakni:

Manfaat merek bagi perusahaan:

Nama merek memudahkan penjual untuk mengolah pesanan-

pesanan dan memperkecil timbulnya permasalahan.

Nama merek dan tanda dagang akan secara hokum melindungi

penjualan dari pemalsuan ciri-ciri produk, karena apabila tidak,

setiap pesaing akan meniru produk yang telah berhasil dipasaran.

Page 6: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

23

Merek memberikan peluang bagi penjual untuk mempertahankan

kesetiaan konsumen terhadap produknya, dimana kesetiaan

konsumen akan melindungi penjual dari persaingan serta membantu

memperketat pengendalian dalam merencanakan strategi bauran

pemasaran.

Merek dapat membantu penjual dalam pengelompokan pasar

kedalam segmen-segmen.

Citra perusahaan dapat dibina dengan adanya nama yang baik.

Dengan membawa nama perusahaan, merek-merek itu sekaligus

mengiklankan kualitas dan besarnya perusahaan.

a. Manfaat merek bagi distributor:

Memudahkan penangan produk

Mengidentifikasi pendistribusian produk

Meminta produksi agar berada pada standar mutu tertentu

Meningkatkan pilihan para pembeli

b. Manfaat merek bagi konsumen:

Memudahkan untuk mengenali mutu

Dapat berjalan dengan mudah dan efisien, terutama pada

saat kembali membeli produk yang sama.

Dengan adanya merek tertentu, konsumen dapat

mengkaitkan status dan prestisenya, seperti Piere Cardin,

Kenzo, Aqua dan lain sebagainya.

Brand Equity

Berbagai merek memiliki variasi dalam hal kekuatan dan nilai

yang dimiliki didalam pasar, dimana merek yang kuat merupakan

merek dengan ekuitas yang tinggi. Merek dengan ekuitas yang tinggi

merupakan kekayaan yang sangat berharga bagi perusahaan.

Menurut Aaker (1991 : 15), brand equity adalah:

“a set of brand assets and liabilities linked to a brand, its name and

symbol, that add to or subtract from the value provided by a product or

service to a firm and/or to that firm’s customer”

Dari definisi diatas dapat dijabarkan bahwa ekuitas merek perlu

dibangun, karena semakin kuat ekuitas sebuah merek, maka semakin

tinggi nilai tambah yang diperoleh oelh perusahaan dan konsumen.

Merek merupakan asset sebuah perusahaan, yang setelah dibangun

harus dikelola dengan baik karena nilai yang dimiliki oleh merek

tidaklah mudah untuk diukur seperti halnya goowill atau nama baik

perusahaan.

Page 7: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

24

Dari sisi konsumen, brand equity memiliki pengertian yaitu

keinginan seseorang untuk melakukan pembelian kembali atau tidak

terhadap merek tertentu (Kotler dan Keller, 2009). Sedangkan dari sisi

perusahaan, menurut Keller (2008) brand equity dapat membantu

perusahaan untuk meningkatkan marginal cash flow (keuntungan)

melalui penambahan nilai dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada

konsumen.

Gambar 1 : Konsep Brand Equity

Brand equity memiliki peran ganda, yaitu memberikan nilai kepada

konsumen dan memberikan nilai kepada produsen. Nilai yang diberikan

tersebut adalah sebagai berikut (Aaker, 1991):

Nilai bagi konsumen, adalah:

Mempermudah interpretasi dan pemrosesan informasi mengenai

suatu produk. Dengan brand equity yang kuat, suatu merek akan

membantu konsumen dan menafsirkan, memproses dan menyimpan

informasi terkait dengan produk dan merek tersebut.

Meningkatkan keyakinan dalam melakukan keputusan pembelian.

Tingginya brand equity dari suatu produk juga dapat mempengaruhi

brand equity (nama ; symbol)

brand perceived

brand loyality

other proprietary brand

assets

brand awarenes

s

brand associatio

n

memberikan nilai kepada pelanggan dengan memperkuat:

- interpretasi/proses informasi,

-rasa percaya diri dalam pembelian;

- perncapaian kepuasandari pelanggng

Memberikan nilai pada perusahaan dengan memperkua:

- efisiensi dan efektivitas program pemasaran;

- brand loyality;

- harga/laba;

- perluasan merek;

- peningkatan

Page 8: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

25

rasa percaya diri konsumen dalam melakukan pembelian, baik atas

dasar pengalaman masa lalu dalam penggunaan ataupun kedekatan

dengan merek tersebut dan karakteristiknya.

Menurut Aaker (1991), brand equity dapat dikelompokkan

menjadi lima kategori, yaitu:

a. Brand Awareness (Kesadaran Merek)

b. Brand Assosiasion (Asosiasi Merek)

c. Perceived Quality (Persepsi Kualitas)

d. Brand Loyalty (Loyalitas Merek)

e. Other Proprietary Brand Assets (asset-aset merek lainnya)

Corporat Social Responsibility (CSR)

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan

atau konsep yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan

perusahaan tersebut) sebagai bentuk tanggungjawab mereka terhadap

sosial/lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada. Contoh bentuk

tanggungjawab itu bermacam-macam, mulai dari melakukan kegiatan

yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perbaikan

lingkungan, pemberian beasiswa untuk anak tidak mampu, pemberian

dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk

desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk

masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar

perusahaan tersebut berada. Corporate Social Responsibility (CSR)

merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi

kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR timbul sejak era

dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang

adalah lebih penting daripada sekedar profitability.

Menurut Carrol (2006), suatu perusahaan melakukan CSR

berdasarkan 4 jenis motif tanggung jawab social, yaitu: economice

responsibilities (tanggung jawab ekonomi), legal responsibilities

(tanggung jawab hukum), ethical responsisbilities (tanggung jawab

etika) dan philanthropic responsibilities (tanggung jawab sukarela).

Berikut ini adalah penjelasannya mengenai kempat tanggung jawab

tersebut.

Economice responsibilities (tanggung jawab ekonomi)

Legal responsibilities (tanggung jawab hukum)

Ethical responsisbilities (tanggung jawab etika)

Philanthropic responsibilities (tanggung jawab sukarela)

Page 9: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

26

Kotler dan lee (2005), menjelaskan bahwa tedapat beberapa

jenis kegiatan yang ada dalam praktek CSR, yaitu: Cause Promotion,

Cause Related Marketing, Corporat Social Marketing, Corporat

Philanthropy, Community Volunteering, Sosial Responsibility

Business Practies

Public Relation

Public relation adalah usaha yang direncanakan secara terus-menerus

dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian

timbal balik antara organisasi dan masyarakatnya. Pendapat ini

menunjukkan bahwa public relation dianggap sebuah proses atau

aktivitas yang bertujuan untuk menjalin komunikasi antara organisasi

dan pihak luar organisasi (Coulsin-Thomas, 2002). Pengertian public

relation adalah: Interaksi dan menciptakan opini publik sebagai input

yang menguntungkan untuk kedua belah pihak, dan merupakan profesi

yang profesional dalam bidangnya karena merupakan faktor yang

sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi dengan secara tepat

dan dengan secara terus menerus karena public relation merupakan

kelangsungan hidup organisasi yang bersangkutan (Maria, 2002:7).

Public biasanya disebut dengan istilah penerimaan, sasaran,

bacaan, pendengar, pemirsa, audience, decorder, atau komunikan.

Khalayak adalah salah satu actor dalam proses komunikasi, karena itu

unsur khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil dan tidaknya suatu

proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak.

Public dalam studi komunikasi dapat berupa individu,

kelompok atau masyarakat. Menjadi tugas seorang komunikator untuk

mengetahui siapa yang akan menjadi khalayak sebelum proses

komunikasi berlangsung. Berikut 10 publik yang diidentifikasikan oleh

Jefkins dalam Yadin (2003:81), kesepuluh public tersebut adalah:

1. Masyarakat luas

2. Calon pegawai atau anggota

3. Para pegawai atau anggota

4. Pemasok jasa dan berbagai macam barang

5. Para investor

6. Para distributor

7. Konsumen dan pemakaian produk organisasi

8. Para pemimpin pendapat umum

9. Serikat-serikat pekerja

10. Media masa

Page 10: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

27

Menurut Rumanti (2002:39-42) menyatakan empat tugas

pokok PR adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan dan bertanggung jawab atas penyampaian

informasi secara lisan, tertulis, melalui gambar (visual) kepada

public, supaya public mempunyai pengertian yang benar tentang

organisasi atau perusahaan.

2. Memonitor, merekam, dan mengevaluasi tanggapan serta pendapat

umum dan masyarakat.

3. Memperbaiki citra organisasi

4. Tanggung jawab social (social responsibility). Public Relations

merupakan instrument yang bertanggung jawab terhadap semua

kelompok yang berhak mendapatkan tanggung jawab tersebut.

Terutama kelompok public internal, public eksternal dan pers.

PR MIX

Menurut Ruslan dalam Ardianto (2009:71-73), bauran Publik

Relation (PR) jika dijabarkan secara rinci dalam korelasi komponen

utama peran Public Relations adalah sebagai berikut:

1. Publications (publikasi dan publisitas)

Setiap fungsi dan tugas PR adalah menyelenggarakan publikasi atau

menyebarluaskan informasi melalui berbagai media tentang

kegiatan perusahaan atau organisasi, yang pantas untuk diketahui

public. Selain itu, PR juga menghasilkan publisitas untuk

memperoleh tanggapan positif secara lebih luas dari masyarakat.

2. Events (penyusuna program acar)

PR juga merencang acara tertentu yang dipilih dalam jangka waktu,

tempat dan objek tertentu yang secara khusus untuk mempengaruhi

public. Biasanya even tersebut ada beberapa jenis, dianataranya

sebagai berikut: calendar event, special evens, dan moment evens.

3. News (menciptakan berita)

Upaya untuk menciptakan berita melalui perss release, news letter,

bulletin dan lain-lain yang biasanya mengacu pada teknis

penulisan 5W + 1H (Who, What, Where, When, Why, and How).

Sistematika penulisannya adalah “piramida terbalik” yang paling

penting adalah diletakkan di batang berita.

4. Community Involvement (kepedulian pada komunitas)

Tugas seorang PRO Public Relation Officer adalah mengadakan

kontak social dengan kelompok masyarakat tertentu, serta

menjaga hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang

diwakili.

Page 11: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

28

5. Inform or Image (memberitahukan atau meraih citra)

Ada dua fungsi dari PR, yakni memberitahukan kepada public, atau

menarik perhatian sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan

berupa citra positif. Proses dari “nothing” menjadi “something”.

Dari yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tau menjadi suka dan

kemudian diharapkan timbul sesuatu (something) yaitu berupa citra.

6. Lobbying and negotiating (pendekatan dan bernegosiasi)

Keterampilan untuk melobi secara personal, dan kemampuan

bernegosiasi sangat diperlukan nagi seorang PRO, agar semua

rencana, ide, atau gagasan kegiatan suatu lembaga memperoleh

dukungan dari individu dan lembaga yang berpengaruh, sehingga

timbul situasi yang menguntungkan (win-win-solution).

7. Social responsibility (tanggung jawab social)

Aspek tanggung jawab social dalam Publik Relation sangat penting.

PR tidak hanya memikirkan keuntungan bagi lembaga atau

organisasi serta tokoh yang diwakilinya, tetapi juga kepedulian

kepada masyarakat. Hal ini penting, supaya ia memperoleh simpati

atau empati dari khalayaknya. Inilah yang didalam teori Publik

Relation disebut Social Marketing.

Marketing PR

Menurut Thomas L. Harris, pencetus pertama konsep Marketing

Public Relations dalam bukunya berjudul The Marketer’s Guide to

Public Relations dengan konsepsinya sebagai berikut :

“Marketing Public Relations is the process of planning and evaluating

programs, that encourage purchase and customer through credible

communication of information and impression that identify companies

and their products with the needs, concern of customer”.

Marketing Public Relations (MPR) merupakan proses

perencanaan dan pengevaluasian program-program yang merangsang

pembelian dan kepuasan konsumen melalui komunikasi mengenai

informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan yang

menghubungkan perusahaan dan produknya sesuai dengan kebutuhan,

keinginan, perhatian dan kepentingan para konsumen.

(Ruslan,2002:253).

Marketing Public Relations sebagai suatu proses perencanaan,

pelakasanaan dan pengevaluasian program-program yang

memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

komunikasi yang baik mengenai informasi dari perusahaan terhadap

Page 12: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

29

citra merek (Brand Image) terhadap suatu produk tertentu. (Saka

abadi,1994:p.46). Definisi menurut Philip kotler mengatakan bahwa :

” Marketing Public Relations works because works it adds value

to product through it’s unique ability to lend credibility to product

message”

Marketing Public Relations diciptakan untuk menambah atau

memberikan nilai bagi produk melalui kemampuan yang unik untuk

menunjukkan kredibilitas pesan produk (Ruslan, 2002, p.254).

Menurut Rhenald Kasali, khalayak marketing public relation

adalah masyarakat dan konsumen (2003:105). Berdasarkan pendapat-

pendapat tersebut, MPR dapat diartikan sebagai pengelolaan

komunikasi untuk memotivasi pembelian, dan kepuasan pelanggan,

konsumen dan masyarakat.

Peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai

tujuan utama organisasi menurut Rosady Ruslan :

Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk

yang tengah diluncurkan itu, Membangun kepercayaan konsumen

terhadap citra perusahaan atau manfaat (benefit) atas produk yang

ditawarkan / digunakan, Mendorong antusiasme (sales force) melalui

suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu

produk., Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media

elektronik maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya

efisiensi biaya, Komitmen untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan

kepada konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan

(complain handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan

pihak pelanggannya, Membantu mengkampanyekan peluncuran

produk-produk baru dan sekaligus merencanakan perubahan posisi

produk yang lama, Mengkomunikasikan terus menerus melalui media

Public Relations (House PR Journal) tentang aktivitas dan program

kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup

agar tercapainya publikasi yang positif di mata masyarakat / public,

Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang

dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang

diberikan kepada konsumennya, Berupaya secara proaktif dalam

menghadapi suatu kejadian negatif yang mungkin akan muncul di masa

mendatang . (Ruslan, 2002: p.262).

CSR Dalam PR

Idris (2005) mengemukakan sesungguhnya substansi

keberadaan CSR adalah dalam rangka memperkuat keberlanjutan

Page 13: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

30

perusahaan itu sendiri di sebuah kawasan, dengan jalan membangun

kerjasama antar stakeholders yang difasilitasi perusahaan tersebut

dengan menyusun program-program pengembangan masyarakat

sekitarnya. Atau dalam pengertian kemampuan perusahaan untuk dapat

beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan stakeholder yang

terkait dengannya, baik lokal, nasional, maupun global. Karenanya

pengembangan CSR ke depan seyogianya mengacu pada konsep

pembangunan yang berkelanjutan (Sustainability development).

Prinsip keberlanjutan ini mengedepankan pertumbuhan,

khususnya bagi masyarakat miskin dalam mengelola lingkungannya

dan kemampuan institusinya dalam mengelola pembangunan, serta

strateginya adalah kemampuan untuk mengintegrasikan dimensi

ekonomi, ekologi, dan sosial yang menghargai kemajemukan ekologi

dan sosial budaya. Kemudian dalam proses pengembangannya tiga

stakeholders inti diharapkan mendukung penuh, di antaranya adalah;

perusahaan, pemerintah dan masyarakat.

Komunikasi Pemasaran

Kegiatan komunikasi pemasaran merupakan rangkaian kegiatan

untuk mewujudkan suatu produk, jasa, ide, dengan menggunakan

bauran pemasaran (promotion mix) yaitu: iklan (advertising), penjualan

tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales promotion),

hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity)

serta pemasaran langsung (direct marketing) (Purba, dkk, 2006: 126 –

127). Banyak ahli yang sepakat bahwa konsep inti komunikasi

pemasaran adalah pertukaran (exchange). Alasan yang mendasari

bahwa konsep inti pemasaran adalah pertukaran yaitu bahwa seluruh

aktivitas yang dilakukan satu individu dengan individu yang lainnya

merupakan pertukaran. Tidak ada individu yang mendapatkan sesuatu

tanpa memberikan sesuatu baik langsung ataupun tidak langsung.

Alasan terjadinya pertukaran adalah untuk memuaskan kebutuhan.

Pertukaran yang terjadi baik langsung maupun tidak langsung

memerlukan komunikasi yang berperan serta. Dengan demikian

komunikasi memegang peranan penting dalam proses pertukaran. Pada

tingkat dasar komunikasi dapat menginformasikan dan membuat

konsumen potensial menyadari akan produk yang ditawarkan.

Komunikasi dapat berusaha membujuk konsumen agar berhasrat masuk

dalam hubungan pertukaran (exchange relationship) pada pemasaran.

Page 14: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

31

METODE

Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian

kualitatif, dengan menggunakan varian penelitian studi kasus. Oleh

karena itu perlu melakukan penggalian informasi dan data yang

mendalam dan intensif terhadap suatu permsalahan atau kasus yang

terjadi dalam sebuah organisasi yaitu Baitul Mall Muamalat, Bank

Muamalat.

Penggunaan studi kasus dalam penelitian ini karena peneliti

melihat beberapa keunikan kasus diantatanya adalah di Jakarta terdapat

banyak bank di swasta bahkan banyak pula dan hampir semua

perusahaan menjalankan fungsi CSR nya, namun ada keunikan

tersendiri Bank Muamalat menamakan untuk CSR nya adalah dengan

Baitul Mall Muamalat dan salah satu program yang menarik yaitu

Menara Air Muamalat. unik dimana programa CSR di Baitul Maal

Muamalat dapat di request oleh nasabah yang memiliki dana deposit

atau tabungan yang banyak di bank muamalat serta unik nya lagi ketika

BMM melaksanakan kegitan CSR nya Menara Air Muamalat ini berdiri

dengan megah dan didominasi atau dihias dengan desain batik

pekalongan yaitu disesuaikan dengan budaya yang ada di local.

Study kasus adalah pengujian intensif menggunakan berbagai

sumber bukti (yang bisa jadi kualitatif, kuantitatif atau kedua-duanya).

Pada umumnya, studi kasus dihubungkan dengan sebuah lokasi

kasusnya mungkin sebuah organisasi, sekumpulan orang seperti

Fenomena untuk mencapai

tujuan Brand Equity Agent

Penny

MPR

(Marketing Public Relation)

CSR BRAND EQUITY

IMPLEMENTASI CSR dalam

membangun Brand Equity

Page 15: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

32

kelompok kerja atau kelompok social, peristiwa, proses, isu maupun

kampanye” (Daymon dan Immy, 208 : 4 ).

Adapun studi kasus ini menggunakan desain studi kasus

tunggal, karena peristiwa program Menara Air Muamalat yang

diadalakan oleh BMM yang diangka dan dieksplorasi secara mendalam

adalah dari sebuah fenomena. Seperti dikemukakan of casen Barbara

M. Wildemuth bahwa “in a research context, a case study is defined as

a research study focused on a single case or set of cases”. (Wildemuth,

2009 : 51).

Penentuan studi kasus tunggal juga didasarkan pada bahwa

kasus dari fenomena yang diteliti adalah unik. Rasional yang kedua

untuk kasus tunggal ialah kasus tersebut ,menyajikan suatu kasus

ekstrem atau unik (Yin, 2008 : 48).

Sifat penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif.

Menurut Bogdan dan Biklen (2008 : 4-5 ) Penelitian kualitatif adalah

deskriftif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang

bentuk, fungsi, dan makna ungkapan larangan. Hal ini sejalan dengan

pendapat Bogdan dan Taylor (1975) dalam Moleong (2002: 3) yang

menyatakan ”metodologi kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain,

penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian

yang tidak mengadakan perhitungan.

Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi

kualitatif itu sendiri. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang

menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di

masyarakat bahasa (Djajasudarma, 2006: 11). Lebih lanjut dijelaskan

bahwa pendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu bahasa

memerlukan informan. Pendekatan yang melibatkan masyarakat bahasa

ini diarahkan pada latar dan individu yang bersangkutan secara holistik

sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh.

Oleh karena itu, dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak

ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah informannya

ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian.

Adapun terori yang di gunakan adalah teori pemangku

kepentingan (stakeholders theory) yang pertama kali di perkenalkan

oleh Freeman (1984), yang menyatakan bahwa, perusahaan adalah

organ yang berhubungan dengan pihak lain yang berkepentingan, baik

yang ada didalam atau luar perusahaan. Penjelasan yang lain tentang

teori pemangku kepentingan mengatakan bahwa, perusahaan bukanlah

Page 16: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

33

entitas yang hanya hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri

namun harus memberikan manfaat bagi pemangku kepentinganya.

Penelitian ini menggunakan studi kasus tunggal holistic karena meneliti

satu kasus yaitu Implementasi Corporat Social Responsibility Dalam

Membentuk Brand Equity Pada Program Menara Air Muamalat Baitul

Maal Muamalat, Bank Muamalat, Indonesia.

PEMBAHASAN

Peran Marketing PR BMM dalam Implementasi Program Menara

Air Muamalat

Implementasi PR secara konkrit pada organisasi di masa

mendatang, menurut Hubeis (2001) perlu diikuti dengan kegiatan

seperti personal development, dan leadership building (konsep

pengembangan diri, teknik presentasi yang menarik dan efektif,

meningkatkan percaya diri, dan mentalitas sukses); pendirian maupun

pemberdayaan pusat data dan informasi untuk mendukung

pengembangan program unggulan, yang dimulai dari tahapan

mengumpulkan, menyaring, mengolah dan menyebarluaskan

informasi; temu aksi (demo, diskusi dan gelar produksi), dalam rangka

mengembangkan tingkat komunikasi yang sesuai (intraindividual,

interpersonal, intraorganizational dan extraorganizational); pengenalan

sikap mitra kerja (teliti, konservatif, berkepala dingin, sensitif, keras

dan berpandangan sempit); dan permasalahan yang sedang berkembang

di masyarakat, dengan memperhatikan jangkauan media massa yang

semakin luas, semakin tinggi tingkat kesadaran pengguna akan haknya

terhadap barang atau jasa yang ditawarkan, tingginya mobilitas

masyarakat desa ke kota, perubahan iklim politik yang sulit diduga,

semakin kritis LSM dalam menyampaikan keluhan konsumen dan

adanya produsen pesaing.

Dalam lingkungan bisnis yang berubah, PR ditempatkan pada

platform yang lebih tinggi. Kebutuhan perusahaan yang berkembang

tidak hanya mengembangkan produk atau jasa, tetapi harus berbuat

lebih yakni membina hubungan positif dan konsisten dengan pihak-

pihak yang terlibat dengan organisasi. Bank Muamalat sendiri guna

membina hubungan baik dengan konsumenya yang di sebut dengan

nasabah, setiap nasabah dapat meminta program yang ada seperti CSR

sesuai kebutuhannya, dan itu bukan tanpa kecuali. Adapun nasabah-

nasabah yang mendapatkan kesempatan ini adalah nasabah yang

banyak menyimpan deposit dana di bank muamalat.

Page 17: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

34

Hak ini dilakukan agar PR berkembang dan berfungsi optimal,

sehingga harus di dukung oleh beberapa pihak, caranya adalah

membangun hubungan baik perusahaan dengan nasabahnya.

Bank Muamalat dalam pelaksanaan CSR didukung oleh

berbagai pihak, Yaitu:

a. BMM Baitul Maal Muamalat

b. CV. Suria Pratama

c. Wali Kota Pekalongan

BMM Baitul Maal Muamalat yang mana merupakan yayasan

atau anak perusahaan Bank Muamalat yang bergerak dalam bidang

sosial, yang menjalankan fungsi Marketing PR dalam kegiatan CSR-

nya. Dalam fungsi pelaksanaan program CSR adalah pada departemen

Sosial kemanusiaan.

CV. Suria Pratama adalah badan usaha yang di tunjuk oleh

pihak BMM Baitul Maal Muamalat dalam pelaksanaan Pembangunan

CSR Menara Air Muamalat, Yang merupakan pihak ke 3 dalam

pelaksanaan pembangunan dan merealisasikan berdirinya Menara Air

Muamalat.

Wali Kota Pekalongan, merupakan nasabah Bank Muamalat

yang loyality dan memiliki kualifikasi untuk meminta program CSR di

daerahnya.

Dalam implementasi program CSR Menara Air Muamalat,

ketiga elemen di atas saling berinteraksi dan mendukung, saling

partisipasi aktif masing-masing stakeholders sehingga dapat bersinergi,

dan mewujudkan dialog secara komprehensif. Sehingga pengambilan

keputusan, menjalankan keputusan, dan pertanggung jawaban dari

implementasi CSR akan di emban secara bersama, contohnya dalam hal

keputusan yang diambil saat nasabah bank muamalat meminta CSR

Menara Air Muamalat di bentuk atau di desaint dengan batik yang

menandakan diri khas budaya pekalongan hal ini di setujui oleh semua

elamet tersebut dan bertanggung jawab bersama selama pelaksanaan

pembangunan CSR Menara Air Muamalat bahkan bukan sampai disitu,

komunikasi tetap terjalin karena masih ada terus monitoring terhadap

Menara Air Muamalat yang telah didirikan sebagai bukti keberlanjutan

CRS atau kepedulian Bank Muamalat terhadap Masyarakat secara

berkelanjutan.

Tapi dalam hal memandang dan menyikapi CSR ke depan,

sesungguhnya perlu ada kajian dan sosialisasi yang serius di internal

perusahaan yakni Baitul Maal Muamalat dan dari semua departemen di

dalamnya. Paling tidak untuk menyamakan persepsi di antara pelaku

Page 18: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

35

yaitu BMM dan CV. Suria Pratama serta pengambil kebijakan yaitu

Bank Muamalat, hal ini dikarenakan akan kekehawatiran atas

perubahan paradigma pengelolaan perusahaan seperti yang terjadi saat

ini, yang telah terjadi ditingkat lokal maupun global. Diharapkan jika

telah ada sosialisasi akan meminimalia adanya hambatan secara internal

maupun eksternal perusahaan.

Implementasi Corporat Responsibility (CSR) BMM Baitul Maal

Muamalat Pada Program Menara Air Muamalat

BMM dalam mengimplementasikan Program ini sempat

terhenti selama 2 tahun. Program ini merupkan permintaan BMI

Cabang Pekalongan yang di ajukan sejak tahun 2011. Dikarenakan

beberapa hal teknis dan SDM, selanjutnya program bisa dilanjutkan

pada bulan Juli tahun 2013 setelah adanya mitra Program CSR yang

menghandle program tersebut. Tanggal 5-6 September team melakukan

assesement ulang kepekalongan, mengapa demikian karena program

telah terhenti selama 2tahun sehingga perlu assesement ulang.

Bersadarkan assesement tersebut ditemukan bahwa lokasi yang semula

di daerah panjang wetan sudah mendapatkan dana APBD, sehingga

dinas PU setempat merekomendasikan lokasi baru yang lebih strategis

yaitu desa dekoro kec. Pekalongan Timur. Setelah dilakukan tes tanah

ternayata kedalaman tanah keras mencapai 15,8 m sehingga melebihi

RAB sebelumnya yaitu 12m sehingga ada penyesuaian RAB kembali,

yaitu naek 6,23 % menjadi Rp. 494.300.000,-. Dikarenakan design

menara dari konsultan yang cukup megah. Hal ini diharapkan menjadi

icon kota pekalongan sekaligus branding Bank Muamalat. Penambahan

anggaran project air bersih sudah di ACC oleh directur eksekutif BMM,

selanjutnya adalah pencairan penandatanganan MOU dengan CV Suria

Pratama.

Corporate Social Responsibility dalam pemberdayaan dan

tanggung jawab kepada mayarakat adalah merupakan tuntutan public

dan hokum, karena bisnis saat ini harus memberlakukan “being ethical

and social responsibility” dengan berlaku etis dan tanggung jawab

social, bisnis akan langgeng sehingga akan terjadi hubungan jangka

panjang dalam interaksi yang harmonis antara perusahaan dengan

masyarakat. Corporat Social Responsibility merupakan konsep yang

sangat luas, yang berhubungan dengan kewajiban perusahaan atau

organisasi dalam memaksimalkan Impact positif terhadap masyarakat.

Dalam hal ini Corporat Social Responsibility dibedakan dalam dua

jaluryang berbeda yaitu:

Page 19: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

36

1. Jalur relasi Primer, Misalnya memenuhi kontrak yang sudah

dilakukan dengan perusahaan lain, memenuhi janji, membayar

hutang, memberi pelayanan kepada konsumen, dan pelanggan secara

memuaskan, bertanggung jawab dalam menawarkan barang dan jasa

kepada masyarakat dengan mutu yang baik, memperhatikan

karyawan dan keluarganya serta pendidikan karyawan dan

sebagainya.

2. Terhadap relasi sekunder , bertanggung jawab atas operasi dan

dampak bisnis terhadap masyarakat pada umumnya, atas masalah-

masalah social seperti lapangan kerja, membantu program

pengentasan kemiskinan dan sebagainya.

Berdasarkan isi tanggung jawab social tersebut, maka tanggung

jawab social perusahaan Bank Muamalat berada pada jalur relasi primer

dimana program Menara Air Muamalat ini upaya pelayanan perusahaan

kepada konsumen.

Secara umum, perusahaan - perusahaan di berbagai Negara

dianjurkan mengimplementasikan program CSR atas pertimbangan

empat hal, yaitu:

1. Kewajiban Moral Perusahaan memiliki kewajiban untuk menjadi

warga yang baik, dan melakukan hal-hal yang baik. Perusahaan

mencapai kesuksesan dengan cara-cara

2. yang menghargai nilai-nilai etika serta menghormati orangorang,

masyarakat dan lingkungan alam.

3. Keberlanjutan Keberlanjutan ditekankan pada kepedulian terhadap

lingkungan dan masyarakat. Seperti halnya yang dinyatakan oleh

WBCSD (2001), bahwa keberlanjutan berarti memenuhi kebutuhan

saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang

untuk memenuhi kebutuhannya.

4. Ijin Beroperasi Ijin beroperasi perusahaan diperoleh dari pemerintah,

masyarakat, dan stakeholder lainnya, baik secara eksplisit maupun

yang tidak terucapkan.

5. Reputasi Reputasi digunakan oleh berbagai perusahaan sebagai

alasan melakukan program CSR dalam rangka memperbaiki citra

perusahaan, memperkuat merek atau bahkan menaikkan harga

sahamnya (Porter dan Kramer).

Page 20: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

37

Program Menara Air Muamalat

Dimensi Publik Bank Muamalat mengisyaratkan bukan hanya

kepemilikan dan pengawasan oleh public, tetapi juga menggambarkan

“Public Purpose” (bertujuan public, masyarakat sebagai sasaran). Dan

“public interest” (berorientasi kepada kepentingan masyarakat).

Dalam komunitas masyarakat, dimanapun berada tentu saja

memiliki potensi sumber daya dari lingkungan alam atau dari sumber

daya yang dimilikinya. Potensi alam yang ada akan mencapai titik

maksimal jika potensi tersebut diberdayakan. Pemberdayaan

lingkungan tentunya membutuhkan dukungan dari masyarakat sekitar

selanjutnya pula tentu harus ada sebuah perusahaan yang memiliki

komitmen untuk pemberdayaan lingkungan dengan mengadakan public

facility. dengan dapat bekerja sama dengan pemerintah setempat.

Kerjasama ketiga komponen inilah yang akan mendukung adanya

public facility yang di butuhkan masyarakat sekitar.

Implementasi CV Suria Pratama dalam CSR Menara Air Muamalat

CV Surya Pratama merupakan Vendor atau EO dalam

pelaksanaan CSR Menara Air Muamalat yang di tunjuk oleh Baitul

Maal Muamalat. Lalu apa saja kah yang dilakukan oleh CV Surya

Pratama sebagai EO. Yaitu membuat MOU, bangunan Menara

Muamalat sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat. Pada hari rabu

20 November 2013 Pkl. 10.00 wib, telah dilaksanakan peletakan batu

pertama pembangunan MCK sekaligus menara air bersih 5 lantai di

Ds.Dekoro Kec. Pekalongan Timur. Bangunan yang di buat dengan

design batik yang menandakan khas pekalongan. Yang sekarang

menara tersebut menjadi icon kota pekalongan karena berdiri dengan

megah di Ds. Dekoro.

Event organizer adalah istilah untuk penyedia jasa profesional

penyelenggara acara. Meski bisa dialih bahasakan, namun umumnya

istilah aslinya tetap dipergunakan. Atau untuk mudahnya disebut EO.

Pada dasarnya, tugas dari EO. adalah membantu kliennya (client) untuk

dapat menyelenggarakan acara yang diinginkan. Bisa jadi hal ini karena

keterbatasan sumber daya atau waktu yang dimiliki klien, namun

penggunaan jasa EO. juga dimungkinkan dengan alasan agar

penyelenggaraannya profesional sehingga hasilnya lebih bagus dari

pada bila dikerjakan sendiri.

Moh. Jafar Hafsah menyebut kerjasama adalah kemitraan, yang

artinya adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau

lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama

Page 21: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

38

dengan prisip saling membutuhkan dan saling membesarkan. CV Suria

Pratama merupakan Vendor yang di tunjuk oleh BMM Baitul Maal

Muamalat dalam pengerjaan proyek CSR Menara Air Muamalat.

Dengan tujuan dapat merealisasikan Proyek CSR Menara Air

Muamalat. Bukan hal yang mudah dalam melakukan kerjasama ini,

karena Baitul Maal Muamalat tidak serta merta menunjuk CV Suria

Pratama, karena BMM membuka proyek ini dan saat itu ada 3

perusahaan yang menawarakn kerjasamaan pengerjaan Menara Air

Muamalat.CV Suria Muamalat sebelum memenangkan proyek

pengerjaan membuat proposal kerja sama vendor.

KESIMPULAN

Hasil penemuan di lapangan bahwa masih banyak perusahaan

yang membutuhkan tenaga kerja diluar badan perusahaan untuk

melaksanakan program-program perusahaan, salah satunya adalah

BMM Baitul Maal Muamalat dalam pengimplementasian kegiatan CSR

Corporat Social Responsibility BMM menggunakan CV Suria Pratama.

CV Suria Pratama merupakan EO atau Vendor yang di tunjuk oleh

BMM. Hal ini dilakukan karena BMM sangat sulit jika harus

melakukan semua kegitan sendiri secara internal sehingga diberikan

kepada ahli nya yaitu vendor yang bersedia dan telah ditunjuk untuk

melaksakan pembangunan Menara Air Muamalat. Bukan hanya BMM

yang memakai jasa pendor atau EO, Bank yang lain contoh Citi Bank-

Pun menerapkan system yang sama yaitu menggunakan pihak ke tiga

dalam pengimplementasi-an program CSR nya.

Ada hal yang menarik dalam program CSR pada bank muamalat

yang di manajemeni oleh BMM dapat disesuaikan dengan keinginan

nasabah. Nasabah yang banyak menitipkan dananya pada bank

Muamalat dapat meminta program CSR ditempat dan jenis CSR nya.

Serta berikut ini hal-hal yang dapat kita ambil sebagai benang merah

agar penerapan CSR berhasil. CSR harus dipahami sebagai total

business impact, bukan hanya sebagai kegiatan sesaat atau

kedermawanan, tapi harus ada unsur pemberdayaan masyarakat baik

secara ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, maupun lingkungan

hidup yang berkaitan dengan supply chain bahan baku sampai

pendistribusian, operasional bisnis, dan keterlibatan masyarakat. CSR

yang dilakukan dengan baik akan berpengaruh positif terhadap reputasi

perusahaan. Namun membutuhkan waktu yang panjang agar terbentuk

reputasi positif perusahaan dan terbangun brand equity yang

diharapkan dapat menambah kepuasan dan meningkatkan loyalitas

Page 22: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

39

merek. Agar aktivitas CSR yang lebih condong ke Marketing PR dapat

mendukung strategi diferensiasi program tersebut harus konsisten dan

melibatkan seluruh elemen dalam perusahaan sehingga aktivitas

tersebut akan berkontribusi terhadap pembentukan reputasi perusahaan

dan brand equity yang dimiliki perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A. 1991. “Managing Brand Equity: Capitalizing on the

Value of a Brand Name”. New York: The Free Press.

Adnanputra, Ahmad S.,”Marketing Publik Relations Alternatif Baru

Menganisipasi Persaingan”, LM-FEUI.

Bugin, Burhan, H.M. 2011. “Metodologi Penelitian Sosial : Format-

Format Kuantitatif

dan Kualitatif”. Airlangga University Press : Surabaya.

Bugin, Burhan, H.M. 2006. “Sosiologi Komunikasi (Teori Paradigm

Dan Diskursus Teknologi)”

Effendy, Onong Uchjana. 2003.” Ilmu, Teori dan Filsafat

Komunikasi”. PT Citra

Aditya Bakti : Bandung.

Em Giffin, 2003, “A First Look at Communication Theory, McGrraw-

Hill Companies

Kotler, Philip dan Nancy Lee. “Corporate Social Responsibility Doing

the Most Good for Your Company and Your Cause”. New

Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2005.

Moleong, Lexy, “Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Refisi”, PT

Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mulyana, Deddy, “Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar”, PT Remaja

Rosdakarya Bandung, 2007

Abidin, Miranty (2006), “CSR di Indonesia” Dalam MIX III (10):17,

Jakarta.

Delgado, E., Munuera, J.L, (2005). Does Brand Trust Matter To Brand

Equity,

Journal Of Product and Brand Management, Vol. 14 No. 3, pp.

187-196.

Ditya Sari, Yustisia. “Implementasi Corporate Social Responsibility

(CSR) terhadap sikap komunitas pada program perusahaan;

Studi kuantitaif implementasi CSR terhadap sikap komunitas

pada Program Street children sponsorship migas hess

Indonesia, 2012.

Page 23: IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY …misterhusni.com/.../uploads/2017/10/No.-18-40-Artikel-tia-CLEAR.pdf · penerapan. Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002),

Convergence (ISSN: 2528-648X) Vol. 1 No. 2, Januari 2016

40

Suriany, Linda. “Penerapan Corporate Social Responsibility”, Jurnal

Vol. 5 hal 25-40, FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

2008.

Rakhmat, Agung. “Good Corporate Governance (GCG) sebagai

prinsip Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR);

Studi Kasus pada Community Development Center PT Telkom

Malang”, Jurnal Skirpsi/ Agung Rakhmat/ FEB UB/ 2013.

Chairi, Anis dan Firman Aji Nugroho. “Retorika dalam pelaporan

CSR: Analisis Semiotic atas Sustainability”, Fakultas

Ekonomi Universitas Diponogoro, 2009.

Maulana, Firkan. “Eksplorasi Persepsi Masyarakat Desa Sekitar Hutan

terhadap Pola Pengelolaan Hutan Secara bersama (Studi

Kasus Tiga Desa sekitar Kawasan hutan zona inti DAS Hulu

RPH Desa Sekitar Kecamatan Kertasari Kabupaten

Bandung”, 2002.