implementasi budaya akademik

8
IMPLEMENTASI BUDAYA AKADEMIK DAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA Dwi Nur Nikmah e-mail: [email protected] Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang Abstract: Scientific attitude should always be socialized, to be academic culture. Research objectives are: (1) determine how high the scientific attitude of students; (2) determine how high the implementation of a student’s academic culture; and (3) determine whether there is a significant positive correlation between the implementation of the academic culture with a scientific attitude S1 Universitas Negeri Malang (UM) student. This study uses quantitative methods with descriptive correlational design dwivariat, through a questionnaire with a sample of 391 students. Research results are: (1) the scientific attitude in a very high level, (2) the implementation of the academic culture in high levels, and (3) there is a significant positive correlation between the implementation of the academic culture with a scientific attitude UM students in the strong level. Keywords : implementation of academic culture, scientific attitude, and students. Abstrak: Sikap ilmiah harus selalu dibiasakan, agar menjadi budaya akademik. Tujuan penelitian yaitu: (1) mengetahui seberapa tinggi sikap ilmiah mahasiswa; (2) mengetahui seberapa tinggi implementasi budaya akademik mahasiswa; dan (3) mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan positif antara implementasi budaya akademik dengan sikap ilmiah mahasiswa program S1 UM. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif korelasional dwivariat, melalui angket dengan jumlah sampel 391 mahasiswa. Hasil Penelitian yaitu: (1) sikap ilmiah dalam tingkatan sangat tinggi, (2) implementasi budaya akademik dalam tingkatan tinggi, dan (3) terdapat hubungan yang signifikan positif antara implementasi budaya akademik dengan sikap ilmiah mahasiswa UM dalam tingkat kuat. Kata kunci: implementasi budaya akademik, sikap ilmiah, dan mahasiswa. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiap manusia, dan saat ini telah menjadi kebutuhan pokok. Disebut demikian karena semakin banyak masyarakat yang melanjutkan pendidikan hingga tingkat universitas. Setiap universitas haruslah diiringi dengan adanya mahasiswa yang unggul, terampil, cakap, kritis, dan bersikap ilmiah terhadap peristiwa yang terjadi disekitarnya. Menurut Muslich (2008:1), “sikap ilmiah adalah sikap yang harus ada pada diri seseorang ilmuwan atau akademisi ketika menghadapi persoalan-persoalan ilmiah, yang perlu dibiasakan dalam berbagai forum ilmiah.” Sikap ilmiah yang dimaksud yaitu, sikap ingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif, sikap rela menghargai karya orang lain, sikap berani mempertahankan kebenaran, dan sikap menjangkau ke depan. Sikap ilmiah harus selalu dibiasakan dan digunakan oleh sivitas akademika, agar menjadi suatu budaya yang dalam hal ini berkaitan erat dengan budaya akademik. Menurut Ariftianto (2010:1), “budaya akademik (academic culture) merupakan suatu totalitas dari kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga penelitian”. Budaya akademik adalah budaya yang universal, yakni dimiliki oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik, salah satunya yaitu mahasiswa. UU RI No 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal 13 ayat 3 memaparkan bahwa, “mahasiswa memiliki kebebasan akademik dengan menguta- makan penalaran dan akhlak mulia serta bertanggungjawab sesuai dengan budaya akademik.” Berbagai kegiatan dalam kebebasan akademik mahasiswa sangatlah mendukung 483

Upload: riana-pasca

Post on 08-Jul-2016

224 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kebebasan mimbar akademik

TRANSCRIPT

IMPLEMENTASI BUDAYA AKADEMIKDAN SIKAP ILMIAH MAHASISWA

Dwi Nur Nikmah

e-mail: [email protected] Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang

Jalan Semarang 5 Malang

Abstract: Scientific attitude should always be socialized, to be academic culture. Research objectivesare: (1) determine how high the scientific attitude of students; (2) determine how high theimplementation of a student’s academic culture; and (3) determine whether there is a significantpositive correlation between the implementation of the academic culture with a scientific attitude S1Universitas Negeri Malang (UM) student. This study uses quantitative methods with descriptivecorrelational design dwivariat, through a questionnaire with a sample of 391 students. Researchresults are: (1) the scientific attitude in a very high level, (2) the implementation of the academicculture in high levels, and (3) there is a significant positive correlation between the implementation ofthe academic culture with a scientific attitude UM students in the strong level.

Keywords :  implementation of academic culture, scientific attitude, and students.

Abstrak: Sikap ilmiah harus selalu dibiasakan, agar menjadi budaya akademik. Tujuan penelitianyaitu: (1) mengetahui seberapa tinggi sikap ilmiah mahasiswa; (2) mengetahui seberapa tinggiimplementasi budaya akademik mahasiswa; dan (3) mengetahui apakah ada hubungan yang signifikanpositif antara implementasi budaya akademik dengan sikap ilmiah mahasiswa program S1 UM.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan penelitian deskriptif korelasionaldwivariat, melalui angket dengan jumlah sampel 391 mahasiswa. Hasil Penelitian yaitu: (1) sikapilmiah dalam tingkatan sangat tinggi, (2) implementasi budaya akademik dalam tingkatan tinggi, dan(3) terdapat hubungan yang signifikan positif antara implementasi budaya akademik dengan sikapilmiah mahasiswa UM dalam tingkat kuat.

Kata kunci: implementasi budaya akademik, sikap ilmiah, dan mahasiswa.

Pendidikan merupakan hal yang penting bagi setiapmanusia, dan saat ini telah menjadi kebutuhanpokok. Disebut demikian karena semakin banyakmasyarakat yang melanjutkan pendidikan hinggatingkat universitas. Setiap universitas haruslahdiiringi dengan adanya mahasiswa yang unggul,terampil, cakap, kritis, dan bersikap ilmiah terhadapperistiwa yang terjadi disekitarnya. MenurutMuslich (2008:1), “sikap ilmiah adalah sikap yangharus ada pada diri seseorang ilmuwan atauakademisi ketika menghadapi persoalan-persoalanilmiah, yang perlu dibiasakan dalam berbagai forumilmiah.” Sikap ilmiah yang dimaksud yaitu, sikapingin tahu, sikap kritis, sikap terbuka, sikap objektif,sikap rela menghargai karya orang lain, sikapberani mempertahankan kebenaran, dan sikapmenjangkau ke depan. Sikap ilmiah harus selaludibiasakan dan digunakan oleh sivitas akademika,

agar menjadi suatu budaya yang dalam hal iniberkaitan erat dengan budaya akademik.

Menurut Ariftianto (2010:1), “budayaakademik (academic culture) merupakan suatutotalitas dari kehidupan dan kegiatan akademikyang dihayati, dimaknai dan diamalkan oleh wargamasyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggidan lembaga penelitian”. Budaya akademik adalahbudaya yang universal, yakni dimiliki oleh setiaporang yang melibatkan dirinya dalam aktivitasakademik, salah satunya yaitu mahasiswa. UU RINo 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi Pasal13 ayat 3 memaparkan bahwa, “mahasiswamemiliki kebebasan akademik dengan menguta-makan penalaran dan akhlak mulia sertabertanggungjawab sesuai dengan budayaakademik.” Berbagai kegiatan dalam kebebasanakademik mahasiswa sangatlah mendukung

483

mahasiswa untuk mengimplementasikan budayaakademik dan mengembangkan sikap ilmiah padaPerguruan Tinggi (PT), sehingga dapat terseleng-gara PT yang mandiri, bermutu, berkembang danakuntabel. Terutama pemberian kebebasanakademik, kebebasan mimbar akademik, danotonomi keilmuan dari Universitas Negeri Malang(UM) yang membantu para sivitas akademikamengembangkan pengetahuannya.

Berdasarkan kenyataan tersebut, makaRektor UM juga mengupayakan untuk mengaturlembaganya sendiri sebagai penyelenggaraTridharma Perguruan Tinggi, hal ini diterangkandalam Peraturan Menteri Pendidikan danKebudayaan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun2012, tentang Organisasi dan Tata KerjaUniversitas Negeri Malang pada Bab II mengenaiSusunan Organisasi Pasal 5, yaitu, “dalammelaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalampasal 4, Rektor menyelenggarakan fungsi: (1)Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi;(2) Pelaksanaan penelitian dalam rangkapengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni,dan/atau olahraga; (3) Pelaksanaan pengabdiankepada masyarakat; (4) Pelaksanaan pembinaansivitas akademika dan hubungannya denganlingkungan; dan (5) Pelaksanaan kegiatan layananadministratif.” Kelima fungsi ini, apabila diterapkansecara terus-menerus maka akan menghasilkansuatu budaya akademik yang baik bagi PT, karenabudaya akademik merupakan budaya dengan nilai-nilai karakter positif yang membentuk masyarakatdi dalam suatu PT.

Budaya akademik harus selalu diterapkandalam keseharian di PT, sehingga para sivitasakademika dapat mendukung terselenggaranyaTridharma PT. Mengenai hal tersebut, Lubis(2004:11) juga berpendapat, “perguruan tinggiadalah bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, danPendidikan Nasional itu sendiri tidak terlepas darilingkungannya. Oleh sebab itu pembudayaandisiplin nasional dari lingkungan perguruan tinggitidak dapat berjalan sendiri. Dengan kata lain,masyarakat perguruan tinggi pada satu sisimemang sangat dituntut berdisiplin tinggimengamalkan tridharmanya. Tetapi pada sisi lainmereka tidak lepas dari kondisi dan budayamasyarakat di luar perguruan tinggi.” Keteranganini menjelaskan bahwa PT merupakan bagian dariSistem Pendidikan Nasional yang menerapkandisiplin nasional melalui masyarakatnya yaitu parasivitas akademika dengan cara mengamalkantridharma PT. Pengamalan yang dilakukan secara

terus-menerus tersebut akan menimbulkan suatukebiasaan, sehingga dapat meningkatkanimplementasi budaya akademik di kalangan sivitasakademika yang ditandai dengan ciri-ciriperkembangan budaya akademik.

Adapun ciri-ciri perkembangan budayaakademik menurut Ariftianto (2010:1) meliputiberkembangnya: (1) Penghargaan terhadappendapat orang lain secara obyektif; (2) Pemikiranrasional dan kritis-analitis dengan tanggungjawabmoral; (3) Kebiasaan membaca; (4) Penambahanilmu dan wawasan; (5) Kebiasaan meneliti danmengabdi kepada masyarakat; (6) Penulisanartikel, makalah, buku; (7) Diskusi ilmiah; (8)Proses belajar-mengajar; dan (9) Manajemenperguruan tinggi yang baik.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatankuantitatif, dengan model Korelasional Dwivariat.Menurut Setyadin (2005:8) Model KorelasionalDwivariat yaitu model penelitian yangmengungkapkan hubungan asimetris variabelbebas (Independent Variable) dan variabel terikat(Dependent Variable). Penelitian ini terdapat duavariabel, yaitu variabel bebasnya implementasibudaya akademik (X) dan variabel terikatnya sikapilmiah (Y). Populasi dalam penelitian ini yaitumahasiswa FIP, FS, FMIPA, FE, FT, FIK, FIS,dan FPPsi yang sedang menempuh studi ProgramS1 di UM, terdiri dari angkatan 2011, 2012, 2013,dan 2014. Jumlah mahasiswa UM yaitu 17.688.Teknik pengambilan sampel dalam penelitian inimenggunakan teknik Proportional Sampling danSimple Random Sampling. Menurut Azwar(2005:84), “pada pendekatan proporsional,banyaknya subjek dalam setiap subkelompok ataustrata harus diketahui perbandingannya lebihdahulu. Kemudian ditentukan persentase besarnyasampel dari keseluruhan populasi, persentase atauproporsi ini lalu diterapkan dalam pengambilansampel bagi setiap subkelompok atau stratanya”.Teknik Simple Random Sampling oleh Sugiyono(2013:120) dikatakan, “simple (sederhana) karenapengambilan anggota sampel dari populasidilakukan secara acak tanpa memperhatikan stratayang ada dalam populasi itu”. Sehingga dapatdinyatakan teknik sampling yang digunakan ialahProportional Simple Random Sampling. Jadijumlah sampel yang diperoleh dalam penelitian iniyaitu 391 mahasiswa. Cara mengumpulkan data,menggunakan instrumen penelitian berupa angket

484 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 6, SEPTEMBER 2015: 483-490

atau kuesioner, adapun teknik analisis data yaituteknik analisis deskriptif dan inferensial yangberupa korelasi Product Moment Pearson,dengan syarat uji normalitas dan uji homogenitasdata terlebih dahulu.

HASIL

Sikap Ilmiah

Variabel sikap ilmiah dijabarkan menjadi 14subvariabel dan 28 indikator yang dijadikan dasarpernyataan dalam angket sejumlah 54 butir.Frekuensi dan persentase masing-masing kategorijawaban dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Variabel Sikap Ilmiah

No Kategori Interval Freku- Persen-Jawaban ensi tase (%)

1 Tidak Pernah 54 – 94 1 0,3%2 Kadang-kadang 95 – 135 19 4,9%3 Sering 136 – 176 279 71,4%4 Selalu 177 – 217 92 23,5%

Jumlah 391 100%

Berdasarkan Tabel 1, dapat dijelaskan bahwavariabel sikap ilmiah terbukti 92 responden menjawabselalu (23,5%) artinya responden terus menerusmengalami keadaan sesuai dengan pernyataan dalamangket, 279 responden menjawab sering (71,4%)artinya responden cenderung sering mengalamikeadaan sesuai dengan pernyataan dalam angket,19 responden menjawab kadang-kadang (4,9%)artinya responden cenderung jarang mengalamikeadaan sesuai dengan pernyataan dalam angket,dan 1 responden menjawab tidak pernah (0,3%)artinya responden tidak pernah mengalami keadaansesuai dengan pernyataan dalam angket. Jabarandistribusi persentasenya dipaparkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Persentase Variabel Sikap Ilmiah

Rata-rata nilai yang diperoleh yaitu 164,8,nilai tersebut menunjukkan bahwa hasil keseluruhandata pada variabel sikap ilmiah berada pada intervalke 3 dengan rentang nilai 136 – 176, berarti sebagianbesar responden menjawab sering.

Budaya Akademik

Variabel implementasi budaya akademikdijabarkan menjadi 5 subvariabel dan 13 indikatoryang dijadikan dasar pernyataan dalam angketsejumlah 26 butir.Frekuensi dan persentase masing-masing kategorijawaban dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Distribusi Variabel Implementasi BudayaAkademik

No Kategori Interval Freku- Persen-Jawaban ensi tase (%)

1 Tidak Pernah 26 – 45 1 0,3%2 Kadang-kadang 46 – 65 88 22,5%3 Sering 66 – 85 266 68%4 Selalu 86 – 105 36 9,2%

Jumlah 391 100%

Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwavariabel implementasi budaya akademik terbukti 36responden menjawab selalu (9,2%) artinyaresponden terus menerus mengalami keadaan sesuaidengan pernyataan dalam angket, 266 respondenmenjawab sering (68%) artinya respondencenderung sering mengalami keadaan sesuai denganpernyataan dalam angket, 88 responden menjawabkadang-kadang (22,5%) artinya respondencenderung jarang mengalami keadaan sesuai denganpernyataan dalam angket, dan 1 respondenmenjawab tidak pernah (0,3%) artinya respondentidak pernah mengalami keadaan sesuai denganpernyataan dalam angket. Jabaran distribusipersentasenya dipaparkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Persentase Variabel ImplementasiBudaya Akademik

Nikmah, Implementasi Budaya Akademik dan Sikap Ilmiah Mahasiswa 485

Rata-rata nilai yang diperoleh yaitu 72,5, nilaitersebut menunjukkan bahwa hasil keseluruhandata pada variabel implementasi budaya akademikberada pada interval ke 3 dengan rentang nilai 66– 85, berarti sebagian besar responden menjawabsering.

Hasil Analisis

Berdasarkan uraian hasil penelitianvariabel implementasi budaya akademik dan sikapilmiah mahasiswa UM di atas, dapat dijabarkanke dalam Tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3 Hasil Analisis Data Variabel

Variabel Skor Persen- Kategoritase (%)Sikap Ilmiah 64455 76,3% Sangat TinggiImplementasi 28343 69,7% TinggiBudayaAkademik

Hasil perhitungan tersebut, selanjutnya akandikategorikan sesuai dengan pedoman yang telahditetapkan. Berdasarkan Tabel 3 dapat dinyatakanbahwa variabel sikap ilmiah memperoleh kategori“sangat tinggi” dengan persentase sebesar 76,3%.Sedangkan variabel implementasi budaya akademikmemperoleh kategori “tinggi” dengan persentasesebesar 69,7%.

Hipotesis yang dirumuskan akan diuji denganstatistik parametris yang memerlukan terpenuhibanyak asumsi, yaitu data yang akan dianalisisharus berdistribusi normal dan homogen. Ujinormalitas penelitian ini menggunakan tesnormalitas Kolmogorov – Smirnov, pada Tabel4.

Tabel 4 Uji Normalitas Variabel X dan Y Tests ofNormality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-WilkStatistic Df Sig. Statistic df Sig.

X .045 391 .051 .995 391 .201Y .037 391 .200* .994 391 .106

a. Lilliefors Significance Correction*. This is a lower bound of the true significance.

Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa databerdistribusi normal, karena signifikansimenunjukkan > 0,05 yaitu variabel implementasi

budaya akademik sebesar 0,051 > 0,05 dan variabelsikap ilmiah sebesar 0,200 > 0,05, sehinggapengujian hipotesis dapat dilanjutkan. Kemudianhasil uji homogenitas dipaparkan dalam Tabel 5berikut.

Tabel 5 Uji Homogenitas Variabel X dan Y ANOVA

Y

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between 215434.469 386 558.120 2.004 .264GroupsWithin 1114.237 4 278.559GroupsTotal 216548.706 390

Hasil uji homogenitas menunjukkan nilaisignifikansi sebesar 0,264 > 0,05, artinya datavariabel Y berdasarkan variabel X mempunyaivarian yang sama atau homogen.

Hasil uji prasyarat telah terpenuhi, makadapat dilakukan pengujian hipotesis dengan tarafsignifikansi 0,05, df = n – 2 = 391 – 2 = 389,sehingga diperoleh rtabel sebesar 0,058. Hasil ujihipotesis variabel X dan Y dijabarkan pada Tabel6 dan 7.

Tabel 6 Deskripsi Data Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation NX 82.1689 11.32248 391Y 1.9520E2 23.56381 391

Tabel 7 Jabaran Korelasi Bivariat Variabel X dan Y

X YX Pearson Correlation 1 .702**

Sig. (2-tailed) .000N 391 391

Y Pearson Correlation .702** 1Sig. (2-tailed) .000N 391 391

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan Tabel 7 dapat disimpulkanbahwa variabel implementasi budaya akademikmemiliki hubungan yang signifikan positif denganvariabel sikap ilmiah. Hal tersebut dibuktikandengan rhitung > rtabel dengan nilai rxy = 0,702 > 0,058,berarti hipotesis nol (H0) yang diajukan ditolak danmenerima hipotesis alternatif (H1). Sesuai dengan

486 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 6, SEPTEMBER 2015: 483-490

pedoman interpretasi koefisien korelasi, maka hasilkorelasi antara variabel implementasi budayaakademik dan variabel sikap ilmiah yang telah diujiyakni sebesar rxy = 0,702 dapat dinyatakan tingkathubungan kedua variabel tersebut yaitu “kuat”.

PEMBAHASAN

Sikap Ilmiah Mahasiswa UM

Berdasarkan analisis hasil penelitian yangtelah dipaparkan menunjukkan bahwa sikap ilmiahmahasiswa UM berada pada kategori “sangattinggi”, dengan nilai persentase yang diperolehsebesar 76,3%. Tingkat sikap ilmiah mahasiswadapat dilihat dari beberapa faktor yangmempengaruhinya, sebagaimana pendapat yangdikemukakan oleh Yunita, Fakhruddin, dan Nor(2013:2), yaitu “tingkat sikap ilmiah siswa dapatdilihat dari bagaimana mereka memiliki rasakeingintahuan yang sangat tinggi, memahami suatukonsep baru dengan kemampuannya tanpa adakesulitan, kritis terhadap suatu permasalahan yangperlu dibuktikan kebenarannya, dan mengevaluasikinerjanya sendiri. Hal-hal inilah yang dapatmembantu siswa belajar secara alamiah,terstruktur, dan mandiri.” Tingkat sikap ilmiahmahasiswa UM memperoleh kategori sangattinggi, hal tersebut berarti bahwa mahasiswa UMmemiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi,memahami suatu konsep baru dengankemampuannya tanpa ada kesulitan, kritis terhadapsuatu permasalahan yang perlu dibuktikankebenarannya, dan mengevaluasi kinerjanyasendiri.

Mahasiswa UM sebagai masyarakatakademik harus senantiasa mengembangkanbudaya ilmiah yang merupakan esensi pokok dariaktivitas perguruan tinggi. Menurut Gunawan(2011:1) “terdapat sejumlah ciri masyarakat ilmiahyang harus dikembangkan dan merupakan budayadari suatu masyarakat akademik, yang terdiri dari:kritis, kreatif, oyektif, analitis, konstruktif, dinamis,dialogis, menerima kritik, menghargai prestasiilmiah/akademik, bebas dari prasangka, menghar-gai waktu, memiliki dan menjunjung tinggi tradisiilmiah, berorientasi ke masa depan, kesejawatan/kemitraan.” Sikap ilmiah mahasiswa inilah yangmendukung terciptanya suatu budaya akademikyang baik dalam universitas, guna meningkatkankualitas dan citra Perguruan Tinggi (PT) di matamasyarakat. Hasil variabel sikap ilmiah mahasiswaUM sangat tinggi, sikap ilmiah yang tinggi

menunjukkan bahwa kompetensi SDM yangdimiliki UM baik, hal tersebut dapat sajadipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pelayanankampus, dan peran dosen dalam membimbingmahasiswanya. Sehingga mahasiswa UM dapatbersaing dengan mahasiswa dari universitasunggulan lainnya.

Implementasi Budaya Akademik Mahasiswa UM

Hasil penelitian menjelaskan bahwaimplementasi budaya akademik mahasiswa UMberada pada kategori “tinggi”, dengan nilaipersentase yang diperoleh sebesar 69,7%.Pencapaian nilai tersebut, dapat dipengaruhi olehkebijakan atau aturan-aturan yang terdapat didalam universitas, karena setiap universitasmemiliki kebebasan akademik untuk mengembang-kan masyarakat yang ada di dalamnya. Icksan(1985:49) mengemukakan dalam bukunya, “padagaris besarnya kebebasan akademik itumenyangkut dua wilayah perhatian: (1) kebebasanakademik, yaitu kebebasan yang dimiliki olehlembaga pendidikan tinggi untuk melaksanakanfungsinya tanpa dicampuri oleh kekuasaan luar, (2)kebebasan mimbar akademik yaitu kebebasanseseorang di dalam universitas untuk belajar,mengajar dan melaksanakan penelitian sertamengemukakan pendapatnya sehubungan dengankegiatan tersebut, tanpa ada pembatasan kecualidari dirinya sendiri.” Berdasar pada pendapattersebut, sudah sepantasnya jika UM memberikankebebasan mimbar akademik bagi para sivitasakademikanya untuk belajar, mengajar danmelaksanakan penelitian serta mengemukakanpendapatnya.

Mustiningsih (2011:239) menjelaskan dalampnelitiannya yaitu, “kebebasan akademik bagimahasiswa adalah kebebasan mahasiswa secarabertanggungjawab melakukan kegiatan terkaitdengan statusnya sebagai mahasiswa yang meliputikebebasan: (1) Mengikuti pembelajaran; (2)Melakukan penelitian dan pengkajian; (3)Melakukan praktik dan berinteraksi denganmasyarakat; (4) Berorganisasi; (5) Melakukankegiatan penalaran (menyampaikan pendapat); dan(6) Mengembangkan bakat, minat dan kemam-puan”. Kebebasan akademik haruslah menjadikepemilikan bagi setiap sivitas akademika UMtermasuk mahasiswanya, oleh karena itu UMmendukung adanya kebebasan akademik, yangtelah dituangkan dalam Statuta UM gunamenciptakan suatu budaya akademik. Budaya

Nikmah, Implementasi Budaya Akademik dan Sikap Ilmiah Mahasiswa 487

akademik memiliki pengaruh bagi terciptanyalingkungan PT yang disiplin. Para sivitas akademikaterutama mahasiswa dapat membantu denganpencapaian prestasi akademiknya. Sebagaimanapendapat Ariftianto (2010:1) yang menyebutkan,“Faktor-faktor yang dapat menghasilkan prestasiakademik tersebut ialah terprogramnya kegiatanbelajar, kiat untuk berburu referensi aktual danmutakhir, diskusi substansial akademik, dansebagainya. Dengan melakukan aktivitas sepertiitu diharapkan dapat dikembangkan budaya mutu(quality culture) yang secara bertahap dapatmenjadi kebiasaan dalam per ilaku tenagaakademik dan mahasiswa dalam proses pendidikandi perguruaan tinggi.” Mahasiswa UM memilikitingkat implementasi budaya akademik yang tinggisesuai dengan kategori yang telah diperolehberdasarkan penelitian, karena mahasiswa UMsenantiasa menunjukkan prestasi yang baik, sepertimenjadi pemenang dalam berbagai perlombaan,tertib mengikuti perkuliahan, berdiskusi danmencari referensi materi, serta rajin mengikutiberbagai forum kegiatan akademik.

Berdasarkan kategori pencapaian yang telahdiperoleh, maka mahasiswa dapat membantupenyelenggraaan Tridharma PT dengan baik, sebabtelah menerapkan kebiasaan yang baik dalamkehidupan akademik sehari-hari, sehingga tingkatimplementasi budaya akademik mahasiswa UMtinggi.

Hubungan Implementasi Budaya Akademik denganSikap Ilmiah Mahasiswa UM

Hasil analisis korelasional antara variabelimplementasi budaya akademik dengan sikap ilmiahmenunjukkan bahwa kedua variabel tersebutmemiliki tingkat hubungan yang “kuat” denganperolehan nilai sebesar rxy = 0,702 > rtabel = 0,058,yang memenuhi syarat untuk menolak hipotesis nol(H0) dan menerima hipotesis alternatif (H1) .Sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapathubungan yang signifikan positif antaraimplementasi budaya akademik dengan sikap ilmiahmahasiswa UM.

Dewi (2010:32) menjelaskan dalamkutipannya tentang hubungan budaya akademikdengan sikap ilmiah yaitu, “pada dasarnya budayaakademik meliputi kultur, suasana, dan kualitas tatakehidupan dan tradisi akademik yang universalyang bersangkutan dengan para pelaku akademikdi dalamnya (menjunjung sangat tinggi kebenaranyang dibuktikan secara ilmiah), berpengaruh sangat

kuat dalam melahirkan dan menumbuh-kembangkan kualitas dan keunggulan kepribadian,norma, potensi serta kemampuan akademik daripara anggota masyarakatnya (kemampuanprogresif), berpengaruh sangat kuat dalammelahirkan serta membangun prestasi padakontribusi lembaga kepada lingkungannya, danmerupakan value (nilai jual) dari keberadaaninstitusi bagi stake holders (lingkungansekitarnya).” Pendapat di atas menunjukkanbahwa budaya akademik merupakan tradisiakademik para pelaku akademik untuk menjunjungsangat tinggi kebenaran yang dibuktikan secarailmiah.

Mahendra (2013:1) juga mengungkapkandalam kutipannya, yakni “pengembangan budayaakademik menjadi titik temu antara upayapembinaan karakter dengan peningkatan kualitashasil dari proses pendidikan. Karakter merupakanbagian integral dari budaya akademik, mengingatkarakter diperlukan dan berpotensi dikembangkandari setiap aktivitas akademik. Ciri-ciriperkembangan budaya akademik mahasiswa,dapat dilihat dari berkembangnya; (1) kebiasaanmembaca dan penambahan ilmu dan wawasan,(2) kebiasaan menulis, (3) diskusi ilmiah, (4)optimalisasi organisasi kemahasiswaan, dan (5)proses belajar mengajar norma-norma akademikmerupakan hasil dari proses belajar dan latihan.”Sikap ilmiah yang timbul di lingkungan mahasiswaUM sangatlah berpengaruh terhadap pengem-bangan budaya akademik, sebagaimana yang telahdikemukakan di atas. Sehingga dapat diketahuibahwa implementasi budaya akademik mahasiswaUM ditunjukkan dengan berkembangnyakebiasaan ilmiah antara lain mahasiswa aktifmengunjungi perpustakaan untuk membaca bukumaupun penambahan ilmu dan wawasan, aktifmenulis, gemar berdiskusi, dan senang mengikutiorganisasi kemahasiswaan yang mendukungkemampuan di luar akademiknya.

Sikap ilmiah mahasiswa UM telahmenunjukkan kategori “sangat tinggi”, sedangkanimplementasi budaya akademik mahasiswa UMmenunjukkan kategori “tinggi”, dapat diartikanbahwa perolehan skor yang baik antara keduanyamenciptakan hubungan yang signifikan positif,karena saling berkaitan satu sama lain. Adanyasikap ilmiah yang digunakan mahasiswa dalamsetiap forum dan kegiatan akademik akanmendukung implementasi budaya akademik yangbaik bagi UM, karena para sivitas akademikaterutama mahasiswa UM selalu berusaha

488 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 6, SEPTEMBER 2015: 483-490

membuktikan kebenaran ilmiah yang diperolehnyaserta kritis dalam berbagai forum. Segala haltersebut telah menjadi kebiasaan di kalanganmasayarakat UM dan membentuk kebudayaanyang disebut budaya akademik. Sehingga kualitaslulusan UM dan citra PT akan meningkat padastake holders dan masyarakat umum.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telahdilaksanakan, dapat ditarik beberapa kesimpulanyaitu: (1) Variabel sikap ilmiah memperoleh skorsebesar 64455 dan persentase 76,3% terhadap skorideal 84456. Persentase tersebut menunjukkanvariabel sikap ilmiah dalam kategori “sangat tinggi”,sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap ilmiahmahasiswa UM dalam tingkatan sangat tinggi,karena mahasiswa UM senantiasa menerapkansikap ilmiah atau yang biasa diterapkan para ilmuandalam aktivitas akademiknya; (2) Variabelimplementasi budaya akademik memperoleh skorsebesar 28343 dan persentase 69,7% dari skorideal 40664. Berdasarkan hasil persentasemenunjukkan variabel implementasi budayaakademik dalam kategori “tinggi”. Jadi dapatdisimpulkan bahwa implementasi budayaakademik mahasiswa UM tinggi, karenamahasiswa UM selalu melaksanakan kehidupandan kegiatan akademik sesuai dengan kebijakanyang berlaku; (3) Terdapat hubungan antaravariabel sikap ilmiah dengan implementasi budayaakademik mahasiswa UM, dengan rhitung > rtabeldengan nilai rxy = 0,702 > 0,058, berarti hipotesisnol (H0) yang diajukan ditolak dan menerimahipotesis alternatif (H1). Tingkat hubungan yangdiperoleh yaitu “kuat”, sehingga dapat disimpulkanbahwa terdapat hubungan yang signifikan positifantara variabel implementasi budaya akademikdengan sikap ilmiah mahasiswa UM.

Saran

Peneliti memberikan saran agar implementasibudaya akademik dan pengembangan sikap ilmiah

mahasiswa UM semakin baik, beberapa saranyang dapat diberikan yaitu: (1) Rektor UM,penelitian ini diharapkan dapat memberikaninformasi mengenai hubungan implementasibudaya akademik dengan sikap ilmiah mahasiswaUM, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangandalam rangka pengembangan sikap ilmiah danimplementasi budaya akademik sivitas akademikaUM, guna meningkatkan kualitas serta citraperguruan tinggi untuk bersaing dengan universitasunggulan la innya, karena hasil penelitianmenunjukkan bahwa hubungan antaraimplementasi budaya akademik dengan sikap ilmiahmahasiswa UM kuat; (2) Akademisi, implementasibudaya akademik yang tinggi serta sikap ilmiahyang sangat tinggi oleh mahasiswa UM, diharapkandapat menjadi acuan untuk menimbulkan rasakecintaan terhadap almamater, sehingga paraakademisi selalu berupaya untuk mengembangkandirinya dengan mengikuti segala kegiatan dankehidupan akademik berlandaskan sikap ilmiah; (3)Mahasiswa UM, penelitian ini diharapkan dapatmenjadi pedoman untuk membangun danmengembangkan budaya akademik di lingkungankampus dan penerapan sikap ilmiah dalam setiapaktivitas akademik mahasiswa UM, karenameskipun hasil penelitian menunjukkanimplementasi budaya akademik tinggi dan sikapilmiah sangat tinggi, namun keberlangsungannyauntuk generasi selanjutnya juga sangat penting.Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakansebagai bahan rujukan mahasiswa terkait denganteori implementasi budaya akademik dan sikapilmiah mahasiswa UM; (4) Peneliti lain, penelitimengharapkan adanya penelitian lanjutan yangberkaitan dengan implementasi budaya akademikdan sikap ilmiah. Hasil penelitian ini memaparkanbahwa implementasi budaya akademik mahasiswaUM tinggi dan sikap ilmiah mahasiswa UM sangattinggi. Sehingga dapat digunakan sebagai referensiuntuk melaksanakan penelitian selanjutnya yangbelum dikaji di dalamnya, seperti melakukan ujibeda. Sebaiknya juga menambahkan variabel agardata yang dihasilkan lebih beragam dan tentunyalebih valid.

DAFTAR RUJUKAN

Ariftianto, R. 2010. Budaya Akademik dan EtosKerja, (Online), (jukurenshita.f iles.wordpress.com/... /budaya-akademik-etos-kerja.pdf), diakses 21 April 2013.

Azwar, S. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.

Dewi, R. M. 2010. Pengaruh Budaya Akademikdan Status Sosial Ekonomi Terhadap

Nikmah, Implementasi Budaya Akademik dan Sikap Ilmiah Mahasiswa 489

Kinerja Profesional Guru Ekonomi SMASe-Kota Malang. Tesis tidak diterbitkan.Malang: PPs UM.

Gunawan, I. 2011. Pengaruh Kampus TerhadapPerilaku Mahasiswa dalam PembentukanBudaya Akademik, (Online), (http://inderagunawan. blogspot.com/2011/04/pengaruh-kampus-terhadap-perilaku.html),diakses pada 18 September 2014.

Icksan, A. 1985. Mahasiswa dan KebebasanAkademik. Yogyakarta: PT. HaninditaOffset.

Lubis, C.P. 2004. Implementasi Tri DharmaPerguruan Tinggi dalam MendukungDisiplin Nasional , (Online),(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123 456789/664/1/anak-chairuddin24.pdf), diakses 1Mei 2015.

Mahendra, J. 2013. Etika dan Budaya Akademik,(Online), (http://grafispaten. wordpress.com/2013/12/23/etika -dan-budaya-akademik/), diakses 18 September 2014.

Muslich, M. 2008. Karya Tulis Ilmiah: Ciri danSikap Ilmiah, (Online), (http://menulis-bukuilmiah.blogspot.com/2008/10/karya-tulis-ilmiah-ciri-dan-sikap.html0), diakses 1Mei 2015.

Mustiningsih. 2011. Kebebasan Akademik bagiLembaga, Dosen, dan Mahasiswa. JurnalManajemen Pendidikan, 23 (3): 234-250).

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuda-yaan Republik Indonesia Nomor 30Tahun 2012 tentang Organisasi dan TataKerja Universitas Negeri Malang .Permendikbud tentang Statuta PTN,Organisasi dan Tata Kerja PTN, (Online),(http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/inc/buka.php ?czozMToiZD1ibisyMDEyJ-mY9Ym40OTMtMjAxMi5odG0manM9-MSI7), diakses 17 Januari 2014.

Setyadin, B. 2005. Modul IV: Desain dan MetodePenelitian Kuantitatif. Malang: LembagaPenelitian Universitas Negeri Malang.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan:Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, danR&D. Bandung: Alfabeta.

Undang-undang Republik Indonesia (UURI)No 12 Tahun 2012 tentang PendidikanTinggi. Kementerian Pendidikan danKebudayaan KOPERTIS III. (Online),(www.kopertis3.or.id/html/wpcontent/uploads/2011/04/ UU_NO_12_Thn_2012.pdf), diakses 12 maret 2014.

Yunita, F., Z., Fakhruddin, Nor, M. 2013.Hubungan antara Sikap Ilmiah Siswadengan Hasil Belajar Fisika di Kelas XIIPA MA Negeri Kampar, (Online),(repository.unri.ac. id/xmlui/handle/123456789/1508ý), diakses 21 April 2013.

490 MANAJEMEN PENDIDIKAN VOLUME 24, NOMOR 6, SEPTEMBER 2015: 483-490