impaksi maggie

17
IMPAKSI Definisi Gambar: gigi impaksi Impaksi adalah kondisi dimana gigi tidak mengalami erupsi sehingga tidak menempati posisi yang seharusnya. Harus dibedakan antara impaksi dengan malposisi, dimana malposisi adalah gigi yang sudah erupsi dengan posisi yang salah. Hal ini bisa disebabkan karena adanya halangan dari gigi lain, jaringan lunak sekitar, maupun kelainan pada tulang rahang.

Upload: maggienth

Post on 15-Apr-2017

351 views

Category:

Health & Medicine


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Impaksi maggie

IMPAKSI

Definisi

Gambar: gigi impaksi

Impaksi adalah kondisi dimana gigi tidak mengalami erupsi sehingga tidak

menempati posisi yang seharusnya. Harus dibedakan antara impaksi dengan

malposisi, dimana malposisi adalah gigi yang sudah erupsi dengan posisi yang

salah. Hal ini bisa disebabkan karena adanya halangan dari gigi lain, jaringan

lunak sekitar, maupun kelainan pada tulang rahang.

Gambar : Gigi impaksi pada gigi molar rahang atas dan molar rahang bawah

Impaksi gigi adalah masalah harus diperbaiki karena dapat:

Page 2: Impaksi maggie

1. Menyebabkan kerusakan pada struktur akar gigi yang berdekatan.

2. Mengganggu rongga sinus.

3. Menciptakan spasi gigi yang tidak diinginkan (diestema).

4. Menganggu fungsi gigi.

5. Menyebabkan keausan dini pada gigi.

6. Menyebabkan gigi tidak selaras (asimetris).

Etiologi

Etiologi dari gigi impaksi bermacam-macam di antaranya kekurangan

ruang,kista, gigi supernumerari, retensi gigi sulung, infeksi, trauma, anomali, dan

kondisi sistemik. Faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya impaksi gigi

adalah ukuran gigi. Sedangkan faktor yang paling erat hubungannya dengan

ukuran gigi adalah bentuk gigi. Bentuk gigi ditentukan pada saat konsepsi. Satu hal yang

perlu diperhatikan dan perlu diingat bahwa gigi permanen sejak erupsi tetap tidak

berubah.

Pada umumnya, gigi susu mempunyai besar dan bentuk yang sesuai serta letaknya

terletak pada maksila dan mandibula. Tetapi pada saat gigi susu tanggal tidak

terjadi celah antar gigi, maka diperkirakan akan tidak cukup ruang bagi gigi

permanen penggantinya sehingga bisa terjadi gigi berjejal dan hal ini merupakan

salah satu penyebab terjadinya impaksi. Penyebab meningkatnya impaksi gigi

geraham rahang bawah disebabkan oleh karena faktor kekurangan ruang untuk

erupsi. Hal ini dapat dijelaskan antara lain jenis makanan yang

dikonsumsi umumnya bersifat lunak, sehingga untuk mencerna tidak memerlukan

kerja yang kuat dari otot-otot pengunyah, khususnya rahang bawah menjadi

kurang berkembang. Istilah impaksi biasanya diartikan untuk gigi yang erupsi

oleh sesuatu sebab terhalang, sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna

mencapai oklusi yang normal di dalam deretan susunan gigi geligi. Hambatan

halangan ini biasanya berupahambatan dari sekitar gigi atau hambatan dari gigi itu

sendiri.Hambatan dari sekitar gigi dapat terjadi karena :

a. Tulang yang tebal serta padat

b. Tempat untuk gigi tersebut kurang

Page 3: Impaksi maggie

c. Gigi tetangga menghalangi erupsi gigi tersebut

d. Adanya gigi desidui yang persistensi

e. Jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal atau liat

Hambatan dari gigi itu sendiri dapat terjadi karena :

a. Letak benih abnormal, horizontal, vertikal, distal, dan lain-lain.

b. Daya erupsi gigi tersebut kurang.

Dampah dan Keluhan yang Ditimbulkan

Dampak dari adanya gigi impaksi molar ketiga rahang bawah adalah

gangguan rasa sakit, yang dimaksud dengan gangguan rasa sakit yang berasal dari

reaksi radang pada jaringan operkulum yang tampak hiperemi, bengkak dan rasa

sakit bila ditekan. Kesemuaanya itu merupakan gejala yang lazim disebut sebagai

perikoronitis. Keluhan sakit juga dapat timbul oleh karena adanya karies pada gigi

molar tiga rahang bawah. Kerusakan atau keluhan yang ditimbulkan dari impaksi

dapat berupa:

a. Inflamasi

Inflamasi merupakan suatu perikoronitis yang lanjutannya menjadi abses

dento-alveolar akut-kronis, ulkus sub-mukus yang apabila keadaan tubuh

lemah dan tidak mendapat perawatan dapat berlanjut menjadi

osteomyelitis. Biasanya gejala-gejala ini timbul bila sudah ada hubungan

soket gigi atau folikel gigi dengan rongga mulut.

b. Resorpsi gigi tetangga

Setiap gigi yang sedang erupsi mempunyai daya tumbuh ke arah oklusal

gigi tersebut. Jika pada stadium erupsi, gigi mendapat rintangan dari gigi

tetangga maka gigi mempunyai daya untuk melawan rintangan tersebut.

Misalnya gigi terpendam molar ketiga dapat menekan molar kedua,

kaninus dapat menekan insisivus dua dan premolar. Premolar dua dapat

menekan premolar satu. Disamping mengalami resorpsi, gigi tetangga

tersebut dapat berubah arah atau posisi.

Page 4: Impaksi maggie

c. Kista

Suatu gigi yang terpendam mempunyai daya untuk perangsang

pembentukan kista atau bentuk patologi terutama pada masa pembentukan

gigi. Benih gigi tersebut mengalami rintangan sehingga pembentukannya

terganggu menjadi tidak sempurna dan dapat menimbulkan primordial

kista dan folikular kista.

d. Rasa sakit

Rasa sakit dapat timbul bila gigi terpendam menekan syaraf atau menekan

gigi tetangga dan tekanan tersebut dilanjutkan ke gigi tetangga lain di

dalam deretan gigi, dan ini dapat menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit dapat

timbul karena :

Periodontitis pada gigi yang mengalami trauma kronis

Gigi terpendam langsung menekan nervus alveolaris inferior pada

kanalis mandibularis.

Gigi molar ketiga rahang bawah impaksi dapat mengganggu fungsi

pengunyah dan sering menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi yang

terjadi dapat berupa resorbsi patologis gigi yang berdekatan, terbentuknya kista

folikuler, rasa sakit neurolgik, perikoronitis, bahaya fraktur rahang akibat

lemahnya rahang dan berdesakan gigi anterior akibat tekanan gigi impaksi ke

anterior. Dapat pula terjadi periostitis, neoplasma dan komplikasi lainnya.

Klasifikasi Impaksi

Berdasarkan klasifikasinya dapat diambil simpulan bahwa klasifikasi gigi impaksi

dapat ditentukan dengan menggunakan foto radiografi, begitupun dalam

penelitian ini penentuan klasifikasi tersebut dilihat berdasarkan foto radiografi

dari pasien yang mengalami impaksi tersebut.

1. Klasifikasi Pell & Gregory

1.1 Berdasarkan hubungan antara ramus mandibula dengan molar kedua

dengan cara membandingkan lebar mesio-distal molar ketiga dengan jarak

antara bagian distal molar kedua ke ramus mandibula.

a. Kelas I : ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih kecil

Page 5: Impaksi maggie

dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus

mandibula.

b. Kelas II : ukuran mesio-distal gigi molar ketiga lebih besar

dibandingkan jarak antara distal gigi molar kedua dengan ramus

mandibula.

c. Kelas III : seluruh atau sebagian besar molar ketiga berada di dalam

ramus mandibula.

Page 6: Impaksi maggie

1.2 Komponen kedua dalam sistem klasifikasi ini didasarkan pada jumlah

tulang yang menutupi gigi impaksi. Baik gigi impaksi atas maupun bawah

bisa dikelompokkan berdasarkan kedalamannya, dalam hubungannya

terhadap garis servikal Molar kedua disebelahnya. Faktor umum dalam

klasifikasi impaksi gigi rahang atas dan rahang bawah :

a. Posisi A: Bidang oklusal gigi impaksi berada pada tingkat yang sama

dengan oklusal gigi molar kedua tetangga. Mahkota Molar ketiga

yang impaksi berada pada atau di atas garis oklusal.

b. Posisi B: Bidang oklusal gigi impaksi berada pada pertengahan garis

servical dan bidang oklusal gigi molar kedua tetangga.Mahkota

Molar ketiga di bawah garis oklusal tetapi di atas garis servikal

Molar kedua.

c. Posisi C: Bidang oklusal gigi impaksi berada di bawah tingkat garis

servikal gigi molar kedua. Hal ini juga dapat diaplikasikan untuk gigi

maksila. Mahkota gigi yang impaksi terletak di bawah garis servikal.

Page 7: Impaksi maggie

Kedua klasifikasi ini digunakan biasanya berpasangan. Misalkan, Kelas I

tipe B, artinya panjang mesio-distal gigi molar ketiga lebih kecil dibandingkan

jarak distal molar kedua ke ramus mandibula dan posisi molar ketiga berada di

bawah garis oklusal tapi masih di atas servikal gigi molar kedua.

2. Klasifikasi George Winter

Klasifikasi yang dicetuskan oleh George Winter ini cukup sederhana.

Gigi impaksi digolongkan berdasarkan posisi gigi molar ketiga terhadap gigi

molar kedua. Mereka mengklasifikasikan impaksi gigi molar ketiga

mandibula sebagai berikut:

1. Vertikal (10o sampai dengan -10o)

2. Mesioangular (11o sampai dengan -79o)

3. Horizontal (80o sampai dengan 100o)

4. Distoangular (-11o sampai dengan -79o)

5. Lainnya (-111o sampai dengan -80o)

a. Mesioangular: Gigi impaksi mengalami tilting terhadap molar kedua

dalam arah mesial.

Page 8: Impaksi maggie

b. Distoangular: Axis panjang molar ketiga mengarah ke distal atau ke

posterior menjauhi molar kedua.

c. Horisontal: Axis panjang gigi impaksi horisontal

d. Vertikal: Axis panjang gigi impaksi berada pada arah yang sama dengan

axis panjang gigi molar kedua

e. Bukal atau lingual: Sebagai kombinasi impaksi yang dideskripsikan di

atas, gigi juga dapat mengalami impaksi secara bukal atau secara lingual

f. Transversal: Gigi secara utuh mengalami impaksi pada arah bukolingual

g. Signifikansi: Tiap inklinasi memiliki arah pencabutan gigi secara definitif.

Sebagai contoh, impaksi mesioangular sangat mudah untuk dicabut dan

impaksi distoangular merupakan posisi gigi yang paling sulit untuk

dicabut.

3. Klasifikasi Archer

Archer memberikan klasifikasi untuk impaksi yang terjadi di rahang atas.

Klasifikasi ini mirip dengan klasifikasi Pell & Gregory,namun klasifikasi ini

berlaku untuk gigi atas.

a. Kelas A : bagian terendah molar ketiga setinggi bidang oklusal molar

kedua.

b. Kelas B : bagian terendah molar ketiga di atas bidang oklusal gigi molar

kedua tapi masih di bawah garis servikal molar kedua.

c. Kelas C : bagian terendah molar ketiga lebih tinggi dari garis servikal

molar kedua.

Klasifikasi kedua untuk rahang atas ini sama dengan apa yang dibuat George

Winter. Berdasarkan hubungan gigi molar ketiga dengan sinus maksilaris :

a. Sinus approximation (SA) : tidak dibatasi tulang, atau ada lapisan

tulang yang tipis di antara gigi impaksi dengan sinus maksilaris.

b. Non Sinus approximation (NSA) : terdapat ketebalan tulang yang lebih

dari 2 mm antara gigi molar ketiga dengan sinus maksilaris.

Klasifikasi untuk gigi kaninus rahang atas :a. Kelas I : kaninus terletak di palatum, baik dalam posisi vertikal,

horisontal, atau semivertikal.

b. Kelas II : kaninus terletak di bagian bukal atau labial

Page 9: Impaksi maggie

c. Kelas III : kaninus terletak di daerah palatum dan bukal atau labial.

d. Kelas IV : kaninus terletak pada prosesus alveolaris biasanya dalam

posisi vertikal di antara insisif dengan premolar I.

e. Kelas V : kaninus terletak pada daerah tidak bergigi (edentulous).

4. Klasifikasi Impaksi Molar Ketiga Menurut Thoma

Thoma mengklasifikasikan kurvatura akar gigi molar ketiga yang mengalami

impaksi ke dalam tiga kategori:

1. Akar lurus (terpisah atau mengalami fusi)

2. Akar melengkung pada sebuah posisi distal

3. Akar melengkung secara mesial.

5. Klasifikasi Impaksi Molar Ketiga Menurut Killey dan Kay

Killey dan Kay mengklasifikasikan kondisi erupsi gigi molar ketiga impaksi

dan jumlah akar ke dalam tiga kategori. Gigi tersebut diklasifikasikan sebagai

berikut:

1. Erupsi

2. Erupsi sebagian

3. Tidak erupsi

6. Menurut American Dental Association

Jumlah akar mungkin berjumlah dua atau multipel. Gigi impaksi juga dapat

terjadi dengan akar yang mengalami fusi. Dengan tujuan untuk memberikan

mekanisme logis dan praktik untuk industry asuransi. American Association of

Oral and Maxillofacial Surgeons mengklasifikasikan gigi impaksi dan tidak

erupsi berdasarkan prosedur pembedahan yang dibutuhkan untuk melakukan

pencabutan, daripada posisi anatomi gigi. Mereka mengklasifikasikan gigi

impaksi ke dalam empat kategori:

1. Pencabutan gigi hanya dengan impaksi jaringan lunak

2. Pencabutan gigi dengan impaksi tulang secara parsial

3. Pencabutan gigi dengan impaksi tulang secara sempurna

Page 10: Impaksi maggie

4. Pencabutan gigi dengan impaksi tulang sempurna dan komplikasi

pembedahan yang tidak biasa

Klasifikasi posisi gigi impaksi secara sistematis dan teliti membantu dalam

memeriksa arah pencabutan gigi impaksi dan juga mendeterminasikan jumlah

kesulitan yang akan dialami selama pencabutan.

Gigi yang Paling Sering Mengalami Impaksi

Gigi molar tiga adalah gigi yang paling akhir erupsi dalam rongga mulut,

yaitu pada usia 18-24 tahun. Keadaan ini kemungkinan menyebabkan gigi molar

tiga lebih sering mengalami impaksi dibandingkan gigi yang lain karena

seringkali tidak tersedia ruangan yang cukup bagi gigi untuk erupsi. Menurut Chu

yang dikutip oleh Alamsyah dan Situmarong, 28,3 % dari 7468 pasien mengalami

impaksi, dan gigi molar tiga mandibula yang paling sering mengalami impaksi

(82,5%). Adapun sumber lain yang menyebutkan bahwa erupsi gigi molar ketiga

rahang bawah banyak ditemukan pada pasien berusia 16 sampai dengan 21 tahun.

Disebutkan bahwa penyebab adanya kesulitan erupsi gigi adalah kurangnya atau

terbatasnya ruang untuk erupsi, sehingga gigi molar ketiga bawah sering

mengalami impaksi.

Frekuensi gigi impaksi yang terjadi sesuai dengan urutan berikut :

1. Molar ketiga rahang bawah

2. Molar ketiga rahang atas

3. Kaninus rahang atas

4. Premolar rahang bawah

5. Kaninus rahang bawah

6. Premolar rahang atas

7. Insisivus sentralis rahang atas

8. Insisivus lateralis rahang atas

Perkembangan dan pertumbuhan gigi geligi seringkali mengalami gangguan

erupsi, baik pada gigi anterior maupun gigi posterior. Frekuensi gangguan erupsi

terbanyak pada gigi molar ketiga baik di rahang atas maupun rahang bawah

Page 11: Impaksi maggie

diikuti gigi kaninus rahang atas. Gigi dengan gangguan letak salah benih akan

menyebabkan kelainan pada erupsinya, baik berupa erupsi di luar lengkung yang

benar atau bahkan terjadi impaksi. Gigi dinyatakan impaksi apabila setelah

mengalami kegagalan erupsi ke bidang oklusal.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada gigi impaksi dapat berbeda tergantung pada kondisi

pasien dan penyakit yang dideritanya.

Beberapa macam pengobatan yang dapat dipilih:

1) Analgesik

2) Obat Pereda Rasa Sakit

3) Pencabutan Gigi

4) Pencabutan Gigi Geraham

5) Sinar-X Gigi

Tidak ada pengobatan yang diperlukan jika gigi yang terkena dampak tidak

menimbulkan masalah. Pencabutan gigi (ekstraksi) adalah pengobatan biasa untuk

gigi yang terkena dampak yang akan dilakukan oleh ahli bedah mulut. Antibiotik

mungkin diresepkan sebelum ekstraksi gigi jika terinfeksi.

Gambar : Foto X-ray Impaksi Molar

Page 12: Impaksi maggie