ilmuwan islam
DESCRIPTION
Teks ARAB dan INDONESIATRANSCRIPT
[عدل]الماوردي
الحرة الموسوعة ويكيبيديا، من
البصري هو حبيب بن محمد بن علي الحسن أبو( 1058 - 974/ هـ 450 - 364) الماوردي آخر قضاة أكبر الدولة م
من العباسية الحافظ، الفقيه النافعة، الكثيرة التصانيف صاحب ، فقه في أل2ف والذي الشافعية فقهاء موسوعتهالشافعية أكبر. جزء7ا عشرين من أكثر في الضخمة
الجبلي محمد بن علي بن الحسن منهم علماء يد على تعلمالمعلى بن ومحمد المقريء، حBر Cُز بن عدي بن ومحمد المحدث،
عبد القاسم وأبو البغدادي الفضل بن محمد بن وجعفر األُزدي،أبي بن أحمد حامد أبو بالبصرة القاضي الصيمري محمد بن الواحد
. ببغداد اإلسفرايني طاهر
في الماوردي ماء 364 عام البصرة ولد ببيع يعمل ألب هجرية، ." إلى " أبوه به ارتحل الماوردي فقيل إليه فنسب وبها بغداد الورد ،
إلى واستمع الُزم ثم الحديث، اإلسفراييني سمع حامد عمل. أبي . كان أخرى مرة بغداد إلى وعاد بالبصرة ثم بغداد في بالتدريس
. عام لقب القرآن وتفسير الحديث بأقضى هـ 429 يعلم تلقبتولى ذلك بعد ثم القضاة، قاضي من أدنى مرتبته وكانت القضاة،
. القضاة قاضي منصب
في بقاء الخلفاء أطول من خليفتين معاصرا الماوردي، نشأالعباسي: الخليفة بالله الحكم ابنه القادر بعده ومن بأمر ، القائم
عهده الله في خطب قد إنه حتى مبلغه به الضعف وصل الذيمنابر الفاطمي للخليفة .بغداد على
سفير كان كما العباسية الدولة رجال مع عالقات ذا الماوردي كان . عالقاته بسبب والسالجقة بويه بني لدى ووسيطهم العباسيين
: . المجال هذا في كتبه ومن كتابته كثرة البعض يرجح هذه
والدين الدنيا أدب السلطانية األحكام
: . فمنها األخرى كتبه أما الوُزارة قانون النبوة أعالم سياسة" والعيون " النكت القرآن تفسير
عنه، ونقلوا المتأخرىن المفسرين عناية األخير نال كابن وقدالمسير في الجوُزي تفسيره والقرطبي ،ُزاد ألحكام في الجامعباالعتزال. القرآن الماوردي [اتهم لمصدر] له بحاجة انتصر لكنالبغدادي تلميذه . الخطيب في توفي االدعاء عنه ودفع عنه فدافع
سنة من األول ربيع شهر سلخ الثالثاء الغد هـ 450 يوم من ودفن ، بلغ قد وكان حرب، باب مقبرة عليه 86في وصلى سنة،
البغدادي اإلمام .الخطيب
[عدل]مؤلفاته
: يلي ما ماذكر غير مؤلفاته أهم من
عشرين من أكثر في الشافعية فقه في الكبير، الحاوي كتابجزء7ا.
. الملوك نصيحة كتاب. الملك وسياسة الوُزارة قوانين كتاب. التفسير كتاب. الحاوي كتاب مختصر وهو اإلقناع، كتاب. القاضي أدب كتاب. النبوة أعالم كتاب. النظر تسهيل كتاب. النحو في كتاب.. والحكم األمثال كتاب
[عدل]مصادر
..سياسيا منظرا الماوردي
Mawardi [edit]
From Wikipedia, the free encyclopedia
Is Abu Hassan Ali bin Mohammed bin Habib visual Mawardi (364-450 AH / 974-1058 AD) is the largest last Abbasid state judges, the owner of the many useful classifications, the jurist-Hafez, one of the largest jurists Shaafa'is and who wrote in the jurisprudence of Shaafa'is his encyclopedia huge in more than twenty part.
Learn at the hands of scholars, including al-Hassan bin Ali bin Mohammed mountain updated, and Mohammed bin Adi bin Zhr Almqre, and Mohammed bin Alli Azdi, and Jaafar bin Mohammed bin Fadl al-Baghdadi and Abu al-Qasim Abdul Wahid bin Mohammed Chimra judge in Basra Abu Hamed Ahmed ibn Abi Tahir al-Isfaraayini Baghdad.
Mawardi was born in Basra in 364 AH, the father works sold rose water ratios to him and was told "Mawardi." His father traveled to Baghdad, and the conversation was heard, then a necessary and listened to Abu Hamid Alasphraina. The work of teaching in Basra and Baghdad, then returned to Baghdad again. He knew the modern interpretation of the Koran. In 429 AH title dubbed Boqdy judges, and was the lowest rank of the Chief Justice, then he took over as the Chief Justice.
He grew up Mawardi, a contemporary caliphs successors of the longest stay in power: Abbasid Caliph al-Qadir, and later his son-based order of God, which doubled the amount it arrived until he had in his speeches to the pulpits of the Fatimid caliph of Baghdad.
Mawardi had a relationship with men of the Abbasid state also was ambassador Osathm Abbasids and the Seljuks and built tin. Because of these ties is likely some of the large number of his writing. It is written in this area:
World literature and religion
Provisions Bowl
Law Ministry. The other was written by the mismatch:
Flags prophecy policy
Interpretation of the Koran "jokes and eyes."
The latter won the attention of the commentators latecomers and taken with him, as the son Jawzi increased in the march, and the verse in his interpretation of the provisions of the Holy Mosque. Mawardi accused retire [citation needed] but won his disciple al-Khatib al-Baghdadi defended him and pay him the prosecution. He died on Tuesday in splitting the first month of spring of the year 450 AH, and was buried the next day in a cemetery in the door of war, and he had reached 86 years, and peace be upon the Imam al-Khatib al-Baghdadi.
His [edit]
The most important of his works is tower will include:
Big Book containing, in Shafi'i jurisprudence in more than twenty part.
Book of Kings advice.
Book the ministry's policy and the laws of the king.
Book interpretation.
Book persuasion, a book containing brief.
Book judge literature.
Flags book of prophecy.
Book facilitate consideration.
As in the book.
Book of Proverbs and governance ..
Sources [edit]
Mawardi political theorist ..
Imam al-Mawardi, Ahli Fiqh & Politik
Imam Al-Mawardi adalah seorang ilmuwan Islam yang mempunyai nama lengkap Abu Al-Hasan Ali bin Muhammad bin Habib Al-Basri asy-Syafi'ie. Beliau dilahirkan di kota Basrah Irak pada tahun 386 H/975 M, ketika kebudayaan Islam mencapai masa-masa keemasannya ditangan para Khalifah Daulah Abbasiyah.
Beliau lahir dalam salah satu keluarga arab yang membuat dan mendagangkan air mawar, karena itu beliau mendapat julukan Al-Mawardi yang berasal dari kata Al-Wardu (mawar)
Imam al-Mawardi ikut terlibat secara langsung dalam politik yang ril yang tentu mempengaruhi proses pemikiran beliau dalam menentukan suatu sikap dan kebijaksanaan dalam memahami dan mengambil sikap terhadap pemerintah.
Kota kedua tempat Al-Mawardi belajar, setelah Basrah adalah Bagdad. Disinilah Seorang anak penyuling dan penjual air mawar ini belajar hadits dan fiqh pada Al-Hasan bin Ali Bin Muhammad Al-Jabali seorang pakar hadits di zamannya dan Abi Al-Gasim, seonmg hakim di Basrah saat itu, kemudian beliau melanjutkan studinya ke kota Bagdad di kampus "Al-Zafami". Di kota peradaban ini, Al-Mawardi menajamkan disiplin ilmunya di bidang hadits dan fiqih pada seorang guru yang bernama Abu Hamid Ahmad bin Tahir bin Al-Isfirayini (wafat pada 406 H).
Abu Ali Hasan Ibn Daud menceriterakan bahwa penduduk Basrah selalu membanggakan tiga orang ilmuan negeri mereka dan karya-karyanya yaitu Syaikh Khalid Ibn Ahmad (wafat 174 H) dengan karyanya kitab Al-Amin, Syaikh Sibawaih (wafat 180 H) dengan karyanya kitab Al-Nahw, dan Al-Jahiz (wafat 225 H) dengan karyanya Al- Bayan, dari tiga orang ini masih bisa ditambah nama keempat yaitu Imam Al-Mawardi, seorang penasehat hukum yang terpelajar dan ahli politik ekonomi dari basrah
Pandangan Politik
Sebagai seorang penasihat politik, syaikh Al Mawardi menempati kedudukan yang penting di antara sarjana-sarjana Muslim. Beliau diakui secara universal sebagai salah seorang ahli hukum terbesar pada zamannya. Al Mawardi mengemukakan fiqh madzhab Syafi’i dalam karya besarnya Al Hawi al-Kabir, yang dipakai sebagai kitab rujukan tentang hukum mazhab Syafi’i oleh ahli-ahli hukum di kemudian hari. Kitab ini terdiri 8.000 halaman, diringkas oleh Al Mawardi dalam 40 halaman berjudul Al Iqra.
Kalau anda ingin Menelaah pemikiran Al Mawardi di bidang politik, cukup dengan membaca karyanya,Al Ahkaam Al Shulthaniyah (Hukum-hukum Kekuasaan), yang menjadi master piece-nya beliau. Meskipun beliau juga menulis kitab - kitab lainnya, namun dalam kitab Al Ahkaam Al Shultoniyah inilah pokok pemikiran dan gagasannya menyatu.
Dalam magnum opusnya ini, termuat prinsip-prinsip politik kontemporer dan kekuasaan, yang pada masanya dapat dikatakan sebagai pemikiran maju, bahkan sampai kini sekalipun. Misalnya, dalam buku itu dibahas masalah pengangkatan imamah (kepala negara/pemimpin), pengangkatan menteri, gubernur, panglima perang, jihad bagi kemaslahatan umum, jabatan hakim, jabatan wali pidana. Selain itu, juga dibahas masalah imam shalat, zakat, fa’i dan ghanimah (harta peninggalan dan pampasan perang), ketentuan pemberian tanah, ketentuan daerah-daerah yang berbeda status, hukum seputar tindak kriminal, fasilitas umum, penentuan pajak dan jizyah, masalah protektorat, masalah dokumen negara dan lain sebagainya.
Baginya, imam (yang dalam pemikirannya adalah seorang raja, presiden, sultan) merupakan sesuatu yang niscaya. Artinya, keberadaannya sangat penting dalam suatu masyarakat atau negara. Karena itu, jelasnya, tanpa imam akan timbul suasana chaos. Manusia menjadi tidak bermartabat, begitu juga suatu bangsa menjadi tidak berharga.
Lantas bagaimana ketentuan seorang imamah yang dianggap legal? Dalam hal ini, Al Mawardi menjelaskan, jabatan imamah (kepemimpinan) dinilai sah apabila memenuhi dua metodologi.
Pertama, dia dipilih oleh parlemen (ahlul halli wal aqdi). Mereka inilah yang memiliki wewenang untuk mengikat dan mengurai, atau juga disebut model Al Ikhtiar.
Kedua, ditunjuk oleh imam sebelumnya. Model pertama selaras dengan demokrasi dalam konteks modern. Sementara, tipe kedua, Al Mawardi merujuk pada eksperimen sejarah, yakni pengangkatan khalifah Umar bin Khattab oleh khalifah sebelumnya, Abu Bakar Ash Shiddiq.
Guru-guru Imam Al-Mawardi
Beliau belajar hadis di Baghdad pada:
1. Al-hasan bin Ali bin Muhammad Al-Jabali (sahabat Abu Hanifah Al-Jumahi)
2. Muhammad bin Adi bin Zuhar Al-Manqiri.
3. Muhammad bin Al-Ma’alli Al-Azdi
4. Ja’far bin Muhammad bin Al-fadhl Al-Baghdadi.
5. Abu Al-Qasim Al-Qushairi.
Beliau belajar fiqh pada:
1. Abu Al-Qasim Ash-Shumairi diBasrah.
2. Ali Abu Al-Asfarayni (Imam madzhab Syafi’I di Baghdad, dan lain - lain.
Murid-murid al-Mawardi Diantaranya adalah:
1. Imam besar, Al-Hafidz Abu Bakar Ahmad bin Ali Al-Khatib Al-Baghdadi.
2. Abu Al-Izzi Ahmad bin kadasy.
Karya - Karya al-Mawardi
Al-Mawardi termasuk penulis yang produktif. Cukup banyak karya tulisnya dalam berbagai cabang ilmu, mulai dari ilmu bahasa sampai tafsir, fiqh dan ketatanegaraan.
A. Bidang Fiqh
1. Al-Hawi Al-Kabir
2. Al-Iqna’
B. Bidang politik
1. Al-Ahkamu As-Sulthaniyyah
2. Siyasatu Al-Wizarati wa Siyasatu Al-Malik
3. Tashilu An-Nadzari wa Ta’jilu Adz-Dzafari fi Akhlaqi Al-Malik wa Siyasatu Al-Malik
4. Siyasatu Al-Maliki
5. Nashihatu Al-Muluk
C. Dalam Tafsir
1. Tafsir Al-Qur’anul Karim
2. An-Nukatu wa Al-Uyunu
3. Al-Amtsal wa Al-Hikam
D. Bidang SastraAdabu Ad-Dunya wa Ad-Din
E. Bidang AqidahA’lamu An-Nubuwah
Wafat
Setelah seluruh hayatnya diabdikan untuk dunia ilmu dan kemaslahatan umat, Sang Khaliq akhirnya memanggil Al Mawardi pada 1058 M, dalam usia 83 tahun.
Pada tahun 1037 M, khalifah Al Qadir, mengundang empat orang ahli hukum mewakili keempat mazhab fikih (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali). Mereka diminta menulis sebuah buku fikih. Al Mawardi terpilih untuk menulis buku fikih mazhab Syafi’i.
Setelah selesai, hanya dua orang yang memenuhi permintaan khalifah sesuai yang diharapkan, yakni Al Quduri dengan bukunya Al Mukhtashor (Ringkasan), dan Al-Mawardi dengan kitabnya Kitab Al Iqna’.
Khalifah memuji karya Al-Mawardi sebagai yang terbaik, dan menyuruh para penulis kerajaan untuk menyalinnya, lalu menyebarluaskannya ke seluruh perpustakaan Islam di wilayah kekuasaannya.
Allahummaj'al Jannata Matswahu.....
Al-JazariDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Abū al-'Iz Ibn Ismā'īl ibn al-Razāz al-Jazarī )1136-1206( )bahasa Arab: Cنi ب jيلjماع iإس Cنi ب jزjعi Bل ا Cو Bب أالجزري ُزاُز kالر( adalah seorang Ilmuwan dari Al-Jazira, Mesopotamia, yang hidup padaabad
pertengahan. Dia adalah penulis Kitáb fí ma'rifat al-hiyal al-handasiyya )Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik( tahun 1206, dimana dia menjelaskan lima puluh peralatan mekanik berikut instruksi tentang bagaimana cara merakitnya.
Daftar isi
]sembunyikan[
1 Biografi 2 Mekanisme dan Metode
o 2.1 Poros bubungan
3 Lukisan miniatur 4 Lihat pula 5 Referensi 6 Pranala luar
Biografi]sunting | sunting sumber[
Diagram a hydropowered water-raising machine dari buku "Pengetahuan Ilmu Mekanik" Al-Jazari tahun 1206.
Hanya sedikit yang diketahui tentang Al-Jazari, dan kebanyakan berasal dari perkenalannya dari buku "Pengetahuan Ilmu Mekanik". Nama Al-Jazari berasal dari tempat kelahirannya, Al-Jazira, Mesopotamia — nama tradisional Arab untuk wilayah di batian utara Mesopotamia dan sekarang dikenal sebagai wilayah tenggara Turki, di antara Sungai Tigris dan Sungai Efrat. Seperti ayahnya, dia mengabdi sebagai kepala insinyur di Istana Artuklu, kediaman dari Dinasti Artuqid cabang Mardin yang memerintah wilayah timur Anatolia sebagai wilayah pengikut dari Dinasti Zangid dan selanjutnya Dinasti Ayyubiyyah.]1[
Al-Jazari adalah bagian dari tradisi pengrajin sehingga lebih cenderung sebagai praktisi insinyur daripada penemu ]2[ yang tampaknya "lebih tertarik kepada proses pengerjaan yang diperlukan untuk membangun suatu alat daripada teknologi yang berada dibelakangnya" dan mesin-mesin ciptaannya biasanya "dirakit berdasarkan trial and error daripada perhitungan teoritis."]3[ Bukunya "Pengetahuan Ilmu Mekanik" tampaknya menjadi sangat populer sebagaimana telah banyak terlihat dalam sejumlah besar salinan manuskrip, dan seperti yang berulang kali dijelaskan olehnya, dia hanya menjelaskan peralatan-peralatan yang dibangunnya sendiri. Menurut Mayr, gaya bahasa dalam buku tersebut seperti buku modern do-it-yourself.]4[
Beberapa peralatannya terinspirasi oleh peralatan-peralatan sebelumnya, seperti salah satu jam airnya yang monumental, yang berdasarkanPseudo-Archimedes.]5[ Dia juga mengutip pengaruh Banu Musa bersaudara untuk air mancurnya, al-Asturlabi untuk desain jam lilin, dan Hibat Allah ibn al-Husayn )d. 1139( untuk musical automata. Al-Jazari melanjutkan dengan menggambarkan perbaikan yang dibuatnya terhadap hasil karya pendahulunya, dan menjelaskan peralatan-peralatan, tehnik-tehnik, dan komponen-komponen yang merupakan penemuan orisinilnya yang tidak tampak dalam hasil karya pendahulunya.]6[
Mekanisme dan Metode]sunting | sunting sumber[
Sementara banyak dari penemuan Al-Jazari sekarang mungkin tampak sepele, aspek paling penting dari mesin-mesin Al-Jazari adalah mekanisme, komponen, ide, metode, dan desain fitur yang dikerjakannya.]1[
Poros bubungan]sunting | sunting sumber[
Poros bubungan, pertama kali diperkenalkan tahun 1206 oleh al-Jazari, yang menerapkannya dalam Automaton ciptaannya,]7[ water clocks )such as the candle clock(]8[ and water-raising machines.]7[ Bubungan )cam( dan poros bubungan selanjutnya muncul dalam mekanik Eropa mulai abad ke-14.]9[
Lukisan miniatur]sunting | sunting sumber[
Disamping prestasinya sebagai penemu dan insinyur, al-Jazari juga seorang seniman. Dalam "Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik", dia memberikan instruksi tentang penemuan-penemuannya dan menggambarkannya menggunakan lukisan miniatur, gaya seni Islam abad pertengahan.
Diagram hydropowered water-raising machine dari "Buku Pengetahuan Ilmu Mekanik" karya Al-Jazari.
Jam gajah dari manuskrip Al-Jazari.
Salah satu jam lilin Al-Jazari.
Band musik robot hasil desain al-Jazari.
A table deviceautomaton hasil desain Al-Jazari.
The hand-washing automaton with a flush mechanism designed by al-Jazari.
al-Jazari's hydropowered saqiya chain pump device.
Ilustrasi peralatan hasil temuan Al-Jazari.
الجزريالحرة الموسوعة ويكيبيديا، من
عن المقالة الكيميائيين؛ هذه والمهندسين المخترعين أعظم أحد عن الجزري تبحث كنت الجزري إن ابن
فانظر اء، القر2 شيخ بـ والملقب دين الجزري عالم .ابن
الجزريعمر ،م1136الميالد ابن جزيرة
م1206الوفاة
العباسيالعصر
االهتمامات
الرئيسيةالميكانيكية الحرفية ،الهندسة الرياضيات،األعمال
المائية أعمال والساعات بالماء العاملة الحركة ذاتية اآلالت
. الهيدروليكية واآلالت
تعديل
الفيل . ساعة شهرة وأكثرها الجزري اختراعات أعظم من 7 واحدا كان
الجزري الرزاز بن إسماعيل بن العز أ+بو الزمان الملقب بديعمن [ 9 ] [ 8 ] [ 7 ] [ 6 ] [ 5 ] [ 4 ] [ 3 ] [ 2 ] [ 1 ] عربي مسلم عالم( 1206-1136) الجزري بـ يعتبر
أعظم .التاريخ في والمخترعين والميكانيكين المهندسين أحد
منطقة في الجزري عمر ولد ابن في جزيرة اليوم تقع األقاليم التيالشمالية نهر السورية كرئيس دجلة على عمل ثم ديار في المهندسين ،
الفراتية شمال( آمد) بكر حكام. الجزيرة برعاية الجزري ديار حظيأرتق من بكر سنة، بني وعشرين خمس لمدة ملوكهم خدمة في ودخل ،
سنة من ابتداء في م1174/هـ570 وذلك الميكانيكا مهندسي كبير فأصبح ، يكن. لم منها كثير كبيرة أهمية ذات كثيرة آالت الجزري صمم البالط
: . الماء رفع آالت آالته من قبل من العالم في مكان أي في معروفاذاتي تحكم وأنظمة تحويل وصمامات ذاتي تنبيه نظام ذات مائية وساعات
الذي توضيحية برسومات المزود الرائع مؤلفه في شرحها غيرها وكثير." الحيل " صناعة في النافع والعمل العلم بين الجامع أسماه
محتويات
[أخف]
1 أعماله من
2 فضله
3 مؤلفاته
4 المصادر
أعماله من
مبدع مخترع مهندس وصف لآلالت وصفه ويمثل عليه والتحريض والعمل العلم بين يجمع الجزري كان
: تصميماته أهم ومن والعلمية، النظرية بالعلوم عالم
. والكابسة الماصة المضخات حاليا تقابل وهي متقابلتين، أسطوانتين ذات مضخة
نواعير . األنهار في الجاري التيار في المتوفرة الطاقة من االستفادة طريق عن الماء رفع
: سقوط بفضل حركي مردود تعطي اآلالت وهذه السقوط آالت من نوع هي والدالء الزنجير مضخة
مصادر أو سدود طريق عن الماء منسوب رفع إلى اآلالت هذه مثل عادة وتحتاج المغارف على الماء
. أخرى مائية
علماء ابتكرها التي الهيدروليكية واآلالت المائية والساعات بالماء العاملة الحركة ذاتية اآلالت صناعة
. الجزري وطورها المسلمين
،ضاغطة من المختلفة الميكانيكية اآلالت من لعدد . ورافعة وصف وصف أنه كما ومحركة وناقلة، ،
: ساعة فوقها يظهر الذي الخاص الشكل من اسمها أخذت التي الدقيقة الساعات تركيب بالتفصيل
. الفيل ساعة وتعتبر إلخ الطبال، وساعة الكاتب، وساعة البارع، الرامي وساعة الفيل، وساعة القرد،
. وفخره عزه مصدر و اختراعاته أهم الضخمة
هيل ويذكر ونوافير دونالد قياس وآالت القناديل بفتائل تتحرك وساعات مائية ساعات صنع الجزري بأن
. استعماله عند يصفر طير شكل على غطاءه جعل 7 إبريقا صنع كما المياه لرفع وأخرى موسيقية وآالت
. ذكر كما الماء ينزل أن قبل قصيرة مييلي لفترة تشيران ألدو ذراعان لها مائية ساعة صنع الجزري أن
. الوقت إلى
فضله
." الموسيقى " في شغف له كان الذي الجزري اختراعات من موسيقية آلة لـ رسم
.» الحيل » صناعة في النافع والعمل العلم بين الجامع كتاب من صورة
في العلمية النهضة األسس أحد الجزري علم اإلسالمية كان العربية بعد الحضارة فيما انتقلت التي
العالم. أوروبا إلى اعترف وايت فقد التي لين اآلالت تصاميم من الكثير أن الغرب علماء من والكثير
إلى نقلت قد الجزري وان أوروباابتكرها القطعية ، وأنها التروس الجزري، مؤلفات في مرة ألول ظهرت
في تظهر ساعة أوروبا لم في بقرنين الجزري بعد ديدوندي إال أول. جيوفاني الجزري كان كما الفلكية
عن تحدث الكرنك من إلي. ذراع لإلشارة المعدنية الكرات واستخدم المياه، رفع آالت الجزري ابتكر كما
. المائية الساعات في الوقت
قبل الموضوعة والدالء الزنجير ذات المعقدة الماء رفع آالت كافة بأن الجزري تصميمات أهمية تكمن
الطاقة من االستفادة أساس وضع الذي وهو الماء بقوة وليس الحيوانات دفع بقوة تدور كانت ُزمانه
. عملي بشكل للمياه الكامنة
مؤلفاته
. بتصنيفه كلفه وقد الجزري كتب أهم الحيل صناعة في النافع والعمل العلم بين الجامع كتاب يعد2
محمود الملك الدين في ناصر أرتق بنى سالطين أحد قرا بن محمد بكر بن أيام ديار الخليفة،
الله العباسي لدين الناصر أحمد العباس سنة. )م 1181 سنة أبو كتابته أتم الكتاب( م 1206وقد أن أي ،
. كبيرا عددا الجزري قدم العمل هذا في والبحث الدراسة من سنة وعشرين خمسا دام عمل نتيجة كان
وطريقة االستخدام حسب فئات ست في اآلالت بتصنيف قام إذ الميكانيكية، والوسائل التصاميم من
في األوروبية للتصنيفات أساسا هذه وكانت النهضة الصنع، في. عصر وأبحاثه دراساته الكتاب وفي
" . القرون في كتب ما أروع الكتاب ويعد واألثقال للماء الرافعة واآلالت المائية، والفوارات الساعات،
." اختراعاته أبهرت وقد والهيدروليكية الميكانيكية اآلالت عن العصور المهندسين الوسطى مر على
. لغات عدة إلى مترجمة وكتبه
العالمية المتاحف من عدد في الجزري كتاب من نسخ العالي توجد ومتحف اسطنبول في كالباب
بوسطن في الجميلة اللوفر الفنون أوكسفورد ومكتبة فرنسا في ومتحف 7. جامعة كثيرا الكتاب اشتهر
إلى الغرب في فصوله بعض بترجمة وقام كل األلمانية،
من( Hawser :باأللمانية) وهاوسر (Wiedmann :باأللمانية) فيدمان من األول الربع العشرين في .القرن
إلى ترجمه هيل اإلنجليزية كما تاريخ( Hill: باإلنكليزية) دونالد في وقد. العربية التكنولوجيا المتخصص
في العربي العلمي التراث معهد سنة بسورية حلب أصدر بمراجعته م 1979 ، قام أن بعد العربي، النص
الحسن وتحقيقه يوسف .أحمد
. الهندسية الحيل معرفة كتاب في الجزري اختراعات من شمعية؛ ساعة
. الجزري الجزري تصميم من المجدول األلي الجهاُز
. الهندسية الحيل معرفة كتاب في الجزري اختراعات من موسيقية؛ لعبة
. الجزري تصميم من الماء لرفع آلة
من رسم ، الجزري اختراعات من التلقائية القلعة عشر ساعة الرابع .القرن
. الجزري اختراعات من المجدول اليدين غاسل
. الجزري باختراعه قام آخر جهاُز على مثال
Al-Jazari, Ilmuwan Muslim Penemu Konsep Robot Modern
Negara mana yang terkenal dengan robot? Tidak pelak lagi, Jepang menjadi acuan bagi perkembangan
teknologi robot saat ini, bahkan meninggalkan dunia barat yang terkenal dengan revolusi industrinya.
Namun, siapakah sebenarnya yang pertama kali menciptakan robot? Ternyata, bukan orang
Jepang atau orang Barat. Perintis dan penemu robot adalah seorang Ilmuwan Muslim jenius dari
Arab pada abad ke-13 bernama Ibnu Ismail Al-Jazari, insinyur mekanik Kesultanan Turki dari Dinasti
Artuqid.
Pada tahun 1206, Al-Jazari telah mampu menciptakan robot manusia )humanoid( yang bisa diprogram,
jauh sebelum Leonardo da Vinci dari Italia sanggup merancang robotnya pada tahun 1478, yang selama
ini diklaim sebagai perintis robot pertama. Prinsip automasi humanoid inilah yang telah mengilhami
pengembangan robot saat ini. Mesin robot yang diciptakan oleh Al-Jazari kala itu berbentuk perahu
terapung di sebuah danau yang ditumpangi oleh empat robot pemain musik, dua penabuh drum, seorang
pemetik harpa, dan peniup seruling.Robot ini diciptakan untuk menghibur para tamu kerajaan dalam
suatu acara jamuan minum.
Untuk menggerakkan robot manusia tersebut, Al-Jazari menggunakan tenaga air )hidrolik( dengan
cerdik. Lantaran kecerdikannya itulah, dunia mengakui penemuannya, hingga ia dikenal sebagai Bapak
Robot.
Sayangnya, tidak banyak informasi mengenai kehidupan pribadi Al-Jazari. Satu-satunya sumber yang
mengupas autobiografinya ada dalam pengantar buku yang ditulisnya. Pemilik nama lengkap Al-Shaykh
Rais al-Amal Budi al-Zaman Abu al-Izz bin Ismail bin ar-Razzaz al-Jazari ini diperkirakan lahir pada tahun
1136. Sebutan Al-Jazari merujuk pada tempat kelahirannya di Jazirah Ibnu Umar, Diyar Bakir, Turki.
Ada juga pendapat yang menyebutkan bahwa Al-Jazari lahir di Al-Jazira, sebuah kawasan di sebelah
utra Mesopotamia )sebelah utara Irak dan timur Laut Syiria(.
Al-Jazari mengabdikan diri sepenuhnya kepada raja-raja Dinasti Artuqid di Turki sejak tahun 1174-
1200. Ia melanjutkan pengabdian ayahnya sebagai seorang insinyur dengan menciptakan berbagai
mesin. Atas permintaan Sultan Nashrudin Mahmud, Al-Jazari menuliskan seluruh penemuannya dalam
suatu risalah yang fenomenal , Kitab Fi Ma'rifatil Hiyal al-Handasiyyah (Book of Knowledge of
Ingenious Mecahnical Devices). Setelah 25 tahun menjadi ahli teknik di bawah kepemimpinan tiga
raja Dinasti Artuqid, ia wafat beberapa bulan setelah menyelesaikan karyanya.
Risalah yang berisi 50 penemuan yang diciptakan oleh Al-Jazari mengundang kekaguman dari pada
sejarawan teknologi dunia. Di dalam risalah tersebut, ia memaparkan berbagai petunjuk dan tata cara
untuk membuat peralatan atau teknologi yang diciptakannya, sehingga memungkinkan setiap pembaca
bisa merangkai dan mempraktikan beragam penemuannya tersebut.
Sebagai seorang kepala insinyur kerajaan, Al-Jazari tidak hanya mampu menciptakan robot pemain
musik, tetapi juga telah memelopori lahirnya sederet adikarya dalam bidang teknik dan teknologi. Berikut
adalah sumbangsing Al-Jazari bagi dunia teknologi modern yang bisa dipelajari dan dikembangkan
untuk pembelajaran ilmu pengetahuan.
1. Penemu Robot
Selain robot band, Al-Jazari juga berhasil menciptakan sebuah robot pramusaji berbentuk manusia
yang bertugas menghidangkan air, teh, atau menuman lainnya. Minuman disimpan dalam sebuah tank
dengan reservoir )penampung air(. Dari penampung tersebut, air dialirkan ke dalam sebuah ember.
Seelah tujuh menit, air mengalir ke sebuah cangkir, dan robot itu mengeluarkan minumannya.
Penemuan penting lainnya di era kejayaan Islam yang tidak kalah menarik adalah pencuci tangan
otomatis dengan mekanisme pengurasan. Kini, mekanisme yang dikembangkan oleh Al-
Jazari digunakan dalam sistem kerja toilet modern. Robot pencuci tangan otomatis berbentuk seorang
wanita yang berdiri dengan sebuah baskom berisi air. Ketika seorang pengguna menahan tuas, air akan
mengering dan robot wanita itu akan kembali mengisi baskom dengan air.
Robot lainnya yang dikembangkan oleh Al-Jazari adalah air mancur burung merak. Robot ini berfungsi
sebagai pengganti pembantu atau pelayan. Robot tersebut bisa memudahkan seseorang saat
membersihkan tangan, karena robot burung merak itu akan menawarkan sabut dan handuk secara
otomatis.
Al-Jazari juga menciptakan robot burung merak otomatis yang bisa bergerak. Ia menggerakkan robot
burung merak tersebut menggunakan tenaga air. Teknologi robot lainnya yang ditemukan oleh Al-
Jazari adalah pintu otomatis sebagai bagian dari salah satu jam air yang diciptakannya. Selain itu, ia
juga menciptakan teknologi otomatis lainnya yang berfungsi membantu dan memedahkan tugas manusia,
misalnya peralatan rumah tangga dan musik otomatis yang digerakkan oleh tenaga air.
2. Penemuan Lain di Bidang Mekanik
Berikut beberapa penemuan Al-Jazari di bidang mekanik :
a. Mesin Engkol
Al-Jazari berhasil menciptakan mesin engkol yang terhubung dengan sistem rod )batang( pada tahun
1206.
b. Roda Gigi
Roda gigi merupakan penemuan penting milik Al-Jazari. Dialah insinyur perintis yang menemukan roda
gigi. Penemuan tersebut jauh mendahului jam astronomi Giovanni de Dondi pada tahun 1364 dan karya
Francesco di Giorgio )1501( dalam desain permesinan Eropa.
c. Mesin Pompa Air
Al-Jazari ilmuwan muslim menemukan lima jenis mesin untuk menaikkan air,
diantaranya watermill danwaterwheel
d. Jam
Al-Jazari juga merancang dan membuat beragam jam. Ada jam air, jam lilin, termasuk jam portabel
bertenaga air yang mirip jam tangan modern. Ia juga menemukan jam astronomis bertenaga air untuk
menampilkan model matahari, bulan, dan bintang-bintang yang bergerak. Jam gajah adalah inovasi lain
yang memadukan jam air dan automasi dengan penunjukkan waktu yang akurat. Jam ini sempat sukses
direkontruksi di Science Museum, London, pada tahun 1976.
e. Piston
Salah satu ciptaan yang luar biasa dari Al-Jazari adalah mesin pompa yang digerakkan oleh air dengan
bantuan piston.
Abu Al-Hasan Al-MawardiDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Abu al-Hasan Ali Ibn Muhammad Ibn Habib al-Mawardi )972 - 448H/1058( adalah seorang ahli fiqh dari Irak.
Biografi]sunting | sunting sumber[
Al-Mawardi lahir di kota Basra Irak Di sinilah dia belajar fiqh dari Abu al-Wahid al-Simari, dan kemudian pindah ke Baghdad untuk berguru pada Sheikh Abd al-Hamid dan Sheikh Abdallah al-Baqi. Bukunya yang terkenal adalah Kitab al-Ahkam al-Sultania )buku tentang tata pemerintahan(, Qanun al-Wazarah )Undang-undang tentang Kementrian(, danKitab Nasihat al-Mulk )berisi nasihat kepada penguasa(.
Zaman Al-Mawardi
Kekhalifahan Abbasiyah yang gemilang telah memberikan suasana paling cocok bagi kemajuan ilmu
pengetahuan, dan secara tepat dikenal sebagai zaman keemasan peradaban Islam. Pada masa
pemerintahan inilah Khalifah Ma’mun ar-Razid yang termasyur itu mendirikan Darul hukama (Rumah
Kebijaksanaan), yang manfaatnya sebagai laboratorium penerjemahan dan kerja penelitian membuka
jalan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Perkembangan intelektual selama era ini telah mencapai tingkatan yang tidak ada tolok bandingannya
dalam sejarah Islam. Khalifah-Khalifah dan Amir-amir saling menyaingi dalam melacak karya-karya
tulis dan melindungi ilmu pengetahuan. Salah seorang bintang intelektual yang besar pada zaman ini
adalah Al-Mawardi, yang menjadi terkenal sebagai pemikir politik Islam yang pertama, dan termasuk
pada barisan pemikir-pemikir politik yang terbesar dari abad pertengahan. Dari kedudukan sebagai
Qadhi, meningkat menjadi Duta Keliling Khalifah, dan telah membereskan banyak kekacauan politik
yang rumit bagi negaranya. “Al-Khatib of Baghdad,” demikian tulis seorang orientalis, “Mengenai
otoritas Abu Ali Hasan Ibn Da’ud, menceritakan bahwa penduduk Basrah selalu membanggakan tiga
orang ilmuwan negara mereka dan karya-karyanya, yaitu:
1. Khalid ibn Ahmad (wafat 175 H) dengan karyanya Kitab Al-Amin,
2. Sibawaih (wafat 180 H) dengan karyanya Kitab An-Nahw, dan
3. Al-Jahiz (wafat 225 H) dengan karyanya Al-Bayan wat-Tabiyan.
Kepada tiga nama ini masih bisa ditambahkan nama keempat, Al-Mawardi, seorang penasehat hukum
yang terpelajar, dan ahli ekonomi politik dari Basrah, dengan bukunya Al-Ahkam us-Sultaniyah. Karya
ini merupakan master-piece dalam literature politik keagamaan Islam.”
Imam Abu Hasan Ali bin Muhammad Al-Mawardi hidup pada seperempat terakhir abad ke’empat hijriah
dan paroh pertama abad kelima hijriah, yaitu pada era Bani Abbasiyah kedua.
Kondisi Politik
Jika kita mengamati kondisi dunia islam pada zamannya, dunia islam telah terbagi kedalam tiga
Negara yang tidak akur dan saling mendendam terhadap yang lain. Di Mesir terdapat Negara
fathimiyyah. Di Andalusia terhadap Negara Bani Umayyah. Di Irak, Khurasan, dan daerah-daerah timur
secara umum terdapat Negara Bani Abbasiyah.
Hubungan antara khalifah-khalifah Bani Abbasiyah dengan Negara Fathimiah di Mesir didasari
permusuhan sengit, sebab masing-masing dari keduanya berambisi untuk menghancurkan yang lain.
Hubungan Bani Abbasiyah dengan khalifah-khalifah Bani Ummayyah di Andalusia juga dilandasi
permusuhan sejak Bani Abbasiyyah meruntuhkan sendi-sendi Negara Bani Ummayyah, dan untuk itu
darah tercecer disana-sini.
Itulah kondisi eksternal Negara Bani Abbasiyyah. Adapun kondisi internal khalifah di Baghdad dan
sekitarnya, sesungguhnya pemegang kekuasaan yang sebenarnya di Baghdad adalah Bani Buwaih.
Mereka adalah orang-orang Syiah fanatik dan radikal. Mereka berusaha dengan menekan ummat dan
khalifah sendiri tidak mempunyai peran penting ibarat sebagai symbol belaka, bahkan ia adalah
barang mainan ditangan mereka.
Kondisi Sosial
Pada zamannya, kehidupan mewah dan hedonisme berkembang luas dikalangan khalifah-khalifah ,
gubernur-gubernur dan para pejabat kenegara’an. Pada sa’at para khalifah dan para gubernur-
gubernur sedang menikmati hidup dengan serba mewah, kita lihat kemiskinan yang parah, dan
kelaparan menggrogoti daging kebayakan manusia hingga mereka menjadi seperti mayat-mayat diam
yang tidak bergerak, sebab paceklik terjadi di Baghdad, dan kota-kota lainnya, hinga manusia
terpaksa memakan bangkai pada tahun 423 H, 449 H, dan 456 H.
Kondisi Ilmiah
Kondisi keilmiyahan pada zamannya adalah munculnya fenomena taklid (fanatik buta) terhadap para
Imam-imam Madzhab. Sebab langka sekali ada diantara pengikut madzhab-madzhab yang keluar dari
madzhab Imamnya dan metodologi ijtihadnya.
Biografi Al-Mawardi
Kelahiran dan nasabnya
Dialah imam besar, ahli fiqh, ahli ushul fiqh, dan pakar tafsir Abu Hasan Ali bin Muhammad bin Habib
Al-Mawardi. Ia dilahirkan di Basrah pada 364 H/974 M, dalam satu keluarga Arab yang membuat dan
memeperdagangkan air mawar, dan karena itu mendapat nama julukan “Al Mawardi.”
Kehidupannya
Dia menerima pendidikannya yang pertama di Basrah, dan Baghdad selama dua tahun. belajar ilmu
hukum dari Abul Qasim Abdul Wahid as-Saimari, seorang ahli hukum madzhab Syafi’i yang terkenal.
Kemudian, pindah ke Baghdad untuk melanjutkan pelajaran hukum, tata bahasa, dan kesusastraan,
dari Abdullah al-Bafi dan Syaikh Abdul Hamid al-Isfraini. Dalam waktu singkat ia telah menguasai
dengan baik pelajaran-pelajaran Islam, termasuk hadits dan fiqh seperti juga politik, etika dan sastra.
Ia menjabat hakim dibanyak kota secara bergantian. kemudian diangkat sebagai qadhi al-Qudzat
(Hakim Tertinggi) di Ustuwa, sebuah distrik di Nishabur. Pada 429 H, ia dinaikkan kejabatan kehakiman
yang paling tinggi, Aqda al-Qudhat (Qadhi Agung) di Baghdad, jabatan yang dipegangnya dengan
hormat sampai pada saat wafatnya. Dia ahli politik praktis yang ulung, dan penulis kreatif mengenai
berbagai persoalan sepeti agama, etika, sastra dan politik. Ia termasuk pakar fiqh pengikut-pengikut
madzhab imam Syafi’i.
Ia hidup pada masa pemerintahan dua khalifah : Al-Qadir billah (381-422H) dan Al-Qa’imu BIllah (422-
467H).
Khalifah Abbasiyah al-Qadir Billah (381 – 422 H) memberinya kehormatan yang tinggi, dan Qa’imam
bin Amrillah 391 – 460 H Khalifah Abbasiyah ke-26 di Baghdad mengangkatnya menjadi duta keliling
dan mengutusnya dalam berbagai misi diplomatic ke negara-negara tetangga maupun ke negara
satelit. Kenegarawannya yang arif bijaksana, untuk sebagian besar bertanggung jawab dalam
memelihara wibawa kekhalifahan di Baghdad, yang merosot di tengah-tengah para raja dari warga
Saljuk dan Buwaihid, yang hampir sepenuhnya berdiri sendiri dan terlalu berkuasa. Al Mawardi
dilimpahi berbagai hadiah berharga oleh Saljuk, Buwaihid dan amir-amir yang lainnya yang diberinya
nasehat-nasehat bijaksana yang sesuai dengan martabat kekhalifahan Baghdad.
Sebagai eksponen Madzhab Syafi’I, Al-Mawardi adalah seorang ahli hadits terkemuka. Sayang sekali
tak ada karyanya mengenai persoalan ini yang masih tersimpan. Tak diragukan bahwa sejumlah hadits
dari dia telah dikutip dalam Ahkam As-Sulthaniya, A’lam Nubuwat, dan Adab ud Dunya wad-Din.
Pegangannya pada hadits bisa laku ternyata dari karyanya A’lam un- Nubuwat. Keterangannya
tentang perbedaan antara mukjizat dan sihir dalam pengertian ucapan-ucapan nabi, menurut Tsah
Kopruizadah adalah yang “terbaik diriwayatkan sampai masa itu.”
Sebagai seorang penasehat politik, Al-Mawardi menempati kedudukan yang penting diantara sarjana-
sarjana Muslim. Dia telah mengkhususkan diri dalam soal ini, dan diakui secara universal sebagai salah
seorang ahli hukum terbesar pada zamannya. Dia mengemukakan fiqh madzhab Syafi’i dalam karya
besar yang unggul Al-Hawi, yang dipakai sebagai buku rujukan tentang hukum madzhab Syafi’i oleh
ahli-ahli hukum kemudian hari, termasuk al-Isnavi yang sangat memuji buku ini. buku ini terdiri dari
8.000 halaman, dipadatkan oleh al-Mawardi dalam satu ringkasan 40 halaman berjudul Al-Iqra.
Al-Mawardi mempunyai reputasi tinggi di kalangan orang-orang lama dalam barisan juru ulas Al-
Quran . Ulasannya yang berjudul Nukat-wa’luyun mendapat tempat tersendiri diantara ulasan-ulasan
klasik dari Al Qusyairi, Al-Razi, Al-Isfahani, dan Al-Kirmani. Tuduhan bahwa ulasan-ulasannya yang
tertentu mengandung kuman-kuman pandangan Mu’tazilah tidaklah wajar, dan orang-orang
terkemuka seperti Ibn Taimiyah telah memasukkan karya Al-Mawardi ke dalam buku-buku yang bagus
mengenai persoalannya. Ulasannya atas Al-Qur’an popular sekali, dan buku ini telah dipersingkat oleh
seorang penulis. Seorang sarjana Muslim Spanyol bernama Abul Hasan Ali telah datang jauh dari
Saragosa di Spanyol, untuk membaca buku tersebut dari pengarangnya sendiri.
Al-Mawardi juga menulis sebuah buku tentang perumpamaan dalam Al-Qur’an, yang menurut
pendapat As-Suyuti merupakan buku pertama dalam soal ini. Menekankan pentingnya buku ini, Al-
Mawardi menulis, “salah satu dari ilmu Qur’an yang pokok adalah ilmu ibarat, atau umpama. Orang
telah mengabaikan hal ini, karena mereka membatasi perhatiannya hanya kepada perumpamaan, dan
hilang pandangannya kepada umpama-umpamanya yang disebutkan dalam kiasan itu. Suatu
perumpamaan tanpa suatu persamaan (misal), ibarat kuda tanpa kekang, atau unta tanpa penuntun.”
Al-Mawardi, sekalipun bukan mahasiswa biasa dalam ilmu politik, adalah ahli ekonomi politik kelas
tinggi dan tulisan-tulisannya yang spekulatif politis dianggap sangat bernilai. Karyanya yang
monumental, Al-Ahkam As-Sultaniyah, mengambil tempat yang penting diantara risalah-risalah politik
yang ditulis selama abad pertengahan. Dia telah menulis empat buku tentang ilmu politik yaitu :
1.Al-Ahkam Ash-Sultaniyah (hukum mengenai kenegarawan).
2.Adab al-Wazir (etika menteri).
3.Siyasat ul-Malik (politik raja).
4.Tahsil An-Nasr wat-Ta’jit uz-Zafar (memudahkan penaklukan dan mempercepat kemenangan).
Dari empat buku ini, dua yang pertama telah diterbitkan. Al-Ahkam us-Sultaniyah, yang telah
diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, termasuk Perancis, dan Urdu, merupakan karya-karya tiada
ternilai mengenai hukum masyarakat Islam. Dalam isi buku ini, dia telah mengikuti karya Asy-Syafi’i,
kitab Al-Umm, Adab al-Wazir yang menguraikan fungsi perdana menteri, dan memberikan pandangan-
pandangan yang sehat mengenai administrasi umum. Suatu bacaan yang luas menguraikan
kewajiban-kewajiban dan hak-hak istimewa perdana menteri banyak dihasilkan di negeri-negeri Islam,
tetapi karya Al-Mawardi, Adab al-Wazir, adalah yang paling luas dan penting mengenai persoalannya,
yang meliputi hampir semua tahap tentang hal yang berseluk-beluk ini.
Tulisan-tulisan Al-Mawardi yang bersifat politik, maupun yang religius, mempunyai pengaruh besar
atas penulis-penulis yang kemudian tentang persoalan ini, terutama di negeri-negeri Islam.
Pengaruhnya bisa terlihat pada karya Nizamul Mulk Tusi, Siyasat Nama, dan Prolegomena karya Ibn
Khaldun. Ibn Khaldun, yang diakui peletak dasar sosiologi, dan pengarang terkemuka mengenai
ekonomi politik tak ragu lagi telah melebihi Al-Mawardi dalam banyak hal. Menyebutkan satu-persatu
kemestian seorang penguasa, Ibn Khaldun berkata, “Penguasa itu ada untuk kebaikan rakyat.
Kemestian adanya seorang penguasa timbul dari fakta bahwa manusia harus hidup bersama-sama;
dan kecuali ada orang yang memelihara ketertiban, maka masyarakat akan hancur berantakan.” Dia
mengamati: “Selamanya ada kecenderungan tetap dalam suatu monarki Timur kepada absolutisme,
kepada kekuasaan tiada terbatas, tiada dihiraukan, begitu pulalah kecenderungan gubernur-gubernur
orang Timur kepada kebebasan bertambah-tambah besar kepada kekuasaan pusat. Sebelumnya, Al-
Mawardi telah menunjukkan kekuasaan tak terbatas dari gubernur-gubernur selama kemerosotan
kekhalifahan Abbasiyah, ketika kedudukan gubernuran itu telah diperoleh melalui perebutan kuasa,
dan penguasa pusat hanya memiliki kontrol yang lemah terhadap mereka.
Demikianlah Al-Mawardi menonjol sebagai pemikir besar politik yang pertama dalam Islam, tulisan-
tulisan maupun pengalaman-pengalaman praktisnya dibidang politik telah berumur panjang dalam
membentuk pandangan politik penulis-penulis yang lahir kemudian.
Guru-gurunya
Ia belajar hadis di Baghdad pada:
1. Al-hasan bin Ali bin Muhammad Al-Jabali (sahabat Abu Hanifah Al-Jumahi)
2. Muhammad bin Adi bin Zuhar Al-Manqiri.
3. Muhammad bin Al-Ma’alli Al-Azdi
4. Ja’far bin Muhammad bin Al-fadhl Al-Baghdadi.
5. Abu Al-Qasim Al-Qushairi.
Ia belajar fiqh pada:
1. Abu Al-Qasim Ash-Shumairi diBasrah.
2. Ali Abu Al-Asfarayni (Imam madzhab Syafi’I di Baghdad)., dll.
Murid-muridnya
Diantaranya adalah:
1. Imam besar, Al-Hafidz Abu Bakar Ahmad bin Ali Al-Khatib Al-Baghdadi.
2. Abu Al-Izzi Ahmad bin kadasy.
Buku-Buku Peninggalannya
Diantara buku-buku karangannya adalah sebagai berikut:
Pertama; Dalam fiqh,Yaitu:
1. Al-Hawi Al-Kabiru
2. Al-Iqna’u
Kedua; Dalam fiqh politik, Yaitu:
1. Al-Ahkamu As-Sulthaniyyah
2. Siyasatu Al-Wizarati wa Siyasatu Al-Maliki
3. Tashilu An-Nadzari wa Ta’jilu Adz-Dzafari fie Akhlaqi Al-Maliki wa Siyasatu Al-Maliki
4. Siyasatu Al-Maliki
5. Nashihatu Al-Muluk
Ketigal; Dalam Tafsir, Yaitu:
1. Tafsiru Al-Qur’anul Karim
2. An-Nukatu wa Al-Uyunu
3. Al-Amtsalu wa Al-Hikamu
Ke’empat: Dalam sastra, Yaitu:
Adabu Ad-Dunya wa Ad-Dini
Kelima; Dalam Aqidah, Yaitu:
A’lamu An-Nubuwah
Pujian Para Ulama Terhadapnya
Sejarawan Ibnu Al-Atsir berkata: “Imam Al-Mawardi adalah seorang Imam.
Abu Fadhl ibnu Khairun Al-Hafidz berkata: Al-Mawardi adalah orang hebat. Ia mendapatkan kedudukan
tinggi dimata sulthan. Ia adalah salah seorang imam, dan mempunyai karya tulis bermutu dalam
berbagai disiplin Ilmu.
Al-Khatib Al-Baghdadi berkata: Al-Mawardi termasuk tokoh ahli fiqh madzhab Imam Syafi’i. Aku
menulis darinya dan ia adalah orang yang berintegritas tinggi.
Ada diantara para Ulama diantaranya adalah Imam Ad-Dzahabi yang menuduhnya sebagai Mu’tazili,
tetapi oleh para ulama yang lain diantaranya Ibnu Subki, dan Ibnu Hajr menyangkal hal itu. Walaupun
memang benar bahwa ada sebagian pendapat-pendapatnya yang sejalan dengan pendapat sekte
Mu’tazilah, diantaranya adalah pertama, pendapatnya berkaitan tentang kewajiban hukum dan
pengamalannya apakah hal tersebut berdasarkan syariat atau akal? Al-Mawardi berpendapat bahwa
hal tersebut berdasarkan akal. Kedua, pendapatnya tentang penafsiran satu ayat Al – A’raaf, ia
berkata : “ Allah tidak menghendaki penyembahan berhala-berhala.
Wafatnya
Al-Mawardi wafat pada bulan Rabiul Awwal tahun 450 H/1058 M dalam usia 86 tahun. sesudah
menjalani karier yang cemerlang.Home » Biografi » Ulama » Biografi Al-Mawardi | Ulama Besar Mazhab Syafi'e
Biografi Al-Mawardi | Ulama Besar Mazhab Syafi'e
Dek Pon
Biografi, Ulama
Jumat, 15 Februari 2013
Biografi Al-Mawardi | Ulama Besar Mazhab Syafi'e - Anda mungkin sudah sering mendengar namanya yang begitu masyhur dikalangan santri dan penimba ilmu agama. Beliau adalah al-Mawardi pengarang kitab Al Ahkaam Al Shultoniyah, seorang besar dalam mazhab syafi'e. Dalam artikel singkat ini "my diary" akan memberikan sorotan dan sedikit pandangan tentang biografi al-mawardi atau sejarah perjalanan hidup syaikh Al-Mawardi.
ilustrasi
Al-kisah, Khazanah intelektual Islam era kekhalifahan Abbasiyah pernah mengukir sejarah emas dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan pemikiran keagamaan. Salah satu tokoh terkemuka sekaligus pemikir dan peletak dasar keilmuan politik Islam penyangga kemajuan Abbasiyah itu adalah Al Mawardi. Tokoh yang pernah menjadi qadhi (hakim) dan duta keliling khalifah ini, menjadi penyelamat berbagai kekacauan politik di negaranya, Basrah (kini Irak). “Al Khatib of Baghdad,” tulis seorang orientalis.
Ulama penganut mazhab Syafi’i ini bernama lengkap Abu al Hasan Ali bin Habib al Mawardi. Lahir di kota pusat peradaban Islam klasik, Basrah (Baghdad) pada 386 H/975 M, Al Mawardi menerima pendidikan pertamanya di kota kelahirannya. Ia belajar ilmu hukum dari Abul Qasim Abdul Wahid as Saimari, seorang ahli hukum mazhab Syafi’i yang terkenal.
Kemudian, pindah ke Baghdad melanjutkan pelajaran hukum, tata bahasa, dan kesusastraan dari Abdullah al Bafi dan Syaikh Abdul Hamid al Isfraini. Dalam waktu singkat ia telah menguasai dengan baik ilmu-ilmu agama, seperti hadis dan fiqh, juga politik, filsafat, etika dan sastra.
Sebagai seorang penasihat politik, syaikh Al Mawardi menempati kedudukan yang penting di antara
sarjana-sarjana Muslim. Dia diakui secara universal sebagai salah seorang ahli hukum terbesar pada zamannya. Al Mawardi mengemukakan fiqh madzhab Syafi’i dalam karya besarnya Al Hawi, yang dipakai sebagai buku rujukan tentang hukum mazhab Syafi’i oleh ahli-ahli hukum di kemudian hari, termasuk Al Isnavi yang sangat memuji buku ini. Buku ini terdiri 8.000 halaman, diringkas oleh Al Mawardi dalam 40 halaman berjudul Al Iqra.
Kalau anda ingin Menelaah pemikiran Al Mawardi, cukup dengan membaca karyanya, Al Ahkaam Al Shultoniyah (Hukum-hukum Kekuasaan), yang menjadi master piece-nya. Meskipun ia juga menulis beberapa buku lainnya, namun dalam buku //Al Ahkaam Al Shultoniyah// inilah pokok pemikiran dan gagasannya menyatu.
Dalam magnum opusnya ini, termuat prinsip-prinsip politik kontemporer dan kekuasaan, yang pada masanya dapat dikatakan sebagai pemikiran maju, bahkan sampai kini sekalipun. Misalnya, dalam buku itu dibahas masalah pengangkatan imamah (kepala negara/pemimpin), pengangkatan menteri, gubernur, panglima perang, jihad bagi kemaslahatan umum, jabatan hakim, jabatan wali pidana. Selain itu, juga dibahas masalah imam shalat, zakat, fa’i dan ghanimah (harta peninggalan dan pampasan perang), ketentuan pemberian tanah, ketentuan daerah-daerah yang berbeda status, hukum seputar tindak kriminal, fasilitas umum, penentuan pajak dan jizyah, masalah protektorat, masalah dokumen negara dan lain sebagainya.
Baginya, imam (yang dalam pemikirannya adalah seorang raja, presiden, sultan) merupakan sesuatu yang niscaya. Artinya, keberadaannya sangat penting dalam suatu masyarakat atau negara. Karena itu, jelasnya, tanpa imam akan timbul suasana chaos. Manusia menjadi tidak bermartabat, begitu juga suatu bangsa menjadi tidak berharga.
Lantas bagaimana ketentuan seorang imamah yang dianggap legal? Dalam hal ini, Al Mawardi menjelaskan, jabatan imamah (kepemimpinan) dinilai sah apabila memenuhi dua metodologi.
Pertama, dia dipilih oleh parlemen (ahlul halli wal aqdi). Mereka inilah yang memiliki wewenang untuk mengikat dan mengurai, atau juga disebut model Al Ikhtiar.
Kedua, ditunjuk oleh imam sebelumnya. Model pertama selaras dengan demokrasi dalam konteks modern. Sementara, tipe kedua, Al Mawardi merujuk pada eksperimen sejarah, yakni pengangkatan khalifah Umar bin Khattab oleh khalifah sebelumnya, Abu Bakar Ash Shiddiq.
Dalam masalah pemecatan seorang khalifah, Al Mawardi menyebutkan dua hal yang mengubah kondite dirinya, dan karenanya ia harus mundur dari jabatannya itu. Pertama, cacat dalam keadilannya (bisa disebabkan akibat syahwat, atau akibat syubhat. Kedua, cacat tubuh.
Dalam kaitan ini adalah cacat pancaindera (termasuk cacat yang menghalangi seseorang untuk diangkat sebagai seorang imam, seperti hilang ingatan secara permanen, hilang penglihatan). Selain itu, juga cacat organ tubuh, dan cacat tindakan. Sedangkan cacat yang tidak menghalangi untuk diangkat sebagai imam, seperti cacat hidung yang menyebabkan tidak mampu mencium bau sesuatu, cacat alat perasa, seperti membedakan rasa makanan.
Berkaitan dengan masalah jihad, Al Mawardi menegaskan, selain perintah jihad kepada orang kafir, jihad dibagi menjadi tiga bagian : jihad untuk memerangi orang murtad, jihad melawan para pemberontak (dikenal juga sebagai bughat), dan jihad melawan para pengacau keamanan. Bila kita cermati, pembagian versi Al Mawardi ini selalu tersangkut-paut dengan politik kekuasaan, alias mengalami reduksi dari maknanya yang luas.
Dalam hubungannya jihad terhadap mereka yang murtad, Al Mawardi membagi dua kondisi. Pertama, mereka berdomisili di negara Islam dan tidak memiliki wilayah otonom. Dalam kondisi seperti ini, mereka tidak berhak diperangi, melainkan perlu diteliti latar belakang keputusannya untuk kemudian diupayakan bertobat. Kedua, mereka memiliki wilayah otonom di luar wilayah Islam. Mereka wajib diperangi.
Soal jihad melawan pemberontak, ia menulis, “Jika salah satu kelompok dari kaum Muslimin memberontak, menentang pendapat (kebijakan) jamaah kaum Muslimin lainnya, dan menganut pendapat yang mereka ciptakan sendiri; jika dengan pendapatnya itu mereka masih taat kepada sang imam, tidak memiliki daerah otonom di mana mereka berdomisili di dalamnya, mereka terpencar yang memungkinkan untuk ditangkap, berada dalam jangkauan negara Islam, maka mereka dibiarkan, tidak diperangi, kewajiban dan hak mereka sama dengan kaum Muslimin lainnya.
Dalam banyak hal, khususnya dalam konteks demokrasi dan politik modern, sulit rasanya menerapkan
konsep dan pemikiran Al Mawardi secara penuh. Barangkali, hanya beberapa bagian, semisal dalam masalah kualifikasi dan pengangkatan seorang imam, juga masalah pembagian kekuasaan di bawahnya. Namun demikian, wacana Al Mawardi ini sangat berbobot ketika diletakkan sebagai antitesis dari kegagalan teori demokrasi, dan sumbangan khazanah berharga bagi perkembangan politik Islam modern.
Bahkan, harus diakui pula bahwa pemikiran dan gagasannya memiliki pengaruh besar atas penulis-penulis generasi selanjutnya, terutama di negeri-negeri Islam. Pengaruhnya ini misalnya, terlihat pada karya Nizamul Mulk Tusi, yakni Siyasat Nama, dan Prolegomena karya Ibn Khaldun. Khaldun, yang diakui sebagai peletak dasar sosiologi, dan pengarang terkemuka mengenai ekonomi politik tak ragu lagi telah melebihi Al Mawardi dalam banyak hal.
Setelah seluruh hayatnya diabdikan untuk dunia ilmu dan kemaslahatan umat, Sang Khaliq akhirnya memanggil Al Mawardi pada 1058 M, dalam usia 83 tahun.
Pada tahun 1037 M, khalifah Al Qadir, mengundang empat orang ahli hukum mewakili keempat mazhab fikih (Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali). Mereka diminta menulis sebuah buku fikih. Al Mawardi terpilih untuk menulis buku fikih mazhab Syafi’i.
Setelah selesai, hanya dua orang yang memenuhi permintaan khalifah sesuai yang diharapkan, yakni Al Quduri dengan bukunya Al Mukhtashor (Ringkasan), dan Al Mawardi dengan kitabnya Kitab Al Iqna’.
Khalifah memuji karya Al Mawardi sebagai yang terbaik, dan menyuruh para penulis kerajaan untuk menyalinnya, lalu menyebarluaskannya ke seluruh perpustakaan Islam di wilayah kekuasaannya.
Selain kedua karyanya, yakni Kitab Al Iqna’, dan Al Ahkaam al Shultoniyah, Mawardi yang sejak kecil bercita-cita menjadi pegawai negeri ini juga menulis buku Adab al Wazir (Etika Menteri), Siyasat al Malik (Politik Raja), Tahsil un Nasr wat Ta’jit uz Zafar (Memudahkan Penaklukan dan Mempercepat Kemenangan). Al Ahkam al Shultoniyah telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis, Italia, Indonesia, dan Urdu.
Al Mawardi juga menulis buku tentang ‘perumpamaan’ dalam Alquran, yang menurut pendapat As Suyuthi, merupakan buku pertama dalam soal ini. Menekankan pentingnya buku ini, Al Mawardi menulis, “Salah satu dari ilmu Quran yang pokok adalah ilmu ‘ibarat’ atau ‘umpama’.” (her)[republika.co.id]