ilmu hitung perataan (pert-i)230316
DESCRIPTION
sfdsfTRANSCRIPT
![Page 1: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/1.jpg)
Matakuliah Ilmu Hitung Perataan
GE 2206/3 SKS/ Semester II
Oleh:FENY ARAFAH, S.T., M.T.
ALIFAH NORAINI, S.T., M.T.
PRODI TEKNIK GEODESI S-1FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG2016
![Page 2: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/2.jpg)
KONSEP PENGUKURAN
• Hasil pengukuran bervariasi nilai sebenarnya tidak diketahui• Nilai tetap nilai sebenarnya• Kenyataan hanya nilai estimasi dari nilai sebenarnya• Jika variasi pengukuran dapat diestimasi, maka harus
dapat diestimasi pula penyimpangan dari nilai ukuran terhadap nilai sebenarnya. Penyimpangan tersebut dikenal sebagai kesalahan (error).
![Page 3: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/3.jpg)
KONSEP PENGUKURAN
• Jika τ adalah nilai sebenarnya, dan x adalah pengamatan, maka kesalahan (ε) adalah :
ε = x – τ ………………… (1)• Karena τ tidak pernah diketahui secara pasti, maka
dibuatlah nilai estimasi (ẋ).• Selisih antara nilai estimasi (ẋ) dan nilai pengamatan
(x), disebut residu/koreksi (v), maka :v = ẋ - x ………………… (2)
• Nilai residu/koreksi (v) inilah yang sebenarnya digunakan untuk menyatakan variasi dalam pengukuran.
![Page 4: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/4.jpg)
FUNGSI HITUNG PERATAAN
Pengukuran
Pengamatan
Model Matematika
Koreksi
Metode Hitung Perataan 1
Metode Hitung Perataan 2
![Page 5: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/5.jpg)
JENIS KESALAHANSecara konvensional, kesalahan dibagi dalam 3 jenis, yaitu :1. Kesalahan Besar (Blunder Error)
- Disebabkan kecerobohan pengukur/pengamat- Contoh : salah dalam penulisan angka- Cara menghindari : pengukuran harus sesuai prosedur
2. Kesalahan Sistematik (Systematic Error)- Terjadi berdasarkan sistem tertentu yang dapat
dinyatakan dalam hubungan fungsional (matematik)- Contoh : mengukur jarak menggunakan pita ukur
dengan bahan berbeda-beda (plastik, kayu, besi), maka hasilnya akan dipengaruhi suhu
- Cara menghindari : pengukuran menggunakan bahan alat, suhu dan medan yang sama.
![Page 6: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/6.jpg)
JENIS KESALAHAN3. Kesalahan Acak (Random Error)
- Jika masih terdapat variasi pengukuran setelah kesalahan besar dan kesalahan sistematik dihindari, maka variasi pengukuran ini tidak mempunyai hubungan fungsional tetapi bersifat acak.
- Contoh : dalam pengukuran jarak yang dilakukan 5 kali dengan menggunakan pita ukur menghasilkan nilai yang berbeda-beda.
- Umumnya kesalahan acak disebabkan perbedaan dalam membaca penafsiran skala terkecil.
- Cara mengeliminir menggunakan model probabilitas, namun kesalahan ini tetap tidak bisa dihilangkan seluruhnya.
![Page 7: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/7.jpg)
SUMBER KESALAHAN
Sumber Kesalahan
Personal- Keterbatasan pengukur dalam melakukan pengamatan (kemampuan untuk mendapatkan hasil yang berulang)- Kecerobohan pengukur pada saat melakukan pengukuran
Alat- Ketidaksempurnaan konstruksi dan kalibrasi alatEx: kesalahan pembagian skala
Alam- Perubahan kondisi lingkungan pada saat pengukuran dilakukanEx: perubahan temperatur yang mempengaruhi hasil pengukuran jarak mengggunakan pita ukur
![Page 8: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/8.jpg)
PERAMBATAN KESALAHAN
• Penentu kesalahan hitungan sebagai fungsi kesalahan pengukuran disebut perambatan kesalahan.
“Pada umumnya, nilai hasil pengukuran digunakan untuk menghitung nilai lainnya berdasarkan model matematis
tertentu”
• Misal x adalah nilai ukuran dan y adalah nilai baru yang dihitung dari x berdasarkan fungsi
y = ax + b
![Page 9: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/9.jpg)
PERAMBATAN KESALAHANNilai kesalahan = nilai ukuran – nilai sebenarnya
dx = x – x1
x = x1 + dxJika y1 menyatakan nilai sebenarnya dari y yang dihitung dari x1 , maka y1 = ax1 + bSehingga,
y = ax + b= a(x1 + dx) + b= ax1 + b + adx
y = y1 + adxJika dy menyatakan kesalahan dalam y, maka dy = adxTurunan y terhadap x adalah ∂y/∂x = a, sehingga
dy = (∂y/∂x).dx
![Page 10: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/10.jpg)
PERAMBATAN KESALAHANContoh Soal : Sebuah persil tanah berbentuk trapesium dengan dimensi seperti gambar dibawah. Diukur jarak d = 23,560 m. Jika kesalahan pengukuran jarak d = 0,016 m, hitunglah perambatan kesalahan pada h.
![Page 11: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/11.jpg)
PERAMBATAN KESALAHANPenyelesaian:• Kemiringan garis CD adalah
• Jika digambarkan dalam sebuah sistem koordinat dengan pusat A dan sumbu x sepanjang AB, maka persamaan garis CD adalah y = 0,5x + 20
(note: nilai 0,5 dan 20 diasumsikan tanpa kesalahan)
• Pada kondisi nilai x = d = 23,560 m, maka h = 0,5 (23,560) + 20 = 31,780 m, sehingga kesalahan h: dh = a dx = (0,5) (0,016) = 0,008 m
![Page 12: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/12.jpg)
LINIERISASIEvaluasi turunan untuk perhitungan perambatan kesalahan
sering menemui kendala apalagi untuk bentuk non-linier Untuk melinierisasikan persamaan non-linier dengan basis
fungsi linierisasi deret TaylorApabila suatu fungsi dengan satu variabel, y=f(x) maka
dimana y0=f(x0) dan ∆x=x-x0
Apabila dianalog
maka atau
ordertermshighxdxdyyy
x
0
0
22
11
0
00
xxyx
xyyy
xx
22
11
00
; jxyj
xy
xx
22110 xjxjyy xjyy 0
![Page 13: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/13.jpg)
Maka apabila dibentuk matriks
Apabila persamaan mempunyai banyak variabel maka
44
13
32
21
10
443322110
4
3
2
1
432100
000
,,,
xxyx
xyx
xyx
xyy
xjxjxjxjyxxxx
jjjjyxjyy
xxx
nn
mmmmmm
nn
nn
xxyx
xyx
xyx
xyyy
xxyx
xyx
xyx
xyyy
xxyx
xyx
xyx
xyyy
...
...
...
...
33
22
11
0
23
3
22
2
21
1
2022
13
3
12
2
11
1
1011
![Page 14: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/14.jpg)
Dapat juga dibentuk
Maka
Dalam bentuk matriks
nmnmmmm
nn
nn
xjxjxjyy
xjxjxjyyxjxjxjyy
......
......
22110
2222121202
1212111101
10
2202
1101
...xjyy
xjyyxjyy
mmm
nmm x
xx
x
y
yy
y
y
yy
y...
;...
;...
2
1
0
20
10
02
1
mnmm
n
n
mmm jjj
jjjjjj
y
yy
x
j
jj
y
yy
y
yy
,...,,...,...,,,...,,
............
21
22221
11211
0
20
10
2
1
0
20
10
1
1
1
n
mmm
n
n
nn
mmmmmm
nn
nn
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xxyx
xyx
xyx
xyyy
xxyx
xyx
xyx
xyyy
xxyx
xyx
xyx
xyyy
21
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
33
22
11
0
23
3
22
2
21
1
2022
13
3
12
2
11
1
1011
............
...
...
...
...
...
...
![Page 15: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/15.jpg)
Dalam bentuk matriks
nmm x
xx
x
y
yy
y
y
yy
y...
;...
;...
2
1
0
20
10
02
1
mnmm
n
n
mmm jjj
jjjjjj
y
yy
x
j
jj
y
yy
y
yy
,...,,...,...,,,...,,
............
21
22221
11211
0
20
10
2
1
0
20
10
1
1
1
n
mmm
n
n
nn
mmmmmm
nn
nn
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xxyx
xyx
xyx
xyyy
xxyx
xyx
xyx
xyyy
xxyx
xyx
xyx
xyyy
21
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
33
22
11
0
23
3
22
2
21
1
2022
13
3
12
2
11
1
1011
............
...
...
...
...
...
...
![Page 16: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/16.jpg)
16
mnmm
n
n
mmm jjj
jjjjjj
y
yy
x
j
jj
y
yy
y
yy
,...,,...,...,,,...,,
............
21
22221
11211
0
20
10
2
1
0
20
10
1
1
1
n
mmm
n
n
n
mmm
n
n
mn
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xy
xyJ
21
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
21
2
2
2
1
2
1
2
1
1
1
............
...
...
............
...
...
Matriks J di atas disebut matriks Jacobian
![Page 17: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/17.jpg)
LINIERISASI
Contoh:Linearisasikan fungsi pada . Jika kesalahan , maka hitung kesalahan y.
Penyelesaian:• Menggunakan metode differensial
![Page 18: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/18.jpg)
LINIERISASI
Dimana :
![Page 19: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/19.jpg)
LATIHAN SOAL
y merupakan luas tanah yang berbentuk bujur sangkar. Panjang sisi diukur menggunakan pita ukur dengan panjang 30 m dan nilai x = 50,170m. Pengukuran ini kemudian digunakan untuk menghitung luas bidang dengan fungsi yang disajikan sebagai luas ABCD. Jika pita ukur lebih pendek 0,030 m, hitunglah perambatan kesalahan dalam menghitung luas.
![Page 20: Ilmu Hitung Perataan (Pert-I)230316](https://reader033.vdocuments.site/reader033/viewer/2022061313/577c83061a28abe054b33e96/html5/thumbnails/20.jpg)
LATIHAN SOAL
Buatlah matrik dari soal linierisasi sebelumnya.