ikm print

Upload: resti-aulia-wulandari

Post on 03-Mar-2016

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

blok 27

TRANSCRIPT

Laporan Kasus GastritisEga Farhatu Jannah(102012277)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta [email protected]

PendahuluanManusia sebagai makhluk hidup senantiasa bertujuan ingin hidup sehat dan bahagia. Untuk mencapai hidup sehat dan bahagia berbagai upaya dilakukan orang sesuai dengan taraf kehidupan orang tersebut berdasarkan aspek social, ekonomi, dan budaya. Sejalan dengan perkembangan yang ada, persoalan kesehatan tidak saja menjadi tanggung jawab pemerintah, akan tetapi juga harus melibatkan masyarakat luas agar program yang telah dirancang dapat mencapi tujuan yang optimal. Apalagi saat ini disadari betul bahwa dengan kondisi ekonomi yang belum pulih menjadikan peran serta masyarakat memang mutlak diperlukan.Peran vital air bersih dan sanitasi lingkungan dalam kelangsungan hidup dan perkembangan harus diperhatikan. Hal ini penting karena sebagian besar penyakit menular yang disebabkan pencemaran makanan dan minuman. Lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat, yakni lingkungan yang bebas dari polusi, cukup air bersih memadai sanitasinya, sehat perumahan dan permukimannya, perencanaan kawasan berwawasan kesehatan, dan masyarakatnya hidup tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.Mengacu kepada berbagai hal diatas, maka usaha penting yang harus dilakukan pada masa mendatang adalah menyangkut upaya peningkatan kesehatan (promotif) dan upaya pencegahan terhadap berbagai penyakit tanpa melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Laporan KasusPuskesmas : Grogol IINomor register : Tanggal kunjungan: 23 juli 2015

I. Identitas Pasiena) Nama Pasien: Ny. Rohmib) Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 3 Desember 1946c) Jenis Kelamin : Wanitad) Pekerjaan: Ibu rumah tanggae) Pendidikan terakhir: Tidak sekolahf) Alamat: Jl.Banjir Kanal RT 10/01 RW O1,Grogol Jakarta Baratg) Telepon: (021) 95388947h) Nama Keluarga dan anggota serumah yang bukan keluarga :Nama dan Jenis Kelamin Tanggal LahirPekerjaan PendidikanHub. Keluarga Status PerkawinanDomisili serumah/ tidak

Rohmi 3-12-1946IRTTidak sekolahIbuCerai hidupSerumah

Marpuah07-01-1955IRTSMAAnakKawinSerumah

Cecep Rohaemin 14-10-1971Swasta SMAAnakKawinSerumah

Syamsudin 11-06-1973SwastaSMACucu Kawin Serumah

Achmad Affandi25-11-1982Swasta SMACucuBelum kawinSerumah

Susanti15-09-1984SwastaSMACucuBelum KawinSerumah

Yana, Risyani, Suhendi, Aweng, Pipit, Mardan, Azril, Afizah

i) Tingkat ekonomi: sedangj) Status imunisasi dasar pasien: tidak tahu k) Status imunisasi keluarga: anggota keluarga ada yang di imunisasi, ada yang tidak diimunisasil) Status gizi: sedangm) Jaminan pemeliharaan kesehatan : Kartu Jakarta SehatII. Perilaku sosial pasien dan keluarga a) Merokok: -b) Minuman yang mengandung alkohol : -c) Pola jajan: Rebusand) Pola makan : pola makan pasien tidak terature) Pola penyimpanan atau memasak makanan : -f) Pola minuman sehari-hari: cukupg) Olahraga: jalan-jalan kecilh) Kebersihan hygiene: baiki) Pola rekreasi: baikj) Ibadah: baikk) Pola membersihkan rumah dan lingkungan : sedangl) Pola pengobatan :sedang (puskesmas dan tradisional)m) Pola hubungan sosial: baikn) Pola aktivitas kemasyarakatan : baikIII. Keadaan psikologis pasien dan keluarga yang mempengaruhi atau dipengaruhi penyakit dalam keluarga : - IV. Kultural Keluarga :a) Adat yang berpengaruh: Sunda, Betawib) Lain lain : -V. Keadaan Rumah/Lingkungana) Kebersihan rumah : sedangb) Jenis bangunan: semipermanenc) Jenis tembok : batu bata - papand) Jenis atap: gentenge) Lantai rumah: keramikf) Luas rumah/ bangunan: 11 x 5m2g) Luas kamar pasien: 3 x 2 m2h) Jumlah orang yang tinggal: 14i) sekamar dengan yang sakit : cucuj) Penerangan: baikk) Ventilasi: baikl) Dapur: Adam) Keadaan dapur dan kebersihan: sedangn) Tempat penyimpanan makanan: Kurang baiko) Tempat penyimpanan alat makan: sedangp) Tempat cuci tangan : adaq) Keadaan kamar mandi : baikr) Keadaan WC: sedangs) Sumber air sehari-hari : Sanyot) Tempat penyimpanan air : baiku) Sumber air minum : baik (air galon)v) Kebersihan tempat penyimpanan air minum : baikw) Tempat sampah di dalam rumah : adax) Sumber pencahayaan dalam ruma: sedangy) System pembuangan air limbah : adaz) Kebersihan sekitar rumah : sedangaa) Tempat sampah diluar rumah : kurangab) Keadaan udara/ polusi luar rumah: sedangac) Keadaan pekarangan : tidak adaVI. Anamnesisa) Keluhan utama : sakit perut sejak satu minggu yang lalub) Keluhan tambahan: mual, muntah, lemasc) Riwayat Penyakit sekarang: -d) Riwayat penyakit dahulu: Osteoartritis, alergie) Perilaku keluarga yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang: -f) Perilaku pasien yang berhubungan dengan penyakit pasien sekarang : tidak teratur makan dan kurang istirahatg) Riwayat penyakit dahulu yang berhubungan dengan penyakit sekarang : -h) Riwayat penyakit keluarga : anak: penyakit jantungVII. Pemeriksaan kesehatan pasien a) Keadaan umum : sakit ringanb) Tanda vital i. Tekanan darah : 120/80 mmHgii. Suhu : 36,5 oCiii. Pernapasan: 20x/menitiv. Nadi: 54x/menitc) Status gizi : sedangd) Pemeriksaan fisik: bising usus meningkate) Pemeriksaan hygiene : baikf) Hasil pemeriksaan yang telah dilakukan: -g) Diagnosis pasien : Gastritis h) Diagnosis banding: Cholesistitis, GERDi) Diagnosis keluarga: -

Pembahasan Gastritis merupakan peradangan pada mukosa lambung (superficial tidak bahaya tetapi ada yang menembus secara dalam mengakibatkan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung terjadi ulkus peptikum), Dapat akut / kronis, difus / terbatas tidak meliputi seluruh tebal dinding lambung. Konsep keseimbangan antara faktor agresif (asam lambung dan pepsin yang disekresi) dan faktor protektif (pertahanan mukosa karena epitel lambung mempunyai tight epithelial junction (penebalan membrane dari 2 sel yang saling berdampingan tanpa dipisahkan jarak pada ruang ekstraselular) dan resistensi mukosa terhadap ulserasi) ini merupakan barier mukosa lambung, jika faktor agresif lebih tinggi dan faktor protektif rendah akan terjadi kerusakan mukosa lambung.1Gastritis akut dapat sembuh sendiri sering berulang terjadi pada semua usia dan semua ras, kebanyakan disebabkan oleh iritasi mukosa karena alkohol, obat-obatan (NSAID) misalnya aspirin, infeksi kuman Helicobacter pylori, iritasi makanan. Keluhan yang muncul rasa nyeri, rasa panas / terbakar, sekresi saliva meningkat, kembung. Timbul secara tiba-tiba dan kelainan terlokalisir.1,2Gastritis kronis difus (gastritis kronis tipe A) dapat mengakibatkan atrofi lambung. Penyebabnya belum jelas banyak bukti karena disebabkan oleh penyakit autoimun tipe spesifik, ini menyerang korpus dan fundus secara secara difus dan antrum tidak kena apa-apa. Terdapat antibodi yang secara spesifik menyerang sel parietal lambung (sel tubuh dianggap sebagai antigen) hal ini mengakibatkan aktifitas kelenjar tidak tersisa. Kehilangan sekresi lambung mengakibatkan terjadinya aklorhidria dan anemia pernisiosa.1,3Aklorhidria lambung kegagalan sekresi HCl oleh sel parietal yang terdapat dibagian korpus mengakibatkan pH lambung naik, sekresi dan kerja pepsin juga dihambat pencernaan protein terutama kollagen tidak terjadi dilambung tetapi pencernaan protein dapat dilakukan tripsin dan enzim-enzim lain yang dihasilkan pankreas. Kadar gastrin tinggi karena sel-sel G (terdapat di antrum) tidak kena.2Anemia Pernisiosa Anemia pernisiosa sering menyertai atrofi lambung dan aklohidia karena faktor intrinsik yang dihasilkan sel parietal gagal disekresi sehingga absorpsi vitamin B12 di ileum hanya sedikit (1/50). Kekurangan vitamin B12 (kobalamin) terjadi kegagalan pematangan sel darah merah di sumsum tulang sel menjadi besar-besar. Anemia ini juga dapat terjadi pada gastrotomy pada terapi ulkus dan kanker lambung / ileum terminalis.. Gastritis kronis tipe A karena proses immunologic tidak bergejala dan kelainan terutama atrofi kelenjar daerah korpus.4Gastritis kronis (tipe B) dapat juga disebabkan karena iritasi kronis dalam waktu lama. Terutama mengenai daerah antrum dan dapat meluas ke proksimal sepanjang kurvatura minor. Menunjukkan gastritis antral, hiperkloridria, duodenitis / ulkus peptikum baik duodenum maupun perpilorik. Terjadi hipersekretorik HCl terlokalisasi daerah antrum dan atrofi mukosa tidak terjadi dan bukan pre-maligna.5Gastritis superficial kronis karena faktor lingkungan (environmental gastritis) distribusi multifokal dan meliputi korpus dan antrum. Gambaran awal berupa gastritis superficial tetapi kemudian berkembang menjadi atrofi dan metaplasia-intestinal. Hal ini mungkin disebabkan oleh toksin makanan sehari-hari dan irritant.

Manifestasi KlinikWalaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda tanda penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain : Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika makan Mual Muntah Kehilangan selera Kembung Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan Kehilangan berat badanGastritis yang terjadi tiba tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak menyebabkan apapun.Kadang, gastritis dapat menyebabkan pendarahan pada lambung, tapi hal ini jarang menjadi parah kecuali bila pada saat yang sama juga terjadi borok pada lambung. Pendarahan pada lambung dapat menyebabkan muntah darah atau terdapat darah pada feces dan memerlukan perawatan segera.1,2Karena gastritis merupakan salah satu dari sekian banyak penyakit pencernaan dengan gejala - gejala yang mirip antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan penyakit ini mudah dianggap sebagai penyakit lainnya seperti : Gastroenteritis. Juga disebut sebagai flu perut (stomach flu), yang biasanya terjadi akibat infeksi virus pada usus. Gejalanya meliputi diare, kram perut dan mual atau muntah, juga ketidaksanggupan untuk mencerna. Gejala dari gastroenteritis sering hilang dalam satu atau dua hari sedangkan untuk gastritis dapat terjadi terus menerus. Heartburn. Rasa sakit seperti terbakar yang terasa di belakang tulang dada ini biasanya terjadi setelah makan. Hal ini terjadi karena asam lambung naik dan masuk ke dalam esophagus (saluran yang menghubungkan antara tenggorokan dan perut). Heartburn dapat juga menyebabkan rasa asam pada mulut dan terasa sensasi makanan yang sebagian sudah dicerna kembali ke mulut.5,6 Stomach ulcers. Jika rasa perih dan panas dalam perut terjadi terus menerus dan parah, maka hal itu kemungkinan disebabkan karena adanya borok dalam lambung. Stomach (peptic) ulcer atau borok lambung adalah luka terbuka yang terjadi dalam lambung. Gejala yang paling umum adalah rasa sakit yang menjadi semakin parah ketika malam hari atau lambung sedang kosong. Gastritis dan stomach ulcers mempunyai beberapa penyebab yang sama, terutama infeksi H. pylori. Penyakit ini dapat mengakibatkan terjadinya gastritis dan begitu juga sebaliknya. Nonulcer dyspepsia. Merupakan kelainan fungsional yang tidak terkait pada penyakit tertentu. Penyebab pasti keadaan ini tidak diketahui, tetapi stress dan terlalu banyak mengkonsumsi gorengan, makanan pedas atau makanan berlemak diduga dapat mengakibatkan keadaan ini. Gejalanya adalah sakit pada perut atas, kembung dan mual.4,5

EtiologiLambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara bertahap membuka.1,2Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida.7Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan terjadinya gastritis antara lain : Infeksi bakteri. Sebagian besar populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri H. Pylori yang hidup di bagian dalam lapisan mukosa yang melapisi dinding lambung. Walaupun tidak sepenuhnya dimengerti bagaimana bakteri tersebut dapat ditularkan, namun diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini. Infeksi H. pylori sering terjadi pada masa kanak - kanak dan dapat bertahan seumur hidup jika tidak dilakukan perawatan. Infeksi H. pylori ini sekarang diketahui sebagai penyebab utama terjadinya peptic ulcer dan penyebab tersering terjadinya gastritis. Infeksi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan peradangan menyebar yang kemudian mengakibatkan perubahan pada lapisan pelindung dinding lambung. Salah satu perubahan itu adalah atrophic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung secara perlahan rusak. Peneliti menyimpulkan bahwa tingkat asam lambung yang rendah dapat mengakibatkan racun-racun yang dihasilkan oleh kanker tidak dapat dihancurkan atau dikeluarkan secara sempurna dari lambung sehingga meningkatkan resiko (tingkat bahaya) dari kanker lambung. Tapi sebagian besar orang yang terkena infeksi H. pylori kronis tidak mempunyai kanker dan tidak mempunyai gejala gastritis, hal ini mengindikasikan bahwa ada penyebab lain yang membuat sebagian orang rentan terhadap bakteri ini sedangkan yang lain tidak.8 Pemakaian obat penghilang nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS) seperti aspirin, ibuprofen dan naproxen dapat menyebabkan peradangan pada lambung dengan cara mengurangi prostaglandin yang bertugas melindungi dinding lambung. Jika pemakaian obat - obat tersebut hanya sesekali maka kemungkinan terjadinya masalah lambung akan kecil. Tapi jika pemakaiannya dilakukan secara terus menerus atau pemakaian yang berlebihan dapat mengakibatkan gastritis dan peptic ulcer. Penggunaan alkohol secara berlebihan. Alkohol dapat mengiritasi dan mengikis mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. Penggunaan kokain. Kokain dapat merusak lambung dan menyebabkan pendarahan dan gastritis. Stress fisik. Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung. Kelainan autoimmune. Autoimmune atrophic gastritis terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap menipiskan dinding lambung, menghancurkan kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung dan menganggu produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi vitamin B-12). Kekurangan B-12, akhirnya, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada orang tua. Crohn's disease. Walaupun penyakit ini biasanya menyebabkan peradangan kronis pada dinding saluran cerna, namun kadang-kadang dapat juga menyebabkan peradangan pada dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn's disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok daripada gejala-gejala gastritis. Radiasi and kemoterapi. Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat mengakibatkan peradangan pada dinding lambung yang selanjutnya dapat berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam lambung. Penyakit bile reflux. Bile (empedu) adalah cairan yang membantu mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam lambung dan mengakibatkan peradangan dan gastritis. Faktor-faktor lain. Gastritis sering juga dikaitkan dengan konsisi kesehatan lainnya seperti HIV/AIDS, infeksi oleh parasit, dan gagal hati atau ginjal.

Screening dan diagnosaBila seorang pasien didiagnosa terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui secara jelas penyebabnya. Pemeriksaan tersebut meliputi : Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.1,2 Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak. Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung. Endoskopi saluran cerna bagian atas. Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-X. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel (endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esophagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dimati-rasakan (anestesi) sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel (biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang, kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resiko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop. Ronsen saluran cerna bagian atas. Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dilakukan ronsen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di ronsen.8

KomplikasiJika dibiarkan tidak terawat, gastritis akan dapat menyebabkan peptic ulcers dan pendarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat meningkatkan resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus menerus pada dinding lambung dan perubahan pada sel-sel di dinding lambung.Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas, yang bermula pada sel-sel kelenjar dalam mukosa. Adenocarcinomas tipe 1 biasanya terjadi akibat infeksi H. pylori. Kanker jenis lain yang terkait dengan infeksi akibat H. pylori adalah MALT (mucosa associated lymphoid tissue) lymphomas, kanker ini berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung. Kanker jenis ini dapat disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.

TerapiTerapi gastritis sangat bergantung pada penyebab spesifiknya dan mungkin memerlukan perubahan dalam gaya hidup, pengobatan atau, dalam kasus yang jarang, pembedahan untuk mengobatinya.Terapi terhadap asam lambungAsam lambung mengiritasi jaringan yang meradang dalam lambung dan menyebabkan sakit dan peradangan yang lebih parah. Itulah sebabnya, bagi sebagian besar tipe gastritis, terapinya melibatkan obat-obat yang mengurangi atau menetralkan asam lambung seperti : Anatsida. Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan. Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat asam lambung dengan cepat.3,4 Penghambat asam. Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter kemungkinan akan merekomendasikan obat seperti cimetidin, ranitidin, nizatidin atau famotidin untuk mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi. Penghambat pompa proton. Cara yang lebih efektif untuk mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup pompa asam dalam sel-sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan cara menutup kerja dari pompa-pompa ini. Yang termasuk obat golongan ini adalah omeprazole, lansoprazole, rabeprazole dan esomeprazole. Obat-obat golongan ini juga menghambat kerja H. pylori. Cytoprotective agents. Obat-obat golongan ini membantu untuk melindungi jaringan-jaringan yang melapisi lambung dan usus kecil. Yang termasuk ke dalamnya adalah sucraflate dan misoprostol. Jika meminum obat-obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan untuk meminum obat-obat golongan ini. Cytoprotective agents yang lainnya adalah bismuth subsalicylate yang juga menghambat aktivitas H. pylori.

Terapi terhadap H. pyloriTerdapat beberapa regimen dalam mengatasi infeksi H. pylori. Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat pompa proton. Terkadang ditambahkan pula bismuth subsalycilate. Antibiotik berfungsi untuk membunuh bakteri, penghambat pompa proton berfungsi untuk meringankan rasa sakit, mual, menyembuhkan inflamasi dan meningkatkan efektifitas antibiotik.Terapi terhadap infeksi H. pylori tidak selalu berhasil, kecepatan untuk membunuh H. pylori sangat beragam, bergantung pada regimen yang digunakan. Akan tetapi kombinasi dari tiga obat tampaknya lebih efektif daripada kombinasi dua obat. Terapi dalam jangka waktu yang lama (terapi selama 2 minggu dibandingkan dengan 10 hari) juga tampaknya meningkatkan efektifitas.Untuk memastikan H. pylori sudah hilang, dapat dilakukan pemeriksaan kembali setelah terapi dilaksanakan. Pemeriksaan pernapasan dan pemeriksaan feces adalah dua jenis pemeriksaan yang sering dipakai untuk memastikan sudah tidak adanya H. pylori. Pemeriksaan darah akan menunjukkan hasil yang positif selama beberapa bulan atau bahkan lebih walaupun pada kenyataanya bakteri tersebut sudah hilang.

PencegahanWalaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis : Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan santai. Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan peradangan dan pendarahan. Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk berhenti merokok. Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah makanan dari usus secara lebih cepat. Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang cukup. Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung acetaminophen.

KesimpulanGastritis berarti peradangan mukosa lambung. Peradangan dari gastritis dapat hanya superficial atau dapat menembus secara dalam ke dalam mukosa lambung, dan pada kasus-kasus yang berlangsung lama menyebabkan atropi mukosa lambung yang hampir lengkap. Pada beberapa kasus, gastritis dapat menjadi sangat akut dan berat, dengan ekskoriasi ulserativa mukosa lambung oleh sekresi peptik lambung sendiri.

Daftar Pustaka1. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2011.h.641-94.2. Ganong WF. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-22. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.458-98.3. Tambayong J. Patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2006.h.124-64. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2004.h.218-47.5. Simadibrata M, Setiati S, et al. Pedoman Diagnosis dan Terapi di Bidang Ilmu Peyakit Dalam. Jakarta : Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2002; 225.6. Halim, Mubin. A. Panduan Praktis Ilmu Penyakit Dalam: Diagnosis dan Terapi. Edisi 2: Jakarta: Sagung seto; 2007.h.267-350.7. Sudoyo A W, Setiyohardi B, Alwi I, K Marcelius, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.2189-324.8. Mansjoer A, Suprohaita, Wardhani WI, Setiowulan W. Kapita selekta kedokteran. Edisi ke-3. Jilid II. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2000.hal.329-45.

13