ikhtisar eksekutif - dinkes.bantulkab.go.id · laporan kinerja dinas kesehatan tahun 2016 merupakan...
TRANSCRIPT
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016 merupakan suatu
bentuk pertanggungjawaban selama kurun waktu 1 (satu) tahun berjalan
dalam rangka memenuhi amanat yang tertuang dalam Peraturan Presiden RI
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari
pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi
pemerintah atas penggunaan anggaran. Penyusunan laporan kinerja adalah
pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil
analisis terhadap pengukuran kinerja.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai
jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil pengukuran
terhadap realisasi kinerja pada 5 (lima) indikator kinerja utama, rata-rata
realisasi kinerja dengan kategori Sangat Baik. Penjabarannya yaitu 3 (tiga)
indikator sasaran atau sebanyak 60,00% dikategorikan sangat baik, yaitu
indikator Angka Kematian Bayi (AKB), Status gizi buruk Balita, dan
prevalensi HIV AIDS. Sebanyak 1 (satu) indikator sasaran atau 20,00%
dikategorikan Tinggi, yaitu indikator Angka Kematian Ibu (AKI), dan 1
(satu) indikator sasaran atau 20,00% memenuhi kategori realisasi kinerja
Sangat Rendah, yaitu indikator Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) DBD.
Keberhasilan ini perlu ditingkatkan, terutama pada indikator sasaran yang
capaiannya belum memuaskan.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………i
Daftar Isi …………………ii
Ikhtisar Eksekutif …………………iii
BAB I PENDAHULUAN …………………1
1.1 Latar Belakang …………………1
1.2 Landasan Hukum …………………2
1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
1.4 Analisis Aspek Strategis
1.5 Sistematika Laporan
…………………3
..........................5
.........................11
BAB II PERENCANAAN KINERJA ………………...12
2.1 Program dan Kegiatan Tahun 2016
2.2 Penetapan Kinerja
………………...13
………………...14
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ………………...28
3.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016 ………………...29
3.2 Pengukuran Kinerja ………………...33
3.3 Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016 ………………...37
3.4 Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)
3.5 Akuntabilitas Anggaran
………………...42
.........................44
BAB IV Penutup
LAMPIRAN
………………...46
.........................47
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
1
B A B I
PENDAHULUAN
1.1 . Latar Belakang
Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih (good governance)
merupakan prasyarat untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan
mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Untuk penyelenggaraan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel, dikembangkan suatu sistem
pertanggungjawaban penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas
korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Undang-undang Nomor 28 Tahun
1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN
menyatakan akuntabilitas sebagai salah satu asas umum dalam
penyelenggaraan negara. Azas akuntabilitas ini menentukan bahwa setiap
kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan
tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas
penggunaan anggaran. Penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran
kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis
terhadap pengukuran kinerja.
Laporan Kinerja Dinas Kesehatan merupakan tolok ukur
keberhasilan dalam pelaksanaan program kebijakan dan pengembangan
kesehatan masyarakat. Informasi yang diharapkan dari Laporan Kinerja
adalah penyelenggaraan pemerintahan yang dilakukan secara efesien,
efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan
umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga
kepercayaan masyarakat terhadap eksistensi suatu lembaga.
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
2
1.2. Landasan Hukum
1. Undang – Undang No 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih bebas dari Nepotisme
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006
tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang
perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;
8. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 09 Tahun 2007, tentang Pedoman Umum
Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi
Pemerintah
9. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan dan
Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul;
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
3
11. Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2016 Tentang RPJMD Kabupaten
Bantul Tahun 2016-2021;
1.3. Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
Kedudukan Dinas Kesehatan merupakan unsur pelaksana Pemerintah
Daerah di bidang Kesehatan, dipimpin oleh Kepala Dinas dan berkedudukan
di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Tugas pokok Dinas Kesehatan adalah melaksanakan urusan rumah tangga
pemerintah daerah dan tugas pembantuan dibidang kesehatan.
Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bantul,
terdiri dari:
I. Sekretariat, terdiri dari :
1. Sub-Bagian Umum
2. Sub-Bagian Program
3. Sub-Bagian Keuangan dan Aset
II. Bidang Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Penyelenggaraan Kesehatan Ibu dan Anak
2. Seksi Bina Gizi Masyarakat
3. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
III. Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Penyelenggaraan Surveillance
2. Seksi Pengendalian Penyakit
3. Seksi Penyehatan Lingkungan dan Kesehatan Matra.
IV. Bidang Perberdayaan Mayarakat Sehat, terdiri dari :
1. Seksi Penyelenggaraan Promosi Kesehatan;
2. Seksi Bina UKBM
3. Seksi Pembiayaan Kesehatan Kesehatan dan Kemitraan.
IV. Bidang Sumber daya Kesehatan, terdiri dari :
1. Seksi Penyelenggaraan Pengembangan SDM Kesehatan
2. Seksi Penyelenggaraan Regulasi kesehatan
3. Seksi Penyelenggaraan Kefarmasian dan Sarana Kesehatan
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
4
V. UPTD
VI. Kelompok Jabatan Fungsional.
Gambar 1.1 Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Penjabaran tugas pokok dan fungsi Dinas Kesehatan kabupaten Bantul
tertuang dalam Keputusan Bupati Nomor 59 tahun 2008 tanggal 15
Desember 2008. Untuk melaksanakan fungsi tersebut diatas Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
a Menyusun rencana dan program kebijaksanaan teknis dibidang
kesehatan.
b Melaksanakan pembinaan umum dibidang kesehatan berdasarkan
kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.
SUB.BAG. UMUM &
KEPEGAWAIAN
BIDANG PELAYANAN K ESEHATAN
BIDANG PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT SEHAT
SEKSI
PENYELENGGARAAN KESEHATAN IBU DAN
ANAK
SEKSI
PENYELENGGARAAN PENGEMBANGAN SDM
KESEHATAN
SEKRETARIAT
KEPALA DINAS KESEHATAN
BIDANG SUMBERDAYA KESEHATAN
SUB.BAG. PROGRAM
SUB.BAG. KEUANGAN
& ASET
BIDANG PENANGGULANGAN
MASALAH KESEHATAN
SEKSI BINA GIZI MASYARAKAT
SEKSI PENGENDALIAN
PENYAKIT
SEKSI PENYELENGGARAAN
SURVEILANS
SEKSI PENYEHATAN
LINGKUNGAN DAN KESEHATAN MATRA
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
SEKSI B INA
UKBM
UPTD PUSKESMAS&
UPT JAMKESDA
SEKSI PENYELENGGARAAN PEMBIAYAAN KES. DAN KEMITRAAN
PELAYANAN KES DASAR
DAN RUJUKAN
SEKSI
PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN
SEKSI
PENYELENGGARAAN REGULASI KESEHATAN
SEKSI PENYELENGGARAAN KEFARMASIAN DAN
SARANA KESEHATAN
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
5
c Melaksanakan pembinaan teknis dibidang upaya pelayanan kesehatan
dasar dan upaya pelayanan kesehatan rujukan dan farmasi
berdasarkan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Bupati.
d Melaksanakan pembinaan operasional sesuai kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Bupati.
e Memberikan perijinan bidang kesehatan sesuai kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
f Melaksanakan pengawasan dan pengendalian teknis di bidang
kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
g Melaksanakan pengendalian dan pembinaan UPTD dalam lingkup
tugasnya;
h Melaksanakan pengelolaan rumah tangga dan tata usaha Dinas.
i Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya.
1.4. Analisis Aspek Strategis
Aspek strategis adalah aspek yang mendukung dan merupakan
sumber daya dalam upaya mencapai sasaran dan tujuan menuju perwujudan
visi dan misi Dinas kesehatan Bantul, aspek-aspek tersebut antara lain:
1.4.1 Aspek Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai Dinas Kesehatan beserta UPT 27 Puskesmas dan
Jamkesda pada Tahun 2016 sebanyak 1022 orang, yang terdiri dari tenaga
kesehatan dan non kesehatan, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
6
Tabel 1.1 Keadaan Tenaga Berdasarkan Jumlah dan Kualifikasi Pendidikan
pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2013 - 2016
NO PENDIDIKAN 2014 2015 2016 1 2 4 5 6
I MEDIS 1. Dokter Umum 85 79 72
2. Dokter Gigi 42 40 33
II PASCA SARJANA
1. Magister Kesehatan Masyarakat 9 7 9
2. Magister Public Health 11 12 15 3. Magister Sains Ekonomi 2 2 2
4. Magister Ekonomi Pembangunan 1 1 2 5. Magister Manajemen 6 6 4 6. Magister Science 2 1 3
7. PHD 0 1 1
III PARAMEDIS
1. D4 Bidan 18 22 27 2. D3 Bidan 115 125 124 3. D1 Bidan 63 52 44
4. Keperawatan/Ners 11 14 15 5. D4 Keperawatan 8 10 12 6. D3 Keperawatan 139 150 148
7. Sekolah Pendidikan Keperawatan 37 35 31
8. Sekolah Perawat (PKC/E) 2 1 - 9. D4 Perawat Gigi 4 4 4
10. D3 Perawat Gigi 34 39 38 11. Sekolah Pendidikan Perawat Gigi 28 25 25
IV PARAMEDIS NON PERAWAT 1. Kesehatan Masyarakat 31 32 33
2. S1 Gizi 2 3 5 3. D4 Gizi 5 8 8 4. D3 Gizi 38 36 34
5. SPAG 2 2 2 6. S1 Sanitarian 4 6 6 7. D4 Sanitarian 4 5 5
8. D3 Sanitarian 30 27 24
9. SPPH 4 4 5 10. D4 Analis Kesehatan 5 5 6
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
7
NO PENDIDIKAN 2014 2015 2016 11. D3 Analis Kesehatan 19 25 24
12. Sekolah Menengah Analis Kesehatan (SMAK)
17 12 11
13. Apoteker 11 11 12
14. Sarjana Farmasi 4 4 2 15. Sekolah Menengah Farmasi
(SMF)/Asisten apoteker 23 22 22
16. D4 Epidemiologi 2 2 2 17. D3 Fisioterapi 16 16 16 18. D3 Pranata Rontgen 1 1 1
19. D4 Teknik Elektromedik 1 1 1 20. D3 Rekam Medis 13 14 13
V Non Kesehatan/ Administrasi/ Tata Usaha
1. S1 Administrasi 15 15 15 2. D4 Non Kesehatan 0 5 5
3. D3 Non Kesehatan 9 9 8
4. Arsiparis 1 1 1 5. SLTA 86 85 85
6. SLTP 21 22 23 7. SD 6 8 7
Total 987 1007 1022 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
1.4.2 Aspek Sarana Pelayanan Kesehatan
Tabel 1.2 Jenis dan Jumlah Sarana Kesehatan Di Kabupaten Bantul
Tahun 2014 - 2016
No
.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2014 2015 2016
1 Rumah Sakit Umum 10 10 10 2 Rumah Sakit Bersalin 1 1 0 3 Rumah Sakit Khusus (Bedah, Paru, KIA) 3 3 5 4 Klinik Utama 2 2 2 5 Klinik Pratama 24 30 -
Klinik Pratama Rawat Jalan - - 38 Klinik Pratama Rawat Inap - - 9
6 Klinik Rawat Inap Pelayanan Medik
Dasar
5 5 4 7 Apotek 104 107 123 8 Klinik kecantikan estetika 5 5 10 9 Laboratorium 4 4 4
10 Toko Obat 1 4 4
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
8
No
.
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Umum 2014 2015 2016
11 Optik 12 11 12 12 Puskesmas Rawat Inap
16 16 16 13 Puskesmas Non Rawat Inap 11 11 11 14 Puskesmas Pembantu 67 67 65 15
Puskesmas Keliling 27 27 27 16 Posyandu 1132 1132 1132 17 Posyandu Lansia 901 901 901 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Dari tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa sarana kesehatan yang ada di
Kabupaten Bantul cukup banyak dan merata di seluruh kecamatan terutama
sarana pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat yaitu Puskesmas,
Puskesmas Pembantu dan Posyandu.
1.4.3 Aspek Pembiayaan Kesehatan
Tabel 1.3. Alokasi Pembiayaan Kesehatan Dinas Kesehatan
Tahun 2013 - 2016
NO
JENIS SUMBER
BIAYA
JUMLAH ALOKASI
2013 2014 2015 2016
1 APBD BANTUL
41.768.413.863 82.794.905.415 100.102.076.200 135.281.734.593
a. DAU 23.208.342.829 28.242.017.074 30.356.046.706 29.629.498.678 b. DAK 5.619.240.000 7.174.211.000 4,114,570,000 38.301.712.000
c. Pajak
Rokok 0 0 12.505.000.000 8.000.000.000
d. DBH-CHT 917.805.150 917.805.150 917.805.150 0 e. Operasional
Pukesmas 12.940.831.034 47.378.677.341 53.126.459.494 59.350.523.915
2 APBD I 28.196.600 36.242.000 73,980,100 228.476.700 3 APBN 398.131.000 5.813.608.000 571,186,400 405.034.773 4 BOK 2.376.810.000 2.376.810.000 3,110,488,000 - Jumlah 44.571.551.463 88.644.755.415 103.857.730.700 135.915.246.066
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Tabel 1.4 menunjukkan bahwa terdapat peningkatan anggaran Dinas
Kesehatan dari berbagai sumber dana. Peningkatan relatif signifkan pada
APBD Kabupaten tahun 2013 dan 2014. Hal ini disebabkan adanya anggaran
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
9
kapitasi kepesertaan Jaminan Kesehatan di Puskesmas dari BPJS yang
digunakan untuk pelayanan kesehatan bagi peserta jaminan.
1.4.4. Aspek Wilayah
Kabupaten Bantul merupakan salah satu dari lima Kabupaten yang
ada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan luas wilayah
seluruhnya mencapai 506,85 km2 dan merupakan 15,91% dari seluruh luas
wilayah Propinsi DIY.Kabupaten Bantul terletak di bagian Selatan Wilayah
Propinsi DIY, yaitu antara 07o 44’04” – 08o 00’ 27” LS dan 110o 12’ 34” – 110o
31’ 08” BT. Sebelah Utara berbatasan dengan kota Yogyakarta dan Kabupaten
Sleman, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul, sebelah
Selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia dan sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupaten Kulon Progo. Kontur geografis meliputi dataran rendah
pada bagian tengah, perbukitan pada bagian timur dan barat, dengan bentang
alam relatif membujur dari utara ke selatan. Tata guna lahan yaitu
Pekarangan 36,16%, Sawah 33,19%, Tegalan 14,90% dan Hutan 3,35%.
Secara administratif Kabupaten Bantul terdiri atas 17 kecamatan,
yang terdiri dari 75 desa dan 933 dusun. Kecamatan yang paling jauh adalah
Kecamatan Dlingo dengan jarak sekitar 30 Km dari Ibukota Kabupaten,
wilayahnya merupakan perbukitan yang berbatasan dengan Kabupaten
Gunungkidul. Kondisi wilayah sebagian besar adalah dataran yang cukup
menguntungkan bagi masyarakat karena mudah dalam menjangkau dan
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar, dengan jarak terjauh dari
kelurahan dalam satu Kecamatan ke Puskesmas hanya ± 3 Km.
Tabel 1.4. Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis
Kabupaten Bantul Tahun 2016
NO KECAMATAN LUAS WIL.
JUMLAH DESA/ KEL
DUKUH PUSKESMAS Rata-rata WaktuTempuh dari Kab. ke Puskesmas
1 Srandakan 18,32 2 43 Srandakan 20 menit 2 Sanden 23,16 4 62 Sanden 20 menit 3 Kretek 26,77 5 52 Kretek 20 menit
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
10
NO KECAMATAN LUAS WIL.
JUMLAH DESA/ KEL
DUKUH PUSKESMAS Rata-rata WaktuTempuh dari Kab. ke Puskesmas
4 Pundong 23,68 3 49 Pundong 20 menit 5 Bambanglipuro 22,70 3 45 Bambanglipuro 20 menit 6 Pandak 24,30 4 49 Pandak I, II 15- 20
menit 7 Bantul 21,95 5 55 Bantul I, II 10 menit 8 Jetis 24,47 4 50 Jetis I, II 10-15
menit 9 Imogiri 54,49 8 64 Imogiri I, II 30-45
menit 10 Dlingo 55,87 6 72 Dlingo I, II 45 - 60
menit 11 Pleret 22,97 5 58 Pleret 30 menit 12 Piyungan 32,54 3 57 Piyungan 50 menit 13 Banguntapan 28,48 8 47 Banguntapan I,
II dan III 50 menit
14 Sewon 27,16 4 60 Sewon I, II 25 menit 15 Kasihan 32,25 4 63 Kasihan I, II 25 menit 16 Pajangan 32,25 3 53 Pajangan 20 menit 17 Sedayu 34,36 4 54 Sedayu I, II 40 - 50
menit Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
1.4.5. Aspek Permasalahan Kesehatan
Prioritas masalah kesehatan di Kabupaten Bantul tahun 2016
berdasarkan permasalahan yang ada sebagai berikut:
1. Peningkatan kesehatan ibu dan anak
2. Penanggulangan penyakit menular
3. Penyehatan lingkungan dan perilaku hidup bersih dan sehat
4. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan serta perluasan cakupan
jaminan kesehatan menyeluruh
5. Peningkatan upaya kesehatan promotif dan preventif (paradigma
sehat).
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
11
1.5. Sistematika Laporan
Sistematika penyusunan Laporan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Kesehatan
1.4 Analisis Aspek Strategis
1.5 Sistematika Penyusunan
BAB II Perencanaan Kinerja
2.1. Rencana Strategis
2.1.1 Visi dan Misi
2.1.2 Tujuan dan Sasaran
2.1.3 Kebijakan dan Program
2.2. Rencana Kerja
2.2.1 Program Kegiatan
2.2.2 Perjanjian Kinerja
BAB. III Akuntabilitas Kinerja
3.1. Pengukuran Kinerja
3.1.1 Metode Pengukuran Kinerja
3.1.2 Metode Penyimpulan Capaian Kinerja Sasaran
3.2. Evaluasi Kinerja Dan Analisis Kinerja Tahun 2015
3.2.1 Pengukuran Kinerja Kegiatan
3.2.2 Evaluasi Kinerja
3.2.3 Realisasi Anggaran
3.3. Program dan Kegiatan Bersumber APBD II
3.4. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBD I
3.5. Alokasi dan Realisasi Anggaran Bersumber APBN
BAB. IV Penutup
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
12
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
Kinerja ataupun performance dari organisasi adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan organisasi sebagai
penjabaran dari visi, misi, yang mengindikasikan tingkat keberhasilan
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance indicators)
telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk memperbaiki
kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola orientasi
manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input) kepada pola
yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output, outcomes dan
benefit). Rencana kinerja merupakan penggalan dari suatu perencanaan
strategis dalam waktu satu tahun. Rencana Kinerja Dinas Kesehatan tahun
2015, sebagai berikut :
Tabel 2.1. Rencana Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2016
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA
URAIAN TARGET
1 2 3 4
1
Terselenggaranya upaya pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk mendukung derajat kesehatan masyarakat
1 Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)
70/100.000 KH
2 Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB)
7,0/1.000 KH
3 Angka Gizi Buruk Balita 0.43%
2
Meningkatnya kesadaran dan pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat
4 Angka Kesakitan DBD 150 / 100.000
Penduduk
5 Prevalensi HIV-AIDS pada Populasi
0.50%
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
2.1. Program dan Kegiatan Tahun 2016
Program merupakan kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu
guna mencapai sasaran dan tujuan. Program kesehatan tahun 2016 mengacu
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
13
pada Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah beserta perubahannya
Peraturan Pemerintah No. 59 Tahun 2007. Sinkronisasi program kesehatan
tersebut sesuai dengan Renstra Dinas kesehatan tahun 2016 -2021 dan
merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya. Program-program
kesehatan yang ada dalam Permendagri 13 Tahun 2006 meliputi:
1) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
2) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
3) Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian
Kerja dan Keuangan
4) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
5) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
6) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
7) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
8) Program Upaya Kesehatan Masyarakat
9) Program Pengawasan Obat dan Makanan
10) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
11) Program Perbaikan Gizi Masyarakat
12) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
13) Program Peningkatan dan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak.
14) Program Promosi Kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
15) Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
16) Program pengembangan Lingkungan Sehat
17) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
18) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular
19) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
21
2. 2. Penetapan Kinerja
Tabel 2.2. Penetapan Kinerja Tahunan Dinas Kesehatan Tahun 2016
No Sasaran Indikator Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan Kegiatan
Satuan Kinerja Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar, dan kegawatdaruratan
Angka Kematian Ibu
Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
Cakupan kunjungan ibu hamil K4
Persentase 95 1.779.050.000
Peningkatan SDM Masyarakat
Cakupan pelayanan Ibu Nifas
Persentase 95 1.731.620.000
Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Persentase 99 47.430.000
Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
Persentase 90 18.025.300.000
Pelayanan Jamkesda pada UPT Jamkesda
Terlaksananya jamkes bagi pasien kurang mampu
Peserta 121,666 18.025.300.000
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Jumlah Puskesmas melaksana-kan UKM dan UKP
Puskesmas 27 67.767.121.897
Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan
Jumlah Gadar Level 1
Puskesmas 27 394.252.982
Peningkatan kesehatan masyarakat
Strata Posyandu Balita Purnama dan Mandiri
Persentase 70 424.270.000
Peningkatan pelayanan kesehatan bagi pengungsi korban bencana
Terlaksana-nya pelayanan kedaruratan / Tim Reaksi Cepat
Kecamatan 17 63.195.000
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
22
No Sasaran Indikator Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan Kegiatan
Satuan Kinerja Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
Monitoring, evaluasi, dan pelaporan
Terlaksana-nya pengelolaan operasional Puskesmas
Puskesmas 27 300.895.000
Perijinan dan pengawasan praktek tenaga dan sarana kesehatan
Legalisasi Nakes
Tenaga Kesehatan
1704 141.985.000
legalisasi fasyankes
Fasyankes 220
Pelaksanaan BLUD di Puskesmas
Operasional Pelayanan UKP di Puskesmas
Puskesmas 27 59.350.523.915
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
Jumlah Puskesmas terakreditasi
Puskesmas 15 744.221.000
Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan
Terlaksana-nya pendampingan akreditasi Puskesmas
Puskesmas 17 565.815.000
Pembangunan dan pemutakhiran data dasar standar pelayanan kesehatan
Terlaksana-nya pelayanan data dan informasi Puskesmas
Puskesmas 27 150.500.000
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan
Puskesmas 27 27.906.000
Program pengadaan, peningkatan & perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ pustu dan jaringannya
Sarana Prasarana puskesmas memenuhi standar Persentase 50 27.047.945.079
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas
tersedianya sarpras IPAL Puskesmas 21 11.326.027.000
tersedianya sarpras Alkes Puskesmas
Paket 1 11.326.027.000
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
23
No Sasaran Indikator Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan Kegiatan
Satuan Kinerja Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
Pengadaan sarana dan prasarana Puskesmas Keliling
Tersedianya sarpras puskesmas ambulans dan puskesmas keliling
Unit 2 1.806.250.000
Rehabilitasi sedang/berat Puskesmas
Terpenuhinya rehabilitasi bangunan dan perluasan ruangan Puskesmas
Unit 8 10.490.610.079
Penyediaan fasilitas perawatan kesehatan bagi penderita dampak asap rokok
Terpenuhinya rehabilitasi /perluasan bangunan dan Alkes Puskesmas
Paket 2 3.425.058.000
Program Pencegahan dan Penanggulangan penyakit tidak menular
Jumlah Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM
Desa 40 108.000.000
Perawatan, kontrol, dan evaluasi akibat dampak asap rokok
Penanganan kasus PTM
Persentase 100 108.000.000
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Penggunaan Obat Rasional (POR)
Persentase 95 7.159.252.117
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
Pengadaan Obat, dan Sarpras IFK
Paket 3 7.083.012.117
Peningkatan mutu penggunaan obat dan perbekalan kesehatan
Terjaminnya mutu obat di Puskesmas
Puskesmas 27 49.561.000
Monitoring, evaluasi dan pelaporan
Terlaksananya monitoring, evaluasi dan pelaporan
Puskesmas 27 8.242.000
Angka Kematian Bayi
Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita
Cakupan kunjungan neonatal lengkap
Persentase 92 33.100.000
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
24
No Sasaran Indikator Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan Kegiatan
Satuan Kinerja Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
Pelatihan dan Pendidikan perawatan anak Balita
Cakupan kunjungan bayi
Persentase 90.2 33.100.000
Cakupan pelayanan Balita
Persentase 90
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan
Jumlah Institusi yang bermitra
Persentase 85 413.112.500
Kemitraan pengobatan bagi pasien kurang mampu
Jumlah penduduk miskin yang mempunyai jaminan kesehatan
Peserta 500,101 59.745.000
Pelayanan kesehatan di sekolah
Sekolah ber – PHBS Persentase 54.5 20.850.000
Pelayanan kesehatan di lingkungan kerja
Jumlah Pos UKK yang terbentuk
Pos UKK 65 20.167.500
Pendampingan jamkesda
Terlayaninya jamkes bagi peserta Jamkesda
Persentase 95 296.350.000
Kemitraan dengan institusi pendidikan
Terkoordina-sinya program kesehatan dengan institusi pendidikan
Institusi Pendidikan
35 16.000.000
Peningkatan imunisasi
Imunisasi bayi, WUS dan Bumil
Desa 75 44.400.000
Peningkatan Kesehatan Masyarakat di Puskesmas
Operasional Pelayanan UKM di Puskesmas
Puskesmas 27 7.087.000.000
Status Gizi Buruk Balita
Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Balita Stunting
Persentase 11,9 709.339.000
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
25
No Sasaran Indikator Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan Kegiatan
Satuan Kinerja Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
Penyusunan peta informasi masy kurang gizi
Status gizi kurang Balita
Persentase 9.1 21.350.000
Pemberian tambahan makan dan vitamin
PMT Balita Kurus
Balita 240 579.915.000
PMT Bumil KEK
Bumil 205
Penangggulangan KEP, anemia gizi besi, GAKY, KVA, dan kekurangan zat gizi mikro lainnya
Prevalensi Anemia Ibu Hamil
Persentase 19.50 45.274.000
Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
Cakupan Keluarga Sadar Gizi
Persentase 94,0 62.800.000
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan
Penggunaan Obat Rasional (POR)
Persentase 95 2.000.000.000
Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (obat penunjang/ suplemen Yankesdas)
Pengadaan obat penunjang
Paket 3 2.000.000.000
Program Pengawasan Obat dan Makanan
Peserta PKP dapat sertifikat PIRT
Persentase 70 100.800.000
Peningkatan pemberdayaan konsumen/ masyarakat di bidang obat dan makanan
Jumlah peserta Penyuluhan Keamanan Pangan
Peserta 175 100.800.000
2.
Terciptanya budaya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Angka Kesakitan DBD
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Menurunnya angka kematian DBD
Persentase < 1 740.640.000
Penyemprotan/ fogging sarang nyamuk
fogging fokus fokus 400 321.860.000
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
26
No Sasaran Indikator Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan Kegiatan
Satuan Kinerja Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
Program Pengembangan Lingkungan Sehat
Jumlah Desa Stop BABS
Desa 65 306.345.000
Pengkajian pengembangan lingkungan sehat
Desa STBM Desa 3 68.947.500
Sosialisasi Kebijakan Lingkungan Sehat
Pelaksanaan panilaian Kabupaten Sehat
Kabupaten 1 135.000.000
Pengawasan kualitas air bersih dan air minum
Pemeriksaan kualitas air minum dan air bersih
Sampel 2300 102.397.500
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat
Cakupan desa siaga kategori baik (Purnama dan Mandiri)
Persentase 71 3.043.390.000
Pengembangan media promosi dan informasi sadar hidup sehat
Cakupan PHBS Rumah Tangga
Desa 49,8 221.550.000
Penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
Reward Dusun Dusun 450 1.320.240.000
Peningkatan pemanfaatan sarana kesehatan
Desa Siaga Sehat Jiwa Desa 8 40.600.000
Promosi kesehatan
Dusun Sehat Bebas Asap Rokok
Dusun 29 1.461.000.000
Prevalensi HIV AIDS
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
Cakupan Penduduk 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif HIV AIDS
Persentase 30
Pelayanan vaksinasi bagi balita dan anak sekolah
imunisasi anak usia SD
Kecamatan 17 14.685.000
Pelayanan pencegahan dan penanggulangan
Penemuan TB Persentase 70 116.603.000
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
27
No Sasaran Indikator Program dan
Kegiatan
Indikator Kinerja
Program dan Kegiatan
Satuan Kinerja Anggaran (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8
penyakit menular
Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
Angka kesembuhan TB
Persentase 85 15.000.000
Peningkatan surveillance epidemiologi dan penanggulangan wabah
Penanganan KLB <24 Jam
Persentase
100 104.812.000
Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi pencegahan dan pemberantasan penyakit
Jumlah layanan HIV AIDS
Fasyankes 13 123.280.000
Program peningkatan pelayanan kesehatan Lansia
Puskesmas santun Usila Strata II
Puskesmas 2 18.595.000
Pelayanan pemeliharaan kesehatan
Persentase Posyandu Lansia Kategori Baik (Purnama & Mandiri)
Persentase 15 18.595.000
Total Anggaran Rp135.281.734.593,-
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
28
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan
kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-
tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan melalui alat
pertanggungjawaban secara periodik. Esensi pembangunan berbasis kinerja
adalah orientasi untuk mendorong perubahan dengan menggunakan
program/kegiatan dan sumber daya anggaran untuk mencapai rumusan
perubahan pada level keluaran, hasil maupun dampak.
Pendekatan pembangunan berbasis kinerja sejalan dengan prinsip
good governance dengan pilarnya akuntabilitas yang akan menunjukkan
pemenuhan tugas dan mandat suatu instansi dalam pelayanan publik yang
bisa langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Pengendalian dan
pertanggungjawaban program/kegiatan menjadi bagian penting dalam
memastikan akuntabilitas kinerja pemerintah daerah kepada publik telah
tercapai.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja
pada level sasaran untuk menunjukkan secara langsung kaitan antara
sasaran dengan indikator kinerjanya, sehingga keberhasilan sasaran
berdasarkan rencana kinerja tahunan yang ditetapkan dapat dilihat dengan
jelas. Alat ukur yang digunakan untuk ukuran keberhasilan atau kegagalam
capaian kinerja adalah Indikator Kinerja Utama (IKU). IKU merupakan acuan
untuk mengukur keberhasilan dan kegagalan capaian kinerja prioritas
program yang bersifat strategis. IKU ditetapkan secara mandiri oleh instansi
pemerintah dan SKPD di lingkungannya. Kriteria yang dipergunakan dalam
penilaian kinerja organisasi pemerintah menggunakan skala nilai peringkat
kinerja dikutip dari Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010,
yang juga dipakai dalam penyusunan laporan kinerja ini.
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
29
Tabel 3.1. Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai
Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian
Realisasi Kinerja Kode
1. ≥ 91 Sangat Baik
2. 75,1 – 90,0 Tinggi
3. 65,1 – 75,0 Sedang
4. 50,1 – 65,0 Rendah
5. ≤ 50,0 Sangat Rendah Sumber : Permendagri No. 54 Tahun 2010, diolah
Nilai realisasi kinerja dilakukan dengan membandingkan rencana dan
realisasi sebagai berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menggambarkan pencapaian rencana
tingkat capaian yang semakin baik, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase capaian =
Realisasi
x 100 % Rencana
b. Apabila Semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendah
pencapaian rencana tingkat capaian, digunakan rumus sebagai berikut:
Persentase capaian = Rencana – (Realisasi-Rencana) x 100 %
Rencana
Dalam rangka pengembangan Sistem AKIP pada tahap pengukuran
dan evaluasi atas kinerja, beberapa kegiatan ditetapkan indikator kinerja
outcomes yang lebih tinggi (ultimate outcomes) serta disajikan perbandingan
dengan capain kinerja pada tahun sebelumnya. Penghitungan nilai realisasi
kinerja ini telah dilakukan pada Sistem AKIP secara elektronik (e-sakip).
3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2016
Konsep-konsep pengukuran kinerja organisasi (key performance
ndicators) telah berkembang sejalan dengan semangat perubahan untuk
memperbaiki kinerja organisasi. Semangat perubahan dimaksud adalah pola
orientasi manajemen dari pola yang berorientasi pada masukan (input)
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
30
kepada pola yang berorientasi hasil, manfaat dan dampak kegiatan (output,
outcomes dan benefit).
Penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) sesuai dengan Peraturan
Menteri Negara PAN dan RB Nomor : PER/09/M.PAN/5/2007, Tanggal 31
Mei 2007, tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di
Lingkungan Instansi Pemerintah. IKU instansi pemerintah harus selaras
antar tingkatan unit organisasi meliputi indikator kinerja keluaran (output)
dan hasil (outcome). Tujuan dalam penetapan IKU adalah untuk; 1) Untuk
memperoleh informasi kinerja yang penting dan diperlukan dalam
menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; 2) Untuk memperoleh
ukuran keberhasilan dari pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis
organisasi yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan
akuntabilitas kinerja.
a. Indikator Kinerja Utama (IKU) Bupati
Tabel 3.4. Rencana dan Realisasi Capaian Sasaran
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
No Indikator
Kinerja Utama
Capaian 2015
2016
Target Akhir RPJMD (2015)
Target Reali Sasi
% Realisasi terhadap
target kabupaten
Target Nasional
% Realisasi Terhadap
Target Nasional
Reali sasi DIY
Umur Harapan Hidup
71,40 th 71,26 71,44 100,25 72 99,22 74,5 71,4
Sumber : Dinas Kesehatan, 2016, data diolah
Sasaran ini merupakan dukungan misi 2 ”Meningkatkan kualitas
sumber daya manusia yang sehat, cerdas, trampil dan berkepribadian
luhur”.
b. Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul
Dalam menyusun IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul melalui
tahap pengumpulan dokumen – dokumen yang berkaitan dengan
perencanaan, baik di tingkat nasional maupun di daerah, yaitu;
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
31
1. Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
2. Rencana Strategis, kebijakan umum dan atau dokumen strategis
lainnya yang relevan;
3. Bidang kewenangan, tugas dan fungsi, serta peran lainnya;
4. Kebutuhan informasi kinerja untuk penyelenggaraan akuntabilitas
kinerja;
5. Kebutuhan data statistik pemerintah;
6. Kelaziman pada bidang tertentu dan perkembangan ilmu
pengetahuan.
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
32
Tabel 3.2. Pencapaian IKU Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2016
NO IKU SATU
AN RUMUS YANG DIGUNAKAN
CAPAI-AN
2014
CAPAI-AN
2015
TAHUN 2016 TARGET AKHR
RENSTRA (2021)
TAR-GET
PENGHITUNGAN CAPAIAN %
REALI-SASI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Angka Kematian Ibu (AKI)
/100. 000 KH
Jumlah ibu yang meninggal karena hamil, bersalin, dan nifas
di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100.000 104,70 87,50 87,5 12 x 100.000 = 97,66 88,39 85,00
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
12.288
2 Angka Kematian Bayi (AKB)
/1.000 KH
Jumlah bayi (berumur < 1 tahun) yg meninggal di suatu wilayah
pada kurun waktu tertentu x 1000
8,75 8,35 8,35 94 x 1.000 = 7,65 108,38 8,2
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
12.288
3 Status Gizi buruk Balita %
Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan pada tempat dan
kurun waktu tertentu x 100% 0,38 0,38 0,38 239 x 100 % = 0,40 94,74 0,35
Jumlah seluruh balita pada tempat & periode waktu yg sama
59.720
5 Prevalensi HIV - AIDS
%
Jumlah penderita HIV di suatu wilayah pd kurun waktu tertentu
x100% 0,05 0,05 <0,50 764
x 100% = 0,08 184,00 <0,50
Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
919.716
6 Angka Kesakitan DBD (Incidence Rate/IR)
% Jumlah penderita DBD di suatu
wilayah pd kurun waktu tertentu x100.000
0,67
0,16
150
2.451
x 100.000
= 266,
49
22,34 100
Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
919.716
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
33
3.2. Pengukuran Kinerja
Tabel 3.3. Pengukuran Kinerja Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Interval Realisasi Kinerja(%)
≤ 50 50,1 - 65 65,1 -75 75,1 -90 ≥ 90
1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
1) Angka Kematian Ibu
2) Angka Kematian Bayi
3) Status Gizi Buruk Balita
Per 100.000 KH Per 1.000 KH Persentase
87,5
8,35
0,38
96,77
7,65
0,40
88,39
108,38
94,74
2 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
4) Prevalensi HIV-AIDS
5) Angka kesakitan (Incidence Rate/IR) DBD
Persentase Per 100.000 penduduk
<0,5
1
0,08
0,93
22,34
184,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Keterangan : KH = Kelahiran Hidup
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
34
Mencermati tabel diatas, dari sejumlah 5 indikator kinerja utama
pada Dinas Kesehatan, mayoritas kinerja yang dicapai telah memenuhi
kriteria
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
c. Cascade Down Indikator Kinerja
Cascade down indikator kinerja merupakan gambaran pohon kinerja
yang berurutan untuk mencapai tujuan dari IKU Bupati, maka diturunkan
pada IKU SKPD (Eselon II), selanjutnya IKU SKPD ditunjang oleh indikator
kinerja Eselon III dan indikator kegiatan yang ada pada eselon IV.
Gambar Pohon Kinerja Eselon III dan IV Dinas Kesehatan Kab. Bantul
6020
20
Sangat baik Tinggi Sangat rendah
Kriterian sangat baik yaitu
sebesar 60,00% (3 indikator),
criteria tinggi sebesar 20,00%
(1 indikator), kriteria sangat
rendah 20% (1 indikator).
Capaian realisasi kinerja dari
indikator kinerja utama Dinas
Kesehatan ini tampak pada
gambar disamping.
Gambar 3.1. Capaian Pengukuran Kinerja Dinas Kesehatan Tahun 2016
Angka
Kematian
Ibu
Eselon II Eselon III Eselon IV
Cakupan K4 Bumil
Cakupan Linakes
RT ber PHBS
Cakupan Desa Siaga
Review kelas ibu &
ANC Terpadu
Evaluasi Prog. KIA
Puskesmas PONED
AMP & diseminasi
Pendampingan PHBS
Bimtek Promkes
Reward DB4MK
PMT Bumil
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
35
Angka
Kematian
Bayi
Angka Gizi Buruk
Balita
Eselon II Eselon III Eselon IV
Cakupan MP ASI
Cakupan Balita
Gizi Buruk dirawat
Cakupan ASI
Eksklusif
Pelayanan Bayi
Pelayanan Balita
Pelayanan neonatal
Kekerasan terhadap
Perempuan & anak
Manaj. komplikasi
neonatal
AMP & diseminasi
Kapasitas petugas
dalam SDIDTK
PMT Balita Gizi Buruk
MP ASI Baduta
Surveilens Gizi
Audit Gizi Buruk
Pendampingan
Perbup ASI Ekslusif
Kapasitas petugas
dalam ASI Eksklusif
Pendampingan Kadarzi Konsumsi garam
beryodium RT
Monev ASI Eksklusif
Sosialisasi PGS
Desa Universal Child Immunization
PemeliharaanColdchain
Distribusi Logistik
Bimtek UPS
Jamban Sehat Validasi data Kesling
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
36
Angka
Kesakitan
DBD
Penanggulangan
KLB <24 jam
Akses air minum
Angka kematian
DBD
Kekerasan thd
Perempuan
Fogging Focus
Refreshing kader DBD
Inspeksi sanitasi air
Pemeriksaan sampel
KLB
Audit KLB
Uji sampel air minum
Eselon II Eselon III Eselon IV
Prevalensi
HIV
Penemuan Kasus
HIV
Angka
Kesembuhan TB
Supervisi TB HIV
Refreshing Program
HIV & IMS
Koordinasi
Program HIV
Refreshing TB HIV
Active Selective
Case Finding TB
Temu kader TB
VCT populasi
berisiko
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
37
3.3. Evaluasi Capaian Sasaran Strategis Tahun 2016
Pengukuran pencapaian sasaran pembangunan kesehatan diukur
dengan menggunakan indikator-indikator pembangunan kesehatan yang
mengacu pada Indikator Kinerja Utama bidang Kesehatan Tahun 2016.
1) Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu pada tahun 2016 sebanyak 12 kasus kematian atau AKI
sebesar 97,66 dan terjadi peningkatan kematian dibanding tahun 2015
sebesar 11 kasus atau AKI sebesar 87,5 per 100.000 kelahiran hidup, AKI ini
telah mencapai target provinsi DIY sebesar 100 per 100.000 kelahiran hidup.
Pencapaian AKI ini dihitung nilai realisasi kinerja sebesar 88,39% dalam
kategori predikat Tinggi. Selanjutnya kecenderungan AKI pada enam tahun
terakhir disajikan pada gambar 3.2. berikut ini.
Gambar 3.2. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan
Angka Kematian Ibu di Provinsi DIY Tahun 2011 – 2016
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Gambar diatas menunjukkan capaian AKI per tahun mengalami
fluktuasi dengan kecenderungan meningkat pada tahun 2016. Seluruh kasus
kematian ibu telah dilakukan Audit Maternal Perinatal (AMP) yang
diselenggarakan untuk mengkaji hal – hal yang terkait dengan riwayat dan
kondisi sejak ibu masih hamil, penatalaksanaan persalinan dan kronologis
111,2
52,2
96,83104,7
87,5 97,66
124,89
89,2199,04
88,9
66,36
0
20
40
60
80
100
120
140
2011 2012 2013 2014 2015 2016
AKI Bantul AKI DIY
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
38
kasus sampai terjadinya kematian. Hasil audit penyebab kematian ibu
tersebut sebagian besar disebabkan pengenalan resiko oleh masyarakat dan
petugas kesehatan serta pemilihan fasilitas layanan persalinan pada ibu
hamil/bersalin/nifas dengan komplikasi yang kurang tepat sehingga
menyebabkan keterlambatan penatalaksanaan kasus emergency obstetric di
rumah sakit rujukan dengan fasilitas yang memadai.
Perencanaan program di tahun yang akan datang akan difokuskan
pada kegiatan yang ditujukan untuk peningkatan pengenalan dan
kewaspadaan dini masyarakat terhadap tanda bahaya serta risiko. Kegiatan
lain yang dilakkan adalah evaluasi kohort KIA, peningkatan kapasitas bidan
desa, evaluasi ANC terpadu, evaluasi kelas ibu, evaluasi manual rujukan KIA
dan peningkatan deteksi dini risiko dan tanda bahaya kehamilan.
Kegiatan yang telah dilaksanakan guna menurunkan angka kematian
ibu pada tahun 2016 adalah sebagai berikut:
a. Peningkatan SDM Kesehatan: Sosialisasi pengenalan deteksi dini resiko
ibu hamil resiko tinggi.
b. Peningkatan Pelayanan Kesehatan: Audit Maternal Perinatal, Disiminasi
Hasil Rekomendasi Tk. Kabupaten, Review Deteksi Dini Ibu Hamil
Beresiko, Sosialisasi Asuhan Persalinan Normal, Rakor Koordinator KIA,
Rakor DTKB, Rakor KB, Rakor Bidan
c. Kemitraan Lintas Sektor dan Lintas Program
d. Pemantapan sistem rujukan
e. Promosi kesehatan dan pemberdayaan kesehatan melalui program
inovatif Dusun Bebas 4 Masalah Kesehatan (DB4MK) yang merupakan
program penyelesaian masalah kesehatan secara komprehensif, yaitu
penurunan kematian ibu, kematian bayi, balita gizi buruk,
penanggulangan demam berdarah, dan pencegahan penyakit TBC.
2) Angka Kematian Bayi (AKB)
Pencapaian AKB pada tahun 2016 sebesar 7,65/1000 KH dari target
8,35/1000 KH dengan nilai realisasi kinerja sebesar 108,38% termasuk
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
39
kategori Sangat baik, dan mengalami penurunan dibandingkan dengan
capaian pada tahun 2015 sebesar 8,35/1000 KH. Kecenderungan Angka
Kematian Bayi pada enam tahun terakhir dari tahun 2011 - 2016 disajikan
dalam gambar berikut ini.
Gambar 3.3. Angka Kematian Bayi di Kabupaten Bantul dibandingkan dengan Angka Kematian Bayi di Provinsi DIY Tahun 2011- 2016
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Gambar ini memperlihatkan kecenderungan penurunan AKB
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dan AKB Bantul juga berada
di bawah AKB Prov. DIY. Hal ini menunjukkan peningkatan kinerja dalam hal
penurunan AKB. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan
peran serta masyarakat melalui program Desa Bebas 4 Masalah Kesehatan
(DB4MK), meningkatkan keterpaduan lintas program yaitu program
pencegahan penyakit melalui imunisasi pada bayi dan program perbaikan
gizi masyarakat serta dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas
sumberdaya di fasilitas pelayanan kesehatan ibu dan anak.
3) Status Gizi Buruk Balita
Status gizi buruk Balita sebesar 0,40% dengan target 0,38% termasuk
kategori Sangat Baik (nilai 94,74%). Status gizi buruk dari tahun ke tahun
memiliki kecenderungan menurun.
9,8
8,5 8,6 9,388,75 8,35 7,657,9
9,34 8,9 9,98,9 8,65
0
2
4
6
8
10
12
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016AKB Bantul AKB DIY
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
40
Gambar 3.4. Angka Gizi Buruk Balita di Kabupaten Bantul dibandingkan
dengan Angka Angka Gizi Buruk Balita di Provinsi DIY Tahun 2011-2016
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Mencermati grafik diatas, menunjukkan perbaikan status gizi Balita
yang ditandai dengan menurunnya angka gizi buruk pada Balita. Program
perbaikan gizi mencakup beberapa kegiatan yaitu pelatihan Pemberian
Makan Bayi dan Anak (PMBA), implementasi dan dukungan capaian ASI
Eksklusif, pemberian PMT bagi Balita kurus, Bumil KEK, dan Baduta dari
keluarga miskin, surveilans gizi, konsultasi, pemeriksaan balita oleh dokter
ahli, pemantauan ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) serta
pemberdayaan masyarakat melalui Kelompok Pendukung Ibu (KP-Ibu).
4) Prevalensi HIV-AIDS
Prevalensi HIV-AIDS sebesar 0,08% dengan target 0,5% dan nilai
realisasi kinerja 184% termasuk kategori Sangat Tinggi. Akselerasi
pengendalian HIV-AIDS dilakukan melalui peningkatan akses pelayanan
kesehatan pada kelompok kunci dan pada kelompok potensial (umur 15-24
tahun), dengan cara intensifikasi konseling, penemuan dan pengobatan
kasus, serta peningkatan pengetahuan komprehensif tentang HIV pada
kelompok potensial. Kasus HIV-AIDS pada tahun 2015 sebanyak 688 kasus
0,52
0,44 0,42 0,38 0,380,4
0,680,59
0,49 0,51
0
0,1
0,2
0,3
0,4
0,5
0,6
0,7
0,8
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Bantul DIY
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
41
dan meningkat menjadi 832 orang yang terdiri dari laki-laki sebanyak 527
orang, perempuan 301 orang dan tidak diketahui sejumlah 4 orang. Sejumlah
832 kasus ini, diketahui sebanyak 68 orang meninggal dunia.
Pencapaian kondisi ini dilakukan dengan peningkatan pelayanan
Voluntary Consulting and Testing (VCT) dan Care Support and Treatment
(CST) di RSUD Panembahan Senopati, klinik layanan Infeksi Menular Seksual
(IMS) di Puskesmas Kretek, Imogiri I, Srandakan, Kasihan II, Dlingo I dan
Sedayu I serta Klinik layanan terapi metadon bagi pemakai Narkoba suntik di
Puskesmas Banguntapan II.
Gambar 3.6. Penemuan kasus HIV AIDS di Kabupaten Bantul Tahun 2011-2016
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Grafik diatas memperlihatkan kecenderungan peningkatan kasus
HIV-AIDS. Peningkatan kasus ini menunjukkan keberhasilan program
penjangkauan penderita HIV-AIDS. Penderita yang telah ditemukan
kemudian diterapi, sehingga dapat memutus rantai penularan dan
menurunkan angka prevalensi HIV-AIDS. Angka prevalensi HIV-AIDS sampai
tahun 2016 sebesar 0,083% meningkat dibanding tahun 2015 sebesar
0,062%, namun masih termasuk dalam kategori endemis rendah (<0,5%).
54
312473
508
688
832
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
42
5) Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) Demam Berdarah Dengue
Angka kesakitan DBD pada tahun 2016 adalah 266,50 per 100.000
penduduk, yaitu sejumlah 2451 kasus, dengan kategori nilai capaian kinerja
Sangat rendah (22,34%). Upaya yang telah dilakukan untuk menekan
merebaknya kasus DBD adalah pemberdayaan masyarakat melalui Gertak
PSN, pemberantasan vektor dan KIE yang terus-menerus dilakukan oleh
jajaran kesehatan didukung lintas sektor, kecamatan dan kelurahan. Grafik
angka kesakitan dan angka kematian DBD terdapat pada tabel berikut:
Gambar 3.7. Angka Kesakitan (IR) dan Angka Kematian (CFR) DBD
Di Kabupaten Bantul Tahun 2010-2016
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
3.4. Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)
Kinerja bidang kesehatan ditandai dengan meningkatnya indikator
SPM. Sebanyak 18 indikator dalam SPM, melingkupi 14 indikator pelayanan
kesehatan dasar, 2 indikator pelayanan kesehatan rujukan, 1 indikator
penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB),
dan 1 indikator promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat. Hasil
capaian indikator SPM seperti terinci pada tabel berikut ini.
170,82
27 30
128,19
62
148,33
266,5
0,51 0,81 0 0,67 0,16 0,92 0,160
50
100
150
200
250
300
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016IR
CFR
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
43
Tabel 3.8. Pencapaian Indikator SPM Bidang Kesehatan
Di Kabupaten Bantul Tahun 2016
No Indikator Pembilang Penyebut Realisasi
(%)
Target
(%)
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 13.250 13.250 100,00 95,00
2. Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani
2.650 2.728 102,94 80,00
3. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.
12.394 12.303 99,27 90,00
4. Cakupan pelayanan Ibu Nifas 12.394 11.849 95,60 90,00
5. Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani.
1.843 1.754 95,17 80,00
6. Cakupan kunjungan bayi. 12.288 10.951 89,12 90,00
7. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI).
75 75 100,00 100,00
8. Cakupan pelayanan anak balita. 57.862 46.498 80,36 90,00
9. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin.
350 350 100,00 100,00
10. Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan.
43 43 100,00 100,00
11. Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat.
13.743 13.743 100,00 70,00
12. Cakupan peserta KB Aktif. 152.060 114.135 75,06 70,00
13. Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit.
a. AFP rate per 100.000 pnddk < 15 th
5 6 120,00 100,00
b. Penemuan penderita pneumonia balita
839 726 86,53 100,00
c. Penemuan pasien baru TB BTA + 620 220 35,48 70,00
d. Penderita DB yg ditangani 2.451 2.451 100,00 100,00
e. Penemuan penderita diare 10.125 4.023 39,73 100,00
14. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin
500.101 427.505 85,48 100,00
15. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.
500.101 44.334 8,87 15
16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.
9 9 100,00 100,00
17. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam.
26 26 100,00 100,00
18. Cakupan Desa Siaga Aktif. 75 75 100,00 100,00
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
44
3.5. Akuntabilitas Anggaran
Anggaran untuk program dan dan kegiatan diperoleh dari berbagai
sumber dana, yaitu APBD Kabupaten Bantul, APBD Provinsi DIY, dan APBN.
Rata-rata penyerapan anggaran dari ketiga sumber dana tersebut sebesar
87,13%. Lebih jelasnya tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 3.9. Anggaran dan Realisasi Pembiayaan Kesehatan Tahun 2016
No Jenis Sumber Biaya Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) %
1 APBD Kab. Bantul 135.281.734.593 116.594.063.658 86,19
2 APBD Prop. DIY 228.476.700 225.376.700 98,64
3 APBN 405.034.773 399.434.748 98,62
Jumlah 103.857.730.700 93.119.646.817 89,66
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2016
3.4.1 Anggaran Dinas Kesehatan bersumber APBD Kabupaten Bantul
Anggaran pada tahun 2016 sebesar Rp. 135.281.734.593,- dengan
realisasi Rp. 116.594.063.658,- atau sebesar 86,19%. Anggaran dan realisasi
belanja langsung tahun 2016 yang dialokasikan untuk membiayai
program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada
tabel berikut:
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
45
Tabel 3.10. Pencapaian Kinerja dan Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2016
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Kinerja Anggaran (Rp)
Target Capaian %
Realisasi Target Capaian
% Realisasi
1 Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
1) Angka Kematian Ibu 87,5 97,66 88,38 115.538.890.093 99.245.172.773 85,90
2) Angka Kematian Bayi 8,35 7,65 108,39 7.169.500.000 6.121.723.517 85,39
3) Status Gizi Buruk Balita
0,38 0,40 94,74 2.810.139.000 2.790.250.097 99,29
2 Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan
4) Prevalensi HIV-AIDS 150 0.08 184 806.087.500
699.216.829 86,74
5) Angka kesakitan (Incidence Rate) DBD
0.5 266,50 22,35 3.671.595.000 2.766.740.450 75,36
Jumlah 129.996.211.593 111.623.103.666
85,87
Belanja Langsung Pendukung 5.285.523.000
4.970.959.992
94,05
Total Belanja Langsung 135.281.734.593 116.594.063.658
86,19
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
46
BAB IV
PENUTUP
Pencapaian kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul secara umum
terlihat peningkatan yang signifikan atas sasaran strategis dan Indikator
Kinerja Utama (IKU). Sebanyak 2 (dua) sasaran strategis sebagaimana
tertuang dalam Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun
2011 – 2015, dengan 5 (lima) IKU Dinas Kesehatan, yaitu Angka Kematian
Ibu, Angka Kematian Bayi, Angka Gizi Buruk Balita, Prevalensi HIV AIDS, dan
Angka Kesakitan DBD.
Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk memberikan gambaran
tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan yang telah ditetapkan sebagai
jabaran dari visi dan misi Dinas Kesehatan untuk mengindikasikan tingkat
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan. Hasil pengukuran terhadap realisasi
kinerja pada 5 (lima) IKU Dinas Kesehatan, yaitu:
1. Angka Kematian Ibu sebesar 97,66 per 100.000 Kelahiran Hidup,
termasuk dalam kategori kinerja tinggi
2. Angka Kematian Bayi sebesar 7,65 per 1.000 Kelahiran Hidup, termasuk
dalam kategori kinerja sangat baik
3. Status gizi buruk Balita sebesar 0,40%, termasuk dalam kategori kinerja
sangat baik
4. Prevalensi HIV AIDS sebesar 0,08%, termasuk dalam kategori kinerja
sangat baik
5. Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) sebesar 266,5 per 100.000
Penduduk, termasuk dalam kategori kinerja sangat rendah
Laporan Kinerja Dinkes Bantul Tahun 2016
47
LAMPIRAN
No Nama Prestasi Asal Penghargaan Tingkat
1. Duta STBM (Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat)
Kategori Natural Leader dari
masyarakat (Kader)
Kemenkes RI Nasional
2. Lomba Sekolah Sehat :
SMAN I Kasihan
Kemenkes RI Nasional
3. Nutrisionis teladan
a.n Rahmad Suryo Nugroho
dari Puskesmas Kasihan I
Kemenkes RI Nasional
4. Dusun ber PHBS D.I.Yogyakarta Tingkat Propinsi
D.I.Yogyakarta
5. Dokter Kecil
D.I.Yogyakarta Tingkat Propinsi
D.I.Yogyakarta
6. Lomba Sekolah Sehat :
1) TK Al Azhar
2) SMA N I Banguntapan
D.I.Yogyakarta Tingkat Propinsi
D.I.Yogyakarta