iii objek dan metode penelitian 3.1 objek penelitian...

15
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 1.1.1 Ternak Percobaan Ternak yang diamati pada percobaan berupa 60 ekor itik Cihateup betina fase grower berumur 4 bulan yang memiliki simpangan baku bobot badan tidak lebih dari 10%. Itik Cihateup diperoleh dari salah satu peternak di Tasikmalaya. Itik percobaan diberi dua perlakuan dan 30 ulangan. Itik tersebut dipelihara dalam kandang panggung di Kandang Percobaan Laboratorium Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran. 1.1.2 Kitosan Iradiasi Perlakuan yang digunakan adalah larutan kitosan iradiasi yang merupakan hasil deasetilisasi kitin yang berasal dari limbah kulit udang yang melalui rangkaian proses deproteinasi dan demineralisasi. Kemudian, kitosan tersebut di iradiasi dengan menggunakan sinar gamma cobalt-60. Kitosan iradiasi diperoleh dari BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), Pasar Jumat, Jakarta Selatan. Perlakuan diberikan selama 4 minggu. Kitosan dicampurkan secara merata dalam pakan dengan cara disemprotkan. Kitosan yang diberikan sebanyak 11,25 mg kitosan, diencerkan dengan aquades sebanyak 750 mL, kemudian diaduk hingga homogen dan dicampurkan dengan 3 kg ransum untuk dua kali pemberian pakan yaitu pada pagi dan sore hari.

Upload: phungtuyen

Post on 06-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

1.1.1 Ternak Percobaan

Ternak yang diamati pada percobaan berupa 60 ekor itik Cihateup betina

fase grower berumur 4 bulan yang memiliki simpangan baku bobot badan tidak

lebih dari 10%. Itik Cihateup diperoleh dari salah satu peternak di Tasikmalaya.

Itik percobaan diberi dua perlakuan dan 30 ulangan. Itik tersebut dipelihara dalam

kandang panggung di Kandang Percobaan Laboratorium Produksi Ternak Unggas,

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

1.1.2 Kitosan Iradiasi

Perlakuan yang digunakan adalah larutan kitosan iradiasi yang merupakan

hasil deasetilisasi kitin yang berasal dari limbah kulit udang yang melalui

rangkaian proses deproteinasi dan demineralisasi. Kemudian, kitosan tersebut di

iradiasi dengan menggunakan sinar gamma cobalt-60. Kitosan iradiasi diperoleh

dari BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional), Pasar Jumat, Jakarta Selatan.

Perlakuan diberikan selama 4 minggu. Kitosan dicampurkan secara merata dalam

pakan dengan cara disemprotkan. Kitosan yang diberikan sebanyak 11,25 mg

kitosan, diencerkan dengan aquades sebanyak 750 mL, kemudian diaduk hingga

homogen dan dicampurkan dengan 3 kg ransum untuk dua kali pemberian pakan

yaitu pada pagi dan sore hari.

Page 2: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

26

1.1.3 Kandang Percobaan

Jenis kandang yang digunakan dalam percobaan adalah kandang panggung

yang beratap asbes. Kerangka kandang terbuat dari bambu dan kawat yang dibuat

dua flock berukuran 3 x 0,83 x 0,74 meter per flock. Masing-masing flock terdiri

dari 30 ekor itik Cihateup.

1.1.4 Ransum Percobaan

Ransum yang digunakan selama percobaan berbentuk mash yang

diformulasikan untuk itik fase grower dengan kandungan protein 16,06% dan

kandungan energi metabolis 3004 kkal/kg. Air minum pada percobaan diberikan

sebanyak ad libitum

Page 3: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

27

Tabel 1. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Bahan Pakan

Percobaan

Bahan

Pakan

EM PK LK SK Ca P Lis Met Sis

Kkal

/kg

.............................................%...............................................

Jagung

Kuning

3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18

Dedak

Halus

1630 12,00 13,00 12,00 0,12 0,20 0,77 0,29 0,40

Bungkil

Kedelai

2240 45,00 0,90 6,00 0,32 0,29 2,90 0,65 0,67

Bungkil

Kelapa

2120 21,00 1,80 15,00 0,20 0,20 0,64 0,29 0,30

Tepung

Ikan

3080 60,00 9,00 1,00 5,50 2,80 5,00 1,80 0,94

Tepung

Tulang

0 0,00 0,00 0,00 24,00 12,00 0,00 0,00 0,00

Minyak

Kelapa

8600 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Premix 0 0,00 0,00 0,00 10,00 5,00 0,30 0,30 0,10

Sumber : Data Sekunder dari Laboratorium Produksi Ternak Unggas Fakultas

Peternakan Universitas Padjadjaran, 2015.

Keterangan :

EM = Energi Metabolis LK = Lemak Kasar PK = Protein Kasar

SK = Serat Kasar Ca = Calsium P = Phospor

Met = Methionin Sis = Sistein Lis = Lisin

Page 4: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

28

Tabel 2. Formula Ransum Percobaan

Bahan Pakan Jumlah (%)

Jagung kuning 65,00

Dedak halus 12,00

Bungkil kedelai 8,00

Bungkil kelapa 3,00

Tepung ikan 8,00

Tepung tulang 2,00

Minyak kelapa 1,50

Premix 0,50

Jumlah 100,00

Sumber : Hasil Perhitungan berdasarkan Tabel 1.

Tabel 3. Kandungan Nutrien dan Energi Metabolis Ransum Percobaan

Kandungan Ransum Percobaan Ransum Itik Fase Grower

EM (Kkal/Kg) 3004 2800*

PK (%) 16,06 16,00*

LK (%) 6,44 -

SK (%) 3,75 -

Ca (%) 1,03 0,60*

P (%) 0,61 0,60*

Lisin (%) 0,88 0,90*

Met + Sist (%) 0,66 0,57**

Sumber : Hasil Perhitungan dari Tabel 1 dan 2.

Keterangan :

*) NRC (1984)

**) Chen (1996)

EM = Energi Metabolis

LK = Lemak Kasar

PK = Protein Kasar

SK = Serat Kasar

Ca = Calsium

P = Phospor

Sis = Sistein

Met = Methionin

Lis = Lisin

Page 5: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

29

1.2 Alat dan Bahan Penelitian

1.2.1 Alat Penelitian

a. Tempat pakan berupa hanging feeder.

b. Tempat minum berupa hanging water.

c. Semprotan, berfungsi sebagai tempat larutnya kitosan iradiasi yang

ditambahkan dengan aquades.

d. Timbangan, berfungsi untuk mengukur berat badan itik.

e. Meteran, berfungsi untuk mengukur panjang, lebar dan tinggi kandang.

f. Alat sentrifugasi, berfungsi untuk memisahkan suatu larutan.

g. Penangas air, berfungsi untuk mendidihkan larutan.

h. Bulb pipet dan pipet tetes, berfungsi untuk memindahkan zat cair.

i. Mikro pipet, berfungsi untuk memindahkan cairan dalam jumlah kecil

secara akurat.

j. Spektrofotometer, berfungsi untuk mengukur absorban suatu contoh

yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang.

k. Syringe, berfungsi untuk mengambil darah.

l. Rak tabung reaksi, berfungsi sebagai tempat meletakkan tabung reaksi.

m. Tabung reaksi, berfungsi sebagai tempat mereaksikan bahan kimia.

n. Vakutainer antikoagulan ber-EDTA, berfungsi sebagai tempat

hemolisat darah.

o. Vakutainer tanpa antikoagulan ber-EDTA, berfungsi sebagai tempat

serum darah.

p. Cooling box, berfungsi sebagai tempat menyimpan vakutainer ber-

EDTA.

q. Tabung evendoft, berfungsi sebagai tempat menyimpan plasma darah.

Page 6: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

30

1.2.2 Bahan Penelitian

a. Ransum itik yang telah diformulasi

b. Air minum itik

c. Aquades

d. Alkohol 70%

e. Antikoagulan EDTA

f. Hemolisat darah

g. Larutan TCA (Trichloroacetic Acid) 10%

h. Larutan TBA (Tiobarbiturat Acid) 0,67%

i. Kitosan iradiasi

j. Sampel (plasma darah)

k. Larutan reagen (sodium hidroksida 370 mmol/L, NaK tartarat 10

mmol/L, potasium iodin 3 mmol/L dan tembaga II sulfat 3 mmol/L)

l. Larutan standar (bovine albumin 6 g/dL)

1.3 Metode Penelitian

1.3.1 Tahap Persiapan Kandang

a. Kandang dibagi menjadi dua flock dengan ukuran masing-masing

flock 3 x 0,83 x 0,74 meter.

b. Kandang dibersihkan menggunakan deterjen dan air mengalir.

c. Kandang disanitasi dengan cara pengapuran pada bagian alas dan

dinding kandang satu minggu sebelum itik dimasukkan dan mencuci

peralatan pakan dan minum itik.

d. Tempat pakan dan tempat minum disiapkan pada masing-masing flock.

Page 7: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

31

1.3.2 Tahap Pemeliharaan Itik

a. Itik Cihateup fase grower umur 4 bulan sebanyak 60 ekor dipelihara

selama 6 minggu. Dua minggu untuk masa adaptasi ternak dan empat

minggu untuk perlakuan.

b. Itik diberi pakan dua kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 07.00-08.00

WIB dan sore hari pukul 16.00-17.00 WIB.

c. Pakan diberikan sebanyak 100 gram/ekor/hari untuk 60 ekor itik

selama 2 minggu masa adaptasi, kemudian pakan diberikan sebanyak

100 gram/ekor/hari yang telah ditambahkan larutan kitosan iradiasi

untuk 30 ekor itik yang diberi perlakuan selama 4 minggu.

d. Pemberian air minum diberikan sebanyak ad libitum

e. Tempat minum dicuci setiap hari pada pagi hari, kemudian diisi

dengan menggunakan air bersih dan diberikan pada itik. Pada sore

hari, pemberian air minum ditambahkan bila ada tempat air minum

yang isinya kosong atau masih sedikit lagi.

f. Kitosan iradiasi diberikan dengan cara disemprotkan ke dalam pakan

itik, kemudian diaduk secara merata sampai homogen. Pemberian

kitosan iradiasi ini dilakukan dua kali dalam sehari.

g. Keadaan itik dilakukan pengecekan setiap hari, bila ada itik yang mati

maka itik tersebut dikuburkan, sehingga tidak ada sumber penyakit

yang ditimbulkan bagi itik lainnya.

h. Suhu dan kelembaban kandang diamati setiap hari, pada pagi, siang

dan sore hari dengan menggunakan termometer bola kering dan bola

basah.

Page 8: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

32

1.3.3 Penyusunan dan Pemberian Ransum

a. Semua bahan pakan dicampur sesuai dengan formulasi ransum yang

tercantum dalam tabel 2, kecuali bahan pakan bungkil kelapa dan

minyak. Pencampuran bahan pakan dilakukan di Feedmill Fakultas

Peternakan, Universitas Padjadjaran.

b. Bahan pakan bungkil kelapa dan minyak dicampur secara terpisah

setiap hari sesuai dengan jumlah pakan untuk pemberian pakan semua

itik selama 1 hari atau sebanyak 2 kali pemberian pakan dalam sehari.

c. Itik Cihateup yang tidak diberikan perlakuan kitosan iradiasi langsung

diberikan pakan yang telah dicampur dengan bungkil kelapa dan

minyak.

d. Itik Cihateup yang diberikan perlakuan kitosan iradiasi ditambahkan

kitosan iradiasi sebanyak 150 ppm yaitu mencampurkan 11,25 mg

kitosan iradiasi dan 750 mL aquades, kemudian disemprotkan ke

dalam pakan yang telah dicampur dengan bungkil kelapa dan minyak

e. Saat pemberian pakan itik yang diberi perlakuan kitosan iradiasi,

tempat minum diangkat terlebih dahulu dan diletakkan kembali saat

itik sedang makan pakan yang diberi perlakuan.

1.3.4 Pengambilan Sampel Darah

a. Sampel darah itik Cihateup diambil setelah perlakuan yaitu 4 minggu

dan pengambilan sampel darah dilakukan pada pagi hari pukul 07.30

WIB di Kandang Percobaan Laboratorium Produksi Ternak Unggas,

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran.

b. Diambil sebanyak 60 sampel darah itik Cihateup fase grower yang

diberi perlakuan kitosan iradiasi dan tanpa perlakuan kitosan iradiasi.

Page 9: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

33

c. Dibersihkan bagian vena pectoralis eksterna yang terletak pada bagian

ventral sayap itik menggunakan alkohol 70%.

d. Diambil darah pada bagian vena pectoralis eksterna sebanyak 9 mL.

e. Dimasukkan sampel darah ke dalam vakutainer yang mengandung

anti-koagulan EDTA (untuk hemolisat) dan tidak beranti-koagulan

EDTA (untuk serum).

f. Vakutainer dimasukkan ke dalam cooling box pada saat akan dibawa

ke laboratorium.

1.3.5 Pembuatan Hemolisat Darah

a. Disentrifugasi sampel darah dengan kecepatan 15000 rpm selama 10-

15 menit.

b. Diambil plasma darah dan dimasukkan ke tabung evendoft.

c. Dicuci sel darah merah dengan menambahkan 3 bagian larutan NaCl

fisiologis 0,9% sebanyak 2 kali volume sel darah, kemudian

disentrifugasi dengan kecepatan 15000 rpm selama 5 menit.

d. Dibuang supernatan.

e. Dihemolisis sel darah merah dengan menambahkan aquades dengan

perbandingan 1:1, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 15000

rpm selama 20 menit.

f. Diambil hemolisatnya dan disimpan hemolisat tersebut dalam suhu

200C, jika tidak langsung digunakan.

1.3.6 Analisis Sampel Darah

Analisis sampel darah berupa kadar protein dan Malondialdehid (MDA)

darah itik Cihateup dilakukan di Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia,

Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran, Sumedang. Analisis kadar protein

Page 10: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

34

darah dilakukan menggunakan metode biuret reagen. Prinsip dari metode biuret

reagen ini adalah terbentuknya senyawa kompleks berwarna ungu antara protein

dalam serum/plasma dengan reagen biuret. Analisis kadar MDA darah dilakukan

dengan menggunakan metode uji tiobarbiturat acid (TBA). Prinsip dari metode

uji TBA ini adalah pengaruh panas dan asam akan mempercepat dekomposisi

lemak peroksida menjadi MDA. MDA yang diproduksi selama peroksidasi

bereaksi dengan TBA menghasilkan kompleks merah muda yang selanjutnya

diukur dengan spektrofotometer. Prosedur analisis kadar protein dan MDA darah

disajikan pada Lampiran 1 dan 2.

3.4 Peubah yang Diukur

3.4.1 Kadar Protein Darah

Analisa kadar protein darah dilakukan dengan cara perhitungan sebagai

berikut :

Keterangan :

AS = Absorban sampel

AST = Absorban standar

3.4.2 Kadar Malondialdehid (MDA) Darah

Analisa kadar MDA darah dilakukan dengan cara perhitungan sebagai

berikut :

fi c

Keterangan :

A = Absorban pada panjang gelombang 532 nm

ɛ = 153.000 M-1

cm-1

Kadar Protein =AS

AST x konsentrasi standar

Page 11: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

35

3.5 Rancangan Percobaan dan Analisis Statistik

Percobaan dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan uji t

tidak berpasangan. Percobaan ini terdiri dari 2 perlakuan yaitu :

P1 = Itik Cihateup tanpa pemberian kitosan iradiasi

P2 = Itik Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi

Adapun hipotesis yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :

H0 : P2 = P1 artinya tidak terdapat perbedaan kadar protein dan MDA darah

itik Cihateup dengan pemberian dan tanpa pemberian kitosan

iradiasi dalam kondisi pemeliharaan minim air.

H1. a : P2 > P1 artinya kadar protein darah meningkat pada kelompok itik

Cihateup dengan pemberian kitosan iradiasi dalam kondisi

pemeliharaan minim air.

H1. b : P2 < P1 artinya kadar MDA darah menurun pada kelompok itik Cihateup

dengan pemberian kitosan iradiasi dalam kondisi pemeliharaan

minim air.

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan rumus berikut :

1. Rata-rata hitung

Keterangan :

X = Rata-rata hitung

X = Jumlah data

n = Banyaknya data

X = X n

Page 12: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

36

2. Simpangan baku

Keterangan :

S = Simpangan baku

x = Jumlah data hasil dari masing-masing pengkuadratan

x = Jumlah data yang dikuadratkan

n = Banyaknya data

3. Koefisien variasi (KV)

Keterangan :

KV = Koefisien variasi

S = Simpangan baku

X = Rata-rata hitung

4. Menghitung varians dari masing-masing variabel

Keterangan :

Keterangan :

Keterangan :

= Varian sampel P1

= Varian sampel P2

= Jumlah data sampel P1 yang mana berasal dari hasil tiap masing-

masing pengkuadratan

= x

−1n x

n − 1

KV =

X x 100%

𝑆 𝑥 = 𝑥𝑖 −

𝑥

𝑛𝑛 − 1

= i −

nn − 1

Page 13: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

37

x = Jumlah data sampel P1 yang dikuadratkan

= Jumlah data sampel P2 yang mana berasal dari hasil tiap masing-

masing pengkuadratan

= Jumlah data sampel P2 yang dikuadratkan

n = Banyaknya data

5. Menghitung keseragaman S2

Jika : F hitu g ≤ Fα Va ia s sa a

F hitu g > Fα Va ia s tidak sa a

Keterangan :

Fα = Keseragaman populasi

n1 = Banyaknya data sampel P1

n2 = Banyaknya data sampel P2

6. Untuk varians yang sama

Di mana :

Keterangan :

= Varians

= Varians gabungan sampel P1 dan P2

Fα=

Var ans yang besarVar ans yang kec l

, n1−1 ; n2−1

d = p 1

n1+

1

n

𝑆 𝑝 = 𝑛1 − 1 𝑠 𝑥 + 𝑛 − 1 𝑠 𝑦

𝑛1 + 𝑛 − 2

Page 14: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

38

= Varians sampel P1

= Varians sampel P2

1 = Banyaknya data sampel P1

= Banyaknya data sampel P2

7. Untuk varians yang tidak sama

Keterangan :

= Varians

= Varians sampel P1

= Varians sampel P2

1 = Banyaknya data sampel P1

= Banyaknya data sampel P2

8. Menghitung t hitung

= –

Keterangan :

t = t hitung

= Rata-rata peubah sampel P1

= Rata-rata peubah sampel P2

= Varians

9. Nilai t hitung yang diperoleh dibandingkan dengan nilai :

𝑆𝑑 = 𝑠 𝑥

𝑛1+

𝑠 𝑦

𝑛

t′α = tα ; n1 − 1W1 + tα ; n − 1 W

W1 + W

Page 15: III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ...media.unpad.ac.id/thesis/200110/2013/200110130410_3_3174.pdf · 3370 8,60 3,90 2,00 0,02 0,10 0,20 0,18 0,18 Dedak Halus 1630

39

Di mana :

Keterangan :

t′ α = t′ hitung pada pembanding α

t ; n1 − 1 = Ni ai t tabe ba is α da k sa pe n1 − 1

t ; n − 1 = Ni ai t tabe ba is α da k sa pe n − 1

1 = Rasio simpang / varians sampel P1 dengan jumlah

sampelnya

= Rasio simpang / varians sampel P2 dengan jumlah

sampelnya

= Varians sampel P1

= Varians sampel P2

1 = Banyaknya data sampel P1

= Banyaknya data sampel P2

Kaidah keputusan :

Jika t hitu g ≤ t tabe , maka H0 diterima.

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak.

𝑊1 = 𝑠 𝑥

𝑛1 𝑊 =

𝑠 𝑦

𝑛

dan