ii - digilib.its.ac.id · ii lembar pengesahan revitalisasi desain majalah berbahasa jawa...
TRANSCRIPT
1
i
FINAL PROJECT – RD 091581
DESIGN REVITALIZATION OF A JAVA BASED LANGUAGE
MAGAZINE
“PANJEBAR SEMANGAT”
USING THE CONCEPT : JAVANESE RETRO REVIVAL
EMMA KIRANA JATMIARI
NRP 3406 100 095
Counseling Lecturer:
Andjrah Hamzah Irawan, ST, M.Si
VISUAL COMMUNICATION DESIGN
MAJOR OF INDUSTRIAL PRODUCT DESIGN
DEPARTMENT OF CIVIL ENGINEERING AND PLANNING
SEPULUH NOPEMBER INSTITUTE OF TECHNOLOGY
SURABAYA 2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
REVITALISASI DESAIN MAJALAH BERBAHASA JAWA
“PANJEBAR SEMANGAT”
DENGAN KONSEP JAVANESE RETRO REVIVAL
TUGAS AKHIR (RD-091581)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Pada
Bidang Studi Desain Komunikasi Visual
Program Studi S-1 Jurusan Desain Produk Industri
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaa
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya
Oleh :
EMMA KIRANA JATMIARI
NRP. 3406 100 095
Disetujui oleh :
Pembimbing Tugas Akhir
Andjrah Hamzah Irawan, ST, M.Si
NIP. 19830215 200812 1002
Surabaya, 27 Juli 2011
iii
REVITALISASI DESAIN MAJALAH BERBAHASA JAWA
“PANJEBAR SEMANGAT”
DENGAN KONSEP JAVANESE RETRO REVIVAL
Nama Mahasiswa : Emma Kirana Jatmiari
NRP : 3406100095
Jurusan : Desain Komunikasi Visual FTSP-ITS
Dosen Pembimbing : Andjrah Hamzah Irawan, ST, M.Si
ABSTRAK
Media cetak sebagai salah satu dari media massa yang banyak diproduksi dan
perkembangan pasarnya terus memiliki peluang untuk maju di Indonesia, awalnya berasal
dari media cetak dengan menggunakan bahasa Jawa yang telah berdiri bahkan sebelum
Indonesia merdeka di tahun 1933. Media cetak yang awalnya berbentuk koran ini
kemudian menjadi majalah yang tetap bertahan dengan menggunakan bahasa Jawa
hingga saat ini bernama “Panjebar Semangat”.
Seringnya mengalami pasang surut dalam produksinya selama hampir 78 tahun,
tak membuat Panjebar Semangat berhenti mencari cara untuk mempertahankan
keesksistensiannya dalam bersaing di dunia media yang serba moderen ini. Untuk itu
penulis tertarik untuk merevitalisasi atau menghidupkan kembali hal hal yang vital tanpa
membuat ciri khasnya hilang pada Panjebar Semangat.
Dengan adanya konsep Javanese Retro Revival, diharapkan revitalisasi desain
pada majalah Panjebar Semangat akan mengangkat kembali kecintaan masyarakat
Indonesia terhadap kebudayaan berbahasa Jawa yang dahulu dapat mempersatukan
Negara ini, penulis berharap unsur-unsur kebudayaan sastra terutama sastra Jawa akan
terus ada dan bahkan dapat berkembang lebih baik di kemudian hari.
Keywords : Panjebar Semangat, Javanese, Retro, Revival
iv
DESIGN REVITALIZATION OF A JAVA BASED LANGUAGE MAGAZINE
“PANJEBAR SEMANGAT”
USING THE CONCEPT : JAVANESE RETRO REVIVAL
Student’s Name : Emma Kirana Jatmiari
NRP : 3406100095
Department : Communication Visual Design FTSP-ITS
Counseling Lecturer : Andjrah Hamzah Irawan, ST, M.Si
ABSTRACT
Printed media as one of the mass media that widely produced and has a great
opportunity to grow in market developments in Indonesia, originally came from the Java
language printed media which has existed even before Indonesia's independence in 1933.
This printed media used to formed in newspaper but then it became a magazine that
persisted using the Java language to this day named "Panjebar Semangat".
Frequent ups and downs in production for nearly 78 years, did not make the
Panjebar Semangat stop looking for ways to maintain its existence in this modern media-
paced competence. Based on those facts, the author is interested to revitalize or revive the
vital things without making the trademark on Panjebar Semangat‟s gone.
Using the concept of Javanese Retro Revival, the author expects the design
revitalization of Panjebar Semangat will raise the love of Javanese culture to Indonesian
people which in the past could unite this country, the author hopes the elements of literary
culture, especially Javanese will continue to exist and even be able to develop better in
the future.
Keywords: Panjebar Semangat, Javanese, Retro, Revival
v
KATA PENGANTAR
Assalamuaikum Wr. Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan
memberikan rahmat dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan laporan yang
merupakan pemenuhan mata kuliah Tugas Akhir dengan judul “Revitalisasi Desain
Majalah Berbahasa Jawa „Panjebar Semangat‟ Dengan Konsep Javanese Retro Revival”
sebagai salah satu mata kuliah jurusan Desain Produk industri – Program Studi Desain
Komunikasi Visual, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan di Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya.
Laporan ini menjelaskan mengenai latar belakang, metodologi penelitian hasil
analisa, hasil riset terhadap subjek desain dan komparator dari produk yang akan didesain
agar menjadi suatu laporan yang sesuai dengan kriteria dan konsep penelitian.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
sempurna, namun penulis telah berusaha dengan sebaik-baiknya, karena itulah segala
saran dan juga kritik dari seluruh pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
laporan ini.
Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk memberikan
sedikit pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan untuk masa yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Surabaya, Juli 2011
Penulis
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Seiring dengan selesainya masa perancangan Tugas Akhir, tidak lupa penulis
menyampaikan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu atas terlaksananya Tugas Akhir ini, antara lain :
1. Allah SWT, atas rahmat dan hidayahNya, kesehatan serta kekuatan bagi saya
dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, terutama memberikan saya berkah
keselamatan dan segala keajaiban dalam seluruh proses tugas akhir ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta, yang telah mencari nafkah untuk dapat menghidupi
keluarga dan biaya untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini serta kasih sayang,
support yang hebat, perhatiannya dan doanya selama ini untuk saya.
3. Adik tercinta, yang telah mendengarkan keluh kesah disaat saya sedang galau dan
memberikan support saya serta selama ini, dan perhatiannya.
4. Eyang tercinta, Mbah Uti, Mbah Kung, dan Obaasan yang mau mendukung dan
memaklumi cucunya yang jarang berkunjung dikarenakan kesibukan selama
berkuliah dan mengerjakan Tugas Akhir ini serta selalu berdoa untuk kesuksesan
saya.
5. Kekasih, sekaligus sahabat dan kekuatan hidupku, Rizky Ramadhani Dipta Putra
yang selalu sabar menemani saya dalam mengerjakan Tugas Akhir ini, serta
support dan bantuannya untuk menyelesaikan hal yang tampaknya mustahil di
kala susah maupun senang, serta doa dan kasih sayangnya selama ini.
6. Bapak Andjrah Hamzah yang telah menjadi dosen pembimbing selama ini dan
memberi masukan dan nasehat terhadap progres maupun kekurangan saya
7. Bapak Sayatman yang memberi masukan selama proses sidang dan memberikan
referensi sebagai sumber ide.
8. Bapak Rahmatsyam Lakoro yang memberi masukan selama proses sidang dan
mengingatkan atas kekurangan yang ada
9. Bapak Nugrahadi Ramadhani yang memberi masukan serta saran yang
membangun selama proses sidang dan tugas akhir ini.
10. Bapak Baroto Tavip Indrojarwo, Ketua Jurusan Desain Produk Industri ITS, yang
banyak memberi kesempatan pada Mahasiswa yang mau memberi kontribusinya
untuk perkembangan kampus.
vii
11. Bapak Sabar, selaku dosen riset desain yang banyak memberikan saran dan kritik
yang sangat teoritis sehingga saya dapat menyelesaikan berbagai masalah dengan
cara yang hebat.
12. Teman-teman Mbois 2006 yang mengajak lari dari kenyataan ketika sedang
buntu.
13. Panjebar Semangat yang telah bersedia memberikan kepercayaan terhadap saya
dan mengijinkan saya menuangkan ide-ide baru untuk diterapkan pada
majalahnya, selama proses pengerjaan Tugas Akhir dan selalu mensupport saya.
14. Teman-teman seperjuangan TA, terima kasih atas support dan informasinya di
saaat saat yang tak terduga.
15. Seluruh Dosen dan Karyawan Desain Produk Industri ITS, atas kerjasamanya
selama ini.
16. Dan seluruh pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam segala hal selama perancangan Tugas Akhir.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii
ABSTRAK .................................................................................................................. iii
ABSTRACT .................................................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... v
UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .................................................................... 1
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ............................................................................ 10
1.3 BATASAN MASALAH ..................................................................................... 12
1.4 RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 13
1.5 RUANG LINGKUP ........................................................................................... 13
1.5.1 Studi Literatur ............................................................................................... 13
1.5.2 Studi Eksisting .............................................................................................. 13
1.5.3 Riset Target Audiens .................................................................................... 13
1.6 TUJUAN PENELITIAN .................................................................................... 13
1.7 MANFAAT PENELITIAN ............................................................................... 14
1.7.1 Manfaat Bagi Majalah Panjebar Semangat .................................................. 14
1.7.2 Manfaat Bagi Masyarakat Umum ................................................................ 14
1.7.3 Manfaat Bagi Mahasiswa dan Institusi (ITS) ............................................... 14
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI EKSISTING ....................................... 17
2.1 LANDASAN TEORI .......................................................................................... 17
2.1.1 Revitalisasi ................................................................................................... 17
2.1.2 Penjelasan Secara Umum Mengenai Jenis Penerbitan ................................. 18
2.1.2.1 Terbitan Promosi .................................................................................. 18
2.1.2.2 Terbitan Berkala ................................................................................... 18
2.1.2.3 Perbedaan Majalah, Newsletter dan Jurnal ........................................... 19
2.1.3 Desain Majalah ............................................................................................. 21
ix
2.1.3.1 Tahapan Mendesain Majalah ................................................................ 21
2.1.4 Electronic magazine (e-magz) ...................................................................... 22
2.1.4.1 Pengertian Electronic magazine (e-magz) ............................................ 22
2.1.4.2 Berbagai Macam Fornat E-magz .......................................................... 22
2.1.4.3 Kelebihan E-magz ................................................................................. 24
2.1.4.4 Kompatibilitas e-magz .......................................................................... 25
2.1.4.5 E-magz Sebagai Sarana Branding ......................................................... 26
2.1.4.6 Strategi Promosi e-magz ....................................................................... 27
2.1.5 Metode Desain Majalah Panjebar Semangat ................................................ 27
2.1.5.1 Penentuan Grid Layout pada Majalah ................................................... 29
2.1.5.2 Bidang Cetak ........................................................................................ 30
2.1.5.3 Pola Layout ........................................................................................... 31
2.1.5.4 Tipografi Majalah ................................................................................. 33
2.1.5.5 Audiens ................................................................................................. 34
2.1.5.6 Penggunaan Huruf Untuk Teks ............................................................ 35
2.1.5.7 Memilih Font ........................................................................................ 35
2.1.5.8 Keterangan Gambar .............................................................................. 36
2.1.5.9 Kombinasi Font .................................................................................... 37
2.1.6 Dasar-Dasar Desain Dan Layout .................................................................. 38
2.1.6.1 Prinsip Desain ....................................................................................... 38
2.1.6.2 Desain Thumbnails ............................................................................... 39
2.1.6.3 Desain Komprehensif ........................................................................... 40
2.1.6.4 Desain final ........................................................................................... 40
2.1.6.5 Desain Layout Cetak............................................................................. 41
2.1.6.6 Perhitungan Jumlah Halaman ............................................................... 43
2.1.6.7 Ilustrasi dan Foto .................................................................................. 44
2.1.6.8 Tabel ..................................................................................................... 47
2.1.6.9 Catatan .................................................................................................. 47
2.1.6.10 Penjilidan .............................................................................................. 47
2.1.7 Psikologi Warna ........................................................................................... 48
2.1.7.1 Contoh Warna dan Psikologinya .......................................................... 49
2.2 STUDI EKSISTING .......................................................................................... 53
2.2.1 Studi Eksisting Kompetitor .......................................................................... 53
2.2.2 Studi Eksisting Komparator E-magz ............................................................ 57
x
2.2.2.1 Motion By Design................................................................................. 57
2.2.2.2 Suave .................................................................................................... 59
2.2.2.3 Wow Magz ........................................................................................... 62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 67
3.1 GAMBARAN UMUM SUBYEK DESAIN ...................................................... 67
3.1.1 Definisi Media Massa ................................................................................... 67
3.1.2 Definisi Majalah ........................................................................................... 67
3.1.3 Definisi Bahasa Jawa .................................................................................... 67
3.1.4 Definisi E-magz ............................................................................................ 68
3.2 TEKNIK SAMPLING ........................................................................................ 68
3.2.1 Populasi ........................................................................................................ 68
3.2.2 Sampel .......................................................................................................... 71
3.3 JENIS DAN SUMBER DATA .......................................................................... 71
3.3.1 Jenis Data ..................................................................................................... 71
3.3.1.1 Data Primer ........................................................................................... 71
3.3.1.2 Data Sekunder ....................................................................................... 72
3.3.2 Sumber Data ................................................................................................. 72
3.3.2.1 Data Primer ........................................................................................... 72
3.3.2.2 Data Sekunder ....................................................................................... 72
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................................................. 73
3.5 METODE PENELITIAN .................................................................................. 73
3.5.1 Perencanaan .................................................................................................. 73
3.5.2 Perancangan .................................................................................................. 73
BAB IV KONSEP DESAIN ........................................................................................... 75
4.1 PENELUSURAN MASALAH .......................................................................... 75
4.1.1 Aspek Pasar .................................................................................................. 77
4.2 TARGET AUDIENS .......................................................................................... 78
4.2.1 Target Primer ................................................................................................ 78
4.2.2 Target Sekunder ........................................................................................... 79
4.3 KONSEP DESAIN ............................................................................................. 81
4.4 UNIQUE SELLING POINT (USP) ................................................................... 82
4.5 KRITERIA DESAIN ......................................................................................... 83
4.5.1 Elemen-elemen vital pada majalah Panjebar Semangat ............................... 83
4.5.2 Gaya Bahasa ................................................................................................. 85
xi
4.5.3 Strategi Visual .............................................................................................. 85
4.5.4 Strategi Media Online (e-magz) Panjebar Semangat .................................... 85
4.5.4.1 Pemilihan e-Magz Sebagai Media Penjualan Secara Online ................ 85
4.5.4.2 Proses distribusi e-magz ....................................................................... 88
4.5.4.3 E-magz Sebagai Pengganti Majalah Versi Cetak ................................. 89
4.5.5 Ketentuan Penggunaan Warna Pada Panjebar Semangat ............................. 89
4.5.6 Penataan Isi Layout ...................................................................................... 92
4.5.7 Tipografi ....................................................................................................... 93
4.5.8 Gaya Ilustrasi ................................................................................................ 94
4.5.9 Cover ............................................................................................................ 95
4.6 PROSES DESAIN .............................................................................................. 98
4.6.1 Elemen Visual .............................................................................................. 98
4.6.1.1 Alternatif Thumbnails Desain Elemen Visual ...................................... 98
4.6.1.2 Alternatif Digital Desain Elemen Visual ............................................ 105
4.6.2 Tipografi ..................................................................................................... 110
4.6.2.1 Alternatif Pengaplikasian Tipografi pada majalah Panjebar Semangat ....
......................................................................................................... 113
4.6.3 Layout ......................................................................................................... 117
4.6.4 Analisa Desain Cover Majalah Panjebar Semangat ................................... 122
4.6.5 Alternatif Thumbnail Desain Cover ........................................................... 122
4.6.5.1 Alternatif 1 .......................................................................................... 122
4.6.5.2 Alternatif 2 .......................................................................................... 123
4.6.5.3 Alternatif 3 .......................................................................................... 123
4.6.5.4 Alternatif 4 .......................................................................................... 124
4.6.5.5 Alternatif 5 .......................................................................................... 124
4.6.5.6 Alternatif 6 .......................................................................................... 125
4.6.5.7 Alternatif 7 .......................................................................................... 125
4.6.5.8 Alternatif 8 .......................................................................................... 126
4.6.6 Alternatif Rough Design Cover Majalah Panjebar Semangat .................... 126
4.7 SPESIFIKASI MAJALAH .............................................................................. 130
4.8 TEKNIS PRODUKSI MAJALAH ................................................................. 130
BAB V IMPLEMENTASI DESAIN ............................................................................ 133
5.1 Tipografi ........................................................................................................... 133
5.2 Aplikasi Desain ................................................................................................. 135
xii
5.2.1 Cover .......................................................................................................... 135
5.2.1.1 Cover Depan ....................................................................................... 135
5.2.1.2 Cover Belakang .................................................................................. 136
5.2.2 Bagian Isi .................................................................................................... 137
5.3 Display E-magz ................................................................................................. 141
5.4 Pembatas Halaman Majalah ........................................................................... 146
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 147
6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 147
6.2 Saran ............................................................................................................... 148
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 149
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Cover majalah Panjebar Semangat no. 40 - 2 Oktober 2010 ................... 7
Gambar 1.2 Cover Majalah Panjebar Semangat no 43 - 23 Oktober 2010 ................... 7
Gambar 1.3 Tampilan desain pada halaman dalam majalah Panjebar Semangat ......... 8
Gambar 1.4 Tampilan desain berwarna pada majalah Panjebar Semangat (edisi ganjil)
................................................................................................................... 8
Gambar 2.1 (a) Contoh Garis Irama ............................................................................ 29
Gambar 2.2 (b) Penempatan Elemen Desain berdasarkan garis irama ....................... 29
Gambar 2.3 (a) Bidang Cetak yang dibuat dengan Metode Van de Graaf. ................. 30
Gambar 2.4 (b) Bidang cetak yang dibuat dengan Metode Diagonal ......................... 30
Gambar 2.5 Bidang cetak yang dibuat dengan Metode bebas .................................... 31
Gambar 2.6 Pola layout dengan garis irama ............................................................... 31
Gambar 2.7 Metode Van e Graaf yang dibagi menjadi dua kolom (a) dan
implementasinya untuk menempatkan teks dan gambar (b) ................... 32
Gambar 2.8 (a) thumbnails newsletter dengan tiga macam metode pemasangan
ilustrasi .................................................................................................... 39
Gambar 2.9 (b) Desain final ........................................................................................ 39
Gambar 2.10 (a) Layout cetak dengan satu sheet kertas yang berisi 16 halaman ......... 42
Gambar 2.11 (b) Informasi layout cetak majalah untuk setiap sheet kertas berisi 16
halaman ................................................................................................... 42
Gambar 2.12 Scan dari hasil cetakan terlihat kotak – kotak piksel yang besar ............ 47
Gambar 2.13 Pembagian warna hangat dan dingin ....................................................... 48
Gambar 2.14 Kombinasi warna – warna hangat ........................................................... 49
Gambar 2.15 (a) Palet Warna Retro .............................................................................. 51
Gambar 2.16 (b) Penjabaran Palet Warna Retro berdasarkan RGB.............................. 51
Gambar 2.17 (a) Palet Warna Javanese ......................................................................... 52
Gambar 2.18 (b) Penjabaran Palet Warna Javanese berdasarkan RGB ........................ 52
Gambar 2.19 (a) Palet Warna Revival .......................................................................... 52
Gambar 2.20 (b) Penjabaran Palet Warna Revival berdasarkan RGB .......................... 52
Gambar 2.21 Preview Motion By Design cover depan ................................................. 57
Gambar 2.22 Salah satu tampilan layout Motion By Design ........................................ 58
Gambar 2.23 Preview halaman ketika berpindah ke halaman selanjutnya ................... 59
Gambar 2.24 Preview cover depan Suave ..................................................................... 59
xiv
Gambar 2.25 Preview salah satu halaman Suave .......................................................... 61
Gambar 2.26 Preview salah satu halaman Suave yang dibuka ..................................... 62
Gambar 2.27 Preview cover depan WowMagz ............................................................. 62
Gambar 2.28 Preview layout artikel WowMagz ........................................................... 63
Gambar 2.29 Preview layout artikel WowMagz yang menampilkan rubrik tentang
gadget ...................................................................................................... 64
Gambar 2.30 Preview content WowMagz .................................................................... 65
Gambar 4.1 Bagan Konsep Desain ............................................................................. 80
Gambar 4.2 Bagan Penentuan E-magz sebagai media online ..................................... 87
Gambar 4.3 Bagan proses distribusi e-magz Panjebar Semangat ............................... 88
Gambar 4.1 (a) Contoh Unsur Warna Javanese pada Batik (Corak Jetis) .................. 90
Gambar 4.2 (b) Contoh Unsur Warna Javanese pada Batik (Corak Jetis Sidoarjo) .... 90
Gambar 4.3 (c) Contoh Unsur Warna Javanese pada Batik (Corak Sekardangan) ..... 90
Gambar 4.4 Contoh unsur warna Kesenian Wayang .................................................. 91
Gambar 4.5 Contoh unsur warna retro ........................................................................ 91
Gambar 4.6 Contoh unsur warna revival .................................................................... 92
Gambar 4.7 Contoh layout teks dan gambar pada majalah Panjebar Semangat ......... 92
Gambar 4.8 Contoh layout majalah yang dapat menjadi komparator untuk revitalisasi
Panjebar Semangat .................................................................................. 93
Gambar 4.9 Font Tahoma dengan ukuran 9,5 pt yang digunakan untuk isi majalah
Panjebar Semangat .................................................................................. 94
Gambar 4.10 Contoh gaya ilustrasi pada majalah Panjebar Semangat ......................... 95
Gambar 4.11 Contoh ilustrasi untuk cover depan sebuah majalah ............................... 96
Gambar 4.12 Font pada cover majalah Panjebar Semangat .......................................... 96
Gambar 4.13 Font cover setelah direvitalisasi .............................................................. 96
Gambar 4.14 Layout cover majalah Panjebar Semangat .............................................. 97
Gambar 4.15 Layout cover majalah TIME ................................................................... 97
Gambar 4.16 Elemen Visual ......................................................................................... 98
Gambar 4.17 Semar dan gareng, dua diantara empat punakawan ................................ 99
Gambar 4.18 Berbagai macam motif batik kawung yang telah dimodifikasi ............... 99
Gambar 4.19 Semacam kaligrafi yang dibentuk dari aksara Jawa dan unsur – unsur
relief ...................................................................................................... 100
Gambar 4.20 Macam – macam bentuk stilasi wayang spserti arjuna (kiri), srikandi
(tengah) serta gatutkaca (kanan)............................................................ 101
xv
Gambar 4.21 Bentuk Gunungan dalam perwayangan ................................................. 102
Gambar 4.22 Kepala barong yang menggambarkan keperkasaan. ............................. 103
Gambar 4.23 Kepala garuda berada di sebelah kanan dan kiri melambangkan
keseimbangan. ....................................................................................... 103
Gambar 4.24 Pohon dengan akar – akarnya yang menjulur, menggambarkan bahwa
kehidupan manusia akan terus berlanjut sampai ke alam baka. ............ 103
Gambar 4.25 Ular yang mengitari pohon, menggambarkan bahaya yang dapat datang
kapan saja dan dimana saja, sehingga manusia harus dalam keadaan
waspada. ................................................................................................ 104
Gambar 4.26 Motif batik yang diambil dari kelopak bunga khas Jawa Timur ........... 104
Gambar 4.27 Berbagai macam motif batik khas dari Jawa Timur .............................. 105
Gambar 4.28 Elemen visual didapatkan dari motif batik khas jawa timuran yang
menggunakan bunga sebagai motif utamanya ....................................... 106
Gambar 4.29 Elemen visual pada batik motif kawung yang terdapat pada batik yang
digunakan oleh keempat punakawan. .................................................... 106
Gambar 4.30 Stilasi bentuk kepala wayang yang diterapkan menjadi sebuah pattern
berulang. ................................................................................................ 107
Gambar 4.31 Tokoh yang paling terkenal dari punakawan, Semar. ........................... 107
Gambar 4.32 Bentuk penyederhanaan dari gunungan dengan varian warna. ............. 108
Gambar 4.33 Berbagai macam alternatif desain digital yang akan digunakan sebagai
sistem grafis majalah Panjebar Semangat. ............................................ 109
Gambar 4.34 Alternatif 1 ............................................................................................ 114
Gambar 4.35 Alternatif 2 ............................................................................................ 114
Gambar 4.36 Alternatif 3 ............................................................................................ 115
Gambar 4.37 Alternatif 4 ............................................................................................ 116
Gambar 4.38 Alteratif 5 .............................................................................................. 116
Gambar 4.39 Alternatif Thumbnail Desain Layout untuk Rubrik Cerita Rakyat ....... 117
Gambar 4.40 Alternatif Thumbnail Desain Layout untuk Rubrik Crita Bersambung 117
Gambar 4.41 Penempatan image yang disesuaikan dengan grid ................................ 118
Gambar 4.42 Heading yang akan dibuat lebih menonjol dan menarik ....................... 118
Gambar 4.43 Alternatif Thumbnail pada rubrik Gelanggang remaja ......................... 119
Gambar 4.44 Alternatif Sistem Grafis 1 ..................................................................... 119
Gambar 4.45 Alternatif Sistem Grafis 2 ..................................................................... 120
Gambar 4.46 Alternatif Sistem Grafis 3 ..................................................................... 120
xvi
Gambar 4.1 (a) Alternatif Sistem Grafis Hal- 2-3 ..................................................... 121
Gambar 4.2 (b) Alternatif Sistem Grafis Hal- 4-5 .................................................... 121
Gambar 4.1 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 01) ................ 126
Gambar 4.2 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 02) ................ 127
Gambar 4.3 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 03) ................ 127
Gambar 4.4 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 04) ................ 128
Gambar 4.5 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 05) ................ 128
Gambar 4.6 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 06) ................ 129
Gambar 4.7 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 07) ................ 129
Gambar 4.8 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 08) ................ 130
Gambar 5.1 Jenis huruf yang digunakan dalam majalah Panjebar Semangat ........... 133
Gambar 5.2 Cover ..................................................................................................... 135
Gambar 5.3 Desain cover belakang majalah Panjebar Semangat setelah di revitalisasi
............................................................................................................... 136
Gambar 5.4 Tampilan isi dan layout yang telah direvitalisasi .................................. 137
Gambar 5.5 Tampilan isi dan layout ......................................................................... 138
Gambar 5.6 Pemilihan fotografi landscape atau outdoor .......................................... 139
Gambar 5.7 Pemilihan Fotografi indoor ................................................................... 139
Gambar 5.8 Pemilihan Ilustrasi ................................................................................. 140
Gambar 5.9 Tampilan Cover pada e-Magz ............................................................... 141
Gambar 5.10 Tampilan Cover ketika dibuka .............................................................. 141
Gambar 5.11 Tampilan halaman isi ............................................................................ 142
Gambar 5.12 Tampilan Halaman isi ketika dibuka ..................................................... 143
Gambar 5.13 Tampilan Fungsi Zoom ......................................................................... 143
Gambar 5.14 Tampilan Fungsi Search ........................................................................ 144
Gambar 5.15 Tampilan Menu Thumbnails ................................................................. 145
Gambar 5.16 Pembatas Buku ...................................................................................... 146
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah Oplah Panjebar Semangat dalam sepuluh Tahun Terakhir (2000-
2010) ......................................................................................................... 5
Tabel 1.2 Aspek Sumber Berita Terbanyak Dalam Majalah Panjebar Semangat
Tahun 2011 ................................................................................................ 6
Tabel 1.3 Rubik Yang Paling Diminati Oleh Pembaca Tahun 2011 ......................... 9
Tabel 2.1 Kompatibilitas e-Magz ............................................................................ 26
xviii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam kehidupan sehari – hari manusia membutuhkan berbagai macam informasi
yang dapat membantu menambah pengetahuan akan hal baru, kemudian membantu
melakukan segala aktivitasnya. Informasi – informasi tersebut biasanya dirangkum dan
dikemas dengan baik oleh media massa sehingga sebagai kebutuhan individu maupun
makhluk sosial, manusia dapat mengerti hal – hal yang bersumber pada media massa
tersebut. Tentunya ketika mendengar „media massa‟, kata ini bukan merupakan kata yang
asing di telinga, namun banyak sekali diantara kita yang tidak menyadari betapa banyak
peran media massa dan beratnya perjuangan media massa, khususnya media cetak untuk
memperoleh posisi seperti pada saat ini.
Kata Media berasal dari bahasa Latin Medius yang secara harfiah berarti
„tengah‟, „perantara‟, atau „pengantar‟. Atau dengan kata lain media adalah perantara atau
pengantar dari pengirim pesan kepada penerima pesan. Sedangkan Massa merupakan kata
serapan yang berasal dari bahasa Inggris yaitu mass yang artinya massa atau jumlah
besar (kata benda) atau dapat diartikan sebagai massa, rakyat, atau besar-besaran (kata
sifat)1. Kata lain massa merupakan masyarakat atau publik. Jadi definisi Media Massa
adalah channel, media, saluran, sarana, atau alat yang dipergunakan dalam proses
komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak (Channel Of
Mass Communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan dari
komunikasi melalui media massa (Communicate With Media)2.
Media massa dapat dibagi lagi menurut bermacam – macam kriterianya, ada yang
mengelompokkan media massa menjadi beberapa jenis berdasarkan waktu
pembuatannya, berdasarkan bentuknya, dan lain – lain. Berikut ini merupakan pembagian
media massa berdasarkan jenisnya3, dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
1. Media massa cetak atau printed media, adalah media massa yang dicetak dalam
lembaran kertas, contoh ; dari segi formatnya dan ukuran kertas, media massa
cetak secara rinci meliputi :
a. koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau 1/2 plano)
b. tabloid (1/2 broadsheet) 1 M. Echols, John dan Hassan Sadily. Kamus Inggris- Indonesia. Jakarta: Gramedia. 2 http://www.romeltea.com/2009/05/14/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/ 3 http://www.romeltea.com/2009/05/14/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/
2
c. majalah (1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto)
d. buku (1/2 majalah)
e. newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8)
f. buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8)
Isi media massa umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini,
dan feature.
2. Media massa elektronik atau electronic media, adalah media massa yang isinya
disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan menggunakan
teknologi elektronika, contohnya :
a. radio
b. televisi
c. film
3. Media massa online atau online media, cybermedia, yaitu media massa yang
dapat kita temukan di internet (situs web)
Yang jelas, setiap penemuan teknologi media massa tentunya memberikan
kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi. Kelebihan dari
perkembangan teknologi media massa, media cetak khususnya, yaitu dapat meningkatkan
pendidikan masyarakat, menurunkan jumlah buta huruf, pendapatan dan kualitas hidup
pun meningkat4. Dengan adanya fasilitas memadai dan teknologi yang semakin maju,
maka keadaan media cetak saat ini telah menjadi suatu hal yang penting untuk
memajukan pengetahuan umum yang tidak kita dapatkan di sekolah maupun di institusi.
Dalam hal ini media massa yang berbentuk cetak biasanya juga dapat diartikan
sebagai pers. Istilah pers berasal dari bahasa Belanda yang dalam bahasa Inggris berarti
press. Definisi pers yaitu suatu lembaga sosial dan wahana komunikasi massa yang
menjalankan kegiatan jurnalistik meliputi : mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan,
mengolah dan menyampaikan informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara
dan gambar serta data grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan menggunakan media
cetak, media elektronik dan jenis saluran yang tersedia5.
Media massa atau pers di Indonesia dapat dibagi menjadi 3 jenis menurut
pemakaian bahasanya :
1. Pers yang menggunakan bahasa Indonesia
2. Pers yang menggunakan bahasa daerah 4 http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=719&Itemid=9 5 http://id.wikipedia.org/wiki/Pers_Indonesia ( rujukan dari Eisy, M Ridlo. 2007. Peranan Media dalam Masyarakat.
Jakarta : Dewan Pers. hlm. 65 )
3
3. Pers yang menggunakan bahasa asing
Pers di Indonesia sempat mengalami pasang dan surut, namun tidak diragukan
lagi bahwa keberadaan pers saat ini sangat kuat. Padahal untuk dapat menjadi seperti
sekarang, eksistensi sebuah pers memerlukan waktu yang cukup lama. Satu hal yang
selalu dihadapi oleh pers adalah bagaimana caranya agar tetap dapat bertahan di tengah
perubahan. Sebab, selama ini banyak sekali pers yang bermunculan namun pada akhirnya
gulung tikar karena banyak faktor. Meskipun masih ada pers yang dapat bertahan lebih
dari puluhan tahun, namun jumlahnya cenderung sedikit. Saat ini, para pengamat pers
beranggapan bahwa media massa harus melakukan sebuah revolusi, reposisi, dan tampil
lebih modern, agar tidak dianggap ketinggalan jaman. Ukuran – ukuran media massa saat
ini juga mengalami perubahan standar berdasarkan tipologi modernitas dengan
konsekuensi menghilangkan standar lama yang dianggap sudah usang6.
Berdasarkan situasi tersebut maka penulis tertarik untuk membahas dan mengenal
lebih dalam mengenai awal terbentuknya pers berbahasa daerah di Indonesia. Dengan
mengacu pada yang berbeda dan unik. Pengertian unik di sini berarti pers tersebut
memiliki standarisasi berbeda dengan pers pada umumnya karena menggunakan bahasa
selain bahasa Indonesia, yaitu pers yang menggunakan bahasa daerah, khususnya bahasa
Jawa. Karena jika dilihat dari perkembangannya, masa depan pers berbahasa Jawa saat ini
tidak secerah pers berbahasa Indonesia. Hal ini sangat disayangkan, mengingat pers
berbahasa Jawa cukup berperan dalam perjalanan bangsa Indonesia. Sebelum
kemerdekaan dan pada awal kemerdekaan, pers berbahasa Jawa memiliki suatu kekuatan
politik sebagai alat perjuangan, mempersatukan dan menggerakkan bangsa untuk
mengusir penjajah dan bukti keberanian sebagai suatu penyalur aspirasi masyarakat.
Pendekatan pers yang menggunakan bahasa Jawa untuk membangun suatu „kekuatan
rakyat‟ pada masa itu bukan hanya berperan sebagai alat perubahan sosial, ekonomi
maupun politik. Namun juga merupakan suatu bentuk kesetiaan konsumen terhadap
produsen. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya berbagai macam media massa
berbahasa Jawa yang telah menjadi suatu jembatan bagi masyarakat Indonesia yang
ketika itu masih belum mengetahui banyak hal baru, terutama berita mengenai
perkembangan bangsanya sendiri karena masih dalam kondisi yang terjajah.
Pers berbahasa Jawa pertama kali adalah Bromartani yang terbit di Surakarta
pada tanggal 29 Maret 1855. Sayang, Bromartani yang berbentuk majalah ini hanya
berumur satu tahun saja karena misi majalah ini dianggap sebagai ancaman bagi 6 Suprawoto, Panjebar Semangat di Tengah Tantangan Zaman, Yayasan Pinang Sirih, Sidoarjo, 2004. Hal 10
4
pemerintah pada saat itu. Setelah Bromartani berhenti terbit, banyak sekali pers berbahasa
Jawa lainnya yang juga sempat terkenal, namun sebagian besar dari mereka sudah tidak
dapat mepertahankan keeksistensiannya lagi7. Kemudian pada tanggal 2 September 1933,
atas gagasan Dr. Soetomo, di Surabaya terbit sebuah majalah mingguan berbahasa Jawa,
Panjebar Semangat. Dari sekian banyak pers berbahasa Jawa yang terbit sebelum
kemerdekaan, hanya Panjebar Semangat yang sampai sekarang masih bertahan dan tetap
mempertahankan ciri khasnya sebagai majalah berbahasa Jawa, dengan memiliki
perusahaan percetakan dan penerbitan milik sendiri yang terletak di Jl. Bubutan 87 (Jl.
GNI 2) Surabaya8. Dengan segala upaya yang telah dijalani, majalah mingguan berbahasa
Jawa ini selalu berusaha untuk mengikuti perkembangan jaman yang bisa dikatakan tidak
mudah bagi suatu penerbitan media massa yang akan menginjak usia ke 78 tahun ini.
Sebagai majalah yang menggunakan bahasa Jawa, Panjebar Semangat harus
berhadapan dengan banyaknya penerbitan yang bermunculan di era modernisasi seperti
sekarang ini. Hal yang dapat dilakukan untuk mengejar ketinggalan seharusnya adalah
memajukan majalah dalam hal meningkatkan kualitasnya. Di sisi lain, harga semua
peralatan cetak dan ongkos pengiriman semakin melonjak. Menaikkan harga untuk
berlangganan secara tiba – tiba juga tidak memungkinkan, karena dampaknya akan
menyebabkan jumlah pelanggan yang semakin menurun.
Majalah ini mengandalkan pemasukan dari pelanggan setianya, sehingga jumlah
oplahnya disesuaikan dengan jumlah pelanggan. Sistem langganan didominasi melalui
agen karena lebih mudah dijangkau9. Keuntungan berlangganan lewat agen juga
mempermudah pembayaran dan juga pengirimannya lebih cepat karena melalui kantor
pos.
Tabel 1.1 Penjualan Majalah Panjebar Semangat
TAHUN JUMLAH OPLAH
2000 24.000 eksemplar
2001 24.000 eksemplar
2002 23.000 eksemplar
2003 22.000 eksemplar
2004 22.000 eksemplar
7 Penjelasan lebih detail mengenai sejarah perkembangan pers berbahasa Jawa terlampir 8 Depth interview dengan Redaktur Pelaksana majalah Panjebar Semangat, Drs. Aryo Tumoro 9 Depth interview dengan Bapak Kukuh Setyo Wibowo, Staf Redaksi Panjebar Semangat
5
2005 22.000 eksemplar
2006 21.000 eksemplar
2007 21.000 eksemplar
2008 20.000 eksemplar
2009 19.000 eksemplar
2010 19.000 eksemplar
Tabel 1.1 Jumlah Oplah Panjebar Semangat dalam sepuluh Tahun Terakhir (2000-2010)
Sumber : Data dan Grafik Penjualan majalah Panjebar Semangat per 13 Juni 2011
Dengan adanya kondisi tersebut, memang dapat diibaratkan sebagai pukulan
telak bagi majalah Panjebar Semangat, namun kondisi seperti inilah yang sedang terjadi
pada penjualan majalah Panjebar Semangat dalam sepuluh tahun terakhir ini. Salah satu
penyebab diantaranya adalah beberapa pelanggan yang usianya sudah sangat lanjut,
dengan kemampuan yang menurun untuk membaca, kemudian generasi para orang tua
inipun hilang dikarenakan waktu, selain itu budaya berbahasa Jawa melalui tulisan juga
sudah jarang sekali diwariskan kepada anak cucu mereka10. Sebagian besar anak cucu
mereka telah lama meninggalkan bahasa Jawa karena telah berpindah tempat, atau
memang sedari kecil tidak dibiasakan mendengar dan berkomunikasi menggunakan
bahasa Jawa karena sudah dianggap sangat tidak „masa kini‟. Hal inilah yang
menyebabkan semakin terkikisnya kebudayaan berbahasa Jawa sebagai bahasa Ibu di
Indonesia, terutama di Pulau Jawa sendiri.
Setelah penulis mengadakan beberapa analisa dengan para pelanggan setia
Panjebar Semangat melalui kuesioner11, menurut mereka, dengan adanya media – media
baru seperti internet dan produk telepon genggam canggih yang hampir setiap hari
bertambah, maka kebiasaan seperti membaca buku, majalah atau koran menjadi semakin
berkurang, karenanya mereka amat menyayangkan hal yang terjadi tersebut. Namun
justru dengan adanya dunia teknologi yang semakin berkembang inilah yang menjadi
salah satu keuntungan lain untuk majalah Panjebar Semangat, karena saat media seperti
agen majalah yang masih menggunakan pengiriman melalui pos kurang menjangkau
pelanggan – pelanggan yang berada di luar kota besar dan berada di daerah yang kurang
memiliki fasilitas pengiriman yang memadai. Menurut salah satu responden yang cukup
10 Depth interview dengan Redaktur Pelaksana majalah Panjebar Semangat, Drs. Aryo Tumoro 11 hasil tabulasi terlampir
6
paham dengan teknologi, hal yang menjadi jembatan antara generasi tua dan muda saat
ini adalah dengan membuat media yang dapat memahami antara keinginan keduanya.
Bukan hanya terpaku pada pemikiran kuno yang berarti segala sesuatunya harus
dipertahankan seperti pada saat ia pertama muncul, namun jika sebuah media yang sudah
berpuluh – puluh tahun bisa membuatnya lebih baik dan menarik minat yang lebih besar
untuk menambah jumlah pembaca, mengapa tidak dibuat seperti itu saja.
Tabel 1.2 Kategori Berita Majalah Panjebar Semangat
Tabel 1.2 Aspek Sumber Berita Terbanyak Dalam Majalah Panjebar Semangat Tahun 2011
Sumber : Arsip data Panjebar Semangat per 13 Juni 2011
Pada tabel di atas dapat dilihat apa saja kategori berita yang dimuat oleh majalah
Panjebar Semangat dalam tiap-tiap edisinya. Kategori berita mengenai politik dan
pemerintahan yang paling banyak dimuat karena berita-berita terbaru mengenai
perkembangan negara Indonesia termasuk hal penting dan berguna untuk menambah
pengetahuan para pembaca majalah Panjebar Semangat terutama yang jarang melihat
acara berita di televisi maupun di media lain. Kemudian yang menempati kategori berita
terbanyak selanjutnya adalah budaya, pendidikan dan seni. Hal ini merupakan suatu ciri
khas dari majalah Panjebar Semangat yang sejak dulu selalu menampilkan keragaman
budaya serta keindahan seni terutama yang berasal dari kebudayaan Jawa dan sebagian
dari beberapa daerah di Indonesia.
16,2 15,7
13,1 12,5
10,1 9,4
6,8 6,5
3,2 3,1 3,4
02468
1012141618
%
7
Gambar 1.1 Cover majalah Panjebar Semangat no. 40 - 2 Oktober 2010
Contoh tampilan cover depan dari majalah Panjebar Semangat bernomor 40,
dapat dilihat secara sepintas penataan dan kualitas foto yang dihasilkan kurang maksimal
untuk sebuah cover suatu majalah. Kemudian model pada cover merupakan dua orang
penari tradisional yang mengenakan pakaian adat. Pada cover belakang edisi ini terdapat
gambar dan keterangan mengenai bermacam-macam keris yang memiliki keunikan
tersendiri.
Gambar 1.2 Cover Majalah Panjebar Semangat no 43 - 23 Oktober 2010
Sedangkan pada cover depan edisi 43,majalah Panjebar Semangat memilih model
dengan menggunakan pakaian sehari-hari. Dari kedua edisi majalah tersebut saja sudah
dapat disimpulkan bahwa tidak adanya aturan dan standar khusus untuk pemilihan cover,
terlihat seperti terburu-buru dan kurang matang.
8
Gambar 1.3 Tampilan desain pada halaman dalam majalah Panjebar Semangat
Gambar di atas menunjukkan salah satu halaman pada majalah Panjebar
Semangat yang merupakan rubrik “Crita Sambung”. Dapat dilihat kekuatan ilustrasi pada
halaman cerita sambung ini sangat mendominasi dan memberikan suatu ciri khas yang
kuat dengan gaya gambar yang susah untuk dapat diduplikasi dengan menggunakan
software komputer terbaru sekalipun.
Gambar 1.4 Tampilan desain berwarna pada majalah Panjebar Semangat (edisi ganjil)
Halaman berwarna di atas hanya merupakan dua halaman yang diletakkan di
tengah majalah untuk sisipan. Sisipan ini ditampilkan pada majalah dengan edisi
bernomor ganjil saja. Biasanya artikel yang dimuat berupa tren atau berita terbaru.
9
Tabel 1.3 Rubik Yang Paling Diminati Oleh Pembaca Tahun 2011
Sumber : Hasil Kuesioner terhadap 100 responden per 7 Juli 2011
Hasil kuesioner tersebut di atas memberikan gambaran akan rubrik yang menjadi
favorit dan mana yang kurang diminati, jika saja Panjebar Semangat dapat memahaminya
sejak dulu, mungkin nantinya akan ada beberapa perubahan yang dapat dilakukan untuk
menambah maupun mengubah beberapa rubrik yang kurang diminati menjadi sebuah
8,1
7,3
7,2
7,1
6,6
6,3
6
5,2
5,1
4,4
4,3
3,5
3,2
3,1
2,9
2,7
2,4
2,3
2,1
2
1,8
1,6
1,2
1
0,9
0,7
0,5
0,3
0,2
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Alaming Lelembut
Padhalangan
Crita Sambung
Sariwarta
Crita Rakyat
Glanggang Remaja
Crita Cekak
Yok apa rek kabare Surabaya?
Brita Anyar
Kasarasan
Crita Misteri
Sejarah
Budaya
Aiti
Dredah & Masalah
Obrolan
Olahraga
Astrologi
Paran Pitakon Lelembut
Kok Rena-rena
Pitakon & Jawaban Kawruh Agama Islam
Renungan
Tasawuf Populer
Opo Tumon?
Cangkriman & Sing Lucu
Layang Saka Warga
Taman Geguritan
Paran Pitakon Bab Hukum
%
10
kombinasi rubrik yang lebih baik dengan penataan yang juga lebih teratur dan terarah
agar dapat mengena pada target segmen yang telah ditentukan.
Jika majalah Panjebar Semangat tidak melakukan perubahan apapun dalam segi
tampilan maupun dalam performa atau keadaan content maupun isinya pada edisi – edisi
berikutnya, maka yang ditakutkan adalah semakin berkurangnya pembaca majalah tertua
di Indonesia ini. Karenanya penulis menginginkan adanya sebuah revitalisasi yang
nantinya akan dapat merubah image majalah Panjebar Semangat yang pada mulanya
terkesan sangat kuno menjadi suatu majalah yang tetap bisa dijangkau oleh pembaca
lamanya dan bukan tidak mungkin kemudian bertambah pelanggan barunya, dalam artian
pelanggan baru ini dengan segmentasi usia yang lebih muda.
Dengan adanya revitalisasi ini diharapkan agar tampilan majalah Panjebar
Semangat nantinya akan dapat berubah menjadi lebih baik, lebih teerorganisir dari segi
layout, pemilihan font, rubrikasi, hingga cover-nya.
Bagaimanapun, pers yang ingin mengalami pembaharuan dan kemajuan sudah
seharusnya mengikuti perkembangan teknologi, industrialisasi dan investasi yang besar
untuk masa depannya. Agar industri pers dapat bertahan, bukan hanya meningkatkan
mutu cetak untuk menarik minat para pelanggan dan meningkatkan jumlah pembaca,
tetapi juga melakukan terobosan baru dalam melakukan promosi seperti dengan
memberikan berbagai bentuk loyalitasnya pada pelanggan. Lahirnya persaingan ini
merupakan suatu akibat dari perkembangan teknologi komunikasi pers untuk menjawab
kebutuhan masyarakat akan suatu penerbitan yang bermutu, baik secara materi, grafis
maupun kecepatan peredarannya. Dengan persaingan yang sangat ketat inilah maka
sangat diperlukan sebuah strategi pada sebuah perusahaan pers. Kebijakan redaksi
(editorial policy) akan mewujudkan stategi-strategi tersebut untuk membentuk suatu
karakter pers yang memiliki ciri-ciri tertentu dalam tampilan maupun isinya.
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang di atas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang
terdapat pada majalah mingguan berbahasa Jawa, Panjebar Semangat ini adalah :
1. Sejak tahun 1980-an majalah Panjebar Semangat menggunakan standar ketentuan
pemakaian layout yang tidak berubah, menjadikannya terlihat sudah ketinggalan
jaman dibandingkan dengan salah satu kompetitornya, majalah Jaya Baya, dan
majalah- majalah baru pada umumnya.
11
Sumber : Hasil Focus group discussion yang telah dilaksanakan pada tanggal 9
Februari 2010
2. Pelanggan baru majalah Panjebar Semangat dengan target segmen yang telah
ditentukan menginginkan adanya pembaharuan dalam penampilan Panjebar
Semangat.
Sumber : hasil kuesioner terhadap responden dengan usia dewasa lanjut (25 –
35 tahun) sampai usia separuh baya (36 – 50 tahun)12
3. Jangkauan penyebaran Majalah Panjebar Semangat yang masih kurang, karena
hanya bisa diperoleh dengan cara berlangganan melalui agen majalah maupun
berlangganan secara langsung yang dikirim melalui pos. Saat ini pengiriman yang
dilakukan Majalah Panjebar Semangat melalui agen hanya ada di kota – kota besar
saja di Jawa Timur, Jawa Tengah, DIY, kemudian ada juga di Bandung, Jakarta,
Lampung, Jambi, Palembang, Balikpapan dan Nunukan. Sehingga bagi pelanggan
yang berada di luar daerah tersebut tidak akan bisa memperoleh majalah Panjebar
Semangat secepat pelanggan yang berada di kota besar.
Sumber : Arsip Data Majalah Panjebar Semangat per 11 Februari 2010
4. Kurangnya promosi yang dilakukan secara berkala untuk membantu meningkatkan
jumlah pelanggan di beberapa media pendukung.
Berikut adalah beberapa media yang mengiklankan majalah Panjebar Semangat
dalam satu tahun terakhir :
a. Radio Jodhipati FM 106,1 Mhz, Nganjuk, Jawa Timur
b. Radio Pandowo FM 104,3 Mhz, Tulungagung, Jawa Timur
c. Radio JT FM 88,9 Mhz, Surabaya, Jawa Timur
d. Radio Pertanian Wonocolo AM 200 M/1,449 Khz – SW 64 M/ 4,698 Khz
Promosi atau iklan yang dipasang radio bersifat barter, jadi ketika salah satu radio
menyiarkan iklan mengenai Panjebar Semangat, maka iklan radio ini juga terpasang
di halaman iklan Majalah Panjebar Semangat setiap minggunya.
Sumber : Hasil Depth interview dengan Redaktur Pelaksana Panjebar
Semangat, Drs. Aryo Tumoro
5. Kurangnya awareness dan pengetahuan para generasi muda pada umumnya
mengenai pers berbahasa Jawa terutama Panjebar Semangat.
12 Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran. Ghalia
Indonesia. Jakarta. Hal. 199
12
Sumber : hasil kuesioner terhadap responden dengan usia dewasa awal (19 – 24
tahun)13
6. Panjebar Semangat mengalami penurunan jumlah pelanggan terdata sejak tahun
2000.14
7. Saat ini Panjebar Semangat mengalami keterbatasan dana yang sangat berdampak
pada kemajuannya. Misalkan ada usul tentang penambahan rubrik yang seharusnya
menjadi suatu daya tarik namun karena adanya ketentuan membatasi jumlah
halaman yang berhubungan dengan bertambahnya pula biaya untuk plat dan kertas,
maka hal ini tidak dapat diwujudkan.
Sumber : Hasil Depth interview dengan Redaktur Pelaksana Panjebar
Semangat, Drs. Aryo Tumoro
8. Kurangnya sumber daya manusia yang dapat membantu menyumbangkan materi –
materi yang lebih berisi, serta memberikan ide – ide yang lebih segar.
Sumber : Hasil Depth interview dengan Redaktur Pelaksana Panjebar
Semangat, Drs. Aryo Tumoro
9. Tidak tersedianya fasilitas yang memadai, misalnya saja alat cetak yang sudah
bertahun – tahun lamanya tidak diganti dengan yang baru (masih menggunakan
mesin cetak offset WEB merek Goss Community dan mesin sheet merek Komori
sejak tahun 1990-an). Juga fasilitas seperti komputer yang digunakan untuk
menyimpan data penting, mengedit ulang naskah yang akan diterbitkan, serta
mengedit foto dan gambar yang kualitasnya masih sangat kurang.
Sumber : Hasil Depth interview dengan Redaktur Pelaksana Panjebar
Semangat, Drs. Aryo Tumoro
1.3 BATASAN MASALAH
1. Perancangan tidak membahas bagaimana perincian biaya yang akan dikeluarkan
mulai awal hingga akhir proses revitalisasi majalah Panjebar Semangat.
2. Perancangan majalah berdasarkan pada referensi masalah-masalah desain sebagai
fungsi estetika dari media.
3. Perancangan Media promosi merupakan prioritas terakhir dan hanya akan
dikerjakan apabila terdapat sisa waktu dalam perancangan.
13 ibid, hal. 199 14 Depth interview dengan Bapak Soegiyono, Bagian Pengelola Keuangan Majalah Panjebar Semangat *data tabel pribadi, tidak dapat disertakan karena kebijakan perusahaan
13
4. Perancangan tidak membahas mengenai distribusi majalah Panjebar semangat
setelah proses revitalisasi.
1.4 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana merevitalisasi majalah Panjebar Semangat menjadi suatu majalah
berbahasa Jawa yang tetap mempertahankan ciri khasnya namun terdapat pula unsur –
unsur baru dan dapat diterima oleh semua pelanggannya?
1.5 RUANG LINGKUP
1.5.1 Studi Literatur
1. Studi literatur mengenai revitalisasi, mendesain sebuah majalah dan definisi dari
berbagai macam penerbitan surat kabar, hingga lebih menjelaskan secara detail
mengenai isi dan layout suatu majalah.
2. Studi literatur yang menjelaskan bagaimana menjual majalah dengan cara online
(electronic magazine atau biasa disebut e-magz).
1.5.2 Studi Eksisting
Meliputi studi perbandingan dengan komparator majalah dan e-magz yang sudah
ada.
1.5.3 Riset Target Audiens
Meliputi penelitian tentang target audiens untuk mengetahui aktivitas,
ketertarikan dan opini tentang majalah Panjebar Semangat, yang nantinya akan menjadi
acuan bagi gaya perancangan dari isi majalah Panjebar Semangat secara keseluruhan
supaya tepat sasaran.
1.6 TUJUAN PENELITIAN
Sebagai suatu sarana untuk membuat majalah Panjebar Semangat lebih dikenal
oleh generasi muda tetapi juga tidak ditinggalkan oleh pelanggan lamanya, dengan
adanya awareness yang muncul untuk majalah Panjebar Semangat, maka besar harapan
akan ada generasi muda yang akan menyukai majalah ini dan memulai untuk
berlangganan. Sehingga bukan tidak mungkin, kebudayaan dan sastra Jawa yang mulai
memudar saat ini dapat dilestarikan kembali melalui majalah Panjebar Semangat.
14
1.7 MANFAAT PENELITIAN
1.7.1 Manfaat Bagi Majalah Panjebar Semangat
1. Meningkatkan jumlah pelanggan majalah Panjebar Semangat.
2. Meningkatkan awareness konsumen kepada majalah Panjebar Semangat.
1.7.2 Manfaat Bagi Masyarakat Umum
Menumbuhkan rasa cinta kepada budaya Indonesia, khususnya bahasa Jawa yang
telah terlupakan karena banyaknya modernisasi yang masuk ke Indonesia dewasa ini.
1.7.3 Manfaat Bagi Mahasiswa dan Institusi (ITS)
1. Sebagai bentuk pembelajaran mahasiswa dalam menerapkan disiplin ilmu yang
telah diperoleh di bangku kuliah pada dunia nyata.
2. Sebagai prasyarat mahasiswa bersangkutan dalam menyelesaikan studinya.
1.8 SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang, Identifikasi Masalah, Batasan Masalah,
Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika Penulisan.
Di dalam latar belakang, dijelaskan secara lengkap, apa yang melatarbelakangi
penulis untuk memutuskan memilih judul tersebut, kemudian dengan disertakan teori –
teori pendukung yang dapat dituliskan pada foot note atau catatan kaki.
Kemudian pada identifikasi masalah, penulis dapat menyimpulkan beberapa
permasalahan sehingga diperlukannya sebuah solusi yang tepat untuk memecahkannya.
Namun tidak semua permasalahan akan diselesaikan jika solusi yang ditawarkan tidak
sesuai dengan bidang studi penulis, hal – hal tersebut dapat dikategorikan ke dalam
batasan masalah. Setelah itu, membuat rumusan masalah, pada rumusan masalah,
biasanya yang digunakan adalah kalimat tanya. Kemudian pada tujuan penelitian, penulis
dapat mencantumkan visinya mengenai penelitian yang dilakukan, serta tujuannya untuk
kepentingan pihak terkait. Begitu pula pada manfaat, yang disertakan adalah setelah
selesainya penelitian tersebut, manfaat apa sajakah yang dapat diperoleh dan ditujukan
bagi siapakah manfaat tersebut.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang teori - teori yang digunakan untuk mendukung
penyelesaian masalah atau pencapaian tujuan.
15
Di dalamnya akan dijelaskan secara rinci bagaimanakah cara yang tepat membuat
suatu penelitian dengan berdasarkan pada teori yang ada, dan teori tersebut akan menjadi
acuan bagi penulis untuk menyelesaikan penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang gambaran atau wacana yang lebih detail mengenai
subyek desain dan kaitannya dengan masalah dan tinjauan tentang produk eksisting,
Teknik Sampling, Jenis dan sumber data, serta metode penelitian yang digunakan.
BAB IV : KONSEP DESAIN
Bab ini membahas tentang definisi konsep yang dikaitkan dengan masalah atau
tujuan, penjelasan pentahapan pencapaian solusi serta metode pencapaian desain, mulai
dari penelusuran masalah, penetapan target audiens, konsep desain, serta alternatif desain.
Dapat pula ditambahkan dengan bagan atau skema mengenai metode – metode
pencarian keywords maupun metode yang dilakukan penulis untuk dapat menyelesaikan
problematika dalam penelitian.
BAB V : IMPLEMENTASI DESAIN
Bab ini menjelaskan hasil desain yang terpilih serta implementasinya pada tiap-
tiap media yang telah ditentukan, lengkap dengan strategi dan perincian karakter
medianya.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan apa yang dapat diambil dari penelitian
yang telah dilakukan dan saran apa yang bisa diberikan menilik dari permasalahan-
permasalahan yang muncul selama proses penelitian berlangsung.
16
..:: Halaman ini sengaja dikosongkan ::..
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN STUDI EKSISTING
2.1 LANDASAN TEORI
Bab ini akan mengemukakan landasan teori yang berhubungan erat dengan pokok
permasalahan yang akan dibahas. Landasan teori tersebut akan dipergunakan sebagai
bahan acuan dalam merevitalisasi sebuah majalah. Dalam bab ini, penulis akan
menjabarkan teori – teori penunjang secara umum ketika suatu penerbitan, terutama
sebuah majalah akan dibuat, namun juga akan dijelaskan perbedaan – perbedaan antara
suatu penerbitan dengan jenis penerbitan yang lain, agar pemahaman mengenai terbitan
majalah akan lebih mudah dipahami bila ada suatu komparasi atau perbandingan.
Kemudian ditambah dengan teori secara khusus bagaimana majalah Panjebar Semangat
nantinya akan mengalami suatu perubahan dengan berdasarkan pada teori yang
dikemukakan. Adapun dasar-dasar teori yang dikemukakan adalah sebagai berikut.
2.1.1 Revitalisasi
Revitalisasi adalah suatu upaya meningkatkan peran dan fungsi unsur-unsur
budaya lama yang masih hidup di masyarakat dalam konteks baru dengan tetap
mempertahankan keasliannya15 Dengan definisi tersebut, maka penulis akan memulai
proses revitalisasi majalah Panjebar Semangat dengan meredesain tampilan majalah
Panjebar Semangat supaya terlihat lebih baru tanpa mengubah isi dan ciri khasnya selama
ini.
Yang dimaksud dengan revitalisasi pada majalah Panjebar Semangat yaitu
memperbaiki desain lama yang sudah ada, namun akan tetap mempertahankan elemen –
elemen penting yang menjadi ciri khas dan kekuatan visual dari Panjebar Semangat itu
sendiri. Contoh elemen visual majalah Panjebar Semangat yang paling utama ialah
kekuatan pada desain logonya yang sejak tahun 1970 dipakai hingga saat ini merupakan
suatu brand yang sangat khas. Kemudian pada cover Panjebar Semangat, adanya border
atau framing berwarna merah juga merupakan suatu hal yang sangat membedakan
Panjebar Semangat dengan majalah berbahasa Jawa lainnya.
Untuk majalah Panjebar Semangat yang sudah berpuluh tahun lamanya berdiri,
revitalisasi yang akan difokuskan adalah mengenai layout sebuah terbitan majalah,
15 http://www.scribd.com/doc/22775139/Revitalisasi
18
tentunya revitalisasi bukan hanya berbentuk senbagai layout saja, namun akan lebih
spesifik dibahas mengenai grid – grid dan ketentuan yang berdasarkan literatur untuk
membuat suatu majalah.
2.1.2 Penjelasan Secara Umum Mengenai Jenis Penerbitan
2.1.2.1 Terbitan Promosi
Promosi adalah publikasi yang digunakan untuk promosi, yaitu flyer, poster,
folder, dan brosur. Dalam membuat literatur, promosi teks bukan yang utama menentukan
nilai terbitan, gambar, desain, jenis kertas, warna, dan produksi secara keseluruhan
membuat kesan pertama yang mudah diingat oleh audiens.
Poster sebagai flyer (selebaran) yang berukuran besar, sedangkan flyer dapat
dianggap sebagai poster sederhana. Poster dan flyer memiliki kesamaan dalam hal
tantangan yang ada dalam promosi satu halaman. Agar menjadi efektif, keduanya harus
memberikan kesan grafik yang kuat dan informasi dalam bentuk teks yang jelas dan
tepat.Tanpa grafik yang menarik, poster atau flyer mungkin tidak dapat menyampaikan
pesan dengan baik.
2.1.2.2 Terbitan Berkala
Terbitan berkala seperti majalah, newsletter, dan jurnal memiliki identitas kuat
agar mudah dikenali dan segar dari suatu edisi ke edisi lainnya. Subjek, irama, serta
formatnya harus unik, dan dijaga agar konsisten sepanjang waktu. Tetapi dalam
prakteknya harus ada ide yang segar dan cara-cara baru dalam menyajikan tema. Hal ini
dilakukan agar pembaca tetap tertarik. Setelah perhatian pertama ditujukan pada audiens
dan editorial, perhatian kedua adalah grafik yang mencakup logo, desain cover, sampai
dengan fitur lainnya. Item-item yang selalu muncul pada setiap edisi harus memiliki gaya
yang dikenali dan diletakkan pada posisi tertentu. Jika ada iklan, format harus dibuat
dengan mempertimbangkan tempat iklan tersebut akan ditampilkan, bagaimana
membedakan antara iklan dan editorial, temtama jika berada pada halaman yang sama.
Pekerjaan yang baik bukan hanya mendefinisikan image, tetapi menentukan
seberapa kesungguhan dalam menghasilkan suatu edisi. Suatu format yang konsisten
menunjukan perbedaan antara produksi terbitan yang ditangani dengan profesional dan
ala kadarnya.
1. Newsletter
Newsletter banyak diterbitkan baik untuk kalangan internal atau hubungan
dengan masyarakat. Newsletter digunakan untuk memasarkan produk atau jasa,
19
mengumpulkan dana, dan lainnya. Sebagian besar newsletter digunakan untuk
memberikan informasi kepada audiens tertentu16. Mendefinisikan newsletter bukan hanya
menentukan tujuan umumnya, tetapi dapat melihat keuntungan yang diperoleh organisasi
dengan diterbitkannya newsletter tersebut.
Tidak seperti majalah yang biasanya memiliki staf khusus untuk memproduksi,
newsletter seringditangani oleh orang yang memiliki pekerjaan utama lainnya dalam
organisasi.
2. Majalah dan Jurnal
Kerja sama yang baik antara tim desainer dengan editorial menjadi salah satu
elemen kunci untuk mendapatkan hasil yang baik. Editor yang berpikir secara visual dan
desainer yang menghayati makna suatu materi dalam jurnal atau majalah akan
menghasilkan suatu terbitan yang dinamis dan menarik. Walaupun tugas editor belum
selesai dalam pengolahan naskah, desainer tidak perlu menunggu untuk bekerja.
Keduanya bekerja bersama untuk mengembangkan, membentuk, menghasilkan, dan
menyempurnakan setiap ide sepanjang proses pengolahan terbitan.
Setiap bagian dan artikel merupakan bagian tersendiri, tetapi setelah diatur dalam
majalah merupakan satu kesatuan. Walaupun beberapa orang membaca majalah dari
depan ke belakang, tetapi pemberian kontras dari satu artikel ke artikel lainnya
menciptakan tekstur yang menarik. Dengan meningkatkan inspirasi dalam setiap edisi,
dapat mengukur tingkat penerimaan majalah oleh pembaca. Hampir sarna dengan
majalah, jurnal memiliki karakterstik khusus yang tidak terdapat dalam majalah, yaitu
jurnal ditulis .oleh orang yang memiliki disiplin ilmu tertentu. Artikel yang ditulis
biasanya merupakan hasil penelitian disertai ilustrasi dalam bentuk diagram atau grafik.
Dalam jurnal biasanya hanya sedikit iklan, bahkan sering tidak ada sama sekali.
2.1.2.3 Perbedaan Majalah, Newsletter dan Jurnal
Majalah, newsletter, dan jurnal diterbitkan berseri, merupakan terbitan berkala
dengan periode waktu tertentu, dapat mingguan, bulanan, tiga bulanan, atau periode
waktu lainnya. Pada umumnya, perbedaan antara majalah, jurnal, dan newsletter
16 Hadi Sutopo, Ariesto. 2007. Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta. Hal-2
20
ditentukan bagaimana ditulis, untuk siapa ditulis, dan bagaimana mendistribusikannya17.
Perbedaan antara majalah dan newsletter adalah:
a. Isi
Majalah adalah terbitan berkala dengan artikel, cerita, atau gambar pada
bermacam-macam subjek yang ditulis oleh banyak penulis. Newsletter adalah terbitan
berkala dengan artikel tentang satu subjek atau topik yang ditulis oleh banyak penulis.
Sedangkan jurnal adalah terbitan berkala dengan artikel tentang satu disiplin ilmu yang
ditulis oleh banyak penulis.
b. Audiens
Majalah ditulis untuk umum, walaupun untuk orang yang tertarik pada bidang
tertentu. Newsletter dan jurnal ditulis untuk sekelompok orang yang tertarik pada bidang
tertentu, yang bisanya tidak dimengerti oleh orang lain.
c. Distribusi
Majalah tersedia umum, dapat berlangganan atau dijual di tempat umum.
Newsletter didistribusikan terbatas kepada anggota suatu organisasi. Sedangkan jurnal
didistribusikan terbatas kepada anggota suatu organisasi atau yang memiliki perhatian
pada disiplin ilmu tertentu.
d. Jilid
Majalah dan jurnal biasanya dijilid menggunakan saddle-stitching atau perfect
binding tergantung dari jumlah halaman. Sedangkan newsletter tidak perlu dijilid atau
mungkin hanya menggunakan saddle-stitching atau penjepit sederhana pada sudut
halaman.
e. Layout
Perbedan yang umum secara visual majalah dengan newsletter adalah pada cover.
Majalah dan jurnal memiliki cover yang di dalamnya, tercantum nama penerbit, grafik,
dan mungkin headline tentang apa yang terdapat di dalamnya. Newsletter pada umumnya
memiliki satu nama dengan satu atau lebih artikel di depan, dan tanpa cover yang
terpisah.
f. Warna/Pencetakan
Tidak ada aturan yang tidak memperbolehkan newsletter dan jurnal dicetak
dengan 4 warna di atas kertas glossy. Newsletter dan jurnal lebih banyak dicetak dengan
hitam putih, atau warna spot, sedangkan majalah dicetak dengan full color.
17 ibid, Hal-3
21
2.1.3 Desain Majalah
2.1.3.1 Tahapan Mendesain Majalah
Secara umum, bila akan mendesain suatu majalah yang benar – baru, maksudnya
bukan untuk mendesain ulang atau me-redesain majalah yang sudah ada, tahapan yang
pertama kali ditentukan adalah :
1. Menentukan tujuan. Pada tahap ini ditentukan tujuan pesan yang disampaikan
melalui terbitan, serta audiens yang menggunakannya. Tujuan dan audiens
berpengaruh pada nuansa suatu terbitan, dan dapat juga sebagai pencerminan
identitas dari organisasi yang menginginkan informasi sampai kepada audiens.
2. Mencari hal yang baru dan disukai oleh banyak orang. Atau biasanya disebut
trend. Dalam penentuan ini biasanya hal yang dilakukan pertama kali adalah
pengamatan, pengamatan dapat dilakukan melalui banyak cara. Ada yang
menggunakan teori etnografi, yang artinya uraian dan penafsiran suatu budaya atau
sistem kelompok sosial. Peneliti akan menguji kelompok tersebut dan mempelajari
pola perilaku, kebiasaan dan cara hidup. Atau biasanya dapat diungkapkan dalam
istilah : actions speak louder than words. Ketika telah dilakukan tahapan
pengamatan, biasanya untuk melanjutkan proses wawancara akan lebih mudah.
3. Mengkomparasi atau membandingkan dengan media yang sudah ada
sebelumnya. Hal ini juga sangat menentukan bagaimana nantinya suatu majalah
akan menemukan identitas pribadinya namun orang lain juga akan menyukainya.
Mencari komparator yang kira – kira dapat dijadikan sebagai referensi awal
pembuatan majalah adalah langkah pertamanya, kemudian setelah menemukan
adanya pembanding yang dapat dikatakan hampir mirip dengan apa yang diinginkan,
langkah selanjutnya adalah memberikan ide – ide baru dan yang belum pernah
dilakukan oleh media lain, sehingga sebuah pengalaman yang unik akan dirasakan
para pembacanya.
4. Menentukan bentuk majalah. Dengan adanya langkah – langkah sebelumnya,
penentuan ini akan lebih mudah bila desain majalah sudah ditanyakan terlebih
dahulu terhadap pasar yang bersangkutan.
Setelah ke empat langkah tersebut dilakukan, mulailah dengan membuat desain –
desain dasar dan bentukan yang sederhana juga akan membantu. Kemudian untuk
memperluas pandangan mengenai macam – macam jenis penerbitan yang banyak
beredar di pasaran. Dengan mengetahui jenis – jenis tersebut, suatu terbitan juga
22
akan dapat memperluas jangkauannya.
2.1.4 Electronic magazine (e-magz)
2.1.4.1 Pengertian Electronic magazine (e-magz)
E-magz seringkali disebut sebagai Electronic magazine, merupakan versi digital
dari sebuah majalah. Jika biasanya pada sebuah buku akan terdapat tumpukan atau
kumpulan kertas yang di dalamnya berisi teks dan gambar, maka e-magz berisi informasi
digital yang tentunya berisi teks, gambar, dan dikemas dalam sebuah file18.
Menurut sebuah situs wikipedia, e-magz (dalam bahasa Indonesia disebut
majalah elektronik), juga dikenal sebagai majalah digital, adalah teks yang bentuk media
digital setara dengan majalah konvensional yang dicetak, kadang-kadang dibatasi dengan
sistem manajemen hak digital. Sebuah e-magz, seperti yang didefinisikan oleh Kamus
bahasa Inggris, Oxford adalah "versi elektronik dari sebuah majalah cetak yang dapat
dibaca pada komputer pribadi atau telepon genggam, merupakan perangkat yang
dirancang khusus untuk tujuan ini".
Berkembangnya bisnis erat hubungannya dengan kepercayaan, kepercayaan
business-to-business maupun business-to-consumer.
Karena itu e-magz, selain dapat menjadi alat untuk membangun merek (branding)
terhadap suatu produk atau bisnis atau keharuman suatu nama organisasi, menulis
kemudian mempublikasikannya sekaligus dapat juga menjadi alat pemasaran yang
mempunyai nilai jual, selain itu keunikannya, e-magz dapat dikirim maupun di-download
secara elektronika atau digital sehingga pendistribusiannya tidak mengeluarkan biaya
sama sekali.
2.1.4.2 Berbagai Macam Fornat E-magz
Sebagian dari kita mungkin mengenal e-magz hanya memiliki format PDF saja,
tetapi sebenarnya e-magz tersebut terdiri dari beberapa format. Semuanya memang
memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa format dari e-magz antara lain:
1. DOC dan RTF (Rich Text Format)
DOC dan RTF adalah standar word processor yang banyak digunakan di seluruh
dunia, karena sangat kompatibel dengan sistem operasi Windows.
2. HTML (Hypertext Mark-Up Language)
HTML merupakan format yang bisa digunakan untuk menampilkan halaman web.
18 Studio, MataMaya, Berbisnis E-book di kala krisis, Elex Media Komputindo, Jakarta : 2010. Hal 2
23
Untuk membacanya dibutilhkan aplikasi browser seperti Internet Explorer, Mozilla
FireFox, Opera, Safari, dan lain sebagainya. Seiring berkembangnya internet, format
HTML juga akhirnya digunakan untuk e-magz itu. Untuk membuatnya lebih mudah,
kita bisa menggunakan web editor seperti Frontpage, Dreamweaver, atau bisa juga
dengan Notepad.
3. CHM (Compiled Html Help File)
Format ini merupakan pengembangan dari format HTML, terkenal sebagai format
CHM. Sebagai pengembangan HTML, format CHM mampu menyimpan banyak
halaman beserta link-nya termasuk juga gambar dalam satu file saja (kompile).
Format ini mampu mengatur halaman layaknya seperti sebuah buku atau majalah.
Fitur navigasinya juga sangat nyaman dalam penempatan bab, daftar isi, pencarian,
dan favorit. Format ini sudah didukung oleh browser Internet Explorer versi 4.0.
4. DVI (Device Independent)
Format .dvi adalah keluaran daripada TeX dan LaTeX document processor. Format
ini telah dikembangkan oleh Donald E Knuth dari Stanford University tahun 1977
dan populer di kalangan perguruan tinggi dan juga lembaga penelitian. File yang
dihasilkan relatif kecil sehingga sangat cocok digunakan untuk distribusi jurnal,
makalah, tesis, dan technical report karena format ini memiliki fasilitas grafik yang
sangat terbatas.
5. PDF (Portable Document File)
PDF merupakan sebuah format file yang dibuat oleh Adobe System pada tahun 1993
yang pada saat itu digunakan untuk pertukaran dokumen. PDF memiliki unsur
content yang lengkap dikarenakan melibatkan teks, huruf, citra, dan grafIk. File PDF
biasanya baru bisa dibaca menggunakan tool khusus yaitu Adobe Reader, Foxit
Reader, dan masih banyak lagi. Format jenis ini nyaman untuk digunakan sebab ada
fasilitas navigasi halaman, thumbnail, zoom teks, fasilitas pencarian, dan masih
banyak lagi.
6. EXE
Format EXE biasanya merupakan gabungan atau kompilasi dari file PDF dan juga
HTML. Format jenis ini biasanya akan membantu dalam proses baca file, rnisalnya
jika pada komputer tidak terinstal Adobe Reader.
24
2.1.4.3 Kelebihan E-magz
1. Biaya yang dikeluarkan sedikit
Berbeda dengan majalah yang memerlukan biaya yang besar untuk biaya
cetaknya, e-magz ini tentu saja tidak memerlukan biaya sebesar mencetak. Selain itu,
jumlah e-magz yang bisa di-copy jumlahnya bisa tidak terbatas. Untuk pengerjaan e-
magz hanya memerlukan biaya yang kecil, yaitu hanya membutuhkan Microsoft
Word dan tool untuk mengkonversi ke dalam format e-magz.
2. Lebih Fleksibel
Memberikan kemudahan bagi siapapun untuk dapat memiliki perpustakaan
berjalan, dan dapat dibawa kemana-mana saja entah ditaruh di dalam USB Flash
Disk, Laptop atau PDA.
Karena e-magz memiliki format berupa soft copy, maka kita dengan mudah
membawanya kemana saja, misalnya saja kita dapat menyimpan dalam sebuah flash
disk ataupun memory card. Jumlah e-magz yang tersimpan juga akan bisa sangat
banyak, bandingkan jika kita harus membawa 100 majalah kesukaan kemana-mana,
tentu hal ini akan merepotkan. Namun dengan e-magz, maka semuanya itu menjadi
lebih mudah.
3. Lebih Fungsional
Bergantung pada program-program pembuat e-magz dan jenis dokumen
elektronik maka pengguna dapat mencari, melengkapi keterangan mengubah ukuran,
menggarisbawahi teks, memperbesar ukuran huruf, menandai (bookmark),
menggunakan link dan mencetaknya
4. Kemudahan
Kemudahan akses informasi pada jaman sekarang akan lebih memudahkan
para pengguna atau pelanggan untuk mendapatkan e-magz, hanya dengan online di
internet dan memilih apa yang pelanggan butuhkan, beli, download dan baca hanya
dalam beberapa menit.
5. Harga
Memasarkan emagz secara masal, umumnya membuat suatu emagz harganya
jauh lebih murah dibandingkan dalam versi cetak, apalagi bila dihitung juga biaya
pengirimannya.
6. Ruang
25
Perpustakaan elektronik ini dapat menghemat ruang penyimpanan file, uang
dan waktu untuk menghapus, menyortir, menyunting dan mengganti-ganti file atau
konten dari e-magz.
7. Ketersediaan
Buku-buku yang kurang diminati tidak perlu dicetak, karena ini hanya akan
memenuhi rak gudang penyimpanan. Berbeda dengan e-magz hal ini tidak menjadi
masalah mengingat berformat elektronika bukan cetak. Dan buku yang kurang
lakupun dapat dicetak ke dalam format e-magz dengan cepat dan efisien dalam segi
biaya.
8. Mudah dipublikasikan
Sangat efisien dan hemat bagi para penulis untuk mempublikasikan e-magz-
nya sendiri, selain meningkatkan kuantitas maupun variasi informasi untuk salah
satu industri secara fokus yang digemari oleh pasar tertentu.
9. Konservasi
Artinya, anda membantu melestarikan alam, pohon-pohon dan juga terhadap
polusi karena adanya proses manufaktur.
2.1.4.4 Kompatibilitas e-magz
Tabel 2.1 Kompatibilitas e-Magz
Sistem
Operasi
Versi Format
Windows, PC Windows 95, 98, ME, NT, 2000 andXP
Microsoft Reader (Encrypted/Unencrypted), Palm Reader, Adobe Acrobat, HTML, Microsoft Word
Palm OS Palm III Series, V Series, VII Series, mIOO Series, mI25 Series, m500 Series, Visor, TRG Pro, Sony CLIE, IBM Workpad
Palm Reader (Encrypted/Unencrypted), HTML, Adobe Acrobat
Pocket PC (Windows CE 3.0)
HP Jomada, Compaq iPAQ, Compaq Aero, Casio Cassiopeia
Microsoft Reader (Unencrypted), Palm Reader (Encrypted/Unencrypted),
26
HTML, Microsoft Word Pocket PC 2002 HP Jornada
Compaq iPAQ, Compaq Aero, Casio Cassiopeia
Microsoft Reader (Unencrypted), Palm Reader (Encrypted/Unencrypted), HTML, Microsoft Word
Gemstar e-book RCA REB11OO Rocket Editions, Softbook Editions.
Macintosh All versions of Mac Os Microsoft Reader (Unencrypted), Palm Reader (Encrypted/Unencrypted), HTML, Microsoft Word Adobe Acrobat
Hiebook N/A Hiebook
Tabel 2.1 Kompatibilitas e-Magz
Sumber: Buku “Cari Uang Lewat E-Book”19
2.1.4.5 E-magz Sebagai Sarana Branding
1. Memperkuat Reputasi Stakeholder. Rodney Dangerfield20 pemah mengatakan
bahwa “kalau seseorang ingin mendapatkan pengakuan (recognition), maka ia akan
menyarankan kepada orang lain mengapa tidak menulis e-magz yang menguraikan
dalam bidang apa seorang pakar?”21
Namun suatu e-magz yang ditulis asal-asalan dan tidak bermutu akan mendatangkan
aib dan cela terhadap seseorang dan seseorang tidak akan mendapatkan pengakuan,
namun e-magz yang bermutu dapat sangat membangun reputasi seseorang sebagai
seorang pakar dalam bidang tertentu di kalangan para pekerja dan mitra bisnis
maupun dengan para klien dan pesaing Tetapi bagaimana pun juga para penulis e-
magz pun lambat namun pasti akan mendapatkan pengakuan sendiri.
2. Mendapatkan Penghasilan, menulis dan menerbitkan serta mempublikasikan e-
magz membutuhkan waktu dan upaya dan itu semua ujung-ujungnya apabila tepat
maka menghasilkan Finansial.
Tidak seperti halnya dengan buku tercetak, setelah buku tersebut selesai ditulis,
maka problem lain muncul yaitu dukungan finansial untuk mencetak,
mempublikasikan dan mendistribusikannya.
19 Onggo, Bob Julius, Cari Uang Lewat E-Book”, Elex Gramedia, Jakarta: 2010. Hal: 5 20 Aktor dan Komedian Amerika 1921 21 Opcit, hal: 6
27
Beda dengan buku tercetak, e-magz benar-benar produk yang luar biasa dengan
keuntungan tambahan. 3. Berikan Bonus yang Bagus, e-magz dapat diberikan sebagai hadiah yang sangat
bagus, sehingga ini memberikan insentif bagi penjualan suatu produk dan ini dapat
memotivasi calon pembeli agar segera membeli dan tidak menyia-nyiakan
kesempatan mendapatkan e-magz yang bagus sebagai bonus pelengkap. 4. Efek Promosi Viral, e-magz yang diberikan secara gratis dapat berguna sebagai alat
promosi viral atau penyambung lidah atau bagaikan dari mulut-ke-mulut, namun ini
dari klik-ke-klik yang dirancang untuk menghasilkan inbound link (link yang masuk
dari luar ke web).
5. Alat Edukasi Pasar, e-magz terbukti menjadi alat yang ampuh untuk mensosialisasi
dan mengdukasi pasar sehingga menjadi pelanggan. Semakin pasar teredukasi dan
sadar akan suatu kebutuhan setelah didik, maka mereka tidak segan-segan untuk
membeli produk yang kita ciptakan.
2.1.4.6 Strategi Promosi e-magz
Menjual e-magz tergolong sedikit rumit, berbagai strategi pemasaran selain situs
web sebagai tempat untuk memajang emagz harus memiliki trafic yang cukup. Ada
baiknya juga sinergi antara situs web potensial lain yang memiliki peluang bagus untuk
menjual e-magz.22
Untuk menjual e-magz maka harus ada suatu tempat atau website yang berguna
untuk wadah bagi penjualan e-magz tersebut dan situs web tersebut harus mampu
menguraikan secara informatif dan persuasif mengapa pelanggan harus membeli e-magz
tersebut.
2.1.5 Metode Desain Majalah Panjebar Semangat
Ketika teori – teori penunjang dalam membuat suatu terbitan sudah dijelaskan,
kemudian langkah berikutnya yang akan dilakukan adalah memahami dengan benar
karakteristik majalah Panjebar Semangat sebagai majalah berbahasa Jawa yang hingga
kini masih dapat berdiri di tengah banyaknya majalah lain yang menggunakan bahasa
Indonesia maupun bahasa asing. Pasti Panjebar Semangat memiliki cara tersendiri untuk
dapat „menaklukkan‟ target audiens nya sehingga pelanggan setianya tersebut masih
dapat membantu melanjutkan cita – cita Panjebar Semangat hingga menjadi seperti
22 Ibid, Hal: 38
28
sekarang ini.
Berdasarkan fakta tersebut, maka penulis berusaha memahami seluk beluk proses
pembuatan desain majalah Panjebar Semangat yang telah dilakukan dari awal berdirinya
sampai sekarang, tahapan – tahapan tersebut meliputi :
1. Memahami karakteristik audiens.
Tingkat kemampuan audiens sangat mempengaruhi pembuatan desain. Dengan
demikian terbitan dapat dikatakan komunikatif bila pesan yang disampaikannya
mudah dipahami oleh audiens.
Sehingga yang harus penulis lakukan adalah : mempelajari desain yang lama.
Tampilan dan ikon yang sarna sekali baru dalam terbitan memerlukan pemahaman
yang harus diberikan kepada audiens, karena audiens telah terbiasa dengan bentuk
yang lama.
2. Pembuatan thumbnails.
Tujuan pembuatan desain thumbnails adalah untuk menentukan pola halaman
terbitan secara keseluruhan. Thumbnails dibuat dengan ukuran kecil, dan seluruh
halaman dilihat bersama sebagai satu kesatuan. Dengan menempatkan garis irama
(grid) vertikal dan horizontal dapat ditentukan bentuk semua halaman secara kasar.
3. Pembuatan desain komprehensif.
Dalam pembuatan desain komprehensif diutamakan bentuk visual, seperti
penempatan elemen-elemen desain. Teks pada halaman terbitan tidak perlu
menggunakan teks yang sebenarnya, karena teks yang sebenarnya baru akan dibuat
pada saat implementasi. Namun, penyajian teks dengan font, ukuran, dan style yang
benar sangat diperlukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa aturan penggunaan
tipografi pada desain grafis.
4. Penggunaan tools yang tepat.
Umumnya, desain komprehensif dibuat manual atau menggunakan draw program,
seperti CorelDraw, Adobe Illustrator, dan Macromedia Freehand, paint program
seperti Adobe Photoshop, atau software desktop publishing lainnya seperti Adobe
PageMaker, Ventura, dan QuarkXPress.
5. Pembuatan desain final atau artwork.
Desain ini dibuat untuk isi majalah secara keseluruhan bersama dengan cover.
Pembuatan desain suatu terbitan termasuk cover bersama-sama lebih baik dari pada
dibuat terpisah. Pembuatan layout halaman dan cover dilakukan berdasarkan
thumbnails dan desain komprehensif yang telah ditentukan.
29
2.1.5.1 Penentuan Grid Layout pada Majalah
Satu dari banyak bagian penting daam pembuatan desain suatu majalah adalah
menentukan grid layout (garis irama). Objek dapat diletakkan di mana saja dalam
dokumen, tetapi grid layout membantu Anda untuk membuat desain profesional. Grid
layout adalah kerangka kerja dari dokumen tempat Anda menemparkan objek. Grid
layout adalah desain konseptual sebagai pedoman pada implementasi, dan berbeda
dengan grid point yang juga dapat digunakan untuk mengatur penempatan objek.
Cara Membuat Garis Irama
Pembuatan garis irama atau grid dapat dilakukan sebagai berikut:
Gunakan margin guides untuk menentukan batas area dokumen. Kebanyakan objek
ditempatkan di dalam batas area tersebut.
Gunakan column guide untuk menentukan tempat frame dari kolom teks dibuat. Kita
mungkin ingin membuat dua, tiga atau empat column guide seperti yang ada, karena
hal ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk menempatkan objek dengan
fleksibel.
(a) (b)
Gambar 2.1 (a) Contoh Garis Irama
Gambar 2.2 (b) Penempatan Elemen Desain berdasarkan garis irama
Sumber: Buku Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign23
23 Hadi Sutopo, Ariesto. 2007. Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Hal-15
30
2.1.5.2 Bidang Cetak
Bidang cetak (print area atau area cetak) pada halaman-halaman terbitan perlu
ditentukan secara tepat agar tinggi dan panjangnya sesuai dengan format terbitan. Bidang
cetak ini ada yang didapatkan secara otomatis sesuai format halaman yang dibuat
menggunakan suatu metode. Ada pula yang ditentukan dulu salah satu sisi lebar
susunannya, sedang sisi lainnya ditentukan menggunakan metode tertentu. Selain itu ada
yang ditentukan sendiri menurut desainer dengan pertimbangan seni visualnya.
Penempatan bidang cetak halaman terbitan berhubungan dengan margin, yaitu ruang
putih yang membatasi bidang cetak24.
Beberapa metode dapat digunakan dalam pembuatan margin, yaitu metode Van
de Graaf, metode Diagonal, metode Gulden Snede dan metode bebas. Dalam buku ini
dibicarakan metode bebas. Pada metode Van de Graaf, lebar dan tinggi bidang cetak dan
marginnya ditemukan sekaligus setelah dibuat. Pada metode diagonal, lebar bidang cetak
ditentukan terlebih dahulu, sedangkan tingginya ditemukan kemudian. Sedangkan pada
metode Gulden Snede yang juga disebut Gulden Section, lebar dan tinggi bidang cetak
ditentukan terlebih dahulu. Penempatan bidang cetak pada halaman perlu ditentukan
kemudian. Sedangkan pada metode bebas, desainer bebas menentukan bidang cetak dan
marginnya menurut pertimbangan estetika yang dimilikinya. Desainer bebas menentukan
margin maupun bidang cetak dengan pertimbangan seni. Yang harus diingat adalah
bahwa margin mempunyai manfaat untuk membatasi teks sebagai tempat jari tangan
memegang terbitan terutama ibu jari dan tempat meletakkan angka halaman.
(a) (b)
Gambar 2.3 (a) Bidang Cetak yang dibuat dengan Metode Van de Graaf.
Gambar 2.4 (b) Bidang cetak yang dibuat dengan Metode Diagonal
Sumber: Buku Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign25
24 ibid, hal-16 25 ibid
31
Gambar 2.5 Bidang cetak yang dibuat dengan Metode bebas
Sumber: Buku Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign26
Gambar 2.6 Pola layout dengan garis irama
Sumber: Buku Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign27
2.1.5.3 Pola Layout
Setelah margin dan bidang cetak ditentukan, langkah berikutnya adalah
menentukan pola tata letak, misalnya berapa pica lebar atau tinggi garis irama, baik
vertikal maupun horisontal yang akan digunakan. Garis irama sebagai pembatas atau
penyeragam penempatan unsur-unsur grafis yang dapat membantu dari segi visual, dan
26 ibid 27 ibid
32
juga mempermudah penanganan pada waktu membuat layout. Penempatan unsur-unsur
teks dan ilustrasi berdasarkan garis irama dapat menunjang kenyamanan penglihatan.
(a)
(b)
Gambar 2.7 Metode Van e Graaf yang dibagi menjadi dua kolom (a) dan implementasinya untuk
menempatkan teks dan gambar (b)
Sumber: Buku Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign28
Pola dapat dibuat simetris atau asimetris sesuai dengan materi dalam naskah.
Dalam hal irama dalam layout terutama untuk layout asimetris dapat digunakan sistem
Grid atau kisi-kisi. Disebut demikian, karena pola berdasarkan pada kotak-kotak segi
empat, atau juga disebut sistem Raster, karena raster merupakan garis kecil-kecil
bersilang membentuk kotak. Penggunaan pola memberikan kemungkinan permainan
28 ibid
33
ukuran seperti 1,2,3,4 kotak dan seterusnya.
2.1.5.4 Tipografi Majalah
Unsur grafis dalam komunikasi cetak terdiri dari karya seni, termasuk foto,
unsur-unsur dekoratif, dan jenis penyajian yaitu tipografi. Tipografi membagi jenis huruf
atau font menjadi beberapa ketegori sesuai dengan sejarah pembuatannya, bentuk, serta
karakter yang dimiliki oleh font tersebut. Tidak mudah untuk mengenal seluruh
perkembangan tipografi dalam pembahasan yang singkat.
Klasifikasi
Walaupun suatu jenis huruf banyak digunakan pada saat ini, sering jenis huruf
tersebut telah digunakan dalam kurun waktu yang lama, bahkan sejak abad pertengahan.
Banyak jenis huruf memiliki sejarah yang kompleks, suatu jenis huruf dirancang dan
dibuat menggunakan logam yang dikerjakan ulang oleh orang lain, dibuat dengan
phototype setting oleh orang lain, dan terakhir dibuat dalam bentuk digital, yang
digunakan oleh seorang desainer sebagai dasar pekerjaannya.
1. Old Style - (abad ke15 dan 16) Jenis huruf ini mempunyai sifat "hangat" atau ramah.
karakteristik utama jenis huruf Old Style memiliki sedikit kontras dengan stress pada
diagonal dan lengkungan. Contohnya : Garamond, Centour.
AaBbCcDdEe Aa
2. Transitional - (l750-an) Jenis huruf ini merupakan transisi antara jenis huruf Old
Style dan Modern. Perbedaan fitur termasuk stress vertikal dan sedikit lebih kontras
dibandingkan dengan Old Style, dan dikombinasikan dengan serif horisontal.
Contohnya : Baskerville.
AaBbCcDdEe Aa
3. Modern - (akhir 1700-an dan awal 1800-an) Jenis huruf ini dibedakan dengan
lainnya pada stress vertikal dan kontras yang kuat. Serif yang dimiliki oleh jenis
huruf Modern sangat tipis. Contohnya : Bodoni, Didot.
AaBbCcDdEe Aa
4. Sans Serif - (1815-1817) Huruf Sans Serif tidak memiliki serif (kait), sehingga
banyak huruf Sans Serif sulit untuk dibaca jika merupakan teks yang panjang seperti
34
teks untuk majalah. Contohnya : Helvetica, Univers.
AaBbCcDdEe Aa 5. Slab Serif (Egyptian) - (1970)Jenis huruf ini memiliki serif dengan bentuk kotak
seperti empat persegi panjang. Contohnya : Serifa, Rockwell.
AaBbCcDdEe Aa
6. Decorative & Display Type - Jenis huruf ini digunakan terutama untuk display, yaitu
pada teks yang tidak terlalu panjang. Di samping itu juga termasuk huruf yang
berdasarkan tulisan tangan. Contohnya : Bodoni Ultra, Cottonwood, Brush Script,
Park Avennue.29
AaBbCcDdEe Aa
Untuk majalah Panjebar Semangat yang memiliki pelanggan rata – rata berusia di
atas 40 tahun, font yang digunakan sebaiknya yang legibility dan readability – nya tinggi,
maksudnya, font dapat dengan mudah dibaca dan saat membacanya tidak menimbulkan
beragam pertanyaan.
2.1.5.5 Audiens
Perlu disadari bahwa umur menyebabkan kemampuan seseorang untuk membaca
berbeda. Pembaea anak-anak memerlukan huruf yang lebih besar karena sulit baginya
unuk membedakan karakter satu dengan lainnya. Sebagai pedoman dapat digunakan tabel
berikut:
1. Penggunaan ukuran font
Tingkat Ukuran/ style Font
Tingkat Pertama 24 pt. Bold
Tingkat Kedua 24 pt. Bold
Tingkat Ketiga-Keempat 18 pt. Plain
Tingkat Kelima 14 pt. Plain
2. Usia pembaca - Pembaca yang berumur lebih dari 40 tahun biasanya mempunyai
sedikit masalah pada mata, teks dengan ukuran font 10 point paling kecil akan
mudah dibacanya.
29 ibid, Hal 20 - 21
35
3. Kemampuan membaca - Kemampuan membaca mempengaruhi desain. Hal ini
penting bahwa layout halaman tidak membedakan orang yang senang membaca atau
yang tidak senang. Desain tidak dibuat untuk diri desainer sendiri tetapi dibuat untuk
menyampaikan komunikasi kepada orang lain. Perlu diperhatikan kebutuhan,
kemampuan, dan keterampilan yang dimiliki oleh audiens untuk membacanya.
4. Budaya audiens - Perhatikan juga perbedaan budaya audiens. Dalam budaya Barat
membaca dilakukan dari atas ke bawah dan dari kiri ke kanan, kemudian ke bawah.
Tetapi dalam budaya Asia orang membaca dari atas ke bawah, kemudian ke halaman
seberangnya. Kebiasaan dan orientasi budaya yang berbeda-beda sulit untuk diubah.
2.1.5.6 Penggunaan Huruf Untuk Teks
Prosedur umum adalah penggunaan huruf dengan berbagai ukuran dan style.
Baris tunggal dapat dibuat menggunakan kapital atau huruf kecil. Bentuk kapital dengan
dekorasi sering digunakan untuk menarik perhatian, dan biasanya digunakan untuk awal
topik atau paragraf, dan perlu diperhatikan hubungan antara ukuran dan style.
Juga perlu diperhatikan hubungan antara inisial dengan kata-kata lainnya yang
menjadi bagian dari inisial. Jika inisial terlalu bebas berdiri sendiri, berikan hubungan
antara inisial dengan baris pertama dengan teks, namun jika terlalu tidak berhubungan di
tengah teks, hubungkan dengan cara yang sama dengan baris yang secara logika menjadi
miliknya. Inisial dengan ornamen mungkin melewati batas kiri margin dan gunakan
sesuatu untuk menghubungan inisial dengan teks atau yang lainnya.
2.1.5.7 Memilih Font
Layout adalah proses mengatur teks dalam halaman. Teks dapat diletakkan dalam
berbagai cara. Pengaturan teks yang membuat teks mudah dibaca dan menciptakan
kualitas dapat diperoleh dengan memberikan spasi, pemotongan ke dalam kelompok
tertentu, huruf, atau kata. Pada saat memilih font, perlu diperhatikan efek yang dimiliki
oleh font tersebut jika dikombinasikan. Hubungan antara ukuran dan style adalah
subyektif seperti aturan untuk mengatur komposisi dari elemen.
Beberapa pedoman untuk memilih font, sebagai berikut:
1. Karakteristik audiens - Target audiens dari terbitan sangat berpengaruh pada
penggunaan font. Karakteristik audiens dengan kemampuan membaca perlu
diperhatikan.
2. Sesuai konteks - Penggunaan font sesuai dengan konteks dan sifat yang dimiliki oleh
pesan dan pengirim pesan. Misalnya font yang digunakan untuk majalah konstruksi
36
berbeda dengan font yang digunakan untuk sejarah atau seni. Font untuk majalah
konstruksi memerlukan karakter kuat, sedangkan untuk majalah sejarah tidak. Font
untuk majalah dan seni harus dapat menampilkan keindahan.
3. Keindahan - Kebutuhan mendapatkan keindahan diperlukan untuk teks sehingga
menarik untuk dibaca.
4. Pertimbangan formal - Pertimbangan formal diperlukan untuk teks yang digunakan
secara formal, misalnya undang-undang dan peraturan. Tetapi pertimbangan tetsebut
tidak selalu harus dilakukan tergantung dari perkembangan budaya dan masyarakat.
5. Hindari tampilan monoton - Tampilan monoton seperti penggunaan bentuk
perulangan yang muncul berkali-kali akan membuat orang bosan melihatnya.
Untuk mendapatkan jenis font yang tepat, pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan
dan memenuhi konsep umum desain. Kita perlu memiliki keahlian untuk mengenali font
dan kemampuan menggunakan teknik utilitas dan material dengan baik. Tidak ada satu
jenis font dapat memenuhi semua keperluan. Elemen desain seperti ukuran dan proporsi
format, margin, spasi baris, warna background dan foreground membantu untuk
mendapatkan hasil akhir. Bahkan font yang relatif netral, seperti sans serif memiliki
bentuk variasi yang banyak dan dapat menampilkan bentuk yang sangat beragam pada
layout halaman. Pada saat memilih font, perlu diperhatikan efek yang dimiliki oleh font
tersebut jika dikombinasikan.
2.1.5.8 Keterangan Gambar
Sehubungan dengan ilustrasi atau foto, huruf selalu ditempatkan pada posisi yang
kurang tepat. Beberapa desain mencoba untuk membuat hubungan yang diinginkan tanpa
menyebabkan salah pengertian dengan huruf yang dipaksakan dalam suatu bidang. Huruf
pada keterangan gambar (caption) tidak berfungsi seperti dalam logotype. Pada logotype
penggunaan kombinasi antara gambar dan huruf sebagai suatu kesatuan dibenarkan.
Beberapa hal perlu diperhatikan dalam penggunaan font untuk ilustrasi di
antaranya adalah:
1. Font yang relatif netral - Font yang relatif netral seperti sans serif dapat lebih sesuai
untuk hal ini.
2. Gabungan antara gambar dan huruf - Kadang-kadang dimungkinkan untuk
membuat gabungan khusus antara gambar dan huruf dengan menggunakan material
yang sesuai. Contohnya, huruf dengan gambar menggunakan kuas.
3. Kesesuaian dengan isi - Jika mungkin, buatlah yang serasi antara font dengan isi dan
37
pesan dalam teks. Bagian dari fungsi komunikasi dari tulisan adalah impresi yang
emosional.
4. Kesesuaian dengan periode waktu - Jika kita memilih suatu font untuk teks dengan
topik seni, musik, atau sejarah sesuaikan periode waktu dari media. Font yang
digunakan dengan bentuk yang sesuai akan memberikan kekuatan ekspresif dari
pesan.
5. Material dan tool - Material dan tool juga berpengaruh, seperti presisi, memperhalus,
berat, dan kasar. Demikian juga lebar dari stroke dasar dan relasinya dalam bidang
dan tinggi huruf tipisnya suatu huruf. Kita selalu menghubungkan gambar dengan
kata, sehingga membuat ekspresi yang sesuai dalam tulisan.
Sifat pribadi desainer seperti temperamen, perasaan, penuh kekuatan untuk
berkreasi mempengaruhi pekerjaan yang dihasilkannya, terutama jika merancang font.
Seorang artis grafik yang baik tidak pernah mencoba menjadi dirinya yang asli untuk
pekerjaan yang dilakukannya, tetapi audiens yang perlu diperhatikan dengan sepenuhnya.
2.1.5.9 Kombinasi Font
Suatu desain yang baik menggunakan tidak lebih dari dua font dari famili yang
berbeda atau empat variasi style dalam satu font seperti ukuran, dan bold atau italic.
Kombinasi yang memungkinkan untuk hal itu adalah:
a. Dengan satu font, contohnya campuran antara huruf yang lebih besar dan lebih kecil,
tetapi tidak berbeda.
b. Dengan kombinasi dari famili berbeda, gabungan antara serif dan sans serif dan
variasi style seperti bold dan italic.
c. Dengan kombinasi dalam satu famili dari style, gabungan antara roman dan variasi
font seperti bold dan italic.
d. Dalam style yang menurut sejarahnya sarna:
Old Style roman dan Fraktur.
Slab serif atau Geometric dengan Modern.
Slab Serif dengan Grotesque.
Schwabacher dengan Textura.
e. Kombinasi antara condensed sans serif, seperti Futura normal dengan Futura
condensed atau script dan sans serif. Untuk huruf kapital atau kapital dekoratif
dipertimbangkan style dari font tersebut. Kreasi dalam bentuk ornamen yang
berdasarkan bentuk neoclassical disesuikan dengan huruf neoclassical juga.
38
2.1.6 Dasar-Dasar Desain Dan Layout
Unsur grafis dalam komunikasi cetak terdiri dari karya seni, termasuk foto,
unsur-unsur dekoratif, dan jenis penyajian. Dalam lingkungan ruang tersedia unsur grafis
harus diatur dengan teks berdasarkan fungsi supaya dapat menyajikan informasi.
Merencanakan susunan dimulai dengan membuat suatu gambaran bagaimana pesan akan
disajikan. Dasar-dasar pokok desain dapat diterapkan pada semua bentuk cetaKan.Proses
membuat layout adalah merangkaikan unsur - unsur tertentu menjadi susunan yang baik
dan dapat mencapai tujuan tertentu.
Oleh sebab itu harus dirancang dengan saksama.
Langkah pertama adalah mengatur unsur tertentu secara visual, yaitu:
a. Gagasan yang dinyatakan dengan kata-kata.
b. Elemen desain yang digunakan.
c. Hubungan relatif antara gagasan dengan elemen desain.
d. Urutan penyajian.
Desainer harus menyadari semua hal tersebut, karena akan mempengaruhi
komposisi atau susunannya. Terdapat tiga tahap pembuatan desain untuk mendapatkan
suatu desain yang dapat diproduksi oleh percetakan, yaitu desain thumbnails, desain
komprehensif, dan desain final.
2.1.6.1 Prinsip Desain
Seperti halnya desain grafis pada umumnya, desain majalah dan jurnal harus
komunikatif dan estetis. Untuk mendapatkan desain yang komunikatif dan estetis, perlu
diperhatikan pedoman pembuatan layout, yaitu dengan mengatur elemen-elemen layout
seperti teks, ilustrasi, caption, angka halaman, dan lainnya.
Beberapa dasar desain untuk majalah adalah:
1. Kesatuan - Elemen-elemen desain harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
merupakan kesatuan informasi.
2. Keseimbangan - Elemen-elemen desain harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga
terdapat keseimbangan (balance) untuk setiap halaman, maupun secara keseluruhan.
3. Irama - Garis irama vertikal dan horisontal dapat digunakan untuk menempatkan
elemen-elemen desain, yang diatur dalam bentuk simetris maupun asimetris.
4. Kontinuitas - Informasi dapat dikatakan kontinyu dan harmonis bila tampilannya
mencerminkan kesinambungan dari satu bagian ke bagian lain. Kontinuitas dapat
dibuat dengan membuat halamanhalaman mempunyai gaya, bentuk atau warna yang
39
memberikan rasa kesinambungan dengan halaman lainnya.30
2.1.6.2 Desain Thumbnails
Desain thumbnails disebut juga sketsa kecil, karena biasanya dibuat ukuran kecil,
dengan perbandingan tertentu terhadap ukuran aslinya. Thumbnails digunakan untuk
membantu penyajian visual. Keuntungannya :
a. Sarana ekonomis untuk mendapatkan berbagai desain dan layout dengan cepat.
b. Dapat dikerjakan dengan cepat. Desainer dapat membuat beberapa macam desain dan
jika tidak berhasil dapat dibuang tanpa memerlukan energi dan waktu yang besar.
c. Pembuatan thumbnails dapat menimbulkan gagasan-gagasan baru yang lebih baik,
meningkatkan kreasi dan dapat menghasilkan kualitas desain yang optimal.
d. Pada penyajian poster, flyer, brosur, majalah, newsletter, maupun jurnal dapat dilihat:
Penempatan elemen desain seperti judul, teks, dan ilustrasi atau foto.
Warna teks dan background
Cover yang juga dapat dibuat pada tahap terpisah dari desain isi.
(a) (b) Gambar 2.8 (a) thumbnails newsletter dengan tiga macam metode pemasangan ilustrasi
Gambar 2.9 (b) Desain final
Sumber: Buku Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign31
30 Rustan, Suryanto, Ssn, LAYOUT Dasar dan Penerapannya. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2009.
Hal 74 - 75 31 Opcit, hal 33
40
2.1.6.3 Desain Komprehensif
Desain komprehensif adalah desain yang pasti, memperlihatkan bagaimana
tampilan hasil akhir nantinya. Teks, judul, ilustrasi berikut caption, dan warna disajikan
seperti tampilan yang akan dibuat. Susunan teks pada desain komprehensif hanya sekedar
memperlihatkan gambaran impresif, yaitu kesan pandangan sekilas. Dengan demikian
teks yang digunakan pada desain ini belum merupakan teks dari naskah yang benar.
Dalam pembuatan desain ini dapat dilihat secara keseluruhan mengenai:
Pola halaman
Huruf yang digunakan
Warna
Model penempatan ilustrasi
Alasan mengapa desain komprehensif tidak menggunakan naskah yang benar:
Jika naskah dan ilustrasi adalah yang sebenarnya, akan memerlukan waktu lama
untuk membuat desain, karena kemungkinan naskah yang sebenarnya belum selesai
dikerjakan.
Hasil yang dibuat belum tentu diterima oleh stakeholder, yaitu pemesan, marketing,
produksi, dan semua yang berkepentingan dalam penerbitan majalah. Dengan
demikian masih perlu dilakukan perubahan. Tahap selanjutnya adalah pembuatan
desain final.
2.1.6.4 Desain final
Teknologi desktop publishing telah meningkat dengan cepat sehingga mengubah
sistem kerja dalam penerbitan maupun percetakan. Desain final yang disebut artwork
sudah bergeser bukan menjadi pekerjaan percetakan, tetapi menjadi pekerjaan penerbit.
Desain final adalah desain yang akan digunakan untuk pembuatan film, selanjutnya film
tersebut digunakan untuk pembuatan plate pada percetakan. Plate inilah yang digunakan
untuk memproduksi suatu desain menjadi barang terbitan, seperti majalah, jurnal, dan
lainnya. Desain final dilengkapi dengan data yang akan digunakan untuk pembuatan film
dan informasi lain yang diperlukan supaya percetakan dapat memproduksi sesuai dengan
spesifikasi yang dikehendaki oleh stakeholder. Dengan demikian yang termasuk desain
final adalah:
Layout halaman - Layout halaman dibuat lengkap dengan ilustrasi dan warna,
sehingga dapat langsung dibuat film.
Desain final cover - Desain final cover berupa softcopy (file) desain. Softcopy berisi
41
desain cover yang dibuat menggunakan draw program atau paint program seperti
CorelDraw, Adobe Photoshop, atau lainnya. File desain harus dilengkapi dengan file
font yang digunakan untuk cover.
Proof separasi warna - Proof ini bermanfaat untuk mendapatkan warna yang
mendekati sebenarnya, dan sebagai pedoman pada pencetakan. Keberadaan proof
separasi warna diperlukan karena hasil cetakan dengan printer inkjet atau laser tidak
dapat digunakan sebagai pedoman pada pencetakan.32
2.1.6.5 Desain Layout Cetak
Jumlah kertas yang diperlukan untuk mencetak suatu majalah atau jurnal
tergantung dari ukurannya, ukuran kertas, dan mesin cetak yang digunakan pada
percetakan. Namun pada umumnya percetakan menggunakan 1 halaman kertas untuk 4,
8, 16. atau 32 halaman. Setelah kertas dicetak, kemudian dilipat dan disusun sehingga
membentuk suatu terbitan dengan angka halaman 'terurut. Jumlah halaman tidak selalu
dapat dibagi dengan 16, sehingga terdapat halaman kosong. Contohnya, majalah dengan
jumlah halaman 100, jika menggunakan kertas 7 lembar akan terdapat 12 halaman
kosong, sedangkan jika menggunakan 6 lembar maka akan kurang 4 halaman. Untuk
mendapatkan efisiensi, pencetakan terbitan tersebut dengan tebal 100 halaman dapat
dilakukan menggunakan kertas 6.25 lembar. Di samping itu, kemungkinan lain yang
terjadi adalah penggunaan kertas dan mesin cetak akan mempunyai susunan halaman
berbeda, karena 1 halaman kertas hanya memuat 8 halaman.
Bagaimana desainer membuat desain layout cetak, diperlukan data mengenai
jumlah halaman seluruhnya. Dengan data tersebut desainer menyusun layout halaman
cetak sehingga diketahui jumlah halaman seluruh majalah, serta kertas yang diperlukan.
Pada saat ini, pembuatan desain layout cetak yang memperlihatkan halaman-halaman dari
tiap lembar kertas pada umumnya dilakukan secara manual oleh seorang desainer.
Pekerjaan yang bersifat manual memerlukan ketelitian dan waktu yang cukup lama, serta
sulit dilakukan jika terdapat perubahan.
Dengan perkembangan teknologi informasi, dapat dikembangkan perangkat
lunak aplikasi layout cetak interaktif yang bermanfaat untuk membuat desain layout cetak
majalah pada industri penerbitan dan percetakan. Aplikasi ini memberikan informasi
mengenai ukuran majalah, jumlah halaman, susunan halaman tiap lembar cetak dan
32 Hadi Sutopo, Ariesto. 2007. Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign. PT Elex Media
Komputindo. Jakarta. Hal 29
42
informasi lain yang berkaitan dengan penerbitan majalah. Dengan demikian desain layout
cetak yang dibuat oleh desainer dapat memperoleh hasil yang optimal.
Contoh berikut adalah penggunaan aplikasi desain layout cetak di mana user
memasukkan data jumlah halaman sebagai berikut:
Jumlah halaman : 150
Setelah program dijalankan, maka komputer menghitung jumlah halaman dan
membuat daftar halaman-halaman yang terdapat dalam setiap sheet kertas. Informasi
yang diperoleh dari pengolahan komputer adalah jumlah halaman yang dapat dicetak,
halaman kosong karena teknis pencetakan, dan halaman-halaman yang terdapat dalam
setiap sheet kertas.
Jumlah halaman150 ternyata harus dicetak menjadi 152 halaman dengan
mengakibatkan halaman kosong sebanyak dua halaman. Dengan desain layout cetak,
desainer dapat memberikan kreativitasnya, misalnya halaman-halaman kosong tersebut
dapat diisi dengan informasi lain yang bermanfaat.
(a) (b)
Gambar 2.10 (a) Layout cetak dengan satu sheet kertas yang berisi 16 halaman
Gambar 2.11 (b) Informasi layout cetak majalah untuk setiap sheet kertas berisi 16 halaman
Sumber: Buku Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign33
Jumlah halaman : 150
Jumlah halaman kosong : 2
Sheet pertama berisi halaman 1, 2, ... 16, sedangkan sheet terakhir berisi 8 halaman
sehingga hanya menggunakan 1/2 sheet. Setengah sheet ini sebaiknya ditempatkan pada
urutan sebelum halaman 145, 146... 152 agar tidak cepat rusak.
33 ibid
43
2.1.6.6 Perhitungan Jumlah Halaman
Kegiatan awal dalam produksi terbitan, seperti majalah dan jurnal, di antaranya
adalah memperkirakan tebalnya atau lebih tepat menghitung perkiraan banyaknya
halaman. Untuk memproduksi majalah yang dijual hal ini perlu dilakukan. Tanpa
diketahui banyaknya halaman majalah melalui perkiraan, maka perkiraan harga jualpun
tidak sesuai dengan biaya yang dikeluarkan untuk produksi. Desainer seringkali terlibat
dalam menentukan banyaknya jumlah halaman dan tebal terbitan setelah ditetapkan jenis
kertas yang akan digunakan untuk mencetak majalah atau jurnal tersebut.
Banyak orang menyangka bahwa dalam memperkirakan halaman majalah atau
jurnal ini cukup dilakukan dengan cara membandingkan naskah ketik dengan huruf cetak
dan format halamannya. Cara ini kurang proporsional dan tepat, karena banyak faktor
yang ikut menentukan antara lain:
- ukuran kertas naskah
- spasi baris ketikan
- ukuran huruf
- pola ketikan
- pola layout terbitan yang akan dibuat
- ukuran font yang akan digunakan
- leading (interline) atau jarak antara baris teks
- banyak sedikitnya ilustrasi beserta rancangan penempatannya
- ukuran atau format halaman serta luas bidang cetaknya
Dengan banyaknya variabel tersebut, maka tidak dapat ditentukan kepastian
jumlah halaman majalah atau jurnal, sehingga dikatakan tidak ada angka perbandingan
tertentu. Menghitung jumlah halaman adalah menghitung huruf pada ruang tertentu dari
sejumlah huruf yang ada pada naskah. Jadi berarti usaha untuk mengetahui jumlah huruf
pada naskah yang akan dimasukkan dalam halaman majalah atau jurnal. Agar dapat
memahami sebaiknya diberikan contoh, misalnya naskah sebanyak 75 halaman ketik folio
spasi dobel, jumlah huruf tiap baris adalah 60, dan jumlah baris dalam 1 halaman adalah
35. Ilustrasi sebanyak 15 buah. Sedangkan pada rancangan terbitan menggunakan huruf
Helvetica 11pt dengan interline 1 pt dan lebar susunan teks adalah 36 pica. Satuan ukuran
yang digunakan dalam menentukan bidang cetak adalah pica, karena ukuran huruf
dengan satuan point (1 pica = 12point). Jika ukuran menggunakan satuan metric, maka
tidak akan memperoleh ketepatan dalam pembuatan layout halaman.
Pertama-tama harus dihitung banyaknya baris rata-rata suatu halaman naskah.
44
Dari beberapa baris naskah dapat diperoleh jumlah huruf rata-rata dalam satu baris,
misalnya 50. Selanjutnya dihitung jumlah baris rata-rata dalam satu halaman naskah,
misalnya ditemukan 30.Maka jumlah huruf yang terdapat dalam seluruh naskah adalah
1500. Jumlah huruf seluruh naskah menjadi 1500 x 75 = 112.500 buah.
Pada pola majalah atau jurnal yang akan diterbitkan ditentukan tinggi susunan
teks 36 pica maka ekivalen dengan 432 point. Tebal atau tinggi tiap baris = 11 pt + 1 pt
(interline) = 12 pt. Jadi banyaknya baris per halaman adalah 432 /12 = 36 baris. Panjang
baris seukuran 36 pica dengan huruf Helvetica 11 pt dapat diisi sekitar 42 huruf
(karakter). Angka ini dapat dicari dengan cara menghitung contoh teks yang
menggunakan huruf Helvetica dengan panjang susunan 36 pica. Dengan demikian dapat
ditentukan jumlah huruf per halaman, yaitu 36 x 42 = 1512 buah huruf. Jadi jumlah
halaman majalah atau jurnal menjadi 125.000/1512 = 74.405, dibulatkan menjadi 75
halaman. Karena terdapat 15 ilustrasi yang memerlukan 1/2 halaman tiap ilustrasi, maka
jumlah halaman menjadi 75 + 7.5 = 82.5, dibulatkan menjadi 83 halaman.
Dalam kenyataannya pencetakan 83 halaman tidak mungkin dilakukan karena
faktor teknis pencetakan. Jumlah halaman yang dapat dicetak adalah 88 halaman, jika
satu lembar kertas dapat digunakan untuk mencetak 16 halaman, maka 88 halaman
diperlukan 5.5 lembar kertas.
2.1.6.7 Ilustrasi dan Foto
Ilustrasi dan foto digunakan untuk melengkapi informasi yang terdapat dalam
tulisan. Dengan adanya ilustrasi atau foto, pengguna akan lebih mudah memahami apa
yang dibacanya.
1. Ilustrasi
Ilustrasi yang digunakan dalam suatu majalah dapat merupakan:
ilustrasi yang dibuat khusus untuk majalah
ilustrasi manual
ilustrasi dengan komputer
dokumen
clip art grafik vector
clip art grafik bitmap
hasil cetakan, seperti buku, majalah, postcard, dan lainnya
Kualitas ilustrasi sangat tergantung pada sumber dan pengolahannya
menggunakan draw program atau paint program. Contohnya, ilustrasi yang berasal dari
45
hasil cetakan dan file dengan resolusi rendah pada umumnya tidak memenuhi syarat dari
segi kualitas sebagai ilustrasi. Ketajaman dan keakuratan gambar akan berkurang dan
akhirnya informasi yang disampaikan oleh majalah tidak dapat diperjelas dengan adanya
ilustrasi. Hal ini karena terdapat distorsi dalam gambar yang ditampilkan, sehingga tidak
mendapatkan kualitas yang baik.
2. Tinjauan Ilustrasi
Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan
gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk
visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang
dihasilkan melalui konsep dan sketsa, baik dengan eksekusi manual maupun digital.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi
Visual. Ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan dengan
fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil seperti cara kerja
fotosintesis. Suatu ilustrasi dapat menimbulkan respon atau emosi yang diharapkan dari
pengamat yang dituju. Ilustrasi umumnya lebih membawa emosi dan dapat bercerita
banyak dibandingkan dengan fotografi. Hal ini dikarenakan sifat ilustrasi yang lebih
hidup, sedangkan sifat fotografi hanya berusaha untuk “merekam” momen sesaat.34 Saat
ini ilustrasi lebih banyak digunakan dalam cerita anak-anak, yang biasanya bersifat
imajinatif. Namun bukan berarti tidak ada ilustrasi yang diperuntukkan bagi pembaca
buku berusia remaja maupun dewasa. Beberapa hal yang menjadi pembeda dari ilustrasi
anak dan ilustrasi remaja dan dewasa adalah gaya gambar, palet atau nuansa warna yang
digunakan, detail dalam gambar, serta objek yang dipaparkan dalam gambar.
Corak Ilustrasi ada 6 macam35, yakni :
1. Corak Ilustrasi Realistis, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan secara
nyata wujud obyek yang ditangkap oleh indra penglihatan, serta menggambarkan
secara nyata cerita isi suatu naskah yang disertainya.
34 Cenadi, Christine Suharto, Elemen-Elemen dalam Desain Komunikasi Visual, Jurnal Nirmana
Vol.1,No.1,Januari1999:1-11.UniversitasKristen Petra , (http://puslit.petra.ac.id/journals/design/)
35 Tanudjaja, Bing Bedjo, Bentuk-bentuk Kartunal sebagai Medium Penyampaian Pesan dalam
Iklan, Jurnal Nirmana Vol.4, No.2, Juli 2002 :169-178. Universitas Kristen Petra ISSN 0125-0905
46
2. Corak Ilustrasi Dekoratif, yaitu ilustrasi yang bentuk-bentuk visualnya terletak
pada permainan unsur2 garis, bidang, warna dan komposisi yang dalam hasil
keseluruhannya tetap bersifat datar/flat.
3. Corak Ilustrasi Kartunal adalah ilustrasi yang menggunakan bentuk-bentuk
jenaka atau bentuk-bentuk realis yang mengalami perubahan atau distorsi.
4. Corak Ilustrasi Ekspresionistis, yaitu jenis ilustrasi yang mengutamakan
kebebasan berekspresi dalam membuat karya ilustrasi, dari sifat bebas tersebut
menimbulkan obyek-obyek yang bebas pula.
5. Corak Ilustrasi Surealistis, yaitu jenis ilustrasi yang menggambarkan khayalan
atau mimpi, tidak jelas batas antara kenyataan dengan angan-angan.
6. Corak Ilustrasi Absurd, yaitu corak ilustrasi yang menggambarkan wujud-
wujud yang tidak masuk akal atau aneh untuk kepentingan naskah yang
disertainya.
Merujuk pada jenis-jenis ilustrasi di atas, ditentukan corak ilustrasi yang sesuai
dengan karakteristik visual dari Panjebar Semangat yaitu corak ilustrasi realistis, karena
pada desain lamanya, gaya ilustrasi yang telah diterapkan adalah gaya realistis. Dan corak
ilustrasi realistis merupakan corak ilustrasi retro.
3. Foto
Pada umunya desainer menggunakan dua jenis foto untuk majalah, yaitu:
a. Commisioned photograph, yaitu foto yang dibuat khusus untuk suatu pekerjaan.
Uraian tentang foto harus diberikan kepada fotografer, dan dipilih fotografer yang
mempunyai kompetensi pada subjek tertentu, seperti fashion, travel, dan ditugaskan
khusus sesuai isi dalam majalah yang akan diterbitkan.
b. Existing photograph, yaitu foto yang dapat diperoleh dari perpustakaan, museum,
atau dokumentasi lainnya. Pemilihan foto harus dilakukan dengan baik dan
mempertimbangkan beberapa hal, antara lain:
pesan dalam foto
ketajaman dan warna
ukuran foto
ukuran file
format file
Ilustrasi maupun foto yang berasal dari cetakan akan menghasilkan kekurangan sebagai
berikut:
1. Foto yang diperkecil menyebabkan warna blok.
47
2. Foto yang dibesarkan kelihatan kabur dan kotak-kotak piksel yang besar.
3. Menyebabkan noise, walaupun tidak terlihat jelas.
Gambar 2.12 Scan dari hasil cetakan terlihat kotak – kotak piksel yang besar
Sumber: Buku Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign36 4. Pemasangan Ilustrasi dan Foto
Pemasangan ilustrasi dan foto berdasarkan thumbnails yang telah dibuat,
menggunakan berapa macam cara pemasangan yang telah ditentukan. Posisi pemasangan
ilustrasi dan foto dapat berulang pada halaman-halaman lain, untuk memberikan kesan
kontinuitas. Jika ilustrasi atau foto tidak mencukupi ruangan di bawah teks yang memuat
ilustrasi atau foto tersebut, maka ilustrasi atau foto dapat dipindah ke halaman berikutnya.
Dalam hal ini perlu dilakukan editing pada teks untuk mengarahkan pembaca melihat
ilustrasi dan foto pada halaman lain.
2.1.6.8 Tabel
Pemasangan tabel seperti pemasangan ilustrasi atau foto. Jika tabel tidak
mencukupiruangan dibawah teks, tabel dapat dipindahkan ke halaman berikutnya. Editing
teks perlu dilakukan dengan menyebutkan tempat tabel dapat dilihat.
2.1.6.9 Catatan
Penempatan catatan untuk kata atau teks tertentu dapat dilakukan menggunakan
tiga macam cara, yaitu pada:
Bagian bawah halaman. Catatan ditempatkan pada bagian bawah halaman di mana
teks yang dijelaskan terdapat di dalamnya. Catatan semacam ini disebut catatan kaki
(footnote).
Bagian akhir artikel. Catatan ditempatkan pada bagian akhir setiap artikel di mana
teks yang dijelaskan terdapat di dalamnya.
Bagian akhir majalah atau jurnal. Catatan ditempatkan seluruhnya pada bagian akhir
majalah atau jurnal.
2.1.6.10 Penjilidan
Metode penjilidan yang digunakan untuk memproduksi suatu majalah dan jurnal 36 ibid
48
sangat berpengaruh pada montage film yang digunakan untuk mencetak. Beberapa
macam metode penjilidan yang dikenal dan banyak digunakan dalam penerbitan adalah:
Jilid benang
Lem punggung
Jilid kawat
Loose leaf
2.1.7 Psikologi Warna
Gambar 2.13 Pembagian warna hangat dan dingin
Sumber: Buku Color Theory37
Warna Hangat24
Warna hangat: Merah, Orange dan Kuning
Warna 'Panas': Merah adalah warna kroma tertinggi ada atau paling kuat
rona
Menimbulkan tanggapan emosional yang kuat dan merangsang aktivitas
fisik
Ekspresi yang merasa agresif atau untuk menciptakan penekanan
Warna 'Hangat': Berbasis di Merah tetapi melunak dan diliputi oranye dan
kuning
Menimbulkan kenyamanan dan perasaan tulus hangat
37 Lertsithichai, Dr.Surapong, Ph.D. Color Theory. Faculty of Architecture, Silpakorn University : 2005. Hal
22
cool color warm color
49
Gambar 2.14 Kombinasi warna – warna hangat
Sumber: Buku Guide to Communicating With Color 38
2.1.7.1 Contoh Warna dan Psikologinya
1. Merah : kegusaran, kemarahan, keberanian dan pengorbanan
Warna yang paling kuat secara emosional, merah merangsang detak jantung
lebih cepat dan pernapasan. Merah juga merupakan warna kasih. Pakaian merah
mendapat melihat dan membuat pemakainya tampak lebih berat. Merah adalah
warna ekstrim, pakaian merah tidak mungkin membantu orang dalam negosiasi atau
konfrontasi. mobil merah adalah target yang populer bagi para pencuri. Dalam
dekorasi, merah biasanya digunakan sebagai aksen39. Dekorator mengatakan bahwa
furnitur merah harus sempurna karena itu akan menarik perhatian. Bila diaplikasikan
38 Eiseman, Leatrice, Guide to Communicating With Color, North Light Books. Cincinnati, Ohio. 2000. Hal
105 39 Lertsithichai, Dr.Surapong, Ph.D. Color Theory. Faculty of Architecture, Silpakorn University : 2005. Hal
26
50
pada majalah maka warna merah akan terkesan sangat berani dan memiliki karakter
kuat40.
2. Kuning : warna matahari, kemakmuran (emas), pengecut
kuning cerah ceria adalah rajin dan giat perhatian. Meskipun dianggap
sebagai warna optimis, orang kehilangan kesabaran mereka lebih sering di kamar
kuning, dan bayi akan menangis lebih banyak. Ini adalah warna yang paling sulit
bagi mata untuk mengambil dalam, sehingga dapat menjadi sangat kuat jika sering
digunakan. Kuning meningkatkan konsentrasi, maka penggunaannya sering untuk
buku tulis. Hal ini juga kecepatan metabolisme.41
3. Biru : ketenangan, langit, surga, air
Warna langit dan laut, biru adalah warna salah satu yang paling populer. Itu
menyebabkan reaksi sebaliknya sebagai merah. Damai, tenang biru menyebabkan
tubuh untuk memproduksi bahan kimia menenangkan, sehingga sering digunakan
dalam kamar tidur. Biru juga bisa dingin dan tertekan. Fashion konsultan
merekomendasikan memakai biru untuk wawancara kerja karena melambangkan
kesetiaan. Orang-orang lebih produktif dalam kamar biru. Studi menunjukkan angkat
besi mampu menangani beban berat di pusat kebugaran berwarna biru.42
4. Hijau : peremajaan, harapan, musim semi, kehidupan, makanan
Saat ini warna dekorasi yang paling populer, hijau melambangkan alam. Ini
adalah warna paling mudah di mata dan dapat meningkatkan visi.
Ini adalah warna, menenangkan menyegarkan. Orang-orang menunggu
untuk tampil di televisi duduk di "ruang hijau" untuk bersantai. Rumah sakit sering
menggunakan warna hijau karena pasien merasa rileks. Para pengantin wanita pada
abad pertengahan memakai hijau untuk melambangkan kesuburan. Hijau tua adalah
maskulin, konservatif, dan menyiratkan kekayaan. Namun, penjahit sering menolak
menggunakan benang hijau pada malam fashion show karena takut akan membawa
sial.
5. Ungu: peringkat, kekuatan, kewenangan, kemewahan
Warna royalti, ungu berkonotasi mewah, kekayaan, dan kecanggihan. Hal ini
juga feminin dan romantis. Namun, karena jarang terjadi di alam, ungu dapat muncul
buatan. 40 Krause, Jim, Design Basic Index, Cincinnati, Ohio : 2004. Hal 212 41 Opcit, Hal 27 42 Ibid, Hal 28
51
6. Hitam : kekuatan, kematian, dunia bawah, murung
Hitam adalah warna otoritas dan kekuasaan. Hal ini juga stylish dan abadi.
Black juga menyiratkan pengiriman. Para imam memakai hitam untuk menandakan
ketundukan kepada Tuhan. Beberapa ahli mengatakan seorang wanita memakai
hitam menyiratkan diserahkan kepada laki-laki.
7. Putih : kesucian, kermurnian, keluguan
Putih mencerminkan cahaya dan dianggap sebagai warna musim panas.
Putih sangat netral untuk media massa. Putih populer di dekorasi dan fashion karena
ringan, netral, dan pergi dengan segalanya. Namun, putih menunjukkan kotoran dan
karena itu lebih sulit untuk tetap bersih dari warna lain. Dokter dan perawat
memakai seragam putih untuk menyiratkan kemandulan.
Untuk majalah Panjebar Semangat yang nantinya akan mempertahankan desain
lamanya, sebaiknya warna – warna yang digunakan adalah warna yang tidak jauh dari
kesan “lama” yang dimiliki oleh majalah Panjebar Semangat. Warna – warna tersebut
bukan menjadi warna yang benar – benar baru atau berbeda, namun tidak monoton,
sehingga terjadinya perubahan yang sedikit namun efisien diharapkan dapat memberikan
kesegaran pada tampilan Panjebar Semangat. Maka penulis akan mengarahkan warna –
warna yang sekiranya mendekati keyword dan output sehingga masih dapat diterapkan
pada desain barunya.
(a) (b)
Gambar 2.15 (a) Palet Warna Retro
Gambar 2.16 (b) Penjabaran Palet Warna Retro berdasarkan RGB
Sumber: www.colourslovers.com
52
(a) (b)
Gambar 2.17 (a) Palet Warna Javanese
Gambar 2.18 (b) Penjabaran Palet Warna Javanese berdasarkan RGB
Sumber: www.colourslovers.com
(a) (b)
Gambar 2.19 (a) Palet Warna Revival
Gambar 2.20 (b) Penjabaran Palet Warna Revival berdasarkan RGB
Sumber: www.colourslovers.com
53
Palet warna retro dipilih penulis karena mencerminkan kepribadian Panjebar
Semangat. Kesan tua, atau old style masih sangat terasa, namun juga ada warna cerah
untuk menghadirkan nuansa segar.
2.2 STUDI EKSISTING
2.2.1 Studi Eksisting Kompetitor
(terlampir pada halaman berikutnya)
54
55
56
57
2.2.2 Studi Eksisting Komparator E-magz
2.2.2.1 Motion By Design
Gambar 2.21 Preview Motion By Design cover depan
sumber : http://motionbydesign.net/magazine
Spesifikasi
E-magz Motion By Design merupakan e-magz lokal karya Motion byDesign
Network yang merupakan organisasi motion art. Organisasi ini didirikan oleh Panji
Krishna, Firman Machda and Jamiel M Syukri.
Motion By Design fokus pada motion graphic dan moving image art termasuk
animation, motion design, music video, live action, film dan lain – lain
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan merupakan campuran antara bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris. Namun yang lebih banyak digunakan tentunya adalah bahasa Indonesia,
dengan menggunakan gaya bahasa yang tidak baku, namun masih sopan dan bahasanya
masih yang mudah dimengerti oleh segala usia.
Layout Visual
Orientation page atau orientasi halaman yang digunakan Motion By Design ini
sedikit unik, karena berbentuk persegi, bukan portrait atau landscape seperti pada
58
umumnya. Kemudian untuk toolbars pada menu terdapat ikon – ikon yang dapat
memudahkan para pembacanya untuk melihat isi halaman sesuai dengan keinginan. Lalu
terdapat thumbnails preview halaman berikutnya di bagian bawah. Layout halaman yang
digunakan tidak ada ketentuan grid yang seragam antara satu halaman dengan yang lain
namun masih sangat simpel dan tidak menyusahkan pembacanya dengan ukuran yang
tidak biasa tersebut.
Gambar 2.22 Salah satu tampilan layout Motion By Design
sumber : http://motionbydesign.net/magazine
Warna
Warna yang digunakan untuk background e-magz ini adalah putih, sama dengan
warna halamannya. Namun di beberapa halaman juga terdapat foto maupun ilustrasi yang
full coloured. Kemudian untuk warna – warna yang dominan digunakan seperti biru,
kuning, hijau, pink, abu – abu.
Transisi Halaman
Untuk berpindah ke halaman selanjutnya atau sebelumnya, tersedia tombol back
dan next yang disediakan pada menu toolbars. Namun juga dapat dilakukan dengan
meletakkan kursor pada ujung halaman lalu tekan hingga halaman terbuka secara
otomatis.
59
Gambar 2.23 Preview halaman ketika berpindah ke halaman selanjutnya
sumber : http://motionbydesign.net/magazine
2.2.2.2 Suave
Gambar 2.24 Preview cover depan Suave
sumber : http://www.suavecatalogue.com
Spesifikasi
Suave adalah majalah bulanan berskala nasional yang berisi semua kegiatan
komunitas kreatif pada umumnya. Sejak terbitan pertama di bulan April 2004 dan setelah
60
4 tahun perjalanannya Suave berevolusi dari SUAVE FREE CATALOGUE menjadi
SUAVE MAGAZINE.
Suave menampilkan semua perkembangan fashion, budaya dan kreativitas kaum
muda dengan gaya yang ringan, menghibur namun tetap terlihat cerdas. Dengan lebih
banyak artikel, liputan, foto dan feature kreatif bergaya trend anak muda dan budaya
yang berkembang di Indonesia.
Dengan rata-rata lebih dari 120 halaman, Suave hadir di minggu pertama setiap
bulannya dalam 3 versi yaitu:
1. versi cetak gratis yang bisa didapatkan gratis di pick up point (distro atau
tempat hang out).
2. versi cetak jual dengan bonus compact disc berisikan digital version dari
Suave.
3. versi digital yang bisa dirunduh gratis di www.suavecatalogue.com.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan suave juga campuran antara bahasa Indonesia dan
bahasa Inggris seperti Motion By Design. Namun yang lebih banyak digunakan adalah
bahasa Indonesia, dengan menggunakan gaya bahasa yang tidak baku, namun masih
sopan dan bahasanya masih yang mudah dimengerti oleh segala usia.
Layout Visual
Orientasi halaman Suave adalah portrait seperti pada umumnya majalah
kebanyakan. Toolbars yang disediakan pada menu juga dapat memudahkan pembacanya
untuk melihat halaman selanjutnya maupun setelahnya. Kemudian untuk grid pada layout
setiap halaman juga tidak menggunakan ketentuan khusus karena di tiap halaman
memiliki layout yang berbeda – beda. Karena banyaknya foto dan ilustrasi yang
ditampilkan dua halaman penuh, pembaca tentunya tidak bosan meskipun isi majalah ini
sampai seratus halaman lebih.
61
Gambar 2.25 Preview salah satu halaman Suave
sumber : www.suavecatalogue.com
Warna
Warna background yang digunakan Suave untuk tiap edisi berbeda - beda
disesuaikan dengan cover maupun isi pada tiap edisinya. Warna di setiap halaman Suave
sangat beragam namun tidak terlalu ramai dan masih tertata dengan baik meskipun ada
yang sangat besar sehingga tidak muat pada satu halaman saja. Kemudian warna dominan
untuk teks maupun heading adalah hitam dan putih.
Transisi Halaman
Untuk berpindah ke halaman selanjutnya atau sebelumnya, tersedia tombol back
dan next yang disediakan pada menu toolbars. Namun juga dapat dilakukan dengan
meletakkan kursor di bagian atas maupun bawah kanan, tekan dan tahan kursor kemudian
tarik ke bawah atau atas, maka halaman majalah akan terbuka dan berubah seperti halnya
membuka majalah sebenarnya. Perpindahan atau transisinya juga dilengkapi dengan suara
kertas yang bergesekan.
62
Gambar 2.26 Preview salah satu halaman Suave yang dibuka
sumber : www.suavecatalogue.com
2.2.2.3 Wow Magz
Gambar 2.27 Preview cover depan WowMagz
sumber : http://wowmagz.com
Spesifikasi
WOWMAGZ adalah majalah elektronik atau e-magz yang dapat diunduh secara
gratis yang di dalamnya merupakan sebuah media kreatif yang disediakan untuk para
63
desainer maupun untuk siapa saja yang ingin karyanya ditampilkan, khususnya di
Indonesia agar nantinya karya tersebut dapat go public. Karya – karya tersebut dapat
berupa digital art, photography, illustration, 3D arts , motion art dan lain – lain.
Gaya Bahasa
Karena pembaca WowMagz tidak hanya berasal dari Indonesia saja, maka bahasa
yang digunakan adalah dual lingual atau dua bahasa, jadi di tiap halamannya ada bahasa
Indonesia di bagian atas lalu bahasa Inggris di bawahnya.
Layout Visual
Orientasi halaman WowMagz adalah portrait. Toolbars yang disediakan pada
menu juga dapat memudahkan pembacanya untuk melihat halaman selanjutnya maupun
setelahnya. Pemakaian grid pada layout setiap halaman tidak menggunakan ketentuan
khusus karena di tiap halaman memuat gambar, teks ataupun video yang dapat di play
back sehingga penggunaan layout juga berbeda – beda. WowMagz juga menampilkan
banyak foto dan ilustrasi yang selalu full paged karena memang tujuan dari majalah ini
adalah mengekspos karya – karya visual. Namun juga banyak artikel yang memuat
banyak informasi baru mengenai gadget terkini dan informasi lainnya.
Gambar 2.28 Preview layout artikel WowMagz
sumber : http://wowmagz.com
64
Warna
Berbeda dari kebanyakan e-magz yang menggunakan background polos dan
hanya menggunakan satu tone warna saja, background WowMagz adalah ilustrasi salah
satu karya dari dalam edisi tersebut. Kemudian pengaplikasian warna – warna pada layout
disesuaikan dengan karya yang ada.
Transisi Halaman
Tidak berbeda jauh dengan Suave, transisi halaman pada WowMagz juga dapat
diakses dengan beberapa cara. Tetapi WowMagz memiliki kelebihan lainnya yaitu
adanya musik yang otomatis dimainkan ketika membuka majalah tersebut.
Gambar 2.29 Preview layout artikel WowMagz yang menampilkan rubrik tentang gadget
sumber : http://wowmagz.com
65
Gambar 2.30 Preview content WowMagz
sumber : http://wowmagz.com
Kesimpulan Studi Eksisting Komparator e-magz
1. Pemilihan bahasa atau gaya bahasa yang diterapkan pada Panjebar Semangat
akan mutlak menggunakan bahasa ngoko alus karena di sanalah letak keunikan
dan ciri khasnya yang paling kuat.
2. Untuk background yang dapat diterapkan nantinya akan menggunakan satu
warna saja namun diberi efek yang dapat menimbulkan kesan seperti timbul dan
pemilihan warna yang terang sehingga tidak terlalu kontras dengan warna dasar
majalah Panjebar Semangat yang putih.
3. Penerapan penataan layout dan warna e-magz Panjebar Semangat akan sama
dengan tampilan majalah fisiknya.
4. Efek – efek visual dan transisi dari halaman ke halaman dapat diterapkan seperti
efek membuka majalah seperti aslinya, kemudian dapat pula diberikan efek suara
kertas yang bergeseka ketika proses membuka halaman dilakukan. Namun
adanya musik tidak akan diterapkan karena dengan minimnya fotografi dan
ilustrasi, pembacanya akan berkonsentrasi membaca tulisannya saja.
5. Untuk edisi pertama e-magz nantinya akan diberikan secara gratis, selain untuk
memperkuat branding Panjebar Semangat yang menerapkan media online, hal ini
juga akan menilai seberapa banyak pelanggan yang tertarik untuk membaca
majalah melalui e-magz. Kemudian untuk edisi – edisi berikutnya, Panjebar
66
Semangat hanya akan menampilkan teaser atau cuplikan dari edisi terbarunya,
bila ingin mengunduh secara full version maka pelanggan diharapkan melakukan
registrasi seperti yang telah ditentukan.
67
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 GAMBARAN UMUM SUBYEK DESAIN
3.1.1 Definisi Media Massa
Media massa atau Pers adalah suatu istilah yang mulai dipergunakan pada tahun
1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Dalam pembicaraan sehari-hari, istilah ini sering disingkat
menjadi media. Definisi media massa sendiri adalah suatu alat yang dipergunakan dalam
proses komunikasi massa, yakni komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak
(channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri merupakan kependekan
dari komunikasi melalui media massa (communicate with media).
3.1.2 Definisi Majalah
Media massa terbagi antara media massa tradisional dan modern, Majalah
termasuk media massa tradisional, yang artinya adalah penerbitan berkala yang berisi
bermacam-macam artikel dalam subyek yang bervariasi. Majalah biasa diterbitkan
mingguan, dwimingguan atau bulanan. Majalah biasanya memiliki artikel mengenai topik
populer yang ditujukan kepada masyarakat umum dan ditulis dengan gaya bahasa yang
mudah dimengerti oleh banyak orang. Sedangkan internet dan telepon genggam
merupakan contoh dari media massa modern.
3.1.3 Definisi Bahasa Jawa
Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa
terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota
Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara
terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon.
Penduduk Jawa yang berpindah ke Malaysia turut membawa bahasa dan
kebudayaan Jawa ke Malaysia, sehingga terdapat kawasan pemukiman mereka yang
dikenal dengan nama kampung Jawa, padang Jawa. Di samping itu, masyarakat pengguna
Bahasa Jawa juga tersebar di berbagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kawasan-kawasan luar Jawa yang didominasi etnis Jawa atau dalam persentase yang
cukup signifikan adalah : Lampung (61,9%), Sumatra Utara (32,6%), Jambi (27,6%),
Sumatera Selatan (27%). Khusus masyarakat Jawa di Sumatra Utara, mereka merupakan
keturunan para kuli kontrak yang dipekerjakan di berbagai wilayah perkebunan
tembakau, khususnya di wilayah Deli sehingga kerap disebut sebagai Jawa Deli atau
68
Pujakesuma (Putra Jawa Kelahiran Sumatera). Sedangkan masyarakat Jawa di daerah lain
disebarkan melalui program transmigrasi yang diselenggarakan semenjak zaman
penjajahan Belanda.
Selain di kawasan Nusantara, masyarakat Jawa juga ditemukan dalam jumlah
besar di Suriname, yang mencapai 15% dari penduduk secara keseluruhan, kemudian di
Kaledonia Baru bahkan sampai kawasan Aruba dan Curacao serta Belanda. Sebagian
kecil bahkan menyebar ke wilayah Guyana Perancis dan Venezuela. Pengiriman tenaga
kerja ke Korea, Hong Kong, serta beberapa negara Timur Tengah juga memperluas
wilayah sebar pengguna bahasa ini meskipun belum bisa dipastikan kelestariannya.
3.1.4 Definisi E-magz
e-magz seringkali disebut sebagai Electronic magazine, merupakan versi digital
dari sebuah majalah. Jika biasanya pada sebuah buku akan terdapat tumpukan atau
kumpulan kertas yang di dalamnya berisi teks dan gambar, maka e-magz berisi informasi
digital yang tentunya berisi teks, gambar, dan dikemas dalam sebuah file.
3.2 TEKNIK SAMPLING
3.2.1 Populasi
Target konsumen yang dipilih sebagai pembaca majalah Panjebar Semangat yaitu
dengan kriteria sebagai berikut :
a. Segmentasi Geografis
Kota – kota yang masyarakatnya pada umumnya menggunakan bahasa Jawa
untuk komunikasi sehari – hari.
Alasan : Masyarakat yang terbiasa menggunakan bahasa Jawa tentunya familiar dengan
bahasa Jawa dalam bentuk teks, meskipun bahasanya sedikit berbeda.
b. Segmentasi Demografis
1. Usia : 25 – 50 tahun (dewasa lanjut – separuh baya)
o Alasan : Umumnya pada usia dewasa lanjut dan menjelang separuh baya,
manusia akan kembali merindukan bahasa Ibu atau bahasa yang ia gunakan saat
masih kecil dan akan menemukannya kembali di media yang sekiranya akan
memiliki kriteria tersebut, selain itu, manusia pada usia tersebut cenderung lebih
menghargai budaya atau adat yang masih berlaku dan akan mempertahankannya
dengan cara mengajarkan kembali kepada keturunannya supaya budaya tersebut
tidak akan punah nantinya.
2. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
69
o Alasan : Penggemar dan Pembaca majalah Panjebar Semangat berasal dari
berbagai kalangan.
3. Pengeluaran : Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 7.000.000,- per bulan untuk
kebutuhan sehari-hari dan memenuhi kebutuhan keluarga, serta beberapa pengeluaran
tak terduga.
4. Pendapatan : Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,- per bulan
o Alasan : Masuk dalam kelompok tingkat ekonomi menengah ke atas
5. Pendidikan : SMA, S1, S2 dan sederajat
o Alasan : Umumnya telah memiliki pengalaman dalam bergaul dengan berbagai
macam orang dengan kepribadian berbeda dan dengan kebudayaan berbeda,
sehingga dengan pendidikan dan pengalamannya tersebut, bisa menjadi lebih
matang untuk menentukan sikap.
c. Segmentasi Psikografis
1. Kelas sosial : Menengah ke atas
o Alasan : Umumnya tidak membutuhkan biaya yang lebih besar untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
2. Gaya hidup : Cenderung konsumtif, berkumpul dengan teman lama, berkumpul
dengan keluarga besar untuk saling berbagi pengalaman hidup dan saling menasehati.
o Alasan : Kebiasaan hidupnya yang hampir selalu bisa tercukupi, namun tidak
lupa untuk mencukupi keluarganya, kadang berbelanja lebih untuk kebutuhan
dalam satu bulan tidak ada masalah.
Keterangan :
Pengambilan sampel berada pada kota Surabaya, dimana kota tempat
didirikannya majalah Panjebar Semangat, yang juga termasuk salah satu kota besar yang
mayoritas masyarakatnya bisa berbahasa Jawa dan menggunakan bahasa Jawa untuk
komunikasi kesehariannya, serta merupakan kota terbesar kedua di Indonesia, yang
memiliki beragam kehidupan sosial dan budaya, suku dan etnis
Penentuan usia dan jenis kelamin berdasar pada siklus hidup manusia, yaitu :
1. Bayi (dibawah satu tahun)
2. Balita (dibawah tiga tahun)
3. Balita (dibawah lima tahun)
4. Usia sekolah (6-12 tahun)
5. Remaja awal (ABG 13-15 tahun)
6. Remaja lanjut (16-18 tahun)
70
7. Dewasa awal (19-24 tahun)
8. Dewasa lanjut (25-35 tahun)
9. Separuh baya (36-50 tahun)
10. Tua (51-65 tahun)
11. Lanjut usia (diatas 65 tahun)
Pengambilan usia dewasa lanjut (25-35 tahun) sampai separuh baya (36-50
tahun) disesuaikan dengan karakteristik Target Audiens dari majalah Panjebar Semangat
yang secara umum adalah kalangan dewasa lanjut hingga separuh baya. Hal ini
dikarenakan pada umumnya usia dewasa lanjut dan separuh baya sudah mengalami
banyak pengalaman hidup dan karier yang sedang berada di puncak, suatu saat bila
kehidupannya yang nyaris sempurna tersebut mulai membuatnya bosan, mereka akan
merindukan kembali masa – masa kecil bersama orang tua dan sahabatnya, karena itu
kebutuhan mereka akan kentalnya budaya Jawa pada masa itu akan dihadirkan kembali
oleh majalah Panjebar Semangat.
Karakteristik aktivitas :
1. Bekerja di kantor/wiraswasta
2. Olahraga ( bersepeda, berenang, fitness, golf )
3. Mengurus kebutuhan keluarga dan rumah tangga( memasak, mencuci, dll)
Karateristik minat :
a. Traveling (berwisata, jalan – jalan, mengenal dan mempelajari budaya dareah di
tempat lain)
b. Berbelanja
c. Senang dan gemar terhadap hal – hal yang berbau seni dan budaya, khusunya budaya
Jawa.
d. Suka membaca dan haus akan pengetahuan baru
e. Suka berkumpul dengan keluarga besar
f. Tidak tertutup dan mau menerima suatu hal yang baru
g. Berwawasan luas dan tidak malu untuk bertanya
h. Membumi dan merakyat
i. Suka membagi ilmu yang dimiliki
j. Pekerja keras
k. Menyukai cerita rakyat, mitos atau legenda
l. Percaya dengan hal yang berbau ghaib
71
3.2.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti karakteristiknya. Proses
pengambilan sampel dari populasi dinamakan sampling. Diharapkan karakteristik pada
sampel akan menggambarkan karakteristik populasinya, oleh karena itu diperlukan
sampling dan besar sampel yang representatif.
Teknik sampling yang digunakan untuk mencapai konsep desain adalah metode
kualitatif dan kuantitatif, karena kedua pendekatan ini memerlukan proses berpikir
rasional. Untuk metode kualitatifnya menggunakan wawancara (depth interview), yaitu
wawancara dengan Redaktur Pelaksana majalah Panjebar Semangat, Drs. Aryo Tumoro,
kemudian dengan Supervisor Tata Usaha majalah Panjebar Semangat, Bpk
Iryanuswantoro, Bpk Soegiyono selaku Pengelola Keuangan majalah Panjebar Semangat,
serta staf redaksi, Bpk Kukuh Setyo Wibowo.
Sedangkan untuk metode kuantitatifnya menggunakan kuesioner yang disebarkan
kepada target audiens. Kuesioner merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data di
mana pertanyaan-pertanyaan sudah terdapat di dalamnya secara terperinci dan lengkap.
Kuesioner digunakan sebagai data kuantitatif yang mana data tersebut digunakan untuk
mengetahui respon audiens sebagai salah satu pertimbangan di dalam merevitalisasi
desain majalah Panjebar Semangat ini nantinya. Keterangan-keterangan tersebut
diperoleh dengan mengisi daftar pertanyaan. Jika yang menuliskan isian ke dalam
kuesioner adalah responden maka daftar pertanyaan itu disebut kuesioner. Sedangkan bila
diisi oleh pencatat yang membawa daftar isian, maka daftar pertanyaan tersebut
dinamakan schedule.
Dari hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada target audiens, maka dapat
diambil data-data sebagai berikut :
a. Jumlah responden : 100 responden
b. Jenis kelamin : Laki - laki dan Perempuan
c. Usia : 25 - 50 tahun
d. Pendidikan : Minimal SMA
e. Pengeluaran per bulan : Rp 2.000.000,- sampai Rp 7.000.000,-
3.3 JENIS DAN SUMBER DATA
3.3.1 Jenis Data
3.3.1.1 Data Primer
1. Hasil wawancara dengan Redaktur Pelaksana majalah Panjebar Semangat, Bpk Drs.
72
Aryo Tumoro, kemudian dengan Supervisor Tata Usaha majalah Panjebar Semangat,
Bpk Iryanuswantoro, Bpk Soegiyono selaku Pengelola Keuangan majalah Panjebar
Semangat, serta staf redaksi, Bpk Kukuh Setyo Wibowo.
2. Focus group discussion (FGD) yang melibatkan Redaktur Senior Panjebar Semangat,
Drs. Mochtar, Redaktur Pelaksana majalah Panjebar Semangat, Bpk Drs. Aryo
Tumoro, staf redaksi majalah Panjebar Semangat, Bpk Kukuh Setyo Wibowo serta
para ahli dari pihak luar Panjebar Semangat di bidang percetakan, budayawan yang
mengamati majalah Panjebar Semangat, kemudian wakil dari generasi muda,
mahasiswa – mahasiswa sastra Jawa dari UNESA.
3. Kuesioner.
3.3.1.2 Data Sekunder
1. Teori-teori pendukung pembahasan.
2. Informasi dan literatur.
3. Kompetitor dan komparator.
3.3.2 Sumber Data
3.3.2.1 Data Primer
1. Hasil wawancara mendalam (depth interview) dengan Redaktur Pelaksana majalah
Panjebar Semangat, Bpk Drs. Aryo Tumoro, kemudian dengan Supervisor Tata
Usaha majalah Panjebar Semangat, Bpk Iryanuswantoro, Bpk Soegiyono selaku
Pengelola Keuangan majalah Panjebar Semangat, serta staf redaksi, Bpk Kukuh
Setyo Wibowo.
2. Focus group discussion (FGD) yang melibatkan Redaktur Senior Panjebar Semangat,
Redaktur Pelaksana, staf redaksi majalah Panjebar Semangat, serta para ahli dari
pihak luar Panjebar Semangat di bidang percetakan, budayawan, kemudian wakil dari
generasi muda, mahasiswa- mahasiswa sastra Jawa.
3. Kuesioner kepada pelanggan majalah Panjebar Semangat di Surabaya.
4. Kuesioner kepada fans majalah Panjebar Semangat di facebook.
3.3.2.2 Data Sekunder
1. Teori-teori pendukung pembahasan dan literatur-literatur yang sesuai.
2. Informasi-informasi mengenai majalah Panjebar Semangat yang didapatkan melalui
internet.
3. Studi kompetitor dan komparator dari observasi melalui internet.
73
3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Depth interview
2. Focus group discussion
3. Kuesioner
3.5 METODE PENELITIAN
3.5.1 Perencanaan
1. Dimulai dari definisi dan analisa dari masalah yang ditemukan.
2. Wawancara mendalam dengan sumber yang ada.
3. Dicarikan solusi yang berasal dari studi literatur teori-teori yang ada.
4. Analisa hasil wawancara, literatur, dan hasil penjajakan AIO target segmen, dan
analisa kompetitor.
5. Dari hasil analisa yang ada akan diturunkan pada suatu konsep perancangan yang
akan dilakukan.
6. Konsep tersebut akan diturunkan menjadi beberapa definisi yang kemudian dipilih
untuk dijadikan keywords.
3.5.2 Perancangan
1. Dari hasil analisa akan ditemukan suatu kesimpulan yang selanjutnya diringkas untuk
dijadikan konsep perancangan.
2. Konsep perancangan yang telah didapatkan dapat dijadikan acuan dalam tahap
desain.
3. Tahap desain mencakup 4 langkah perancangan desain yaitu pembuatan thumbnails,
rough desain, comprehensive desain, dan final desain.
4. Final desain nantinya akan diterapkan pada media-media yang sudah ditetapkan.
74
..:: Halaman ini sengaja dikosongkan ::..
75
BAB IV
KONSEP DESAIN
4.1 PENELUSURAN MASALAH
Majalah Panjebar Semangat adalah majalah berbahasa Jawa yang dulunya sempat
meraih masa – masa kejayaannya pada saat bangsa Indonesia belum merdeka, hal ini
dikarenakan pada masa itu belum banyak media yang dapat mewakili suara rakyat yang
belum fasih berbahasa Indonesia, karenanya bahasa daerah, khusunya bahasa Jawa
menjadi bahasa yang dipakai untuk berkomunikasi pada jaman itu. Hal ini menjadi suatu
kesempatan yang tidak disia – siakan oleh banyak penerbitan media cetak yang juga ingin
membagi berita tentang perjuangan rakyat yang perlahan – lahan berani melawan para
penjajah. Tetapi banyak hal terjadi sehingga membuat bermacam – macam media cetak
pada jaman itu gulung tikar, dengan asas yang kuat, dengan segala kemampuan yang
dimiliki dan tenaga yang dikerahkan, majalah Panjebar Semangat akhirnya dapat terus
bertahan di setiap pergantian jaman hingga sekarang.
Namun dengan berjalannya waktu, majalah yang menggunakan bahasa Jawa saat
ini bisa dihitung dengan jari yang masih dapat mempertahankan keeksistensiannya
diantara sekian banyak media cetak khususnya majalah yang terbit dan beredar di
pasaran. Sehingga untuk tetap bertahan di jaman modern seperti sekarang ini, majalah
Panjebar Semangat membutuhkan lebih dari satu srategi agar tetap dapat menjadi majalah
tertua di Indonesia pada saat ini.
Berdasarkan pada sejarah majalah Panjebar Semangat yang sudah sangat lama
berdiri dan sudah sekitar 30 tahun tidak mengalami perubahan dalam tampilannya
maupun secara isi/content. Maka majalah ini terlihat sudah ketinggalan jaman.43 Selain
itu, pelanggan baru majalah Panjebar Semangat dengan target segmen yang telah
ditentukan menginginkan adanya pembaharuan dalam penampilan Panjebar Semangat44.
Hal inilah yang menyebabkan perusahaan menginginkan adanya perubahan pada
majalahnya tetapi tidak terlalu ektrem, tetap mempertahankan unsur tradisionalnya
dengan menambah kemodernisasian yang dapat membaur dengan baik kemudian dikemas
dalam revitalisasi tampilan Panjebar Semangat. Kemudian banyak sekali generasi muda
43 Sumber : hasil Focus group discussion yang telah dilaksanakan pada tanggal 9 Februari 2010
44 Sumber : hasil kuesioner terhadap responden dengan usia dewasa lanjut (25 – 35 tahun) sampai usia
separuh baya (36 – 50 tahun)
76
yang tidak tahu mengenai majalah berbahasa Jawa itu masih ada, bahkan mereka tidak
mengenal nama Panjebar Semangat45 Kurangnya awareness dan pengetahuan para
generasi muda pada umumnya mengenai pers berbahasa Jawa terutama Panjebar
Semangat ini yang menyebabkan budaya Indonesia terutama bahasa Jawa perlahan –
lahan hilang.
Penyebab lain hilangnya pelanggan majalah berbahasa Jawa ini adalah jangkauan
penyebaran Majalah Panjebar Semangat yang masih kurang, karena hanya bisa diperoleh
dengan cara berlangganan melalui agen majalah maupun berlangganan secara langsung
yang dikirim melalui pos. Saat ini pengiriman yang dilakukan Majalah Panjebar
Semangat melalui agen hanya ada di kota – kota besar saja di Jawa Timur, Jawa Tengah,
DIY, kemudian ada juga di Bandung, Jakarta, Lampung, Jambi, Palembang, Balikpapan
dan Nunukan46. Sehingga bagi pelanggan yang berada di luar daerah tersebut tidak akan
bisa memperoleh majalah Panjebar Semangat secepat pelanggan yang berada di kota
besar, padahal, menurut Drs. Aryo Tumoro, redaktur pelaksana majalah Panjebar
Semangat, bukan hanya orang Jawa saja yang bisa dan menyukai bahasa jawa
sebagaimana hal tersebut memang sebuah bawaan dari lahir, namun orang Jawapun
bukan hanya tinggal di pulau Jawa saja, bagaimana dengan orang Jawa yang
dipindahtugaskan ke luar pulau? Mereka pasti akan rindu akan bahasa ibu mereka,
karenanya Panjebar Semangat ingin menjadikan majalahnya tersebut menjadi media yang
dapat „menemukan kembali‟ kerinduan yang dirasakan oleh orang – orang yang tinggal di
luar pulau Jawa.
Kurangnya promosi yang dilakukan secara berkala untuk membantu
meningkatkan jumlah pelanggan di beberapa media juga merupakan salah satu penyebab
berkurangnya jumlah pelanggan yang terdata sejak tahun 2000 hingga 2010 lalu cukup
drastis47.
Berikut adalah beberapa media yang mengiklankan majalah Panjebar Semangat
dalam satu tahun terakhir :
a. Radio Jodhipati FM 106,1 Mhz, Nganjuk, Jawa Timur
b. Radio Pandowo FM 104,3 Mhz, Tulungagung, Jawa Timur
c. Radio JT FM 88,9 Mhz, Surabaya, Jawa Timur
d. Radio Pertanian Wonocolo AM 200 M/1,449 Khz – SW 64 M/ 4,698 Khz 45 hasil kuesioner terhadap responden dengan usia dewasa awal (19 – 24 tahun) 46 Arsip Data Majalah Panjebar Semangat per 13 Juni 2010 47 dapat dilihat pada Tabel I : Jumlah Oplah Panjebar Semangat dalam Sepuluh Tahun Terakhir (2000 – 2011)
77
Promosi atau iklan yang dipasang radio ini bersifat barter, jadi ketika salah satu
radio menyiarkan iklan mengenai Panjebar Semangat, maka iklan radio ini juga terpasang
di halaman iklan Majalah Panjebar Semangat setiap minggunya48.
Banyak sekali faktor yang menyebabkan turunnya oplah majalah Panjebar
Semangat hingga sekarang ini, namun meski begitu para redaktur senior yang sampai
sekarang masih bekerja di majalah Panjebar Semangat ini terus optimis bahwa nantinya
masa depan budaya jawa akan lebih baik jika generasi muda mau terus belajar dan tidak
malu untuk menggunakan bahasa Jawa dalam kehidupan sehari – hari. Beliau juga
menambahkan bahwa mempelajari bahasa Jawa sebenarnya sama mudahnya dengan
mempelajari bahasa Inggris. Mengapa begitu? Bedanya hanya, sifat bahasa Inggris yang
seolah menjadi kewajiban tiap pelajar agar harus bisa menguasainya karena masuk dalam
kurikulum utama dan dapat dipakai menjadi bahasa internasional karena dimanapun kita
tinggal bisa digunakan. Bila bahasa Jawa dijadikan sebagai kurikulum utama, bukan tidak
mungkin perkembangannya akan jauh lebih baik daripada sekarang49
4.1.1 Aspek Pasar
Dengan adanya penelusuran masalah seperti di atas, maka awal pemecahan
masalah mengenai jumlah penjualan majalah Panjebar Semangat yang mulai turun dari
tahun ke tahun adalah dengan menentukan banyaknya aspek pasar yang menginginkan
adanya perubahan pada majalah berbahasa Jawa ini. Untuk menentukannya, maka
diadakan kuesioner yang disebarkan pada target audiens primer, yaitu para pelanggan
setia majalah Panjebar Semangat yang berdomisili di kota Surabaya dan sekitarnya, dan
target audiens sekunder yang sebagian besar berada pada usia remaja lanjut hingga
dewasa awal yang juga berdomisili di kota Surabaya dan sekitarnya. Kuesioner yang
disebarkan meliputi:
a. Kuesioner AIO (activity, interest, opinion) untuk mengetahui bagaimana respon
target audiens mengenai habit atau kebiasaan keseharian sehingga dapat ditentukan
strategi komunikasi dan pemasaran nantinya untuk revitalisasi majalah Panjebar
Semangat.
b. Setelah itu, target audiens primer yang juga merupakan pelanggan majalah Panjebar
Semangat khususnya akan diminta mengisi kuesioner mengenai opini mereka serta
kelebihan dan kekurangan majalah Panjebar Semangat, sehingga dapat ditentukan
dari mana akan memulai revitalisasi.
48 Hasil Depth interview dengan Redaktur Pelaksana Panjebar Semangat, Drs. Aryo Tumoro 49 Depth interview dengan Redaktur Senior Panjebar Semangat, Drs. Mochtar
78
c. Kuesioner yang terakhir adalah kuesioner yang ditujukan untuk target audiens
primer maupun sekunder untuk menentukan aspek – aspek pada majalah Panjebar
Semangat yang harus direvitalisasi sesuai dengan keinginan masing – masing target
audiens kemudian hasilnya dapat ditemukan suatu kesinambungan antara target
audiens primer dan sekunder sehingga kemungkinan bertambahnya pelanggan
setelah adanya proses revitalisasi akan lebih banyak.
4.2 TARGET AUDIENS
4.2.1 Target Primer
Demografis :
1. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
2. Usia : 25 – 50 tahun (dewasa lanjut – separuh baya)
1. Pendidikan terakhir: SMA, Perguruan tinggi
2. Pekerjaan: swasta, wiraswasta, PNS, pensiunan
3. Pengeluaran : Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 7.000.000,- per bulan
4. Pendapatan : Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,- per bulan
5. SES menengah ke bawah
Geografis :
Kota Surabaya, dimana kota tempat didirikannya majalah Panjebar Semangat,
yang juga termasuk salah satu kota besar yang mayoritas masyarakatnya bisa berbahasa
Jawa dan menggunakan bahasa Jawa untuk komunikasi kesehariannya, serta merupakan
kota terbesar kedua di Indonesia, yang memiliki beragam kehidupan sosial dan budaya,
suku dan etnis
Psikografis :
3. Senang dan gemar terhadap hal – hal yang berbau seni dan budaya, khusunya
budaya Jawa.
4. Suka membaca dan haus akan pengetahuan baru
5. Suka berkumpul dengan keluarga besar
6. Tidak tertutup dan mau menerima suatu hal yang baru
7. Berwawasan luas dan tidak malu untuk bertanya
8. Membumi dan merakyat
9. Suka membagi ilmu yang dimiliki
10. Pekerja keras
11. Menyukai cerita rakyat, mitos atau legenda
79
12. Percaya dengan hal yang berbau ghaib
4.2.2 Target Sekunder
Demografis :
1. Jenis Kelamin : Laki-laki dan perempuan
2. Usia : Remaja awal (ABG 13-15 tahun), Remaja lanjut (16-18 tahun) dan
Dewasa Awal (19 – 24 tahun)
3. Pendidikan terakhir : SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi
4. Pekerjaan: siswa, mahasiswa, swasta, wiraswasta.
5. Pengeluaran : Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 7.000.000,- per bulan (bagi yang
sudah bekerja dan memiliki pekerjaan tetap)
6. Pendapatan : Rp 2.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,- per bulan (bagi
yang sudah bekerja dan memiliki pekerjaan tetap)
7. SES menengah ke bawah
80
Gambar 4.1 Bagan Konsep Desain
81
4.3 KONSEP DESAIN
Konsep desain ditentukan berdasarkan adanya masalah yang telah
diidentifikasikan yang kemudian dipilih masalah yang akan diselesaikan untuk dicarikan
solusi desainnya dengan memperhitungkan aspek karakteristik target audiens dan
karakteristik majalah Panjebar Semangat. Dari semua aspek tersebut, maka bisa
ditentukan konsep desain yang akan dipakai sebagai dasar perancangan sebuah
revitalisasi desain majalah Panjebar Semangat dari berbagai aspek vitalnya. Proses
pengambilan keywords untuk konsep desain terdapat pada gambar 4.1. Bagan Konsep
Desain. Adapun Konsep Desain yang akan digunakan meliputi :
1. Javanese : berbahasa Jawa merupakan hal yang paling menonjol dari majalah
Panjebar Semangat. Namun selama ini tak ada ciri khas khusus yang membedakan
Panjebar Semangat dari majalah berbahasa Jawa lainnya, kemudian setelah
melakukan riset dan kuesioner serta wawancara, didapatkan kesimpulan bahwa
majalah Panjebar Semangat ini harus memiliki ciri visual, yaitu dengan
menambahkan unsur “Jawa” yang dapat diaplikasikan pada tiap halamannya dengan
merubah sistem grafis dan layout-nya.
2. Retro : mengangkat semangat, menghadirkan/ menampilkan/ memvisualkan kembali
nuansa/ gaya-gaya lama disebut sebagai retro, yang menjadi istilah populer untuk
mendefinisikan/ menyebutkan model pengulangan-pengulangan yang disebut
sebagai historisisme, rekonstruksi, dan duplikasi. Menurut Longman Dictionary Of
Contemporary English, pengertian „retro‟ adalah deliberately using styles of fashion
or design from the recent past. Selain karena retro dapat mewakili Panjebar
Semangat secara konseptual, retro di sini juga diperkuat dengan adanya ilustrasi –
ilustrasi dalam Panjebar Semangat yang masih memakai gaya ilustrasi lama, cirinya
sangat terlihat pada setiap ilustrasi yang dihasilkan mengusung corak ilustrasi
realistis, sehingga dengan mempertahankan serta menambah warna pada ilustrasi-
nya, akan didapatkan kesan retro semakin kuat.
3. Revival : berasal dari kata revive yang artinya “menghidupkan kembali” atau bisa
juga dianggap sebagai suatu kebangkitan. Revival di sini dimaksudkan untuk
memberikan suatu kesan bahwa majalah Panjebar Semangat ini telah bangkit
kembali. Tujuannya adalah menghidupkan kembali akar – akar kebudayaan Jawa
terutama bahasa dan sastra Jawa yang akhir – akhir ini telah mengalami penurunan
dengan ditandainya para generasi muda yang sudah lupa, bahkan tidak tahu
82
mengemai bahasa Jawa. Maka dari itu diharapkan dengan adanya revitalisasi ini,
nilai – nilai tradisional yang diangkat oleh majalah Panjebar Semangat sejak lama ini
dapat bangkit kembali.
4.4 UNIQUE SELLING POINT (USP)
Keunikan yang terdapat pada majalah Panjebar Semangat dengan adanya
revitalisasi adalah :
1. Panjebar Semangat berbeda dengan majalah berbahasa Jawa lainnya, karena secara
visual akan lebih terlihat modern namun tetap memiliki ciri khas khusus yang tidak
akan hilang dari identitas Panjebar Semangat.
2. Tidak hanya dalam bentuk visual, secara content, majalah Panjebar Semangat bukan
hanya mengambil topik dari berbagai sumber kemudian merubah bahasanya, tetapi
akan ditelaah dengan sudut pandang yang berbeda, sehingga bukan seperti membaca
majalah berbahasa Jawa pada umumnya.
3. Selain itu, meskipun issue – issue dan berita terbaru selalu ditampilkan dalam setiap
edisinya, majalah Panjebar Semangat juga memuat issue mengenai hal – hal yang
memiliki unsur kedaerahan yang kuat, sehingga para pembaca tidak akan melupakan
kebudayaan daerah yang sudah hampir hilang.
4. Gaya penulisan dan bahasa Jawa ngoko alus yang lebih bersahabat dan mudah
dimengerti oleh target segmen baru (generasi yang lebih muda).
5. Memiliki versi digital atau e-magz yang ditujukan bagi pembaca yang berada di luar
area pengiriman melalui pos, sehingga jangkauannya lebih luas dan menyeluruh,
dapat diakses dimana saja dan kapanpun yang mereka inginkan tanpa harus
menunggu pengiriman yang menghabiskan waktu dan biaya yang lebih banyak.
83
4.5 KRITERIA DESAIN
4.5.1 Elemen-elemen vital pada majalah Panjebar Semangat
No. Spesifikasi Desain lama Setelah direvitalisasi
1
2
3
4
Layout
Tipografi
Rubrikasi
Sistem grafis
Kurang tertata,
tidak mengikuti aturan grid
Legibility dan readability
kurang, heading dan sub
heading tidak
berkesinambungan antara satu
rubrik dengan rubrik yang lain
Kurang teratur, hampir
penempatan tiap rubrik tidak
bersambung dengan
lanjutannya, sehingga ketika
membaca sedikit ada „gap‟
atau jeda untuk membalik
halaman
Tidak adanya suatu sistem
grafis yang teratur dalam
majalah Panjebar Semangat.
Hampir di setiap halaman
memiliki sistem grafis yang
tidak sama
Ada ketentuan penataan grid
dan layout menurut pada
teori yang ada
Meminimalisir penggunaan
macam – macam font dalam
satu halaman, terutama
penggunaan font akan
ditentukan dan diterapkan
dalam sistemasi pada body
text, heading dan sub
heading
Menempatkan satu rubrik
dalam halaman genap - ganjil
yang ketika dibuka akan
berada dalam dua halaman
yang berjajar, bukan berada
di baliknya
Ada keteraturan dan
keseragaman pada sistem
grafis yang diterapkan pada
setiap halamannya
84
5
6
7
Foto
Ilustrasi
Cover
Tidak berwarna,
Kemudian pemilihan foto
seadanya, banyak yang
memiliki resolusi kecil, blur
atau tidak fokus
Tidak berwarna, dan sama
halnya dengan foto, beberapa
ilustrasi yang digunakan
Panjebar Semangat hanya
sekedar mengambil dari
internet atau media cetak yang
lain
Tidak adanya ketentuan –
ketentuan khusus untuk
covernya, misal : untuk edisi
ini menggunakan model
dengan teknik foto indoor dan
photo studio, namun untuk
edisi berikutnya foto
jurnalistik.
Kemudian juga kualitas yang
kurang baik, sehingga seperti
tidak terkonsep
Berwarna, kualitas foto baik,
resolusi di atas 100-200 dpi
Menggunakan ilustrasi
berwarna, dengan teknik
pewarnaan digital, kemudian
ilustrasi dibuat lebih besar
sehingga menarik perhatian
pembacanya
Akan ada ketentuan dan
standarisasi pada cover
majalah Panjebar Semangat
setelah mengalami
revitalisasi, yaitu cover
hanya menggunakan ilustrasi
berwarna yang menceritakan
tentang tokoh – tokoh
pewayangan maupun tokoh
masyarakat terkenal, namun
nantinya akan digambarkan
menggunakan pakaian adat
Jawa sehingga kesan ke-
Jawa-annya tetap akan
menjadi ciri khas kuat
Panjebar Semangat.
85
4.5.2 Gaya Bahasa
1. Karena target segmennya sudah jelas, maka bahasa yang digunakan adalah
bahasa Jawa ngoko alus.
2. Dengan adanya versi digital atau e-magz yang ditujukan untuk pembaca Panjebar
Semangat yang berada di luar area pengiriman, maka dipertimbangkan untuk
menggunakan dua bahasa (Jawa – Indonesia) hanya di awal/prolog pengenalan
dan sejarah Panjebar Semangat saja. Diharapkan pembaca yang awalnya tidak
mengerti tentang bahasa Jawa nantinya dapat memahami dengan baik kemudian
menyukainya.
4.5.3 Strategi Visual
Strategi visual didasarkan pada target segmen yang sudah jelas. Elemen visual
yang akan dibuat nantinya disesuaikan dengan karakteristik masing-masing target
audiens. Untuk itu, akan ada penggabungan karakter visual bagi target primer dan target
sekunder. Juga memiliki segi estetika yang baik dan penyampaian pesan secara jelas,
khususnya dalam tiap content dan rubrik dalam ciri khas Panjebar Semangat. Untuk itu
harus ada kesatuan antara strategi komunikasi dengan strategi visual yang saling
mendukung satu sama lain. Secara keseluruhan, gaya grafis yang digunakan dapat
menumbuhkan keinginan kepada pembaca Panjebar Semangat untuk menambah
wawasannya dalam berbahasa Jawa yang dapat diaplikasikan pada kehidupannya sehari –
hari, selain itu, dengan visualisasi yang senada dan teratur dalam tiap isinya, akan
membuat target primer dan target sekunder lebih mudah memahami dan menjadikan
Panjebar Semangat sebagai acuan bahwa majalah berbahasa Jawa yang hingga kini dapat
bertahan dan meneruskannya pada generasi berikutnya.
4.5.4 Strategi Media Online (e-magz) Panjebar Semangat
4.5.4.1 Pemilihan e-Magz Sebagai Media Penjualan Secara Online
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, pemilihan e-magz sebagai
media online dikarenakan pelanggan majalah Panjebar Semangat dengan segmentasi usia
remaja lanjut (16-18 tahun), dewasa awal (19-24 tahun) , dewasa lanjut (25-35 tahun)
yang berlangganan khususnya di luar kota, tidak dapat menerima pengiriman majalahnya
tepat waktu. Hal ini disebabkan adanya keterlambatan pada pengiriman melalui pos,
sehingga ketika majalah minggu pertama terbit, para pelanggan ini baru menerima
kiriman di minggu berikutnya, hampir bersamaan dengan edisi yang keluar selanjutnya,
86
atau bahkan terlambat sampai lebih dari satu minggu. Agar keterlambatan pengiriman
tidak terjadi, penulis mengusulkan untuk membuat majalah Panjebar Semangat versi
digital kemudian mendiskusikan dengan Redaktur Pelaksana Panjebar Semangat, Drs.
Aryo Tumoro. Oleh beliau diusulkan untuk membuat forum jajak pendapat kepada
pelanggan-pelanggan yang telah mengeluhkan masalah keterlambatan ini serta dengan
beberapa pelanggan baru majalah Panjebar Semangat. Setelah itu, melalui Focus Group
Discussion dan kuesioner50, didapatkan kesimpulan bahwa penambahan media online
berupa majalah elektronik atau e-magz untuk Panjebar Semangat sangat dibutuhkan.
Pemilihan e-magz juga berdasarkan pada fasilitas yang dimiliki Panjebar
Semangat yang saat ini telah memiliki website dan memiliki staf khusus yang menangani
segala sesuatu mengenai pertanyaan, saran, maupun keluhan dari pelanggan yang
dikirimkan melalui email dan facebook. Sehingga ketika ada pelanggan yang ingin
mengganti cara berlangganannya secara online, maupun customer baru yang ingin
memulai berlangganan Panjebar Semangat akan segera direspon dan diproses sesuai
dengan langkah-langkah yang ditentukan.
E-magz Panjebar Semangat nantinya akan disediakan dalam dua versi, yaitu lite
version atau hanya beberapa halaman saja dan full version. Versi lite ini digunakan
sebagai teaser yang diletakkan pada bagian iklan di website Panjebar Semangat.
Diharapkan dengan adanya lite version ini, bagi siapapun yang membuka website
Panjebar Semangat akan mengetahui bahwa e-magz Panjebar Semangat juga tersedia.
Sedangkan e-magz yang full version akan dapat diunduh ketika pelanggan telah memiliki
nomor verifikasi untuk mendapatkan persyaratan lengkap berlangganan.
50 Hasil focus group discussion dan tabulasi terlampir
87
Gambar 4.2 Bagan Penentuan E-magz sebagai media online
Penjualan Majalah Panjebar Semangat
Berlangganan Secara Langsung
Dalam Kota
Kelebihan:
- Tepat Waktu
- Proses Mudah
- Tidak membutuhkan waktu lama untuk proses
berlangganan
Kekurangan:
- Tidak semua orang tahu tempat dimana kantor
redaksi majalah Panjebar Semangat.
- Tidak dibuka pendaftaran bagi
pelanggan baru setelah pukul 12.00wib
Luar Kota (yang tidak tersedia agen) & Luar
Negeri
Kelebihan:
- Masih dapat membaca majalah Panjebar
Semangat meskipun bukan berada di pulau
jawa
- Rasa "kangen" terhadap bahasa jawa
dapat terobati
Kekurangan:
- Majalah tidak datang tepat waktu.
- Sehingga berita yang ditampilkan sudah
kadaluwarsa
- Tidak bisa berpartisipasi atau mengikuti kuis/
sayembara
- biaya tambahan pengiriman yang terlalu
tinggi
Berlangganan Melalui Agen Yang tersebar di
beberapa daerah
Kelebihan:
- Majalah dapat diterima tepat waktu.
- Tidak perlu jauh-jauh ke Surabaya untuk dapat
berlangganan.
Kekurangan:
-Adanya biaya tambahan untuk pengiriman ke luar
pulau jawa.
- Bila agen berhalangan, maka keterlambatan pengiriman bisa saja
terjadi.
Solusi Pengiriman Majalah Panjebar Semangat
Majalah Elektronik/ E-Magz
88
4.5.4.2 Proses distribusi e-magz
Strategi penjualan media pada e-magz Panjebar Semangat mengikuti strategi
penjualan yang sudah diterapkan pada versi cetaknya, yaitu pelanggan harus
berlangganan kepada pihak Panjebar Semangat untuk mendapatkan nomor verifikasi yang
akan digunakan untuk masuk (Log in) ke dalam website majalah Panjebar Semangat, lalu
pelanggan dapat dengan mudah mencari majalah edisi berapa yang pelanggan kehendaki
kemudian langsung dapat di download dan dibaca hanya dalam beberapa menit.
Gambar 4.3 Bagan proses distribusi e-magz Panjebar Semangat
Selain itu, nantinya ada pula cara lain yaitu pendaftaran secara online, dengan
masuk ke website Panjebar Semangat, lalu isi formulir pendaftaran yang disediakan pada
kategori “langganan PS” setelah entry data selesai dilakukan dan semua persyaratan telah
dipenuhi, maka pelanggan nanti akan mendapatkan nomor verifikasi untuk dapat
mengunduh e-magz yang full version.
Membuat Akun di website resmi Panjebar Semangat
Mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan
Memilih paket berlangganan
Menyetujui syarat dan ketentuan berlangganan
Melakukan pembayaran
(transfer melalui rekening bank)
Melakukan proses aktifasi akun untuk mendapatkan nomor verifikasi
e-magz full version telah dapat di download
89
Hal ini telah mendapatkan persetujuan dari pihak Panjebar Semangat ketika
penulis melaksanakan Focus Group Discussion. Selain itu, dengan banyak pertimbangan
dan kemudahan bagi para pelanggan, cara pendistribusian seperti yang dijelaskan di atas
merupakan solusi yang tepat untuk saat ini
Dengan adanya majalah Panjebar Semangat versi elektronik, kemudahan bagi
pelanggan dengan segmentasi usia remaja lanjut (16-18 tahun) dan dewasa awal (19-24
tahun) yang masih bersekolah atau melakukan studi yang berhubungan dengan sastra
Jawa nantinya akan lebih fleksibel dalam pencarian data dan artikel yang dibutuhkan
untuk keperluan studinya. Bila ada pelanggan dengan segmentasi usia 25 – 50 tahun
(dewasa lanjut – separuh baya) yang ingin mengubah cara berlangganannya, maka
pelanggan juga dapat mengkonfirmasi pada pihak Panjebar Semangat..
4.5.4.3 E-magz Sebagai Pengganti Majalah Versi Cetak
Beberapa pelanggan majalah Panjebar Semangat telah menanyakan mengenai
penambahan media online berupa majalah elektronik atau e-magz ini, apakah nantinya
posisi majalah versi cetak akan diganti secara total dengan e-magz?51 Hal ini belum dapat
ditentukan karena untuk keadaan saat ini, proses yang dilakukan Panjebar Semangat
untuk mempertahankan keeksistensiannya dalam dunia moderen juga masih terus
diusahakan dengan berbagai cara, jika perubahan media cetak menjadi media elektronik
dilakukan, kemungkinan buruknya adalah Panjebar Semangat akan kehilangan pelanggan
setia-nya yang lebih menyukai majalah dalam versi cetak.
Sehingga usul tersebut untuk saat ini belum dapat dilakukan bila Panjebar
Semangat belum memiliki pelanggan yang benar-benar membutuhkan adanya versi
elektronik saja dan menghentikan produksi untuk majalah versi cetaknya.
4.5.5 Ketentuan Penggunaan Warna Pada Panjebar Semangat
Dalam sebuah majalah, warna merupakan unsur yang kuat untuk membentuk
suatu karakter yang diinginkan sesuai dengan target segmen yang ditentukan.
Namun karena adanya keterbatasan pada teknologi cetak majalah Panjebar
Semangat, sehingga halaman – halaman pada isi majalah ini nantinya hanya akan
menggunakan warna – warna monochrome maupun hitam putih saja, maka unsur warna
ini nantinya akan banyak diterapkan pada e-magz dan halaman sisipan saja. Warna –
51 Focus group discussion dan pertanyaan melalui facebook yang ditujukan kepada Panjebar Semangat
90
warna yang akan digunakan pada revitalisasi majalah Panjebar Semangat nantinya
berdasarkan pada konsep desain :
1. Javanese
Seperti pada umumnya, warna – warna yang digunakan pada suatu unsur
tradisional dalam hal ini kebudayaan Jawa, biasanya diambil dari kesenian, baju
adat, bahkan dari alat musik tradisionalnya. Tetapi hal yg dapat dengan mudah
dikenali bila berhubungan dengan budaya Jawa diantaranya adalah batik,
bermacam – macam jenis wayang seperti wayang kulit, wayang boneka atau
wayang golek, maupun tokoh – tokoh terkenal dalam wewayangan seperti
punakawan, arjuna, kresna, dan lain – lain.
(a) (b) (c)
Gambar 4.1 (a) Contoh Unsur Warna Javanese pada Batik (Corak Jetis)
Gambar 4.2 (b) Contoh Unsur Warna Javanese pada Batik (Corak Jetis Sidoarjo)
Gambar 4.3 (c) Contoh Unsur Warna Javanese pada Batik (Corak Sekardangan)
Sumber: www.epochtimes.co.id
91
(a) (b)
Gambar 4.4 Contoh unsur warna Kesenian Wayang
Sumber: www.ethnicarts.com
2. Retro
Dalam hal ini warna retro memiliki makna yang cukup jelas, yaitu lebih
mendekati warna – warna hangat, kadang cenderung gelap dan sangat berciri
khas.
Gambar 4.5 Contoh unsur warna retro
Sumber: www.google.com/image
3. Revival
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, revival yang berarti sebuah kebangkitan, hal
ini biasanya dapat diibaratkan sebagai sesuatu yang menggebu – gebu dan penuh
92
dengan semangat juang yang tinggi. Bila revival dihubungkan dengan warna,
maka yang didapat adalah warna – warna yang menggambarkan perjuangan,
seperti merah, putih, warna kayu ataupun hijau dari bambu runcing.
Gambar 4.6 Contoh unsur warna revival
Sumber: www.google.com/image
4.5.6 Penataan Isi Layout
Penataan Layout pada majalah Panjebar Semangat sebelumnya terkesan sangat
monoton. Selain itu, letak gambar serta penempatan teks dan komposisinya masih kurang
tertata dengan baik.
Gambar 4.7 Contoh layout teks dan gambar pada majalah Panjebar Semangat
Dengan adanya revitalisasi nantinya majalah Panjebar Semangat dapat
diharapkan lebih menata komposisi serta ketepatan memuat foto dan keterangannya.
93
Kemudian dengan meletakkan body text sedikit merenggang antara satu dengan lainnya,
sehingga pembaca tidak akan terlalu lelah saat membaca rubrik yang penuh dengan teks.
Gambar 4.8 Contoh layout majalah yang dapat menjadi komparator untuk revitalisasi Panjebar
Semangat
Sumber: www.zavada-design.com
Kemudian dalam beberapa edisi khusus misalnya, akan ditambahkan halaman
yang memuat mengenai issue – issue modern dan teknologi dengan menggunakan layout
yang sedikit ekstrim untuk menunjukkan adanya perbedaan style yang sedikit lebih
modern.
4.5.7 Tipografi
Jenis font yang digunakan dalam perancangan revitalisasi majalah Panjebar
Semangat ini harus mampu memberikan pendekatan baik kepada target primer maupun
target sekunder juga mampu mencerminkan citra bahasa Jawa yang mengandung unsur
ketradisionalan sebuah peninggalan budaya serta mampu mendekatkan diri dengan
bahasa Jawa namun juga terkesan lebih retro dan dinamis.
Majalah Panjebar Semangat menggunakan font Tahoma untuk body text, dengan
ukuran 9,5 yang dapat terbaca jelas untuk target segmen berusia lanjut52, karena jika
52 Hasil Depth interview dengan Redaktur Pelaksana Panjebar Semangat, Drs. Aryo Tumoro
94
menggunakan ukuran di bawah itu banyak yang mengeluh terlalu kecil dan tidak
terbaca53.
Gambar 4.9 Font Tahoma dengan ukuran 9,5 pt yang digunakan untuk isi majalah Panjebar Semangat
Maka font yang dianggap mampu mewakili kedua hal tersebut yang berkaitan
dengan target segmen untuk remaja awal namun tetap cocok untuk dewasa hingga
separuh baya adalah font serif dan sans serif yang terkesan simpel untuk body text dan
font ancient atau dekoratif yang akan diaplikasikan untuk heading dan sub heading. Font
berjenis sans serif dapat digunakan untuk menunjukkan kesederhanaan dan bersifat
akademis, serta mempunyai tingkat keterbacaan yang tinggi. Sedangkan font serif
digunakan untuk menunjukkan kesan berwibawa, tenang dan terkesan retro atau old style.
Yang dipergunakan untuk heading, judul rubrik dan sub heading dapat menggunakan font
dengan jenis dekoratif atau ancient digunakan untuk mewakili ciri tradisional, namun
tetap fleksibel, dan tidak membosankan. Font-font tersebut yang nantinya mempunyai
tingkat legibilitas yang tinggi dengan karakter yang cukup kuat sehingga dinilai mampu
mewakili citra majalah Panjebar Semangat.
4.5.8 Gaya Ilustrasi
Gaya ilustrasi yang digunakan pada majalah Panjebar Semangat yang nantinya
akan direvitalisasi adalah ilustrasi khas retro dengan sentuhan budaya Jawa dengan tokoh
atau karakter yang berasal dari Jawa (berkebaya, dandanan tradisional memakai sanggul
dan kebaya untuk wanita, dan pria digambarkan yang menggunakan pakaian adat Jawa
lengkap), menggunakan teknik ilustrasi realis dengan pewarnaan digital, hal ini
berdasarkan pada hasil kuesioner untuk target primer maupun sekunder yang
menginginkan ilustrasi majalah Panjebar Semangat tetap dipertahankan keasliannya.
53 Hasil kuesioner untuk target primer majalah Panjebar Semangat
Tahoma
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
1234567890?!/(){}[]&*:;’”,.
95
Gambar 4.10 Contoh gaya ilustrasi pada majalah Panjebar Semangat
4.5.9 Cover
Dalam tiap edisi sebelumnya, cover majalah Panjebar Semangat hanya seperti
sekedar „menempelkan‟ gambar saja, namun dengan konsep baru untuk revitalisasi, maka
hal – hal yang diperlukan dalam pembentukan image baru untuk cover Panjebar
Semangat akan diubah menjadi :
Ilustrasi
Pada mulanya, edisi – edisi tertentu pada majalah Panjebar Semangat tidak hanya
memakai foto untuk dijadikan cover, melainkan ada juga yang menampilkan ilustrasi
dengan kekuatan visual yang sangat baik. Namun dengan adanya revitalisasi ini, untuk
desain cover akan menggunakan ilustrasi untuk setiap edisinya.
Hal ini ditujukan agar penampilan majalah Panjebar Semangat terlihat berbeda
dari para komparatornya, selain itu pemilihan karakter pada ilustrasi yang tepat dan
menarik, tentunya akan menjadi suatu nilai tambah.
Ilustrasi yang ditampilkan dapat berupa ilustrasi realis khas Jawa, tokoh
pewayangan, maupun tokoh masyarakat terkenal, namun tetap menggunakan pakaian adat
Jawa, sehingga ciri khas Javanese akan tetap terlihat.
96
Gambar 4.11 Contoh ilustrasi untuk cover depan sebuah majalah
Sumber: www.otcwebdesign.com
1. Font Cover
Untuk font yang menjadi ciri khas Panjebar Semangat selama ini tidak akan
mengalami perubahan karena telah melekat pada image Panjebar Semangat.
Sedangkan untuk warna font logo Panjebar Semangat ini dapat berubah sesuai
dengan warna dominan cover.
Gambar 4.12 Font pada cover majalah Panjebar Semangat
Gambar 4.13 Font cover setelah direvitalisasi
97
2. Layout pada cover
Sama halnya seperti font yang menjadi ciri khasnya selama ini, Panjebar
Semangat masih ingin memakai layout frame berwarna merah, namun juga ada
kemungkinan adanya kombinasi yang lebih menarik, namun tetap tidak
memberikan headlines berita – berita pada covernya.
Gambar 4.14 Layout cover majalah Panjebar Semangat
Sumber: www.google.com/image
Sebagai komparator, layout cover majalah TIME yang hampir sama dengan
Panjebar Semangat karena memakai frame merah untuk covernya ini masih
melakukan sedikit perubahan hanya untuk beberapa edisi khusus, TIME sengaja
menanggalkan ciri khasnya kemudian menggantinya dengan issue yang sedang
dibahas dan kemudian menjadikannya lebih berkarakter.
Gambar 4.15 Layout cover majalah TIME
(a) Desain Cover Standart Time yang biasa digunakan
(b) Ciri khas TIME yang sekali setahun mengeluarkan sdisi 100 orang paling berpengaruh
(c) Cover edisi khusus TIME
Sumber: www.google.com/image
98
4.6 PROSES DESAIN
4.6.1 Elemen Visual
Berdasarkan keywords yang telah ditentukan, yaitu Javanese Retro Revival, dapat
dijabarkan menjadi berbagai macam elemen – elemen visual yang dapat digunakan
sebagai alternatif sistem grafis untuk layout majalah Panjebar Semangat.
Adapun proses pemilihan elemen visual yang diterapkan dapat dilihat pada bagan
berikut ini :
Gambar 4.16 Elemen Visual
4.6.1.1 Alternatif Thumbnails Desain Elemen Visual
99
Gambar 4.17 Semar dan gareng, dua diantara empat punakawan
Gambar 4.18 Berbagai macam motif batik kawung yang telah dimodifikasi
Pemilihan batik tersebut berdasarkan pakaian yang digunakan oleh punakawan dan tokoh
wewayangan pada umumnya.
100
Gambar 4.19 Semacam kaligrafi yang dibentuk dari aksara Jawa dan unsur – unsur relief
“suradira jayaningrat lebur dening pangastuti” slogan dari majalah Panjebar Semangat
yang artinya : segala bentuk kejahatan pasti akan kalah dengan kebaikan. Bentuk aksara
Jawa dari slogan tersebut dapat diolah penulis menjadi semacam kaligrafi dengan
sentuhan Jawa dan digabungkan dengan beberapa relief dari candi-candi Jawa maupun
bentukan dari gunungan pada wayang kulit.
Kemudian untuk alternatif thumbnails selanjutnya, penulis memilih karakter
wajah dari tokoh pewayangan yang terkenal, yaitu Arjuna, Srikandi dan Gatutkaca. Corak
ilustasi karakter wayang tersebut nantinya akan dibagi menjadi beberapa corak ilustrasi
yaitu : realis, kartunis, stilasi atau penyederhanaan bentuk, sehingga hasilnya kemudian
dapat digabungkan menjadi sebuah pattern maupun sistem grafis yang dapat diterapkan
pada majalah Panjebar Semangat setelah direvitalisasi.
101
Gambar 4.20 Macam – macam bentuk stilasi wayang spserti arjuna (kiri), srikandi (tengah) serta
gatutkaca (kanan)
102
Gambar 4.21 Bentuk Gunungan dalam perwayangan
Bentuk gunungan yang selalu ada pada saat pergelaran atau pertunjukan wayang
ini merupakan karakter yang kuat dari kebudayaan Jawa, hal ini dapat digunakan untuk
mempertegas konsep Javanese Retro pada majalah Panjebar Semangat nantinya. Dari
bentuk gunungan tersebut, banyak sekali komposisi gambar dan ilustrasi yang
mencerminkan kehidupan manusia dan kebudayaan Jawa yang kental. Ilustrasi tersebut
dapat dibagi menjadi beberapa bagian, misalnya wajah dari raksasa, batang pohon raksasa
yang bercabang dan mempunyai sulur bunga, wajah dua burung garuda yang
berhadapaan, sampai dengan macam - macam detailnya. Bentuk gunungan ini sangat
identik dengan kehidupan manusia di bumi dan mengenai kepercayaan terhadap
Tuhannya, alam sekitarnya dan lain – lain.
Berikut merupakan sketsa – sketsa yang dapat diambil dari gunungan tersebut :
103
Gambar 4.22 Kepala barong yang menggambarkan keperkasaan.
Gambar 4.23 Kepala garuda berada di sebelah kanan dan kiri melambangkan keseimbangan.
Gambar 4.24 Pohon dengan akar – akarnya yang menjulur, menggambarkan bahwa kehidupan manusia
akan terus berlanjut sampai ke alam baka.
104
Gambar 4.25 Ular yang mengitari pohon, menggambarkan bahaya yang dapat datang kapan saja dan
dimana saja, sehingga manusia harus dalam keadaan waspada.
Pada alternatif desain selanjutnya, penulis mengambil sebagian corak dari batik
khas Jawa Timur yang juga dipadu padankan dengan batik yang digunakan oleh tokoh-
tokoh pewayangan, sehingga hasil yang diharapkan nantinya akan membentuk suatu
pattern gabungan yang dapat diaplikasikan.
Gambar 4.26 Motif batik yang diambil dari kelopak bunga khas Jawa Timur
105
Gambar 4.27 Berbagai macam motif batik khas dari Jawa Timur
4.6.1.2 Alternatif Digital Desain Elemen Visual
Elemen – elemen visual pada thumbnails yang terpilih akan dibuat menjadi
bentuk digital dan beberapa akan langsung digunakan sebagai sistem grafis pada majalah
Panjebar Semangat.
106
(a) Elemen yang diambil dari kelopak bunga pada relief kayu khas Jawa Timur
(b) Elemen kelopak bungan diterpakan pada pattern batik seperti kawung
Gambar 4.28 Elemen visual didapatkan dari motif batik khas jawa timuran yang menggunakan bunga
sebagai motif utamanya
Gambar 4.29 Elemen visual pada batik motif kawung yang terdapat pada batik yang digunakan oleh
keempat punakawan.
107
Gambar 4.30 Stilasi bentuk kepala wayang yang diterapkan menjadi sebuah pattern berulang.
Gambar 4.31 Tokoh yang paling terkenal dari punakawan, Semar.
108
Gambar 4.32 Bentuk penyederhanaan dari gunungan dengan varian warna.
Berbagai macam alternatif desain digital dari elemen-elemen visual yang telah
diadaptasi menjadi beragam gaya gambar yang akan digunakan sebagai sistem grafis
untuk majalah Panjebar Semangat. Sistem grafis dengan bentuk seperti di bawah ini telah
dipilih penulis berdasarkan aplikasinya yang dapat diterapkan untuk majalah Panjebar
Semangat dengan versi cetak hitam putih maupun versi cetak berwarna.
Penempatan sistem grafis ini adalah di bagian atas (judul rubrik) dan bawah
(keterangan halaman dan nomor edisi majalah)
(a)
(b)
109
(c) (d)
(e) (f)
(g)
Gambar 4.33 Berbagai macam alternatif desain digital yang akan digunakan sebagai sistem grafis majalah
Panjebar Semangat.
(a) Elemen visual yang diturunkan dari motif batik, disusun secara berulang dan bertumpuk
(b) Elemen visual yang berasal dari motif batik kembangan, yang dimodifikasi dan diterapkan
bertumpuk untuk pemilihan sistem grafis
(c) Elemen visual yang berasal dari batik khas Jawa Timur bergambar burung dan bunga
(d) Elemen visual yang berasal dari stilasi atau bentuk penyederhanaan gambar wayang arjuna dan
srikandi
(e) Elemen visual dari gambar realis wayang arjuna yang diambil bagian outline saja untuk
mempertegas karakteristik
(f) Elemen visual Garuda yang diambil dari gambar yang terdapat dipegunungan
(g) Elemen visual yang diambil dari gambar akar pohon pada gunungan yang diterapkan secara
berulang dan menggunakan sistem rotate dan mirror untuk kesan yang lebih dinamis.
110
Setelah alternatif desain tersebut ditanyakan pada pihak Panjebar Semangat dan
para pelanggannya, elemen – elemen visual yang diterapkan menjadi sistem grafis
majalah adalah sebagai berikut :
alternatif ke 1, dipilih oleh 10 responden
alternatif ke 2, dipilih oleh 6 responden
alternatif ke 3, dipilih oleh 5 responden
alternatif ke 4, dipilih oleh 3 responden
alternatif ke 5, dipilih oleh 2 responden
alternatif ke 6, dipilih oleh 2 responden
alternatif ke 7, dipilih oleh 13 responden
Kemudian ditemukan kesepakatan yaitu menggunakan alternatif desain ke 4
untuk sistem grafis atau rubrikasi pada majalah Panjebar Semangat yang akan di
revitalisasi. Untuk pemilihan warna akan disesuaikan dengan tema majalah yang akan
diterbitkan setiap minggunya.
4.6.2 Tipografi
Font yang akan digunakan untuk body text majalah Panjebar Semangat
mempunyai kesan retro dan bersifat akademis, serta mempunyai tingkat legibility dan
readability tinggi atau tingkat keterbacaan yang tinggi.
111
Berikut ini merupakan hasil survey terhadap 50 responden mengenai tipografi
yang akan digunakan sebagai body text dalam perancangan revitalisasi majalah Panjebar
Semangat :
1. Calibri
Calibri
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 12 responden
2. Trebuchet MS
Trebuchet MS
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 7 responden
3. Arial
Arial abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ 1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 5 responden
4. Candara
Candara
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 5 responden
112
5. Arno Pro Arno Pro
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Dipilih oleh 21 responden
Berikut ini merupakan hasil survey terhadap 50 responden mengenai tipografi
yang akan digunakan sebagai heading dan sub heading dalam perancangan revitalisasi
majalah Panjebar Semangat :
1. Arial Rounded MT Bold
Arial Rounded MT Bold
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 6 responden
2. Arial Black
Arial Black
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 12 responden
3. Algerian
ALGERIAN
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 22 responden
4. Gill Sans Ultra Bold
113
Gill Sans Ultra Bold
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 8 responden
5. Bauhaus 93
Bauhaus 93
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh 2 responden
Sedangkan untuk heading rubrik, font yang akan digunakan adalah jenis font yang
hurufnya berjenis italic, gunanya untuk menarik perhatian dan sedikit berbeda sehingga
kesannya tidak monoton. Dalam hal ini, pihak Panjebar Semangat menginginkan font
berjenis Lucida Calligraphy untuk judul tiap rubriknya.
Lucida Calligraphy
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Dipilih oleh redaktur majalah Panjebar Semangat
4.6.2.1 Alternatif Pengaplikasian Tipografi pada majalah Panjebar Semangat
114
Gambar 4.34 Alternatif 1
Heading: Arial Rounded MT Bold - Body Text : Calibri
Dengan font Arial Rounded MT Bold sebagai heading, terihat kurang
mencerminkan kesan retro, dan dengan Calibri sebagai body teks juga akan membuat
tampilan Panjebar Semangat menjadi lebih modern.
Gambar 4.35 Alternatif 2
Heading: Arial Black – Body Text : Trebuchet MS
115
Dengan font Arial Black sebagai heading sebenarnya sudah cukup baik karena
terlihat lebih jelas dan dominan untuk judul artikel, tetapi bila diterapkan dengan font
Trebuchet sebagai body teks-nya maka kesan retro kurang didapat.
Gambar 4.36 Alternatif 3
Heading: Algerian - Body Text : Arno Pro
Menggunakan font Algerian sebagai headingnya, layout seperti ini terlihat lebih
menarik karena karakter font Algerian yang memiliki ketebaan dan garisnya yang tidak
sama pada fontnya dengan dipadukan font Arno Pro sebagai body teks, gaya retro pada
majalah Panjebar Semangat akan muncul.
116
Gambar 4.37 Alternatif 4
Heading: Gill Sans Ultra Bold - Body Text : Arial Heading menggunakan font Gill Sans Ultra Bold tampaknya kurang diminati oleh
sebagian besar tim redaktur majalah Panjebar Semangat karena terlalu tebal bila dicetak,
takutnya akan berbayang dan Arial sebagai body teks terlalu biasa.
Gambar 4.38 Alteratif 5
117
Heading: Bauhaus 93 - Body Text : Candara
Dengan heading menggunakan font Bauhaus 93 yang terlalu rounded kesan retro
kurang terlihat dan Candara sebagai body teks juga berkesan karena karakteristiknya
tidak terlihat.
4.6.3 Layout
1. Alternatif Thumbnail Desain Layout
Gambar 4.39 Alternatif Thumbnail Desain Layout untuk Rubrik Cerita Rakyat
Gambar 4.40 Alternatif Thumbnail Desain Layout untuk Rubrik Crita Bersambung
118
Gambar 4.41 Penempatan image yang disesuaikan dengan grid
Gambar 4.42 Heading yang akan dibuat lebih menonjol dan menarik
119
Gambar 4.43 Alternatif Thumbnail pada rubrik Gelanggang remaja
2. Alternatif Desain Sistem Grafis
Gambar 4.44 Alternatif Sistem Grafis 1
120
Gambar 4.45 Alternatif Sistem Grafis 2
Gambar 4.46 Alternatif Sistem Grafis 3
121
(a)
(b)
Gambar 4.1 (a) Alternatif Sistem Grafis Hal- 2-3
Gambar 4.2 (b) Alternatif Sistem Grafis Hal- 4-5
122
4.6.4 Analisa Desain Cover Majalah Panjebar Semangat
1. Cover
Ilustrasi yang akan digunakan pada cover majalah Panjebar Semangat adalah
ilustrasi yang memiliki kualitas gambar yang baik dan tajam, serta dapat memiliki
daya tarik, sehingga siapapun yang melihatnya akan kagum.
2. Desain Layout Cover
Dengan adanya keywords yang ditemukan untuk revitalisasi desain majalah
Panjebar Semangat adalah Javanese Retro Revival, maka hasil yang diperoleh
untuk cover adalah:
framing merah yang menjadi ciri khas Panjebar Semangat dapat tetap digunakan
untuk mempertahankan sentuhan artistiknya. Tetapi ukurannya diperkecil
sehingga fokus pembaca akan tetap menuju ilustrasi pada cover. Kemudian
framing atau border merah tersebut akan ditambahkan motif yang menunjukkan
kesan Jawa dan nantinya berwarna dua atau tiga tingkat lebih gelap sehingga
kesan retro juga akan terlihat.
3. Elemen Visual pada Cover
Banyak hal yang dapat menggambarkan elemen – elemen utama dalam suatu
majalah berbahasa Jawa, khususnya Panjebar Semangat. Seperti bentukan –
bentukan simbol khas daerah, contohnya Jawa Timur memiliki logo padi dan
kapas, namun di Jawa Tengah dan Yogyakarta logo/simbol padi dan kapas tidak
ada, melainkan ada sebuah simbol keraton. yang terdapat di hampir setiap
majalah berbahasa Jawa pada umumnya.
4. Desain Font Cover
Selama ini, font yang digunakan pada cover Panjebar Semangat baru dua kali
mengalami perubahan, namun untuk menyesuaikan dengan keinginan pemilik
perusahaan yang tidak ingin mengubah font cover yang saat ini telah dipakai
lebih dari dua dekade, maka font hanya akan ditambahkan sedikit gradasi,
kemudian untuk membuatnya lebih tegas dan berstruktur ditambahkan efek
emboss dan sedikit shading sehingga tidak terlalu terlihat perbedaanya, namun
tetap berkarakter kuat.
4.6.5 Alternatif Thumbnail Desain Cover
4.6.5.1 Alternatif 1
123
Alternatif awal pada desain cover majalah Panjebar Semangat nantinya ini akan
menempatkan foto di sebelah kanan dan meyisakan space kosong di sebelah kiri.
Hal ini ditujukan supaya ada sesuatu yang berbeda dan membuatnya lebih eye-
catching atau menarik perhatian. Framing merah masih dipakai namun dengan
ukuran yang lebih kecil. Kemudian font diletakkan di bagian bawah foto.
4.6.5.2 Alternatif 2
Alternatif ke dua ini tidak terlalu jauh berbeda dengan cover sebelumnya. Image
atau foto diletakkan di tengah – tengah atau center dari cover, kemudian tetap
disisakan space kosong pada semua sisi foto. Framing merah masih dipakai,
namun dengan ukuran yang diperkecil juga seperti alternatif 1, lalu font cover
diletakkan di bawah foto.
4.6.5.3 Alternatif 3
124
Pada alternatif ke tiga ini, desain cover yang dapat diterapkan pada edisi – edisi
khusus, karena selain meletakkan foto yang cenderung ke kiri, font yang biasanya
terbaca tegak lurus kali ni diletakkan di sebelah kanan cover dengan posisi
miring. Framing merah juga masih dipakai dengan ukuran yang lebih kecil, agar
kesan tegas masih terasa.
4.6.5.4 Alternatif 4
Alternatif ke empat ini akan menghilangkan framing merah kemudian tetap
memberikan space kosong untuk cover di sebelah kiri, karena foto diletakkan di
pojok kanan atas, dengan font yang berada di depan foto bagian bawah.
4.6.5.5 Alternatif 5
125
Alternatif selanjutnya dari desain cover ini adalah penempatan foto yang agak ke
kanan dan membuat ada space kosong di sebelah kiri. Framing merah masih
diterapkan namun dengan ukuran diperkecil. Kemudian font cover diletakkan di
bagian bawah sehingga fokus pada foto lebih jelas. Yang sedikit membedakan
desain ini adalah headline news yang akan diletakkan di bagian tengah foto.
4.6.5.6 Alternatif 6
Pada alternatif ke enam, framing merah tidak dipakai karena untuk
menghilangkan sedikit rasa bosan dan efek yang terlalu monoton, namun hal ini
dapat diterapkan untuk cover edisi khusus juga seperti halnya pada alternatif tiga.
Font akan diletakkan di bagian tengah cover, di depan foto.
4.6.5.7 Alternatif 7
Alternatif ke tujuh ini yang membedakan adalah efek pada foto yang diterapkan
akan berulang – ulang, sehingga akan memberikan kesan yang lebih berdimensi
dan unik. Framing juga akan dihilangkan karena jika dipakai akan terlalu ramai.
Font diletakkan pada bagian bawah cover.
126
4.6.5.8 Alternatif 8
Alternatif terakhir ini hampir sama dengan alternatif ke empat, namun yang
membedakannya adalah framing merah yang kembali dipakai agar lebih
seimbang.
4.6.6 Alternatif Rough Design Cover Majalah Panjebar Semangat
Gambar 4.1 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 01)
127
Gambar 4.2 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 02)
Gambar 4.3 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 03)
128
Gambar 4.4 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 04)
Gambar 4.5 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 05)
129
Gambar 4.6 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 06)
Gambar 4.7 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 07)
130
Gambar 4.8 Alternatif layout cover majalah panjebar semangat (alt. 08)
4.7 SPESIFIKASI MAJALAH
Jenis Majalah : Majalah mingguan berbahasa Jawa
Teknik percetakan : Cetak Offset
Ukuran : 20,5 cm x 27 cm
Tebal Kertas isi : 100 gsm
Jumlah Halaman : 52 – 54 halaman
Jenis Kertas isi : HVS super white
Tebal sampul : 150 gsm
Jenis kertas sampul : Artpaper
Binding : Staples
4.8 TEKNIS PRODUKSI MAJALAH
1. Cover Majalah
Cover majalah menggunakan artpaper dengan ketebalan 150 gsm yang berfungsi
sebagai pelindung isi buku. Artpaper merupakan kertas yang memiliki karakteristik
glossy (licin), kuat, lebih tahan air daripada kertas HVS biasa. Kesan yang diberikan
dengan penggunaan kertas artpaper pun membuat majalah terkesan eksklusif, dan sedikit
lebih tebal dibandingkan dengan kertas isi, sehingga cocok digunakan sebagai cover.
131
2. Jilid Majalah
Menggunakan jilid majalah dengan staples. Jilid majalah dengan menggunakan
staples dinilai lebih efektif karena jumlah halaman majalah Panjebar Semangat yang tidak
terlalu banyak, sehingga staples mampu membuat sebuah majalah benar-benar terbuka
lebar dan tidak mudah tertutup, tidak seperti jilid menggunakan lem.
3. Halaman isi buku
Material isi buku menggunakan kertas HVS super white dengan ketebalan 100
gsm. Kertas ini dipilih karena ketebalannya yang dinilai cukup, tidak terlalu tebal, tapi
juga tidak terlalu tipis.
132
..:: Halaman ini sengaja dikosongkan ::..
133
BAB V
IMPLEMENTASI DESAIN
5.1 Tipografi
Tipografi yang digunakan dalam revitalisasi majalah berbahasa Jawa Panjebar
Semangat adalah tipografi yang telah dipilih berdasarkan kuesioner yang ditujukan pada
masing – masing target segmen, serta keikutsertaan Panjebar Semangat sendiri yang
sangat membantu dalam proses pemilihan font untuk majalahnya. Jenis huruf yang
digunakan dalam majalah ini nantinya adalah : Arno Pro untuk body text, kemudian
Algerian untuk heading dan sub heading, kemudian untuk judul rubrik menggunakan font
Lucida Calligraphy.
Arno Pro
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Algerian
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Lucida Calligraphy
abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890.,;:’”/!&
Gambar 5.1 Jenis huruf yang digunakan dalam majalah Panjebar Semangat
Font berjenis Arno Pro sebagai body text dipilih oleh responden dan Panjebar
Semangat dikarenakan jenis font tersebut terkesan „ringan‟ dan tidak terlalu penuh ketika
134
membaca diantara banyak teks yang ada. Selain itu, dapat menimbulkan kesan tenang dan
berwibawa.
Kemudian body text akan diaplikasikan dengan ukuran font yang sedikit lebih
besar daripada font sebelumnya, karena banyaknya permintaan pelanggan yang
menginginkannya, hal ini dikarenakan para pelanggan, terutama pelanggan lama, rata –
rata usianya di atas 50 tahun dan kurang terlalu jelas bila membaca teks di bawah 10
point. Berdasarkan pada hal ini, penulis hanya akan menaikkan ukuran font yang pada
mulanya 9,5 point menjadi 12 point. Tetapi font berjenis Arno Pro ini pada dasarnya
berukuran lebih kecil dibandingkan dengan font lainnya, sehingga ukuran yang menjadi
12 point tersebut tidak ekstrem terlihat.
Sedangkan untuk heading dan sub heading dipilih font berjenis Algerian karena
font tersebut memiliki karakter yang kuat, ada tebal tipisnya, tidak terlalu rounded dan
bertekstur sedikit ancient. Selain itu legibility dan readability font Algerian ini juga
terbaca dengan baik.
Kemudian font yang dipilih untuk judul rubrik adalah Lucida calligraphy. Font
berjenis italic ini dipilih langsung oleh pihak Panjebar Semangat karena simpel, namun
tetap eye catching bila dibandingkan dengan dua jenis font sebelumnya.
135
5.2 Aplikasi Desain
5.2.1 Cover
5.2.1.1 Cover Depan
Gambar 5.2 Cover
Desain cover depan majalah Panjebar Semangat setelah di revitalisasi. Border
atau framing berwarna merah tetap dipertahankan untuk menunjukkan bahwa elemen
penting pada Panjebar Semangat yang telah mejadi identitasnya selama bertahun – tahun
masih tetap ada, namun ditambahkan sentuhan desain yang sedikit berbeda yaitu dengan
136
mengaplikasikan bentukan yang diadaptasi dari bagian dari gunungan, yaitu pohon
beserta cabang – cabangnya yang menjulur, yang dapat diartikan bahwa majalah Panjebar
Semangat akan terus tumbuh menjadi majalah berbahasa Jawa yang dapat bersaing di era
moderen seperti saat ini.
Setelah melalui proses yang panjang, akhirnya ilustrasi yang dipilih untuk cover
depan majalah Panjebar Semangat setelah direvitalisasi adalah ilustrasi Soekarwo atau
juga biasa dipanggil dengan sebutan “Pakdhe Karwo” oleh sebagian besar warga di Jawa
Timur. Ilustrasi Soekarwo ini dipilih karena sesuai dengan artikel pada berita baru pada
edisi majalah yang direvitalisasi, dalam artikel tersebut, Jawa Timur banyak mendapatkan
penghargaan yang membanggakan, sehingga ilustrasi Soekarwo pun digambarkan
memakai baju adat ala Raden yaitu sebutan bagi seseorang yang dihormati dan disegani
dalam kebudayaan Jawa.
5.2.1.2 Cover Belakang
Gambar 5.3 Desain cover belakang majalah Panjebar Semangat setelah di revitalisasi
137
Desain cover belakang majalah Panjebar Semangat setelah di revitalisasi tidak
banyak mengalami perubahan, hanya pada border merah juga diberikan aksentuasi
elemen visual yang diambil dari gunungan, serta pemilihan komik realis yang serinya
bersambung pada tiap edisi dengan gambar dan warna yang terlihat lebih gelap sehingga
kesan retro – nya semakin terasa.
5.2.2 Bagian Isi
Gambar 5.4 Tampilan isi dan layout yang telah direvitalisasi
Pada bagian isi, pola sistem rubrikasi tidak terlalu berbeda dengan eksistingnya,
karena para pelanggan Panjebar Semangat telah bertahun – tahun terbiasa dengan pola
rubrik yang sama dan tidak dapat dipungkiri bahwa semakin lanjutnya usia, semakin
susah pula habit atau kebiasaan dapat diubah.
Namun di sini dapat terlihat dalam penataan sebuah cerita bersambung, halaman
berisikan judul serta pembukaan yang diletakkan bersebelahan dengan halaman
selanjutnya. Hal ini berbeda dengan majalah Panjebar Semangat sebelumnya, yang selalu
memisahkan halaman lanjutan dari cerita atau rubrik diletakkan pada halaman baliknya,
sehingga ketika dilihat secara estetika sangat kurang, dan saat ingin membaca lanjutan
138
dari cerita tersebut, akan terjadi adanya jeda untuk membalik halamannya, mungkin
sepele namun hal ini akan terasa cukup mengganggu bila dilakukan terus – menerus pada
setiap rubrik yang ditampilkan. Kemudian yang dapat dilihat adalah komposisi layout nya
sudah sangat berbeda dari desain aslinya, dengan menggunakan grid – grid layout dan
ketentuan dalam proses perancangan suatu majalah.
Gambar 5.5 Tampilan isi dan layout
Untuk pemilihan foto pada tiap rubrik, semuanya dihasilkan dengan kualitas foto
yang baik, khusus diambil untuk keperluan jurnalistik.
139
Gambar 5.6 Pemilihan fotografi landscape atau outdoor
Gambar 5.7 Pemilihan Fotografi indoor
140
Gambar 5.8 Pemilihan Ilustrasi
Pemilihan ilustrasi untuk cerita rakyat, cerita pendek maupun cerita bersambung,
semuanya menggunakan warna dengan kualitas yang tinggi dan sangat berhati – hati serta
selektif untuk memilih gambar yang digunakan agar benar – benar sesuai dengan cerita
yang ditampilkan pada suatu edisi.
141
5.3 Display E-magz
Gambar 5.9 Tampilan Cover pada e-Magz
Tampilan cover electronic magazine atau E-magz Panjebar Semangat.
Background berwarna silver dipilih untuk menonjolkan kesan modern dan masih berjiwa
muda, serta simpel namun tetap dapat dipadukan dengan konsep Javanese Retro dari
majalahnya tersebut.
Gambar 5.10 Tampilan Cover ketika dibuka
142
Ketika ingin melihat halaman selanjutnya, kursor dapat diletakkan pada tanda
panah (berada di samping kanan majalah) kemudian ditekan, maka otomatis halaman
akan terbuka, namun jika ingin membalik halaman E-magz secara „manual‟ hal tersebut
juga mungkin dilakukan, yaitu letakkan kursor di bagian atas atau bawah halaman,
kemudian tekan, tahan dan geser ke arah kiri, maka sensasi membuka E-magz akan terasa
seperti membuka majalah yang sebenarnya.
Gambar 5.11 Tampilan halaman isi
Tampilan E-magz ketika halamannya telah dibuka, sama persis seperti majalah
aslinya, dan ditambahkan efek 3D pada bagian tengah majalah, seolah – olah seperti
melihat majalah asli.
143
Gambar 5.12 Tampilan Halaman isi ketika dibuka
Membalik halaman berikutnya semudah membalik halaman pada majalah
sebenarnya.
Gambar 5.13 Tampilan Fungsi Zoom
144
Fungsi zoom juga disediakan untuk memperbesar teks dan gambar, sehingga
bila ada yang ingin membaca namun kurang terlihat jelas, fungsi zoom ini dapat
digunakan.
Gambar 5.14 Tampilan Fungsi Search
Disediakan juga bila ada yang akan mencari sebuah kata atau kalimat, pada tabel
bertuliskan “search”, ketik saja sebuah kata yang ingin dibaca kemudian tekan tombol
enter, lalu E-magz akan otomatis mencarikan referensi yang ada untuk kata – kata yang
diminta.
Jadi tidak perlu susah untuk membalik halaman majalah tersebut satu per satu
untuk mencari artikel yang ingin segera dibaca.
145
Gambar 5.15 Tampilan Menu Thumbnails
E-magz ini juga dapat menampilkan thumbnails dari tiap – tiap halaman dan
dengan mudah dapat diakses dengan single click pada mouse, lalu muncul halaman yang
diinginkan.
Penggunaan tools yang mudah ini juga akan membantu siapa saja yang belum
pernah membaca dari E-magz sebelumnya, atau bagi siapapun yang ingin membaca
majalah Panjebar Semangat dengan mudah tanpa harus menunggu pengiriman melalui
pos yang membutuhkan waktu lama, E-magz merupakan solusi yang bisa dioptimalkan.
146
5.4 Pembatas Halaman Majalah
Gambar 5.16 Pembatas Buku
Bentuk gunungan yang mengalami stilasi atau penyederhanaan dipilih untuk
diaplikasikan menjadi pembatas halaman majalah, karena selain mencerminkan konsep
ke-Jawa-an, gunungan juga berarti dan bermakna sangat dalam bagi masyarakat Jawa.
147
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Dalam revitalisasi desain pada majalah Panjebar Semangat ini dapat dihasilkan
suatu karya yang cukup memberikan suatu penyegaran dan ide-ide baru untuk Panjebar
Semangat. Dengan adanya konsep Javanese Retro Revival yang menjadi acuan dalam
merevitalisasi, diharapkan hasil revitalisasi desain tersebut akan dapat digunakan dan
direalisasikan ke dalam setiap elemen-elemen visual pada majalahnya.
Proses pemilihan elemen visual yang tepat terutama pada pemilihan karakter
yang sesuai dengan kepribadian dan ciri khas dari majalah Panjebar Semangat merupakan
tantangan terberat bagi penulis, karena sebelumnya Panjebar Semangat telah memiliki
suatu brand image yang sangat kuat di mata para pelanggannya. Sehingga bila penulis
tidak dapat menghadirkan kembali kesan yang begitu dalam mengenai majalah yang
mempunyai banyak pembaca setia yang telah berlangganan sejak lama, hal yang
ditakutkan adalah kehilangan target segmen utamanya.
Kemudian untuk tata cara penataan layout yang sesuai dengan ketentuan
standarisasi pengaturan diperlukan pemahaman yang baik mengenai setiap elemen dan
detil dari desain sebelumnya, agar hal-hal vital atau elemen dasar pada Panjebar
Semangat tidak semata-mata dihilangkan begitu saja dan diganti dengan yang baru.
Apabila tahap pemahaman telah dicapai maka desain yang dihasilkan bisa menghadirkan
kembali gaya-gaya lama namun terlihat lebih baru dan berbeda, perkawinan dari konsep
serta aturan yang mungkin terkesan biasa dapat menjadi unsur-unsur baru yang akan
menghasilkan kejutan dalam desain layout dan penataan sistem grafis di setiap
halamannya.
Pemahaman tentang seluk beluk atau sejarah awal mula bagaimana majalah
Panjebar Semangat didirikan hingga saat ini masih dapat bertahan dalam dunia moderen
juga mampu memberikan penulis untuk menciptakan bagian-bagian yang mungkin
meskipun kecil namun memiliki keunikan tersendiri. Apabila pemahaman dan kerjasama
yang baik antara penulis dan Panjebar Semangat telah dilakukan, meskipun dalam desain
terdapat hal-hal yang nampak stereotype namun hal itu bukanlah suatu hal buruk dari
desain yang dibuat, walau sebenarnya hal-hal yang bersifat umum dan stereotype
sebaiknya dicoba untuk dihindari.
148
Dalam perancangan ini pula penulis menyadari bahwa dalam proses revitalisasi
diperlukan suatu riset yang mendalam dan tanggung jawab dalam menciptakan desain,
hal ini berkaitan dengan bagaimana karakter pada setiap elemen desain tersebut akan
terimplementasikan dan diterima oleh target audiens.
6.2 Saran
Revitalisasi desain pada majalah Panjebar Semangat ini sebaiknya menghindari
riset pasar yang kurang mendalam, karena porsi pasar pada target segmen sekunder
sebenarnya tidak berpengaruh besar terhadap penentuan desain yang akan digunakan.
Hal-hal seperti ini disebabkan oleh pasar yang sifatnya terbuka dan senang menerima hal-
hal baru, sehingga meskipun melalui riset pasar dan penyebaran kuesioner untuk
menentukan desain yang akan digunakan belum tentu nanti hasilnya bisa diterima oleh
semua pelanggannya. Revitalisasi desain khususnya pada elemen visual dan pengaturan
layout ini hendaknya dititikberatkan pada riset mengenai karakter dari majalah Panjebar
Semangat itu sendiri dan murni dari pendapat serta kesimpulan yang telah dikemukakan
pada saat proses Focus Group Discussion berlangsung.
Dalam proses pencarian elemen visual serta penentuan layout diperlukan suatu
kemampuan untuk menyampaikan detil-detil dari ciri khas kuat yang dimiliki oleh
Panjebar Semangat, hal ini diperlukan agar desain mampu dilterima oleh pelanggan
lamanya yang sebagian besar telah berusia lanjut serta pelanggan-pelanggan dan pembaca
dengan segementasi usia remaja hingga dewasa tersebut.
Apabila masih terdapat banyak waktu dalam proses perancangan berlangsung,
hal-hal lainnya seperti media promosi online atau website dari Panjebar Semangat untuk
keperluan pemasaran majalah digital e-magz yang juga dapat direvitalisasi oleh penulis,
namun pada batasan masalah yang terdapat pada bab pendahuluan telah dijelaskan bahwa
media promosi akan dikerjakan bila terdapat waktu yang lebih lama. Revitalisasi desain
ini juga memerlukan keinginan dari penulis untuk mencoba hal-hal yang baru yang
dianggapnya unik dan menarik untuk memberi nilai lebih pada majalah Panjebar
Semangat.
149
DAFTAR PUSTAKA
Eiseman, Leatrice. 2000. Guide to Communicating With Color, Cincinnati, Ohio : North
Light Books.
Hadi Sutopo, Ariesto. 2007. Desain Brosur dan Majalah dengan Adobe InDesign,
Jakarta : PT Elex Media Komputindo.
Krause, Jim. 2004. Design Basic Index, Cincinnati, Ohio.
Lertsithichai, Dr.Surapong, Ph.D. 2005. Color Theory. Faculty of Architecture, Silpakorn
University.
M. Echols, John dan Hassan Sadily. 2006. Kamus Inggris- Indonesia. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Onggo, Bob Julius. 2010. Cari Uang Lewat E-Book, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo.
Rustan, Suryanto, S.sn. 2011. HURUFONTIPOGRAFI, Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Rustan, Suryanto, S.sn. 2009. LAYOUT Dasar dan Penerapannya, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama.
150
Studio, MataMaya. 2010. Berbisnis E-book di kala krisis, Jakarta : PT Elex Media
Komputindo.
Sumarwan, Ujang. 2002. Perilaku Konsumen: Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Suprawoto. 2004. Panjebar Semangat di Tengah Tantangan Zaman. Sidoarjo : Yayasan
Pinang Sirih.
http://www.romeltea.com/2009/05/14/media-massa-makna-karakter-jenis-dan-fungsi/
http://www.scribd.com/doc/22775139/Revitalisasi
http://www.waena.org/index.php?option=com_content&task=view&id=719&Itemid=9
http://id.wikipedia.org/wiki/Pers_Indonesia ( rujukan dari Eisy, M Ridlo. 2007. Peranan
Media dalam Masyarakat. Jakarta : Dewan Pers)