identifikasi kerusakan das berdasarkan kondisi banjir
DESCRIPTION
Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi BanjirTRANSCRIPT
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
1/63
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
2/63
Apa definisi banjir?
Apa penyebab banjir?
Apa saja jenis-jenis banjir yang ada?Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi banjir?
Apa saja dampak banjir?
Bagaimana cara memperkirakan banjir? Bagaimana merencanakan perlindungan terhadap
bahaya banjir?
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
3/63
Definisi Banjir Chow (1956): A flood is a relatively high flow which
overtaxes the natural channel provided for runoff.
Rostvedt et al. (1968):A flood is any high streamflow
which overtops natural or artificial banks of a stream.Ward (1978): A flood is a body of water which rises to
overflow land which is not normally submerged.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
4/63
Banjir:Luapan aliran akibat air atau bentuk air lain ygmelebihi normalnya, atau penumpukan air akibatpengaliran di suatu daerah yg biasanya terendamflood)
Banjir bandang:
Banjir yg berlangsung dlm selang waktu pendek dg
puncak debit yg cukup tinggi
Banjir tahunan:
Debit puncak harian yg tertinggi dalam tahun air,
atau
Banjir yg ketinggiannya sama atau melebihi rata-
rata tahunannya
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
5/63
(DAERAH ALIRAN SUNGAI)
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
6/636
KotaKab.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
7/637
Variabel Acak Variabel Acak
INPUT OUTPUTPROSES
Curah Hujan
(P)Debit
(Q)
Kualitas Ruang DAS
-BENTUK DAS
-TOPOGRAFI
-GEOLOGI
-TATA GUNA LAHAN
Sistem Dalam DAS Model Fisik Hidrologi
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
8/638
Pola Distribusi Hujan
DASP
Q
Siklus Hidrologi
Konsep Dasar Hidrologi
http://e/THESIS/Penunjang/yuniria/Copy%20of%20Q_(r1&5)/map/Peta%20Dasar.ppthttp://e/THESIS/Penunjang/yuniria/Copy%20of%20Q_(r1&5)/map/Peta%20Dasar.ppt -
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
9/63
Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek
Banjir Limpasan
4/22/2014 9
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
10/63
Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek
Banjir Genangan
4/22/2014 10
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
11/63
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
12/63
Limpasan (Runof f)
Dalam sebuah siklus hidrologi, tetesan air hujan yang jatuh dari atmosfer
sebelum air dapat mengalir di atas permukaan tanah, air terlebih dahulu
akan mangalami proses evaporasi, infiltrasi, intersepsi, dan mengisi
berbagai cekungan tanah (surface detentions) dan bentuk tampungan
lainnya.
Aliran air yang memberikan sumbangan paling cepat terhadap
pembentukan debit adalah air hujan yang jatuh di atas permukaan salurandi kenal dengan intersepsi saluran (channel intercept ion). Sedangkan
aliran permukaan adalah aliran di atas permukaan yang terjadi karena
curah hujan melampaui infiltrasi dan aliran air bawah permukaan adalah
air hujan yang terinfiltrasi ke dalam tanah kemudian mengalir dan
bergabung ke dalam debit. Gabungan antara intersepsi saluran, aliran
permukaan (surface runoff) dan air bawah permukaan (subsurface flow) di
kenal sebagai debit aliran (stormflow), yaitu komponen yang sangat
penting dalam menentukan banjir.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
13/63
Limpasan pada suatu DAS tergantung pada
faktor-faktor yang secara umum dikelompokkan
dalam dua kelompok yaitu :
1.Faktor Meteorologi
2.Faktor Karakteristik DAS
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
14/63
Faktor Meteorologia) Intensitas Hujan, Pengaruh intensitas curah hujan terhadap limpasan
permukaan sangat tergantung pada laju infiltrasi. Jika intensitas hujan
melebihi laju infiltrasi, maka akan terjadi limpasan permukaan sejalan
dengan meningkatnya intensitas curah hujan. Akan tetapi peningkatan
limpasan permukaan tidak selalu sebanding dengan peningkatan
intensitas curah hujan karena adanya faktor penggenangan dipermukaan
tanah.
b) Durasi Hujan, total limpasan dari hujan berkait langsung dengan durasi
hujan dengan intensitas tertentu. Setiap DAS mempunyai satuan durasihujan atau lama hujan kritis. Jika suatu hujan durasinya kurang dari lama
hujan kritis, maka lamanya limpasan akan sama dan tidak tergantung
pada intiensitas hujan.
c) Distribusi Curah Hujan, laju dan volume limpasan dipengaruhi oleh
distribusi dan intensitas hujan di seluruh DAS. Secara umum laju danvolume limpasan maksimum terjadi di seluruh DAS telah memberi
kontribusi aliran. Hujan dengan intensitas yang tinggi pada sebagian DAS
dapat menghasilkan limpasan yang lebih besar dibandingkan dengan
hujan yang biasa yang meliputi seluruh DAS.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
15/63
Karakteristik DAS DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara topografik
dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang
menampung dan menyimpan air hujan dan kemudian
meneruskannya ke laut melalui saluran atau sungai.
Wilayah daratan DAS adalah daerah tangkapan air
(catchment area) yang mempunyai unsur tanah, air, vegetasi
dan manusia sebagai pengguna.
Setiap DAS mempunyai karakter luas, topografi, dan
tataguna lahan yang berbeda antara satu dengan lain, yang
akan mempengaruhi DAS tersebut dalam proses
penampungan air hujan kemudian mengalirkan ke laut.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
16/63
Wilayah hulu DAS merupakan daerah yang penting karena
berfungsi sebagai perlindungan terhadap seluruh DAS
karena konservasi yang dilakukan pada hulu DAS akan
berdampak pada seluruh DAS. Karakteristik DAS pada umumnya tercermin dari
penggunaan lahan, jenis tanah, topografi, kemiringan,
panjang lereng, serta pola aliran yang ada.
Pola aliran dalam DAS dapat terbentuk dari karakteristikfisik dari DAS. Pola aliran merupakan pola dari organisasi
atau hubungan keruangan dari lembah-lembah, baik yang
dialiri sungai maupun lembah yang kering atau tidak dialiri
sungai (riil).
Pola aliran dipengaruhi oleh lereng, kekerasan batuan,
struktur, sejarah diastrofisme, sejarah geologi dan
geomerfologi dari daerah alairan sungai. Dengan demikian
pola aliran sangat berguna dalam interpretasi kenampakan
geomorfologis, batuan dan struktur geologi.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
17/63
DAS melebar
Hujan
Hidrograf aliran
permukaan
Q dan P
Waktu
DAS memanjang
HujanHidrograf aliran
permukaan
Q dan P
Waktu
Luas dan Bentuk DAS Luas dan volume aliran permukaan makin bertambah besar
dengan bertambahnya luas DAS, demikian juga laju dan volume
aliran juga akan bertambah.
Bentuk DAS mempunyai pengaruh pada pola aliran pada sungai.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
18/63
Topografi Topografi DAS seperti kemiringan lahan, kerapatan parit dan saluran,
ketinggian, bentuk cekungan, mempunyai pengaruh terhadap laju dan volume
aliran.
DAS dengan kemiringan curam dengan parit-parit yang rapat akan mempunyai
laju dan volume aliran permukaan yang lebih tinggi debandingkan dengan
topografi DAS yang landai dengan parit yang jarang dan terdapat cekungan-
cekungan.
Kerapatan parit pada DAS menyebabkan waktu konsentrasi aliran jadi lebih
cepat, sehingga memperbesar laju aliran.
Kerapatan saluran tinggi
Hujan
Hidrograf aliran
permukaan
Q dan P
Waktu t
Kerapatan saluran rendah
Hujan
Hidrograf aliran
permukaan
Q dan P
Waktu t
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
19/63
Bentuk DAS VS Debit Puncak
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
20/63
Arah Hujan DAS VS Debit Puncak
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
21/63
Tataguna Lahan Pengaruh tata guna lahan terhadap aliran permukaan
dinyatakan dalam koefisien aliran permukaan (C), yaitu
bilangan yang menunjukkan besarnya aliran permukaan danbesarnya curah hujan.
Angka besarnya koefisien aliran permukaan merupakan
salah satu indikator untuk menentukan kondisi fisik suatu
DAS, yang besarnya antara 0 sampai 1, Angka koefisien aliran mendekati 0 mengindikasikan bahwa
DAS masih dalam keadaan baik karena air hujan teritersepsi
dan terinfiltrasi ke dalam tanah. Sedangkan DAS dengan
angka koefisien aliran mendekati satu mengindikasikan
bahwa DAS tersebut dalam keadaan rusak, hal inidikarenakan air hujan yang jatuh ke permukaan DAS sangat
sedikit air yang diresapkan ke tanah, hampir semua dialirkan
menjadi aliran permukaan
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
22/63
Orde SungaiOrder sungai secara resmi diusulkan pada tahun 1952 oleh Arthur Newell Strahler, seorang geoscience profesor
di Universitas Columbia di New York City, dalam artikelnya Hypsometric (Area Ketinggian) Analisis Topologi
Erosional.
1. Starhler : adalah anak-anak sungai yang letaknya paling ujung dan dianggap sebagai sumber mata air
pertama dari anak sungai tersebut. Segmen sungai sebagai hasil pertemuan dari orde yang setingkat adalah
orde 2, dan segmen sungai sebagai hasil pertemuan dari dua orde sungai yang tidak setingkat adalah ordesungai yang lebih tinggi.
2. Horton : mengklasifikasikan sungai berdsarkan tingkat kerumitan anak-anak sungainya. Saluran sungai tanpa
anaknya disebut sebagai first order. Sungai yang mempunyai satu atau lebih anak sungai first order disebut
saluran sungai second order. Sebuah sungai dikatakan third orderjika sungai itu mempunyai sekurang-
kurangnya satu anak sungai second order
3. Shreve : Dihitung mulai dari hulu, nomor orde sungai ditambahkan bersama-sama pada setiap pertemuan
aliran, jika ada orde 1 bergabung dengan aliran orde 2 maka hasilnya adalah orde 3 sungai.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
23/63
Morfometri DASMorfometri adalah nilai kuantitatif dari
parameter-parameter yang terkandung padasuatu daerah aliran sungai (DAS). MenurutSusilo, 2006 karakteristik DAS yang pentingdapat dikaji berdasarkan hasil analisismorfometri. Karakteristik DAS tersebut adalah.Daerah Pengaliran/Drainage Area (A)Panjang DAS/Watershed Length (L)
Kemiringan DAS/Watershed Slope (S)Bentuk DAS/Watershed ShapeKerapatan aliran/Drainage density (Dd)
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
24/63
1. Daerah Pengaliran/Drainage Area (A)Daerah pengaliran merupakan karakteristik DAS yang paling penting dalampemodelan berbasis DAS. Daerah pengaliran mencerminkan volume air
yang dapat dihasilkan dari curah hujan yang jatuh di daerah tersebut. Curahhujan yang konstan dan seragam untuk seluruh daerah pengaliranmerupakan asumsi yang umum dalam pemodelan hidrologi.
2. Panjang DAS/Watershed Length (L)
Panjang daerah aliran sungai biasanya didefinisikan sebagai jarak yangdiukur sepanjang sungai utama dari outlet hingga batas DAS. Sungaibiasanya tidak akan mencapai batas DAS, sehingga perlu ditarik garisperpanjangan mulai dari ujung sungai hingga batas DAS denganmemperhatikan arah aliran. Meskipun daerah pengaliran dan panjang DASmerupakan ukuran dari DAS tetapi keduanya mencerminkan aspek ukuran
yang berbeda. Daerah pengaliran digunakan sebagai indikasi potensi hujandalam menghasilkan sejumlah volume air, sedangkan panjang DAS biasanyadigunakan dalam perhitungan waktu tempuh yang dibutuhkan oleh airuntuk mengalir di dalam DAS.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
25/63
3. Kemiringan DAS/Watershed Slope (S)Banjir merupakan besaran yang mencerminkan momentum runoffdan lereng merupakan faktor penting dalam momentum tersebut.Lereng DAS mencerminkan tingkat perubahan elevasi dalam jaraktertentu sepanjang arah aliran utama. Lereng diukur berdasarkanperbedaan elevasi (E) antara kedua ujung sungai utama dibagidengan panjang DAS atau dapat dituliskan dalam persamaan:
S =E/LBeda elevasi (E) tidak selalu menjadi atau mencerminkan bedaelevasi maksimum dalam DAS. Elevasi tertinggi biasanya terdapatsepanjang batas DAS dan ujung dari sungai atau aliran utamaumumnya tidak mencapai batas DAS.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
26/63
4. Bentuk DAS/Watershed ShapeBentuk DAS mempunyai variasi yang tak terhingga dan bentuk inidianggap mencerminkan bagaimana aliran air mencapai outlet. DAS
yang berbentuk lingkaran akan menyebabkan air dari seluruh bagianDAS mencapai outlet dalam waktu yang relatif sama. Akibatnya puncakaliran terjadi dalam waktu yang relatif singkat. Sejumlah parametertelah dikembangkan untuk menentukan bentuk DAS antara lain Panjang terhadap pusat DAS (Lca): Jarak (dalam satuan mil) yang
diukur sepanjang sungai utama dari outlet hingga kesuatu titik dipusat DAS.
Faktor bentuk /Shape Factor (Ll) : Ll = (LLca)0.3 ; L adalah panjang
DAS (mil) Circularity ratio (Fc) : Fc = P/(4A)
0.5 ; P adalah keliling DAS (ft) dan
A adalah luas DAS (ft2) Circularity ration (Rc) : Rc = A/A0 ; A0 adalah luas suatu lingkaran
yang mempunyai keliling sama dengan keliling DAS. Elongation Ration (Re) : Re = 2/Lm(A/)
0.5 ; Lm adalah panjangmaksimum DAS (ft) yang sejajar dengan sungai utama.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
27/63
5. Kerapatan aliran/Drainage density (Dd)Kerapatan aliran atau timbunan aliran permukaan merupakan panjang aliransungai per kilometer persegi luas DAS (jumlah seluruh panjang alur sungai dalamluas DAS). Kerapatan aliran dapat dituliskan menggunakan persamaan :
Dd = L/AKeterangan :Dd = Kerapatan Aliran (km/km2)L = Jumlah Panjang Alur (km)A = Luas satuan pemetaan (km2)
Selain karakteristik DAS seperti yang disebutkan di atas, penggunaan lahan dan
curah hujan merupakan karakteristik DAS yang tidak kalah pentingnya.Penggunaan lahan dan curah hujan memang tidak terkait dengan morfometriDAS, namun dalam kajian tentang banjir dengan menggunakan DAS sebagai unitanalisis, keduanya merupakan faktor yang sangat penting.Semakin besar nilai kerapatan aliran semakin baik sistem pengaliran sehinggasemakin besar air larian total (infiltrasi kecil) dan semakin kecil air tanah yangtersimpan. Kerapatan aliran mempunyai hubungan dengan perilaku laju airlarian, jumlah total air larian, dan jumlah air tanah yang tersimpan. Tabel 3.merupakan pengaruh besar-kecilnya kerapatan aliran terhadap koefisien aliranpermukaan.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
28/63
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
29/63
KONFIGURASI DAS
Sub DAS
III
IIIIV
VVI
VII X
VIII x4 x6 X2X1 x5 IX X3
Ecological yield: Debit air, sedimen
Economic yield: Bio-economic yield, ton/haCash income, rp/ha
Employment, HOK/th/ha
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
30/63
Faktor bentuk
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
31/63
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
32/63
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
33/63
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
34/63
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
35/63
Drainage density
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
36/63
Drainage Basin
Strahler, A. and Strahler, A., 2002. Physical Geography. Wiley, NY.
Drainage density
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
37/63
Dentritic
Drainage
Pattern
Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An
Introduction to
Physical Geography.
Prentice-Hall, Toronto.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
38/63
Parallel
Drainage
Pattern
Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An
Introduction to
Physical Geography.
Prentice-Hall, Toronto.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
39/63
TrellisDrainage
Pattern
Christopherson, R.W.,
1994. Geosystems: An
Introduction to
Physical Geography.
Prentice-Hall, Toronto.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
40/63
Rectangular
Drainage Pattern
Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An
Introduction to
Physical Geography.
Prentice-Hall, Toronto.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
41/63
RadialDrainage
Pattern
Christopherson, R.W.,
1994. Geosystems: AnIntroduction to
Physical Geography.
Prentice-Hall, Toronto.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
42/63
AnnularDrainage
Pattern
Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An
Introduction to
Physical Geography.
Prentice-Hall, Toronto.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
43/63
DerangedDrainage
Pattern
Christopherson, R.W.,
1994. Geosystems: AnIntroduction to
Physical Geography.
Prentice-Hall, Toronto.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
44/63
AFourth
Order
Stream
Christopherson, R.W.,1994. Geosystems: An
Introduction to
Physical Geography.
Prentice-Hall, Toronto.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
45/63
Profile of a GradedStream
Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
46/63
Landscape Evolution of a Graded Stream I
Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
47/63
Landscape Evolution of a Graded Stream II
Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
48/63
Landscape Evolution of a Graded Stream III
Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
49/63
V-ShapedValley
JLM Visuals
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
50/63
Landscape Evolution of a Graded Stream IV
Strahler, A. and Strahler, A., 2004. Physical Geography. Wiley, NY.
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
51/63
Meandering Stream
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
52/63
Meander Erosion and Deposition
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
53/63
Oxbow Lakes
j i
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
54/63
Stream Rejuvenation
E h d M d
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
55/63
Entrenched Meanders
JLM Visuals
id d h l
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
56/63
Braided Channel
l
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
57/63
Delta
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
58/63
Alluvial Fan
JLM Visuals
Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
59/63
Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek
Banjir Limpasan
4/22/2014 59
Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
60/63
Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek
Banjir Limpasan
4/22/2014 60
Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
61/63
Identifikasi Kerusakan Lahan Ditinjau dari Aspek
Banjir Genangan
4/22/2014 61
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
62/63
-
5/27/2018 Identifikasi Kerusakan Das Berdasarkan Kondisi Banjir
63/63