identifikasi ibu bersalin dengan serotinus di rumah...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Kebidanan
Politeknik Kemenkes Kendari
OLEH :
HARDIANI LA HAMU P00234015050
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KEMENKES KENDARI JURUSAN PRODI D III KEBIDANAN
2018
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
1. Nama : Hardiani La Hamu
2. Tempat/Tanggal Lahir : Tikong, 10 Februari 1997
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Buton/Indonesia
6. Alamat kendari : Andonohu
7. Alamat MALUT : Ternate (Maluku Utara)
B. Pendidikan
1. SD Negeri 2 Tikong : Tamat Tahun 2009
2. SMP Negeri 3 Taliabu Utara : Tamat Tahun 2012
3. SMA Negeri 7 Ternate : Tamat Tahun 2015
4. Tedaftar sebagai Mahasiswa Kemenkes Kesehatan Republik
Indonesia Politekkes Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan Tahun
2015-Sekarang.
iv
v
ABSTRAK
IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
PROVINSI SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017
Hardiani La Hamu1 Arsulfa 2 Fitriyanti3
Latar belakang: serotinus adalah kehamilan yang berlangsung lebih dari 42 minggu (294 hari) dengan segala kemungkinan komplikasi. Tujuan Penelitian: Untuk mengidentifikasi ibu bersalin dengan serotinus di RSUD Kota Kendari Provingsi Sulawesi Tenggara Tahun 2017 Metode Penelitian: Jenis penelitian ini menggunakan metode diskriptif. Populasi yaitu semua ibu yang bersalin dengan serotinus, jumlah total sampel 80 orang ibu melahirkan menggunakan teknik total sampling. Hasil Penelitian: Kejadian serotinus 80 sampel paritas sebanyak 31 (38.75%) dan paling sedikit sebanyak 13 (16.25%), umur sebanyak 59 (73.75%) dan paling sedikit sebanyak 9 (11.25%), pendidikan sebanyak 58 (72.5%) dan paing sedikit sebanyak 9 (11.25%) sedangkan pekerjaan sebanyak 63 (78.75%) dan paling sedikit sebanyak 2 (2.5%) Pustaka: 22 (2003-2017) Kata Kunci: Persalinan Serotinus, Paritas, Umur, Pendidikan dan Pekerjaan.
1. Mahasiswa D-III Kebidanan Politeknik Kemenkes Kendari 2. Dosen Pembimbing I Politeknik Kemenkes Kendari 3. Dosen Pembimbing II Politeknik Kemenkes Kendari
v
vi
ABSTRACT
IDENTIFICATION OF MATERNITY WITH SEROTINUS IN REGIONAL GENERAL HOSPITALS KENDARI CITY PROVINCE OF
SOUTHEAST SULAWESI 2017
Hardiani La Hamu1Arsulfa 2Fitriyanti3
Background: serotinus is a pregnancy lasting more than 42 weeks (294 days) with all possible complications. Research Objectives: To identify maternity with serotinus in Kendari City Hospital in the Province of Southeast Sulawesi in 2017 Research Methods: This type of research usesdescriptive method. The population is all maternity with serotinus, the total number of samples of 80 maternity using total sampling technique. Results: Serotinus incidence of 80 parity samples was 31 (38.75%) and at least 13 (16.25%), age was 59 (73.75%) and at least 9 (11.25%), education was 58 (72.5%) and paing a little as much as 9 (11.25%) while work is 63 (78.75%) and at least 2 (2.5%) Reference: 22 (2003-2017) Keywords: Serotinus delivery, parity, age, and education
1. D-III Polytechnic Midwifery Student Ministry of Health Kendari 2. Polytechnic Supervisor I Ministry of Health Kendari 3. Polytechnic Supervisor II Ministry of Health Kendari
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Identifikasi
Ibu Bersalin dengan serotinus di Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Kendari Tahun 2017 ”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini masih banyak terdapat kekeliruan, kesalahan, dan
kekurangan disebabkan oleh keterbatasan waktu, pengetahuan dan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, saran, pendapat dan kritikan sangat
penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnan Karya Tulis Ilmiah
ini.
Dalam penyelesaian penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak
mendapat bantuan dan arahan, dari berbagai pihak. terutama kepada Ibu
Arsulfa S.Si.T, M.Keb. Selaku pembimbing I, dan ibu Fitriyanti SST, M.Keb
selaku pembimbing II, dengan tulus mengarahkan dan membimbing
penulis dari awal hingga akhir penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. Kepada
beliau penulis mengucapkan terima kasih.
Ucapan terima kasih juga penulis haturkan kepada :
1. Askrening, SKM, M.Kes selaku Direktur Poltekes Kemenkes Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita S.KM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan dan
penguji II.
vii
viii
3. Ibu Feryani, S Si T, MPH dan ibu Yustiari SST. M.Kes selaku
penguji I dan penguji III.
4. Ibu dr. Hj. Asrida Mukkadim, M. Kes selaku direktur RSUD Kota
kendari.
5. Seluruh dosen dan staf serta tata usaha polteknik kemenkes
kendari jurusan kebidanan yang telah memberikan bekal ilmu
pengetahuan kepada penulis selama menempuh pendidikan.
6. Teristimewa kepada kedua orang tua saya mama dan bapa
tercinta yag telah merawat, membesarkan dan memberikan Do’a,
motivasi dan mengerbankan segalanya demi keberhasilan penulis
sehingga dapat menyelesaikan studi di poltekkes kemenkes
kendari.
7. Kepada adikku tersayang Hasmita La Hamu penulis mengucapkan
terimakasih banyak atas Do’a, dukungan dan semangat yang
diberikan.
8. Kepada sahabat-sahabat terbaikku Ambar, Anna, Mitha, Sri, Eka,
Pila dan teman-teman kelas terimakasih atas bantuan dan
semangatnya.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiahini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulis harapkan dalam penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini
serta sebagai bahan pembelajaran dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
selanjutnya
Kendari, Juli 2018
Penulis
viii
ix
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL ............................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belaka ....................................................................... 1
Rumusan Masalah .............................................................. 4
Tujuan Penelitian ................................................................ 4
Manfaat Penelitian .............................................................. 5
Keaslian Penelitian ............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Telaah Pustaka ................................................................... 8
Landasan Teori ................................................................... 26
Kerangka Konsep ............................................................... 27
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian .................................................................. 28
Waktu dan Tempat Penelitian ............................................ 28
Populasi dan Sampel .......................................................... 28
Variabel Penelitian ............................................................. 29
Definisi Operasional ............................................................ 29
Jenis dan Sumber Data Penelitian ..................................... 30
Pengolahan Data dan Analisis Data ................................... 31
Penyajian Data ................................................................... 31
ix
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................. 32
Hasil Penelitian .................................................................. 35
Pembahasaan ................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
xi
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
Kerangka konsep .................................................................... 27
xi
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Master Tabel Penelitian
Lampiran 2 Domunentasi Penelitian
Lampiran 3 Surat Bebas Pustaka
Lampiran 4 Surat Permehonon Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Permohonan Pengambilan Data Awal
Lampiran 6 Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Badan Riset Pravinsi
Sulawesi Tenggara
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian RSUD kota
Kendari
xii
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Masalah kesehatan ibu dan perinatal merupakan masalah
nasional yang perlu mendapat prioritas utama, karena sangat
menentukan kualitas sumber daya manusia pada generasi
mendatang.Menurut dataWorld Health Organitation(WHO), pada
tahun 2012, sebanyak 585.000 perempuan meninggal saat hamil atau
persalinan.Rasio kematian ibu di negara-negara berkembang
merupakan tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100 ribu kelahiran
(Depkes RI, 2012).
Antara 2 sampai 11% dari semua wanita hamil belum
melahirkan sampai 2 minggu atau lebih dari perhitungan tanggal
taksiran persalinan, kurang lebih 40% tidak tepat tanggal
menstruasinya. Komplikasi kehamilan ini adalah salah satu
abnormalis yang paling sering ditemui dalam perawatan obstetri rutin
yang merupakan indikasi untuk melakukan uji coba kesejatretaan
janin dan induksi partus. Plasenta akan mengalami degenerasi bila
kehamilan telah mencapai usia 37 minggu ke atas, dan volume cairan
ketuban berkurang dari 75 mL pada kehamilan 37 minggu menjadi
250 mL pada ``kehamilan 42 minggu. Diantara 12 dari 43% (rata-rata
20% dari semua) pasien dengan kehamilan lewat waktu melahirkan
1
2
bayi dengan tanda-tanda klasik dismaturitis atau postmaturitis
(tubuh yang panjang dan kurus dengan kulit yang terkelupus) (William
F. Rayburn dan J. Chistopher Carey, 2011).
Serotinus adalah kehamilan yang melampaui umur 294 hari (42
minggu) dengan segala kemungkinan komplikasinya.Sebab terjadinya
serotinus tidak pasti mengetahui tanggal haid terakhirnya, terdapat
kelainan congenital anensefalus, terdapat hipoplasi kelenjer
adrenalin.Partus serotinus adalah persalinan setelah kehamilan 42
minggu atau lebih (Manuaba,2011). Penyebab pasti partus serotinus
sampai saat ini belum diketahui. Namun faktor yang mempengaruhi
terjadinya serotinus adalah hormonal, dimana kadar progesteron tidak
cepat turun walaupun kehamilan cukup bulan sehingga kepekaan
uterus terhadap oksitosin berkurang.
Faktor predisposisi terjadinya persalinan serotinus
adalahparitas, umur, pendidikan dan penyakit ibu(Wiknjosastro,
2011).Paritas pertama mempunyai risiko terjadinya partus serotinus
disebabkan ibu yang baru pertama kali melahirkan merupakan suatu
hal yang baru dalam hidupnya sehingga secara psikologis mental
belum siap dan pada paritas ≥ III kali juga mempunyai risiko terjadinya
serotinus disebabkan fungsi alat-alat vital dalam organ reproduksi
telah mengalami kemunduran yang diakibatkan semakin rendahnya
fungsi hormon-hormon yang ada dalam tubuh (Wiknjosastro, 2011).
3
Pada umur kurang dari 20 tahun rahim dan panggul
seringkali belum tumbuh mencapaiukuran dewasa. bertambahnya
umur seseorang biasanya di iringi dengan berbagai macam
pengalaman hidup, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam menghadapi suatu
prosesatau masalah yang dihadapi, dalam hal ini serotinus yang
berumur lebih matang dapat menyikapi dengan baik secara psikologis
saat mengalami persalinan serotinus(Wiknjosastro, 2011).
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang
penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan
yang baik orang tua dapat menerima segala informasi dari luar
terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana
menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya. Bagi
pekerja wanita, mereka adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas
begitu saja dari lingkungan keluarga.Wanita mempunyai beban dan
hambatan lebih berat dibandingkan rekan prianya.Dalam arti wanita
harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal
yang menyangkut urusan rumah tangganya, termasuk urusa
kesehatannya (Wiknjosastro, 2011).
Padatahun 2013 angka kejadian serotinus sebesar 11.830
kasus yangterbesar diseluruh daerah yang ada di Indonesia. (Depkes
RI, 2013).Jumlah kejadian kehamilan serotinus di Sulawesi Tenggara
4
pada tahun 2013 sebesar 2980 kasus. (prifil kes Sulawesi tenggara,
2013).
Berdasarkan survey awal yang dilakukan penelitian di RSU
Kota Kendari menunjukan bahwa pada tahun2015 kejadian serotinus
sebanyak 31 (3,26%) orang dari 950 persalinan, pada tahun 2016
kejadian serotinus 33 (4.04%) orang dari 816 persalinan. Sedangkan
pada tahun 2017 ibu bersalin yang mengalami serotinus berjumlah 80
(8,51%) orang dari 939 persalinan (Rekam Medik RSUD Kota
Kendari, 2017).
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk
melakukan suatu penelitian dengan judul “Identifikasi Ibu Bersalin
dengan Serotinus di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017”.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah bagaimanakah identifikasi ibu bersalin
dengan serotinus di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017?
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengidentifikasi ibu bersalin dengan serotinus di RSUD
Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
2. Tujuan khusus
5
a. Untukmengidentifikasi paritas ibu bersalin dengan serotinusdi
RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
b. Untuk mengidentifikasi umur ibu bersalin denganserotinus di
RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017.
c. Untuk mengidentifikasi pendidikan ibu bersalin dengan
serotinus di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi
referensi atau masukan bagi perkembangan ilmu pendidikan dan
menambah kajian ilmu kesehatan khususnya ilmu kebidanan
dalam meningkatkan mutu pelaksanaan praktik kebidanan dalam
memberikan asuhan kebidanan yang kompeheresif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan informasi
yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan dan
pengembangan promosi kesehatan ibu dalam pembuatan
kebijakan serta upaya peningkatan kesehatan ibu hamil.
b. Bagi Ibu Hamil
6
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
terhadap ibu hamil untuk mengenali penanganan dan tanda-
tanda kehamilanserotinus
c. Bagi Bidan
Dapat meningkatkan kualitas pelayanan antenatal khususnya
pada ibu hamil dengan kehamilan serotinus, serta
mengidentifikasi lebih dini masalah kesehatan selama
kehamilan dan persalinan.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana untuk melatih diri dan berfikir
secara ilmiah khususnya masalah persalinan serotinus.
E. Keaslian penelitian
Berdasarkan penelusuran pustaka, penulis menemukan
penelitian “Identifikasi Ibu Bersalin Dengan serotinus di RSUD Kota
Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2016” oleh Susi Amiludin
Tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
mengambil sampel secara total sampling dan variabel bebas
penelitian yaitu graviditas, paritas, dan umur. Jumlah populasi yaitu
berjumlah 64 orang dan sampel sebanyak 64 responden.
Sedangkan penelitian dengan judul “identifikasi Ibu Bersalin
Dengan serotinus di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan
mengambil sampel secara total samping. Adapun yang membedakan
7
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel bebas
penelitian yaitu paritas umur dan pendidikan. Jumlah populasi yaitu
berjumlah 80 orang dan sampel sebanyak 80 orang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telah pustaka
1. Tinjauan Umum Persalinan
a. Defenisi
Persalinan merupakan suatu kondisi fisiologis yang
akan dialami oleh setiap orang. Akan tetapi kondisi yang
fisiologis itu akan terjadi patologis apabila seorang ibu tidak
mengetahui kondisi yang fisiologis dan seorang penolong atau
tenanga kesehatan tidak memahami bagaimana suatu
persalinan dikatakan fisiologis dan bagaimana
penatalaksanaannya sehingga dapat membantu menurunkan
angka kematian ibu sesuai dengan misi MDGs 2015 yang
berganti menjadi SDGs (Sustainable Development Goals)
(Widia, 2015).
b. Pengertian persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan
adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi
progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta,
dan proses tersebut merupakan proses alamiah (Rohani,
2011).
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin
yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir
8
9
spontan dengan presentasi belakang kepala yang
berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu
maupun pada janin (Aprilia, 2011). Persalinan normal adalah
bayi lahir melalui vagina dengan letak belakang kepala atau
ubun-ubun kecil, tanpa memakai alat bantu serta tidak
melukai ibu maupun bayi (kecuali episiotomi) (Anggraeni,
2012).
c. Sebab-sebab mulainya persalinan
Terjadinya persalinan disebabkan oleh beberapa teori
sebagai berikut:
1) Teoti penurunan hormon
1-2 minggu sebelum persalinan dimulai terjadinya kadar
hormone esterogen dan progesteron.
2) Teori penuaan plasenta
Tuanya plasenta menyebabkan penurunan kadar
esterogen dan progesteron yang menyebabkan
kekejangan pembulu darah hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
3) Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merengang
menyebabkan iskemia otot-otot rahim sehingga
menggangu sirkulasi uterus-plasenta.
4) Teori iritasi mekanik
10
Dibelakang servik terletak ganglion servikal bila ganglion
ini di geser dan ditekan akan timbumbul kontraksi uterus.
5) Induksi partus
Persalinan dapat timbul dengan jalan
a) Ganggang laminaria: beberapa laminaria dimasukan
dalam serviks dengan tujuan merangsang fleksus
frankenhauser.
b) Amniotomi: pemecahan ketuban.
c) Oksitosin drips: pemberian oksitosin menurut tetesan
infus
d) Misoprostal: gastru (widia, 2015).
d. Tahapan persalinan
Tahapan persalinan dibagi menjadi 4:
1) Kala I
Kala pembukaan, pada kala I serviks membuka sampai
terjadi pembukaan 10 cm.
2) Kala II
Kala pengeluaran, fase yang dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) sampai dengan pengeluaran bayi.
3) Kala III
Kala uri, kala pengeluaran plasenta dan selaput ketuban.
4) Kala IV
11
Fase setelah plasenta dan selaput ketuban dilahirkan
sampai dengan 2 jam post partum (widia, 2015).
e. Mekanisme persalinan
Padaakhir kala I segmen uterus, dasar panggul dan
pintu keluarvulva membentuk satu jalan lahir yang kontinyu.
Gaya yang diperlukan untuk mengeluarkan janin berasal dari
aktivitas otot uterus dan dari otot abdomen sekunder dan
diafragma, yang memperkuat kontraksi sewaktu kepala janin
melewati panggul, kepala bayi akan melakukan gerakan-
gerakan utama meliputi:
1) Turunnya kepala
Kepala masuk ke pintu atas panggul dengan sutura
sagitalis melintang dengan fleksi yang ringan.Masuknya
kepala melintasi PAP dalam kuadran syinclitismus yaitu
arah sumbu kepala janin tegak lurus dengan bidang PAP
atau sutura sagitalis terdapat ditengah-tengah jalan
lahir/tepat diantara simpisis dan promontorium.
2) Fleksi
Dengan adanya his kepala maju, biasanya fleksi juga
bertambah ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun
besar.
12
3) Putaran paksi dalam
Putaran paksi dalam ialah pertemuan dari bagian depan
sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
kedalam dibawah simpisis. Pada presentasi belakang
kepala bagian yang terendah adalah daerah ubun-ubun
kecil dan bagian inilah yang akan memutar kedepan
dibawah simpisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi
dengan sendiri tetapi selalu bersamaan dengan majunya
kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke
Hodge III.
4) Ekstensi
Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar
panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal
ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada PBP
mengarah kedepan dan keatas sehingga kepala harus
mengadakan ekstensi untuk melaluinya kalau tidak
terjadi ekstensi maka kepala akan tertekan pada
pertemuan dan menembusnya. Dengan ekstensi maka
kepala akan sub oksiput bertindak sebagai hipomochlion
(sumbu putar), kemudian lahirlah berturut-turut sinsiput
(puncak kepala). Dahi, hidung, mulut, dan akhir dagu.
13
5) putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala akan memutar
kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan
torsi pada leher yang akan terjadi karena putaran paksi
dalam.
6) Ekspulasi
Setelah putaran paksi luar bahu depan sampe kebawah
simpisis dan menjadi hypomchlion untuk kelahiran bahu
belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan
selanjutnya seluruh badan bayi akan lahir searah dengan
paksi jalan lahir (Ai Nurasiah, 2012).
f. Tanda-tanda persalinan
1) Tanda pendahuluan pada persalinan
Pedoman cepat untuk mengenali tanda pendahuluan
persalinan yaitu:
a) Lightening
peristiwa turunnya (densus) kepala dalam pelvis,
terjadi dalam waktu 2-4 minggu sebelum kelahiran
pada primipara dan dapat terjadi pada saat
melahirkan pada multipara.
b) Kontraksi braxton hicks
Kontraksi uterus yang ringan dan tidak beraturan
sepanjang kehamilan.
14
c) Perubahan servik
Terjadinya pematangan effecement dan dilaktasi
terjadi beberapa hari sebelum terjadinya persalinan.
2) Tanda persalinan yang asli
a) Adanya kontraksi uterus yang mengakibatkan adanya
perubahan pada serviks yang disebut dengan his.
b) Uterus terasa keras ketika dipalpasi
c) Penipisan dan dilatasi pada serviks akan
mengakibatkan bloody show
d) Pecahnya ketuban, selaput ketuban dapat pecah
secara spontan pada awal persalinan atau tetap utuh
disepanjang pesalinan yang aktif sampai dokter atau
bidan memutuskan untuk memecahkan ketuban. (Dwi,
Cristine, 2011).
g. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut Rohani dkk 2011, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi persalinan yaitu:
1) Power (Tenaga/Kekuatan)
Kekutan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his,
kontraksi otot-otot perut, kontraksi diagfragma, aksi dari
ligament. Kekuatan power yang diperlukan dalam persalinan
adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya
adalah tenaga.
15
2) Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri atas pangggul ibu, yakni bagian tulang
yang padat , dasar panggul, yang relatif kaku, oleh karena
itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum
persalinan simulai.
3) Passenger (Janin dan Plasenta)
Cara penumpang (passanger) atau janin bergerak di
sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa
faktor, yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap,
dan posisi janin.
2. Tinjauan Khusus Serotinus
a. Defenisi serotinus
Serotinus adalah kehamilan yang melampaui umur
294 hari (42 minggu) dengan segala kemungkinan
komplokasinya.Sebab terjadinya serotinus tidak pasti
mengetahui tanggal hait terakhirnya, terdapat kelainan
congenital anensefalus, terdapat hipoplasi kelenjer adrenalin
(Manuaba, 2011).Sedangkan partus serotinus adalah
berakhirnya suatu kehamilan dengan umur kehamilan lebih
dari 42 minggu (Wiknjosastro, 2011).
b. Insiden
Insiden kehamilan serotinus bervariasi sesuai defenisi
yang diterapkan dan metode yang digunakan dalam
16
menentukan usia gestasi. Juga terdapat bukti bahwa lama
gestasi bervariasi berdasarkan ras, yang mengakibatkan
perbedaan dependen-ras, dalam insiden lewat waktu. Insiden
kehamilan lewat waktu ketika mengandalkan pada riwayat
menstruasi saja diperkirakan menjadi 10%.Insiden ketika di
kombinasikan riwayat menstruasi dengan temuan ultrasuara
dini adalah 1% sampai 2% (Linda V. Walsh, 2011).
c. Etiologi
Menurut Linda V. Walsh 2011 Kehamilan term (cukup
bulan) dipertimbangkan berusia 37 sampai 42 minggu
kehamilan dari tanggal pertama menstruasi terakhir (dianggap
menstuasi siklus 28 minggu). Kehamilan cukub bulan dapat
juga dipertimbangkan 35 sampai 40 minggu dari
konsepsi.Kehamilan serotinus bila gestasi lebih dari 42
minggu dari masa menstruasi. Kehamilan serotinus melebih
gestasi 40 minggu usia konsepsi dan terjadi ketentuan relativ
tentang tanggal kehamilan harus di perhatikan.
d. Patofisiologi
Perubahan plasenta menunjukkan penurunan
diameter dan panjang vilikorialis nekrosis fibrionid dan terjadi
arterosis pembuluh darah desidua dan korion. Perubahan ini
disertai dengan terjadinya gambaran infark hemoragik yang
merupakan tempat penimbunan kalsium dan pembentukan
17
infark pada kehamilan lewat waktu infark ditemukan 60-80%
pada plasenta.
Apabila kehamilan berlangsung melampaui masa
fungsi plasenta, maka janin mungkin kekurangan nutrisi
oksigen akibat dari penurunan fungsi plasenta. Sindroma
postmaturus dapat terjadi hanya 10-20% dari bayi persalinan
kehamilan lewat waktu.Gawat janin dapat terjadi akibat
penekanan tali pusat yang dihubungkan dengan
oligohidramnion. Walaupun dapat bertumbuh menjadi
postmaturitas, sebagian (25-30%) janin juga dapat terus
tumbuh dan melebihi 4000 gram.
e. Dasar diagnosis
1) Anamnesis telah di lakukan
2) Pemeriksaan fisik
a) BB ibu tetap atau menurun
b) Gerak bayi makin lemah
c) TFU menurun
d) Kesamaan palpasi air ketuban makin berkurang
3) Pemeriksaan dengan USG
a) Jumlah air ketuban
b) Klasifikasi plasenta
c) Gerak janin menurun
18
4) Amnioskopi: air ketuban kental dan keruh
5) Pemeriksaan
a) Estriol urine dan darah
b) Fungsi feto plasenta (Manuaba, 2011)
f. Tanda-tanda serotinus
Tidak ada lanugo, kuku panjang, rambut kepala
banyak, kulit berkeriput, mengelupas sering berwarna
kekuningan, kadang-kadang anak agak kurus air ketuban
sedikit dan mengandung mekonium (Manuaba,2011).
g. Komplikasi serotinus
1) Komplikasi pada ibu
a) Morbiditas/mortalitas ibu: dapat meningkat sebagai
akibat dari makrosomia janin dan tulang tengkorak
menjadi lebih keras yang menyebabkan terjadinya
distosia persalinan,partus lama, dan meningkatkan
persalinan traumatis/pendarahan post partum akibat
bayi besar.
b) Aspek emosi: ibu dan keluarga menjadi cemas
bilamana kehamilan terus berlangsung melewati
taksiran persalinan. Komentar tetangga atau teman
seperti “belum lahir juga” akan menambah frustasi ibu.
19
2) Komplikasi pada janin
a) Oligohidramnion.
Air ketuban normal pada kehamilan 34-37 minggu
adalah 1.000 cc, aterm 800 cc, dan lebih dari 42
minggu mekonium (diaspirasi oleh janin), asfiksia
intrauterin (gawat janin), pada in partu (aspirasi air
ketuban, nilai apgar rendah, sindrom gawat paru,
bronkus paru tersumbat sehingga menimbulkan
etelektasis).
b) Warna mekonium.
Mekonium keluar karena reflex vagus terhadap usus.
Peristaltik usus dan terbukanya spingter ani membuat
mekonium keluar.Aspirasi air ketuban yang disertai
mekonium dapat menimbulkan gangguan sirkulasi
bayi setelah lahir dan hipoksia intrauterine sampai
kematian janin.
c) Makrosomia.
Dengan plasenta yang masih baik, terjadi tumbuh-
kembang janin dengan berat 4.500 gram yang disebut
makrosomia.Akibatnya terhadap persalinan adalah
perlu dilakukannya tindakan operatif seksio sesaria,
dapat terjadi trauma persalinan karena operasi
20
vaginal, distosia bahu yang menimbulkan kematian
bayi atau trauma jalan lahir ibu.
d) Dismaturitis bayi.
Pada usia kehamilan 37 minggu luas plasenta 11 m2.
Selanjutnya terjadi penurunan fungsi sehingga
plasenta tidak berkembang atau terjadi kalsifikasi dan
aterosklerosis pembuluh darah.Penurunan
kemampuan nutrisi plasenta menimbulkan perubahan
metabolis menenuju anaerob sehingga terjadi badan
keton dan asidosis. Terja disismaturitis dengan gejala
Clifford yang di tandai dengan:
a. Kulit: subkutan berkurang dan ditandai mekonium
b. Otot makin lemah
c. Kuku tampak panjang
d. Tampak keriput
e. Tali pusat lembek, mudah tertekan dan disertai
oligohidromiuom. (Manuaba, 2011).
h. Penatalaksanaan
Penatalaksanaankehamilan serotinus adalah dengan
induksi oksitositosin dan seksio sesaria.
1) Induksi oksitosin
Pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah
kematangan serviks yang dapat dilakukan pemasangan
21
laminaria stiff, kateter foley, jeliprostaglandin vaginal.
Selain itu dilakukan evaluasi skor Bishop: kurang dari 4
langsung dilakukan seksio sesaria, antara 5 dan 6 dicoba
mematangkan serviks dan ada kemungkinan berhasil,
lebih dari 7 sebagian besar berhasil.
2) Seksio sesaria
Tindakan ini dilakukan bila ada tanda asfiksia
intrauterine, maksrosomia, kelainan letak janin, riwayat
obstetriburuk, induksi gagal, infertilitas primer/sekunder,
atau ibu dengan penyakit tertentu.
Evaluasi ketat selama induksi persalinan untuk
mengurangi kemungkinan seksio sesariakarena gawat janin,
dapat dilakukan infuse cairan klorit 37oC 15-20 ml/menit
sehingga komprensi terhadap tali pusat dapat dikurangi
(Manuaba, 2011).
i. Manifestasi klinik
Keadaan klinis yang dapat ditemukan adalah gerakan
janin yang jarang yaitu secara subyektif 7 kali/20 menit atau
secara subyektif kurang 10 kali/20 menit. Pada bayi akan
ditemukan tanda-tanda lewat waktu yaitu:
1) Stadium I: kulit kehilangan vernix kaseosa dan terjadi
laserasi sehingga kulit kering, rapuh dan mudah
mengelupas.
22
2) Stadium II: seperti pada stadium I disertai pewarnaan
mekonium (kehijauan) dikulit.
3) StadiumIII: seperti stadium I disertai pewarnaan kekuningan
pada kuku, kulit dan tali pusat (Manuaba, 2008).
j. Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan yang teratur, minimal 4 kali selama
kehamilan, 1 kali pada trimester pertama (sebelum 12 minggu),
1 kali pada trimester ke dua (antara 13 minggu sampai 28
minggu) dan 2 kali trimester ketiga (di atas 28 minggu). Bila
keadaan memungkinkan, pemeriksaan kehamilan dilakukan 1
bulan sekali sampai usia 7 bulan, 2 minggu sekali pada
kehamilan 7-8 bulan dan seminggu sekali pada bulan terakhir.
Hal ini akan menjamin ibu dan dokter mengetahui dengan
benar usia kehamilan, dan mencegah terjadinya kehamilan
serotinus yang berbahaya. Perhitungan dengan satuan minggu
seperti yang digunakan para dokter kandungan merupakan
perhitunganyang lebih tepat.Untuk itu perlu diketahui dengan
tepat tanggal hari pertama haid terakhir seorang (calon) ibu itu.
23
3. Tinjauan Umum Tentang Faktor Predisposisi Serotinus
a. Paritas
Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami oleh ibu.
Paritas pertama mempunyai risiko terjadinya partus serotinus
disebabkan ibu yang baru pertama kali melahirkan merupakan
suatu hal yang baru dalam hidupnya sehingga secara
psikologis mental belum siap dan pada paritas ≥ III kali juga
mempunyai risiko terjadinya serotinus disebabkan fungsi alat-
alat vital dalam organ reproduksi telah mengalami
kemunduran yang diakibatkan semakin rendahnya fungsi
hormon-hormon yang ada dalam tubuh (Wiknjosastro, 2011).
b. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup yang di hitung
berdasarkanulang tahun terakhir, umur berkembang sejalan
dengan perkembangan biologis alat-alat tubuh dan
kematangan intelektual (Nursalam, 2010).Umur mempunyai
hubungan dengan tingkat keterpaparan, besarnya risiko serta
sifat resistensi.Perbedaan pengalaman terhadap masalah
kesehatan/penyakit dan pengambilan keputusan dipengaruhi
oleh umur individu tersebut. Dengan bertambahnya umur
seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan
psikologis
24
Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia
aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 20-35 tahun.
Pada umur < 20 tahun fungsi organ reproduksi belum matang
dan belum siap untuk menghadapi kehamilan akibatnya ibu
akan mengalami persalinan macet dan meningkatkan resiko
terhadap janin. Sedangkan pada umur > 35 tahun terikat
dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta
berbagai penyakit yang sering menimpa diusia ini.
c. Pendidikan
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pendidikan
umumnya berarti daya upaya untuk memajukan tumbuhnya
budi pekerti (kekuatan, batin, karakter), pikiran (intelektual)
dan tubuh anak (Munib, 2004).Menurut Dictionary of
Education, pendidikan adalah proses seseorang
mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya di dalam masyarakat tempat ia hidup,
proses sosial yakni orang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang
datang dari sekolah), sehingga dia dapat memperoleh atau
mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individu yang optimal(Wiknjosastro, 2011).
d. Penyakit Ibu
Penyakit ibu yang menyertai kehamilan antara lain:
25
1) Anemia
2) Diabetes mellitus
3) Penyakit jantung
4) Hepatitis
5) Penyakit ginjal dan saluran kencing.
B. Ladasan teori
Partus serotinus adalah berakhirnya suatu kehamilan
dengan umur kehamilan lebih dari 42 minggu (Wiknjosastro, 2011).
Faktor predisposisi terjadinya persalinan serotinus adalah graviditas,
paritas, umur, pendidikan, pekerjaan dan penyakit ibu
Berdasarkan literatur yang terdapat di pemaparan
sebelumnya,Paritas pertama mempunyai risiko terjadinya partus
serotinus disebabkan ibu yang baru pertama kali melahirkan
merupakan suatu hal yang baru dalam hidupnya sehingga secara
psikologis mental belum siap dan pada paritas ≥ III kali juga
mempunyai risiko terjadinya serotinus disebabkan fungsi alat-alat vital
dalam organ reproduksi telah mengalami kemunduran yang
diakibatkan semakin rendahnya fungsi hormon-hormon yang ada
dalam tubuh.
Pada umur kurang dari 20 tahun rahim dan panggul
seringkali belum tumbuh mencapaiukuran dewasa. bertambahnya
umur seseorang biasanya di iringi dengan berbagai macam
pengalaman hidup, semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
26
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam menghadapi suatu
prosesatau masalah yang dihadapi, dalam hal ini serotinus yang
berumur lebih matang dapat menyikapi dengan baik secara psikologis
saat mengalami persalinan serotinus. Umur di kelompokkan menjadi
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang
penting dalam tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan
yang baik orang tua dapat menerima segala informasi dari luar
terutama tentang cara pengasuhan anak yang baik, bagaimana
menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.Bagi
pekerja wanita, mereka adalah ibu rumah tangga yang sulit lepas
begitu saja dari lingkungan keluarga.Wanita mempunyai beban dan
hambatan lebih berat dibandingkan rekan prianya.Dalam arti wanita
harus lebih dulu mengatasi urusan keluarga, suami, anak dan hal-hal
yang menyangkut urusan rumah tangganya, termasuk urusa
kesehatannya.Penyakit Ibuantara lainAnemia, Diabetes mellitus,
Penyakit jantung, Hepatitis, Penyakit ginjal dan saluran kencing.
27
C . Kerangka Konsep
Gambar I: Skema Keranga Konsep Penelitian
Keterangan :
1. Variabel terikat (dependent) : serotinus
2. Variabel bebas (independent) : paritas, umur dan pendidikan.
Paritas
Umur Serotinus
Pendidikan
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian
Jenispenelitian yang digunakanadalahpenelitian deskriptif yaitu
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya (sugiyanto 2017).
B. WaktudanTempatPenelitian
1. Waktu penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal
16 Mei s/d Juni tahun 2018.
2. Tempat penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Ruang
Teratai RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
C. PopulasidanSampel Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan
Serotinus di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017 berjumlah 80 orang.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin dengan
serotinus di RSUD Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
tahun 2017 berjumlah 80 orang dan tercatat dalam medical
record. Dengan pengambilan sampel adalah teknik total sampling,
Teknik total sampling adalah teknik untuk menentukan sampel
28
29
dimana semua anggota populasi digunakan sebagai sampel
(Ariani, 2014).
D. Variabel Penelitian
1. Variabel bebas (independent):variabel bebas (Independent) adalah
variabel yang mempengaruhi variabelterikat (dependent) di mana
variabelbebas (independent) dalam penelitian ini adalah paritas,
umur dan pendidikan.
2. Variabelterikat (dependent): variabelterikat (dependent) adalah
variabel yang di pengaruhi oleh variabelbebas (independent)
dimana dalam penelitian ini adalah serotinus.
E. DefinisiOperasional
a. Serotinus
Serotinus adalah kehamilan dengan umur kehamilannya lebih dari
42 minggu (Manuaba, 2008).
b. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang dilahirkan oleh ibu Kriteria
obyektif :
1) Paritas: I
2) Paritas: II
3) Paritas: III
4) Paritas: > IV (Wiknjosastro, 2011).
c. Umur
30
Umur adalah lamanya hidup seseorang ibu yang dihitung
berdasarkan ulang tahun terakhir Kriteria obyektif :
1) < 20 tahun
2) 20 -35 Tahun
3) >35 Tahun(Winkjosastro, 2011)
d. Pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan
berdasarkan tingkat perkembangan pesertadidik.
1) SD
2) SMP
3) SMA
4) Perguruan Tinggi (Notoatmodjo, 2003).
F. JenisdanSumberData Penelitian
1. Jenis Data.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data Sekunder
yakni data yang diperoleh dari buku register (medikal record)
RSUD Kota Kendari yang meliputi data ibu bersalin normal dan
serotinus berdasarkan paritas, umur, pendidikan dan pekerjaan.
2. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah dari RSUD Kota Kendari melalui
petugas yang menangani bidang pelayanan Rekam
Medis.Dimana data yang dibutuhkan bersumber dari rekam medik
ibu bersalin normal dan serotinus yang telah direkap jumlahnya.
31
G. Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Data yang diperoleh diolah secara manual dengan menggunakan
kalkulator.
2. Analisis data
Analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif yaitu
perhitungan presentase denganrumus :
Keterangan :
X = nilaipersentase yang diperoleh
F = jumlah variabel yang diteliti
n = jumlah sampel penelitian
K = konstanta (100%)(Natsir, 2009)
H. Penyajian Data
Penyajian data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi dinarasikan secara deskriptif dan di persentasikan.
ᵡ= × k
32
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Letak Geografis
RSUD Kota Kendari terdapat dikelurahan kambu kecamatan
kambu atau terletak di jalan brigjen Z. A Sugianto No. 30 kendari
dengan luas lahan ± 13.000 m2.
RSUD Kota Kendari memiliki batas-batas sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mandonga
b. Sebelah timur berbatasan dengan kecamatan Poasia
c. Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Mokoau
d. Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan wua-wua
2. Status Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari pertama kali
didirikan pada tahun 1972 yang merupakan bangunan peninggalan
pemerintah Hindia Belanda yang telah mengalami beberapa kali
perubahan status antara lain :
a. Rumah Sakit Tentara/Militer tahun 1945-1960
b. Rumah Sakit Kabupaten Kendari tahun 1960-1989
c. Rumah Sakit Plus Gunung Jati 1989-2003
d. Berdasarkan Perda Kota No. 17 tahun 2001 kembali berstatus
rumah sakit dengan nama RSUD Kota Kendari.
32
33
e. Diresmikan penggunaanya sebagai RSUDKota Kendari oleh
bapak Walikota Kendari Pada tanggal 23 Januari 2003
f. Pada Tahun 2008, oleh pemerintah Kota Kendari telah
membebaskan lahan seluas 13.000 M2 untuk relokasi Rumah
Sakit,yang dibangun secara bertahap dengan menggunakan
dana APBD, TP, DAK dan DPPIPD.
g. Pada tanggal 4 Desember 2011 Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Kendari resmi menempati Gedung baru yang terletak di
Jl.Brigjen Z.A Sugianto No : 39 Kel. Kambu Kec.Kambu Kota
Kendari.
h. Pada tanggal 12-14 Desember 2012 tekah divisitasi oleh TIM
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS), dan berhasil
terakreditasi penuh sebanyak 5 pelayanan ( Administrasi &
Manajemen, Rekam Medik, Pelayanan Keperawatan,
Pelayanan Medik dan IGD ).
3. Sarana Gedung
Dilokasi baru RSUD Kota Kendari saat ini memiliki sarana
gedung sebagai berikut :
a. Gedung Anthurium ( Kantor )
b. Gedung Bougenville ( Poliklinik )
c. Gedung ( IGD )
d. Gedung Matahari ( Radiologi )
e. Gedung Crysant ( Kamar Operasi )
34
f. Gedung Asoka ( ICU )
g. Gedung Teratai ( Obgyn – Poned )
h. Gedung Lavender ( Rawat inap penyakit dalam )
i. Gedung Mawar ( Rawat Inap Anak )
j. Gedung Melati ( Rawat Inap Bedah )
k. Gedung Tulip ( Rawat Inap Saraf & THT )
l. Gedung Anggrek ( Rawat Inap VIP, Kls I, Kls II )
m. Gedung Instalasi Gizi
n. Gedung Loundry
o. Gedung Laboratorium
p. Gedung Kamar Jenazah
Dalam Menunjang pelaksanaan kegiatanRSUD Kota
Kendaridilengkapi dengan 4 unit mobil ambulance, 1 buah mobil
direktur, 9 buah mobil operasional dokter spesialis dan 10 buah
sepeda motor.
4. Ketenagaan
Jumlah tenaga kerja yang ada di RSUD Kota Kendari pada tahun
2016 sebanyak 451 (207 PNS dan 244 Non PNS), yang terdiri dari:
a. Tenaga medis
b. Tenaga parademis perawatan
c. Tenaga parademis non perawatan
d. Tenaga administrasi
35
B. Hasil Penelitian
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan di Rumah
Sakit Umum Kota Kendari mulai bulan Mei 2018, maka diperoleh data
sebanyak 80 orang ibu yang melahirkan serotinus.
Dari data sekunder yang diperoleh di ruang Kebidanan Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari kemudian data di olah dengan cara
manual dengan menggunakan kalkulator yang disajikan dalam bentuk
tabel selanjutnya akan dinarasikan adapun peroleh tersebut diuraikan
sebagai berikut :
1. Paritas
Tabel 1. Distribusi Penyebab persalinan serotinus Berdasarkan Paritas Diruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2017.
Paritas N %
I 31 38.75 II 22 27.5 III 14 17.5
>IV 13 16.25 Jumlah 80 100
Sumber: Data Sekunder, Terolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu
yang melahirkan dengan serotinus berdasarkan Paritas yaitu,
sebanyak 31 (38.75%) orang dan yang paling sedikit sebanyak 13
(16.25%) orang.
36
2. Umur
Tabel 2. Distribusi Penyebab persalinan serotinus Berdasarkan Umur Diruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2017.
Umur N %
< 20 9 11.25 20 – 35 59 73.75
> 35 12 15
Jumlah 80 100
Sumber: Data Sekunder, Terolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu
yang melahirkan dengan serotinus berdasarkan Umur yaitu,
sebanyak 59 (73.75%) orang dan yang paling sedikit sebanyak 9
(11.25%) orang.
3. Pendidikan
Tabel 2. Distribusi Penyebab persalinan serotinus Berdasarkan Pendidikan Diruang Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2017.
Pendidikan N %
SD 9 11.25 SMP 18 22.5 SMA 40 50
Perguruan Tinggi
13 16.25
Jumlah 80 100
Sumber: Data Sekunder, Terolah 2018.
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu
yang melahirkan dengan serotinus berdasarkan Pendidikan yaitu,
sebanyak 40 (50%) orang dan yang paling sedikit sebanyak 9
(11.25%) orang.
37
B. Pembahasan
1. Paritas
Hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
diperoleh jumlah ibu melahirkan dengan serotinus berdasarkan
paritas yaitu, sebanyak 31 (38.75%) orang dan yang paling sedikit
sebanyak 13 (16.25%) orang.
Paritas adalah jumlah persalinan yang dialami oleh
ibu.Paritas dikatakan tinggi bila sering, ibu atau wanita melahirkan
anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai
3 orang anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatanya akan
mulai menurun. paritas II dan III merupakan paritas yang paling
aman di tinjau dari kematian ibu. Paritas I dan paritas ≥III
mempunyai angka kematian ibu yang lebih tinggi (Wiknojosastro,
2011).
Hasil ini sejalan dengan yang dikemukakan Winkjosastro
bahwa paritas II – III merupakan paritas yang paling aman ditinjau
dari sudut kematian maternal, sedangkan ≥ IV atau < IV
mempunyai resiko yang lebih besar untuk terjadinya persalinan
serotinus.
2. Umur
Hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
diperoleh jumlah ibu melahirkan dengan serotinus berdasarkan
38
Umur yaitu, sebanyak 59 (73.75%) orang dan yang paling sedikit
sebanyak 9 (11.25%) orang.
Umur adalah lamanya seseorang hidup yang di hitung
berdasarkanulang tahun terakhir (Winknjosastro, 2011).Dalam
kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk kehamilan
dan persalinan adalah 20-35 tahun. Pada umur < 20 tahun fungsi
organ reproduksi wanita belum berkembang dengan sempurna .
Sedangkan pada umur > 35 tahun fungsi organ reproduksi wanita
sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi reproduksi
normal sehingga kemungkinan untuk terjadinya komplikasi pasca
persalinan terutama perdarahan.
Berdasarkan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
sebagian besar ibu bersalin dengan serotinus pada umur 20-35
tahun. Hal ini di karenakan faktor yang mempengaruhi status
kesehatan ibu dan janinnya, jadi tidak menutup kemungkinan ibu
yang berumur 20-35 tahun akan mengalami persalinan serotinus.
Hal ini membuktikan adanya kesesuaian antara hasil
penelitian dan teori yang menyatakan bahwa wanita yang hamil
pada usia muda <20 tahun dari segi biologis perkembangan alat-
alat reprduksinya belum sempurna dan wanita hamil pada usia > 35
tahun dari segi biologis perkembangan alat-alat reproduksinya
sudah mulai mengalami kemunduran, sehingga bisa terjadi
komlokasi baik kehamilan maupun persalinan serotinus.
39
3. Pendidikan
Hasil penelitian di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari
diperoleh jumlah ibu melahirkan dengan serotinus berdasarkan
pendidikan yaitu, sebanyak 40 (50%) orang dan yang paling sedikit
sebanyak 9 (11.25%) orang.
Pendidikan dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang,
makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima
informasi, sehingga makin baik pengetahuannya, akan tetapi
seseorang yang berpendidikan rendah belum tentu
berpengetahuan rendah. Pengetahuan tidak hanya bisa diperoleh
dari pendidikan formal akan tetapi bisa diperoleh melalui
pendidikan non formal seperti pengalaman pribadi, media,
lingkungan, dan penyuluhan kesehatan, sehingga bisa juga
seseorang dengan pendidikan tinggi dapat terpapar dengan
penyakit begitu pula sebaliknya. Pendidikan merupakan salah satu
faktor terjadinya persalinan serotinus karena secara teoritis, ibu
hamil yang berpendidikan lebih rendah cenderung kurang
memperhatikan kesehatan diri dan kehamilannya.
Hal ini tidak tidak sejalan dengan teori yang dikemukakan
oleh Notoadmodjo (2003) yang menyetakan bahwa dengan
pendidikan tinggi maka seorang akan cenderung untuk mendapat
informasi lebih baik dari orang lain maupun dari media masa.
Sebaliknya tingkat pendidikan yang kurang akan menghambat
40
perkembangan dan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang
diperkenalkan, ketidaktahuan dapat disebabkan karena pendidikan
yang rendah. Seorang dengan tingkat pendidikan yang rendah
akan sulit menerima informasi yang disampaikan.
41
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
B. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil penelitian berdasarkan jumlah ibu yang melahirkan dengan
serotinus berdasarkan Paritas yaitu, sebanyak 31 (38.75%) orang
dan yang paling sedikit sebanyak 13 (16.25%) orang.
2. Hasil penelitian berdasarkan jumlah ibu yang melahirkan dengan
serotinus berdasarkan umur yaitu, sebanyak 59 (73.75%) orang
dan yang paling sedikit sebanyak 9 (11.25%) orang.
3. Hasil penelitian berdasarkan jumlah ibu yang melahirkan dengan
serotinus berdasarkan pendidikan yaitu, sebanyak 40 (50%) orang
dan yang paling sedikit sebanyak 9 (11.25%) orang.
C. Saran
Dengan melihat hasil penelitian ini, agar terwujut derajat
kesehatan ibudan anak dapat tercapai guna memperbaiki kualitas
hidup bangsa Indonesia dimasa yang akan datang:
1. Disampaikan pada ibu hamil agar rajin memeriksakan
kehamilanya minimal 4 kali selama kehamilannya dan
merencanakan persalinannya pada bidan atau tenaga kesehatan
terlatih.
41
42
2. Disarankan pada petugas kesehatan khususnya bidan untuk
meningkatkan mutu pelayanan antenatal care dalam upaya
angka kejadian ibu bersalin dengan serotinus.
3. Bagi pihak Rumah Sakit khususnya pada bagian kebidanan dan
KIA diharapkan untuk memberikan penyuluhan kepada ibu hamil
untuk menghindari berbagai risiko kehamilan terutama serotinus.
43
DAFTAR PUSTAKA
Aminudin Susi, 2016. Identifikasi Ibu Bersalin Dengan Seritinus Di Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Kendari Tahun 2016. Kendari
Dwi, cristine. 2011. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika
Depkes, RI. 2013. Profil Kesehatan RI.http://www.profil kesehatan.net.
(diakses 20 Desember 2017).
Linda V. Walsh, 2011. Buku ajar kebidanan komunitas. Jakarta; EGC
Manuaba, Ida Bagus Gde, 2011.Ilmu buku ajar patologi dan obstetri,
Jakarta : EGC
_____________,, IBG., 2011. Kapita Selekta Penatalaksanaan Rutin
Obstetri Ginekologi . Jakarta: EGC.
_____________,, IBG., 2011. Kepaniteraan Klinik Obstetri & Ginekologi.
Jakarta: EGC.
_____________,, dkk., 2011. Gawat-darurat obstetri-ginekologi & obstetri-
ginekologi sosial untuk profesi bidan. Jakarta: EGC.
_____________,, 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta: EGC
Martin L. Pernol, Ralph C. Benson 2011. Buku saku –Obstetri &
Ginekologi, Jakarta : EGC
Munib, Achmad, 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan.Semarang: UPT
UNNES PRESS.
Notoadmodjo s. 2003. Ilmu kesehatan masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta
Nurasiah, Ai, 2012. Asuhan Persalinan Normal Bagi Bidan, Refika
Aditama, Bandung
44
Nicole P.Yost., 2011. Obstetri williams panduan ringkas. Jakarta: EGC
Rayburn, William F & Carey, Christopher J, 2011. Obstetri dan Ginekologi.
Widya Medika, Jakarta
Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kendari Angka Kejadian
Serotinus 2015-2017.
Robert L, Herting, Jr., 2011. Buku saku dokter keluarga universiti of lowa.
Jakarta: EGC.
Sulistyawati, 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu bersalin.
Jakarta: Salemba Medika
Sugiyono, 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
WHO, 2012. Infant mortality. World Health Organization
Widia Shofa ilmiah. 2015. Buku ajar asuhan persalinan normal.
Yogyakarta: nuha medika.
Wiknjosastro, H. 2011. dalam Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
45
Lampiran 1
MASTER TABEL PENELITIAN
IDENTIFIKASI IBU BERSALIN DENGAN SEROTINUS DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI
TAHUN 2017
No Nama Paritas Umur Pendidikan
1 Ny.F I 15 th SMA
2 Ny.S I 19 th SMA
3 Ny.N III 36 th S1
4 Ny.S II 17 th SMA
5 Ny.S II 22 th DIII
6 Ny.H II 24 th SMA
7 Ny.R III 40 th SMP
8 Ny.R III 45 th SMP
9 Ny.N I 20 th SMA
10 Ny.S I 24 th S1
11 Ny.U I 20 th SMA
12 Ny.W VIII 42 th SMP
13 Ny.S I 24 th SMA
14 Ny.W VI 28 th DIII
15 Ny.E III 40 th SMA
16 Ny.A I 19 th SMP
17 Ny.R II 28 th SMA
18 Ny.P I 23 th SMA
19 Ny.A I 19 th SMA
20 Ny.S I 19 th SMA
21 Ny.A II 22 th SD
22 Ny.D III 30 th SMA
23 Ny.I II 28 th SMP
24 Ny.W II 31 th SMP
25 Ny.M I 24 th SMA
26 Ny.N III 30 th SMP
27 Ny.W V 39 th SMP
28 Ny.L III 27 th SMP
29 Ny.M IV 35 th S1
30 Ny.N III 29 th SMP
31 Ny.M II 35 th S1
32 Ny.N V 41 th S1
33 Ny.J IV 39 th SD
34 Ny.P II 35 th S1
35 Ny.R I 30 th SMA
36 Ny.D II 24 th SMA
46
37 Ny.R I 23 th SMA
38 Ny.S I 24 th SMA
39 Ny.D I 28 th SMA
40 Ny.R II 24 th SMP
41 Ny.A I 24 th SMA
32 Ny.K III 24 th SMP
43 Ny.N I 19 th SMA
44 Ny.T I 21 th SMA
45 Ny.E I 23 th SMA
46 Ny.E I 26 th DIII
47 Ny.L I 28 th DIII
48 Ny.S II 26 th SMA
49 Ny.F II 28 th DIII
50 Ny.D II 29 th SMP
51 Ny.D III 27 th SMP
52 Ny.R IV 30 th SMA
53 Ny.N VIII 40 th SMA
54 Ny.S II 28 th SMA
55 Ny.H II 24 th SMP
56 Ny.F I 25 th SMP
57 Ny.E I 16 th SD
58 Ny.R I 24 th SMA
59 Ny.M II 20 th SMA
60 Ny.A I 30 th SMA
61 Ny.N I 35 th S1
62 Ny.H II 30 th SMA
63 Ny.U VIII 46 th SD
64 Ny.D III 28 th DIII
65 Ny.R II 21 th SMA
66 Ny.R VI 29 th SMP
67 Ny.R II 32 th SD
68 Ny.M III 32 th SMA
69 Ny.S III 45 th SD
70 Ny.M VI 37 th SD
71 Ny.L II 32 th SMP
72 Ny.R I 21 th SMA
73 Ny.D I 35 th SD
74 Ny.A II 28 th SMA
75 Ny.R V 27 th SMA
76 Ny.M IV 34 th SD
77 Ny.A I 30 th SMA
78 Ny.P I 19 th SMA
79 Ny.H III 26 th SMA
80 Ny.A I 20 th SMA
47
Dokumentasi penelitian
48
49
50
51
52