identifikasi dan klasifikasi bakteri
DESCRIPTION
Tahap Identifikasi BakteriTRANSCRIPT
IDENTIFIKASI dan KLASIFIKASI BAKTERI
A. Pendahuluan
1. Latar belakang
Bakteri, dari kata Latin bacterium (jamak, bacteria), adalah kelompok terbanyak dari
organisme hidup. Mereka sangatlah kecil (mikroskopik) dan kebanyakan uniselular (bersel
tunggal), dengan struktur sel yang relatif sederhana tanpa nukleus/inti sel, cytoskeleton,
dan organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Istilah "bakteri" telah diterapkan untuk
semua prokariota atau untuk kelompok besar mereka, tergantung pada gagasan mengenai
hubungan mereka. Bakteri adalah yang paling berkelimpahan dari semua organisme.
Mereka tersebar (berada di mana-mana) di tanah, air, dan sebagai simbiosis dari
organisme lain. Banyak patogen merupakan bakteri. Kebanyakan dari mereka kecil,
biasanya hanya berukuran 0,5-5 μm, meski ada jenis dapat menjangkau 0,3 mm dalam
diameter (Thiomargarita). Mereka umumnya memiliki dinding sel, seperti sel tumbuhan
dan jamur, tetapi dengan komposisi sangat berbeda (peptidoglikan). Banyak yang bergerak
menggunakan flagela, yang berbeda dalam strukturnya dari flagela kelompok lain.
2. Tujuan praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri sfesifik dengan cara
identifikasi dan klasifikasi bakteri.
B. Tinjauan pustaka
Menurut Bergey’s Manual, edisi 1948, bakteri dibagi menjadi 5 ordo :
1. Eubacteriales atau bakteri sejati. Selnya tegar, tunggal, membentuk dalam
rantai, dan berkumpul dalam masa.
2. actinomycetales, selnya tegar dan bentuknya menyerupai cendawan atau
seperti benang bercabang.
3. chymydobacteriales, selnya tegar dan menyerupai ganggang.
4. Myxobacteriles, selnya lentur dan gerakkannya merangkak.
5. Spirochaetales, selnya lentur berbentuk spiral dan dapat bergerak.
Sementara itu, ordo pelengkap sebagai berikut:
1. Rickettsiales
2. Virales
3. Borrelimycetaceae (Pracaya, 2008)
Basilus tidak menata dirinya dalam berbagai pola seperti yang khas dijumpai pada
kokus. Namun, beberapa spesies ustru menunjukkan kecenderungan untuk menata sel-
selnya. Basilus yang menyebabkan difteri cenderung untuk membentuk kelompok-
kelompok sel yang berbaris berdampingan seperti batang korek api (penataaan pagar).
Basilus tuberkulosis dapat dijumpai dalam suatu penataan tiga basilus yang memberikan
kesan struktur Y. Sel-sel beberapa spesies akuatik menata dirinya ke dalam pola roset. Hal
ini dimungkinkan karena individu-individu sel membentuk suatu tangkai halus yang
disebut pelekap (hold-fast) yang dapat melekap pada permukan suatu benda. Sel spesies-
spesies lain dijumpai berpasangan (diplobasil) atau dalam rantai (streptobasil) penataan
pasangan atau rantai mungkin lebih banyak berkaitan dengan fase pertumbuhan atau
dengan kondisi-kondisi pembiakan tertentu ketimbang dengan cirri-ciri morfologi. Untuk
beberapa kelompok, sifat-sifat biokimiawi lebih berarti daripada sifat morfologi. Karena
itu untuk mencirikan beberapa kelompok bakteri, janganlah mengharapkan sifat yang
sama seperti yang digambarakn dan digunakan secara seragam untuk setiap kelompok.
Melainkan akan terlihat bahwa setiap kelompok itu dicirikan oleh sifat25 sifat yang paling
nyata untuk kelompok tersebut yakni cirri-ciri yang dengan segera memisahkan kelompok
kelompok itu dari yang lainnya. Untuk perinciaan ciri-ciri spesies yang termasuk kedalam
setiap kelompok perlulah dicari keterangan dari Bergey’s manual. Tambahan pula
Bergey’s manual itu dapat digunakan untuk membantu mengidentifikasi bakteri-bakteri
yang baru ditemukan (Pelczar, 1986).
Ada beberapa jenis bakteri berdasarkan peranannya dialam:
1. Bakteri pengurai
Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa
atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan
senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang
lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam
mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-
sampah organik.
2. Bakteri nitrifikasi
Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa
nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri
atas dua tahap yaitu:
Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya
dinamakan nitratasi.
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan
senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang
disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan
menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.
3. Bakteri nitrogen
Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari
udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan.
Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut
berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang
hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter
chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri
nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu
Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-
bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan
sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman
polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri
melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari
inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat
mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen
organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi
penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.
4. Dekomposisi
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau
proses pembusukan mayat. Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme,
misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut
mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan
protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini
disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, dan dapat pula berasal
dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh
sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif,
menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut
protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai
memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi
kimia alami yang terjadi dalam organisme mati.
5. Bakteri heterotrof
Tidak semua mikroorganisme mampu mendegradasi mayat. Kebanyakan
mereka berasal dari jenis bakteri heterotrof. Bakteri ini membutuhkan
molekulmolekul organik dari organisme lain sebagai nutrisi agar ia dapat bertahan
hidup dan berkembang biak. Berbeda dengan bakteri autotrof yang mampu
menghasilkan makanan sendiri dengan CO2 sebagai nutrisi makro serta bantuan dari
cahaya matahari atau sumber energi kimia lainnya. Jenis bakteri heterotrof biasanya
hidup dan berkembang biak pada organisme mati. Mereka mendapatkan energi
dengan menguraikan senyawa organik pada organisme mati. Molekul-molekul besar
seperti protein, karbohidrat, lemak, atau senyawa organik lain didekomposisi
metabolisme tubuh bakteri tersebut menjadi molekul-molekul tunggal seperti asam
amino, metana, gas CO2, serta molekul-molekul lain yang mengandung enam nutrisi
utama bakteri, yaitu senyawa-senyawa karbon (C), hidrogen (H), nitrogen (N),
oksigen (O), fosfor (P), serta sulfur (S) ( Alcamo IE 2001).
C. Metodelogi praktikum
Alat dan bahan praktikum :
1. Cawan perti
2. Jarum ent
3. Lampu bunsen
4. Drigalski
5. Tabung reaksi
6. Pipet mikro
7. Lampu UV
Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah:
1. Media YDC
2. Media TZC
3. Media king’s B
4. Alcohol 70%
Cara Kerja :
a. Dibuat suspense bakteri dengan menggunakan metode pengenceran sampai 10-7
kemudian ditumbuhkan pada media NA
b. Setelah mendapatkan biakan murni kemudian dillakukan pengecatan,
c. Bakteri gram negative ditumbuhkan pada media YDC, apabila bakteri berwarna putih
maka ditumbuhkan pada media King’s B, setalah diinkubasi beberapa hari apabila
bakteri tersebut berpendar maka ditumbuhkan pada media TZC.
d. Biakan bakteri yang ditumbuhkan pada media TZC tersebut kemudian diinkubasi
dalam suhu kamar dan diamati pertumbuhannya setiap hari
D. Hasil pengamatan
Table 3. hasil pengamatan bakteri pada berbagai macam media.
Kelompok Media YDC Media KB Media TZC
Warna Berpendar/Tdk berpendar Warna
I Kuning Tidak berpendar Merah
II Putih Tidak berpendar Merah
III Putih Berpendar Merah
E. Pembahasan
Pada kegiatan praktikum kali ini dilakukan pemindahan bakteri gram negative
yang diperoleh dari acara sebelumnya menuju media YDC pada tanggal 12 mei 2010
oleh kelompok III. Kegiatan tersebut dilakukan sebagi salh satu langkah identifikasi
bakteri yang diinginkan. Pada tanggal 19 mei 2010 dilakukan pemindahan biakan
bakteri dari media YDC menuju media king’s B karena dari upaya penumbuhan pada
media YDC tersebut didapat koloni bakteri yang tumbuh berwarna putih.
Setelah dilakukan pengamatan terhadap koloni yang tumbuh pada media
king’s B, maka ditemukan suatu jenis koloni yang berfloresen (berpendar) apabila
dilakukan pencahayaan menggunakan lampu UV pada runangan gelap. Karena koloni
yang tumbuh pada media king’s B berpendar apabila dilakukan penyinaran
menggunakan lampu UV, maka pada tanggal 26 mei 2010 dilakukan pemindahan
biakan bakteri dari media king’s B menuju media TZC, dan dari hasil penumbuhan
biakan bakteri pada media TZC diperoleh koloni bakteri berwarna merah.
Pada kelompok I didapatkan koloni berwarna kuning pada media YDC,
koloni tersebut kemudian ditumbuhkan pada media king’s B dan diperoleh koloni
bakteri yang tidak berpendar ketika dilakukan penyinaran oleh lampu UV, akan tetapi
bakteri tersebut memiliki kolloni yang berwarna merah ketika titumbuhkan pada
media TZC. Hal yang serupa juga terjadi pada kelompok II akan tetapi pada media
YDC didapatkan koloni bakteri yang terbentuk berwarna putih, koloni yang terbentuk
tersebut selanjutnya dipindahkan menuju media king’s B dan didapat koloni bakteri
yang terbentuk tidak berpendar apabila dilakukan penyinaran dengan menggunakan
lampu UV. Akan tetapi ketika biakan bakteri tersebut ditumbuhkan pada media TZC,
maka dari hasil penumbuhan tersebut didapat koloni bakteri yang berwarna merah.
F. Kesimpulan
Hal-hal yang bisa disimpulkan dari hasil kegiatan yang telah dilakukan adalah sbb:
1. Tidak semua bakteri dengan gram negative yang ditumbuhkan pada media
king’s B bisa menghasilkan koloni yang berpendar apabila dilakukan
penyinaran dengan menggunakan lampu UV.
2. Bakteri gram negative yang diperoleh dari acara sebelimnya bila ditumbuhkan
pada media YDC menghasilkan warna koloni yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya
3. Bakteri gram negataif yang ditumbuhkan pada media TZC menghasilkan
koloni yang seragam yatu warna merah.